BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Aeromonas hydrophilarepository.ump.ac.id/6452/3/AMALIA RATNASARI...

14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Aeromonas hydrophila 2.1.1 Klasifikasi Bakteri A. hydrophila Menurut Holt et al. (1998), A. hydrophila diklasifikasikan sebagai berikut: Phylum : Protophyta Classis : Schizomycetes Ordo : Pseudomonadales Familia : Vibrionaceae Genus : Aeromonas Species : Aeromonas hydrophila 2.1.2 Morfologi Bakteri A. hydrophila Bakteri Aeromonas termasuk ke dalam famili Pseudomonadaceae dan terdiri dari tiga spesies utama, yaitu A. punctata, A. hydrophila, dan A. liquiefacieus yang bersifat pathogen (Afrianto & Liviawaty, 2009). Bakteri A. hydrophila umumnya hidup di air tawar yang mengandung bahan organik tinggi. Bakteri A. hydrophila mempunyai bentuk seperti batang dengan ukuran 1-4 x 0,4- 1 mikron, bersifat Gram negatif, fakultatif aerobik (dapat hidup dengan atau tanpa oksigen) yang mengubah karbohidrat menjadi asam dan gas, tidak berspora, bersifat motil (bergerak aktif) karena mempunyai satu flagel pada salah satu kutubnya, suhu untuk pertumbuhan A. hydrophila adalah 15-30 o C dan pH 5,5-9 (Kordi, 2004). 5 Uji Efektivitas Minyak..., Amalia Ratnasari, FKIP UMP 2014

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Aeromonas hydrophilarepository.ump.ac.id/6452/3/AMALIA RATNASARI...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Aeromonas hydrophilarepository.ump.ac.id/6452/3/AMALIA RATNASARI BAB II.pdf · gejala-gejala berupa: warna tubuh ikan menjadi gelap, menurunnya

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bakteri Aeromonas hydrophila

2.1.1 Klasifikasi Bakteri A. hydrophila

Menurut Holt et al. (1998), A. hydrophila diklasifikasikan sebagai berikut:

Phylum : Protophyta

Classis : Schizomycetes

Ordo : Pseudomonadales

Familia : Vibrionaceae

Genus : Aeromonas

Species : Aeromonas hydrophila

2.1.2 Morfologi Bakteri A. hydrophila

Bakteri Aeromonas termasuk ke dalam famili Pseudomonadaceae dan

terdiri dari tiga spesies utama, yaitu A. punctata, A. hydrophila, dan A.

liquiefacieus yang bersifat pathogen (Afrianto & Liviawaty, 2009). Bakteri A.

hydrophila umumnya hidup di air tawar yang mengandung bahan organik tinggi.

Bakteri A. hydrophila mempunyai bentuk seperti batang dengan ukuran 1-4 x 0,4-

1 mikron, bersifat Gram negatif, fakultatif aerobik (dapat hidup dengan atau tanpa

oksigen) yang mengubah karbohidrat menjadi asam dan gas, tidak berspora,

bersifat motil (bergerak aktif) karena mempunyai satu flagel pada salah satu

kutubnya, suhu untuk pertumbuhan A. hydrophila adalah 15-30o

C dan pH 5,5-9

(Kordi, 2004).

5

Uji Efektivitas Minyak..., Amalia Ratnasari, FKIP UMP 2014

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Aeromonas hydrophilarepository.ump.ac.id/6452/3/AMALIA RATNASARI BAB II.pdf · gejala-gejala berupa: warna tubuh ikan menjadi gelap, menurunnya

6

2.1.3 Serangan Bakteri A. hydrophila pada Ikan

Bakteri A. hydrophila dapat menyerang semua jenis ikan air tawar dan

jenis penyakitnya disebut Motil Aeromonas Septicemia (MAS) atau sering juga

disebut Hemorrhage Septicemia (Afrianto & Liviawaty, 2009). A. hydrophila

juga dapat menyerang amphibian, reptil, dan manusia (Newman, 1982 dalam

Mulia, 2012). A. hydrophila merupakan organisme oportunistik karena penyakit

yang disebabkan mewabah pada ikan-ikan yang mengalami stres atau

pemeliharaan dengan padat tebar tinggi (Irianto, 2005). Serangan bakteri ini

bersifat laten (berkepanjangan), jadi tidak memperlihatkan gejala penyakit

meskipun telah dijumpai pada tubuh ikan. Serangan bakteri ini baru terlihat

apabila ketahanan tubuh ikan menurun akibat stres yang disebabkan oleh

penurunan kualitas air, kekurangan pakan, atau penanganan yang kurang baik

(Kordi, 2004).

