Buku Panduan 2014

187

description

Buku Panduan 2014

Transcript of Buku Panduan 2014

Page 1: Buku Panduan 2014
Page 2: Buku Panduan 2014
Page 3: Buku Panduan 2014

PANDUAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) Edisi Cetakan ke-5 (Revisi) Jakarta, Tahun 2014 Tim Penyusun Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya,

Kementerian Pekerjaan Umum Ilustrasi Sampul Sketsa Ikon Perkotaan: Kota Jakarta (Monas); Kota Semarang (Tugu

Monas); Kota Balikpapan (Bandara Sepinggan)(Sumber: Sketsa Ilustrasi Tim Subdit. Pengembangan Permukiman Baru), Tahun 2014

Edisi Cetakan ke-4 (Revisi) Jakarta, Tahun 2013 Tim Penyusun Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya,

Kementerian Pekerjaan Umum Ilustrasi Sampul Konsep Pengembangan Kawasan Tamansari dan Kawasan Cigondewah,

Kota Bandung (Sumber: Dokumen SPPIP Kota Bandung), Tahun 2010 Edisi Cetakan ke-3 (Revisi) Jakarta, Tahun 2012 Tim Penyusun Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya,

Kementerian Pekerjaan Umum Ilustrasi Sampul Konsep Pengembangan Kawasan Tamansari dan Kawasan Cigondewah,

Kota Bandung (Sumber: Dokumen SPPIP Kota Bandung), Tahun 2010 Edisi Cetakan ke-2 Jakarta, Tahun 2011 Tim Penyusun Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya,

Kementerian Pekerjaan Umum Edisi Cetakan ke-1 Jakarta, Tahun 2010 Tim Penyusun Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya,

Kementerian Pekerjaan Umum

Page 4: Buku Panduan 2014
Page 5: Buku Panduan 2014

i

Kata Pengantar

Page 6: Buku Panduan 2014

i

Kata Pengantar

Salam Sejahtera,

Sejalan dengan meningkatnya pembangunan perkotaan di berbagai wilayah di

Indonesia, kebutuhan akan kawasan permukiman yang aman, nyaman, layak huni,

dan berkelanjutan menjadi sesuatu yang tidak bisa dihindari. Pemenuhan kebutuhan

ini harus sejalan dan sinergi dengan perencanaan pembangunan dan penataan ruang

yang telah disusun. Berkenaan dengan hal ini, diperlukan suatu strategi

pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang dapat

memberikan payung bagi penyelenggaraan pembangunan di daerah, melalui Strategi

Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan turunan

operasionalnya yang berupa Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas

(RPKPP).

Dalam penyelenggaraan pembangunan, SPPIP dan RPKPP ini merupakan instrumen

penting untuk menjamin terwujudnya pembangunan permukiman dan infrastruktur

permukiman perkotaan yang serasi dan sinergi dengan sektor pembangunan lainnya,

baik dari sisi pentahapan maupun alokasi ruangnya. Dengan adanya instrumen ini,

penyelenggaraan program dan kegiatan invenstasi pembangunan permukiman dan

infrastruktur permukiman perkotaan dapat berjalan efektif dan efisien. Untuk dapat

mewujudkan harapan tersebut, sejak tahun 2010, Pemerintah melalui Direktorat

Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan

Umum telah melakukan fasilitasi pendampingan kepada pemerintah kabupaten/kota

untuk melakukan penyusunan SPPIP dan RPKPP tersebut. Sebagai upaya untuk

menciptakan kemandirian kepada pemerintah kabupaten/kota, pada tahun 2014,

fasilitasi pendampingan hanya diberikan untuk proses penyusunan SPPIP, sedangkan

penyusunan RPKPP sepenuhnya diserahkan kepada daerah. Agar penyelenggaraan

penyusunan SPPIP dan RPKPP tersebut, baik yang dilakukan secara mandiri oleh

pemerintah kabupaten/kota maupun dengan fasilitasi Pemerintah, dapat berjalan

dengan baik, maka diperlukan penguatan pengetahunan penyusun dan pihak yang

terlibat dalam penyusunan SPPIP dan RPKPP mulai dari pemahaman hingga pada

proses penyusunannya yang diakomodir dalam panduan ini.

Page 7: Buku Panduan 2014

ii

Secara garis besar, panduan ini terdiri atas dua bagian besar, yaitu pemahaman

SPPIP dan RPKPP, serta prosedur pelaksanaan kegiatan penyusunan SPPIP dan

RPKPP. Panduan ini selain memberikan arahan bagi pelaksanaan kegiatan

penyusunan SPPIP dan RPKPP, namun juga dapat menjadi materi untuk pelatihan

dan sosialisasi dalam penyusunan SPPIP dan RPKPP. Akhir kata semoga Panduan

Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) ini dapat

bermanfaat sebagai panduan dalam kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP.

Direktorat Jenderal Cipta Karya

Kementerian Pekerjaan Umum

Page 8: Buku Panduan 2014
Page 9: Buku Panduan 2014

iv

Daftar Isi

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................. iv

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... vii

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................................. .x

PETUNJUK PENGGUNAAN PANDUAN ..................................................................... xi

BAGIAN 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................... 1

1.2 MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN ............................................... 5

1.2.1 Maksud ................................................................................... 5

1.2.2 Tujuan ..................................................................................... 5

1.2.3 Sasaran .................................................................................. 5

1.3 MANFAAT PANDUAN ....................................................................... 5

1.4 SISTEMATIKA PANDUAN ................................................................. 6

BAGIAN 2 PEMAHAMAN DASAR PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAN

KEBUTUHAN PENYELESAIANNYA MELALUI SPPIP DAN RPKPP ........ 8

2.1 PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN

INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN

KEBUTUHAN PENANGANANNYA ................................................... 9

2.2 PENANGANAN PERMASALAHAN PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

PERKOTAAN MELALUI SPPIP DAN RPKPP .................................... 12

2.3 SPPIP DAN RPKPP DALAM KERANGKA PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

PERKOTAAN ..................................................................................... 14

Page 10: Buku Panduan 2014

v

2.3.1 Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ................................. 14

2.3.2 Kedudukan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka

Pengembangan Kabupaten/Kota .......................................... 17

2.3.3 Peninjauan Kembali Dokumen SPPIP ................................... 23

2.3.4 Pemangku Kepentingan SPPIP dan RPKPP ......................... 23

2.3.5 Legalisasi SPPIP dan RPKPP ................................................ 26

BAGIAN 3 KEGIATAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) ............... 28

3.1 RUANG LINGKUP PENYUSUNAN SPPIP ........................................ 29

3.1.1 Lingkup Kegiatan Penyusunan SPPIP ................................... 29

3.1.2 Lingkup Wilayah Penyusunan SPPIP ..................................... 32

3.1.3 Kedalaman Substansi SPPIP ................................................. 34

3.2 KELUARAN YANG DIHASILKAN ...................................................... 36

3.3 PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN

PENYUSUNAN SPPIP ....................................................................... 43

BAGIAN 4 KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN

PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) ........................................................ 92

4.1 RUANG LINGKUP PENYUSUNAN RPKPP ...................................... 93

4.1.1 Lingkup Kegiatan Penyusunan RPKPP ................................. 93

4.1.2 Lingkup Wilayah Penyusunan RPKPP ................................... 96

4.1.3 Kedalaman Substansi RPKPP ............................................... 97

4.2 KELUARAN YANG DIHASILKAN ...................................................... 101

4.3 PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN

PENYUSUNAN RPKPP ..................................................................... 106

GLOSSARY .................................................................................................................. xiii

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... xxii

ANNEX ......................................................................................................................... xxiv

Page 11: Buku Panduan 2014

vi

Daftar Tabel

Tabel 2-1 Rincian Perbedaan Antara SPPIP, dan RPKPP Dalam Kerangka

Pembangunan Wilayah Perkotaan ...................................................... 21

Tabel 2-2 Peran dan Bentuk Keterlibatan Masing-Masing Pihak Dalam

Kegiatan Penyusunan SPPIP dan RPKPP .......................................... 24

Tabel 3-1 Keterkaitan Lingkup Kegiatan Dengan Capaian dalam Kegiatan

Penyusunan SPPIP .............................................................................. 29

Tabel 3-2 Contoh Tabel Isian Strategi dan Program Pembangunan

Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) .............................. 38

Tabel 3-3 Contoh Tabel Potensi dan Permasalahan .......................................... 54

Tabel 3-4 Contoh Tabel Tujuan dan Kebijakan Pembangunan

Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan ........................................... 59

Tabel 3-5 Contoh Tabel Tujuan, Kebijakan dan Strategi .................................... 72

Tabel 4-1 Keterkaitan Lingkup Kegiatan Dengan Capaian dalam Kegiatan

Penyusunan RPKPP ............................................................................ 90

Tabel 4-2 Contoh Rencana Aksi Program Pembangunan Permukiman dan

Infrastruktur Perkotaan Pada Kawasan Prioritas ................................ 96

Tabel 4-3 Contoh Rencana Program Penanganan Pembangunan

Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Pada Kawasan

Pengembangan Tahap 1..................................................................... 97

Tabel 4-4 Contoh Tabel Inventarisasi Potensi, Permasalahan, Tantangan,

Hambatan ............................................................................................ 113

Tabel 4-5 Contoh Tabel Kebutuhan Penanganan Kawasan .............................. 117

Tabel 4-6 Contoh Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan

Pembangunan Tahap 1 ....................................................................... 133

Page 12: Buku Panduan 2014

vii

Daftar Gambar

Gambar 2-1 Ilustrasi Arah Pembangunan Kota yang Dibentuk Berdasarkan

Pada Kebutuhan Kabupaten/Kota ................................................... 11

Gambar 2-2 Diagram Keterkaitan Arah Pengembangan dan Pembangunan

Kabupaten/Kota, SPPIP, dan RPKPP Dalam Kerangka

Pembangunan Perkotaan ................................................................. 13

Gambar 2-3 Diagram Keterkaitan SPPIP dan RPKPP .......................................... 16

Gambar 2-4 Keterkaitan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Kebijakan

Pembangunan Kabupaten/Kota ....................................................... 19

Gambar 2-5 Ilustrasi Keterkaitan SPPIP, RPKPP dan RPIJM Bidang

Permukiman ...................................................................................... 20

Gambar 2-6 Contoh Keterkaitan Substansi SPPIP, RPKPP dan RPIJM

Bidang Permukiman ......................................................................... 20

Gambar 2-7 Keterkaitan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Kebijakan

Pembangunan Kabupaten/Kota Dari Sisi Waktu ............................. 22

Gambar 2-8 Peninjauan Kembali Dokumen SPPIP .............................................. 23

Gambar 2-9 Keterkaitan Semua Pihak yang Terlibat Dalam Proses

Penyusunan SPPIP/RPKPP .............................................................. 26

Gambar 3-1 Ilustrasi Lingkup Wilayah Penyusunan SPPIP Untuk Wilayah

Adaministrasi Kota (atas) dan Untuk Wilayah Administrasi

Kabupaten (bawah) .......................................................................... 33

Gambar 3-2 Dasar Pertimbangan Perumusan Strategi Dalam SPPIP ................. 35

Gambar 3-3 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan

Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) ........................... 41

Gambar 3-4 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan

Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Untuk

Lingkup Persiapan ............................................................................ 43

Page 13: Buku Panduan 2014

viii

Gambar 3-5 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan

Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Untuk

Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan .............................. 49

Gambar 3-6 Contoh Peta Pemetaan Potensi dan Permasalahan

Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman

Perkotaan .......................................................................................... 55

Gambar 3-7 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan

Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Untuk

Lingkup Perumusan Tujuan dan Kebijakan Pembangunan

Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan ................... 56

Gambar 3-8 Contoh Peta Sebaran Kawasan Permukiman Prioritas ................... 67

Gambar 3-9 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan

Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Untuk

Lingkup Perumusan Strategi Pembangunan Permukiman dan

Infrastruktur Permukiman Perkotaan ................................................ 69

Gambar 3-10 Contoh Pemetaan Strategi dan Program Pembangunan

Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan ................... 82

Gambar 3-11 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan

Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Untuk

Finalisasi dan Sosialisasi .................................................................. 85

Gambar 4-1 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan

Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) ........................................ 101

Gambar 4-2 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Untuk Lingkup Kegiatan

Persiapan .......................................................................................... 103

Gambar 4-3 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Untuk Lingkup Kegiatan

Identifikasi Potensi dan Permasalahan ............................................ 108

Gambar 4-4 Contoh Peta Permasalahan Pembangunan Permukiman ............... 114

Gambar 4-5 Contoh Peta Permasalahan Pembangunan Infrastruktur

Permukiman Perkotaan .................................................................... 114

Gambar 4-6 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Untuk Lingkup Kegiatan

Perumusan Rencana Aksi Program ................................................. 115

Gambar 4-7 Contoh Peta Penanganan Kawasan Permukiman Prioritas............. 118

Page 14: Buku Panduan 2014

ix

Gambar 4-8 Contoh Peta Konsep Pembangunan Kawasan Permukiman

Prioritas ............................................................................................. 122

Gambar 4-9 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Untuk Lingkup Kegiatan

Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan

Tahap 1 ............................................................................................. 131

Gambar 4-10 Contoh Konsep Penanganan Tahap 1 ............................................. 137

Gambar 4-11 Contoh Rencana Detail Desain ........................................................ 144

Gambar 4-12 Contoh Ilustrasi 3D Rencana Penanganan Kawasan

Pembangunan Tahap 1 .................................................................... 145

Gambar 4-13 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Untuk Lingkup Kegiatan

Finalisasi dan Sosialisasi .................................................................. 148

Page 15: Buku Panduan 2014

x

Daftar Singkatan

1. APBN : Anggaran Pendapatan Belanja Negara

2. CAP : Community Action Plan

3. CK : Cipta Karya

4. CPA : Community based Participatory Approach

5. DED : Detailed Engineering Design

6. DJCK : Direktorat Jenderal Cipta Karya

7. DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

8. FGD : Focus Group Discusion

9. LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat

10. NGO : Non-Governmental Organization

11. PKP : Pengembangan Kawasan Permukiman

12. Pokjanis : Kelompok Kerja Teknis

13. PPIP : Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

14. PU : Pekerjaan Umum

15. Randal : Perencanaan dan Pengendalian

16. RP3KP : Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Kawasan Permukiman

17. RPIJM : Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah

18. RPJM : Rencana Pembangunan Jangka Menengah

19. RPJP : Rencana Pembangunan Jangka Panjang

20. RPKPP : Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas

21. RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah

22. Satker : Satuan Kerja

23. SPK : Strategi Pengembangan Kota

24. SPMK : Surat Perintah Mulai Kerja

25. SPPIP : Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan

26. TOR/KAK : Term of Reference / Kerangka Acuan Kerja

Page 16: Buku Panduan 2014

xi

Petunjuk Penggunaan Panduan

Panduan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur

Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas

(RPKPP) meliputi 4 (empat) bagian besar yang saling terkait, yaitu: (1) pendahuluan,

(2) pemahaman dasar permasalahan pembangunan dan kebutuhan penyelesaiannya

melalui SPPIP dan RPKPP, (3) kegiatan penyusunan Strategi Pembangunan

Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP), dan (4) kegiatan penyusunan

Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP). Untuk

memudahkan pemahaman keempat bagian panduan tersebut, maka dimohon

memperhatikan beberapa hal berikut :

Keempat bagian dalam Panduan Teknis Pelaksanaan Penyusunan Strategi

Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana

Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) ini merupakan bagian

yang saling terkait satu sama lain, namun dapat digunakan secara terpisah

maupun bersamaan sesuai dengan kebutuhan yang ada;

Bagian 1 memuat mengenai latar belakang penyusunan panduan; maksud,

tujuan, dan sasaran penyusunan panduan; manfaat panduan; dan sistematika

panduan yang membantu memberikan gambaran ringkas dari keseluruhan

panduan;

Bagian 2 memuat mengenai pemahaman dasar atas kondisi perencanaan di

Indonesia serta kebutuhannya akan SPPIP dan RPKPP.

Bagian 3 memuat tentang teknis penyelenggaraan kegiatan dan penyusunan

SPPIP;

Bagian 4 memuat tentang teknis penyelenggaraan kegiatan dan penyusunan

RPKPP;

Page 17: Buku Panduan 2014

xii

Sistematika Panduan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan

Permukiman Prioritas (RPKPP)

Secara diagramatis petunjuk penggunaan Panduan Teknis Pelaksanaan Penyusunan

Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana

Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) dalam kaitannya dengan

pelaksanaan kegiatan SPPIP dan RPKPP dapat dilihat pada Gambar berikut.

PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN SPPIP DAN RPKPP

PERSIAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN

PERSIAPAN PENYUSUNAN SPPIP DAN RPKPP

PENYUSUNAN SPPIP

PENYUSUNAN RPKPP

PERSIAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN

SPPIP DAN RPKPP

`BAGIAN 1

Pendahuluan

BAGIAN 2Pemahaman Dasar Persoalan Pembangunan dan Kebutuhan

Penyelesaian Melalui SPPIP dan RPKPP

`BAGIAN 3

Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

BAGIAN 4Kegiatan Penyusunan Rencana

Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

Page 18: Buku Panduan 2014

0

Pendahuluan

01 Pendahuluan

Page 19: Buku Panduan 2014

1

Pendahuluan

01 Pendahuluan

1.1 LATAR BELAKANG

Kawasan perkotaan dan perkembangannya adalah sesuatu yang tidak terpisahkan

satu sama lain. Kawasan perkotaan dengan kompleksitas kegiatannya ini akan terus

berkembang dari waktu ke waktu dan meliputi semua bidang pembangunan. Adanya

perkembangan di kawasan perkotaan ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi

masyarakat untuk berdomisili dan melakukan aktivitas ekonominya di kawasan

perkotaan tersebut. Hal ini mengakibatkan terjadinya migrasi yang menambah beban

kawasan perkotaan baik dari sisi ruang maupun intensitas aktivitas.

Meningkatnya jumlah penduduk dan intensitas aktivitas pada kawasan perkotaan ini

perlu untuk disikapi dan diantisipasi lebih awal oleh pemerintah daerah terkait. Hal ini

perlu dilakukan mengingat fenomena tersebut dapat membangkitkan banyak

permasalahan perkotaan terutama yang terkait dengan ketersediaan dukungan

permukiman dan infrastruktur pemukiman perkotaan. Pembangunan permukiman dan

infrastruktur permukiman perkotaan yang kurang atau belum mengantisipasi dan

mengakomodir perkembangan kawasan perkotaan akan menimbulkan permasalahan

antara lain: (a) tidak meratanya penyediaan infrastruktur permukiman perkotaan, dan

(b) tidak tersedianya lingkungan permukiman yang layak, tidak terkendalinya

pembangunan permukiman pada daerah-daerah non-permukiman, dan (d) terjadinya

permukiman kumuh.

Page 20: Buku Panduan 2014

2

Pendahuluan

Di Indonesia, permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur

permukiman perkotaan serta pembangunan kabupaten/kota secara keseluruhan

ditangani dan diantisipasi melalui 2 (dua) bentuk perencanaan, yaitu: (1) perencanaan

pembangunan yang memberikan arahan pencapaian tujuan pembangunan sektoral

dan (2) penyelenggaraan penataan ruang yang memberikan arah pembangunan

keruangan. Kedua bentuk perencanaan tersebut diwadahi dalam 2 (dua) dokumen,

yaitu: (1) dokumen rencana pembangunan (Rencana Pembangunan Jangka Panjang

(RPJP)/Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)) dan (2) dokumen

rencana tata ruang (Rencana Umum Tata Ruang dan Rencana Detail Tata Ruang).

Dalam upaya untuk menangani permasalahan pembangunan permukiman dan

infrastruktur permukiman perkotaan, beserta permasalahan pembangunan

kabupaten/kota secara keseluruhan, kedua bentuk perencanaan ini perlu saling

sinergi dan terpadu satu sama lain. Dalam pelaksanaannya, kondisi ini seringkali

belum dapat dilakukan, karena adanya beberapa permasalahan sebagai berikut:

Belum adanya acuan yang jelas dan selaras untuk mengarahkan pengembangan

kabupaten/kota yang selanjutnya menjadi acuan bagi keberadaan strategi yang

terkait dengan pengembangan dan pembangunan kawasan perkotaan, termasuk

dalam hal pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.

Dalam hal pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan,

kondisi ini dapat dilihat dari arah kebijakan di dalam dokumen perencanaan

pembangunan dan penataan ruang yang ada. Kebijakan pembangunan

permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam dokumen

perencanaan pembangunan yang tertuang dalam arahan pembangunan wilayah

dan tata ruang seringkali belum dirumuskan secara khusus. Hal ini berakibat

pada timbulnya kesulitan dalam menerjemahkan kebijakan perencanaan

pembangunan ke dalam kebijakan tata ruang untuk pengembangan permukiman

yang terdapat dalam dokumen rencana tata ruang. Selain itu rencana

Page 21: Buku Panduan 2014

3

Pendahuluan

pengembangan kawasan permukiman dalam dokumen rencana tata ruang lebih

didasarkan pada rencana struktur ruang dibandingkan dengan arahan

pembangunan makro yang terdapat dalam dokumen rencana pembangunan.

Arah pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota serta pembangunan

permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan belum didasarkan pada

kebutuhan kabupaten/kota dan masih bersifat sektoral. Pengembangan

kabupaten/kota serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman

perkotaan yang ada selama ini seringkali berorientasi pada penyelesaian

permasalahan dalam jangka pendek, tidak melihat keberlanjutan penanganan,

serta belum mempertimbangkan keterkaitan antarsektor. Hal ini menyebabkan

bentuk-bentuk strategi dan program pengembangan serta pembangunan bersifat

sektoral dan parsial. Bentuk-bentuk penanganan ini menyebabkan arahan

pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota lebih didasarkan pada

ketersediaan program-program yang ada dan tidak berdasarkan pada kebutuhan

kabupaten/kota secara keseluruhan.

Strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan dan strategi

pengembangan kabupaten/kota seringkali belum terpadu. Kondisi tersebut

merupakan fenomena umum yang juga terjadi pada bidang pembangunan

lainnya. Hal ini disebabkan oleh: (1) strategi pembangunan skala kabupaten/kota

yang ada tidak memberikan acuan yang jelas, dan (2) strategi pembangunan

sektoral yang disusun tidak atau belum mengacu kepada strategi pembangunan

dalam skala kabupaten/kota. Terkait dengan hal tersebut, arahan pengembangan

dan pembangunan seringkali disusun dalam tataran makro yang bersifat filosofis

dan normatif, sehingga menyulitkan untuk dijabarkan dalam strategi

pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan atau strategi

sektoral lainnya yang implementatif dan operasional. Sebaliknya, strategi

pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, serta

strategi sektoral lainnya seringkali disusun sebagai suatu strategi yang terpisah

dan belum mengacu pada kebijakan yang lebih tinggi.

Mempertimbangkan permasalahan yang muncul tersebut, maka suatu

kabupaten/kota sudah selayaknya memiliki strategi pembangunan permukiman dan

infrastruktur permukiman perkotaan yang sinergi dengan arah pengembangan

kabupaten/kota, serta dapat menjadi acuan yang jelas bagi penerapan program-

program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.

Kebutuhan akan acuan yang jelas ini sejalan dengan amanat dari Undang-undang

(UU) No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman pada Pasal 15

huruf c yang menyatakan bahwa pemerintah kabupaten/kota dalam melaksanakan

pembinaan mempunyai tugas untuk menyusun rencana pembangunan dan

pengembangan perumahan dan kawasan permukiman. Dalam penyusunan rencana

pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman tersebut

diperlukan adanya strategi operasional untuk perwujudan rencana tersebut. Terkait

Page 22: Buku Panduan 2014

4

Pendahuluan

dengan hal ini, strategi operasional dalam pembangunan permukiman dan

infrastruktur permukiman perkotaan yang dimaksud diwadahi di dalam Strategi

Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP). Dalam

penyelenggaraan SPPIP ini, pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Cipta Karya,

Kementerian Pekerjaan Umum, memiliki tugas pembinaan terhadap kabupaten/kota

penyusun.

SPPIP ini diturunkan dalam suatu rencana operasional berupa Rencana

Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) dimana keduanya disusun

dengan tetap mengacu pada strategi pengembangan kabupaten/kota yang telah ada.

Dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan keduanya

menjadi suatu yang penting dan dapat menjadi langkah awal dalam mendukung

terjadinya integrasi antara perencanaan pembangunan dan penataan ruang.

Dalam kerangka kebijakan pengembangan kabupaten/kota, SPPIP dan RPKPP ini

bukan merupakan insiasi untuk menyusun suatu kebijakan baru. SPPIP dan RPKPP

merupakan bentuk sinkronisasi dan kesepakatan dalam prosesnya, karena SPPIP

merupakan kebijakan makro yang bersifat strategis yang diarahkan untuk menjadi

acuan kebijakan bagi pengembangan permukiman dan infrastruktur permukiman

perkotaan, sedangkan RPKPP merupakan penjabaran SPPIP ke dalam rencana aksi

yang operasional dan mendapat legitimasi dari pemangku kepentingan. Dalam

lingkup pengembangan kabupaten/kota, SPPIP dan RPKPP ini merupakan instrumen

kebijakan yang menjadi salah satu acuan penyelenggaraan pembangunan

permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan di tingkat kabupaten/kota dan

menjadi rujukan bagi semua pihak.

Terkait dengan karakteristik tersebut, terdapat hal-hal spesifik yang membutuhkan

kesamaan atau keseragaman proses dan hasil, sehingga capaian yang diharapkan

dari SPPIP dan RPKPP dapat dipenuhi oleh setiap pemerintah kabupaten/kota

bersangkutan. Hal-hal yang spesifik yang perlu untuk diseragamkan dalam proses

penyusunan SPPIP dan RPKPP tersebut menuntut adanya panduan sebagai acuan

untuk mencapai hasil sesuai baku mutu yang telah ditetapkan. Panduan Penyusunan

Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana

Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) ini diharapkan mampu

berfungsi sebagai rujukan teknis dalam penyusunan SPPIP dan RPKPP sekaligus

memberikan pemahaman dan keseragaman terhadap proses, kedalaman informasi,

pengelompokkan materi, serta output produk dari penyusunannya.

Page 23: Buku Panduan 2014

5

Pendahuluan

1.2 MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN

1.2.1 Maksud

Panduan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur

Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas

(RPKPP) disusun dengan maksud untuk memberikan panduan teknis bagi pemangku

kepentingan dalam penyusunan SPPIP dan RPKPP.

1.2.2 Tujuan

Dengan memperhatikan maksud penulisan Panduan Penyusunan Strategi

Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana

Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP), maka keberadaan panduan

ini bertujuan:

memberikan pemahaman dasar mengenai SPPIP dan RPKPP;

memberikan acuan teknis mengenai penyelenggaraan penyusunan SPPIP dan

RPKPP; dan

memberikan acuan teknis baku mutu dari produk SPPIP dan RPKPP yang

dihasilkan.

1.2.3 Sasaran

Panduan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur

Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas

(RPKPP) memiliki sasaran:

tersedianya landasan memahami konsepsi penyusunan SPPIP dan RPKPP;

tersedianya acuan teknis bagi penyelenggaraan penyusunan SPPIP dan RPKPP;

dan

tercapainya standar baku mutu dari produk SPPIP dan RPKPP yang dihasilkan.

1.3 MANFAAT PANDUAN

Keberadaan Panduan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan

Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman

Prioritas (RPKPP) ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

Page 24: Buku Panduan 2014

6

Pendahuluan

Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum sebagai acuan

dalam rangka melaksanakan tugas pembinaan melalui fasilitasi kegiatan

Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan

(SPPIP) dan/atau Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas

(RPKPP);

Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman dan Tim Teknis Provinsi

sebagai acuan dalam mengarahkan dan melakukan monitoring evaluasi terhadap

pelaksanaan proses dan pencapaian hasil dari SPPIP dan RPKPP yang disusun;

Tim Pokjanis kabupaten/kota sebagai acuan dalam merumuskan SPPIP dan

RPKPP, baik dalam proses penyusunan maupun keluaran dari kegiatan

penyusunan SPPIP dan RPKPP; dan

Tim ahli pendamping sebagai acuan dalam memberikan pendampingan pada

anggota Pokjanis dan mengarahkan pada proses pelaksanaan kegiatan yang

seharusnya.

1.4 SISTEMATIKA PANDUAN

Untuk memudahkan dalam memahami substansi di dalam Panduan Penyusunan

Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana

Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP), maka panduan ini dibagi ke

dalam 4 (empat) bagian, yaitu:

BAGIAN I PENDAHULUAN

Bagian ini menjelaskan mengenai maksud, sasaran dan tujuan serta

manfaat dari Panduan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman

dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan

Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP).

BAGIAN II PEMAHAMAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN

INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA

PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

Bagian ini menjelaskan mengenai permasalahan pembangunan

permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan beserta kebutuhan

penanganannya melalui SPPIP dan RPKPP, serta prinsip dan filosofi

dasar penyusunan SPPIP dan RPKPP.

BAGIAN III KEGIATAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP)

Bagian ini menjelaskan mengenai rangkaian kegiatan dalam proses

Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur

Page 25: Buku Panduan 2014

7

Pendahuluan

Perkotaan (SPPIP) kabupaten/kota yang diperinci ke dalam tiap kegiatan

dan sub kegiatan. Dalam bab ini tiap kegiatan dijelaskan mengenai

teknis pelaksanaannya mulai dari deskripsi, sasaran, langkah, metoda,

waktu, durasi, dan outputnya.

BAGIAN IV KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN

KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

Bagian ini menjelaskan mengenai rangkaian kegiatan dalam proses

Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas

(RPKPP) yang diperinci ke dalam tiap kegiatan dan sub kegiatan. Dalam

bab ini tiap kegiatan dijelaskan mengenai teknis pelaksanaannya mulai

dari deskripsi, sasaran, langkah, metoda, waktu, durasi, dan outputnya.

Page 26: Buku Panduan 2014

8

Pemahaman Dasar

Pemahaman Dasar 02

Permasalahan Pembangunan dan Kebutuhan Penyelesaian Melalui

SPPIP & RPKPP

Page 27: Buku Panduan 2014

9

Pemahaman Dasar

02 Pemahaman Dasar Permasalahan Pembangunan & Kebutuhan Penyelesaian Melalui SPPIP & RPKPP

2.1 PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN

DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN

DAN KEBUTUHAN PENANGANANNYA

Banyak permasalahan perkotaan yang bermula dari permukiman dan infrastruktur

permukiman perkotaan, seperti tidak meratanya penyediaan infrastruktur permukiman

perkotaan, ketidaktersediaan lingkungan permukiman yang layak, dan sebagainya

yang belum tertangani secara optimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa kondisi

sebagai berikut:

tuntutan yang tinggi terhadap pemenuhan kebutuhan permukiman dan

infrastruktur permukiman perkotaan belum didasarkan pada kebijakan dan

strategi pembangunan yang memadai,tepat, berskala kabupaten/kota, dan

berbasis kawasan;

penyusunan kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur

permukiman perkotaan sering bersifat sesaat, responsif terhadap permasalahan

yang ada, serta berorientasi pada ketersediaan sumberdaya yang ada sehingga

kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman

perkotaan bersifat parsial dan tidak komprehensif, serta tidak terpadu dengan

kebutuhan arah pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota;

pembangunan komponen-komponen permukiman seringkali tidak terselenggara

secara terpadu dan berkelanjutan;

belumterdapatnya strategi khusus pembangunan permukiman dan infrastruktur

permukiman perkotaan yang terintegrasi dengan penataan ruang dan

perencanaan pembangunan secara keseluruhan; dan

Page 28: Buku Panduan 2014

10

Pemahaman Dasar

terdapattumpang tindih kebijakan, strategi, program, dan kegiatan penanganan

permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman

perkotaan pada tingkat operasional (kabupaten/kota).

