bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

127
- Dr. Purwadi, M.Hum - Peningkatan Pendidikan Karakter bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya Kata Sambutan: Ir. H. Soekirman (Bupati Serdang Bedagai) Kata Pengantar: Drs. Joni Walker Manik, MM

Transcript of bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

Page 1: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

- Dr. Purwadi, M.Hum -

Peningkatan Pendidikan Karakter bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

Kata Sambutan: Ir. H. Soekirman (Bupati Serdang Bedagai) Kata Pengantar: Drs. Joni Walker Manik, MM

Page 2: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

ii |

Judul buku: Peningkatan Pendidikan Karakter bagi Pelajar Serdang Bedagai melalui Literasi Budaya Penyusun: Dr. Purwadi, M.Hum ISBN: 978-602-60036-3-8 Kata Sambutan: Ir. H. Soekirman (Bupati Serdang Bedagai) Kata Pengantar: Drs. Joni Walker Manik, MM Sampul: swasti_omahdesign Cetakan I, Agustus 2019 Penerbit Bangun Bangsa Jl. Kakap Raya 36 Minomartani, Yogyakarta Email: [email protected]

Page 3: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| iii

___ Kata Sambutan ___

Dengan mengunakan pendekatan sosiologis, filosofis dan estetis pengkajian ini berusaha untuk memberi makna tentang seni budaya di Kabupaten Serdang Bedagai. Studi komparatif atas eksistensi literasi budaya yang beraneka ragam merupakan manifestasi dari semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu juga. Dengan mengkaji literasi budaya diharapkan para siswa dapat memperoleh pendidikan karakter yang berbasis kearifan lokal.

Pengalaman telah membuktikan bahwa dengan ilmu kehidupan akan lebih mudah, dengan agama kehidupan akan lebih terarah, dengan seni budaya kehidupan akan tampak lebih indah. Untuk mewujudkan gagasan ideal tersebut jajaran Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai mendukung penuh pengkajian dan penelitian tentang seluk beluk literasi budaya. Butir-butir kearifan lokal menjadi sarana untuk memperkokok kepribadian nasional.

Kami ucapkan selamat dan terima kasih kepada penyusun yang telah menerbitkan buku ini. Kehadiran buku yang berjudul ‘Peningkatan Pendidikan Karakter bagi Pelajar Serdang Bedagai melalui Literasi Budaya’ ini semoga menambah khasanah kearifan lokal di tanah air. Dari Serdang Bedagai untuk Ibu Pertiwi.

Serdang Bedagai, 2 Mei 2019

Ir. H. Soekirman

Page 4: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

iv |

___ Kata Pengantar ___

Kualitas pendidikan karakter di kalangan pelajar di Kabupaten Serdang Bedagai Propinsi Sumatera Utara perlu ditingkatkan terus dan berkesinambungan. Melalui peng-kajian literasi budaya, sesungguhnya pendidikan karakter akan lebih mudah untuk dita-namkan pada jiwa peserta didik.

Pengkajian seni budaya daerah pada era globalisasi me-mang menjadi aktivitas yang sangat penting. Butir-butir kearifan lokal yang bersumber dari nilai seni budaya daerah dapat memperkokoh jatidiri bangsa. Oleh karena itu warisan luhur yang ditinggalkan oleh nenek moyang perlu diles-tarikan.

Kabupaten Serdang Bedagai mempunyai kekayaan literasi budaya yang beraneka ragam. Dokumentasi dan publikasi literasi budaya Serdang Bedagai menjadi sarana untuk menggali pendidikan karakter di kalangan generasi muda. Dinas Pendidikan Kabupaten Serdang Bedagai terus berusaha secara maksimal agar warisan luhur itu tetap berkembang. Pengkajian dan pengembangannya perlu di-dukung oleh segenap warga, demi menyongsong masa depan yang lebih gemilang.

Usaha ini merupakan kegiatan yang mulia. Semoga buku yang berjudul Peningkatan Pendidikan Karakter bagi Pelajar Ser-dang Bedagai melalui Literasi Budaya ini berguna bagi masya-rakat Indonesia pada umumnya.

Serdang Bedagai, 2 Mei 2019

Drs. Joni Walker Manik, MM

Page 5: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| v

___ Ucapan Terima Kasih ___

Pengkajian literasi budaya ini kami lakukan dalam rentang waktu antara tahun 2007-2019. Data seni budaya di Kabupaten Serdang Bedagai ternyata berlimpah ruah. Sebagai objek pengkajian tentu amat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Pada kesempatan ini ijinkanlah kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. H. Soekirman selaku Bupati Serdang Bedagai. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Ibu Hj. Marliah selaku Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Serdang Bedagai. Demikian pula ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Drs. Joni Walker Manik selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Serdang Bedagai. Kepada seluruh masyarakat Serdang Bedagai, kami juga mengucapkan beribu-ribu terima kasih.

Atas kebaikan dan jasa-jasanya, semoga mendapat imbalan dan pahala dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin.

Yogyakarta, 10 Mei 2019

Dr. Purwadi, M.Hum

Page 6: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

vi |

___ Daftar Isi ___

Kata Sambutan ................................................................................................ v Kata Pengantar ................................................................................................ vi Ucapan Terima Kasih ................................................................................... vii Daftar Isi ............................................................................................................. viii BAB I Pengembangan Seni Budaya melalui Pendidikan ......................... 1 BAB II Proses Pembelajaran Budaya untuk Pembinaan Budi Pekerti ................................................................................................................. 17 BAB III Pendidikan Karakter demi Kemajuan dan Keselarasan ............ 29 BAB IV Literasi Pantun Melayu demi Pembinaan Mental Spiritual ................................................................................................................ 37 BAB V Pantun Sebagai Budaya Literasi untuk Nasehat Anak-Anak ...................................................................................................................... 57 BAB VI Nasehat untuk para Pemuda demi Menyongsong Masa Depan ....................................................................................................... 75 BAB VII Keterkaitan antara Budaya Literasi dengan Pendidikan Karakter .................................................................................... 91

Page 7: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| vii

BAB VIII Nasehat Orang Tua untuk Membangun Peradaban ..................... 101

BAB IX Pelatihan Seni Budaya bagi Pemuda dan Masyarakat Sergai ................................................................................................................... 109 Daftar Pustaka .................................................................................................. 116 Penyusun ........................................................................................................... 118

Page 8: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

viii |

Page 9: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 1

BAB I ____________________ PENGEMBANGAN SENI BUDAYA MELALUI PENDIDIKAN

A. Kesadaran Multikulturalisme

Kebudayaan menjadi unsur pokok dalam kehidupan manusia. Keberadaan budaya Melayu, Jawa, Batak, Cina dan Arab sudah lama hidup subur, rukun dan berdampingan secara damai di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatra Utara. Dengan menggunakan studi komparatif penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kesadaran multikulturalisme di Indonesia dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika.

Pada era globalisasi ini tiap-tiap bangsa akan mera-patkan diri, agar tetap bertahan dalam kancah percaturan dunia. Potensi lokal selama ini diyakini memiliki daya

Page 10: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

2 |

kekuatan yang tangguh. Oleh karena itu, butir-butir luhur warisan nenek moyang itu perlu dikelola sedemikian rupa, sehingga tercipta sebuah kristalisasi pandangan hidup yang sesuai dengan kultur jatidiri bangsa. Kesadaran ten-tang arti penting kearifan lokal di era globalisasi telah men-dorong Asosiasi Tradisi Lisan untuk menyelenggarakan aktivitas budaya. Dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman dan pendalaman atas pemikiran filosofi yang tersebar di seluruh kawasan Nusantara.

Dinas Pendidikan Kabupaten Serdang Bedagai me-nyadari betul arti penting nilai luhur budaya lokal. Setiap masyarakat mewariskan kebudayaannya kepada generasi yang lebih kemudian, supaya tradisi kebudayaannya itu tetap hidup dan berkembang (Ajip Rosidi, 2004: 17). Pendidikan toleransi dan multikultur juga ditekankan. Oleh karenanya dibicarakan pula tentang perayaan keberagam-an. Dalam hal ini adalah keberagaman hayati, keragaman budaya dan perubahan kebudayaan (celebrating diversity from biodiversity to cultural diversity and cultural changes).

Tujuannya adalah memperkokoh identitas dan pembentukan karakter bangsa. Ujung-ujungnya untuk mencapai perdamaian dunia dan kesejahteraan masyara-kat (identity and nation character building for peace and prosperity). Begitulah cita-cita luhur yang tetap relevan di era global ini.

Siswa-siswi yang belajar di lingkungan Kabupaten Serdang Bedagai Propinsi Sumatera Utara sejak dini dike-

Page 11: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 3

nalkan nilai luhur dalam kesusastraan klasik. Dalam pantun Melayu dikenal adanya pantun yang berisi tentang dagang, nasib, perkenalan, berkasih-kasihan, beriba hati, jenaka, nasihat dan agama (Van Ophuysen, 2008: 225). Terkait dengan hal itu, perlu deskripsi tradisi lisan di masa depan, penguatan komunitas dan industri kreatif (oral tradition in the future, community development and creative industry). Paparan topik di atas berguna buat penyusunan strategi kebudayaan. Pemerintah RI, dalam hal ini Depar-temen Pendidikan dan Kebudayaan tentu amat terbantu. Butir-butir kesimpulan kajian ilmiah ini merupakan doku-mentasi sekaligus sosialisasi gagasan cemerlang dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya.

Dari beragam perspektif lokalitas, terkumpullah bentuk keunggulan yang dimiliki oleh negeri ini. Ensiklo-pedi berbudaya daerah dapat ditambahkan entrinya. Inilah yang dinamakan dengan proses pembentukan identitas naratif. Di tingkat nasional telah dikatakan faktor-faktor pemersatu bangsa yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI yang tersebut dengan empat pilar persatuan dan kesatuan Indonesia (Solichin, 2012: 67). Pengkajian terhadap nilai-nilai lokal secara komparatif tersebut diharapkan memberi kontribusi yang nyata ter-hadap usaha pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa.

Keberagaman budaya di Kabupaten Serdang Be-dagai meliputi budaya Batak, Jawa, Melayu, Arab dan Cina. Mereka hidup berdampingan dan saling menghormati. Po-

Page 12: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

4 |

sisi geografis kebudayaan Melayu sungguh strategis. Dalam lintasan sejarah dunia, etnis Melayu telah melakukan kontak diplomatik dengan bangsa-bangsa dunia, sebut saja bangsa Eropa seperti Portugis, Perancis, Inggris, Spanyol dan Belanda. Pulau Sumatra, Malaya dan Kalimantan meru-pakan komunitas yang banyak dihuni etnis Melayu. Bahkan Semenanjung Malaya banyak dibangun oleh Gubernur Jendral Raffles. Beliau meletakkan dasar-dasar kokohnya kebudayaan Melayu yang berpusat di Singapura.

Pada awal abad ke-19 di wilayah Asia Tenggara sedang bertarung kuasa-kuasa Barat, terutama Inggris dan Belanda untuk menguasai dominasi dan kekuasaan di wilayah ini. Perebutan pengaruh di Selat Malaka antara Inggris dan Belanda diuraikan melalui suatu persetujuan yang disebut Treaty of London (1824) yang sasarannya memecah-belah keutuhan Kerajaan Riau-Lingga, Johor dan Pohang menjadi berkecai-kecai: Johor dan Pahang, terma-suk Singapura akan menjadi daerah pengaruh kekuasaan Inggris. Riau-Lingga (termasuk pulau VII dan sebagian hilir sungai Inderagiri) berada di bawah bayangan kekuasaan Belanda. Siswa-siswi di Kabupaten Serdang Bedagai memang dianjurkan untuk belajar sejarah bangsa.

Dengan memahami perjalanan sejarah, kita dapat mengambil suri teladan yang utama. Peristiwa ini merupa-kan titik awal perpecahan wilayah dan kebudayaan Melayu, terutama bahasa. Dipengaruhi oleh bahasa Inggris, bahasa Melayu di Semenanjung Malaya berkembang men-

Page 13: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 5

jadi bahasa Malaysia. Sementara di Riau-Lingga bahasa Melayu dibina dan dikembangkan oleh orang-orang Riau sendiri dan menjadi terkenal sebagai bahasa Melayu Riau dan selanjutnya menjadi bahasa Indonesia. Di Pulau Penyangat, Raja Ali Haji, pujangga terkenal dari Riau, me-nyusun kaedah-kaedah tata bahasa, ejaan dan perkamusan, menjadikan bahasa Melayu Riau layak dipakai sebagai bahasa surat-menyurat dalam buku dan bahasa kesusas-teraan.

Pada pertengahan abad ke-19 van Ophuysen dan von de Well, ahli bahasa Melayu berkebangsaan Belanda mendalami bahasa Melayu di Riau, kemudian menyarankan kepada pemerintahannya agar bahasa yang sudah teratur susunannya, mudah dan mempunyai prospek yang cerah di masa yang akan datang itu dijadikan bahasa pengantar di sekolah-sekolah bumiputera (Hamzah Yunus, 2003: 2-3).

Para guru sejarah di Kabupaten Serdang Bedagai selalu memberi contoh-contoh teladan sejarah yang baik. Kejayaan bangsa Singapura tak bisa dilepaskan dari jasa Raffles. Bagi kawasan Asia Tenggara peranannya cukup besar. Tentang masyarakat Melayu yang terkait dengan bidang pengetahuan dan teknologi, Che Husna Azhari (2009: 32) telah menulis buku yang berjudul Sains dan Teknologi Alam Melayu. Dalam buku ini diulas mengenai aneka ragam produk peradaban Melayu secara rinci dan jelas. Dalam Hikayat Jahidin diceritakan pemandangan mengenai pelabuhan Singapura yang sangat ramai (Soelei-

Page 14: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

6 |

man Hadi, 1929: 1). Pada dasarnya budaya Melayu memang menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman.

Bersama dengan kearifan lokal yang dikandung dalam budaya Batak, Jawa, Cina, Arab, maka suasana Kabu-paten Serdang Bedagai semakin majemuk dan damai. Ajaran agama itu sudah mengakar amat dalam di lubuk se-kalian masyarakat Melayu. Kontak bangsa Melayu dengan bangsa Asia Barat seperti Arab, Mesir, Yordania, Kuwait, Yaman, Irak dan Iran sungguh mewarnai kebudayaan Melayu hingga sekarang. Terutama paham budaya Islam. Mulai dari cara berpakaian, ceritera rakyat dan adat istiadat penuh dihiasi dengan nilai-nilai keislaman.

Kepiawaian etnis Melayu dengan petatah petitih, syair dan pantunnya merupakan sarana untuk mengem-bangkan pendidikan budi pekerti. Adat raja Melayu mem-beri suri tauladan agar manusia senantiasa berbuat kebajikan (Tardjan Hadidjaja, 1952: 5). Akulturasi dengan bangsa Asia Selatan, terutama negeri India, Bangladesh, Srilanka dan Pakistan. Warna Hindu sebagian berpengaruh pada Hikayat Iskandar Zulkarnain dan Hikayat Seri Rama (Siti Chamamah, 1991: 14). Untuk masa kini pengaruh Asia Selatan masih lebih kecil dibanding dengan pengaruh yang berasal dari Timur Tengah. Seolah-olah budaya Melayu identik dengan soal keislaman. Hal ini berbeda dengan suku Jawa yang terbentuk oleh kultur Hindu/Budha dan Islam.

Page 15: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 7

Kabupaten Serdang Bedagai selalu bercermin pada lintasan historis. Dengan tujuan untuk memperkuat kebi-jaksanaan hidup. Ditilik dari sesi komparatif maka Melayu dan Jawa tampak betul pada figur Soekarno-Hatta. Soekar-no tokoh Jawa, Hatta tokoh suku Melayu. Cara pandang, filosofis, keyakinan hidup dan aliran pemikiran keduanya sangat berlainan. Tapi demi NKRI yang dijiwai nasionalis-me, kedua tokoh yang berbeda pandangan hidup itu rela melebur. Beliau berdua bersahabat erat hingga anak cucu.

Perbedaan Jawa Melayu sehari-hari bisa dilihat dari penyajian warung makan Solo dan rumah makan Padang. Alangkah baiknya para pelajar mengambil teladan yang baik dari para pejuang bangsa. Hubungan Melayu dengan Asia Tengah dan Timur diwakili oleh orang Cina, Korea dan Jepang. Hanya bangsa Cina paling dominan. Bahkan sejak zaman Sriwijaya, mahaguru Cina yang bernama U Ching menjadi tokoh penyebar agama Budha di Palembang. Saat itu Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat penyebaran agama Budha yang berpengaruh di Asia Tenggara.

Kini banyak suku Melayu yang berakulturasi de-ngan etnis Cina. Bahkan lebih mengakar sampai di kawasan pedesaan. Berbeda dengan kontak Jawa, hubungan dengan etnis Jawa tampak elitis. Sebatas pada kalangan perkotaan dan bangsawan. Untuk orang desa masih sangat asing dan aneh. Sampai detik ini hubungan itu tetaplah renggang. Dengan belajar sejarah budaya bangsa, maka siswa-sisiwi di Kabupaten Serdang Bedagai akan hormat pada peristiwa

Page 16: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

8 |

masa lampau. Beruntung sekali NKRI punya suku Melayu yang tersebar di penjuru negeri.

Identitas kultural Melayu menjadi soko guru, pe-nyangga jatidiri nasional. Bersama dengan etnis lain, ke-utuhan NKRI turut serta dijaga oleh orang Melayu. Tugas pemerintah untuk menjaga, melestarikan dan meng-hormati budaya Melayu. Ketahanan Nasional salah satunya adalah melalui unsur kebudayaan. Luasnya kebudayaan Melayu tentu menjadi modal dasar. Demikian pula sastra Jawa, Cina, Batak dan Arab yang menjadi bahan kajian etika merupakan sumbangan berharga bagi pembinaan budi pekerti dan pembentukan kepribadian yang luhur.

B. Pendidikan Karakter bagi Pelajar

Rumusan masalah tentang peningkatan pendidikan karakter bagi pelajar Serdang Bedagai dilakukan dengan memahami seluk beluk literasi budaya. Pengkajian atas literasi budaya yang terdapat dalam masyarakat dapat memperkokoh pemahaman siswa-siswi di Kabupaten Serdang Bedagai tentang pendidikan karakter.

Pelajar Serdang Bedagai umumnya sudah akrab dengan budaya pantun. Pengkajian ini bertujuan untuk mewujudkan pendidikan multikultural di Indonesia yang mengakui aspek keberagaman. Dengan mengkaji nilai da-lam budaya Melayu, Batak, Jawa, Cina dan Arab diharapkan kesadaran untuk berbhinneka tunggal ika semakin kokoh. Aktivitas kajian kearifan lokal tersebut diikuti oleh perwa-

Page 17: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 9

kilan dari Sabang sampai Merauke serta para cendekiawan mancanegara.

Dengan belajar maka para siswa Serdang Bedagai akan mendapat nasihat luhur. Alam Melayu adalah ka-wasan geografi, budaya, linguistik yang luas dengan bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa pengantar yang utama. Kawasan ini meliputi: Brunei, Indonesia, Malaysia, Singa-pura, Selatan Thailand dan Filipina. Wilayahnya lebih dari 30.000 pulau dan mempunyai lebih dari 1000 dialek dan etnik (Ding Choo Ming, 2009: vii).

Pujangga-pujangga Jawa dari Surakarta dapat dise-but sebagai pemikir produktif yang mewariskan nilai-nilai luhur. Warisan itu pantas dijadikan sebagai bahan kajian yang dapat digunakan untuk memperkokoh jatidiri bangsa dan kepribadian nasional. Berdasarkan paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa eksistensi budaya Melayu dan budaya Jawa di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatra Utara terkait dengan faktor historis. Identitas naratif dan kearifan lokal. Dari perspektif historis kesusasteraan Melayu dan kesusasteraan Jawa mempunyai akar kesejarahan yang panjang, dalam konteks pergaulan antar bangsa.

Baik sastra Melayu maupun sastra Jawa, keduanya mengutamakan kehidupan spiritual yang berlandaskan pada nilai-nilai keagamaan. Sebagian besar masyarakat Melayu dan Jawa memeluk agama Islam. Masyarakat Melayu dan Jawa dalam menjaga keselarasan sosial tetap

Page 18: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

10 |

menjunjung tinggi budi pekerti atau akhlakul karimah yang bersumber dari ajaran agama dan adat-istiadat budaya Jawa. Masyarakat Melayu pembinaan karakter banyak dituangkan dalam bentuk pantun. Sedangkan masyarakat Jawa menyebarkan ajaran budi pekerti dirumuskan dalam bentuk tembang macapat.

