BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dioscorea esculentarepository.ump.ac.id/5998/3/Danny Rosyadi_BAB...
-
Upload
hoangthien -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dioscorea esculentarepository.ump.ac.id/5998/3/Danny Rosyadi_BAB...
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gembili (Dioscorea esculenta)
Species : Dioscorea esculenta
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta.
Divisi : Magnoliophyta.
Kelas : Liliopsida.
Ordo : Liliales.
Famili : Dioscoreaceae.
Genus : Dioscorea.
Nama indonesia : Gembili, gembili (Jawa), huwi butul (Sunda).
Uraian Tanaman
Gembili (Dioscorea esculenta) merupakan tanaman perdu
memanjat, dan dapat mencapai tinggi antara 3-5 m. Daun berbentuk seperti
ginjal. Warna kulit umbi keabu-abuan, sedangkan warna daging putih
kekuningan (Sastrapraja et al., 1977). Susunan senyawa umbi gembili
bervariasi menurut spesies dan varietas. Onwueme (1984), menyatakan
bahwa komponen terbesar dari umbi gembili adalah karbohidrat 27-33%.
Tanaman gembili dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis
seperti Indonesia. Tanaman ini diperkirakan berasal dari daratan Indo-
Cina. Di negara tropis basah, gembili bersama dengan ubi kayu menjadi
makanan berkarbohidrat dari berjuta penduduk (Sastrahidayat dan
Soemamo, 1991). Nilai gizi gembili tidak jauh berbeda dibanding dengan
ubi kayu segar. Gembili mempunyai nilai kalori 95 kaVI00 g atau sekitar
dua per lima bagian dari nilai kalori ubi kayu dan sekitar seperlima bagian
dari nilai kalori tepung beras (Suhardi dkk, 2002).
Gembili (Dioscorea esculenta)..., Danny Rosyadi, Fakultas Farmasi UMP, 2013
5
Tanaman gembili mempunyai kadar amilosa yang cukup tinggi,
yang dimana kadar amilosa yang tinggi dapat meningkatkan absorbsi air.
Jika jumlah air dalam sistem dibatasi maka amilosa tidak dapat
meninggalkan granula. Granula pati dapat menyerap air dan membengkak
tetapi tidak dapat kembali seperti semula (Fennema, 1985). Kulp (1973)
menyatakan bahwa air yang terserap dalam molekul menyebabkan granula
mengembang. Pada proses gelatinisasi terjadi pengrusakan ikatan hidrogen
intramolekuler. Ikatan hidrogen mempunyai peranan untuk
mempertahankan struktur integritas granula. Terdapatnya gugus hidroksil
yang bebas akan menyerap air, sehingga terjadi pembengkakan granula
pati. Disamping itu nisbah penyerapan air dan minyak juga dipengaruhi
oleh keberadaan serat, karena sifat serat yang mudah menyerap air.
B. Tablet
Tablet merupakan obat dalam sediaan padat yang biasanya dibuat
dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai antara lain
bahan pengisi, bahan pengikat, bahan penghancur, dan bahan pelincin (Ansel,
1989:244-246).
Kriteria umum dalam mendisain sediaan tablet :
1. Ketelitian dalam keseragaman kandungan obat dalam setiap takaran.
2. Stabilitas, termasuk stabilitas bahan aktif, formulasi tablet secara
menyeluruh, waktu hancur.
3. Meningkatkan penerimaan pasien (Agoes, 2406:173).
4. Tablet harus merupakan produk yang menarik, bebas dari sepihan,
keretakan, kontaminasi. Tablet juga harus tahan guncangan mekanik
selama produksi, pengepakan (Lachman, 1994:647).
Keuntungan tablet antara lain:
1. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan
kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan
ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah.
Gembili (Dioscorea esculenta)..., Danny Rosyadi, Fakultas Farmasi UMP, 2013
6
2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya paling
rendah.
3. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan dan paling
kompak.
4. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah dan paling
murah untukdikemas serta dikirim.
5. Pemberian tanda pengenal produk pada tabel paling mudah dan murah,
tidak memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan
permukaan pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul.
6. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di
tenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan hancurnya
tablet tidak segera terjadi.
7. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus, seperti
pelepasan di usus atau produk lepas lambat.
8. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk
diproduksi secara besar-besaran.
9. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran
kimia, mekanik dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik (Lachman,
1994:645)
Tablet juga kurang disukai karena antara lain:
1. Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak,
tergantung pada keadaan amrofnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis.
2. Obat yang sukar dibasahkan, lambat melarut, dosisnya cukup atau tinggi,
absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna atau setiap kombinasi
dari sifat tersebut, akan sukar atau tidak mungkin diformulasi dan
dipabrikasi dalam bentuk tablet yang masih menghasilkan bioaviabilitas
obat cukup.
3. Obat yang rasanya pahit, obat dengan bau yang tidak dapat dihilangkan,
atau obat yang peka terhadap oksigen atau kelembaban udara perlu
pengapsulan atau penyelubungan dulu sebelum dikempa atau
memerlukan penyalutan dulu (Lachman, 1994 : 645-646)
Gembili (Dioscorea esculenta)..., Danny Rosyadi, Fakultas Farmasi UMP, 2013
7
C. Bahan Tambahan dalam Pembuatan Tablet
Pada dasarnya bahan tambahan dapat dibedakan berdasarkan
fungsinya, yaitu bahan pengisi, bahan pengikat, bahan pelicin, bahan
penghancur atau bahan tambahan lain yang cocok.
1. Bahan Pengisi (Diluents)
Bahan pengisi ditambahkan bila dosis obat tidak cukup untuk
membuat bulk dan memperbaiki daya kohesi. Bahan pengisi harus
mempunyai beberapa kriteria yaitu: harus non toksik, tersedia dalam
jumlah yang cukup disemua negara tempat produk obat tersebut dibuat,
harganya cukup murah, bebas dari mikroba, tidak boleh mengganggu
warna obat (Lachman, 1994:698).
Bahan pengisi yang sering digunakan yaitu Laktosa yang dapat
dikombinasi dengan zat aktif sebanyak 20-25%, tepung gandum, jagung
atau kentang (Lachman, 1994:699).
2. Bahan Pengikat (Binders)
Bahan pengikat yaitu mempunyai sifat adhesif, sehingga
merupakan variabel yang kritis dalam metode granulasi basah sehingga
jumlah yang harus ditambahkan perlu diperhatikan umumnya dalam
bentuk larutan. Untuk menghasilkan granul yang kekerasannya sama,
diperlukan bahan pengikat lebih sedikit jumlahnya daripada jika
memakai bahan pengikat dalam bentuk serbuk kering. Sebagai bahan
pengikat digunakan amilum, gelatin, gula, akasia dan bahan lain yang
cocok dengan serbuk, dapat mengubah serbuk menjadi granul,
selanjutnya jika granul dikempa akan menjadi kompak. Gelatin
merupakan protein alam, kadang-kadang digunakan bersama-sama
dengan akasia (Lachman dkk, 1994: 701).Pasta amilum merupakan
bahan pembuat granul yang paling banyak dipakai. Dibuat dengan
mendispersikan amilum ke dalam air, kemudian dipanaskan beberapa
Gembili (Dioscorea esculenta)..., Danny Rosyadi, Fakultas Farmasi UMP, 2013
8
waktu.Polimer-polimer alam yang telah dimodifikasi seperti alginat,
derivat-derivat selulosa (metil selulosa, hidroksi propil metil selulosa dan
hidroksi propil selulosa) adalah pengikat dan perekat yang umum dipakai
(Lachman dkk, 1994: 701).
Bahan pengikat dalam jumlah yang memadai ditambahkan dalam
bahan yang akan ditabletasi melalui bahan pelarut atau larutan bahan
perekat yang digunakan pada saat granulasi. Bahan pengikat bekerja
menghambat pelepasan zat aktif adalah polietilen (pada umumnya
polietilen tekanan rendah). Dengan adanya tekanan pencetakan, akan
terjadi deformasi plastis, sehingga hasil cetakan akan mengalami
pengelasan dingin (deformasi plastis partikel). Polietilenglikol (bobot
molekul 4000-7000) juga memiliki sifat bahan pengikat yang baik,
meskipun menunjukkan banyak peristiwa tak tersatukan dengan bahan
obat. Sebagai bahan pengikat, yang digunakan untuk membuat granulat
adalah polivinil pirolidon (Voigt, 1995:202). Contoh dari bahan pengikat
adalah amilum, gelatin, turunan selulosa (Solusio Metilsellulosa 5%),
mucilago gummi Arabici 10-20%, PVP 5-10% dalam air atau dalam
alkohol(Anief, 2000 : 211).
