BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/6442/8/Bab 3.pdf · 4 H adalah masa keemasan...
Transcript of BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/6442/8/Bab 3.pdf · 4 H adalah masa keemasan...
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
81
BAB III
BIOGRAFI AL-QURT}U>BIY DAN KITAB TAFSIRNYA
A. Setting Historis al-Qurt}u>biy
1. Nama Lengkap dan Tempat kelahiran
Penulis tafsir al-Qurtubi bernama Abu Abdillah Muhammad Ibn
Ahmad Ibn Abi Bakr Ibn farh al-Anshari al-Khazraji Syamsy al-din al-
Qurtubiy. Beliau dilahirkan di Cordova, Andaluisa (Spanyol sekarang).1
Para penulis biografi tidak ada yang menulis tahun kelahirannya, mereka
hanya menyebut tahun kematiannya, yaitu pada tahun 671H di kota
Maniyyah Ibn H}asib Andalusia. Al-Qurt}u>biy dianggap sebagai salah
seorang tokoh yang bermadhhab Malikiy.2
Al-Qurt}u>biy sendiri adalah nama suatu daerah di Andalusia (sekarang
Spanyol), yaitu Cordoba, yang di-nisbah-kan kepada al-Imam Abu Abdillah
Muhammad, tempat dimana ia dilahirkan. Tidak ada data jelas yang
menerangkan tanggal berapa ia dilahirkan, namun yang jelas al-Qurt}u>biy
hidup ketika waktu itu wilayah Spanyol berada di bawah pengaruh
kekuasaan dinasti Muwahhidun yang berpusat di Afrika Barat dan Bani
Ahmar di Granada (1232-1492 M) yaitu sekitar abad ke-7 Hijriyah atau 13
Masehi.
Al-Qurt}u>biy hidup di Cordoba pada abad-abad akhir kemajuan
gemilang umat Islam di Eropa disaat Barat masih tenggelam dalam
1 Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakr bin Farh al-Ans}a>riy Shamsu al-Din al-
Qurtubiy. Al-Ja>mi’ li Ahka>m al-Qur’a>n. (Bairut: Da>r al-Kita>b al-‘Arabiyyah. 2012). J. I. 23 2 Hamim Ilyas, Studi Kitab Tafsir, (Yogyakarta: Teras, 2004). 65
