Belajar Seminar Akuntansi
Transcript of Belajar Seminar Akuntansi
EARNING EARNING
MANAGEMENTMANAGEMENT
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ................................................................ 1
Latar Belakang............................................................................. 1
Rumusan Masalah ....................................................................... 2
PEMBAHASAN ................................................................. 3
Definisi Manajemen Laba ............................................................ 3
Motovasi Melakukan Manajemen Laba ........................................ 4
Bonus Scheme ......................................................................... 4
Debt Convenant ...................................................................... 4
Political Motivation .................................................................. 4
Taxation Motivation ................................................................. 4
Pergantian CEO ....................................................................... 5
Initial Public Offering ............................................................... 5
Teknik-Teknik Menajemen Laba .................................................. 5
Manajemen Akrual ................................................................... 5
Penerapan Suatu kebijaksanaan Akuntansi Wajib ................... 5
Perubahan Akuntansi Secara Sukarela .................................... 6
Etika dan Etika Bisnis .................................................................. 6
Definisi Etika ............................................................................ 6
Definisi etika bisnis .................................................................. 7
Manajemen Laba Dalam Perspektif Etika Dan Teori Akuntansi Positif .......................................................................................... 8
Manajemen laba dalam perspektif etika ................................. 8
Manajemen laba dalam perspektif teori akuntansi positif ........9
Pola-pola Pengelolaan Laba ........................................................ 9
Kepalang Basah ........................................................................9
Meminimumkan laba ..............................................................10
Memaksimumkan laba ...........................................................10
Perataan laba .........................................................................10
Metode pengujian pengelolaan laba .........................................10
Uji akrual rata-rata (mean accrual test) .................................10
Uji korelasi (correlation test) ..................................................10
Uji perubahan tanda (sign-change test) .................................10
KESIMPULAN ................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA
M A K A L A H S E M I N A R A K U N T A N S I M A K A L A H S E M I N A R A K U N T A N S I E A R N I N G M A N A G E M E N TE A R N I N G M A N A G E M E N T
BAB IPENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pentingnya laporan laba/rugi menjadikan laba sebagai
perhatian utama manajer. Pencapaian laba seringkali dikaitkan dengan
kinerja manajer, sehingga hal ini menyebabkan terjadinya suatu
tindakan para manajer yang berusaha merubah agar bagaimana laba
dapat dilaporkan sedemikian rupa, untuk mencerminkan kinerja yang
baik. Oleh karena itu, justru hal ini menyebabkan adanya suatu tindakan
manajer yang kadang menyimpang dari kewajaran dalam melaporkan
laba, dimana tindakan ini sering disebut dengan manajeman laba
(earning management).
Praktik manajemen laba dapat memberikan efek negatif
kepada kualitas laba dan pelaporan keuangan. Auditor sebagai pihak
independen yang mengeluarkan laporan keuangan auditan harus teliti
dan cermat dalam melaksanakan penugasan audit agar dapat
meminimalisasi praktik manajemen laba, yang dapat mempengaruhi
kewajaran laporan keuangan. Jika di dalam suatu penugasan audit,
auditor tidak dapat membaca adanya praktik manajemen laba maka
laporan keuangan kehilangan keunggulannya dibandingkan informasi
lainnya dan auditor menginformasikan laba yang berkualitas rendah di
dalam laporan keuangan.
Manajemen laba merupakan salah satu masalah keagenan
yang terjadi karena adanya pemisahan antara pemegang saham dan
manajemen perusahaan. Tindakan manajemen laba secara otomatis
juga akan mempengaruhi laba yang dilaporkan, karena dengan adanya
perilaku merekayasa ini laba tidak akan mencerminkan kinerja ekonomi
perusahaan yang sesungguhnya.
