Bira Presentasi

25

Click here to load reader

Transcript of Bira Presentasi

Page 1: Bira Presentasi

Sabun merupakan bahan logam alkali dengan rantai asam monocarboxylicyang panjang. Larutan alkali yang digunakan dalam pembuatan sabun bergantungpada jenis sabun tersebut. Larutan alkali yang biasa yang digunakan pada sabunkeras adalah Natrium Hidroksida (NaOH) dan alkali yang biasa digunakn pada

sabun lunak adalah Kalium Hidroksida (KOH)

Macam-macam Sabun

a. Shaving Cream

Shaving Cream disebut juga dengan sabun Kalium. Bahan dasarnya adalah campuran

minyak kelapa dengan asam stearat dengan perbandingan 2:1.

b. Sabun Cair

Sabun cair dibuat melalui proses saponifikasi dengan menggunakan minyak jarak serta

menggunakan alkali (KOH). Untuk meningkatkan kejernihan sabun, dapat ditambahkan

gliserin atau alkohol.

c. Sabun kesehatan

Sabun kesehatan pada dasarnya merupakan sabun mandi dengan kadar parfum yang

rendah, tetapi mengandung bahan-bahan antiseptic dan bebas dari bakteri adiktif. Bahan-

bahan yang digunakan dalam sabun ini adalah tri-salisil anilida, tri-klor carbanilyda,

irgassan Dp300 dan sulfur.

d. Sabun Chip

Pembutan sabun chip tergantung pada tujuan konsumen didalam menggunakan sabun

yaitu sebagai sabun cuci atau sabun mandi dengan beberapa pilihan komposisi tertentu.

Sabun chip dapat dibuat dengan berbagai cara yaitu melalui pengeringan, atau menggiling

atau menghancurkan sabun yang berbentuk batangan.

e. Sabun Bubuk untuk mencuci

Sabun bubuk dapat diproduksi melalui dr y-m ixing. Sabun bubuk mengandung

bermacam-macam komponen seperti sabun, sodasah, sodium metaksilat, sodium karbonat,

sodium sulfat, dan lain-lain.

Page 2: Bira Presentasi

Lemak atau minyak adalah senyawa makromolekul berupa trigliserida, yaitu sebuah ester yang

tersusun dari asam lemak dan gliserol

Disebut minyak apabila trigliserida tersebut berbentuk cair pada suhu kamar dan disebut lemak

apabila berbentuk padat pada suhu kamar. Asam lemak berdasarkan sifat ikatan kimianya menjadi 2:

1.Asam lemak jenuh

2. Asam lemak tidak jenuh

NaCl digunakan untuk memisahkan produk sabun dan gliserin. Gliserin tidak mengalami

pengendapan dalam brine karena kelarutannya yang tinggi, sedangkan sabun akan mengendap. NaCl

harus bebas dari besi, kalsium, dan magnesium agar diperoleh sabun yang berkualitas.

Ada beberapa karaktersitik yang perlu diperhatikan dalam memilih bahandasar sabun antara lain:· Warna

Lemak dan minyak yang berwarna terang merupakan minyak yang bagus untukdigunakan sebagai bahan pembuatan sabun.· Angka SaponifikasiAngka Saponifikasi adalah angka yang terdapat pada milligram kalium hidroksida yang digunakan dalam proses saponifikasi sempurna pada satugram minyak. Angka saponifikasi digunakan untuk menghitung alkali yang dibutuhkan dalam saponifikasi secara sempurna pada lemak atau minyak.· Bilangan IodBilangan iod digunakan untuk menghitung katidak jenuhan minyak atau lemak, semakin besar angka iod, maka asam lemak tersebut semakin tidak jenuh. Dalam pencampurannya, bilangan iod menjadi sangat penting yaitu untuk mengidentifikasi ketahanan sabun pada suhu tertentu.

Berdasarkan ion yang dikandungnya, sabun dibedakan atas:

a . C a t i o n i c S a b u n , Sabun yang memiliki kutub positif disebut sebagai kationik

detergen. Sebagaitambahan, selain sebagai bahan pencuci yang bersih, itu juga

Page 3: Bira Presentasi

mengandungs i f a t a n t i k u m a n y a n g m e m b u a t b a n y a k d i g u n a k a n p a d a

r u m a h s a k i t . Kebanyakan sabun jenis ini adalah turunan dari ammonia. 

b . A n i o n i c S a b u n Sabun jenis ini merupakan sabun yang memiliki gugus ion

negatif.

c . N e u t r a l a t a u N o n I o n i c S a b u n  Non ionic sabun banyak digunakan untuk

keperluan pencucian piring. Karenasabun jenis ini tidak memiliki gugus ion apapun,

sabun jenis ini tidak beraksid e n g a n i o n y a n g t e r d a p a t d a l a m a i r

s a d a h . N o n i o n i c s a b u n k u r a n g mengeluarkan busa dibandingkan dengan

ionic sabun

Proses pembuatan sabun dasar

Proses meliputi 2 tahap, yaitu:

A. Pembuatan sabun dasar

B. Pembuatan sabun sesuai kebutuhan (fnishing)

A. Pembuatan sabun dasar

1. Saponifikasi

Pada proses ini minyak yang sudah dipucatkan (bleaching) dicampur dengan NaOH,

kemudian dipanaskan dan diaduk sehingga terjadi tahap-tahap berikut:

o Tahap periode inkubasi lambat

o Tahap eksotermik cepat

o Tahap penyelesaian

Saponifikasi dianggap selesai jika terbentuk sabun yang kental, kemudian ditambah

garam kering supaya terjadi pemisahan antara sabun padat dan sabun cairan lain).

Pemisahan antara sabun dab lye secara gravitasi, selanjutnya dilakukan pemisahan

terhadap lye.

2. Pencucian (washing)

Page 4: Bira Presentasi

Pada pemisahan antara sabun dalye sebanyak 30-45% dari glycero terpisah bersama

lye. Untuk memisahkan sisa glycerol dalam sabun dilakukan dengan cara

menambahkan air garam panas (85oC).dengan pencucian akan didapatkan washed

soap dan spent lye yang mengandung +12,5% glycerol.

3. Fitting

Sabun yang didapat setelah mengalami pencucian selanjutnya mengalami emanasan

dan penambahan aur sedikit sehingga didapatkan bentuk yang dikehendaki.

Penentuan menggunakan *trowel test*.

Caranya : alat trowel dipanaskan dalam massa sabun, kemudian cepat diangkat

sehingga didapat film sabun yang melekat. Film sabun harus turun tanpa

meninggalkan bekas, kemudian dilakukan salting out sekali lagi dengan garam padat.

Selanjutnya dibiarkan settling beberapa hari, maka terpisahkan neat soap.

B. Pembuatan sabun mandi/cuci (finishing)

Proses disini melalui 5 tahap, sebagai berikut:

1. Pengeringan (drying)

Hasil neat soap mengandung +30%air, untuk mendapatkan bentukkan .... dikurangi

sampai 5-10%. Pengeringan dilakukan dengan flash atau vacum crier.

2. Penambahan bahan-bahan lain

Bahan tersebut meliputi: zat warna, parfum dan bahan pengawet yang dilakukan

dalam mixer. Pada sabun mandi dan sabun cuci bahan yang ditambahkan bebreda.

Dari mixer kemudian masuk dalam roll mill untuk mendapatkan bentuk yag tipis.

3. Plodding

Sabun yang berbentuk tipis ini kemudia masuk dalam plodder untuk mendapatkan

bentung batangan.

4. Pengecapan

Batanangan sabun dipotong-potong lagi menggunakan cutter menjadi batangan sabun

dengan format sebenarnya, kemudian masuk alat pengecapan.

5. Pengepakan

Setelah dilakuka pengecapan dilakukan pembungkusan dan pengepakan.

Page 5: Bira Presentasi

Hal yang harus diperhatikan sebelum membuat sabun padat:

Jenis-Jenis Asam Lemak,

Fungsi Asam Lemak dan Komposisi Yang Tepat pada resep SABUN,

Jenis-Jenis BASA,

Perhitungan Bahan Baku Sabun terhadap Ukuran Cetakan Sabun,

Mengkonversi Ukuran Berat Berbanding Presentase Asam Lemak,

2 (dua) Macam Segmen Proses Produksi Sabun,

Alat-Alat Yang dibutuhkan untuk Membuat Sabun Mandi Padat,

Bahan-Bahan Dasar Pembuatan Sabun Mandi Padat,

Tata Cara Kerja Yang Baik Dalam Pembuatan Sabun Mandi Padat,

Resep-Resep Sabun Mandi Padat.

Page 6: Bira Presentasi

A.  SABUN

Pengenalan Sabun

Sabun merupakan bahan logam alkali dengan rantai asam monocarboxylic yang

panjang. Larutan alkali yang digunakan dalam pembuatan sabun bergantung pada jenis sabun

tersebut. Larutan alkali yang biasa yang digunakan pada sabun keras adalah Natrium

Hidroksida (NaOH) dan alkali yang biasa digunakan pada sabun lunak adalah Kalium

Hidroksida (KOH).

Sabun berfungsi untuk mengemulsi kotoran kotoran berupa minyak ataupun zat

pengotor lainnya. Sabun dibuat melalui proses saponifikasi lemak minyak dengan larutan

Page 7: Bira Presentasi

alkali membebaskan gliserol. Lemak minyak yang digunakan dapat berupa lemak hewani,

minyak nabati, lilin, ataupun minyak ikan laut.