Berdasarkan permasalahan pembangunan yang ada tersebut, diperlukan beberapa

pertimbangan, yaitu:

bahwa dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman

perkotaan memerlukan adanya arahan yang jelas dan selaras dengan arah

pengembangan kabupaten/kota;

bahwa dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman

perkotaan diperlukan arahan yang didasarkan pada kebutuhan kabupaten/kota

dan berbasis kawasan;

bahwa pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan

perlu diselenggarakan secara terpadu dan berkelanjutan sebagaimana yang

diamanatkan dalam Undang- Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan

Kawasan Permukiman; dan

bahwa dalam pengembangan kabupaten/kota dan kawasan perkotaan terdapat

kebutuhan untuk merumuskan strategi pembangunan permukiman dan

infrastruktur permukiman perkotaan yang mampu mendukung dan

mengintegrasikan seluruh strategi sektoral yang terkait.

Berdasarkan kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka suatu kabupaten/kota sudah

seharusnya memiliki arahan kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan

infrastruktur permukiman perkotaan yang jelas dan komprehensif yang

mempertimbangkan semua aspek pembangunan baik fisik, sosial, ekonomi, investasi,

pembiayaan, kelembagaan, maupun partisipasi publik. Selain itu, arahan kebijakan

dan strategi yang dimaksud sebaiknya dapat menjadi acuan bagi penerapan program

pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang ada.

Terkait dengan hal ini, program-program yang diselenggarakan mengacu pada

kebutuhan untuk menjawab strategi yang telah dirumuskan dan skala

prioritasnya.Selain itu, program yang dikembangkan dapat mendukung terwujudnya

tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman

perkotaan yang diharapkan dari penerapan strategi tersebut (Gambar 2.1).

Page 29: Buku Panduan 2014

11

Pemahaman Dasar

Gambar 2-1 Ilustrasi Arah Pembangunan Kota yang Dibentuk Berdasarkan Pada Kebutuhan Kabupaten/Kota

KOTA

STRATEGI

SEKTORAL

Program (sektor)

KEBUTUHAN PROGRAM SEKTORAL

STRATEGI SEKTORAL

Program (sektor)

KEBUTUHAN PROGRAM SEKTORAL

STRATEGI SEKTORAL

Program (sektor)

KEBUTUHAN PROGRAM SEKTORAL

STRATEGI

PEMBANGUNAN

Dalam perwujudannya, kebutuhan akan arahan kebijakan dan strategi pembangunan

permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan ini tidak hanya menjadi tugas

Pemerintah melainkan juga menjadi tanggung jawab penuh pemerintah

kabupaten/kota. Sejak berlakunya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah,

telah terjadi transformasi peran pemerintah daerah, yaitu pemerintah daerah menjadi

aktor utama dalam pembangunan daerah, termasuk dalam melaksanakan rencana

tata ruang dan rencana pembangunan yang menjadi induk bagi pembangunan di

bidang permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Dengan adanya peran

ini, maka arahan kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur

permukiman perkotaan yang dirumuskan oleh pemerintah daerah harus terpadu dan

sinergi dengan rencana tata ruang (RTRW) dan rencana pembangunan (RPJP dan

RPJM).

Page 30: Buku Panduan 2014

12

Pemahaman Dasar

2.2 PENANGANAN PERMASALAHAN PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

PERKOTAAN MELALUI SPPIP DAN RPKPP

Kebutuhan penanganan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur

permukiman perkotaan yang dijelaskan dalam sub-bab 2.1 dapat diselesaikan melalui

Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) yang untuk

operasionalisasi dalam skala kawasan dijabarkan dalam Rencana Pembangunan

Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP). Dalam kerangka pembangunan nasional,

SPPIP dan RPKPP ditujukan pula untuk mendukung kebijakan nasional yang sejalan

dengan Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum, implementasi Peraturan

Menteri (Permen) mengenai Standar Pelayanan Minimal(SPM),dan Millenium

Development Goals (MDG’s), sedangkandalam kerangka pengembangan dan

pembangunan kabupaten/kota, SPPIP dan RPKPP merupakan penjabaran dari

strategi pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota untuk pembangunan

permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Arah pengembangan dan

pembangunan kabupaten/kota untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur

permukiman perkotaan akan diturunkan ke dalam strategi rinci berupa SPPIP, yang

untuk operasionalisasi penanganan kawasannya akan dijabarkan dalam RPKPP

(Gambar 2.2).

Dalam kaitannya dengan pembangunan kabupaten/kota, keberadaan SPPIP dan

RPKPP ini menjadi penting, karena SPPIP dan RPKPP ini akan menjadi:

acuan bagi penentu kebijakan (policy makers) dan pengambil keputusan

(decision makers) dalam menetapkan program dan kegiatan prioritas dan cara

pencapaiannya, yang dapat membantu pemerintah daerah untuk lebih fokus

mencapai tujuan pembangunan;

acuan bagi perencana program dan kegiatan dalam mensinergikan dan

mengintegrasikan sektor yang ada, baik sektor strategis, sektor unggulan

maupun sektor penunjang, kedalam program pembangunan tahunan; dan

acuan bagi perangkat pelaksana pembangunan dalam menjalankan tugasnya

sesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing, dalam mencapai tujuan

pembangunan.

Page 31: Buku Panduan 2014

13

Pemahaman Dasar

Gambar 2-2 Diagram Keterkaitan Arah Pengembangan dan Pembangunan Kabupaten/Kota, SPPIP, dan RPKPP Dalam Kerangka Pembangunan Perkotaan

SPPIP dan RPKPP sebagai suatu acuan yang operasional dan implementatif ini

dalam penyelenggaraan pembangunan memiliki beberapa karakteristik sebagai

berikut:

SPPIP dan RPKPP merupakan kebijakan, strategi, program, dan kegiatan

pembangunan permukiman yang berbasis pada kawasan perkotaan sesuai

dengan dokumen Rencana Tata Ruang;

keseluruhan rangkaian proses dan produk SPPIP dan RPKPP menjadi

kewenangan pemerintahkabupaten/kota secara keseluruhan bukan oleh

pemerintah, pemerintah provinsi, konsultan, maupun lembaga donor;

SPPIP dan RPKPP disusun secara sistematis mulai dari jangka panjang yang

kemudian dirinci dalam jangka menengah dan jangka pendek. Oleh karena itu,

SPPIP dan RPKPP diharapkan dapat mengakomodir berbagai kemungkinan

penyesuaian akibat dinamika perkembangan kabupaten/kota;

penyusunan SPPIP dan RPKPP melibatkan partisipasi dari berbagai pemangku

kepentingan kabupaten/kota yang signifikan, sehingga rasa kepemilikan dan

kepedulian terhadap SPPIP dan RPKPP menjadi tinggi;

SPPIP dan RPKPP merupakan produk yang bersifat strategis dan lintas isu; dan

rangkaian proses penyusunan SPPIP dan RPKPP mengarahkan pada cara

pandang baru dalam pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota beserta

keberlanjutannya.

KOT

A

BIDANG

EKONOMI

ARAH

PEMBANGUNAN KOTA

BIDANG

PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR

BIDANG PEMBANGUNAN WILAYAH PERKOTAAN

LAINNYA

STRATEGI PEMBANGUNAN DAN

INFRASTRUKTUR

PERKOTAAN (SPPIP)

RENCANA PEMBANGUNAN

KAWASAN PERMUKIMAN

PRIORITAS (RPKPP)

Page 32: Buku Panduan 2014

14

Pemahaman Dasar

2.3 SPPIP DAN RPKPP DALAM KERANGKA

PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN

INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN

2.3.1 Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

SPPIP merupakan suatu strategi yang menjadi acuan bagi pembangunan

permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang penyusunannya mengacu

dan terintegrasi dengan arahan pengembangan kabupaten/kota secara

komprehensif.SPPIP ini merupakan alat utama bagi pemerintah daerah untuk

mengarahkan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman

perkotaan.Selain itu, SPPIP juga merupakan rancangan tindakan atau aksi untuk

membangun permukiman dan infrastruktur pendukungnya sebagai komponen inti

pembentuk kawasan perkotaan.Sebagai rancangan tindakan atau aksi, SPPIP ini

diterjemahkan kedalam suatu strategi berikut program pembangunannya. SPPIP ini

disusun berdasarkan arahan kebijakan dan strategi yang terdapat di dalam RTRW

dan RPJPD.

Dalam prosesnya, SPPIP memiliki karakteristik yang membedakannya dengan

kebijakan dan strategi lainnya, yaitu:

penyusunan SPPIP lebih banyak dilakukan melalui proses sinkronisasi,

akomodasi, dan adopsi dari kebijakan dan strategi pembangunan permukiman

dan infrastruktur permukiman perkotaan yang ada;

pada proses penyusunannya, SPPIP tidak hanya berorientasi pada produk,

namun juga pada proses penyusunannya. Hal ini dapat dilihat dari pengutamaan

legitimasi produk yang diukur dari rasa memiliki dan komitmen dari seluruh

pemangku kepentingan kabupaten/kota yang terlibat dalam proses penyusunan

dan penerapannya;

kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman

perkotaan yang disusun tidak dipandang sebagai kebijakan dan strategi sektoral,

melainkan mempertimbangkan keterkaitannya dengan pembangunan kawasan

perkotaan secara keseluruhan; dan

kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman

perkotaan disusun dari skala kabupaten/kota sampai dengan skala kawasan.

Pada skala kawasan, penyusunannya dilakukan dengan mengacu pada

kebijakan dan strategi skala kabupaten/kota.

Terkait dengan karakteristik tersebut, SPPIP ini memiliki fungsi dalam konteks

pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, yaitu:

Page 33: Buku Panduan 2014

15

Pemahaman Dasar

sebagai acuan bagi implementasi program pembangunan permukiman dan

infrastuktur permukiman perkotaan, sehingga dapat terintegrasi dengan program

pembangunan lainnya;

sebagai dokumen induk dari semua dokumen perencanaan program sektoral

bidangpermukiman di daerah, sehingga fasilitasi APBN dalam penyediaan

infrastruktur diprioritaskan pada daerah yang sudah memiliki Dokumen

SPPIP/RPKPP;

sebagai salah satu acuan bagi penyusunan RPIJM Bidang Permukiman;

sebagai sarana untuk mengintegrasikan semua kebijakan dan strategi

pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang

tertuang di berbagai dokumen; dan

sebagai dokumen acuan bagi penyusunan kebijakan pembangunan permukiman

dan infrastruktur permukiman perkotaan skala kabupaten/kota.

Strategi dan program yang menjadi keluaran dari SPPIP disajikan dalam peta spasial

skala 1:25.000. Dalam kondisi kabupaten/kota yang bersangkutan belum memiliki

peta dengan skala tersebut, maka dapat menggunakan skala minimum 1:50.000.

Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) merupakan rencana

aksi program strategis untuk penanganan permasalahan permukiman dan

pembangunan infrastruktur permukiman pada kawasan prioritas di perkotaan. RPKPP

disusun pada lingkup wilayah perencanaan kawasan dan dengan kedalaman rencana

teknis yang dituangkan dalam peta skala 1:5.000 dan 1:1.000. RPKPP ini merupakan

penjabaran dari SPPIP untuk kawasan permukiman prioritas yang ditetapkan.

Seperti halnya dengan SPPIP, RPKPP memiliki karakteristik yang membedakan

dengan rencana pembangunan kawasan permukiman lainnya, meliputi:

RPKPP berorientasi pada penanganan kawasan permukiman yang diprioritaskan

pembangunannya;

rencana pembangunan kawasan yang terdapat dalam RPKPP dilakukan secara

logis dan bertahap sesuai kebutuhan;

rencana pembangunan kawasan yang dihasilkan memiliki tingkat implementasi

yang tinggi karena dalam penyusunannya melibatkan seluruh pemangku

kepentingan yang terkait termasuk masyarakat yang terkena dampak, serta

mempertimbangkan kebijakan-kebijakan makro di atasnya; dan

produk yang dihasilkan dari RPKPP dapat langsung diimplementasikan pada

sebagian kawasan paling cepat pada tahun berikutnya, karena RPKPP ini

mencakup juga perencanaan detail untuk kawasan pembangunan tahap 1.

Terkait dengan karakteristik ini, maka dalam kerangka pembangunan permukiman

dan infrastruktur permukiman perkotaan, RPKPP ini memiliki fungsi sebagai berikut:

sebagai alat operasionalisasi dalam penanganan kawasan permukiman prioritas;

dan

sebagai masukan dalam penyusunan RPIJM Bidang Permukiman

Page 34: Buku Panduan 2014

16

Pemahaman Dasar

Gambar 2-3 Diagram Keterkaitan SPPIP dan RPKPP

Secara rinci keterkaitan hubungan SPPIP dan RPKPP dapat dilihat pada Gambar 2-3

berikut ini.

Dari sisi penyusunannya, proses penyusunan SPPIP dan RPKPP ini didasarkan pada

tiga (3) pendekatan, yaitu: (1) pendekatan normatif, (2) pendekatan fasilitatif dan

partisipatif, serta (3) pendekatan teknis-akademis, dengan penjelasan untuk tiap

pendekatan sebagai berikut:

Pendekatan Normatif adalah suatu cara pandang untuk memahami

permasalahan atau kondisi dengan berdasarkan pada norma-norma yang ada

atau pada suatu aturan yang menjelaskan bagaimana kondisi tersebut

seharusnya terjadi. Dalam pendekatan ini, perhatian pada masalah utama serta

tindakan yang semestinya dilakukan menjadi ciri utama. Kondisi atau situasi yang

terjadi tersebut dijelaskan, dilihat, dan dibandingkan karakteristiknya dengan

kondisi yang seharusnya, dimana dalam konteks pembangunan kondisi yang

seharusnya tersebut didasarkan pada produk legal peraturan perundangan, baik

untuk nasional maupun daerah.

Pendekatan Fasilitatif dan Partisipatif digunakan dengan dasar pertimbangan

bahwa proses penyusunan dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku

kepentingan yang terkait dengan pengembangan kabupaten/kota maupun

pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, baik di

tingkat kabupaten/kota, provinsi, maupun nasional. Hal ini dimaksudkan agar

hasil penyusunan dapat dirasakan dan dimiliki oleh seluruh pemangku

kepentingan terkait di daerah.

Pendekatan Teknis-Akademismerupakan pendekatan yang dilakukan dengan

menggunakan metodologi yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis,

baik itu dalam pembagian tahapan pekerjaan maupun teknik-teknik identifikasi,

analisis, penyusunan strategi maupun proses pelaksanaan penyepakatan. Dalam

pendekatan ini, proses penyusunan SPPIP dan RPKPP menggunakan beberapa

Page 35: Buku Panduan 2014

17

Pemahaman Dasar

metode dan teknik studi yang baku yang sebelumnya telah disepakati bersama

oleh tim kerja, pemberi kerja, dan tim pokjanis daerah.

2.3.2 Kedudukan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka

Pengembangan Kabupaten/Kota

Penyelenggaraan SPPIP dan RPKPP tidak dapat dipisahkan dari kebijakan

pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota secara keseluruhan. Berdasarkan

Undang-Undang (UU) No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional, tiap kabupaten/kota diamanatkan memiliki dokumen

perencanaan pembangunan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah (RPJPD) yang kemudian diterjemahkan dalam rencana 5 (lima)

tahunan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Selain itu dari sisi ruang, UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

mengamanatkan tiap kabupaten/kotamemiliki dokumen rencana tata ruang yang

tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kabupaten/kotaberikut dengan

rencana rincinya. Dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman

perkotaan, kebijakan, dan strategi yang terdapat pada kedua kelompok dokumen

yang dihasilkan dari 2 (dua) pilar pembangunan di Indonesia ini, akan diterjemahkan

dan disinkronkan dalam SPPIP.

Kedua pilar pembangunan tersebut, dalam lingkup pembangunan perkotaan

diintegrasikan dan dipadukan di dalam kebijakan dan strategi pembangunan

perkotaan.Kebijakan dan strategi tersebutmemiliki fungsi: (1) memberikan acuan bagi

pembangunan kabupaten/kota dan kawasan perkotaan, (2) mengatur fungsi

kabupaten/kota dan penataan ruang kabupaten/kota untuk pembangunan

berkelanjutan, (3) menjadi dasar dalam sinkronisasi regulasi dan kebijakan terkait

pembangunan perkotaan, serta (4) menjadi instrumen perencanaan yang menjadi

acuan kementerian/lembaga dalam pelaksanaan program dan kegiatan terkait

pembangunan perkotaan.

Untuk menunjang pembangunan bidang permukiman di kawasan perkotaan,

berdasarkan Pasal 15 huruf c, dalam UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan

Kawasan Permukiman, pemerintah kabupaten/kota perlu menyusun dan memiliki

rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman.

Rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman

ini merupakan penjabaran dari arahan rencana pola ruang kawasan permukiman

yang tertuang di dalam RTRW kabupaten/kota, yang di dalamnya mengatur

perencanaan untuk 2 (dua) lingkup substansi, yaitu perumahan dan kawasan

permukiman. Untuk mewujudkan rencana pembangunan dan pengembangan

kawasan permukiman tersebut diperlukan strategi pembangunan yang akan diisi oleh

substansi SPPIP.

Page 36: Buku Panduan 2014

18

Pemahaman Dasar

SPPIP yang menjabarkan kebijakan makro kabupaten/kotauntuk pembangunan

permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam implementasinya akan

menjadi acuan bagi penyusunan strategi sektor dan Rencana Induk Sistem (RIS)

komponen-komponen pembentuk permukiman.Dalam konteks pembangunan

permukiman, strategi sektor dan RIS yang telah disusun secara sistematis dan sinergi

ini nantinya akan menjadi masukan dalam proses penyusunan Rencana Program

Investasi Jangka Menengah (RPIJM)Bidang Permukiman, yang selanjutnya akan

diterjemahkan ke dalam RPKPP. Dalam kondisi strategi sektor, RIS, dan RPIJM

Bidang Permukiman sudah tersedia terlebih dahulu dari SPPIP, maka proses

penyusunan SPPIP akan mempertimbangkan dan mensinkronisasikan kebijakan dan

strategi yang terdapat di dalam dokumen-dokumen tersebut, sedangkan proses

penyusunan RPKPP wajib untuk mempertimbangkan program dan kegiatan di dalam

RPIJM Bidang Permukiman dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

Secara diagramatis, keterkaitan SPPIP dan RPKPP dengan dokumen kebijakan yang

berlaku di kabupaten/kota dapat dilihat pada Gambar 2-4 berikut.

Terkait dengan RPIJM Bidang Permukiman, SPPIP ini menjadi dokumen induk dan

acuan utama dalam penyusunan program-program investasi permukiman yang

terdapat dalam RPIJM Bidang Permukiman, sedangkan RPKPP merupakan dokumen

teknis untuk mendukung operasionalisasi RPIJM Bidang Permukiman tersebut.Dalam

hal ini, program 5 (lima) tahunan yang dihasilkan dalam SPPIP akan menjadi acuan

dan dasar dalam penyusunan program, indikasi kegiatan, serta alokasi pendanaan di

dalam RPIJM Bidang Permukiman. Program, indikasi kegiatan, serta alokasi

pendanaan di dalam RPIJM Bidang Permukiman tersebut akan dirinci dalam program

dan kegiatan yang terukur baik volume, biaya, dan lokasinya ditiap kawasan prioritas

RPKPP (Gambar 2-5 dan Gambar 2-6). Berdasarkan keterkaitan ini, maka apabila

RPIJM Bidang Permukiman sudah disusun sebelum SPPIP dan RPKPP, maka

program yang tertuang dalam RPIJM Bidang Permukiman, khususnya untuk tahun

pertama, akan menjadi bahan pertimbangan dalam perumusan strategi dan program

di dalam SPPIP, sedangkan rumusan, volume, alokasi lokasi, dan alokasi

penganggaran akan menjadi acuan utama dalam perumusan kegiatan berikut

rinciannya di dalam RPKPP. Untuk tahun kedua dan seterusnya, rumusan strategi dan

program SPPIP akan menjadi dasar dalam upaya review dan penyempurnaan RPIJM

Bidang Permukiman.

Dalam kaitannya dengan RTRW, keberadaan SPPIP dan RPKPP perlu diperhatikan

lingkup substansi dan lingkup wilayahnya.Lingkup SPPIP dan RPKPP lebih rinci dari

RTRW. RTRW mencakup penanganan untuk seluruh kawasan, baik kawasan lindung,

permukiman, perdagangan, dan sebagainya, sedangkan SPPIP dan RPKPP hanya

fokus pada pembangunan kawasan permukiman yang telah diarahkan oleh RTRW

dan secara lebih spesifik, RPKPP fokus pada kawasan permukiman prioritasnya saja.

Page 37: Buku Panduan 2014

19

Pemahaman Dasar

Gambar 2-4 Keterkaitan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Kebijakan Pembangunan Kabupaten/Kota

Secara rinci perbedaan RTRW, SPPIP, dan RPKPP dalam kerangka pembangunan

perkotaan dapat dilihat pada Tabel 2-1 berikut.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH

(RTRW) KOTA/KABUPATEN

RENCANA PEMBANGUNAN

JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG

PERMUKIMAN (RPIJM BIDANG

RENCANA PEMBANGUNAN

JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

KEBIJAKAN DAN STRATEGI

PERKOTAAN

DAERAH

RENCANA PEMBANGUNAN DAN

PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN

KAWASAN PERMUKIMAN

RENCANA SEKTORAL LAINNYA

RENCANA SEKTORAL LAINNYA

RENCANA PEMBANGUNAN

KAWASAN PERMUKIMAN

PRIORITAS (RPKPP)

STRATEGI PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR

PERKOTAAN (SPPIP)

RENCANA

DETAIL TATA RUANG (RDTR)

STRATEGI SEKTOR

STRATEGI SISTEM

SANITASI KOTA

(S-SK)

STRATEGI SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

(S-SPP)

STRATEGI SISTEM

LAINNYA

RENCANA INDUK SISTEM

RENCANA

INDUK SANITASI

RENCANA

INDUK PERSAMPAHAN

MASTERPLAN

SEKTOR LAINNYA

Page 38: Buku Panduan 2014

20

Pemahaman Dasar

Gambar 2-5 Ilustrasi Keterkaitan SPPIP, RPKPP dan RPIJM Bidang Permukiman

Gambar 2-6 ContohKeterkaitan Substansi SPPIP, RPKPP dan RPIJM Bidang Permukiman

Page 39: Buku Panduan 2014

21

Pemahaman Dasar

Ta

bel 2

-1

Rin

cia

n P

erb

ed

aa

n A

nta

ra S

PP

IP, d

an

RP

KP

P D

ala

m K

era

ng

ka P

em

ba

ng

un

an

W

ilaya

h P

erk

ota

an

RT

RW

S

PP

IP

RP

KP

P

LIN

GK

UP

W

ILA

YA

H

Ko

ta/k

ab

up

ate

n

kaw

asa

n p

erk

ota

an

di d

ala

m

kota

/ka

bu

pa

ten

ka

wa

san

(fu

ng

sio

na

l)

LIN

GK

UP

S

EK

TO

R

Selu

ruh

Asp

ek

Perm

uki

ma

n

da

n In

fra

stru

ktu

r K

ecip

taka

rya

an

P

erm

uki

ma

n

da

n In

fra

stru

ktu

r K

ecip

taka

rya

an

KE

DA

LA

MA

N

PR

OD

UK

Ren

ca

na

Po

la R

ua

ng

Ren

ca

na

Str

ukt

ur

Ru

an

g

• A

rah

an

Pem

an

faa

tan

Ru

an

g

• A

rah

an

Pen

gen

da

lian

P

em

an

faa

tan

Ru

an

g

• S

kala

1:2

5.0

00

– 1

:50.0

00

• S

tra

teg

i Pem

ba

ng

un

an

Pro

gra

m In

vest

asi

Pem

ba

ng

un

an

Ska

la 1

: 2

5.0

00

– 1

:50

.00

0

• R

en

ca

na

P

rog

ram

Aks

i •

Rin

ci

• O

pera

sio

na

l •

Ska

la 1

: 5

.00

0

• S

kala

1:

1.0

00

ILU

ST

RA

SI

Page 40: Buku Panduan 2014

22

Pemahaman Dasar

Gambar 2-7 Keterkaitan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Kebijakan Pembangunan Kabupaten/Kota Dari Sisi Waktu

Dari sisi waktu, SPPIP merupakan penterjemahan arahan pengembangan dan

pembangunan kabupaten/kota untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur

permukiman perkotaan selama jangka waktu 20 tahun sebagaimana arahan dalam

RTRW dan RPJPD. Strategi untuk 5 (lima) tahun pertama didasarkan pada arahan

dalam RPJMD dan kebijakan pembangunan perkotaan, serta akan menjadi acuan

bagi penyusunan RPKPP dan RPIJM Bidang Permukiman. Ilustrasi kedudukan SPPIP

dan RPKPP dalam kerangka kebijakan pembangunan kabupaten/kota terdapat pada

Gambar 2-7.

ARAHAN SPASIAL ARAHAN PEMBANGUNAN ARAHAN PERKOTAAN

RTRWN

20 TAHUN

RPJPN

20 TAHUN

RTRWD

20 TAHUN

RPJPD

20 TAHUN

RPJMD

5 TAHUN

20 TAHUN

5 TAHUN

SPPIP

20 TAHUN

LIMA

TAHUN I

LIMA

TAHUN II

LIMA

TAHUN III

LIMA

TAHUN IV

RPIJM BIDANG PERMUKIMAN

5 TAHUN

LIMA

TAHUN I

LIMA

TAHUN I

LIMA

TAHUN I

LIMA

TAHUN I

LIMA

TAHUN I

RPKPP

5 TAHUN

LIMA

TAHUN I

LIMA

TAHUN I

LIMA

TAHUN I

LIMA

TAHUN I

LIMA

TAHUN I

KEBIJAKAN

PERKOTAAN NASIONAL

KEBIJAKAN

PERKOTAAN DAERAH

Page 41: Buku Panduan 2014

23

Pemahaman Dasar

Gambar 2-8 Peninjauan Kembali Dokumen SPPIP

2.3.3 Peninjauan Kembali Dokumen SPPIP

Dalam upaya untuk mengakomodasi tingginya intensitas pembangunan, maka

dimungkinkan kabupaten/kota melakukan proses peninjauan kembali terhadap

dokumen SPPIP yang telah disusun. Peninjauan kembali ini dilaksanakan berdasarkan

peninjauan kembali RTRW kabupaten/kota dan/atau RPJPD yang dilakukan:

1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun dalam kondisi normal; dan

memungkinkan lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun dalam keadaan force

majeure, yaitu suatu keadaan yang muncul karena adanya kejadian di luar

kemampuan manusia dan tidak dapat dihindarkan lagi sehingga RTRW dan/atau

RPJPD tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Hasil dari peninjauan kembali tersebut memungkinkan berupa dokumen SPPIP tetap

berlaku sesuai dengan tahun berlakunya atau dokumen SPPIP perlu untuk direvisi dan

disesuaikan kembali.Apabila berdasarkan hasil peninjauan kembali diperlukan adanya

revisi terhadap dokumen SPPIP, maka proses revisi dapat dilakukan pada tahun yang

bersangkutan. Tahun pertama dari jangka waktu 20 tahun revisi dokumen SPPIP

dimulai pada tahun dimana hasil revisi ditetapkan. Ilustrasi dari proses peninjauan

kembali dokumen SPPIP dapat dilihat pada Gambar 2-8.

2.3.4 Pemangku Kepentingan SPPIP dan RPKPP

Kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP melibatkan pemangku kepentingan, baik

yang berada di tingkat pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota.Secara rinci peran

dan bentuk keterlibatan dari masing-masing pihak tersebut dalam kegiatan

penyusunan SPPIP dan RPKPP dapat dilihat pada Tabel 2-2 dan Gambar 2-9.

LIMA TAHUN I LIMA TAHUN II LIMA TAHUN III LIMA TAHUN IV

SPPIP (Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan)

tahun dimulainya proses

review SPPIP *)

LIMA TAHUN I LIMA TAHUN II LIMA TAHUN III LIMA TAHUN IV

Revisi SPPIP (Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan)

tahun pertama dokumen

revisi SPPIP

*) apabila dari proses review diperlukan adanya revisi maka, penyesuaian

waktunya mengikuti ilustrasi pada diagram revisi SPPIP

LIMA TAHUN I LIMA TAHUN II LIMA TAHUN III LIMA TAHUN IV

RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah)

Page 42: Buku Panduan 2014

24

Pemahaman Dasar

Tabel 2-2 Peran dan Bentuk Keterlibatan Masing-Masing Pihak Dalam Kegiatan Penyusunan SPPIP dan RPKPP

PEMANGKU KEPENTINGAN

PERAN BENTUK KETERLIBATAN TUGAS DAN WEWENANG

TINGKAT PUSAT

Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum

Pembina kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP

- Mendorong dan mengarahkan penyusunan SPPIP/RPKPP pada kabupaten/kota melalui Pokjanis daerah

TUGAS - melaksanakan pembinaan

kegiatan penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP;

- menyediakan pedoman penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP; dan

- melakukan pemantauan dan evaluasi penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP.

WEWENANG - melakukan penilaian

terhadap hasil penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP;

- memberikan rekomendasi berdasarkan penilaian terhadap hasil penyusunan SPPIP; dan

- memfasilitasi, mengoordinasikan, dan mensosialisasikan penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP

Direktorat Pengembangan Permukiman DJCK

Pembina kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP

- Memberikan pendampingan teknis pelaksanaan penyusunan SPPIP/RPKPP

- Menyediakan pedoman pelaksanaan penyusunan SPPIP/RPKPP (KAK, panduan)

- Memantau pelaksanaan SPPIP/RPKPP melalui kegiatan koordinasi di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota

- Menyelenggarakan kolokium

TINGKAT PROVINSI

Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman

Penyelenggara kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP

- Melakukan tertib administrasi penyelenggaraan kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP

- Menyediakan tenaga ahli pendamping

- Berperan aktif dalam tim teknis tingkat provinsi

TUGAS - melaksanakan konsolidasi

pada tingkat provinsi; - melaksanakan

pendampingan dan pengendalian kegiatan penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP; dan

- mendorong peningkatan kapasitas pokjanis di tingkat kabupaten/kota.

WEWENANG - menetapkan tim teknis

provinsi; - melaksanakan koordinasi

penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP dalam lingkup provinsi; dan

- memberikan rekomendasi kepada pemerintah kabupaten/kota terkait dengan kinerja pokjanis.

Tim Teknis Provinsi, Terdiri dari: Ketua : Satker Randal CK Anggota : Korwil, Dinas PU/CK Provinsi, Bappeda Provinsi, dan Satker Provinsi Bidang CK

Pendamping/ pengendali kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP

- Mendorong peningkatan kapasitas Pokjanis melalui kegiatan pelatihan/konsolidasi tingkat provinsi

- Melakukan pendampingan kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP melalui monitoring dan evaluasi/konsolidasi di tingkat provinsi

Page 43: Buku Panduan 2014

25

Pemahaman Dasar

PEMANGKU KEPENTINGAN

PERAN BENTUK KETERLIBATAN TUGAS DAN WEWENANG

TINGKAT KABUPATEN/KOTA

Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis), Terdiri dari dinas/instansi terkait di lingkup pemerintah kabupaten/kota. Pembentukan Pokjanis ini dibentuk berdasarkan Surat Keputusan (SK) Bupati/Walikota

Perumus SPPIP/RPKPP

- Merumuskan SPPIP/RPKPP

- Menjadi narasumber dan penentuperumusan hasil SPPIP/RPKPP

- Mengambil keputusan dalam proses penyusunan dokumen SPPIP/RPKPP

- Mengawal keberlanjutan program SPPIP/RPKPP hingga tahapan implementasi

TUGAS - menyediakan basis data dan

informasi spasial dan sektoral;

- melaksanakan penyusunan SPPIP dan RPKPP sesuai dengan pedoman sebagaimana diatur dalam peraturan menteri ini;

- menghasilkan SPPIP dan RPKPP yang dapat diimplementasikan; dan

- penyebarluasan informasi produk SPPIP dan RPKPP kepada masyarakat

WEWENANG - menetapkan pokjanis; - melaksanakan peninjauan

kembali terhadap SPPIP dan RPKPP berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam peraturan menteri ini;

- melibatkan peran masyarakat dalam proses penyusunan SPPIP dan penyusunan RPKPP; dan

- menetapkan SPPIP. Tim Ahli

Pendamping, yang terdiri dari tenaga ahli beserta asisten ahli

Pendamping kegiatan penyusunan SPPIP/RPKPP

- Memfasilitasi Pokjanis dalam proses penyusunan SPPIP/RPKPP

- Menyusun laporan proses kegiatan SPPIP/RPKPP

- Menyusun dokumen SPPIP/RPKPP hasil perumusan Pokjanis

TUGAS - memfasilitasi kebutuhan data

dan informasi spasial * WEWENANG - memberikan

masukan/pendampingan secara akademis dan teknis dalam proses penyusunan SPPIP/RPKPP

*) pengadaan peta bila dibutuhkan

25

Pemahaman Dasar

Page 44: Buku Panduan 2014

26

Pemahaman Dasar

Gambar 2-9 Keterkaitan Semua Pihak yang Terlibat Dalam Proses Penyusunan SPPIP/RPKPP

2.3.5 Legalisasi SPPIP dan RPKPP

Untuk menjamin pemanfaatan dokumen SPPIP dan RPKPP sebagai acuan dalam

pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, maka dokumen

SPPIP dan RPKPP dapat dilegalisasi dalam bentuk peraturan perundangan-undangan

di daerah. Legalisasi untuk SPPIP dan RPKPP ini ditetapkan dengan peraturan

bupati/walikota. Proses legalisasi untuk SPPIP dan RPKPP ini diselenggarakan

dengan mengikuti mekanisme yang terdapat di daerah masing-masing.