Perusahaan yang mengalami penurunan sebagai akibat dari
ketidakberhasilan dalam penetapan strategi persaingan atau kurang
berhasilnya penjualan produk biasanya akan mengalami penurunan
kinerja perusahaan secara bertahap. Sebaliknya, perusahaan yang
Dian Kartika.....050810391116 Ratna Hafsari....050810391146
1
M A K A L A H S E M I N A R A K U N T A N S I M A K A L A H S E M I N A R A K U N T A N S I E A R N I N G M A N A G E M E N TE A R N I N G M A N A G E M E N T
diketahui telah melakukan manipulasi laba akan mengalami penurunan
kinerja yang begitu tajam demikian juga jika ditinjau dari sudut pandang
etika, maka perusahaan tersebut menjadi sorotan dari berbagai pihak,
terutama para pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.
Awalnya, istilah manajemen laba muncul pada saat peneliti,
khususnya penelitian akuntansi, mencoba mengkaitkan hubungan
antara suatu variabel ekonomi tertentu dan upaya-upaya manajer untuk
mengambil manfaat atas variaber tersebut. Apabila membahas
manajemen laba, maka tidak terlepas dari suatu teori akuntansi positif
(posotive accounting theory).
Praktik manajemen laba dapat ditinjau dari dua aspek
perspektif yang berbeda, yaitu perspektif etika bisnis dan teori
akuntansi positif. Dari sudut pandang etika, dapat dianalisis sebab-
sebab manajer melakukan manajemen laba dan apa yang menjadi
motivasi para manajer melakukan manajemen laba. Sementara itu, dari
sudut pandang teori akuntansi positif, dapat dianalisis dan
diidentifikasikan berbagai bentuk praktik manajemen laba yang
dilakukan oleh manajer perusahaan.
RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan definisi manajemen laba!
2. Jelaskan motivasi manajer untuk melakukan manajemen laba!
3. Jelaskan teknik-teknik manajemen laba!
4. Jelaskan pengertian etika dan etika bisnis!
5. Jelaskan manajemen laba jika dilihat dalam perspektif etika dan teori
akuntansi positif!
6. Sebut dan jelaskan pola-pola pengelolaan laba!
7. Jelaskan beberapa metode yang digunakan untuk menguji
pengelolaan laba!
Dian Kartika.....050810391116 Ratna Hafsari....050810391146
2
M A K A L A H S E M I N A R A K U N T A N S I M A K A L A H S E M I N A R A K U N T A N S I E A R N I N G M A N A G E M E N TE A R N I N G M A N A G E M E N T
BAB IIPEMBAHASAN
DEFINISI MANAJEMEN LABA
Pengertian manajemen laba sangat penting karena dapat
memperbaiki pemahaman tentang manfaat laba bersih, baik untuk
pelaporan keuangan kepada investor maupun dalam membuat suatu
kontrak. Menurut Healy dan Wahlen (1999):
“Earning Management terjadi saat manajer menggunakan
pertimbangannya dalam laporan keuangan dan struktur transaksi
untuk mengubah laporan keuangan sehingga menyesatkan para
pemegang saham tentang kebenaran pelaksanaan ekonomi dari
suatu perusahaan, atau untuk mempengaruhi hasil berdasarkan
perjanjian yang bergantung pada angka-angka atau nilai dalam
laporan keuangan.”
Dalam definisi Healy dan Wahlen terkandung tiga aspek
penting yang menyangkut earning management antara lain:
1. Adanya justifikasi yang dapat diajukan oleh manajer untuk
mempengaruhi laporan keuangan perusahaan, memilih beberapa
metode penyusutan dan juga penggunaan sistem sediaan yang
diperkenankan, menentukan kebijakan tetnang manajemen modal
kerja, manajer juga harus membuat keputusan apakan akan
mengakui atau menunda suatu beban biaya untuk menetapkan
apakan perlakuan-perlakuan khusus harus digunakan dalam
kaitannya dengan strukturisasi transaksi-transaksi besar perusahaan.
2. Manajemen laba digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang
tidak sebenarnya kepada para pemegang saham atau setidaknya
beberapa tingkatan pemegang saham tentang kinerja ekonomi
perusahaan sebenarnya.
