BAB V PEMBAHASAN...tidak sesuai dengan syarat pertama hijab syar‟i yang telah ditentukan. 37 ......
Transcript of BAB V PEMBAHASAN...tidak sesuai dengan syarat pertama hijab syar‟i yang telah ditentukan. 37 ......
34
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Hijab dalam Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015
Di dalam modernitas, fashion adalah konstituen penting identitas
seseorang, yang membantu menentukan bagaimana dia dikenali dan
diterima (Wilson 1985; Ewen 1988). Fashion menawarkan pilihan
pakaian, gaya, dan citra yang dengannya seseorang dapat menciptakan
identitas. Di satu sisi, fashion adalah fitur konstituen modernitas, yang
ditafsirkan sebagai era sejarah yang ditandai oleh inovasi terus menerus,
penghancuran yang tanda penciptaan yang baru (Berman: 1982). Fashion
sendiri dianggap sebagai sumber penciptaan citarasa, gaya, pakaian, dan
perilaku baru. Tentu saja, Fashion dalam masyarakat modern dibatasi oleh
kode-kode gender, realitas ekonomi, dan kekuatan konformitas sosial yang
terus mendikte apa yang boleh dan tidak boleh dipakai, apa yang mungkin
dan tidak mungkin.
Sama halnya dalam program Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015,
Trans7 menunjukkan kepada masyarakat bahwa identitas perempuan
berhijab yang bisa tampil modis, menarik, dan cantik. Untuk menunjang
identitas muslimah tersebut, para peserta dilengkapi dengan aksesoris dan
make up yang menghiasi wajahnya agar terlihat lebih menarik. Hal ini
seolah mematahkan anggapan bahwa perempuan berhijab adalah tidak
menarik dan tidak modis, karena hanya mengenakan gamis dan kerudung
yang panjang dan lebar. Sekaligus menguatkan bahwa identitas seorang
muslimah bisa lebih modern dan fashionable. Tapi kehadiran fashion yang
islami ini kemudian menimbulkan pertarungan makna terkait dengan
spiritualitas dan modernitas terhadap perempuan itu sendiri.
Jika dilihat dari sudut pandang Islam, fashion hijab yang dipakai
para peserta Sunsilk Hijab Hunt 2015 berbeda dengan ketentuan agama.
Dalam agama Islam terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh
seorang muslimah dalam memakai hijab. Representasi perempuan berhijab
35
yang digambarkan dalam Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015 adalah
sebagai berikut :
1. Memenuhi seluruh tubuh selain bagian yang dikecualikan
Bagian yang dikecualikan adalah wajah dan telapak tangan. Syarat
pertama ini juga telah dijelaskan dalam QS. An Nur ayat 31 dan Al Ahzab
ayat 59.
“Katakanlah kepada wanita yang beriman, „Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak darinya. Dan
hendaklah mereka menutupkan kain kudung (khimar) ke dadanya, dan
janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau
ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau
putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau
putra-putra saudara lelaki mereka, atau putra-putra saudara perempuan
mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki,
atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap
wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan
janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang
mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai
orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.‟” (QS. An Nuur: 31).
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan
istri-istri orang mukmin, „Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka.‟ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah
untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ahzab ayat 59).
36
Gambar 2
Fashion Hijab Finalis Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015
Sumber : www.youtube.com, diunduh Selasa, 27 Oktober 2015
Gambar 3
Fashion Hijab Finalis Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015
Sumber : www.youtube.com, diunduh Selasa, 27 Oktober 2015
Dari dua gambar tersebut menunjukkan Bella dan Sabrina, peserta
Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015 yang memakai baju lengan panjang
namun tidak menutupi aurat atau bagian tubuh secara keseluruhan. Masih
terlihat pergelangan tangan mereka karena tidak tertutupi oleh baju yang
dikenakan. Hal ini merupakan contoh dimana hijab yang mereka pakai
tidak sesuai dengan syarat pertama hijab syar‟i yang telah ditentukan.
37
Karena pergelangan tangan seperti yang diperlihatkan Bella dan Sabrina
tersebut masih merupakan aurat yang harus ditutupi.
2. Bukan sebagai perhiasan
Hal ini disebutkan dalam firman Allah yang berarti:
“dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya”
Tujuan utama perintah memakai hijab adalah untuk menutupi
perhiasannya, sebagaimana firman di atas. Oleh karena itu, hijab yang
dikenakan seorang muslimah tidak boleh diperindah dengan perhiasan
yang dapat menarik perhatian dan pandangan kaum laki-laki. Hal ini
diperkuat dengan QS. Al Azhab ayat 33.
س س س
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan
bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.” (QS. Al
Ahzab: 33).
Memperindah atau menghias pakaian yang dikenakan seorang muslimah,
contohnya adalah bordiran warna-warni, payet, pita sulam emas dan perak
yang menyilaukan mata, aksesoris dan lain sebagainya.
Gambar 4
Perhiasan Hijab Finalis Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015
Sumber : www.youtube.com, diunduh Selasa, 27 Oktober 2015
38
Gambar 5
Aksesoris Hijab Finalis Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015
Sumber : www.youtube.com, diunduh Selasa, 27 Oktober 2015
Telah disebutkan di atas bahwa tujuan utama berhijab adalah untuk
menutupi perhiasan perempuan. Namun dalam Grand Final Sunsilk Hijab
Hunt 2015, hijab sendiri adalah suatu perhiasan. Pakaian yang mereka
kenakan terlihat mewah dan berkilau, karena menambahkan payet-payet
dan perhiasan, seperti kalung dan headband yang juga berkilau. Hal
penting yang juga diabaikan adalah bahwa kerudung atau jilbab yang
dikenakan tidak menutupi hingga bagian dada.
3. Bahan yang digunakan harus tebal dan tidak transparan/tipis.
Agar dapat tercapai tujuan tertutupnya aurat, maka hijab yang
dikenakan harus tebal dan tidak transparan yang dapat memperlihatkan
warna kulit dan rambut. Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam pun
bersabda:
س ت آخس س ء أم س ت ن سه ع ع زي ت ك نم زؤ س أ خت ك
ن ع ه إن ع ن ت م
“Pada akhir umatku nanti akan ada wanita-wanita yang berpakaian tetapi
telanjang. Di atas kepala mereka terdapat seperti punuk unta. Laknatlah
39
mereka, karena sesungguhnya mereka adalah wanita-wanita yang
terlaknat.”
Yang dimaksud dengan wanita-wanita yang berakaian tetapi
telanjang adalah wanita yang mengenakan pakaian yang tipis, yang
menggambarkan bentuk tubuhnya dan tidak dapat menutupi tubuhnya
secara menyeluruh. Sedangkan di atas kepala terdapat seperti punuk unta
adalah model berkerudung dengan mengangkat atau menggulungnya ke
atas.
Gambar 6
Fashion Hijab Finalis Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015
Sumber : www.youtube.com, diunduh Selasa, 27 Oktober 2015
Gambar di atas menampilkan gaya berhijab Mayang dan Bella,
finalis Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015. Baju yang dikenakan oleh
Mayang terlihat transparan pada bagian leher hingga lengan. Meskipun
sudah memakai pakaian dalam untuk menutupi kulit tubuhnya yang tidak
tertutup karena bajunya transparan, tampaknya usaha yang dilakukan
Mayang tidak cukup berhasil. Hal ini dikarenakan pakaian dalam yang ia
pakai memiliki warna coklat yang menyerupai warna kulit. Sehingga
penonton masih bisa melihat bentuk bahu dan lengannya. Sedangkan
kerudung yang dipakai Mayang dan Bella dimodifikasi dengan
40
menggulungnya ke atas. Tentu fashion hijab yang dipakai kedua finalis
tersebut kurang sesuai dengan syarat hijab syar‟i yang ketiga ini.
4. Harus longgar, tidak sempit, dan tidak menampakkan lekuk tubuh.
Selain harus tebal, pakaian yang dipakai juga tidak boleh
menggambarkan atau menunjukkan lekuk tubuh. Terkadang ada bahan
pakaian yang tebal namun sangat halus sehingga melekat pada tubuh, atau
karena ukurannya yang ketat sehingga nampak lekuk tubuh si pemakai.
Usamah bin Zaid berkata, “Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam
bertanya kepadaku, „Mengapa engkau tidak mengenakan baju Qubthiyah
yang telah kuberikan?‟ „Aku memberikannya kepada istriku,‟
jawabku. Maka beliau berpesan, „Perintahkanlah istrimu agar memakai
pakaian bagian dalam sebelum mengenakan baju Qubthiyah itu. Aku
khawatir baju itu akan menggambarkan lekuk tubuhnya.‟” (HR. Ahmad
dan Al-Baihaqi).