Pada saat ini teknologi sabun telah berkembang pesat. Sabun dengan jenis dan bentuk

yang bervariasi dapat diperoleh dengan mudah dipasaran seperti sabun mandi, sabun cuci

baik untuk pakaian maupun untuk perkakas rumah tangga, hingga sabun yang digunakan

dalam industri.

Kandungan zat zat yang terdapat pada sabun juga bervariasi sesuai dengan sifat dan

jenis sabun. Zat zat tersebut dapat menimbulkan efek baik yang menguntungkan maupun

yang merugikan. Oleh karena itu, konsumen perlu memperhatikan kualitas sabun dengan

teliti sebelum membeli dan menggunakannya.

Pada pembuatan sabun, bahan dasar yang biasa digunakan adalah: C12 sampai C18,

jika kurang dari C12 akan menimbulkan iritasi pada kulit dan jika lebih dari C20 kurat dakpat

larut (digunakan sebagai campuran). Sabun murni terdiri dari 95% sabun aktif dan sisanya

adalah air, gliserin, garam, dan impuriti lainnya. Semua minyak atau lemak pada dasarnya

dapat digunakan untuk membuat sabun. Lemak dan minyak nabati merupakan dua tipe ester.

Lemak dan minyak nabati merupakan campuran ester yang dibuat dari alkohol dan asam

karboksilat seperti asam stearat, asam oleat dan asam palmitat.

Lemak pada t mengandung e s t e r da r i g l i s e ro l dan a sam pa lmi t a t ,

s edangkan minyak , s epe r t i minyak zaitun mengandung ester dari gliserol asam oleat.

Sabun adalah salah satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal. Sabun sendiri

tidak pernah secara aktual ditemukan, namun berasal dari pengembangan

campuran antara senyawa alkali dan lemak atau minyak. Bahan pendukung da l am

pembua t an s abun d igunakan un tuk menambah k u a l i t a s p r o d u k s a b u n ,

b a i k d a r i n i l a i g u n a m a u p u n d a r i d a y a t a r i k . B a h a n  pendukung

yang umum d ipaka i da l am p rose s pembua t an s abun d i an t a r anya natrium

klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan pewarna.

III.Bahan Baku Utama dan Pendukung Untuk Pembuatan Sabun

Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu bahan baku dan

bahan pendukung.

• Bahan Baku Utama

Bahan baku utama dalam pembuatan sabun adalah minyak atau lemak

dans e n y a w a a l k a l i ( b a s a ) . L e m a k d a n m i n y a k y a n g u m u m

Page 8: Bira Presentasi

d i g u n a k a n d a l a m  pembua t an s abun ada l ah t r i g l i s e r i da dengan t i ga

buah a sam l emak yang t i dak     be r a tu r an d i e s t e r i f i ka s i dengan g l i s e ro l .

Mas ing mas ing l emak mengandungse jumlah mo leku l a sam l emak dengan

r an t a i ka rbon pan j ang an t a r a C 12 (asamlaurik) hingga C18 (asam stearat)

pada lemak jenuh dan begitu juga dengan lemak tak jenuh. Campuran trigliserida

diolah menjadi sabun melalui proses saponifikasi dengan larutan natrium hidroksida

dan membebaskan gliserol. Sifat sifat sabun yang dihasilkan ditentukan oleh

jumlah dan komposisi dari komponen asam asaml e m a k y a n g d i g u n a k a n .

K o m p o s i s i a s a m a s a m l e m a k y a n g s e s u a i d a l a m  pembuatan

sabun dibatasi panjang rantai dan tingkat kejenuhan. Pada umumnya,  panjang

rantai yang kurang dari 12 atom karbon dihindari penggunaanya karenadapa t

membua t i r i t a s i pada ku l i t , s eba l i knya pan j ang r an t a i yang l eb ih da r i

18a tom ka rbon memben tuk s abun yang suka r l a ru t dan su l i t

men imbu lkan busa .Terlalu besar bagian asam asam lemak tak jenuh menghasilkan

sabun yang mudahteroksidasi bila terkena udara. Alasan-alasan tersebut, faktor

ekonomis, dan daya jual menyebabkan lemak dan minyak yang dibuat menjadi sabun

terbatas.

Asam lemak tak jenuh memiliki ikatan rangkap sehingga titik lelehnya lebihrendah

daripada asam lemak jenuh yang tak memiliki ikatan rangkap, sehingga s a b u n

y a n g d i h a s i l k a n j u g a a k a n l e b i h l e m b e k d a n m u d a h

m e l e l e h p a d a temperatur tinggi.

