Buku Industri Telekomunikasi Libre(1)

95
Peta dan Potensi Industri Perangkat Telekomunikasi Seluler Indonesia Penulis: Riza Azmi, M.Kom (Puslitbang SDPPI) Editor: Adi Indrayanto, PhD (Pusat Mikroelektronika ITB) Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Badan Litbang SDM - Kementerian Komunikasi dan Informatika 2014 ISBN: 978-602-19425-5-0

description

tentang industri telekomunikasi

Transcript of Buku Industri Telekomunikasi Libre(1)

Peta dan Potensi Industri Perangkat Telekomunikasi Seluler Indonesia Penulis: Riza Azmi, M.Kom (Puslitbang SDPPI) Editor: Adi Indrayanto, PhD (Pusat Mikroelektronika ITB) Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Badan Litbang SDM - Kementerian Komunikasi dan Informatika 2014 ISBN: 978-602-19425-5-0 Peta dan Potensi Industri Perangkat Telekomunikasi Seluler Indonesia Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia 2014Puslitbang SDPPI Kementerian Komunikasi dan Informatika Sanksi Pelanggaran Pasal 44: 1. Barangsiapadengansengajadantanpahak mengumumkanataumemperbanyaksuatuciptaanatau memberiizinuntukitu,dipidanadenganpidanapenjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah). 2. Barangsiapadengansengajamenyiarkan,memamerkan, mengedarkan,ataumenjualkepadaumumsuatuciptaan ataubaranghasilpelanggaranHakCiptasebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982 Tentang Hak Cipta Peta dan Potensi Industri Perangkat Telekomunikasi Seluler IndonesiaPenulis: Riza Azmi, M.Kom (Puslitbang SDPPI) Editor: Adi Indrayanto, PhD (Pusat Mikroelektronika ITB) Puslitbang SDPPI Badan Litbang SDM Kementerian Komunikasi dan Informatika Peta dan Potensi Industri Perangkat Telekomunikasi Seluler Indonesia Penulis: Riza Azmi Editor:Adi Indrayanto, PhD Design Sampul:Ronaldi Wijaya Layout Isi:Riza Azmi Penerbit: Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Komunikasi dan Informatika Gedung B Lantai 4, Medan Merdeka Barat 9, Jakarta, 10110 e-mail : [email protected] Telp./fax: +62 21 348 33640 Percetakan Dicetak oleh PT. , isi diluar tanggung jawab Percetakan Cetakan pertama, Desember 2014. Kota: Jakarta, Indonesia Diterbitkan pertama kali oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Puslitbang SDPI Kementerian Kementerian Komunikasi dan Informatika 2014 i Ringkasan Eksekutif Perkembangan telekomunikasi di Indonesia berkontribusi positif dan langsung terhadap penerimaan negara baik dari sisi APBN maupun PNBP dengan rata-rata10Triliunrupiahsetiaptahun.Namunjikadilihatdarisisilain, perkembangantelekomunikasimenimbulkandefisitneracaperdagangan yangdisebabkanolehimporperangkattelekomunikasiyangrelatifbesar dibandingkan dengan penerimaan negara di sektor ini yaitu sekitar 24 Triliun rupiah.StudiinibertujuanmemetakanIndustriperangkathandset telekomunikasi seluler dilihat darivalue-chain industri ini dan melihat potensi industri lokal dalam rangka mengurangi defisit tersebut.Dari hasil studi ini, Industri perangkat telekomunikasi Indonesia secara umum dapatdibagimenjadi3entitasbesaryaituIndustriPerangkatCustomer PremisesEquipment(CPE)Telekomunikasi,IndustriJaringanTelekomunikasi dan Industri Konten atauOver the Top.Secara elemen value-chain, Industri CPE telekomunikasi Indonesia sudah tergolong lengkap namun masih bertipe relational dimana ketergantungan kuat antara merk dan manufaktur. Untuk mengurangi biaya produksi, pemerintah perlu mendorongnya ke tipe value chain modular dengan mengintensifkan masing-masing value-chain. IndustriperangkatjaringantelekomunikasiIndonesiadapatdikategorikan masihbersifathierarcykarenadimanufakturdarihulukehilir(vertically integrated) serta dalam hal ini pasar sebagian besar dikuasai oleh penanam ii modal asing. Dalam rangka mengurangi Degree of Asimetry untuk pasar ini pemerintahdapatmendorongdaritipeHierarcykeCaptivedengancara menarikindustriberbasisR&DkeIndonesia.Indonesiasendirijugamemiliki potensiuntukpembuatanperangkatjaringantelekomunikasiinidilihatdari portofolio yang ada. Beberaparekomendasidaristudiiniagarindustriperangkattelekomunikasi dapatberkembangyaitudenganmendorongindustridarimanufakturke industriberbasisinovasisalahsatunyadenganmengubahkebijakanTKDN