laporan lengkap KESUBURAN muh. nashra yansar

48
I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tanah sebagai media tumbuh tanaman empunyai fungsi menyediakan air, udara dan unsure hara untuk pertumbuhan tanaman, namun demikian, kemampuan tanah menyediakan unsure hara sangat terbatas. Hal ini terbukti dengan pemakaian tanah yang terus menerus secara intensif tanpa penambatan unsure hara mengakibatkan merosotnya produktifitas tanah, menurunkan hasil panen dan rusaknya sifat fisik, kimia, dan biologi tanah (kesuburan tanah). Kesuburan tanah atau kandungan unsure hara pada lapisan permukaan tanah (top soil) selain dapat terjamin kaena pemupukan, juga karena dalam tanah berlangsung proses-proses pembentukan tanah, yang dalam hal ini sangat berperan factor-faktor iklim, jasad hidup (hewani), bahan-bahan induk lainnya, sehingga 1

Transcript of laporan lengkap KESUBURAN muh. nashra yansar

Page 1: laporan lengkap KESUBURAN muh. nashra yansar

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Tanah sebagai media tumbuh tanaman empunyai fungsi menyediakan air,

udara dan unsure hara untuk pertumbuhan tanaman, namun demikian, kemampuan

tanah menyediakan unsure hara sangat terbatas. Hal ini terbukti dengan pemakaian

tanah yang terus menerus secara intensif tanpa penambatan unsure hara

mengakibatkan merosotnya produktifitas tanah, menurunkan hasil panen dan

rusaknya sifat fisik, kimia, dan biologi tanah (kesuburan tanah).

Kesuburan tanah atau kandungan unsure hara pada lapisan permukaan

tanah (top soil) selain dapat terjamin kaena pemupukan, juga karena dalam tanah

berlangsung proses-proses pembentukan tanah, yang dalam hal ini sangat berperan

factor-faktor iklim, jasad hidup (hewani), bahan-bahan induk lainnya, sehingga

segala unsure hara yang terangkut bersama tanaman ketika panen dapat segera

diganti atau dipenuhi oleh sejumlah pupuk yang diberikan dan zat-zat hasil

pelapukan bahan induk tanah.

Pertumbuhan dan produksi tanaman adalah merupakan fungsi dari semua

factor tumbuh tanaman, diantaranya adalah factor genetic, cahaya, air, udara,

tunjangan mekanik, dan unsure hara esensial. Pertumbuhan maksimum tanaman

hanya mungkin dicapai bila semua factor-faktor tumbuh tersebut berada dalam

keadaan optimum. Apabila salah satu dari factor trsebut berada dalam keadaan

minimum sudah tentu akan menurunkan keaktifan factor-faktor tumbuh yang lain.

1

Page 2: laporan lengkap KESUBURAN muh. nashra yansar

Pertumbuhan tanaman juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan yang

berpengaruh negative terhadap pertumbuhan tanaman, kadar garam yang tinggi

dalam tanah dan genangan.

Berdasarkan uraian diatas maka dianggap perlu meaksanakan praktikum

kesuburan tanah dengan indicator tanaman jagung untuk melihat gejala yang

muncul pada tanaman jagung yang kekurangan salah satu unsure hara.

I.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh pupuk

Nitrogen, Posfor dan Kalium terhadap pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays)

pada tanah berbagai jenis tanah dan faktor yang mempengaruhinya.

Kegunaan dari praktikum ini adalah sebagi bahan informasi dalam

pengelolaan tanah sebagai media tumbuh tanaman melalui tingkat pemupukan.

2

Page 3: laporan lengkap KESUBURAN muh. nashra yansar

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanah Alfisol

Tanah Alfiols adalah tanah dimana terdapat penimbunan liat dihorison

bawah (argilik) dan mempunyai kejenuhan basa (berdasarkan jumlah kation) yang

tertinggi yaitu lebih dari 35% pada kedalaman 150 cm dari permukaan tanah. Liat

yang tertimbun dari horison bawah ini berasal dari horison diatasnya dan tercuci ke

bawah bersama dengan gerakan air (Hardjowigeno, 2003)

Alfisol merupakan tanah yang relatif muda masih banyak mengandung

mineral primer yang mudah lapuk, mineral liat kristalin dan kaya unsur hara.

Tanah ini mempunyai kejenuhan basa tinggi, KTK dan cadangan unsur hara tinggi.

Alfisol merupakan tanah-tanah dimana terdapat penimbunan liat di horison bawah.

Liat yang tertimbun di horison bawah ini berasal dari horison diatasnya dan tercuci

kebawah bersama gerakan air perkolasi (Foth, 1994)

Alfisol ditemukan banyak di zona iklim, tetapi yang utama adalah di daerah

beriklim sedang yang bersifat humid atau subhumid, dengan bahan induk relative

muda dan stabil paling sedikit selama beberapa ribu tahun. Oleh karena itu, alfisol

adalah tanah yang relative muda, masih banyak mengandung mineral tanah yang

mudah lapuk, mineral liat Kristal ini kaya akan unsure hara (Darmawijaya, 1990)

Daya menahan air dan permeabilitas sedang, kepekaan terhadap erosi

sedang sampai besar, serta air pada keadaan ini merupakan faktor pembatas secara

umum sifat fisiknya sedang sampai baik, sifat kimianya baik, sehingga nilai

3

Page 4: laporan lengkap KESUBURAN muh. nashra yansar

prokduktivitas tanahnya sedang samapai tinggi. Pada umumnya Alfisols adalah

tanah yang sangat produktif. kandungan basa yang sedang sampai yang besar itu

umumnya menghasilkan tanaman yang cukup besar (Sarief, 1986)