3. Bahan Pelicin (lubricant, anti adherent dan glidant)
Fungsi utama dari lubrikan adalah untuk meredukasi gesekan
yang timbul antara muka dari tablet dan dinding die, selama kompresi
dan ejeksi. Lubrikan juga mempunyai sifat antiadherent atau glidant.
Selain itu juga ditujukan untuk memacu aliran serbuk atau granul dengan
jalan mengurangi gesekan di antara partikel-partikel. Dasar mekanisme
pelicinan adalah suatu proses penyalutan maka makin halus ukuran
partikelnya, makin tinggi efek pelicinnya. Macam-macam lubrikan yang
sering digunakan antara lain asam stearat, zink stearat dan bahan lain
yang cocok. (Voigt, 1995:204).
Gembili (Dioscorea esculenta)..., Danny Rosyadi, Fakultas Farmasi UMP, 2013
9
Bahan pelincin berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi 3
kelompok yaitu:
a. Lubricant
Bahan pelincin berfungsi untuk mengurangi gesekan antara
dinding tablet dengan dinding ruang cetak (die) pada saat tablet
ditekan keluar (Lachman, 1994:703). Bahan pelicin yang sering
digunakan adalah Asam Stearat, Magnesium Stearat dengan
konsentrasi 0,2-2,0%, PEG, Kalsium Stearat (Agoes, 2006:191).
b. Glidant
bahan yang diperlukan untuk memperbaiki sifat alir dari
granul dengan cara mengurangi gesekan antar partikel. Glidant
dalam jumlah cukup akan memberi aliran yang baik.
c. Anti Adherent
Berfungsi untuk mencegah granul tablet atau bahan lainnya
melekat pada dinding cetakan (Agoes, 2006)
Bahan pelicin yang sangat menonjol digunakan talk. Talk
mempunyai tiga keunggulan yaitu bisa sebagai bahan pelicin,
sebagai bahan pemisah hasil cetakan dan sebagai bahan pengatur
aliran. Talk merupakan kristal dengan bentuk papan datar yang
sangat mudah mengalir pada saat terjadi gesekan. Pada umumnya
talk ditambahkan dalam granul sebanyak 2% dan dianjurkan untuk
menambah magnesium stearatdalam serbuk sebanyak 0,2-0,3%
(Voigt, 1995:205).
4. Bahan Penghancur (Disintegrant)
Bahan penghancur ditambahkan untuk memudahkan pecahnya
atau hancurnya tablet ketika berkontak dengan cairan pencernaan. Dapat
berfungsi menarik air kedalam tablet, mengembang dan menyebabkan
tablet pecah. Fragmen-fragmen itu mungkin sangat menentukan
kelarutannya selanjutnya dari obat dan dari obat dapat tercapai
bioaviabilitas yang diharapkan. Fungsi bahan penghancur adalah
Gembili (Dioscorea esculenta)..., Danny Rosyadi, Fakultas Farmasi UMP, 2013
10
memudahkan tablet hancur setelah pemberian obat, sehingga dapat
diabsorbsi. Bahan penghancur yang sering dipakai adalah amilum, gom,
CMC-Na, Natrium amilum glikolat dan bahan lain yang cocok. Amilum
USP dan jenis-jenis lainnya adalah jenis bahan penghancur yang paling
umum dipakai, harganya juga paling murah. Biasanya digunakan dengan
konsentrasi 5-20% dari berat tablet. Modifikasi amilum seperti primogel
dan explotab, sebagai pengganti yang murah dari karboksimetil,
digunakan dengan konsentrasi rendah (4% adalah yang optimum).