Page 45: Buku Panduan 2014
Page 46: Buku Panduan 2014

28

Penyusunan SPPIP

Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Kegiatan Penyusunan 03

Page 47: Buku Panduan 2014

29

Penyusunan SPPIP

03 Kegiatan Penyusunan Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman & Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

3.1 RUANG LINGKUP PENYUSUNAN SPPIP

3.1.1 Lingkup Kegiatan Penyusunan SPPIP

Secara garis besar, lingkup kegiatan penyusunan SPPIP meliputi 5 (lima) kegiatan,

yaitu: (1) persiapan, (2) identifikasi potensi dan permasalahan pembangunan

permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, (3) perumusan tujuan dan

kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, (4)

perumusan strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur

permukiman perkotaan, dan (5) finalisasi dan sosialisasi. Secara rinci, lingkup

kegiatan dari tiap kegiatan besar dan capaian kegiatan dapat dilihat pada Tabel 3-1.

Tabel 3-1 Keterkaitan Lingkup Kegiatan Dengan Capaian dalam Kegiatan Penyusunan SPPIP

LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN

(1) Persiapan

Mengikuti sosialisasi penyusunan SPPIP

yang akan dikoordinasikan

penyelenggaraannya oleh tim pusat

Melakukan persiapan pelaksanaan

kegiatan, termasuk di dalamnya melakukan

koordinasi tim untuk pelaksanaan kegiatan,

penyepakatan rencana kerja dan

metodologi pelaksanaan kegiatan,

penyiapan peta dasar, sampai dengan

pengumpulan data dan informasi

Rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan

Peta dasar Data dan informasi yang

diperlukan Desain pengumpulan data dan

informasi

Page 48: Buku Panduan 2014

30

Penyusunan SPPIP

LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN

Melakukan konsolidasi dengan semua

pemangku kepentingan dalam proses

penyamaan tujuan dan rencana kerja

penyusunan SPPIP

(1) Identifikasi Potensi dan Permasalahan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan

Melakukan kajian terhadap kebijakan, strategi, dan program pembangunan daerah berdasarkan dokumen kebijakan terkait yang telah tersedia dan dijadikan acuan pelaksanaan pembangunan oleh pemerintah daerah

Review kebijakan, strategi, dan program daerah dari tiap dokumen kebijakan terkait yang telah tersedia dan dijadikan acuan pelaksanaan pembangunan oleh pemerintah daerah

Melakukan kajian terhadap isu-isu permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, serta potensi, permasalahan dan tantangan yang akan dihadapi dalam pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaan.

Kajian isu-isu permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan

Potensi, permasalahan, dan tantangan yang akan dihadapi dalam pembangunan perkotaan

Potensi, permasalahan, dan tantangan yang akan dihadapi dalam pembangunan permukiman perkotaan

Peta potensi, permasalahan, dan tantangan dalam pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaan

(2) Perumusan Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan

Bersama dengan pemangku kepentingan kota menghasilkan indikasi arah pengembangan kabupaten/kota serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan hasil kajian kebijakan dan hasil kajian terhadap isu-isu, potensi, permasalahan dan tantangan yang akan dihadapi dalam pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaannya

Indikasi arah pengembangan kabupaten/kota

Indikasi arah pembangunan permukiman kabupaten/kota dan infrastruktur permukiman perkotaan

Bersama dengan pemangku kepentingan kota menghasilkan rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan

Rumusan tujuan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan

Rumusan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastrukur permukiman perkotaan

Page 49: Buku Panduan 2014

31

Penyusunan SPPIP

LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN

Penyelenggaraan Pra-FGD 1 dan FGD 1

Bersama dengan pemangku kepentingan menghasilkan:

- Rumusan kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas

- Identifikasi kawasan permukiman prioritas

Rumusan kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas

Kawasan permukiman prioritas

Penyelenggaraan Pra-FGD 2 dan FGD 2

Bersama dengan pemangku kepentingan merumuskan rancangan SK Bupati/Walikota tentang Penetapan Kawasan Permukiman Prioritas

Rancangan SK Bupati/Walikota tentang Penetapan Kawasan Permukiman Prioritas

(3) Perumusan Strategi dan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan

Bersama dengan pemangku kepentingan kota menghasilkan rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan

Rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan

Penyelenggaraan Pra-FGD 3 dan FGD 3

Bersama dengan pemangku kepentingan menghasilkan : - Analisis korelasi strategi

pembangunan permukiman dan kebutuhan infrastruktur permukiman perkotaan dalam skema manajemen pembangunan perkotaan.

- Analisis konsekuensi atau implikasi penerapan strategi dan identifikasi dampak program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.

- Rumusan program pembangunan permukiman dan infrastruktur infrastruktur permukiman perkotaan (dalam skala kabupaten/kota dan skala kawasan) sebagai arahan investasi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan jangka menengah.

- Analisis dampak penerapan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.

Analisis korelasi strategi pembangunan permukiman dan kebutuhan infrastruktur permukiman perkotaan dalam skema manajemen pembangunan perkotaan

Analisis konsekuensi atau implikasi penerapan strategi dan identifikasi dampak program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan

Rumusan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (dalam skala kabupaten/kota dan skala kawasan) sebagai arahan investasi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan jangka menengah

Analisis dampak penerapan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.

Penyelenggaraan Pra-FGD 4 dan FGD 4 dan diskusi informal

Page 50: Buku Panduan 2014

32

Penyusunan SPPIP

LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN

(4) Finalisasi dan Sosialisasi

Mengikuti kegiatan kolokium yang akan dikoordinasikan oleh koordinator pelaksana, dan memberikan pemaparan dan pembahasan capaian kegiatan pada Kolokium SPPIP

Masukan untuk penyempurnaan hasil

Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan

Menyelenggarakan konsultasi publik untuk menjaring masukan terhadap rumusan strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan

Masukan untuk penyempurnaan hasil

Melakukan diseminasi hasil kesepakatan perumusan SPPIP kepada dinas/instansi terkait dan pemangku kepentingan lainnya di kabupaten/kota bersangkutan

Tersosialisasikannya Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

3.1.2 Lingkup Wilayah Penyusunan SPPIP

Kegiatan penyusunan SPPIP dilakukan pada lingkup wilayah kabupaten/kota. Untuk

wilayah yang berstatus kota, maka lingkup wilayah penyusunan SPPIP mencakup

keseluruhan kawasan permukiman di wilayah administrasi kota yang ditetapkan

dalam RTRW kota. Untuk wilayah yang berstatus kabupaten, maka lingkup wilayah

penyusunan SPPIP mencakup kawasan di dalam wilayah administrasi kabupaten

yang didefinisikan sebagai kawasan permukiman perkotaanoleh RTRW kabupaten

yang bersangkutan. Sebagai ilustrasi, lingkup wilayah penyusunan SPPIP dapat dilihat

pada Gambar 3-1.

Page 51: Buku Panduan 2014

33

Penyusunan SPPIP

Gambar 3-1 Ilustrasi Lingkup Wilayah Penyusunan SPPIP Untuk Wilayah Adaministrasi Kota (atas) dan Untuk Wilayah Administrasi Kabupaten (bawah)

Page 52: Buku Panduan 2014

34

Penyusunan SPPIP

3.1.3 Kedalaman Substansi SPPIP

Dari sisi substansi, keluaran akhir yang diharapkan dari kegiatan penyusunan SPPIP

berupa strategi pembangunan yang diturunkan dan didetailkan dalam bentuk

program.Strategi pembangunan dalam SPPIP memuat langkah-langkah riil dan

terukur yang harus diambil untuk merealisasikan tujuan pembangunan permukiman

dan infrastruktur permukiman perkotaan yang diatur dalam kebijakan.

Strategipembangunan dalam SPPIP ini disusun dengan mempertimbangkan

beberapa hal berikut (Gambar 3-2):

Rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur

permukiman perkotaan yang telah disepakati bersama oleh Pokjanis;

Kebutuhan penanganan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan,

yang didasarkan pada karakteristik potensi dan permasalahan pembangunan

permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan eksisting;

Sumber daya yang dimiliki yang dapat menjadi pembatas ataupun pendorong

bagi terwujudnya target capaian dalam pembangunan permukiman dan

infrastruktur permukiman perkotaan yang ingin dicapai. Sumber daya ini dapat

berupa:

- sumber pendanaan yang dimiliki oleh Pemerintah dan pemerintah daerah;

- luas lahan yang tersedia untuk pembangunan;

- kesiapan masyarakat dalam mendukung program pembangunan;

- kapasitas aparatur pelaksana program;

- dan sebagainya

Strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman

perkotaan yang telah ada di berbagai dokumen perencanaan pembangunan dan

penataan ruang yang berlaku; dan

Target capaian dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman

perkotaan yang diharapkan, baik pada lingkup kota, provinsi, nasional, MDG’s,

maupun komitmen internasional lainnya

Dalam perumusan strategi pembangunan SPPIP perlu memperhatikan 2 (dua) hal,

yaitu: cakupan aspek dan wilayah.

strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan

merujuk pada strategi fisik dan non-fisik. Untuk strategi non-fisik dapat meliputi

Page 53: Buku Panduan 2014

35

Penyusunan SPPIP

Gambar 3-2 Dasar Pertimbangan Perumusan Strategi Dalam SPPIP

strategi terkait aspek sosial, ekonomi, pembiayaan, kelembagaan, pelibatan

masyarakat dan pelaku terkait lainnya, serta legalisasi.

strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan

disusun untuk skala kabupaten/kota dan skala kawasan.

Setiap strategi yang dirumuskan didetailkan ke dalam program yang memuat

penjabaran strategi ke dalam langkah-langkah operasional untuk jangka waktu

tertentu. Dalam perumusan program dilakukan dengan mengacu beberapa hal

berikut:

disusun untuk menjawab implementasi strategi pembangunan sehingga

penyusunan program dilakukan untuk tiap strategi;

rumusan program disusun dengan mengacu pada nomenklatur program di

dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) No. 2 Tahun 2010

tentang Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pekerjaan Umum;Lampiran

A.VIIPeraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 13 Tahun 2006 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah jo. Permendagri No. 59 Tahun 2007 jo.

Permendagri No. 21 Tahun 2011, berikut penyesuaiannya di kabupaten/koya

yang bersangkutan dan ditetapkan melalui Peraturan Daerah (Perda)

kota/kabupaten; serta Rencana Strategi (Renstra) Kementerian/Lembaga lainnya;

Page 54: Buku Panduan 2014

36

Penyusunan SPPIP

program merupakan pengarah dan penjembatan terhadap rencana aksi program

yang akan dirincikan dalam RPKPP (siap dijabarkan dalam komponen dan

volume serta pentahapan program); dan

perlunyapenekananpada program bidang permukiman dan infrastruktur

permukiman perkotaan.

Strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman

perkotaan yang disusun, dilengkapi dengan pihak yang berperan serta sumber

pendanaannya.Untuk mendukung dan memberikan kejelasan dalam proses

implementasi, program yang disusun tersebut dirinci mekanisme pentahapan

pelaksanaanya dalam jangka waktu 20 tahun dengan rincian tahapan per lima

tahunan. Untuk 5 (lima) tahun pertama dirinci dalam tahapan 1 (satu) tahunan. Skema

pentahapan program yang dimaksud dalam SPPIP diwujudkan ke dalam tabel isian

strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman

perkotaan (Tabel 3-2).

Fokus dari obyek yang diatur di dalam SPPIP adalah strategi dan program terkait

dengan infrastruktur permukiman perkotaan, yang terdiri atas:

sistem penyediaan air minum untuk kawasan permukiman;

sistem pengelolaan air limbah untuk kawasan permukiman;

sistem pengelolaan persampahan untuk kawasan permukiman;

sistem drainase permukiman; dan

sistem jaringan jalan lingkungan di dalam kawasan permukiman.

Selain fokus pada infrastruktur permukiman perkotaan, strategi dan program yang

disusun dapat juga mencakup infrastruktur bidang lainnya yang dibutuhkan di dalam

pembangunan kawasan permukiman seperti sarana pemadam kebakaran dan

penerangan jalan lingkungan sesuai dengan kebutuhan di masing-masing

kabupaten/kota.

3.2 KELUARAN YANG DIHASILKAN

Keluaran yang dihasilkan dalam kegiatan Penyusunan SPPIP meliputi: (1) Dokumen

Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan (2)

Dokumen Penyelenggaraan Kegiatan (Proceeding Kegiatan) dengan rincian muatan

sebagai berikut:

Page 55: Buku Panduan 2014

37

Penyusunan SPPIP

Dokumen Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan

(SPPIP)

MUATAN - Indikasi arah pengembangan kabupaten/kota serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;

- Rumusan kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas;

- Identifikasi kawasan permukiman prioritas;

- Rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;

- Rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;

- Analisis korelasi strategi pembangunan permukiman dan kebutuhan infrastruktur permukiman perkotaan dalam skema manajemen pembangunan perkotaan;

- Analisis konsekuensi atau implikasi penerapan strategi dan identifikasi dampak program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;

- Rumusan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (dalam skala kabupaten/kota dan skala kawasan);

- Analisis dampak penerapan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;

- Rangkuman berita acara hasil kesepakatan pada tiap output kegiatan; dan

- Dokumen spasial terkait dengan strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.

PENYAJIAN

- Dokumenini disajikan sebagai laporan utama(terpisah dengan dokumen Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan Akhir Sementara, dan Laporan Akhir)

- Penulisan dokumen ini dilengkapi dengan tabel, gambar dan peta yang representatif

Page 56: Buku Panduan 2014

38

Penyusunan SPPIP

Ta

bel 3

-2C

on

toh

Ta

bel I

sia

n S

tra

teg

i da

n P

rog

ram

Pem

ba

ng

un

an

Perm

uki

ma

n d

an

In

fra

stru

ktu

r P

erm

uki

man

Pe

rko

taa

n (

SP

PIP

)

Page 57: Buku Panduan 2014

39

Penyusunan SPPIP

Dokumen Penyelenggaraan (Proceeding) Kegiatan

MUATAN - Notulensi dari tiap penyelenggaraan kegiatan-kegiatan penyepakatan dan diseminasi;

- Absensi dan daftar hadir tiap penyelenggaraan kegiatan penyepakatan dan diseminasi;

- Materi yang disampaikan;

- Bentuk-bentuk kesepakatan yang dihasilkan; dan

- Proses diskusi.

PENYAJIAN

- Dokumen ini disajikan sebagai dokumen yang terpisah dengan dokumen proses (Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan Akhir Sementara, dan Laporan Akhir) dan dokumen SPPIP

- Kegiatan yang dilaporkan setidaknya adalah kegiatan FGD, diskusi informal, kolokium, konsultasi publik,dan diseminasi

- Bentuk-bentuk kesepakatan tertuang dalam berita acara kegiatan yang dihasilkan yang ditanda tangani oleh perwakilan pihak yang hadir dan menyetujui

- Tiap kegiatan yang diselenggarakan dilengkapi dengan dokumentasi foto penyelenggaraan yang disajikan sebagai lampiran dalam dokumen ini.

Page 58: Buku Panduan 2014
Page 59: Buku Panduan 2014

41

Penyusunan SPPIP

KEGIATAN

DISKUSI

PERSIAPAN 1

KEGIATAN

PENYUSUNAN

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5 BULAN 6 BULAN 7WAKTU

TAHAPAN

O-1

O-4

O-5

O-6

O-7

O-2

IDENTIFIKASI POTENSI DAN

PERMASALAHAN2 3 4

PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) SOSIALISASIPERSIAPAN

1.1

SOSIALISASI

5

OUTPUT

Rencana

kerja

Pendekatan

dan

metodologi

pelaksanaan

kegiatan

Arah pengembangan kota

Arah pembangunan permukiman

perkotaan

Isu-isu permukiman dan

infrastruktur permukiman perkotaan

Potensi, permasalahan, dan

tantangan pembangunan perkotaan

dan permukiman perkotaan

Kebutuhan Pembangunan Permukiman Perkotaan

Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman

Perkotaan

O1: O2: O3: Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Dampak Penerapan Program

Pembangunan Permukiman dan

Infrastruktur Permukiman Perkotaan

Strategi dan Program

Pembangunan Permukiman dan

Infrastruktur Permukiman Perkotaan

yang Telah Disempurnakan

Materi Visualisasi SPPIP

O4:

O5:

Korelasi Strategi Pembangunan Permukiman dan Kebutuhan Infrastruktur Dalam Skema Manajemen Pembangunan Perkotaan

Konsekuensi Penerapan Strategi Terhadap Penyusunan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman

Perkotaan

Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan

O6:

O7:

1.2

PERSIAPAN DAN

PEMANTAPAN

RENCANA KERJA

2.1

KAJIAN KEBIJAKAN,

STRATEGI, DAN

PROGRAM

PEMBANGUNAN

KAB/KOTA

2.2

PERUMUSAN INDIKASI ARAH

PENGEMBANGAN KAB/KOTA

SERTA PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN

INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN PERKOTAAN

2.3

KAJIAN ISU-ISU PERMUKIMAN

DAN INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN PERKOTAAN

2.4

KAJIAN POTENSI,

PERMASALAHAN, DAN

TANTANGAN PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN

INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN PERKOTAAN

3.1

PERUMUSAN TUJUAN DAN

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN PERKOTAAN

3.2

PEURMUSAN KRITERIA DAN

INDIKATOR PENENTUAN

KAWASAN PERMUKIMAN

PRIORITAS

3.3

PENENTUAN

KAWASAN

PERMUKIMAN

PRIORITAS

4.1

PERUMUSAN STRATEGI

PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN

INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN

PERKOTAAN

4.2

IDENTIFIKASI DAN

ANALISIS KORELASI

STRATEGI DALAM

SKEMA

MANAJEMEN

PEMBANGUNAN

PERKOTAAN

4.3.

ANALISIS

KONSEKUENSI

ATAU IMPLIKASI

PENERAPAN

STRATEGI

PEMBANGUNAN

4.4

PERUMUSAN

PROGRAM

PEMBANGUNAN

DALAM SKALA KAB/

KOTA DAN

KAWASAN SEBAGAI

ARAHAN

KEBUTUHAN

PROGRAM

INVESTASI

4.5

ANALISIS DAMPAK

PENERAPAN

PROGRAM

PEMBANGUNAN

5.2

PENYUSUNAN

MATERI

VISUALISASI

SPPIP

5.1

PENYEMPURNAAN

STRATEGI DAN

PERUMUSAN

PROGRAM

PEMBANGUNAN

DALAM SKALA

KOTA DAN

KAWASAN

FGD 2

Identifikasi

Kawasan

Permukiman Prioritas

FGD 3

Perumusan Strategi Pembangunan

Permukiman dan Infrastruktur

Permukiman Perkotaan

DISEMINASIKONSULTASI

PUBLIK KOLOKIUMFGD 4

Perumusan Program Pembangunan

Permukiman dan Infrastruktur

Permukiman Perkotaan

FGD 1

Perumusan Tujuan dan

Kebijakan Pembangunan

Permukiman Perkotaan

PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

PERKOTAAN

PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAANFINALISASI DAN

SOSIALISASI

KONSOLIDASI

Penyusunan di

Tingkat Provinsi

PRA-FGD 1

O-3

PRA-FGD 2 PRA-FGD 3 PRA-FGD 4

Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Permukiman

Prioritas

Kawasan Permukiman Prioritas

Profil Kawasan Permukiman Prioritas

Rancangan SK Bupati/Walikota

3.4

PENYUSUNAN

RANCANGAN

SK BUPATI/

WALIKOTA

TENTANG

PENETAPAN

KAWASAN

PERMUKIMAN

PRIORITAS

Gambar 3-3 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Page 60: Buku Panduan 2014
Page 61: Buku Panduan 2014

43

Penyusunan SPPIP

Gambar 3-4 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Untuk Lingkup Persiapan

3.3 PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN

PENYUSUNAN SPPIP

Proses dan prosedur pelaksanaan kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan

Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) kabupaten/kota ini diarahkan

dengan mengacu pada rangkaian kegiatan pada Gambar 3-3. Rincian proses dan

prosedur pelaksanaan kegiatan untuk tiap sub kegiatan selama jangka waktu 7 (tujuh)

bulan adalah sebagai berikut:

1. PERSIAPAN

Kegiatan persiapan adalah kegiatan untuk

menyiapkan pelaksanaan kegiatan baik

teknis maupun non-teknis yang akan

melandasi rangkaian pelaksanaan kegiatan

secara keseluruhan. Dalam lingkup

kegiatan persiapan ini terdapat 2 (dua) sub

kegiatan, yaitu:

sosialisasi; dan

persiapan dan pemantapan rencana

kerja.

Lingkup kegiatan persiapan akan

diselesaikan pada minggu awal

pelaksanaan kegiatan selama 2 (dua)

minggu. Secara diagramatis, rangkaian

kegiatan pada lingkup kegiatan persiapan

dapat dilihat pada Gambar 3-4.

KEGIATAN

DISKUSI

PERSIAPAN 1

KEGIATAN

PENYUSUNAN

TAHAPAN

O-1

O-2

IDENTIFIKASI POTENSI DAN

PERMASALAHAN2

PERSIAPAN

1.1

SOSIALISASI

1.2

PERSIAPAN DAN

PEMANTAPAN

RENCANA KERJA

2.1

KAJIAN KEBIJAKAN,

STRATEGI, DAN

PROGRAM

PEMBANGUNAN

KAB/KOTA

2.2

PERUMUSAN INDIKASI ARAH

PENGEMBANGAN KAB/KOTA

SERTA PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN

INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN PERKOTAAN

2.3

KAJIAN ISU-ISU PERMUKIMAN

DAN INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN PERKOTAAN

2.4

KAJIAN POTENSI,

PERMASALAHAN, DAN

TANTANGAN PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN

INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN PERKOTAAN

KONSOLIDASI

Penyusunan di

Tingkat Provinsi

PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN

(SPPIP)

Page 62: Buku Panduan 2014

44

Penyusunan SPPIP

1.1 SOSIALISASI Mengikuti kegiatan sosialisasi pelaksanaan kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat Pengembangan Permukiman, DJCK, Kementerian Pekerjaan Umum.

TUJUAN Melaksanakan penyebarluasan informasi mengenai SPPIP; dan

Mencapai pemahaman yang sama mengenai proses, prosedur, dan produk dari penyusunan SPPIP

METODE Workshop dan Diskusi

LANGKAH Mengikuti sosialisasi pelaksanaan kegiatan; dan

Koordinasi dengan Pokjanis untuk merumuskan rencana penyelesaian kegiatan

OUTPUT Kesamaan pemahaman mengenai proses, prosedur, dan produk dari penyusunan SPPIP

DURASI Awal bulan pertama, dengan alokasi waktu ditentukan oleh DJCK, Kementerian Pekerjaan Umum.

O-1

1.1

SOSIALISASI

1.2

PERSIAPAN DAN

PEMANTAPAN

RENCANA KERJA

2.1

KAJIAN KEBIJAKAN,

STRATEGI, DAN

PROGRAM

PEMBANGUNAN

KAB/KOTA

Page 63: Buku Panduan 2014

45

Penyusunan SPPIP

1.2 PERSIAPAN DAN PEMANTAPAN RENCANA KERJA

Melakukan koordinasi antara tenaga ahli pendamping dan Pokjanis terkait penyepakatan jadwal, metodologi penyusunan serta penyediaan peta, data dan informasi.

TUJUAN Koordinasi antara tim ahli

pendamping dengan Pokjanis; Menyepakati rencana dan metodologi

penyusunan SPPIP; Menyediakan peta dasar skala

kabupaten/kota dan kawasan yang diperlukan dalam penyusunan SPPIP; dan

Mengumpulkan data dan informasi kabupaten/kota mengenai permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.

METODE Diskusi koordinasi

LANGKAH Diskusi kesiapan tim ahli pendamping dalam menjalankan lingkup pekerjaan dan kebutuhan penyiapan pekerjaan;

Penyamaan pemahaman lingkup tugas tim ahli pendamping dan Pokjanis dalam kegiatan penyusunan SPPIP;

Penyusunan dan penyepakatan rencana kerja dan metodologi yang akan digunakan;

Penyiapan peta dasar; dan Pengumpulan data dan informasi

terkait dengan pembangunan

O-1

1.1

SOSIALISASI

1.2

PERSIAPAN DAN

PEMANTAPAN

RENCANA KERJA

2.1

KAJIAN KEBIJAKAN,

STRATEGI, DAN

PROGRAM

PEMBANGUNAN

KAB/KOTA

Page 64: Buku Panduan 2014

46

Penyusunan SPPIP

permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.

OUTPUT Rencana kerja dan metodologi yang telah disepakati; dan

Data dan informasi terkait pembangunan dan pengembangan kabupaten/kota maupun pembangunan permukiman dan infrastrukturpermukiman perkotaan, termasuk peta.

*) pemanfaatan peta yang ada dari RTRW atau penyediaan peta sesuai dengan ketentuan dalam penyusunan SPPIP

DURASI 2 minggu pertama pada bulan pertama

Page 65: Buku Panduan 2014

47

Penyusunan SPPIP

Pada bulan pertamapenyelenggaraan kegiatan, akan diselenggarakan konsolidasi penyusunan di tingkat provinsi yang wajib diikuti oleh Tenaga Ahli Pendamping dan Pokjanis. Dalam rangkaian kegiatan penyusunan SPPIP, kegiatan ini menjadi bagian dalam proses penyamaan pemahaman substansi dan mekanisme penyusunan SPPIP diantara penyusun di tingkat Provinsi. Definisi tujuan, bentuk, waktu pelaksanaan, peserta, penyelenggara, dan kolokium ini secara rinci adalah sebagai berikut:

DEFINISI : Kegiatan penyamaan pemahaman dari sisi substansi dan proses penyusunan SPPIP yang dikemas dalam bentuk pelatihan serta dikoordinasikan penyelenggaraannya oleh Satker Provinsi

TUJUAN : Menyamakan pemahaman proses peyusunan SPPIP dan keluarannya di antara kota/kabupaten di provinsi yang bersangkutan

METODE : Pelatihan dan Diskusi

LANGKAH – LANGKAH

: Menyiapkan rencana kerja dan jadwal pelaksanaan

kegiataan

Menyamakan proses, posedur, dan capaian yang akan diharapkan

OUTPUT Rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kegiatan yang telah disetujui oleh Satker, Pokjanis, dan tenaga ahli pendamping

PENYELENGGARA : Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Provinsi

PESERTA : Semua perwakilan kabupaten/kota yang melakukan kegiatan penyusunan SPPIP di provinsi yang berangkutan. Perwakilan tersebut meliputi: Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis) Tim Teknis Provinsi Satuan Kerja Perencanaan dan Pengendalian Program

Infrastruktur Permukiman Provinsi Satuan Kerja Provinsi di Lingkungan Direktorat Jenderal

Cipta Karya Tenaga ahli pendamping

BENTUK : Workshop

WAKTU PELAKSANAAN

: minimal 1 (satu) hari pada bulan ke-1(satu) setelah SPMK Tim Tenaga Ahli, (setelah dilakukan kegiatan sosialisasi) *) waktu pelaksanaan ditentukan kemudian oleh masing-masing Satker

Provinsi

TEMPAT PELAKSANAAN

: Tempat pelaksanaan ditentukan oleh masing-masing Satker Provinsi

Box 3-1 Penyelenggaraan Konsolidasi Penyusunan di Tingkat Provinsi

Page 66: Buku Panduan 2014

48

Penyusunan SPPIP

2. IDENTIFIKASI POTENSI DAN PERMASALAHAN

Kegiatan identifikasi potensi dan permasalahan adalah kegiatan awal dari tahapan penyusunan SPPIP yang bertujuan untuk memetakan potensi dan permasalahan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Dalam lingkup kegiatan identifikasi potensi dan permasalahan ini terdapat 4 (empat) sub kegiatan, yaitu:

kajian kebijakan, strategi, dan program pembangunan kabupaten/kota;

perumusan indikasi arah pengembangan kabupaten/kota serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;

kajian isu-isu permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan

kajian potensi, permasalahan, dan tantangan pembangunan dan infrastruktur permukiman perkotaan.

Lingkup kegiatan identifikasi potensi dan permasalahanakan diselesaikan selama 1(satu) bulan terhitung dari kegiatan persiapan selesai dilakukan. Secara diagramatis, rangkaian kegiatan pada lingkup kegiatan identifikasi potensi dan permasalahan dapat dilihat pada Gambar 3.5.

Page 67: Buku Panduan 2014

49

Penyusunan SPPIP

Gambar 3-5 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Untuk Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan

Page 68: Buku Panduan 2014

50

Penyusunan SPPIP

2.1 KAJIAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN

Melakukan kajian terhadap kebijakan, strategi, dan program pembangunan daerah yang terdapat dalam dokumen perencanaan pembangunan dan penataan ruang kabupaten/kota (RPJPD, RPJMD, Renstra Dinas, RTRW, dan sebagainya)

TUJUAN Mengkaji kebijakan dan strategi pembangunan, serta rencana tata ruang wilayah yang telah tersedia maupun yang sedang disusun terkait dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur pendukung permukiman; dan

Mengidentifikasi sinkronisasi kebijakan dan strategi pembangunan kabupaten/kota, termasuk didalamnya kajian terhadap dokumen-dokumen sektoral.

METODE Content Analysis (Analisis Isi)

LANGKAH Inventarisasi kebijakan dan strategi pembangunan kabupaten/kota, khususnya yang terkait pengembangan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, terutama yang terdapat di dalam RTRW, RPJPD, dan RPJMD;

Melakukan pemetaan terhadap arahan kebijakan dan strategi pembangunan terkait pengembangan permukiman

O-1

1.2

PERSIAPAN DAN

PEMANTAPAN

RENCANA KERJA

2.1

KAJIAN KEBIJAKAN,

STRATEGI, DAN

PROGRAM

PEMBANGUNAN

KAB/KOTA

2.2

PERUMUSAN INDIKASI ARAH

PENGEMBANGAN KAB/KOTA

SERTA PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN

INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN PERKOTAAN

Page 69: Buku Panduan 2014

51

Penyusunan SPPIP

yang terutamanya terdapat di dalam RTRW, RPJPD, dan RPJMD ; dan

Melakukan kajian terhadap keselarasan antar kebijakan dan strategi pembangunan yang terkait pengembangan permukiman terutamanya terdapat di dalam RTRW, RPJPD, dan RPJMD.

OUTPUT Matriks strategi, kebijakan dan program kabupaten/kota

DURASI 1 minggu terhitung dari minggu ketiga pada bulan pertama

Page 70: Buku Panduan 2014

52

Penyusunan SPPIP

2.3 KAJIAN ISU – ISU PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN

Melakukan kajian terhadap isu yang berkembang terkait dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.

TUJUAN Terumuskannya isu – isu permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan

METODE Diskusi, analisis dan pemetaan isu

LANGKAH Menggunakan hasil kajian kebijakan (output kegiatan 2.2);

Identifikasi isu terkait pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam kebijakan dan yang sedang berkembang; dan

Analisis dengan membandingkan fakta atau kondisi eksisting pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dengan arahan kebijakan di dalam RTRW, RPJPD, dan RPJMD

OUTPUT Isu strategis pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang dapat ditampilkan dalam bentuk peta.

