BUAT AHB

17
Diagnosis dalam kedokteran gigi merupakan suatu tindakan untuk menentukan adanya penyakit yang berhubungan dengan gigi dan jaringan penyangganya. Sedangkan gejala adalah kesatuan informasi, yang dicari di dalam diagnosis klinis dan didefinisiskan sebagai fenomena atau tanda-tanda suatu permulaan keadaan sakit yang normal dan indikatif. Gejala dapat diklasifikasikan sebagai berikut : gejala subjektif adalah gejala yang dialami dan dilaporkan oleh pasien kepada dokter; gejala objektif adalah gejala yang dipastikan oleh dokter melalui berbagai uji/tes. ( Louis I. Grossman, 1995 ) Sebelum menegakkan diagnosa, catat identitas pasien terlebih dahulu, meliputi : nama, jenis kelamin, umur, alamat , pekerjaan dan elemen yang akan diperiksa Cara Menegakan diagnosa Tahap-tahap menegakan diagnosis: Tentukan keluhan utama Tentukan informasi penting yang berkaitan dengan riwayat medis dan riwayat kesehatan pasien Lakukan pemeriksaan objektif dan pemeriksaan radiografis secara teliti Lakukan analisis data yang diperoleh

description

BUAT AHBBUAT AHBBUAT AHBBUAT AHBBUAT AHBBUAT AHBBUAT AHBBUAT AHBBUAT AHBBUAT AHBBUAT AHBBUAT AHBBUAT AHBBUAT AHBBUAT AHBBUAT AHBBUAT AHBBUAT AHBBUAT AHBBUAT AHBBUAT AHBBUAT AHBBUAT AHBBUAT AHBBUAT AHBBUAT AHBBUAT AHBBUAT AHBBUAT AHBBUAT AHBBUAT AHBBUAT AHBv

Transcript of BUAT AHB

Page 1: BUAT AHB

Diagnosis dalam kedokteran gigi merupakan suatu tindakan untuk

menentukan adanya penyakit yang berhubungan dengan gigi dan jaringan

penyangganya. Sedangkan gejala adalah kesatuan informasi, yang dicari di

dalam diagnosis klinis dan didefinisiskan sebagai fenomena atau tanda-tanda

suatu permulaan keadaan sakit yang normal dan indikatif. Gejala dapat

diklasifikasikan sebagai berikut : gejala subjektif adalah gejala yang dialami

dan dilaporkan oleh pasien kepada dokter; gejala objektif adalah gejala yang

dipastikan oleh dokter melalui berbagai uji/tes. ( Louis I. Grossman, 1995 )

Sebelum menegakkan diagnosa, catat identitas pasien terlebih dahulu,

meliputi : nama, jenis kelamin, umur, alamat , pekerjaan dan elemen yang

akan diperiksa

Cara Menegakan diagnosa

Tahap-tahap menegakan diagnosis:

Tentukan keluhan utama

Tentukan informasi penting yang berkaitan dengan riwayat medis dan

riwayat kesehatan pasien

Lakukan pemeriksaan objektif dan pemeriksaan radiografis secara teliti

Lakukan analisis data yang diperoleh

Formulasikan diagnosis dan rencana perawatan dengan tepat

Pemeriksaan Subjektf

a. Keluhan utama/ anamnesa

Merupakan inforasi pertama yang diperoleh, berupa gejala atau

masalah yang diutarakan pasien dengan bahasanya tersendiri,yang

berkaitan dengan kondisi yang menyebabkannya cepata-cepata datang

mencari perawatan. Mengungkap riwayat medis berupa rasa sakit sesuai

dengan bahasa penderita , meliputi:

Tujuan penderita datang

Lokasi gigi yang dikeluhkan

Kapan pertama kali timbul rasa sakit

Bentuk rasa sakit

Berapa lama rasa sakit terasa

Page 2: BUAT AHB

Penyebab rasa sakit (spontan, rangsangan, trauma)

Daerah yang terliat (loka/ setempat, menjalar )

Ada tidaknya pembengkakan

Usaha pasien untuk meredakan rasa sakit ( obat, kumur air

dingin)