Melalui pendidikan sejarah, para pelajar di Serdang Bedagai mengetahui butir-butir kearifan lokal. Ditinjau dari perspektif sosiologis masyarakat Melayu dan Jawa telah mewarnai suku-suku besar yang ada di Tanah Air. Melayu Palembang, Bangka Belitung, Padang, Riau, Deli Serdang, Aceh dan Medan merupakan bentuk komunitas yang khas dan harmonis. Demikian penyebaran suku Melayu di Seme-nanjung Malaka, Singapura dan Malaysia mempunyai ciri yang kokoh. Termasuk suku Melayu di kawasan Phatan Thailand. Hal serupa terjadi di Pulau Kalimantan serta Sulawesi, keberadaan kesusastraan Melayu dan kesusas-teraan Jawa sungguh memberi kontribusi positif.

Identitas naratif Melayu dan Jawa menjadi sum-bangan berharga bagi kokohnya jatidiri bangsa. Nilai-nilai luhur bangsa Melayu bisa menjadi tuntunan hidup, buat menggapai keselarasan, keserasian dan keseimbangan. Dengan mengkaji kesusasteraan Melayu dan kesusasteraan Jawa secara komparatif, sistematis, integral dan kompre-hensif diharapkan memperkuat tali persatuan dan kesa-tuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan melakukan kajian perbandingan budaya Melayu, Batak,

Page 19: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 11

Jawa, Cina dan Arab di Kabupaten Serdang Bedagai Provin-si Sumatra Utara diharapkan akan diperoleh pemahaman yang saling mengisi dan saling menghormati dalam rangka mengokohkan usaha integrasi bangsa. Inilah harapan utama dengan adanya pendidikan karakter melalui budaya literasi.

C. Arti Penting Pengkajian Budaya Tradisional

Pengkajian terhadap budaya Melayu, Batak, Jawa, Cina dan Arab di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatra Utara ini menggunakan metode dan teori, se-hingga diperoleh butir-butir pemikiran yang berguna buat kelancaran dalam hidup berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu fakta sosial dan historis yang berasal dari kesusasteraan Melayu dan kesusasteraan Jawa sudah berlangsung berabad-abad lamanya.

Pelajar di Kabupaten Serdang Bedagai selayaknya sadar tentang literasi. Kearifan lokal yang terkandung dalam budaya Melayu, Batak, Jawa, Cina dan Arab pada umumnya bersifat sim-bolis yang memerlukan penafsiran (interpretasi) menurut tata cara tertentu pula, agar dapat dipahami secara rasional antara lain harus dilakukan ana-lisis. Interpretasi terhadap kultur budaya Melayu, Batak, Jawa, Cina dan Arab tersebut dilakukan agar dapat dengan setepat-tepatnya menangkap arti dan nuansa uraian yang ada di dalamnya. Dengan demikian interpretasi yang

Page 20: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

12 |

didapat tetap relevan dengan kondisi lokal, nasional dan global.

Pemahaman konsepsi filosofis terhadap naskah budaya Melayu, Batak, Jawa, Cina dan Arab dilakukan dalam rangka totalitas visi tentang hakikat manusia, alam dan Tuhan. Landasan kehidupan kosmologi adalah kebersamaan, yaitu alam semesta ini diatur dalam suatu sistem tunggal yang mengikat seluruh ketertiban alam semesta. Landasan kehidupan manusia adalah kebersama-an, artinya keteraturan hidup pribadi dengan sosialnya. Pembahasan tentang etika juga ditekankan dalam peneli-tian ini, sehingga relevan dengan pembentukan manusia seutuhnya yang berpekerti luhur atau berakhlakul karimah.

Budaya Melayu, Batak, Jawa, Cina dan Arab menjun-jung tinggi nilai etika. Peneliti kesusasteraan Melayu misalnya Tjiptoningrum Fuad Hassan (2008: 1) yang telah menulis Rissalat Hukum Kunan Undang-undang Negeri Melayu. Aturan atau norma-norma tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia yang berguna untuk mengontrol tingkah laku seseorang. Undang-undang Melayu lama adalah bahan kajian yang penting tentang sistem pemerintahan dan susunan masyarakat Melayu (Liaw York Fang, 1993: 165). Isyarat bahwa kebudayaan Melayu memang gudang kesusasteraan. Lantas teringat Raja Ali Haji, Amir Hamzah. Kini di bawah kepemimpinan Suryatati

Page 21: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 13

A Manan, Tanjungpinang menggelar Seminar Tradisi Lisan Nusantara.

Pemikiran kebudayaan Melayu banyak digagas di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau. Letaknya sebelah Pulau Bintan. Kira-kira 1 km, naik perahu 30 menit. Pulau Penye-ngat cukup diatur dalam teritorial kelurahan. Keisti-mewaan Pulau Penyengat adalah simbol kejayaan bangsa Melayu pada masa silam. Para raja Melayu menjadikan pulau ini sebagai pusat pemerintahan.

Metode hermeneutik dalam pengkajian literasi budaya menitikberatkan pada usaha penafsiran sedalam-dalamnya. Cukup banyak pengaruh kawasan ini terhadap daerah Kepulauan Riau, Singapura, Malaysia, Kalimantan, Sumatra dan Sulawesi. Dulu kerap terjadi diplomasi politik antar bangsawan dengan melalui hubungan perkawinan. Lewat jalur pernikahan politik ini kekuatan mereka bertambah kokoh (Hamzah Yunus, 2003: 22-24). Bagi pengkaji sastra Indonesia terutama sastra Melayu, mesti mengenal Raja Ali Haji. Pengarang Gurindam Dua Belas. Pujangga ini sungguh cerdik dan mengagumkan. Siswa SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi terlampau familier dengan nama Raja Ali Haji. Di pulau inilah makam Ali Haji diabadikan dan dikunjungi peziarah.

Kesempatan emas buat pengkaji sastra klasik bertepuk tangan dengan penyelenggaraan seminar Tradisi Lisan. Mereka melacak kebenaran Raja Ali Haji yang telah menyusun kaedah tata bahasa, ejaan dan kamus. Beliau

Page 22: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

14 |

berhasil mengangkat bahasa Melayu sebagai dasar Bahasa Indonesia. Kitab-kitab Naskah Kuno tentang budaya Mela-yu banyak disimpan di Pulau Penyengat. Kebetulan para penduduk setempat yang masih keturunan raja mem-punyai koleksi kitab-kitab klasik.

Siswa-siswi Serdang Bedagai dapat membaca kitab Melayu klasik sebagai bahan literasi budaya. Pulau Literer boleh diberikan sebagai gelar kehormatan pada Pulau Penyengat. Di sinilah peradaban besar amat berpengaruh pada perkembangan bangsa Indonesia. Strategis kebangsa-an harus dimulai dari Pulau Penyengat. Kita tidak tahu, strategi macam apalagi tanpa jasa Raja Ali Haji. Berbaha-gialah masyarakat Tanjungpinang yang punya pujangga ulung. Karya-karya harus wangi menghiasi ibu pertiwi.

Perlu kiranya diadakan revitalisasi atas peran Kasultanan Riau hingga yang berpusat di sekitar Tanjung-pinang. Kebesaran, kewibawaan, kejayaan, keemasan, keagungan, keluhuran bangsa Melayu Riau hingga secepatnya dipulihkan. Para pecinta budaya harus bekerja keras, supaya budaya penting ini tidak hilang. Jangan sekedar jadi pajangan, tontonan demi wisata. Tapi tetap demi wibawa budaya.

Sebuah pantun tiadalah melebihi daripada sejenis pendahuluan yang terjadi daripada dua buah baris; seka-rang hampir tak guna saya beritakan, bahwa orang Melayu mengatakan sebuah pantun semenggah, kalau persamaan bunyinya ada sempurna (Van Ophuysen, 2008: 10). Tuan-

Page 23: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 15

tuan dan Puan-puan, begitulah sapaan kehormatan dalam pengkajian kebudayaan lokal. Untuk sapaan laki-laki menggunakan sebutan Bang. Untuk wanita digunakan sebutan Cik. Di seluruh Nusantara ini memang banyak sapaan akrab dan kehormatan. Misalnya Cak, Rek dan Ning untuk Jawa Timur. Jeng Mas untuk Jawa Tengah. Teteh dan Bung untuk Jawa Barat. Untuk Sumatra Barat ada sebutan Uni. Di Gorontalo dikenal Tata. Bli untuk daerah Bali. Daeng dan Karaeng untuk Sulawesi Selatan.

Interpretasi kultural yang dilakukan para siswa Ser-dang Bedagai yang dibantu oleh para guru mempermudah proses pemahaman literasi budaya. Di Tanjungpinang banyak nama yang berasal dari Bugis. Ternyata dulu banyak bangsawan Melayu yang menjalin kekerabatan dengan suku Bugis. Tiap kali ada konflik politik di kerajaan Melayu, maka pembesar Bugis diundang untuk turut serta mendamaikan. Juru runding antar suku ini sekaligus faktor perekat kebangsaan. Nasionalisme Indonesia punya akar historis yang cukup kuat. Sejarah perlu mengungkap kon-tak kultural ini. Bila dapat, dimasukkan dalam kurikulum pendidikan, sesuai dengan amanat pantun Melayu (Van Ophuysen, 2008: 225).

Jatidiri yang dibangun atas dasar nilai historis lebih terasa membanggakan. Kegelapan masa silam cuma mem-buat mental rendah diri. Pikiran minder menghadapi dunia luar. Terlebih-lebih generasi muda, masa depan dianggap begitu suram. Tidak ada harapan. Tentu ini harus dicegah.

Page 24: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

16 |

Nenek moyang kita dulu punya prestasi keemasan lampau dikenang kembali, supaya bersinar menghadapi hari esok. Para pelajar di seluruh Nusantara kita gugah perasaannya, kita bahas semangatnya. Bahwa kehidupannya nanti ber-tambah terang-benderang.

Orang Melayu punya peradaban besar. Jangan ditu-kar dengan baru. Pengalaman berabad-abad jangan ditukar benda sesaat. Nanti akan menyesal. Keaslian kita jaga. Itulah jalan yang benar. Demikian pula pengkajian ter-hadap kesusasteraan daerah seperti Jawa, Sunda, Bali, Madura, Sasak, Bugis, Banjar dan lain-lain. Merupakan lahan yang tepat demi terciptanya negara kesatuan Repu-blik Indonesia dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Perbedaan di kawasan nusantara dipahami sebagai keka-yaan yang mengandung kearifan berlimpah ruah.

Atas dasar kesadaran budaya di atas, maka Dinas Pendidikan Serdang Bedagai selalu mendukung pengkajian kearifan lokal. Budaya lokal memuat literasi yang dapat digunakan oleh para pengajar untuk meningkatkan kualitas pendidikan karakter. Dengan dukungan seluruh elemen masyarakat, maka pendidikan karakter akan berhasil dengan gemilang. Pendidikan karakter memang bertujuan pula untuk membina budi pekerti luhur.

Page 25: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 17

BAB II ___________________ PROSES PEMBELAJARAN BUDAYA UNTUK PEMBINAAN BUDI PEKERTI

A. Komunitas Majemuk dan Toleransi Masyarakat Serdang Bedagai mempunyai adat

istiadat, tradisi, bahasa yang beraneka rupa. Oleh karena itu perlu adanya sikap saling menghormati dan toleransi. Penggalian kearifan seni budaya Sergai berguna untuk pembinaan budi pekerti. Setiap kali berkunjung ke Serdang Bedagai, tak lupa peneliti melakukan keliling desa. Dengan diantar oleh Mas Memed, Satpol yang bertugas di rumah Pak Kirman kami ingin memantapkan dan menghayati transformasi sosial, owah gingsiring jaman di negeri ini.

Kampung Cina Kebun Sayur menjadi tujuan per-tama. Di Kabupaten Sergai ternyata sudah biasa Cina angon sapi, macul, ternak ayam, ngingu lele dan ramban janganan.

Page 26: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

18 |

Itulah Cina sayur, sebutan untuk Cina Sergai ndesit. Jarang di Jawa ada Cina mau wedangan di warung angkring. Di Sergai, Cina-Cina lungguh jagong, ngombe wedang merupa-kan pandangan sehari-hari. Satu hal yang perlu dicatat. Di sini Cina tetap juragan. Kebun dan sawahnya luas. Kolam perikanan tempat lele, nila, gurameh dan udang. Dunia pertanian pun bisa jadi perusahaan yang menguntungkan. Oleh karenanya sikap saling memahami harap diwujudkan. Program-program bersama yang mendorong usaha pem-bauran hendaknya dibuat sesering-seringnya.

Etnis Batak mudah dilihat dari bangunan kuburan. Umumnya orang Batak memuja dan mengagungkan arwah leluhurnya. Kehidupan setelah dunia ini masih berlanjut, sehingga perlu simbol kemegahan dalam membangun makam. Rata-rata makam orang Batak dibuat megah dan mewah. Kadang-kadang mirip istana. Dari jauh tampak gumebyar, elok dipandang mata. Bentuk makam Batak tentu lebih indah dibanding dengan makam etnis lainnya. Barangkali orientasi spiritual orang Batak begitu dekat dengan alam pasca dunia. Meskipun telah wafat, arwah-arwah itu masih tetap bisa berkomunikasi. Tradisi luhur ini hendaknya disadari oleh para pelajar di Serdang Bedagai.

Hanya saja etnis Batak sulit menjadi entitas tunggal dalam politik. Suku Batak terlalu banyak marga. Misalnya: Tampubolon, Rajaguguk, Sebayang, Siregar, Nasution, Pan-jaitan, Manurung, Lumbanraja, Simbolon, Lubis, Tobing, Parangin-angin, Pasaribu, Nainggolan, Harahap, Lumbanto-

Page 27: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 19

ruan, Tambunan, Sinaga, Singarimbun, Padangsidimpuan, Sirait, Nababan, Panggabean, Silalahi, Hutapea, Simatu-pang, Sitompul, Situmorang. Tentu saja dalam pilihan gubernur kali ini masing-masing pemilih berorientasi pada marganya.

Konflik batin terjadi saat menentukan pilihan po-litik. Oleh karenanya untuk menyatukan orang Batak dalam satu suara kiranya sulit terwujud. Bisa dipahami mengingat jumlah marga berlipat ganda. Berbeda sekali dengan orang Jawa yang tidak mengenal sistem marga. Nama seperti Soekirman, Jumiran, Gatot tidak menunjuk pada marga atau kelompok. Keberadaan warga Batak di Serdang Be-dagai sangat terhormat. Dengan kelompok lain biasa kerja sama, saling menghormati dan saling menguntungkan.

Berganti dengan deretan perkebunan kelapa sawit. Modal besar ini rata-rata dimiliki oleh perusahaan swasta. Boleh jadi mereka adalah pemilik modal asli yang punya akses kemudahan dan kekuasaan. Tidak sedikit pula pengusaha asing yang menanam modal di sini. Jumlah arealnya luas sekali. Pekerjanya rata-rata orang Jawa yang bertransmigrasi sejak jaman Belanda. Kita mendukung supaya orang-orang pribumi ke depan bisa berusaha di tanah sendiri. Pendekatan keras atas fenomena perke-bunan sekitar tahun 1965 memunculkan bencana. Buruh-buruh perkebunan dituduh terlibat komunis. Pembunuhan besar-besaran terjadi di Sei Ular. Sungai di Perbaungan ini penuh mayat. Banjir darah mengalir deras. Malapetaka

Page 28: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

20 |

yang tidak boleh berulang. Hati-hati mengelola isu buruh. Pelan-pelan situasi kita benahi. Modal dan kekayaan ini kita kelola dengan teliti dan damai.

Perkampungan Jawa gampang dikenali. Tak jauh dengan suasana desa di Jawa. Bentuk rumah, atap, lantai, serambi, pintu, tiang, jendela dan dinding boleh dibilang sama. Halaman ditanami kembang melati, mawar, matahari dan cempaka menghiasi perumahan Jawa. Barangkali Lakon Memutar Taman Sri Wedari cukup merasuk di hati orang Jawa. Sukasrana menolong Raden Sumantri memindah Taman Sri Wedari dari Kerajaan Magada menuju Negeri Maespati. Membangun rumah bagi orang Jawa juga berfungsi estetis, maka perlu unsur edipeni dan asri.

Sawah-sawah yang terbentang mengingatkan tanah Jawa. Golongan atau pematang memisahkan antar sawah. Petani menanam padi. Jarak tanam dan caranya hampir sama. Dikrakal, dilulu dan digaru. Sekarang sudah ada alat bajak traktor. Sayur-mayur singkong, terong, bayam dan kangkung ada di mana-mana. Jagung sebagai makanan tambahan tumbuh subur. Kelapa dan jambe terlihat menyilang. Di tengah sawah ada gubuk, tempat untuk berteduh dan istirahat. Sambil rokokan mereka duduk-duduk santai. Melihat semangka yang bundar dan besar tentu hati bergembira ria.

Sore harinya, Senin 4 Maret diadakan bedah buku berjudul Serdang Bedagai Kampung Kami, karya Pak Kir-

Page 29: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 21

man. Tempatnya di Fakultas Pertanian USU. Diselengga-rakan oleh LSM Bitra, Alumni Pertanian 1975 dan Fakultas Pertanian. Suasana gegap gempita, sorak sorai dan gumyak.

Etnis Arab umumnya mempunyai profesi sebagai pedagang dan saudagar. Dengan pemerintah Serdang Bedagai komunitas berhubungan dengan erat dan harmonis. Tiap kali komunitas Arab punya hajad, etnis lain diundang sebagai tanda kehormatan. Kesadaran hidup rukun dengan latar belakang yang beragam ini sudah dipahami oleh siswa-siswi di Kabupaten Serdang Bedagai, agar tercipta sebuah keselarasan sosial. B. Membina Paguyuban

Pendidikan karakter dapat diperoleh dalam sebuah organisasi. Siswa-siswi Serdang Bedagai terbiasa dengan pembelajaran lewat paguyuban, misalnya Pujakesuma. Rencana kegiatan hari Selasa, 5 Maret 2013 adalah diskusi tentang Sistem Politik Jawa. Tempatnya di Pujakesuma Square, Jl. STM Depan Kantor Pengujian Mutu Barang Medan. Penyelenggaranya adalah Paguyuban Putra Jawa Kelahiran Sumatra (Pujakesuma). Lembaga adat ini cukup populer yang mempunyai anggota di seluruh Kabupaten Sumatra. Kehadiran organisasi ini cukup memberi sema-ngat agar kearifan lokal terpelihara. Para pengurus Pujakesuma terdiri dari birokrat, politikus, pegawai, buruh, pengusaha, petani, tentara, polisi, pedagang, seniman dan budayawan.

Page 30: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

22 |

Keberadaan organisasi semacam Pujakesuma itu amat penting. Pengurus Pujakesuma rata-rata orang mapan. Karier mereka terpandang di mata masyarakat. Kekuatan mereka mampu mengelola potensi lokal yang masih tersedia. Kebudayaan dan kesenian tampak dalam patrap ulat lan pangucap. Pikiran, ucapan dan perbuatan yang bernuansa lokal menjadi sumber inspirasi bagi orang Jawa pada leluhurnya dan pecinta tradisi pada umumnya. Perantau Jawa di Sumatra beruntung punya wadah untuk berekspresi. Setidak-tidaknya untuk mempertahankan eksistensi kultural.

Antusiasme Pujakesuma dapat dilihat dari pengu-rus-pengurusnya yang tersedia sampai tingkat desa. Kartu anggota juga dimiliki, sehingga organisasi bukan sekedar papan nama. Betul-betul ormas dengan anggota yang jelas. Wajar sekali kalau banyak pihak yang memperebutkan. Bagi kita tidak masalah, asal hulu hilirnya menuju pada aliran, friksi dan konflik biasa terjadi. Kalau dasar kulturalnya sama, mudah sekali membaur, manunggal dan menyatu. Potensi yang layak dilestarikan. Pluralitas menjadi syarat pokok, agar Pujakesuma mau mendukung calon kepala daerah. Pujakesuma menjadi organisasi yang sangat diperhitungkan.

Tepat pukul 18.30 relawan seni budaya berkumpul. Mereka terdiri dari LSM, Ormas, penduduk, mahasiswa dan aktivis pers. Rata-rata berusia muda. Tampak handal dan profesional. Pakaiannya rapi-rapi, penampilan meyakin-

Page 31: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 23

kan dan disiplin. Anak muda yang potensial untuk me-nyongsong masa depan. Satu orang satu laptop. Pasti me-reka sudah mahir mengoperasikan. Kalau tenaga dan pikirannya disalurkan tentu membawa peradaban yang agung.

Sampai kira-kira pukul 23.00 Pak Kirman sibuk mendatangi beragam acara kecil-kecilan, tahlilan, zikir, berdoa, slametan yang diselenggarakan masyarakat. Kebiasaan blusukan Pak Kirman dilakukan sejak jaman mahasiswa, yaitu angkatan tahun 1975. Dilanjutkan ketika menjadi dosen, sambil menjadi aktivis LSM Bitra. Jiwa kerakyatan ditempuh selama 38 tahun. Dengan memahami akulturasi budaya Melayu dan Jawa diharapkan masing-masing individu menyadari bahwa bentuk-bentuk kearifan lokal memang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Disarankan agar pengkajian dan penelitian terhadap kebudayaan Melayu dan Jawa hendak-nya dilakukan secara terencana serta terpadu.