DURASI 2 minggu terhitung dari minggu pertama pada bulan kedua

O-2

2.2

PERUMUSAN INDIKASI ARAH

PENGEMBANGAN KAB/KOTA

SERTA PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN

INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN PERKOTAAN

2.3

KAJIAN ISU-ISU PERMUKIMAN

DAN INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN PERKOTAAN

2.4

KAJIAN POTENSI,

PERMASALAHAN, DAN

TANTANGAN PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN

INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN PERKOTAAN

Page 71: Buku Panduan 2014

53

Penyusunan SPPIP

2.4 IDENTIFIKASIPOTENSI, PERMASALAHAN DAN TANTANGAN PEMBANGUNANPERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN

Identifikasi terhadap potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan pada isu-isu yang telah dipetakan.

TUJUAN Mengetahui potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.

METODE Diskusi, pemetaan potensi dan permasalahan, serta analisis SWOT

LANGKAH Identifikasi potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan kajian dari indikasi arah pengembangan kota dan indikasi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;

Melakukan review terhadap RPIJM dan dokumen kebijakan terkait lainnya khususnya mengenai skenario pembangunan infrastruktur permukiman;

Penyusunan tabel potensi dan tantangan pembangunan perkotaan dan permukiman (lihat contoh pada Tabel 3-3); dan

Penyusunan peta potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang ditampilkan dalam bentuk peta.

O-2

2.3

KAJIAN ISU-ISU PERMUKIMAN

DAN INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN PERKOTAAN

2.4

KAJIAN POTENSI,

PERMASALAHAN, DAN

TANTANGAN PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN

INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN PERKOTAAN

3.1

PERUMUSAN TUJUAN DAN

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN PERKOTAAN

Page 72: Buku Panduan 2014

54

Penyusunan SPPIP

OUTPUT Matriks potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan

Peta potensi dan tantangan pembangunan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (Gambar 3-6).

DURASI 2 minggu terhitung dari minggu pertama pada bulan kedua

Tabel 3-3 Contoh Tabel Potensi dan Permasalahan

NO SEKTOR POTENSI PERMASALAHAN

PELUANG PENGEMBANGAN

TANTANGAN PENGEMBANGAN

1. Perumahan Daya tarik kota besar yang memiliki segala kelengkapan fasilitas dapat menarik penduduk untuk melakukan perpindahan ke kota sehingga dapat mengakibatkan semakin tingginya permintaan akan penyediaan perumahan.

- Munculnya permukiman kumuh dan illegal akibat kurangnya daya beli masyarakat akan perumahan.

- Munculnya permukiman kumuh dan illegal menyebabkan kondisi lingkungan kota yang buruk sehingga dapat menurunkan citra kawasan

Munculnya konsep-konsep baru dalam hal perumahan, hunian dan permukiman yang ditawarkan pengembang dapat dijadikan sebagai solusi alternatif untuk mengatasi tingginya permintaan akan perumahan.

Kepadatan bangunan yang tinggi dapat mendorong munculnya rawan kebakaran pada kawasan permukiman

2. Air Bersih

3. Persampahan

.. dst

Page 73: Buku Panduan 2014

55

Penyusunan SPPIP

Ga

mb

ar

3-6

C

on

toh

Peta

Pe

meta

an

Po

ten

si d

an

Perm

asa

lah

an

Pem

ba

ng

un

an

Perm

uki

ma

n d

an

In

fra

stru

ktu

r P

erm

uki

man

Pe

rko

taa

n

Page 74: Buku Panduan 2014

56

Penyusunan SPPIP

Gambar 3-7 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Untuk Lingkup Perumusan Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan

3. PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

PERKOTAAN

Kegiatan perumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan

infrastruktur permukiman perkotaan merupakan kegiatan yang mendasari perumusan

strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman

perkotaan. Lingkup kegiatan ini meliputi:

perumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukimaan perkotaan;

perumusan kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas; dan

identifikasi kawasan permukiman prioritas.

Secara keseluruhan lingkup kegiatan ini akan diselesaikan selama 1,5 (satu setengah) bulan terhitung dari kegiatan identifikasi potensi dan masalah selesai dilakukan. Secara diagramatis, rangkaian kegiatan ini dapat dilihat pada Gambar 3-7.

TAHAPAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP)

KEGIATAN

DISKUSI

KEGIATAN

PENYUSUNAN

O-4

O-5O-2

IDENTIFIKASI POTENSI DAN

PERMASALAHAN2 3 4

2.1

KAJIAN KEBIJAKAN,

STRATEGI, DAN

PROGRAM

PEMBANGUNAN

KAB/KOTA

2.2

PERUMUSAN INDIKASI ARAH

PENGEMBANGAN KAB/KOTA

SERTA PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN

INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN PERKOTAAN

2.3

KAJIAN ISU-ISU PERMUKIMAN

DAN INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN PERKOTAAN

2.4

KAJIAN POTENSI,

PERMASALAHAN, DAN

TANTANGAN PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN

INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN PERKOTAAN

3.1

PERUMUSAN TUJUAN DAN

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN

INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN PERKOTAAN

3.2

PEURMUSAN KRITERIA DAN

INDIKATOR PENENTUAN

KAWASAN PERMUKIMAN

PRIORITAS

3.3

PENENTUAN

KAWASAN

PERMUKIMAN

PRIORITAS

4.1

PERUMUSAN STRATEGI

PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN

INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN

PERKOTAAN

4.2

IDENTIFIKASI DAN

ANALISIS KORELASI

STRATEGI DALAM

SKEMA

MANAJEMEN

PEMBANGUNAN

PERKOTAAN

4.3.

ANALISIS

KONSEKUENSI

ATAU IMPLIKASI

PENERAPAN

STRATEGI

PEMBANGUNAN

FGD 2

Identifikasi

Kawasan

Permukiman Prioritas

FGD 3

Perumusan Strategi Pembangunan

Permukiman dan Infrastruktur

Permukiman Perkotaan

FGD 1

Perumusan Tujuan dan Kebijakan

Pembangunan Permukiman dan

Infrastruktur Permukiman Perkotaan

PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

PERKOTAAN

PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN

PRA-FGD 1

O-3

PRA-FGD 2 PRA-FGD 3

3.4

PERUMUSAN

RANCANGAN

SK BUPATI/

WALIKOTA

TENTANG

PENETAPAN

KAWASAN

PERMUKIMAN

PRIORITAS

Page 75: Buku Panduan 2014

57

Penyusunan SPPIP

3.1 PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN

Perumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaanyang diturunkan dari visi dan misi pengembangan kabupaten/kota yang tercantum dalam dokumen perencanaan pembangunan

TUJUAN Mengetahui kebutuhan kabupaten/kota dalam penanganan permasalahan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada masa sekarang dan mendatang; dan

Merumuskan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang akan digunakan sebagai landasan penyusunan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur kabupaten/kota oleh para pemangku kepentingan.

METODE Analisis normatif, pemetaan kebutuhan, diskusi melalui Focus Group Discussion (FGD)

LANGKAH Menganalisis kebutuhan penanganan berdasarkan potensi, permasalahan, dan isu-isu terkait permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;

Menganalisis kebutuhan pembangunan permukiman dan

O-3O-2

2.4

KAJIAN POTENSI,

PERMASALAHAN, DAN

TANTANGAN PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN

INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN PERKOTAAN

3.1

PERUMUSAN TUJUAN DAN

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN

INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN PERKOTAAN

4.1

PERUMUSAN STRATEGI

PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN

INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN

PERKOTAAN

FGD 1

Perumusan Tujuan dan

Kebijakan Pembangunan

Permukiman dan

Infrastruktur Permukiman

Perkotaan

Pra-FGD 1

Page 76: Buku Panduan 2014

58

Penyusunan SPPIP

infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan arahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;

Menentukan tujuan yang selaras dengan indikasi arah pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (output kegiatan 2.2) dan kebutuhan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;

Merumuskan kebijakan yang menjawab kebutuhan penangan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;

Menyelenggarakan Pra-FGD 1 (Box 3-2) untuk membahas tujuan dan kebijakan sebelum disepakati dalam FGD 1

Menyepakati tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dengan memperhatikan ketentuan penyelenggaraan FGD1 (Box 3-3); dan

Menyusun tabel tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.

OUTPUT Kebutuhan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;

Rumusantujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang telah disepakati bersama (Tabel 3-4); dan

Berita acara kesepakatan tentang tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.

DURASI 4 minggu terhitung dari minggu ketiga bulan kedua

Page 77: Buku Panduan 2014

59

Penyusunan SPPIP

Tabel 3-4 Contoh Tabel Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan

TUJUAN KEBIJAKAN

1. Mewujudkan kawasan permukiman yang layak dan bebas kumuh bagi semua golongan masyarakat

Penyediaan perumahan yang layak dengan memanfaatkan lahan secara proporsional

Peningkatan kualitas permukiman kumuh

2. Mewujudkan pelayanan Infrastruktur permukiman dan perkotaan yang berkualitas

Peningkatan pelayananan air bersih

Peningkatan sanitasi lingkungan

3. ................................... -

-

-

Box 3-2 Ketentuan Penyelenggaraan Pra-FGD 1

TUJUAN : Untuk membahas rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan beserta landasan perumusannya sebelum disepakati dalam FGD 1

PENYELENGGARA : Pokjanis

PESERTA DAN PENDUKUNG

: kegiatan Pra-FGD melibatkankeseluruhan anggota Pokjanis dan tenaga ahli pendukung

WAKTU PELAKSANAAN : Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun

BENTUK : Diskusi

TEMPAT PELAKSANAAN : di kabupaten/kota tempat penyusunan SPPIP

Page 78: Buku Panduan 2014

60

Penyusunan SPPIP

Box 3-3 Ketentuan Penyelenggaraan FGD 1*)

TUJUAN : Untuk memperoleh kesepakatan dari semua pemangku kepentingan mengenai rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan

PENYELENGGARA : Pokjanis

PESERTA DAN PENDUKUNG

: kegiatan FGD melibatkanminimal 15 (lima belas) orang, yang terdiri peserta dan pendukung

Peserta meliputi:

Dinas/instansi tingkat kabupaten/kotayang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan

Akademisi

Tokoh masyarakat

Pendukung meliputi:

Dinas/instansi tingkat provinsiyang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan

Tim Teknis Provinsi

Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman

Tenaga Ahli Pendamping

WAKTU PELAKSANAAN : Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun

BENTUK : FGD

TEMPAT PELAKSANAAN : di kabupaten/kota tempat penyusunan SPPIP

*)apabila dari hasil FGD 1 belum berhasil mendapatkan kesepakatan dan/atau masih diperlukan

diskusi lebih lanjut, maka dapat diselenggarakan Paska-FGD 1 dengan ketentuan yang sama

dengan Pra-FGD 1.

Page 79: Buku Panduan 2014

61

Penyusunan SPPIP

3.2PERUMUSAN KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS

Perumusan kriteria dan indikator kawasan permukiman yang akan diprioritaskan penanganannya

TUJUAN Merumuskan kriteria dan indikator sebagai pedoman untuk menentukan skala prioritas penanganannya

METODE Inventarisasi kriteria dan indikator, analisis kesesuaian dan skala prioritas, diskusi melalui Focus Group Discussion (FGD)

LANGKAH Inventarisasi kriteria dan indikator yang sesuai dengan kondisi yang ada, dengan memanfaatkan berbagai referensi berupa pedoman atau peraturan yang ada di tingkat pusat maupun daerah, kearifan lokal, hasil studi literatur, dan sebagainya;

Melakukan diskusi untuk penjaringan usulan dan aspirasi;

Menyusun daftar seluruh usulan kriteria dan indikator yang dihasilkan;

Melakukan analisis kesesuaian dan skala prioritas kriteria dan indikator yang telah disusun terhadap terhadap karakteristik dan kebutuhan daerah dengan memperhatikan beberapa hal penting;

Pembahasan kriteria dan indikator penentuan kawasan prioritas dalam Pra-FGD 2 (Box 3-4);

Penyepakatan kriteria dan indikator yang paling tepat untuk menentukan kawasan prioritas dalam penanganan pengembangan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dengan memperhatikan ketentuan

O-4

3.2

PEURMUSAN KRITERIA DAN

INDIKATOR PENENTUAN

KAWASAN PERMUKIMAN

PRIORITAS

3.3

PENENTUAN

KAWASAN

PERMUKIMAN

PRIORITAS

Page 80: Buku Panduan 2014

62

Penyusunan SPPIP

penyelenggaraan FGD2 (Box 3-5); dan Menyusun matriks kriteria dan indikator

lokasi kawasan prioritas.

OUTPUT Matriks kriteria dan indikator lokasi kawasan permukiman prioritas

DURASI 2 minggu terhitung dari minggu pertama bulan ketiga

Page 81: Buku Panduan 2014

63

Penyusunan SPPIP

3.3 PENENTUAN KAWASAN PRIORITAS PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN

Identifikasi kawasan-kawasan permukiman yang diprioritaskan untuk ditangani berdasarkan kriteria dan indikator yang telah ditetapkan sebelumnya, dengan mempertimbangkan amanat UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman yang mencakup pemugaran, peremajaan, relokasi, dan upaya pencegahan penurunan kualitas lingkungan

TUJUAN Memperoleh kawasan-kawasan permukiman prioritas untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik kabupaten/kota

METODE Observasi lapangan, analisis kondisi kawasan, analisis peta spasial, pemetaan masalah, diskusi melalui Focus Group Discussion (FGD)

LANGKAH Inventarisir kawasan-kawasan permukiman yang memerlukan penanganan atau pengembangan sesuai dengan kriteria dan indikator yang telah ditetapkan (output kegiatan 3.3);

Inventarisir kawasan prioritas atau kawasan strategis yang diarahkan di dalam kebijakan (RTRW, RPJMD, dan rencana sektoral lainnya;

Identifikasi dan pemetaan kondisi umum kawasan permukiman melalui penyusunan peta sebaran permukiman;

Survey ke lokasi-lokasi kawasan permukiman yang dipilih untuk mengetahui kondisi riil, pemetaan potensi dan permasalahan di kawasan

FGD 2

Identifikasi

Kawasan

Permukiman Prioritas

O-4

3.2

PEURMUSAN KRITERIA DAN

INDIKATOR PENENTUAN

KAWASAN PERMUKIMAN

PRIORITAS

3.3

PENENTUAN

KAWASAN

PERMUKIMAN

PRIORITAS

4.1

PERUMUSAN STRATEGI

PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN

INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN

PERKOTAANPra-FGD 2

Page 82: Buku Panduan 2014

64

Penyusunan SPPIP

yang telah ditentukan;

Melakukan Pra-FGD 2 untuk mengidentifikasi kawasan permukiman prioritas sebelum disepakati dalam FGD 2 (Box 3-4);

Melakukan diskusi FGD untuk menyepakati lokasi kawasan-kawasan permukiman prioritas dengan memperhatikan ketentuan penyelenggaraan FGD-2 (Box 3-5);

Pemetaan lokasi kawasan-kawasan permukiman prioritas yang disajikan dalam bentuk peta sebagaimana contoh pada Gambar 3-8;

Melakukan analisis terhadap kawasan-kawasan prioritas terpilih untuk menentukan skala prioritas kawasan penanganan; dan

Menyusun daftar skala prioritas kawasan penanganan.

OUTPUT Peta sebaran kawasan permukiman dan permasalahannya;

Peta sebaran kawasan permukiman prioritas;

Daftar skala prioritas kawasan penanganan; dan

Berita acara kesepakatan tentang kawasan permukiman prioritas terpilih

DURASI 2-3 minggu terhitung dari minggu pertama bulan ketiga

Box 3-4 Ketentuan Penyelenggaraan Pra-FGD 2

TUJUAN : Untuk membahas kriteria dan indikator penentuan kawasan prioritas, beserta indikasi kawasan permukiman prioritasnya

PENYELENGGARA : Pokjanis

PESERTA DAN PENDUKUNG

: kegiatan Pra-FGD melibatkan keseluruhan anggota Pokjanis dan tenaga ahli pendukung

WAKTU PELAKSANAAN : Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun

BENTUK : Diskusi

TEMPAT PELAKSANAAN : di kabupaten/kota tempat penyusunan SPPIP

Page 83: Buku Panduan 2014

65

Penyusunan SPPIP

Box 3-5 Ketentuan Penyelenggaraan FGD 2 dan Ilustrasinya*)

TUJUAN : Untuk memperoleh kesepakatan dari semua stakeholder/pemangku kepentingan mengenai penentuan kriteria dan indikator serta penentuan kawasan permukiman prioritas

PENYELENGGARA : Pokjanis

PESERTA DAN PENDUKUNG

: kegiatan FGD melibatkan minimal 15 (lima belas) orang, yang terdiri peserta dan pendukung

Peserta meliputi: Dinas/instansi tingkat kabupaten/kotayang

membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan

Akademisi Tokoh Masyarakat

Pendukung meliputi: Dinas/instansi tingkat provinsiyang membidangi

infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan

Tim Teknis Provinsi Satuan Kerja Pengembangan Kawasan

Permukiman Tenaga Ahli Pendamping

WAKTU PELAKSANAAN : Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun

BENTUK : FGD

TEMPAT PELAKSANAAN : di kabupaten/kota tempat penyusunan SPPIP

*)apabila dari hasil FGD 2 belum berhasil mendapatkan kesepakatan dan/atau masih diperlukan

diskusi lebih lanjut, maka dapat diselenggarakan Paska-FGD 2 dengan ketentuan yang sama

dengan Pra-FGD 2

Page 84: Buku Panduan 2014

66

Penyusunan SPPIP

3.4PERUMUSAN RANCANGAN SK BUPATI/WALIKOTA TENTANG PENETAPAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS

Mengemas hasil penetapan kawasan permukiman prioritas ke dalam rumusan SK Bupati/Walikota

TUJUAN Menghasilkan rumusan rancangan SK Bupati/Walikota tentang Penetapan Kawasan Permukiman Prioritas

METODE Perumusan kebijakan

LANGKAH Identifikasi poin-poin dalam SK Bupati/Walikota

Merumuskan rancangan SK Bupati/Walikota dengan menggunakan hasil penetapan kawasan permukiman prioritas

OUTPUT Rancangan SK Bupati/Walikota tentang Penetapan Kawasan Permukiman Prioritas

DURASI 1minggu terhitung dari minggu keempat bulan ketiga

O-4

3.3

PENENTUAN KAWASAN

PERMUKIMAN PRIORITAS

4.1

PERUMUSAN STRATEGI

PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN

INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN

PERKOTAAN

FGD 2

Identifikasi

Kawasan

Permukiman Prioritas

PRA-FGD 2

3.4

PERUMUSAN RANCANGAN SK

BUPATI/WALIKOTA TENTANG

PENETAPAN KAWASAN

PERMUKIMAN PRIORITAS

Page 85: Buku Panduan 2014

67

Penyusunan SPPIP

Ga

mb

ar

3-8

C

on

toh

Peta

Seb

ara

n K

aw

asa

n P

erm

uki

ma

n P

rio

rita

s

Page 86: Buku Panduan 2014

68

Penyusunan SPPIP

4. PERUMUSAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN

DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN

Kegiatan perumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur

permukiman perkotaan adalah lingkup kegiatan inti dari penyusunan SPPIP, yang

fokus pada proses perumusan strategi dan program pembangunan permukiman dan

infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan tujuan dan kebijakan yang telah

dirumuskan. Lingkup kegiatan ini meliputi:

perumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman

perkotaan;

identifikasi dan analisis korelasi dalam skema manajemen pembangunan

perkotaan;

analisis konsekuensi atau implikasi penerapan strategi pembangunan;

perumusan program pembangunan dalam skala kabupaten/kota dan kawasan

sebagai arahan kebutuhan program investasi; dan

analisis dampak penerapan program pembangunan.

Secara keseluruhan lingkup kegiatan perumusan strategi dan program pembangunan

permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan ini akan diselesaikan selama 3

(tiga) bulan terhitung dari kegiatan perumusan tujuan dan kebijakan pembangunan

permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan selesai dilakukan. Secara

diagramatis, rangkaian kegiatan pada lingkup perumusan strategi pembangunan

permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dapat dilihat pada Gambar 3-9.

Page 87: Buku Panduan 2014

69

Penyusunan SPPIP

Ga

mb

ar

3-9

R

an

gka

ian

Keg

iata

n P

en

yusu

na

n S

tra

teg

i Pe

mb

an

gu

na

n P

erm

uki

ma

n d

an

In

fra

stru

ktu

r P

erk

ota

an

(S

PP

IP)

Un

tuk

Lin

gku

p P

eru

mu

san

Str

ate

gi P

em

ba

ng

un

an

Perm

uki

ma

n d

an

Infr

ast

rukt

ur

Pe

rmu

kim

an

Pe

rko

taa

n

TA

HA

PA

NP

EN

YU

SU

NA

N S

TR

AT

EG

I P

EM

BA

NG

UN

AN

PE

RM

UK

IMA

N D

AN

IN

FR

AS

TR

UK

TU

R P

ER

KO

TA

AN

(S

PP

IP)

SO

SIA

LIS

AS

I

KE

GIA

TA

N

DIS

KU

SI

KE

GIA

TA

N

PE

NY

US

UN

AN

O-4

O-5

O-6

O-7

34

5

3.1

PE

RU

MU

SA

N T

UJU

AN

DA

N

KE

BIJ

AK

AN

PE

MB

AN

GU

NA

N

PE

RM

UK

IMA

N D

AN

INF

RA

ST

RU

KT

UR

PE

RM

UK

IMA

N P

ER

KO

TA

AN

3.2

PE

UR

MU

SA

N K

RIT

ER

IA D

AN

IND

IKA

TO

R P

EN

EN

TU

AN

KA

WA

SA

N P

ER

MU

KIM

AN

PR

IOR

ITA

S

3.3

PE

NE

NT

UA

N

KA

WA

SA

N

PE

RM

UK

IMA

N

PR

IOR

ITA

S

4.1

PE

RU

MU

SA

N S

TR

AT

EG

I

PE

MB

AN

GU

NA

N

PE

RM

UK

IMA

N D

AN

INF

RA

ST

RU

KT

UR

PE

RM

UK

IMA

N

PE

RK

OT

AA

N

4.2

IDE

NT

IFIK

AS

I DA

N

AN

ALI

SIS

KO

RE

LAS

I

ST

RA

TE

GI D

ALA

M

SK

EM

A

MA

NA

JEM

EN

PE

MB

AN

GU

NA

N

PE

RK

OT

AA

N

4.3.

AN

ALI

SIS

KO

NS

EK

UE

NS

I

AT

AU

IMP

LIK

AS

I

PE

NE

RA

PA

N

ST

RA

TE

GI

PE

MB

AN

GU

NA

N

4.4

PE

RU

MU

SA

N

PR

OG

RA

M

PE

MB

AN

GU

NA

N

DA

LAM

SK

ALA

KA

B/

KO

TA

DA

N

KA

WA

SA

N S

EB

AG

AI

AR

AH

AN

KE

BU

TU

HA

N

PR

OG

RA

M

INV

ES

TA

SI

4.5

AN

ALI

SIS

DA

MP

AK

PE

NE

RA

PA

N

PR

OG

RA

M

PE

MB

AN

GU

NA

N

5.2

PE

NY

US

UN

AN

MA

TE

RI

VIS

UA

LIS

AS

I

SP

PIP

5.1

PE

NY

EM

PU

RN

AA

N

ST

RA

TE

GI D

AN

PE

RU

MU

SA

N

PR

OG

RA

M

PE

MB

AN

GU

NA

N

DA

LAM

SK

ALA

KO

TA

DA

N

KA

WA

SA

N

FG

D 2

Ide

ntifika

si

Ka

wa

sa

n

Pe

rmu

kim

an

Prio

rita

s

FG

D 3

Pe

rum

usa

n S

tra

teg

i P

em

ba

ng

un

an

Pe

rmu

kim

an

da

n In

fra

str

uktu

r

Pe

rmu

kim

an

Pe

rko

taa

n

DIS

EM

INA

SI

KO

NS

UL

TA

SI

PU

BL

IK

KO

LO

KIU

MF

GD

4

Pe

rum

usa

n P

rog

ram

Pe

mb

an

gu

na

n

Pe

rmu

kim

an

da

n In

fra

str

uktu

r

Pe

rmu

kim

an

Pe

rko

taa

n

PE

RU

MU

SA

N T

UJ

UA

N D

AN

KE

BIJ

AK

AN

PE

MB

AN

GU

NA

N

PE

RM

UK

IMA

N D

AN

IN

FR

AS

TR

UK

TU

R P

ER

MU

KIM

AN

PE

RK

OT

AA

N

PE

RU

MU

SA

N S

TR

AT

EG

I D

AN

PR

OG

RA

M P

EM

BA

NG

UN

AN

PE

RM

UK

IMA

N D

AN

IN

FR

AS

TR

UK

TU

R P

ER

MU

KIM

AN

PE

RK

OT

AA

NF

INA

LIS

AS

I D

AN

SO

SIA

LIS

AS

I

O-3

PR

A-F

GD

2P

RA

-FG

D 3

PR

A-F

GD

4

Page 88: Buku Panduan 2014

70

Penyusunan SPPIP

4.1PERUMUSAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN

Merumuskan hasil diskusi dan analisis yang dilakukan sebelumnya dalam suatu bentuk strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam skala kabupaten/kota maupun skala kawasan,dengan mempertimbangkan amanat UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman yang mencakup pemugaran, peremajaan, relokasi, dan upaya pencegahan penurunan kualitas lingkungan

TUJUAN Memperoleh strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang berupa langkah-langkah riil dan terukur untuk mewujudkan tujuan pengembangan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.

METODE Analisis Kebijakan, SWOT, Diskusi melalui Focus Group Discussion (FGD)

LANGKAH Menggunakan rumusan tujuan dan

O-3

O-4

O-5

3.1

PERUMUSAN TUJUAN DAN

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN

INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN PERKOTAAN

3.3

PENENTUAN

KAWASAN

PERMUKIMAN

PRIORITAS

4.1

PERUMUSAN STRATEGI

PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN

INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN

PERKOTAAN

4.2

IDENTIFIKASI DAN

ANALISIS KORELASI

STRATEGI DALAM

SKEMA

MANAJEMEN

PEMBANGUNAN

PERKOTAAN

4.3.

ANALISIS

KONSEKUENSI

ATAU IMPLIKASI

PENERAPAN

STRATEGI

PEMBANGUNAN

FGD 3

Perumusan Strategi Pembangunan

Permukiman dan Infrastruktur

Permukiman Perkotaan

Pra- FGD 3

Page 89: Buku Panduan 2014

71

Penyusunan SPPIP

kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang telah disepakati bersama (output kegiatan 3.1);

Merumuskan konsep strategi yang berupa gambaran umum pencapaian tujuan dan kebijakan serta langkah-langkah penanganan kebutuhan pengembangan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang lebih riil dan terukur di daerah terkait;

Melakukan identifikasi dan kajian peran dan fungsi pemerintah dan pemangku kepentingan terkait lainnya dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;

Membahas rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan beserta proses perumusannya dalam kegiatan Pra-FGD 3 (Box 3-6);

Melakukan diskusi FGD untuk menetapkan dan menyepakati strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dengan memperhatikan ketentuan penyelenggaraan FGD-3 (Box 3-7); dan

Merumuskan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dengan memperhatikan ketentuan yang ada

OUTPUT Tabel strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (Tabel 3-5); dan

Berita acara kesepakatan tentang strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan skala kabupaten/kota dan skala kawasan

DURASI 4 minggu terhitung dari minggu pertama bulan keempat

Page 90: Buku Panduan 2014

72

Penyusunan SPPIP

Box 3-6 Ketentuan Penyelenggaraan Pra-FGD 3

TUJUAN : Untuk membahas rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan beserta landasan perumusannya

PENYELENGGARA : Pokjanis

PESERTA DAN PENDUKUNG

: kegiatan Pra-FGD melibatkankeseluruhan anggota Pokjanis dan tenaga ahli pendukung

WAKTU PELAKSANAAN : Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun

BENTUK : Diskusi

TEMPAT PELAKSANAAN : di kabupaten/kota tempat penyusunan SPPIP

Tabel 3-5 Contoh Tabel Tujuan, Kebijakan dan Strategi

TUJUAN KEBIJAKAN STRATEGI

1. Mewujudkan kawasan permukiman yang layak dan bebas kumuh bagi semua golongan masyarakat

Penyediaan perumahan yang layak dengan memanfaatkan lahan secara proporsional

Mengembangkan rumah sederhana sehat

Mengembangkan rusun berstandar internasional

Peningkatan kualitas permukiman kumuh

2. Mewujudkan pelayanan infrastruktur permukiman dan perkotaan yang berkualitas

Peningkatan pelayanan air bersih

Peningkatan sanitasi lingkungan

3. ................................... - - -

Page 91: Buku Panduan 2014

73

Penyusunan SPPIP

Box 3-7 Ketentuan Penyelenggaraan FGD 3*)

TUJUAN : Untuk memperoleh kesepakatan dari semua stakeholder/pemangku kepentingan mengenai strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan baik pada skala kabupaten/kota maupun kawasan

PENYELENGGARA : Pokjanis

PESERTA DAN PENDUKUNG

: kegiatan FGD melibatkanminimal 15 (lima belas) orang, yang terdiri peserta dan pendukung

Peserta meliputi:

Dinas/instansi tingkat kabupaten/kotayang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan

Akademisi

Tokoh Masyarakat

Pendukung meliputi:

Dinas/instansi tingkat provinsiyang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan

Tim Teknis Provinsi

Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman

Tenaga Ahli Pendamping

WAKTU PELAKSANAAN : Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun

BENTUK : Diskusi

TEMPAT PELAKSANAAN : di kabupaten/kota tempat penyusunan SPPIP

*)apabila dari hasil FGD 3 belum berhasil mendapatkan kesepakatan dan/atau masih diperlukan

diskusi lebih lanjut, maka dapat diselenggarakan Paska-FGD 3 dengan ketentuan yang sama

dengan Pra-FGD 3

Page 92: Buku Panduan 2014

74

Penyusunan SPPIP

4.2 IDENTIFIKASI DAN ANALISIS KORELASI STRATEGI DALAM SKEMA MANAJEMEN PEMBANGUNAN PERKOTAAN

Identifikasi dan analisis korelasi/keterkaitan antarastrategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dengan strategi pembangunan lainnya dalam skema manajemen pembangunan kabupaten/kota baik untuk skala kabupaten/kota maupun skala kawasan. Analisis korelasi akan menjadi dasar bagi penetapan pelaku dan sumber pendanaan program – programnya.

TUJUAN Mengetahui tingkat korelasi antara strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dengan kebijakan kabupaten/kota dalam skema manajemen pembangunan perkotaan.

METODE Analisis korelasi

LANGKAH Menggunakan hasil kajian kebijakan yang telah dilakukan sebelumnya;

Menggunakan rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (output kegiatan 4.1);

Melakukan analisis korelasi antara rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang telah disepakati dengan kebijakan lainnya dengan memperhatikan aspek-aspek fisik dan non fisik (sosial ekonomi, kelembagaan dan pembiayaan); dan

Menyusun matriks analisis korelasi strategi pembangunan permukiman

O-5

4.1

PERUMUSAN STRATEGI

PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN

INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN

PERKOTAAN

4.2

IDENTIFIKASI DAN

ANALISIS KORELASI

STRATEGI DALAM

SKEMA

MANAJEMEN

PEMBANGUNAN

PERKOTAAN

4.3.

ANALISIS

KONSEKUENSI

ATAU IMPLIKASI

PENERAPAN

STRATEGI

PEMBANGUNAN

4.4

PERUMUSAN

PROGRAM

PEMBANGUNAN

DALAM SKALA KAB/

KOTA DAN

KAWASAN SEBAGAI

ARAHAN

KEBUTUHAN

PROGRAM

INVESTASI

Page 93: Buku Panduan 2014

75

Penyusunan SPPIP

dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam skema manajemen pembangunan perkotaan.

