BAB II laporan kp

29
 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Tu juan Pemeliharaan Jalan Pemeli haraan Jalan  ada lah pena ngan an jal an yang mel iputi per awa tan, rehabilitasi, penunjangan, dan peningkatan (PP 26 tahun 1985 tentang jalan) !ujuan dari pr"gram pemeliharaan jalan adalah sebagai berikut# a Perbai kan te rhadap kerusa kan $ ungsi "nal k "nstr uksi perker asan  b %emperpanjang umur, $ungsi dan struktur j alan & %empert ahan kan $akt"r keamanan jal an d %enjaga jalan tet ap pada k"ndi si baik, tinda kan ini mer upak an tindakan  pre'enti$ untuk memperpanjang masa layanan jalan 2.2. Proses Pemeliharaan Jalan etela h pr "ses peren&a naan dan pelaksanaan peker jaan k"n st ruks i  perkerasan selesai, tahap selanjutnya adalah berbagai upaya yang harus dijalankan untuk mempertahankan tingkat layanan jalan bagi para penggunanya !ingkat layanan tersebut dapat diartikan sebagai jaminan atas waktu perjalanan, $akt"r keselamatan dan unsur terkait dengan kenyamanan selama melakukan  perjalanan !a hap penjaminan layanan dilaksanakan dengan meren&anakan se&ara matang , pemel iharaa n yang dapat menjamin ter&a painya tingkat layan an tersebut Pemeliharaan (maintenance)  dapat berupa langkah darurat ( emergency ), remedial (atau sering disebut dengan tindakan rutin atau recurrent ), dan tindakan  pre'enti$ (disebut juga tindakan  periodic maintenance ) e$inisi tersebut tidak termasuk pr"gram peningkatan (upgrading ) atau peningkatan kekuatan elemen 7

description

perkerasa

Transcript of BAB II laporan kp

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1. Pengertian dan Tujuan Pemeliharaan JalanPemeliharaan Jalan adalah penanganan jalan yang meliputi perawatan, rehabilitasi, penunjangan, dan peningkatan (PP 26 tahun 1985 tentang jalan). Tujuan dari program pemeliharaan jalan adalah sebagai berikut:a. Perbaikan terhadap kerusakan fungsional konstruksi perkerasan.b. Memperpanjang umur, fungsi dan struktur jalan.c. Mempertahankan faktor keamanan jalan.d. Menjaga jalan tetap pada kondisi baik, tindakan ini merupakan tindakan preventif untuk memperpanjang masa layanan jalan.

2.2. Proses Pemeliharaan JalanSetelah proses perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan konstruksi perkerasan selesai, tahap selanjutnya adalah berbagai upaya yang harus dijalankan untuk mempertahankan tingkat layanan jalan bagi para penggunanya. Tingkat layanan tersebut dapat diartikan sebagai jaminan atas waktu perjalanan, faktor keselamatan dan unsur terkait dengan kenyamanan selama melakukan perjalanan. Tahap penjaminan layanan dilaksanakan dengan merencanakan secara matang, pemeliharaan yang dapat menjamin tercapainya tingkat layanan tersebut. Pemeliharaan (maintenance) dapat berupa langkah darurat (emergency), remedial (atau sering disebut dengan tindakan rutin atau recurrent), dan tindakan preventif (disebut juga tindakan periodic maintenance). Definisi tersebut tidak termasuk program peningkatan (upgrading) atau peningkatan kekuatan elemen jalan. Namun, tetap masih dapat dilakukan sebagai pemeliharaan apabila tindakan yang dilakukan akan memberikan manfaat jangka panjang bagi jalan tersebut. Secara umum, pemeliharaan dapat berbentuk tindakan tindakan darurat menangani suatu masalah, perbaikan atau remedial yang dapat dikategorikan sebagai pemeliharaan rutin atau berkala, dan pemeliharaan untuk manfaat preventif yang dapat dikatakan juga sebagai perbaikan periodik.Pemeliharaan jalan harus dibuat dengan baik melalui proses perencanaan, perancangan dan pelaksanaan, melalui sistim manajemen dan prosedur yang tepat. Pemeliharaan tepat waktu terbukti merupakan tindakan efektif biaya jika dilaksanakan secara regular. Pemeliharaan tepat waktu dapat memperpanjang umur konstruksi jalan antara 5 sampai 10 tahun (OECD, 1990). Sebaliknya, pemeliharaan yang tidak tepat waktu dapat mengakibatkan kecelakaan lalulintas akibat kondisi yang tidak menguntungkan. Pemeliharaan perkerasan harus dirancang, dikelola, direncanakan, dan selanjutnya dilaksanakan sesuai dengan tahap-tahapnya. Perencanaan dan pengelolaan dilaksanakan dengan cara prosedur dan sistim pengelolaan pemeliharaan. Sistim dan prosedur pemeliharaan jalan perlu mempertimbangkan waktu dan strategi perbaikan dan masalah yang terkait dengan program peningkatan. Prinsip pelaksanaan perbaikan atau pemeliharaan tepat waktu merupakan kata kunci untuk keberhasilan program yang dilaksanakan. Penelitian terhadap pelaksanaan pemeliharaan dengan basis preventif terbukti lebih cost-effective dibandingkan dengan mengabaikan kerusakan ringan yang ditemui untuk selang waktu tertentu baru dilaksanakan perbaikan. Secara umum biaya perkuatan perkerasan besarnya sekitar tiga kali lipat dibandingkan dengan biaya yang dibutuhkan bila dilaksanakan pemeliharaan secara benar (Robinson, 1988).2.3. Jenis Pemeliharaan Jalan 2.3.1. Pemeliharaan RutinPemeliharaan rutin adalah penanganan yang diberikan hanya terhadap lapis permukaan, yang sifatnya untuk meningkatkan kualitas berkendaraan (Riding Quality), tanpa meningkatkan kekuatan struktural, dan dilakukan sepanjang tahun. Contohnya:1) Pemeliharaan/pembersihan bahu jalan.2) Pemeliharaan sistim drainase (dengan tujuan untuk memelihara fungsi dan untuk memperkecil kerusakan pada struktur atau permukaan jalan dan harus dibersihkan terus menerus dari lumpur, tumpukan kotoran, dan sampah).3) Pemeliharaan/pembersihan rumaja.4) Pemeliharaan pemotongan tumbuhan/tanaman liar (rumput-rumputan, semak belukar, dan pepohonan) di dalam rumija.5) Pengisian celah/retak permukaan (sealing).6) Laburan aspal.7) Penambalan lubang.8) Pemeliharaan bangunan pelengkap. 9) Pemeliharaan perlengkapan jalan.10) Grading operation/Reshaping atau pembentukan kembali permukaan untuk perkerasan jalan tanpa penutup dan jalan tanpa perkerasan. 2.3.2. Pemeliharaan BerkalaPemeliharaan berkala adalah pemeliharaan yang dilakukan terhadap jalan pada waktu-waktu tertentu (tidak menerus sepanjang tahun) dan sifatnya meningkatkan kemampuan struktural. Contohnya:1) Pelapisan ulang (overlay).2) Perbaikan bahu jalan.3) Pelapisan aspal tipis, termasuk pemeliharaan pencegahan/preventive yang meliputi fog seal, chip seal, slurry seal, micro seal, strain alleviating membrane interlayer SAMI).4) Pengasaran permukaan (regrooving).5) Pengisian celah/retak permukaan (sealing).6) Perbaikan bangunan pelengkap.7) Penggantian/perbaikan perlengkapan jalan yang hilang/rusak.8) Pemarkaan (marking) ulang.9) Penambalan lubang.10) Untuk jalan tidak berpenutup aspal/beton semen dapat dilakukan penggarukan, penambahan, dan pencampuran kembali material (ripping and reworking existing layers), pada saat pembentukan kembali permukaan.11) Pemeliharaan/pembersihan rumaja.

