BAB IV LTA.docx

download BAB IV LTA.docx

of 11

Transcript of BAB IV LTA.docx

194

215

BAB IVPEMBAHASAN

A. KEHAMILANIbu hamil Ny. A dengan G4P3 A0 telah dilakukan antenatal care sebanyak 3 kali di BPM D oleh peneliti. Semua praktek ANC yang dilakukan mengacu pada standar 14T , yakni yang pertama timbang BB . Penimbangan berat badan dilakukan untuk mengetahui pertambahan berat badan ibu dalam batas normal atau tidak. Berat badan Ny.A pada ANC terakhir adalah 55 Kg dengan berat badan awal ibu adalah 47 Kg dan tinggi badan 150 cm, itu berarti pertambahan berat badan ibu sebesar 8 Kg. Indeks massa tubuh ibu sebesar 19,5 (termasuk dalam kategori rendah), dimana rekomendasi pertambahan berat badan ibu menurut Prawirohardjo (2010) hingga akhir kehamilan adalah 12,5-18 Kg. Hal ini menunjukkan bahwa pertambahan berat badan ibu kurang. Namun pada data subjektif terdapat data kehamilan dan persalinan yang lalu menunjukkan bahwa anak pertama ibu memiliki berat badan lahir sebesar 3000 gram, anak kedua ibu memiliki berat badan 2700 gram, anak ketiga ibu memiliki berat badan 3100 gram. Data tersebut dapat menjadi dasar bahwa ibu memiliki riwayat bayi kecil sehingga dapat dipastikan bayi kedua pun kurang lebih akan sama. Data fokus kemudian berlanjut pada tinggi fundus uteri ibu. Mengukur TFU diperlukan untuk mengetahui taksiran berat badan janin serta usia kehamilan. Pengukuran yang efektif adalah menggunakan pita pengukur, dimana angka cm ( 2) yang tertera menunjukkan minggu kehamilan (Hutari, 2011). Tinggi fundus uteri ibu 28 cm pada ANC pertama dan kedua. Pada ANC ketiga kepala sudah sulit digerakkan (sudah masuk PAP) dan TFU berkurang menjadi 30 cm. Besar TFU Taksiran berat badan janin menurut J.Thausack adalah 3.030 gram. Status imunisasi TT ibu dapat diketahui melalui skrining pada saat kunjungan awal ANC. Diketahui bahwa status imunisasi TT ibu sudah lengkap, yakni TT5 dengan rincian TT1 dan TT2 pada saat bayi, TT3 dan TT4 pada saat kelas satu dan dua sekolah dasar, dan TT5 pada saat akan menikah (calon pengantin). Ibu tidak perlu diberikan imunisasi kembali, karena sejak kehamilan pertama status imunisasi ibu sudah lengkap. Secara umum, kondisi kehamilan ibu dalam keadaan baik, namun timbul beberapa keluhan berbeda setiap kali pemeriksaan. Keluhan Ny.A diantaranya adalah keputihan yang bersifat gatal pada ANC pertama, nyeri pinggang dan konstipasi pada ANC kedua, serta nyeri perut bagian bawah pada ANC ketiga. Ny. A mengalami keputihan sejak kehamilan trimester pertama. Keputihan bersifat gatal dan berwarna putih susu. Hal ini normal jika hygine ibu secepatnya diubah. Infeksi bakteria, sekalipun hanya vagina, bakterial vaginosa harus disembuhkan karena akan dapat menimbulkan infeksi langsung pada bayi dan infeksi setelah persalinan. Infeksi pada kehamilan (ibu hamil), sebelum hamil dapat memberikan pengaruh terhadap bayi dan saat hamil pengaruhnya pada saat persalinan. (Manuaba, 2007: 87) Pengetahuan Ny.A mengenai keputihan dan dampaknya masih kurang, terlebih keputihan sudah bersifat gatal. KIE mengenai personal hygine seperti mengganti celana dalam setiap kali terasa basah atau gatal dan cara membersihkan genetalia dari arah depan ke belakang saat setelah buang air sangatlah penting. Setelah diberikan KIE tentang keputihan dan dampaknya terhadap janin, ibu mulai berusaha untuk menjaga kebersihan genetalianya dengan serius. Hasilnya yakni pada kunjungan kedua rasa gatal mulai berkurang walaupun keputihan masih tetap ada.Pada ANC kedua, yakni pada tanggal 20 Maret 2015 ibu datang untuk memeriksa kehamilannya. Dalam kunjungannya dilakukan pemeriksaan sesuai prosedur. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital normal, namun terdapat keluhan lain seperti konstipasi dan nyeri pinggang. Ny.A sejak awal kehamilan sangat jarang mengkonsumsi sayuran hijau, hal ini yang menjadi sebab terjadinya konstipasi. Konstipasi karena macetnya fungsi usus pada kehamilan dapat disebabkan efek progesteron dan pergeseran letak usus. Tekankan pada pemberian banyak cairan dan makanan berserat serta resepkan obat pelunak feses. (Benson, 2005)Sehingga KIE mengenai asupan seimbang pada kehamilan dirasa penting oleh peneliti. Ibu mengatakan akan berusaha untuk memperbaiki pola makan sehari-hari. Rasa nyeri punggung yang dialami oleh Ny.A adalah keluhan yang biasa dialami ibu hamil lainnya. Kebanyakan dikarenakan postur tubuh ibu yang kurang benar. Hampir semua wanita mengalami setidaknya sakit punggung ringan pada lumbal selama kehamilan. Kelelahan, spasme otot, atau regangan punggung akibat sikap tubuh paling sering menyebabkan keadaan ini. relaksasi sendi-sendi panggul akibat aksi hormon seks steroid atau relaksin juga mungkin menyebabkan hal ini. seringkali keluhan ini dapat dikurangi dengan cara-cara perbaikan sikap tubuh. (Benson, 2005)Antenatal care ketiga dilakukan pada tanggal 27 Maret 2015 saat usia kehamilan Ny.A mencapai 40 minggu . Tanda-tanda vital dalam batas normal dan kesejahteraan bayi baik dinilai dari DJJ yakni 142x/menit. Keluhan Ny.A pada pemeriksaan kali ini adalah nyeri perut bagian bawah. Setelah dikaji ternyata kontraksi yang dirasakan tidak teratur, melainkan hilang dan timbul secara acak dan rasa nyeri tidak bertambah. Kontraksi ini tergolong palsu. Ny.A mengerti penjelasan yang diberikan dan tidak merasa khawatir lagi. Kesimpulan penulis bahwa Ny. A dengan kehamilan normal sehingga tidak perlu di lakukan tindakan khusus, tetapi tetap menganjurkan Ny.A untuk lebih meningkatkan lagi sebagai pencegahan untuk hal-hal buruk yang akan terjadi, untuk tidak melakukan aktivitas yang berat, mengatur pola istirahat yang cukup, dan pola makan yang bergizi. Untuk mencegah terjadi hal-hal yang tidak di inginkan, bidan memastikan ibu dan kluarga dapat mengerti dan paham dengan saran yang sudah di berikan. Segera melakukan kunjungan ulang jika terdapat keluhan, agar dapat segera di atasi dengan tepat.

