KP _ Bab i Pendahuluan Format Cepu

download KP _ Bab i Pendahuluan  Format Cepu

of 76

description

laporan bab I kerja praktektentang profil pusdiklat migas cepu, jawa tengahProfil, Orientasi Umum, dan Orientasi khusus di laboratorium instrumentlaporan disusun olehRiyo Prilian IndrawanTopan Aziz PramadaRindi Fridalyon AliRivan Arya Saputra

Transcript of KP _ Bab i Pendahuluan Format Cepu

L a p o r a n K e r j a P r a k t e kP u s d i k l a t M i g a s C e p u2014

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangIlmu adalah senjata untuk mengubah dunia menjadi lebih baik kedepannya nanti. Oleh karena itu setiap individu di muka bumi ini diharuskan memiliki ilmu yang lebih untuk menghadapi jaman yang mulai maju seperti saat ini. Tak lepasnya kita sebagai mahasiswa sangat dituntut untuk memiliki ilmu dan keahlian yang handal dibidangnya. Tapi yang menjadi masalah adalah ketidak terpenuhinya sarana dan prasarana lebih untuk memperoleh ilmu dan mengaplikasikan ilmu yang dipelajari.Setiap mahasiswa pasti akan mengalami perubahan fase tersendiri. Perubahan fase ini meliputi pembentukan karakter mahasiswa itu sendiri. Pembentukan karakter tersebut tidak hanya terpenuhi melalui bangku kuliah saja, tetapi juga harus didukung oleh kondisi nyata yang dapat membuka lebar wawasan setiap mahasiswa untuk lebih mengenal dunia kerja. Untuk itu, kami mahasiswa STT Migas Balikpapan, merasa suatu keharusan untuk mengembangkan diri di dalam kepelatihan kerja yang nyata sebagai pendukung perkuliahan dan pembentukan karakter kami sebagai mahasiswa. Salah satu latihan kerja nyata ini yaitu kerja praktek di bidang industri sebagai sarana pengenalan terhadap dunia kerja terutama dunia industri migas.Kerja praktek ini selain suatu syarat untuk mahasiswa agar bisa meyelesaikan perkuliahan, juga dapat memberikan wawasan serta kepelatihan kerja pada mahasiswa itu sendiri. Kerja praktek ini merupakan mata kuliah wajib di STT Migas Balikpapan dan memiliki bobot 4 SKS pada semester 6 program studi Diploma III Teknik Instrumentasi Elektronika Migas (D3 TIEM).STT Migas Balikpapan merupakan salah satu sekolah tinggi teknologi yang baru berusia muda di Indonesia, namun selalu berusaha untuk meningkatkan daya saing mahasiswanya. Tetapi yang menjadi hambatan untuk meningkatkan daya saing mahasiswanya yaitu masih minimnya peralatan prakter yang dapat menunjang pengetahuan dan keahlian mahasiswa di STT Migas Balikpapan.Sehubungan dengan hambatan ini, mahasiswa dapat menggunakan kesempatan kerja praktek ini untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan keahlian. Salah satu pusat pendidikan dan penelitian yang berkompeten untuk pengaplikasian atas ilmu Instrumentasi dan Elektronika Migas adalah Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi (Pusdiklat Migas) Cepu.Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi di Cepu, kabupaten Blora ini adalah instansi Pemerintahan Pusat Indonesia yang bernaung dibawah Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). 1.2. TujuanAdapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kerja praktek ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk memperoleh gambaran nyata tentang penerapan / implementasi dari ilmu atau teori yang selama ini diperoleh melalui bangku kuliah dan membandingkannya dengan kondisi nyata yang ada di lapangan. 1. Untuk memperoleh tambahan pengetahuan dan pengalaman yang akan membuka cakrawala berpikir yang lebih luas mengenai disiplin ilmu yang ditekuni selama ini serta pengetahuan tentang sistem pengendalian, sistem pengukuran, sistem analisa. 1. Berkaitan dengan point ke-2, maka diharapkan melalui kerja praktek ini dapat memperkaya perbendaharaan pengetahuan dan referensi data-data yang dapat digunakan untuk membantu penyusunan Kerja Praktek (KP) sesuai dengan bidang minat yang dipilih. 1. Untuk melatih mahasiswa berpikir secara kritis, praktis, dan sistematis dalam menghadapi suatu persoalan dalam bidang Instrumentasi di lapangan yang sebenarnya

1.3. Metode Pengumpulan DataPengumpulan data dalam kegiatan kerja praktek ini terdiri dari observasi, diskusi, dan metode pustaka1.3.1. ObservasiMetode ini dipakai untuk mendapatkan data-data seputar pelatan peralatan industri miyak dan gas bumi yang berkaitan dengan kebutuhan untuk penulisan laporan, penelitian, praktikum2.3.1. DiskusiMetode ini digunakan untuk menambah sumber data berdasarkan pengalaman di lapangan maupun informasi yang tidak bisa didapatkan melalui sumber tertulis. Biasanya metode ini digunakan untuk mempelajari situasi dan kondisi tertentu serta solusi masalahnya berdasarkan pengalaman nara sumber di lapangan.3.3.1. Metode PustakaSumber data tertulis merupakan sumber data paten yang tetap menjadi bahan acuan secara umum dalama hampir seluruh kegiatan kerja praktek ini. Sumber-sumbernya bisa didapatkan berupa buku, selebaran, pamflet, atau bagan-bagan yang tersebar pada seluruh bagian dari PUSDIKLAT MIGAS Cepu

1.4. Sistematika PenulisanLaporan kerja praktek ini terdiri dari tiga bagaian utama yaitu bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian pendahuluan berisi halaman judul, halaman pengesahan, prakata, daftar isi, tabel dan daftar gambar. Bagian isi terdiri dari 5 bab yakni :1.4.1. Bab I Pendahuluan2.4.1. Bab II Profil Pusdiklat Migas Cepu3.4.1. Bab III Orientasi Pusdiklat Migas Cepu 4.4.1. Bab IV Tugas Khususu 5.4.1. Bab IV KesimpulanPada bagian akhir terdiri dari lampiran-lampiran yang berisi antara lain laporan praktikum dan bagan-bagan untuk kelengkapan laporan kerja praktek ini.

1.5. Tempat dan Waktu PelaksanaanAdapun tempat serta waktu pelaksaan kerja praktek ini adalah1. Tempat:Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas BumiJl. Sorogo No. 1, Cepu 583152. Waktu: 3 Februari 2014 3 Maret 2014

BAB IIPROFIL PUSDIKLAT MIGAS CEPU 2.1 Profil Perusahaan2.1.1 Sejarah Pusdiklat Migas CepuCepu adalah sentral pengeboran kilang minyak pertama yang ada di Indonesia.Peresmiannya tanggal 28 Mei 1893 atas nama AB Versteegh, dia tidak mengusahakan sendiri sumber minyak tersebut tetapi mengontrakkan kepada perusahaan yang kuat pada masa itu, yaitu perusahaan DPM (De Dordorche Petroleum Maatschapij) di Surabaya yang secara sah baru dimulai pada tahun 1889. Pada usianya yang tengah mencapai 114 tahun pada tahun 2007 ini, perjalanan sejarah perminyakan di cepu dapat diuraikan menjadi tiga periode, yaitu :Periode Zaman Hindia BelandaPada tahun 1886, penemuan sumur minyak bumi bermula di desa Ledok 10 km dari Cepu oleh seorang sarjana pertambangan Manager Andrian Stoop. Pada tahun 1887 dia mendirikan DPM (De Dordorche Petroleum Maatschapij) dan mengadakan pengeboran pertama di Surabaya. Pengeboran sumur Ledok 1 dilakukan pada bulan Juli 1893 dan merupakan sumur pertama di daerah Cepu. Pengeboran berikutnya dilakukan didaerah Nglebur pada tahun 1895, walaupun pengeboran pertamanya tidak berhasil dan dilanjutkan didaerah Gelur pada tahun 1897 yang sampai tahun 1900,di daerah Panolan telah dibor (Ledok 30 sumur,Gelur 4 sumur ). Minyak mentah yang dihasilkan sebagian diolah di kilang kecil yang dibangun di daerah Ledok.Dalam perkembangannya Ngareng dipilih sebagai tempat didirikannya pabrik penyulingan minyak karena letaknya strategis dan kemudian daerah tersebut kilang Cepu. Berhubung minyak bumi hasil dari lapangan Cepu banyak mengandung lilin maka pada tahun 1895 / 1896 di Cepu dibangun sebuah pabrik lilin, pabrik tersebut habis terbakar pada tahun 1903 dan dibangun kembali satu tahun kemudian.Periode Jepang (1942-1945)Setelah menyerahnya Belanda kepada Jerman pada perang dunia II terputuslah hubungan induk pemerintahan Belanda dengan sekutunya. Perang di kawasan Eropa merangsang pemerintah Jepang untuk memperluas kekuasaan di Asia yang ditandai dengan penyerangan pangkalan di Pearl Harbour yang mengakibatkan meluasnya peperangan dikawasan Asia. Pemerintah Gubernur Jendral Belanda di Indonesia merasa terancam dan pada bulan Maret 1942 sebelum kilang dan lapangan minyak direbut oleh tentara Jepang, NV De BPM (Bataafche Petroleum Matschapij) melakukan politik bumi hangus agar kilang di Cepu tidak dapat digunakan oleh Jepang. Selanjutnya Jepang memanggil kembali para mantan pegawai BPM dan beroperasi kembali pada tahun 1944, Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga terampil dan terdidik baik dalam bidang perminyakan dan pertanahan Jepang menyelenggarakan pendidikan bagi pemuda-pemudi Indonesia.Masa Kemerdekaan Perusahaan Tambang Minyak Negara (PTMN) 1945-1950. Kekalahan Jepang pada perang dunia II dan Kemerdekaan 17 Agustus 1945 memberikan hak-hak Indonesia atas segala kekayaan laut, bumi dan udara termasuk didalamnya pabrik minyak Cepu untuk dikelola oleh bangsa Indonesia. Untuk pertama kalinya dipilih Hadi Gondowardoyo sebagai pimpinan umum dan seterusnya memilih 7 orang wakil kepala pemerintah pusat yang kemudian menjadi dewan direksi pabrik minyak di Cepu dan diberi nama Perusahaan Tambang Minyak Negara. Berdasarkan maklumat Menteri Kemakmuran nomor 5 perusahaan minyak di Cepu dipersiapkan sebagai Perusahaan Tambang Minyak Nasional (PTMN).Daerah minyak di Cepu terbagi atas tiga, yitu :a) Lapangan Kawengan yang memiliki banyak sumur-sumur minyak.b) Lapangan Cepu yang memiliki kantor pusat dan kilang dengan segala fasilitas.c) Lapangan Ledok dengan satu administrasi bernama Nglobo dan Semanggi.Pada saat Agresi Militer Belanda ke-II sekitar bulan Desember 1948, Belanda menyerbu Cepu dan pada akhir tahun 1949 menjelang tahun 1950 setelah adanya penyerahan kedaulatan, pabrik minyak Cepu dan lapangan minyak di Kawengan diserahkan dan diusahakan kembali oleh BPM (SHELL). Setelah itu mengalami pergantian nama beberapa kali menjadi :1) Administrasi Sumber Minyak (ASM) 1950-1951Setelah kembalinya pemerintah RI di Yogyakarta, maka tambang minyak Ledok, Nglobo, Semanggi dan Lusi diserahkan kepada komando Distrik Militer Blora. Tambang minyak didaerah tersebut diberi nama Administrasi Sumber Minyak (ASM) dibawah pengawasan Kodim Blora. Pengawasan ini hanya berlangsung beberapa waktu saja.2) Bataafche Petroleum Matschapij (BPM/SHELL) 1950-1961.Perusahaan BPM yang sebelum perang dunia II menguasai kilang minyak Cepu setelah Agresi militer II kembali dengan nama Shell. Kemudian Shell mengadakan perbaikan-perbaikan seperlunya dilapangan minyak.Kawengan dan kilang Cepu. Shell Kawengan yang memiliki 137 sumur diantaranya 75 buah menghasilkan dengan jumlah produksi 460 m3/hari tanpa air.

3) Perusahaan Tambang Minyak Rakyat Indonesia (PTMRI) 1951-1957Mulai masa PTMRI sampai berubah menjadi Tambang Minyak Nglobo CA telah menunjukkan kemajuan. Pada tahun 1961 Tambang Minyak Nglobo CA diganti menjadi PN Pemigran. Instalasi pemurnian minyak dilapangan Ledok dihentikan setelah tahun 1962 kilang minyak Cepu dan lapangan Kawengan dibeli oleh pemerintah RI dari Shell dan dilimpahkan pengelolaannya kepada PN Pemigran.