2.3.3. Rehabilitasi JalanBeberapa kegiatan yang termasuk dalam rehabilitasi jalan yaitu sebagai berikut:1) Pelapisan ulang.2) Perbaikan bahu jalan.3) Perbaikan bangunan pelengkap.4) Perbaikan/penggantian perlengkapan jalan.5) Penambalan lubang.6) Pekerjaan galian.7) Pekerjaan timbunan.8) Penyiapan tanah dasar.9) Pekerjaan struktur perkerasan.10) Perbaikan/pembuatan drainase.

2.3.4. Rekonstruksi JalanBeberapa kegiatan yang termasuk dalam rekonstruksi jalan yaitu sebagai berikut:1) Perbaikan seluruh struktur perkerasan, drainase, bahu jalan, tebing, dan talud.2) Peningkatan kekuatan struktur berupa pelapisan ulang perkerasan dan bahu jalan sesuai umur rencananya kembali.3) Perbaikan perlengkapan jalan.4) Perbaikan bangunan pelengkap.5) Pemeliharaan/pembersihan rumaja.

2.4. Perkerasan Jalan Raya Perkerasan jalan raya adalah bagian jalan raya yang diperkeras dengan lapis konstruksi tertentu, yang memiliki ketebalan, kekuatan, dan kekakuan, serta kestabilan tertentu agar mampu menyalurkan beban lalu lintas diatasnya ke tanah dasar secara aman. Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak di antara lapisan tanah dasar dan roda kendaraan, yang berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana transportasi, dan selama masa pelayanannya diharapkan tidak terjadi kerusakan yang berarti. Agar perkerasan jalan yang sesuai dengan mutu yang diharapkan, maka pengetahuan tentang sifat, pengadaan dan pengolahan dari bahan penyusun perkerasan jalan sangat diperlukan (Silvia Sukirman, 2003). 2.4.1. Perkerasan Lentur dan Komponennya Perkerasan lentur memiliki sifat lentur terutama pada saat panas. Aspal dan agregat ditebar dijalan pada suhu tinggi (sekitar 100 0C). Konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement) memiliki cirri-ciri sebagai berikut:a. Memakai bahan pengikat aspal. b. Sifat dari perkerasan ini adalah memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar. c. Pengaruhnya terhadap repetisi beban adalah timbulnya rutting (lendutan pada jalur roda). d. Pengaruhnya terhadap penurunan tanah dasar yaitu, jalan bergelombang (mengikuti tanah dasar).