B. PERSALINANNy. A 29 tahun datang pada tanggal 11 April 2015 pukul 22.00 WIB dengan pemeriksaan TTV ibu dalam batas normal, keluhan sakit perut yang menjalar ke pinggang sampai perut bagian bawah serta keluar lendir bercampur darah sejak pukul 21.00 WIB dan keluar air-air sejak pukul 20.00 WIB.Hasil pemeriksaan, TD : 120/ 70 mmHg, R : 20 x/mnt, N : 84 x/mnt, T : 37 C tanda-tanda vital dalam batas normal tidak ditemukan kelainan. Dilakukan pemeriksaan dalam atas indikasi menentukan inpartu atau belum pada pukul 22.00 WIB.Ibu inpartu kala I fase aktif dari pukul 20.00 - 02.00 WIB . inpartu kali 1 berlangsung selama 7 jam. Persalinan normal adalah pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu). Lahir spontan dengan persentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik ibu maupun janin ( Prawirohardjo, 20010).Persalinan kala II adalah proses pengeluaran buah kehamilan sebagai hasil pengenalan proses dan penatalaksanaan kala pembukaan yang di mulai dengan pembukaan lengkap dari serviks dan berakhir dengan lahirnya bayi (saifuddin, 2002 ). Merupakan periode waktu dari awal kemajuan aktif pembukaan menjadi komplit dan mencakup fase transisi.Pembukaan pada umumnya di mulai dari 3-4 cm hingga 10 cm dan berlangsung selama 6 jam. Penurunan bagian presentasi janin yang progresif terjadi selama akhir fase aktif dan selama kala dua persalinan.Fase aktif di bagi dalam 3 fase, antara lain :a) Fase akselerasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.b) Fase dilatasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan sangat cepat, dari 4cm menjadi 9 cm.c) Fase deselarasi, yaitu pembukaan menjadi lamban kembali dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap ( Prawiroharjo,2010).