Dian Kartika.....050810391116 Ratna Hafsari....050810391146
3
M A K A L A H S E M I N A R A K U N T A N S I M A K A L A H S E M I N A R A K U N T A N S I E A R N I N G M A N A G E M E N TE A R N I N G M A N A G E M E N T
3. Justifikasi yang dilakukan oleh manajer untuk menggunakan
manajemen laba tidak saja berimplikasi pada manfaat tetapi juga
biaya.
Dian Kartika.....050810391116 Ratna Hafsari....050810391146
4
M A K A L A H S E M I N A R A K U N T A N S I M A K A L A H S E M I N A R A K U N T A N S I E A R N I N G M A N A G E M E N TE A R N I N G M A N A G E M E N T
MOTIVASI MELAKUKAN MANAJEMEN LABA
Beberapa motivasi yang mendorong manajemen melakukan
manajemen laba, antara lain:
1. Bonus Scheme
Manajer mempunyai informasi laba bersih sebelum dilaporkan dalam
laporan keuangan, sementara pihak luar tidak dapat mengetahui
sampai mereka membaca laporan keuangan. Untuk itu, manajer akan
berusaha mengatur laba bersih sedemikian rupa sehingga dapat
memaksimalkan bonus mereka berdasarkan perencanaan
kompensasi perusahaan.
2. Debt Convenant
Kontrak hutang jangka panjang (debt convenant) merupakan
perjanjian untuk melindungi pemberi pinjaman dari tindakan manajer
terhadap kepentingan kreditur, seperti dividen yang berlebihan dan
pinjaman tambahan, yang mana semuanya menurunkan keamanan
atau menaikkan resiko bagi kreditor yang telah ada. Manajemen laba
sering dilakukan oleh perusahaan bermasalah yang terancam
kebangkrutan, dan ini merupakan strategi untuk bertahan hidup.
3. Political Motivation
Aspek politis tidak dapat dilepaskan dari perusahaan, khususnya
perusahaan besar dan industri strategis, karena aktivitasnya
melibatkan kepentingan masyarakat banyak, misalnya perusahaan
seperti pertamina, PLN, Telkom, serta PAM secara politis akan
mendapat perhatian dari pemerintah dan masyarakat. Perusahaan
seperti ini cenderung menurunkan labanya untuk mengurangi
visibilitasnya, misalnya menggunakan praktik dan prosedur akuntansi
khususnya selama periode kemakmuran tinggi.
4. Taxation Motivation
Perpajakan merupakan salah satu alasan utama mengapa
perusahaan mengurangi laba bersih yang dilaporkan. Hal ini
dikarenakan banyak perusahaan yang menginginkan pembayaran
Dian Kartika.....050810391116 Ratna Hafsari....050810391146
5
M A K A L A H S E M I N A R A K U N T A N S I M A K A L A H S E M I N A R A K U N T A N S I E A R N I N G M A N A G E M E N TE A R N I N G M A N A G E M E N T
pajak yang kecil. Sebagai contoh, perusahaan akan memilih metode
LIFO untuk melakukan penilaian sediaan, sebab dengan metode ini
akan menghasilkan metode bersih paling rendah dibandingkan
dengan jika menggunakan metode FIFO dan rata-rata.
5. Pergantian CEO
Dalam penggantian CEO banyak motivasi yang timbul disekitar waktu
penggantian tersebut. Misalnya, CEO yang mendekati masa akhir
penugasan akan melakukan strategi memaksimalkan laba untuk
meningkatkan bonusnya. Demikian juga dengan CEO yang kurang
berhasil memperbaiki kinerja perusahaan, akan cenderung
memaksimalkan laba untuk mencegah atau membatalkan
pemecatannya.
6. Initial Public Offering
Pada hakikatnya, perusahaan yang baru pertama kali menawarkan
sahamnya di pasar modal belum mempunyai harga pasar sehingga
memiliki masalah bagaimana menetapkan nilai saham yang
ditawarkan. Oleh sebab itu, untuk tawar menawar, informasi
keuangan yang terdapat dalam prospektus merupakan sumber
informasi yang sangat berguna, karena informasi seperti laba bersih
dapat dipakai sebagi sinyal kepada investor tentang nilai perusahaan.
