BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG TALAK DAN ILA’ A...

15
BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG TALAK DAN ILA’ A. Pengertian Talak Kata talak dalam bahasa Indonesia itu berasal dari bahasa arab ) ﻃﻠﻖ( yang berarti melepas ikatan. 1 Dan ada beberapa definisi tentang talak secara bahasa, yaitu sebagai berikut: 1. Kata “Talak” dalam bahasa arab berasal dari kata “Thalaqa Ya Thalaqu Thalaaqan” yang bermakna “Melepas atau mengurai tali pengikat, baik tali pengikat itu bersifat konkrit”. 2 2. Di dalam al-Qur'an surat Ath-Talak ayat: 2 yang berbunyi: ... ﺑﻤﻌﺮوف هﻦ رﻗﻮ اوﻓﺎ) ... اﻟﻄﻼ ق: ٢ ( Artinya: “Atau lepaskanlah mereka dengan baik-baik”. (Ath-Talak: 2). 3 3. Menurut As-Sayid Sabiq, yaitu: اﻟﺰوﺟﻴﺔ اﻟﻌﻼﻗﺔ ء واﻧﻬﺎ اﻟﺰواج رﺑﻄﺔ ﺣﻞ4 Artinya: “Talak adalah melepas tali perkawinan dan mengakhiri hubungan suami istri.” 4. Menurut Abu Zakaria al-Anshari: 1 DR. Mustofa DII Bul Bigha, Fiqih Syafi’i (Terjemah Attahdziib), Oleh: NY. Adlchiyah Sunarto, M. Multazam, Bandung, CV. Bintang Belajar, t.th., hlm. 388 2 Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama, Ilmu Fiqih, Jilid II, Jakarta¸Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN, 1984, hlm. 226 3 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahannya, Terjemahan: Yayasan penyelenggara penterjemah al-Qur’an, Semarang, CV. Alwaah, 1989, hlm. 945 4 Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama, op. cit., hlm. 226 12

Transcript of BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG TALAK DAN ILA’ A...

Page 1: BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG TALAK DAN ILA’ A ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG TALAK DAN ILA’ A. Pengertian

BAB II

PENGERTIAN UMUM TENTANG TALAK DAN ILA’

A. Pengertian Talak

Kata talak dalam bahasa Indonesia itu berasal dari bahasa arab )طلق(

yang berarti melepas ikatan.1 Dan ada beberapa definisi tentang talak secara

bahasa, yaitu sebagai berikut:

1. Kata “Talak” dalam bahasa arab berasal dari kata “Thalaqa Ya Thalaqu

Thalaaqan” yang bermakna “Melepas atau mengurai tali pengikat, baik tali

pengikat itu bersifat konkrit”.2

2. Di dalam al-Qur'an surat Ath-Talak ayat: 2 yang berbunyi:

)٢: قالطال... (اوفا رقو هن بمعروف ... Artinya: “Atau lepaskanlah mereka dengan baik-baik”. (Ath-Talak: 2).3

3. Menurut As-Sayid Sabiq, yaitu:

4 حل ربطة الزواج وانها ء العالقة الزوجيةArtinya: “Talak adalah melepas tali perkawinan dan mengakhiri

hubungan suami istri.”

4. Menurut Abu Zakaria al-Anshari:

1 DR. Mustofa DII Bul Bigha, Fiqih Syafi’i (Terjemah Attahdziib), Oleh: NY.

Adlchiyah Sunarto, M. Multazam, Bandung, CV. Bintang Belajar, t.th., hlm. 388 2 Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama,

Ilmu Fiqih, Jilid II, Jakarta¸Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN, 1984, hlm. 226

3 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahannya, Terjemahan: Yayasan penyelenggara penterjemah al-Qur’an, Semarang, CV. Alwaah, 1989, hlm. 945

4 Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama, op. cit., hlm. 226

12

Page 2: BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG TALAK DAN ILA’ A ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG TALAK DAN ILA’ A. Pengertian

5 حل عقد النكاح بلفظ الطالق ونحوهArtinya: “Talak adalah melepas tali akad nikah dengan kata talak dan

yang semacamnya”.