2.2 Tanah Inceptisol

Beberapa Inceptisol terdapat dalam keseimbangan dengan lingkungan dan

tidak akan matang bila lingkungan tidak berubah. Beberapa inceptisol yang lain

telah dapat diduga arah perkembangannya apakah ke ultisol, alfisol, atau tanah-

tanah yang lain (Hardjowigeno, 2003)

Inceptisol adalah tanah-tanah yang kecuali dapat memilki epipedon okrik

dan horizon albik seperti yang dimilki tanah entisol juga mempunyai beberapa sifat

penciri lain (misalnya horizon kambik) tetapi belum memenuhi syarat bagi ordo

tanah yang lain (Hardjowigeno, 2007)

Salah satu penciri terpenting bagi inceptisol adalah ditemukannya horizon

kambik pada kedalaman kurang lebih 100 cm. Apabila horizon kambik tidak

ditemukan, tanah dapat diklasifikasikan juga sebagai inceptisol bila mempunyai

horizon klasik, petroklasik, duripan (Munir, 1996).

2.3 Tanah Alluvial

Tanah Alluvial meliputi lahan yang dipengaruhi oleh aktivitas sungai atau

mengalami banjir, sehingga dapat dianggap masih muda dan belum ada diferinsiasi

horizon. Endapan Alluvial yang sudah tua dan menampakkan akibat pengaruh

4

Page 5: laporan lengkap KESUBURAN muh. nashra yansar

iklim dan vegetasi tidak termasuk Inceptisols, mungkin lebih berkembang.

Kebanyakan tanah ini disepanjang aliran sungai merupakan campuran

mengandung cukup banyak hara tanaman, sehingga umumnya dianggap tanah

subur sejak dulu. Tekstur tanahnya sangat variabel, baik vertikal maupun

horizontal, jika banyak mengandung lempung tanahnya sukar diolah dan

menghambat drainase tanah (Munir. M, 1996)

Tanah Alluvial proses pembentukannya sangat tergantung dari bahan induk

asah tanah itu dan topografinya punya tingkat kesuburan yang bervariasi dari

rendah sampai tinggi, tekstur dari sedang hingga kasar, kandungan bahan organic

dari rendah hingga tinggi, strukturnya bervariasi, pH tanah berkisar asam hingga

alkalis (Indranada, 1995).

Pada tanah Alluvial yang berasosiasi dengan tanah gurun (Desert Soils)

rupanya juga mengalami kekurangan unsur Zn dan Fe yang perlu diperbaiki. Jika

melihat genesa tanahnya, kurang dipengaruhi iklim dan vegetasi, tetapi yang paling

nampak pengaruhnya pada ciri dan sifat tanahnya ialah bahan induk dan topografi

akibat waktu terbentuknya yang masih muda. Berdasarkan bahan induknya, maka

tanah Alluvial terbagi atas: pasir, lempung, kapur. Memperhatikan cara

terbentuknya maka fisiografi untuk terbentuknya tanah ini terbatas pada (a) lembah

sungai, (b) dataran pantai, (c) bekas danau. Semuanya mempunyai relief datar atau

cekungan datar (Munir, 1996)

5

Page 6: laporan lengkap KESUBURAN muh. nashra yansar

2.4 Pupuk Anorganic

2.4.1 Pupuk Nitrogen

Bersama unsur fosfor (P) dan kalium (K), nitogen (N) merupakan unsure

hara yang mutlak dibutuhkan oleh tanaman. Bahan tanaman kering mengandung

sekitar 2 sampai 4 % N; jauh lebih rendah dari kandungan C yang berkisar 40%.

Namun hara N merupakan komponen protein (asam amino) dan khlorofil. Bentuk

ion yang diserap oleh tanaman umumnya dalam bentuk NO3- dan NH4+ bagi

tanaman padi sawah (Russell, 1973).

Nitrogen merupakan hara esensial yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah

yang banyak. Unsur hara ini merupakan konstituen dari protein dan asam nuklet,

dan terlibat dalam sintesis dan transfer energi. Dalam kondisi air mencukupi,

nitrogen dapat menjadi faktor pembatas utama pertumbuhan tanaman. Nitrogen

merupakan unsur hara yang banyak dipasok melalui pemupukan. Aplikasi nitrogen

melalui pemupukan mempunyai tujuan untuk meningkatkan hasil dan

meningkatkan keuntungan secara ekonomi, akan tetapi kelebihan nitrogen dapat

menyebabkan kerugian secara ekonomi baik akibat penurunan kualitas tanaman

maupun kerusakan lingkungan, sehingga pemupukan yang akurat diperlukan untuk

efisiensi dan agar supaya ramah lingkungan. Dalam sistem pertanian saat ini,

tanaman banyak membutuhkan pasokan nitrogen. Banyak hasil penelitian yang

menyebutkan bahwa, bahan organik tanah merupakan sumber utama nitrogen,

6

Page 7: laporan lengkap KESUBURAN muh. nashra yansar

sehingga bahan organik tanah perlu dikonservasi. Penelitian nitrogen dapat

merupakan kajian atas proses tunggal atau dapat pula merupakan kajian atas daur

dan hubungan atas beberapa proses daur nitrogen (Anonim 2, 2009)

Nitrogen dapat dikatakan sebagai salah satu unsur hara yang bermuatan.

selain sangat mutlak di butuhkan , ia dengan mudah dapat hilang atau menjadi

tidak tersedia bagi tanaman. Ketidak tersediaan N dari dalam tanah dapat melalui

proses pencucian/terlindi (leaching) NO3-, denitrifikasi NO3-menjadi N2,

volatilisasi NH4+ menjadi NH3-, terfiksasi oleh mineral liat ataudikonsumsi oleh

mikroorganisme tanah. Sebagaimana yang dikemukakan sebelumnya, bahwa

larutan hara yang di dalam tanah bergerak melalui proses difusi dan aliran massa

(konveksi). Walaupun mekanismenya berbeda, namun berlangsung secara

bersama-ama. Pergerakan N di dalam tanah cukup sulit untuk diamati, karena

adanya proses transformasi yang tidak dapat dikendalikan, seperti amonifikasi dan

nitrifikasi (Nkurumah, et al. 1989).