TEKNIK-TEKNIK MANAJEMEN LABA
Menurut Ayers (1994), ada tiga faktor yang bisa dikaitkan
dengan munculnya praktek-praktek manajemen laba, antara lain:
1. Manajemen Akrual
Manajemen akrual biasanya dikaitkan dengan segala aktivitas yang
dapat mempengaruhi aliran kas dan juga keuntungan yang secara
pribadi merupakan wewenang dari manajer.
Contoh manajemen akrual: mempercepat atau menunda pengakuan
akan pendapatan, menganggap sebagai bebean tetap atau
menganggap sebagai suatu tambahan atas investasi atas suatu
biaya.
Dian Kartika.....050810391116 Ratna Hafsari....050810391146
6
M A K A L A H S E M I N A R A K U N T A N S I M A K A L A H S E M I N A R A K U N T A N S I E A R N I N G M A N A G E M E N TE A R N I N G M A N A G E M E N T
2. Penerapan Suatu kebijaksanaan Akuntansi Wajib
Penerapan suatu kebijakan akuntansi yang wajib dilakukan oleh
perusahaan memiliki dua pilihan, yaitu apakah menerapkan lebih
awal dari waktu yang ditetapkan atau menundanya sampai saat
berlakunya kebijaksanaan tersebut. Biasanya untuk suatu kebijakan
akuntansi baru yang wajib, badan akuntansi yang ada memberikan
kesempatan kepada perusahaan untuk dapat menerapkannya lebih
awal dari waktu berlakunya. Para manajer tentu saja memilih untuk
menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang baru bila dengan
penerapan tersebut akan dapat mempengaruhi baik aliran kas
maupun keuntungan perusahaan.
3. Perubahan Akuntansi Secara Sukarela
Perubahan akuntansi secara sukarela berhubungan dengan upaya
manajer untuk mengganti atau merubah suatu metode akuntansi
tertentu diantara sekian banyak metode yang dipilih yang tersedia
dan diakui oleh badan akuntansi yang ada.
Contohnya adalah dengan merubah metode penilaian dari FIFO ke
LIFO atau sebaliknya, merubah metode penyusutan aktiva dari garis
lurus ke metode penyusutan yang dipercepat atau sebaliknya.
ETIKA DAN ETIKA BISNIS
Pembahasan mengenai etika tidak terlepas dari pembahasan
moral. Definisi etika antara lain:
Menurut Suseno(1987;14):
“Etika merupakan filsafat atau pemikiran etis dan mendasar tentang
ajaran-ajaran dan pendangan-pandangan moral.”
Menurut Karl Bartn, Majid (1992;466):
“Etika adalah sebanding dengan moral, dimana keduanya merupakan
filsafat tentang adat kebiasaan.”
Menurut Poedjawiyatna (1996):
“Etika adalah penilaian baik buruk terhadap tindakan manusia yang
dilakukan atas pilihan sadarnya.”
Dian Kartika.....050810391116 Ratna Hafsari....050810391146
7
M A K A L A H S E M I N A R A K U N T A N S I M A K A L A H S E M I N A R A K U N T A N S I E A R N I N G M A N A G E M E N TE A R N I N G M A N A G E M E N T
Menurut Post et.al (1996):
“Etika didefinisikan sebagai suatu konsepsi atas tingkah laku yang
benar dan salah, bermoral atau tidak bermoral.”
Dian Kartika.....050810391116 Ratna Hafsari....050810391146
8
M A K A L A H S E M I N A R A K U N T A N S I M A K A L A H S E M I N A R A K U N T A N S I E A R N I N G M A N A G E M E N TE A R N I N G M A N A G E M E N T
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa etika
adalah bagaimana seseorang berpikir dan berperilaku terhadap orang
lain dan bagaimana seseorang menghendaki orang lain untuk berpikir
dan berperilaku terhadap pada seseorang tadi.
Definisi etika bisnis, antara lain:
Menurut Bertens (1991;67):
“Etika bisnis adalah suatu bidang etika khusus yang menyoroti segi-
segi moral dalam hubungan berbagai pihak yang terlibat dalam
kegiatan bisnis.”