Gambar 7
Fashion Hijab Finalis Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015
Sumber : www.youtube.com, diunduh Selasa, 27 Oktober 2015
Telah disebutkan bahwa pakaian yang dipakai perempuan harus
tebal dan tidak menunjukkan lekuk tubuhnya. Gambar di atas
menunjukkan Mayang, finalis Sunsilk Hijab Hunt 2015 yang sedang
melakukan catwalk untuk perkenalan. Meskipun pakaian yang dikenakan
41
oleh Mayang telal dan tertutup, namun pakaian tersebut sangat sesuai/
menempel dengan bentuk tubuhnya sehingga menggambarkan lekuk
tubuhnya, terutama bagian dada hingga pinggang. Seperti yang telah
dijelaskan dalam sabda Rasulullah di persyaratan ketiaga bahwa dengan
memperlihatkan dada hingga pinggang yang masih temasuk aurat yang
harus ditutup adalah hal yang dilaknat Allah.
5. Tidak ditaburi wewangian atau parfum
Kaum perempuan dilarang menggunakan wewangian ketika keluar
rumah berdasarkan beberapa hadits. Salah satunya adalah hadist Abu
Hurairah radhiyallahu „anhu: “Seorang wanita melintas di hadapan Abu
Hurairah dan aroma wewangian yang dikenakan wanita tersebut tercium
olehnya. Abu Hurairah pun bertanya, „Hai hamba wanita milik Al-Jabbar
(Allah ta‟ala)! Apakah kamu hendak ke masjid?‟ „Benar,‟ jawabnya. Abu
Hurairah lantas bertanya lagi, „Apakah karena itu kamu memakai
parfum?‟ wanita tersebut menjawab, „Benar.‟ Maka Abu Hurairah
berkata, „Pulang dan mandilah kamu! Sungguh, aku pernah mendengar
Rasulullah shallallhu „alaihi wa sallam bersabda, „Allah tidak akan
menerima shalat wanita yang keluar menuju masjid sementara bau wangi
tercium darinya, hingga ia kembali ke rumahnya dan mandi.‟” (HR. Al-
Baihaqi, shahih). Hal tersebut diperkuat dengan hadits dari Zainab Ats-
Tsaqafiyah, Nabi shallallahu „alaihi wa sallam juga bersabda,
س د إ إحد ك خس ت إذ م لا قس ط
“Jika salah seorang di antara kalian (para wanita) keluar menuju masjid,
maka janganlah kalian mendekatinya dengan memakai wewangian.” (HR.
Muslim)
Hadits-hadits di atas menunjukkan haramnya bagi seorang
perempuan keluar menuju masjid dengan memakai wewangian. Lantas,
bagaimana hukumnya jika perempuan tersebut hendak menuju tempat
perbelanjaan, perkantoran atau jalanan umum? Tentu tidak diragukan lagi
42
keharaman dan dosanya lebih besar walaupun seandainya suaminya
mengizinkan.
6. Tidak menyerupai pakaian laki-laki
Dari Abu Hurairah radhiyallahu „anhu, ia berkata, “Rasulullah
shallallahu „alaihi wa sallam melaknat pria yang memakai pakaian
wanita, dan wanita yang memakai pakaian pria.” (HR. Abu Dawud, Ibnu
Majah, al-Hakim, dan Ahmad, shahih). Adz-Dzahabi rahimahullah juga
menggolongkan perbuatan menyerupai lawan jenis (tasyabbuh) termasuk
dosa besar, berdasarkan kandungan hadits-hadits shahih dan ancaman
keras yang disebutkan di dalamnya. Tasyabbuh yang dilarang dalam Islam
berdasarkan dalil-dalil meliputi masalah pakaian, sifat-sifat tertentu,
tingkah laku, dan yang semisalnya, bukan dalam hal perkara-perkara
kebaikan. Alasan ditimpakannya laknat bagi pelaku tasyabbuh menurut
Syaikh Abu Muhammad bin Abu Jumrah adalah karena orang tersebut
telah keluar dari tabi‟at asli yang Allah ta‟ala karuniakan bagi dirinya.
7. Tidak menyerupai pakaian kaum kafir
Dari „Abdullah bin „Umar radhiyallahu „anhuma, Rasulullah
shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,
ش ه م ق م ه نهم م
“..dan barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan
mereka.” (HR. Ahmad).
Yang dimaksud dengan menyerupai pakaian kaum kafir adalah meniru
pakaian yang dipakai oleh kaum bukan muslim dan tidak menunujukkan
identitas kaum muslim. Misalnya, menirukan gaya pakaian kebarat-
baratan yang seringkali mengumbar aurat. Menirukan penampilan lahiriah
kaum musyrikin atau kafir akan menghantarkan kaum perempuan pada
kesamaan akhlak dan perbuatan. Terdapat kaitan erat antara penampilan
luar seseorang dengan keimanan yang ada dalam batin, keduanya akan
saling mempengaruhi.
43
8. Bukan merupakan pakaian yang mengundang sensasi atau
popularitas di masyarakat (pakaian syuhrah)
شهسة ث ب س م دن سه الله أ ق م ي م مر ث ب م هب ث ه أ
ن ز
”Barang siapa mengenakan pakaian syuhroh (untuk mencari popularitas)
di dunia, niscaya Allah mengenakan pakaian kehinaan kepadanya pada
hari kiamat, kemudian membakarnya dengan api neraka.” (HR. Abu
Dawud dan Ibnu Majah dengan sanad hasan).
Seorang muslimah dilarang memakai pakaian atau hijab syuhroh.
Pakaian syuhroh sendiri yaitu pakaian yang dipakai dengan tujuan untuk
mengundang sensasi atau mendapatkan popularitas di tengah-tengah orang
banyak, baik pakaian tersebut mahal, yang dipakai dengan tujuan
berbangga-bangga/ pamer (riya‟) dengan perhiasannya, maupun pakaian
yang bernilai rendah yang dipakai seorang untuk menunjukkan
kezuhudannya. Adapun penampilan yang sesuai dengan syari„at namun
berbeda dengan masyarakat pada umunya maka bukan termasuk dalam
pakaian syuhrah.
Gambar 8
Fashion Hijab Finalis Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015
Sumber : www.youtube.com, diunduh Selasa, 27 Oktober 2015
44
Gambar 9
Fashion Hijab Finalis Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015
Sumber : www.youtube.com, diunduh Selasa, 27 Oktober 2015
Dua gambar di atas merupakan contoh fashion hijab yang dipakai
oleh Rusfa dan Carla, finalis Sunsilk Hijab Hunt 2015. Mereka dan finalis
lainnya mengenakan pakaian yang dihiasi dengan banyak pernak-pernik
dan aksesoris penunjang penampilan mereka.
Dengan warana-warna yang cerah dan dihiasi berbagai perhiasan, tentu
para finalis mampu membuat penonton terkagum dan memandang ke arah
mereka. Terutama saat mereka melakukan perkenalan dengan berjalan
seperti model yang memamerkan keanggunan dan keindahan pakaiasn
mereka.
Kedelapan syarat di atas harus terpenuhi seluruhnya untuk
mencapai makna hijab yang dimaksudkan dalam Islam. Hal tersebut juga
dimaksudkan untuk memenuhi pengertian hijab yang otentik. Dalam
sebuah jurnal penelitian “Culture as Accent: The Cultural Logic of
Hijabistas” karya Jan Blommaert and Piia Varis menjelaskan yang
dimaksud dengan hijab yang otentik adalah hijab yang sesuai ajaran
agama Islam yaitu Al-Qur‟an dan Hadits. Apabila ajaran tersebut tidak
terpenuhi atau disalahgunakan maka itu bukanlah hijab karena
keotentikannya telah hilang. Sedangkan dari kedelapan syarat hijab syar‟i
45
yang telah dijelaskan, nampak beberapa diantaranya yang tidak dipatuhi
oleh para finalis Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015.
Gambar 10
Ilustrasi Hijab Syar’i
Sumber : www.hijabina.com
Seperti ilustrasi di atas, fungsi sesungguhnya hijab syar‟i adalah untuk
menutupi aurat dengan mengutamakan kesederhanaan, bukan untuk
menampilkan kemewahan dengan pakaian mahal dan perhiasan agar orang
lain memandang ke arahnya. Bahkan dalam sebuah jurnal internasional
“The Social Semiotics of Hijab: Negotiating The Body Politics of Veiled
Women” karya Salam Al-Mahadin juga menjelaskan bahwa hijab adalah
identitas seorang muslimah yang harus tetap dipertahankan, bukan hanya
bagaimana ia seharusnya dipakai tetapi juga mempertahankan fungsi
sesungguhnya dari hijab itu sendiri. Seorang muslimah harus mematuhi
perintah agama dalam Al-Qur‟an dan Hadits, salah satunya adalah dengan
berhijab. Karena hijab tidak hanya sebagai penutup aurat dan pelindung
bagi muslimah, lebih dari itu hijab adalah identitas muslim yang mana ia
dapat dikenali dan penyambung tali persaudaraan antar muslim dimanapun
muslim itu berada.
46
Tabel 5.1
Pebandingan Hijab Secara Normatif dan Realitas
No Normatif Realitas
1.
Memenuhi seluruh tubuh
selain bagian yang
dikecualikan, yaitu wajah
dan telapak tangan
Aurat beberapa peserta masih terlihat,
yaitu pada pergelangan tangan
2.
Bukan sebagai perhiasan Hijab peserta dihiasi banyak pernak-
pernik dan aksesoris yang berkilauan
lainnya. Beberapa hijab pun digulung/
diangkat tinggi.
3.