Tanda-tanda klinis infeksi A. hydrophila bervariasi, tetapi pada umumnya

ditunjukkan dengan adanya hemoragik pada kulit, insang, rongga mulut, dan

borok pada kulit yang dapat meluas ke jaringan otot. Sering pula tanda-tanda

klinis ditunjukkan dengan terjadinya eksoptalmia, ascites, pembengkakan limpa,

dan ginjal. Secara hispatologis tampak terjadinya nekrosis pada limpa, hati, ginjal,

dan jantung (Irianto, 2005).

Selain itu, ikan yang terserang bakteri A. hydrophila juga menunjukkan

gejala-gejala berupa: warna tubuh ikan menjadi gelap, menurunnya kemampuan

berenang ikan, mata ikan rusak dan agak menonjol, sisik terkelupas, seluruh

siripnya rusak, insang berwarna merah keputihan, ikan terlihat megap-megap di

Uji Efektivitas Minyak..., Amalia Ratnasari, FKIP UMP 2014

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Aeromonas hydrophilarepository.ump.ac.id/6452/3/AMALIA RATNASARI BAB II.pdf · gejala-gejala berupa: warna tubuh ikan menjadi gelap, menurunnya

7

permukaan air, insang ikan rusak sehingga kesulitan bernapas, kulit menjadi kesat,

dan timbul pendarahan yang selanjutnya diikuti dengan luka-luka borok, perut

ikan kembung, dan jika dilakukan pembedahan maka akan kelihatan pada hati,

ginjal, dan limfa (Kordi, 2010).

Infeksi Penyakit MAS yang disebabkan oleh A. hydrophila dapat terjadi

melalui permukaan tubuh ikan yang luka, melalui insang, atau saluran pencernaan.

Penyebarannya berlangsung sangat cepat pada tubuh ikan. Penularan bakteri A.

hydrophila dapat berlangsung melalui air, kontak badan, kontak dengan peralatan

yang telah tercemar, atau dengan pemindahan ikan yang telah terinfeksi A.

hydrophila dari satu tempat ke tempat lain (Afrianto & Liviawaty, 2009). Pada

ikan lele, tingkat kematian dapat mencapai 80-100% dalam waktu sekitar satu

minggu. Penyebaran penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini sangat luas, cepat

sejalan dengan meluasnya usaha budidaya, meluasnya penyebaran benih, dan ikan

yang akan dikonsumsi (Mulia, 2007).

2.2 Antibiotik

Kata antibiotik diberikan pada produk metabolik yang dihasilkan oleh

suatu organisme tertentu, yang dalam jumlah sangat kecil bersifat

merusak/menghambat mikroorganisme lain. Dengan kata lain, antibiotik

merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme yang

menghambat mikroorganisme lain (Pelczar & Chan, 1988).

Antibiotik lazim digunakan untuk pengobatan, tetapi dapat dijadikan

sebagai kemoterapi, gizi tambahan pertumbuhan budidaya udang dan budidaya

perikanan. Antibiotik pertama yang ditemukan adalah penisilin pada tahun 1928

Uji Efektivitas Minyak..., Amalia Ratnasari, FKIP UMP 2014

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Aeromonas hydrophilarepository.ump.ac.id/6452/3/AMALIA RATNASARI BAB II.pdf · gejala-gejala berupa: warna tubuh ikan menjadi gelap, menurunnya

8

oleh Alexander Fleming, tetapi baru dikembangkan pada tahun 1942 oleh dokter

Florey. Kemudian menyusul ditemukan jenis-jenis antibiotik lain seperti

streptomisin, tetrasiklin, eritromisin, dan kloramfenikol (Kordi, 2004).