4) PN Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (PN Permigan) 1961-1965Pada tahun 1961 berdasarkan UU No. 19/1960 dan UU No. 44/1960, maka didirikan tiga perusahaan minyak yaitu :a) PN Pertambangan Minyak Indonesia (PN Pertamina), sebagai perusahaan modal campuran antara pemerintah RI dengan BPM atas dasar 50:50.b) PN Pertambangan Minyak Nasional (PN Pertamina) sebagai penjelmaan dari PT Pertamina, yang didirikan pada tahun 1957, dengan PP No. 198/1961.c) PN Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (PN Permigan), sebagai penjelmaan dari Tambang Minyak Nglobo CA dengan PP No. 199 tanggal 15 Juni 1961.Dari ketiga perusahaan tersebut yang paling terkecil adalah PN Permigan kapasitasnya adalah 175-350 m3/hari. Produk bensin, kerosene, solar dan minyak bakar disalurkan ke PN Pertamina Depot Cepu.5) Lemigas / Pusdiklat Migas 1965-1978Pada tahun 1963 Biro Minyak berubah menjadi Direktorat Minyak dan Gas Bumi (DMGB). Didalam organisasi DMGB terdapat bagian laboratorium, untuk persiapan penelitian dalam industri perminyakan di Indonesia. Dengan surat keputusan menteri di lingkungan departemen urusan minyak dan gas bumi No. 17/M/Migas/65 Lembaga Minyak Dan Gas Bumi (Lemigas) yang berkedudukan di Cipulir Jakarta. Dengan terjadinya peristiwa Gerakan 30 September tahun 1965, maka PN Permigan dibubarkan. Dalam perkembangannya Daerah Administrasi Cepu ditetapkan sebagai Pusat Pendidikan dan Latihan Lapangan Perindustrian Migas (Pusdiklat Migas) serta ditempatkan dalam organisasi Lembaga Minyak dan Gas Bumi, pada tanggal 4 Januari 1966 dengan fasilitas kilang Cepu dan lapangan minyak dan gas yang ada disekitar Cepu.Keberadaan kilang Cepu serta fasilitasnya mempunyai peranan yang merupakan bagian dari Pusdiklat Migas yang sangat penting sebagai :a) Sarana pendidikan dan pelatihan minyak dan gas bumi.b) Membantu pemerintah dalam penyediaan dan memenuhi kebutuhan BBM di daerah Kabupaten Blora dan sekitarnya, termasuk persediaan minyak bakar (residu) untuk industri kecil (Pabrik gamping, Batu bata, dan genteng).c) Menyerap produksi minyak tanah mentah yang masih dapat dihasilkan oleh lapangan produksi sekitar Cepu.Tahun 1966 kilang dioperasikan pada kapasitas (300-350m3/hari) dengan hari kerja 150 hari.Oleh karena banyak dibutuhkan tenaga ahli dan terampil dalam kegiatan minyak dan gas bumi, maka tenaga-tenaga muda Indonesia banyak yang dikirim ke luar negeri dan pada tanggal 7 Februari 1967 di Cepu diresmikan Akamigas (Akademi Minyak dan Gas Bumi) Angkatan I.Meskipun industri minyak Cepu sejak tahun 1960-1965 mengalami masa suram karena produksi minyaknya terus menurun, pada saat tanggal 4 Januari tahun 1966 mulai dibangun kembali, dengan ditetapkannya Cepu menjadi Pusat Pendidikan dan Latihan Lapangan Perindustrian Minyak dan Gas Bumi (Pusdiklat Migas). Tahun 1973 studi kemampuan kilang Cepu dilakukan oleh Lemigas Jakarta dengan melibatkan HUMPREYS & GLASSGOW serta dilanjutkan BEICIP dan Prancis dengan hasil tahun 1977 diadakan program penyempurnaan (rehabilitasi) kilang.6) PPT MGB Lemigas 1978-1984Berbagai upaya ditempuh untuk mempertahankan operasi kilang Cepu dalam jangka pendek antara lain :a) Terus melakukan perawatan kilang, agar kilang dapat beroprasi secara aman, baik sebagai peraga diklat, proses dan aplikasi.b) Melakukan inspeksi secara lengkap untuk dapat memberikan informasi kemampuan masing-masing peralatan kilang.c) Menentukan kapasitas operasi yang tidak membebani bagian-bagian kritis dari peralatan kilang.Sejak dikelola PPT MGB Lemigas produksi minyak lapangan Cepu (29.500 - 36.000 m3/hari) sehingga kilang hanya beroprasi 120 hari/tahun dengan kapasitas kilang (250 - 300m3/hari). Produksi BBM seperti kerosene dan solar diserahkan kepada Pertamina Depot Cepu. PPT MGB Lemigas mengalami kesulitan-kesulitan dalam memasarkanproduksi naptha, filter oil, residu sehingga kadang-kadang kilang harus stop operasi disebabkan semua tangki penuh. Sejak tahun 1979 spesifikasi yang ditetapkan oleh pemerintah lebih tinggi, sehingga pemasaran produk Cepu menjadi lebih sulit.7) Pusat Pengembangan Tenaga Perminyakan dan Gas Bumi (PPT Migas) Tahun 1984-2001Dengan terbentuknya Pusat Pengembangan Tenaga Perminyakan dan Gas Bumi (PPT Migas) berdasarkan Kepres No. 15 tanggal 6 Maret 1984, maka tata kerja PPT MGB Lemigas berdasarkan keputusan Menteri Pertambangan No. 646 tahun 1977 telah berubah. Pengelolaan sarana dan fasilitas kilang Cepu menjadi tanggung jawab Bidang Bina Program Kilang. Sebelum tahun 1988 kapasitas kilang Cepu hanya beroprasi 250 m3/hari dengan operasi 120 m3/hari. Crude Oil yang diolah adalah sebagai berikut :a) Tahun 1984/1985 : 37.750 m3b) Tahun 1985/1986 : 34.023 m3c) Tahun 1986/1987 : 39.650 m3Tahun alokasi Crude Oil antara Pertamina dan PPT Migas naik menjadi 48.400 m3 dengan kapasitas 350 m3/hari. Tahun 1989/1990 alokasi crude oil Pertamina yang diolah kilang Cepu sebesar 95.355 m3. Tahun 1990/1991 kilang sudah dapat beroperasi dengan :Kapasitas Kilang : 400 m3/hariHari operasi : 320 hariStop operasi : 45 hari (untuk pemeliharaan kilang)Untuk dapat mengantisipasi keniakan produksi minyak Pertamina UEP III Lapangan Cepu yang pada tahun 1995 sampai 540 m3/hari, maka kapasitas kilang ditingkatkan dari 400 m3 menjadi 600 m3/hari.

8) Pusat Pendidikan dan Latihan Minyak dan Gas (PUSDIKLAT MIGAS) 2 Maret 2001 SekarangDengan adanya perubahan struktur dilingkungan pemerintah, maka berdasarkan SK Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No. 150 tahun 2001 tanggal 2 Maret 2001 maka PPT Migas berganti nama bertanggung jawab langsung kepada Badan Diklat Energi dan Sumber Daya Mineral sesuai Peraturan Menteri ESDM No. 0030 tahun 2005 tanggal 20 Juli 2005, dan telah diperbaharui Peraturan No.18 Tahun 2010 Tanggal 22 November 2010.

2.1.2 Kedudukan Pusdiklat Migas Cepu

Gambar 1.1 Lokasi Pusdiklat Migas CepuKantor Pusdiklat Migas ber-alamat di : Alamat: Jalan Sorogo No. 1 Cepu - Jawa Tengah 58315Telepon : 0296-421888Faksimile: 0296-421891E-mail : [email protected]: http://www.pusdiklatmigas.com

Berada dalam area sekitar 120 ha yang berbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora.Berjarak sekitar 750 km dari Jakarta, 160 km dari Semarang, 125 km dari Solo dan 160 km dari Surabaya.

2.1.3 Visi dan Misi Pusdiklat Migas CepuPUSDIKLAT MIGAS memiliki visi menjadi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi yang unggul dengan mewujudkan tata kepemerintahan yang bersifat, baik, transparan dan terbuka. Dengan mengemban misi utama sebagai berikut :1. Meningkatkan kapasitas aparatur Negara dan Pusdikalt Migas untuk mewujudakan tata pemerintahan yang baik.2. Meningkatkan kompetensi tenaga kerja sub sektor migas untuk berkompetensi melalui mekanisme pasar.3. Meningkatkan kemampuan perusahaan minyak dan gas bumi menjadi lebih kompetitif melalui program pengembangan sumber daya menusia.

2.1.4 Fungsi Pusdiklat Migas CepuDalam melaksanakan tugas, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi menyelenggarakan fungsi :1. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program di bidang Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi.2. Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan di bidang Minyak dan Gas Bumi.3. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang Minyak dan Gas Bumi.4. Pelaksanaan administrasi Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, disusun program kegiatan pokok yang meliputi :

1. Program Diklat Reguler AkamigasSejak tahun 1977, Akamigasa menerapkan pola pendidikan berjenjang (Program Diploma Non-Gelar) sesuai dengan usaha pengembangan jabatan karyawati dilingkungan industri migas. Pola ini sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.0363/u/1983 tanggal 30 Agustus 1983 tentang Pola Dasar Program Pendidikan Non-Gelar. Kurikulum disusun berdasarkan job oriented sehingga lulusan Akamigas siap menerima tugas dan tanggung jawab setelah kembali ke instansi awalnya. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 1042 tanggal 10 Juni 1999, maka Akaemi Minyak dan Gas Bumi (Akamigas) telah ditetapkan sebagai Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK)Tabel 2.1 Tabel pendidikan AKAMIGAS CepuPROGRAMPERSENTASETINGKAT KELULUSAN

TEORIPRAKTEK

AKA I (DIPLOMA I)40%60%Operator

AKA II(DIPLOMA II)50%50%Permuka(Foreman)

AKA III(DIPLOMA III)60%40%Supervisor Assistant

AKA IV(DIPLOMA IV)75%25%Supervisor

2. Program Diklat Non Reguler (Kursus)Bertujuan untuk mendidik dan melatih tenaga kerja di dalam kerlas, kerja praktik, dan latihan lapangan berupa :a. Bimbingan untuk kaderisasi dan prajabatanb. Penataran, kursus yang bersifat up grading kepada karyawanc. Peningkatan keahlian program DPKKBeberapa jenis kursus yang diselenggarakan meliputi :a. Kursus Prajabatan (Pre Employment Training)b. Kursus Singkat Bidang Migas (Crash Training Program)c. Kursus Singkat Bidang Penunjang Umumd. Kerja sama Teknik antar Negara Berkembang (TCDC Program)e. Penjenjangan Pegawai Negeri Sipilf. Sertifikasi tenaga pemboran, seismik, pesawat angkat, dan aviasi

3. SertifikasiMerupakan pemberian pengakuan oleh pemerintahan atas tingkat keahlian atau ketrampilan khusus kepada tenaga teknik khusus yaitu tenaga kerja yang memiliki keahlian atau ketrampilan di bidang pertambangan minyak dan gas bumi serta pengusahaan sumber panas bumi. Sejak tahun 1987, PUSDIKLAT MIGAS melaksanakan sertifikasi tenaga kerja khusus bidang eksplorasi, eksploitasi, pemurnian, penjualan dan pengangkutan.

