Case Fatimah Shellya-Riandri Lingga Gunawan-Terry Mukminah Sari

download Case Fatimah Shellya-Riandri Lingga Gunawan-Terry Mukminah Sari

of 28

Transcript of Case Fatimah Shellya-Riandri Lingga Gunawan-Terry Mukminah Sari

  • 7/23/2019 Case Fatimah Shellya-Riandri Lingga Gunawan-Terry Mukminah Sari

    1/28

    Laporan Kasus

    EPULIS GRAVIDARUM

    Disusun Oleh:

    Fatimah Shellya, S.Ked 04054821517118

    Robiokta Alfi Mona, S.Ked 04054821517120

    Riandri Lingga Gunawan, S.Ked 04054821517127

    Pembimbing:

    drg. Purwandito

    DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI

    RSUP DR.MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

    2015

  • 7/23/2019 Case Fatimah Shellya-Riandri Lingga Gunawan-Terry Mukminah Sari

    2/28

    ii

    HALAMAN PENGESAHAN

    Laporan Kasus

    Judul

    EPULIS GRAVIDARUM

    Oleh:

    Oleh:

    Fatimah Shellya, S.Ked 04054821517118

    Robiokta Alfi Mona, S.Ked 04054821517120

    Riandri Lingga Gunawan, S.Ked 04054821517127

    Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat mengikuti ujian

    Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Keedokteran Gigi Fakultas Kedokteran

    Univesitas Sriwijaya periode 28September 2015 13 Oktober 2015

    Palembang, Oktober2015

    drg. Purwandito

  • 7/23/2019 Case Fatimah Shellya-Riandri Lingga Gunawan-Terry Mukminah Sari

    3/28

    iii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya sehingga

    penulisdapat menyelesaikan laporan kasusdengan judul Epulis

    Gravidarumsebagai salah satu syarat dalam mengikutiKepaniteraanKlinikdi

    Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas

    SriwijayaPalembang.

    Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada drg.

    Purwanditoselaku pembimbing yang telah membantu penyelesaian laporan kasus

    ini.

    Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan dokter muda

    dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan kasus ini.

    Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kasus ini masih banyak

    terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang

    bersifat membangun sangat kami harapkan.Demikianlah penulisan laporan ini,

    semoga bermanfaat, amin.

    Palembang, Oktober 2015

    Penulis

  • 7/23/2019 Case Fatimah Shellya-Riandri Lingga Gunawan-Terry Mukminah Sari

    4/28

    iv

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

    HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii

    KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv

    BAB I. LAPORAN KASUS ...................................................................................5

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 10

    2.1 Definisi Epulis ............................................................................................. 10

    2.2 Faktor Predisposisi Epulis ............................................................................10

    2.3 Klasifikasi Epulis.........................................................................................10

    2.4 Tatalaksana Epulis ........................................................................................19

    BAB III. ANALISIS MASALAH......................................................................... 21

    DAFTAR PUSTAKA ........... ...................................................................... ......... 23

  • 7/23/2019 Case Fatimah Shellya-Riandri Lingga Gunawan-Terry Mukminah Sari

    5/28

    BAB I

    REKAM MEDIK

    I. IDENTIFIKASI

    Nama : Ny. Rosmawati binti Samsudin

    Umur : 25 tahun

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Alamat : BP Talang Kelapa

    Agama : Islam

    Bangsa : Indonesia

    Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga

    Pendidikan : SMA

    Ruangan : Poliklinik

    MRS : -

    No. medrec : 915727

    II. ANAMNESA(Autoanamnesa pada tanggal 5 Oktober 2015 pukul 15.00

    WIB di poli gigi dan Mulut RSMH)

    a. Keluhan Utama : Ada benjolan di gusi pada bagian atas depan

    kanandan sering berdarah sejak 8 bulan yang lalu

    b. Keluhan Tambahan : Tidak ada

  • 7/23/2019 Case Fatimah Shellya-Riandri Lingga Gunawan-Terry Mukminah Sari

    6/28

    c. Riwayat Perjalanan Penyakit:

    Sejak 8 bulan yang lalu, saat pasien hamil 3 bulan, pasien

    mengatakan gigi bagian kanan atas terasa sakit kemudian diikuti

    munculnya benjolan sebesar biji kacang di gusi pada bagian gigi

    depan atas. Benjolan semakin lama semakin membesar, mudah

    berdarah terutama saat sikat gigi, tidak sakit, terasa mengganjal saat

    makan dan minum. Kemudian pasien berobat ke klinik BP Talang

    kelapa dan dikatakan benjolan tersebut diakibatkan pengaruh

    kehamilan dan sebaiknya diobati setelah persalinan, pasien hanya

    diberikan obat kumur.