Gambar 2.1. Komponen Perkerasan Lentur

2.4.2. Fungsi Lapis PerkerasanLapis perkerasan berfungsi untuk memberikan daya dukung dan keawetan yang memadai, tetapi tetap ekonomis. Maka, perkerasan jalan raya dibuat berlapis-lapis. Lapis paling atas disebut sebagai lapis permukaan, merupakan lapisan yang paling baik mutunya. Di bawahnya terdapat lapis pondasi, yang diletakkan di atas tanah dasar yang telah dipadatkan (Suprapto, 2004).1. Lapis Permukaan (LP) Lapis permukaan adalah bagian perkerasan yang paling atas. Fungsi lapis permukaan dapat meliputi: a. Struktural Ikut mendukung dan menyebarkan beban kendaraan yang diterima oleh perkerasan, baik beban vertikal maupun beban horizontal (gaya geser). Untuk hal ini persyaratan yang dituntut adalah kuat, kokoh, dan stabil. b. Non StrukturalDalam hal ini mencakup lapis kedap air, mencegah masuknya air ke dalam lapisan perkerasan yang ada di bawahnya, menyediakan permukaan yang tetap rata, agar kendaraan dapat berjalan dan memperoleh kenyamanan yang cukup, membentuk permukaan yang tidak licin, sehingga tersedia koefisien gerak (skid resistance) yang cukup untuk menjamin tersedianya keamanan lalu lintas, dan sebagai lapisan aus, yaitu lapis yang dapat aus yang selanjutnya dapat diganti lagi dengan yang baru. Lapis permukaan itu sendiri masih bisa dibagi lagi menjadi dua lapisan, yaitu: 1) Lapis Aus (Wearing Course) Lapis aus (wearing course) merupakan bagian dari lapis permukaan yang terletak di atas lapis antara (binder course). Fungsi dari lapis aus adalah (Nono, 2007) : a) Mengamankan perkerasan dari pengaruh air. b) Menyediakan permukaan yang halus. c) Menyediakan permukaan yang kesat. 2) Lapis Antara (Binder Course) Lapis antara (binder course) merupakan bagian dari lapis permukaan yang terletak di antara lapis pondasi atas (base course) dengan lapis aus (wearing course). Fungsi dari lapis antara adalah (Nono, 2007): a) Mengurangi tegangan. b) Menahan beban paling tinggi akibat beban lalu lintas sehingga harus mempunyai kekuatan yang cukup. 2. Lapis Pondasi Atas (LPA) atau Base CourseLapis pondasi atas adalah bagian dari perkerasan yang terletak antara lapis permukaan dan lapis pondasi bawah atau dengan tanah apabila tidak menggunakan lapis pondasi bawah. Fungsi lapis ini adalah : a. Lapis pendukung bagi lapis permukaan. b. Pemikul beban horizontal dan vertikal. c. Lapis perkerasan bagi pondasi bawah. 3. Lapis Pondasi Bawah (LPB) atau subbase courseLapis pondasi bawah adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis pondasi dan tanah dasar. Fungsi lapis ini adalah : a. Penyebar beban roda. b. Lapis peresapan. c. Lapis pencegah masuknya tanah dasar ke lapis pondasi. d. Lapis pertama pada pembuatan perkerasan. 4. Tanah Dasar (TD) atau SubgradeTanah dasar (subgrade) adalah permukaan tanah semula, permukaan tanah galian atau permukaan tanah timbunan yang dipadatkan dan merupakan permukaan tanah dasar untuk perletakan bagian-bagian perkerasan lainnya.

2.4.3. Bahan Penyusun Perkerasan Lentur Bahan penyusun lapis permukaan untuk perkerasan lentur yang utama terdiri atas bahan ikat dan bahan pokok. Bahan pokok bisa berupa pasir, kerikil, batu pecah/agregat, dan lain-lain. Sedang untuk bahan ikat untuk perkerasan bisa berbeda-beda, tergantung dari jenis perkerasan jalan yang akan dipakai. Bisa berupa tanah liat, aspal/bitumen, portland cement, atau kapur/ lime. 2.4.3.1. Aspal Aspal merupakan senyawa hidrokarbon berwarna coklat gelap atau hitam pekat, yang dibentuk dari unsur-unsur asphathenes, resins, dan oils. Aspal pada lapis perkerasan berfungsi sebagai bahan ikat antara agregat untuk membentuk campuran yang kompak, sehingga akan memberikan kekuatan masing-masing agregat (Kerbs and Walker 1971). Selain sebagai bahan ikat, aspal juga berfungsi untuk mengisi rongga antara butir agregat dan pori-pori yang ada dari agregat itu sendiri. Pada temperatur ruang, aspal bersifat thermoplastic. sehingga aspal akan mencair jika dipanaskan sampai pada temperatur tertentu. Dan kembali membeku jika temperatur turun. Bersama agregat, aspal merupakan material pembentuk campuran perkerasan jalan. Banyaknya aspal dalam campuran perkerasan berkisar antara 4-10 % berdasarkan berat campuran, atau 10-15 % berdasarkan volume campuran (Silvia Sukirman, 2003). Tabel 2.1. Contoh Komponen Fraksional Aspal di Indonesia

Sumber: Silvia Sukirman, Beton Aspal Campuran Panas, 2003.

2.4.3.2. AgregatAgregat adalah sekumpulan butir-butir batu pecah, kerikil, pasir, atau mineral lainnya, baik berupa hasil alam maupun buatan (Petunjuk Pelaksanaan Laston Untuk Jalan Raya SKBI -2.4.26.1987). Fungsi dari agregat dalam campuran aspal adalah sebagai kerangka yang memberikan stabilitas campuran jika dilakukan dengan alat pemadat yang tepat. Agregat sebagai komponen utama atau kerangka dari lapisan perkerasan jalan yaitu mengandung 90 % 95 % agregat berdasarkan persentase berat atau 75 % 85 % agregat berdasarkan persentase volume (Silvia Sukirman, 2003, Beton Aspal Campuran Panas). Pemilihan jenis agregat yang sesuai untuk digunakan pada konstruksi perkerasan, dipengaruhi oleh beberapa factor. yaitu gradasi, kekuatan, bentuk butir, tekstur permukaan, kelekatan terhadap aspal serta kebersihan dan sifat kimia. Jenis dan campuran agregat sangat mempengaruhi daya tahan atau stabilitas suatu perkerasan jalan (Kerbs, and Walker, 1971).