2.1.5 Gambar 1.2 Struktur organisasi Pusdiklat Migas CpeuStruktur Organisasi

Gambar 1.3 Struktur Organisasi Bidang Program dan Kerja Sama

BAB IIIORIENTASI PUSDIKLAT MIGAS CEPU

3.1 Orientasi Umum3.1.1 UNIT KESELAMATAM KERJA DAN PEMADAMAN KEBAKARAN Dalam industri perminyakan dan gas bumi keselamatan kerja merupakan hal yang penting. Oleh karena itu, Pusdiklat Migas mendirikan bagian khusus yang menangani keselamatan kerja pemadam kebakaran yaitu Fire and Safety Unit. Unit Fire and Safety ini bertugas untuk menunjang keselamatan kerja di lingkungan Pusdiklat Migas Cepu dengan melakukan perlindungan terhadap sarana-sarana kerja atau unsur pokok produksi antara lain masnusisa,mesin, material, waktu, serta kepercayaan terhadap perusahaan.3.1.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)Definisi dari keselamatan kerja adalah segala upaya atau pemikiran yang ditunjukan untuk menjamin kebutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya untuk meningkatkan kesehatan tenaga kerja menuju masyarakat adil dan makmurTujuan keselamatan kerja beradasarkan Undang Undang Keselamatan Kerja No. 1 Tahun 1970 adalah :1. Agar semua orang, baik pekerja aupun orang lain yang berada di tempat kerja selalu dalam kondisi sehat jasmani dan selamat.2. Agar proses produksi dapat berjalam secara efektif dan efesien.3. Agar sumber produkdi berjalan dengan lancar dan aman.Hal hal yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja dibagi menjadi dua macam, yaitu :

1. Tindakan yang tidak aman (unsafe action)Perbuatan atau tindakan manusia yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja misalnya sebagai berikut : Mengoprasikan mesin yang bukan tanggungjawabnya Menggunakan peralatan atau perkakas yang tidak sesuai kegunaannya Kelalaian atau kecerobohan Bekerja sambil bergurau Bersikap acuh tak acuh atau masa bodoh Kegagalan dalam menggunakan alat pelindung diri (ADP) Tidak menaati prosudur maupun peraturan2. Kondisi atau keadaa yang tidak aman (unsafe condition)Terdapat berbagai keadaan atau kondisi yang berpotensi meimbulakan kecelakaan, antar lain : Mesin atau perkakas tanpa pelindung Peralatan rusak atau tidak standar Tempat kerja kotor, licin, bising Tata letak peralatan (house keeping) yang buruk Suhu udara terlalu panas atau dingin Penerangan kurang atau berlebihan Adanya bahan berbahaya atau beracun (B3) atau radiasi Ruangan dengan ventilasi yang kurangBerdasarkan kejadiannya kecelakan kerja dibedakan menjadi dua, yaitu :a. Kecelakaan BiasaSuatau kejadian di lingkungan masyarakat umun, dimana faktor pengobatan ditanggung oleh individu masing masing, misalnya kecelakaan lalu lintas, rumah tangga dan lain lain.

b. Kecelakaan IndustriAda dua macam kecelakaan industri :a.) Kecelakaan Perusahaan Kecelakaan saat tenaga kerja sedang bekerja pada jam kerja yang ditentukan sehingga faktor biaya pengoatan ditanggung oleh perusahaan.b.) Kecelakan KompensasiKecelakaan yang terjadi saat pekerja melakukan tugas lembur sehingga biaya pengobatan ditanggung oleh perusahaan.Menurut peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1979, kecelakaan kerja dibagi menjadi empat macam, yaitu :1. Kecelakaan RinganSuatu kecelakaan yang terjadi namun tidak sampai menimbulkan hilangnya jam kerja atau hari kerja.2. Kecelakaan SedangSuatu kecelakaan yang terjadi sehingaga menimbulkan hilangnya jam kerja, tetapi tidak menimbulkan cacat jasmani3. Kecelakaan BeratSuatu kecelakaan yang sangat fatal sehingga terjadi cacat rohani dan jasmani4. Kecalakaan MatiSuatu kecelakaan yang terjadi sehingga menyebabkan hilangnya nyawa pekerja seketika atau 24 jam setelah kejadian.Upaya pencegahan dan penaggulanga kecelakaan kerja dilakukan dengan cara :1. Menghindari resiko terjadinya kecelakaan kerja.2. Harus tau menggunakan alat alat pemadam api yang ada.

3. Segera melaporkan ke bagian pemadam kebakaran jika ada bahaya api.4. Harus memberitahu sebab sebab kebakaran

3.1.3 Pemadam KebakaranPada industri minyak dan gas bumi, bahaya kebakaran dapat terjadi setiap waktu. Oleh karena itu, alat pemadam api harus tersedia di tempat tempat yang strategis dan dalam jumlah yang memadai. Kebakaran dapat terjadi bial terdapat bahan bakar, oksigen dan sumber api atau panas dalam konsentrasi yang tepat. Hal hal yang dapat menyebabkan kebakaran antara lain : Nyala api dan bahan bahan yang berpijar Reaksi kimia Zat zat bahan yang mudah meledak Gesekan benda 0 benda logam Kerusakan jaringan listrikUpaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran : Menjahui benda- benda yang mudah terbakar Membuat bagunan tahan api Mencegah kecelakan lain yang ingin terjadi akibat panik Mengadakan sepengawasan secara teratur dan berkala

Media pemadaman kebakaran yang digunakan :1. Padat : pasir, tanah selimut api (fire blanket), tepung, serta dry chemical2. Cair : air, busa, cairan yang mudah menguap tapi tidak mudah terbakar3. Gas : Co2, N2, Ar, dan gas gas yang lain tidak mudah terbakar

Klasifikasi menurut National Fire Asscociation sebagai berikut :1. Klas A = kebakaran dimana bahan bakar padat bukan logam2. Klas B = kebakaran dimana bahan bakar padat cair atau gas3. Klas C = kebakaran dimana bahan bakar padat pelastik4. Klas D = kebakaran dimana bahan bakar padat logamBeberapa saran yang disediakan untuk keperluan Unit Keselamatan Kerja dan Pemadam Kebakaran di Pusdiklat Migas antara lain : 3 unit mobil pemadam kebakaran 3 buah mesin pompa merk Codiva Sekitan 60 buah hydran dan jaringanya Sekitar 500 buah Alat Pemadam Api Ringan (APAR) Mesin kompresor pengisi tabung Briting Aperatus Mobil penembak busa

Untuk mengindari bahaya kebakaran diperlukan pengarahan dan pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) baik pada mahasiswa luar yang melakukan kerja praktek di Pusdiklat Migas Cepu atau pegawai dan tamu di Pusdiklat Migas Cepu. Dilaksanakan secara lisan dan tertulis yang harus ditanda tangani sebagai persetujuan untuk dipatuhi sebagai berikut :1. Patuhi rambu rambu dilarang merokok 2. Jangan merokok diperjalanan 3. Patuhi penggunaan alat pelindung diri yanf telah ditentukan4. Patuhi rambu rambu batasan kecepatan max. 25 km/jam5. Patuhi rambu rambu larngan membawa korek api dan sebagainya yang dapat menimbulkan bungan api6. Jangan bergurau berlebuhan ditempat kerja 7. Jangan istirahat di daerah kilang 8. Jika perlu kebaian lain minta ijin terlebih dahulu kepada pembimbing9. Jangan mencoba peralatan atau instrumen yang belum dikuasai tanpa seijin pembimbing10. Jangan mengambil gambar di daerah kilang tanpa seijin pembimbing11. Patuhi tata tertib dan prosedur kerja di tempat praktek anda12. Hindari suatu tempat yang diatasnya tergantung suatu benda13. Segera laporkan jika mendapatkan sesuatu yang memungkinkan timbulnya bahaya

Cara mengatasi kebakaran dan pemadaman api yang cocok :1. Bahan bakar padat, diatasi dengan air dry chemical powder multi purpose2. Bahan bakar cair dan gas, mengatasi dengan menggunakan busa : Busa mekanik, busa berisi O2 Busa kimia, biasanya digunakan untuk sekali pemakaian3. Bahan bakar listrik, diatasi dengan dry chemical khusus logam ditambah zat pencampuran agar tidak membeku.

Beberapa teknik pemadaman yang dianjurkan :1. Cooling system, yaitu mendinginkan sumber panas dengan menyemprotkan air2. Smothering, penyelimutan udara dengan busa di sekitar kebakaran3. Starvtion, mengambil atau mengurangi bahan bakar sampai dibawah batas4. Penguraian, memutus rantai reaksi prmbakaran unsur C dan H misalnya dengan memberikan zat kimia kedalm api5. Dilution, mengurangi kadar zat asam sampai batas minimum sehingga kebakaran tidak lagi berlangsung.

3.1.4 BOILERDidalam industri minyak, boiler sangat diperlukan untuk menunjang proses kilang. Boiler adalah pesawat yang digunakan untuk mentranfer panas dari pembakaran bahan bakar ke air sehingga air tesbut mrnjadi uap. Boiler yang terdapat di Pusdiklat Migas Cepu ada;ah boiler Wanson yang merupakan boiler jenis pipa api dengan tekanan dan kapasitas rendah, dengan spesifikasi sebagai berikut :Type: 550 MSTekanan maksimum: 10 kg/cmKapasitas maksimum: 6,6 ton/jamKapasitas operasi: 5 ton/jamBahan bakar : cair (residu/solar)Suhu bahan bakar: 900CAir Umpan: air lunakSuhu umpan: 800CSuhu steam normal: 1900CSuhu steam operasi : 1850CTekanan steam: 6 kg/cm2Suhu cerobong: 2000CBHP: 410HpLuas pemanas: 181 M2Volume air maksimal: 12 M2Berat total: 2400kg

Pada boiler plant memiliki beberapa tugas sebagai berikut :1. Penyedia SteamProses penyediaan steam yaitu air masuk ke boiler drung diameter fire tube dan keluar dari boiler berubah mejadi steam yang berada pada keadaan saturated steam dan mempunyai tekanan 6 kg/cm2. Steam dan boiler ini digunakan untuk :a. Pemanas fluida, misalnya air, minyak minyak berat yang bertujuan untuk menurunkan titik didih fraksi agar mudahuntuk menguapb. Untuk penggerak mesinc. Proses pengolahan (unit kilang dan unit wax plant)d. Sebai media bantu, yaitu merupakan la bantu dalam proses fraksional dikilang untuk menurunkan titik didih dari fraksi fraksi minyak ( crude oil )e. Proses otomezing, yaitu untuk membuat kabut minyak bahan bakar sehingga minyak bakar lebih mudah terbakar.

2. Penyediaan Udara BertekananUdara atmosfer dimasukan kedalam kompresor sehingga akan menghasilkan udara bertekanan. Kompresor adalah suatu alat yang digunakan untuk memampatkan udara yang digerakkan dengan motor listrik. Udara bertekanan ini digunakan untuk media instrumentasi pneumatic dan media kerja yang lain, contohnya pada unit wax plant sebagai daya dorong yang dihembus cairan.

3. Penyedia Air Lunak Air lunak digunakan untuk umpan boiler dan air pendingin mesin. Air industri yang berasal dari unit pengolahan air dimasuksan kedalam softener sehingga kesadahan air menurun. Air ini digunakan untuk umoan boiler harus memenuhi persyaratan yaitu dengan kesadahan mendekati nol dan pH air sekitar8,5 -9,5. Hal ini berguna untuk mencegah cepatnya terbentuk kerak dan korosi pada boiler sehingga menurunkan efisiensi boiler karena perpindahan panas ke boiler berkurang dan kerusakan pipa pipa boiler.

Adapun instalasi yang digunkan untuk proses penyediaan air umpan boiler adalah sebagai berikut :a. Sand FilterFungsinya yaitu untuk mngurangi kekeruhan air industri ( 10 PPm Mg/I SiO2 ) sehingga ukuran untuk mesh dari lumpur lumpur didalam air masih lebih kecil agar pengolahan enjadi tidak berat.b. Softener Fungsinya untuk menghilangkan garam garam yang menyebabkan terjadiya kesadahan air dari sand filter meningkat seperti Cad an Mg, selain itu juga mengelolah air industri menjadi lebih lunak.c. Daerator Air tangki penampung air lunak dipompa dengan menggunakan pompa booster menuju kedaerator. Fungsi alat ini yaitu untuk menghilangkan gas gas atau udara yang terlarut di dalam air terutama gas Co2 dan O2. Gas Co2 akan mengakibatkan terjadinya pembusaan (foamming) akibat prosuksi uap yang berlebihan sengga dapat mengitori dan merusak peralatan seperti pompa dan turbin. Gas O2 dapat menyebabkan korosi dalam ketel uap sehingga apabila dibiarkan makan boiler tidak dapat bertahan selama 10 tahun.

4. Penyedia Air PendinginProses ini dilakkan dengan car melewatkan air bekas pemanas dari cooler dan condensor pada cooling towe sehingga dapat dihasilkan air pendingin. Fungsi air pendingin adalah untuk mendinginkan minyak minyak panas didalam cooler dan condensor.