Bila dibandingkan dengan NO3-, maka pergerakan NH4+ justru jauh lebih

lambat. Keadaan ini dikarena oleh beberapa sebab, antara lain:

a. Ion NH4+ merupakan kation yang dapat teradsorbsi di permukaan koloid tanah,

sehingga gerakan difusinya akan lebih kecil dibandingkan NO3- yang

senantiasa bebas di larutan tanah (Wild, 1981).

7

Page 8: laporan lengkap KESUBURAN muh. nashra yansar

b. Ion NH4+ di tanah sawah yang jenuh air lebih kecil aliran massa yang terjadi,

karena aliran (flux) berbanding terbalik dengan kadar air tanah, sebagaimana

persamaan kecepatan rata-rata aliran (Hillel, 1980).

Begitu besarnya peranan N bagi tanaman, maka penyediaannya sangat

diperhatikan sekali oleh para petani. Surnber N utama tanah adalah dari bahan

organik melalui proses mineralisasi NH4+ dan NO3-. Selain itu N dapat juga

bersumber dan atmosfir (78 % N melalui curah hujan (8 -10 % N tanah),

penambatan (fiksasi) oleh mikroorganisme tanah baik secara sembiosis dengan

tanaman maupun hidup bebas. Walaupun sumber ini cukup banyak secara alami,

namun untuk memenuhi kebutuhan tanaman maka diberikan secara sengaja dalam

bentuk pupuk, seperti Urea, ZA, dan sebagainya maupun dalam bentuk pupuk

kandang ataupun pupuk hijau (Sanchez, 1976).

Sumber utama nitrogen di alam adalah N2 atmosfer yang menempati 78%

dari volume total udara. Walaupun tersedia melimpah namun N atmosfer ini

terdapat dalam bentuk ikatan kovelen rangkap 3 yang bersifat sangat stabil dan

inert. Meskipun tanaman dapat menyerap sejumlah N dari atmosphere melalui

dedaunan, tetapi sebagian besar kebutuhan tanaman akan nitrogen dipenuhi dari

perakaran di dalam tanah yang diperoleh dalam bentuk nitrat dan ammonium.

Dibawah kondisi normal, N masuk dalam lingkungan tanah sebagai hasil dari

penambatan biologi dan atau decomposisi dari hewan atau residu tanaman.

Sebagian besar dari N dalam tanah terdapat dalam bentuk bahan organic, dimana

8

Page 9: laporan lengkap KESUBURAN muh. nashra yansar

bersifat relative stabil dan tidak tersedia secara langsung untuk tanaman. Oleh

karena itu agar dapat diasimilasi oleh tumbuhan tingkat tinggi maka N2 atmosfer

harus di transformasikan ke dalam bentuk yang dapat diserap oleh tumbuhan yaitu

NH4+ dan NO3-.( B.J. Miflin, 1974)

2.4.1 Pupuk Fospor

Pupuk fosfor (P) dibedakan menjadi tiga golongan berdasar atas

kelarutannya, yaitu :

1. Larut dalam asam keras

2. Larut dalam asam sitrat

3. Larut dala air

Pupuk P yang larut dalam asam keras lambat tersedia bagi tanaan, sedangkan yang

larut dalam asam sitrat atau air mengandung air mengandung P yang mudah

tersedia bagi tanaman. (Hardjowigeno S, 2003)

Fosfor berupa berbagai jenis senyawa logam transisi atau senyawa tanah

langka seperti zink sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atau perak, dan zink

silikat (Zn2SiO4)yang dicampur dengan mangan. Kegunaan fosfor yang paling

umum ialah pada ragaan tabung sinar katoda (CRT) dan lampu fluoresen,

sementara fosfor dapat ditemukan pula pada berbagai jenis mainan yang dapat

berpendar dalam gelap (glow in the dark). Fosfor pada tabung sinar katoda mulai

dibakukan pada sekitar Perang Dunia II dan diberi lambang huruf "P" yang diikuti

dengan sebuah angka (Anonim 1; 2009)

9

Page 10: laporan lengkap KESUBURAN muh. nashra yansar

Perbedaan utama diantara siklus nitrogen dan fosfor dalam tanah adalah

bahwa bentuk tersedia nitrogen ( ammonium dan nitrat) adalah ion-ion relative

stabil yahng tetap tersedia untuk digunakan tanaman. H2PO4- sebaliknya bereaksi

cepat dengan ion-ion lainnya dalam larutan tanah supaya menjadi tidak begitu

mudah larut atau tidak tersedia bagi tanaman. Reaksi dengan kalium, besi dan

alumunium umumnya terjadi. Fosfat juga diadsorbsi kuat pada permukaan liat oleh

penempatan kembali OH dari liat ( pertukaran ligand) suatu keseimbangan

dimantapkan di antara konsentrasi H2PO4- dalam larutan tanah dan bentuk mineral

yang tetap. konsentrasi fosfor dalam larutan terutama merupakan suatu fungsi

kelarutan bentuk fosfor yang tetap. Pada umumnya, terjadi penurunan kelarutan

dan ketersediaan dalam ordo kalsium fosfat, fosfat yang diadsorbsi liat, dan besi

serta alumunium fosfat (Foth, 1998).