Adapun pengertian talak menurut istilah sebagai berikut:

a. Menurut istilah agama talak berarti: melepas ikatan perkawinan (nikah).6

b. Menurut al-Jaziri talak adalah:

7 الطالق ازا لة النكاح او نقصان حله بلفظ محصوص

Artinya: “Talak adalah menghilangkan ikatan atau mengurangi pelepasan ikatannya dengan mempergunakan kata-kata tertentu itu.

c. Pengertian talak menurut istilah yang lain adalah:

8 وهو لغة حل القيد وشر عا حل عقد النكاح باللفظ االتى

Artinya: “Ath-Talak menurut istilah bahasa artinya: “melepaskan ikatan, sedangkan menurut istilah syara’ artinya: “melepaskan ikatan nikah dengan lafadz yang akan disebut kemudian”.

Sedangkan menurut KHI dalam pasal 117 talak adalah ikrar suami

dihadapan sidang pengadilan agama yang menjadi salah satu sebab putusnya

perkawinan, dengan cara sebagaimana dimaksud dalam pasal 129, 130 dan

131.9

B. Dasar Hukum Thalak

Dasar hukum talak itu terdapat dalam al-Qur'an yaitu firman Allah Swt

yang berbunyi:

5 Ibid 6 DR. Mustofa DII Bul Bigha, loc. cit, hlm. 388 7 Drs. Murni Djamal, MA, op. cit, 226 8 Zainuddin bin Abdul Aziz al-Maribari al-Fanni, Fathul Mu’in, Jilid II, Terjemah:

KH. Moch. Anwar, Bandung, Sinar Baru al-Gensindo, 1994, hlm. 1374 9Bahan Penyuluhan Hukum, Lihat Kompilasi Hukum Islam, Jakarta, Departemen

Agama RI Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam,1999, hlm. 156

13

Page 3: BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG TALAK DAN ILA’ A ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG TALAK DAN ILA’ A. Pengertian

والمطلقات يتربصن بانفسهن ثلثة قروء وال يحل لهن ان يكتمن ماخلق اهللا فى ارحامهن ان آن يؤمن باهللا واليوم االخر وبعولتهن احق برد هن فى ذلك ان ارادوا اصالحا ولهن مثل الذي عليهن

الطالق مرتان . بالمعروف وللرجال عليهن درجة واهللا عزيز حكيم حسان وال يحل لكم ان تاخدوا مما فامساك بمعروف او تسريح با

اتيتمو هن شيئا اال ان يخافا اال يقيما حدوداهللا فان خفتم اال يقيما حدوداهللا فال جناح عليهما فيما افتدت به تلك حدوداهللا فال تعتدوها

)٢٢٨ -٢٢٩: البقرة (ومن يتعد حدوداهللا فاولئك هم الظالمون Artinya: “Wanita-wanita yang di talak hendaklah menahan diri (menunggu)

tiga kali quru’. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan oleh Allah Swt dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah Swt dan hari akhir. Dan suami-suami yang berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) itu menghendaki istilah. Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurt cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan dari pada istrinya. Dan Allah Swt Maha Perkasa dan Bijakasana. Talak (yang dapat dirujuk) dua kali, setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu mengambil sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah Swt. Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami istri) tak dapat menjalankan hukum-hukum Allah Swt, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh istri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah Swt, maka jaganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah Swt, maka mereka itulah orang yang zalim”. (Q.S. Al-Baqarah: 228-229).10

Adapun dasar hukum talak adalah sebagai berikut:

1. Di dalam Kitab Fathul Mu’in diterangkan tentang hukum talak, yaitu:

11 آطال ق مول لم يرد الوطء: وهو اما واجب

Maksudnya: “Talak itu ada kalanya wajib, seperti talak yang dilakukan oleh orang yang bersumpah ila’ (tidak akan menggauli

10 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahannya, Terjemahan: Yayasan

penyelenggara penterjemah al-Qur’an, Semarang, CV. Alwaah, 1989, hlm. 55 11 Zainuddin bin Abdul Aziz al-Maribari al-Fanni, loc. cit, hlm. 1349

14

Page 4: BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG TALAK DAN ILA’ A ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG TALAK DAN ILA’ A. Pengertian

istrinya), sedangkan dia memang tidak menginginkan untuk menyetubuhinya.