yangberbasiskomponenmenjadiTKDNberbasisinovasi.Selainitu,untuk mencegahtingginyadegreeofasimetrydalamvalue-chainindustriini pemerintahharusmenggesertipevalue-chaindiindustriinidengan mendorongtumbuhnyavalue-networksepertimendorongindustrikreatif. Pemerintah juga perlu memberikan insentif melalui PNBP di sektor yang sama denganskemaCarrotIncentive.Selainitu,pemerintahperlumensiasati barrier-to-entrydenganrekomendasimembuatkonsorsiumindustridan memasukkannya ke dalam industri pertahanan di bidang telekomunikasi. Kata Kunci: rantai nilai, modularitas produk, jaringan nillai, industri perangkat handset telekomunikasi seluler iii Sambutan Kepala Puslitbang SDPPI Padatahun2014ini,PuslitbangSDPPI,KementerianKomunikasidan InformatikamelaksanakankegiatanPemetaanIndustriPerangkat TelekomunikasiIndonesiauntukmelihatgambaranpetakekuatandan kelemahanindustrilokaldalammenyediakanperangkattelekomunikasidi dalamnegeri.Walaupunkajianiniterlihatsepintastidakterkaitlangsung dengantugaspokokdanfungsiKementerian,namunkamimemberanikan dirimengambillangkahpertamakalinyamenyusunpetadanroadmap industri telekomunikasi ini dalam membantu industri perangkat telekomunikasi menjadi tuan rumah di negara sendiri. Adapunperangkattelekomunikasiyangdimaksuddalamkajianinidibagi menjadi 2 yaitu perangkat handset telekomunikasi seperti handphone, tablet danperangkathandsettelekomunikasiselulerlainnya;sertaperangkat jaringantelekomunikasiselulersepertiBTS.Pertimbanganpenelitianini membatasipada2industritersebut,dikarenakanpertamapasaruntuk perangkathandsettelekomunikasibernilaisekitar54milyardalamsetahun atauterbesaruntukwilayahAsia-Tenggara;sementarapenyediaanindustri manufakturlokalterkaitperangkatinimasihsangatkecil.Kedua,karena perangkatjaringantelekomunikasiselulermerupakanperangkatvitalyang sampai dengan saat ini pemainnya masih dikuasai Penanam Modal Asing. Dalam penulisannya, Kami menyadari terdapat beberapa kekurangan dan membukadiriuntukmasukanterkaitkekuranganbaikyangdisengaja ataupun tidak disengaja dalam buku ini. Demikian sambutan saya, semoga buku ini berguna untuk melihat peta dan potensi industri perangkat telekomunikasi seluler di Indonesia.Jakarta, Desember 2014 Kepala Puslitbang SDPPI Sunarno iv v Sambutan Kepala Badan Litbang SDM Sebagaimana kita ketahui, pertumbuhan industri telekomunikasi di Indonesia daritahunketahunsemakinmeningkatyangditunjukkandengan pertumbuhanjumlahpelanggantelekomunikasiterutamadariindustri telekomunikasibergerakseluleryangterustumbuhpesatterutamasejak tahun2006.Sampaidengansaatinitercatattidakkurangdari300juta pelanggan seluler di Indonesia atau meningkat 5 kali lipat dari 6 tahun yang lalu.Pertumbuhanindustritelekomunikasibergerakselulerinipadasatusisi berdampakpositifterhadappenerimaannegarabukanpajakyang disetorkankenegara,namundisisilain,Industriuntukperangkatjaringan telekomunikasiterutamauntukperangkatjaringanselulersepertiBTSdi Indonesiamasihsebagianbesardikuasaiolehpenanammodalasing, padahal di satu sisi merupakan perangkat vital telekomunikasi. Terkaitdenganhaltersebut,gambaranmengenairantainilaiproduksidan kesiapan industri lokal perangkat jaringan telekomunikasi yang konprehensif diperlukan untuk melihat potensi lokal untuk industri ini. Pada prinsipnya, saya meyakini bahwa industri lokal mampu bersaing dalam membuat perangkat jaringan telekomunikasi.Saya mengapresiasi terbitnya buku ini untuk melihat kondisi pasar industri ini menurutpandanganindustrilokal,bagaimanakelebihan/kekurangandan kesiapan industri perangkat telekomunikasi lokal; peluang dan tantangannya serta bagaimana kebutuhan dukungan Industri ini dari pemerintah. DemikiansambutandariSaya.Semogabukuinibergunadandapat memperkuatpenyediaanperangkatinfrastrukturtelekomunikasiolehanak-anak bangsa. Jakarta, Desember2014 Kepala Badan Litbang SDM DR. Basuki Yusuf Iskandar vi vii Daftar Isi Ringkasan Eksekutif .................................................................................................. i Sambutan Kepala Puslitbang SDPPI ...................................................................... iii Sambutan Kepala Badan Litbang SDM ................................................................. v Daftar Isi .................................................................................................................. vii Latar Belakang ......................................................................................................... 