2.4.3. Beton Aspal Beton aspal adalah tipe campuran pada lapisan penutup konstruksi perkerasan jalan, yang mempunyai nilai struktural dengan kualitas yang tinggi. Terdiri atas agregat yang berkualitas yang dicampur dengan aspal sebagai bahan pengikatnya. Material-material pembentuk beton aspal, dicampur di instalasi pencampur pada suhu tertentu, kemudian diangkut ke lokasi, dihamparkan, dan dipadatkan. Suhu pencampuran ditentukan berdasarkan jenis aspal digunakan. Dalam pencampuran, aspal harus dipanaskan untuk memperoleh tingkat kecairan (viskositas) yang tinggi agar dapat mendapatkan mutu campuran yang baik dan kemudahan dalam pelaksanaan. Pemilihan jenis aspal yang akan digunakan ditentukan atas dasar iklim, kepadatan lalu lintas, dan jenis konstruksi yang akan digunakan. Berdasarkan fungsinya beton aspal dapat dibedakan atas: 1. Beton aspal untuk lapisan aus/wearing course (WC), adalah lapisan perkerasan yang berhubungan langsung dengan ban kendaraan, merupakan yang kedap air, tahan terhadap cuaca, dan mempunyai kekesatan yang diisyaratkan. 2. Beton aspal untuk lapisan pondasi/binder course (BC), adalah lapisan perkerasan yang terletak di bawah lapisan aus, tidak berhubungan langsung dengan cuaca. Tetapi perlu stabilisasi untuk memikul beban lalu lintas yang dilimpahkan melalui roda kendaraan. 3. Beton aspal untuk pembentuk dan perata lapisan beton aspal yang sudah lama, yang pada umumnya sudah aus dan seringkali tidak lagi berbentuk crown(Silvia Sukirman, Beton Aspal Campuran Panas, 2003)

2.4.4. Laston Laston adalah lapis permukaan atau lapis pondasi yang terdiri atas laston lapis aus (AC-WC), laston lapis permukaan antara (AC-BC) dan laston lapis pondasi (AC-Base). Pembuatan lapis aspal beton (LASTON), dimaksudkan untuk mendapatkan suatu lapisan permukaan, atau lapis antara pada perkerasan jalan raya yang mampu memberikan sumbangan daya dukung yang terukur serta berfungsi sebagai lapisan kedap air, yang dapat melindungi konstruksi dibawahnya. Sebagai lapis permukaan, lapis aspal beton harus dapat memberikan kenyamanan dan keamanan yang tinggi (Petunjuk Pelaksanaan Lapis Aspal Beton untuk Jalan Raya, SKBI 2.4.26.1987). Laston berfungsi sebagai berikut: 1. Sebagai pendukung beban lalu lintas. 2. Sebagai pelindung konstruksi dibawahnya. 3. Sebagai lapisan aus. 4. Menyediakan permukaan jalan yang rata dan tidak licin.

2.5. Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah cara mengelola dan mengorganisir berbagai aset, sumber daya manusia, waktu, serta kualitas pekerjaan proyek, sehingga proyek menghasilkan kualitas yang maksimal dalam waktu yang sudah direncanakan serta memberikan efek kesejahteraan bagi karyawan. Di dalam sebuah proyek dibutuhkan sebuah organisasi sehingga masing-masing personil dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik sesuai tanggungjawabnya masing-masing tanpa mendapat tekanan dari atasan. Ilmu manajemen konstruksi mempunyai peranan penting dalam suatu kegiatan pembangunan. Tanpa adanya manajemen yang baik, proyek akan mengalami hambatan dalam pelaksanaan pembangunan. Dalam suatu proyek pembangunan, manajemen yang baik mutlak diperlukan agar diperoleh hasil yang sesuai dengan persyaratan yang berlaku. 2.5.1. Struktur Organisasi Proyek dan Fungsinya Masing-MasingDefinisi organisasi adalah sistim usaha kerja sama dari sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. Sistim pembagian tugas dari masing-masing unit pekerjaan menurut organisasi merupakan suatu wadah untuk melakukan suatu aktifitas di mana keahlian masing-masing untuk mencapai hasil yang baik. maka struktur organisasi harus disusun sedernaha mungkin sesuai dengan kebutuhan. Sistim organisasi ini harus jelas agar untuk dapat melakukan koordinasi dan pengontrolan. Adapun fungsi masing-masing dari struktur organisasi yang mengerjakan proyek adalah sebagai berikut:1. Pemimpin ProyekPemimpin proyek adalah seseorang yang ditunjuk untuk mewakili pemilik proyek, kepadanya diberi hak untuk menugaskan perencana, pelaksana dan pengawas agar proyek yang dipimpinnya mencapai sasaran yang diinginkan oleh pemilik proyek. Adapun kewajiban pemimpin proyek adalah:a. Menyediakan biaya secara keseluruhanb. Mengerjakan segala sesuatunya untuk memungkinkan terlaksananya pekerjaan tersebut. Khususnya pada tingkat pelaksanaannya, maka setelah pekerjaan selesai dikerjakan sebagian atau keseluruhan oleh pelaksana, maka pimpinan proyek atau wakilnya harus memeriksa atau menyetujuinya.2. Pelaksana Kontraktor atau pelaksana adalah perusahaan yang berbadan hukum, atau usaha lainnya yang bergerak dalam bidang jasa pelaksanaan konstruksi, yang telah mempunyai izin untuk bekerja. Adapun tugas dari kontraktor adalah sebagai berikut:a. Melaksanakan pekerjaan, setelah pekerjaan selesai, maka kontraktor harus menyerahkan pekerjaan tersebut yang dikenal sebutan penyerahan pertama.b. Melaporkan pekerjaan, dalam interval waktu yang ditetapkan setelah penyerahan pertama, kontraktor masih bertanggungjawab kepada pemilik proyek mengenai kondisi pekerjaan yang telah dilaksanakan itu yang biasa disebut masa pemeliharaan.c. Pengawas, pengawas pada prinsipnya pengawas dapat berupa perorangan maupun swasta atau badan usaha milik pemerintah, yang berfungsi untuk melakukan pekerjaan pengawasan.