Bahan yang digunakan
harus tebal dan tidak
transparan/tipis
Ada peserta yang menggunakan
pakaian sedikit transparan sehingga ia
harus memakai baju dalam
sebelumnya, namun masih berwarna
coklat menyerupai warna kulit asli
peserta tersebut.
4.
Harus longgar, tidak
sempit, dan tidak
menampakkan lekuk
tubuh
Meskipun pakaian para peserta cukup
tebal, namun masih memperlihatkan
lekuk tubuh mereka. Terutama pada
bagian dada karena hijab yang
dikenakan tidak sampai menutupi dada
5. Tidak ditaburi
wewangian atau parfum
Hijab dan pakaian para peserta juga
menggunakan parfum
6.
Tidak menyerupai
pakaian laki-laki
Pakaian yang dipakai tidak menyerupai
pakaian laki-laki, karena hijab
merupakan pakaian yang ditujukan
hanya untuk perempuan
7.
Tidak menyerupai
pakaian kaum kafir
Hijab merupakan pakaian wajib yang
dikenakan oleh muslimah, bukan kaum
kafir
8.
Bukan merupakan
pakaian yang
mengundang sensasi atau
popularitas di masyarakat
(pakaian syuhrah)
Hijab dan pernak-pernik yang
digunakan para peserta sangat
menonjol dan bertujuan untuk menarik
para penonton sehingga akan mendapat
voting
Gambaran pakaian dan hijab dalam Grand Final Sunsilk Hijab Hunt
2015 yang telah dijelaskan di atas, dapat dilihat bahwa fashion hijab
tersebut belum bisa dengan hijab syar‟i, karena masih jauh dari syariat
yang telah ditentukan dalam Al-Qur‟an dan Hadits. Hal ini terlihat dari
delapan syarat, ada enam hal di antaranya terlupakan dalam memenuhi
syar‟i. Sehingga dapat dikatakan bahwa fashion hijab dalam Grand Final
47
Sunsilk Hijab Hunt 2015 belum mewakili identitas perempuan muslim,
yaitu berhijab yang syar‟i.
Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015 bertujuan menonjolkan sisi
keagamaan. Namun yang terjadi adalah agama tersebut menjadi samar-
samar terlihat karena berbenturan dengan kemodernan. Hijab sebagai salah
satu identitas muslimah yang seharusnya ditampilkan sesuai syariat agama
Islam, karena ingin menunjukkan sesuatu yang lebih modern dan menarik
dengan memodifikasinya justru membuat hijab tersebut lepas dari syariat
Islam. Program Grand Final Sunsilk Hijab Hunt menghibur para penonton
dengan menanamkan ideologi berhijab modern. Namun tanpa sadar yang
dilakukannya hanyalah pemenuhan keinginan perempuan semata dengan
mengedepankan fashion sebagai salah satu wujud mengikuti
perkembangan jaman yang sebenarnya bertentangan dengan aturan agama.
5.2 Pemaknaan Perempuan Berhijab dalam Grand Final Sunsilk Hijab
Hunt 2015
Fashion merupakan isu penting yang mencirikan pengalaman hidup
sosial. Oleh karena itu, ia memiliki beberapa fungsi. Salah satunya adalah
sebagai sarana komunikasi yang bisa menyampaikan pesan artifaktual
yang bersifat non-verbal. Fashion bisa merefleksikan, meneguhkan,
mengekpresikan suasana hati seseorang. Dia juga memiliki suatu fungsi
kesopanan (modesty function) dan daya tarik. Sebagai fenomena budaya,
fashion sesungguhnya bisa berucap banyak tentang identitas pemakainya.
Fashion juga dapat digunakan untuk menunjukkan nilai sosial dan status,
karena orang bisa membuat kesimpulan tentang siapa anda, kelompok
sosial mana anda, melalui medium fashion (Barnard, 2011: 100).
Selain fashion hijab yang telah dijelaskan sebelumnya, program
tayangan Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015 di Trans7 ini juga
menampilkan sesuatu yang lain dari para finalis, seperti kecantikan,
kecerdasan, dan bakat untuk melengkapi fashion hijab tersebut serta
terlihat lebih manarik dan modern. Hal-hal tersebut saling berhubungan
satu sama lain dan memiliki makna yang dapat memperlihatkan para
48
finalis sebagai perempuan yang inspiratif bagi masyarakat, khususnya
sesama hijabers. Seperti yang diungkapkan oleh Dian Pelangi dalam
bukunya Hijab Street Style :
“Mereka yang berkomitmen membuktikan cintanya kepada Allah
dengan menutup aurat, mengombinasikannya dengan
perkembangan trend di dunia. Lumrah bagi wanita ingin terlihat
cantik, dengan niat menginspirasi sesama dan tampil cantik di
depan suaminya dan pasti karena Allah Swt karena Allah
mencintai keindahan, bukan?” (2012:11).
Gambar 11
Fashion Para Finalis Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015
Sumber: www.youtube.com, diunduh Selasa, 27 Oktober 2015
Fashion yang ditunjukkan oleh semua para peserta memiliki warna-
warna yang cerah. Model hijab pun dimodifikasi sedemikian rupa untuk
menyesuaikan dengan pakaian yang dipakai. Selain memiliki warna yang
cerah dan model yang berbeda-beda, penambahan perhiasan atau aksesoris
semakin menambah para finalis terlihat menarik dan mendapat perhatian
dari penonton. Hal ini tentu berbeda dengan hijab yang sudah diatur Al-
Qur‟an dan Hadits dalam Islam. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa hijab
yang dikenakan para finalis merupakan hijab yang dititikberatkan pada
fashion, sehingga syarat syariah menjadi terabaikan. Sama halnya dengan
49
fashion hijab, maka hal-hal yang mengikutinya juga mengabaikan ajaran
agama.
Karena lebih mengutamakan fashion, poin-poin yang telah
disebutkan di atas ditampilkan dan dipadukan dengan fashion itu sendiri.
Sehingga menjadikannya perpaduan yang sesuai dengan modernitas bukan
spiritualitas. Umberto Eco berpendapat bahwa semiotika berurusan dengan
segala sesuatu yang bisa dipandang sebagai tanda. Sebuah tanda adalah
segala sesuatu yang dapat dipakai pengganti sesuatu yang lain secara
signifikan. Sesuatu yang lain tidak perlu benar-benar eksis atau berada di
suatu tempat agar tanda dapat menggantikannya. Didalam Grand Final
Sunsilk Hijab Hunt 2015, hal tersebut dapat dilihat melalui tanda-tanda di
bawah ini berdasarkan kategori penilaian Grand Final Sunsilk Hijab Hunt
2015. Tanda-tanda ini memiliki fungsi untuk menjelaskan makna yang
terkandung di dalamnya sehingga dapat mewakili kategori Cantik, Cerdas,
dan berbakat.
1. Warna Hijab
Dari segi warna, hijab para finalis Sunsilk Hijab Hunt memiliki
warna-warna yang cerah dan berkilau. Dengan warna-warna yang cerah,
tentu para penonton lebih tertarik dan memusatkan perhatian penuh kepada
setiap finalis. Selain itu, tanda tersebut dapat dikonotasikan sebagai
keceriaan dan semangat jiwa muda. Setelah melalui audisi yang panjang
dan melelahkan, akhirnya tersisa delapan finalis yang bersaing di malam
Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015. Sebagai persaingan terakhir
sebelum penentuan jawara Sunsilk Hijab Hunt 2015, warna-warna cerah
hijab mereka menggambarkan keceriaan sebagai bentuk syukur karena
telah mendapat banyak pengalaman dari masa audisi, karantina, hingga
berada di grand final. Selain keceriaan, warna cerah juga melambangkan
kesegaran jiwa kaum muda yang masih dipenuhi dengan semangat, gairah,
dan mimpi yang besar. Hal ini juga disesuikan dengan umur para finalis
yang rata-rata masih remaja.
50
Warna-warna tersebut juga mematahkan anggapan bahwa hijab
hanya didominasi oleh warna hitam dan putih. Anggapan ini muncul
karena pada awal perkembangan hijab di Indonesia sangat dipengaruhi
oleh hijab di Timur Tengah yang memang hampir semua berwarna hitam
dan putih. Warna hitam dan putih tersebut sebenarnya disesuaikan dengan
keadaan di Timur Tengah yang panas dan banyak tempat suci bagi Islam.
Karenanya, Indonesia yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam
beraggapan bahwa hijab seharusnya warna hitam atau putih seperti di
Timur Tengah. Dengan pakaian berwarna cerah dari para finalis Hijab
Hunt menunjukkan bahwa tidak ada aturan yang menyebutkan bahwa hijab
harus hitam atau putih. Karena adapun warna pakaian selain putih dan
hitam bukanlah termasuk kategori perhiasan, hal ini diperkuat dengan
berdasarkan riwayat yang tidak diketuahi sebelumnya bahwa istri-istri
Nabi shallallahu „alaihi wa sallam pernah mengenakan jubah berwarna
merah.
2. Model Hijab
Jika biasanya hijab yang dipakai hanya sebuah gamis dengan hijab
panjang dan lebar yang menutupi dada, beda dengan para finalis Sunsilk
Hijab Hunt yang mengenakan dress panjang dengan modifikasi hijab.