    1 minggu smrspasien kembali berobat ke klinik BP talang

    kelapa dan dikatakan tidak ada alat untuk membuang benjolan pada

    gusi,kemudian pasien dirujuk ke RS Bayangkara dan kemudian pasien

    dirujuk ke poli gigi dan mulut RSMH Palembang.

    d. Riwayat Penyakit atau Kelainan Sistemik

    Penyakit atau Kelainan Sistemik Ada DisangkalAlergi : debu, dingin

    Penyakit Jantung

    Penyakit Tekanan Darah Tinggi

    Penyakit Diabetes Melitus

    Penyakit Kelainan Darah (ITP)

    Penyakit Hepatitis A/B/C/D/E/F/G/H

    Kelainan Hati Lainnya

    HIV/ AIDS

    Penyakit Pernafasan/paru

    Kelainan Pencernaan

    Penyakit Ginjal

    Penyakit / Kelainan Kelenjar ludah

  • 7/23/2019 Case Fatimah Shellya-Riandri Lingga Gunawan-Terry Mukminah Sari

    7/28

    Epilepsy

    e. Riwayat Perawatan Gigi dan Mulut Sebelumnya

    - Riwayat cabut gigi (-)

    -Riwayat tambal gigi (-)

    -Riwayat trauma (-)

    -Riwayat membersihkan karang gigi (-)

    f. Riwayat Kebiasaan buruk

    - Jarang menyikat gigi sebelum tidur

    - Kebiasaan mencongkel gigi yang berlubang dengan tangan/benda

    asing (-)

    -Kebiasaan merokok (-)

    -Kebiasaan mengkonsumsi permen atau coklat (-)

    III. PEMERIKSAAN FISIK

    a. Status Umum Pasien

    1. Keadaan Umum Pasien : Tampak sakit ringan

    2. Sensorium : Compos Mentis3. Berat Badan : 46 kg

    4. Tinggi Badan : 156 cm

    5. Vital Sign

    - Nadi : 82x/menit, isi dan tegangan cukup

    - Respiratory Rate : 20x/menit

  • 7/23/2019 Case Fatimah Shellya-Riandri Lingga Gunawan-Terry Mukminah Sari

    8/28

    - Temperatur : 36,60C

    - Tekanan Darah : 110/70 mmHg

    b. Pemeriksaan Ekstra Oral:

    1. Wajah, bibir dan pipi tidak ada kelainan.

    2. Pembesaran KGB: tidak ada.

    3. TMJ: Dalam batas normal, tidak ada dislokasi dan clicking

    c. Pemeriksaan Intra Oral:

    Mukosa bukal : Dalam batas normal

    Mukosa palatum : Dalam batas normal

    Mukosa labial : Dalam batas normal

    Palatum : Tidak ada kelainan

    Torsus palatinus : Tidak ada

    Torsus mandibularis : Tidak ada

    Lidah : dalam batas normal

    Dasar mulut : Tidak ada kelainan

    Ginggiva :Ada massa lunak pada regio (1.3),(1.4),(1.5)