Macam-macam kanji sebelum gelatinisasi juga dipakai sebagai bahan
penghancur biasanya dengan konsentrasi 5% (Lachman dkk, 1994:702)
Cara penambahan bahan penghancur :
a. Penambahan Eksternal
Bahan penghancur ditambah bersama bahan pelicin pada
granul kering yang sudah diayak dan ditambahkan pada saat granul
akan dikempa.
b. Penambahan Internal
Bahan penghancur ditambah obat, bahan pengisi dan bahan
pengikat sebelum dibuat granul penambahan bahan penghancur
memakai kombinasi kedua cara tersebut, yaitu sebagian bahan
penghancur ditambah secara eksternal dan sebagian secara internal,
dengan jalan ini diharapkan efektifitas penghancur tablet dapat
lebih baik.
c. Kombinasi antara penambahan eksternal dan internal
Penambahan bahan penghancur memakai kombinasi kedua
cara tersebut, yaitu sebagian bahan penghancur ditambah secara
eksternal dan sebagian secara internal, dengan jalan ini diharapkan
efektifitas penghancur tablet dapat lebih baik karena penambahan
dengan cara kombinasi dimaksudkan agar ikatan antar granul cepat
terpisah (eksternal) dan cepat menjadi partikel-partikel kasar
(internal) (Sulaeman, 2007 :95).
Gembili (Dioscorea esculenta)..., Danny Rosyadi, Fakultas Farmasi UMP, 2013
11
Bahan penghancur ditambahkan untuk memudahkan
pecahnya atau hancurnya tablet ketika berkontak dengan cairan
saluran pencernaan. Bahan penghancur digunakan bila diinginkan
pemisahan yang cepat dari bahan-bahan tabletkempa. Hal ini
menjamin pelepasan segera dari partikel-partikel obat ke dalam
proses melarut yang akan meningkatkan absorbsi obat
(Ansel,2005:257). Bahan penghancur berfungsi menarik air ke
dalam tablet, mengembang dan menyebabkan tablet pecah menjadi
suatu agregat dan akhirnya obat di absorbsi oleh tubuh. Amilum
sebagai bahan penghancur merupakan bahan penghidrofil, yang
artinya meningkatkan porositas dan pembasahan tablet sehingga
memudahkan penetrasi air melalui pori-pori ke dalam tablet, yang
menyebabkan waktu hancur menjadi lebih cepat (Voigt, 1995 : 210).
D. Metode Pembuatan Tablet
Sebelum pentabletan dilakukan bahan obat dan bahan tambahan yang
diperlukan digranulasi terlabih dahulu. Granulasi berarti partikel-partikel
serbuk diubah menjadi butiran granulat (Voigt, 1995:171). Umumnya
berbentuk tidak merata dan menjadi seperti partikel tunggal yang lebih besar
(Ansel, 1985:212). Tablet kempa dirancang untuk dapat langsung ditelan
sehingga kebanyakanmengandung obat yang diharapkan berefek lokal dalam
saluran cerna (Lachman, 1994:706-706).
Ada 3 metode dalam pembuatan tablet kompresi yaitu metode
granulasi basah, granulasi kering dan cetak langsung (Voigt, 1995:259).
1. Granulasi basah
Granulasi basah merupakan metode yang banyak digunakan
dalam produksi tablet kompresi. Umumnya kerja produksi tablet
kompresi. Granul diperoleh dengan cara mengikat serbuk dengan suatu
perekat sebagai pengganti pengempakan. Umumnya kerja pengikat akan
lebih efektif apabila serbuk dicampur dengan perekat dalam bentuk cair.
Gembili (Dioscorea esculenta)..., Danny Rosyadi, Fakultas Farmasi UMP, 2013
12
Bahan pengikat yang ditambahkan harus memberikan kelembaban yang
cukup. Jika dibasahi secara berlebihan akan menghasilkan granul yang
terlalu keras dan pembasahan yang kurang akan menghasilkan tablet
yang lunak dan cenderung mudah remuk (Ansel,2005: 263).
Pembuatan granul dengan cara granulasi basah dibuat : zat
berkhasiat, zat pengisi dan zat penghancur dicampur homogen, kemudian
dibasahi dengan larutan bahan pengikat, bila perlu ditambah bahan
pewarna. Setelah itu diayak menjadi granul dan dikerigkan dalam almari
pengering pada suhu 40-500C. Setelah kering diayak lagi untuk
memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan dan ditambahkan
bahan pelicin dan dikempa menjadi tablet dengan mesin tablet (Anief,
2000 : 211)
Secara umum semakin besar ukuran partikel maka semakin baik
sifat alirnya. Dengan adanya granulasi basah maka bisa menambah
ukuran diameter dari serbuk dan secara otomatis akan meningkatkan sifat
alirnya.