Jenis alkali yang umum digunakan dalam proses saponifikasi adalah NaOH,K O H ,

N a 2CO3, NH4O H , d a n e t h a n o l a m i n e s . N a O H a t a u y a n g b i a s a

d i k e n a l dengan soda kaustik dalam industri sabun merupakan alkali yang paling

banyak d i g u n a k a n d a l a m p e m b u a t a n s a b u n k e r a s . K O H b a n y a k

d i g u n a k a n d a l a m  pembuatan sabun cair karena sifatnya yang mudah larut

dalam air. Na2CO3(abus o d a a t a u n a t r i u m k a r b o n a t ) m e r u p a k a n

a l k a l i y a n g m u r a h d a n d a p a t menyabunkan asam lemak, tetapi tidak

dapat menyabunkan trigliserida (minyak atau lemak).E t h a n o l a m i n e

m e r u p a k a n g o l o n g a n s e n y a w a a m i n a l k o h o l . S e n y a w a te r s ebu t

dapa t d igunakan un tuk membua t s abun da r i a s am l emak . Sabun

yang dihasilkan sangat mudah larut dalam air, mudah berbusa dan mampu

menurunkankesadahan air.Sabun yang terbuat dari ethanolamine dan minyak kelapa

menunjukkan sifatm u d a h b e r b u s a t e t a p i s a b u n t e r s e b u t l e b i h u m u m

Page 9: Bira Presentasi

d i g u n a k a n s e b a g a i s a b u n indus t r i dan de t e r j en , bukan s ebaga i s abun

rumah t angga . Pencampuran a lka l i y a n g b e r b e d a s e r i n g d i l a k u k a n

o l e h i n d u s t r i s a b u n d e n g a n t u j u a n u n t u k   mendapatkan sabun dengan

keunggulan tertentu.

 

Jenis-jenis Minyak atau Lemak 

Jumlah minyak atau lemak yang digunakan dalam proses pembuatan sabun ha rus

d iba t a s i ka r ena be rbaga i a l a san , s epe r t i : ke l ayakan ekonomi ,

spe s i f i ka s i   p roduk ( s abun t i dak mudah t e roks ida s i , mudah be rbusa , dan

mudah l a ru t ) , dan l a in - l a i n . Bebe rapa j en i s m inyak a t au l emak yang

b i a sa d ipaka i da l am p rose s  pembuatan sabun diantaranya :

a . T a l l o w . T a l l o w a d a l a h l e m a k s a p i a t a u d o m b a y a n g

d i h a s i l k a n o l e h i n d u s t r i   pengo l ahan dag ing s ebaga i ha s i l s amp ing .

Kua l i t a s da r i t a l l ow d i t en tukan da r i warna, titer (temperatur solidifikasi dari

asam lemak), kandungan FFA, bilangansaponifikasi, dan bilangan iodin. Tallow

dengan kualitas baik biasanya digunakanda l am pembua t an s abun mand i dan

t a l l ow dengan kua l i t a s r endah d igunakan dalam pembuatan sabun cuci. Oleat

dan stearat adalah asam lemak yang paling  banyak terdapat dalam tallow. Jumlah FFA

dari tallow berkisar antara 0,75-7,0 %.T i t e r pada t a l l ow umumnya d i a t a s 40°C .

Ta l l ow dengan t i t e r d i bawah 40°C dikenal dengan nama grease. 

b . L a r d . Lard merupakan minyak babi yang masih banyak mengandung

asam lemak t a k j e n u h s e p e r t i o l e a t ( 6 0 ~ 6 5 % ) d a n a s a m l e m a k

j e n u h s e p e r t i s t e a r a t ( 3 5 ~40%). Jika digunakan sebagai pengganti tallow,

lard harus dihidrogenasi parsialterlebih dahulu untuk mengurangi

ketidakjenuhannya. Sabun yang dihasilkan dari lard berwarna putih dan mudah

berbusa.

c . P a l m O i l ( m i n y a k k e l a p a s a w i t ) . M i n y a k k e l a p a s a w i t

u m u m n y a d i g u n a k a n s e b a g a i p e n g g a n t i t a l l o w . Minyak kelapa sawit

dapat diperoleh dari pemasakan buah kelapa sawit. Minyak  ke l apa s awi t

be rwa rna j i ngga kemerahan ka rena adanya kandungan za t

wa rna karotenoid sehingga jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan

sabunharus dipucatkan terlebih dahulu. Sabun yang terbuat dari 100% minyak

kelapasawit akan bersifat keras dan sulit berbusa. Maka dari itu, jika akan

Page 10: Bira Presentasi

digunakansebaga i bahan baku pembua t an s abun , m inyak ke l apa s awi t

ha rus d i campur  dengan bahan lainnya.

d . C o c o n u t O i l ( m i n y a k k e l a p a ) . Minyak ke l apa merupakan minyak

naba t i yang s e r i ng d igunakan da l am industri pembuatan sabun. Minyak

kelapa berwarna kuning pucat dan diperolehmelalui ekstraksi daging buah yang

dikeringkan (kopra). Minyak kelapa memilikikandungan asam lemak jenuh yang

tinggi, terutama asam laurat, sehingga minyak kelapa tahan terhadap oksidasi yang

menimbulkan bau tengik. Minyak kelapa jugamemiliki kandungan asam lemak kaproat,

kaprilat, dan kaprat.