3.1.5 UNIT PERPUSTAKAAN MIGAS CEPUPerpustakaan Akamigas pada tahun 1967. Perpustakaan ini menjadi system pelayanan terbuka (Open Access) yang meliputi :a. Pelayaan Reguler (mahasiswa Akamigas, pegawai, dosen)b. Pelayanan Non Reguler (peserta kursus, praktikan)

Koleksi yang dimiliki perpustakaan migas Cepu terdiri dari buku buku diktat, majalah ilmiah, laporan penelitian, skripsi, laporan kerja praktek, dan bahan audio visual (misalnya video program, sude program, cd).Sejarah berdirinya perpustakaan Pusdiklat Migas Cepu erat dengan berdirinya AKAMIGAS yang ada pada awalnya tekenal dengan nama AMGB. AKAMIGAS, yang berdiri pada tahun 1967 sebagai salah satu wadah untuk membina kader-kader perminykan nasional yang siap bersaing di pasar dunia.AKAMIGAS tersebut didirikan oleh PPT. MIGAS CEPU. Yang ditunjukkan oleh pemerintah sebagai satu satunya akademi perminyakan di Indonesia yang dipandang mempunyai fasilitas yang lengkap dan memenuhi syarat syarat di antaranya : Fasilitas belajar berupa ladang minyak Fasilitas unit kilang Fasilitas work shop ( bengkel reperasi ) dan sarana lainnya

Karena latar belakang tersebut maka terjadi pelengkap untuk memacu kegiatan belajar serta untuk peserta didik maka didirikanlah perpustakaan AKAMIGAS, Tahu 1969 1978, perpustakaan Akamigas masih menjadi bagian perpustakaan PPT MIGAS CEPU dan menjadi satu satunya pusat pendidikan tenaga perminyakan Indonesia.Awal tahun 2001, struktur organisasi berubah lagi menjadi Pusdiklat Migas Cepu. Adapun tugas tugas perpustakaan Pusdiklat Migas Cepu yaitu :a. Melakukan perencanaan, pengembangan koleksi yang mencakup buku, majalah ilmiah, laporan penelitian, skripsi, laporan kerja praktek, diktat atau ahnd out serta bahan audio visual.b. Melakukan pengolahan dan proses pengalihan bahan pustaka meliputi registrasi/invertaris, kalogisasi, shelfing, dan failing.c. Melakukan tugas layanan pembaca, meliputi kegiatan pemimnjaman dan pengembalian ( sirkulasi ), layanan referensi, layanan informasi, penagihan dan penelusuran koleksi.d. Laporan penggunaan laboratorium bahasa untuk dosen, mahasiswa, pegawai, peserta kursus, dan lain lain.e. Layanan Audi Visual, dimaksudkan untuk : Pemutaran film dan kaset video ilmiah untuk mahaswa AKAMIGAS, pegawai, dosen instriktur, peserta kursus, dll. Layanaan kerjasama antara perpustakaan / inter library loan dan jaringan informasi nasional.

3.1.6 LABORATORIUM DASARLaboratorium kontrol kualitas dalam setiap pabrik. Karena peranananya sangat penting dalam menjaga kualitas bahan baku yang di proses atau di produk yang dipasarkan, agar tetap sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan. Untuk mendapatkan kualitas yang baik dan memenuh persyaratan yang telah ditentukan, maka perludiadakan kontrol terhadap hasil produksi. Laboratorium kontrol kualitas dalam suatu pabrik. Adapun sarana laboratorium kontlor kualitas yng tersedia di Pusdiklat Migas Cepu :1. Laboratorium Analisa MinyakLaboratorium ini bertugs mengnalisi bahan maupun produk yang dihasilkan oleh unit kilang wax plant. Analisa produk dilakukan tiap 8 jam. Adapun analisa yang dilakukan :a. Spesific GravitySpesific gravity adalah perbandinga masa volume cairan tertentu pada 150C terhadap masa air yang volumenya sama dan juga pada suhu yang sama.

Tujuan : Untuk menentukan spesific gravity dari crude oil atau petroleum. Produk berbentuk cair dengan standart 60/600F dan metode ASTM D-1298.Prosedur :Sempel ditempatkandalam hydrometer silinder. Kemudian dilakukan pengukuran temperature sampel, pada temperature tersebut dapat diketahui SG nya dari hasil pembacaan pada hydrometer. Maka besarnya SG pada 60/600F dapat dikonfersi dengan rumus :

SG 60/600F = SG Observasi = (CxT)C = faktor koreksiT = selisih suhu observasi dengan suhu standar (600F)

b. Warna Tujuan : membandingkan warna produk dengan standar dengan metode ASTM D-1500Prosedur :Sempel ditempatan dalam suatau tabung gelas standar dan pada tabung standar dan pada tabung lain ditempatkan aquadist, keduanya dikenai cahaya dlaam komperemeter dan dua warna dibandingkan. Setelah sama dibaca petunjuknya.

c. Smoke PointAdalah tinggi nyala maksimum dalam mm.Tujuan : mengetahui harga smoke point dari produk kilang dengan menggunakan metode ASTM D-1322.Prosedur :Sempel dimasukan dalam tabung dan dinyalakan dalam lampu standart pada ketinggian nyala 1cm selama 5 menit. Setelah itu ditentukan nyala api tertinggi yang tidak menimbulkan asap.

d. Flash Pointadalah dimasukan dalam tabung uap minyak dan produknua dalam campurannya denga udara akan menyala jka terkena api pada kondisi tertentu.

Tujuan : menukar flash point dari produk minyak bumi, metodenya clave land open cup (ASTM D-92).Prosedurnya :Sampel dimasukkan dalam cup jumlah yang ditentukan. Dilengka[i dengan thermometer, kemudian dipanaskan pada temperatur tertentu nyala penguji diarahkan pada sempel, karena sampel menguap maka semperl akan terbakar. Temperatur terendah dimana uap sampel tersebut terbakar itulah yng disebut flash point.

e. Viscositas Rd WoodTujuan : menentukan harga viscositas dari beberapa produk minyak dengan metde IP-70.Prosedur :Sampel pada voleme tertentu ditempatkan dalam oil cup dan temperatur disesuaikan dengan temperatur pemeriksaan sambil diaduk. Kemudian sempel dialirkan dan diukur waktu pengalirannya. Data yang dalam satuan detik dikonversi dalam satuan kinetik. Semakin encer sempelnya waktu pengaliran semakin cepat.

f. DestilasiTujuan : untuk mengetahui destilasi standar ASTM D-86 pada beberapa produk minyak dan untun mendapatkan atau mengetahui trayek didihnya.

Prosedur :Sampel dengan jumlah tertentu (100ml) distilasi dengan kondisi tertentu. Pembacaan temperature dilakukan setiap 10% volume kondensat. Selain itu jugas dilakukan pembacaan IPB dan FBP nya.

g. Pour PointAdalah suhu terendah dimana produk miyak bumi masih dapat mengalir bila didinginkan pada kndisi tertentu.Tujuan : mengetahui besarnya temperatur terendah, dimana minyak masih dapat mengalir apabila didinginkan pada kondisi tertentu. Metode yang digunakan adalah ASTM D-97.

Prosedur :Sempel didinginkan pada setiap penurunan temperatur tertentu (50F). Pemeriksaan pada suhu terendah diana minyak sudah tidak dapat dituang.

h. Aniline Pointadalah suhu terendah dimana suatu bahan baku dan aniline yang sama volumenya dapat tercampur sempurna.Tujuan : menentukan temperatur terendah tercampurnya aniline dan sempel yang diperiksa dengan membandingkan 1:1 metode yang digunakan AST D-11.Prosedur :Campuran aniline dan sampel ditepatan dalam tes suhu. Sambil diaduk lalu dipanaskan dengan teratur sampai homogeny. Kemudian didinginkan sampai memisah kembali. Temperatur dimana campuran memisah kembali disebut aniline point.

i. Cooper PointTujuan : untuk mengetahui adanya karat pada tembaga yang disebabkan oleh produk minyak tertentu. Metodenya ASTM D-130.Prosedur :Kepingan tembaga bersih dicelupkan dalam sampel. Kemudian dipanaskan dalam water bath pada suhu pemeriksaan dan waktu tertentu sesuai dengan sifat. Sampel kemudian diambil kembali dicuci dan dibandingkan dengan standard corrosion ASTM D-130j. Water ContentTujuan : Untuk menentukan kandungan air dalam minyak.Prosedur :100ml sampel ditambahkan dengan 100ml watter carrier, didestilasikan secara reflek dengan alat tertentu. Bila dalam minyak terdapat air, air akan terjebak dalam cup, sehingga banyaknya air dalam minyak dapat dihitung.

2. Laboratorium Analisa AirLaboratorium ini mempunyai tugas mengontrol kuantitas air yang akan diolah unit utilitas secara rutin. Laboratorium ini menganalisa air minum, air dari boiler, dan juga air dari Bengawan Solo yang menjadi raw water di water treatment plant. Analisa ini dilakukan meliputi :

a. PHTujuan : untuk mengetahui tingkat keasaman dan kebasaan air, apakah sudah sesuai dengan yang disyaratkan, alatnya disebut PH meter.Prosedur :Sebelum dipakai, PH meter dikalibrasikan terlebih dahulu dengan buffer yang PHnya 4 dan 7. Setelah itu, baru elektroda indikator dan elektroda pembanding dicelupkan kedalam sambil harga PH dibaca.

b. Kesadahan Total (total hardness)Tujuan : mengetahui tingkat kesadahan air.Prosedur :Sampel air 100ml dimasukkan ke dalam elemeyer, kemudian diberi buffer dan indicator eriochrom back t dan dititrasi dengan larutan EDTA, sehingga warnanya yang ungu berubah menjadi kebiruan.c. Kebasahan Total (total alkalinity)Tujuan : mengetahui anion anior karbonat, dikarbonat, dan hidroksidaProsedur :Menggunakan metode titrasi indikator dengan memakai larutan asam standar. Sampel 100ml ditambah indikator motivasi lalu dititrasi dengan larutan HCl 0,1M sampai warnanya menjadi merah

d. Kekeruhan (turbidity)Tujuan : untuk mengetahui tingkat kekeruhan air yang dinyatakan dengan ppm SiO2Prosedur :Kekeruhan ditetapkan sebagai ppm SiO2 dengan alat turbidity meter. Diafragma diatur sampai kekeruhan diseluruh bagian kelihatan homogeny antara lingkaran dalam dan lingkaran luar. Dari hasil pengamatan diafragma ini didapat ppm SiO2 dalam tabel.

e. Klorin aktif (Actived Chlor)Tujuan : untuk mengetahui kandungan klorin aktif yang terdapat dalam air.Prosedur :Tambahkan sampel sebanyak 10ml dengan orthotoulidine, sehingga warnanya berubah menjadi kekuningan sebagai tanda dari adanya Klor. Kekuningan ini bisa dibandingkan dengan komparator oviband 2000. Semakin kuning berarti Klor yang terkandung dalam sampel semakin aktif.

f. Jumlah KMnO4Tujuan : untuk mengetahui kandungan zat organik yang terdapat dalam air.Prosedur :Airyang diperiksa ditambah 5ml asam sulfat dan 10ml KMnO4 agar terjadi peruraian zat-zat organik. Kemudian ditambahkan 10ml asam oksalat. Kelebihan asam oksalat dititrasi dengan larutan KMnO4 number (ppm) = ((10 + x) F 10)) 3,16. Dengan x = volume KMnO4 untuk titrasi.

g. PadatanTujuan : mengetahui kandungna solid yang tertinggal dalam air dengan jalan menguapkan air pada volume tertentu sampai habis.Prosedur :Cawan yang bersih dan kering ditimbang kemudian diisi dengan 25ml air yang akan diperiksa. Kemudian dipanaskan diatas water bath sampai menguap. Sisa penguapan dipanaskan kembali dengan drying oven pada suhu 115C hingga kering lalu didinginkan dalam desikator selama kurang lebih 2 jam. Kemudian cawan ditimbang, selisih berat cawan merupakan total solid.

3.1.7 Unit KeamananBagian keamanann Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi (PUSDIKLAT MIGAS) Cepu memiliki objek pengamanan, yaitu :1. Pengamanan PersonilPengamanan Personil meliputi seluruh karyawan peserta didik, peserta kerja praktek, maupun semua tamu. Hal ini dikarenakan orang yang berada di wilayah Pusdiklat Migas Cepu berasal dari daerah dan suku, agar tidak terjadi Culture Class.2. Pengamanan MateriilPengamanan materiil meliputi seluruh benda yang berada pada Pusdiklat Migas Cepu. Dalam keamanan materiil ini dikhususkan pada tiga hal, yaitu : Fancing (pagar), Pintu Gerbang, dan Lighting System.Walaupun unit keamanan bertugas menjaga keamanan di lingkungan Pusdiklat, namun kewajiban ini tidak serta merta hanya menjadi tanggung jawab unit keamanan semata. Seluruh elemen yang berada dan bernaung di Pusdiklat berkewajiban menjaga keamanan demi kepentingan bersama. Selain itu, dibentuk pula anggota Security yang secara khusus melakukan investigasi dengan cara berjaga setiap harinya.

3. Pengamanan InformasiPengamanan informasi meliputi pengamanan terhadap dokumen-dokumen penting Negara atau perusahaan yang sangat perlu untuk diamankan.

4. Pengamanan OperasionalPengamanan operasional meliputi beberapa zona atau area, yaitu :a. Zona PengawasanZona ini meliputi pintu gerbang dan pos satpam. Jika ada peserta atau tamu, diwajibkan untuk melapor terlebih dahulu dan jika membawa kendaraan harus diparkir pada tempat yang telah disediakan.b. Zona TerbatasZona ini meliputi area Laboratorium Minyak Bumi, Laboratorium Instrumentasi dan Kalibrasi. Laboratorium Elektronika dan Telekomunikasi, dan Unit Fire and Safety.c. Zona TerlarangZona ini meliputi area kilang, Boiler, dan Power Plant diamana setiap orang tidak boleh seara sembarangan masuk dan harus memperoleh izin terlebih dahulu dari kepala Security atau pembimbing untuk masuk ke area tersebut.