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
82
kegelapan. Cordoba yang sekarang yaitu kota Kurdu yang terletak di
lembah sungai besar dan lambat laun kota itu menjadi kota kecil. Sedikit
demi sedikit pecahan kota yang didiami muslim sekitar 86 kota semakin
berkurang, berapa jumlah harta simpanan desa yang tidak terlindungi, alias
hilang. Sedikitnya di Cordoba terdapat 200 ribu rumah, 600 Masjid, 50
rumah sakit, 80 sekolah umum yang besar, 900 pemandian. Jumlah buku
sekitar 600 ribu kitab lebih, yang kemudian dikuasai oleh Nasrani pada
tahun 1236 M. Bangsa Arab menguasai Cordoba pada tahun 711 H, hingga
mencapai masa puncaknya pada periode Bani Umayyah tahun 856 H/1031
yang mengangkat dan memajukan negara-negara Eropa. Cordoba jatuh
setelah daulah umuwiyah kalah dan tunduk pada tahun 1087 M yang
kemudian dikuasai oleh kerjaan Qosytalah Fardinand yang ketiga tahun
1236 M. Itulah sekilas perjalan zaman dan tempat hidupnya Al-Qurtubi.
2. Periode Kehidupan al-Qurt}u>biy dalam Perkembangan Ilmu Fikih.
Al-Qurt}u>biy hidup pada sekitar abad ke 6 H, pada zaman tersebut,
umat Islam mengalami kemajuan dalam segi tertentu, dan juga mengalami
kemunduran dalam segi yang lain. Apabila ditinjau dari berbagai bidang
ilmu-ilmu keislaman, al-Qurt}u>biy berada pada masa-masa atau periode
akhir dari tah}ri>r, takhri>j dan tarjih dalam mazhab fikih, periode tersebut
dimulai dari pertengahan abad ke 4 H sampai pertengahan abad ke 7 H, dan
periode sebelumnya adalah periode kemunculan yaitu dari abad k 1 H
sampai abad 2 H, sedangkan dari abad ke 2 H sampai pertengahan abad ke
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
83
4 H adalah masa keemasan dalam bidang fikih, dan dari pertengahan abad
ke 7 H lah awal mula periode kemunduran dalam bidang fikih.3
Periode tah}rir, takhri>j dan tarji>h adalah upaya yang dilakukan ulama
masing-masing mazhab dalam mengomentari, memperjelas dan mengulas
pendapat para imam mereka. Periode ini ditandai dengan melemahnya
semangat ijtihad dikalangan ulama fikih. Ulama fikih lebih banyak
berpegang pada hasil ijtihad yang telah dilakukan oleh imam mazhab
mereka masing-masing, sehingga mujtahid mustaqill (mujtahid mandiri)
tidak ada lagi.
Sekalipun ada ulama fikih yang berijtihad, maka ijtihadnya tidak
terlepas dari prinsip mazhab yang mereka anut artinya ulama fikih tersebut
hanya berstatus sebagai mujtahid fi al-madhhab (mujtahid yang melakukan
ijtihad berdasarkan prinsip yang ada dalam mazhabnya). Akibat dari tidak
adanya ulama fikih yang berani melakukan ijtihad secara mandiri,
muncullah sikap at-ta’as}s}ub al-madhhabiy (sikap fanatik buta terhadap satu
mazhab) sehingga setiap ulama berusaha untuk mempertahankan mazhab
imamnya. Selain itu juga muncul pernyataan bahwa pintu ijtihad ditutup
karena tiga faktor, pertama dorongan penguasa pada hakim untuk memakai
mazhab pemerintah saja, kedua, sikap fanatik buta, kebekuan berfikir, dan
3 Imam Hanafi, Perkembangan Ilmu Fiqh, Terbentuknya Madzhab dan Implementasinya, dalam
http://hanafiyesss.blogspot.co.id/2012/10/sejarah-perkembangan-ilmu-fiqh.html , Jumat 19-
Oktober 2012, 12:11
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
84
taqlid tanpa analisis, dan ketiga, gerakan pembukuan tiap madzhab
sehingga mempermudah memilih madzhab yang mendorong untuk taqlid.4
Dari sejarah tersebut dapat diketahui bahwa, ada kemungkinan besar
bahwa al-Qurt}u>biy termasuk kategori mujtahid mustaqill, karena al-
Qurt}u>biy sendiri dikenal dengan kentalnya terhadap mazhab malikiy, dan
itu sangat terlihat dalam kitab tafsirnya yang berjudul al-Ja>mi’ li Ah}ka>m
al-Qur’an, yang termuat banyak hukum-hukum yang berkesimpulan sama
dengan pendapatnya imam Malikiy, dalam sisi lain al-Qurt}u>biy juga tidak
selalu sama dengan pendapatnya imam Malikiy. Jadi, meskipun dalam
pembahasan-pembahasan tertentu al-Qurt}u>biy tidak sama dengan mazhab
imam Malikiy, akan tetapi, terdapat kemungkinan besar bahwa hasil karya
kitab tafsirnya yang bercorak fiqhiy, banyak yang terpengaruh dari mazhab
fikihnya yang bermazhab Malikiy, dan hal tersebut juga terjadi pada
kebanyakan ulama yang hidup pada periode tersebut.
3. Karir Intelektual dan Karya-karya al-Qurt}u>biy
Aktivitas al-Qurt}u>biy dalam mencari ilmu dijalani dengan serius
dibawah bimbingan para ulama ayng ternama pada saat itu, diantaranya
adalah al-Shaikh Abu al-‘Abba>s Ibn ‘Umar al-Qurt}u>biy dan Abu Ali al-
H}asan Ibn Muhammad al-Bakriy.5
4 Ibid. 5 Ibn Farh}u>n, al-Diba>j al-Mudhahhab fi> Ma’rifah A’ya>n ‘Ulama>’ al-Madhhab, (Beirut: Da>r al-
Fikr, tt). 317
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
85
Banyak karya yang telah dihasilkan oleh al-Qurt}u>biy, diantara karya-
karya penting yang dihasilkannya antara lain:
a. Al-Ja>mi’ li Ah}ka>mi al-Qur’an.