Dari anamnesa ini sangat menunjang dalam menentukan diagnosa

dan patofisiologis ( proses perjalanan suatu penyakit)

b. Riwayat medis

Riwayat medis menyediakan informasi mengenai kerentanan dan

reaksi pasien terhadap infeksi, hala-hal mengenai pendarahan, obat-obat

yang telah diberikan, dan status emosionalnya. Riwayat medis tidak

dimaksudkan sebagai pemeriksaan klinis lengkap, cukup formulir

pemeriksaan secara singkat yang berisi penyakit serius yang sedang dan

pernah diderita, serta pemedahan yang perbah dialami. Jika ditemukan

penyakit fisik atau psikologis yang parah atau penyakit yang masih

diragukan yang mungkin mengganggu diagnosis dan perawatan, lakukan

pemeriksaan lebih lanjut dan dikonsultasikan dengan profesi kesehatan

lainnya.

Keadaaan medis yang kontraindikasi bagi perawatan saluran akar

iridasi jaringan rongga mulut atau penyakit yang mengganggu system

imun pasien seperti AIDS. Daerah kepeduliaan lain yang mungkin

memerlukan perawatan khusus adalah meningkatnya insidens alergi

terhadap lateks, terapi pengganti glukokortikosteroid, hepatitis, hemostatis

tertunda, kondisi jamtung tertentu, dan penggantian sendi.

c. Riwayat dental

Merupakan ringkasa dari penyakit dental yang pernh dan sedang

diderita. Informasi dalam riwayat dental mengungkapakan pula penyakit-

penyakit gigi yang pernah dialami oleh pasie pada masa lalu serta

petunjuk mengenai masalah psikologis yang mungkin ada dan

menjelaskan sejumlah temuan klinis yang tidak jelas.

d. Perawatan yangg pernah dilakukan sebelumnya

Page 3: BUAT AHB

Tanyakan pada penderita perawatan sebelumnya di bidang

kedokteran gigi, jenis perawatannya dan tindakan apa saja yang pernah

dilakukan operator terdahulu kepadanya

e. Alergi

Alergi bahan kedokteran gigi dan obat yang terkait dengan

penggunaan bahan dan obat dalam perawatan bidang kedokteran gigi

yang akan dilkukan.

Pemeriksaan Objektif

- Pemeriksaan ekstra oral

penampilan umum, tonus kulit, asimetris wajah, pembengkakan,

perubahan warna, kemerahan, jaringan parut ekstra oral atau saluran sinus,

pembengkakan kelenjar limfe.

- Pemeriksaan intra oral

Meliputi pemeriksaan jaringan lunak dan gigi geligi.

Tes klinis

a. Pemeriksaan visual dan taktil

Suatu pemeriksaan visual dan taktil jaringan keras dan lunak yang

cermat mengandalakan pemeriksaan “three Cs”: color, contour, dan

consistency. Pemeriksaan menggunakan mata, jari-jari tangan, eksplorer

dan prob (probe) periodontal.

b. Pemeriksaan fraktur, abrasi, atrisi

c. Pemeriksaan karies

1. Iritasi Pulpa

2. Hiperemia pulpa

3. Gangrene pulpa

4. Gangrene radiks

5. Resorpsi fisiologis

d. Tes perkusi

e. Tes palpasi

f. Tes mobilitas-depersibilitas

Page 4: BUAT AHB

Tes Mobilitas untuk mengevaluasi integritas aparatus di sekeliling

gigi. Tujuannya apakah jaringan penyangga mengikat kuat gigi atau

sebaliknya Tes Depressibilitas untuk melihat pergerakkan gigi pada arah

vertical. Caranya dengan bantuan jari atau instrumen

Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan:

1. Mobiliti derajat 1 à adanya pergerakan ringan pd gigi dg

soketnya

2. Mobiliti derajat 2 à gerakan gigi dlm soketnya dalam jarak 1

mm

3. Mobiliti derajat 3 à gerakan gigi dlm soketnya dlm jrk >>

1mm atau gigi dapat ditekan (Perawatan endodontik tidak

boleh dilakukan pada gigi derajat 3, kecuali bila mobilitas

dapat dirawat terlebih dahulu, cth abses apikalis akut)

g. Tes vitalitas

Stimulasi dentin langsung : dengan menggoreskan sonde pada

dentin yang terbuka. Karies disonde sampai dalam shg mencapai

dentin yang tidak karies. Jika timbul sensasi tajam dan tiba-tiba

berarti pulpanya berisi jaringan vital

Tes Termal

o Tes dingin : pasien akan cepat menunjukkan pulpa vital

tersebut tanpa memperhatikan apakah pulpa itu normal atau

abnormal. Tes dingin dilakukan dg cara etil klorida yang

disemprotkan pada butiran kapas, atau pecahan es yang

dimasukkan ke dalam kavitas.