2. Hukum talak menjadi sunah, hal ini juga dijelaskan dalam Kitab Fathul

Mu’in seperti dibawah ini:

, آان يعجز عن القيام بحقوقها ولو لعدم الميل اليها: اومندوب اى : او تكون غير عفيفة مالم يخش الفجور بها او سيئه الخلق

- فيما استظهره سيخنا -بحيث ال يصبر على عشرتها عادة 12 تى توجد امراة غير سيئة الخلقواال فم

Maksudnya: “Atau sunat, umpamanya seorang suami tidak mampu menunaikan hak-hak istri karena memang dia tidak mencintainya atau istri tidak menjaga kehormatannya selagi tidak dikhawatirkan si suami akan ikut terbawa kepada kedurhakaan istrinya, (jika dikhawatirkan si suami akan ikut terbawa kepada kebejatan akhlaq istrinya, maka hukum menceraikannya bukan sunat lagi melainkan wajib). Atau si istri berakhlaq buruk, dengan kata lain si suami tidak dapat tahan hidup bersama dengan wanita seperti itu. Demikianlah analisis yang dikemukakan oleh guru kami, jika tidak demikian maksudnya, bilakah ada wanita yang tidak buruk akhlaqnya”.

3. Hukum thalak menjadi haram, hal ini juga dijelaskan dalam Kitab Fathul

Mu’in, yaitu:

وهو الطال ق مدخل بها فى نحو حيض – آالبدعتى –او حرام وآطال ق من لم , بال عوض منها اوفى ظهر جامعها فيه

وآطال ق المريض بقصد الحرمان , يستوف دورها من القسم 13 من االرث

Artinya: “Atau talak haram, seperti talak bid’ah, yaitu menjatuhkan talak kepada istri yang telah digauli, tepat dimasa haidnya, tanpa tebusan dari pihak istri (khulu’) atau diwaktu suci, sedangkan dia telah menggaulinya. Contoh lain dari talak bid’ah adalah menjatuhkan talak kepada istri yang belum memenuhi bagian

12 Ibid

13 Ibid, hlm. 1350

15

Page 5: BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG TALAK DAN ILA’ A ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG TALAK DAN ILA’ A. Pengertian

gilirannya, juga seperti menjatuhkan talak disaat si suami sedang sakit keras, dengan maksud agar si istri terhalang dari mewaris hartanya”.

Adapun wanita yang di talak, menurut kesepakatan para ulama

mazhab, di syaratkan harus seorang istri, sementara itu, Imamiyah memberi

syarat khusus bagi sahnya talak terhadap wanita yang telah dicampuri, serta

bukan wanita yang telah mengalami menopouse dan tidak pula sedang hamil,

hendaknya di dalam keadaan suci (tidak haid) dan tidak pernah di campuri

pada masa sucinya itu (antara dua haid). Kalau wanita tersebut di talak dalam

keadaan haid, nifas, atau pernah dicampuri pada masa sucinya, maka talaknya

tidak sah.14

C. Macam-Macam Talak

Ditinjau dari segi waktu dijatuhkannya talak, maka talak dibagi tiga

macam, yaitu sebagai berikut:15

1. Talak sunni, yaitu talak yang dijatuhkan sesuai dengan tuntunan sunah.

Talak dikatakan sunni jika memenuhi empat syarat, yaitu:

a. Istri yang di talak sudah pernah dikumpuli, jika talak dijatuhkan

terhadap istri yang belum pernah dikumpuli, maka tidak termasuk

talak sunni.

b. Istri dapat segera melakukan iddah suci setelah di talak, yaitu dalam

keadaan suci dari haid. Menurut ulama Syafi’iyah, perhitungan iddah

bagi wanita yang haid adalah tiga kali suci, bukan tiga kali haid.

14Muhammad Jawal Mugniyah, Fiqih Lima Mazhab, Jakarta, PT Lentera Basritama,

1999, hlm. 441 15 Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama,

Ilmu Fiqih, loc. Cit., hlm. 227

16

Page 6: BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG TALAK DAN ILA’ A ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG TALAK DAN ILA’ A. Pengertian

Talak terhadap istri yang telah lepas haid (menopouse) atau

belum pernah haid, atau sedang hamil, atau talak karena suami

meminta tebusan yakni dalam hal khulu’ atau ketika istri dalam haid,

semuanya tidak termasuk talak sunni.

c. Talak itu dijatuhkan ketika istri dalam keadaan suci, baik permulaan

suci, dipertengahan maupun diakhir suci kendati beberapa saat lalu

datang haid.

d. Suami tidak pernah mengumpuli istri selama masa suci yang mana

talak itu dijatuhkan. Talak yang dijatuhkan oleh suami ketika istri

dalam keadaan suci dari haid tetapi pernah dikumpuli, maka tidak

termasuk talak sunni.