2.5.2. Stakeholder Proyek Stakeholder adalah individu atau organisasi yang aktif terlibat dalam proyek, atau siapa saja yang bisa dipengaruhi oleh hasil penyelesaian proyek atau eksekusi proyek. Dalam sebuah proyek konstruksi, banyak sekali stakeholder yang terlibat. Umumnya stakeholder yang terlibat dalam proyek konstruksi terdiri dari:a. Owner/BoherOwner merupakan pemberi tugas dalam sebuah proyek. Di dalam struktur organisasi proyek, kedudukan owner berada paling atas atau berada di kasta yang paling tinggi. Tanpa owner, sebuah proyek tidak akan pernah terjadi.b. Konsultan Konsultan merupakan perencana di dalam sebuah proyek. Konsultan merencanakan semua hal yang terkait dengan proyek. Beberapa jenis konsultan adalah sebagai berikut:1. Konsultan perencana struktur, yaitu konsultan yang bertugas merencanakan design struktur (civil engineering). 2. Konsultan perencana arsitek, yaitu konsultan yang bertugas merencanakan bangunan dari sisi arsitektural, modul jarak kolom, design lay out, konsep, filosofi , dsb.3. Konsultan perencana MEP, yaitu konsultan yang bertugas merencanakan utilitas dalam sebuah proyek.4. Konsultan perencana interior, yaitu konsultan yang bertugas mendesign interior dari sebuah proyek (biasanya proyek komersil)5. Konsultan perencana landscape, yaitu konsultan yang bertugas merencanakan design landscape di sebuah proyek (biasanya proyek komersil)6. Konsultan manajemen konstruksi, yaitu konsultan yang bertugas melakukan pengawsan dan pengendalian proyek konstruksi sehingga sebuah proyek dapat diminimalkan biayanya, dimaksimalkan mutunya, dan diminimumkan waktunya, dan ditingkatkan keselamatan kerjanya selama proses konstruksi berlangsung.7. Konsultan quantity surveyor, yaitu konsultan yang bertugas membantu owner dalam proses perhitungan progress, klaim konstruksi, dokumen-dokumen kontrak, tender, pembuatan bill of quantity. Dll.c. Kontraktor Kontraktor merupakan eksekutor dari sebuah proyek. Mereka bekerja sesuai dengan perencanaan konsultan perencana. Kontaraktor bertugas memikirkan proses pelaksanaan proyek. Kontarktor dikenal berada di kasta paling bawah dari sebuah proyek.d. CustomerDi dalam proyek komersil, muncul sebuah stakeholder lagi yang disebut customer. Customer adalah konsumen terakhir dari sebuah proyek. Jika proyek tersebut adalah sebuah proyek apartemen, customer merupakan pembeli apartemen. Terkadang, kedudukan customer bisa berada di atas owner. Hal ini dikarenakan terkadanag output yang ditawarkan owner tidak sesuai dengan standar yang dimiliki customer sehingga customer mengajukan perubahan design.

2.5.3. Proses Pelelangan/ Tender ProyekDalam sebuah proyek konstruksi, ada beberapa cara yang dilakukan oleh Pemilik Proyek / Pemberi Tugas untuk menentukan Kontraktor Pemenang, diantaranya :2.5.3.1. Prosedur Tender

Pada proyek jenis tender ini, pemilik proyek akan memanggil beberapa kontraktor dan dikumpulkan pada tempat dan waktu yang telah ditentukan. Kontraktor-kontraktor akan diberi penjelasan mengenai kebutuhan Pemilik Proyek tersebut dan tata cara tender. Di sini peserta tender harus mengikuti aturan yang ditetapkan. Proses tender ini bisa cukup panjang mulai dari pembuatan proposal, presentasi, pembuatan prototype dan seterusnya. Proses tender ini akan banyak menguras banyak energi para Kontraktor. Proyek tender ini biasanya mempunyai anggaran yang tinggi, jika berhasil memenangkan tender memang akan banyak mendapat banyak untung. Tetapi kalau gagal akan sangat menghabis-habiskan biaya dan energi, apalagi kalau ternyata ada permainan orang dalam maka hanya akan membuang-buang waktu. 2.5.3.2. Penunjukan LangsungPenunjukan langsung terjadi setelah Pemilik Proyek menimbang-nimbang banyak Kontraktor dan memilih produk / layanan mereka. Dalam penunjukan langsung Pemilik Proyek akan mengundang Kontraktor untuk datang dan presentasi. Jika presentasi Kontraktor sesuai kebutuhan Pemilik Proyek, maka miliki kemungkinan besar Kontraktor tersebut akan mendapatkan proyek.2.5.3.3. Semi TenderAda juga yang semi tender, semua Kontraktor dipanggil satu persatu kemudian diminta melakukan presentasi. Kontraktor tidak diberitahu kalau proyek tersebut tender. Setelah semua Kontraktor presentasi pada waktunya masing-masing, Kontraktor yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran mereka akan dipanggil untuk seterusnya mengerjakan proyek. Untuk jenis proyek ini, di mata Kontraktor tetap dianggap penunjukan langsung