1 Landasan Teori dan Metode Penyusunan ............................................................ 3 Tata Kelola Value-Chain ......................................................................................... 3 Value Chain dan Value Network Industri Telekomunikasi ................................ 4 Product Modularity dalam Industri Perangkat Telekomunikasi ....................... 7 Peta Operasional Industri Telekomuniasi berbasis e-TOM ................................ 8 Metode Penyusunan Peta Industri Perangkat Telekomunikasi Seluler ........... 9 Gambaran Umum Industri Perangkat Telekomunikasi Indonesia ................... 13 Industri Perangkat Customer Premises Equipment Telekomunikasi Seluler . 13 Pangsa Pasar Perangkat CPE Telekomunikasi Seluler ................................. 13 Kondisi Impor Perangkat Telekomunikasi Seluler di Indonesia ................... 15 Industri Perangkat Jaringan Telekomunikasi ..................................................... 21 PT. Huawei Investment Tech Indonesia .......................................................... 22 PT. Nokia Solutions Networks Indonesia .......................................................... 22 PT. Ericsson Indonesia ......................................................................................... 23 PT. Samsung Telecommunication Indonesia................................................. 23 PT. ZTE Indonesia ................................................................................................. 24 Kebijakan Industri Perangkat Telekomunikasi ................................................... 25 Ketentuan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) ..................................... 25 Tata Cara Ketentuan Perizinan Impor Telepon Seluler, Komputer Genggam (Handheld), dan Komputer Tablet ..................................................................... 26 viii Tata Laksana Pemasukan dan Pengeluaran Barang ke dan dari Kawasan yang Telah Ditetapkan .......................................................................................... 30 InterpretasiKetigaPeraturanMenteriPerindustrian,Perdagangandan Keuangan ................................................................................................................ 31 Potensi Lokal Industri Perangkat Jaringan Telekomunikasi .............................. 33 PT. INTI ....................................................................................................................... 33 PT. CMI Indonesia ................................................................................................... 36 PT. Xirka Silicon Technology (XST) ........................................................................ 38 PT. LEN Industri ......................................................................................................... 38 PT. Fusi Global Teknologi ....................................................................................... 39 Versatile Silicon ....................................................................................................... 40 Peta Industri Perangkat Telekomunikasi Seluler ................................................ 43 PetaIndustriPerangkatCustomerPremisesEquipmentTelekomunikasi dalam Negeri .......................................................................................................... 43 Design House ....................................................................................................... 45 System Integrator ................................................................................................ 45 Manufaktur ........................................................................................................... 