Menurut Mariyono & Sundana (2002) kloramfenikol dapat menghambat

pertumbuhan bakteri A. hydrophila dengan baik dibandingkan tetrasiklin,

novobiosin, trimetipsinin, dan eritrosin. Kloramfenikol merupakan suatu

antibiotika spektrum luas yang berasal dari beberapa jenis Streptomyces

venezuelae (Tira, 2002). Antibiotik ini aktif terhadap banyak bakteri Gram positif

dan Gram negatif (Pelczar & Chan, 1988).

Kloramfenikol bersifat bakteriostatik bekerjanya menghambat

pertumbuhan dan perkembangan bakteri, misalnya menghambat sintesis protein

bakteri. Antibiotik ini telah digunakan dalam budidaya ikan dan udang, baik saat

pembenihan maupun pembesaran (Kordi, 2004). Namun demikian, pemakaian

kloramfenikol harus hati-hati karena jika penyalahgunaan atau penggunaan dosis

yang tidak tepat mempunyai efek samping terhadap organ tubuh seperti ginjal,

menimbulkan resistensi, dan residu pada ikan (Mariyono & Sundana, 2002).

2.3 Tanaman Kemangi

2.3.1 Klasifikasi Tanaman Kemangi

Klasifikasi tanaman kemangi menurut Cronquist (1981) adalah sebagai

berikut:

Klasifikasi Tanaman kemangi

Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Classis : Magnoliopsida

Uji Efektivitas Minyak..., Amalia Ratnasari, FKIP UMP 2014

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Aeromonas hydrophilarepository.ump.ac.id/6452/3/AMALIA RATNASARI BAB II.pdf · gejala-gejala berupa: warna tubuh ikan menjadi gelap, menurunnya

9

Ordo : Lamiales

Familia : Lamiaceae

Genus : Ocimum

Species : Ocimum x africanum Lour.

2.3.2 Deskripsi Tanaman Kemangi

Tanaman kemangi merupakan tanaman herba tegak, dengan ketinggian

antara 0,3-0,6 m, dan baunya sangat harum. Batang tanaman kemangi sering

berwarna keunguan dengan caranya berambut berubah-ubah. Panjang tangkai

daun sekitar 0,5-2 cm, helaian daun kemangi berbentuk bulat telur elips, elips,

atau memanjang dengan ujung daun runcing, berbintik-bintik serupa kelenjar,

pada sebelah menyebelah ibu tulang 3-6 tulang cabang, 3,5 – 7 kali 1,5 – 2,5 cm.

karangan semu berbunga 6, berkumpul menjadi tandan ujung. daun pelindung

kemangi berbentuk bulat telur atau elips dengan panjang sekitar 0,5-1 cm (van

Steenis, 2008).

Tanaman kemangi mempunyai kelopak sisi luar yang berambut, kelopak

sisi dalam bagian bawah dalam tabung berambut rapat dengan panjang ± 0,5 cm,

gigi belakang jorong sampai bulat telur terbalik, dengan tepi mengecil sepanjang

tabung, gigi samping runcing dan kecil, serta kedua gigi bawah berlekatan

menjadi bibir bawah dan bercelah 2. Bunga kemangi berbibir 2, mempunyai

panjang 8-9 mm, dari luar berambut, bibir atas bertaju 4, bibir bawah rata (van

Steenis, 2008).

Buah tanaman kemangi keras berwarna cokelat tua, gundul, waktu

dibasahi membengkak sekali dan sering ditanam, atau dibudidaya. Tangkai dari

kelopak buah tegak dan tertekan pada sumbu karangan bunga, dengan ujung

Uji Efektivitas Minyak..., Amalia Ratnasari, FKIP UMP 2014

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Aeromonas hydrophilarepository.ump.ac.id/6452/3/AMALIA RATNASARI BAB II.pdf · gejala-gejala berupa: warna tubuh ikan menjadi gelap, menurunnya

10

bentuk kait melingkar, seolah-olah duduk, dan dengan mulut yang terarah miring

merendah dengan panjang 6 – 9 mm (van Steenis, 2008).