2. Talak Bid’i, yaitu talak yang dijatuhkan tidak sesuai atau bertentangan

dengan tuntunan sunah, tidak memenuhi syarat-syarat sunni. Adapun yang

termasuk talak Bid’i adalah sebagai berikut:

a. Talak yang dijatuhkan terhadap istri pada waktu haid (menstruasi),

baik dipermulaan haid maupun dipertengahannya dan juga ketika istri

sedang nifas.

b. Talak yang dijatuhkan terhadap istri dalam keadaan suci, tetapi pernah

dikumpuli oleh suamiya dalam suci dimaksud.

3. Talak Lasunni Wala Bid’i, yaitu talak yang tidak termasuk dalam kategori

talak sunni dan tidak pula termasuk dalam kategori Talak Bid’i, yaitu:

a. Talak yang dijatuhkan terhadap istri yang belum pernah dikumpuli.

17

Page 7: BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG TALAK DAN ILA’ A ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG TALAK DAN ILA’ A. Pengertian

b. Talak yang dijatuhkan terhadap istri yang belum pernah haid, atau istri

yang telah lepas haid.

c. Talak yang dijatuhkan terhadap istri yang sedang hamil.

Ditinjau dari segi tegas dan tidaknya kata-kata yang dipergunakan

sebagai ucapan talak, maka talak dibagi menjadi dua macam, yaitu sebagai

berikut:16

1. Talak sharih, yaitu talak yang menggunakan dengan kata-kata yang jelas

dan tegas dan dapat dipahami sebagai pernyataan talak atau cerai seketika

diucapkan, tidak mungkin dipahami lain.

Dan apabila suami menjatuhkan talak terhadap istrinya dengan

talak sharih, maka menjadi jatuhlah talak itu dengan sendirinya, sepanjang

ucapannya itu dinyatakan dalam keadaan sadar dan atas kemauannya

sendiri.

2. Talak kinayah, yaitu talak yang mempergunakan kata-kata sindiran atau

samar-samar. Seperti suami berkata kepada istrinya:

a. Engkau sekarang telah jauh dariku.

b. Selesaikan sendiri segala urusanmu.

c. Janganlah engkau mendekati aku lagi.

d. Keluarlah dari rumah ini sekarang juga.

e. Pergilah dari tempat ini sekarang juga.

16 Ibid., hlm. 228

18

Page 8: BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG TALAK DAN ILA’ A ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG TALAK DAN ILA’ A. Pengertian

Ditinjau dari segi ada atau tidaknya kemungkinan bebas suami

merujuk kembali bekas istri, maka talak itu dibagi menjadi dua macam, yaitu

sebagai berikut:

1. Talak Raj’i, yaitu talak yang dijatuhkan oleh suami terhadap istrinya yang

telah pernah dikumpuli, bukan karena memperoleh ganti harta dari istri,

talak yang pertama kali dijatuhkan atau yang kedua kalinya.

2. Talak Ba’in, yaitu talak yang tidak memberikan merujuk bagi bekas suami

terhadap bekas istrinya, untuk mengembalikan istri kedalam ikatan

perkawinan dengan bekas suami maka harus melalui akad nikah baru

lengkap dengan rukun dan syarat-syaratnya.

Adapun Talak Ba’in itu ada dua macam, yaitu sebagai berikut:

a. Talak ba’in sughro adalah talak ba’in yang menghilangkan pemilikan

bekas suami terhadap bekas istri, tetapi tidak menghilangkan

kehalalan bekas suami untuk kawin kembali dengan bekas istri,

artinya bekas suami boleh mengadakan akad nikah baru dengan bekas

istri baik dalam masa iddahnya maupun sesudah berakhir masa

iddahnya.

b. Talak bain kubra ialah talak bain yang menghilangkan pemilikan

bekas suami terhadap bekas istri serta menghilangkan kehalalan bekas

istri untuk kawin kembali dengan bekas istrinya kecuali setelah bekas

istri itu kawin dengan laki-laki lain, telah berkumpul dengan suami

kedua itu serta telah bercerai secara wajar dan telah selesai menjalani

masa iddahnya.