45 Brand Owner ....................................................................................................... 47 Retailer .................................................................................................................. 47 Peta Industri Perangkat Jaringan Telekomunikasi dalam Negeri ................. 49 Radio Network Infrastructure ............................................................................ 50 Billing Platform ..................................................................................................... 50 Network Solution ................................................................................................. 50 Service Managemen dan SIM-Card ............................................................... 50 Kekuatan,Kelemahan,PeluangdanAncamanIndustriTelekomunikasi Indonesia ................................................................................................................ 53 Industri Perangkat CPE Telekomunikasi .............................................................. 53 Industri Perangkat Jaringan Telekomunikasi ..................................................... 57 Rekomendasi Pengembangan Industri Perangkat Telekomunikasi ............... 61 Mendorong Industri Berbasis Inovasi ................................................................... 61 ix Tingkat Kandungan Dalam Negeri berbasis Inovasi ....................................... 63 Mendorong Berubahnya Tipe Value Chain ...................................................... 64 Menciptakan Value Network dalam Industri Perangkat Telekomunikasi ... 65 Bentuk Insentif Negara .......................................................................................... 65 Mencegah Barrier-to-Entry dalam Menumbuhkan Industri Dalam Negeri . 66 Penutup ................................................................................................................... 69 Simpulan ................................................................................................................... 69 Saran ......................................................................................................................... 69 Lampiran ................................................................................................................. 71 Daftar Pustaka ........................................................................................................ 75 x 1 Latar Belakang PertumbuhanindustritelekomunikasidiIndonesiadaritahunketahun semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan dari pertumbuhan jumlah pelanggan telekomunikasiterutamadariindustritelekomunikasibergerakseluleryang terusbertambahsejaktahun2006.DatadariKementerianKomunikasidan Informatikamenunjukkanbahwajumlahpelangganpadaindustriinitahun 2006sebesar63jutapelanggandimana5tahunsetelahnyameningkat menjadi 211 juta pelanggan atau sebesar hampir 4 kali lipatnya [1].Pertumbuhanindustritelekomunikasibergerakselulerinijugaberdampak positifterhadappenerimaannegara.MenurutDirektoratJenderalSumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika[2], kontribusi industri ini terhadap pendapatannegarapadatahun2013sebesar0.76%penerimaantotal negaraatausebesar3.10%daritotalPNBPkenegara.Peningkatanini sebagianbesardipengaruhiolehpermintaanterhadapaksesdatamobile, sehingga sumbangan terhadap PNBP dari sektor permintaan lisensi frekuensi meningkat tajam. Sejak tahun 2008 sampai dengan 2013 dapat dilihat bahwa penerimaan dari PNBP frekuensi meningkat hampir 50% dimana pada tahun 2013tercatatdisektorinitercatathampir10,9trilliunrupiah.Padasatusisi sumbangan di sektor ini cukup besar, namun di sisi lain dibandingkan dengan penerimaannegarayangterkaitdengansektorini,defisitperdagangan telekomunikasiyangditimbulkanterkaitperangattelekomunikasiinicukup besar dikarenakan hampir sebagian besar Indonesia masih melakukan impor perangkat untuk memenuhi kebutuhan perangkat ini. Data dari Kementerian Perdagangan, nilai impor produk ini sebesar USD 2,09 milyar pada tahun 2012, meningkatpadatahun2013sebesarUSD2,5milyardansampaidengan September 2014 sebesar USD 2,8 