OUTPUT Matriks analisis korelasi strategi pembangunan permukiman daninfrastruktur permukiman perkotaan dalam skema manajemen pembangunan perkotaan.

DURASI 1 minggu terhitung dari minggu ketiga bulan keempat

Page 94: Buku Panduan 2014

76

Penyusunan SPPIP

4.3 ANALISIS KONSEKUENSI ATAU IMPLIKASI PENERAPAN STRATEGI PEMBANGUNAN

Identifikasi dan analisis terhadap konsekuensi dan dampak yang mungkin muncul sebagai akibat dilaksanakannya strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.

TUJUAN Mengetahui konsekuensi dan dampak penerapan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan sebagai langkah antisipasi terhadap perubahan yang terjadi; dan

Menghasilkan analisis konsekuensi yang menjadi dasar penyusunan program pembangunan kabupaten/kota.

METODE Analisis konsekuensi dan dampak

LANGKAH Melakukan kajian terhadap strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;

Melakukan analisis konsekuensi dan dampak penerapan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada berbagai aspek sesuai dengan karakteristik wilayahnya baik skala kabupaten/kota maupun kawasan meliputi aspek fisik, aspek sosial, aspek ekonomi, dan aspek budaya;

Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan

O-5

4.1

PERUMUSAN STRATEGI

PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN

INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN

PERKOTAAN

4.2

IDENTIFIKASI DAN

ANALISIS KORELASI

STRATEGI DALAM

SKEMA

MANAJEMEN

PEMBANGUNAN

PERKOTAAN

4.3.

ANALISIS

KONSEKUENSI

ATAU IMPLIKASI

PENERAPAN

STRATEGI

PEMBANGUNAN

4.4

PERUMUSAN

PROGRAM

PEMBANGUNAN

DALAM SKALA KAB/

KOTA DAN

KAWASAN SEBAGAI

ARAHAN

KEBUTUHAN

PROGRAM

INVESTASI

Page 95: Buku Panduan 2014

77

Penyusunan SPPIP

pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang akan dilaksanakan terkait dengan penerapan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;

Melakukan analisis proyeksi pertumbuhan akibat pelaksanaan kegiatan-kegiatan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;

Menyusun langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi perubahan yang mungkin terjadi; dan

Menyusun matriks analisis konsekuensi dan dampak strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.

OUTPUT Matriks konsekuensi dan dampak strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan

DURASI 2 minggu terhitung dari minggu ketiga bulan keempat

Page 96: Buku Panduan 2014

78

Penyusunan SPPIP

4.4 PERUMUSAN PROGRAM PEMBANGUNAN DALAM SKALA KABUPATEN/KOTA DAN KAWASAN SEBAGAI ARAHAN KEBUTUHAN PROGRAM INVESTASI

Merupakan langkah aplikatif pelaksanaan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dan arahan kebutuhan program investasi baik dalam skala kabupaten/kota maupun kawasan dengan memperhatikan dampak dan korelasi dengan program pembangunan sektor lainnya

TUJUAN Merumuskan program pembangunan yang aplikatif, riil dan terukur sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daerah dalam skala kabupaten/kota maupun kawasan sebagai pelaksanaan strategi dan arahan kebutuhan program investasi SPPIP.

METODE Analisis kebijakan dan strategi, perencanaan program, diskusi melalui Focus Group Discussion (FGD)

LANGKAH Menggunakan matriks analisis korelasi strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam skema manajemen pembangunan perkotaan (output kegiatan 4.2);

Menggunakan matriks konsekuensi dan

O-6

4.2

IDENTIFIKASI DAN

ANALISIS KORELASI

STRATEGI DALAM

SKEMA

MANAJEMEN

PEMBANGUNAN

PERKOTAAN

4.3.

ANALISIS

KONSEKUENSI

ATAU IMPLIKASI

PENERAPAN

STRATEGI

PEMBANGUNAN

4.4

PERUMUSAN

PROGRAM

PEMBANGUNAN

DALAM SKALA KAB/

KOTA DAN

KAWASAN SEBAGAI

ARAHAN

KEBUTUHAN

PROGRAM

INVESTASI

4.5

ANALISIS DAMPAK

PENERAPAN

PROGRAM

PEMBANGUNAN

FGD 4

Perumusan Program

Pembangunan Permukiman

dan Infrastruktur

Permukiman Perkotaan

Pra- FGD 4

Page 97: Buku Panduan 2014

79

Penyusunan SPPIP

dampak strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (output kegiatan 4.3);

Melakukan review terhadap program-program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang terdapat di berbagai dokumen kebijakan, antara lain dokumen RPIJM (sub-bab program investasi infrastruktur permukiman) dan dokumen RTRW (bagian indikasi program);

Merumuskan kebutuhan program-program penanganan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dengan memperhatikan ketentuan yang ada (Box 3-8);

Merinci setiap program ke dalam skema pentahapan yang dirinci ke dalam program lima tahunan;

Melakukan Pra-FGD 4 untuk membahas rumusan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan beserta landasan kebutuhannya sebelum disepakati dalam FGD 4 (Box 3-9);

Melakukan diskusi FGD untuk menjaring aspirasi dan penyepakatan terhadap program-program yang dirumuskan dengan memperhatikan ketentuan penyelenggaraan FGD-4 (Box 3-10); dan

Melakukan pemetaan spasial dari strategi dan program yang telah dirumuskan.

OUTPUT Matriks program pembangunan dalam skala kabupaten/kota dan kawasan (Tabel 3-2);

Peta strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (Gambar 3-10); dan

Berita acara kesepakatan tentang program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman

Page 98: Buku Panduan 2014

80

Penyusunan SPPIP

perkotaan skala kabupaten/kota dan skala kawasan

DURASI 4 minggu terhitung dari minggu pertama bulan kelima

Box 3-8 Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Perumusan Program

Box 3-9 Ketentuan Penyelenggaraan Pra-FGD 4

TUJUAN : Untuk membahas rumusan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan beserta landasan perumusannya sebelum disepakati dalam FGD 4

PENYELENGGARA : Pokjanis

PESERTA DAN PENDUKUNG

: kegiatan Pra-FGD melibatkan keseluruhan anggota Pokjanis dan tenaga ahli pendukung

WAKTU PELAKSANAAN : Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun

BENTUK : Diskusi

TEMPAT PELAKSANAAN : di kabupaten/kota tempat penyusunan SPPIP

Dalam perumusan program tersebut minimal dilakukan dengan mengacu pada beberapa hal sebagai berikut:

- disusun untuk menjawab implementasi strategi pembangunan sehingga penyusunan program dilakukan berdasarkan lingkup wilayah dan lingkup aspek dalam strategi pembangunan;

- program merupakan pengarah dan penjembatan terhadap rencana aksi programyang akan dirincikan dalam RPKPP (siap dijabarkan dalam komponen dan volume serta pentahapan program); dan

- perlunya pembatasan pada program bidang permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.

Untuk mendukung dan memberikan kejelasan dalam proses implementasi, program yang disusun dirinci mekanisme pentahapan dan waktu implementasinya.Skema pentahapan tersebut disusun untuk jangka waktu 20 tahun dengan perincian tahapan per lima tahunan.

Page 99: Buku Panduan 2014

81

Penyusunan SPPIP

Box 3-10 Ketentuan Penyelenggaraan FGD 4*)

TUJUAN : Untuk memperoleh kesepakatan dari semua stakeholder/pemangku kepentingan mengenai strategi program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan sebagai pelaksanaan strategi dan arahan kebutuhan program investasi SPPIP

PENYELENGGARA : Pokjanis

PESERTA DAN PENDUKUNG

: kegiatan FGD melibatkan minimal 15 (lima belas) orang, yang terdiri peserta dan pendukung

Peserta meliputi:

Dinas/instansi tingkat kabupaten/kotayang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan

Akademisi

Tokoh Masyarakat

Pendukung meliputi:

Dinas/instansi tingkat provinsiyang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan

Tim Teknis Provinsi

Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman

Tenaga Ahli Pendamping

WAKTU PELAKSANAAN : Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun

BENTUK : Diskusi

TEMPAT PELAKSANAAN : di kabupaten/kota tempat penyusunan SPPIP

*)apabila dari hasil FGD 4 belum berhasil mendapatkan kesepakatan dan/atau masih diperlukan

diskusi lebih lanjut, maka dapat diselenggarakan Paska-FGD 4 dengan ketentuan yang sama

dengan Pra-FGD 4

Page 100: Buku Panduan 2014

82

Penyusunan SPPIP

Ga

mb

ar

3-1

0

Co

nto

h

Pe

meta

an

Str

ate

gi

da

n

Pro

gra

m

Pem

ban

gu

na

n

Perm

uki

ma

n

da

n

Infr

ast

rukt

ur

Pe

rmu

kim

an

P

erk

ota

an

Page 101: Buku Panduan 2014

83

Penyusunan SPPIP

4.5 ANALISIS DAMPAK PENERAPAN PROGRAM PEMBANGUNAN

Analisis yang memperkirakan dampak dari penerapan suatu program yang telah dirumuskan(outcome).

TUJUAN Mengetahui dampak berupa perubahan yang diperkirakan akan terjadi akibat penerapan suatu program.

METODE Diskusi internal, analisis dan pemetaan dampak penerapan program

LANGKAH Menggunakan matriks program pembangunan dalam skala kabupaten/kota dan kawasan (output kegiatan 4.4);

Melakukan analisis dampak penerapan masing-masing program yang telah dirumuskan;

Menyusun matriks analisis dampak penerapan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;

Mengikuti kegiatan kolokium yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya (Box 3-11).

OUTPUT Matriks analisis dampak penerapan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.

DURASI 4 minggu terhitung dari minggu pertama bulan keenam

O-6

4.4

PERUMUSAN

PROGRAM

PEMBANGUNAN

DALAM SKALA KOTA

DAN KAWASAN

SEBAGAI ARAHAN

KEBUTUHAN

PROGRAM

INVESTASI

4.5

ANALISIS DAMPAK

PENERAPAN

PROGRAM

PEMBANGUNAN

5.1

PENYEMPURNAAN

STRATEGI DAN

PERUMUSAN

PROGRAM

PEMBANGUNAN

DALAM SKALA

KOTA DAN

KAWASAN

KOLOKIUM

Page 102: Buku Panduan 2014

84

Penyusunan SPPIP

Box 3-11 Keikutsertaan Dalam Kolokium

Pada bulan keenam penyelenggaraan kegiatan, akan diselenggarakan Kolokium yang wajib diikuti oleh Tenaga Ahli Pendamping dan Pokjanis. Dalam rangkaian kegiatan penyusunan SPPIP, kegiatan ini menjadi bagian proses monitoring dan evaluasi oleh Satker Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) provinsi dan penyelenggara di tingkat pusat terhadap proses penyusunan SPPIP. Definisi tujuan, bentuk, waktu pelaksanaan, peserta, penyelenggara, dan kolokium ini secara rinci adalah sebagai berikut:

DEFINISI : Kegiatan monitoring dan pengendalian yang dilakukan oleh Satker Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) provinsi dan penyelenggara di tingkat pusat terhadap proses penyusunan SPPIP

TUJUAN : Memonitor pencapaian dari kegiatan penyusunan SPPIP yang dilakukan di setiap kabupaten/kota

METODE : Workshop dan Diskusi

LANGKAH – LANGKAH

: Menyiapkan materi pembahasan capaian SPPIP hingga saat Kolokium yang meliputi bahan tayangan dan materi visualisasi yang telah disusun, serta dikoordinasikan bersama Tim Teknis Provinsi *)

Mengikuti kegiatan kolokium dengan memaparkan hasil-hasil penyusunan SPPIP kepada para pemangku kepentingan terkait

Merumuskan langkah perbaikan berdasarkan masukan terhadap pencapaian kegiatan SPPIP dari pelaksanaan kolokium

OUTPUT Kesamaan hasil dari produk SPPIP yang dihasilkan oleh tiap kabupaten/kota

Hasil evaluasi terhadap proses yang telah dilakukan

PENYELENGGARA : Direktorat Jenderal Cipta Karya

PESERTA : Semua perwakilan kabupaten/kota yang melakukan kegiatan penyusunan SPPIP. Perwakilan tersebut meliputi Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis) Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Tenaga ahli pendamping

BENTUK : Workshop

WAKTU PELAKSANAAN

: minimal 1 (satu) hari pada akhir bulan ke-6 (enam) setelah SPMK(setelah dilakukan kegiatan penyusunan konsep, rencana, strategi dan program penanganan dan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas) **)waktu pelaksanaan dilakukan bersamaan dengan

penyelenggaraan Kolokium pada kegiatan RPKPP dan ditentukan oleh koordinator pelaksana

TEMPAT PELAKSANAAN

: dilakukan bersamaan dengan penyelenggaraan Kolokium pada kegiatan penyusunan RPKPP dan ditentukan oleh Koordinator Pelaksana

*) Catatan Koordinasi Bersama Tim Teknis Provinsi (Pra-Kolokium): Perlu dilakukan persiapan (pra-kolokium) yang bertujuan untuk mempersiapkan seluruh substansi yang dipersyaratkan di dalam

kolokium. Pelaksanaan pra-kolokium dilakukan secara koordinatif antara tim pokjanis di setiap kabupaten/kota bersama tim teknis provinsi.

Page 103: Buku Panduan 2014

85

Penyusunan SPPIP

Gambar 3-11 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Untuk Finalisasi dan Sosialisasi

5. FINALISASI DAN SOSIALISASI

Kegiatan finalisasi dan sosialisasi adalah kegiatan terakhir dari rangkaian kegiatan

penyusunan SPPIP yang fokus pada penyempurnaan dari strategi dan program

pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan

masukan dari berbagai diskusi. Lingkup kegiatan ini meliputi:

penyempurnaan strategi dan program pembangunan dalam skala

kabupaten/kota dan kawasan; dan

penyempurnaan materi visualisasi SPPIP

Secara keseluruhan lingkup kegiatan finalisasi dan sosialisasi ini akan diselesaikan

selama 1 (satu) bulan terhitung dari kegiatan perumusan strategi dan program

pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan selesai

dilakukan. Secara diagramatis, rangkaian kegiatan pada lingkup finalisasi dan

sosialisasi dapat dilihat pada Gambar 3-11.

TAHAPAN SOSIALISASI

KEGIATAN

DISKUSI

KEGIATAN

PENYUSUNAN

O-5

O-6

O-7

4 5

4.1

PERUMUSAN STRATEGI

PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN

INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN

PERKOTAAN

4.2

IDENTIFIKASI DAN

ANALISIS KORELASI

STRATEGI DALAM

SKEMA

MANAJEMEN

PEMBANGUNAN

PERKOTAAN

4.3.

ANALISIS

KONSEKUENSI

ATAU IMPLIKASI

PENERAPAN

STRATEGI

PEMBANGUNAN

4.4

PERUMUSAN

PROGRAM

PEMBANGUNAN

DALAM SKALA KAB/

KOTA DAN

KAWASAN SEBAGAI

ARAHAN

KEBUTUHAN

PROGRAM

INVESTASI

4.5

ANALISIS DAMPAK

PENERAPAN

PROGRAM

PEMBANGUNAN

5.2

PENYUSUNAN

MATERI

VISUALISASI

SPPIP

5.1

PENYEMPURNAAN

STRATEGI DAN

PERUMUSAN

PROGRAM

PEMBANGUNAN

DALAM SKALA

KOTA DAN

KAWASAN

FGD 3

Perumusan Strategi Pembangunan

Permukiman dan Infrastruktur

Permukiman Perkotaan

DISEMINASIKONSULTASI

PUBLIK KOLOKIUMFGD 4

Perumusan Program Pembangunan

Permukiman dan Infrastruktur

Permukiman Perkotaan

PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAANFINALISASI DAN

SOSIALISASI

PRA-FGD 3

PRA-FGD 4

PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP)

Page 104: Buku Panduan 2014

86

Penyusunan SPPIP

5.1 PENYEMPURNAAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN SKALA KABUPATEN/KOTA DAN KAWASAN

Perbaikan strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan hasil masukan dari kolokium

TUJUAN Menyempurnakan strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastrukturpermukiman perkotaan

METODE Desk study

LANGKAH Menginventarisasi catatan masukan penyelenggaraan kolokium;

Memperbaiki strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan

Menyelenggarakan konsultasi publik untuk mendapatkan masukan untuk penyempurnaan strategi dan program pembangunan permukiman dan

4.5

ANALISIS DAMPAK

PENERAPAN

PROGRAM

PEMBANGUNAN

5.2

PENYUSUNAN

MATERI

VISUALISASI

SPPIP

5.1

PENYEMPURNAAN

STRATEGI DAN

PERUMUSAN

PROGRAM

PEMBANGUNAN

DALAM SKALA KAB/

KOTA DAN

KAWASAN

KONSULTASI

PUBLIK

Page 105: Buku Panduan 2014

87

Penyusunan SPPIP

infrastruktur permukiman perkotaan. Penyelenggaraan konsultasi publik ini dilakukan dengan memperhatikan ketentuan yang ada (Box 3-12).

OUTPUT Strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang telah disempurnakan.

DURASI 2 minggu terhitung dari minggu pertama bulan ketujuh

Page 106: Buku Panduan 2014

88

Penyusunan SPPIP

Box 3-12 Ketentuan Dalam Penyelenggaraan Konsultasi Publik

Untuk memantapkan hasil yang telah dicapai, maka pada awal bulan ketujuh diselenggarakan kegiatan konsultasi publik.Kegiatan konsultasi publik ini adalah kegiatan penjaringan masukan terhadap muatan SPPIP yang dilakukan dalam bentuk konsultasi kepada pemangku kepentingan kabupaten/kota termasuk masyarakat. Bentuk, waktu pelaksanaan, peserta, penyelenggara, dan konsultasi publik ini secara rinci adalah sebagai berikut:

TUJUAN : Untuk menjaring masukan terhadap strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan

METODE : Pemaparan hasil dan diskusi terbuka

LANGKAH-LANGKAH

: Menyiapkan materi pemaparan dan pembahasan seluruh capaian kegiatan SPPIP, yang meliputi bahan tayang, dan materi visualisasi yang telah disusun

Memaparkan seluruh capaian kegiatan SPPIP Melakukan diskusi untuk mendapatkan masukan-

masukan terhadap muatan SPPIP Melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap

capaian kegiatan SPPIP berdasarkan masukan dari konsultasi

OUTPUT : Masukan terhadap pencapaian kegiatan SPPIP

WAKTU PELAKSANAAN

: Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun

TEMPAT PELAKSANAAN

: di kabupaten/kota tempat penyusunan SPPIP

PESERTA : Setiap kegiatan FGD melibatkan 40 (empat puluh) orang peserta dan pendukung. Peserta kegiatan FGD antara lain mewakili unsur : Dinas/instansi tingkat kabupaten/kota yang membidangi

infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan

Akademisi Pendukung kegiatan FGD antara lain mewakili unsur : Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi

infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan

Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Tim Teknis Provinsi Tenaga ahli pendamping

PENYELENGGARA : Pokjanis

Page 107: Buku Panduan 2014

89

Penyusunan SPPIP

5.2PENYUSUNAN MATERI VISUALISASI SPPIP

Penyusunan hasil/keluaran kegiatan dalam bentuk materi visualisasi yang informatif, menarik dan mudah dimengerti yang akan disosialisasikan kepada masyarakat umum dan para pemangku kepentingan terkait.

TUJUAN Menyediakan materi visualisasi hasil/ keluaran kegiatan untuk digunakan dalam sosialisasi SPPIP; dan

Menyelenggarakan sosialisasi hasil SPPIP.

METODE Penyederhanaan materi, Desain Komunikasi Visual, Diseminasi

LANGKAH Menggunakan seluruh hasil/ keluaran kegiatan penyusunan SPPIP;

Merumuskan poin-poin penting yang akan ditampilkan dalam materi visualisasi meliputi:

- Latar belakang pelaksanaan kegiatan

- Kebutuhan penyusunan SPPIP - Tujuan dan arah pembangunan

O-7

4.5

ANALISIS DAMPAK

PENERAPAN

PROGRAM

PEMBANGUNAN

5.2

PENYUSUNAN

MATERI

VISUALISASI

SPPIP

5.1

PENYEMPURNAAN

STRATEGI DAN

PERUMUSAN

PROGRAM

PEMBANGUNAN

DALAM SKALA KAB/

KOTA DAN

KAWASAN

DISEMINASI

Page 108: Buku Panduan 2014

90

Penyusunan SPPIP

permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan

- Rangkuman strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang telah dirumuskan

- Rangkuman program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang telah dirumuskan

- Dokumentasi kegiatan dan susunan peta.

Menyusun materi visualisasi SPPIP dalam bentuk leaflet, banner, poster, video dokumentasi dan bentuk visualisasi lainnya yang dianggap perlu; dan

Menyelenggarakan sosialisasi hasil SPPIP dalam bentuk diseminasi yang diselenggarakan dengan mengikuti ketentuan yang ada (Box 3-13)

OUTPUT Materi visualisasi SPPIP yang informatif, menarik dan mudah dimengerti; dan

Diseminasi hasil SPPIP

DURASI 2 minggu terhitung dari minggu ketiga bulan ketujuh

Page 109: Buku Panduan 2014

91

Penyusunan SPPIP

Box 3-13 Ketentuan Penyelenggaraan Kegiatan Diseminasi

TUJUAN Kegiatan untuk mensosialisasikan seluruh hasil kegiatan dan produk SPPIP yang telah disepakati, kepada dinas/instansi terkait dan stakeholder/pemangku kepentingan daerah lainnya.

PENYELENGGARA Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis)

BENTUK Seminar

PESERTA 40 (empat puluh) orang peserta yang mewakili unsur:

Perwakilan masyarakat

Legislatif (DPRD kabupaten/kota)

Dinas/instansi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan

Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan

Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman

Tim Teknis Provinsi

Akademisi

WAKTU PELAKSANAAN

1 hari pada bulan ketujuh atau pada akhir kegiatan

TEMPAT PELAKSANAAN

di kabupaten/kota tempat penyusunan SPPIP

Page 110: Buku Panduan 2014

92

Penyusunan RPKPP

04

Kegiatan Penyusunan

Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan

Permukiman Prioritas (RPKPP)

Page 111: Buku Panduan 2014

93

Penyusunan RPKPP

04 Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

4.1 RUANG LINGKUP PENYUSUNAN RPKPP

4.1.1 Lingkup Kegiatan Penyusunan RPKPP

Lingkup kegiatan penyusunan RPKPP meliputi 4 (empat) kegiatan, yaitu: (1)

persiapan, (2) identifikasi potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan

infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas, (3) perumusan rencana

aksi program, dan (4) perumusan rencana penanganan kawasan pembangunan

tahap 1. Secara rinci, lingkup kegiatan dari tiap kegiatan besar dan capaian kegiatan

dapat dilihat pada Tabel 4-1.

Tabel 4-1 Keterkaitan Lingkup Kegiatan Dengan Capaian dalam Kegiatan Penyusunan RPKPP

LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN

(1) Persiapan

Melakukan persiapan pelaksanaan kegiatan, termasuk di dalamnya melakukan koordinasi tim untuk pelaksanaan kegiatan, penyepakatan rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan, penyiapan peta dasar, sampai dengan pengumpulan data dan informasi. Persiapan ini juga didukung dengan mengikuti konsolidasi di tingkat provinsi.

Rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan

Peta dasar Data dan informasi yang

diperlukan Desain pengumpulan data dan

informasi

Page 112: Buku Panduan 2014

94

Penyusunan RPKPP

LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN

(2) Identifikasi Potensi dan Permasalahan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Pada Kawasan Prioritas

Melakukan review dan kajian terhadap kebijakan, strategi, dan program pembangunan daerah berdasarkan dokumen kebijakan terkait yang telah tersedia dan dijadikan acuan pelaksanaan pembangunan oleh pemerintah daerah serta dokumen SPPIP yang telah dibuat

Review kebijakan, strategi, dan program daerah dari tiap dokumen kebijakan terkait yang telah tersedia dan dijadikan acuan pelaksanaan pemerintah daerah serta dokumen SPPIP

Melakukan kajian mikro terhadap kawasan permukiman prioritas berdasarkan arahan dalam SPPIP

Kajian mikro kawasan permukiman prioritas

Presentasi audio-visual kawasan permukiman prioritas hasil investigasi di lapangan

Melakukan identifikasi potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas

Potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas

Pemetaan spasial potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas

(3) Perumusan Rencana Aksi Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Pada Kawasan Prioritas

Melakukan identifikasi kebutuhan penanganan kawasan permukiman prioritas

Kebutuhan penanganan kawasan permukiman prioritas

Melakukan penyusunan konsep penanganan kawasan permukiman prioritas untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Proses penyusunan ini dilakukan dengan Focus Group Discusion (FGD) bersama dengan pemangku kepentingan kabupaten/kota dan kawasan

Konsep penanganan kawasan permukiman prioritas untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan

Peta konsep penanganan kawasan permukiman prioritas untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan

Penyelenggaraan FGD bersama dengan pemangku kepentingan kabupaten/kota dan kawasan untuk merumuskan konsep penanganan kawasan permukiman prioritas

Page 113: Buku Panduan 2014

95

Penyusunan RPKPP

LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN

Melakukan penyusunan rencana aksi program penanganan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan arahan dalam program pembangunan dalam dokumen SPPIP berikut dengan tahapan pelaksanaan penanganannya. Adapun proses penyusunan ini dilakukan dengan FGD bersama dengan pemangku kepentingan kabupaten/kota dan kawasan.

Rencana aksi program penanganan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan

Penyelenggaraan FGD bersama dengan pemangku kepentingan kabupaten/kota dan kawasan untuk merumuskan dan menyepakati rencana aksi program penanganan

(4) Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1

Merumuskan kriteria dan indikator penentuan kawasan pembangunan tahap 1

Kriteria dan indikator penentuan kawasan pembangunan tahap 1

Melakukan pemilihan dan penetapan kawasan pembangunan tahap 1

Kawasan pembangunan tahap 1

Melakukan perumusan konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1 berdasarkan pada kebutuhan kawasan yang telah disepakati bersama oleh pemangku kepentingan kabupaten/kota dan kawasan. Adapun kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan perencanaan partisipatif yang melibatkan semua pihak terkait

Konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1

Diskusi partisipatif dengan masyarakat setempat untuk perumusan konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1

Bersama dengan pemangku kepentingan kabupaten/kota dan kawasan melakukan penyusunan rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1 dengan tingkat kedalaman informasi skala 1:1.000 dan menyepakatinya dalam suatu FGD

Rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1

Penyelenggaraan FGD bersama dengan pemangku kepentingan kabupaten/kota dan kawasan untuk merumuskan rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1

Melakukan penyusunan Rencana Teknis Rinci (Detailed Engineering Design/DED) untuk pelaksanaan tahun pertama di dalam kawasan pembangunan tahap 1 yang meliputi permukiman dan infrastruktur permukiman

Rencana Teknis Rinci (Detailed Engineering Design/DED) untuk pelaksanaan tahun pertama di dalam kawasan pembangunan tahap 1

Visualisasi 3D untuk DED kawasan

Page 114: Buku Panduan 2014

96

Penyusunan RPKPP

LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN

perkotaan. Rencana detail desain tersebut juga disajikan dalam bentuk 3 dimensi

Mengikuti kegiatan kolokium yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat melalui Direktorat Pengembangn Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum untuk memberikan pemaparan dan pembahasan capaian kegiatan penyusunan RPKPP

Masukan untuk penyempurnaan hasil

Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan

Menyelenggarakan konsultasi publik untuk menjaring masukan terhadap konsep, rencana penanganan, dan rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas untuk jangka waktu 5 tahun dan kawasan pembangunan tahap 1 untuk jangka waktu 1 tahun pertama

Masukan untuk penyempurnaan hasil

(5) Finalisasi dan Sosialisasi

Menyelenggarakan sosialisasi hasil penyusunan RPKPP melalui diseminasi kepada dinas/instansi terkait dan masyarakat di kawasan prioritas

Tersosialisasikannya RPKPP

4.1.2 Lingkup Wilayah Penyusunan RPKPP

RPKPP dilakukan untuk kawasan permukiman prioritas yang terdapat di setiap

kawasan perkotaan dalam lingkup kabupaten/kota dan mengacu pada arahan yang

terdapat dalam dokumen SPPIP. Kawasan permukiman prioritas ini dibagi dalam

zona/blok pentahapan penanganan sehingga dapat ditentukan kawasan

pembangunan Tahap 1. Pemahaman terhadap lingkup kawasan permukiman prioritas

dan kawasan pembangunan Tahap 1 dalam rangkaian kegiatan ini adalah sebagai

berikut:

Page 115: Buku Panduan 2014

97

Penyusunan RPKPP

Kawasan Permukiman Prioritas RPKPP

Kawasan permukiman prioritas adalah kawasan permukiman yang disepakati oleh

pihak daerah sebagai kawasan yang memiliki nilai strategis dalam konteks

pembangunan kabupaten/kota dan merupakan prioritas dalam pembangunan dan

pengembangannya. Kawasan permukiman prioritas merupakan satu kesatuan

fungsional tertentu yang tidak terpisah (memiliki kesamaan permasalahan/ tema

penanganan) tanpa merujuk pada batas adminstrasi. Dalam penetapannya,

didasarkan pada beberapa pertimbangan berikut:

- memiliki urgenitas penanganan;

- memiliki kontribusi dalam penanganan permasalahan kabupaten/kota;

- memiliki kontribusi dalam stimulasi pembangunan dan pengembangan

kabupaten/kota;

- sesuai kebijakan pembangunan dan pengembangan kabupaten/kota;

- memiliki dominasi permasalahan terkait bidang permukiman; dan

- memiliki dominasi penanganan melalui bidang permukiman.

Besaran kawasan permukiman perkotaan yang diprioritaskan mempunyai batasan

luasan lebih besar dari 60 Ha sampai dengan 500 Ha berdasarkan kebutuhan

keutuhan penanganan dan didasari oleh hasil kesepakatan pada proses

penetapan kawasan prioritas.

Kawasan Pembangunan Tahap 1

Kawasan pembangunan Tahap 1 adalah bagian dari kawasan permukiman

prioritas yang disepakati oleh masyarakat di dalam kawasan dan pihak daerah

sebagai kawasan yang memiliki nilai strategis dalam konteks pembangunan

kawasan dan memiliki prioritas untuk dimulai pembangunannya pada tahun

pertama dalam rencana pentahapan pembangunan kawasan. Luasan per

kawasan pengembangan tahap 1 antara 20 - 30 Ha atau lainnya berdasarkan

kesepakatan dengan pihak daerah.

4.1.3 Kedalaman Substansi RPKPP

Kedalaman substansi dari RPKPP sampai dengan rencana aksi program yang

dijabarkan ke dalam rencana teknis. Rencana aksi program merupakan penjabaran

dari strategi skala kawasan yang dirumuskan pada SPPIP yang disusun untuk jangka

waktu 5 tahun dan didetailkan pada program tahunan/1 (satu) tahun. Untuk

komponen bidang permukiman pada program tahun pertama di kawasan

pengembangan tahap 1 dilakukan penyusunan Rencana Detail Desain/Detailed

Engineering Design (DED). Rumusan program dan kegiatan disusun dengan

Page 116: Buku Panduan 2014

98

Penyusunan RPKPP

mengacu pada nomenklatur program di dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

(Permen PU) No. 2 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis (Renstra) Kementerian

Pekerjaan Umum; Lampiran A.VII Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No.

13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah jo. Permendagri No. 59 Tahun

2007 jo. Permendagri No. 21 Tahun 2011, berikut penyesuaiannya di kabupaten/kota

yang bersangkutan yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah (Perda)

kabupaten/kota; serta Rencana Strategi (Renstra) Kementerian/Lembaga lainnya.

Secara garis besar rencana aksi program dalam RPKPP diilustrasikan ke dalam Tabel

4.2 dan Tabel 4.3.