Gambar 2.1 Tanaman Kemangi

2.3.3 Manfaat Tanaman Kemangi

Tanaman kemangi mengandung senyawa metabolit sekunder yang

berfungsi sebagai antibakteri. Menurut Maryati et al. (2007) Minyak atsiri daun

kemangi mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aereus dan

Escherichia coli. Menurut Kadorahman et al. (2011) minyak atsiri daun kemangi

efektif menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella enteritidis dengan antibiotik

pembanding tetrasiklin dan tiamfenikol. Minyak atsiri daun kemangi juga

mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Streptococcus mutans, Lactobacillus

casei, dan Candida albicans (Thaweboon, 2009 dalam Kadorahman et al. 2011).

Biji kemangi yang mengandung triterpenoid mampu menghambat bakteri Bacillus

subtilis, Staphylococcus aereus, Escherichia coli, dan Pseudomonas aeruginosa

(Nurcahyanti, 2011).

Uji Efektivitas Minyak..., Amalia Ratnasari, FKIP UMP 2014

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Aeromonas hydrophilarepository.ump.ac.id/6452/3/AMALIA RATNASARI BAB II.pdf · gejala-gejala berupa: warna tubuh ikan menjadi gelap, menurunnya

11

2.3.4 Kandungan Metabolit Sekunder Tanaman Kemangi

Pada tumbuhan terdapat dua senyawa organik antara lain metabolit primer

dan metabolit sekunder. Metabolit primer merupakan senyawa utama yang

dibutuhkan untuk proses perkembangan dan pertumbuhan meliputi karbohidrat,

protein, lemak, vitamin dan lain-lain. Metabolit sekunder merupakan senyawa

yang dihasilkan oleh tumbuhan dan tidak diperlukan secara langsung tetapi tetap

diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidupnya (Salisbury & Ross, 1992).

Kemangi mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder. Kemangi

mengandung flavonoid, saponin, tanin, dan triterpenoid/ steroid. Selain senyawa-

senyawa tersebut kemangi juga mengandung minyak atsiri (Medica et al. 2004).

2.3.4.1 Flavonoid

Flavonoid merupakan salah satu senyawa golongan fenol yang sering

terdapat glikosida. Golongan besar flavonoid mempunyai ciri adanya cincin piran

yang menghubungkan rantai tiga-karbon dengan salah satu dari cincin benzena.

Flavonoid mempunyai banyak pigmen yang paling umum dan terdapat pada

seluruh dunia tumbuhan mulai dari fungi sampai angiospermai. pada tumbuhan

tingkat tinggi, flavonoid terdapat dalam bagian maupun dalam bunga (Robinson,

1995).

Flavonoid dikelompokkan menjadi tiga, yaitu antosianin, flavonol, dan

flavon (Salisbury & Ross, 1992). Antosianin merupakan pewarna yang paling

penting dan paling tersebar luas dalam tumbuhan. Pigmen yang berwarna kuat dan

larut dalam air ini merupakan penyebab hampir semua warna merah jambu, merah

marak, merah, merah senduduk, ungu dan biru dalam daun dan buah pada

Uji Efektivitas Minyak..., Amalia Ratnasari, FKIP UMP 2014

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Aeromonas hydrophilarepository.ump.ac.id/6452/3/AMALIA RATNASARI BAB II.pdf · gejala-gejala berupa: warna tubuh ikan menjadi gelap, menurunnya

12

tumbuhan tinggi. Secara kimia semua antosianin merupakan turunan suatu

struktur aromatik tunggal, yaitu sianidin. Flavonol sangat tersebar luas dalam

tumbuhan, baik sebagai kopigmen antosianin dalam daun bunga maupun dalam

daun tumbuhan tinggi, umumnya hanya ada tiga jenis yaitu kemferol, kuersetin

dan mirisetin. Flanol terdapat juga sebagai glikosida tetapi jenis glikosidanya

lebih sedikit daripada jenis glikosida pada flavonol (Harborne, 1987).