b. Al-As}na>f fi Sharh} Asma>’ Allah al-H}usna>.
c. Kita>b al-Tadhkirah bi ‘Umr al-Akhi>rah.
d. Sharh} al-Taqassi>.
e. Kita>b al-Tidhka>r fi Afd}al al-Adhka>r.
f. Qamh} al-H}ars bi al-Zuhd wa al-Qana>’ah.
g. Arjuzah Jumi’a Fi>ha> Asma>’ al-Nabi.6
B. Kajian Kitab Tafsir al-Ja>mi’ li Ahka>m al-Qur’an
1. Seputar Tafsir al-Qurt}u>biy
Kitab tafsir ini sering disebut dengan kitab Tafsir al-Qurt}u>biy, hal ini
dapat dipahami karena tafsir ini adalah karya seorang yang mempunyai
nisbah nama al-Qurt}u>biy atau bisa juga karena dalam halaman sampul
kitabnya sendiri tertulis judul, tafsir al-Qurt}u>biy al-Jami’ li Ahkam Al-
Qur’an. Jadi, tidak sepenuhnya salah apabila seseorang menyebut tafsir ini
dengan sebutan Tafsir al-Qurt}u>biy bila yang dimaksud adalah tafsir karya
al-Qurt}u>biy tersebut
Judul lengkap tafsir ini adalah al-Jami’ li Ahkam al-Quran wa al
Mubayyin lima Tadammanah min al-Sunnah wa Ay al-Furqan yang berarti
kitab ini berisi himpunan hukum-hukum al-Qur’an dan penjelasan terhadap
isi kandungannya dari al-Sunnah dan ayat-ayat al-Qur’an. Dalam
6 Muhammad Husain al-Dhahabiy. Al-Tafsir wa al-Mufassirun. (Cairo: Dar al-Hadits. 2005), j. II.
457.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
86
pendahuluannya penamaan kitab ini didahului dengan kalimat ‚sammaitu‛
(aku namakan).7 Dengan demikian dapat dipahami bahwa judul tafsir ini
adalah asli dari pengarangnya sendiri.
2. Sistematika Penulisan.
Dalam penulisan kitab tafsir dikenal adanya tiga sistematika,
pertama, sistematika mus}h}afiy, yaitu penyusunan kitab tafsir dengan
perpedoman pada tertib susunan ayat-ayat dan surat-surat dalam mus}h}af,
dengan dimulai dari surat al-Fa>tihah, al-Ba>qarah dan seterusnya sampai
surat al-Na>s. Kedua, sistematika nuzuliy, yaitu dalam menafsirkan al-
Qur’an berdasarkan kronologi turunnya surat-surat al-Qur’an. Contoh
mufasir yang memakai sistematika ini adalah Muhammad Izzah Darwazah
dengan tafsirnya yang berjudul al-Tafsi>r al-H}adi>th. Ketiga, sistematika
maud}u>’iy, yaitu menafsirkan al-Qur’an bedasarkan topik-topik tertentu
dengan mengumpulkan ayat-ayat yang ada hubungannya dengan topik-
topik tersebut, kemudian ditafsirkan.8
Al-Qurt}u>biy dalam menulis kitab tafsirnya memulai dari surat al-
Fa>tihah dan diakhiri dengan surat al-Na>s, dengan demikian al-Qurt}u>biy
memakai sistematika mus}h}afiy, yaitu dalam menafsirkan al-Qur’an
berdasarkan urutan yangterdapat pada mus}h}af.9 Untuk lebih jelasnya,