e .Pa lm Kerne l O i l (minyak in t i ke lapa sawi t ) . Minyak inti kelapa sawit

diperoleh dari biji kelapa sawit. Minyak inti sawit memi l i k i kandungan a sam

l emak yang mi r i p dengan minyak ke l apa s eh ingga dapat digunakan sebagai

pengganti minyak kelapa. Minyak inti sawit memilikikandungan asam lemak tak

jenuh lebih tinggi dan asam lemak rantai pendek lebih rendah daripada minyak

kelapa.

f .Pa lm Oi l S t ear ine (minyak sawi t s t ear in ) .Minyak sawit stearin adalah

minyak yang dihasilkan dari ekstraksi asam-asam l emak da r i m inyak s awi t

dengan pe l a ru t a s e ton dan heksana . Kandungan asam lemak terbesar dalam

minyak ini adalah stearin.

g . M a r i n e O i l . M a r i n e o i l b e r a s a l d a r i m a m a l i a l a u t ( p a u s )

d a n i k a n l a u t . M a r i n e o i l memi l i k i kandungan a sam l emak t ak j enuh

yang cukup t i ngg i , s eh ingga ha rus dihidrogenasi parsial terlebih dahulu sebelum

digunakan sebagai bahan baku.

h . C a s t o r O i l ( m i n y a k j a r a k ) . Minyak i n i be r a sa l da r i b i j i pohon

j a r ak dan d igunakan un tuk membua t sabun transparan.

i . O l i v e o i l ( m i n y a k z a i t u n ) . Minyak za i t un be ra sa l da r i ek s t r aks i

buah za i t un . Minyak za i t un dengankua l i t a s t i ngg i memi l i k i wa rna

kekun ingan . Sabun yang be ra sa l da r i m inyak   zaitun memiliki sifat yang keras

tapi lembut bagi kulit. 

j . C a m p u r a n m i n y a k d a n l e m a k . I n d u s t r i p e m b u a t s a b u n

u m u m n y a m e m b u a t s a b u n y a n g b e r a s a l d a r i c ampuran minyak dan

l emak yang be rbeda . Minyak ke l apa s e r i ng d i campur  dengan t a l l ow

ka rena memi l i k i s i f a t yang s a l i ng me l engkap i . Minyak ke l apamemi l i k i

kandungan a sam l au ra t dan mi r i s t a t yang t i ngg i dan dapa t

Page 11: Bira Presentasi

membua t sabun mudah larut dan berbusa. Kandungan stearat dan dan palmitat

yang tinggidari tallow akan memperkeras struktur sabun.

Bahan-Bahan Pendukung

Bahan baku pendukung digunakan untuk membantu proses penyempurnaansabun

hasil saponifikasi (pengendapan sabun dan pengambilan gliserin) sampaisabun

menjadi produk yang siap dipasarkan. Bahan-bahan tersebut adalah NaCl (garam)

dan bahan-bahan aditif.

a . N a C l   N a C l m e r u p a k a n k o m p o n e n k u n c i d a l a m

p r o s e s p e m b u a t a n s a b u n . Kandungan NaCl pada produk akhir sangat

kecil karena kandungan NaCl yangt e r l a l u t i n g g i d i d a l a m s a b u n d a p a t

m e m p e r k e r a s s t r u k t u r s a b u n . N a C l y a n g d igunakan umumnya

be rben tuk a i r ga r am (b r i ne ) a t au pada t an (k r i s t a l ) . NaCl d i g u n a k a n

u n t u k m e m i s a h k a n p r o d u k s a b u n d a n g l i s e r i n . G l i s e r i n

t i d a k   mengalami pengendapan dalam brine karena kelarutannya yang tinggi,

sedangkansabun akan mengendap. NaCl harus bebas daribesi, kalsium, dan

magnesium agar diperoleh sabun yang berkualitas. 

b . B a h a n a d i t i f   Bahan ad i t i f me rupakan bahan -bahan yang

d i t ambahkan ke da l am sabunyang be r t u juan un tuk memper t i ngg i

kua l i t a s p roduk s abun s eh ingga mena r ik  konsumen. Bahan-bahan aditif

tersebut antara lain: Builders, Fillers inert, Antioksidan, Pewarna dan parfum.

c. Builders (Bahan Penguat) Builders digunakan untuk melunakkan air sadah

dengan cara mengikat mineralmineral yang terlarut pada air, sehingga bahan-bahan lain

yang berfungsi untuk mengikat lemak dan membasahi permukaan dapat

berkonsentrasi pada fungsiutamanya. Builder juga membantu menciptakan

kondisi keasaman yang tepat a g a r p r o s e s p e m b e r s i h a n d a p a t

b e r l a n g s u n g l e b i h b a i k s e r t a m e m b a n t u mend i spe r s i kan dan

mensuspens ikan ko to ran yang t e l ah l epa s . Yang s e r i ng digunakan sebagai

builder adalah senyawa-senyawa kompleks fosfat, natrium sitrat, natrium karbonat,

natrium silikat atau zeolit.