    kemerahan,spontan bleeding (-),

    ukuran 2 x 1,5 x 0,5cm

    Malposisi : Tidak ada

    Maloklusi : Tidak ada

    Plak : Ada, di regio rahang kanan bawah

    Kalkulus : Ada, di regio rahang kanan bawah

    Atrisi : Tidak ada

    Hubungan rahang : ortognati

    Missing teeth : Tidak ada

  • 7/23/2019 Case Fatimah Shellya-Riandri Lingga Gunawan-Terry Mukminah Sari

    9/28

    d. Status Lokalis

    Gigi Lesi Sondase CE Perkusi Palpasi Diagnosis Tindakan

    3.6 D6 -Tidak

    dilakukan- -

    Gangren

    radiksPro ekstraksi

    4.6 D5 +Tidak

    dilakukan+ - Karies dentin Pro konservasi

    Odontogram

    0251

    65

    82

    4025

    1659

    2642

    51

    6602

    8825

    16

    6131

    22

    51

    66

    233625

    1663

    36

    0251

    6643

    84

    25

    1665

    4082

  • 7/23/2019 Case Fatimah Shellya-Riandri Lingga Gunawan-Terry Mukminah Sari

    10/28

    5166

    64

    32

    251667

    45

    6251

    66

    8480

    2516

    6950

    4251

    68

    486425

    1670

    52

    82

    51

    671552

    2516

    72

    5762

    51

    6736

    00

    2516

    7462

    425167

    56

    48

    25

    16

    766722

    51

    67

    76

    962516

    7872

  • 7/23/2019 Case Fatimah Shellya-Riandri Lingga Gunawan-Terry Mukminah Sari

    11/28

    0251

    67

    97

    442516

    80

    7682

    51

    6817

    9225

    1682

    8162

    51

    683840

    2516

    85

    88

    82

    516869

    12

    8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

    V IV III II I I II III IV V

    V IV III II I I II III IV V

    8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

  • 7/23/2019 Case Fatimah Shellya-Riandri Lingga Gunawan-Terry Mukminah Sari

    12/28

    IV. TEMUAN MASALAH

    -Ada massa lunak pada regio (1.3),(1.4),(1.5) kemerahan,spontan

    bleeding (-), ukuran 2 x 1,5 x 0,5 cm

    - Gangren Radiks 3.6

    - Karies dentin pada gigi 4.6

    V. RENCANA TERAPI

    - Epulis : Pro Gingivektomi

    - Gangren Radiks : Pro Ekstraksi

    - Karies dentin : ProKonservasi

    -Dental Health Education

    VI. PROGNOSIS

    Gigi 3.6Quo ad Vitam & fungsionam : Dubia ad bonam

    Gigi 4.6Quo ad Vitam & fungsionam : Dubia ad bonam

    Epulis dubia ad bonam

  • 7/23/2019 Case Fatimah Shellya-Riandri Lingga Gunawan-Terry Mukminah Sari

    13/28

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Definisi Epulis

    Epulis merupakan istilah yang nonspesifik untuk tumor dan massa seperti

    tumor pada gingiva (gusi). Definisi epulis adalah tumor jinak yang tumbuh dari

    gingiva, berasal dari jaringan periodonsium atau jaringan periosteum.

    2.2. Faktor Predisposisi Epulis

    Faktor predisposisi epulis antara lain iritasi kronis lokal (misalnya kalkulus,

    karies servikal, sisa akar gigi) dan perubahan hormonal.

    Gambar 1. Gambaran predileksi epulis pada gusi dan bukalis

    2.3. Klasifikasi Epulis

    Epulis dapat dibedakan berdasarkan etiologi terjadinya antara lain:

    1. Epulis Gravidarum

    2. Epulis Congenitalis

    3. Epulis Fibromatosa

    4. Epulis Granulomatosa

    5. Epulis Fissuratum

  • 7/23/2019 Case Fatimah Shellya-Riandri Lingga Gunawan-Terry Mukminah Sari

    14/28

    2.3.1 Epulis Gravidarum (Tumor Kehamilan)

    Epulis gravidarum adalah granuloma pyogenik yang berkembang pada gusi

    selama kehamilan. Tumor ini merupakan lesi proliferatif jinak pada jaringan lunak

    mulut dengan angka kejadian berkisar dari 0.2 hingga 5 % dari ibu hamil. Epulis

    tipe ini berkembang dengan cepat, dan ada kemungkinan berulang pada kehamilan

    berikutnya.Tumor kehamilan ini biasanya muncul pada trimester pertama

    kehamilan namun ada pasien yang melaporkan kejadian ini pada trimester kedua

    kehamilannya.

    Perkembangannya cepat seiring dengan peningkatan hormon estrogen dan

    progestin pada saat kehamilan. Penyebab dari tumor kehamilan hingga saat ini

    masih belum dipastikan, namun diduga kuat berhubungan erat dengan perubahan

    hormonal yang terjadi pada saat wanita hamil. Faktor lain yang memberatkan

    keadaan ini adalah kebersihan mulut ibu hamil yang buruk.