berikut adalah tabel urutan surat dalam Tafsir al-Qurt}ubiy yang dicetak
oleh Da>r al-Kita>b al-‘Arabiyyah Bairut Lebanon tahun 2012:
7 al-Qurtubiy. Al-Ja>mi’ li Ahka>m al-Qur’a>n.. J. I. 3 8 Ilyas, Studi Kitab Tafsir, 68 9 al-Qurtubiy. Al-Ja>mi’ li Ahka>m al-Qur’a>n.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
87
Jilid Surat Ayat Halaman Keterangan
I Al-Fa>tiha}h 1-7 137-196 Makiyyah
Al-Ba>qarah 1-74 197-503 Madaniyyah
II Al-Ba>qarah 75-202 5-433 Madaniyyah
III Al-Ba>qarah 203-287 5-414 Madaniyyah
IV Ali Imra>n 1-200 5-318 Madaniyyah
V Al-Nisa>’ 1-147 5-405 Madaniyyah
VI Al-Nisa>’ 148-176 5-29 Madaniyyah
Al-Ma>idah 1-120 30-351 Madaniyyah
Al-An’a>m 1-58 352-401 Makiyyah
VII Al-An’a>m 59-165 5-143 Makiyyah
Al-A’ra>f 1-206 144-315 Makiyyah
Al-Anfa>l 1-40 316-354 Madaniyyah
VIII Al-Anfa>l 41-75 5-59 Madaniyyah
Al-Taubah 1-129 60-276 Madaniyyah
Yu>nus 1-109 277-345 Makiyyah
IX Hu>d 1-123 5-101 Makiyyah
Yu>suf 1-111 101-236 Makiyyah
Al-Ra’d 1-43 237-287 Madaniyyah
Ibra>hi>m 1-52 288-330 Makiyyah
X Al-H}ijr 1-99 5-60 Makiyyah
Al-Nah}l 1-128 61-179 Makiyyah
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
88
Al-Isra>’ 1-111 180-300 Makiyyah
Al-Kahf 1-50 301-366 Makiyyah
XI Al-Kahf 51-110 5-70 Makiyyah
Maryam 1-98 71-148 Makiyyah
T}a>ha> 1-135 149-235 Makiyyah
Al-Anbiya>’ 1-112 236-307 Makiyyah
XII Al-H}ajj 1-78 5-93 Makiyyah
Al-Mu’minu>n 1-118 94-141 Makiyyah
Al-Nu>r 1-94 142-294 Madaniyyah
XIII Al-Furqa>n 1-77 5-84 Makiyyah
Al-Shu’ara>’ 1-227 85-140 Makiyyah
Al-Naml 1-93 141-221 Makiyyah
Al-Qas}as} 1-88 222-285 Makiyyah
Al-‘Ankabu>t 1-69 286-325 Makiyyah
XIV Al-Ru>m 1-60 5-46 Makiyyah
Luqma>n 1-34 47-77 Makiyyah
Al-Sajdah 1-30 78-102 Makiyyah
Al-Ah}za>b 1-73 103-229 Madaniyyah
Saba’ 1-54 230-278 Makiyyah
Fa>t}ir 1-45 279-314 Makiyyah
XV Ya>si>n 1-87 5-56 Makiyyah
Al-S}a>ffa>t 1-182 56-126 Makiyyah
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
89
S}a>d 1-88 127-203 Makiyyah
Al-Zumar 1-75 204-252 Makiyyah
Gha>fir 1-85 253-294 Makiyyah
Fus}s}ilat 1-54 295-36 Makiyyah
XVI Al-Shu>ra> 1-53 5-54 Makiyyah
Al-Zukhruf 1-89 55-108 Makiyyah
Al-Dukha>n 1-59 109-135 Makiyyah
Al-Ja>thiyah 1-37 136-153 Makiyyah
Al-Ah}qa>f 1-35 154-190 Makiyyah
Muhammad 1-38 191-220 Madaniyyah
Al-Fath} 1-29 221-254 Madaniyyah
Al-H}ujura>t 1-18 255-301 Madaniyyah
XVII Qa>f 1-45 5-29 Makiyyah
Al-Dha>riya>t 1-60 29-52 Makiyyah
Al-T}u>r 1-49 52-72 Makiyyah
Al-Najm 1-62 72-110 Makiyyah
Al-Qamar 1-55 110-132 Makiyyah