d. Fillers Inert (Bahan Pengisi) B a h a n i n i b e r f u n g s i s e b a g a i p e n g i s i d a r i

s e l u r u h c a m p u r a n b a h a n b a k u . Pemberian bahan ini berguna untuk

memperbanyak atau memperbesar volume.Keberadaan bahan ini dalam campuran bahan

baku sabun semata-mata ditinjaudari aspek ekonomis. Pada umumnya, sebagai bahan

Page 12: Bira Presentasi

pengisi sabun digunakansodium sulfat. Bahan lain yang sering digunakan sebagai

bahan pengisi, yaitut e t r a sod ium py rophospha t e dan sod ium s i t r a t . Bahan

peng i s i i n i be rwa rna  putih, berbentuk bubuk, dan mudah larut dalam air.

e. Pewarna Bahan ini berfungsi untuk memberikan warna kepada sabun. Ini

ditujukan agar memberikan efek yang menarik bagi konsumen untuk mencoba

sabun ataupunmembeli sabun dengan warna yang menarik. Biasanya warna-warna

sabun ituterdiri dari warna merah, putih, hijau maupun orange.

f. Parfum Parfum termasuk bahan pendukung. Keberadaaan parfum memegang

peranan besar dalam hal keterkaitan konsumen akan produk sabun. Artinya,

walaupunsecara kualitas sabun yang ditawarkan bagus, tetapi bila salah memberi

parfumakan berakibat fatal dalam penjualannya. Parfum untuk sabun berbentuk

cairan berwarna kekuning-kuningan dengan berat jenis 0,9. Dalam perhitungan,

berat parfum dalam gram (g) dapat dikonversikan ke mililiter. Sebagai patokan 1

g pa r fum= 1 ,1 ml . Pada da sa rnya , j en i s pa r fum un tuk s abun dapa t

d ibag i keda l am dua j en i s , ya i t u pa r fum umum dan pa r fum eks lu s i f .

Pa r fum umummempunya i a roma yang sudah d ikena l umum d i

masya raka t s epe r t i a romamawar dan a roma kenanga . Pada umumnya ,

p rodusen s abun menggunakan  jenis parfum yang ekslusif. Artinya, aroma dari

parfum tersebut sangat khasdan tidak ada produsen lain yang menggunakannya.

Kekhasan parfum ekslusif  i n i d i imbang i dengan ha rganya yang l eb ih maha l

da r i j en i s pa r fum umum.

April , Beberapa nama parfum yang digunakan dalam pembuatan sabun

diantaranya bouquct deep water, alpine, dan spring flower.

Bahan Baku Pembuatan Sabun

1. Minyak/Lemak

Minyak/lemak merupakan senyawa lipid yang memiliki struktur berupa ester dari

gliserol. Pada proses pembuatan sabun, jenis minyak atau lemak yang digunakan adalah

minyak nabati atau lemak hewan. Perbedaan antara minyak dan lemak adalah wujud

keduanya dalam keadaan ruang. Minyak akan berwujud cair pada temperatur ruang (±

28°C), sedangkan lemak akan berwujud padat.

Minyak tumbuhan maupun lemak hewan merupakan senyawa trigliserida. Trigliserida

yang umum digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun memiliki asam lemak

Page 13: Bira Presentasi

dengan panjang rantai karbon antara 12 sampai 18. Asam lemak dengan panjang rantai

karbon kurang dari 12 akan menimbulkan iritasi pada kulit, sedangkan rantai karbon lebih

dari 18 akan membuat sabun menjadi keras dan sulit terlarut dalam air. Kandungan asam

lemak tak jenuh, seperti oleat, linoleat, dan linolenat yang terlalu banyak akan

menyebabkan sabun mudah teroksidasi pada keadaan atmosferik sehingga sabun menjadi

tengik. Asam lemak tak jenuh memiliki ikatan rangkap sehingga titik lelehnya lebih

rendah daripada asam lemak jenuh yang tak memiliki ikatan rangkap, sehingga sabun yang

dihasilkan juga akan lebih lembek dan mudah meleleh pada temperatur tinggi.

2. Alkali

Jenis alkali yang umum digunakan dalam proses saponifikasi adalah NaOH, KOH,

Na2CO3, NH4OH, dan ethanolamines. NaOH, atau yang biasa dikenal dengan soda kaustik

dalam industri sabun merupakan alkali yang paling banyak digunakan dalam pembuatan

sabun keras. KOH banyak digunakan dalam pembuatan sabun cair karena sifatnya yang

mudah larut dalam air. Na2CO3 (abu soda/natrium karbonat) merupakan alkali yang

murah dan dapat menyabunkan asam lemak, tetapi tidak dapat menyabunkan trigliserida

(minyak atau lemak).