Model pakaian dan hijab pun dibuat semenarik mungkin agar lebih terlihat
cantik dan anggun.
51
Gambar 12
Gaya Berhijab Finalis Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015
Sumber: www.youtube.com, diunduh Selasa, 27 Oktober 2015
Pakaian yang dipakai para finalis Sunsilk Hijab Hunt 2015
merupakan pakaian yang dirancang oleh Dian Pelangi. Menilik ke
belakang, Dian Pelangi merupakan fashion designer khusus hijab yang
sukses mengembangkan hijab modern di Indonesia. Dia selalu
menyuguhkan gaya fashion yang trendy. Pakaian yang dibuat dan
dikenakan selalu modis dengan padu padan yang beragam namun tetap
terlihat fashionable. Melalui ciri khas gaya busananya tersebut, seolah
menjadi media bagi Dian Pelangi untuk menunjukkan identitas muslimah
agar lebih mudah dikenali oleh masyarakat.
Cantik dan modis adalah gambaran wanita berhijab yang ingin
ditunjukkan oleh Dian Pelangi. Sama halnya yang ingin Dian Pelangi
sampaikan melalui fashion yang dikenakan para finalis Sunsilk Hijab Hunt
2015. Melalui mereka, Dian ingin menyampaikan bahwa perempuan
berhijab bisa tampil cantik dan modis sesuai dengan perkembangan jaman.
Sebelum fahion hijab berkembang pesat seperti sekarang, busana
muslimah hanya berupa gamis dan kerudung lebar yang menutupi dada.
Mitos tentang perempuan berhijab yang kuno dan tidak modis diganti
menjadi perempuan berhijab modis dan modern. Dan melalui fashion hijab
yang dikenakan para finalis, semakin mengukuhkan identitas perempuan
52
yang lebih modern dan modis. Dengan model hijab tersebut juga akan
lebih menunjukkan sisi anggun dari perempuan sehingga nantinya hijab
bisa lebih diminati oleh muslimah lainnya, dan dapat mengajak mereka
untuk berhijab tanpa rasa takut akan ketinggalan jaman atau kuno.
3. Make Up
Fashion hijab tidak terlepas dari perhiasan yang menghiasinya.
Salah satu perhiasan tersebut adalah make up. Begitu pula dengan para
peserta Sunsilk Hijab Hunt 2015 yang tampil menggunakan make up tebal
di wajah mereka. Dalam hal ini, make up pada wajah dilakukan untuk
menunjang penampilan mereka di atas panggung, dan tentu untuk
menyesuaikan dengan fashion yang dikenakan. Penggunaan make up
sendiri adalah sesuatu yang wajar bagi perempuan agar terlihat lebih
menarik dan cantik.
Gambar 13
Make Up Finalis Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015
Sumber: www.youtube.com, diunduh Selasa, 27 Oktober 2015
Gambar di atas merupakan salah satu bentuk riasan wajah pada
finalis Sunsilk Hijab Hunt 2015, Wiedya Permata. Terlihat bahwa Wiedya
menggunakan make up tebal untuk tampil lebih cantik. Daerah sekitar
mata yang dirias dengan eyeshadow, eyeliner, dan diberi bulu mata palsu.
Bagian dahi, pipi, hingga dagu diberi bedak tebal dan ditambah dengan
53
blush on bewarna merah muda. Sedangkan pada bibir diberi lipstick
bewarna merah. Make up tebal dan rapi tersebut membuatnya semakin
cantik dan terkesan glamour.
Penebalan pada bagian daerah mata dapat diinterpretasikan sebagai
ketajaman. Mata identik dengan suatu kejujuran dan ketajaman,
berdasarkan pepatah yang mengatakan bahwa mata tidak bisa berbohong.
Penekanan make up pada bagian mata bisa memberikan tatapan yang lebih
tajam dan tegas dalam memandang sesuatu. Ketajaman dan ketegasan
tersebut yang seolah menyampaikan kejujuran dan keyakinan dalam diri
seorang hijaber. Sedangkan merah pada bibir melambangkan hasrat,
keberanian, dan perjuangan perhatian. Keberanian tersebut menggambar
betapa beraninya diri seorang Wiedya sebagai salah satu finalis yang dapat
bertahan hingga tahap akhir. Selain itu, keberanian untuk menampilkan
dirinya sendiri dan mengeluarkan sisi baru dalam kepribadiannya yang
mungkin selama ini belum pernah ditunjukkan kepada orang lain. Warna
merah juga melambangkan hasrat. Setiap finalis pasti memiliki hasrat dan
keinginan yang sangat besar untuk menjadi juara Sunsilk Hijab Hunt 2015.
Hal ini mereka tunjukkan dengan keberanian dan semangat dalam
mengikuti segala prosedur secara maksimal. Segala kerja keras mereka
dari awal hingga akhir melambangkan hasyat dan semangat mereka untuk
menjadi nomor satu. Merah juga merupakan warna yang cerah dan dapat
diingat dengan mudah. Karena warnanya yang menonjol, membuat merah
mendapat perhatian dari seseorang yang melihatnya. Sehingga dengan
memakai warna merah dibibir, maka aura keberanian dan semangat yang
tinggi dapat keluar dan dapat menarik perhatian dari yang melihatnya.
54
Gambar 14
Make Up Finalis Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015
Sumber: www.youtube.com, diunduh Selasa, 27 Oktober 2015
Sedikit berbeda dengan gaya make up yang menempel di wajah
Bella. Finalis satu ini tidak diberi make up yang terlalu merona. Meskipun
di bagian mata masih diberi efek tajam, namun di bagian bibir terlihat
tipis. Gaya make up Bella tersebut lebih memberi kesan sederhana
dibanding dengan finalis lainnya. Gaya make up yang sederhana dirasa
lebih pantas untuk Bella yang memang masih berusia 17 tahun. Sehingga
membuat dirinya tidak terlalu tua dan masih polos untuk gadis
seumurannya. Selain agar sesuai dengan usianya, kesederhanaan make up
Bella juga menunjukkan karakter lemah lembut. Warna merah muda yang
tipis pada bibir Bella menggambarkan sisi lembut dan manis dar sisi
seorang gadis. Meski memiliki gaya make up yang berbeda, Wiedya dan
Bella mampu menunjukkan aura kecantikan yang sesuai dengan karakter
dan usia masing-masing, begitu pula dengan finalis lainnya yang tidak
kalah kecantikannya. Fashion hijab dipadu-padankan dengan gaya make
up yang sesuai mampu mewakili kecantikan fisik dari para finalis Sunsilk
Hijab Hunt 2015.
55
4. Pertunjukan Bakat
Menampilkan kecantikan fisik adalah suatu kewajiban yang
dilakukan oleh peserta ajang kecantikan. Maka tak perlu diragukan lagi
jika ajang-ajang seperti ini memiliki standar kecantikan tersendiri bagi
pesertanya. Selain menampilkan kecantikan, para peserta pun juga harus
mengeluarkan kemampuan yang ada di dalam dirinya. Begitu pula dengan
para finalis Sunsilk Hijab Hunt yang menunjukkan bakat-bakat dari para
hijabers-nya.
Gambar 15
Bakat Menyanyi Finalis Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015
(Mayang)
Sumber: www.youtube.com, diunduh Selasa, 27 Oktober 2015
Gambar di atas merupakan penampilan bakat salah satu finalis
Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015, Mayang Ayu Faluthamia. Mayang
menampilkan kemampuan bernyanyinya di depan para juri dan penonton.
Membawakan lagu Price Tag dari Jessi J, Mayang berhasil memukau
penonton dengan suara merdunya.
56
Gambar 16
Bakat Dubbing Finalis Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015 (Devi)
Sumber: www.youtube.com, diunduh Selasa, 27 Oktober 2015
Finalis Sunsilk Hijab Hunt selanjutnya yang berhasil membuat
penonton terhibur adalah Devi Handayani dan bonekanya. Devi
menunjukkan keahliannya dengan mengisi suara Susan dan Doraemon.
Puppert show yang dilakukan Devi menceritakan tentang masa kecil yang
menyenangkan. Sukses mengisi suara Susan dan Doraemon, ia juga
menunjukkan kebolehannya dalam bernyanyi. Menyanyikan lagu Masa
Kecil, Devi berhasil membawa penonton ke dalam nostalgia masa anak-
anak.
Gambar 17
Bakat Taekwondo Finalis Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015 (Carla)
Sumber: www.youtube.com, diunduh Selasa, 27 Oktober 2015
57
Finalis ketiga adalah Carla Rizki Handayani. Dia mampu memukau
penonton dengan kemampuannya bernyanyi lagu One Last Time milik
Ariana Grande. Dengan fashion yang sedikit tomboy, Devi kemudian
menunjukkan keahliannya dalam bela diri taekwondo. Ia menunjukkan
tendangan dan pukulan, serta melakukan demonstrasi menyerang dan
melindungi diri dari penjahat. Tak kalah mengejutkan, Devi juga berhasil
mematahkan besi dengan kekuatan tendangannya.
