cara menentukan kesuburan tanah.doc

download cara menentukan kesuburan tanah.doc

of 11

Transcript of cara menentukan kesuburan tanah.doc

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang

Tanah merupakan sumber daya alam yang mengandung banyak benda organik dan anorganik yang mampu mendukung pertumbuhan tanaman, sebagai faktor produksi pertanian, tanah mengandung hara dan air, yang perlu ditambah untuk pengganti yang habis pakai. Erosi tanah dapat terjadi karena curah hujan yang tinggi yang mempengaruhi fisik,kimia dan biologi tanah. Erosi perlu dikendalikan dengan memperbaiki yang hancur, menutup permukaannya sehingga tidak merusak.

Tanah merupakan tempat penampungan berbagai bahan kimia. Banyak dari gas SO2 yang dihasilkan dari perubahan bahan bakar batu bara atau bensin berahir dengan sulfat yang masuk kedalam tanah atau tertampung di atas tanah. Nitrogen Oksida yang dirubah diatmosfer menjadi nitrat akhirnya akan terdeposit ke dalam tanah. Tanah menyerap NO dan NO2 dengan cepat dan gas-gas tersebut mengalami oksdasi menjadi nitrat dalam tanah. Karbon monoksida dirubah menjadi CO2 oleh bakteri dan ganggang dalam tanah. Partikel timbal (Pb), yang bersala dari buang kendaraan bermotor ditemukan pada lapisan tanah sepanjang jalan raya yang padat lalu lintas. Timbal dilapisan atas tanah ditemukan juga di daerah yang dekat dengan penambangan dan peleburan timbal.

Tanah juga sebagai tempat penampungan banyak limbah-limbah dari rembesan penumpukan sampah, kolom lumpur dan sumber-sumber lainnya. Dalam beberapa kasus, lahan pertanian dari bahan-bahan organik berbahaya yang dapat mengurai juga merupakan tempat pembuangan yang menyebabkan pencemaran tanah terjadi. Hal ini terjadi karena bahan organik tadi di dalam tanah diuraikan oleh mikrob-mikroba tanah. Selain itu pembuangan kotoran dan pemupukan yang berlebih dapat menambah pencemaran tanah.

Pencemaran tanah juga dapat terjadi karena pembuangan limbah yang tidak dapat dicernakan seperti plastik, pencemaran dapat juga melalui air. Air yang mengandung bahan pencemar (polutan) akan mengubah susunan kimia tanah sehingga mengandung jasad hidup dalam atau dipermukaan tanah.

Pencemar tanah mempunyai hubungan erat dengan pencemaran udara dan pencemaran air, maka sumber pencemar udara dan sumber pencemar air pada umumnya juga merupakan sumber pencemar tanah. Sebagai contoh gas-gas oksida karbon, oksida nitrogen, oksida belerang yang menjadi bahan pencemar udara yang larut dalam air hujan dan turun ke tanah dapat menyebabkan terjadinya hujan asam sehingga menimbulkan terjadinya pencemaran pada tanah. Air permukaan tanah yang mengandung bahan pencemar misalnya tercemari zat radioaktif, logam berat dalam limbah industri, sampah rumah tangga, limbah rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan pestisida dari daerah pertanian, limbah deterjen, akhirnya juga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah daerah tempat air permukaan ataupun tanah daerah yang dilalui air permukaan tanah yang tercemar tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berasarkan latar belakang di atas dapat diambil beberapa permasalahan sebagai kajian dari pembuatan makalah ini diantaranya :

1. Apa sumber pencemaran tanah? 2. Bagaimana kerusakan tanah?

3. Bagaimana cara penilaian kerusakan tanah?C. Tujuan Penulisan

Sehubugan dengan latar blakang di atas dapat diambil beberapa tujuan penulisan untuk mengetahui:1. Sumber pencemaran tanah

2. Kerusakan tanah3. Cara penilaian kerusakan tanahBAB IIISIA. Sumber Pencemaran TanahSumber bahan pencemar tanah dapat dikelompokkan juga menjadi sumber pencemar yang berasal dari:

1. Sampah rumah tangga, sampah pasar dan sampah rumah sakit serta aktivitas pertanian.

2. Gunung berapi yang meletus/kendaraan bermotor.

3. Limbah industri.

4. Limbah reaktor atom/PLTN.

5. Degradasi kimia, reaksi fotokimia dan biodegradasi.

6. Erosi dan lumpur.

Adapun komponen-komponen bahan pencemar yang diperoleh dari sumber-sumber bahan pencemar tersebut di atas antara lain berupa:

a) Senyawa organik yang dapat membusuk karena diuraikan oleh mikroorganisme, seperti sisa-sisa makanan, daun, tumbuh-tumbuhan dan hewan yang mati.

b) Senyawa organik dan senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan/ diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan bangunan, menyebabkan tanah menjadi kurang subur. Pencemar Udara berupa gas yang larut dalam air hujan seperti oksida nitrogen (NO dan NO2), oksida belerang (SO2 dan SO3), oksida karbon (CO dan CO2), menghasilkan hujan asam yang akan menyebabkan tanah bersifat asam dan merusak kesuburan tanah/ tanaman.

d) Pencemar berupa logam-logam berat yang dihasilkan dari limbah?industri seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah.

e) Zat radioaktif yang dihasilkan dari PLTN, reaktor atom atau dari percobaan lain yang menggunakan atau menghasikan zat radioaktif.

B. Kerusakan Tanah

Tanah merupakan sumber daya alam yang mengandung benda organik dan anorganik yang mampu mendukung pertumbuhan tanaman. Tanah bisa mengalami kerusakan, bahkan tanah termasuk wujud alam yang mudah mengalami kerusakan.

Mengingat kerusakan lahan/tanah dapat dipahami dalam kerangka pemikiran kelangkaan sumberdaya alam maka menurut Tietenberg ada tiga ciri penting yang perlu diperhatikan dalam mengkaji kerusakan lahan/tanah yaitu:

a)Mengacu pada masa depan (foresight) yaitu mempertimbangkan pola permintaan masa depan, sumber-sumber alternatif bagi sumberdaya, perubahan dalam biaya ekstraksi, dan sebagainya;

b)Dapat diperbadingkan (comparability) yaitu indikator perbandingan yang tidak hanya untuk menilai tingkat kelangkaan tetapi juga tingkat resiko dari kelangkaan sumberdaya alam;

c)Dapat dihitung secara empiris (computability) yaitu bahwa kelangkaan sumberdaya alam harus bisa diperhtiungkan dan dianalisa berdasarkan informasi yang tersedia secara terbuka.a. Penyebab Kerusakan Tanah

Kerusakanyang dialami padatanahdisebabkan olehkemunduran sifat sifat kimia dan fisiktanah, yakni:

1.Kehilangan unsur hara dan bahan organik,

2.Menurunnya kapasitas infiltrasi dan kemampuantanahmenahan air,

3.Meningkatnya kepadatan dan ketahanan penetrasitanah,serta berkurangnya kemantapan strukturtanahyang pada akhirnya menyebabkan memburuknya pertumbuhan tanaman dan menurunnya produktivitas.

b. Menilai kerusakan tanah

Biasanya untuk menilai tingkat kerusakan tanah, menggunakan parameter sebagai berikut : iklim, curah hujan, hidrologi, tipologi luapan, posisi lahan, land use, tebal gambut pada tanah, tingkat dekomposisi tanah, fraksi pasir (%), nilai redoks, pH, dll

Penilaian Kerusakan Lahan

NoParameterKisaranNilaiKeterangan

1234

IklimCurah HujanHidrologiTipologi Luapandan Posisi lahanLanduseTanahTanah Gambut (cm)dan tingkat dekomposisiJelukSulfidik/Sulfurik (cm)Fraksi Pasir (%)Nilai Redoks (mV)pHDHL (mS)