Pemerintah dan masyarakat bersama perguruan tinggi perlu menyusun sebuah panduan yang dapat digu-nakan untuk memahami kebudayaan melayu dan Jawa. Tujuannya adalah demi membentuk masyarakat Indonesia masa depan yang toleran, terbuka, dan menghargai ke-beragaman. Begitulah pelajar di Serdang Bedagai mengenal literasi budaya melalui paguyuban dan kegiatan sosial.

Page 32: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

24 |

C. Balai Pembelajaran Literasi budaya yang dapat meningkatkan mutu

pendidikan karakter memerlukan gasilitas yang memadai. Balai pembelajaran telah berdiri megah di Kabupaten Serdang Bedagai, yang dipelopori oleh Paguyuban Suko Budoyo. Dalam pendopo ini telah dilakukan bermacam-ma-cam kegiatan yang meliputi pelatihan, diskusi, sarasehan dan pertemuan rutin. Boleh dikatakan pendopo ini me-rupakan sarana pembelajaran yang serba guna dan multifungsi.

Misalkan saja ketika ada perhelatan yang me-libatkan masyarakat yang hendak melakukan pentas seni budaya. Paguyuban Suko Budoyo menunggu Pak Kirman hingga pukul 23.00, di Pendopo, Jl. Coklat 1 Perbaungan Serdang Bedagai. Kami segera memakai busana kejawen seadanya. Jarik untuk bebedan, tanpa sabuk wala dan timang epek stagen cukup diikat dengan sabuk celana. Blangkon dan jas ala barat. Lantas menuju panggung panitia telah menyiapkan tumpeng sewu, tumpeng robyong dan tumpeng lulut. Upacara wilujengan itu bertujuan untuk minta kepada Tuhan, agar masyarakat Sumut selalu adem ayem, damai sejahtera.

Lakon Wahyu Cakraningrat yang digelar cukup relevan dengan situasi. Persiapan pentas seadanya tidak mengurangi tekad semangat. Para wiyaga nabuh gamelan dengan begitu emat-ematan. Sengaja penulis pilihkan pakeliran gaya klasik. Jejeran, kedhatonan, paseban jawi

Page 33: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 25

dan ditutup dengan gara-gara serta turunnya Wahyu Cakraningrat. Ladrang Slamet ditabuh untuk mengiringi jejer Ngastina. Adegan kedhatonan Limbuk Cangik dengan iringan Ladrangan Asmarandana. Suluk dan ada-ada disajikan jangkep, meskipun iringan amat sederhana. Tidak boleh mengeluh. Lumayan di kandang Melayu, Batak, budaya Jawa tetap diuri-uri.

Lagu-lagu yang cukup populer di kalangan petani kiranya mudah ditabuh. Betul juga para wiyaga yang sepuh trampil gendhing bernuansa pedesaan. Lumbung Desa, Lesung Jumengglung, Jago Kluruk, Kecik-kecik, Tanduk Majeng, Pocung, Asmarandana dan Sinom membuat sua-sana meriah. Agak berat dalangnya, karena sinden dan wiraswara tak tersedia. Semua diborong oleh dalang. Suara dalang mengkar-mengkis. Tidak apa. Yang penting senang bareng. Para penabuh gong kempul yang kerap keliru pun dibiarkan, seolah-olah dalang tak mengerti.

Pak Kirman menyumbang lagu Lara Wuyung, Aja Lamis yang berlaras pelog. Lucu memang gamelan laras slendro untuk mengiringi laras pelog. Disusul lagu Suwe ora Jamu laras slendro pathet nem. Kemudian dilanjutkan dedegan paseban jawi, kapalan dengan gendhing Singa Nebah. Untuk mengiringi bidhalan cukup regeng juga. Berhubung waktu sudah pukul 02.30 dinihari, maka segera dalang melanjutkan dengan adegan gara-gara Semar Gareng Petruk Bagong bersuka ria.

Page 34: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

26 |

Nilai luhur pewayangan dapat dijadikan sebagai alat untuk pendidikan karakter. Supaya tidak menimbulkan tafsir macam-macam, maka dalang langsung menyajikan adegan perang gagal. Abimanyu perang melawan buta cakil. Begitu cakil tewas, masuklah adegan inti. Bathara Guru nganglang jagat. Para pengejar Wahyu Cakraningrat diseleksi berdasarkan labuh labet, jasa, visi misi dan rekam jajak. Putra mahkota Ngastina dinilai gagal. Lesmana Mondrakumoro terlalu senang berfoya-foya. Tidak mau memperhatikan rakyat.

Sementara Abimanyu betah bekerja, rajin menuntut ilmu, prihatin, tirakat dan kerap turun ke bawah. Rakyat dan orang kecil dibela serta selalu diuntungkan. Maka Wahyu Cakraningrat berhak diterima oleh putra Arjuna. Abimanyu kuat menjadi pemimpin dan menurunkan seorang raja.

Interaksi kebudayaan Melayu dan Jawa dalam se-jarah nasional sudah berlangsung berabad-abad lamanya. Pada jaman kerajaan Singosari terjadi kontak budaya dengan adanya ekspedisi Pamalayu. Peristiwa kebudayaan tersebut juga terjadi pada jaman kerajaan Majapahit yang dilakukan oleh Gadjah Mada dengan Adityawarman di Pagaruyung Sumatra Barat. Tradisi ini berlanjut pada masa kerajaan Demak Bintoro, yaitu ketika Raden Patah berdo-misili di Palembang. Fakta historis inilah yang mendasari interaksi budaya Melayu dan Jawa di Kabupaten Serdang Bedagai Propinsi Sumatra Utara.

Page 35: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 27

Masyarakat Melayu dan Jawa bergaul secara ber-dampingan ketika negara kesatuan Republik Indonesia berdiri. Penduduk dari Jawa datang ke pulau Sumatra seba-gai transmigran, pejabat negara, businessman dan pekerja perkebunan. Sebagian orang Jawa menetap di Kabupaten Serdang Bedagai Sumatra Utara. Begitu lamanya mereka melakukan interaksi sosial, maka lambat laun terjadi pula pergaulan budaya yang lebih intensif.

Akulturasi budaya Melayu dan Jawa yang telah me-ngakar secara historis, sosiologis, dan kultural ini menjadi modal dasar dalam membentuk karakter bangsa. Jati diri dan identitas nasional dibangun melalui kontak budaya sebagai implementasi dari paham Bhinneka Tunggal Ika. Pemuda dan masyarakat umum perlu menghayati ajaran toleransi atas keberagaman. Dinas Pendidikan Serdang Bedagai yang dipimpin oleh Bapak Drs. Joni Walker Manik, MM mendukung penuh agar siswa dan pemuda mau belajar tekun. Demi menyongsong masa depan yang cemerlang. Generasi muda harus belajar tekun.

Page 36: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

28 |

Page 37: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 29

BAB III ___________________ PENDIDIKAN KARAKTER DEMI KEMAJUAN DAN KESELARASAN A. Manajemen Budaya

Manajemen budaya perlu diperkenalkan buat para pelajar di Serdang Bedagai. Dinas Pendidikan Serdang Bedagai tak kenal lelah untuk mendorong proses pem-belajaran. Kesenian perlu manajemen yang profesional. Jangan sampai pengelolaan seni asal-asalan, semaunya dan tidak profesional. Banyak birokrat seni yang bekerja tidak tepat sasaran. Prakteknya pembinaan seni hanya sekedar formalitas, yang penting ada dan cuma menghabiskan ang-garan. Tindakan ini harus dihindari, supaya kesenian Jawa makin berkembang.

Page 38: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

30 |

Diskusi tentang dinamika tari Jawa pernah diadakan dengan pembicaranya adalah guru-guru sanggar. Sebagai narasumber yaitu Ir. H. Soekirman selaku bupati dan pem-bina paguyuban Suko Budoyo. Dalam saresehan tersebut dirembug tentang jenis-jenis tari, kostum, sistem manaje-men. Diharapkan tari-tarian yang dikembangkan di Kabu-paten Serdang Bedagai dengan iringan gamelan asli. Sebab Paguyuban Suko Budoyo telah mempunyai joglo dengan seperangkat gamelan lengkap.

Kabupaten Serdang Bedagai terdiri dari 17 Keca-matan dan 243 Desa/Kelurahan, di mana ± 46% etnis Jawa secara merata tersebar sebagai penduduk menetap, di samping etnis lainnya. Keberadaan dan silaturahmi etnis Jawa berikut aneka ragam seni dan budaya Jawa, tentu perlu ditata, dikelola dan dilestarikan, antara lain seni pagelaran wayang kulit, kuda lumping, reog dan lainnya. Begitu juga budaya gotong royong, rembug desa, kerawitan dan sebagainya.

Untuk itulah diperlukan suatu wadah, maka pada tahun 2006 dibentuklah suatu paguyuban temu kangen di Kabupaten Serdang Bedagai oleh Bapak Ir. H. Soekirman. Sejalan dengan motto Kabupaten Serdang Bedagai yaitu “Tanah Bertuah Negeri Beradat” pada tahun 2010 didirikan pula wadah untuk keseniannya yakni “Suko Budoyo” oleh Bapak Ir. H. Soekirman dan saat ini telah memiliki sepe-rangkat wayang kulit dan personilnya secara permanen.

Page 39: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 31

B. Paguyuban Suko Budoyo Kepala Dinas Pendidikan Serdang Bedagai berkali-

kali mengajak para peserta didik untuk mengunjungi sang-gar budaya. Pendidikan non formal juga dapat meningkat-kan kualitas karakter seseorang. Kegiatan seni budaya di Kabupaten Serdang Bedagai telah dilakukan dimana-mana. Dengan harapan eksistensi budaya selalu berkembang ma-ju dan semarak sebagai sarana hiburan masyarakat. Misal-nya saja Paguyuban Suko Budoyo. Adapun pengurus Seni Budaya Suko Budoyo:

Pembina/Penasehat/Pendiri: Ir. H. Soekirman (Bu-pati Serdang Bedagai), Ketua: Henry Suharto, SH, Wakil Ketua: H. Poniman, Sukarman, Bendahara: Sutrimo Hando-yono, Koordinator/Humas: Suwanto. Anggota (Pemain Pa-gelaran Wayang Kulit: Kasno (Dalang), Noto (Dalang), Yati (Sinden), Sarjono (Peking), Gareng (Rodes), Sardian (Ke-tuk/Kenong), Sugiman (Gong), Jiran (Gender), Wagiman (Saron Gendang), Sadi (Gambang), Tuladi (Slentem), Mbolok (Penerus), Jari (Bonang), Amari (Demung).

Malah setiap minggu Paguyuban Suko Budoyo latih-an wayang, kerawitan, macapatan, campursari, lagu, tem-bang. Pembinaan seni berhasil terbukti berkat latihan mereka lantas mendapat job. Tanggapan baik oleh kantor pemerintah, LSM, ormas, orsospol serta punya hajad nanggap kesenian Jawa. Paguyuban Suko Budoyo pernah studi banding ke Jawa. Mereka belajar seni di Fakultas

Page 40: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

32 |

Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta, macapatan di pendapa kabupaten Sleman dan Kraton Yogyakarta.

Para peserta sarasehan antusias berbicara, usul dan mengutarakan pendapat. Silang sengketa pembicara cukup seru. Pertanda bahwa mereka mempunyai rasa handarbeni, rasa ngrungkepi serta mulat sarira angrasa wani. Dengan membicarakan keadaan seni budaya berarti mereka sama-sama menunjukkan jatidiri. Identitas lokal demi memper-kokoh jatidiri nasional dan berjuang untuk kompetisi global. Meskipun telah merantau di Sumatra Utara, namun identitas sebagai orang Jawa terpatri dalam hati.

Mutu seni dipengaruhi oleh kedisiplinan, frekuensi latihan serta kesempatan untuk tampil. Tanggapan meru-pakan ajang untuk unjuk kebolehan. Seniman merasa dihargai bila ditanggap, ditonton dan diapresiasi. Begitulah pendapat Syafii Harahap yang disetujui oleh peserta. Henri Suharto yang pernah menduduki beragam posisi penting di Pemkab Sergai ini menghargai pendapat Syafii Harahap. Peserta lain rupanya tinggal menindaklanjuti gagasan cemerlang.

Nasehat dan saran di atas memang sangat diperlu-kan. Perbincangan tentang seni budaya dengan Hari Besari dilakukan di Stadion Teladan Medan. Sambil makan malam nasi uduk dan pecel lele, budaya Jawa dan Melayu dibahas dengan beragam perspektif. Topik berat dan ringan terasa asyik. Pengaruh budaya Jawa di Sumatra Utara besar sekali. Terbukti Gubernur Sumatra Utara, Ir. H. Gathot Pujo Nu-

Page 41: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 33

groho berasal dari Kaligoro Magelang Jawa Tengah. Hampir di seluruh kawasan provinsi Sumatra Utara, terdapat pejabat kepala daerah dan wakilnya berasal dari orang Jawa. Sekaligus mencerminkan peran budaya Jawa yang melampaui lintas batas geografis.

Upacara adat pernikahan diselenggarakan dan di-amati. Temu orang tua siswa juga diselenggarakan. Saat seremonial berlangsung terjadi lempar balas pantun. Ter-nyata gayeng juga. Tepuk tangan gemuruh, menggema, membahana di ruangan. Penggunaan pantun dalam komu-nikasi sungguh efektif dan efisien. Paguyuban Suko Budoyo selalu mengingat Motto dulce et yutile berarti menye-nangkan dan berguna.

C. Pentingnya Aspek Pendidikan

Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara turut berupaya untuk meningkatkan kualitas pen-didikan. Masa depan harus ditempuh dengan pendidikan yang baik. Kebutuhan akan pendidik yang profesional dan mempunyai kompetensi terhadap bidang tugasnya, masa kini dan pada masa mendatang menjadi persoalan yang sangat penting dan strategis untuk diantisipasi oleh aparat pemerintah baik di tingkat pusat dan daerah. Sumber daya manusia tidak dapat diciptakan dan disediakan secara serampangan sejalan dengan tuntutan anak didik. Anak didik sekarang ini sudah makin kritis untuk menganalisis setiap kebijakan publik yang dilakukan

Page 42: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

34 |

baik ditingkat penentu kebijakan maupun pelaksana kebijakan.

Pendapat, pandangan kritis anak didik masa kini dimungkinkan untuk mengkritisi setiap keputusan yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional baik berupa keputusan teknis maupun keputusan politis yang berupa peraturan pemerintah, peraturan daerah maupun peraturan desa. Di jaman kesejagatan dan keterbukaan me-rupakan tantangan bagi Departemen Pendidikan Nasional untuk memperbaiki kinerjanya agar anak didik dapat memperoleh pendidikan dan pengajaran yang prima.

Akuntabilitas pendidikan dan pengajaran harus didukung oleh tenaga-tenaga yang berkualitas, profesional dan mengutamakan kepentingan publik sebagai pengguna jasa pelayanan. Peningkatan SDM di era Globalisasi ini memuat secara singkat dan praktis bagaimana sumber daya manusia harus disiapkan agar slogan efisiensi dan efektivitas bukan hanya sebagai wacana tetapi menjadi acuan pelaksanaan. Para pemangku kepentingan (stakes-holder) harus tanggap dan kreatif untuk mempesiapkan tenaga-tenaga profesional yang mempunyai kemampuan tinggi menyongsong masa depan tatanan pendidikan yang baik.

Meskipun kurikulum merupakan dimensi yang seringkali menduduki posisi periferal pada awal pemba-ngunan nasional, namun dalam perkembangannya terjadi peningkatan relevansi dimensi kurikulum ini. Di Indonesia

Page 43: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 35

sendiri pembangunan SDM mempunyai akar historis yang dalam, berawal pada perjuangan bangsa membebaskan diri dari belenggu penjajahan. Apa yang diperjuangkan oleh Kartini, Dewi Sartika, Ki Hajar Dewantara, Akhmad Dahlan dan sebagainya, pada hakikatnya merupakan upaya pembangunan SDM yang nota bene dituntut oleh setiap Nation State. Demikian pula dalam kurun waktu 57 tahun usia negara ini, dengan berbagai intensitasnya, pemba-ngunan SDM selalu menjadi bagian integral kurikulum nasional.

Untuk itu Dinas Pendidikan Serdang Bedagai selalu meningkatkan mutu guru. Dalam perkembangannya sampai dengan saat ini, kondisi SDM bangsa ini belum juga menunjukkan peningkatan kualitas yang menggembirakan. Pada tahun 1997, diperkirakan hanya separuh dari lulusan perguruan tinggi yang terserap oleh pasar kerja.

Dalam situasi negara yang belum pulih betul dari terpaan krisis multidimensional, tentu jumlahnya lebih besar lagi. Sementara itu produktivitas pendidik kita masih belum memadai untuk memasuki persaingan global.

Mencermati berbagai fenomena di atas, maka pada hakekatnya pendidikan tinggi, sebagai wahana mem-persiapkan mutu SDM agar sesuai dengan tuntutan global maupun Globalisasi, dengan sendirinya harus mampu menciptakan keunggulan daya pikir, kekuatan moral, dan kepatuhan pada etika akademik. Seiring dengan itu perlu ditumbuhkan pula sikap mandiri. Seseorang yang berke-

Page 44: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

36 |

mandirian, tidak saja akan mudah menyandarkan diri pada orang lain dalam menapaki kehidupannya, tetapi ia akan selalu berani bertanggung jawab atas semua tindakannya, sehingga ia pun tidak pernah ragu-ragu kalau harus membuat keputusan. Kemandirian sangat diperlukan oleh anak didik, karena menjadi sumber enterpreneurship yang akan sangat membantuk mengatasi masalah langkanya lapangan kerja.

Di samping itu instrumen pendidikan tinggi yang menempati peran strategis dalam peningkatan SDM harus secara optimal memberikan kontribusi positif bagi pe-ngembangan SDM di daerah sesuai dengan semangat Kuri-kulum Berbasis Kompetensi. Semangat Dinas Pendidikan Kabupaten Sergai senantiasa terpanggil untuk terus men-cerdaskan kehidupan bangsa. Pelatihan dilakukan dengan program yang sistematis dan terpadu. Demi sebuah cita-cita pendidikan karakter yang semakin bermutu.

Page 45: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 37

BAB IV __________________ LITERASI PANTUN MELAYU DEMI PEMBINAAN MENTAL SPIRITUAL

A. Pantun Melayu

Penelitian tentang budaya Batak, Cina, Arab, Jawa dan Melayu dilakukan dengan cara studi pustaka dan studi lapangan. Menurut Ir. H. Soekirman Bupati Sergai jumlah penduduk di Kabupaten Sergai terdiri dari lebih kurang 35% suku Jawa, 20% suku Batak (Toba, Simalungun, Mandailing, Fakfak), 25% suku Melayu, sisanya etnis Cina dan Arab. Mereka berinteraksi dan hidup berdampingan.

Kebudayaan Melayu ditandai dengan hadirnya pan-tun. Pantun di Sergai digunakan dalam berbagai peristiwa. Ada jenis-jenis pantun yaitu: pantun anak, pantun remaja, pantun cinta, pantun sindiran, pantun agama, pantun

Page 46: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

38 |

upacara dan pantun komunikasi politik. Semua mengan-dung nilai pendidikan karakter bagi para pelajar. 1. Pantun Nasehat

Kalau tidak karena bulan Tidaklah bintang memanggil hari Kalau tidak karena tuan Tidaklah saya datang kemari Ikan kakap ikan muara Anak kancil di pinggir kali Saya hormat pada saudara Besar dan kecil sama sekali. (Pantun ini digunakan untuk jula-juli ludruk Sergai) Bismillah mulai ngaji Baca kitab bukan berzanji Saya hormat saudara di sini Besar kecil sama sekali Layang-layang terbang melayang Jatuh di tanah digambar wayang Siapa bilang aku tak sayang Siang malam terbayang-bayang Laju-laju perahu laju Lajunya sampai ke Surabaya Boleh lupa kain dan baju Janganlah lupa pada saya. Terang bulan terang di kali Buaya timbul disangka mati Jangan percaya mulut laki-laki Berani bersumpah takut mati.