Fokus dari obyek yang diatur di dalam RPKPP adalah program dan kegiatan terkait

dengan infrastruktur permukiman perkotaan, yang terdiri atas:

sistem penyediaan air minum untuk kawasan permukiman;

sistem pengelolaan air limbah untuk kawasan permukiman;

sistem pengelolaan persampahan untuk kawasan permukiman;

sistem drainase permukiman; dan

sistem jaringan jalan lingkungan di dalam kawasan permukiman; dan

ruang terbuka hijau (RTH)

Selain fokus pada permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, program dan

kegiatan yang disusun dapat juga mencakup infrastruktur bidang lainnya yang

dibutuhkan di dalam pembangunan kawasan permukiman seperti sarana pemadam

kebakaran dan penerangan jalan lingkungan sesuai dengan kebutuhan di masing-

masing kabupaten/kota. Dalam penerapannya, RPKPP dapat berupa penataan

kawasan ataupun revitalisasi kawasan.

Page 117: Buku Panduan 2014

99

Penyusunan RPKPP

Ta

bel 4

-2

Co

nto

h R

en

ca

na

Aks

i Pro

gra

m P

em

ba

ng

un

an

Perm

uki

ma

n d

an

Infr

ast

rukt

ur

Pe

rmu

kim

an

Pe

rko

taa

n P

ad

a

Ka

wa

san

Prio

rita

s

Page 118: Buku Panduan 2014

100

Penyusunan RPKPP

Ta

bel 4

-3

Co

nto

h R

en

ca

na

Pro

gra

m P

en

an

ga

na

n P

em

ba

ng

una

n P

erm

uki

ma

n d

an

In

fra

stru

ktu

r P

erm

uki

ma

n P

erk

ota

an

Pa

da

K

aw

asa

n P

en

ge

mb

an

ga

n T

ah

ap

1

Page 119: Buku Panduan 2014

101

Penyusunan RPKPP

4.2 KELUARAN YANG DIHASILKAN

Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan Penyusunan RPKPP meliputi 5 (lima) dokumen,

yaitu: (1) Dokumen Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP),

(2) Dokumen Penyelenggaraan Kegiatan (Proceeding Kegiatan), (3) Dokumen

Rencana Detail Desain (DED), (4) Dokumen Profil Kawasan Permukiman Prioritas, dan

(5) Dokumen Konsep Pembangunan Kawasan Prioritas, dengan rincian muatan tiap

dokumen sebagai berikut:

Dokumen Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

MUATAN - Profil kawasan permukiman prioritas berdasarkan arahan indikasi dalam SPPIP;

- Kajian mikro kawasan permukiman prioritas berdasarkan arahan dalam SPPIP;

- Potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas;

- Konsep dan rencana penanganan pada kawasan permukiman prioritas;

- Rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas selama 5 tahun;

- Kawasan di dalam kawasan prioritas yang akan dilakukan pembangunannya pada tahap pertama (dilakukan penyusunan rencana penanganan secara lebih rinci dan operasional, dengan tingkat kedalaman skala perencanaan 1:1.000);

- Rencana Detail Desain (Detailed Engineering Design/DED) infrastruktur permukiman untuk kawasan prioritas yang pembangunannya akan dilaksanakan pada tahun pertama yang disajikan dalam bentuk 3D; dan

- Dokumen spasial terkait dengan konsep, rencana penanganan, rencana aksi program dalam skala : a) 1:5.000 (untuk kawasan prioritas) b) 1:1.000 (untuk kawasan pembangunan tahun pertama)

PENYAJIAN

- Dokumen ini disajikan sebagai laporan utama; dan - Penulisan dokumen ini dilengkapi dengan tabel, gambar dan

peta yang representatif

Page 120: Buku Panduan 2014

102

Penyusunan RPKPP

Dokumen Penyelenggaraan (Proceeding) Kegiatan

MUATAN - Notulensi dari tiap penyelenggaraan kegiatan-kegiatan penyepakatan dan sosialisasi;

- Absensi dan daftar hadir tiap penyelenggaraan kegiatan penyepakatan dan sosialisasi;

- Materi yang disampaikan; - Bentuk-bentuk kesepakatan yang dihasilkan; dan - Proses penyelenggaraan partisipatif melalui pendekatan

Community based Participatory Approach (CPA)

PENYAJIAN

- Dokumen ini disajikan sebagai dokumen yang terpisah dengan dokumen proses (Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan Akhir Sementara, dan Laporan Akhir) dan dokumen RPKPP;

- Kegiatan yang dilaporkan setidaknya adalah kegiatan FGD, diskusi partisipatif, kolokium, konsultasi publik, dan diseminasi;

- Bentuk-bentuk kesepakatan tertuang dalam berita acara kegiatan yang dihasilkan yang ditanda tangani oleh perwakilan pihak yang hadir dan menyetujui; dan

- Tiap kegiatan yang diselenggarakan dilengkapi dengan dokumentasi foto penyelenggaraan yang disajikan sebagai lampiran dalam dokumen ini.

Dokumen Rencana Detail Desain (DED)

MUATAN - DED untuk komponen infrastruktur permukiman dan sektor terkait lainnya pada kawasan pembangunan tahap pertama; dan

- Rencana Anggaran Biaya (RAB)

PENYAJIAN

- Dokumen ini disajikan dalam bentuk laporan tertulis; dan - Penulisan dokumen ini dilengkapi dengan tabel, gambar,

dan peta yang representatif.

Dokumen Profil Kawasan Permukiman Prioritas

MUATAN - Profil Kawasan Prioritas (aspek fisik dan non-fisik); dan - Hasil kajian potensi dan permasalahan kawasan prioritas

PENYAJIAN - Dokumen ini disajikan dalam bentuk audio visual (film dokumenter)

Dokumen Konsep Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas

MUATAN - Rumusan skenario penanganan kawasan; dan - Konsep 3 dimensi (3D) pembangunan kawasan

permukiman prioritas

PENYAJIAN - Dokumentasi ini disajikan dalam bentuk audio visual

Page 121: Buku Panduan 2014

103

Penyusunan RPKPP

Page 122: Buku Panduan 2014

104

Penyusunan RPKPP

KEGIATAN

PENYUSUNAN

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5 BULAN 6 BULAN 7WAKTU

TAHAPAN

O-1

O-2

O-3

O-4

O-5

O-6 O-7

PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) SOSIALISASIPERSIAPAN

KEGIATAN DISKUSI FGD 1

Penyusunan Konsep

Penanganan Kawasan

FGD 2

Perumusan Rencana

Aksi Program

DISEMINASIKONSULTASI

PUBLIK

FGD 3

Penyusunan Rencana

Penanganan Kawasan

Pengembangan Tahap 1

KOLOKIUM

OUTPUT

Rencana kerja

Pendekatan

dan

metodologi

pelaksanaan

kegiatan

Arah kebijakan

pada kawasan

prioritas

Profil kawasan

dan infrastruktur

permukiman

kawasan prioritas

Potensi dan

permasalahan

kawasan prioritas

Kebutuhan penanganan kawasan prioritas

Konsep pembangunan kawasan prioritas

Rencana pembangunan kawasan prioritas

Rencana aksi program kawasan prioritas

Pentahapan kegiatan pembangunan kawasan prioritas

Kriteria dan indikator penentuan sub kawasan untuk pengembangan tahap 1

Sub kawasan dalam kawasan prioritas

Konsep pembangunan sub kawasan untuk pengembangan tahap 1

Rencana pembangunan sub kawasan untuk pengembangan tahap 1

Masterplan kawasan

Rencana Detail Desain (DED)

kawasan

O1: O2: O3: O4:

O5:

O6:

O7:

1.2

PERSIAPAN DAN

PEMANTAPAN

RENCANA KERJA

2.1

KAJIAN KEBIJAKAN

DAN STRATEGI

PEMBANGUNAN

2.2

KAJIAN MIKRO

KAWASAN

PERMUKIMAN

PRIORITAS

BERDASARKAN

ARAHAN SPPIP

2.3IDENTIFIKASI

POTENSI &

PERMASALAHAN

PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN

INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN

PERKOTAAN PADA

KAWASAN

PERMUKIMAN

PRIORITAS

3.1

IDENTIFIKASI

KEBUTUHAN

PENANGANAN

KAWASAN

3.2

PENYUSUNAN

KONSEP

PEMBANGUNAN

KAWASAN

3.3

IDENTIFIKASI

PROGRAM

PENANGANAN

BERDASARKAN

ARAHAN SPPIP

3.4

PERUMUSAN RENCANA

AKSI PROGRAM

3.5

PERUMUSAN TAHAPAN

PELAKSANAAN PROGRAM

PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN

INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN

PERKOTAAN

4.4

PENYUSUNAN RENCANA

PEMBANGUNAN KAWASAN

PEMBANGUNAN TAHAP 1

4.2

PENENTUAN KAWASAN

PEMBANGUNAN TAHAP 1

4.1

PERUMUSAN

KRITERIA &

INDIKATOR

PENENTUAN

KAWASAN

PEMBANGUNAN

TAHAP 1

4.3PERUMUSAN KONSEP

PEMBANGUNAN KAWASAN

PEMBANGUNAN TAHAP 1

4.5

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL DESAIN (DED)

KAWASAN

5.1

PENYEMPURNAAN RENCANA AKSI

PROGRAM DAN RENCANA PEMBANGUNAN

KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1PERUMUSAN

RENCANA AKSI

PROGRAM

PERUMUSAN RENCANA PENANGANAN KAWASAN

PEMBANGUNAN TAHAP 113

4 FINALISASI DAN SOSIALISASI5

IDENTIFIKASI

POTENSI DAN

PERMASALAHAN2

Konsolidasi

Penyusunan di

Tingkat Provinsi

PRA FGD 1 PRA FGD 2

1.1

SOSIALISASI

DISKUSI

PARTISIPATIF PRA FGD 2

PERSIAPAN

Gambar 4-1 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

Page 123: Buku Panduan 2014

105

Penyusunan RPKPP

Page 124: Buku Panduan 2014

106

Penyusunan RPKPP

Gambar 4-2 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Untuk Lingkup Kegiatan Persiapan

4.3 PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN

PENYUSUNAN RPKPP

Proses dan prosedur penyusunan RPKPP mengacu pada rangkaian kegiatan

sebagaimana yang dijelaskan pada lingkup kegiatan (sub bab 4.2) dan pada Gambar

4-1. Rincian proses dan prosedur pelaksanaan kegiatan untuk tiap sub kegiatan

selama jangka waktu 7 (tujuh) bulan adalah sebagai berikut:

1. PERSIAPAN

Kegiatan persiapan adalah kegiatan untuk menyiapkan pelaksanaan kegiatan baik teknis maupun non-teknis yang akan melandasi rangkaian pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan. Dalam lingkup kegiatan persiapan terdapat kegiatan persiapan dan pemantapan rencana kerja serta keikutsertaan dalam sosialisasi penyusunan SPPIP dan RPKPP. Pada tahap ini pula diselenggarakan konsolidasi penyusunan RPKPP di tingkat provinsi.

Lingkup kegiatan persiapan akan

diselesaikan pada minggu awal

pelaksanaan kegiatan selama 2

(dua) minggu. Secara diagramatis,

rangkaian kegiatan pada lingkup

kegiatan persiapan dapat dilihat

pada Gambar 4-2.

TAHAPAN PERSIAPAN

KEGIATAN

PENYUSUNAN

O-1

O-2

KEGIATAN DISKUSI FGD 1

Penyusunan Konsep

Penanganan Kawasan

1.2

PERSIAPAN DAN

PEMANTAPAN

RENCANA KERJA

2.1

KAJIAN KEBIJAKAN

DAN STRATEGI

PEMBANGUNAN

2.2

KAJIAN MIKRO

KAWASAN

PERMUKIMAN

PRIORITAS

BERDASARKAN

ARAHAN SPPIP

2.3IDENTIFIKASI

POTENSI &

PERMASALAHAN

PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN

INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN

PERKOTAAN PADA

KAWASAN

PERMUKIMAN

PRIORITAS

3.1

IDENTIFIKASI

KEBUTUHAN

PENANGANAN

KAWASAN

3.2

PENYUSUNAN

KONSEP

PEMBANGUNAN

KAWASAN

PERUMUSAN

RENCANA AKSI

PROGRAM13

IDENTIFIKASI

POTENSI DAN

PERMASALAHAN2

Konsolidasi

Penyusunan di

Tingkat Provinsi

PRA FGD 1

1.1

SOSIALISASI

PERSIAPAN

PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN

PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

Page 125: Buku Panduan 2014

107

Penyusunan RPKPP

1.1 SOSIALISASI Mengikuti kegiatan sosialisasi pelaksanaan kegiatan yang diselenggarakan secara terpusat oleh Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum.

O-1

1.1

SOSIALISASI

1.2

PERSIAPAN DAN

PEMANTAPAN

RENCANA KERJA

2.1

KAJIAN KEBIJAKAN,

STRATEGI, DAN

PROGRAM

PEMBANGUNAN

TUJUAN Melaksanakan penyebarluasan informasi mengenai RPKPP; dan

Mencapai pemahaman yang sama mengenai proses, prosedur, dan produk dari penyusunan RPKPP

METODE Workshop dan diskusi

LANGKAH Mengikuti sosialisasi pelaksanaan kegiatan; dan

Koordinasi dengan Pokjanis untuk merumuskan rencana penyelesaian kegiatan.

OUTPUT Kesamaan pemahaman mengenai proses, prosedur, dan produk dari penyusunan RPKPP

DURASI Awal bulan pertama, dengan alokasi waktu ditentukan oleh Direktorat Pengembangan Permukiman, DJCK, Kementerian Pekerjaan Umum.

Page 126: Buku Panduan 2014

108

Penyusunan RPKPP

1.2 PERSIAPAN DAN PEMANTAPAN RENCANA KERJA

Melakukan persiapan penyusunan RPKPP yang meliputi kegiatan koordinasi tim, penyusunan rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan, penyiapan peta dasar, serta pengumpulan data dan informasi.

O-1

1.1

PERSIAPAN DAN

PEMANTAPAN

RENCANA KERJA

2.1

KAJIAN KEBIJAKAN

DAN STRATEGI

PEMBANGUNAN

TUJUAN

Terkoordinasinya kegiatan penyusunan RPKPP dari awal hingga akhir;

Tersepakatinya rencana kerja dan metodologi penyusunan RPKPP;

Tersedianya peta dasar dan rancangan pengumpulan data dan informasi; dan

Terinventarisasikannya data dan informasi mengenai kondisi eksisting di kawasan permukiman prioritas berserta kawasan makronya.

METODE Diskusi koordinasi, digitasi peta, observasi lapangan dan wawancara

LANGKAH Melakukan mobilisasi dan koordinasi tim untuk penyamaan pemahaman lingkup tugas tim pelaksana dan Pokjanis dalam kegiatan Penyusunan RPKPP;

Menyusun rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan yang telah disepakati bersama oleh seluruh anggota tim;

Menyiapkan peta dasar dengan skala minimal 1:5.000 yang siap untuk digunakan sebagai dasar untuk survey;

Menyiapkan rancangan pengumpulan data dan informasi berdasarkan kebutuhan yang ada dan rencana kerja yang telah disusun; dan

Melakukan pengumpulan dokumen,

Page 127: Buku Panduan 2014

109

Penyusunan RPKPP

observasi lapangan, dan wawancara dalam rangka pengumpulan data dan informasi mengenai kondisi eksisting kawasan permukiman prioritas.

OUTPUT

Rencana kerja; Pendekatan dan metodologi

pelaksanaan kegiatan; Peta dasar kawasan permukiman

prioritas dan sekitarnya dalam skala 1 : 5.000; dan

Data dan informasi mengenai kondisi eksiting kawasan permukiman prioritas berikut dengan kawasan makronya

DURASI 2 minggu terhitung dari minggu pertama bulan pertama

Page 128: Buku Panduan 2014

110

Penyusunan RPKPP

Box 4-1 Penyelenggaraan Konsolidasi Penyusunan di Tingkat Provinsi

Pada bulan pertama penyelenggaraan kegiatan, akan diselenggarakan konsolidasi penyusunan di tingkat provinsi yang wajib diikuti oleh Tenaga Ahli Pendamping dan Pokjanis. Dalam rangkaian kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP), kegiatan ini menjadi kegiatan awal antara tim Tenaga Ahli Pendamping dan Pokjanis dengan semua pemangku kepentingan dalam proses penyamaan tujuan dan rencana kerja penyusunan dokumen RPKPP. Definisi tujuan, bentuk, waktu pelaksanaan, peserta, penyelenggara, dan tempat penyelenggaraan konsolidasi ini secara rinci adalah sebagai berikut:

DEFINISI : Kegiatan penyamaan pemahaman dari sisi substansi dan proses penyusunan RPKPP yang dikemas dalam bentuk pelatihan serta dikoordinasikan penyelenggaraannya oleh Satker Provinsi

TUJUAN : Menyamakan tujuan dan rencana kerja penyusunan RPKPP

METODE : Pelatihan dan diskusi

LANGKAH – LANGKAH

: menyiapkan rencana kerja penyusunan RPKPP dan

rencana penyusun

menyepakati rencana dan jadwal kerja penyusunan

RPKPP dengan pemangku kepentingan terkait

OUTPUT : Rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kegiatan yang telah disetujui oleh Satker, Pokjanis, dan tenaga ahli pendamping

PENYELENGGARA : Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) Provinsi

PESERTA : Semua perwakilan kota/kabupaten yang melakukan kegiatan penyusunan RPKPP di provinsi yang berangkutan. Perwakilan tersebut meliputi Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis) Tim Teknis Provinsi Satuan Kerja Perencanaan dan Pengendalian

Program Infrastruktur Permukiman Provinsi Satuan Kerja Provinsi di Lingkungan Direktorat

Jenderal Cipta Karya Tenaga Ahli Pendamping

WAKTU

PELAKSANAAN

: minimal 1 (satu) hari pada bulan ke-1(satu) setelah SPMK Tim Tenaga Ahli, (setelah dilakukan kegiatan sosialisasi)

*) waktu pelaksanaan ditentukan kemudian oleh masing-masing Satker Provinsi

TEMPAT

PELAKSANAAN

: Tempat pelaksanaan ditentukan oleh masing-masing

Satker Provinsi

Page 129: Buku Panduan 2014

111

Penyusunan RPKPP

Gambar 4-3 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Untuk Lingkup Kegiatan Identifikasi Potensi dan Permasalahan

2. IDENTIFIKASI POTENSI DAN PERMASALAHAN

Kegiatan identifikasi potensi dan permasalahan adalah kegiatan untuk mengkaji kebijakan, strategi, dan program, serta kondisi riil kawasan permukiman prioritas sehingga diperoleh gambaran mengenai potensi dan permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan kawasan permukiman prioritas. Lingkup kegiatan identifikasi potensi dan permasalahan ini meliputi 3 (tiga) kegiatan, yaitu:

kajian kebijakan dan strategi pembangunan; kajian mikro kawasan permukiman prioritas berdasarkan arahan SPPIP; dan identifikasi potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan

infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas.

Lingkup kegiatan identifikiasi potensi dan permasalahan ini diselesaikan dalam jangka waktu 2 (dua) minggu terhitung dari kegiatan persiapan selesai dilakukan. Secara diagramatis, rangkaian kegiatan pada lingkup kegiatan persiapan dapat dilihat pada Gambar 4-3.

KEGIATAN

PENYUSUNAN

TAHAPAN

O-1

O-2

O-3

PERSIAPAN

KEGIATAN DISKUSI FGD 1

Penyusunan Konsep

Penanganan Kawasan

FGD 2

Perumusan Rencana

Aksi Program

1.2

PERSIAPAN DAN

PEMANTAPAN

RENCANA KERJA

2.1

KAJIAN KEBIJAKAN

DAN STRATEGI

PEMBANGUNAN

2.2

KAJIAN MIKRO

KAWASAN

PERMUKIMAN

PRIORITAS

BERDASARKAN

ARAHAN SPPIP

2.3IDENTIFIKASI

POTENSI &

PERMASALAHAN

PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN

INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN

PERKOTAAN PADA

KAWASAN

PERMUKIMAN

PRIORITAS

3.1

IDENTIFIKASI

KEBUTUHAN

PENANGANAN

KAWASAN

3.2

PENYUSUNAN

KONSEP

PEMBANGUNAN

KAWASAN

3.3

IDENTIFIKASI

PROGRAM

PENANGANAN

BERDASARKAN

ARAHAN SPPIP

3.4

PERUMUSAN RENCANA

AKSI PROGRAM

3.5

PERUMUSAN TAHAPAN

PELAKSANAAN PROGRAM

PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN

INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN

PERKOTAAN

PERUMUSAN

RENCANA AKSI

PROGRAM13

IDENTIFIKASI

POTENSI DAN

PERMASALAHAN2

Konsolidasi

Penyusunan di

Tingkat Provinsi

PRA FGD 1 PRA FGD 2

1.1

SOSIALISASI

PERSIAPAN

PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

Page 130: Buku Panduan 2014

112

Penyusunan RPKPP

2.1 KAJIAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN

Melakukan kajian terhadap berbagai produk kebijakan dan strategi pembangunan kabupaten/kota, khususnya produk rencana yang telah dimiliki pemerintah kabupaten/kota mulai dari tingkat yang tertinggi yaitu RTRW kabupaten/kota, RDTR kawasan, hingga yang terkait dengan penyusunan RPKPP, diantaranya SPIPP dan RP3KP, untuk dioptimalkan dan disinergikan sesuai dengan karakteristik dan kekhasan kabupaten/kota yang ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu.

O-1

1.1

PERSIAPAN DAN

PEMANTAPAN

RENCANA KERJA

2.1

KAJIAN KEBIJAKAN

DAN STRATEGI

PEMBANGUNAN

2.2

KAJIAN MIKRO

KAWASAN

PERMUKIMAN

PRIORITAS

BERDASARKAN

ARAHAN SPPIP

TUJUAN Mengkaji kebijakan dan strategi pembangunan, serta rencana tata ruang wilayah yang telah tersedia maupun yang sedang disusun terkait dengan kawasan permukiman prioritas RPKPP yang akan direncanakan;

Mengidentifikasi sinkronisasi kebijakan dan strategi pembangunan kabupaten/kota dengan penyusunan RPKPP; dan

Mengidentifikasi kontribusi dan kedudukan kawasan permukiman prioritas RPKPP yang akan direncanakan dan tingkat pelayanannya dalam lingkup wilayah kabupaten/kota.

METODE Desk study (studi literatur), content analysis (analisis isi).

Page 131: Buku Panduan 2014

113

Penyusunan RPKPP

LANGKAH Inventarisasi kebijakan dan strategi pembangunan kabupaten/kota, khususnya yang terkait pengembangan permukiman;

Melakukan pemetaan terhadap arahan kebijakan dan strategi pembangunan terkait pengembangan permukiman yang ada di kabupaten/kota;

Melakukan kajian terhadap keselarasan antar kebijakan dan strategi pembangunan yang terkait pengembangan permukiman yang ada, untuk disinergikan dengan kebutuhan penyusunan RPKPP; dan

Melakukan identifikasi terhadap kontribusi dan kedudukan kawasan prioritas yang akan direncanakan dalam skala kabupaten/kota.

OUTPUT Hasil review dari dokumen dan kebijakan lainnya yang terkait, yang didalamnya memuat kesimpulan mengenai: Kebijakan dan strategi pembangunan

pada kawasan permukiman prioritas yang direncanakan;

Sinkronisasi antara kebijakan dan strategi pembangunan kabupaten/kota terkait dengan penyusunan RPKPP;

Kontribusi dan kedudukan kawasan permukiman prioritas yang akan direncanakan dan tingkat pelayanannya dalam lingkup wilayah kabupaten/kota; dan

Arah kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas

DURASI 2 minggu terhitung dari minggu ketiga bulan pertama

Page 132: Buku Panduan 2014

114

Penyusunan RPKPP

2.2 KAJIAN MIKRO KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS BERDASARKAN ARAHAN SPPIP

Melakukan kajian rinci pada kawasan permukiman prioritas baik yang sifatnya fisik maupun non fisik. Kajian mikro ini didasarkan pada hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada kawasan permukiman prioritas.

O-2

2.1

KAJIAN KEBIJAKAN

DAN STRATEGI

PEMBANGUNAN

2.2

KAJIAN MIKRO

KAWASAN

PERMUKIMAN

PRIORITAS

BERDASARKAN

ARAHAN SPPIP

2.3IDENTIFIKASI

POTENSI &

PERMASALAHAN

PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN

INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN

PERKOTAAN PADA

KAWASAN

PERMUKIMAN

PRIORITAS

TUJUAN Mengidentifikasi karakteristik pengembangan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas RPKPP

METODE Desk Study (Studi Literatur)

LANGKAH Inventarisasi karakteristik fisik, sosial, ekonomi, dan budaya pada kawasan permukiman prioritas;

Melakukan analisis kondisi dan kebutuhan pembangunan pada kawasan permukiman prioritas; dan

Menyusun dokumentasi berupa audio-visual/film dokumenter mengenai hasil analisis kondisi dan kebutuhan pembangunan kawasan prioritas.

OUTPUT Karakteristik pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas yang didalamnya memuat kesimpulan mengenai kondisi fisik, sosial budaya, dan ekonomi kawasan yang disajikan dalam peta; dan

Dokumentasi berupa audio-visual/film dokumenter mengenai profil kawasan permukiman prioritas.

DURASI 2 minggu kedua terhitung dari minggu ketiga bulan pertama (dilakukan secara pararel dengan pelaksanaan kegiatan Identifikasi Potensi dan Permasalahan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan pada Kawasan Permukiman Prioritas)

Page 133: Buku Panduan 2014

115

Penyusunan RPKPP

2.3 IDENTIFIKASI POTENSI DAN PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN PADA KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS

Melakukan identifikasi terhadap potensi, permasalahan, hambatan, dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas dengan menganalisis data dan informasi yang tersedia. Hasil dari kegiatan tersebut akan dituangkan secara spasial.

O-2

2.2

KAJIAN MIKRO

KAWASAN

PERMUKIMAN

PRIORITAS

BERDASARKAN

ARAHAN SPPIP

2.3IDENTIFIKASI

POTENSI &

PERMASALAHAN

PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN

INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN

PERKOTAAN PADA

KAWASAN

PERMUKIMAN

PRIORITAS3.1

IDENTIFIKASI

KEBUTUHAN

PENANGANAN

KAWASAN

TUJUAN Mengidentifikasi potensi, permasalahan, hambatan, dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas; dan

Menyusun skala prioritas kawasan berdasarkan kebutuhan penanganan di kawasan permukiman yang akan direncanakan.

METODE Survey, analisis kawasan, diskusi

LANGKAH Melakukan kajian dan analisis terhadap hasil pengamatan lapangan (survey data primer) dan memadukannya dengan hasil survey data sekunder untuk mengidentifikasi dan menginventarisasi potensi dan permasalahan pada kawasan prioritas baik secara fisik maupun non fisik;

Menyusun matriks potensi dan permasalahanyang telah teridentifikasi dan terinventarisasi, disertai dengan hambatan dan tantangan yang akan dihadapi, juga peluang di dalam kawasan prioritas RPKPP; dan

Melakukan pemetaan spasial terhadap potensi dan

Page 134: Buku Panduan 2014

116

Penyusunan RPKPP

permasalahan pada kawasan permukiman prioritas RPKPP.

OUTPUT Matriks identifikasi potensi, permasalahan, hambatan dan tantangan pada kawasan prioritas (Tabel 4-4); dan

Peta identifikasi potensi, permasalahan, hambatan dan tantangan pada kawasan prioritas (Gambar 4-4 dan Gambar 4-5).

DURASI 2 minggu kedua terhitung dari minggu ketiga bulan pertama (dilakukan secara pararel dengan pelaksanaan kegiatan Kajian Mikro Kawasan Permukiman Prioritas Berdasarkan Arahan SPPIP)

Tabel 4-4 Contoh Tabel Inventarisasi Potensi, Permasalahan, Tantangan, Hambatan

NO ASPEK POTENSI PERMASALAHAN TANTANGAN HAMBATAN 1 Fisik Potensi lahan

kosong untuk pengembangan RTH yang berfungsi sebagai taman bermain anak dan penempatan MCK

Kepadatan bangunan kawasan yang mencapai >70%

- -

2 Ekonomi

3 Sosial

4 dll

Page 135: Buku Panduan 2014

117

Penyusunan RPKPP

Gambar 4-4 Contoh Peta Permasalahan Pembangunan Permukiman

Gambar 4-5 Contoh Peta Permasalahan Pembangunan Infrastruktur Permukiman Perkotaan

Page 136: Buku Panduan 2014

118

Penyusunan RPKPP

Gambar 4-6 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Untuk Lingkup Kegiatan Perumusan Rencana Aksi Program

3. PERUMUSAN RENCANA AKSI PROGRAM

Kegiatan perumusan rencana aksi program merupakan kegiatan untuk merumuskan konsep dan rencana besar penanganan kawasan permukiman prioritas berdasarkan pada hasil identifikasi kebutuhan penanganan kawasan. Rangkaian kegiatan yang berada dalam lingkup perumusan rencana aksi program ini akan menjadi bahan utama untuk melakukan pendetailan pada sub kawasan yang dipilih untuk pengembangan tahap 1. Lingkup kegiatan perumusan rencana aksi program ini meliputi 5 (lima) sub kegiatan, yaitu:

identifikasi kebutuhan penanganan kawasan; penyusunan konsep pembangunan kawasan; identifikasi program penanganan berdasarkan arahan SPPIP; perumusan rencana aksi program; dan perumusan tahapan pelaksanaan pembangunan permukiman.

Lingkup kegiatan perumusan rencana aksi program ini dilakukan dalam jangka waktu 2 (dua) bulan terhitung sejak kegiatan identifikasi potensi dan permasalahan selesai dilakukan. Rangkaian kegiatan yang berada dalam lingkup perumusan rencana aksi program ini akan menjadi bahan utama untuk melakukan pendetailan pada sub kawasan yang dipilih untuk pengembangan tahap 1. Secara diagramatis rangkaian kegiatan pada lingkup perumusan rencana aksi program dapat dilihat pada Gambar 4-6 berikut.

KEGIATAN

PENYUSUNAN

TAHAPAN

O-2

O-3

O-4

O-5

KEGIATAN DISKUSI FGD 1

Penyusunan Konsep

Penanganan Kawasan

FGD 2

Perumusan Rencana

Aksi Program

2.1

KAJIAN KEBIJAKAN

DAN STRATEGI

PEMBANGUNAN

2.2

KAJIAN MIKRO

KAWASAN

PERMUKIMAN

PRIORITAS

BERDASARKAN

ARAHAN SPPIP

2.3IDENTIFIKASI

POTENSI &

PERMASALAHAN

PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN

INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN

PERKOTAAN PADA

KAWASAN

PERMUKIMAN

PRIORITAS

3.1

IDENTIFIKASI

KEBUTUHAN

PENANGANAN

KAWASAN

3.2

PENYUSUNAN

KONSEP

PEMBANGUNAN

KAWASAN

3.3

IDENTIFIKASI

PROGRAM

PENANGANAN

BERDASARKAN

ARAHAN SPPIP

3.4

PERUMUSAN RENCANA

AKSI PROGRAM

3.5

PERUMUSAN TAHAPAN

PELAKSANAAN PROGRAM

PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN

INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN

PERKOTAAN

4.2

PENENTUAN KAWASAN

PEMBANGUNAN TAHAP 1

4.1

PERUMUSAN

KRITERIA &

INDIKATOR

PENENTUAN

KAWASAN

PEMBANGUNAN

TAHAP 1

PERUMUSAN

RENCANA AKSI

PROGRAM

PERUMUSAN RENCANA PENANGANAN

KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 13

4

IDENTIFIKASI

POTENSI DAN

PERMASALAHAN2

PRA FGD 1 PRA FGD 2 DISKUSI

PARTISIPATIF

PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

Page 137: Buku Panduan 2014

119

Penyusunan RPKPP

3.1 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PENANGANAN KAWASAN PRIORITAS RPKPP

Kebutuhan penanganan kawasan prioritas merupakan penilaian terhadap jenis, besaran dan lokasi infrastruktur yang dibutuhkan berdasarkan potensi permasalahan eksisting, proyeksi dan rencana pengembangan kawasan di masa mendatang. Hasil dari analisis kebutuhan ini disusun menjadi daftar kebutuhan penanganan kawasan yang berisikan rincian komponen dan volume pada setiap infrastruktur permukiman yang dibutuhkan pada penanganan kawasan.