Menurut Muslinch (1998;4):
“Etika bisnis diartikan sebagai pengetahuan tentang tata cara ideal
pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan
moralitas yang berlaku secara universal dan secara ekonomi dan
sosial, serta penerapan norma dan moralitas tersebut menunjang
maksud dan tujuan bisnis.”
Menurut Post et.al (1996):
“Etika bisnis merupakan penerapan dari prinsip etika umum dalam
bisnis.”
Empat sebab terjadinya masalah etika dalam bisnis, menurut
Post et.al antara lain:
1. Adanya personal-gain dan kepentingan pribadi yang berbenturan
dengan kepentingan pihak lain;
2. Adanya tekanan untuk menghasilkan laba yang tinggi;
3. Adanya ketidaksesuaian antara tujuan bisnis dengan nilai-nilai
pribadi;
4. Adanya kontradiksi lintas budaya.
Sedangkan prinsip etika bisnis, sebagaimana diungkapkan
oleh Muslich (1998;31-35) meliputi:
1. Prinsip otonomi;
2. Prinsip kejujuran;
3. Prinsip tidak berniat jahat;
Dian Kartika.....050810391116 Ratna Hafsari....050810391146
9
M A K A L A H S E M I N A R A K U N T A N S I M A K A L A H S E M I N A R A K U N T A N S I E A R N I N G M A N A G E M E N TE A R N I N G M A N A G E M E N T
4. Prinsip keadilan;
5. Prinsip hormat kepada diri sendiri.
Dian Kartika.....050810391116 Ratna Hafsari....050810391146
10
M A K A L A H S E M I N A R A K U N T A N S I M A K A L A H S E M I N A R A K U N T A N S I E A R N I N G M A N A G E M E N TE A R N I N G M A N A G E M E N T
MANAJEMEN LABA dalam PERSPEKTIF ETIKA dan TEORI
AKUNTANSI POSITIF
Hampir banyak orang berpendapat bahwa manajemen laba
merupakan suatu tindakan buruk karena cenderung mereduksi
reliabilitas informasi laporan keuangan. Karena manajer memiliki inside
information, yang bagi pihak luar sangat sulit diketahui, maka untuk
memaksimalkan keuntungan dari angka laba bersih, setidaknya dengan
tanpa merugikan pihak eksternal adalah merupakan perilaku yang
hampir selalu ada. Masalahnya adalah tidak diberikannya
pengungkapan yang transparan secara menyeluruh tentang proses
pertimbangan dalam menentukan laba, mengakibatkan laporan
keuangan dianggap masih memiliki keterbatasan mendasar sehingga
belum memadai untuk dipakai dalam proses pengambilan keputusan.
Manajemen laba dalam perspektif etika
Manajemen laba memiliki banyak konsekuensi. Dalam
perspektif etika, manajemen laba boleh dilakukan dalam konteks tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip umum dan masih dalam kerangka
hak prerogatif manajer.
Namun dalam konteks tertentu manajemen laba bertentangan
dengan Standart of Ethics Conduct for Managemant Accountants, yang
menyatakan bahwa manajemen mempunyai tanggungjawab untuk
mengungkapkan seluruh informasi yang relevan yang diperkirakan
mempengaruhi pemahaman pemakai laporan keuangan atas laporan
keuangan, komentar, dan rekomendasi yang diberikan.
Ketidaksesuaian manajemen laba dengan norma akuntan
manajemen diatas menunjukkan terjadinya tindakan yang bertentangan
dengan etika, karena tolok ukur etika akuntan manajemen adalah
standar tersebut.