milyar. Peningkatanindustritelekomunikasiinitidaklepasdaritingginyapenetrasi selulerdiIndonesiayaitupadatahun2010sebesar211jutapelanggan. Dengan melihat asumsi bahwa pada tahun 2010 jumlah pelanggan sebesar 211 juta, maka diperkirakan jumlah handset untuk kategori industri ini paling tidaksebesar211jutahandsetyangtelahberedardipasaran,jika1 pelanggantersebutsetidaknyamemiliki1handset.Menurutbadansurvey GfK,sepanjangtahun2012,IndonesiamenempatiposisipertamadiAsia 2 dalam penjualan pasar handset seluler, dimana 54 juta handset terjual hanya dalam waktu satu tahun [3].Padasatusisi,haltersebutdapatdinilaisebagaikeuntungantersendiri dimanaIndonesiamerupakansalahsatupasarterbesartelekomunikasidi Indonesia,namundisisilain,IndustriTelekomunikasidiIndonesiaterutama industrimanufakturdapatdikatakanmasihsangatrendah.Daridata[2] komposisi sertifikasi untuk perangkat telekomunikasi yang masuk ke Indonesia 99,04%merupakanprodukmanufakturdariluarnegeridengankomposisi terbanyak 71.65% perangkat berasal dari negara Tiongkok sementara produk sertifikasiaslidariIndonesiahanyaberjumlah29dari5.503perangkat telekomunikasi yang disertifikasi pada tahun tersebut. Perkembangan industri telekomunikasi seluler ini selain sebagai pasar dari sisi handset telekomunikasi juga merupakan pasar besar dari perangkat jaringan telekomunikasisepertiBaseStationSeluler.Halinidikarenakanselainpasar potensial dari sisi konsumen yang cukup besar juga luasnya wilayah Indonesia yangharusdicakupOperatorSeluler.Jikadilihatkomposisinya,pemain perangkat jaringan ini seluler ini sebagian besar terdiri dari luar negeri seperti Huawei,NokiaSolutionNetwork,Ericson,ZTE,danSamsung Telecommunication. Dari hal tersebut, pada satu sisi industri telekomunikasi tumbuh sangat pesat di Indonesia namun di sisi lain, jumlah perangkat telekomunikasi lebih banyak dariluarnegeri,selainitu,datadaninformasimengenaiIndustri Telekomunikasiiniterutamadarisisimanufaktur,rantaiproduksidan pemetaannya masih belum dapat ditemukan di Indonesia. Sehingga studi ini akan melihat peta Industri Telekomunikasi di Indonesia tersebut secara holistik, tidakhanyadarisisimanufakturnamunjugadistributordenganmengkaji pemetaandenganmelihatValueChainGovernanance[4]dariindustriini serta analisis Strength, Weakness, Threath and Opportunity dari industri ini. 3 Landasan Teori dan Metode Penyusunan Tata Kelola Value-Chain TABEL 1 TEORI VALUE-CHAIN [4] TipeTata Kelola Kompleksitas Transaksi Kodifikasi Transaksi Kapabilitas Supply Derajat koordinasidan kemampuan asimetrisMarketRendahTinggiTinggiRendah ModularTinggiTinggiTinggi RelasionalTinggiRendahTinggi CaptiveTinggiTinggiRendah HierarkiTinggiRendahRendahTinggi Menurutteoritatakelolavalue-chain[4],strukturvalue-chaindapatdilihat dari 3 faktor utama yaitu: 1.Kompleksitas Transaksi, yaitu informasi dan pengetahuan tentang proses dan spesifikasi produk 2.KodifikasiTransaksi,yaituinformasidanpengetahuanyangdapat diklasifikasikan secara jelas tugas dan fungsinya3.Kapabilitas Supply, yaitu supplier potensial terkait permintaan kebutuhan Jika ketiga faktor tersebut dinilai dengan kategori Tinggi dan Rendah, maka akan terdapat delapan kategori value-chain, dimana 5 diantaranya dapat dijelaskan dan secara umum terjadi saat ini (Tabel 1) yaitu Market, Modular, Relasional, Captive dan Hierarki. Jika dijelaskan lebih lanjut derajat koordinasi dankemampuanbervariasiantaratipeMarket(rendah)ketipehierarki (tinggi)sebagaimanapadaGambar1,dimanahubunganantarelemen tersebut dijelaskan. 4 GAMBAR 1 TEORI VALUE-CHAIN DAN HUBUNGAN ANTARA KETIGA FAKTOR [4] Value Chain dan Value Network Industri Telekomunikasi GAMBAR 2 VALUE CHAIN INDUSTRI TELEKOMUNIKASI [5] 5 Secara umum, generalisasi value-chain industri telekomunikasi dapat dibagi menjadi 3 elemen yaitu Manufaktur Perangkat Telekomunikasi, Operator dan Pelanggan[5].Hubunganantaraketiganyamerupakanhubunganrantai supplydimanamasing-masingindependensatudanlainnyayang menghasilkan nilai dan ketergantungan satu sama lain.Terkaitdenganmanufakturperangkattelekomunikasi,valuechainindustri perangkat telekomunikasi secara global mengikuti sistem Product