O-2

2.3IDENTIFIKASI

POTENSI &

PERMASALAHAN

PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN DAN

INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN

PERKOTAAN PADA

KAWASAN

PERMUKIMAN

PRIORITAS3.1

IDENTIFIKASI

KEBUTUHAN

PENANGANAN

KAWASAN

3.2

PENYUSUNAN

KONSEP

PEMBANGUNAN

KAWASAN

TUJUAN Mengidentifikasi kebutuhan penanganan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan kawasan prioritas

METODE Analisis kebutuhan, analisis kawasan, diskusi

LANGKAH Merumuskan kebutuhan penanganan di kawasan permukiman prioritas berdasarkan hasil kajian terhadap potensi, permasalahan, hambatan dan tantangan;

Menyusun daftar kebutuhan penanganan yang rinci per komponen infrastruktur permukiman perkotaan dan lokasinya; dan

Melakukan pemetaan kebutuhan penanganan secara spasial untuk menentukan lokasi-lokasi pada

Page 138: Buku Panduan 2014

120

Penyusunan RPKPP

kawasan permukiman yang membutuhkan penanganan.

OUTPUT Daftar kebutuhan penanganan pada kawasan permukiman prioritas (Tabel 4.5); dan

Peta kebutuhan penanganan pada kawasan permukiman prioritas (Gambar 4-7).

DURASI 2 minggu terhitung dari awal bulan kedua

Tabel 4-5 Contoh Tabel Kebutuhan Penanganan Kawasan

NO ASPEK MASALAH DAMPAK YANG TERJADI

LOKASI KEBUTUHAN PENANGANAN

1. FISIK Status lahan (surat hijau, sewa, lahan Negara)

Konflik tanah Seluruh kawasan

Aliran sungai yang terhambat

Banjir pasang Sepanjang sungai

Normalisasi, penurapan

Pencemaran boezem oleh limbah cair domestik

Air boezem tidak dapat digunakan

Permukiman sekitan boezem

IPAL

Drainase tersumbat

Banjir Hampir seluruh kawasan

Perbaikan saluran drainase

Minimnya sambungan rumah PDAM

Terbatasnya pasokan air

Hampir seluruh kawasan

Penambahan SR

Penanganan sampah yang tidak tuntas

Menumpuknya sampah

Sebagian kawasan

Pengolahan sampah

Kualitas bangunan yang buruk

Rumah tidak sehat dan layak

Sebagian kawasan

Perbaikan rumah

2. SOSIAL ... ... ...

3. EKONOMI ... ... ...

4. TATA RUANG

... ... ...

5. dst... ... ... ...

Page 139: Buku Panduan 2014

121

Penyusunan RPKPP

Ga

mb

ar

4-7

C

on

toh

Peta

Pe

na

ng

an

an

Ka

wa

san

Perm

uki

ma

n P

rio

rita

s

Page 140: Buku Panduan 2014

122

Penyusunan RPKPP

3.2 PENYUSUNAN KONSEP PENANGANAN KAWASAN

Konsepsi penanganan kawasan permukiman prioritas RPKPP merupakan rencana konseptual penataan kawasan yang memuat tujuan pengembangan kawasan, tahapan penanganan kawasan secara spasial, langkah-langkah strategis yang dilakukan beserta bentuk program-program penataan kawasan yang akan dilakukan. Konsepsi tersebut berdasarkan arahan dalam program-program yang disusun dalam kegiatan SPPIP

O-3

FGD 1

Penyusunan Konsep

Penanganan Kawasan

3.1

IDENTIFIKASI

KEBUTUHAN

PENANGANAN

KAWASAN

3.2

PENYUSUNAN

KONSEP

PEMBANGUNAN

KAWASAN

3.4

PERUMUSAN RENCANA

AKSI PROGRAM

PRA FGD 1

TUJUAN Merumuskan konsep dan indikasi rencana penanganan kawasan prioritas RPKPP

METODE Analisis SWOT, FGD

LANGKAH Melakukan kajian terhadap kebutuhan dan skala prioritas penanganan dan pembangunan kawasan permukiman prioritas;

Merumuskan konseps penanganan kawasan, yang meliputi :

- perumusan tujuan dan sasaran pengembangan kawasan yang sinergis dengan SPPIP serta berlandaskan pada kondisi, potensi dan permasalahan pengembangan kawasan prioritas

- perumusan strategi penanganan kawasan beserta bentuk-bentuk program penanganan yang mencakup beberapa aspek, antara lain : aspek fisik, aspek lingkungan, aspek sosial kelembagaan, aspek ekonomi dan aspek pendanaan yang kesemuanya

Page 141: Buku Panduan 2014

123

Penyusunan RPKPP

diturunkan dari tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan

Melakukan Pra-FGD 1 untuk merumuskan konsep penanganan dan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas sebelum dilakukan FGD 1 untuk mendapatkan masukan dan kesepakatan atas konsep tersebut (Box 4-2); dan

Melakukan FGD 1 dengan pemangku kepentingan terkait lainnya mendapatkan kesepakatan mengenai konsep penanganan dan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas terpilih (Box 4-3).

OUTPUT Peta konsep pembangunan kawasan prioritas; dan

Berita acara kesepakatan tentang konsep penanganan kawasan permukiman prioritas

DURASI 4 minggu terhitung dari awal bulan kedua (pada tiga minggu pertama dilakukan secara pararel dengan kegiatan Identifikasi Kebutuhan Penanganan Kawasan)

Box 4-2 Ketentuan Penyelenggaraan Pra-FGD 1

TUJUAN Untuk merumuskan konsep penanganan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas

PENYELENGGARA Pokjanis

PESERTA DAN PENDUKUNG

Kegiatan Pra-FGD melibatkan keseluruhan anggota Pokjanis dan tenaga ahli pendukung

WAKTU Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun

BENTUK Diskusi

TEMPAT PELAKSANAAN

di kabupaten/kota tempat penyusunan RPKPP

Page 142: Buku Panduan 2014

124

Penyusunan RPKPP

Box 4-3 Ketentuan Penyelenggaraan FGD 1*)

TUJUAN Untuk mendapatkan kesepakatan dari semua stakeholder mengenai konsep pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas RPKPP

PENYELENGGARA Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis)

PESERTA DAN PENDUKUNG

Setiap kegiatan FGD melibatkan 15 (lima belas) orang peserta dan pendukung.

Peserta kegiatan FGD antara lain mewakili unsur:

Dinas/instansi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan

Akademisi

Tokoh Masyarakat

Pendukung meliputi:

Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan

Tim Teknis Provinsi Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Tenaga Ahli Pendamping

WAKTU Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun

BENTUK FGD

TEMPAT PELAKSANAAN

di kabupaten/kota tempat penyusunan RPKPP

*) apabila dari hasil FGD 1 belum berhasil mendapatkan kesepakatan dan/atau masih diperlukan diskusi

lebih lanjut, maka dapat diselenggarakan Paska-FGD 1 dengan ketentuan yang sama dengan Pra-

FGD 1.

Page 143: Buku Panduan 2014

125

Penyusunan RPKPP

Ga

mb

ar

4-8

C

on

toh

Peta

Ko

nse

p P

em

ba

ng

un

an

Ka

wa

san

Perm

uki

ma

n P

rio

rita

s

Page 144: Buku Panduan 2014

126

Penyusunan RPKPP

3.3 IDENTIFIKASI PROGRAM PENANGANAN BERDASARKAN ARAHAN SPPIP

Menyusun program berdasarkan pada konsep pembangunan yang telah disusun. Program penanganan dalam RPKPP disusun dengan mengacu dan mempertimbangkan program pembangunan yang dikeluarkan dalam dokumen SPPIP.

O-3

3.2

PENYUSUNAN

KONSEP

PEMBANGUNAN

KAWASAN

3.3

IDENTIFIKASI

PROGRAM

PENANGANAN

BERDASARKAN

ARAHAN SPPIP

3.4

PERUMUSAN RENCANA

AKSI PROGRAM

TUJUAN Mengidentifikasi program-program pembangunan yang diarahkan oleh SPPIP untuk kawasan permukiman prioritas

METODE Analisis isi

LANGKAH Melakukan review kebijakan, strategi, dan program pembangunan yang terdapat dalam dokumen SPPIP pada kawasan permukiman prioritas RPKPP;

Melakukan review terhadap program dan kegiatan yang ada dalam berbagai dokumen kebijakan terkait permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan terutama dokumen RPIJM; dan

Melakukan pemetaan program pembangunan pada kawasan permukiman prioritas RPKPP.

OUTPUT Matriks program-program pembangunan yang diarahkan oleh SPPIP untuk kawasan permukiman prioritas RPKPP

DURASI 3 minggu terhitung dari minggu kedua bulan kedua sampai dengan awal minggu

Page 145: Buku Panduan 2014

127

Penyusunan RPKPP

pertama bulan ketiga (pada tiga minggu pertama dilakukan secara pararel dengan kegiatan Identifikasi Kebutuhan Penanganan Kawasan dan kegiatan Penyusunan Konsep Pembangunan Kawasan)

Page 146: Buku Panduan 2014

128

Penyusunan RPKPP

3.4 PERUMUSAN RENCANA AKSI PROGRAM

Penyusunan rencana aksi program penanganan dan pembangunan permukiman ini dilakukan dengan model pembangunan berbasis kawasan dan pendekatan perencanaan partisipatif (CPA) pada kawasan prioritas. Rencana aksi program yang dihasilkan meliputi permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan maupun komponen sektor terkait lainnya, dan disusun sampai dengan tingkat kedalaman yang bersifat operasional (jenis/komponen, volume, kegiatan, lokasi, dan pelaku)

O-3

3.2

PENYUSUNAN

KONSEP

PEMBANGUNAN

KAWASAN

3.3

IDENTIFIKASI

PROGRAM

PENANGANAN

BERDASARKAN

ARAHAN SPPIP

3.4

PERUMUSAN RENCANA

AKSI PROGRAM

3.5

PERUMUSAN TAHAPAN

PELAKSANAAN PROGRAM

PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN

PRA FGD 2

TUJUAN Menyusun rencana aksi penanganan permasalahan pembangunan pada kawasan permukiman prioritas RPKPP meliputi jenis/komponen, volume, lokasi, dan pelaku

METODE Analisis dan pemetaan stakeholder, analisis pembiayaan, pendekatan partisipatif (CPA), dan FGD

LANGKAH Mengidentifikasi dan memetakan pemangku kepentingan masyarakat untuk turut terlibat dalam proses perencanaan;

Page 147: Buku Panduan 2014

129

Penyusunan RPKPP

Mengidentifikasi kebutuhan penanganan di lokasi perencanaan tahap pertama dengan melakukan diskusi partisipatif dengan pemangku kepentingan dan masyarakat setempat;

Menyusun dan memilih komponen yang akan dibangun, melalui beberapa kriteria, yaitu : - Komponen yang akan dibangun harus

benar-benar menjadi prioritas utama bagi penataan kawasan yang langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat setempat.

- Komponen yang akan dibangun harus memberikan dampak nyata terhadap perbaikan lingkungan.

- Komponen yang akan dibangun terlihat jelas secara visual untuk memberikan dorongan moril bagi masyarakat maupun pemerintah bahwa penataan lingkungan akan memberikan dampak positif bagi lingkungan dan manusianya.

- Komponen yang akan dibangun mudah dilaksanakan pembangunannya dan tidak berada dalam tanah/lahan yang disengketakan.

- Komponen yang akan dibangun dapat tercukupi oleh pembiayaan yang telah disediakan.

Melakukan Pra-FGD 2 dengan pemangku kepentingan terkait untuk membahas hasil-hasil identifikasi kebutuhan pada kawasan permukiman prioritas yang kemudian disusun dalam rencana aksi program (Box 4-4)

OUTPUT Matriks rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas RPKPP (Tabel 4-2)

DURASI 3 minggu terhitung dari minggu kedua bulan ketiga

Page 148: Buku Panduan 2014

130

Penyusunan RPKPP

Box 4-4 Ketentuan Penyelenggaraan Pra-GD 2

TUJUAN Untuk membahas hasil-hasil identifikasi kebutuhan pada kawasan permukiman prioritas yang kemudian disusun dalam rencana aksi program pada kawasan prioritas RPKPP

PENYELENGGARA Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis)

PESERTA DAN PENDUKUNG

Kegiatan Pra-FGD melibatkan keseluruhan anggota Pokjanis dan tenaga ahli pendukung

WAKTU Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun

BENTUK Diskusi

TEMPAT PELAKSANAAN

di kabupaten/kota tempat penyusunan RPKPP

Page 149: Buku Panduan 2014

131

Penyusunan RPKPP

3.5 PENYUSUNAN TAHAPAN PELAKSANAAN PENANGANAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN

Rencana aksi program yang telah disusun perlu diidentifikasi prioritas dan tahapan penanganannya sesuai dengan kondisi yang ada, sehingga dapat operasional pada saat penerapannya. Hasil dari pentahapan ini akan menjadi input bagi peyusunan rencana penanganan kawasan pengembangan tahap 1.

O-4

FGD 2

Perumusan Rencana

Aksi Program

3.4

PERUMUSAN RENCANA

AKSI PROGRAM

3.5

PERUMUSAN TAHAPAN

PELAKSANAAN PROGRAM

PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN

4.4

PENYUSUNAN RENCANA

PEMBANGUNAN KAWASAN

PEMBANGUNAN TAHAP 1

PRA FGD 2

TUJUAN Mengidentifikasi prioritas program pembangunan kawasan permukiman prioritas RPKPP; dan

Menyusun tahapan pelaksanaan pembangunan berdasarkan pada prioritas program pembangunan yang disusun

METODE Analisis dan pemetaan stakeholder, analisis pembiayaan, FGD, analisis skoring

LANGKAH Mengidentifikasi prioritas penanganan berdasarkan pada kesepakatan pemangku kepentingan kabupaten/kota;

Menyusun tahapan penanganan berdasarkan sumber daya pembiayaan dan kemungkinan penerapannya; dan

Melakukan FGD 2 dengan pemangku kepentingan terkait untuk kesepakatan rencana aksi program berikut dengan tahapan pelaksanaannya

OUTPUT Matriks tahapan pelaksanaan pembangunan permukiman dan infrastruktur

Page 150: Buku Panduan 2014

132

Penyusunan RPKPP

permukiman perkotaan; dan Berita acara kesepakatan tentang rencana

aksi program penanaganan kawasan permukiman prioritas

DURASI 3 minggu

Box 4-5 Ketentuan Penyelenggaraan FGD 2 *)

TUJUAN Untuk mendapatkan kesepakatan dari semua stakeholder mengenai rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas RPKPP berikut dengan tahapan pelaksanaannya

PENYELENGGARA Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis)

PESERTA DAN PENDUKUNG

Setiap kegiatan FGD melibatkan 15 (lima belas) orang peserta dan pendukung.

Peserta kegiatan FGD antara lain mewakili unsur:

Dinas/instansi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan

Akademisi

Tokoh Masyarakat

Pendukung meliputi:

Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan

Tim Teknis Provinsi Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Tenaga Ahli Pendamping

WAKTU Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun

BENTUK FGD

TEMPAT PELAKSANAAN

di kabupaten/kota tempat penyusunan RPKPP

*) apabila dari hasil FGD 2 belum berhasil mendapatkan kesepakatan dan/atau masih diperlukan

diskusi lebih lanjut, maka dapat diselenggarakan Paska-FGD 2 dengan ketentuan yang sama

dengan Pra-FGD 2.

Page 151: Buku Panduan 2014

133

Penyusunan RPKPP

4 PERUMUSAN RENCANA PENANGANAN KAWASAN

PENGEMBANGAN TAHAP 1

Kegiatan perumusan rencana penanganan kawasan pengembangan tahap 1 merupakan kegiatan untuk mendetailkan rencana aksi program ke dalam rencana penanganan untuk sub kawasan yang dipilih untuk pengembangan tahap pertama. Lingkup kegiatan perumusan rencana penanganan kawasan pengembangan tahap 1 meliputi 5 (lima) sub kegiatan, yaitu:

perumusan kriteria dan indikator penentuan kawasan pengembangan tahap 1; penentuan kawasan pengembangan tahap 1; perumusan konsep pembangunan kawasan pembangunan kawasan

pengembangan tahap 1; penyusunan rencana pembangunan kawasan pengembangan tahap 1; dan penyusunan rencana detail desain (DED) kawasan.

Akumulasi dari output rangkaian rangkaian kegiatan perumusan rencana aksi program dan perumusan rencana penanganan kawasan pengembangan tahap 1 ini nantinya akan menjadi output akhir dari kegiatan. Dari sisi waktu, rangkaian kegiatan perumusan rencana aksi program dan perumusan rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1 akan diselenggarakan selama jangka waktu 3,5 (tiga setengah) bulan terhitung dari kegiatan perumusan rencana aksi program selesai dilakukan. Secara diagramatis, rangkaian kegiatan dalam lingkup perumusan rencana penanganan kawasan pengembangan tahap 1 dapat dilihat pada Gambar 4-9.

Page 152: Buku Panduan 2014

134

Penyusunan RPKPP

Ga

mb

ar

4-9

R

an

gka

ian

Keg

iata

n P

en

yusu

na

n U

ntu

k Lin

gku

p K

eg

iata

n P

eru

mu

san

Ren

can

a P

en

an

ga

na

n K

aw

asa

n

Pe

mb

an

gu

na

n T

ah

ap

1

T

AH

AP

AN

PE

NY

US

UN

AN

RE

NC

AN

A P

EM

BA

NG

UN

AN

KA

WA

SA

N P

ER

MU

KIM

AN

PR

IOR

ITA

S (

RP

KP

P)

SO

SIA

LIS

AS

I

KE

GIA

TA

N

PE

NY

US

UN

AN

O-3

O-4

O-5

O-6

O-7

KE

GIA

TA

N

DIS

KU

SI

FG

D 2

Pe

rum

usa

n R

en

ca

na

Aksi P

rog

ram

DIS

EM

INA

SI

KO

NS

UL

TA

SI

PU

BL

IK

FG

D 3

Pe

nyu

su

na

n R

en

ca

na

Pe

na

ng

an

an

Ka

wa

sa

n

Pe

ng

em

ba

ng

an

Ta

ha

p 1

KO

LO

KIU

M

3.3

IDE

NT

IFIK

AS

I

PR

OG

RA

M

PE

NA

NG

AN

AN

BE

RD

AS

AR

KA

N

AR

AH

AN

SP

PIP

3.4

PE

RU

MU

SA

N R

EN

CA

NA

AK

SI P

RO

GR

AM

3.5

PE

RU

MU

SA

N T

AH

AP

AN

PE

LAK

SA

NA

AN

PR

OG

RA

M

PE

MB

AN

GU

NA

N

PE

RM

UK

IMA

N D

AN

INF

RA

ST

RU

KT

UR

PE

RM

UK

IMA

N

PE

RK

OT

AA

N

4.4

PE

NY

US

UN

AN

RE

NC

AN

A

PE

MB

AN

GU

NA

N K

AW

AS

AN

PE

MB

AN

GU

NA

N T

AH

AP

1

4.2

PE

NE

NT

UA

N K

AW

AS

AN

PE

MB

AN

GU

NA

N T

AH

AP

1

4.1

PE

RU

MU

SA

N

KR

ITE

RIA

&

IND

IKA

TO

R

PE

NE

NT

UA

N

KA

WA

SA

N

PE

MB

AN

GU

NA

N

TA

HA

P 1

4.3

PE

RU

MU

SA

N K

ON

SE

P

PE

MB

AN

GU

NA

N K

AW

AS

AN

PE

MB

AN

GU

NA

N T

AH

AP

1

4.5

PE

NY

US

UN

AN

RE

NC

AN

A D

ET

AIL

DE

SA

IN (

DE

D)

KA

WA

SA

N

5.1

PE

NY

EM

PU

RN

AA

N R

EN

CA

NA

AK

SI

PR

OG

RA

M D

AN

RE

NC

AN

A P

EM

BA

NG

UN

AN

KA

WA

SA

N P

EM

BA

NG

UN

AN

TA

HA

P 1

PE

RU

MU

SA

N R

EN

CA

NA

PE

NA

NG

AN

AN

KA

WA

SA

N

PE

MB

AN

GU

NA

N T

AH

AP

14

FIN

AL

ISA

SI D

AN

SO

SIA

LIS

AS

I5

PR

A F

GD

2D

ISK

US

I

PA

RT

ISIP

AT

IF

PR

A F

GD

2

Page 153: Buku Panduan 2014

135

Penyusunan RPKPP

4.1 PERUMUSAN KRITERIA DAN INDIKATOR PENENTUAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1

Penentuan kawasan pembangunan tahap 1 didasarkan pada penilaian terhadap kriteria dan indikator yang dirumuskan dengan mempertimbangkan kebijakan dan strategi yang terkait serta kesepakatan pemangku kepentingan. Kriteria dan indikator yang dirumuskan ini nantinya menjadi dasar dalam proses penentuan kawasan pembangunan tahap 1.

O-54.2

PENENTUAN KAWASAN

PEMBANGUNAN TAHAP 1

4.1

PERUMUSAN

KRITERIA &

INDIKATOR

PENENTUAN

KAWASAN

PEMBANGUNAN

TAHAP 1

TUJUAN Merumuskan kriteria dan indikator penentuan kawasan pembangunan tahap 1

METODE Analisis kawasan, diskusi

LANGKAH Melakukan kajian terhadap lokasi kawasan permukiman prioritas yang telah ditetapkan ;

Melakukan kajian terhadap kebijakan dan strategi penanganan kawasan prioritas; dan

Merumuskan kriteria dan indikator penentuan kawasan pembangunan tahap 1

OUTPUT Tabel kriteria dan indikator penentuan kawasan pembangunan tahap 1 (Lihat Tabel 4.6)

DURASI 2 minggu terhitung dari minggu pertama bulan keempat

Page 154: Buku Panduan 2014

136

Penyusunan RPKPP

Tabel 4-6 Contoh Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap 1

KRITERIA INDIKATOR

Urgenitas terhadap penanganan akar permasalahan kawasan

Mempunyai korelasi positif terhadap penanganan akar permasalahan

Sesuai dengan tahapan penanganan akar permasalahan kawasan

Mempunyai implikasi positif terhadap lokasi lainnya

Jaminan keberlanjutan program dan penuntasan masalah

Potensi konflik rendah (konflik lahan, konflik sosial, dsb)

Dukungan kelembagaan masyarakat Historical kawasan Keluwesan dalam penyusunan rencana

aksi

Berpotensi untuk menjadi pilot project dalam skala kawasan dan kota

Keragaman penanganan infrastruktur permukiman perkotaan

Aspek yang ditangani secara menyeluruh (fisik sosial, ekonomi)

Model penanganan dapat direplikasikan pada lokasi lain (best practice)

… …

Page 155: Buku Panduan 2014

137

Penyusunan RPKPP

4.2 PENENTUAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1

Pemilihan kawasan pembangunan tahap 1 di dalam kawasan permukiman prioritas RPKPP didasarkan pada proses identifikasi, penetapan kebutuhan dan penetapan skala prioritas penanganan dan pembangunan pada kawasan prioritas RPKPP. Pada kawasan pengembangan tahap pertama ini dilakukan penyusunan rencana penanganan secara lebih rinci dan operasional, dengan tingkat kedalaman skala perencanaan 1 : 1.000.

O-54.2

PENENTUAN KAWASAN

PEMBANGUNAN TAHAP 1

4.1

PERUMUSAN

KRITERIA &

INDIKATOR

PENENTUAN

KAWASAN

PEMBANGUNAN

TAHAP 1

4.3PERUMUSAN KONSEP

PEMBANGUNAN KAWASAN

PEMBANGUNAN TAHAP 1

TUJUAN Menentukan kawasan pembangunan tahap pertama yang akan direncanakan secara lebih rinci dan operasional

METODE Analisis kawasan, diskusi, dan pendekatan partisipatif (CPA)

LANGKAH Melakukan kajian terhadap lokasi kawasan permukiman prioritas RPKPP yang telah ditetapkan;

Menentukan zona-zona perencanaan dalam kawasan permukiman prioritas RPKPP, untuk pentahapan pembangunan;

Menentukan tahapan pembangunan per zona, penentuan tahapan pembangunan per zona ini dapat didasarkan pada : - Skala prioritas kebutuhan

penanganan berdasarkan kriteria dan indikator yang ditetapkan sebelumnya

- Aspek fisik terkait dengan teknis

Page 156: Buku Panduan 2014

138

Penyusunan RPKPP

pembangunan - Aspek pembiayaan - Aspek sosial yaitu kesiapan

masyarakat pada kawasan yang akan direncanakan

Menentukan 2 lokasi kawasan pengembangan tahap pertama untuk direncanakan secara lebih rinci dan operasional; dan

Menyelenggarakan diskusi partisipatif dengan pemangku kepentingan kawasan dalam penentuan kawasan pengembangan tahap 1

OUTPUT 2 kawasan di dalam kawasan permukiman prioritas RPKPP yang akan dilakukan penanganan dan pembangunannya pada tahap pertama

DURASI 2 minggu terhitung dari minggu kedua bulan keempat

Page 157: Buku Panduan 2014

139

Penyusunan RPKPP

4.3 PENYUSUNAN KONSEP PENANGANAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1

Konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1 ini dilakukan untuk memberikan gambaran imajiner untuk penanganan kawasan pembangunan tahap 1. Konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1 ini akan menjadi dasar bagi penyusunan rencana penanganannya dan DED Kawasan.

O-5

4.4

PENYUSUNAN RENCANA

PEMBANGUNAN KAWASAN

PEMBANGUNAN TAHAP 1

4.2

PENENTUAN KAWASAN

PEMBANGUNAN TAHAP 1

4.3PERUMUSAN KONSEP

PEMBANGUNAN KAWASAN

PEMBANGUNAN TAHAP 1

TUJUAN Merumuskan konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1

METODE Desk Study, diskusi, analisis pentahapan program (staging analisys)

LANGKAH Merumuskan kebutuhan penanganan kawasan pembangunan tahap 1; dan

Merumuskan konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1.

OUTPUT Konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1 berdasarkan pada kebutuhan yang telah dirumuskan (Gambar 4-10)

DURASI 2 minggu terhitung dari awal bulan kelima

Page 158: Buku Panduan 2014

140

Penyusunan RPKPP

Ga

mb

ar

4-1

0

Co

nto

h K

on

sep

Pen

an

ga

na

n T

ah

ap

1

Page 159: Buku Panduan 2014

141

Penyusunan RPKPP

4.4 PENYUSUNAN RENCANA PENANGANAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1

Penerjemahan konsep penanganan kawasan ke dalam rencana penanganan yang lebih terukur baik lokasi, besaran/volume, maupun pembiayaannya sehingga dapat operasional pada saat penerapannya. Rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1 ini akan menjadi dasar dalam penyusunan DED kawasan.

O-4O-6

FGD 3

Penyusunan Rencana

Penanganan Kawasan

Pengembangan Tahap 1

3.5

PERUMUSAN TAHAPAN

PELAKSANAAN PROGRAM

PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN

4.4

PENYUSUNAN RENCANA

PEMBANGUNAN KAWASAN

PEMBANGUNAN TAHAP 1

4.3PERUMUSAN KONSEP

PEMBANGUNAN KAWASAN

PEMBANGUNAN TAHAP 1

4.5

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL DESAIN (DED)

KAWASAN

5.1

PENYEMPURNAAN RENCANA AKSI

PROGRAM DAN RENCANA PEMBANGUNAN

KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1

PRA FGD 3

TUJUAN Merumuskan rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1 yang operasional

METODE Desk study, diskusi, analisis pentahapan program (staging analisys)

LANGKAH Menerjemahkan konsep penanganan ke dalam rencana penanganan;

Melakukan pengecekan lapangan terkait dengan rencana penanganan;

Menyelenggarakan Pra-FGD 3 untuk menyusun rencana penanganan pembangunan kawasan pembangunan tahap 1 (Box 4-6); dan

Menyelenggarakan FGD 3 untuk pembahasan dan penyepakatan rencana penanganan kawasan pengembangan tahap 1 (Box 4-7);

OUTPUT Rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1 yang diterjemahkan dalam Tabel 4.3; dan

Berita acara kesepakatan tentang

Page 160: Buku Panduan 2014

142

Penyusunan RPKPP

rencana penanganan kawasan pengembangan tahap 1

DURASI 2 minggu

Box 4-6 Ketentuan Penyelenggaraan Pra-FGD 3

TUJUAN Untuk untuk menyusun rencana penanganan pembangunan kawasan pembangunan tahap 1

PENYELENGGARA Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis)

PESERTA DAN PENDUKUNG

Kegiatan Pra-FGD melibatkan keseluruhan anggota Pokjanis dan tenaga ahli pendukung

WAKTU Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun

BENTUK Diskusi

TEMPAT PELAKSANAAN

di kabupaten/kota tempat penyusunan RPKPP

Box 4-7 Ketentuan Penyelenggaraan FGD 3 *)

TUJUAN Untuk mendapatkan kesepakatan dari semua stakeholder mengenai rencana penanganan pada kawasan pembangunan tahap 1

PENYELENGGARA Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis)

PESERTA DAN PENDUKUNG

Setiap kegiatan FGD melibatkan 15 (lima belas) orang peserta dan pendukung.

Peserta kegiatan FGD antara lain mewakili unsur:

Dinas/instansi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan

Akademisi Tokoh Masyarakat

Pendukung kegiatan FGD ini antara lain mewakili unsur:

Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan

Page 161: Buku Panduan 2014

143

Penyusunan RPKPP

Tim Teknis Provinsi Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Tenaga ahli pendamping

WAKTU Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun

BENTUK FGD

TEMPAT PELAKSANAAN

di kabupaten/kota tempat penyusunan RPKPP

*) apabila dari hasil FGD 3 belum berhasil mendapatkan kesepakatan dan/atau masih diperlukan

diskusi lebih lanjut, maka dapat diselenggarakan Paska-FGD 3 dengan ketentuan yang sama

dengan Pra-FGD 3.

Page 162: Buku Panduan 2014

144

Penyusunan RPKPP

4.5 PENYUSUNAN RENCANA TEKNIS RINCI

Penyusunan Rencana Teknis Rinci (Detailed Engineering Design/DED) untuk komponen program pembangunan prioritas di dalam kawasan pembangunan tahap 1 yang meliputi infrastruktur permukiman perkotaan

O-6

KONSULTASI

PUBLIK

4.4

PENYUSUNAN RENCANA

PEMBANGUNAN KAWASAN

PEMBANGUNAN TAHAP 1

4.5

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL DESAIN (DED)

KAWASAN

5.1

PENYEMPURNAAN RENCANA AKSI

PROGRAM DAN RENCANA PEMBANGUNAN

KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1

TUJUAN Menyusun Rencana Teknis Rinci (DED) infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan pembangunan tahap pertama; dan

Menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan daftar kuantitas harga.

METODE Survey lapangan (ground survey), desk study, studio.

LANGKAH Menyiapkan gambar pra rencana berdasarkan rumusan program kegiatan untuk pembangunan kawasan secara keseluruhan. Gambar ini hanya memuat bentuk dan komponen-komponen fisik apa saja yang diperlukan dalam pembangunan kawasan, namun jumlah dan besarannya belum terinci;

Melakukan ground check dan pengukuran yang mulai di sesuaikan dengan kebutuhan nyata di lapangan. Komponen rencana disusun ulang dan dilihat sejauh mana kemungkinan dapat dilaksanakan pembangunannya di lapangan. Pemilihan komponen yang

Page 163: Buku Panduan 2014

145

Penyusunan RPKPP

akan dibangun harus melalui beberapa kriteria, yaitu : - Komponen yang akan dibangun

harus benar-benar menjadi prioritas utama bagi pengembangan kawasan;

- Komponen yang akan dibangun harus memberikan dampak nyata/manfaat terhadap perbaikan lingkungan yang ditata;

- Komponen yang akan dibangun terlihat jelas secara visual untuk memberikan dorongan moril bagi masyarakat maupun pemerintah bahwa penataan lingkungan member dampak positif bagi lingkungan dan manusianya;

- Komponen yang akan dibangun mudah dilaksanakan pembangunannya dan tidak berada dalam tanah/lahan yang disengketakan

Pembuatan site plan dan gambar kerja sebagai pendetailan komponen prioritas yang ditentukan. Gambar ini dibuat rinci sebagai acuan untuk pelaksanaan di lapangan;

Penghitungan volume pekerjaan dan RAB;

Mengikuti kegiatan kolokium yang diselenggarakan oleh Direktorat Pengembangan Permukiman dengan memperhatikan ketentuan yang ada (Box 4-9 ); dan

Menyelenggarakan konsultasi kepada calon penerima manfaat penyusunan RPKPP untuk penjaringan masukan terhadap muatan RPKPP (Box 4-10)

OUTPUT Site Plan kawasan pembangunan tahap pertama yang disusun dengan memperhatikan berbagai acuan yang ada (Box 4-8);

Gambar kerja/detail design yang implementatif (Gambar 4-11);

Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dari paket-paket pekerjaan tersebut diatas

Page 164: Buku Panduan 2014

146

Penyusunan RPKPP

(OE); dan Visualisasi 3 dimensi (3D) dari rencana

yang disusun (Gambar 4-14).