Ny. A menglami 7 jam selama proses kala 1, di karenakan ini adalah kehamilan ke-4 dimana pada Ny. A ini adalah kehamilan multipara yaitu wanita yang pernah melahirkan bayi hidup lebih dari satu kali ( Prawiroharjo, 2010).Periode kala 1 pada multipara 14 jam sedangkan pada primigravida 20 jam, karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase laten pasien primigravida memerlukan waktu lebih lama. Lama kala II pada multipara berkisar 15-30 menit, sedangkan primigravida 1,5 jam pada multipara, di karenakan pada multipara serviks telah lunak akibat persalinan sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses penipisan dan pembukaan. Berbeda dengan primigravida karena terjadi penipisan serviks lebih dahulu sebelum terjadi pembukaan. Pada multipara ostium internum dan eksternum membuka bersamaan ( inspekulo ostium tampak berbentuk seperti garis lebar ). Berbeda dengan primigravida, ostium internum membuka lebih dulu dari pada ostium eksternum ( inspekulo ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di tengan). Lama kala II pada multipara sekitar Dalam menghadapi persalinannya ibu merasa cemas dan merupakan suatu hal yang wajar sebab persalinan adalah saat yang sangat menegangkan dan dapat menggugah emosi ibu dan keluarganya bahkan menjadi saat yang menyakitkan dan menakutkan bagi ibu (APN : 52).Maka dari orang terdekat ibu sangat diperlukan untuk memberikan dukungan kepada ibu.Proses persalinan Ny. A kala II berlangsung 10 menit, pukul 02.00 WIB pembukaan serviks sudah lengkap ibu mengatakan ingin mengejan dan seperti ingin BAB rasa sakit yang semakin kuat dan sering. Bayi lahir spontan, menangis,tonus otot aktif, dan warna kulit kemerahan dengan BB= 2900 gram, PB= 50 cm, LD= 30 cm, LK= 32 cm. Perdarahan kala II 150 cc, perinium utuh tidak ada laserasi, persalinan berjalan dengan lancar dan KALA III ( proses pelepasan plasenta) spontan 5 menit setelah bayi lahir. Pengawasan secara berkala terus menerus dilakukan dari kala I hingga IV dilakukan dengan baik dan pengisian patrograf pun dilakukan untuk menilai kemajuan proses persalinan ibu. Penolong telah melakukan pertolongan sesuuai dengan prosedur asuhan persalinan. Keadaan ibu dan bayi setelah dilahirkan dalam keadaan normal dan sehat. Kesimpulan penulis bahwa Ny.A dengan persalinan normal tanpa penyulit, dengan persalinan yang ke-4 ini menganjurkan Ny.A untuk langsung merencanakan penggunaan KB. Tetap menganjurkan Ny.A untuk lebih meningkatkan lagi kebersihan vulva hygiene ibu sebagai pencegahan untuk hal-hal buruk yang akan terjadi. Memberikan pengetahuan pentingnya melakukan mobilisasi segera agar proses pemulihan involusi ibu segera kembali membaik seperti semula. Menganjurkan untuk tidak melakukan aktivitas yang berat,dan mengatur pola istirahat yang cukup untuk mempercepat masa pemulihan. Memastikan ibu dan kluarga dapat mengerti dan paham dengan saran yang sudah di berikan. Segera melakukan kunjungan ulang jika terdapat keluhan, agar dapat segera di atasi dengan tepat dan cepat.