2.5.4. Macam-Macam TenderProses pelelangan atau tender dapat dibagi berdasarkan peserta sebagai berikut :2.5.4.1. Pelelangan umum. Jenis pelelangan ini, bisa diikuti oleh kontraktor yang berminat tanpa ada pembatasan. Diumumkan secara umum dan terbuka dan dapat disiarkan melalui media. (jumlah kontraktor yang mengajukan penawaran tidak dibatasi asal memenuhi kualifikasi)2.5.4.2. Pelelangan terbatas Jenis pelelangan ini terbatas, yaitu hanya pada peserta yang diundang. Biasanya sudah terdaftar dalam daftar rekanan dan dianggap mampu memenuhi kebutuhan yang diminta. Pelelangan yang dilakukan melalui undangan,pemborong yang diundang sangat terbatas jumlahnya dan telah memenuhi kualifikasi juga bonafiditas baik teknis,administrasi dan permodalan.2.5.4.3. Pelelangan di bawah tangan atau penunjukan langsung. Artinya ditunjuk satu kontraktor yang dipercaya dan sudah dikenal kemampuanya atau bonafiditasnya dalam melaksanakan pekerjaanya. Jenis pelelangan ini biasanya jika dalam keadaan darurat, dan pelaksanaannya pun tidak bisa ditunda. Rahasia, karena mungkin menyangkut pertahanan dan keamanan negara. Khusus, karena pelaksanaannya hanya bisa dikerjakan melalui teknologi khusus. Pekerjaan berskala kecil, karena nilai tender tidak lebih dari 50 juta, untuk keperluan sendiri, risiko kecil, dan menggunakan teknologi sederhana.2.5.4.4. Pelelangan langsungJenis pelelangan ini biasanya pengguna akan memilih kontraktor dengan membanding-bandingkan minimal 3 penawaran dari para kontraktor. Dilakukan oleh panitia tender yang terdiri dari beberapa unsur seperti : unsur perencana, penanggung Jawab Keuangan,dari pemilik,Penanggung Jawab dari kantor satuan kerja dari proyek bersangkutan, ketertiban dinas Pekerjaan Umum atau dari MK (manajemen Kontruksi).

Persyaratan mengikuti tender, khusus untuk pengadaan barang.1. Peserta harus memiliki SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan).2. Mengajukan formulir keikutsertaan.3. Melunasi kewajiban pajak.4. Mempunyai pengalaman dalam penyediaan barang.5. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak dalam pemberhentian usaha, dan tidak bangkrut.6. Tidak terdaftar dalam daftar hitam di suatu instansi.7. Memiliki kemampuan memasok sesuai dengan paket pemasok.8. Mempunyai surat dukungan keuangan dari Bank.9. Membuat pernyataan kompetensi dan kemampuan usaha.10. Memiliki alamat usaha yang jelas.2.5.5. Pengawasan dan Pengendalian ProyekPengawasan kegiatan pelaksanaan proyek harus berdasarkan teknik pelaksanaan dan perencanaan serta waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan. Kegiatan pengawasan dan pengendalian terhadap rencana yang telah disusun dilakukan terus-menerus sampai pelaksanaan proyek selesai. Dimana metode pelaksanaan dan pengendalian yang baik akan memberikan hasil yang baik pula pada proyek yang dilaksanakan. Adapun Tujuan yang hendak dicapai dalam proses pengawasan proyek mencakup:a. Mengusahakan agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan syarat pelaksanaan proyek sesuai ketentuan dalam teknis pelaksanaan.b. Mengusahakan agar pelaksanaan pekerjaan tersebut dapat berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.c. Mengadakan suatu evaluasi terhadap hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan sebelumnya untuk peningkatan pekerjaan selanjutnya.Pengendalian proyek pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama dengan pengawasan yaitu untuk mencapai tujuan optimum dari pelaksanaan suatu kegiatan yang ditempuh dengan jalan memperkecil terjadinya penyimpangan baik dalam hal kualitas maupun teknis pelaksanaan.