Bentuk fosfat dominan yang tersedia bagi tanaman adalah

H2PO4-.Keberadaan air penting untuk penyerapan fosfor dalam tanah. Di dalam

larutan tanah, ion merupakan fungsi pH. Bila pH turun sampai di bawah 5,5, besi

dan aluminium yang terlarut meningkat sekali. Hal ini menyebabkan peningkatan

fosfor sebagai besi fosfat dan aluminium fosfat. Persediaan fosfor yang terbaik

adalah pada kisaran 6 dan 7. Kadar fosfor yang sangat rendah dalam lautan tanah

pada suatu saat berarti bahwa pencucian memindahakan sedikit fosfor dari dalam

tanah. Pengaruh fosfor yang terlalu sedikit atau terlalu banyak pada pertumbuhan

tanaman kurang menyolok dibandingkan dengan pengaruh nitrogen dengan

10

Page 11: laporan lengkap KESUBURAN muh. nashra yansar

kalium. Tampaknya fosfor lebih mempercepat kedewasaan daripada sebagian besar

hara lainnya, karena stimulasi yang berlebihan mendorong kedewasaa yang lebih

awal. (Notohadiprawiro; 1999).

Gejala kekurangan unsur P akan menyebabkan,warna hijau daun lebih

gelap dari yang normal. Selain itu, daun di bagian bawah sering berwarna

keunguan, terutama diantara tulang-tulang daun. Parahnya, di tahap kritis daun

akan terlihat rapuh dan mudah layu, seperti tak mempunyai kekuatan untuk berdiri

dan akhirnya menghambat pertumbuhan daun baru tanaman (Anonim 2; 2009).

Fosfor di dalam tanah dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu P-organik

dan P-anorganik.Kandungannya sangat bervariasi tergantung pada jenis tanah,

tetapi pada umumnya rendah , Gambar 20 menunjukkan bagian dunia yang

kekuranagn P (Handayanto dan Hairiyah,2007)

Fospor merupakan unsur hara esensial makro yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan tanaman. Tanaman memperoleh unsur P seluruhnya berasal dari

tanah atau dari pemupukan serta hasil dekomposisi dan mineralisasi bahan organik.

Jumlah P total dalam tanah cukup banyak, namun yang tersedia bagi tanaman

jumlahnya rendah hanya 0,01 – 0,2 mg/kg tanah (Handayanto dan Hairiyah, 2007).

Fospor yang diserap tanaman tidak direduksi, melainkan berada di dalam

senyawa organik dan organik dalam bentuk teroksidasi. Fospor organik banyak

terdapat di dalam cairan sel sebagai komponen sistim penyangga tanaman. Dalam

11

Page 12: laporan lengkap KESUBURAN muh. nashra yansar

bentuk anorganik, P terdapat sebagai fosfolipid yang merupakan komponen

membran sitoplasma dan kloroplas. Fitin merupakan simpanan fospat dalam biji,

gula fospat merupakan senyawa antara dalam berbagai proses metabolisme

tanaman. Nukleoprotein merupakan komponen utama DNA dan RNA inti sel.

ATP, ADP dan AMP merupakan senyawa berenergi tinggi untuk metabolisme.

Peranan P pada tanaman penting untuk pertumbuhan sel, pembentukan akar

halus dan rambut akar, memperkuat tegakan batang agar tanaman tidak mudah

rebah,pembentukan bunga , buah dan biji serta memperkuat daya tahan terhadap

penyakit. Tanaman jagung menghisap unsur P dalam bentuk ion sebanyak 17 kg/ha

untuk menghasilkan berat basah tanaman4200 kg/ha (Premono,2002).

Kekurangan P pada tanaman akan mengakibatkan berbagai hambatan

metabolisme, diantaranya dalam proses sintesis protein, yang menyebabkan

terjadinya akumulasi karbohidrat dan ikatan-ikatan nitrogen. Kekurangan P

tanaman dapat diamati secaa visual, yaitu daun-daun yang lebih tua akan berwarna

kekuningan atau kemerahan karena terbentuknya pigmen antisianin. Pigmen ini

terbentuk karena akumulasi gula di dalam daun sebagai akibat terhambatnya

sintesa protein. Gejala lain adalah nekrotis atau kematian jaringan pada pinggir

atau helai daun diikuti melemahnya batang dan akar terhambat pertumbuhannya.

Kekurangan p dalam tanah menyebabkan :

· Tanaman kerdil

· Daun-daun kecil

12

Page 13: laporan lengkap KESUBURAN muh. nashra yansar

· Daun berwarna hijau tua

· Daun tua menunjukkan gejala klorosis dan gugur sebelum waktunya

· Pembentukan bunga dan buah terhambat dan biji kecil

· Pembentukan akar kurang baik dan bintik akar sering tidak terbentuk (Anonim 2;

2009)

2.4.2 Pupuk Kalium

Kalium dibutuhkan oleh tanaman jagung dalam jumlah paling banayak

dalam jumlah paling banyak dibanding N dan P. Pada fase pembungaan, akumulasi

hara K telah mencapai 60-75% dari kebutuhannya. Jika K kurang, gejalanya sering

terlihat sebelum pembungaan yaitu pinggiran dan ujung daun menguning sampai

kering. Hal ini terlihat terutama pada daun bawah. Pembentukan tongkol

terpengaruh ujung tongkol bagian atas tidak penuh berisi biji tidak melekat secara

kuat pada tongkol (Anonim, 2009)