Ethanolamines merupakan golongan senyawa amin alkohol. Senyawa tersebut dapat

digunakan untuk membuat sabun dari asam lemak. Sabun yang dihasilkan sangat mudah

larut dalam air, mudah berbusa, dan mampu menurunkan kesadahan air. Sabun yang

terbuat dari ethanolamines dan minyak kelapa menunjukkan sifat mudah berbusa tetapi

sabun tersebut lebih umum digunakan sebagai sabun industri dan deterjen, bukan sebagai

sabun rumah tangga. Pencampuran alkali yang berbeda sering dilakukan oleh industri

sabun dengan tujuan untuk mendapatkan sabun dengan keunggulan tertentu.

3. Bahan Pendukung

Bahan baku pendukung digunakan untuk membantu proses penyempurnaan sabun

hasil saponifikasi (pegendapan sabun dan pengambilan gliserin) sampai sabun menjadi

produk yang siap dipasarkan. Bahan-bahan tersebut adalah NaCl (garam) dan bahan-

bahan aditif.

NaCl merupakan komponen kunci dalam proses pembuatan sabun. Kandungan NaCl

pada produk akhir sangat kecil karena kandungan NaCl yang terlalu tinggi di dalam

sabun dapat memperkeras struktur sabun. NaCl yang digunakan umumnya berbentuk

air garam (brine) atau padatan (kristal). NaCl digunakan untuk memisahkan produk

sabun dan gliserin.

Page 14: Bira Presentasi

Bahan aditif merupakan bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam sabun yang

bertujuan untuk mempertinggi kualitas produk sabun sehingga menarik konsumen.

Bahan-bahan aditif tersebut antara lain : Builders, Fillers inert, Anti oksidan,

Pewarna,dan parfum.

Metode-metode Pembuatan Sabun

Pada proses pembuatan sabun, digunakan metode-metode untuk menghasilkan sabun yang

berkualitas dan bagus. Beberapa metode pembuatan sabun, yaitu:

a. Metode Batch

Pada proses batch, lemak atau minyak dipanaskan dengan alkali (NaOH atau KOH)

berlebih dalam sebuah ketel. Jika penyabunan telah selesai, garam garam ditambahkan untuk

mengendapkan sabun. Lapisan air yang mengandung garam, gliserol dan kelebihan alkali

dikeluarkan dan gliserol diperoleh lagi dari proses penyulingan. Endapan sabun gubal yang

bercampur dengan garam, alkali dan gliserol kemudian dimurnikan dengan air dan

diendapkan dengan garam berkali-kali. Akhirnya endapan direbus dengan air secukupnya

untuk mendapatkan campuran halus yang lama-kelamaan membentuk lapisan yang homogen

dan mengapung.

Sabun ini dapat dijual langsung tanpa pengolahan lebih lanjut, yaitu sebagai sabun

industri yang murah. Beberapa bahan pengisi ditambahkan, seperti pasir atau batu apung

dalam pembuatan sabun gosok. Beberapa perlakuan diperlukan untuk mengubah sabun gubal

menjadi sabun mandi, sabun bubuk, sabun obat, sabun wangi, sabun cuci, sabun cair dan

sabun apung (dengan melarutkan udara di dalamnya).

b. Metode Kontinu

Metode kontinu biasa dilakukan pada zaman sekarang. lemak atau minyak dihidrolisis

dengan air pada suhu dan tekanan tinggi, dibantu dengan katalis seperti sabun seng. Lemak

atau minyak dimasukkan secara kontinu dari salah satu ujung reaktor besar. Asam lemak dan

gliserol yang terbentuk dikeluarkan dari ujung yang berlawanan dengan cara penyulingan.

Asam-asam ini kemudian dinetralkan dengan alkali untuk menjadi sabun.

5.  Pembuatan Sabun dalam Industri

a.   Saponifikasi Lemak Netral

Page 15: Bira Presentasi

Pada proses saponifikasi trigliserida dengan suatu alkali, kedua reaktan tidak mudah

bercampur. Reaksi saponifikasi dapat mengkatalisis dengan sendirinya pada kondisi tertentu

dimana pembentukan produk sabun mempengaruhi proses emulsi kedua reaktan tadi,

menyebabkan suatu percepatan pada kecepatan reaksi. Jumlah alkali yang dibutuhkan untuk

mengubah paduan trigliserida menjadi sabun dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut :

Trigliserida + 3NaOH                 3RCOONa + Gliserin

NaOH = [SV x 0,000713] x 100/ NaOH (%) [SV / 1000] x [MV (NaOH)/MV(KOH)