2.5.6. Sistim Pengendalian Proyek Sistim pengendalian proyek merupakan cara yang ditempuh dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi dengan memperhatikan seluruh faktor-faktor yang berpotensi menghambat jalannya pekerjaan sehingga proses pengendalian proyek secara langsung mendukung terciptanya tujuan dan maksud dari keberadaan proyek tersebut. untuk mendukung serta merealisasikan suatu rancangan sehingga suatu struktur mempunyai daya tahan, efisiensi serta keamanan yang akurat maka diperlukan berbagai langkah operasional yang mendukung baik itu yang berhubungan dengan segi teknis maupun non teknis. Untuk dapat mengendalikan proyek maka faktor tersebut dapat didasarkan pada sasaran sebagai berikut:a. Pengendalian Mutu Volume Pekerjaan Volume dan mutu pekerjaan yang harus dilaksanakan yang telah tercantum didalam pelaksanaan, hal-hal tersebut perlu dikendalikan agar tidak menyebabkan kegagalan dari suatu pekerjaan. Pengendalian mutu dan volume pekerjaan sangatlah penting untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Kelalaian dan penyimpangan pelaksanaan di lapangan akan menyebabkan diulanginya pekerjaan sehingga waktu penyelesaian akan mengalami keterlambatan, oleh karena itu pihak pelaksana dan pengawas menciptakan suatu sistim kerja yang baik demi untuk terciptanya hasil yang baik. Pengendalian mutu ini meliputi material dan hasil pekerjaan.b. Pengendalian WaktuKeberhasilan pelaksanaan proyek dalam mencapai target harus diperlukan manajemen waktu operasional pekerjaan dan rancangan. Ketepatan dalam menggunakan waktu dengan sendirinya sebuah rancangan dapat terealisasi tanpa akan mengalami hambatan yang berarti. Penggunaan waktu harus dioptimalkan sebaik mungkin karena akan berpengaruh pada waktu waktu yang dipaksakan seperti jam lembur. Pengelolaan waktu yang baik akan berpengaruh pada jam lembur, jam lembur sendiri tidak seefisien seperti jam-jam biasanya. Dengan menggunakan waktu yang efisien maka sebuah rancangan akan terealisasi dengan baik tanpa mengabaikan sisi mutu dan biaya.c. Pengendalian BiayaBiaya erat kaitannya dengan volume dan waktu. Dalam penyusunan rencana kerja perlu diperhatikan grafik hubungan antara waktu dan biaya. Waktu yang terlalu lama akan menggunakan biaya yang banyak, sebab pengeluaran untuk upah tenaga kerja akan meningkat dengan bertambahnya waktu kerja, untuk itu dipilih waktu optimum dengan biaya rendah. Untuk merealisasi strategi operasional rancangan yang baik harus ditinjau pula terhadap aspek pendanaan yang harus dialokasikan. Modal utama yang harus diperhatikan di dalam sebuah perencangan adalah menyusun anggaran yang nantinya akan digunakan baik itu yang berhubungan langsung terhadap suatu perencangan. Dalam menyusun anggaran biaya suatu bangunan, terlebih dahulu perlu diketahui untuk apa anggaran tersebut dibuat, hal ini berpengaruh terhadap cara atau sistem penyusunan serta hasil akhir yang akan diharapkan. Juga faktor waktu, kapan anggaran tersebut dibutuhkan ikut pula menentukan bagaimana cara menyususn anggaran biaya tersebut.d. Pengendalian Tenaga KerjaStrategi dalam perancangan tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam setiap item perencanaan. Tenaga kerja merupakan aset kedua bagi suatu dunia konstruksi setelah aspek biaya yang sangat menentukan keberhasilan suatu pekerjaan. Dibutuhkan tenaga kerja yang handal di dalam melaksanakan ataupun untuk merealisasikan suatu perancangan. Tenaga kerja harus diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan proporsi yang ada sehingga tidak melebihi batas yang telah ditentukan dalam time schedule. Setiap lokasi pekerjaan harus dibuatkan laporan tentang jumlah tenaga kerja, kapan harus ditambah dan kapan pula harus dikurangi. Kelebihan atau kekurangan tenaga kerja merupakan langkah yang kurang tepat di dalam operasional sebuah rancangan. Tenaga kerja yang ditempatkan di dalam setiap item pekerjaan harus sesuai dengan presentase yang ada dan harus beracuan pada network planning dengan grafik tenaga kerja.e. Pengendalian Peralatan Peralatan merupakan sarana dalam suatu pelaksanaan pekerjaan di dalam merealisasikan hasil sebuah rancangan. Tanpa peralatan yang memadai dan alokasi yang tidak sesuai serta tidak adanya tenaga ahli yang handal di dalam menjalankan sebuah pekerjaan peralatan yang ada, maka akan menimbulkan berbagai masalah yang lebih kompleks di dalam pelaksanaan pekerjaan.2.5.7. Sistim KontrakKontrak merupakan kesepakatan (perjanjian) secara sukarela antar dua pihak yang mempunyai kekuatan hukum. Kesepakatan ini dicapai setelah satu pihak menerima penawaran yang diajukan oleh pihak lain untuk melakukan segala yang tercantum dalam penawaran tersebut. Kontrak kerja konstruksi pada dasarnya dibuat secara terpisah sesuai tahapan dalam pekerjaan konstruksi yang terdiri dari kontrak kerja konstruksi untuk pekerjaan perencanaan, pelaksanaan, dan pekerjaan pengawasan. Kontrak kerja konstruksi dibedakan berdasarkan bentuk imbalan yang terdiri dari:a. Lump Sum Merupakan kontrak jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam jangka waktu tertentu dengan jumlah harga yang pasti dan tetap, serta semua resiko dalam penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh penyedia jasa sepanjang gambar dan spesifikasi tidak berubah.b. Unit Price (Harga Satuan)Merupakan kontrak jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap satuan pekejaan dengan spesifikasi tertentu, dengan volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan.c. Cost Plus Fee (Biaya Tambah Imbalan Jasa)Merupakan kontrak jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam jangka waktu tertentu, dimana jenis-jenis pekerjaan dan volumenya belum diketahui dengan pasti. Pembayarannya dilakukan berdasarkan pengeluaran biaya yang meliputi pembelian bahan, sewa peralatan, upah kerja, dll. Ditambah imbalan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.d. Gabungan Lump Sum dan Unit PriceMerupakan gabungan dari dua jenis kontrak dalam satu pekerjaan yang diperjanjikan sejauh yang disepakati para pihak dalam kontrak kerja konstruksi.e. Aliansi Kontrak pengadaan jasa dimana suatu harga kontrak ditetapkan lingkup dan volume pekerjaan yang belum diketahui secara pasti. Pembayaran dilakukan secara biaya lebih yang timbul dari perbedaan biaya sebenarnya dan harga kontrak.Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan konstruksi terdiri dari:a. Tahun TunggalTahun tunggal adalah pekerjaan yang pendanaan dan pelaksanaannya direncanakan selesai dalam 1 tahun.b. Tahun Jamak Tahun jamak adalah pekerjaan yang pendanaan dan pelaksanaannya direncanakan lebih dari 1 tahunCara pembayaran hasil pekerjaan yaitu:a. Sesuai Kemajuan PekerjaanPembayaran hasil kerja dengan cara ini banyak diterapkan dalam proyek besar dimana pengukuran hasil besar pekerjaan diukur berdasarkan kemajuan pekerjaan selain dilakukan dalam beberapa tahapan kemajuan pekerjaan, biasa juga dilakukan sekaligus pada saat pekerjaan fisik selesai 100%.b. Secara BerkalaPengukuran hasil pekerjaan secara berkala pada umumnya dilakukan secara bulanan pada setiap akhir bulan.2.5.8. Penyusunan KontrakKontraktor yang memenangkan lelang adalah kontraktor yang kemudian akan melaksanakan pekerjaan proyek. Pemilik proyek secara resmi menyerahkan pelaksanaan pekerjaan kepada kontraktor tersebut dalam suatu penandatanganan perjanjian pemborongan. Surat perjanjian/kontrak sekurang-kurangnya meliputi:a. Pernyataan kesepakatan para pihak untuk membuat kontrakb. Pernyataan kesepakatan para pihak mengenai harga kontrakc. Pernyataan bahwa seluruh ungkapan dalam perjanjian harus mempunyai arti dan makna yang sama seperti yang tercantum dalam kontrak.d. Pernyataan lampiran dokumen apa saja yang dianggap sebagai yang tidak terpisah dari kontrak.e. Pernyataan apabila terjadi pertentangan pada dokumen satu dengan dokumen yang lain dalam kontrak maka akan dipakai dokumen berdasarkan urutan yang telah disebutkan dalam kontrakf. Pernyataan kesepaktan dari para pihak untuk melaksanakan kewajiban sesuai dalam ketentuan dalam kontrakg. Pernyataan jangka waktu pelaksanaan kontrakh. Pernyataan efektifnya kontraki. Pernyataan kesepakatan dari para pihak untuk melaksanakan kontrak/perjanjian menurut ketentuan undang-undang dan peraturan yang berlaku di Indonesia.2.5.9. Pelaksanaan Kontrak Ketentuan umum pelaksanaan kontrak, yaitu:a. Surat perintah mulai kerja (SPMK) selambat-lambatnya 14 hari sejak tanggal penandatanganan kontrak, pemberi tugas sudah harus menerbitkan.b. Program mutu pengadaan barang/jasa disusun oleh kontraktor dan disepakati pemberi tugas pada saat rapat persiapan pelaksanaan kontrak dan dapat direvisi sesuai dengan kondisi lapangan. Program mutu pengadaan barang/jasa berisi informasi pengadaan barang/jasa, organisasi proyek, jadwal pelaksanaan, prosedur pelaksanaan pekerjaan, prosedur instruksi pekerjaan dan pelaksanaan kerja.c. Persiapan peralatan-peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan dalam waktu 30 hari sejak diterbitkan spmkd. Pada pelaksanaan kontrak dan pada pelaksanaan pekerjaan, pemberi tugas bersama-sama dengan kontraktor melakukan pemeriksaan bersama.e. Kontraktor terlebih dahulu mengajukan permohonan pengambilan uang muka secara tertulis disertai dengan rencana penggunaan uang muka untuk melaksanakan pekerjaan sesuai kontrak.f. Pembayaran hasil pekerjaan yang disepakati dapat dilakukan dengan sistem bulanan.g. Perubahan kegiatan pekerjaan ditindaklanjuti dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap mengacu pada ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam kontrak.h. Besarnya denda atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan adalah 1/1000 dari harga kontrak atau bagian kontrak untuk setiap hari keterlambatan. Besarnya denda maksimum adalah sebesar nilai jaminan pelaksanaan.i. Penghentian kontrak dapat dilakukan dengan pekerjaan sudah selesai. Sedangkan pemutusan kontrak bilamana kontraktor tidak memenuhi kewajiban dan tanggungjawabnya sebagaimana diatur dalam kontrak.2.5.10. Mengelola Proyek Beberapa kriteria sebuah aplikasi pengelolaan proyek yang baik: 1) Perencanaan ProyekPerencanaan proyek ini dapat berupa estimasi biaya dan nilai proyek, proyeksi penggunaan resource dalam proyek, rencana tugas dan penugasan dalam proyek, rencana waktu tempuh pelaksanaan proyek (Time Schedule), dll. Biasanya perencanaan ini dituangkan dalam bentuk proposal.2) Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan proyek dilakukan berdasarkan pada perencanaan. Jikalau ada penyimpangan, penyimpangan ini harus terukur dan dapat segera dikenali arahnya dengan baik, juga bagaimana tindakan koreksi yang baik sebagai tidak lanjut dari penyimpangan ini. Pelaksanaan proyek itu sendiri juga harus terukur dengan baik, pengukuran ini dapat berdasarkan waktu tempuh pelaksanaan tugas dan pencapaian sasaran tugas. Inilah yang menentukan pencapaian sasaran proyek secara keseluruhan.3) Pengelolaan SDM Setelah diplot dalam bentuk penugasan (assignment), SDM juga mengisi waktu tempuh yang dibutuhkan dalam penugasannya dan nilai pencapaian tugas tersebut. Tetapi kadang seseorang assignee tidak dapat menyelesaikan tugasnya, maka seorang manajer proyek dapat melimpahkan tugas tersebut ke assignee yang lain.