Page 47: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 39

Hijau-hijau daun kelapa Nasi goreng dalam lemari Tidak jodoh tak jadi apa Asal sering datang kemari. Kalau ada kaca di pintu Kaca di Medan saya robohkan Kalau tuan cakep begitu Nyawa di badan saya serahkan. Pulau Pandhan jauh di tengah Di balik pulau si angsa dua Hancur badan dikandung tanah Budi baik dikenang juga. Pisang emas dibawa layar Masak sebiji dibawa dalam peti Hutang emas dapat dibayar Hutang budi dibawa mati. Kalau ada sumur di ladang Boleh kita menumpang mandi Kalau ada umur panjang Boleh kita berjumpa lagi. Kalau ada jarum yang patah Jangan disimpan dalam peti Kalau ada kata yang salah Jangan disimpan dalam hati. Kalau dulang dulanglah puan Injak-injak batang jerami Kalau pulang pulanglah tuan Ingat-ingat kami di sini.

Page 48: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

40 |

2. Pantun Agama

Asam kandis asam glugur Asam dipotong di hari siang Mayat menangis di pintu kubur Teringat di dunia tak sembahyang Kalau tuan mandi ke hulu Ambilkan saya bunga kamboja Kalau tuan mati dahulu Nantikan saya di pintu surga Tanjung katung airnya biru Tempat anak dara mencuci muka Sedang sekampung hatiku rindu Konon pula jauh di mata Tanjung katung airnya biru Tempat anak dara mencuci kain Tempat jatuh saja kurindu Kononlah pula teman bermain M. Syafii Harahap juara lomba pantun se Asia Tenggara - Pensiunan Kabid Kesenian Dispora Sergai - Pegiat Group Cermin Teater (Sanggar Teater Melayu Sergai)

Di bawah ini contoh pantun yang digubah pada

tahun 2005. Pantun tersebut merupakan sarana untuk berko-munikasi dengan masyarakat. Dengan ungkapan yang dibungkus dengan syair pantun ternyata masyarakat bisa lebih menerima pesan yang disampaikan.

Page 49: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 41

Kepiting menjapit kerang Kerang dijual di batubara Pasang kuping yang terang-terang Erry Soekirman mau bicara Daripada jadi preman bagus kita jualan kain Kalau sudah ada Erry Soekirman Ngapain cari yang lain Jalan-jalan ke Kuala Lama Jangan lupa kain pelekat Kalau kita kompak bersama Beban yang berat pasti terangkat Edi Mujoko nama kadesnya Desa Bingkat nama kampungnya Kalau tuan orang bijaksana Erry Soekirman itu pilihannya Ikan sepat ikan gabus Ikan lele ikan mujahir Lebih cepat lebih bagus Tidak bertele-tele langsung cair Sungguh enak makan kikil Makan di bawah kembang melati Sekarang Pak Kirman hanya wakil Mudah-mudahan besuk jadi bupati Hari raya kunjungi kerabat Indah rumah dihias melati Pak Kirman tak mimpi jadi pejabat Karena ikhlas jadi Bupati

Page 50: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

42 |

Biarlah bertanam buluh Kita tetap menanam padi Biar orang menebar musuh Kita tetap bertanam budi Burung pipit burung tempua Burung bersarang di bawah rumah Makanan sedikit dibagi dua Banyak mulut bisa mengunyah

Pantun di atas tentu berisi nasihat luhur yang dapat

meningkatkan pendidikan karakter. Semua sepakat karak-ter seseorang terkait dengan soal SDM. Masalah utama SDM pendidikan di era Globalisasi ini, adalah kekurangan tenaga pendidik yang berkualitas, baik dari segi kepemim-pinan, manajemen maupun kemampuan, dan keterampilan teknis yang sesuai dengan kebutuhan kurikulum. Masalah kurangnya kualitas SDM tersebut diperparah dengan pembagian tugas yang tidak jelas. Akibatnya tidak saja terjadi inefisiensi dalam penggunaan SDM, tetapi juga terjadi penumpukan pegawai dalam satu unit kerja.

Dinas Pendidikan Sergai berusaha dengan sekuat tenaga untuk meningkatkan kecerdasan siswa. Pada pers-pektif lain, pendidikan cenderung bersifat lepas dari proses pengawasan anak didik. Dalam hal ini seolah-olah pendi-dikan menjadi menara gading yang tidak tersentuh. Dengan demikian tak jarang dijumpai berbagai peran yang kurang kondusif seperti perilaku yang kurang proaktif serta sikap

Page 51: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 43

tidak tanggap dan responsifnya aparatur dalam melakukan beragam fungsi pendidikan dan pengajaran.

Dalam arah pemberdayaan yang lebih mengedepan-kan otonomi lokal dalam hal pengambilan keputusan, persoalan yang acapkali mengemuka berkaitan dengan aspek SDM pendidikan adalah mindset yang cenderung mengarah pada sebuah pola nalar yang dominan meng-gunakan seperangkat aturan semata dalam setiap me-ngambil keputusan daripada berdasarkan atas misi yang ingin dicapai dalam kurikulum (Friedman, 1992: 44). Salah satu contohnya adalah mekanisme blue print atau populer dengan istilah JUKLAK/KUKNIS yang selama beberapa dekade telah menjadi parameter utama dalam setiap pengelolaan kurikulum.

Dalam perkembangannya terlebih pada masa Glo-balisasi, seringkali mekanisme JUKLAK tersebut membuat pelaksana pendidikan nasional terkungkung oleh sebuah aturan ketat, sehingga tidak memungkinkan bagi pengem-bangan kreativitas dan inovasi sesuai dengan kondisi dan potensi lokal (contextual setting). Pada akhirnya situasi yang demikian akan membuat daya nalar/pikir aparatur mengalami stagnasi serta kurang peka atau responsif terhadap permasalahan yang muncul di tingkat lokal.

Dinas Pendidikan selalu memperhatikan kurikulum di lingkungan sekolah Serdang Bedagai. People centered development paradigm menjadi pusat perhatiannya adalah perkembangan anak didik (human growth), kesenangan

Page 52: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

44 |

(well being), keadilan (equity), dan keberlanjutan (sustain-ability). Logika yang mendasari dari paradigma ini adalah keseimbangan ekologi manusia, sumber-sumber kurikulum yang menekankan pada informasi dan prakarsa yang kreatif manusia yang tidak pernah habis, dan tujuannya yang utama adalah perkembangan manusia dalam arti aktualisasi yang optimal dan potensi manusia (David Korten, 1984: 300, dalam Tjokrowinoto, 1996: 218).

Kualitas pengajaran di Kabupaten Serdang Bedagai ditingkatkan terus. Manajemen kurikulum partisipatif ditempuh dengan asumsi dasar bahwa setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan memiliki kemampuan untuk mempertahankan hidup dan berkembang karena setiap orang memahami persoalan yang mereka hadapi serta memiliki gagasan untuk memecahkannya. Setiap orang siapapun mereka ingin diakui keberadaannya dan ingin dihargai kemampuan, harkat dan martabat mereka. Selain itu, partisipasi anak didik merupakan sumbangan yang sangat berharga dalam rangka memperlancar jalannya kurikulum.

Adapun ciri-ciri kurikulum partisipatif yang lebih menekankan pada aspek perencanaannya melalui pengem-bangan metode P3MD, antara lain: Adanya interaksi anak didik dengan institusi lokal dilakukan terus menerus. Anak didik/kelompok anak didik diberi kesempatan untuk mengungkapkan permasalahan yang dihadapi dan gagasan untuk mengatasinya. Proses berlangsungnya perencanaan

Page 53: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 45

berdasarkan perspektif (kemampuan kesempatan dan kecepatan) anak didik itu sendiri.

Anak didik berperan penting dalam setiap pengam-bilan keputusan. Anak didik mendapat manfaat dari hasil pelaksanaan perencanaan. Sejalan dengan bergulirnya tuntutan reformasi maka manajemen kurikulum saat ini dan ke depan dihadapkan pada berbagai kondisi, baik yang bersifat internal maupun eksternal.

Kondisi internal dicirikan dengan diimplementasi pada manajemen kurikulum mengarah pada terwujudnya good governance yang memiliki karakteristik equity, effectiveness and efficiency, accountability dan strategic vision. Sedangkan kondisi eksternal dicirikan dengan terus berkembangnya lingkungan strategik baik pada tatanan nasional regional dan global dengan diberlakukannya kese-pakatan tarif dan perdagangan pada tingkat global maupun kesepakatan-kesepakatan regional.

Kondisi internal dan eksternal tersebut akan mem-bawa konsekuensi terhadap peran pemerintah. Kedepan pemerintah akan lebih banyak berperan sebagai pengarah daripada pelaksana, optimalisasi pelayanan mendorong terhadap usaha-usaha peningkatan daya saing dan per-baikan kinerja secara terus menerus.

Dalam proses manajemen publik, berkembang nilai-nilai baru yang semula menganut proses manajemen yang berorientasi kepada kepentingan internal dalam organisasi pemerintah ke kepentingan eksternal yang disertai dengan

Page 54: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

46 |

peningkatan kualitas pelayanan kepada publik dan pende-legasian sebagian tugas pelayan tersebut dari pemerintah ke anak didik atau sektor swasta melalui mekanisme pasar.

Proses manajemen publik berubah dari orientasi la-ma yang menekankan pada proses tindakan planning, organizing, staffing, directing, controlling, regulating, budgeting ke orientasi baru yang menekankan pada proses tindakan pembuatan dan pelaksanaan kebijakan yang mencakup kegiatan policy, analysis, financial management, human resources management, information management dan external relation. Begitulah tekad Dinas Pendidikan Serdang Bedagai yang terkait dengan arti penting budaya literasi.

B. Peran Telangkai dalam Perkawinan

Budaya mesti mengandung ajaran budi pekerti. Misalnya adat istiadat perkawinan tradisional. Telangkai berarti mediator atau utusan khusus dalam adat-istiadat perkawinan budaya Melayu. Telangkai bekerja menilik: dilakukan untuk penjajagan pada calon yang akan dilamar. Telangkai: utusan keluarga laki-laki untuk meminang. An-taran: membawa hadiah atau pasok tukon, uang perangko, uang kasih sayang, peningset. Menikah: ijab kabul. Resepsi: pesta.

Peran telangkai dengan menggunakan pantun. Di Sergai pernah dilombakan telangkai tahun 2009 di Istana Haji Manaf Lubis, Jl. Kabupaten. Peserta dari Sergai, Medan,

Page 55: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 47

Langkat, Asahan. Dalam telangkai itu akan ada jual beli pantun. Antar pihak laki sebagai pembeli. Mereka berbalas pantun. Jangan sampai kalah. Menyangkut marwah, kehormatan. Contoh:

A. Kalau tidak karena bulan B. Sungguh indah sinarnya bulan

indah bersinar lagi menawan kami memang menyambut tuan tolong jelas apa tujuan

A. Sinar bulan di malam hari sungguh indah anak menari maksud kami datang kemari karena ada bunga mawar mekar berduri

B. Kalau berlayar di pulau bekal bawa raut dua dan tiga kakulah kail panjang sejengkal jangan laut hendak diduga A. Gunung Gontang kali di bawah terbang melayang si burung dara kami datang tak cari musuh kami datang cari sandar B. Kalau begitu apa maksud saudara? A. Pohon jelatang tumbuh beriringan terbang melayang si burung camar kami datang satu rombongan niat hati mau melamar

Page 56: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

48 |

B. O begitu A. Ke Tarih sudah ke Penang sudah ke Mekah sudah kita saji yang belum Menisih sudah meminang memilih saja yang belum

B. Kalau begitu hei menikahlah

Percakapan di atas perlu dihayati oleh segenap guru budaya. Secara konvensional, pembangunan SDM diartikan sebagai investasi Human Capital yang harus dilakukan se-jalan dengan investasi Physical Capital. Alasan yang sangat fundamental mengapa hal tersebut perlu dilakukan ialah bahwa untuk menghadapi tuntutan tugas sekarang mau-pun untuk menjawab tantangan masa depan, pengembang-an SDM merupakan keharusan mutlak (Siagian, 1996: 24).

Kemutlakan itu tercermin pada berbagai jenis man-faat yang dapat dipetik daripadanya. Baik bagi organisasi bagi para pegawai maupun bagi upaya penumbuhan dan pemeliharaan hubungan yang serasi antara berbagai ke-lompok kerja dalam suatu organisasi, yang pada akhirnya akan bernuansa pada peningkatan produktivitas organisasi secara keseluruhan.

Keharusan pengembangan SDM pendidikan terse-but selaras pula dengan perkembangan anak didik yang se-

Page 57: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 49

makin dinamis dan berfikir kritis, sebagai salah satu indi-kasi semakin berdayanya mereka. Oleh karena itu segenap Departemen Pendidikan Nasional terutama yang berada di garda terdepan dalam memberikan pelayanan kepada anak didik harus mereposisi perannya, dan yang suka mengatur dan memerintah, berubah menjadi suka melayani, dan yang suka menggunakan kekuasaan berubah menjadi suka menolong dan menuju ke arah yang fleksibel kolaboratis dan dialogis dan dari cara-cara sloganis menuju cara-cara kerja yang realistik pragmatis.

Perangkat SDM Pendidikan dikatakan berkualitas manakala mereka memiliki kemampuan untuk melaksana-kan tugas pokok dan fungsi sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab pendidikan yang diberikan kepadanya. Kemampuan tersebut hanya dapat dicapai manakala perangkat pemerintah daerah mempunyai bekal pendi-dikan dan pelatihan serta pengalaman yang cukup dan memadai untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan. Namun demikian, bekal pengalaman saja tidak cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara efektif, jika tidak disertai adanya kemauan kuat untuk melaksanakannya. Kemauan ini terkait erat dengan motivasi komitmen dan keyakinan diri perangkat daerah yang bersangkutan.

Dari uraian di atas, maka upaya peningkatan kuali-tas SDM Departemen Pendidikan Nasional daerah dapat dilakukan melalui berbagai cara antara lain: Peningkatan

Page 58: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

50 |

kemampuan, melalui Jalur pendidikan formal (program S1, S2, S3), diklat penjejangan/struktural yang berubah menjadi Diklatpim (mulai Diklatpim IV, III, II, I), diklat teknis dan fungsional untuk meningkatkan keterampilan teknis bagi Departemen Pendidikan Nasional di dalam menjalankan fungsinya masing-masing.

Juga mengikutsertakan mereka pada setiap ada kegiatan pelatihan, kursus, seminar, workshop, dan yang sejenis untuk pengayaan pengetahuan dan wawasan yang diharapkan dapat mendukung pelaksanaan tugas. Melaku-kan “tour of duty” (alih tugas, mutasi) untuk menambah pengalaman dan membangkitkan motivasi karena ada sua-sana baru. Peningkatan kemauan bagi Departemen Pendi-dikan Nasional daerah dengan cara memotivasi mereka melalui pemberian “reward”, insentif dan lain-lain serta memberikan kesempatan dan kepercayaan bagi yang ber-sangkutan untuk mengembangkan karier.

Di era sebelum reformasi menurut hemat penulis pembangunan SDM lebih dominan mengarah pada inves-tasi Physical Capital oleh karena paradigma kurikulum yang dianut ketika itu lebih cenderung menekankan pada dimensi kurikulum ekonomi. Meskipun pembangunan SDM dipandang sebagai unsur penting pada awal Era Reformasi, namun pertimbangan jangka pendek untuk segera dapat memecahkan masalah aktual seperti sandang, papan, kebutuhan pokok dan sebagainya, mendorong pemerintah

Page 59: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 51

lebih cenderung memberi tekanan pada physical invest-ment dan pada human investment.

Selanjutnya, pada penghujung masa Era Reformasi paradigma kurikulum yang berkembang adalah Growth cum resources development (Moeljarto, 1996: 54) yang menekankan pada kurikulum ekonomi dan sekaligus pem-bangunan SDM. Dan rumusan ini jelas adanya pergeseran keterkaitan kurikulum ekonomi dan pembangunan SDM dari keterkaitan sub ordonatif menjadi keterkaitan kom-plementer.

Dinas Pendidikan Serdang Bedagai selalu meman-tau perkembangan jaman. Pada saat sekarang, ketika bang-sa ini mulai tersadar akan eksistensi dan peran strategis pembangunan SDM, khususnya di era Globalisasi, dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi booming permintaan dalam kaitannya dengan pengembangan SDM. Gayungpun bersambut, berbagai program Pendidikan Tinggi baik pada level S1 dan S2 maupun S3 ditawarkan oleh berbagai PTN dan PTS dengan banyak model yang ditawarkan mulai dari kelas reguler sampai dengan kelas ekstension lengkap dengan berbagai fasilitas serta dengan biaya yang cukup kompetitif.

Tampaknya pengelola Perguruan Tinggi harus lebih banyak berbenah diri dalam pengembangan kurikulumnya agar benar-benar menghasilkan lulusan yang berkualitas handal, berkarakter profesional, beretos kerja tinggi, ber-moral kuat dan arif serta cerdas dan mandiri. Pada konteks

Page 60: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

52 |

inilah metode pengajaran di perguruan tinggi yang semula berpola what should be learned (apa yang harus dipelajari) menjadi how to think (bagaimana berpikir).

Menurut Delors sebagaimana dikutip oleh Djohar (2000: 17), pendidikan hendaknya diatur sekitar empat pilar, yakni: (1) belajar mengetahui (learning to know), (2) belajar berbuat (learning to do), (3) belajar hidup bersama (learning to gether) dan (4) belajar menjadi seseorang (learning to be). Masih dalam wacana pendidikan Moeljarto (1996) menyatakan bahwa pendidikan di Indonesia tidak cukup kondusif untuk menunjang pengembangan SDM yang ditandai dengan beberapa indikator antara lain seba-gai berikut: Lebih menekankan kuantitas daripada kualitas, Terdapat mismatch antara supply output pendidikan dan demand pendidik, dalam arti terdapat excess demand pada pendidikan SD atau dibawahnya dan oversupply pada pendidikan sekunder dan tersier. Metode pendidikan yang digunakan tidak kondusif bagi proses empowerment serta pembentukan kesadaran baru tentang self and a sense of dignity.

Dalam konteks kurikulum lokal peningkatan kuali-tas SDM Pendidikan melalui jenjang pendidikan seharus-nya diorientasikan pada human centered development, yak-ni sebuah paradigma pembangunan SDM yang menjangkau dimensi lebih luas dan sekedar membentuk manusia profesional dan trampil yang sesuai dengan kebutuhan sistem untuk dapat memberikan kontribusinya di dalam

Page 61: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 53

proses kurikulum. Itulah hubungan antara budaya dengan usaha peningkatan mutu SDM. C. Sanggar Teater Cermin

Para siswa Serdang Bedagai belajar juga tentang budaya literasi melalui teater. Sebagai wadah untuk pe-ningkatan kualitas diri. Sarasehan budaya Melayu terdiri dari: Hasanudin alias Pak Cidik penyiar radio Wisata suka pantun, jadi telengkai, Safii Harahap, Mantan Kepala Bidang Dinas Pendidikan Kebudayaan, Pecinta ludruk wayang, Kepala sekolah SMAN I Perbaungan, Kepala sekolah SMAN I Sei Rampah, DKSU: Dewan Kebudayaan Sumatra, Komunitas sastra Unimet, RAWI.

Sanggar Teater Cermin yang berdiri tahun 1984 me-rupakan wadah sandiwara tentang bangsawan. Ada unsur cerita tari, lawak, lagu, musik. Mitra adalah media tradisi-onal dalam jenis komedi bangsawan. Dipimpin oleh M. Syafii Harahap, juaran pantun 2 kali Asia Tenggara. Diadakan diskusi kebudayaan Melayu, acaranya dibuat santai, ringan, asyik. Bertindak sebagai pembicara utama adalah H. Syafii Harahap. Dihadiri pula oleh Drs. Henry Suharto selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Serdang Bedagai. Tempat acara di pilih Pantai Lestari Sergai. Beragam topik dibicarakan, dirumuskan, dianalisis bagaimana masa depan seni budaya di Serdang Bedagai, agar tetap berkembang.

Page 62: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

54 |

Pengembangan SDM dalam asas ini menekankan pentingnya kemampuan (empowerment) manusia, kemam-puan manusia untuk mengaktualisasikan segala potensinya sebagai manusia. Proses ini menumbuhkan concentization manusia, kesadaran sendiri (self conscious) yang memung-kinkan mereka untuk secara kritis melihat situasi sosial yang melingkupi eksistensinya. Concentization memberi-kan kemampuan pada mereka untuk menjadi subjek yang ikut membentuk proses sejarah, berpartisipasi dalam proses transformasi anak didiknya.

Selain itu paradigma human centered development dalam pengembangan SDM ini bermaksud untuk mem-bentuk manusia yang mempunyai kesadaran bahwa anak didik dimana mereka hidup bukan sesuatu struktur yang statis dan sebuah tata kehidupan anak didik yang closed, melainkan suatu given reality, yang harus mereka terima saja yang menuntut dirinya untuk beradaptasi sepenuhnya kepada sistem.