Gambar 18
Bakat Menari Tradisional Finalis Grand Final Sunsilk Hijab Hunt
2015 (Wiedya)
Sumber: www.youtube.com, diunduh Selasa, 27 Oktober 2015
Selanjutnya ada Wiedya Permata. Finalis ini menampilkan
kemampuan menarinya dengan menarikan tarian tradisional, Jaipong.
Berbusana serba merah muda dan menggunakan kipas, Wiedya mampu
menunjukkan keterampilannya yang luar biasa dalam menari tarian
tradisional dan memperlihatkan rasa cinta terhadap budaya tradisional.
58
Gambar 19
Bakat Bernyanyi dan Memainkan Ukulele Fianalis Grand Final
Sunsilk Hijab Hunt 2015 (Bella)
Sumber: www.youtube.com, diunduh Selasa, 27 Oktober 2015
Momen mengharukan ditunjukkan Bella Almira saat menampilkan
bakatnya. Sebagai finalis paling muda, Bella berhasil membuat sebagian
penonton menangis. Awalnya, Bella menunjukkan kemampuannya dalam
qira‟ah dengan memawakan QS. Al-Isra ayat 23-24 dimana ayat-ayat
tersebut berisi tentang kemuliaan seorang ibu. Selanjutnya Bella kembali
memukau penonton dengan bernyanyi lagu Ibu dengan memainkan alat
musik ukulele yang mendapat sambutan meriah dari para penonton.
Gambar 20
Bakat Menari Finalis Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015 (Rusfa)
Sumber: www.youtube.com, diunduh Selasa, 27 Oktober 2015
59
Rusfa Tursina, finalis asal Aceh ini menampilkan kemampuannya
dalam menari. Tarian yang dipilihnya adalah tari kontemporer, dimana
Rusfa menggabungkan tari Saman, Tor-tor, Bali, dan tarian kreasi modern.
Gambar 21
Bakat Qira’ah Finalis Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015 (Sabrina)
Sumber: www.youtube.com, diunduh Selasa, 27 Oktober 2015
Lantunan ayat-ayat Al Qur‟an disampaikan dengan apik oleh
Sabrina Pasaribu. Melantunkan QS. Al Baqarah ayat 185, Sabrina mampu
menghipnotis penonton dengan suara merdunya. Ayat suci yang
dilantunkan Sabrina sendiri memiliki arti tentang hari di bulan ramadhan,
dimana memberi petunjuk dan menjelaskan apa yang haq dan yang bathil.
Gambar 22
Bakat Bernyanyi Finalis Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015 (Ninda)
Sumber: www.youtube.com, diunduh Selasa, 27 Oktober 2015
60
Penampilan bakat finalis Sunsilk Hijab Hunt 2015 yang terakhir
ditunjukkan oleh Ninda Putri Laili. Menyanyikan lagu I Have Nothing dari
Whitney Houston, Ninda mampu memukau para penonton dengan nada-
nada tinggi yang berhasil dicapainya. Meski lagu tersebut dikenal dengan
nada tinggi dan teknik yang sulit tetapi Ninda mampu mencapai dan
mnyelesaikan lagu tersebut dengan luar biasa.
Gambar 23
Qira’ah Para Finalis Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015
Sumber: www.youtube.com, diunduh Selasa, 27 Oktober 2015
Kedelapan finalis Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015 berhasil
memukau para penonton dengan bakat-bakat yang ditampilkannya.
Mereka semua tampil dengan percaya diri di hadapan dewan juri dan
penonton, serta berusaha keras untuk memdapat perhatian penonton.
Selain bakat yang ditampilkan masing-masing finalis, mereka juga
menunjukkan kebolehan mereka dalam membaca ayat suci Al Qur‟an.
Mereka membaca QS. AL-Imran ayat 102-109 secara bersama-sama dan
menghasilkan lantunan yang indah.
Devi mampu mengambil hati penonton dengan kemampuannya
mengisi suara untuk boneka Susan dan Doraemon. Keterampilan yang
jarang ditemukan apalagi bagi seorang perempuan. Devi berhasil
mengubah suaranya sebagai Doraemon dengan sempurna, bahkan sangat
61
persis dengan suara Doraemon yang sering ditayangkan di televisi
Indonesia. Devi pun berhasil membuat orang yang menontonnya
bernostalgia akan masa kecil dengan cerita yang disajikannya. Sedangkan
Wiedya dan Rusfa menampilkan tarian yang luar biasa. Masa latihan yang
singkat tidak membuat keduanya tampil dengan buruk. Justru mereka
membuktikan bakatnya menarikan tarian tradisional dan modern. Dengan
tarian tradisional, mereka menyampaikan rasa cinta terhadap budaya
Indonesia, terkhusus budaya tarian Indonesia dan melestarikannya. Selain
itu, tarian modern yang ditampilkan Rusfa dalam bentuk tarian
kontemporer membuktikan bahwa ia bisa mengikuti jaman dan menjadi
modern sesuai dengan apa yang digemari masyarakat, terutama remaja.
Penampilan memukau lainnya adalah penampilan Bella yang bisa
bernyanyi sekaligus memainkan alat musik ukulele10
. Bella membuktikan
bahwa perempuan juga piawai dalam memainkan alat musik, yang selama
ini masih didominasi oleh laki-laki. Apalagi yang dimainkannya adalah
ukulele, alat musik yang jarang dimainkan oleh kaum muda seperti
dirinya. Hal ini membuktikan bahwa perempuan juga bisa memiliki
keterampilan seperti laki-laki, seperti bermusik. Bakat yang lebih
mengejutkan adalah bakat Carla yang mampu melakukan gerakan-gerakan
berbahaya dalam taekwondo. Taekwondo sendiri dikenal sebagai teknik
bela diri yang sulit dilakukan, namun Carla sebagai perempuan dan
berhijab sanggup melakukannya. Tak banyak perempuan yang jago
melakukan taekwondo. Carla juga memperlihatkan kekuatannya dengan
mematahkan besi-besi hanya dengan tendangannya. Citra perempuan yang
biasanya digambarkan sebagai sosok yang lemah dan selalu tergantung
pada laki-laki, berubah ketika penampilan Carla. Hijaber ini mampu
menampilkan sosok perempuan yang kuat dan dapat melakukan
perlindungan diri meski tanpa bantuan laki-laki. Bahkan Carla
menunjukkan bahwa perempuan bisa lebih kuat daripada laki-laki.
10
Alat musik yang menyerupai dan dimainkan dengan dipetik seperti gitar, namum lebih kecil dan hanya berdawai empat. Biasanya digunakan untuk music keroncong.
62
Ada mitos di Indonesia yang menyatakan bahwa perempuan adalah
kanca wingking (teman belakang). Hal ini diartikan bahwa perempuan
tidak terlepas dari perannya di dapur dan hanya mengurus rumah tangga.
Perempuan dianggap lemah dan tidak diperbolehkan untuk keluar rumah
agar lebih aman. Karena hal ini perempuan juga dianggap tidak pantas
untuk menjadi seorang pemimpin. Mitos tersebut diperkuat dengan QS.
Al-Ahzab ayat 33. Karena ayat inilah, seorang perempuan diharuskan
untuk berada di rumah dan menjaga penampilan serta tingkah lakunya di
depan umum. Ayat tersebut yang berbunyi:
س س س
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan
bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.” (QS. Al-
Ahzab ayat 33)
Dilihat dari bakat-bakat para finalis Grand Final Sunsilk Hijab Hunt
2015 yang beragam, menunjukkan bahwa perempuan tidak lemah seperti
yang dipikirkan. Perempuan-perempuan tersebut memiliki kreativitas dan
kemampuan yang luar biasa dan dapat melebihi kemampuan laki-laki
dalam bidang tertentu. Para finalis mewakili perempuan-perempuan di luar
sana untuk menyuarakan keinginan mereka untuk berkarya dan keluar dari
ranah domestik. Hijab yang dikenakan pun juga tidak menghalangi bakat
yang kelaur dari dalam diri mereka dan tidak membatasi untuk
berkativitas. Dengan berhijab, mereka justru lebih percaya diri dan berani
menunjukkan identitas mereka kepada masyarakat. Selain menunjukkan
diri sebagai muslimah yang modern tanpa mngesampingkan aturan agama,
para finalis juga menunjukkan identitas muslimah yang berbakat dan
mampu mengispirasi perempuan-perempuan dengan keterampilan yang
sudah ditampilkannya untuk berkarir diluar ranah domestik.
5. Tanya Jawab
Dalam Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015, peserta juga harus
menunjukkan wawasan mereka terhadap agama melalui sesi tanya jawab
63
dengan dewan juri. Sesi ini dilakukan saat setelah adu bakat. Setiap finalis
mendapat satu pertanyaan dari juri dan mereka harus menjawab sesuai
dengan pengetahuan dan pemikiran mereka sendiri. Finalis pertama yang
mendapat pertanyaan setelah tampil adalah Mayang. Desy Ratnasari selaku
juri bertanya kepada Mayang tentang definisi hijab. Dengan lantang
Mayang menjawab pertanyaan tersebut dengan lancar,
“Assalamualaikum waroh-matullahiwabarokatuh. Terima kasih
Mbak desy Ratnasari atas pertanyaannya. Hijab menurut saya
adalah tata cara berpakaian menurut syariat agama Islam dan
hijab merupakan identitas seorang muslimah. Seperti firman
Allah di surat An-Nur ayat 31 bahwa mengajak muslimah untuk
mengulurkan kain kerudungnya sampai batas dada. Dan a
woman who is cover is staving herself and not letting all eyes
upon her. Terima kasih. Wassalamualiakum waroh
matulahhiwabarokatuh.”