Tanaman menyerap kalium dalam bentuk K+ (umumnya pada tanaman

muda). Kalium dijumpai dalam tanah dengan jumlah yang sangat kecil. Berbeda

dengan unsur lainnya kalium tidak dijumpai dalam bahan atau bagian tanaman

seperti protoplasma, lemak dan glukosa. Kemampuan tanah untuk menyediakan

kalium dapat diketahui dari susunan mineral yang terdapat dalam tanah. Namun,

13

Page 14: laporan lengkap KESUBURAN muh. nashra yansar

umumnya mineral leusit dan biotit yang merupakan sumber langsung dalam

kalium bagi tanaman (Soepardi, 1998)

2.5 Tanaman Jagung

2.5.1 Fisiologi dan Klasifikasi Jagung

Berdasarkan hasil penulusuran http://id.wikipedia.org/wiki/Jagung bahwa

klasifikasi dan keadadan fisiologi tanaman jagung yaitu :

Klasifikasi tanaman jagung yaitu:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Graminae

Family : Graminaceae

Genus : Zea

Species : Zea mays

Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung

umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai

tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas

sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan

(seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini. Akar jagung

tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian

14

Page 15: laporan lengkap KESUBURAN muh. nashra yansar

besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul

akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga

tegaknya tanaman (Wikipedia, 2009)

Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu,

namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak

tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas

terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh

namun tidak banyak mengandung lignin. (wikipedia, 2009)

Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah

dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun.

Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung

berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-

sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman

menanggapi defisit air pada sel-sel daun.(Anonim, 2009)

Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin)

dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas

bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh

sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak

tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan

beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku,

di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat

15

Page 16: laporan lengkap KESUBURAN muh. nashra yansar

menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina.

Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif,

dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk

penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri). Bunga

betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan

"rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik.(Anonim,2009)

Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada

endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan

kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan

amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan

amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi

lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis tidak mampu

memproduksi pati sehingga bijinya terasa lebih manis ketika masih muda.

(Anonim, 2009)

2.5.2 Syarat Tumbuh Jagung

Tanaman jagung mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap tanah, baik

jenis tanah lempung berpasir maupun tanah lempung dengan pH tanah 6 -8.

Temperatur untuk pertumbuhan optimal jagung antara 24-30 °C. (Anonim,2009)

Tanaman jagung pacta masa pertumbuhan membutuhkan 45-60 cm air.

Ketersediaan air dapat ditingkatkan dengan pemberian pupuk buatan yang cutup

16

Page 17: laporan lengkap KESUBURAN muh. nashra yansar

untuk meningkatkan pertumbuhan akar, kerapatan tanaman serta untuk melindungi

dari rumput liar dan serangan hama. (Anonim,2009)

Jagung kebanyakan ditanam di dataran rendah baik di tegalan, sawah tadah

hujan, maupun sawah irigasi. Sebahagian terdapat juga di daerah pegunungan pada

ketinggian 1000-1800 meter di atas permukaan laut. Tanah-tanah yang

dikehendaki adalah gembur dan subur, karena tanaman jagung memerlukan aerasi

dan drainase yang baik. Jagung dapat tumbuh dengan baik pada berbagai macam

tanah. Tanah lempung berdebu adalah yang paling baik bagi pertumbuhannya.

Tanah-tanah berat masih dapat ditanami jagung dengan pengerjaan tanah lebih

sering selama pertumbuhannya, sehingga aerase dalam tanah berlangsung dengan

baik. Air tanah yang berlebihan dibuang melalui saluran drainase yang

dibuatdisekitar barisan jagung. Kemasaman tanah (pH) yang terbaik untuk jagung

adalah sekitar 5,5-7. Tanah dengan kemiringan tidak lebih dari 8% masih dapat

ditanami jagung dengan arah barisan tegak lurus terhadap miringnya tanah, dengan

maksud untuk mencegah erosi yang terjadi pada waktu turun hujan besar. Faktor-

faktor iklim yang terpenting adalah jumlah dan pembagian dari sinar matahari dan

curah hujan, temperature, kelembaban dan angin. Tempat penanaman jagung harus

mendapatkan sinar matahari cukup dan jangan terlindung oleh pohon-pohonan atau

bangunan. Bila tidak terdapat penyinaran dari matahari hasilnya akan berkurang.

(Djainuddin, 2000).

17

Page 18: laporan lengkap KESUBURAN muh. nashra yansar

III. METODELOGI

III.1 Tempat dan Waktu

Praktikum Kesuburan Tanah dilaksanakan di Green House Jurusan Ilmu

Tanah Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar. Yang berlangsung

dari bulan November – Desember 2009.

III.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cangkul, skop, mistar,

timbangan, alat tulis menulis. Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum

ini adalah sampel tanah Alfisols, sampel tanah Alluvial dan sampel tanah

Inceptisols, polibag, benih jagung (Zea mays), air, kertas label, pupuk urea, KCl,

SP36.

III.3 Metode Praktikum

1. Mengambil tanah Alfisol, Alluvial, dan Inceptisol, pada lapisan top soil

kemudian dihaluskan dan di ayak agar didapatkan tanah yang homogen

2. Menyiapkan polibeg kapasitas 5 kg sebanyak 5 buah

3. Mengisi polibeg dengan tanah yang telah dihaluskan tadi sebanyak 5 kg pada

masing-masing polibeg kemudian dijenuhkan sebanyak 1X24 jam.

18

Page 19: laporan lengkap KESUBURAN muh. nashra yansar

4. Menimbang pupuk nitrogen sebanyak 0,8 gr, pupuk fospor sebanyak 0,2 gr dan

pupuk klium sebanyak 0,6 gr.