Pengembangan SDM Pendidikan melalui jenjang pendidikan (pendidikan umum, diklat teknis dan diklat fungsional, serta diklatpim IV, III, II, I) harus mampu membentuk manusia yang mempunyai kemampuan kritis untuk melihat kendala-kendala sosial, ekonomi, politik, kultural dan sebagainya dari sistem yang ada dan mencari alternatif-alternatif pemecahannya.

Mereka harus melakukan valuative discourse de-ngan dirinya, dan dialogical encounter dengan sesamanya

Page 63: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 55

dalam proses transformasi sosial. Sosok manusia yang kre-atif dan profesional merupakan parameter yang strategis. Sosok manusia yang demikian jauh melampaui machine model of man, yang terpola oleh sistem serta cenderung malas untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Namun demikian, yang perlu juga dicermati di sini adalah bahwa sistem politik suatu negara sangat mempengaruhi kualitas dan sosok SDM-nya.

Sistem politik yang otoriter atau pseudo democracy cenderung menghasilkan domesticated men atau ‘birokrat JUKLAK’ yang tidak dapat secara kritis menilai sistem yang melingkupi eksistensinya dan membuat alternatif dan akhirnya mereka/aparatur menjadi orang yang dispossesed atau terprogram.

Langkah konkrit yang perlu dilakukan dalam upaya peningkatan SDM Pendidikan dalam konteks kurikulum lokal paling tidak harus mengintegrasikan hal-hal sebagai berikut: Berusaha menumbuhkan kesadaran kritis dan kemampuan intervensi kritis terhadap realita, mendorong dan memberi kemampuan untuk merespon terhadap reali-ta, mengembangkan kemampuan melihat secara kritis eksistensinya dan memberikan alternatif serta memilih al-ternatif yang mungkin.

Langkah tersebut dimaksudkan untuk membentuk dan atau meningkatkan kualitas SDM Pendidikan pen-didikan agar berwajah empowerment yang ditandai dengan sikap interpreneurial profesionalism yakni kemampuan

Page 64: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

56 |

untuk menggeser alokasi sumber dan kegiatan yang ber-produktivitas rendah menuju ke kegiatan yang berproduk-tivitas tinggi. Di samping itu peningkatan SDM Pendidikan juga harus bisa memberikan wacana bagi berkembangnya mission driven profesionalism, kemampuan untuk mengam-bil keputusan dan langkah-langkah yang perlu dengan me-ngacu pada misi yang ingin dicapai, dan tidak semata-mata mengacu pada peraturan yang berlaku.

Seorang aparatur harus memiliki pula kemampuan empowering profesionalism, dalam arti bahwa peran dan fungsi dilaksanakan tidak didominasi oleh kemampuan aparat dalam hal memberikan pelayanan semata (service provider), akan tetapi para aparatur tersebut harus dapat memainkan peranan sebagai fasilitator atau meningkatkan kemampuan anak didik untuk tumbuh dan berkembang dengan kekuatan sendiri.

Modal profesionalisme yang demikian amat diperlu-kan dalam berbagai pengelolaan program kurikulum yang bertumpu pada kekuatan anak didik sendiri, lebih-lebih pada era Globalisasi yang lebih banyak memberikan ruang dan kesempatan bagi daerah untuk mengembangkan po-tensi yang dimilikinya sesuai dengan aspirasi anak didik. Ini merupakan usaha untuk mewujudkan peningkatan pendidikan karakter pelajar.

Page 65: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 57

BAB V ___________________ PANTUN SEBAGAI BUDAYA LITERASI UNTUK NASEHAT ANAK-ANAK A. Pendidikan Budi Pekerti Luhur

Dunia anak-anak mendapat perhatian yang cukup dari pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai. Oleh karena itu perlu adanya penelitian yang memadai. Peneliti datang ke Medan sambil membawa 5 exsemplar buku yang berju-dul Serdang Bedagai Kampung Kami karya Ir. H. Soekirman. Rencana buku ini hendak dibedah di Aula Fakultas Per-tanian USU. Pada hari Sabtu jam 13.00 tiba di Bandara Po-lonia, setelah berangkat dari Yogya dan transit di Ceng-kareng Jakarta. Perjalanan boleh dikata lancar.

Kelima buku itu penulis bagikan kepada Narasum-ber. Di antaranya Dekan Fak. Pertanian USU. Buku lang-sung diantar ke rumahnya, Jl. Tri Darma 10 A kompleks kampus USU. Lantas 2 buku lainnya diserahkan pada Gus

Page 66: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

58 |

Man Centre. Tak lupa Mbak Wismi dan rekan wartawan diberi untuk sekedar referensi. Bersama itu pula ketemu dengan dua rekan wartawan Kompas yakni Wawan H Pra-bowo, dan Aryo Wisanggeni.

Waktu luang penulis gunakan untuk keliling kota Medan. Sambil jalan kami bincang-bincang dengan sopir dan penumpang angkot. Beragam komentar, pro dan kon-tra sesuai dengan selera dan aspirasinya. Kira-kira pukul 21.00 malam, Bang Zulqarnain menemui penulis di Stadion Teladan Medan. Bercakap-cakap dengan berbagai topik. Kadang-kadang amat panas juga, seperti saat kami me-ngurus gelanggang UGM dulu.

Pagi harinya kami teruskan lagi dengan njajah praja milang kori. Gonta-ganti angkot, lain-lain jalurnya. Dari jarak jauh kami telpon Dhimas Akuat Supriyanto, dosen Fak. Ekonomi Unpad Bandung. Sedang asyik-asyiknya, tiba-tiba Pak Kirman datang. Langsung penulis suruh kontak 2 sahabat lama ini. Mereka cocok dan sepaham. Lumayan Pak Kirman tambah semangat, berkat saran sekaligus hasutan Akuat. Untuk soal provokasi Akuat memang punya bakat alam. Gairah Pak Kirman semakin bergelora setelah melihat buku karyanya tampil cantik nan menarik. Pantun berikut berguna untuk memberi pendidikan budi pekerti anak-anak.

Buah ara, batang dibantun, mari dibantun dengan, parang. Hai saudara dengarlah pantun, pantun tidak mengata orang.

Page 67: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 59

Mari dibantun dengan parang, berangan besar di dalam padi. pantun tidak mengata orang, janganlah syak di dalam bati. Berangan besar di dalam padi, rumpun buluh dibuat pagan. Jangan syak di dalam hati, maklum pantun saya belajar. Rumpun buluh dibuat pagan, cempedak dikerat-kerati. Maklumlah pantun saya belajar, saya budak belum mengerti. Cempedak dikerat-kerati, batang perepat saya runtuhkan. Saya budak belum mengerti, sebarang dapat saya pantunkan. Batang perepat saya runtuhkan, berangan di atas kota. Seberang dapat saya pantunkan, jangan pula saya dikata. Berangan di atas kota, cerana patah dipijak. Jangan pula saya dikata, karena saya bukannya bijak. Cerana patah dipijak, patah dipijak 'ncik Sitti. Saya ini bukannya bijak, tambahan tidak mengerti.

Page 68: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

60 |

Patah dipijak oleh 'ncik Sitti, kain tersangkut jatuh ke lumpur. Tambahan pu1a tidak mengerti, dapat sedikit beribu syukur. Maulah kami hendak melapun, lapun di bawah limau lungga. Maulah kami hendak berpantun, pantun sebuah hilang pula. Dalam membaca pantun di atas hendaknya dika-itkan dengan proses pendidikan anak dalam rangka menggapai masa depan. Cita-cita anak perlu didorong terus agar tetap bersemangat dan bergairah. Para pen-didik seperti guru dan para trainer sewajarnya mau mempelajari pantun anak yang terkait dengan pola pikir masa kanak-kanak. Dengan demikian proses pengajaran menjadi tepat dan berhasil. B. Bercita-cita Mulia

Sejak dini perlu diberikan tentang arti penting cita-cita kepada peserta didik. Sebagaimana yang telah di-tunjukkan oleh Soekirman. Penampilan Pak Kirman ini cukup sumringah, penuh harapan dan suka gumbira. Beliau punya kharisma dan pengaruh besar di Serdang Bedagai. Kemudian disusul ucapan dari GKR Wandansari, Peng-ageng Sasana Wilapa Kraton Surakarta Hadiningrat. Sekar Kedhaton ini memberi puja puji dan doa restu. Maklum keduanya sudah terjalin persahabatan yang amat erat.

Page 69: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 61

Soekirman adalah potret masyarakat kebanyakan. Walau bertitel bupati Serdang Bedagai, tapi sosoknya yang humanis menjadikannya dekat dengan siapa saja. Bahkan selera humor pria kelahiran Deliserdang 6 April 1955 ini tak pernah berkurang. Selalu saja ada kalimatnya yang mengundang tawa. Sense of humor yang tinggi itulah membuatnya kian mudah diterima siapa saja. Belum lagi kesehariannya yang diisi kesederhanaan. Menjadi wakil bupati malah kian sering membuatnya mengendap-endap dengan pakaian biasa dan sepedamotor butut berkunjung ke desa-desa, memantau lahan pertanian, kolam, warung di kampung atau memancing dengan warga.

Baginya memimpin adalah melayani. Karena ke-inginan untuk ikut melayani masyarakat dalam wacana yang lebih luas membuatnya tertarik dengan Sumut Sejah-tera karena memiliki indikator yang jelas dan terukur. Tekad ikut mensejahterakan Sumut itu diyakininya akan tercapai. Sebab Soekirman sangat dikenal di kalangan masyarakat dan LSM (lembaga swadaya masyarakat). Dalam pergerakannya Soekirman banyak berperan di tengah masyarakat. Dunianya memang dunia aktivis. Segudang pengalaman berorganisasi membuat suami Hj. Marliah ini tak asing bagi siapa pun termasuk OKP karena dia pernah memimpin KNPI 1980.

Sektor pertanian adalah salah satu sektor yang akan menjadi prioritas pembangunan dalam Sumut Sejahtera. Soekirman mendalami banyak hal soal pertanian karena

Page 70: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

62 |

pernah menjadi sekretaris HKTI Sumut, bahkan ketua tim teknis ketahanan pangan Medan. Di zaman gubernur Su-mut HT Rizal Nurdin (alm), dia diangkat menjadi salah satu kelompok ahli Gubsu.

Kapabilitas di bidang pertanian sudah tak diragu-kan. Selain menempuh pendidikan formal di dalam negeri dia juga telah mengenyam pendidikan non formal di berbagai negara seperti pelatihan, penyuluhan pertanian di Manila, pendidikan racun pestisida di Malaysia, kursus ana-lisa dampak lingkungan di Kanada serta berbagai metode pertanian lainnya.

Segudang pengalaman dan kepiawaian Soekirman ikut mengelola pemerintahan. Soekirman akan bahu mem-bahu melayani masyarakat demi Serdang Bedagai Sejah-tera. Berikut ini adalah penghargaan yang pernah diterima oleh Pak Kirman, antara lain: Pemuda Pelopor Nasional, 1990 Kementerian Pemuda dan Olah Raga, Republik Indo-nesia. Kalpataru Propinsi Sumatera Utara 1987, Peme-rintah Propinsi Sumatera Utara.

Satya Lencana Karya Satya 20 tahun, dan Karya Satya 30 tahun, dari Pemerintah Republik Indonesia. Peng-hargaan untuk Pengusulan Pahlawan Nasional Paku Bu-wana Kaping X, Karaton Surakarta Hadiningrat, 2011. Pan-tun berikut tentu dapat digunakan untuk memberi rang-sangan kepada anak-anak agar mau bercita-cita yang tinggi.

Page 71: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 63

Sinangis lauk 'rang Tiku, diatur dengan duri pandan. Menangis duduk di pintu, melihat ayah pergi berjalan. Diatur dengan duri pandan, gelombang besar membawanya. Melihat ayah pergi berjalan, entah 'pabila kembalinya. Lurus jalan ke Payakumbuh, kayu jati bertimbal jalan. Di mana hati tidakkan rusuh, ibu mati bapa berjalan. Kayu jati bertimbal jalan, turun angin patahlah dahan. Ibu mati bapa berjalan, ke mana untung diserahkan. Besar buahnya pisang batu, jatuh melayang selaranya. Saya ini anak piatu, sanak saudara tidak punya. Hiu beli belanak beli, udang di Manggung beli pula. Adik benci kakak pun benci, orang di kampung benci pula. Tanamlah bayam sambil duduk, lihatlah ayam bertinduk. Tanam di dekat pinggir paya, begitu macam untung saya.

Page 72: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

64 |

Rakit ditetas dengan kapak, hanyutkan dari Pulau Kukus. Sakitnya saya tidak berbapak, apa kehendak tidaklah lulus. Hanyutkah dari pulau Kukus, labah-labah beribu-ribu. Apa kehendak tiada lulus, tambahan tidak menaruh ibu. Beringin di tepi kolam, tampaklah dari rumah bola. Nasi dingin air bermalam, itu makanan anak sekolah.

Pantun anak di atas dapat digunakan sebagai bahan pengajaran bagi bapak ibu guru yang sedang mendidik sis-wa-siswi di tingkat TK, SD, SMP dan SMA. Secara psikolo-gis pantun anak tersebut cocok buat membina dan me-ngembangkan pola pikir sesuai dengan tahap dan umur-nya. Pantun tersebut bersifat ringan, menghibur dan mendidik.

C. Menggali Nilai Pendidikan Karakter

Dewasa ini Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai di bawah kepemimpinan Ir. H. Soekirman yang dibantu oleh Kepala Dinas Pendidikan Drs. Joni Walker Manik, MM sedang gencar-gencarnya untuk melakukan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pembenahan fisik, mental dan spiritual demi mewujudkan mutu pendidikan yang

Page 73: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 65

handal merupakan manifestasi dari partisipasi dalam usa-ha mencerdaskan kehidupan bangsa. Peningkatan kompe-tensi tenaga pendidik menjadi program yang terpadu dan terarah.

Terkait dengan manajemen pendidikan perlu kira-nya dibahas tentang seluk beluk teori kepemimpinan serta aplikasinya. Teori kepemimpinan modern melalui pende-katan sifat-sifat kepemimpinan yang bersifat umum. Oleh sebab itu, dapat diterapkan dalam berbagai organisasi, ter-masuk organisasi pendidikan. Kepemimpinan dalam pendi-dikan berkaitan dengan pemimpin, yang pada hakikatnya adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya.

Menurut Undang-Undang Pendidikan Nasional No-mor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah, yang berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtida-iyah (MI). Tujuannya adalah berkembangnya potensi pe-serta didik agar menjadi manusia yang: 1). beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 2). berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan 3). Men-jadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sekolah merupakan bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Sekolah dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah.

Page 74: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

66 |

Kepala Sekolah dibantu oleh wakil kepala sekolah. Jumlah wakil kepala sekolah di setiap sekolah berbeda, meman-faatkan tanah yang tersedia dan dapat diisi dengan fasilitas lain.

Bapak Pendidikan Indonesia adalah Ki Hajar Dewantara. Beliau sebagai pejuang, pendidik, budayawan. Trilogi kepemimpinan dari ajaran Ki Hajar Dewantara yang sangat populer, adalah: (1) Ing ngarsa sung tuladha, artinya sebagai seorang pe-

mimpin harus dapat memberikan teladan baik terha-dap anak buahnya yaitu dengan cara berdisiplin, jujur, penuh toleransi, bertindak adil dan terbuka.

(2) Ing madya mangun karsa, artinya dalam melaksana-kan tugas bersama-sama anak buahnya, seorang pe-mimpin harus mampu memberikan motivasi agar anak buahnya senang melaksanakan tugas.

(3) Tut wuri handayani, artinya seorang pemimpin harus bisa mendelegasikan wewenang sesuai dengan ke-mampuan bawahannya.

Secara singkat asas-asas Taman Siswa adalah: 1. Asas “kultural-nasionalisme”, dapat dipakai ke dalam

berbagai lapangan sebagai dasar kesatuan bagi bangsa Indonesia yang corak kebudayaannnya beraneka war-na, dan juga sebagai titik pertemuan dengan kebuda-yaan-kebudayaan dunia.

Page 75: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 67

2. Asas “Among”, sistem among yang terkenal dengan semboyan “Tut Wuri Handayani” dapat dipakai sebagai dasar hubungan antar pihak pimpinan dengan yang dipimpin, pihak atasan dengan bawahan, penguasa de-ngan rakyat, sehingga timbul pengertian timbal balik dalam suasana kehidupan yang serasi.

3. Asas “Zelfbesichikkingsrecht”, yakni hak untuk menen-tukan nasib diri sendiri. Ini adalah pengaturan hak pribadi tiap-tiap orang untuk mengembangkan secara bebas bakat dan kemampuan serta swadayanya. Asas ini sekarang penting bagi bangsa Indonesia sebagai satuan-satuan swatantra.

4. Asas “Demokrasi” yang oleh Ki Hajar Dewantara di-artikan “demokratie met leiderschap”, ialah bahwa tiap-tiap kebebasan ada batasnya dan perlu disalurkan dan dipimpin. Pembatasan ini mencegah adanya berbagai keterlanjuran dan mengharuskan adanya keseimbang-an serta tata dan tertib.

5. Asas “Zelfbedruiping” ialah membiayai diri sendiri dari sumber-sumber sendiri. Asas ini mengharuskan ada-nya perhitungan dan kesederhanaan.

6. Asas “Kekeluargaan”, yang tidak saja berguna bagi alam pendidikan, tetapi juga berguna bagi kehidupan ekonomi, sosial, dan politik. Asas ini memperbesar iklim saling mengerti dan kerja sama antara pihak-pihak yang berkepentingan.

Page 76: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

68 |

7. Asas “Tri Kon” (Konsentrisitas, Konvergensi, Konti-nue), adalah pengakuan, bahwa antara orang-orang dan dunia sekitar selalu ada perimbangan, persatuan dan persambungan. Asas ini penting bagi hubungan kita sebagi bangsa dengan bangsa-bangsa lain dalam dunia internasional dan dapat memperbesar keru-kunan antar bangsa-bangsa (Harmanto Bratasiswara, 1997: 51).

Pandangan pendidikan yang diwariskan oleh Ki

Hajar Dewantara tersebut masih relevan diterapkan oleh generasi masa kini. Asas Tri Kon: Konsentris, Kontinuitas, Konfergen merupakan pemikiran yang pantas untuk di-jadikan bahan refleksi dan referensi oleh segenap warga di Kabupaten Serdang Bedagai yang mendambakan sistem pendidikan yang berkualitas.

Pendidikan yang diselenggarakan di Kabupaten Ser-dang Bedagai berorientasi untuk membentuk jatidiri di kalangan peserta didik. Para murid sedapat mungkin menyadari sejarah dan peninggalan luhur warisan nenek moyang yang sudah berlangsung selama berabad-abad.

Bangsa Indonesia mempunyai banyak peninggalan benda-benda purbakala dan sejarah. Untuk menambah literatur Soekirman telah menulis buku yang berjudul Ser-dang Bedagai Kampung Kami dan Onderneming Van Sergai. Dalam literatur-literatur kuno ditemukan berbagai infor-

Page 77: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 69

masi yang menunjukkan kebesaran Nusantara yang sungguh-sungguh gemilang.

D. Fungsi Kearifan Lokal bagi Pendidikan Karakter

Budaya Melayu, Batak, Jawa, Cina, Arab dan lain-lain sudah lama hidup subur, rukun dan berdampingan secara damai di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatra Utara. Dengan menggunakan studi komparatif penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kesadaran multikul-turalisme di Indonesia dengan semangat bhinneka tunggal ika.

Pada era globalisasi ini tiap-tiap bangsa akan mera-patkan diri, agar tetap bertahan dalam kancah percaturan dunia. Potensi lokal selama ini diyakini memiliki daya kekuatan yang tangguh. Kearifan lokal warisan pengarang masa silam misalnya petuah-petuah yang dihimpun dalam karya Gurindam Duabelas, yang berisi ajaran budi pekerti luhur (Raja Ali Haji, 2003: iii). Pengarang Gurindam Dua-belas adalah Raja Ali Haji atau Marhum Teluk Ketapang. Beliau tokoh dan pahlawan Melayu terkemuka dengan julukan Yang Dipertuan Muda Riau – Lingga Johor (Hamzah Yunus, 2003: 13).

Setiap masyarakat mewariskan kebudayaannya kepada generasi yang lebih kemudian, supaya tradisi ke-budayaannya itu tetap hidup dan berkembang (Ajip Rosidi, 2004: 17). Pendidikan toleransi dan multikultur juga ditekankan. Oleh karenanya dibicarakan pula tentang pe-

Page 78: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

70 |

rayaan keberagaman. Dalam hal ini adalah keberagaman hayati, keragaman budaya dan perubahan kebudayaan (celebrating diversity from biodiversity to cultural diversity and cultural changes). Tujuannya adalah memperkokoh identitas dan pembentukan karakter bangsa. Ujung-ujung-nya untuk mencapai perdamaian dunia dan kesejahteraan masyarakat (identity and nation character building for peace and prosperity). Begitulah cita-cita luhur yang tetap relevan di era global ini.