19

Page 9: BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG TALAK DAN ILA’ A ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG TALAK DAN ILA’ A. Pengertian

Ditinjau dari segi cara suami menyampaikan talak terhadap istrinya,

talak ada beberapa macam, yaitu sebagai berikut :17

1. Talak dengan ucapan, yaitu talak yang disampaikan oleh suami dengan

ucapan lisan dihadapan istrinya dan istri mendengar secara langsung

ucapan suaminya itu.

2. Talak dengan tulisan, yaitu talak yang disampaikan oleh suami secara

tertulis lalu disampaikan kepada istrinya, kemudian istri membacanya dan

memahami isi dan maksudnya

3. Talak dengan syarat, yaitu talak yang dilakukan dalam bentuk isyarat oleh

suami yang tuna wicara kepada istrinya,sehingga istrinya tersebut paham

akan maksud suaminya

4. Talak dengan utusan, yaitu talak yang disampaikan oleh suami kepada

istrinya melalui perantara orang lain sebagai utusan untuk menyampaikan

maksud suami itu kepada istrinya yang tidak berada dihadapan suami,

bahwa suami mentalak istrinya. Jadi dalam talak kali ini suami tidak

mengatakan kata talak tersebut tidak secara langsung.

D. Pengertian Ila’

Kata ila’ berasal dari bahasa arab dari kata: al-‘Aliyatu yang berarti

sumpah.18 Al-Jaziri memberi keterangan bahwa kata ila’ secara bahasa lebih

umum dari pengertian secara syara’ dimana syara’ mengkhususkan hanya

17 Op. cit, hlm. 232 18 Achmad Warson Munawir, al-Munawir Kamus Arab Indonesia, Surabaya, Pustaka

Progessif, Edisi Kedua, 1997, hlm. 37

20

Page 10: BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG TALAK DAN ILA’ A ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG TALAK DAN ILA’ A. Pengertian

terhadap soal wata’ dari suami kepada istrinya. Dengan demikian sumpah

tidak makan, minum atau yang lainnya tidak termasuk sumpah ila’.19

Adapun pengertian ila’ menurut istilah adalah sumpah kepada istrinya

untuk tidak mengkumpulinya selama empat bulan atau selama-lamanya. Dan

menurut istilah fiqih, ila’ adalah menolak, tidak mau bersenggama dengan istri

dengan bersumpah. Ada juga yang menyebutkan pengertian ila’ menurut

istilah adalah sumpah yang diucapkan suami kepada istrinya, yaitu sumpah

untuk tidak menyetubuhi istrinya dalam waktu tertentu.

E. Dasar Hukum Ila’

Sebenarnya sumpah ila’ sudah ada sejak zaman Jahiliyah, yang pada

masa itu sumpah ila’ merupakan tradisi seorang suami yang bersumpah untuk

tidak menggauli istrinya dengan tujuan agar istrinya merasa terkatung-katung

seperti seorang perempuan yang tidak mempunyai suami dan merasa tersiksa

dengan keadaan demikian tersebut dengan tidak membatasi waktu dalam

bersumpah untuk tidak menggauli istrinya tersebut.20

Kemudian seiring dengan perubahan dan kemajuan yang dibawa oleh

Nabi Muhammad Saw, terjadi pula perubahan pada ketentuan sumpah ila’

yang oleh risalahnya yang berupa wahyu diberi batasan tenggang waktu empat

bulan, hal ini yang demikian tersebut agar hak-hak seorang istri dapat

terlindungi.

19 Abdul Rahman al-Jaziri, Al-Fiqh ‘Ala Madzahib al-Arba’ah, Juz IV, Bairut:

Libanon, Daar al-kutub al-‘Ilmiyah, t.th., hlm. 413 20 Ibid

21

Page 11: BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG TALAK DAN ILA’ A ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG TALAK DAN ILA’ A. Pengertian

Adapun dasar hukum ila’ itu terdapat dalam al-Qur'an, yaitu firman

Allah Swt yang berbunyi:

للذين يؤلون من نسائهم تربص اربعة اشهر فان فاءوا فان اهللا -٢٢٨: البقره (وان عزمو الطالق فان اهللا سميع عليم , غفور رحيم

٢٢٦( Artinya: “Bagi para suami yang mengila’ istrinya, maka menunggu selama

empat bulan, bila dia kembali maka sesungguhnya Allah Swt Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Bila dia ingin mentalakya, maka sesungguhnya Allah Swt Maha Mendengar dan Maha Mengetahui”. (al-Baqarah: 226-227).21