Dimana SV adalah angka penyabunan dan MV adalah berat molekul

Komponen penting pada sistem ini mencakup pompa berpotongan untuk memasukkan

kuantitas komponen reaksi yang benar ke dalam reaktor autoclave, yangt beroperasi pada

temperatur dan tekanan yang sesuai dengan kondisi reaksi. Campuran saponifikasi disirkulasi

kembali dengan autoclave. Temperatur campuran tersebut diturunkan pada mixer pendingin,

kemudian dipompakan ke separator statis untuk memisahkan sabun yang tidak tercuci dengan

larutan alkali yang digunakan. Sabun tersebut kemudian dicuci dengan larutan alkali pencuci

dikolam pencuci untuk memisahkan gliserin (sebagai larutan alkali yang digunakan) dari

sabun. Separator sentrifusi memisahkan sisa sisa larutan alkali dari sabun. Sabun murni (60-

63 % TFM) dinetralisasi dan dialirkan ke vakum spray dryer untuk menghasilkan sabun

dalam bentuk butiran (78-83 % TFM)yang siap untuk diproses menjadi produk akhir.

b.   Pengeringan Sabun

Sabun banyak diperoleh setelah penyelesaian saponifikasi (sabun murni) yang

umumnya dikeringkan dengan vakum spray dryer. Kandungan air pada sabun dikurangi dari

30-35% pada sabun murni menjadi 8-18% pada sabun butiran atau lempengan. Jenis jenis

vakumspray dryer, dari sistem tunggal hingga multi sistem, semuanya dapat digunakan pada

berbagai proses pembuatan sabun. Operasi vakum spray dryer sistem tunggal meliputi

pemompaan sabun murni melalui pipa heat exchanger dimana sabun dipanaskan dengan uap

yang mengalir pada bagian luar pipa.

Sabun yang sudah dikeringkan dan didinginkan tersimpan pada dinding ruang vakum

dan dipindahkan dengan alat pengerik sehingga jatuh di plodder, yang mengubah sabun ke

bentuk lonjong panjang atau butiran. Dryer dengan mulai memperkenalkan proses

pengeringan sabun yang lebih luas dan lebih efisien daripada dryer sistem tunggal.

c.       Netralisasi Asam Lemak

Page 16: Bira Presentasi

Reaksi asam basa antara asam dengan alkali untuk menghasilkan sabun berlangsung

lebih cepat daripada reaksi trigliserida dengan alkali.

RCOOH + NaOH             RCOONa + H2O

Jumlah alkali (NaOH) yang dibutuhkan untuk menetralisasi suatu paduan asam lemak

dapat dihitung sebagai berikut :

NaOH = {berat asam lemak x 40) / MW asam lemak

Berat molekul rata rata suatu paduan asam lemak dapat dihitung dengan

persamaan :

MW asam lemak = 56,1 x 1000/ AV

Dimana AV (angka asam asam lemak paduan) = mg KOH yang dibutuhkan untuk

menetralisasi 1 gram asam lemak

d.      Penyempurnaan Sabun

Dalam pembuatan produk sabun batangan, sabun butiran dicampurkan dengan zat

pewarna, parfum, dan zat aditif lainnya kedalamm ixer(analgamator). Campuran sabun ini

klemudian diteruskan untuk digiling untuk mengubah campuran tersebur menjadi suatu

produk yang homogen. Produk tersebut kemudian dilanjutkan ke tahap pemotongan. Sebuah

alat pemotong dengan mata pisau memotong sabun tersebut menjadi potongan potongan

terpisah yang dicetak melalui proses penekanan menjadi sabun batangan sesuai dengan

ukuran dan bentuk yang diinginkan. Proses pembungkusan, pengemasan, dan penyusunan

sabun batangan merupakan tahap akhir.

Cara Kerja Sabun

Keadaan kotor yang kita jumpai saat membuat sabun berbeda sekali dengan kegunaan

sabun yang tiada bandingnya untuk membersihkan kotoran. Sekilas sabun adalah bahan ajaib

yang bisa membersihkan segala kotoran, dia bisa membedakan yang mana yang kotoran dan

yang mana yang bukan. Dia juga bisa menyatukan/membawa sekaligus air dan kotoran yang

dilekatkan oleh badan kita dengan keringat yang mengandung minyak, padahal kita tahu

bahwa air dan minyak tidak mungkin bersatu. Tapi bahab ajaib itu sebenarnya tidak ada.

Untuk mengetahui cara kerjanya kita harus melihat dulu susunan molekul sabun.

Molekul sabun terdiri dari bagian yang disebut ekor dan kepala. Ekor sabun terdiri

dari bahan minyak dan kepala sabun terdiri dari bahan air (lihat bahan pembuat sabun).

Karena ekor sabun terdiri dari minyak, maka ekor sabun akan bisa menyatu dengan kotoran

Page 17: Bira Presentasi

yang terdiri dari minyak juga. Sementara itu kepala sabun yang terdiri dari air akan melekat

dengan molekul air. Itulah sebabnya sabun bisa membawa minyak dan air sekaligus.