Beras oplosan plastik rakyat miskin, pemerintah lalai dan tata niaga global yang egois
-
Upload
rizkysamuraiflamenco -
Category
Documents
-
view
12 -
download
1
Transcript of Beras oplosan plastik rakyat miskin, pemerintah lalai dan tata niaga global yang egois
24/5/2015 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Beras Oplosan Plastik: Rakyat Miskin, Pemerintah Lalai dan Tata Niaga Global yang Egois
data:text/html;charset=utf8,%3Ch1%20class%3D%22titlesingle%22%20style%3D%22margin%3A%200px%3B%20padding%3A%2015px%200px%2015px%… 1/2
Beras Oplosan Plastik: Rakyat Miskin, Pemerintah Lalaidan Tata Niaga Global yang Egois
May 23rd, 2015 by MHTI
Kasus temuan beras palsu oplosan plastik dibeberapa daerah di Jawa Barat cukupmeresahkan publik. Kaum ibu pun semakinkhawatir apakah beras yang dibeli dandimasaknya utuk keluarga adalah beras yangaman atau justru membahayakan anggotakeluarganya.Semua tahu beras adalahmakanan pokok dan bahaya mengkonsumsiberas plastik ini telah banyak difahamikhalayak. Setidaknya 3 hal yang patut
mendapat sorotan kita:
Pertama, Beredarnya bahan pangan palsu semacam ini muncul karena masyarakat tergiurharga yang rendah dari produk yang dibutuhkan seharihari. Kemiskinan dan daya belirendah masyarakat akibat semakin kentalnya watak neoliberal pada pemerintah saat iniadalah penyebab utama mengapa masyarakat lebih mencari produk yang murah tanpaterlalu memperhatikan kualitas. Faktor inilah yang dimanfaatkan oleh pebisnis nakal untukmenjual bahan pangan berbahaya seperti beras oplosan ini. Seperti kita ketahui berasplastik ini dijual dengan harga lebih murah dari produk dengan penampilan sejenisnya. Seandainya daya beli masyarakat cukup memadai maka mereka akan lebih selektif memilihdan tak mudah tergiur barang yang murah bahkan akan mewaspadai bila ada barang yangdijual terlalu murah.
Kedua, Pemerintah diharapkan oleh publik untuk bisa memberi perlindungan dariberulangnya kasus serupa. Kelalaian pemerintah untuk rutin dan konsisten melakukanpengawasan pasar terhadap –khususnya produkproduk pangan memberi celah terjadinyapenyimpangan semacam ini. Sangat disayangkan pemerintah baru melakukan uji labsetelah muncul aduan dan temuan beras palsu. Kenapa tidak dilakukan secara periodikmisal 3 bulanan, tidak hanya ketika ada kasus atau pada momenmomen yang rawanseperti menjelang ramadhan dan semisalnya. Kendala dana untuk operasional pengawasantersebut tidak boleh menjadi alasan. Bila pemerintah sungguhsungguh ingin memberikanjaminan keamanan pangan (food safety) bagi publik maka jangan menunggu jatuhnyakorban, harus segera dibuat kebijakan berikut alokasi anggaran untuk pengawasan yangmenjamin keamanan pangan publik. Pemerintah juga tak ayak berdalih bahwa produk inimasuk ke Indonesia secara ilegal. Karena sepantasnya pemerintah juga bisa
24/5/2015 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Beras Oplosan Plastik: Rakyat Miskin, Pemerintah Lalai dan Tata Niaga Global yang Egois
data:text/html;charset=utf8,%3Ch1%20class%3D%22titlesingle%22%20style%3D%22margin%3A%200px%3B%20padding%3A%2015px%200px%2015px%… 2/2
menanggulangi kejadiankejadian semacam ini. Bila itu tidak segera dilakukan pemerintah,maka hal itu menegaskan pemerintah saat ini adalah rezim neolib yang berlepas dari fungsinegara sebagai penanggung jawab dan pengayom.
Ketiga, tata niaga global yang kapitalistik telah terbukti menghasilkan kerusakan karenaberbasis liberalisme ekonomi. Yakni mendorong setiap pelaku usaha –individu maupunkorporat untuk mencapai keuntungan tertinggi dengan cara apapun, tanpa pedulimembahayakan publik. Juga memberi kebebasan produksi apa pun dan mendistribusikankemanapun tanpa hambatan pajak dan tarif. Kasus beras oplosan plastik di Indonesia inibukanlah pertama kali. Tahun 2012 lalu kasus serupa juga sudah muncul. Di cina, korbanjiwa akibat bahan pangan berbahaya juga sudah seringkali menjadi berita global, akibatbanyak dan beragamnya bahanbahan pangan palsu. Bahan berbahaya semacam ini akanterus diproduksi oleh produsenprodusen nakal yang egois karena mereka didorong prinsipekonomi kapitalis ‘biaya sekecil mungkin, keuntungan sebesar mungkin’. Bahaya ulahmerusak mereka juga akan terus mengintai masyarakat kita karena globalisasi yangmenghapus batasbatas negara dan menyebabkan pemerintah tak mau menunjukkantanggung jawab penuh memberi perlindungan pada rakyat.
Berbeda dengan sistem Islam yang dulu diterapkan dalam era kekhilafahan. Di masakhilafah Umawiyah, sejarah mencatat berjalannya fungsi pengawasan pasar dalammemberikan jaminan keamanan pangan publik. Ada petugaspetugas khusus negarakhilafah yang berseragam khas yang rutin melakukan tugasnya untuk menstandarisasi mulaidari bahan baku, pengolahan hingga pengemasan produk roti yang merupakan makananutama penduduk di kota Baghdad masa itu. Demikianlah, saatnya kita menyadarikegagalan sistem kapitalis dan neoliberal dalam menjamin kebutuhan rakyat. Saatnyaberjuang mengembalikan kemuliaan manusia dan penjagaan hakhaknya denganmenegakkan kembali khilafah Islamiyah. []
Iffah Ainur RochmahJuru Bicara Muslimah Hizbut Tahrir IndonesiaHP 08111131924Baca juga :
1. 400 Ribu Ton Beras Murah Tak Sampai ke Rakyat2. Pengamat Ekonomi: “Kebijakan Pemerintah buat Rakyat Sengsara dan Makin
Miskin”3. Khilafah Menjamin Tata Kelola Pangan Yang Menyejahterakan4. Harga Beras Melangit, Dimana Pemerintah ?5. Pemerintah Lalai, Zalim dan Dusta Soal Jaminan Kesehatan?