Keuntungan granulasi basah yaitu:
a. Meningkatkan fluiditas dan kompaktibilitas, sesuai untuk tablet dosis
tinggi dengan sifat aliran/kompaktibilitas buruk.
b. Mengurangi penjeratan udara
c. Meningkatkan keterbatasan serbuk melalui hidrofilisasi (granulasi
basah).
d. Memungkinkan penanganan serbuk tanpa kehilangan kualitas
campuran (Agoes, 2006:195).
2. Granulasi kering
Pada metode granulasi kering, granul dibentuk oleh pelembaban
atau penambahan bahan pengikat kedalam campuran serbuk obat tetapi
dengan cara memadatkan massa yang jumlahnya besar dari campuran
serbuk, dan setelah itu memecahkannya dan menjadikan pecahan-
pecahan yang lebih kecil.
Gembili (Dioscorea esculenta)..., Danny Rosyadi, Fakultas Farmasi UMP, 2013
13
Metode ini khususnya untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah
dengan metode granulasi basah, karena kepekaanya pada uap air atau
karena untuk mengeringkannya diperlukan temperatur yang dinaikan
(Ansel, 1989:269).
3. Kempa langsung
Metode kempa langsung dilakukan terutama pada keadaan dosis
efektif terlalu tinggi untuk pencetakan langsung dan obatnya peka
tehadap pemanasan,kelembaban, yang dapat mengganggu dalam proses
granulasi basah. Sedangkan obat yang berdosis kecil dan berdosis sedang
dengan proses ini menjadi praktis karena waktu yang diperlukan dalam
pembuatan tablet menjadi singkat. Walaupun kempa langsung
mempunyai beberapa keuntungan penting (tenaga kerja yang sedikit,
proses kering, tahapan proses sedikit), tetapi adanya beberapa
keterbatasan dalam proses ini:
a. Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara obat dengan
pengisi dapat menimbulkan peningkatan jumlah garnul sehingga
dapat menimbulkan ketidakseragaman isi obat dalam tablet.
b. Obat dosis besar dapat menimbulkan masalah dengan kempa
langsung bila tidak dikempa dengan obatnya sendiri.
c. Dalam beberapa keadaan, pengisi dapat berinteraksi dengan obat.
d. Karena kempa langsung keadaannya kering, sehingga tidak terjadi
pencampuran, hal ini dapat mencegah keragaman distribusi obat
garnul (Ansel, 2005 : 687).
Bahan tambahan untuk metode kempa langsung harus
mempunyai sifat khusus, yaitu: (Lachman dkk, 1994:710).
a. Harus mempunyai sifat alir dan kompresibilitas yang baik.
b. Inert.
c. Stabil terhadap lembab udara dan panas.
d. Kapasitas tinggi.
e. Homogen bila dicampur dengan zat warna.
Gembili (Dioscorea esculenta)..., Danny Rosyadi, Fakultas Farmasi UMP, 2013
14
f. Memberikan rasa yang enak terutama untuk tablet kunyah.
g. Tidak berpengaruh jelek terhadap ketersediaan hayati.
h. Rentan ukuran partikel tidak berbeda banyak dengan ukuran partikel
obat.
i. Relatif tidak mahal.
E. Problema-problema dalam pentabletan
1. Binding
Binding adalah suatu keadaan dimana terjadi pelekatan antara
tablet dengan dinding ruang cetak pada saat pengeluran tablet (ejection).
umumnya binding disebabkan karena material yang dikempa lembab,
kurangnya lubrikan dan die kurang bersih serta temperaturnya tinggi
(Sulaeman, 2007:183).
2. Sticking dan Picking
Sticking adalah melekatnya material yang dikempa pada dinding
die, bila berlanjutnya menjadi lekatan yang tebal (sticking). Penyebab
utama yaitu granulnya lembab atau lubrikasinya tidak baik. Picking adalah
istilah yang digunakan untuk tablet yang permukaannya hilang karena
sejumlah kecil material yang dikempa melekat pada permukaan punch
(Sulaeman, 2007:183).