Adapun dasar hukum ila’ yang bersumber dari hadits adalah:

اته لم يقع اذا الى الرجل من امر: عن على رضي اهللا عنه انه يقولفاما ان يطلق : حتى يوقف, عليه طال ق وان مضت االربعة االشهر

22)رواه مالك( واما ان يقئArtinya: “Dari Ali ra. Ia berkata: apabila seorang lelaki ila’ (bersumpah)

dengan istrinya maka tidak terjadi talak, meskipun telah lewat empat bulan, hingga dia dihentikan: maka ada halnya dia mentalak (istrinya) dan ada halnya dia mencabut sumpahnya”. (HR. Malik).

Dan hadits yang lain adalah riwayat ‘Aisyah, yaitu:

الى رسول اهللا صلى اهللا : عن عائشه رضي اهللا تعالى عنها قالتوجعل لليحين , مافجعل الحال ل حرا, عليه وسلم من سائه وحرم

23 )رواه الترمذى(آفارة

Artinya: “Aisyah ra. Menceritakan, bahwa Rasulullah Saw pernah mengila’ sebagian istri beliau dan mengharamkannya, sehingga apa yang selama ini halal berubah menjadi haram, dan beliau menentukan sumpah ada dendanya”.

Adapun hukum ila’ menurut para ulama adalah sebagai berikut:

21 Departemen Agama RI, loc. cit., hlm. 55 22 DR. Mustofa DII Bul Bigha, loc. cit, hlm. 400 23 Muhammad bin Isma’il, Bulughul Maram, Jilid II, Terjemahan: KH. Kahar

Masyhur, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 1992, hlm. 107

22

Page 12: BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG TALAK DAN ILA’ A ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG TALAK DAN ILA’ A. Pengertian

Bila seorang bersumpah tidak akan mendekati istrinya, tetapi dalam

masa empat bulan dia menyentuh istrinya itu, maka hentikanlah masa ila’nya

dan dia wajib membayar kafarat yamin (denda melanggar sumpah), tetapi

kalau sampai habis masa empat bulan itu dia tidak bersenggama dengan

istrinya itu, maka jumhur ulama berpendapat bahwa istri berhak meminta

kepada suaminya akan menyenggamanya atau mentalaknya, bila suami

enggan kedua-duanya, maka manurut:

1. Imam Malik, berpendapat bahwa hakimlah yang menjatuhkan talak laki-

laki itu, karena menjaga agar perempuan itu tidak melarat.

2. Imam Syafi’i, dan Ahli Zahir, berpendapat bahwa hakim tidak boleh

menjatuhkan talak itu, tetapi dia berhak menekan laki-laki tersebut seperti

memenjarakannya, sehingga dia sendiri yang mentalak istrinya itu.

3. Menurut Ahnaf, berpendapat bila masa empat bulan telah habis dan suami

tidak menyenggama istrinya itu, maka istrinya itu telah dikenakan talak

bain dengan talak lewat masa tersebut. Dan suami tidak mempunyai hak

untuk rujuk lagi, karena salah dalam menggunakan haknya dengan

enggannya bersenggama tanpa uzur itu. Dengan demikian, maka hilanglah

haknya terhadap keluarganya dan dia termasuk penganiaya istrinya itu.

4. Imam Malik, berpendapat dengan sendirinya suami dikenakan hukum ila’,

bila maksudnya dengan mengila’ itu hendak merusakkan istrinya,

23

Page 13: BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG TALAK DAN ILA’ A ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG TALAK DAN ILA’ A. Pengertian

walaupun dia tidak bersumpah untuk itu, karena menimbulkan

kemelaratan, maka dianggap dia telah bersumpah.24

F. Sekilas tentang ila’

Seperti telah dijelaskan diatas bahwasanya ila’ menurut pengertian

bahasa arab adalah menolak sesuatu dengan bersumpah atau mengelak dengan

sumpah. Adapun menurut istilah fiqih adalah menolak tidak mau bersenggama

dengan istri dengan bersumpah. Sumpah itu dapat dalam bersumpah dengan

nama Allah Swt, atau berpuasa, atau bersedekah, atau mengerjakan ibadah

haji, atau mentalaknya.