Sedangkan Devi mendapat pertanyaan dari Dian Pelangi. Dian bertanya
kepada Devi apa arti Islam dan arti menjadi seorang muslimah bagi
dirinya? Devi pun menjawab,
“Baik Mbak Dian, terima kasih untuk pertanyaannya. Islam bagi
saya merupakan agama roh matalinalamin yang memberikan
banyak rahmat bagi manusia dan alam semesta, dimana di
dalamnya terdapat hewan, tumbuhan, dan juga jin. Dan menjadi
seorang muslimah merupakan anugerah terindah bagi saya yang
tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.”
Finalis selanjutnya adalah Carla yang mendapat pertanyaan dari Dewi
Sandra. Dewi Sandra bertanya, “Bagaimana cara terbaik untuk mengajak
teman-teman kamu untuk juga berhijab?.” Carla menjawabnya dengan
lancar,
“Bismillahhirohmanirohim. Terima kasih Kak Dewi Sandra untuk
pertanyaannya. Menurut saya untuk mengajak teman saya untuk
64
berhijab adalah memberikan contoh pada diri kita sendiri. Jadi
kita memberi contoh. Kita tidak mungkin kita tidak pakai jilbab
tpi kita mengajak orang lain berjilbab. Jadi intinya, contohkan ke
diri kita dulu. Lalu mungkin mentafsirkan surat An-Nur 31, Al-
Zabah ayat 59 itu bisa disampaikan dengan perlahan-lahan.
Terima kasih.Wassalamualaikum waroh matulahhiwabarokatuh.”
Di segmen berikutnya, giliran Wiedya dan Bella yang diberi
pertanyaan setelah penampilan mereka selesai. Wiedya mendapat
pertanyaan dari Dewi Sandra yang menanyakan pendapatnya apakah taaruf
masih relevan dilakukan di jaman sekarang. Wiedya mengeluarkan
pendapatnya dengan menjawab,
“Assalamualaikum. Selamat malam. Terima kasih Kak Dewi
Sandra untuk pertanyaannya. Saya akan coba menjawab. Taaruf
adalah silaturahim dimana biasanya dihubungkan dengan suatu
kegiatan atau aktifitas antara dua orang manusia, antara seorang
muslim dan muslimah. Taaruf merupakan salah satu dari contoh
dan juga dicontohkan oleh Rasullullah. Kita tahu bahwa apa
yang dicontohkan oleh Rasullullah itu sifatnya kekal dan
universal, tidak ada batasan waktu tentang keberlakuannya. Oleh
karena itu, taaruf di masa ini, sekarang adalah hal yang cocok
dan masih bisa dilaksanakan. Akan tetapi pelaksanaanya harus
dilakukan atas pemahaman ilmu agama yang dalam sehingga
orang akan terhindar dari zina. Terima kasih.”
Sedangkan Bella mendapat permintaan dari Dian Pelangi untuk
menyebutkan hadits tentang keutamaan seorang ibu. Meskipun sedikir
ragu, namun akhirnya Bella mengatakan,
“Bismillahirohmanirohim. Saya akan menjawab, terima kasih
Kak Dian Pelangi sebelumnya. Sebenarnya untuk hadist saya
kurang paham bahasa arabnya, yang jelas adalah kita dilarang
atau diharamkan (haramallah) untuk durhaka kepada orang tua
65
kita, yaitu ibu kita. Ibu kita adalah surganya kita. Dan kemudian
saya akan menggantinya dengan dalilnya boleh?
Surat Al-Imran. Terima kasih Kak Dian Pelangi.”
Kemudia tiga finalis terakhir yang diberi pertanyaan adalah Rusfa,
Sabrina, dan Ninda. Dalam sesi tanya jawab, Dian Pelangi menanyakan
kepada Rusfa, “apakah memakai hijab harus menunggu hidayah?”. Dan
Rusfa pun menjawab dengan lancar,
“Baiklah. Terima kasih. Assalamualaikum. Menurut Rusfa,
memakai hijab itu tidak perlu menunggu hidayah. Kapan sih kita
harus memakai hijab? Tidak. Memakai hijab itu harus kita
bangkitkan, harus tanamkan dari diri kita sendiri. Saya harus
menjadi lebih baik dari sebelumnya, saya harus bisa mensyiarkan
cara berpakaian berhijab, sifat yang positif dan akhlak yang baik.
Nah, salah satu kuncinya adalah dari diri sendiri. Seperti itu
Mbak Dian. Terima kasih.”
Setelah Rusfa, giliran Sabrina yang mendapat pertanyaan dari Desy
Ratnasari. Desy bertanya, “apa pendapat Sabrina tentang Hijab syar‟i dan
hijab modis?”. Dengan percaya diri Sabrina pun menjawab,
“Oke terima kasih atas pertanyaannya, Sabrina akan mencoba
menjawab. Nah, hijab syar‟i adalah hijab yang sesuai dengan
ajaran agama Islam. Dia telah memenuhi hukum-hukum dalam
ajaran Islam. Sedangkan hijab modis itu seperti hijab syar‟i
tetapi dia lebih di modifikasi. Mengapa? Agar terlihat lebih
menarik, jadi kedua-duanya ini adalah hijab syar‟i karena kalau
bukan syar‟i, berarti bukan hijab namanya. Terima kasih.”
Pertanyaan terakhir dilontarkan Dewi Sandra untuk Ninda. Dewi bertanya,
“bagaimana menurut kamu tentang peraturan yang dibuat oleh
66
perusahaan-perusahaan yang melarang karayawannya berhijab?” Secara
singkat dan jelas, Ninda menjawab,
“Perusahaan yang melarang karyawannya untuk memakai hijab
yaitu perusahaan tersebut belum mengenal arti sepenuhnya arti
tentang toleransi, apalagi sifatnya yang memaksa melalui
peraturan, menurut saya kurang etis dan sangat tidak layak.
Terima kasih. Wassalamualaikum waroh-matullahiwabarokatuh.”
Menurut Tri Marhaeni Pudji Astuti dalam bukunya yang berjudul
Konstruksi Gender dalam Realitas Sosial (2011), konstruksi sosial tidak
terlepas dari image. Selama ini masih ada image bahwa perempuan adalah
“gagap teknologi” istilah populernya gaptek), perempuan terpinggirkan
karena tidak menguasai teknologi, perempuan hanya masuk pada lapangan
kerja yang padat karya bukan Hi-tech, ilmu pengetahuan dan teknologi
adalah dunia laki-laki karena itu adalah dunia keras, dan berbagai image
yang lain yang meneguhkan bahwa perempuan tidak atau sulit
memanfaatkan dan menggunakan teknologi. Banyak di antara para orang
tua lebih menekankan tugas-tugas yang berkaitan dengan teknologi,
keterampilan dan peralatan elektronik kepada anak laki-laki ketimbang
kepada anak perempuan. sementara anak perempuan ditekankan pada
tugas-tugas yang berkaitan semua hal yang berbau “care” merawat,
mengasuh, melayani.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa laki-laki lebih
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dibanding dengan perempuan,
dan hal ini dikarenakan ajaran sejak kecil oleh orangtua tentang
pembagian kerja dan peran. Maka dari itu, perempuan dianggap tidak
lebih pintar dan berpengetahuan dibanding laki-laki. Namun tampaknya
hal tersebut tidak berlaku bagi para finalis Grand Final Sunsilk Hijab Hunt
2015. Finalis-finalis berhasil membuktikan bahwa perempuan pun bisa
berpengetahuan luas dan memanfaatkan teknologi. Memamerkan bakat
dan menjawab pertanyaan dari para dewan juri mampu menunjukkan sisi
perempuan yang penuh dengan talenta.
67
Selain membuktikan sebagai perempuan yang berbakat dan
memiliki ilmu pengetahuan, khususnya pengetahuan agama, tanya jawab
yang dilakukan para finalis di atas panggung dapat diartikan sebagai
keberanian mengeluarkan pendapat di depan umum. Karena selama ini
perempuan kurang bisa mengeluarkan pendapat atau pikiran mereka yang
terhalangi oleh peran mereka sebagai perawat rumah tangga yang harus
berada di rumah. Keberanian mengeluarkan pendapat tersebut telah
membantu mereka untuk lebih dikenal sebagai perempuan modern.