Al-Rah}ma>n 1-78 132-167 Madaniyyah
Al-Wa>qi’ah 1-96 167-202 Makiyyah
Al-H}adi>d 1-29 202-228 Madaniyyah
Al-Muja>dilah 1-22 229-262 Madaniyyah
XVIII Al-H}ashr 1-24 5-45 Madaniyyah
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
90
Al-Mumtah}inah 1-13 46-69 Madaniyyah
Al-S}af 1-14 70-81 Madaniyyah
Al-Jumu’ah 1-11 81-108 Madaniyyah
Al-Muna>fiqu>n 1-11 109-117 Madaniyyah
Al-Tagha>bun 1-18 118-131 Madaniyyah
Al-T}ala>q 1-12 132-157 Madaniyyah
Al-Tah}ri>m 1-12 157-180 Madaniyyah
Al-Mulk 1-30 180-194 Makiyyah
Al-Qalam 1-52 195-223 Makiyyah
Al-Ha>qah 1-52 224-242 Makiyyah
Al-Ma’a>rij 1-44 242-257 Makiyyah
Nu>h 1-28 258-270 Makiyyah
XIX Al-Jinn 1-28 5-30 Makiyyah
Al-Muzammil 1-20 31-55 Makiyyah
Al-Mudaththir 1-56 56-82 Makiyyah
Al-Qiya>mah 1-40 83-106 Makiyyah
Al-Insa>n 1-31 107-135 Madaniyyah
Al-Mursala>t 1-50 136-149 Makiyyah
Al-Naba’ 1-40 150-166 Makiyyah
Al-Na>zi’a>t 1-46 167-183 Makiyyah
‘Abasa 1-42 184-196 Makiyyah
Al-Takwi>r 1-29 197-211 Makiyyah
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
91
Al-Infit}a>r 1-19 212-217 Makiyyah
Al-Mut}affifi>n 1-36 218-235 Makiyyah
Al-Inshiqa>q 1-25 236-247 Makiyyah
Al-Buru>j 1-22 248-261 Makiyyah
XX Al-T}a>riq 1-17 5-14 Makiyyah
Al-A’la> 1-19 15-25 Makiyyah
Al-Gha>shiyah 1-26 26-36 Makiyyah
Al-Fajr 1-30 36-54 Makiyyah
Al-Balad 1-20 54-65 Makiyyah
Al-Shamsh 1-15 66-72 Makiyyah
Al-Lai>l 1-21 73-82 Makiyyah
Al-D}uh}a> 1-11 82-95 Makiyyah
Al-Sharh} 1-8 96-101 Makiyyah
Al-Ti>n 1-8 102-108 Makiyyah
Al-‘Alaq 1-19 109-119 Makiyyah
Al-Qadr 1-5 120-129 Makiyyah
Al-Bayyinah 1-8 129-136 Makiyyah
Al-Zalzalah 1-8 136-143 Madaniyyah
Al-‘A>diya>t 1-11 144-152 Makiyyah
Al-Qa>ri’ah 1-11 152-155 Makiyyah
Al-Taka>thur 1-8 152-166 Makiyyah
Al-‘As}r 1-3 166-168 Makiyyah
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
92
Al-Humazah 1-9 169-173 Makiyyah
Al-Fi>l 1-5 174-184 Makiyyah
Quraish 1-4 185-192 Makiyyah
Al-Ma>’u>n 1-7 193-197 Makiyyah
Al-Kauthar 1-3 198-206 Makiyyah
Al-Ka>firu>n 1-6 206-211 Makiyyah
Al-Nas}r 1-3 211-215 Madaniyyah
Al-Masad 1-5 216-224 Makiyyah
Al-Ikhla>s} 1-4 225-232 Makiyyah
Al-Falaq 1-5 232-241 Makiyyah
Al-Na>s 1-6 241-245 Makiyyah
3. Metode Penafsiran Tafsir
Metode yang dipergunakan oleh para mufasir, menurut al-Farmawiy,
dapat diklasifikasikan menjadi empat, yaitu:
a. Metode tah}liliy, dimana dengan menggunakan metode ini mufasir-
mufasir berusaha menjelaskan seluruh aspek yang dikandung oleh ayat-
ayat al-Quran dan mengungkapkan segenap pengertiann yang dituju.