Dalam pantun Melayu dikenal adanya pantun yang berisi tentang dagang, nasib, perkenalan, berkasih-kasihan, beriba hati, jenaka, nasihat dan agama (Van Ophuysen, 2008: 225). Di bawah ini contoh-contoh karya sastra yang mengandung nasehat buat panduan hidup sehari-hari.

Pulau Pandhan jauh di tengah Di balik pulau si angsa dua Hancur badan dikandung tanah Budi baik dikenang juga. Pisang emas dibawa layar Masak sebiji dibawa dalam peti Hutang emas dapat dibayar Hutang budi dibawa mati.

Beberapa pasal karangan Raja Ali Haji yang terhim-

pun dalam Gurindam Duabelas sungguh-sungguh mence-rahkan hati nurani. Alangkah baiknya apabila sekalian warga Serdang Bedagai mau membaca karya ini.

Page 79: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 71

1. Ini Gurindam Pasal Yang Pertama

Barang siapa tiada memegang agama Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama Barang siapa mengenal yang empat Maka yaitulah orang yang ma’rifat Barang siapa mengenal Allah Suruh dan teguh tiada ia menyalah Barang siapa mengenal diri Maka telah mengenal Tuhan yang bahri Barang siapa mengenal dunia Tahulah ia barang yang teperdaya Barang siapa mengenal akhirat Tahulah ia dunia mudharat

2. Ini Gurindam Pasal Yang Kedua Barang siapa mengenal yang tersebut Tahulah ia makna takut Barang siapa meninggalkan sembahyang Seperti rumah tiada bertiang Barang siapa meninggalkan puasa Tidaklah mendapat dua termasa Barang siapa meninggalkan zakat Tiadalah hartanya beroleh berkat

Page 80: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

72 |

Barang siapa meninggalkan haji Tiadalah ia menyempurnakan janji

3. Ini Gurindam Pasal Yang Ketiga Apabila terpelihara mata Sedikitlah cita-cita Apabila terpelihara kuping Khabar yang jahat tiadalah damping Apabila terpelihara lidah Niscaya dapat daripadanya faedah Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan Daripada segala berat dan ringan Apabila perut terlalu penuh Keluarlah fi’il yang tiada senonoh Anggota tengah hendaklah ingat Di situlah banyak orang yang hilang semangat Hendaklah peliharakan kaki Daripada berjalan yang membawa rugi

Pendidikan karakter perlu digalakkan pada siswa-siswi yang sedang menempuh proses pembelajaran. Para pendidik berkewajiban agar para murid mengetahui jati-diri bangsanya dengan mengkaji nilai-nilai kearifan lokal. Kabupaten Serdang Bedagai terus menerus mengusahakan mutu pendidikan dengan melibatkan berbagai elemen demi mewujudkan cita-cita luhur.

Page 81: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 73

Kearifan lokal menjadi dasar untuk pengajaran pen-didikan multikulturalisme yang menghargai kebera-gaman. Prinsip untuk saling menghormati dan toleransi terhadap perbedaan sesuai dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu. Kabupaten Serdang Bedagai pada kenyataannya terdiri dari berma-cam-macam suku, adat istiadat, tradisi, agama dan budaya. Sikap hidup rukun dan damai diusahakan agar tercipta suasana yang selaras serasi dan seimbang.

Para pelaku pendidikan, terutama guru yang terse-bar di seluruh pelosok kawasan Serdang Bedagai selalu menyadari arti penting sikap saling menghormati, meng-hargai perbedaan, rajin bekerja, tekun berusaha, dan ber-takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Penanaman nilai luhur tersebut diberikan kepada para siswa agar siap menyongsong masa depan yang lebih cemerlang.

Page 82: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

74 |

Page 83: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 75

BAB VI __________________ NASEHAT UNTUK PARA PEMUDA DEMI MENYONGSONG MASA DEPAN

A. Pembinaan Generasi Muda Generasi muda merupakan penerus dan pewaris

estafet kepemimpinan nasional. Oleh karena itu perlu adanya pembinaan yang berkelanjutan. Sifat ajur-ajer dimiliki Pak Kirman. Bahasa Jawa pintar, Batak bisa, Melayu jago, Arab bisa, Inggris lancar. Kemampuan baha-sanya komplit. Cepat kaki ringan tangan, tulus hati ramah tamah. Bekal yang memadai ini menjadi alasan utama Pujakesuma mendukung Soekirman untuk menduduki jabatan publik.

Konsolidasi komunitas seni budaya sibuk sekali. Tamu hilir mudik silih berganti. Komunitas seni dengan cara masing-masing bekerja siang-malam tanpa mengenal lelah. Penulis sendiri duduk memperhatikan orang lalu

Page 84: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

76 |

lalang. Dalam hati penulis membayangkan apa yang mereka pikirkan. Sambil bersandar di kursi plastik penulis menulis kesan itu. Kacamata penulis lepas, sehingga kurang begitu peduli orang yang sibuk di sekitar itu. Kelihatan sekali banyak wartawan yang sedang meliput berita. Tanpa penulis duga ada orang yang jeprat-jepret, memotret ke arah muka saya. Juru potret ini kok terus-terusan, dalam hati kelewatan.

Terus penulis tegur, “Ada apa ini?” Dia tersenyum simpul. “Lupa sama saya ya?” “Oh kamu gelandangan Bulaksumur B 21”. “Ya, saya Fendry Ponomban”. Ternyata dia kawan aktivis pers mahasiswa UGM

Yogyakarta. Supaya tidak lupa, segera penulis minta no hpnya. Kini dia aktif di Perindo (Persatuan Indonesia) ormas pimpinan Harry Tanoe, bos MNC Group. Dalam Pilgub kali ini Fendry menjadi tim sukses Gus Man Center.

Malam pun berlanjut. Mulai jam 02.00 dinihari, kegiatan disambung dengan nonton bal-balan bareng. Pemuda-pemudi berkumpul di kafe bioskop. Tersedia layar lebar dan hidangan nasi goreng. Koordinatornya adalah Panji dan Dimas, keduanya putra Pak Kirman yang cakap, tangguh, trampil dan pintar. Pertandingan Inggris – Denmark itu cukup memukau. Hanya perlu dikritik juga, kenapa untuk soal bal-balan kita puas jadi penonton saja? Barangkali nasehat berikut bisa digunakan sebagai bahan renungan.

Page 85: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 77

Bunga dikarang di dalam kebun, kebun permainan Raja Judah. Saya tidak tahu berpantun, mohonkan ampun barang yang salah. Kebun permainan Raja Judah, anak Arab mandi di Sangku. Mohonkan ampun barang yang salah, minta maaf madah terlalu. Mangkuk corong pinggan pun corong, pinggan sabun berisi minyak. Jika ada madah terdorong, minta ampun banyak-banyak. Pinggan sabun berisi minyak, minyak bernama seragam bau. Minta ampun banyak-banyak, minta maaf kata terlalu. Surat ini baru ditulis, datanglah tukang dari kota. Menyurat ini sambil menangis, dawat bercampur air mata. Datanglah tukang dari kota, anak jentayu mandi berendam. Dawat bercampur air mata, obat rindu penawar dendam. Anak jentayu mandi berendam, anak merak mengangkut sarang. Obat rindu penawar dendam, akan pelipur hati yang bimbang.

Page 86: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

78 |

Unggas undan si raja burung, terbang ke desa Sukamenanti. Wahai badan apalah untung, senantiasa berusak hati. Tembang ke desa Sukamenanti, masuk ke lubuk jatuh ke lubang. Senantiasa berusak hati, apa sudahnya berhati bimbang. Masuk ke lubuk jatuh ke lubang, sesak pandan dalam jambangan. Apa sudahnya berhati bimbang, rusaklah badan berkepanjangan. Sesak pandan dalam jambangan, bunga senduduk di atas peti. Rusaklah badan berkepanjangan, jikalau duduk yang begini. Bunga senduduk buat kiriman, dari Gersik ke Surabaya. Jikalau duduk yang demikian, wahai nasib apakah daya. Dari Gersik ke Surabaya, pagar siapa saya sesarkan. Wahai nasib apakan daya, pada siapa saya sesalkan. Tudung saji terendak Bantan, singgah memetik kuntum delima. Sudah untung peminta badan, putik sudah menjadi bunga.

Page 87: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 79

Singgah memetik kuntum delima, harum sangat is berbau. Putik sudah menjadi bunga, jarum disimpan menjadi paku.

Pengkajian pantun di atas berkaitan dengan unsur kebersamaan dalam pergaulan. Setiap pemuda perlu diajari asas kebersamaan, kesahajaan dan keterbukaan. Di mana saja ketika berkumpul dan bergaul, anak-anak lebih baik dikenalkan dengan rasa solidaritas sosial. B. Membangun Solidaritas

Dalam membina generasi muda bisa digunakan cerita yang mengandung pendidikan. Baratayuda jaya bi-nangun adalah perang besar antara Pandawa dan Kurawa. Tempatnya di Tegal Kurusetra. Di sana banjir darah sampai dhengkul, sungguh bikin miris. Nggegirisi, karena perang ini berakibat fatal. Kalah menang serba rugi. Pemenang harus menanggung korban perang. Janda – anak yatim dan kerusakan negara harus dipelihara. Tentu memerlukan biaya besar.

Konsolidasi dilakukan sambil menunggu datangnya waktu, penulis ndherek Pak Kirman pijet di Panti Pijat Tunanetra. Mengingatkan saat penulis dan Pak Kirman pi-jat refleksi tunanetra di Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah. Penulis bisa menangkap niat mulia Pak Kirman. Inilah caranya untuk mengasihi sesama hidup. Tunanetra

Page 88: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

80 |

perlu santunan, tanpa harus mengorbankan harga diri. Sebagai manusia mereka juga butuh pengakuan. Eksistensi seseorang mesti ditumbuhkan. Tidak sekedar jadi orang bayaran.

Selama 2 jam lamanya kami pijat urut. Badan segar kembali, tulang belulang terasa bugar. Otot yang kaku jadi lemas. Sempat istirahat sejenak. Tidur siang sambil dipijeti, alangkah nikmatnya. Karunia Tuhan yang berlipat ganda. Perut lapar segera diisi. Kebetulan ada bakul pecel. Bakulnya sudah akrab dengan Pak Kirman. Dalam dialog akrab mereka tampil sebagai sahabat yang menyenangkan. Pembangunan solidaritas sosial tercermin dalam pantun berikut.

Cermin di rumah Malim Sutan, bawa ke pekan jual beli. Ingin di buah manggis hutan, masak ranum tergantung tinggi. Mandi bersiram di halaman, ambillah bunga kesuntingnya. Ambillah biji bagi tanaman, larang makhluk akan bandingnya. Dalam lubuk di Sungai Tenang, tempat mandi anak raja. Air jernih lubuknya tenang, takut menjelma ada buaya. Tanah ini di gunung raja, ketitiran di dalam padi.

Page 89: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 81

Pantun saya serupa kata, tuan pikir di dalam hati. Berlari-lari ke dalam kebun, dalam kebun adalah parak. Bernyanyi serupa pantun, dalam pantun adalah kehendak. Pisang tembatu rena watu, masak satu dibaliknya. Kembanglah bunga dalam batu, sukar tuan menariknya. Pohon beringin tengah negeri, buah beribu ditangkainya. Ingin di bunga sunting nabi, bolehkah kami memetiknya? Bagaimana merapat padi, sudah disukat diketiding. Bagaimana mendapat kami, kami di dalam ngilu pening. Limau purut tengah halaman, uratnya minta ditapisi. Sembah sujud dagang dewanan, badan meminta dikasihi. Suji-suji daun delima, disuji anak Sutan Bantan. Kalau sudi minta terima, diharap jangan tuan lupakan.

Di bawah kepemimpinan bupati dan jajarannya, Kabupaten Serdang Bedagai selalu menggalakkan aktivitas

Page 90: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

82 |

olahraga dan kepemudaan. Oleh karena itu Disparbudpora membuat program-program yang terkait dengan bidang pariwisata, budaya, pemuda dan olahraga. Tujuannya agar pemuda selalu terbina pendidikan dan bakatnya. Guna me-nyongsong masa depan yang lebih baik. Demi memperluas wawasan para pemuda dan pelajar perlu membaca buku karya Ir. H. Soekirman yang berjudul: Orang LSM Naik Haji (2001), Sejarah Sistem Pemerintahan Jawa Klasik (2007), Wong Jawa di Sumatera (2008), Daerah Istimewa Surakar-ta (2010), Bang Kirman (2012), Serdang Bedagai Kampung Kami (2013), Ensiklopedi Ilmu Serat Centhini (2013), Onderneming Van Sergai (2013).

Buku-buku tersebut berguna untuk memperluas cakrawala pemikiran di kalangan pemuda dan pelajar. Di samping itu juga akan tercipta sebuah semangat untuk ber-karya dalam bentuk tulis-menulis. Pemuda bisa mengung-kapkan gagasan dan pemikirannya lewat karya penulisan. Bupati Serdang Bedagai Ir. H. Soekirman telah memberi contoh tentang praktek budaya literasi. C. Pluralisme Budaya Masyarakat

Serdang bedagai yang menjadi kabupaten peme-karan sejak 2003 dengan dasar Undang-Undang No 36 Tahun 2003 kini terdiri dari 17 kecamatan dan 243 desa. Pada awal pemekaran kabupaten ini hanya 11 kecamatan dan belakangan berkembang menjadi 17 kecamatan. Lam-bat tapi pasti, sejak menjadi kabupaten sendiri sarana dan

Page 91: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 83

prasarana pembangunan terus dilengkapi. Mulai pendidik-an, kesehatan dan sarana perkantoran terus dibangun. Sa-rana pemerintahan seperti kantor DPRD, Kejaksaan negeri, Polres, BPN, Kemenag, BPS, kantor KPUD, dan lain sebagai-nya telah berdiri dan berfungsi dengan baik (Soekirman, 2013: 11).

Orang Jawa banyak menempati dan tinggal menetap di kawasan Kabupaten Serdang Bedagai. Mereka berprofesi sebagai petani, pedagang, buruh, pegawai, polisi, tentara, guru, dokter, birokrat, politisi dan jaksa. Eksistensi orang Jawa sangat penting. Bahkan pejabat pemerintahan ter-tinggi dipegang oleh orang Jawa. Soekirman menjabat Bupati. Wakilnya bernama Sarianto. Kedua-duanya orang Jawa.

Posisi-posisi strategis lainnya, seperti bidang perda-gangan, perkebunan, transportasi dan perekonomian ba-nyak dipegang orang Jawa. Namun demikian, mereka dapat hidup berdampingan dengan etnik Batak, Melayu, Cina, Arab dan Bali. Kehidupan yang harmonis ini secara faktual menunjukkan adanya praktek multikulturalisme di Kabu-paten Serdang Bedagai. Interaksi sosial yang terjadi senan-tiasa menjunjung tinggi semboyan: Tanah Bertuah Negeri Beradat.

Kontribusi orang Jawa dalam bidang yang beragam tersebut hendak dianalisis dalam makalah ini. Kebudayaan Jawa beserta nilai filosofisnya terkait erat dengan perilaku sehari-hari. Terlebih-lebih sebagai orang rantau, mereka

Page 92: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

84 |

mesti bisa ajur-ajer atau beradaptasi dengan lingkungan. Dengan demikian paparan ini diharapkan mampu men-jelaskan sistem pergaulan yang berbhinneka Tunggal Ika, dengan pengakuan perbedaan dan keragaman.

Metode dan landasan teori yang digunakan untuk mengungkapkan makna Kehidupan Seni Budaya Masya-rakat Jawa di Kabupaten Serdang Bedagai adalah metode hermeneutik, yakni metode yang menjelaskan penafsiran terhadap suatu teks yang dilakukan oleh penafsir dengan menyadari bahwa dirinya sendiri di tengah-tengah sejarah yang menyangkut baik penerimaan maupun penafsiran, serta cara mengerti sebuah teks peribahasa yang turut dihasilkan tradisi. Teori hermeneutik ini menjelaskan tentang penafsiran terhadap karya sastra yang dilakukan oleh penafsir dengan menyadari bahwa dirinya sendiri di tengah-tengah sejarah yang menyangkut baik penerimaan maupun penafsiran, cara dia mengerti sebuah teks yang turut dihasilkan tradisi.

Selain itu, dia ditentukan oleh individualitas dan masyarakatnya. Penafsiran terjadi sambil meleburkan ca-krawala masa silam dan masa kini, selain yang terjadi adalah si juru tafsir memahami teksnya dan menerapkan teks yang kaku dan lepas dari keterkaitan waktu pada situasinya sendiri. Untuk mendukung teori hermeneutik ini, digunakan pula teori semantik yang menelaah tentang makna. Semantik juga menelaah lambang-lambang atau tanda-tanda yang menyatakan makna, hubungan makna

Page 93: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 85

yang satu dengan makna yang lainnya serta pengaruhnya terhadap manusia dan masyarakatnya.

Semantik merupakan disiplin ilmu bahasa yang me-nelaah makna satuan lingual, baik makna leksikal maupun makna gramatikal. Makna leksikal yaitu makna semantik yang terkecil yang disebut leksem. Makna gramatikal yaitu makna yang berbentuk penggabungan satuan-satuan keba-hasaan. Makna dapat pula ditinjau dari pendekatan analitik atau referensial, yakni pendekatan yang mencari esensi makna dengan cara menguraikannya atas unsur-unsur utama.

Dengan menggunakan metode hermeneutik akan diperoleh pemahaman yang sistematis, integral dan kom-prehensif. Sebagai metode ilmiah akademis, metode her-meneutik mampu memberikan interpretasi yang objektif dan memadai. Penafsiran atas teks dan fenomena yang terjadi dalam masyarakat Jawa di Serdang Bedagai dapat dipakai sebagai referensi bagi pemangku kebijakan, baik yang duduk dalam lembaga eksekutif, legislatif dan yudika-tif. Fenomena sosial diberi deskripsi dengan baris kultural.

Data-data kuantitatif dan kualitatif memang penting dalam menentukan kebijakan. Akan tetapi, analisis sosial politik dan ekonomi yang dihubungkan dengan deskripsi kultural hasilnya akan lebih sempurna. Di sinilah peran seni budaya menjadi lebih bermakna. Kehadiran seni budaya jangan dianggap sebagai tempelan, genep-genepan, pelengkap penderita dan asesoris saja. Seni budaya sung-

Page 94: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

86 |

guh-sungguh diperlukan oleh orang Jawa di mana pun berada. Terbukti masyarakat Jawa di Serdang Bedagai aktif dalam pengembangan seni budaya warisan leluhurnya.

Fenomena budaya yang terdapat dalam masyarakat Serdang Bedagai pasti mengandung arti mendalam. Dalam konteks ilmu pengetahuan, mereka melakukan refleksi filosofis. Ajaran budi pekerti, tata krama, sopan santun, toleransi, dedikasi dan empati banyak bersumber dari teks-teks budaya. Oleh karena itu pemahaman atas budaya Jawa di Serdang Bedagai ini menjadi lebih utuh manakala me-makai teori filsafat. Dengan teori filsafat ini pula pemikiran masyarakat Jawa dapat ditafsir sedalam-dalamnya, sehing-ga sikap saling memahami.

D. Membina Kerukunan Masyarakat

Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara pada tanggal 7 Januari 2014 genap berusia 10 tahun. Sebagai kabupaten pemekaran dari Deli Serdang mengalami per-kembangan tidak mengecewakan. Dalam hal pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, kabupaten ini sering mendapat nilai urutan yang cukup memadai. Prestasi dan kinerja pemerintahan dan pelayanan publiknya kadang lebih menonjol dibanding kabupaten yang lebih tua.

Luas kabupaten sekitar 190.000 ha, didominasi perkebunan sekitar 100.000 hektar, disusul pertanian pangan 40.000 hektar dan selebihnya digunakan sebagai areal pemukiman, industri, hutan belukar, sempadan

Page 95: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 87

pantai dan sungai. Perkebunan, merupakan potensi yang mewarnai ekonomi kabupaten ini.

Secara ekonomi, dalam hal sumber pendapatan asli daerah (PAD), kontribusi perkebunan tidak sama dengan daerah yang mempunyai potensi pertambangan. Daerah yang mempunyai potensi tambang (energi tak terbarukan), bagi hasil dari laba (devisa) dihasilkan daerah mendapat royalti yang cukup tinggi persentasenya. Dengan demikian makan bagi hasil keuntungan itu dapat dipakai membiayai pembangunan. Tidak demikian halnya dengan perkebunan sebagai sumber daya yang terbarukan (Soekirman, 2014: 297-298).