Di samping itu, bagaimana cara mereka menjawab bisa
diinterpretasikan sebagai sebuah ketegasan. Hal ini kembali pada
anggapan dimana perempuan tidak bisa membuat keputusan. Dan jawaban
singkat namun jelas dari para finalis Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015
menunjukkan sikap ketegasan mereka, terutama mengenai topik atau
permasalahan yang dikemukakan. Jawaban-jawaban tersebut merupakan
ketegasan mereka dalam membuat keputusan dan bagaimana keputusan
tersebut seharusnya dijalankan. Bahkan beberapa dari finalis menyatakan
setuju atau tidaknya terhadap masalah-masalah yang sering dirasakan
masayarakat, khususnya bagi yang muslim. Sehingga hal ini tentu
mengubah pandangan-pandangan buruk mengenai sikap diam yang
selama ini ditunjukkan oleh perempuan-perempuan Indonesia.
Telah dijelaskan di atas bahwa para finalis Grand Final Sunsilk
Hijab Hunt 2015 melakukan rangkaian kegiatan yang mendukung
penampilan mereka. Dari mulai model hijab yang berwarna, make up,
pertunujukkan bakat, dan tanya jawab menjelaskan bahwa kedudukan
perempuan di mata masyarakat sedang diangkat. Para perempuan tersebut
digambarkan sebagai sosok yang berbakat dalam berbagai bidang. Namun
di sisi lain, serangkaian pertunjukkan oleh para finalis justru melawan
aturan agama Islam itu sendiri. Karena didalam Islam sudah diatur
bagaimana seorang perempuan harus berpakaian dan bertindak.
Perempuan muslim harus berpakaian tertutup dan tidak memamerkan
tubuhnya, serta harus bertindak dengan sopan dan menjaga diri dengan
68
patuh pada suami dan tinggal di rumah. Ketika ingin berdandan maupun
pergi keluar rumah pun, mereka harus seijin suaminya.
Di situlah terjadi pertentangan makna antara feminisme dan
modernitas dengan spiritualitas. Di satu sisi, penggambaran perempuan
berhijab oleh Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015 membawa perempuan
ke ranah publik yang modern dan melepaskan perempuan dari belenggu
ranah domestik. Sedangkan di sisi spiritualitas, perempuan-perempuan
tersebut telah melanggar beberapa aturan agama yang mengharuskan
perempuan untuk lebih fokus pada ranah domestik daripada publik.
Memakai hijab yang tidak sesuai syar‟i, menggunakan make up untuk
perhiasan atau memperindah diri merupakan pelanggaran yang terlihat
jelas dari ajang tersebut. Menunjukkan bakat di hadapan publik jika itu
untuk memberi inspirasi ke orang lain memang sah-sah saja, namun
apabila hal itu ditunjukkan untuk pamer atau mendapat perhatian orang
lain untuk kepentingan pribadi tentu menjadi hal yang berbeda karena
dianggap riya‟ (pamer).
Hal tersebut di atas seperti apa yang dikatakan oleh Umberto Eco
mengenai semiotika yang dipakainya,
“Semiotika secara prinsipil adalah disiplin yang mengkaji segala
sesuatu yang dapat digunakan berbohong. Jika sesuatu tidak
dapat digunakan untuk mengekspresikan kebohongan, maka dia
juga tidak bisa dipakai untuk mengatakan apa-apa” (2009:7).
Sama halnya dengan program acara Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015
beserta makna yang telah dijelaskan sebelumnya, ia menyampaikan
kebenaran tentang perempuan berhijab masa kini yang terlihat beragama
atau religius tapi tetap modis dengan mengedepankan fashion. Hal
tersebut didasarkan pada perempuan-perempuan yang selalu ingin tampil
sesuai dengan perkembangan trend fashion, sehingga membawa mereka
untuk selalu mengikutinya agar tampil cantik, modis, dan tidak
ketinggalan jaman.
69
Sejalan dengan tampilan yang disampaikan program Grand Final
Sunsilk Hijab Hunt 2015 di atas, ia juga menghadirkan apa yang Eco
sebut fakta lain yang berdampingan dengan kebenaran yang disampaikan.
Perempuan berhijab ditampilkan lebih modern dengan hijab dan pakaian
yang dipakainya. Model dan warna hijab dibuat beragam. Ia menanamkan
ideologi dimana seolah-olah muslimah harus modis meski dengan
berhijab, seperti yang ditampilkan para finalis. Namun hal itu justru
bertentangan dengan aturan agama Islam dan norma yang berlaku. Syarat
syar‟i dalam menggunakan hijab menjadi terabaikan karena lebih
mengedepankan fashion. Dengan kata lain, program Grand Final Sunsilk
Hijab Hunt 2015 memberikan identitas semu tentang muslimah yaitu
cantik dengan berhijab, cerdas dan berbakat. Identitas tersebut merupakan
identitas yang dibentuk sendiri oleh program acara tersebut dan bukan
berdasarkan aturan dan norma yang berlaku sesungguhnya.
5.3 Hiperealitas Perempuan Ideal Versi Grand Final Sunsilk Hijab Hunt
2015
Dalam pembahasan sebelumnya telah sering disebutkan kata cantik
atau modis. Cantik sendiri identik dengan perempuan. Pepatah mengatakan
bahwa cantik itu relatif atau bersifat subyektif. Namun di dalam media,
cantik seringkali divisualisasikan dengan perempuan berkulit putih atau
kuning langsat, rambut panjang dan hitam, tinggi, dan bertubuh langsing.
Melliana (2006) pun mengatakan bahwa konsep kecantikan dalam media
yang dikonstrusikan sebagai „ideal‟, kebanyakan berkutat pada keindahan
tubuh atau fisik. Penyataan ini didukung dengan banyaknya iklan-iklan
yang menggunakan perempuan sebagai modelnya. Banyak di antara
mereka dipilih karena memiliki wajah cantik, bertubuh tinggi dan berkulit
putih.
70
Gambar 24
Kecantikan versi Kontes Miss Indonesia
Sumber: www.missindonesia.co.id
Selain dari iklan, kecantikan perempuan juga ditunjukkan lewat ajang-
ajang kecantikan yang diselenggarakan tiap tahunnya. Di Indonesia sendiri
terdapat dua ajang kecantikan yang paling mendapat perhatian, yaitu Miss
Indonesia dan Putri Indonesia. Dimana pemenang ajang-ajang tersebut
juga akan dikirim untuk diadu kecantikannya dalam kontes kecantikan
bertaraf internasional, Miss Universe dan Miss World.
Sementara dalam Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015 yang
mengikuti budaya Islam, cenderung lebih menggabungkan kecantikan
rohani atau spiritual dan kecantikan ragawi atau fisik. Kecantikan spiritual
ini dilihat dari akhlak dan kepatuhannya dalam menjalankan perintah
agama. Seperti dalam Hadits Rasulullah ”Sesungguhnya Allah tidak
melihat kepada bentuk rupa dan harta kalian,tapi ia melihat hati dan amal
kalian.” (HR.Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah). Dalam Hadits lain
Rasulullah mengatakan, ”Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik
71
perhisannya adalah wanita shalehah.” (HR. Muslim, Ibnu Majah dan An
Nasai). Salah satu syarat keshalehan itu adalah harus menutupi auratnya
atau berhijab. Hal ini juga bisa langsung dilihat dari judul program yang
hanya mengkhususkan pada perempuan berhijab saja.
Namun seiring perkembangan jaman, media memiliki kemampuan
untuk mentransformasikan budaya, ia menjadi jembatan untuk
mentranformasikan wacana kecantikan baru bagi perempuan yang mana
mempengaruhi mereka terutama muslimah yang awalnya hanya fokus pada
kecantikan spiritual menjadi fokus pada kecantikan fisik atau ragawi juga.
Wacana-wacana kecantikan yang beredar menggambarkan bahwa mitos
kecantikan yang dulu objeknya hanya seputar tubuh, kini telah meluas ke
dunia fashion bahkan merebak di wilayah busana muslim yang mana
busana muslim diracang lebih modis dan trendy.
Seiring dengan perkembangan fashion hijab sendiri, perempuan
muslim menjadi memiliki kesempatan untuk mengubah dan menunjukan
identitasnya melalui hijabnya. Sama halnya yang ditunjukkan para
muslimah di Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015. Mereka mencoba
menggabungkan kecantikan spiritual dan ragawi/ fisik. Dengan berhijab,
finalis-finalis tersebut telah menunjukkan kecantikan spiritual, sedangkan
fashion hijab merupakan wakil dari kecantikan ragawi/ fisik dimana ia
didukung pula dengan make up pada wajah para finalis. Untuk melengkapi
kecantikannya, memiliki wawasan yang luas terutama dalam ilmu agama
juga dihadirkan dalam Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015. Dalam Islam,
seorang muslimah akan memiliki kecantikan sempurna apabila ia memiliki
ilmu dan dengan ikhlas membagikannya kepada orang lain. Ketika sesi
tanya jawab berlangsung, para finalis Grand Final Sunsilk Hijab Hunt
2015 menunjukkan pengetahuannya dalam bidang agama dan membagikan
pemikirannya kepada penonton.
Kecantikan perempuan tersebut merupakan identitas baru yang
dibentuk oleh Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015 untuk dinikmati oleh
penonton dan media itu sendiri. Identitas baru tersebut merupakan identitas
72
semu yang ditanamkan ke pemikiran penonton, bahwa perempuan cantik
adalah berhijab, berbakat, dan cerdas. Identitas semu ini merupakan
hiperrealitas yang ditawarkan oleh media sebagai aksi lebih lanjut dari
kebohongan sebelumnya. Hiperrealitas tersebut adalah kondisi yang
dibangun Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015 dimana ia menghadirkan
masa lalu, yaitu perempuan cantik yang berhijab, kembali ke masa
sekarang sebagai sebuah salinan kecantikan hijab tersebut.