5. Mencampur pupuk dengan tanah pada polibeg sesuai dengan dosis yang

ditentukan.

6. Menyiapkan benih jagung (Zea mays) yang akan ditanam, dengan terlebih

dahulu di rendam selama 1X12 jam

7. Menanam benih jagung tersebut sebanyak 2 biji kedalam 1 polibeg

8. Penyiraman dan pemeliharaan dilakukan setiap hari dan penyiangan dilakukan

jika ada gulma pengganggu.

9. Melakukan pengukuran tinggi tanaman dan jumlah daun setelah tanaman

berumur 2 minggu setiap minggunya selama 4 minggu

10. Sertelah tanaman berumur 4 minggu, dilakukan pemotongan pada pangkal,

batang kemudian ditimbang untuk mengetahui berat basahnya.

III.4 Perlakuan

Adapun perlakuan yang diberikan terhadap tanaman pada Tanah Alluvial (tanah

maros), Alfisol (tanah exfarm), dan Inceptisol (tanah gowa) :

1. Perlakuan pada tanah Alfisol (tanah exfarm)

-N-P-K (Kontrol)

-N+P+K

+N-P+K

+N+P-K

19

Page 20: laporan lengkap KESUBURAN muh. nashra yansar

2. Perlakuan pada tanah Aluvial (tanah maros)

-N-P-K (Kontrol)

-N+P+K

+N-P+K

+N+P-K

3. Perlakuan pada tanah Inceptisol (tanah gowa)

-N-P-K (Kontrol)

-N+P+K

+N-P+K

+N+P-K

+N+P+K

3.5 Parameter Pengamatan

Parameter pengamatan pada jenis tanah Alfisol, Inceptisol, dan Alluvial yaitu :

Tinggi Tanaman

Jumlah Daun

Berat Tanaman

20

Page 21: laporan lengkap KESUBURAN muh. nashra yansar

IV. HASIL PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Tinggi Tanaman

Berasarkan hasil pengamatan pada saat praktikum, di peroleh hasil sebagai berikut :

Gambar 1 : Diagram Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) Jagung pada Tanah Alfisol, Aluvial, dan Inseptisol dengan masing-masing perlakuan.

4.1.2 Jumlah Daun

Berasarkan hasil pengamatan pada saat praktikum, di peroleh hasil sebagai

berikut :

21

Page 22: laporan lengkap KESUBURAN muh. nashra yansar

Gambar 2 : Diagram Rata-rata Jumlah Daun (Helai) Jagung pada Tanah Alfisol, Aluvial, dan Inseptisol dengan masing-masing perlakuan.

4.1.3 Berat segar

Berasarkan hasil pengamatan pada saat praktikum, di peroleh hasil sebagai

berikut :

Gambar 3 : Diagram Berat Segar (gr) Jagung pada Tanah Alfisol, Aluvial, dan Inseptisol dengan masing-masing perlakuan.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Tinggi Tanaman

Berdasarkan hasil pengamatan tinggi tanaman, dari lima perlakuan, rata-

rata tinggi tanaman terbesar pada tanah Alfisol (Exfarm) yaitu pada perlakuan -N,-

P,-K (Kontrol), dan rata-rata tinggi tanaman terendah yakni pada perlakuan +N,-P,

+K. Perlakuan dengan pemberian tanpa pupuk yang menngandung fosfor (P) nilai

tinggi rata-rata tanamannya rendah. Hal ini diakibatkan karena tanaman

22

Page 23: laporan lengkap KESUBURAN muh. nashra yansar

kekurangan unsure fosfor pada tanah yang sangat sedikit tersedia bagi tanaman.

Hal ini sesuai dengan pendapat Handayanto dan Hairiyah (2007) yang menyatakan

bahwa fospor merupakan unsur hara esensial makro yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan tanaman. Tanaman memperoleh unsur P seluruhnya berasal dari

tanah atau dari pemupukan serta hasil dekomposisi dan mineralisasi bahan organik.

Jumlah P total dalam tanah cukup banyak, namun yang tersedia bagi tanaman

jumlahnya rendah hanya 0,01 – 0,2 mg/kg tanah. Sedangkan Pertumbuhan tinggi

rata-rata tanaman terbesar terdapat pada perlakuan tanpa pemberian pupuk

(control). Hal ini diakibatkan karena ketersediaan unsure-unsur hara esensial yang

cukup dan lengkap serta tidak berlebih untuk tanaman. Hal ini sesuai dengan

pendapat Subandi dan Ibrahim manwan (1990) yang menyatakan bahwa

pertumbuhan tanaman jagung akan lebih cepat apabila unsure hara yang ada di

dalam tanah tersedia dalam jumlah yang cukup dan lengkap.

Pada tanah Aluvial diperoleh rata-rata tinggi tanaman jagung tertinggi

adalah pada perlakuan pemberian pupuk tanpa pemberian unsure K (+N,+P,-K) hal

ini diakibatkan karena mineral yang ada pada tanah alluvial merupakan mineral

leusit atau pun biotit. Hal ini didukung oleh pendapat Soepardi (1998) yang

menyatakan bahwa Kemampuan tanah untuk menyediakan kalium dapat diketahui

dari susunan mineral yang terdapat dalam tanah. Namun, umumnya mineral leusit

dan biotit yang merupakan sumber langsung dalam kalium bagi tanaman.

Sedangkan tinggi rata-rata tanaman terendah yaitu pada perlakuan pemberian

23

Page 24: laporan lengkap KESUBURAN muh. nashra yansar

pupuk tanpa unsure P. Hal ini akibat tanaman kekurangan unsure yang sangat

dibutuhkan pada saat pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat

Handayanto dan Hairiyah (2007) yang menyatakan bahwa fospor merupakan unsur

hara esensial makro yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Tanaman

memperoleh unsur P seluruhnya berasal dari tanah atau dari pemupukan serta hasil

dekomposisi dan mineralisasi bahan organik.