o Dapat juga digunakan salju karbondioksida (coz temperatur -

78 derajat C à mampu menembus restorasi penuh pada gigi

untuk mendapatkan respon dari jaringan gigi yang terdapat

dibawahnya.

o Tes panas : rasa sakit terbatas atau difus, kadang2 dirasakan

di tmp lain. Tes panas dilkkn dg menngunakan gutapercha

yang dipanaskan dan dimasukkan ke dalam kavitas atau

Page 5: BUAT AHB

kapas yang dibasahi air panas lalu dimasukkan ke dalam

kavitas, atau dengan instrumen panas

Kemungkinan respon dari tes termal :

1. Tidak ada respon

gigi non vital atau vital tp false respon.

- respon negatif palsu : metamorfosis kalsium pd pulpa, mengenai

gigi tetangga, apeks imature, trauma, premedikasi pd pasien

- respon positif palsu : mengenai gingiva

2. Respon rasa sakit ringan – sedang è normal

3. Respon rasa sakit yang kuat dan berkurang dg cepat jk stimulus

disingkirkan dr gigi è reversible pulpitis

4. Respon rasa sakit yang kuat dan berkurang sec lambat jk stimulus

disingkirkan dr gigi è irreversible pulpitis

- Tes Kavitas

Untuk menentukan vitalitas pulpa, dilakukan bila tes termal

hasilnya meragukan dan belum pervorasi. Dilakukan dg mengebur sampai

pertemuan enamel-dentin dg kecepatan rendah è tanpa air pendingin è

sensitivitas nyeri mrp indikasi vitalitas pulpa.

Merupakam alternatif terakhir metode penegakkan diagnosa

Sering mengakibatkan kesalahan iatrogenik

- Tes jarum miller

Dilakukan bila kavitas sudah pervorasi pulpa, merupakan

kelanjutan dari tes kavitas. Bila gigi sudah karies profunda perforasi tes

vitalitas yang dilakukan adalah tes jarum miller. Dengan cara memasukkan

miller kedalam kavitas, bila sakit hentikan, bila tidak sakit lanjutkan

sampai panjang rata- rata gigi yang diperiksa, lalu dilanjutkan dengan

pemeriksaan penunjang foto rontrgen

- Pengujian pulpa dengan elektrik.

Lebih cermat dalam menentukan vitalitas gigi

Page 6: BUAT AHB

Tujuan è menstimulasi respon pulpa dengan menggunakan arus listrik

yang makin meningkat pada gigi.

(+) è bila ada respon è artinya masih vital

(-) è bila tidak ada respon è artinya gigi non vital

Pemeriksaan penunjang

- Radiografi

Radiograf berisi informasi mengenai adanya karies yang dpt

melibatkan pulpa .Radiografi tidak dapat menentukan apakah pulpa itu

vital atau tidak, tetapi daapt mendeteksi perubahan2 yg mungkin terjadi

pada perubahan degeneratif pulpa, lesi karies yg meluas, restorasi yang

dalam dan meluas, tanduk pulpa, pulpotomi, pulp stones, kalsifikasi

saluran akar yang meluas, resorbsi akar, radiolusensi area apeks, fraktur

akar, menipisnya ligamen periodonsium, melihat kedalam masuknya

miller dan adanya lesi periapikal.

Kunjungan Pertama Anak Ke Dokter Gigi

Perilaku anak pada saat pengelolaan perawatan gigi setiap usia itu

berbeda-beda. Sedangkan masalah yang dialami anak yang berhubungan

dengan masalah gigi bisa terjadi pada anak mulai usia 15 bulan. Dan setiap

anak memiliki karakteristik dan perilaku yang berbeda-beda. Pasien anak

memerlukan pendekatan yang khusus dan berbeda dengan orang dewasa,

karena sedang paseien anak masih dalam proses perkembangan jiwa dan

diperlukan waktu yang cukup lama untuk dapat dirawat dengan baik

terutama untuk anak yang kurang kooperatif. Kunci keberhasilan dokter gigi

dan perawat gigi dalam menanggulangi pasien anak adalah kemampuanyya

untuk berkomunikasi dengan mereka dan menanamkan kepercayaan diri

pada anak tersebut. Cara pendekatan anak yang digunakan oleh dikter gigi

atau perawat gigi adalah

a. Komunikasi

Page 7: BUAT AHB

Berkomunikasi dengan anak merupakan kunci utama untuk

penanggulangan perilaku anak, untuk mengurangi rasa takut perlu

dipakai bahasa yang dapat dimengerti anak.