3.1.8 Unit Hubungan Masyarakat (HUMAS)Unit Hubungan Masyarakat berfungsi sebagai penghubung berbagai kepentingan di Pusdiklat Migas Cepu dengan pihak luar. Memberikan informasi tentang Pusdiklat Migas Cepu kepada masyarakat merupakan salah satu peranan unit Humas. Demikian pada berbagai urusan maupun kepentingan dengan Negara juga melibatkan Humas.

3.1.9 Unit Power PlantPower Plant adalah suatu unit di Pusdiklat Migas Cepu yang menangani penyediaan tenaga listrik. Kebutuhan terhadap pasokan listrik diperlukan disemua unit di lingkungan Pusdiklat Migas Cepu.Sebagai pembangkit tenaga listrik, power plant menggunakan tenaga diesel (PLTD) dengan perimbangan teknis antara lain :1. Bahan bakar yang dipakai adalah Solar yang dapat disediakan oleh Pusdiklat Migas Cepu sendiri.2. Sistemnya Startingnya lebh udah dan mesinnya relatif kuat.3. Daya yang dihasilkan besar4. Tidak ada ketergantungan pada instansi lain.Pusdiklat Migas Cepu menyediakan pembangkit listrik sendiri dengan adanya pertimbangan sebagai berikut :1. Perlu adanya kontinyuitas pelayanan tenaga listrik yang ada pada Pusdiklat Migas Cepu sehingga dapat menunjang operasi kilang dan pendidikan.2. Semakin besar kebutuhan tenaga listrik yang digunakan untuk keperluan operasional dalam rangka operasi kilang dan semakin majunya pendidikan yang ada di Pusdiklat Migas Cepu.

Fungsi PLTD yang ada di Pusdiklat Migas Cepu adalah untuk melayani kebutuhan tenaga listrik di beberapa daerah antara lain :1. Kebutuhan dalam pabrik yang meliputi : Kilang, Boiler, Wax Plant, Laboratorium, bengkel, kantor serta seluruh gedung di lingkungan Pusdiklat Migas Cepu.2. Kebutuhan diluar pabrik yang meliputi perumahan migas, asrama, aula, gedung perkuliahan STEM, Pertamina UP III dan Pertamina UPDN IV.PLTD di Pusdiklat Migas Cepu mulai didirikan pada tahun 1973 dan hingga kini telah memiliki 9 buah Generator sebagai mesin yang digunakan untuk pembangkit listrik yang terdiri dari :a. Tiga buah mesin Diesel MAN dari Jerman berkapasitas 820KVA dan mulai diperasikan sejak tahun 1973.b. Tiga buah mesin Diesel Mitshubishi buatan Jepang berkapasitas 400KVA dan mulai diperasikan sejak tahun 1992.c. Tiga buah mesin Diesel Coumens berkapasitas 100KVADistribusi tenaga listrik dari generator ke beban didistribusikan melalui transformator yang jumlahnya ada 16 buah dengan menggunakan instalasi bawah tanah, hal ini disebabkan karena diinginkan kontinyuitas tenaga listrik yang tinggi dengan faktor gangguan seminimal mungkin.

3.1.10 Unit Water TreatmentUnit pengolahan air (Water Treatment) memiliki tugas untuk menyuplai kebutuhan air yang diperlukan untuk kebutuhan teknis dan non-teknis. Misalnya, air pendingin, air umpan boiler, air minum, dan air pemadam kebakaran.Sumber air baku diambil dari Sungai Bengawan Solo dengan pertimbangan bahwa Sungai Bengawan Solo tidak pernah kering walaupun pada musim kemarau dan lokasinya berdekatan dengan pabrik.Jenis air yang diolah oleh unit pengolahan air Pusdiklat Migas Cepu dapat digolongkan menjadi sebagai berikut : Air Minum Air Industri Air Pemadam Kebakaran

3.1.10.1 Penyediaan Air MinumPenyediaan air bersih yang layak dikonsumsi masyarakat merupakan salah satu tugas dari unit Water Treatment. Untuk memperoleh air yang memenuhi standard kelayakan, sistem pengolah air sungai dapat diterima oleh masarakat melalui beragai hapan berikut :1. Proses Screening, merupakan proses pemisahan partikel-partikel yang berukuran besar yang terbawa oleh air. Tujuan proses ini adalah mencegah terikutnya partikel-partikel besar yang dapat menyebabkan kebuntuan pada instalasi perpipaan dan mencegah kerusakan pada pompa sentrifugal.2. Proses Sedimentasi, merupakan proses pengendapan partikel-partikel padat yang terkandung dalam air yang menyebabkan kekeruhan. Partikel-partikel ini dapat berupa lumpur atau zat padat lainnya. Proses ini bertujuan untuk menghulangkan kekeruhan, mengurangi kesadahan dan menghemat pemakaian bahan kimia.3. Proses Koagulasi dan Flockulasi, merupakan proses terbentuknya flock dengan jalan menambahkan bahan koagulan pada air, kemudian flock mengendap.4. Proses Aerasi, merupakan proses penambahan oksigen pada air agar dapat menghilangkan bau busuk dan menetralkan racun dengan jalan menyemprotkan air pada ujung pipa agar air dapat kontak langsung dengan udara luar.5. Proses Filtrasi, merupakan proses pemisahan melalui penyaringan. Ada 2 dasar mode filtrasi, yaitu sebagai berikut :a. Grafity Filter, yaitu filtrasi melewati berbagai media berporib. Pressure Filter, yaitu filtrasi menggunakan bejana tertutup6. Penambahan Disinfektan, merupakan proses pembunuhan kuman yang bersifat patogen (penyebab penyakit)7. Penimbunan dan pengumpulan, idlakukan untuk menjaga kelangsungan produksi dan sebagai tempat persediaan/cadangan air.8. Proses distribusi, merupakan tahap penyaluran air ke tempat-tempat tujuan.

3.1.10.2 Penyediaan Air Pemadam KebakaranUntuk air pemadam kebakaran diambil dari Sungai Bengawan Solo melalui RPKS II (Rumah Pompa Kali Solo II) yang ditampung dalam bak pengendap/yap. Untuk air pemadam hanya dilakukan proses pengendapan saja. Setelah pengotor-pengotor mengendap, air didistribusikan menuju hydran-hydran yang ada di pabrik dan perkantoran.

3.1.10.3 Penyediaan Air IndustriKebutuhan akan air industri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu air pendingin dan air umpan boiler.1. Penyediaan Air Pendingin.Air dari Bengawan Solo dipompakan ke bak Segaran 1 dan diberi koagulan untuk mengendapkan kotoran, kemudian dialirkan ke bak Segaran 2 untuk mengecek flock-flock yang terbentuk (ditambahkan koagulan) dan langsung dialirkan ke bak Segaran 3. Air dari bak Segaran 3 yang telah mengalami proses Koagulasi dan Sedimentasi dapat digunakan sebagai air pendingin untuk keperluan kegiatan di unit kilang dan wax plant.Di unit Kilang, air pendingin digunakan sebagai pendingin pada kondensor, box cooler dan cooler. Sedangkan di unit Wax Plant digunakan sebagai pendingin pada Chiller.Air pendingin yang telah digunakan pada suhu 45C oleh unit kilang dan Wax Plant ditampung dalam bak air panas dan dialirkan ke cooling tower dengan bantuan pompa. Dari cooling tower, air didinginkan dengan memanfaatkan bantuan udara hingga suhu air mencapai 32C. Selanjutnya ditampung di bak air pendingin dan disirkulasikan kembali ke unit Kilang dan Wax Plant.2. Air Umpan BoilerWater Treatment juga berugas dalam menyediakan air umpan boiler. Air ini diperoleh dari hasil penyaringan yang masih mengandung banyak pengotor-pengotor yang dapat mengganggu proses.Khusus untuk air umpan boiler dilakukan 2 proses pengolahan yaitu :a. Eksternal TreatmentArtinya air umpan diolah sebelum masuk Boiler. Adapun hal yang perlu diperhatikan meliputi : Kesadahan, untuk menghilangkan kesadahan, air umpan diproses dengan menggunakan Softener. Kandungan O2 dan CO2 dihilangkan dengan alat Deaerator.b. Internal TreatmentArtinya air umpan diolah pada waktu berada dalam boiler. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan meliputi : Tingkat keasaman airAir didalam ketel cenderung bersifat asam sehingga pHnya perlu dinaikkan agar air yang sigunakan tidak korosif Penambahan Na3PO4Dilakukan untuk melunakkan kerak yang terbentuk. Na3PO4 akan beraksi dengan ion=ion Ca2+ dan Mg2- membentuk garam kompleks. Penambahan Na2SO4 Berfungsi untuk mengikat O2 yang kemungkinan masih berada didalam air

3.1.11 Unit Wax PlantUnit Wax Plant merupakan unit untuk melakukan proses pengolahan PH Solar (Parafin High Solar) untuk menghasilkan wax (lilin) sebagai hasil utama. Sedangkan hasil sampingannya berupa AFO (A Filter Oil). AFO disini digunakan sebagai komponen bahan campuran, yaitu : Campuran bahan bakar residu 38 (bahan bakar industri) Bahan Blending BOD (Batering Oil Distilate) untuk penyelup karung goniMalam / lilin yang dihasilkan oleh Wax Plant dipasarka untuk memenuhi industri batik. proses pengolahan PH Solar menjadi malam batik melalui 4 tahapan, yaitu :1. Proses Dewaxing2. Proses Sweating3. Proses Treating4. Proses MouldingAdapun penjelasan masing-masing proses tersebut adalah sebagai berikut :3.1.11.1 Proses DewaxingTujuan dari proses ini adalah untuk mendapatkan kristal-kristal wax melalui proses pendingin dan penyaringan. Peralatan yang digunakan adalah Chiller. Sebagai pendingin dan filter press untuk proses filtrasinya. Variabel proses yang perlu diperhatikan adalah temperatur chiller. Tekanan filter press dan waktu pengisian, dan prosesnya sebagai berikut.a. Proses PendinginanBahan Baku (PH Solar) dari tangki T-201 yang memiliki suhu 45C dipompa dengan pompa P-200/1/2 menuju Chiller yang didinginkan, diharapkan umpan yang dihasilkan mengalami penurunan temperatur sampai 35C dan di dalam chiller akan terbentuk kristal-kristal wax dan keluar dalam bentuk slurry yang kemudian siap untuk difiltrasi.b. Proses PenyaringanPH Solar yang berupa slurry dari run down tank T-203/204 dipompa dengan screw pump nomor 1/2 atau pompa plunger P-200 6/7 kedalam filter press melalui lubang poros-poros plate. Pada saat penyaingan ini. PH Solar terpisah menjadi 2 bagian, yaitu a filter oil (AFO) dan cake, untuk selanjutnya cake akan menjadi umpan dalam proses Sweating.

3.1.11.2 Proses SweatingProses ini disebut juga sebagai proses pengeringan. Cara ini digunakan untuk mengurangi kadar minyak yang terkandung dalam wax atau pemisahan komponen wax yang mempunyai titik cair rendah dengan wax yang memiliki titik cair tinggi, peralatan yang digunakan dalam proses ini adalah AMS. Pada proses awal, umpan yang berupa slack wax dimasukkan kedalamtangki dari atas dan air mengalir dari bagian bawah tangki melalui koil-koil. Slack dari tangki penampung dipompa menuju AMS dan masuk melalui pipa yang tegak lurus pada bagian tengah AMS. Slack wax akan didinginkan sampai beku 48 jam, kemudian steam diinjeksikan dalam air sirkulasi pada koil secara bertahap (1C/jam). Sehingga perlahan-lahan umpan akan menjadi panas. Akibat pemanasan dengan cara ini, fraksi yang mempunyai titik cair rendah akan melebur terlebih dahulu. Produk akhir dari proses Sweating adalah :a. Foot OilMerupakan 60% berat feed, titik leburnya 30C sampai 48C dan dikembalikan pada proses Dewaxing untuk diambil AFO-nya

b. Recycle OilMerupakan 30% berat feed. Titik leburnya 48C sampai 58C diproses ulang pada proses sweating dan diolah untuk diambil parafinnya.c. Sweat WaxMerupakan 10% berat feed, titik leburnya diatas 56C diolah pada proses treating untuk memperbaiki warnanya.