Pada tanah Inceptisol tinggi tanaman rata-rata terbesar yakni pada

perlakuan control yaitu tanpa pemberian unsure hara (-N,-P,-K), hal ini diakibatkan

karena pada tanah inceptisol ketersediaan unsure-unsur hara esensial yang cukup

dan lengkap serta tidak berlebih untuk tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat

Subandi dan Ibrahim manwan (1990) yang menyatakan bahwa pertumbuhan

tanaman jagung akan lebih cepat apabila unsure hara yang ada di dalam tanah

tersedia dalam jumlah yang cukup dan lengkap. Sedangkan tinggi tanaman rata-

rata terendah adalah pada perlakuan pemberian pupuk tanpa pemberian unsure P

(+N,-P,+K). Hal ini dikarenakan unsure hara esensial khususnya fospor pada tanah

sangat sedikit tersedia bagi tanaman sedangkan unsure P sangat dibutuhkan oleh

tanaman dalam pertumbuhannya. Hal ini didukung oleh Handayanto dan Hairiyah

(2007) yang menyatakan bahwa fospor merupakan unsur hara esensial makro yang

dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Jumlah P total dalam tanah cukup

banyak, namun yang tersedia bagi tanaman jumlahnya rendah hanya 0,01 – 0,2

mg/kg tanah.

24

Page 25: laporan lengkap KESUBURAN muh. nashra yansar

4.2.1 Jumlah Daun

Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan jumlah daun maka

diperoleh hasil yang dilihat dari diagram yaitu jumlah daun yang paling banyak

terdapat pada tanah Alfisol yaitu pada perlakuan pemberian pupuk tanpa

pemberian unsure K. Sedangkan rata-rata jumlah daun terrendah adalah perlakuan

pemberian pupuk tanpa pemberian unsure P. Pada perlakuan pemberian tanpa

unsure P jumlah daun sedikit akibat pertumbuhan daun terhambat disebabkan

kekurangan unsure P, karena unsure P yang paling berperan. Pada perlakuan tanpa

pemberian unsure K jumlah daun banyak karena yang berperan dalam

pembentukan daun adalah unsure fospor (P) dan unsure K tidak terlalu

berpengaruh. Kedua hal ini didukung oleh pendapat Anonim 2 (2009) yang

menyatakan bahwa gejala kekurangan unsur P akan menyebabkan,warna hijau

daun lebih gelap dari yang normal. Selain itu, daun di bagian bawah sering

berwarna keunguan, terutama diantara tulang-tulang daun. Parahnya, di tahap kritis

daun akan terlihat rapuh dan mudah layu, seperti tak mempunyai kekuatan untuk

berdiri dan akhirnya menghambat pertumbuhan daun baru tanaman.

Pada Tanah Alluvial rata-rata jumlah daun terbanyak dari akumulasi empat

inggu pengamatan yaitu pada perlakuan pemberian pupuk tanpa pemberian unsure

K. Hal ini disebabkan karena unsure K kuang berperan dalam pembentukan daun

dan ketersediaan kalium pada tanah Alluvial tergantung dari mineral-mineral yang

25

Page 26: laporan lengkap KESUBURAN muh. nashra yansar

ada di dalamnya. Hal ini diduung oleh pendapat Soepardi (1998) yang

menyatakan bahwa Kemampuan tanah untuk menyediakan kalium dapat diketahui

dari susunan mineral yang terdapat dalam tanah. Namun, umumnya mineral leusit

dan biotit yang merupakan sumber langsung dalam kalium bagi tanaman.

Sedangkan perlakuan tanpa pemberian pupuk P jumlah rata-rata daunnya paling

kecil hal ini disebabkan karena tanaman kekurangan unsure P sedangkan tanaman

sangat membutuhkan unsure fospor pada saat perkembangan genaratif dalam

pertumbuhannya. Hal ini didukung oleh Anonim (2009) yang menyatakan bahwa

fospor sangat dibutuhkan pada fase-fase generative sehingga pada fase ini unsure

fospor sangat dibutuhkan dalam jumlah yang besar guna merangsang pertumbuhan

dan perkembangan tanaman.

Sama halnya pada tanah inceptisol yaitu jumlah daun yang paling banyak

terdapat yaitu pada perlakuan pemberian pupuk tanpa pemberian unsure K. Ini

terjadi akibat kandungan K dalam tanah banyak tersedia bagi tanaman. Kandungan

minerak juga mempengaruhi kadar K dalam tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat

Soepardi (1998) yang menyatakan Berbeda dengan unsur lainnya kalium tidak

dijumpai dalam bahan atau bagian tanaman seperti protoplasma, lemak dan

glukosa. Kemampuan tanah untuk menyediakan kalium dapat diketahui dari

susunan mineral yang terdapat dalam tanah. Namun, umumnya mineral leusit dan

biotit yang merupakan sumber langsung dalam kalium bagi tanaman. Sedangkan

rata-rata jumlah daun terrendah adalah perlakuan pemberian pupuk tanpa

26

Page 27: laporan lengkap KESUBURAN muh. nashra yansar

pemberian unsure P. Hal ini terjadi karena kandungan unsure hara P yang tersedia

untuk tanaman di dalam tanah sangat sedikit, didukung oleh perlakuan yang tidak

member pupuk yang mengandung unsure fospor. Hal inilah yang mengakibatkan

jumlah daun kurang. Hal ini sesuai pendapat Handayanto dan Hairiyah (2007)

yang menyatakan bahwa fospor merupakan unsur hara esensial makro yang

dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Jumlah P total dalam tanah cukup

banyak, namun yang tersedia bagi tanaman jumlahnya rendah hanya 0,01 – 0,2

mg/kg tanah. Pemberian pupuk yang kaya unsure fospor akan menambah

ketersediaan P dalam tanah bagi tanaman.