4) Kemampuan Kolaborasi. Manajemen proyek juga harus memiliki kemampuan kolaborasi antar SDM. Tidak luput pula manajer proyek harus mampu mengelola dengan baik SDM-nya, baik sebagai pengawas maupun sebagai pengendali. Komunikasi harus terjalin dengan baik untuk setiap lini. Kemampuan kolaborasi adalah faktor yang mutlak demi pelaksanaan proyek yang baik.5) Pengelolaan Keuangan Proyek. Pengelolaan keuangan penting dilakukan dalam rangka mempercepat pemasukan kas, memperlambat pengeluaran kas dan memelihara saldo tetap optimal. Pengeluaran kas dilakukan dengan proses pengajuan anggaran sesuai budget proyek yang sudah ada. Pengajuan anggaran sebaiknya dilakukan dalam termin waktu yang pendek sebagai cara untuk memelihara saldo tetap optimal. Jangka waktu pengajuan yang proporsional adalah 1 minggu sebelum agenda sesuai jadwal pelaksanaan kegiatan proyek. Perlu diperhatikan dalam pengawasan pengelolan kas, yaitu seorang pemegang kas harus dipisahkan dengan fungsi pencatatan dan fungsi manajerial. Hal ini untuk menghindari penyelewengan kas ataupun manipulasi pencatatan dan wewenang.6) Evaluasi ProyekEvaluasi proyek baik proyek yang telah selesai ataupun yang sedang dilaksanakan, dapat digunakan untuk mengevaluasi SDM dan penugasannya, pelaksanaan proyek, keuangan proyek dan bahkan evaluasi client proyek. Kesimpulan yang baik dari keseluruhan evaluasi proyek dapat menjadi bekal pengetahuan dan pengalaman yang dapat menjadi pijakan kuat bagi perusahaan dalam menilai dan memperkirakan proyek di masa yang akan datang. 7