Untuk mewujudkan kerukunan dalam hidup ber-masyarakat, maka sering diadakan berbagai pertemuan. Bertempat di gedung BLPP Gedung Johor Medan, pernah diadakan pertemuan Forum Komunikasi Warga Jawa (FKWJ). Pengurusnya terdiri dari para perantau warga Jawa yang berdomisili di Sumatra Utara. Ternyata wadah orang Jawa tidak hanya Pujakesuma. Tentu beragamnya organisasi kejawen ini akan menambah semarak. Kehadir-an Bang Kirman cukup berarti. Pengurus FKWJ menduduk-kannya sebagai penasihat, pembimbing dan pengayom. Meskipun cuma undangan biasa, tetap diberi posisi terhormat. Barangkali karena enthengan, perhatian dan mau srawung, maka warga FKWJ menempatkan sebagai warga yang perlu diajak rembugan.

Page 96: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

88 |

Pembicara dari Jakarta adalah Permadi SH. Seorang politikus dan paranormal kondang. Gaya orasi masih sama, menggebu-gebu, semangat, berapi-api. Nyentil sana-sini, kritis pada penguasa dan suka menyinggung-nyinggung pemerintah. Hadirin semua ndlongop. Betah mendengar-kan, seolah-olah terbius bahan pidato. Apalagi Permadi menyatakan diri sebagai Penyambung Lidah Bung Karno. Pantang baginya untuk punya rasa takut. Hubungan mere-ka rupanya sudah terjalin akrab dan erat. Keduanya sama-sama aktif dalam bidang sosial. Pada masa Orde Baru, dua orang ini terkenal dengan sikap oposisi. Setelah reformasi Permadi menjadi anggota DPR, sementara Bang Kirman dua kali menjabat Wakil Bupati. Supaya FKWJ tetap lestari dan mendapat dukungan oleh semua pihak, diharapkan para pengurusnya tidak terjebak dalam permainan politik praktis (Purwadi, 2011: 28-29).

Di samping FKWJ ada lagi organisasi Pujakesuma atau Putra Jawa Kelahiran Sumatera. Pujakesuma sebagai organisasi yang tidak bisa dilepaskan dari suku, kita tidak boleh anggar mayoritas, Jawa tidak pernah anggar mayori-tas. Kalau kita mau anggar mayoritas bahasa Jawa itu su-dah jadi bahasa Indonesia. Tapi orang Jawa adalah sangat-sangat toleran dan sangat-sangat menghargai ke-bersama-an dan kualitas. Jadi dia, apa pun kualitas yang ditentukan, dia tidak akan anggar mayoritas. Itulah orang Jawa. Tapi mayoritas kepemimpinan orang Jawa yang bisa diterima semua orang.

Page 97: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 89

Pujakesuma tidak untuk dukung mendukung. Tapi Pujakesuma akan coba mewarnai untuk hal-hal yang mendatangkan kebaikan. Memilih pemimpin terbaik con-tohnya. Tapi dia bukan untuk dukung mendukung. Untuk proses penyeleksian pemimpin yang terbaik dia boleh ikut. Dalam pandangan Kasim menjadi pemimpin itu syaratnya harus taqwa dan ahlinya. Kalau tidak kita tinggal tunggu saja kehancurannya. Tapi harus yang terbaik dari orang Jawa itu yang menjadi Gubernur atau wakilnya tetap memegang falsafah Jawa yang bunyinya ‘Ngluruk tanpo bolo, menang tanpo ngasorake’. Keragaman di Sergai sangat dihormati. Toleransi dan kerukunan beragama amat dianjurkan.

Page 98: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

90 |

Page 99: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 91

BAB VII __________________ KETERKAITAN ANTARA BUDAYA LITERASI DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER A. Santai tapi Serius

Pelajar harus menjunjung sopan santun dan di-siplin. Masyarakat Serdang Bedagai mempunyai jiwa yang santai tapi juga serius. Tak lupa rombongan njajan pecel ketupat bersama warga sekitar. Golongan lemah dan ter-singkir mendapat penghormatan Pak Kirman. Maka mereka berbalas budi menjadi hal yang lumrah. Pada pukul 12.30 kembali lagi ke rumah Pak Kirman. Tepat pukul 13.00 semua sama leyeh-leyeh istirahat.

Keluarga Pak Kirman lengkap berkumpul: Pak Kirman, Bu Kirman dan kelima putra Pandawa: Searca Agung Nugroho, Panji Septo Cahyo, Dimas Triadji, Dipa Wi-caksono, Prasetyo Feldafing. Soekirman juga bukan orang sembarangan. Meski tidak pernah mau disebut sebagai

Page 100: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

92 |

prestasinya, Soekirman terbukti ikut menghantar-kan Sergai sebagai Kabupaten Pemekaran terbaik di Indonesia. Tangan dingin Soekirman di bidang pertanian, diikuti dengan sikapnya sederhana dan selalu berada di tengah masyarakat adalah jaminan mutu kepemimpinan yang dikagumi di seluruh Sumatera Utara.

Tidak seperti pejabat kebanyakan, Soekirman di-kenal sangat merakyat dan punya selera humor tinggi. Hal itu diakui Hamid, pria kelahiran Lombok, Nusa Tenggara Barat yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang pangkas di Jl. Air Bersih Medan. Menurutnya, Soekirman adalah pemimpin yang memahami kebutuhan rakyat. Soekirman telah memberinya jalan untuk hidup di Medan melalui dukungan modal usaha. Sebagai pimpinan Soekirman kerap melontarkan humor-humor segar. Alangkah elok barang ini, terbuat daripada gading. Alangkah elok orang ini, pinggangnya genting bagai ketiding. Menari orang di gelanggang, ayam kinantan sedang berbulang. Malang celaka raja Genggang, tuak terbeli tunjang hilang. Lembu hitam sedang diperah, diperah anak Encik Kasim. Gigi tanggal daginglah murah, awak tua gadislah musim.

Page 101: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 93

Tanamlah padi dalam hutan, sudahlah ditanam ditunggui. Kesallah hati ayam jantan, padi terjemur ditunggui. Berapa banyak orang bermalam, orang berjual lada muda. Berapa olah dengan ragam, bak orang tua berbini muda. Tidak pelang dari Serawak, pelang nan dari tanah Siam. Tidak orang seelok awak, lonjak bagai labu dibenam. Pelang nan dari tanah Siam, datang arus jadilah hanyut. Lonjak bagai labu dibenam, teleng sebagai cupak hanyut. Orang Jawa pergi ke Banda, membeli ikan dengan rebung. Orang tua berbini muda, bagai rasa menang menyabung. Bintang katian terbit senja, terbenam hampir tengah malam. Heranlah hamba memikirkannya, musang disepak induk ayam. Kembanglah bunga senduduk, bunga sambung berperai-perai. Berlaga periuk dengan senduk, tabung kopi datang melarai.

Page 102: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

94 |

Bawa perahu ke Tanjung Pandan, juru mudi duduk berkemas. Tak tahu akan untung badan, awak tembaga dikatakan emas. Imam bukan sebarang imam, imam yang datang dari Jawa. Hitamnya bukan sebarang hitam, hitam manis rupa tertawa.

Persaudaraan, perkawanan dan persatuan men-jadi tolok ukur dalam kehidupan bermasyarakat. Masing-masing warga masyarakat perlu dikembangkan sikap sa-ling menghormati, guyub rukun dan kerjasama. Tujuan luhur tersebut akan berhasil dengan gemilang manakala masing-masing pihak mengerti dan memahami arti pen-ting rasa persahabatan.

B. Mempererat Persahabatan

Siswa-siswi Serdang Bedagai hendaknya menghor-mati arti penting persahabatan. Masyarakat Serdang Be-dagai terkenal sebagai orang yang ramah tamah, hormat tamu dan menghargai sesama hidup. Dalam berbagai kesempatan tersaji humor-humor segar yang bisa mem-pererat tali persahabatan. Misalnya saja dalam lontaran pantun di bawah ini.

Betara Anum sultan Gersik, beradu dengan sultan agung.

Page 103: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 95

Tersenyum suka Wan ditasik, tertawa saja umpan di gunung. Buah paku tandanya seni, anak kambing bertali-tali. Jika selaku sedandan ini, baiklah bujang sekali lagi. Kalau boleh siput bertali, kutimbang sekali lima. Kalau boleh hidup dua kali, hilang susah datanglah suka. Sirih kuning sirih berakap, baik ditaruh dalam dulang. Putih kuning dipandang cakap, salah sedikit mata keranjang. Dayang-dayang dari Kerukut, pecah telur tuang ke mangkuk. Sayangkan tuan bukan patut, ibarat telur di ujung tanduk. Kerukut kampung Serani, ambil tangga buat titian. Hati takut jadi berani, melihat janda bagai perawan. Patah tanduknya induk lembu, melompat pematang berlarian. Gelisah duduknya si pemburu, melihat kijang berkeliaran. Rama-rama hinggap di dahan, tersentak dahan lalu terbang.

Page 104: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

96 |

Bagaimana hendak mengelakkan, kuda bersepak ke belakang. Akan pelecut patah penggalan, ambil beruk panjat kelapa. Diri terkejut di tengah jalan, kerbau bertanduk dua-dua. Rumah angus pukullah tontong, anak Cina menarik pompa. Rupanya bagus kantungnya kosong, tidak berguna suatu apa. Masuk kopi airnya mentah, labu dipetik atas karang. Adinda bermimpi jarum patah, tentu kakanda dirampok orang. Tumbuh keliki tepi tebing, rebah dibawa tebing runtuh. Sungguh baik berbini sumbing, tidak pernah berhati rusuh.

Dengan pantun yang berisi lelucon masyarakat akan

lebih santai dan bisa menikmati. Humor segar mengandung pendidikan yang menyenangkan bagi orang banyak. Namun dalam menyampaikan pesan jenaka hendaknya seseorang tetap memperhatikan batas-batas kehormatan. Jangan sampai seseorang tersinggung perasaannya. Di sinilah perlu adanya tatakrama dan etika.

Page 105: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 97

C. Makna Pendidikan Kultural Kesadaran makna kultural ditanamkan sejak dini

oleh para pendidik di Kabupaten Serdang Bedagai. Ber-kaitan dengan hal tersebut Dinas Pendidikan Serdang Be-dagai berkepentingan untuk mendorong supaya tumbuh sikap saling menghormati. Kenyataannya budaya di Ser-dang Bedagai beraneka ragam.

Dinas Pendidikan Kabupaten Serdang Bedagai me-nyelenggarakan kegiatan Pelatihan pendidikan karakter berbasis kesadaran lingkungan budaya literasi bagi pendi-dik dan tenaga kependidikan di lingkungan Dinas Pendidik-an Kabupaten Serdang Bedagai. Acara ini diselenggarakan di Woong Rame Hotel and Resort Kecamatan Pantai Cermin.

Sesuai dengan topik yang dibahas peserta keba-nyakan para guru. Wacana yang dibicarakan terkait dengan pendidikan karakter seorang pendidik. Kesadaran ling-kungan menjadi sarana untuk pelestarian alam sekitar. Guru perlu menyadarkan murid agar mau menyadari arti penting ekologi. Pemberdayaan literasi sungguh menanam-kan nilai utama bagi peserta didik.

Peserta pelatihan kali ini berjumlah 3000 orang. Terdiri dari guru, pejabat pendidikan, LSM, seniman, budayawan. Diiringi gerimis rintik-rintik mereka tampak berseri-seri. Wajahnya ceria suka cita. Acara ini menjadi ajang silaturahmi. Untung sekali sekitar pukul 09.30 cuaca

Page 106: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

98 |

membaik. Air di pantai memantulkan sinar matahari. Warna biru bersama hembusan angin sumilir.

Pak Joni Walker Manik sibuk sejak pagi. Sebelum-nya beliau puas dengan kehadiran Presiden Jokowi di SD Hevea Dolok Masihul. Selama hidup mungkin cuma sekali ini dikunjungi Presiden RI. Gubernur, Bupati, Camat, Kepala Dinas, Kepala Sekolah berfoto bersama Presiden Joko Widodo. Koran Waspada memuat foto ini di halaman pertama.

Konsultan pendidikan Sumut Pak Taslim Moeis hadir memberi ceramah. Orasi akademis telah memberi pencerahan. Bupati Soekirman datang diberi suguhan lagu dengan musik kulintang. Lantas ditampilkan tari Sergai. Iringannya dengan kendang, piano. Bunyinya menghentak, dinamis. Geraknya juga aktif. Kostum yang dipakai penari berwarna merah menyala. Hiasan merah dan meriah. Tari ini disajikan berpasangan laki-laki – perempuan. Kostum bawah berwarna hijau cerah. Pelaku tari ini disajikan oleh siswa siswi SMP. Gaya tari Melayu ini bermakna selayang pandang.

Kesempatan pentas harus diperbanyak. Lebih baik lagi kalau mau nanggap pentas seni. Peserta dibuat kagum oleh penampilan siswa-siswi SMP. Dalam kesempatan ini bahasa Inggris dilatih oleh penutur ahli. Dia sungguh menguasai forum. Masing-masing peserta begitu gegap gempita memperhatikan pelatihan. Thank you very much. Dia tim Pak Taslim Muis.

Page 107: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 99

Pembicara utama dari Kemdikbud Bapak Hendar-man. Beliau pejabat Kepala Pusat Analisis Pendidikan Kemdikbud. Bu Marliah dan Rosmaida turut hadir. Horas. Horas. Pak Kesari konsultan pendidikan. Tokoh literasi, kepala dinas, guru, pengawas, LSM, seniman, budayawan hadir untuk memberi semangat. Gedung Woong Rame penuh sesak. Kesadaran dalam bidang pendidikan terma-suk tinggi. Pak Hendarman bicara dengan runtut, santun, analitis dan meyakinkan. Ada istilah GILA: Gerak Ide Lang-sung Aksi. Tiga propinsi dan 21 Kabupaten yang membuat deklarasi literasi.

Pak Bupati Soekirman segera membuka pelatihan penguatan pendidikan karakter berbasis kesadaran ling-kungan melalui budaya literasi. Selat Malaka menjadi saksi. Laut tidak pernah banjir meskipun semua kali mengalir. Kalau musm kemarau pun tidak pernah kekeringan. Itulah filsafat laut. Para guru bisa belajar pada laut. Mengalah tidak mesti kalah. Merendah tidak mesti direndahkan. Ser-gai akan maju manakala guru berkarakter seperti nawacita.

Paparan Pak Hendarman menitikberatkan pada pendidikan karakter. Budi pekerti dibicarakan dengan panjang lebar. Beliau beristri orang Padang. Maka contoh paparannya mesti terkait dengan situasi mutakhir. Misal anak berangkat sekolah. Anak-anak terbiasa pamit dan salaman. Guru-guru pun bertanggung jawab atas keperca-yaan orang tua. Murid-murid diajar oleh guru supaya pu-

Page 108: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

100 |

nya kelakuan lebih baik. Kecerdasan dan kelakuan tambah mulia.

Kesan Pak Hendarman pada kepemimpinan Bupati Soekirman. Situasi hujan lebat, tiba-tiba diajak untuk gerak cepat. Dengan cekatan Pak Bupati mengajak mengatur tempat. Pak Hendarman menyebut Bupati Prigel dalam suasana kepepet atau terdesak, pemimpin harus trampil. Dia memberi contoh dan teladan. Ada program Jaksa masuk sekolah. Kejari Sergai memberi contoh pengajaran pada anak. Pak Kirman akan diundang oleh Depdikbud untuk memberi ceramah tentang praktek pendidikan di daerah.

Kegiatan kali ini ternyata dinilai oleh tim MURI. Atas hasil paparan, maka tim MURI, mencatat bahwa penguatan pendidikan karakter ini penting bagi pembinaan karakter dan jatidiri bangsa Indonesia 3564 orang sudah melakukan pendidikan karakter.

PSK: Pengetahuan Sikap Ketrampilan, perlu diajar-kan pada peserta didik. Ir. Soekirman mengatakan adanya discruption, yakni kekacauan profesi. Ada profesi yang hilang: tukang ketik, pengantar pos, agen tiket, satu yang awet adalah ketrampilan atau skill. Pak Kirman adalah pemimpin yang suka membaca. Beliau membaca novel Siti Nurbaya. Di sana ada Datuk Maringgih, Syamsul Bahri. Demikian juga dia menulis cerpen dalam bahasa Batak, sehingga mendapat hadian sastra Rancage.

Page 109: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 101

BAB VIII__________________ NASEHAT ORANG TUA UNTUK MEMBANGUN PERADABAN A. Teladan seorang Pemimpin

Keteladanan yang nyata mudah dicontoh oleh gene-rasi muda. Peserta didik juga mudah memahami dengan contoh nyata. Pemimpin harus memberi contoh pada masyarakat. Kisah berikut bisa dijadikan bahan refleksi. Sebelum punya usaha pangkas, Hamid yang pernah tujuh tahun menjadi TKI di Malaysia, bekerja serabutan di kota Medan, mulai dari tukang meubel sampai buruh bangunan. Tahun 2007 Hamid diajak temannya ikut jadi buruh membangun taman bacaan di Jl. Air Bersih yang ternyata milik Soekirman. Selama pengerjaan, Soekirman sering datang.

Orangnya lucu, ramah dan tidak pandang bulu. Mau orang kecil atau siapapun dia, gak pilih-pilih, kenang

Page 110: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

102 |

Hamid. Setelah pekerjaan selesai, Hamid yang punya ke-trampilan pangkas rambut, memohon kepada Soekirman untuk mendukung rencananya membuka usaha pangkas. Pak Soekirman menerima tawarannya. Usaha pangkas itu diberi nama “To Be Pangkas” oleh Soekirman. Awalnya dia merasa lucu mendengar nama usaha pangkas ini, gak tahu artinya. Tapi lama-lama ngerti kalau itu dari bahasa Inggris.

Di mata Hamid, Soekirman adalah sosok yang se-derhana dan mudah bergaul. Orangnya pandai bergaul. Mau mamak-mamak, nenek-nenek sampai anak-anak pun bisa dibuatnya tertawa. Orangnya tak sombong, pandai menghargai orang kecil.

Hamid bahkan awalnya tidak tahu Soekirman itu Wakil Bupati Serdang Bedagai. Pak Soekirman itu tak ada tampang pejabatnya. Dulu waktu pertama bertemu, dikira PNS biasa di Sergai.

Hamid mengaku beruntung diberi usaha pangkas oleh Soekirman, sehingga ia punya pekerjaan tetap dan bisa menyekolahkan anak-anak. Pak Soekirman tak mau dibilang bos atau toke, dia minta dibilang rekan bisnis saja.

Hamid ternyata bukan satu-satunya tukang pangkas yang dibantu Soekirman. Beni Harefa, pemilik usaha “Beni Pangkas” di Jl. Garu I, Medan adalah mitra Soekirman yang lain. Ketika disambangi ke “Beni Pangkas”, ada Soekirman sedang pangkas di situ. Sambil duduk di kursi pangkas, Soekirman tidak bisa menghilangkan kebiasaannya bercan-

Page 111: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 103

danya. Seperti diakui Beni Harefa, kerjasama dengan Soekirman tidak seperti bos dan anak buah.

Beni mengaku senang bisa dibantu Soekirman. Selain sudah benar-benar kenal Soekirman, Beni mengaku Soekirman adalah figur yang pantas memimpin Sergai. Merakyat, dan pandai bergaul. Cerdas dan tahu kebutuhan orang kecil.

Masih lekat dalam ingatan Waslin, warga Desa Kampung Bantan, Kecamatan Kotarih, Serdang Bedagai, bagaimana sulitnya air di kampung mereka dulu. Kalau cerita sejarah, warga sangat kesulitan untuk dapat air bersih. Hanya untuk air minum dan MCK, masyarakat harus jauh mengambilnya, naik turun bukit.

Kesulitan itu mulai menemui titik terang sekitar tahun 1985. Seorang lelaki bernama Soekirman, aktifis Bintarni (cikal bakal BITRA) masuk ke kampung tersebut untuk solusi penyediaan air bersih. Setelah berbagai daya dan upaya akhirnya Bang Kirman, demikian ia dipanggil, mendapatkan sponsor berupa asistensi dari Yayasan Dian Desa Yogyakarta untuk membangun pompa air yang bisa beroperasi tanpa listrik maupun BBM. Pompa tersebut digunakan untuk menaikkan air bersih dari satu mata air di pinggiran sungai Bane, ke Kampung Bantan yang letaknya lebih tinggi.

Tapi tak cukup dengan anggaran dan bantuan, ber-sama Soekirman, masyarakat Kotarih Pekan dan kampung Bantan pun ikut bahu membahu dalam proses pemba-

Page 112: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

104 |

ngunannya. Semua material dilansir dengan tangan, secara gotong royong. Semua masyarakat diberdayakan, tidak ada yang mau ketinggalan, semua ingin berperan melahirkan perubahan bagi kampung. Saat air berhasil naik, warga membuat syukuran dengan memotong kerbau dan makan bersama.