3.1.11.3 Proses TreatingBertujuan untuk memperbaiki suatu sweat wax dari warna coklat kehitaman menjadi coklat kekuningan. Prinsip dari proses ini adalah penyerapan impuritis resin-resin yang tidak dikehendaki dalam sweat wax dengan penambahan clay sebesar 3-5% berat. Dilakukan dengan cara sweat wax dari tangki T-233/234 dipompa dengan P-200/10 menuju tangki agitator 5 dan 6. Jika kelebihan sweat wax ditampung pada tangki agitator 3. Agitator 5 dan 6 dilengkapi degan coil pemanas agar wax tetap cair pada suhu 80C - 90C, kemudian secara manual dilakukan penambahan clay untuk menyerap impuritas minyak dan kotoran sehingga warna wax berubah memucat. Agar proses penyerapa berjalan dengan baik, maka dilakukan pengadukan dengan udara kering bertekanan selama 2 jam. Campuran clay dan sweat wax selanjutnya diendapkan agar terpisah, lalu dipompa dan dialirkan ke filter press untuk dipisahkan dengan tekanan, clay dan bekasnya akan tertahan di filter cloth, kemudian dibuang. Filtrat ditampung di agitator 4 sebagai treat wax kemudian dipompakan ke agitator 2.\

3.1.11.4 Proses MouldingProses ini bertujuan untuk mempermudah penyimpanan wax, pengangkutan dan pemasarannya. Pencetakan dilakukan dengan alat yang berbentuk seperti loyang yang tersusun secara bertingkat dengan proses yang berlangsung seperti berikut, treat wax yang masih panas dialirkan ke unit pencetakan yang terdiri dari loyang-loyang yang berdiameter 30 cm dan tinggi 7 cm. jika loyang bagian atas telah terisi penuh, maka secara gravitasi, wax yang berlebih akan mengalir dengan sendirinya ke loyang yang berada di bawahnya, hal tersebut terjadi secara kontinyu sampai semua loyang terisi penuh oleh wax. Setelah pengisian selesai, wax didinginkan selama 24 jam. Berat wax yang dicetak sekitar 4-5 kg dengan kandungan minyak 10%, selanjutnya wax akan dikemas dalam karung goni untuk dipasarkan.

3.1.12 Unit KilangUnit kilang berfungsi sebagai unit untuk proses destilasi crude oil dengan pemisahan fraksi-fraksi crude oil berdasarkan titik didihnya sesuai dengan spesifikasi yang dikehendaki seperti Pertasol (CA, CB, CC), kerosine, solar, PH solar (Parafin High Solar). Sistem pengolahan yang digunakan oleh Pusdiklat Migas Cepu yaitu dengan cara Destilasi Atmosferik.Crude Oil sendiri memiliki pengertian campuran yang sangat kompleks dari senyawa hidrokarbon sebagai penyusun utamanya dan sedikit unsur belerang, nitrogen, oksigen, logam, dan garam mineral. Sebelum diproses dikilang, bahan atau mineral ikutan tersebut harus dipisahkan terlebih dahulu agar tidak mengganggu proses dan mengurangi produksi yang dihasilkan. Minyak mentah (crude oil) sebagai hasil tambang dikelompokkan menjadi beberapa jenis, antara lain :a. Crude Oil Parafinisb. Crude Oil Aspalthisc. Mixed Crude Oil (Campuran)Sedangkan untuk proses yang dilakukan di unit kilang dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu :1. Proses Distilasi Atmosferik2. Proses Treating3. Proses Blending

3.1.12.1 Proses Destilasi AtmosferikPrinsip dasar Destilasi Atmosferik adalah pemisahan fraksi-fraksi yang dikehendaki berdasarkan atas perbedaan trayek didih (Boiling Range) masing-masing fraksi tersebut, dan berlangsung melalui proses pemanasan, penguapan, pemisahan atmosferik sehingga disebut sebagai Destilasi Atmosferik.Proses destilasi atmosferis diawali dengan crude oil dari tangki dihisap pompa feed dan dipompakan melalui Heat Exchanger, furnace, dan evaporator. Di Furnance Crude Oil mengalami pemanasan sampai temperature 330C. Sedangkan di evaporator dipisahkan antara uap dan cairan (residu). Kemudian residunya terus ke residu stripper. Heat Exchanger, box cooler kemudian ke tangki penampung residu.Dari Top Evaporator, uang minyak yang merupakan campuran dari fraksi-fraksi Solvent (Pertasol), kerosin, solar, dan PH solar masuk keadalam kolom fraksinasi C1 untuk dipisahkan sesuai fraksi-fraksi tersebut. Yaitu dari top kolom C1 keluar produk uang pertasol yang diumpankan kembali ke kelom C2 untuk dipisahka menjadi solvent ringan (Pertasol CA), solvent sedang (Pertasol CB). Uap Pertasol CA yang keluar melalui kolom C2 bagian atas dicairkan di condensator dan didinginkan di cooler kemudian ke Separator lalu masuk ke tangki produk Pertasol CA TA-114/115/116/117.Dari side stream kolom C2 dan bottom kolom C2 diambil sebagai produk Pertasol CB, terus masuk ke cooler, separator, kemudian ke tangki penampung Pertasol CB T-109/110. Dari side stream paling atas atau side stream nomor 8 kolom C1 diambil produk Pertasol CC, terus masuk ke cooler, separator, lalu masuk ke tangki produk Pertasol CC T-112/113. Dari side stream bagian kolom tengah C1 diambil produk kerosin, terus masuk ke stripper kerosin. Dari bottom stripper kerosin masuk ke cooler, separator, lalu masuk ke tangki penampungan kerosin T-106/124/125/126. Dari side stream bagian bawah kolom C1 diambil produk solar, terus masuk ke stripper solar dari bottom stripper solar masuk ke Heat Exchanger, cooler, separator terus ke tangki penampung produk solar T-111/120/127. Dari bottom kolom fraksinasi C1 keluar produk PH solar, terus ke tangki penampung PH Solar T-118/119. Selanjutnya dipompa ke pabrik lilin atau Wax Plant untuk diproses dan diambil lilin atau wax-nya. Produk utama yang dihasilkan adalah :1. PERTASOL CA2. PERTASOL CB3. PERTASOL CC4. Solar5. PH Solar6. Residu

3.1.12.2 Proses TreatingProses ini merupakan proses pengurangan atau proses penghilangan impurities yang terdapat dalam minyak bumi di unit pengolahan Pusdiklat Migas Cepu. Proses ini dilakukan dengan NaOH terhadap Pertasol untuk mengurangi kadar H2S dan RSH. Impurities dalam bentuk produk perlu dihilangkan karena dapat mengakibatkan : Turunya mutu cat Menurunkan stabilitas Timbulnya bau yang tidak enak dari pembakaran Korosif terhadap alatProses reaksi yang terjadi adalah :RSH + NaOH RSNa + H2OH2S + 2NaOH Na2S + 2H2O

3.1.12.3 Proses BlendingProses ini merupakan percampuran antara dua zat yang mempunyai komposisi yang berbedauntuk memperoleh hasil yang telah ditentukan berupa : Meningkatkan mutu/kualitas produk Membuat produk baru Menekan biaya

3.2 Orientasi KhususSuatu industri migas sangat dipengaruhi oleh instrument-instrumen itu sendiri. Dimana instrumentasi ini memiliki posisi yang sangat penting dan riskan terhadap hidupnya suatu proses produksi migas. Proses ini tidaklah sederhana, diperlukan perancangan sistim kendali untul mempermudah proses produksi industri migas tersebut.Sarana bengkel instrument dan Telkom Pusdiklat Migas Cepu memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan pendidikan di bidang instrumentasi. Dalam laboratorium ini dapat dilakukan penelitian, simulasi sistim pengontrolan, penggujian, perawatan, alat-alat industry beserta kalubrasinya. Selain itu untuk pembinaan dilakukan juga pengajaran-pengajaran terhadap peserta kerja praktek atau yang kursus di laboratorium instrumentasi ini.

3.2.1 Fungsi dan Sarana Bengkel InstrumentSarana bengkel instrument dan telkom di Pusdiklat Migas cepu berada dibawah Pusat Pendidikan dan Pelatiihan Minyak dan Gas Bumi, Badan Pendidikan dan Pelatihan Energi dan Sumber Daya Mineral, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. Lboratorium ini memiliki tugas sebagai berikut :1. Sebagai sarana praktek pendidikan bagi mahasiswa AKAMIGAS, peserta khusus yang diselenggarakan oleh Pusdiklat Migas Cepu.2. Membantu melaksanakan pemeliharaan kilang dan utilities3. Memberikan sarana penunjang baik berupa perlatan maupun tenaga untuk mengatasi segala kesulitan yang ada di lapangan yang berhubungan dengan bidangnya

Laboratorium instrumentasi dilengkapi dengan sarana-sarana sebagi berikut:1. Laboratorium kalibrasi yang memiliki tugas menyediakan jasa teknologi di bidang kalibrasi alat ukur industri dan alat-alat laboratorium. Laboratorium kalibrasi terdiri dari laboratorium kalibrasi massa, laboratorium kalibrasi volume, laboratorium kalibrasi tekanan, dan laboratorium kalibrasi suhu.2. Simulasi system pengendalian proses.3. Laboratorium elektronika digital dan mikroelektronika.4. Simulator PLC (Programmable Logic Controller)5. Simulator DCS (Distributed Control System)6. Instrumen-instrumen yang berkaitan dengan industri perminyakan dan gas bumi.

3.2.2 Sistim Pengukuran dan PengendalianKehandalan suatu instrumentasi akan mempengaruhi kelancaran suatu proses dalam industri, baik ditinjau dari segi safety prosesnya, maupun dalam hal kualitas dan kuantitas output yang nantinya akan berpengaruh pada profit perusahaan.

Gambar 1.4 variabel-variabel proses

Kehadiran instrumentasi dalam suatu proses industri memiliki fungsi sebagai berikut :1. Instrumentasi sebagai alat pengukuran (Measurement Device)Instrumentasi sebagai alat pengukuran yaitu instrumentasi yang berfungsi untuk mengetahui besar variabel proses dalam sistim pengendalian. Alat ukur terdiri dari dua macam, yaitu : Indicator, berfungsi untuk mengetahui besaran-besaran fisis dan suatu saat saja atau bersifat sementara. Recorder, berfungsi untuk mengetahui besaran-besaran fisis dari poses awal sampai akhir atau bersifat menyimpan data.

2. Instrumentasi sebagai pengendalian (Control System)Instrumentasi sebagai alat pengendalian yaitu instrument yang bertujuan untuk memperoleh hasil yang maksimal, baik secara kualitas maupun kuantitas tanpa mengesampingkan hasil dan menjaga keamanan dalam suatu proses industri, variabel proses yang terlibat dalam proses tersebut haruslah dapat dikontrol sesuai dengan nilai (set point) yang telah ditetapkan.

3. Instrumetasi sebagai alat pengamanan (Safety System)Instrumentasi sebagai alat keamanan bertujuan untuk menjaga keselamatan manusia dan mempertahankan proses produksi suatu industri migas dalam keadaan safety. Terdapat berbagai instrumentasi yang berperan sebagai sistem keamanan seperti indicator, alarm, mauoun sirine. 4. Instrumentasi sebagai analisa (Analyzer System)Instrumentasi juga berperan untuk menganalisis jalannya proses industri dan mutu produk yang dihasilkan oleh suatu industri. Hal ini penting, terutama dalam hal pengambilan keputusan di lapangan seperti regulasi alat-alat industri, perancangan sistem yang lebih baik, maupun pembenahan berbagai factor yang mempengaruhi efektifitas kerja.Elemen-elemen sistim pengendalian terbagi menjadi dua jenis, yaitu : Pengendalian ManualSistim kendali manual membutuhkan operator dalam melakukan repon terhadap perubahan yang terjadi pada keluaran proses. Berikut gambar rangkainya :

Gambar 1.5 sistem pengendalian manual

Sistim Pengendalian OtomatisSistim pengendalian ini mengganti fungsi operator dengan controller. Untuk bentuk loop sistim pengendalian otomatis, sebagai berikut :

Gambar 1.6 Loop sistim isntrumentasi dalam suatu proses industri

Sistim pengendalian otomatis dibagi menjadi dua jenis, yaitu : Sistim Pengendalian Loop TerbukaSistim pengendalian loop terbuka merupakan sistim pengendalian yang keluarannya tidak berpengaruh terhadap aksi pengendalian. Acuan masukan terdapat pada kondis acuan yang tepat. Ketelitian tergantung pada kalibrasinya. Sistim Pengendalian Loop TertutupSistim pengendalian loop tetutup memrupakan sistim pengendalian yang keluarannya berpengaruh langsung terhadap aksi pengendalian. Sinyal kesalahan penggerak yang merupakan selisih antara sinyal masukan dan keluaran diumpankan ke pengendali untuk memperkecil permasalahan dan membuiat agar kendali sistim mendekati harga yang diinginkan. Sistim pengukuran dapat didefinisikan sebagai suatu piranti atau sistim yang dirancang untuk menjaga hubungan fungsi antara sifat fisik variabel yang telah ditentukan dan mengandung suatu sistim informasi yang dapat dikomunikasikan kepada pengamat (operator). Pengukuran terhadap suatu kuantitas pada hakikatnya merupakan kegitan membandingkan anatara suatu besaran tertentu dengan kuantitas standar yang telah diketahui karakteristiknya. Motode pengukuran pada umumnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut : Pengukuran Langsung Metode ini umumnya dipergunakan dalam pengukuran besaran-besaran seperti panjang, massa, dan waktu, dimana kuantitas besaran-besaran tersebut dapat langsung ditentukan nilainya. Pengukuran Tidak LangsungBesaran yang diukur (kuantitasyang tidak diketahui besarannya) langsung dibandingkan terhadap suatu standar yang telah diketahui karakteristiknya.Adapun tipe pengukuran berdasar tempat pengukuran yaitu : Pengukuran Secara LokalMerupakan pengukuran yang langsung dilakukan di tempat alat ukur terpasang. Biasanya pada alat ukur ini sudah tersedia fungsi alat sebagai sensing element, transducer, converter, dan output display. Pengukuran Secara RemoteMerupakan pengukuran yang dilakukan dari jarak jauh. Fungsi display bisa dari tempat operator proses. Sedangkan alat pengukut berfungsi sebagao sensing element, transducer, transmitter, dan converter.