3. Capping
Capping terjadi bila bagian atas tablet dikempa memisah dari
bagian induknya kemudian lepas seperti sebuah topi (cap). Problem ini
kemungkinan dikarenakan banyak fines dalam granul dan atau kurang
bersihnya punch atau die. Bisa juga karena punch yang baru, kelebihan
bahan pelicin (Lachman dkk, 1994 : 675).
Gembili (Dioscorea esculenta)..., Danny Rosyadi, Fakultas Farmasi UMP, 2013
15
F. Uraian Bahan Aktif dan Bahan Tambahan
1. Paracetamol
HO NHCOCH
Gambar 1 Rumus Bangun Parasetamol
4- Hidroksiasetanilida
C8H9NO2
BM 151.16
Khasiatnya analgetis dan antiparetis, tetapi tidak anti radang.
Umumnya dianggap sebagai zat anti nyeri yang paling aman (Tan dan
Rahardja, 2002:318). Pemerian serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa
sedikit pahit, kelarutan larut dalam air mendidih dan dalam natrium
hidroksida 1 N, mudah larut dalam etanol. Tablet parasetamol
mengandungparasetamol C8H9NO2, tidak kurang dari 90,0% dan tidak
lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket (Depkes RI,
1995:649-650).
2. Pati Gembili
Bahan penghancur adalah bahan yang dapat membantu
penghancuran dan membantu memecah atau menghancurkan tablet
setelah pemberian sampai menjadi partikel-partikel yang lebih kecil,
sehingga mudah diabsorbsi (Ansel, 2008:247). Granula pati dapat
menyerap air dan membengkak tetapi tidak dapat kembali seperti semula
(Fennema, 1985). Kulp (1973) menyatakan bahwa air yang terserap
dalam molekul menyebabkan granula mengembang. Pada proses
gelatinisasi terjadi pengrusakan ikatan hidrogen intramolekuler. Ikatan
hidrogen mempunyai peranan untuk mempertahankan struktur integritas
granula. Terdapatnya gugus hidroksil yang bebas akan menyerap air,
sehingga terjadi pembengkakan granula pati. Kadar amilosa yang tinggi
Gembili (Dioscorea esculenta)..., Danny Rosyadi, Fakultas Farmasi UMP, 2013
16
juga dapat meningkatkan absorbsi air. Jika jumlah air dalam sistem
dibatasi maka amilosa tidak dapat meninggalkan granula.
3. Gelatin
Pemerian lembaran kepingan serbuk atau butiran, tidak berwarna
atau kekuningan pucat bau dan rasa lemah (Depkes RI, 1979). Gelatin
diperoleh dari hidrolisis parsial kolagen dari kulit, jaringan ikat putih dari
tulang hewan. Gelatin tidak larut dalam air dingin, mudah larut dalam air
panas, sukar larut dalam etanol, kloroform, eter (Depkes RI, 1995).
4. Magnesium Stearat
Magnesium stearat mengandug tidak kurang dari 6,5% dan tidak
lebih dari 8,5% MgO, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian serbuk halus, putih, licin dan mudah melekat pada kulit, bau
lemah khas. Kelarutan praktis tidak larut air, etanol p, eter p (Depkes RI,
1979:354). Disarankan ditambahkan Mg stearat dalam bentuk serbuk
dengan konsentrasi 0,2-0,3% (Voigt, 1995:205).
5. Laktosa
Pemerian serbuk hablur; putih; tidak berbau; rasa agak manis.
Kelarutan larut dalam 6 bagian air, larut dalam satu bagian air mendidih,
sukar larut dalam etanol, praktis tidak larut dalam kloroform dan eter.
Laktosa adalah bahan pengisi yang sering dipakai karena tidak
berinteraksi dengn hampir semua bahan obat. Dapat dikombinasi dengan
zat aktif sebanyak 20-25% (Lachman, 1994:699).
Gembili (Dioscorea esculenta)..., Danny Rosyadi, Fakultas Farmasi UMP, 2013