Pada masa Jahiliyah ada suami yang bersumpah tidak akan menyentuh

istrinya selama satu atau dua tahun atau lebih dengan maksud merusaknya,

sehingga istrinya itu bagaikan orang yang digantung. Dan sumpah itu

merupakan kebiasaan kaum Jahiliyah. Tentu saja sumpah semacam ini

merupakan penghinaan dan permusuhan yang nyata serta bertindak zalim

terhadap hak-hak istri.

Pada zaman Jahiliyah ila’ bisa terjadi meskipun istri tidak berbuat

suatu kesalahan. Namun Islam datang mencabut akar-akar adat kebiasaan ini,

dan membuat batasan tegas lagi diperbolehkannya ila’ yang kalau melanggar,

sitri bisa menuntut untuk bercerai dari suami. Batas waktu ila’ hanya berlaku

empat bulan. Kalau suami menggauli istri dalam masa ini, berarti dia telah

24 Sayid Sabiq, Fikih Sunnah, Juz 7 Alih Bahasa, Mahyuddin Syaf, Bandung, PT. Al-

Ma’arif, 1990, hlm 156-157

24

Page 14: BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG TALAK DAN ILA’ A ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG TALAK DAN ILA’ A. Pengertian

melanggar sumpahnya dan oleh karenanya dia wajib membayat kafarat.25 Dan

disebutkan dalam al-Qur'an:

للذين يؤلون من نسائهم تربص اربعة اشهر فان فاءوا فان اهللا -٢٢٧: البقره (زمو الطالق فان اهللا سميع عليم وان ع, غفور رحيم

٢٢٦( Artinya: “Kepada orang-orang yang mengila’ istrinya diberi tangguh empat

bulan (lamanya). Kemusdian jika mereka kembali (kepada istrinya), maka sesungguhnya Allah Swt Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan jika mereka ber’azam (bertetap hari untuk) talak, maka sesungguhnya Allah Swt Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (al-Baqarah 226-227)26

Anas menyebutkan bahwa: Rasulullah Saw mengila’ salah seorang

istrinya satu bulan, kakinya yang mulia telah beranjak, maka berdiri ditempat

minum yang telah beranjak, maka berdiri disediakan untuknya selama 29 hari

kemudian turun (melepaskan), sahabat bertanya: Ya Rasulullah Saw engkau

ila’ sebulan? Nabi menjawab “satu bulan 29 hari”. (HR. Bukhari)

Ada dua pendapat tentang Sumpah ila’ itu apakah harus dengan nama

Allah Swt?, yaitu sebagai berikut:

1. Tidak harus dengan nama Allah Swt.

2. Harus dengan nama Allah Swt.

Adapun pendapat yang pertama itu lebih kuat. Maka apabila seorang

berkata kepada istrinya:

a. Apabila aku bersenggama denganmu (istri) aku harus berpuasa/shalat.

b. Apabila aku mengkumpulimu kamu tercerai.

25 Syeikh Ali Ahmad Al-Jurjawi, Falsafah dan Hikmah Hukum Islam, CV. Asy-

Syifa’, Semarang, 1938, hlm.332 26 Departemen Agama RI, loc. cit., hlm. 55

25

Page 15: BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG TALAK DAN ILA’ A ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005... · BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG TALAK DAN ILA’ A. Pengertian

Adapun kata-kata suami tersebut diatas itu merupakan ila’.27

Dan hikmah diberlakukan masa empat bulan itu sebagai berikut:

1) Dalam masa empat bulan memungkinkan jiwa untuk mengembalikan diri

dari menggauli istri, begitu pula sang istri, dia tidak mampu lagi untuk

bertahan lebih dari masa itu dalam menggauli istri

2) Dalam masa itu ada kesepakatan untuk menjaga kehormatan diri. Lebih

dari masa itu mungkin saja keduanya tidak lagi mampu menjaga

kehormatannya.

Dan diriwayatkan dari ibnu Abbas ra. Berkata: ila’nya orang Jahiliyah

itu lamanya setahun, dua tahun bahkan lebih, maka Allah Swt memberikan

batasan waktu selama empat bulan. Barangsiapa yang ila’nya kurang dari

empat bulan, maka itu bukan ila’.

27 Moh. Rifa’I, Terjemah Khulashah Kifayatul Ahyar, Semarang, CV. Toha Putra ,

1978, hlm. 325

26