DURASI 8 minggu / 2 bulan terhitung dari awal bulan keenam sampai dengan bulan ketujuh

Box 4-8 Acuan Yang Dapat Digunakan Dalam Penyusunan Rencana Teknis Kawasan

Penyusunan rencana teknis rinci dapat mengacu kepada standar teknis yang digunakan yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI) dan pedoman teknis lainnya, yang antara lain meliputi : Rencana Induk Kawasan, standar teknis bidang ini antara lain: SNI 02-

2406-1991 dan Pt T-15-2002-C untuk kawasan yang pertumbuhannya normal dan satuan luas daerah tidak terlampau luas (<200 ha).

Studi Kelayakan Kawasan, Standar teknis bidang ini antara lain: sesuai AB-K/RE-SK/TC/001/98

Standar teknis penanganan jalan kawasan, SNI 03-2853-1995, SNI 03-2446-1991, SNI 03.6967-2003

Standar teknis penyediaan prasarana drainase, SNI 06-2409-2002 dan SNI 03-2453-2002.

Standar teknis bidang sarana air minum: AB-K/RE-RT/TC/026/98 dan ABK/OP/ST/004/98.

Standar teknis bidang pengelolaan Air Limbah, SNI 03-2398-2002, PTT-19-2000-C dan PTS -09-2000-C

Standar teknis bidang Pengelolaan sampah kawasan, SNI 19-3964-1994 dan SNI 03-3242-1994 dan SNI 19-3983-1995 sesuai PTS 06-2000-C dan PTS 07-2000-C

Standar teknis bidang kelistrikan,SNI 04-0225-2000 Standar teknis bidang RTH, 009/T/BT/1995 Standar Teknis Penyusunan Analisa Biaya Komponen DED Standar teknis

bidang antara lain: SNI Tahun 2007 tentang Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Analisa BOW.

Page 165: Buku Panduan 2014

147

Penyusunan RPKPP

Ga

mb

ar4

-11

Co

nto

h R

en

ca

na

Deta

il D

esa

in

Page 166: Buku Panduan 2014

148

Penyusunan RPKPP

Gambar 4-12 Contoh Ilustrasi 3D Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1

Page 167: Buku Panduan 2014

149

Penyusunan RPKPP

Box 4-9 Keikutsertaan Dalam Kolokium

Pada bulan keeenam penyelenggaraan kegiatan, akan diselenggarakan Kolokium yang wajib diikuti oleh Tenaga Ahli Pendamping dan Pokjanis. Dalam rangkaian kegiatan RPKPP, kegiatan ini menjadi bagian proses monitoring dan evaluasi oleh Satker Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) provinsi dan penyelenggara di tingkat pusat terhadap proses penyusunan RPKPP. Definisi tujuan, bentuk, waktu pelaksanaan, peserta, penyelenggara, dan kolokium ini secara rinci adalah sebagai berikut:

DEFINISI : Kegiatan monitoring dan pengendalian yang dilakukan oleh Satker Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) provinsi dan penyelenggara di tingkat pusat terhadap proses penyusunan RPKPP

TUJUAN : Memonitor pencapaian dari kegiatan penyusunan RPKPP yang dilakukan di setiap kabupaten/kota

METODE : Workshop dan Diskusi

LANGKAH – LANGKAH

: Menyiapkan materi paparan dan pembahasan capaian RPKPP yang meliputi bahan tayangan dan materi visualisasi yang telah disusun, serta dikoordinasikan bersama Tim Teknis Provinsi *)

Mengikuti kegiatan kolokium dengan memaparkan hasil-hasil penyusunan RPKPP kepada para pemangku kepentingan terkait

Merumuskan langkah perbaikan berdasarkan masukan terhadap pencapaian kegiatan RPKPP dari pelaksanaan kolokium

OUTPUT Kesamaan hasil dari produk RPKPP yang dihasilkan oleh tiap kabupaten/kota

Hasil evaluasi terhadap proses yang telah dilakukan

PENYELENGGARA : Direktorat Jenderal Cipta Karya

PESERTA : Semua perwakilan kabupaten/kota yang melakukan kegiatan penyusunan RPKPP. Perwakilan tersebut meliputi Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis) Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Tenaga ahli pendamping

BENTUK : Workshop

WAKTU PELAKSANAAN

: Dilakukan 1 (satu) hari pada akhir bulan ke-6 (enam) setelah SPMK (setelah dilakukan kegiatan penyusunan konsep, rencana, strategi dan program penanganan dan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas) **) waktu pelaksanaan dilakukan bersamaan dengan penyelenggaraan kolokium pada kegiatan SPPIP dan ditentukan oleh koordinator pelaksana

TEMPAT PELAKSANAAN

: dilakukan bersamaan dengan penyelenggaraan kolokium pada kegiatan penyusunan SPPIP dan ditentukan oleh Koordinator Pelaksana

*) Catatan Koordinasi Bersama Tim Teknis Provinsi (Pra-Kolokium): Perlu dilakukan persiapan (Pra-kolokium) yang bertujuan untuk mempersiapkan seluruh substansi yang dipersyaratkan di dalam

kolokium. Pelaksanaan Pra-kolokium dilakukan secara koordinatif antara tim pokjanis di setiap kota/kabupaten bersama tim teknis provinsi.

Page 168: Buku Panduan 2014

150

Penyusunan RPKPP

Box 4-10 Ketentuan Penyelenggaraan Konsultasi Publik

Untuk memantapkan hasil yang telah dicapai, maka pada awal bulan ketujuh diselenggarakan kegiatan konsultasi publik. Kegiatan konsultasi publik ini adalah kegiatan penjaringan masukan terhadap muatan RPKPP yang dilakukan dalam bentuk konsultasi kepada pemangku kepentingan kabupaten/kota termasuk masyarakat calon penerima manfaat. Bentuk, waktu pelaksanaan, peserta, penyelenggara, dan konsultasi publik ini secara rinci adalah sebagai berikut:

TUJUAN : Untuk menjaring masukan terhadap konsep, rencana penanganan, dan rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas RPKPP untuk jangka waktu 5 tahun dan kawasan pembangunan tahap 1 pada pelaksanaan 1 tahun pertama

METODE : Pemaparan hasil dan diskusi terbuka

LANGKAH-LANGKAH

: Menyiapkan materi pemaparan dan pembahasan seluruh capaian kegiatan RPKPP, yang meliputi bahan tayang, dan materi visualisasi yang telah disusun

Memaparkan seluruh capaian kegiatan RPKPP Melakukan diskusi untuk mendapatkan masukan-masukan

terhadap muatan RPKPP Melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap capaian

kegiatan RPKPP berdasarkan masukan dari konsultasi

OUTPUT : Masukan terhadap pencapaian kegiatan RPKPP

PENYELENGGARA : Pokjanis

WAKTU PELAKSANAAN

: Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang disusun

TEMPAT PELAKSANAAN

: di kabupaten/kota tempat penyusunan RPKPP

PESERTA : Kegiatan Konsultasi Publik melibatkan 40 (empat puluh) orang peserta dan pendukung. Peserta kegiatan antara lain mewakili unsur : Dinas/instansi tingkat kota/kabupaten yang membidangi

infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan Akademisi Perwakilan masyarakat kawasan permukiman prioritas RPKPP

(calon penerima manfaat)*

Pendukung kegiatan antara lain mewakili unsur : Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur

permukiman, permukiman, dan perencanaan Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Tenaga ahli pendamping

*Perwakilan masyarakat yang diundang dalam kegiatan ini perlu melibatkan perempuan

Page 169: Buku Panduan 2014

151

Penyusunan RPKPP

Gambar 4-13 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Untuk Lingkup Kegiatan Finalisasi dan Sosialisasi

5 FINALISASI DAN SOSIALISASI

Kegiatan finalisasi dan sosialisasi merupakan kegiatan penyempurnaan produk-produk penyusunan RPKPP yang dihasilkan untuk disebarluaskan kepada pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan di kabupaten/kota yang bersangkutan. Lingkup kegiatan finalisasi dan sosialisasi ini mencakup 1 (satu) kegiatan, yaitu penyempurnaan rencana aksi program dan rencana pembangunan kawasan pengembangan tahap 1. Dari sisi waktu, lingkup kegiatan ini akan diselenggarakan selama 1 (satu) bulan. Secara diagramatis, rangkaian kegiatan pada lingkup kegiatan finalisasi dan sosialisasi dapat dilihat pada Gambar 4-13.

TAHAPAN SOSIALISASI

KEGIATAN

PENYUSUNAN

O-5

O-6 O-7

KEGIATAN DISKUSI DISEMINASI

KONSULTASI

PUBLIK

FGD 3

Penyusunan Rencana

Penanganan Kawasan

Pengembangan Tahap 1

KOLOKIUM

4.4

PENYUSUNAN RENCANA

PEMBANGUNAN KAWASAN

PEMBANGUNAN TAHAP 1

4.2

PENENTUAN KAWASAN

PEMBANGUNAN TAHAP 1

4.1

PERUMUSAN

KRITERIA &

INDIKATOR

PENENTUAN

KAWASAN

PEMBANGUNAN

TAHAP 1

4.3PERUMUSAN KONSEP

PEMBANGUNAN KAWASAN

PEMBANGUNAN TAHAP 1

4.5

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL DESAIN (DED)

KAWASAN

5.1

PENYEMPURNAAN RENCANA AKSI

PROGRAM DAN RENCANA PEMBANGUNAN

KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1PERUMUSAN RENCANA PENANGANAN KAWASAN

PEMBANGUNAN TAHAP 14 FINALISASI DAN SOSIALISASI5

DISKUSI

PARTISIPATIF PRA FGD 2

PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

Page 170: Buku Panduan 2014

152

Penyusunan RPKPP

5.1 PENYEMPURNAAN RENCANA AKSI PROGRAM DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1

Perbaikan dan penyempurnaan dari rencana aksi program, rencana pembangunan kawasan pengembangan tahap 1, dan rencana detail desain kawasan berdasarkan pada masukan dari berbagai diskusi, FGD, dan konsultasi publik

O-6 O-7

DISEMINASI

4.4

PENYUSUNAN RENCANA

PEMBANGUNAN KAWASAN

PEMBANGUNAN TAHAP 1

4.5

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL DESAIN (DED)

KAWASAN

5.1

PENYEMPURNAAN RENCANA AKSI

PROGRAM DAN RENCANA PEMBANGUNAN

KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1

TUJUAN Menyempurnakan hasil yang telah dicapai sehingga layak untuk dipublikasikan

METODE Studi literatur (desk study)

LANGKAH Melakukan rekapitulasi terhadap berbagai masukan dari semua pihak dalam tiap diskusi dan konsultasi publik;

Melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap rencana aksi program dan rencana pembangunan kawasan pengembangan tahap 1;

Melakukan penyempurnaan terhadap rencana detail desain (DED) kawasan;

Menyusun materi visualisasi RPKPP dalam bentuk leaflet, banner, poster, video dokumentasi dan bentuk visualisasi lainnya yang dianggap perlu; dan

Menyelenggarakan sosialisasi hasil RPKPP dalam bentuk diseminasi yang diselenggarakan dengan mengikuti ketentuan yang ada (Box 4-11)

Page 171: Buku Panduan 2014

153

Penyusunan RPKPP

OUTPUT Rencana aksi program dan rencana pembangunan kawasan pengembangan tahap 1 yang telah final dan siap untuk disebarluaskan;

Rencana detail desain kawasan; Materi visualisasi RPKPP yang

informatif, menarik dan mudah dimengerti; dan

Diseminasi hasil RPKPP

DURASI 4 minggu terhitung dari awal bulan ketujuh

Box 4-11 Ketentuan Penyelenggaraan Kegiatan Diseminasi

TUJUAN Kegiatan untuk mensosialisasikan seluruh hasil kegiatan dan produk RPKPP, serta rencana aksi program yang telah disepakati, kepada dinas/instansi terkait dan stakeholder/pemangku kepentingan daerah lainnya.

PENYELENGGARA Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis)

BENTUK Seminar

PESERTA 40 (empat puluh) orang peserta yang mewakili unsur:

perwakilan masyarakat (calon penerima manfaat)

Legislatif (DPRD kabupaten/kota)

Dinas/instansi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan

Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan

Akademisi

WAKTU PELAKSANAAN

1 hari pada bulan ketujuh atau pada akhir kegiatan

TEMPAT PELAKSANAAN

di kabupaten/kota tempat penyusunan RPKPP

Page 172: Buku Panduan 2014

xiii

Glossary

Analisis SWOT

Metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan

(strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman

(threats) dalam suatu perencanaan pembangunan/ proyek

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)

Rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah, baik dalam lingkup Pemerintah Provinsi ataupun

Pemerintah Kota/Kabupaten.

Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)

Rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan

Perwakilan Rakyat.

Bidang Cipta Karya

Bidang pembangunan yang terkait dengan permukiman, yang meliputi

penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan air minum, penyehatan

lingkungan permukiman, dan pengembangan prasarana lingkungan

permukiman.

Community Based Participatory Approach (CPA)

Model pendekatan perencanaan penanganan kawasan dengan melibatkan

peranserta masyarakat pada umumnya bukan saja sebagai objek tetapi

sekaligus sebagai subjek.

Corporate Social Responsibility (CSR)

Bentuk tanggung jawab atau komitmen berkelanjutan dari suatu organisasi/

badan usaha untuk memberikan kontribusi terhadap pengembangan ekonomi

dan komunitas.

Page 173: Buku Panduan 2014

xiv

Diseminasi

Kegiatan menyerbarluaskan suatu pemikiran dan pemahaman yang ditujukan

kepada masyarakat luas agar mereka mendapatkan informasi dan kesadaran

untuk menerima dan akhirnya memanfaatkan dokumen SPPIP dan RPKPP

yang telah dihasilkan.

Diskusi Partisipatif

Diskusi intensif yang melibatkan peran aktif dari seluruh pemangku

kepentingan, terutama pihak yang terkena dampak pembangunan, mulai dari

proses identifikasi awal sampai dengan proses pengambilan keputusan.

Focus Group Discussion (FGD)

Diskusi terfokus dan mendalam dari sekelompok pihak yang berkepentingan

mengenai suatu topik tertentu

Implikasi Strategi

Dampak logis dari pelaksanaan strategi pada suatu wilayah atau kawasan

berdasarkan kondisi fisik, sosial, ekonomi masyarakat, kelembagaan,

pembiayaan, dan legal.

Infrastruktur Perkotaan

Prasarana, sarana, dan utilitas umum yang berupa penyediaan air minum kota,

pengelolaan air limbah, sistem persampahan, sistem drainase kota, tata

bangunan dan lingkungan, penyediaan dan pemanfaatan prasarana sarana

jaringan jalan, jaringan jalan pejalan kaki, serta jalur evakuasi bencana.

Infrastruktur Permukiman Perkotaan

Jaringan prasarana dan sarana berupa sistem penyediaan air minum, sistem

pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, sistem drainase,

jaringan jalan lingkungan serta penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan

sarana lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan permukiman di

perkotaan.

Indikator

Penetapan kriteria untuk mengukur dan menjamin terpenuhinya pencapaian

program atau kegiatan.

Page 174: Buku Panduan 2014

xv

Kawasan Permukiman

Bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan

perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat

tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung

perikehidupan dan penghidupan.

Kawasan Perkotaan

Wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan

fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan

distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan

ekonomi.

Kawasan Permukiman Prioritas

Kawasan permukiman yang disepakati oleh pemangku kepentingan di

kabupaten/kota sebagai kawasan yang memiliki nilai strategis dan

diprioritaskan pembangunannya dalam rangka mendorong pertumbuhan

kawasan ke arah yang direncanakan dan/atau menanggulangi masalah yang

mendesak.

Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis)

Perwakilan instansi pemerintah yang membidangi pembangunan permukiman

dan infrastruktur perkotaan di tingkat kabupaten/kota.

Kebijakan

Arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah Pusat/ Daerah untuk mencapai

tujuan.

Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah (KSPD)

Pedoman pengaturan dan rencana pengembangan kota yang merupakan

turunan dari Kebijakan dan Strategi Perkotaan Nasional (KSPN).

Kebijakan dan Strategi Perkotaan Nasional (KSPN)

Pedoman pengaturan dan rencana pengembangan perkotaan secara

nasional. Meliputi uraian tentang tujuan, visi, dan misi pengembangan

perkotaan secara nasional; isu, permasalahan, dan tantangan pengembangan

perkotaan; serta kebijakan dan strategi pengembangan perkotaan secara

nasional.

Page 175: Buku Panduan 2014

xvi

Kegiatan

Bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi

sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur, dan terdiri dari sekumpulan

tindakan pengerahan sumber daya baik sumber daya manusia, barang modal

termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau

kesemua jenis sumber daya tersebut, sebagai masukan untuk menghasilkan

keluaran dalam bentuk barang ataupun jasa.

Kriteria

Ukuran yang menjadi dasar penilaian atau penetapan dalam pemilihan

kawasan, dimana ukuran tersebut didasarkan pada tinjauan akademis dan

menjadi kesepakatan semua pihak yang terkait.

Kolokium

Pertemuan keahlian di antara para penyusun SPPIP dan RPKPP untuk dapat

saling belajar satu sama lain sehingga dapat semakin memperkaya hasil yang

dicapai.

Konsultasi Publik

Suatu mekanisme pembahasan dengan melibatkan masyarakat luas agar

semua pemangku kepentingan di suatu kota/kabupaten dapat diberdayakan

dan dikembangkan kemampuannya untuk memberikan peran aktif dan

dinamis dalam proses pengambilan keputusan dan perumusan SPPIP dan

RPKPP yang secara langsung atau tidak langsung akan berpengaruh kepada

kehidupan mereka.

Konsep Penanganan

Kerangka imajiner yang menggambarkan upaya penanganan kawasan

berdasarkan potensi dan persoalan eksisting.

Koordinator Wilayah (Korwil)

Tim di lingkungan Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal

Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum yang bertanggung jawab terhadap

kualitas penyelenggaraan penyusunan SPPIP dan RPKPP dan memberikan

pendampingan/ pembinaan kepada kota/kabupaten yang sedang melakukan

proses penyusunan SPPIP dan RPKPP berdasarkan Surat Keputusan Direktur

Pengembangan Permukiman.

Page 176: Buku Panduan 2014

xvii

Millenium Development Goals (MDGs)

Sasaran pembangunan internasional hasil kesepakatan dari 189 negara

anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan 23 organisasi internasional

yang harus dicapai pada tahun 2015. Sasaran pembangunan tersebut adalah

(1) memberantas kemiskinan dan kelaparan; (2) ketercapaian pendidikan

dasar untuk semua golongan (2) mendorong kesetaraan jender dan

pemberdayaan perempuan; (4) menurunkan angka kematian anak; (5)

meningkatkan kesehatan ibu; (6) memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit

menular lainnya; (7) memastikan kelestarian lingkungan hidup; (8)

mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.

Perumahan

Kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau

lingkungan hunian yang dilengkapi prasarana, sarana, dan utilitas lingkungan.

Permukiman

Bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan

perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat

tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung

perikehidupan dan penghidupan (terkait dengan adanya jalinan ekonomi,

sosial, politik, dan budaya)

Penataan Ruang

Suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan

pengendalian pemanfaatan ruang.

Perencanaan Pembangunan

Suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan

berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan

pengalokasian sumber daya yang ada, dalam rangka meningkatkan

kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/ daerah dalam jangka

waktu tertentu.

Pemangku Kepentingan

Pihak yang langsung atau tidak langsung mendapatkan manfaat atau dampak

dari perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.

Page 177: Buku Panduan 2014

xviii

Perencanaan

Suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui

urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.

Program

Instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan

oleh instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta

memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan

oleh instansi pemerintah.

Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

Tindak lanjut dari SPPIP berupa rencana aksi program untuk penanganan

permasalahan permukiman dan pembangunan infrastruktur permukiman pada

kawasan permukiman prioritas.

Rencana Aksi Program

Rencana operasional terhadap penanganan kawasan permukiman prioritas

untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan didetailkan pada program tahunan/ 1

(satu) tahun.

Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah kota/ kabupaten yang

dilengkapi dengan peraturan zonasi kota/ kabupaten. RDTR disusun untuk

bagian dari wilayah kota/ kabupaten yang merupakan kawasan perkotaan

dan/atau kawasan strategis kota atau kawasan strategis kabupaten.

Rencana Induk Sistem

Dokumen perencanaan pembangunan infrastruktur di daerah, khususnya

dalam Bidang Cipta Karya

Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

(RP3KP)

Dokumen perencanaan yang merupakan jabaran pengisian rencana pola

ruang perumahan dan kawasan permukiman dalam RTRW, serta memuat

skenario penyelenggaraan pengelolaan bidang perumahan dan kawasan

permukiman yang terkoordinasi dan terpadu secara lintas sektoral dan lintas

wilayah administrasi.

Page 178: Buku Panduan 2014

xix

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Rencana penyelenggaraan pembangunan prasarana dan sarana permukiman

kota/kabupaten yang disusun dengan keterpaduan penanganan fisik dan

bukan fisik untuk mendukung perwujudan wilayah perkotaan yang bersifat multi

sektor, multi tahun, dan multi sumber pembiayaan.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)

Dokumen perencanaan pembangunan untuk periode 20 (dua puluh) tahun.

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

Panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk

mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan,

serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan,

rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan

pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan

pengembangan lingkungan/ kawasan.

Rencana Tata Ruang (RTR)

Hasil perencanaan tata ruang, yang dapat diklasifikasikan menjadi Rencana

Umum Tata Ruang dan Rencana Rinci Tata Ruang.

1. Rencana Umum Tata Ruang disusun menurut wilayah adminsitrasi

pemerintahan karena kewenangan mengatur pemanfaatan ruang dibagi

sesuai dengan pembanguan administrasi pemerintahan, seperti Rencana

Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional, Provinsi dan Kota/Kabupaten

2. Rencana Rinci Tata Ruang disusun sebagai perangkat operasional rencana

umum tata ruang dan/ atau disusun apabila rencana umum tata ruang

belum dapat dijadikan dasar dalam pemanfaatan ruang/ pengendalian

pemanfaatan ruang. Seperti Rencana Tata Ruang Pulau, Rencana Tata

Ruang Kawasan Strategis, dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Kota/Kabupaten

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota (RTRW Kabupaten/Kota)

Rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah kabupaten/kota, yang

merupakan penjabaran dari RTRW provinsi, dan yang berisi tujuan, kebijakan,

strategi penataan ruang wilayah kabupaten/kota, rencana struktur ruang

wilayah kabupaten/kota, rencana pola ruang wilayah kabupaten/kota,

penetapan kawasan strategis kabupaten/kota, arahan pemanfaatan ruang

Page 179: Buku Panduan 2014

xx

wilayah kabupaten/kota, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang

wilayah kabupaten/kota.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Cipta Karya

Dokumen rencana dan program pembangunan infrastruktur bidang Cipta

Karya dalam periode lima tahun, dilaksanakan secara terpadu oleh Pemerintah,

pemerintah daerah, maupun oleh masyarakat/swasta, yang mengacu pada

rencana tata ruang untuk menjamin keberlangsungan kehidupan masyarakat

yang berkualitas dan mewujudkan pembangunan infrastruktur cipta karya yang

berkelanjutan.

Satuan Kerja Bidang Cipta Karya

Bagian dari unit kerja Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan

Umum di tingkat provinsi yang melaksanaan kegiatan dari program Bidang

Cipta Karya.

Strategi

Langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi

dan misi. Strategi setidaknya memenuhi beberapa hal sebagai berikut

Mampu merespon semua target yang ada

Mengadopsi harapan dan kepentingan dari semua kelompok pemangku

kepentingan yang relevan

Tidak menimbulkan konflik

Keputusan-keputusan yang diambil terkait dengan strategi saling

memperkuat satu sama lain

Memiliki keterkaitan dengan lingkungannya

Dapat direalisasikan

Berjalan sesuai dengan hasil maupun dampak lainnya sebagaimana yang

diinginkan

Strategi Pengembangan Kota

Strategi skala kota yang mengarahkan pengembangan dan pembangunan

kota secara keseluruhan untuk mencapai harapan, cita-cita, dan target yang

diinginkan.

Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Strategi yang digunakan sebagai pedoman dalam pembangunan kawasan

permukiman dan infrastruktur permukiman di perkotaan yang penyusunannya

Page 180: Buku Panduan 2014

xxi

mengacu, menyelaraskan, dan mengintegrasikan kebijakan pembangunan

dan pengembangan kota secara komprehensif

Sosialisasi

Kegiatan atau upaya untuk menyebarluaskan wawasan SPPIP dan RPKPP

sebagai alat untuk mengarahkan pembangunan permukiman dan infrastruktur

permukiman perkotaan berbasis kawasan yang lebih terpadu.

Tim Teknis Provinsi

Tim pendamping penyusunan SPPIP dan RPKPP yang terdiri dari instansi

pemerintah yang membidangi pembangunan permukiman dan infrastruktur

perkotaan di tingkat provinsi.

Page 181: Buku Panduan 2014

xxii

Daftar Pustaka

BUKU

David, Fred R. 2009. Strategic Management: Manajemen Strategis Konsep. Jakarta:

Penerbit Salemba Empat.

Heene, Aimed dan Desmidt, Sabastian. 2010. Manajemen Strategik Keorganisasian

Publik. Terjemahan. Bandung: PT. RefikaAditama.

Luwihoni, Slamet dkk. 2006. Perencanaan dan Penganggaran Partisipatif untuk Good

Governance. Bandung: Forum Pengembangan Partisipasi Masyarakat (FPPM)

Solihin, Dadang. 2005. Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi,

Tahapan, dan Proses. Bahan Tayangan Diklat Perencanaan Pembangunan

Ekonomi Daerah. Jakarta: Badiklat Depdagri. Diunduh dari

http://www.slideshare.net/DadangSolihin/perencanaan-pembangunan-daerah-

konsep-strategi-tahapan-dan-proses pada tanggal 14 Februari 2011.

PERATURAN PERUNDANGAN

UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

UU No. 25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman

Peraturan Pemerintah (PP) No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) No. 14 Tahun 2011 tentang

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang

Merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri

Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendari) No. 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan PP No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 13 Tahun 2006 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah jo. Permendagri No. 59 Tahun 2007 jo.

Permendagri No. 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah

Page 182: Buku Panduan 2014

xxiii

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) No. 15/PRT/M/2009 tentang

Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) No. 16/PRT/M/2009 tentang

Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) No. 17/PRT/M/2009 tentang

Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) No. 02/PRT/M/2010 tentang

Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2010-2014

Surat Edaran (SE) Direktur Jenderal Cipta Karya No. 02/SE/DC/2011 tentang Petunjuk

Teknis Penyusunan Program dan Anggaran Direktorat Jenderal Cipta Karya

Surat Edaran (SE) Direktur Jenderal Cipta Karya No. 03/SE/DC/2010 tentang Rencana

Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2010-2014

Page 183: Buku Panduan 2014

xxiv

Annex

ANNEX 1. OUTLINE DOKUMEN SPPIP DAN RPKPP

Outline Dokumen SPPIP

BAGIAN SUBSTANSI

BAGIAN I

PENDAHULUAN

1 Latar Belakang

2 Tujuan dan Sasaran

3 Ruang Lingkup

4 Kedudukan SPPIP dalam Dokumen Perencanaan Daerah

5 Rangkuman proses penyusunan SPPIP (proses, waktu, dan hasil ringkas pelaksanaan Sosialisasi, Konsolidasi, Pra FGD dan FGD dll)

BAGIAN II

KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN

1 Kajian Arahan Kebijakan dan Strategi Pembangunan Perkotaan kabupaten/kota

(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:25.000)

2 Kajian Arah Pengembangan Pembangunan Perkotaan kabupaten/ kota

(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:25.000)

3 Kajian Arah Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan

(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:25.000)

.

Page 184: Buku Panduan 2014

xxv

BAGIAN SUBSTANSI

BAGIAN III

POTENSI DAN PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN

1 Kondisi Eksisting Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman perkotaan

(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:25.000)

2 Isu-isu strategis Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan

(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:25.000)

3 Potensi, Permasalahan, Tantangan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan

(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:25.000)

4 Kebutuhan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan

(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:25.000)

BAGIAN V

TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN

1 Tujuan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan

2 Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan

BAGIAN IV

KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN

1 Rangkuman Proses Penetapan Kawasan Permukiman Prioritas

2 Kajian Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Permukiman Prioritas

3 Profil Kawasan Permukiman Prioritas dan Kebutuhan Pembangunan Kawasan

(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:5.000)

BAGIAN VI

STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN

1 Rangkuman Proses Perumusan Strategi dan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan

2 Hasil Analisis Korelasi Strategi Pembangunan Permukiman dan Kebutuhan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Dalam Skema Manajemen Pembangunan Perkotaan

Page 185: Buku Panduan 2014

xxvi

BAGIAN SUBSTANSI

3 Hasil Analisis Konsekuensi atau Implikasi Penerapan Strategi dan Identifikasi Dampak Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan

4 Strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan skala kota/ kabupaten

(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:25.000)

5 Strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan skala kawasan

(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:5.000)

6 Analisis Dampak Penerapan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan

Page 186: Buku Panduan 2014

xxvii

Outline Dokumen RPKPP

BAGIAN SUBSTANSI

BAGIAN I

PENDAHULUAN

1 Latar Belakang

2 Tujuan dan Sasaran

3 Ruang Lingkup

4 Kedudukan RPKPP dalam Dokumen Perencanaan Daerah

5 Rangkuman proses penyusunan RPKPP (proses, waktu, dan hasil ringkas pelaksanaan Sosialisasi, Konsolidasi, Pra FGD dan FGD dll)

BAGIAN II

KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN

1 Kajian Arahan Kebijakan dan Strategi Pembangunan Perkotaan Kabupaten/Kota Dalam Lingkup Kawasan Permukiman Prioritas / berdasarkan SPPIP

(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta)

2 Kajian Arah Pengembangan Pembangunan Perkotaan kabupaten/ kota

(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:25.000)

3 Kajian Arah Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan

(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:25.000)

BAGIAN III

POTENSI DAN PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN

1 Kajian mikro kawasan permukiman prioritas berdasarkan arahan SPPIP

(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:5.000)

2 Potensi dan Permasalahan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan pada Kawasan Permukiman Prioritas

(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:5.000)

3 Kebutuhan Penanganan Kawasan permukiman prioritas

(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:5.000)

BAGIAN IV

KONSEP DAN RENCANA PENANGANAN KAWASAN

1 Konsep dan Rencana Penanganan Kawasan

(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:5.000)

2 Rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan pada kawasan permukiman prioritas selama 5 tahun berikut pentahapannya

(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:5.000)

Page 187: Buku Panduan 2014

xxviii

BAGIAN SUBSTANSI

3 Kajian Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap1 (Matriks)

4 Konsep dan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1

(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta dengan skala minimal 1:1.000)

BAGIAN V

RENCANA DETAIL DESAIN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1

1 Rencana Detail Desain (Detailed Engineering Design/DED) Kawasan Pembangunan Tahap 1

(dapat disajikan dalam bentuk uraian, matriks dan peta/siteplan kawasan dengan skala minimal 1:1.000 serta ilustrasi 3D kawasan)