Keuntungan metode ini adalah peminat tafsir dapat menemukan
pengertian secara luas dari ayat-ayat al-Quran.
b. Metode ijmaliy, yaitu ayat-ayat al-Quran dijelaskan dengan pengertian-
pengertian garis besarnya saja, contoh yang sangat terkenal adalah
Tafsir Jalalain.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
93
c. Metode Muqa>ran, yaitu menjelaskan ayat-ayat al-Quran berdasarkan
apa yang pernah ditulis oleh Mufasir sebelumnya dengan cara
membandingkannya.
d. Metode Mawd}u>’iy yaitu di mana seorang mufasir mengumpulkan ayat-
ayat di bawah suatu topik tertentu kemudian ditafsirkan.10
Langkah-langkah yang dilakukan oleh al-Qurt}u>biy dalam
menafsirkan al-Qur’an, dapat diperinci sebagaimana berikut:
a. Memberikan keluasan dari segi bahasa.
b. Menyebutkan ayat-ayat lain yang berkaitan dan hadis-hadis dengan
menyebutkan sumbernya sebagai dalil.
c. Mengutip pendapat ulama dengan menyebutkan sumbernya sebagai alat
untuk menjelaskan hukum-hukum yang berkaitan dengan pokok
pembahasan.
d. Menolak pendapat yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam.
e. Memaparkan berbagai pendapat ulama dengan argumentasi masing-
masing, setelah itu melakukan tarji>h dan mengambil pendapat yang
dianggap paling kuat.11
Langkah-langkah yang ditempuh al-Qurt}u>biy ini masih mungkin
diperluas lagi dengan melakukan penelitian yang lebih seksama. Satu hal
yang sangat menonjol adalah pembahasan yang panjang lebar mengenai
10 ‘Abd al-H}ayy al-Farma>wiy, al-Bida>yah fi al-Tafsi>r al-Maud}u>’iy, (Kairo: Da>r al-Kutub al-
‘Arabiyyah), 18 11 al-Qurtubiy. Al-Ja>mi’ li Ahka>m al-Qur’a>n. j. I. 2
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
94
persoalan fiqhiyah merupakan suatu hal yang sangat mudah ditemui dalam
tafsir ini.
Dengan memperhatikan pembahasan yang demikian mendetail, dapat
disimpulkan bahwa metode yang dipakai adalah metode tah}lili, karena ia
berupaya menjelaskan seluruh aspek yang terkandung dalam al-Quran dan
mengungkapkan segenap pengertian yang dituju. Sebagai contoh dari
pernyataan ini adalah ketika ia menafsirkan surat al-Fatihah di mana ia
membaginya menjadi empat bab yaitu; bab Keutamaan dan nama surat al-
Fatihah, bab turunnya dan hukum-hukum yang terkandung di dalamnya,
bab Ta’min, dan bab tentang Qiraat dan I’rab. Masing-masing dari bab
tersebut memuat beberapa masalah.
4. Corak penafsiran
Al-Farmawi membagi corak tafsir menjadi tujuh corak tafsir, yaitu
al-Ma’thur, al-Ra’y, s}ufiy, Fiqhiy, Falsafiy, Ilmiy dan Adabiy ijtima’iy.
Para pengkaji tafsir memasukkan tafsir karya al-Qurt}u>biy kedalam tafsir
yang bercorak fiqhiy, sehingga sering disebut sebagai tafsir ahkam.12
Karena dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an lebih banyak dikaitkan
dengan persoalan-persoalan hukum.