Ada sisi baik dari manajemen laba yang harus dimengerti, baik
dari perspektif kontrak maupun perspektif laporan keuangan. Dari
perspentif kontrak, pertanyaannya apakah manajemen laba baik atau
jelek berhubungan dengan The efficient contract versus Opportunistic
Dian Kartika.....050810391116 Ratna Hafsari....050810391146
11
M A K A L A H S E M I N A R A K U N T A N S I M A K A L A H S E M I N A R A K U N T A N S I E A R N I N G M A N A G E M E N TE A R N I N G M A N A G E M E N T
form dari teori akuntansi positif. Dalam kontrak efisien, manajer perlu
diberi kekuasaan untuk mengatur laba bersih saat dihadapkan dengan
kontrak-kontrak yang tidak sempurna dan kaku. Sebagian manajer
menganggap bahwa manajemen laba, sebagai alat manajemen yang
dilegimitasi untuk digunakan dalam memenuhi tanggungjawabnya
kepada para pemegang saham.
Manajemen laba dalam perspektif teori akuntansi positif
Untuk memudahkan analisis dan identifikasi berbagai bentuk
praktik manajemen laba yang dilakukan oleh manajer perusahaan dari
sudut pandang teori akuntansi positif, dapat dijelaskan melalui teori
kontrak.
Riset dan teori akuntansi positif didasarkan pada asumsi
mengenai perilaku individu yang terlibat dalam proses kontrak. Proses
kontrak tersebut menghasilkan hubungan keagenan. Hubungan
keagenan muncul ketika salah satu pihak (prinsipal) mengontrak pihak
lain (agen) untuk melakukan tindakan yang diinginkan oleh prinsipal.
Dengan kontrak tersebut, prinsipal mendelegasikan wewenang
pengambilan keputusan kepada agen.
Godfrey, Hodgson dan Holmes (1997) menyatakan bahwa
manajemen laba bisa terjadi karena adanya horizon problem. Horizon
problem muncul ketika manajer melakukan tindakan-tindakan untuk
menaikkan profitabilitas perusahaan jangka pendek (namun hal
tersebut sebenarnya mengorbankan profitabilitas jangka panjang).
Tindakan manajer tersebut dilakukan untuk menciptakan kesan adanya
manajemen yang baik, karena perusahaan yang memiliki laba yang
tinggi mengindikasikan manajemen yang baik. Selain itu manajemen
laba juga dilakukan oleh manajer terkait dengan skema bonus
perusahaan.
POLA-POLA PENGELOLAAN LABA
Scott (2000) mengemukakan bahwa manajer kemungkinan
terlibat dalam beragam pola-pola pengelolaan laba di antaranya:
Dian Kartika.....050810391116 Ratna Hafsari....050810391146
12
M A K A L A H S E M I N A R A K U N T A N S I M A K A L A H S E M I N A R A K U N T A N S I E A R N I N G M A N A G E M E N TE A R N I N G M A N A G E M E N T
1. Kepalang basah
Merupakan tindakan menggeser biaya akrual diskresioner perioda
mendatang ke perioda kini dan atau menggeser pendapatan akrual
diskresioner perioda kini ke perioda mandatang
Dian Kartika.....050810391116 Ratna Hafsari....050810391146
13
M A K A L A H S E M I N A R A K U N T A N S I M A K A L A H S E M I N A R A K U N T A N S I E A R N I N G M A N A G E M E N TE A R N I N G M A N A G E M E N T
2. Meminimumkan laba
Laba diminimalkan laba sebelum keputusan akrual lebih kecil
daripada batas bawah (bogey) atau melebihi batas atas (cap)
3. Memaksimumkan laba
Laba dimaksimalkan ketika laba sebelum keputusan akrual melebihi
batas bawah tetapi tidak melebihi batas atas
4. Perataan laba
Menggeser laba dari satu tahun ke tahun yang akan datang, yang
bisanya memberi kesan perusahaan tersebut memiliki resiko operasi
rendah, sehingga keyakinan investor tinggi dan biaya pendanaannya
lebih rendah.
METODE PENGUJIAN
Tiga metoda yang digunakan untuk menguji perilaku
pengelolaan laba antara lain adalah:
1. Uji akrual rata-rata (mean accrual test)
Dengan uji akrual rata-rata, jika seluruh perusahaan tidak melakukan
pengelolaan laba, maka tidak akan ada perbedaan akrual rata-rata
antar portofolio.