Menurut Batari (2007), daun kemangi mempunyai kandungan flavonol

dan flavone berupa luteolin, quercetin, apigenin, dan kaempferol. Flavonoid

berfungsi sebagai pengaturan tumbuh, pengaturan fotosintesis, antimikroba dan

antivirus. Fungsi flavonoid sebagai antimikroba dapat merusak membran plasma,

menyebabkan kebocoran sel dan merusak susunan perubahan permeabilitas

dinding sel bakteri pada konsentrasi rendah, dapat berkoagulasi dengan protein

seluler sehingga menyebabkan kematian pada konsentrasi tinggi (Robinson,

1995).

2.3.4.2 Saponin

Saponin merupakan senyawa aktif permukaan yang kuat yang

menimbulkan busa jika dikocok dalam air dan pada konsentrasi rendah sering

menyebabkan hemolisis sel darah merah (peristiwa rusak atau pecahnya eritrosit).

Senyawa tersebut meskipun dalam dosis yang sangat rendah dapat bersifat toksin

pada ikan. Beberapa saponin juga dapat digunakan sebagain juga dapat digunakan

sebagai senyawa antimikroba (Robinson, 1995).

Uji Efektivitas Minyak..., Amalia Ratnasari, FKIP UMP 2014

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Aeromonas hydrophilarepository.ump.ac.id/6452/3/AMALIA RATNASARI BAB II.pdf · gejala-gejala berupa: warna tubuh ikan menjadi gelap, menurunnya

13

2.3.4.3 Tanin

Tanin merupakan golongan senyawa tumbuhan bersifat fenol yang

mempunyai rasa sepat dan mempunyai kemampuan menyamak kulit. Berdasarkan

perbedaan struktur molekulnya tanin dibedakan menjadi dua yaitu tanin

terkondensasi atau tanin katekin dan tanin terhidrolisis (Robinson, 1995). Tanin

terkondensasi atau flavolan secara biosintesis dapat dianggap terbentuk dengan

cara kondensasi kinetin tunggal (atau galokatekin) yang membentuk senyawa

dimer dan kemudian oligomer yang lebih tinggi. Sedangkan tanin terhidrolisis

terdiri atas dua kelas, yang paling sederhana adalah depsida galoilglukosa. Pada

senyawa ini inti yang berupa glukosa dikelilingi oleh lima gugus ester galoil atau

lebih. Pada jenis kedua, inti molekul berupa senyawa dimer asam galat yaitu

heksahidroksidifenat yang berikatan dengan glukosa (Harborne, 1987). Beberapa

tanin terbukti mempunyai aktivitas antioksidan, menghambat pertumbuhan tumor,

menghambat enzim seperti „reverse‟ transcriptase, dan DNA topoisomerase yang

merupakan enzim yang dalam replikasi pada bakteri (Robinson, 1995).

2.3.4.4 Triterpenoid/Streroid

Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam

satuan isoprene dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik,

yaitu skualena. Triterpenoid dapat dipilah menjadi empat golongan senyawa

antara lain triterpena sebenarnya, steroid, saponin, dan glikosida jantung.

Triterpena tertentu terkenal karena rasanya, terutama kepahitannya (Harborne,

1987).

Uji Efektivitas Minyak..., Amalia Ratnasari, FKIP UMP 2014

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Aeromonas hydrophilarepository.ump.ac.id/6452/3/AMALIA RATNASARI BAB II.pdf · gejala-gejala berupa: warna tubuh ikan menjadi gelap, menurunnya

14

2.3.4.5 Minyak Atsiri

Minyak atsiri sebagian besar tergolong senyawa terpena, yaitu senyawa

yang dibentuk dari satuan rumus bangun lima-karbon (unit isopren). Zat inilah

yang menyebabkan wangi, harum, atau bau yang khas paada banyak tumbuhan.

Secara ekonomi senyawa tersebut penting sebagai dasar wewangian alam dan juga

untuk rempah-rempah serta sebagai cita rasa dalam industri makanan.