>2500 25P2O5 HCl (mg/100g) < 10 10 - 20 21 - 40 41 - 60 > 60P2O5 Bray-1 (ppm) < 10 10 - 15 16 - 25 26 - 35 > 35P2O5 Olsen (ppm) < 10 10 - 25 26 - 45 46 - 60 > 60K2O HCl 25% (mg/100g) < 10 10 - 20 21 - 40 41 - 60 > 60KTK (me/100g) < 5 5 - 16 17 - 24 25 - 40 > 40Susunan Kation :K (me/100g) < 0,1 0,1-0,2 0,3-0,5 0,6-1,0 >1,0Na (me/100g) < 0,1 0,1-0,3 0,4-0,7 0,8-1,0 >1,0Mg (me/100g) < 0,4 0,4-1,0 1,1-2 ,0 2,1-8,0 > 8,0Ca (me/100g) < 0,2 2 - 5 6 - 10 11 - 20 > 20Kejenuhan Basa (%) < 20 20 - 35 36 - 50 51 - 70 > 70 Aluminium (%) < 10 10 - 20 21 - 30 31 - 60 > 60______________________________________________________________________________ Sangat Masam Agak Netral Agak Alkalis masam masam alkalis______________________________________________________________________________ pH H2O < 4,5 4,5 - 5,5 5,6- 6,5 6,6-7,5 7,6-8,5 > 8,5______________________________________________________________________________Sumber : Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. Edisi Revisi. Penerbit Akademika Pressindo. Jakarta. Hal. 126. Prinsip yang harus diperhatikan dalam uji tanah ialah bahwa metode analisa tanah tersebut (1) harus dapat mengekstraksi bentuk unsur hara yang tersedia saja, secara tepat. Jadi sifatnya selektif artinya tidak mengekstraksi bentuk yang tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman, (2) metode analisa yang dipakai dilaboratorium harus sederhana, cepat, mudah dilaksanakan dan memiliki ketepatan dan ketelitian tinggi, (3) hasil analisis harus dapat direproduksi. Dengan demikian larutan kimia yang dibuat harus didasarkan pada pengetahuan yang baik tentang bentuk-bentuk kimia dari unsur hara di dalam tanah dan tentang sifat akar tanaman dan mekaniusme pelarutan bentuk-bentuk kimia oleh akar tanaman. Oleh karena itu uji kimia tanah perlu dikorelasikan dengan serapan hara oleh tanaman melalui percobaan rumah kaca (uji korelasi) dan percobaan lapangan (uji kalibrasi). Uji korelasi dimaksudkan untuk mendapatkan metode yang tepat untuk suatu unsur dan tanaman tertentu. Sedangkan uji kalibrasi dimaksudkan untuk mendapatkan hubungan antara selang kadar suatu unsur hara atau nilai kritisnya dengan respons tanaman di lapangan terhadap unsur tersebut. Dengan demikian memberikan nilai agronomik bagi angka uji tanah tersebut. Tanpa uji kalibrasi maka angka-angka uji tanah tidak berarti sama sekali. Hasil uji tanah ini dipakai untuk: (1) menentukan jumlah hara yang tersedia bagi tanaman, (2) memberi peringatan kepada petani tentang bahaya-bahaya yang mungkin akan terjadi pada pertanamannya, baik bahaya defisiensi ataupun keracunan, (3) menjadi dasar penetapan dosis pupuk, dan (4) memberikan perkiraan produksi akibat pemakaian dosis pupuk tersebut sehingga memungkinkan dilakukannya evaluasi ekonomi, (5) membantu pemerintah dalam menyusun kebijaksanaan antara lain dalam hal pengadaan dan penyebaran pupuk, perencanaan wilayah, dan infrastruktur.b. Mengamati Symptom Pertumbuhan Tanaman Kekurangan unsur hara di dalam tanah dapat memperlihatkan gejala-gejala pertumbuhan tertentu pada tanaman. Misalnya kekurangan unsur hara besi (Fe) akan menyebabkan chlorosis; kekurangan hara nitrogen (N) menyebabkan tanaman kerdil, dan sebagainya.c. Analisis Contoh Tanaman Kekurangan unsur hara di dalam tanah dapat juga diketahui dari analisis jaringan tanaman. Pendekatan ini didasarkan pada prinsip bahwa konsentrasi suatu unsur hara di dalam tanaman merupakan hasil interaksi dari semua faktor yang mempengaruhi penyerapan unsur tersebut dari dalam tanah. Analisis tanaman umumnya dilakukan terhadap bagian-bagian tertentu saja ataupun seluruh bagian tanaman. Interpretasi keadaan kesuburan