Modularity. Halinidapatdijelaskandenganteoritatakelolavaluechain[4],bahwa rumitnya penyediaan komponen dalam pembuatan perangkat ini, namun di sisilain,dikarenakantingginyapermintaanterhadapprodukini menyebabkanbanyaknyamunculpenyediakomponensecaraglobal seperti integrated circuit, software, dan pheriperalnya.Secara umum Value ChaindapatdipetakankedalamIndustriPerangkatTelekomunikasiGlobal padaGambar3yangsecaraumumterdiridaripengembanganproduk, platform, integrasi, produk dan layanan pelanggan [6]. GAMBAR 3 VALUE CHAIN INDUSTRI PERANGKAT TELEKOMUNIKASI GLOBAL [6] Keterkaitandalamrantaisupplyinidiindustriperangkatjaringan telekomunikasidapatdibagisebagaisuatuhubungandarihulukehilir sebagaimanadalamGambar4,dimanamasing-masingsub-systemdalam 6 rantaisupplyinimemposisikandirinyamasing-masing[7].Relasidiindustri perangkatjaringantelekomunikasiini,masihbersifathierarkiataubersifat vertikal [4]. GAMBAR 4 VALUE CHAIN TRADISIONAL INDUSTRI JARINGAN TELEKOMUNIKASI [7] Denganluasnyaaplikasibisnistelekomunikasiterutamadenganadanya perubahanperilakupasar,hubungantersebutberubahdariValueChain kepada ValueNetwork [7]. Perbedaan antara keduanyadalamstudi kasus penyelenggaraantelekomunikasidiJepang[5]dansecaraumumValue Networklebihmenekankanuntukmenjawab7perubahanperilakupasar yaitu [7]: 1.Layananberbasistransaksi(transaction)menjadilayananberbasis hubungan (relationship) 2.Digerakkanolehmarketing(MarketingPush)menjadikeinginan pelanggan (Customer (subscriber) Pull) 3.Bertujuan untuk memperoleh pelanggan (Customer Acquisition) menjadi memperoleh keloyalan pelanggan ((Profitable) Customer Retention) 4.Mendapatkanpendapatanperpengguna(AveragerevenueperUser) menjadimendapatkanberapakeuntunganper-pengguna(Average Profit per User) 5.Berbasiskeplatformlayanan(IntelligenceinPlatform)kefokuspada handset pintar (Intelligence in Handsets) 6.Memaksimalkaninvestasi(InvestmentinInfrastructure)menujuke memaksimalkan kegunaan aset yang ada (Leveraging ke Assets) 7.Fokus ke teknologi (Technology) menjadi memaksimalkan layanan yang bisa disediakan teknologi (Content/Services) Untukmenjawabperubahanketujuhperilakutersebut secaracepatmaka operatorcenderungmelakukanServiceLevelAggrementuntuksecara segera menciptakan value.ValueNetwork sendiri cenderung dilakukan jika 7 terdapat banyak layanan-layanan pendukung dengan hubungan kompleks dan cenderung singkat untuk menghasilkan layanan yang memenuhi ketujuh perubahan tersebut. Product Modularity dalam Industri Perangkat Telekomunikasi ProductModularitymerupakanpembagianpekerjaankomponenindustri yangfokuspadasalahsatubidangdimanakomponentersebutdapat digabungkan [8]. Pembagian ini sebagai industri horizontal [9], yaitu industri yangfokuspadasalahsatupenyediaankomponen(Gambar5).Dalam industrivertikalatauindustritradisional,vendormembuatkeseluruhan perangkatdarihulukehilir.Dalamindustrielektronikatradisionalindustri vertikalmemilikicirimemilikidepartemendesign,sistemoperasi,perakitan, pemasaran sekaligus sebagai pemilik brand. GAMBAR 5 VERTICALLY INTEGRATED VS. HORIZONTALLY SPECIALIZED [9] Spesialisasiindustriiniakanlebihefektifjikaperusahaanmemilikispesialisasi pembuatankomponendenganmelakukankoordinasiantarpembuat komponen tersebut [10]. Efisiensi tersebut juga bebas dari skala perusahaan, baik perusahaan skala besar maupun skala kecil [10]. Hubungan value-chain yang efektif dan efisien dengan profit perusahaan dijabarkan dalam model Vendor 4 Vendor 3 Vendor 2 Vendor 1 Design Operating System Manufacturing Marketing Vendor 1

Vendor 2 8 yang dibuat oleh Elgazzar (2012) [11], dimana hubungan ini dilihat dari hasil evaluasimatriksdalammodeldenganpendekatanAnalyticalHierarcical Proces.Denganarsitekturyangsesuai,ProductsModularityjugaakan meningkatkanproductsreusabilitydanmeminimalkanhal-halyangtidak diperlukansehinggaberdampakpadaGreenSupplyChainataurantai supply yang efektif dan efisien [12]. Perusahaan-perusahaan yang melakukan pemisahaan fungsi ini diantaranya Apple,MicrosoftdanHP[9].Dalamprakteknya,produkiPhonedariApple, tidakdimanufakturolehApplesendiri.Dalamkonteksini,Applehanya melakukan design house dan merancang tampilan produknya. Perusahaan