Berdasarkan sifat kimiawinya, terpena minyak atsiri dikelompokkan menjadi 2

golongan, yaitu monoterpen dan seskuiterpen, berupa isoprenoid C10 dan C15.

Kedua senyawa tersebut memiliki titik didih yang berbeda-beda. Titik didih

monoterpen antara 140-180°C, sedangkan untuk sesquiterpen mempunyai titik

didih lebih dari 200°C. Isolasi minyak atsiri dari jaringan tumbuhan, mono-, dan

seskuiterpena dipisahkan dengan ekstraksi memakai eter, eter minyak bumi, atau

aseton (Harborne, 1987).

Tumbuhan kemangi mengandung minyak atsiri seperti eugenol, sineol,

methyl chavicol, protein, kalsium, fosfor, belerang, vitamin A, dan vitamin C.

Minyak atsiri mengandung campuran dari bahan hayati termasuk didalamnya

aldehide, alkohol, ester, keton, dan terpen (Sesella, 2010), sedangkan menurut

Gunardi & Dewi (2010) kandungan minyak atsiri daun kemangi mengandung

linalool, 1-8 sineol, terpineol, geraniol yang merupakan senyawa golongan terpen,

eugenol dan methylchavicol (estragol).

2.4 Ekstraksi

Ekstraksi merupakan kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut

sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Simplisia

yang diekstrak mengandung senyawa aktif yang dapat digolongkan ke dalam

Uji Efektivitas Minyak..., Amalia Ratnasari, FKIP UMP 2014

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Aeromonas hydrophilarepository.ump.ac.id/6452/3/AMALIA RATNASARI BAB II.pdf · gejala-gejala berupa: warna tubuh ikan menjadi gelap, menurunnya

15

golongan minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, dan lain-lain. Struktur kimia yang

berbeda-beda akan mempengaruhi kelarutan serta stabilitas senyawa-senyawa

tersebut terhadap pemanasan, udara, cahaya, logam berat, dan derajat keasaman.

Dengan diketahuinya senyawa aktif yang terkandung dalam simplisia akan

mempermudah pemilihan pelarut dan cara ekstrasi yang tepat (Depkes RI, 2000).

Menurut Depkes RI (2000), metode ekstrasi dengan menggunakan pelarut

ada dua cara yaitu cara dingin yang terdiri dari maserasi dan perkolasi, sedangkan

cara panas yang terdiri dari refluks, soxhlet, digesti, infuse, dan dekok.

2.4.1 Maserasi

Maserasi merupakan ekstraksi yang sederhana. Maserasi dilakukan dengan

cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan

menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat

aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan

zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel,maka larutan yang terpekat didesak

ke luar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi

antara larutan diluar sel dan di dalam sel (Depkes, 1986).

Maserasi digunakan untuk penyarian simplisia yang mengandung zat aktif

yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung zat yang mudah

mengembang dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, strirak, dan lain-

lain. Cairan penyari yang digunakan dapat berupa air, etanol, air-etanol, atau

pelarut lain. Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah pengerjaan dan

peralatan yang digunakan sederhana dan mudah, sedangkan kerugiannya adalah

pengerjaan lama dan penyarian yang kurang sempurna (Depkes, 1986).

Uji Efektivitas Minyak..., Amalia Ratnasari, FKIP UMP 2014

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Aeromonas hydrophilarepository.ump.ac.id/6452/3/AMALIA RATNASARI BAB II.pdf · gejala-gejala berupa: warna tubuh ikan menjadi gelap, menurunnya

16

2.4.2 Perkolasi

Perkolasi merupakan ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang selalu

baru hingga sempurna, umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses ini

terdiri dari pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi

sebenarnya (penetesan/penampungan ekstrak), terus menerus sampai diperoleh

perkolat yang jumlahnya 1-5 kali bahan (Depkes RI, 2000).

Prinsip perkolasi yaitu menempatkan serbuk simplisia dalam suatu bejana

silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari

atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif

sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh (Depkes, 1986).