Pompa air bersih yang kini telah berusia 28 tahun, masih bisa beroperasi dengan baik. Sekretaris Kecamatan Kotarih, E. Damanik mengatakan pompa air itu sampai sekarang tetap dirawat masyarakat dengan koordinasi Pemerintahan Desa Pekan Kotarih. Warga menyadari itu merupakan aset mereka. Jadi ada perawatan yang dila-kukan secara bersama. Kalau tak salah ada iuran 3.000 rupiah untuk setiap kepala keluarga. Soekirman pun ber-syukur, apa yang pernah diperjuangkannya masih ber-manfaat bagi masyarakat. Intinya kita harus membangun sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat. Kemudian proyek pembangunannya jangan dimainkan, supaya fasi-litas yang kita bangun itu bertahan lama serta bisa melayani masyarakat dengan maksimal. B. Menghormati Orang Tua

Sebagai pemimpin di Serdang Bedagai, hendaknya memperhatikan nasihat berikut ini. Berburu ke padang datar, mendapat rusa belang kaki. Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi.

Page 113: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 105

Anak ayam turun sepuluh, mati satu tinggal sembilan. Tuntut ilmu bersungguh-sungguh, suatu jangan ketinggalan. Anak ayam turun sembilan, mati satu tinggal delapan. Suatu jangan ketinggalan, itulah boleh jadi harapan. Anak ayam turun delapan, mati satu tinggallah tujuh. Itulah boleh jadi harapan, ibarat jalan jadi penuju. Anak ayam turunlah tujuh, mati satu tinggallah enam. Ibarat jalan jadi penuju, supaya kita jangan jahanam. Anak ayam turunlah enam, mati satu tinggallah lima. Supaya kita jangan jahanam, baik tuntut pada ulama. Anak ayam turunlah lima, mati satu tinggallah empat. Baiklah tuntut pada ulama, mana yang kurang hendaklah dapat. Anak ayam turunlah empat, mati satu tinggallah tiga. Mana yang kurang hendaklah dapat, suatu jangan boleh terlupa.

Page 114: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

106 |

Anak ayam turunlah tiga, mati satu tinggallah dua. Suatu jangan boleh terlupa, supaya diri jangan kecewa. Anak ayam turunlah dua, mati satu tinggallah satu. Supaya diri jangan kecewa, segala maksud sampailah tentu. Kurai Taji balai Senayan, orang tua berjual lada. Cepat kaki ringan tangan, lamun selera lepas juga.

Berdasarkan nasehat tersebut, maka perlu adanya

sikap yang menjunjung tinggi nilai kebenaran dan keadilan. Sikap kebersamaan diwujudkan oleh para pemimpin yang sedang mengemban amanah dari masyarakat. Demi mem-perluas analisis penelitian, dilakukan pengamatan di kam-pung nelayan sekitar pelabuhan Belawan. Kebetulan laut sedang pasang. Informasi penting, Mas Teguh yang ber-tugas sebagai pengawal bupati memberi penjelasan bahwa komunitas nelayan kebanyakan adalah orang Melayu. Mereka tinggal di pinggir pantai. Pekerjaan berlayar dan mencari ikan di laut. Jarang orang Jawa yang tinggal di tepi pantai. Orang Jawa lebih suka tinggal di daratan untuk bercocok tanam atau bertani.

Perahu nelayan di laut yang dikemudikan oleh orang Melayu hilir mudik. Dinamika kehidupan orang Me-

Page 115: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 107

layu tampak dari kecekatan, ketrampilan serta keberanian dalam menguasai lautan. Ikan-ikan di laut menjadi tambang yang memberi penghidupan. Satu hal yang mesti dipikir bersama. Tepi pantai berserakan sampah plastik yang mengganggu pemandangan. Oleh karena kesadaran untuk menjaga kebersihan sangat perlu.

Negeri Nusantara ini boleh dibilang perpaduan antara perahu dengan cangkul. Perahu milik orang Melayu. Cangkul milik orang Jawa. Perahu lambang laut, layar dan air. Sedangkan cangkul lambang sawah, tanaman, tanah dan daratan. Beruntung sekali Indonesia mempunyai dua spesialis laut dan darat. Nelayan yang handal dan petani yang tekun. Keduanya menjadi unsur pokok dalam men-jalin kehidupan berbangsa dan bernegara. Jalinan kultural antar budaya Jawa dan Melayu berlangsung selama ber-abad-abad. Kearifan lokal tersebut juga merupakan bahan pembelajaran pendidikan karakter bagi siswa-siswi Ser-dang Bedagai.

Page 116: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

108 |

Page 117: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 109

BAB IX___________________ PELATIHAN SENI BUDAYA BAGI PEMUDA DAN MASYARAKAT SERGAI

Pelatihan Seni Karawitan Untuk Pemuda Dan Ma-syarakat Sergai pernah diadakan. Adapun sebagai Nara-sumber adalah Dr. Purwadi, M.Hum dengan Konsultan yaitu Ir. H. Soekirman, Drs. Joni Walker Manik, MM dan Drs. Henry Suharto. Kegiatan ini Diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Serdang Bedagai Bekerjasama dengan Paguyu-ban Seni Sukobudoyo.

Pelatihan seni karawitan untuk siswa pada tingkat SLTA di Kabupaten Serdang Bedagai ini bertujuan untuk: Mengenalkan musik tradisional di kalangan generasi muda terutama di tingkat pelajar. Meningkatkan daya apresiasi pelajar khususnya dan generasi muda pada umumnya agar mencintai seni budaya sendiri. Memberi bekal ketrampilan

Page 118: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

110 |

bagi para siswa yang berguna untuk praktek seni budaya dalam hidup bermasyarakat. Menumbuhkan sikap meng-hormati dan kesadaran untuk melestarikan seni budaya warisan nenek moyang. Menggali kearifan lokal dalam seni budaya tradisional demi memperkokoh kepribadian dan jatidiri bangsa.

Semoga pelatihan seni karawitan yang diselengga-rakan atas dukungan Dinas Pendidikan Serdang Bedagai dan Paguyuban Sukobudoyo memberi manfaat buat pe-ngembangan dan pelestarian seni budaya nasional.

Pelajar Serdang Bedagai tiap tahun menyelenggara-kan study tour. Wisata pendidikan ini bertujuan untuk memperoleh penyegaran yang berwawasan. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai juga selalu memikirkan seluk beluk potensi kepariwisataan. Rapat koordinasi Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai Pro-pinsi Sumatera Utara dilakukan dan dibahas dengan santai lagi serius. Pertemuan diadakan di Pesona Hotel Jl. Gadean 3 Yogyakarta.

Hadir Ir. H. Soekirman, Bupati Sergai, disertai lima pembesar kabupaten: Drs. Dimas Kurnianto, Dinas Pem-berdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), Drs. Santun BS Nahor, Dinas Kepemudaan Olah Raga, Pariwisata dan Budaya, Ikhsan AP, Dinas Komunikasi dan Informatika, Drs. Akmal, M.Si., Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Sergai dan Pri-hatinah S. Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai.

Page 119: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 111

Tepat pukul 20.30 acara dimulai. Pak Kirman memulai dengan kemajuan Banyuwangi. Lantas mencerita-kan rencana kunjungan Festival di Kali Bogowonto. Perlu diperhatikan tentang Festival Bogowonto. Dibanding de-ngan Bengawan Solo, Kali Serayu, Kali Opak, Kali Lusi, Kali Brantas ternyata kali Bogowonto kurang dikenal. Sama dengan Sungai Sei Ular yang tidak terkenal. Kedua sungai ini tidak punya seniman dan sastrawan yang unggul. Kali Bogowonto dan Sungai Sei Ular jauh dari pemikiran. Jarang pemikir handal yang membuat wacana arti penting Kali Bogowonto dan Sei Ular.

Infine time menjadi tonggak kekuatan. Dengan ide spontan barangkali malah program jalan. Contoh Festival Cabe di Korea yang bisa ditiru. Kini terpikirkan untuk membuat bendengan Sungai Ular. Supaya bisa dijadikan wisata air. Genangan itu bisa untuk hilir mudik perahu. Ide ini didukung oleh pemerintah Deli Serdang. Wisata desa akan mudah diwujudkan. Time line dan sinergi yang men-jadi kekuatan perlu dimaksimalkan. Visi dan misi Sergai, baru dilakukan alur birokrasi cuma bersifat prosedural. Sebaiknya birokrasi mau menyumbang problematika secara aktif.

Bappeda sebagai excellent center harus member warning bagi kemajuan. Ego sektoral dihindari. Contoh yang perlu ditangani. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Lembaga ini kendalanya diurus secara profesional. Apalagi saat ini, yakni Pemerintah Pusat melalui Kementrian desa,

Page 120: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

112 |

menghendaki penyerapan anggaran. Serdang Bedagai ter-tantang dengan program Kementrian desa. Masalah lain contoh yakni Asosiasi Pedang Pekan. Pekan (AP3). Jangan sampai pasar dibangun malah mangkrak, tanpa ada penjual pembeli.

Siapa yang menjadi alamat penanggung jawab ke-giatan? BITRA, LSM bisa jalan. Program pemerintah kerap terhambat. Ini yang mesti dihindari. Memang ini tugas yang amat berat. Tapi harus bisa. Bupati sebagai pimpinan ting-gal melakukan pembicaraan dengan rakyat dan pemerintah pusat. Kalau sudah dapat bantuan/perhatian tinggal melakukan penerapan. Berburu dapat rusa, tapi perlu tin-dakan lanjut. Siapa yang memotong, siapa yang marah. Kalau tidak, daging rusa itu busuk. Tidak boleh hal ini terjadi. Pemerintah Sergai pun mesti punya program jelas.

Pembahasan pariwisata meliputi produk power dan promosi serta policy. Saat ini tidak punya produk. Selama ini wisata mengandalkan barang jadi. Sudah ada secara alami, tanpa kehadiran pemerintah. Ini dihindari. Bagai-mana gagasan ini bisa diwujudkan? Bagaimana penerapan? Wisata meliputi food, journey, trip, hiburan, seni, olahraga. Diskusi dan tukar pikiran kali ini sungguh menggugah semangat dan gerakan. Sebagai sarana sosialisasi teringat Paguyuban Suko Budoyo dan Dinas Pendidikan yang membuat lagu.

Page 121: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 113

Sergai Jaya

Serdang Bedagai Tanah Bertuah Negeri Beradat arah barat berbatasan Deli Serdang Sei Rampah ibukota tampak megah memang indah nian kiri kanan pertamanan

Ramah penduduknya semangat tekun bekerja makmur pertanian perkebunan perdagangan nikmati oleh oleh pasar Bengkel tersedia Sergai Kabupaten dekat kota Tebing Tinggi. Lagu itu memberi rasa optimis buat menatap masa

depan. Sergai punya banyak modal. Introspeksi dan mawas diri bisa dilakukan oleh para birokrat. Jajaran birokrasi kerap terjebak dengan cara kerja kacamata kuda. Asal sesuai dengan tupoksi, tugas pokok dan fungsi, masalah dianggap selesai. Tidak ada unsur kreatif. Di sini kreativitas diperlukan sekali. Program seperti ini terjebak pada formalisme, rutinitas dan asal aman.

Menanggapi saran Pak Bupati Soekirman, Kepala Bapeda, Bu Prihatinah mengusulkan supaya ada pendam-pingan. Bila perlu diberi konsultan dan akademisi dan praktisi. Pak Bupati memberi nasehat bijak. Tanpa dinas pariwisata Pantai Cermin tetap banyak pengunjung. Tanpa dinas pertanian tetap saja ada panen padi. Maka perlu semangat untuk kreativitas baru. Oleh karena itu Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan Rencana Pembangunan Jangka Pendek (RPJP) dan Rencana Pemba-ngunan Jangka Panjang (RPJP) hendaknya terpadu antara desa dan pemerintah kabupaten.

Page 122: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

114 |

Peserta mengusulkan agar diadakan Festival Sawit. Di Korea Festival Cabai sudah berlangsung selama 17 tahun. Serdang Bedagai untuk HUT tahun 2018 hendak mengadakan festival. Ada yang mengusulkan festival sing-kong. Masing-masing dikaji dengan teliti. Forum singkong nasional diajak rembugan. Agar diperoleh hasil yang baik dan memuaskan. Pameran konvensional yang dilakukan pemerintah ramai saat pembukaan. Antar penjaga stand saling berkunjung supaya tampak ramai. Kalau tidak begitu jelas sepi. Maka perlu disadari bahwa sistem teknologi sudah jauh maju. Orang tidak perlu lagi melihat secara ma-nual. Cukup dengan on line, semua orang bisa menjalankan roda bisnis.

Kebersamaan mutlak dilakukan. Pembesar Sergai hendaknya kerap bertemu untuk berdialog. Malaysia jadi wisata. Thailand jadi wisata. Indonesia bagaimana? Kerja keras dan belajar terus menerus. Masa depan terbuka un-tuk dikejar. Mimpi jadi kenyataan. Kabupaten Banyuwangi maju wisatanya. Pulau Berhala di Sergai eksotik. Istimewa sekali. Karena terletak di luar. Fokus ke Tanjung Beringin. Kalau digarap serius pasti wisata di sana akan hidup. Tentara marinir bisa diajak kerjasama. Kelompok peman-cing juga dilibatkan. Pulau Berhala ini digarap akan men-jadi ikon Kabupaten Serdang Bedagai, hotel, kuliner, biro travel akan muncul dengan sendirinya.

Paradigma baru semua pelaku wisata adalah orang desa. Perahu ferry milik orang desa. Pasti untungnya orang

Page 123: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 115

desa. Pemerintah tinggal menjadi fasilitator. Itulah cara mulia. Pemerintah kabupaten tidak harus memiliki. Fungsi pemerintah adalah regulator dan dinamisator.

Ungkapan Pak Soekirman yang mengejutkan yaitu trust atau kepercayaan. Jepang maju karena kepercayaan. Korea maju karena kepercayaan. Terkait itu telah ada suasana yang menguntungkan. Karena pemilik sungai telah merestui. Ijin ini penting. Berarti dukungan terpegang tangan. Tempat ini bisa digunakan untuk upacara dan acara beragam. Pemerintah Sergai sungguh progresif. Me-majukan rakyat. Wisata air dan wisata bahri berjalan beriringan.

Kampung ulayan, kampung budaya, kampung tani menjadi sentra-sentra pariwisata di Sergai. Akomodasi, konsumsi, atraksi dan transportasi mendukung industri wisata. Hotel yang disediakan layak huni. Orang sedunia penasaran. Dari mana-mana akan datang ke Sergai. Desa menjadi investor. Artinya pengendali wisata bukan kaum kapital. Orang lokal aktif berperan. Dalam hal ini perlu diingat produk, price, promotion, power dan policy. Masa depan tampak arah.

Page 124: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

116 |

__ Daftar Pustaka __

Ajip Rosidi, 2004, Masa Depan Budaya Daerah, Jakarta:

Pustaka Jaya.

Che Husna Azhari, 2009, Sains dan Teknologi Alam Melayu, Selangor: Atma UKM.

Ding Choo Ming, 2009, Pengajian di Alam Melayu, Selangor: Atma UKM.

Djohar, 2000, Pendidikan Yang Membebaskan Untuk Konstruksi Masyarakat Madani, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Friedman, John, 1987, Empowerment The Polities Alternative Development, Cambridge, Blakwell-USA.

Hamzah Yunus, 2003, Peninggalan-peninggalan Sejarah Pulau Penyenggat, Pekanbaru: Unri Press.

Harmanto Bratasiswara, (1997). Jejak-jejak Ki Hadjar Dewantara (pejuang, pendidik, budayawan, pahlawan nasional, sebuah mono grafi). Surakarta: Rekso Pustoko Mangkunegaran.

Liaw York Fang, 1993, Sejarah Kesusasteraan Melayu Klasik, Jakarta: Balai Pustaka.

Raja Ali Haji, 2003, Gurindam Duabelas, Pekanbaru: Unri Press.

Siagian, SP, (1996), Manajemen Sumber Daya Manusia, Bina Aksara, Jakarta.

Page 125: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 117

Siti Chamamah, 1991, Hikayat Iskandar Zulkarnain, Jakarta: Balai Pustaka.

Soekirman, 2001, Orang LSM Naik Haji. Medan: Bitra

_________, 2008, Wong Jawa di Sumatera, Medan: Pujakesuma

_________, 2013, Ensiklopedi Ilmu Serat Centhini, Yogyakarta: Pura Pustaka

_________, 2013, Onderneming Van Sergai, Yogyakarta: Pustaka Raja

_________, 2013, Serdang Bedagai Kampung Kami, Yogyakarta: Bangun Bangsa

Soeleiman Hadi, 1929, Bahasa Melajoe, Weltevreden: N.V. Boekhandel Visser & Co.

Solichin, 2012, Kopema Rumah Kita, Jakarta: SS Foundation.

Suryatati, 2011, Kota Gurindam Negeri Pantun, Tanjungpinang: Balai Melayu.

Tardjan Hadidjaja, 1952, Adat Radja-radja Melaju, Jakarta: Saptadarma.

Tjiptoningrum Fuad Hassan, 2008, Rissalat Hukum Kunan Undang-undang Negeri Melayu, Jakarta: Yanasa.

Tjokrowinoto, Moeljarto, 1996, Kurikulum Dilema dan Tantangan, PAU-SS-UGM, Yogyakarta.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Kurikulum Nasional (PROPENAS).

Van Ophuysen, 2008, Pantun Melayu, Jakarta: Balai Pustaka.

Page 126: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

118 |

__ Penyusun __

Dr. Purwadi, SS, M. Hum, Lahir di Grogol, Mojorembun, Rejoso, Nganjuk, Jawa Timur pada tanggal 16 September 1971. Gelar sarjana diperoleh di Fakultas Sastra UGM yang ditempuh tahun 1990-1995, kemudian melanjutkan pada Program Pascasarjana

UGM tahun 1996-1998. Gelar Doktor di-peroleh tahun 2001. Bekerja sebagai Staf Pengajar di Jurusan Pendidikan Bahasa Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta. Alamat tinggal: Jl. Kakap Raya 36 Minomartani Yogyakarta. Telp. 0274 – 881020. Hp. 087864404347.

Ir H. Soekirman, Tempat/tgl lahir: Tualang Perbaungan, Serdang Bedagai, Sumut, 6 April 1955. Istri: Hj. Marliah. Anak: 1) Searca Agung Nugroho, SE, 2) Panji Septo Cahyo, 3) Dimas Triadji, 4) Dipa Wicaksono, 5) Prasetyo Feldafing. Menempuh Pen-didikan di SD Pagar Jati, 1968, SMP Negeri

Lubuk Pakam, 1971, STM Negeri Lubuk Pakam, 1974, Fakultas Pertanian USU, 1975-1983. Juga telah melakukan Studi Luar Negeri: Malaysia (1983), Thailand (1984), Filipina dan Kanada (1985), Jepang (1988), Amerika Serikat dan Belanda (1995), Belgia (1996), Prancis (1997), Jerman (1998), Vietnam (2007), Republik Rakyat Cina (2009), Australia La Trobe University, (2013). Karier: Guru STM Negeri Lubuk Pakam, 1980, Dosen Fakultas Pertanian USU Medan. Wakil Bupati Serdang Bedagai, Seksi Pelmasi/KNPI, Bupati Serdang Bedagai (5 Juli 2013).

Page 127: bagi Pelajar Serdang Bedagai Melalui Literasi Budaya

| 119

Drs. Joni W. Manik, MM, Tpt/tgl lahir: Deli Serdang, 21 Oktober 1960. Istri: Jumia-ningsih, Anak: 1) Ditha Mariane Manik, 2) Desya Larasati Manik, 3) Daffa Haikal Putra Manik. Pendidikan: SDN Dolok Masihul, 1973. SMP Alwasliyah Dolok Masihul, 1976. SPG Sibolga, 1980. IKIP Negeri Medan, 1984.

STOK Bina Guna Medan, 1996. Uisu Medan, 2010. Karier: Guru SMA Negeri Pancur Batu, Kasi. Bina Produktifitas Kreativitas Kepemudaan Kabupaten Deli Serdang , 2001, Kabag. Pemuda dan Olahraga Kab. Serdang Bedagai, 2004, Kabag. Tata Usaha DISPORA Kab. Serdang Bedagai, 2007, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kab. Serdang Bedagai, 2008, Kepala BPBD Kab. Serdang Bedagai, 2013, Kepala Dinas PARBUDPORA, 2014, Kepala Dinas Pendidikan, 2014 s/d Sekarang. Aktivitas: Atlit Pencak Silat, 1981-1997 Sumatera Utara, Pengurus dan Pelatih Pencak IPSI Sumut, 1997-2004, Pengurus PSSI Sumut, 2005 – 2012, Pengurus FAJI Sergai, 2014 – Sekarang.