Sebagai contoh dapat dilihat ketika menafsirkan surat al-Fatihah. al-
Qurt}u>biy mendiskusikan persoalan-persoalan fikih, terutama yang
berkaitan dengan kedudukan basmalah ketika dibaca dalam salat, juga
12 al-Dhahabiy. Al-Tafsir wa al-Mufassirun. J. II. 437
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
95
persoalan fatihah makmum ketika salat Jahr.13 Terhadap ayat yang sama-
sama dari kelompok mufasir ahkam hanya membahasnya secara sepintas,
seperti yang dilakukan oleh Abu Bakr al-Jassas. Ia tidak membahas surat
ini secara khusus, tetapi hanya menyinggung dalam sebuah bab yang diberi
judul Bab Qiraah al-Fatihah fi al-s}ala>h.14
Contoh lain penafsiran al-Qurt}u>biy dalam memberikan penjelasan
panjang lebar mengenai persoalana-persoalan fikih dapat diketemukakan
ketika ia membahas ayat dalam surat al-Baqarah ayat 43, sebagaimana
berikut:
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-
orang yang ruku’.15
Ia membagi pembahasan ayat ini menjadi 34 masalah. Diantara
pembahasan yang menarik adalah masalah ke-16. ia mendiskusikan
berbagai pendapat tentang status anak kecil yang menjadi Imam salat. Di
antara tokoh yang mengatakan boleh adalah al-Thawriy, Malik dan Ashab
al-Ra’y. Dalam masalah ini, al-Qurt}u>biy berbeda pendapat dengan mazhab
yang dianutnya, dengan pernyataannya:16
‚anak kecil boleh menjadi imam jika memiliki bacaan yang baik‛
13 al-Qurtubiy. Al-Ja>mi’ li Ahka>m al-Qur’a>n. j. I. 94-131 14 Ilyas, Studi Kitab Tafsir, 71 15
Agama RI. Mushaf Muslimah Al-Qur’a>n dan Terjemah Untuk Wanita, 7. 16 al-Qurtubiy. Al-Ja>mi’ li Ahka>m al-Qur’a>n. j. I, 301
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
96
Dalam kasus lain ketika ia menafsirkan surat al-Baqarah ayat 187,
sebagaimana berikut:
‚Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan
isteri-isteri kamu‛.17
Ia membaginya menjadi 36 masalah. Pada pembahsan ke-12, ia
mendiskusikan persoalan makannya orang yang lupa pada siang hari di
bulan Ramadan. Ia berpendapat orang tersebut tidak berkewajiban
berkewajiban mengganti puasanya, yang berbeda dengan pendapat Malik
sebagai imam mazhabnya. Dengan pernyataannya:18
‚Sesungguhnya orang yang makan atau minum karena lupa, maka tidak
wajib baginya menggantinya dan sesungguhnya puasanya adalah
sempurna‛
Bila dicermati dari contoh-contoh penafsiran di atas, di satu sisi
meggambarkan betapa al-Qurt}u>biy banyak mendiskusikan persoalan-
persoalan hukum yang menjadiakan tafsir ini termsuk ke dalam jajaran
tafsir yang bercorak hukum. Di sisi lain, dari contoh-contoh tersebut juga
terlihat bahwa al-Qurt}u>biy yang bermazhab Maliki ternyata tidak
sepenuhnya berpegang teguh dengan pendapat imam mazhabnya.
17
Agama RI. Mushaf Muslimah Al-Qur’a>n dan Terjemah Untuk Wanita, 29 18 al-Qurtubiy. Al-Ja>mi’ li Ahka>m al-Qur’a>n. j. I,. 680
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
97
C. Kredibilitas al-Qurt}u>biy dan Kitab Tafsirnya
1. Kelebihan dan Kekurangan Tafsir al-Qurt}u>biy
Apabila tafsir al-Qurt}u>biy dilihat dari sisi kelebihannya, maka akan
didapati banyak kelebihan di dalamnya, di antaranya sebagaimana berikut:
a. Menghimpun riwayat-riwayat dan penadapat-pendapat ulama pada
masalah-masalah hukum dan terkadang beliau men-tarji>h salah satu di
antara pendapat-pendapat tersebut
b. Sarat dengan dalil-dalil ‘aqliy dan naqliy
c. Tidak mengabaikan bahasa Arab, shi’ir Arab dan sastra Arab.
d. Tidak terlihat fanatik terhadap mazhabnya.
e. Gaya bahasanya halus dalam melakukan konfrontasi terhadap sejumlah
golongan lain yang dianggap pendapatnya melenceng dan sesat.
f. Banyak dan berkualitasnya referensi yang dipakai oleh al-Qurt}u>biy
dalam penafsirannya.
g. Al-Qurt}u>biy berusaha menghubungkan sebagian masalah-masalah ulu>m
al-Qur’an dengan kasus yang terjadi.