tanah akan lebih baik apabila kedua cara ini (analisis tanah dan tanaman) digabungkan. Teknik analisis tanaman lebih umum dipakai untuk tanaman umur panjang dibandingkan tanaman semusim. Seperti halnya dengan uji tanah, maka pada analisis tanamanpun pemilihan metode analisis dilakukan melalui uji-uji korelasi dan kalibrasi. Uji korelasi disini bertujuan untuk mencari hubungan yang paling baik dari kadar suatu unsur dalam bagian-bagian tanaman tertentu atau seluruhnya dan pada umur-umur tertentu dengan produksi tanaman. Pada uji kalibrasi dicari hubungan antara selang ataupun nilai kritis dari unsur tersebut dalam tanaman dengan produksi tanaman. Teknik ini banyak dipakai pada perkebunan tebu di Hawaii dengan istilah Crop logging (Clements, 1980). Sebagai gambaran mengenai kandungan unsur hara tanaman yang merupakan batas antara defisiensi dan kecukupan, disajikan pada Tabel 2.Tabel 2. Batas antara Kecukupan dan Defisiensi Unsur Hara Berdasarkan Data Analisis Tanaman (Sanchez, 1976). ___________________________________________________________________ Unsur Hara Tebu Padi Jagung Kedelai ____________________________________________________________________ N (%) 1,5 2,5 3,0 4,2 P (%) 0,05 0,10 0,25 0,26 K (%) 2,25 1,0 1,90 1,71 Ca (%) 0,15 0,15 0,40 0,36 Mg (%) 0,10 0,10 0,25 0,26 S (%) 0,01 0,01 - - Cu (ppm) 1 3,4 10 21 Fe (ppm) 5 6 5 10 Mn (ppm) 10 70 15 51 Mo (ppm) - - 0,1 1,0 Zn (ppm) 10 10 15 21 Si (%) - 5 - - ____________________________________________________________d. Percobaan Pot di Rumah Kaca Percobaan pot di rumah kaca dengan menggunakan tanaman sebagai indikator (Biological test) dapat pula memberi gambaran mengenai status unsur hara di dalam tanah. Pendekatan yang dilakukan disini adalah : contoh-contoh tanah diambil dari daerah yang akan diteliti kemudian dengan berat tertentu dimasukkan kedalam pot dan ditanamai dengan tanaman tertentu pula. Selanjutnya setiap pot diberikan perlakuan pupuk menurut jenis dan jumlah unsur hara yang diteliti (sebagian tanpa pupuk/kontrol). Dari pertumbuhan atau produksi tanaman yang diperoleh dapat dideteksi kekurangan dan kebutuhan akan unsur hara dari tanah dan tanaman tersebut.e. Percobaan Lapangan Percobaan pertumbuhan dan produksi tanaman (biological test) di lapangan dengan menggunakan berbagai jenis dan jumlah pupuk tertentu dapat diketahui kekurangan unsur hara yang perlu ditambahkan ke dalam tanah dalam bentuk pupuk untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman dalam mencapai tingkat produksi tertentu.BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tanah merupakan sumber daya alam yang mengandung benda organik dan anorganik yang mampu mendukung pertumbuhan tanaman. Tanah bisa mengalami kerusakan, bahkan tanah termasuk wujud alam yang mudah mengalami kerusakan.Uuntuk menilai tingkat kerusakan tanah, menggunakan parameter sebagai berikut : iklim, curah hujan, hidrologi, tipologi luapan, posisi lahan, land use, tebal gambut pada tanah, tingkat dekomposisi tanah, fraksi pasir (%), nilai redoks, pH.Cara penilalaian kerusakan pada tanah dapat dilakukan dengan pengukuran analisis kadar unsur K dan P, analisis kadar unsur Nitrogen dengan cara kjeldhal. Kandungan unsur hara di dalam tanah sebagai gambaran status kesuburan tanah dapat dinilai dengan beberapa metode pendekatan yaitu : (1) Analisa contoh tanah, (2) Mengamati gejala-gejala (symptom) pertumbuhan tanaman, (3) Analisa contoh tanaman, (4) Percobaan pot di rumah kaca, dan (5) Percobaan lapangan.

B. Saran

Untuk menjaga kestabilan tanah yang semakin hari semakin tercemar maka diharapkan untuk mengurangi aktivitas-aktivitas yang menyebabkan tanah tercemar.

1