2.4.3 Refluks

Refluks merupakan ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik

didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas relatif konstan dengan

adanya pendinginan balik. Ada pengulangan proses pada residu pertama 3-5 kali

sehingga didapat proses ekstraksi yang sempurna (Depkes RI, 2000).

2.4.4 Soxhlet

Soxhlet merupakan ekstraksi menggunakan pelarut yang umumnya sampel

dibungkus dengan kertas saring sehingga ekstraksi dapat terus menerus terjadi dan

jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik (Depkes RI, 2000).

2.4.5 Digesti

Digesti merupakan maserasi kinetik tetapi pada temperature lebih tinggi

dari suhu ruangan (kamar), yaitu pada suhu 40-50 0C (Depkes RI, 2000). Cara ini

Uji Efektivitas Minyak..., Amalia Ratnasari, FKIP UMP 2014

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Aeromonas hydrophilarepository.ump.ac.id/6452/3/AMALIA RATNASARI BAB II.pdf · gejala-gejala berupa: warna tubuh ikan menjadi gelap, menurunnya

17

hanya dapat digunakan untuk simplisia yang zat aktifnya tahan terhadap

pemanasan (Depkes RI, 1986).

2.4.6 Infus

Infus merupakan sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia

dengan air pada suhu 900 selama 15 menit. Infundasi merupakan proses penyarian

yang umumnya digunakan untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air

dari bahan-bahan nabati. Cara ini sangat sederhana dan sering digunakan oleh

perusahaan obat tradisional (Depkes RI, 1986).

2.4.7 Dekok

Dekok merupakan ekstraksi dengan cara infus dengan waktu yang lebih

lama dan temperatur sampai titik didihnya air (100 0C) (Depkes RI, 2000).

3.5 Penyulingan (Destilasi) Minyak Atsiri

Pembuatan minyak atsiri dengan penyulingan atau destilasi dipengaruhi

oleh 3 faktor, antara lain: besarnya tekanan uap yang digunakan, bobot molekul

masing-masing komponen dalam minyak, dan kecepatan keluarnya minyak atsiri

dari simplisia. Penyulingan untuk minyak atsiri ada 3.

3.5.1 Penyulingan dengan Air

Pada metode ini simplisia akan mengalami kontak langsung dengan air

mendidih. Simplisia yang sudah dipotong-potong, digiling kasar, atau digerus

halus dididihkan dengan air, uap air dialirkan melalui pendingin, sulingan berupa

minyak yang belum murni ditampung. Penyulingan ini sesuai untuk simplisia

kering yang tidak rusak dengan pendidihan (Depkes RI, 1985).

Uji Efektivitas Minyak..., Amalia Ratnasari, FKIP UMP 2014

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Aeromonas hydrophilarepository.ump.ac.id/6452/3/AMALIA RATNASARI BAB II.pdf · gejala-gejala berupa: warna tubuh ikan menjadi gelap, menurunnya

18

3.5.2 Penyulingan dengan Air dan Uap

Pada metode ini menggunakan alat semacam dandang. Simplisia diletakkan

di atas bagian yang berlubang-lubang sedangkan air di lapisan bawah. Uap

dialirkan melalui pendingin dan sulingan ditampung, minyak yang diperoleh

belum murni. Metode ini baik untuk simplisia basah atau kering yang rusak pada

pendidihan (Depkes RI, 1985).

3.5.3 Penyulingan dengan Uap

Pada metode ini tidak menggunakan air, uap yang digunakan adalah uap

kelewat panas/jenuh pada tekanan lebih dari 1 atmosfer yang dialirkan melalui

suatu pipa uap. Peralatan yang dipakai tidak berdeda dengan penyulingan dengan

air dan uap, hanya diperlukan alat tambahan untuk pemeriksaan suhu dan tekanan.

Jika pemeriksaan dilakukan dengan baik, metode ini akan memperoleh minyak

yang lebih banyak (Depkes RI, 1985).

Uji Efektivitas Minyak..., Amalia Ratnasari, FKIP UMP 2014