4.2.2 Berat segar

Berdasarkan hasil penimbangan yang dilakukan setelah empat minggu

pertumbuhan jagung maka dapat dilihat dari diagram yang paling tinggi berat

segarnya yaitu pada tanah Alluvial dengan perlakuan penambahan pupuk N, P, dan

K dan yang paling rendah pada tanah Inceptisols dengan perlakuan N, P dan tanpa

K hal ini dapat juga dihubungkan degan tinggi daun dan jumlah daun pada tanah

Alfisol dan perlakuan penambahan pupuk N, P, dan K dengan seimbang, hal ini

terjadi karna tanah Alfisols memiliki pH 5,5 – 6,6 yang sesuai dengan syrat

tumbuh jagung, hal ini sesuai dengan pendapat Suroto dkk., (1998) yang

menyatakan bahwa tanaman jagung membutuhkan tanah yang subur dan gembur

karena memerlukan drainase dan aerasi yang baik. Tanaman ini dapat tumbuh baik

pada berbagai jenis tanah asalkan dapat pengelolaan yang baik. Tanah dengan

27

Page 28: laporan lengkap KESUBURAN muh. nashra yansar

tekstur lempung berdebu adalah tanah yang baik untuk pertumbuhan jagung. Tanah

yang bertekstur liat masih dapat ditanami jagung bila pengelolaan tanah dikerjakan

secara optimal sehingga aerase dan ketersediaan air dalam tanah berada dalam

kondisi tersedia bagi tanaman. Tingkat kemasaman (pH) yang baik bagi tanaman

ini antara 5,6 – 7,5 dan berkaitan erat dengan ketersediaan unsur hara dalam tanah.

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum kesuburan tanah maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

28

Page 29: laporan lengkap KESUBURAN muh. nashra yansar

1. Pertumbuhan tinggi tanaman jagung paling baik pada tanah Alfisol dengan

perlakuan yang paling efektif adalah pada perlakuan control (-N,-P,-K) dan

yang paling rendah tinggi tanamannya pada tanah Inceptisol dengan perlakuan

tanpa penambahan pupuk yang mengandung P

2. Jumlah daun paling banyak pada tanah Alfisol dengan perlakuan penambahan

pupuk N dan P tanpa K. Dan paling sedikit jumlah daunnya pada tanah

Alluvial dengan perlakuan N, K tanpa P.

3. Berat segar yang paling tinggi pada tanah Iceptisol dengan perlakuan tanpa

penambahan pupuk (control), sedangkan yang paling rendah berat segarnya

pada tanah Alfisol dengan perlakuan pemberian pupuk N dan K tanpa P.

4. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung yaitu pH tanah, Jenis

tanah, unsure hara nitrogen, fosport, dan kalium, dan Iklim.

5.2 Saran

Dalam melakukan pertanaman tanaman perlu dilakukan penambahan

pupuk organic dan anorganik agar pertumbuhan tanaman lebih optimal. Dan perlu

pemberian kadar pupuk yang tidak berlebih.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, http://id.wikipedia.org/wiki/Jagung Diakses pada tanggal 14-12-2009

Anonim 1 ; www.wikipedia.org diakses pada tanggal 15-12-2009

Anonim2 ; www.spmabanjarbaru.sch.id/index. diakses pada tanggal 15-12-2009

29

Page 30: laporan lengkap KESUBURAN muh. nashra yansar

B.J. Miflin, 1974. The location of nitrate reductase and other enzymes related to amino acid biosynthesis in the plastids of roots and leaves. Plant Physiol. 54:550–555.

Darmawijaya, M.Isa. 1990. Klasifikasi Tanah. Gadjah Mada University press, Yogyakarta

Foth, Hendry D.1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Edisi keenam.Erlangga.Jakarta.

Handayanto,E dan Hairiyah,K.2007. Biologi Tanah Landasan Pengelolaan Tanah

Hardjowigeno,H.Sarwono 2003. Klasifikasi Tanah dan pedogenesis. Akademik Pressindo. Jakarta

Hardjowigeno, H. Sarwono, 2007. Ilmu Tanah. Akademik Pressindo. Jakarta

Hillel, D. 1980. Fundamentals of Soil Physics. Academica Press.

Indranada, 1995. Kesuburan Tanah. Penerbit pustaka Buana, Bandung

Munir, M.1996. Tanah-tanah Utama di Indonesia. Pustaka Jaya. Jakarta

Nkrumah, M., S.M. Griffith, N. Ahmad, and F.A. Gumbs. 1989. Lysimeter and Field Studies on 15N in a Tropical Soil. Plant and Soil. 114: 3 -12.

Notohadiprawiro. 1999. Tanah dan Lingkungan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Hal 204-205.

Premono.Widyastuti,R. 1992. Pengaruh BPF terhadap Serapan Kation UnsurMikro Tanaman Jagung pada Tanah Masam.Bandung

Russel, E. W. 1973. Soil Condition and Plant Growth 10th edition Longman-ELBS, London.

Sanchez, P .A. 1976. Properties and Management of Soils in The Tropics. John Wiley & Sons. New York.

Wild, A. 1981. Mass Flow and Diffusion in D.J. Grreenland and M.H.B. Hayes (eds). The Chemistry of Soil Processes. John Wiley & Sons New York.

30