yangmelakukanmanufakturadalahFoxconn.Dinegara-negarayang menjadibasispasarApple,pemasarandilakukanolehperusahaanlokal, sebagai contoh di Indonesia seperti PT. Global Teleshop, PT. Trikomsel atau PT. Erajaya selaku distributor.Peta Operasional Industri Telekomuniasi berbasis e-TOM eTOMFramework(EnhancedTelecommunicationOperationMap) merupakan framework yang jamak digunakan oleh Industri Telekomunikasi di duniayangberasaldariTeleManagementForum[13].Frameworkini mendeskripsikan unit-unit dasar yang dimiliki oleh perusahaan telekomunikasi. Secara umum eTOM terdiri dari 3 bagian besar yang dijabarkan pada eTOM level0(Gambar6)yaituStrategi,InfrastrukturdanProduk;Operasi;dan Manajemen Pendukung [13]. eTOMframeworkbekerjadenganprosesdekomposisidarilevel0secara global sampai dengan level 3 yang rinci menyebutkan fungsi masing-masing sub-sistem.Secaraproses,eTOMtidakmembatasialurkerjamasing-masing elemen,namunprosessecaradinamisberubahsesuaidenganskenario tujuan perusahaan.DikaitkandenganValueChain[7],frameworkinisetidaknyamenyediakan fungsi untuk menangani infrastruktur, billing dan dan layanan ke pelanggan, sertadapatmengadopsiperubahandariValueChainkeValueNetwork denganadanyaelemenStrategy,InfrastuctureandProduct(SIP).Dalam industriini,halyangberkaitandenganindustriperangkatjaringan telekomunikasiadalahelemenpadaSIPyangmenentukankebutuhan perangkat jaringan. 9 GAMBAR 6 PETA PROSES DAN ELEMEN UMUM ETOM LEVEL 0 [13] MetodePenyusunanPetaIndustriPerangkatTelekomunikasi Seluler Dalam memetakan Industriperangkat Telekomunikasi di Indonesia kajian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Model yang dibangung untuk memetakan industri perangkat handset telekomunikasi seluler menggunakan modifikasi Supply Chain Modularity [9] yang dapat dilihat Tabel 2 dan Tabel 3. Dari kerangka tersebut dilakukan analisis Strength, Weakness, Threath and Opportunityuntukmelihatgambarankondisiindustriini.Datadianalisis dengan menggunakan kerangka Supply Chain Governance [4].Data primer pada penelitian ini didapatkan dengan wawancara mendalam kepada informan dari pihak industri perangkat handset telekomunikasi seluler yaitu 10 1.Pemilik brand/merk handset dan industri manufaktur, meliputi PT Aries IndoGlobal(AIG)denganmerkdagangEverCross,PTMajuExpress IndonesiadenganmerkdagangMITO,PTSupertonedenganmerk dagang SPC, PT. Tiphone Mobile Indonesia dengan merk dagang TI-Phone, PT. Teletama Artha Mandiri dengan merk dagang Venera, PT. ZhouInternasionaldenganmerkdagangAsiafone,PTArgaMas LestaridenganmerkdagangAdvanDigital,PT.TataSaranaMandiri denganmerkdagangIVIO,PT.SatNusaPersada(DesignHouse handset)danPT.SaranaKencanaMulyadenganmerkdagang Polytron.2.IndustriPerangkatJaringanTelekomunikasi:PTHariffDayaTunggal Engineering,PTLENIndustri(Persero),PTIndustriTelekomunikasi Indonesia,PTXirkaSiliconTechnology,PTCompactMicrowave Indonesia,VersatileSilicon,PTTeknologiRisetGlobaldanPT.Fusi Global Teknologi 3.Industri Eksisting yaitu Industri Perangkat Jaringan Telekomunikasi yang meliputiPT.HuaweiInvestmentIndonesia,Nokia-SolutionNetwork, dan Samsung Telecommunication. Pemilihan kriteria informan yaitumengetahui secara teknis pengembangan produkdanmendudukijabatantertentudisuatuinstansiyang mempengaruhikebijakanterkaitindustri.Halinidimaksudkanagar,setiap perubahan pada instansi tersebut dapat diperoleh dalam penelitian ini. Datasekunderdidapatkandenganpenggaliandatakesumber-sumber terkait seperti: yaitu data impor perangkat handset telekomunikasi seluler dari KementerianPerdagangan,datasertifikasiperangkattelekomunikasidan data pelanggan telekomunikasi dari Direktorat Jenderal SDPPI, Kementerian Komunikasi dan Informatika, data peredaran perangkat telekomunikasi CPE di Indonesia yang didapat dari distributor perangkat telekomunikasi meliputi PT.Erajaya,PT.Trikomsel,PT.GlobalTeleshop,BlackBerryIndonesiadanPT. AppleIndonesiauntukmelihatjumlahdansumberdatasekunderlainnya sepertiGfKIndonesiadanGfKAsia-Pasifikuntukmelihatdatainterpolasi peredaran jumlah perangkat telekomunikasi seluler. 