b. Modeling

Modeling meruapakn suatu proses sosialisasi yang terjadi baik

secara langsung maupun secara tidak langsung dalam interaksinya

dalam lingkungan sosial.

c. Home (Hand Over Mouth Exercise)

Metode ini bertujuan untuk :

Mencegah respon menolak terhadap perawatan gigi.

Menyadarkan anak bahwa yang mencemaskan anak

sebenarnya tidak begitu menakutkan seperti yang

dibayangkan.

Mendapatkan perhatian anak agar diamendengar apa yang

dikatakan dokter dan menerima perawatan.

d. Reinforcement

Pada umumnya anak akan senang apabila prestasi yang

telah ditunjukkan dihargai dan diberi hadiah. Hal ini dapat

meningkatkan keberanian anak dan dipertahankan untuk perawatan

ikemudian hari.

e. Sedasi

Sedasi berarti menghilangkan rasa cemas. Oleh karena itu

penggunaan lokal anastesi wajar diperlukan, tetapi biasanya tidak

menimbulkan masalah bila pasien sudah diberi penenang.

Walaupun demikian, sedasi dengan menggunakan nitrous oxide

dapat menyebabkan analgesik terhadap sedasi. Sedasi dapat

diberikan secara oral. Intra vena, inra muscular dan inhalsi.

Page 8: BUAT AHB

Prognosis

TRIAD OF CONCERN

Dalam penanggulangan tingkah laku anak ada tiga komponen yang

harus dipertimbangkan yakni pasien anak, orang tua dan dokter gigi.

Orang Tua

Peranan orang tua ,erupakan salah satu faktor dalm keberhasilan

perawatan pasien anak oleh karena sikap orang tua akan

mempengaruhi tingkah laku anak. Pendekatan dengan orang tua dapat

dilakukan dengan cara memberikan nasehat ( counseling ) yaitu

perawatan gigi yang harus diperhatikan, kapan dimulai dan pengaruh

lingkungan dimana hal ini dapat disebarkan melalui berbagai media

massa atau secara individu.

Doketr Gigi

Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh dokter gigi yaitu :

a. Kepribadian dokter gigi

Dalam merawat pasien anak, dokter gigi harus mempunyai

pengetahuan yang cukup tentang psikologi anak agar dapat

mengatasi anak tanpa menimbulkan trauma psikologi pada anak

tertentu.

b. Waktu dan lamanya kunjungan

Harus diusahakan untuk tidak membuat si anak di kursi gigi lebih

lama dari setengah jam. Oleh karena dapat menyebabkan si anak

bosan dan menangis. Waktu kunjungan yang baik itu adalah waktu

dimana anak dalam keadaan santai atau waktu bermain. Jangan

waktu anak pada anak berada di fase lelah.

c. Keterampilan dokter gigi

Seorang dokter gigi harus mampu melaksanakan tugasnya dengan

termapil dan sedikit tidak menimbulkan rasa sakit. Harus dapat

melakukan tindakan operatif, cara yang sederhana dan mudah.

d. Susunan ruang praktek gigi

Page 9: BUAT AHB

Karena adanya rasa takut sewaktu pasien anak memasuki ruang

praktek maka untuk mengurangu rasa takut ini adalah dengan

membuat suasana ruang tunggu seperti suasana rumah. Kamar

praktek dapat dibuat lebih menarik dengan menggantungkan

gambar-gamabr dinding yang bersifat sugestif atau memberikan

kesan santai

A. Rencana Perawatan

Perawatan gigi dan mulut pada anak selain diperhatikan untuk

mengurangi keluhan , juga harus diperhatikan pendidikan kesehatan gigi atau

DHE ( Dental Health Education ) yang bertujuan untuk mengubah perilaku

atau kebiasaan buruk anak yang turut mempengaruhi munculnya keluhan gigi.