Dari banyaknya kelebihan yang terdapat pada tafsir al-Qurt}u>biy,
terdapat pula beberapa kekurangan di dalamnya, di antaranya sebagaimana
berikut:
a. Al-Qurt}u>biy meriwayatkan hadis dho’if bahkan hadis mawdu>’ tanpa
menjelaskan statusnya. Sebagai contoh hadis yang terdapat dalam juz I
hal 4219
:
19 Ibid, j. I, 14
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
98
Cintailah orang arab karena tiga hal yaitu : saya orang arab, Al Qur’an
diturunkan dalam bahasa Arab dan bahasa ahli surga adalah bahasa
Arab. b. Mengikuti kesalahan-kesalahan (auham) yang terdapat dalam sumber-
sumber tafsirnya. sebagai contoh, ia menyebutkan hadis yang
diriwayatkan oleh Abu Dawu>d dari jalur ‘Amr bin Shu’ayb dari
bapaknya dari kakeknya bahwasanya Nabi membunuh seseorang di al-
Qasa>mah, padahal dalam sanad hadis ini terdapat kesalahan, ia
mengikuti apa yang terdapat dalam Ahkam al-Qur’an karya Ibn al-
‘Arabiy (I/25) dan mengikuti Ibnu Abdi al Bar dalam al Tamhin-Nya.
Yang benar adalah ‚ dari ‘Amr bin Shu’ayb dari Rasulullah, hadis ini
adalah termasuk hadits mu’d}al.20
c. Mentakwil beberapa ayat yang berbicara tentang sifat Allah SWT.
2. Komentar Para Ulama Terhadap al-Qurt}u>biy dan Kitab Tafsirnya
Sosok al-Qurt}u>biy dan hasil karya tafsirnya, mendapatkan beberapa
komentar dari kalangan ulama, di antaranya sebagaimana berikut21
:
a. Ibn Farhun berkomentar tentang tafsir al-Qurt}u>biy bahwa tafsir ini
adalah termasuk tafsir yang paling penting dan paling besar manfaatnya,
menggantikan kisah-kisah dan sejarah-sejarah yang tidak perlu dengan
20 Sariono, Kajian Terhadap Tafsir al-Ja>mi’ li Ahkam al-Qur’an Karya al-qurtubi, dalam
http://referensiagama.blogspot.com/2011/01/kajian-terhadap-tafsir-al-jami-li.html, Senin, 15-
Jun-2015, 01:40 21 Ahmad Mudzakir, al-Qurt}u>biy dan Tafsir al-Ja>mi’ li Ahka>m al-qur’an, dalam
http://www.academia.edu/8401383/BAB_II_AL-QURTUBI_DAN_TAFSIR_AL-
JAMI_LI_AHKAM_AL, Senin, 15 Juni 2015, 02:04
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
99
hukum-hukum al-Qur’an dan lahirnya dalil-dalil, menyebutkan macam-
macam qira>’a>t, i’ra>b, dan na>sikh mansu>kh.
b. Al-Dhahabiy berkomentar tentang sosok al-Qurt}u>biy bahwa ia adalah
seorang imam yang memiliki ilmu yang beragam dan luas, sangat cerdas,
memiliki hafalan yang banyak, mempunyai kapasitas intelektual yang
berkualitas dan berkepribadian baik, memiliki karang yang sangat
bermanfaat, sangat berhati-hati dalam memahami sesuatu, karya
tulisnya yang sistematik dan banyak orang yang mempergunakan
tafsirnya karena karyanya cukup sempurna dan sangat berarti.
c. Abd al-Ha>kim al-H}alabiy mengatakan bahwa al-Qurt}u>biy adalah orang
yang saleh.
d. Ibn Sha>kir mengatakan bahwa al-Qurt}u>biy memiliki beberapa karangan
yang sangat bermanfaat yang menunjukkan keluasan bidang keilmuan
yang ia geluti, serta aktifitas yang ia tekuni di sekian banyak karya yang
ia lahirkan, al-Ja>mi’ li Ah}kam al-Qur’an adalah kitab yang tafsirnya
yang sangat baik dan elok.
e. Ibn Taymiyah mengatakan bahwa kitab tafsir al-Qurt}u>biy lebih baik dari
kitab tafsir Zamakhshariy, kitab tafsirnya lebih dekat dengan cara pikir
ahlu sunnah wa al-jama>’ah serta jauh dari hal-hal yang mendekati
bid’ah.
f. Ibn Khaldu>n mengatakan bahwa kitab tafsir al-Qurt}u>biy mengikuti
model tafsir Ibn ‘At}iyyah dalam intisari kitab tafsir salaf, dan yang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
100
demikian itu sangat pantas karna itu sangat dekat dengan kebenaran dan
sangat populer di kalangan timur tengah.