11 TABEL 2 KERANGKA PETA INDUSTRI PERANGKAT TELEKOMUNIKASI ElemenKonsepSumberIndustri Jaringan Telekomunikasi Radio Network InfrastructureSub sistem yang menyediakan infrastruktur jaringan radio[7] Billing PlatformSub sistem yang menyediakan software penghitungan tarif[7], [13] Network SolutionSub sistem pendukung manajemen infrastruktur dan strategi[13] Service ManagementSubsistemyangmenyediakandukunganlayanan pengguna [13] Service ProviderSub sistem sebagai pemegang merk dan lisensi[7], [5] Chipset CPE Design HouseArsitektur handset[9] System IntegratorPenggabungan platform, hardware dan software[14] Component SuppliersPenyedia komponen[15]ManufacturingAssembly produk[9] Brand OwnerPemilik merk[9] Retailer Investor penjual[14], [15] Over the Top: Layanan Pendukung/Konten Konsumen 12 TABEL 3 KERANGKA ANALISIS INDUSTRI CPE TELEKOMUNIKASI Nama Generik Gangnes (2011) [9] Model Penelitian Keterangan ChipsetSub sistem pada value chain yang memproduksi chipset. ODM Design HouseDesign HouseSub sistem pada value chain yang menguasai arsitektur produk yang berhubungan dengan chipset.[9] Operating System System IntegratorSub sistem pada value chain yang berhubungan dengan design tampilan suatu produk. Dengan asumsi sistem operasi mengalamipengerucutanpadasistemoperasitertentuyaituiOS,AndroiddanWindowsPhone[16],makapada penelitian ini definisi Operating System diganti dengan definisi system integrator. Hal ini dikarenakan Operating System yangdigunakantidak dibuatsendiri olehSub-Systemsendiri namuntelahdisediakandan denganmenitikberatkan vendor atau sub-system yang menguasai penggabungan sub-component dalam mendesign tampilan produk. System Integrator menggabungkan platform, software dan sistem. [14] CM Component Suppliers Sub-system yang membuat komponen perangkat[15]. Komponen ini mencakup supply material (plastik, logam, gelas), supply komponen (memory, baterai, core chip, display dan periferal) [17].ManufacturingManufacturing Sistem yang melakukan produksi [15], [9] OEM MarketingBrand Owner Sistem yang memiliki brand dan melakukan pemasaran. [9] Marketing Retailer Sub-elemen yang membeli produk dalam skala besar untuk menjualnya kembali [15]. Walaupun dalam rantai supply sub-elemeninitidakterlibatdalamprosesproduksi,namunkeberadaannyasebagaipemegangmodalberperan sangatpenting dalamskala ekonomi.Sub elemen inijuga didefinisikansebagai marketing,penjualandan layanan purna jual pengguna. [14] 13 Gambaran Umum Industri Perangkat Telekomunikasi Indonesia Industri Perangkat Customer Premises Equipment Telekomunikasi Seluler Pangsa Pasar Perangkat CPE Telekomunikasi Seluler GAMBAR 7 SEGMENTASI PERANGKAT CPE DI INDONESIA (SUMBER: GFK) 71686459551216212835131097434 4 430,41 1 11,50,30,5 0,5 0,5 10,3 0,5 0,5 0,5 0,5OCT 1 2 -DE C1 2J AN1 3 -MAR 1 3AP R L 1 3 -J U N1 3J U L 1 3 - S E P 1 3 OCT 1 3 -DE C1 3SMARTPHONE VSFEATUREDPHONESMARTPHONE OTHERSSMARTPHONE WINDOWS PHONESMARTPHONE IOSSMARTPHONE A40 ASA TOUCHSMARTPHONE BLACKBERRYSMARTPHONE ANDROIDMOBILE PHONESource: GfK Indonesia 14 GfKmelaporkanbahwanilaipasarperangkatuntukCPEtelekomunikasi sebesar54triliunrupiahselamasatutahun,dimanausiapenggantian perangkatbaruolehpenggunamemilikiumurpalinglama12bulan[3]. MerekamelaporkanbahwauntukwilayahAsiaTenggara,Indonesia merupakan pasar terbesar untuk kategori ini. Pada tahun 2013 impor ponsel mencapai16.470tonatausenilaidenganUS$2,8miliaratauRp33,4triliun dengan negara asal impor terbesar yaitu Tiongkok dengan 13.116 ton atau US$ 1,6 miliar; Vietnam dengan 1.426 ton atau US$ 607,1 juta; Meksiko 239 ton atau US$ 203,6 juta; Taiwan sebesar 271 ton atau US$ 190,8 juta; India 432 ton atauUS$56,5juta;danHungariadengan63tonatauUS$51,5juta. SementarasisanyadariKorea,HongKong,Singapura,Kanada,Australia, Thailand, Amerika Serikat dan negara lainnya [18]. GAMBAR 8 SEGMENTASI HARGA CPE DI INDONESIA (SUMBER: GFK INDONESIA) 12,115,333,233,514,313,610,97,88,58,38,47,73,93,72,22,31,51,61,41,53,64,7YT D11 YT D12SHAREPER PRICESEGMENT>4000000IDR>3500000IDR - 4000000IDR>3000000IDR - 3500000IDR>2500000IDR - 3000000IDR>2000000IDR - 2500000IDR>1500000IDR - 2000000IDR>1000000IDR - 1500000IDR>750000IDR - 1000000IDR>500000IDR - 750000IDR>250000IDR - 500000IDR