Secara garis besar, sistim pengukuran mancakup beberapa hal seperti berikut :3.2.3 Primary Sensing ElementPrimary sensing element, merupakan elemen pertama dari suatu instrument yang merasakan adanya perubahan keadaan. Untuk industri migas, terdapat empat variabel utama yang sering diamati/dikontrol yaitu suhu (temperature), tekanan (pressure), aliran (flow), dan level. Sensor disini bertindak mengubah suatu kuantitas fisik menjadi suatu kuantitias mekanik ataupun listrik.

1. Sensor Temperatur Temperatur didefinisikan sebagai suatu derajat kepanasan yang diukur dalam skala-skala tertentu. Temperatur merupakan suatu variabel proses yang tidak dapat diukut secara langsung, tetapi yang diukur adalah perubahan derajat panas dari suatu benda karena adanya perubahan keadaan yang dialami oleh benda tersebut. Adapun jenis-jenis alat ukur temperatur dibagi menjadi dua bagian besar berikut :a. Menchanical system, yang terdiri dari glass tube thermometer, bimetallic thermometer, dan filled thermal system thermometer. b. Electrical system, yang terdiri dari resistance thermometer, thermocouple, thermistor, dan pyrometer.Beberapa jenis sensor temperature yang dipakai adalah :a. Thermocouple Merupakan jenis logam yang berbeda yang disatukan salah satu ujungnya dan ujung tersebut dipanaskan maka akan timbul beda potensial pada ujung-ujung yang lain, hal ini diakibatkan oleh kecepatan gerak elektron dari dua material yang berbeda daya hantar panas sehingga mengakibatkan beda potensial. Sifat thermocouple adalah tidak korosif, daya tahan terhadap perubahan temperatur tinggi, peka terhadap perubahan suhu, hubungan antara temperatur dengan emf linier, dan emf cukup tinggi untuk setiap derajat perubahan temperatur. Keuntungan menggunakan thermocouple diantaranya adalah respon yang cepat pada penggunaan jarak yang cukup jau, ketelitian yang cukup tinggi untuk setiap derajat perubahan temperatur dab maupun mengukur pada suhu tinggi. Kerugian menggunakan thermocouple adalah memerlukan peralatan tambahan untuk mengubah sinyal emf yang lemah menjado sinyal kuat.b. Pemuaian Zat CairPemuaian zat cair pada proses pengilangan minyak sebagai petunjuk temperatur, dimana temperatur sebanding dengan pemuaiannya. Zat cair yang ditempatkan pada bulb dan dihubungkan ke kapiler yang dilengkapi skala penunjukan harga temperatur yang diukur. Batas pengukurannya adalah : Alkohol dengan batas ukur: -100oF s/d 100oF Air raksa dengan batas ukur; -300oF s/d 70oF c. Perbedaan Koefisien Muai PanjangPrinsip kerja berdasarkan perbedaan koefiseen muai panjang, yaitu dua jenis logam yang disatukan. Alat ini disebut dengan thermometer bimeta. Dua logam yang sama panjang disatukan dan salah satu ujungnya dicouple. Logam dipanaskan sehingga membengkok akibat perbedaan panjang yang disebabkan oleh perbedaan koefisen muai panjang. Besar difleksi sebanding dengan temperatur dan panjangnya berbanding terbalik dengan ketebalannya. Range pengukurannya antara -300oF s/d 100oF.

2. Sensor TekananSensor-sensor yang digunakan adalah bourdon tube, bellows, dan diaphraghm. Metode yang digunakan dalam pengukuran tekanan adalah :a. Metode gravitation Instrument : dimana pengukuran tekanan dilakukan dengan membandingkan tekanan yang diketahui dengan tekanan yang tidak diketahui, yaitu liquid columm gauge dan piston gauge.b. Metode Elektrik : dimana parameter-parameter tekanan diubah menjadi besaran listrik baik tegangan maupun arus, yaitu: strain gauge dan piezoelectric crystal.c. Elastic DeformationInstrument : dimana pengukuran htekanan dengan membuat keseimbangan antara tekanan yang diketahui dengan calibration spring, yaitu bourdon tube element, metallic diaphragm element, capsule element dan bellows element.Pengukuran tekanan dengan manometer memanfaatkan elastisitas elemen, dimana elemen-elemen tersebut diantaranya: C Bourdon TubePrinsip kerja : karena luas permukaan C tube luar lebih besar baggian dalam, maka terjadi penambahan tekanan akan menyebabkan tube akan terdorong keluar, dimana gerakan ini diperbesar oleh link yang selanjutnya diubah menjadi gerakan berputar oleh piston dan akhirnya disajikan oleh skala tekanan yang telah dikalibrasi.

Gambar 1.7 Bordon C tube

Spiral Bourdon TubeTipe ini mmerupakan modifikasi dari bourdon C tube yang diperbesar simpangannya dengan menambahkan banyaknya belokan (lingkaran) sehingga membentuk spiral. Gambar 1.8 Spiral Bourdon Tube

Helical Bourdon TubeElemen ini mirip spiral element, namun gulungannya dalam bentuk helix dengan tujuan untuk lebih memperbesar simpangan pada ujung bebas sehhingga dapat penguatan yang lebih besar jika dibandingkan dengan spiral bourdon tube dan bourdon C tube. Karena elemen ini memiliki gerakan liniar terhadap perubahan tekanan fluida yang diukur, sehingga elemen ini memiliki kepresisian yang lebih tinggi dari spiral dan bourdon C tube.

Gambar 1.9 Helical Bourdon tube Elemen Bellows Elemen ini berbentuk sebuah pipa yang dapat mengembangkan dan mengempis karena suatu tekanan. Sensitivitas bellows ini meupakan fungsi dari ukurannya. Elemen ini banyak dipakai pada indicator, pneumatic transmitter, controller, recorder, dan valve positioner.

Gambar 1.10 Bellows Element

Diaphraghm Metalic ElementMemiliki prinsip kerja yang sama dengan bellows. Penambahan tekanan ke elemen akan menyebabkan mengembang berbanding langsung dengan tekanan. Gerakan diafragma merupakan fungsi dari diameter tekanannya. Capsul Element

3. Sensor Aliran (flow)Pengukuran kecepatan aliran menggunakan metode differential pressure (D/P) atau pembeda tekanan. Elemen sensing yang digunakan adalah orifice plate, venture tube dan tabung pitot. Jenis-jenis alat ukur aliran antara lain venture flow mete, magnetic flow meter, tabung pitot, positif displacement meter dan orifice plate. Venture flow meterAlat ini dipakai untuk mengatur pada aliran yang besar dan memakai pipa yang besar. Magnetic flow meterDigunakan untuk mengukur aliran, dimana alat lain banyak mengalami kesulitan seperti aliran dengan viskositas tinggi, aliran yang bersifat korosif, slury (minyak yang setekag dipanaskan lalu didinginkan dan kemudian keluarannya berbentuk seperti lilin) dan sebagainya. Magnetic flow meter bekerja berdasarkan peneraoan hokum Faraday. Turbine flow meterTerdapat dua tipe Turbin flow meter, yaitu sebagai berikut :a. Mechanical turbine flow meterMenerapkan prinsip putaran baling-baling yang terpasang pada alat ini. Fluida yang mengalir akan menggerakan baling-baling dan gerakan ini diteruskan ke mechanical counter yang akan membaca jumlah fluida yang mengalir. Kecepatan putaran baling-baling akan liniar terhadap kecepatan fluida ketika baling-baling dan sistim transmisinya tidak terdapat gesekan.

b. Electrical Turbin Flow MeterKetika terdapat suatu fluida yang mengalir, maka sudu-sudu yang melewati pick up oil akan diinduksikan sebagai suatu pulsa yang nantinya akan diteruskan melalui frequency to voltage converter untuk mendapatkan tegangan yang proposional dengan kecepatan aliran. Selanjutnya sinyal elektrik yang dihasilkan akan dikonversikan ke output digital untuk ditampilkan pada suatu display. Differential Pressure Flow Meter ( Head Flow Meter )Alat ini dilengkapi dengan alat pelengkap berupa Orifice. Orifice Plate terbuat dari logam tipis berbentuk lingkaran berlubang dan dipasang dalam pipa sebagai sensor atas aliran fluida. Prinsip kerjanya berdasarkan Hukum Bernouli yaitu apabila Orifice Plate dipasang pada pipa berliran fluida maka aliran yang melewati lubang akan dipersempit oleh Orifice Plate sehingga dihasilkan perbedaan P pada fluida sebelum dan sesudah melewati Orifice Plate. Dengan mengetahui data tentang Orifice Plate, maka besarnya kecepatan aliran dapat dihitung. Aliran berbanding lurus dengan P, sedangkan besar lainnya sama harganya untuk Orifice Plate dan fluida tertentu. Terdapat tiga jenis Orifice : a. Concentric Tipe ini digunakan untuk fluida yang sduah bersih, tidak mangandung zat padatyang abrasive yang akan menyebabkan erosi dan zat yang mengandung korosi.

Gambar 1.11 Orifice concentricb. ExcentrisOrifice ini biasanya digunakan pada aliran yang mengandung bagian- bagian padat atau aliran-aliran yang bersifat korosif.

Gambar1.12 Orifice Plate Excentris

c. Segmental Orifice ini biasanya digunakan untuk aliran yang berat, yaitu fluida yang mengandung bagian-bagian padat ( solid ) atau aliran-aliran yang bersifat korosif.

Gambar 1.13 Orifice Segmental4. Sensor Level ( tinggi Permukaan )Level suatu fluida dapat diukur dengan beberapa metode yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara Langsung Pengukuran secara langsung biasanya dilakukan dengan gelas penduga ( level glass ). Gelasa penduga menunjukkan tinggi permukaan cairan suatu bejana atau container secara langsung. Prinsip kerja gelas penduga adalah prinsip bejana berhubungan.

Gambar 1.14 gelas penduga

Secara Tidak Langsung Pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung dapat dibagi menjadi beberapa jenis : a. Secara floater, pengukuran menggunakan pelampung yang selalu terapung dalam tangki dan dapat pula diluar tangki.b. Secara displacer, pengukuran menggunakan gaya tekan keatas zat cair.c. Suatu perbedaan tekanan, pengukuran berdasarkan tekanan hidrostatik zat cair. Pengukuran tekanan menggunakan PD CELL TRANSMITTER, bagian high pressure dihubungkan pada bagian bawah tangki, sedang bagian low pressure dihubungkan dibagian atas tangki.

Gambar 1.15 system perbedaan tekanan

3.2.4 Secondary sensing elemen ( Elemen Perasa Kedua )3.2.4.1 Transmitter Fungsi utama transmitter adalah sebagai pengubah besaran fisik dari sensing elemen menjadi sinyal pengukuran yang kemudian ditransmisikan ke control elemen. Berdasarkan sinyal keluarannya, transmitter dibedakan menjadi dua macam yaitu :

Pneumatic Transmitter Merupakan transmitter yang mengubah besaran mekanik menjadi sinyal pneumatic ( tekanan ) Electric transmitter Terdapat detector armatureyang berfungsi sebagai tranduser yang mengubah besaran makanik menjadi sinyal listrik. Pada industry perminyakan dengan alas an diperlukannya tingkat keamanan yang tinggi, maka jenis transmitter yang banyak dipakai adalah pneumatic transmitter. Transmitter ini memiliki lebih banyak keunggulan dibandingkan dengan transmitter yang lain. Selain keunggulan dalam bidang keamanannya, transmitter ini juga lebih mudah pengoperasiannya. Dimana dengan sistem ini pengukuran yang diinginkan adalah sistem pengukuran linier, dan dapat didapatkan hasil pengukuran yang lebih tepat. Ketepatan inilah menjadi basis utama instrumentasi pengukuran dalam menjalankan fungsinya. Untuk menjaga agar sistem operasi berada pada keadaan linier, diperlukan batas-batas sinyal pneumatic dan elemen tertentu. Sinyal pneumatic berada pada operasi yang linier untuk sinyal 3-15 psi atau setara 0.2-1kg/cm2. Sinyal elektrik mempunyai dua maca besaran yaitu besaran arusdan tegangan. Sinyal arus mempunyai daerah operasi linier pada rentang 4-20 mA dan sinyal tegangan 1-5 V.Penampang transmitter secara umum 1. Pneumatic Differential Pressure Transmitter Bila ada tekanan, selisih antara high pressure bar sebelah bawah didorong kekanan hingga force bar sebalah atas bergerak ke kiri, hingga flapper lebih mendekati nozzle hingga output hingga output relay membesar. Sebagian dari output ini di-feedback-kan ke feedback bellow untuk menyetimbangkan gerakan range bar mantap, kalau P kecil bergerak ke flapper ke nozzle juga kecil hingga output juga kecil, jadi output sebanding dengan P.