Akibat dari hiperrealitas ini adalah perempuan cantik ideal versi
Grand final Sunsilk Hijab Hunt 2015 adalah ia dianggap lebih nyata dari
aslinya. Hal itu terjadi karena ada peleburan antara perempuan berhijab
syar‟i dan perempuan berhijab modern. Perempuan-perempuan tersebut
justru menjadi jauh berbeda dari realitanya. Ini juga disebabkan karena
dalam hiperrealitas tidak bisa dilihat batasan antara mana yang nyata mana
yang bukan. Sehingga perempuan cantik yang berhijab, cerdas, dan
berbakat tersebut seakan-akan adalah realita yang terjadi sehingga ia lebih
mudah diterima oleh penonton karena ia mampu menghadirkan
kesenangan bagi penontonnya. Jadi, penonton merasa sedang bernostalgia
dengan bersenang-senang dengan keinginan yang telah diimpikan
mengenai kecantikan fisik namun tetap terlihat beraagama. Lebih jauh,
identitas tersebut adalah hal yang wajar dan biasa saja untuk di masa
sekarang serta dianggap memang seperti itulah seharusnya. Hal inilah yang
disebut oleh Ibrahim (2007) sebagai ideologi yang (samar-samar) dibentuk
media namun akan tertanam kuat dipikiran penontonnya.
Pembentukan hiperrelitas oleh Grand Final Sunsilk Hijab Hunt
2015 bukan tanpa tujuan. Identitas yang ditampilkan dalam program
tersebut sengaja ditampilkan untuk memperoleh keuntungan yang
diinginkan media. Seperti pendapat Widodo dalam Haryadi (2010) yang
menyatakan ketika Islam masuk kedalam media maka ia bukan lagi
merupakan soal keagamaan melainkan sebagai produk komersial. Sama
halnya dengan hiperrealitas perempuan cantik dalam Grand Final Sunsilk
Hijab Hunt 2015, ia merupakan produk komersial. Yang dimaksud produk
73
komersial dalam konteks ini adalah perempuan cantik dan berhijab
tersebut secara tidak langsung dijadikan subyek untuk meraup keuntungan
finansial.
Dalam istilah semiotika media hal ini disebut dengan komodifikasi.
Vincent Moscow (2009), mendefinisikan komodifikasi sebagai proses
mengubah barang dan jasa, termasuk komunikasi, yang dinilai karena
kegunaannya, menjadi komoditas yang dinilai karena apa yang akan
mereka berikan di pasar. Dengan kata lain, komodifikasi merupakan
pemanfaatan isi media dilihat dari kegunaannya sebagai komoditi yang
dapat dipasarkan. Komodifikasi dapat diasumsikan sebagai proses
transformasi barang dan jasa dari nilai gunanya menjadi komoditas yang
berorientasi pada nilai tukarnya di pasar, karena nilai tukar berkaitan
dengan pasar dan konsumen, maka proses komodifikasi pada dasarnya
adalah mengubah barang/jasa agar sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
konsumen. Sehingga dapat dipahami bahwa dibentuknya hiperrealitas
selain untuk memenuhi keinginan pasar, juga bertujuan untuk meraih
keuntungan materi dengan berjualan yang memanfaatkan isi program
tayangan Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015 beserta hal yang berkaitan
dengannya.
Agama Islam, khususnya hijab menjadi topik utama dimana ia
digunakan untuk memperoleh keuntungan. Didukung dengan identitas
baru yang ditawarkan oleh Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015,
popularitas fashion hijab modern menjadi sebuah celah bagi pelaku
ekonomi yang ingin mengambil keuntungan dari fenomena tersebut. Hijab
menjadi sebuah industri yang terus berkembang. Semua pernak-pernik
hijab dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya dan dijual di
pasaran. Sadar atau tidak, hijab telah menjadi sebuah komoditas.
Hal tersebut dapat dibuktikan dengan beberapa produk menawarkan
diri untuk menjadi sponsor dan secara tidak langsung mengiklankan
produknya melalui program tayangan Grand Final Sunsilk Hijab Hunt
2015. Sebut saja Sunsilk yang menjadi sponsor utama, hijab milik Dian
74
Pelangi, kapsul kesehatan EverE, dan hijab Elzata. Atas alasan inilah,
hiperrealitas tentang perempuan dibangun agar produk-produk tersebut
laku dan menghasilkan keuntungan lebih besar dari sebelumnya.
Gambar 25
Iklan Shampo Sunsilk oleh Finalis Sunsilk Hijab Hunt 2015
Sumber: www.youtube.com, diunduh Selasa, 27 Oktober 2015
Gambar di atas merupakan cuplikan dari cara Sunsilk
mempromosikan produknya. Promosi yang mereka lakukan adalah dengan
menggunakan keahlian akting tiga finalis Grand Final Sunsilk Hijab Hunt
2015. Meskipun Sunsilk merupakan shampo yang tidak ada hubungan
langsung dengan hijab maupun keagamaan, namun Sunsilk menggunakan
hijab sebagai daya tarik promosinya. Berhijab sering diidentikan dengan
panas atau gerah dan gatal pada kulit kepala. Dengan alasan tersebutlah
Sunsilk membuatkan khusus Sunsilk Clean & Fresh khusus untuk
perempuan berhijab. Pemanfaatan Sunsilk menggunakan hijab sebagai
promosi produk juga ditunjukkan dengan tagline bersih, segar, dan
berhijab.
Beda dengan hijab Dian Pelangi dan Elazata. Produk Hijab tersebut
secara tidak langsung mempromosikan karyanya lewat pakaian dan hijab
yang dipakai oleh para finalis Grand Dinal Sunsilk Hijab Hunt 2015, serta
dari template di televisi.
75
Gambar 26
Hijab Dian Pelangi
Sumber: www.youtube.com, diunduh Selasa, 27 Oktober 2015
Gambar tersebut merupakan salah satu contoh bentuk promosi dari hijab
Dian Pelangi. Hijab yang dipakai oleh semua peserta saat perkenalan
hingga unjuk bakat adalah hijab karya Dian Pelangi. Didukung dengan
template yang ada di layar televisi, membuat penonton tahu bahwa hijab
tersebut adalah dari Dian Pelangi, yang juga merupakan salah satu juri.
Trend hijab Dian Pelangi yang sudah terkenal di media sosial, bisa dilihat
melalui televisi juga lewat Grand Final Sunsilk Hijab Hunt.
Selain hijab Dian Pelangi, ada satu lagi produk hijab yang menjadi
sponsor untuk program acara Grand Final Sunsilk Hijab Hunt 2015, yaitu
hijab Elzata.
76
Gambar 27
Hijab Elzata
Sumber: www.youtube.com, diunduh Selasa, 27 Oktober 2015
Hijab Elzata diberi scene khusus untuk mempromosikan hijabnya. Dengan
gaya lebih sederhana namun tetap elegan, para peseta melakukan catwalk
seperti model-model pada peragaan busana. Disamping itu, promosi Elaza
juga dilakukan oleh pembawa acara sebelum para finalis melakukan
catwalk dan lewat template yang ada di layar televisi.
Selain itu, ada pula produk kecantikan yaitu EverE. Ia merupakan
produk yang mengajak perempuan untuk merawat kecantikannya tidak
hanya dari luar tetapi juga dari dalam.
Gambar 28
Iklan Produk EverE
Sumber: www.youtube.com, diunduh Selasa, 27 Oktober 2015
77
Seperti dalam agama Islam, kecantikan seorang tidak hanya dilihat dari
kecantikan fisik, namun kecantikan dari hati juga. Produk EverE
memanfaatkan hal ini untuk mengajak para muslimah untuk merawat
kecantikan kulitnya tidak hanya dari luar. Seperti yang dikatakan Bella
pada adlibs EverE, “ jadi EverE250 ini mampu meregenerasi kulit dari
dalam, mengahambat penuaan dini dan dan memperbaiki elastisitas kulit.
Nah, EverE250 juga gelatin free loh, jadi 100% alami dan halal. Dan kita
tidak perlu ragu dong mengkonsumsinya. Kalau hati kita nyaman,
insyaallah kecantikan itu akan terpancar”. Sehingga diharapkan dengan
produk ini, kecantikan bisa tampak dari fisik dan juga aura dari dalam
seseorang.
Dari produk-produk yang hadir dengan program acara Sunsilk Hijab
Hunt 2015 tersebut, terlihat bahwa mereka mempromosikan produk untuk
mendapat keuntungan lebih. Mereka menggunakan identitas bentukannya,
khususnya tentang hijab untuk memperkuat pengaruh produknya kepada
penonton. Dengan beberapa produk tersebut sebagai sponsor, tentu pihak
media juga memperoleh keuntungan besar. Selain program acara Grand
Final Sunsilk Hijab 2015 lancar, para kaum kapitalis juga memperoleh
keuntungan finansial.