C. NIFASPada pengkajian masa nifas Ny. A diperoleh hasil pemeriksaan TTV ibu dalam batas normal, kontraksi uterus baik dan involusi uterus baik. Pada hari pertama ibu mengeluh merasa mulas hal ini fisiologis karena otot-otot uterus berkontraksi segera saat melahirkan. After pains atau mulas-mulas sesudah partus akibat kontraksi uterus terkadang memang sangat mengganggu 2-3 hari post partum(Prawiraharjo, 2010 :240). Hal ini disebabkan pembuluh darah yang berada diantara anyaman otot-otot uterus akan menjepit. Proses ini akan menghentikn perdarahan setelah plasenta dilahirkan. (Prawirodiharjo, 2010: 238).Ibu merasa tenang setelah diberi penjelasan tentang kondisinya. Pengeluaran ASI masih sedikit pada hari pertama, dan hal ini fisiologis. Umumnya produksi ASI baru berlangsung betul pada 2-3 post partum(Prawiraharjo, 2010:240). Kesimpulan penulis bahwa Ny. A dengan masa nifas normal, setelah melalui persalinan yang berlangsung selama 7 jam tidak ada robekan jalan lahir dengan banyak pendarahan 150 cc keadaan Ny.A masih dalam batas normal. Melakukan pemantauan masa nifas setiap 15 menit dalam 1 jam pertama, selanjutnya setiap 30 menit dalam 2 jam pertama hingga 6-8 jam. Lalu menganjurkan Ny.A kunjungan ulang nifas setelah 6 hari, 2 minggu, dan 6 minggu. Mengajarkan pada ibu cara melakukan perawatan payudara ( breast care), cara posisi menyusui yang benar, dan menganjurkan ibu untuk memberi ASI ekslusif selama 6 bulan pada bayinya, dan menganjurkan mengkonsumsi makan yang bergizi sehinggan nutrisi yang di butuhkan ibu dan bayinya terpenuhi. Memberikan pengetahuan pentingnya memenuhi nutrisi 4 sehat 5 sempurna, dan menjelaskan hal tersebut harus terpenuhi agar ibu bisa lekas pulih seperti semula dan dengan gizi yang baik ibu dapat menghasilkan ASI yang cukup untuk memenuhi nutrisi bayinya. Menganjurkan untuk tidak melakukan aktivitas yang berat,dan mengatur pola istirahat yang cukup untuk mempercepat masa pemulihan. Untuk mencegah terjadi hal-hal yang tidak di inginkan, bidan memastikan ibu dan kluarga dapat mengerti dan paham dengan saran yang sudah di berikan. Asuhan yang diberikan pada Ny.A ini meliputi tindakan-tindakan maupun konseling yang dilakukan untuk membantu pulihnya keadan seperti sedia kala,dan anjurkan pada ibu untuk melakukan kunjungan rutin untuk memeriksakan keadaan dirinya dan bayinya terutama jika ada keluhan baik pada ibu dan bayinya, agar dapat segera di atasi dengan tepat dan cepat.

D. Keluarga berencana (KB)Ny.A P4A 29 tahun datang ke BPM mengaku sudah 1 bulan melahirkan dan akan memulai ber KB. Ibu masih menyusui secara eksklusif dan tidak ada keluhan. Dilakukan anamnesa terhadap riwayat kesehatan ibu, ibu tidak menderita penyakit keturunan seperti diabetes mellitus, hipertensi, maupun penyakit jantung. TTV ibu dalam batas normal, dan melakukan inform consent kepada ibu tentang pemilihan jenis-jenis KB, ibu mengatakan sudah tidak ingin hamil lagi setelah persalinan ke-4. Bidan menyarankan menggunakan KB IUD pada ibu, bidan menjelaskan bahwa KB IUD lebih efektif dan tidak menimbulkan efek samping hormonal seperti KB hormonal lainnya, dianjurkan untuk ibu menyusui karena tidak akan mempengaruhi volume dan pengeluaran ASI. dan bisa melakukan pemeriksaan setiap 1 tahun 1x dengan dokter atau bidan yang memasangnya. Ibu mengatakan ingin KB suntik 3 bulan, karena ibu merasa takut dengan prosedur pemasangan. Disebabkan kurangnya pengetahuan ibu dan mendengarkan rumor yang mengatakan pemasangan IUD sangat menyakitkan. Setelah bidan menjelaskan KB IUD, ibu tetap ingin menggunakan KB suntik 3 bulan ibu mengatakan siap untuk mengingat kunjungan suntik KB setiap 3 bulan sekali sesuai perhitungan tanggal yang sudah di tuliskanKesimpulan penulis bahwa Ny. A sudah memilih akan menggunakan KB suntik 3 bulan, dan memberikan pengetahuan untuk menghilangkan pemikiran yang salah tentang KB IUD yang di anggap hal paling mengerikan bagi sebagian masyarakat yang percaya dari rumor-rumor yang menyebar di masyarakat. Memastikan ibu dan keluarga mengerti dengan apa yang sudah di sampaikan, dan meyakinkan bahwa ilmu yang sudah di sampaikan kepada ibu bisa membantu ibu meningkatkan pengetahuan ibu tentang yang benar, dan tidak lagi merasa takut dengan rumor-rumor yang tidak benar. Di harapka dengan bekal ilmu yang sudah di berikan kepada ibu dan keluarga dapat mengubah pola fikir, dan bisa menerima saran dari bidan tentang penggunaan KB IUD lebih baik dan aman. Dan bisa berbagi ilmu pengetahuan dengan masyarakat untuk menghilangkan rumor tidak baik yang menyebar dan membuat masyarakat lebih cerdas untuk memilih dah berfikir.204