Gambar 1.16 transmitter pneumatic

2. Electronic Differntial Pressure Transmitter Bila dari high pressure side terdapat tekanan sebesar P, maka akan mendorong force bar sebelah bawah ke kiri dan mendorong force bar sebelah atas ke kanan, sehingga vector flexure bergerak naik, sehingga armature detector bergerak mendekati detector sehingga output arus detector membesar, arus ini diturunkan ke amplifer dank e feedback coil untuk mengembangkan gerakan force bar.

Gambar 1.17 transmitter elektrik

Berdasarkan besaran yang diukur, jenis transmitter dibagi menjadi empat yaitu :1. Level TransmitterMerupakan jenis transmitter untuk meneruskan sinyal yang berasal dari sensor ketinggian. Contohnya buoyancy level transmitter. Transmitter ini disusun dengan displacer yang dicelupkan pada cairan. Jika permukaan cairan naik maka displacer juga akan naik. Gaya tekan keatas menmbulkan perubahan jarak antara flapper dan nozzle menyebabkan perubahan tekanan output relay ke feedback bellow sampai terjadi keseimbangan gaya pada bellow denga gaya displacer. Tekanan output berdasarkan keseimbangan gaya merupakan sinyal pneumatic yang berbanding lurus dengan level cairan yang diukur.

2. Pressure Transmitter Transmitter yang digunakan untuk meneruskan sinyal yang berasal dari sensor tekanan. Tekanan yang diukur diberikan pada capsule bellow. Tekanan output berdasarkan keseimbangan gaya merupakan sinyal pneumatic dan berbanding lurus dengan tekanan yang diberikan pada capsule bellow.

3. Flow TransmitterFlow Transmitter menggunakan prinsip perbedaan tekanan sehingga sering disebut dengan differential pressure transmitter ( D/P Transmitter ). Perbedaan tekanan antara high pressure dengan low pressure menyebabkan perubahan diagfragma kapsul. Akibat perubahan maka jarak antara nozzle dengan flapper berubah sampai dicapai keseimbangan gaya berupa sinyal pneumatic besarnya berbanding lurus tekanan yang diukur.

4. Temperature Transmitter Temperature transmitter atau sensor suhu adalah alat yang digunakan untuk merubah besaran panas menjadi besaran listrik. Banyak jenis sensor yang digunanakan untuk melakukan pengukuran temperature pada suatu proses,salaj satunya menggunakan sensor RTD ( resistance temperature detectore ). Prinsip dari transmitter ini yaitu mengolah hasil pengukuran yang berupa tahanan yang sebanding dengan suhu yang diukur. Keluaran ini kemudian diolah dengan rangkaian pengkondisi sinyal sehingga diperoleh keluaran berupa arus 3-20mA

Ada 2 macam metode pengukuran temperature : Contact measurement Yaitu proses dimana pengukuran melalui persentuhan langsung antara sensor dengan variable yang diukur. Non contact Measurement Yaitu proses pengukuran yang dilakukan tanpa persentuhan langsung antara sensor dengan variable yang diukur.

5. Transducer Pada prinsipnya Transaducer hamper sama dengan transmitte, hanya saja input yang diberikan dan output yang diberikan berbeda jenisnya. Misalnya diberi input sinyal elektrik akan menghasilkan output berupa pressure, dan sebaliknya. Prinsip kerjanya adalah bila transducer diberi input berupa sinyal elektrik maupun pressure maka akan mengakibatkan perubahan pada kumparan medan magnet. Perubahan medan magnet ini akan menyebabkan perubahan besaran output yang sebanding.1. Transducer arus ke pneumatic ( I/P ) Transaducer merubah sinyal elektrik ( 4-20mA ) menjadi sinyal pneumatic ( 3-15psi ). Bila sinyal arus naik maka coil ditolak keatas dan menggerakkan flapper mendekati nozzle hingga output relay membessar pula, sebaliknya bila sinyal arus mengecil, flapper agak menjauhi nozzle hingga output mengecil. Jadi output sinyal pneumatic berbanding lurus dengan sinyal arus.2. Transaducer pneumatic ke Arus ( P/I )Bila sinyal tekanan naik menekan force bar dan mendekatkan laminate core pada detector dan output membesar, arus ini diteruskan ke amplifier untuk dikuatkan dan diteruskan de feedback force coil untuk menyetimbangkan gerakan force bar, saluran ini menghubungkan power supply receiver.3.2.5 Elemen Pengatur ( Control Elementer )a. Mode Controller Controller merupakan piranti utaa dalam pengendalian variable proses. Pada Controller ini terjadi proses pengolahan sinyal input pengendalian dari transmitter. Controller akan membandingkan sinyal input dengan setting value ytang dikehendaki. Apabila input lebih besar daripada setting value maka controller akan memperkecil atau sebaliknya. Besarnya koreksi kesalahan bergantung pada mode controllernya. Dalam proses pengendalian dikenal beberapa nilai variable, antara lain. Set point ( SV ), merupakan suatu nilai acuan yang diberikan pada controller dan merupakan harga yang diinginkan dari suatu proses. Proses variable ( PV ), meruapakan keluaran dari proses yang diberikan kembali controller untuk dimanipulasi sehingga didapatkan nilai proses yang diinginkan. Error ( e ) merupakan selisih antara set point dengan proses variable, nilai error dirumuskan sebagai berikut : E = SV PV Manipulated variable ( MV ), merupakan output controller yang bekerja sebagai sinyal pengatur dan merupakan fungsi dari Error.

Berdasarkan aksi koreksinya terhadap offset, sebuah controller dapat dibedakan menjadi 4 jenis : On off controllerController ini hanya memiliki dua posisi yaitu on-off yang digunakan untuk membuka dan menutup final element variable proses. Apabila variable pengukuran berada dibawah setting point maka sinyal output akan membuka final element secara maksimal. Ketika variable pengukuran berada di set point, sinyal output akan menutup final element secara minimum. Huubungan antara MV dan error dirumuskan sebagai berikut :1. MV = 0, jika e > 02. MV = off, jika e < 0

Proportional ControllerController ini menghasilkan output yang sebanding, dengan inputnya tergantung dari sensivitasnya. Sensivitasnya tergantung pada proportional band ( PB ), yaitu presentase perubahan input yang dapat menghasilkan 100 % perubahan output controller. Selain itu PB juga dapat diartikan sebagai perbandingan antara perubahan measuring signal dengan perubahan controller signal. Perbedaan dengan on off controller yaitu adanya penambahan proportional bellow yang merupakan bagian dari pengontrol proportional. Secraa metematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

Dimana :Ke = Gain Controller e = error b = harga awal manipulated valve

Penguatan controller ( K ) ditentukan oleh besarnya nilai proportional band ( PB ). Hubungan K dan PB adalah sebagai berikut :

Proportional integral controller Proportional integral controller digunakan dalam aksi ini pengendalian untuk menghilangkan offset yang terjadi pada proportional controller. Terjadinya offset merupakan cirri dari pada system pengendalian proportional. Dalam proses ini terdapat kekurangan yaitu overshot yang terlalu tinggi dan time delay yang terlalu besar. Penambahan integral pada controller mengakibatkan terjadinya koreksi berulang ulang terhadap offset yang terjadi sehingga kesalahan offset tidak terjadi. Secara matematis dapat dirumuskan : MV = Kc

Keterangan : Kc.e + b = proportional Kc adalah Integral

Proportional Integral derivative integral Mode ini merupakan mode yang terbaik dan banyak digunakan di industri. Hal ini dikarenakan kesalahan kesalahan yang dihasilkanoleh masing masing mode dapat direduksi. Unsur unsur dari PID berguna untuk mempercepat reaksi sistem, mengahsilkan offset dan mendapatkan energy ekstra pada saat awala perubahan load. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

MV = Kc ( Keterangan :

Kc .e + b adalah proportional

adalah integral

adalah derivativeController PID memliki karakteristik respon yang cepat dan kemampuan untuk menghilangkan offset, sehingga jenis controller sangat cocok mengatur proses yang membutuhkan energy yang besar dan membutuhkan deadtime serta time delay relative kecil. Kelemahan controller PID tidak biasa digunakan untuk mengendalikan proses variable yang banyak mengandung noise. Apabila menggunakan controller PID system akan menjadi unstable dikarenakan unsur D pada controller tersebut. Dari semua mode atau tipe pengendali diatas, ada beberapa hal penting yang harus diingat, diantaranya adalah : 1. PB yang kecil akan membuat pengendali menjadi sensitive dan cenderung membawa loop berisolasi, sedangkan bila PB besar cenderung meninggalkan offset yang besar pula. 2. Ti yang kecil bermanfaat untuk menghilangkan offset, tapimembawa system menjadi lebih sensitive dan cenderung membuat respon menjadi lambat.3. Td yang besar akan menjadikan respon cenderung tepat, sedangkan Td yang kecil memberikan nilai ekstra di saat-saat awal.b. Tuning Controller Tuning atau settting PID dilakukan untuk menetapkan harga tiap unit dengan tujuan untuk mendapatkan controller yang baik dan optimum. Adapun pertimbangan dengan melihat efek dari masing-masing unit tersebut.1. Efek aksi Proportional Bila proportional band ( PB ) kecil maka offset semakin kecil, maksimum amplitude semakin kecil penurunannya, cycle timependek dan amplitude decreasing bertambah.

2. Efek Aksi Integral Bila integral kecil, maka offset sama dengan nol, maksimum amplitude makin bertambah, amplitude decreasing bertambah dan cycle time panjang.3. Efek Aksi DerivativeBila derivative maksimum, maka offset tidak berubah, maksimum amplitude sangat kecil penurunannya, amplitude decreasing berkurang dan cycle time pendek.

Untuk mendapatkan controller yang baik dilakukan tuning dengan beberapa metode yaitu : 1. Metode Systematic Trial errorMetode ini pada dasarnya dimulai dengan memberikan harga variable adjustment yang besar dengan berpedoman pada efek dari masing-masing controller.2. Metode Ultimate Period SensitivityMetode ini dikenal dengan zieger dna Nihols. Metode ini menganalisa close loop control dengan pengamatan sensitivitas tergantung dari gain controller. Cycling time yang terjadi, dicatat sebagai acuan perhitungan harga-harga PID.3. Metode Kurva Reaksi Metode ini berlaku pada open loop control. Untuk optimum setingginya tampak seperti table berikut : Tabel 1.2 Metode kurva reaksiModePB ( % )Ti ( min )Td( min )

P100 Kp L/TMaxMin

PI110 Kp L/T3,3 LMin

PID53 KpL/T2 L0.5 L

3.2.6 Final ElementControl valve merupakan elemen akhir control system loop. Fungsinya untuk mengatur aliran zat cair yang melewati sebagai realisasi yang diterima dari controller. Ditinjau dari tipe penggeraknya control valve dibagi menjadi tiga macam :a. Automatic Valve tipe Pneumatic Actuatorb. Automatic Valve tipe Hidralic Actuatorc. Automatic Valve tipe Electric ActuatorFinal element adalah bagian control system yang menerima sinyal dari controller mengubah aliran variable proses sesuai output dari controller. Final element yang sering digunakan selama system pengaturan adalah control valve.

Gambar 1.18 Bagian bagiam control valve

A. Bagian bagian control valve 1. Aktuator Actuator adalah bagian dari control valve yang berfungsi merubah sinyal dari controller menjadi gerak system untuk mangatur posisi plug terhadap logam saluran pada valve body dimana fluida mengalir.Pada kilang minyak, pemilihan control valve didasarkan pada tingkat keamanannya sehingga control valve yang digunakan adalah jenis Actuator Pneumatic tipe diafragma yang cara kerjanya dapat terbagi yaitu: Direct Acting Pada saat tekanan udara diberikan pada bagian atas, diafragma akan mengerakkan steam kearah basah menekan spring dan steam mendesak keatas apabila tekanan berkurang. Reverse ActingPada saat tekanan udara diberikan pada bagian bawah diafrgma, actuator akan menggerakk