Perawatan gigi dan mulut anak harus dilakuakn secara komprehensif

berdasarkan keadaan anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, serta

peran dari ketiga elemen penting dalam perawatan gigi anak , yaitu dokter gigi,

pasien dan orang tua.

Penentuan suatau rencana perawatan terdapat sangat memerlukan

suatu pertimbangan , yaitu :

1. Uqency ( kebutuhan utama )

2. Sequency (urutan perawatan ), yaitu :

a. Perawatan medis

Perawatan ini berhubungan dengan riwayat kesehatan pasien.

Informasi mengenai penyakit sistemik ini bisa diperoleh dari dokter

keluarga atau dokter spesialis. Apabila orang tua kurang yakin

mengenai penyakit anaknya, dokter gigi dapat bertanya kepada

dokter keluarga.

b. Perawatan sistemik

Premedikasi sering dibutuhkan pada saat pasien menderita penyakit

tertentu yang diberikan oleh dokter keluarga. Dokter gigi juga

Page 10: BUAT AHB

dapat memberikan perawatan sistemik terlebih sebelum pasien

diberikan perawatan operatif di bidang kedokteran gigi.

c. Perawatan persiapan

Dokter gigi mengajarkan kepada pasien (anak ) dan orang tua cara

memelihara gigi di rumah. Apabila pasien menunjukkan karies

yang aktif perlu diberikan kiat diet yang terkontrol terutama untuk

menghindari makanan yang menyebabkan karies.

d. Perawatan korektif

Perawatan korektif atau perawatan akhir antara lain membuat

restorasi, protesa, pencabutan atau space maintainer.

e. Penggantian rencana perawatan.

Suatu rencana perawatan hendaknya diinformasikan kepada orang

tua pasien. Perawatan harus segera dilaksanakan. Ada kalanya

rencana perawatan diubah, misalnya saat melakukan penambalan

gigi terjadi perforasi pada tanduk pulpa sehingga terpaksa

dilakukan pulpektomi vital atau pulp capping.

3. Probable result ( kemungkinan keberhasilan )

Garis besar rencana perawatan digolongkan menjadi dua macam, yaitu

rencana perawatan preventif dan operatif .

1. Rencana Perawatan Preventif

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam rencana perawatan preventif

adalah pengalaman karies, riwayat medis, khususnya penyakit jantung

kongenital atau riwayat demam rematik, kelainan perdarahan, penyakit

debilitasi dengan daya tahan terhadap infeksi yang buruk , cacat mental serta

fisik.

Semua tipe perawatan preventif penting bagi pasien, khususnya untuk

pasien-pasien dengan pengalaman karies tinggi dan untuk pasien yang

mempunyai resiko penyakit gigi.

Macam perawatan preventif diantaranya ; petunjuk kebersihan mulut (

Dental Health Education / DHE ), nasihat diet, flouridasi dan fisur sealent.

Page 11: BUAT AHB

Nasihat diet penting, khususnya jika kecepatan kecepatan pembentukan karies

tinggi. Dalam flouridasi terdapat beberapa bentuk, yaitu tablet / tetes, larutan

kumur dan topikal yang dalam pemakaiannya disesuaikan dengan umur pasien

(anak), misalnya saja flouridasi bentuk larutan kumur dapat dilakuakan oleh

anak usia 6-7 tahun.

2. Perawatan Operatif

Hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan operatif pada anak

adalah riwayat medis pasien misalnya bila pasien menderita kelainan daarah.

Perawatan operatif di antaranya adalah restorasi, pencabutan atau ekstraksi,

dan perawatan ortodonti. Dalam perawatan restorasi perlu diperhatikan

kedalaman karies, perluasan karies, penggunaan analgesia lokal dan urutan

restorasi gigi. Perawatan ortodonti dilakukan pada kasus crowding, kelainan

perkembangan atau adanya maloklusi.

Selain macam-macam perawatan diatas tentunya sebelum melaksanakan suatu

tindakan dibutuhkan adanya Inform Consen, hal ini dimaksudkan jika terjadi

sesuatu di kemudian hari yang tidak diinginkan kita sebagai dokter gigi telah

mempunyai bukti yang resmi yang telah disetujui oleh pasien atau keluarga

terdekatnya, dengan sebelumnya telah menjelaskan perawatan yang akan

dilakukan beserta konsekuensinya