2. Uji korelasi (correlation test)
Dengan uji korelasi, tanpa pengelolaan laba, maka akan ditemukan
korelasi yang sangat tinggi antara aliran kas dari operasi dengan
laba bersih.
3. Uji perubahan tanda (sign-change test)
Uji perubahan tanda didasarkan atas asumsi bahwa perusahaan
dengan aliran kas dari operasi yang negatif akan memiliki insentif
untuk melaporkan laba bersih yang positif, yang dilakukan dengan
melihat rasio perusahaan yang memiliki aliran kas dari operasi
negatif dan melaporkan laba yang positif terhadap seluruh
perusahaan dalam setiap portofolio.
Dian Kartika.....050810391116 Ratna Hafsari....050810391146
14
M A K A L A H S E M I N A R A K U N T A N S I M A K A L A H S E M I N A R A K U N T A N S I E A R N I N G M A N A G E M E N TE A R N I N G M A N A G E M E N T
Dian Kartika.....050810391116 Ratna Hafsari....050810391146
15
M A K A L A H S E M I N A R A K U N T A N S I M A K A L A H S E M I N A R A K U N T A N S I E A R N I N G M A N A G E M E N TE A R N I N G M A N A G E M E N T
BAB IIIKESIMPULAN
Manajemen laba penting untuk dipahami, baik dari sudut teori
akuntansi positif maupun etika. Pemahaman ini memberikan kerangka
pikir tentang sisi baik dan buruk dari manajemen laba. Dilihat dari
perspektif etika, manajemen laba merupakan masalah yang
kontroversial. Kebanyakan dalam prakteknya, manajemen laba
sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip yang berlaku,
tidak ada masalah yang harus dipersoalkan atau balikan ada yang
mengatakan praktek manajemen laba bersifat legal tidak melanggar
prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum dan tindakan tersebut
merupakan kewenangan manajer. Hal yang bisa disarankan adalah
adanya keterbukaan manajemen dan pengungkapan yang lebih luas
sehingga inside information bukanlah sesuatu yang misterius.
Manajer melakukan manajemen laba diantaranya dengan cara:
Melalui pemilihan metode akuntansi, misalnya dengan pemilihan teknik
akuntansi yang bisa menaikkan atau menurunkan laba tahun berjalan,
seperti pemilihan metode depresiasi, metode pencatatan persediaan
dan sebagainya, dan dengan cara melakukan manipulasi penjualan dan
biaya-biaya, misalnya dengan mempercepat atau menunda penjualan
akhir tahun dan menunda atau mempercepat pencatatan biaya.
Dian Kartika.....050810391116 Ratna Hafsari....050810391146
16
M A K A L A H S E M I N A R A K U N T A N S I M A K A L A H S E M I N A R A K U N T A N S I E A R N I N G M A N A G E M E N TE A R N I N G M A N A G E M E N T
DAFTAR PUSTAKA
Asyik, Nur Fadjrih. 2006. “Dampak Pernyataan dan Nilai Wajar Opsi Pada
Pengaruh Magnituda Kompensasi Program Opsi Saham Karyawan Terhadap Pengelolaan
laba”, Agustus, Padang.
Handayani, Tri Wijayanti. 2006. “Analisis Pengaruh Perbedaan antara Laba
Akuntansi dan laba Fiskal terhadap Presistensi Laba, Akrual, dan Arus Kas”, Agustus,
Padang.
Herawati, Nurul dan Baridwan, Zaki. 2007. “Manajemen Laba pada Perusahaan
yang Melanggar Perjanjian Hutang”, Juli, Makasar.
Purwanto, Nanang. 2005. “Manajemen Laba dalam Perspektif Etika dan Teori
Akuntansi Positif”, April, Malang.
Sukartha, Made. 2007. “Pengaruh Manajemen Laba, Kepemilikan Manajerial
pada Kesejahteraan Pemegang Saham Perusahaan Target Akuisisi”, September, Bali.
www.cko[at]lib.unair.ac.id
Dian Kartika.....050810391116 Ratna Hafsari....050810391146
17