    Gambar 2. Epulis gravidarum pada wanita hamil

    Gejala tumor kehamilan ini tampak sebagai tonjolan pada gusi dengan

    warna yang bervariasi mulai dari merah muda, merah tua hingga papula yang

    berwarna keunguan, paling sering dijumpai pada rahang atas.

    Umumnya pasien tidak mengeluhkan rasa sakit, namun lesi ini sangat

    mudah berdarah saat pengunyahan atau penyikatan gigi. Pada umumnya lesi ini

  • 7/23/2019 Case Fatimah Shellya-Riandri Lingga Gunawan-Terry Mukminah Sari

    15/28

    berukuran diameter tidak lebih dari 2 cm, namun pada beberapa kasus dilaporkan

    ukuran lesi yang jauh lebih besar sehingga membuat bibir pasien sulit dikatupkan.

    Umumnya lesi ini akan mengecil dan menghilang dengan sendirinya

    segera setelah ibu melahirkan bayinya, sehingga perawatan yang berkaitan dengan

    lesi ini sebaiknya ditunda hingga setelah kelahiran kecuali bila ada rasa sakit dan

    perdarahan terus terjadi sehingga mengganggu penyikatan gigi yang optimal dan

    rutinitas sehari-hari.

    Namun pada kasus-kasus dimana epulis tetap bertahan setelah bayi lahir,

    diperlukan biopsi untuk pemeriksaan lesi secara histologis. Rekurensi yang terjadi

    secara spontan dilaporkan pada 75 % kasus, setelah 1 hingga 4 bulan setelah

    melahirkan.Bila massa tonjolan berukuran besar dan mengganggu pengunyahan

    dan bicara, tonjolan tersebut dapat diangkat dengan bedah eksisi yang konservatif.

    Namun terkadang tumor kehamilan ini dapat diangkat dengan laser karena

    memberi keuntungan yaitu sedikit perdarahan.

    2.3.2 Epulis fibromatosa

    Epulis jenis ini lebih sering dujumpai dibandingkan jenis lainnya dan

    sering mengalami rekuren (kambuh) bila operasi pengangkatannya tidak

    sempurna. Umumnya dijumpai pada orang dewasa. Terutama pada bagian

    gingiva, bibir dan mukosa bagian bukal

    etiologi : iritasi kronis

    klinis : letak antara 2 gigi, bertangkai, warna agak pucat, konsistensi kenyal

    pengobatan : eksisi

    terjadi pada mukosa mulut terutama pada tepi ginggiva, pipi dan lidah

    Epulis ini terjadi pada rongga mulut terutama pada tepi gingival dan juga

    sering terjadi pada pipi dan lidah. Etiologinya berasal dari iritasi kronis. Tampak

    klinis yang terlihat antara lain bertangkai, dapat pula tidak, warna agak pucat,

    konsistensi kenyal, batas tegas, padat dan kokoh. Epulis ini pula tidak mudah

    berdarah dan tidak menimbulkan rasa sakit.

    Jika epulis fibroma menjadi terlalu besar, bisa mengganggu pengunyahan

    dan menjadi trauma serta ulserasi. Histologis ditandai oleh proliferasi jaringan

  • 7/23/2019 Case Fatimah Shellya-Riandri Lingga Gunawan-Terry Mukminah Sari

    16/28

    ikat collagenic dengan berbagai derajat dari sel infiltrasi inflamasi. Permukaan lesi

    ditutupi oleh epitel skuamosa berlapis. Pengobatan ini dengan eksisi biopsi bedah

    dan memiliki tujuan untuk menyingkirkan lesi/neoplasma lainnya.

    Gambar 3. Epulis fibromatosa

    Secara mikroskopis terlihat jaringan gusi dibatasi oleh epitel gepeng

    berlapis yang mengalami proliferasi dengan ditandai oleh adanya rate peg tidak

    beraturan. Stroma terdiri dari jaringan ikat fibrosa padat dan kolagen yang

    tersusun dalam berkas yang tidak beraturan. Juga ada sel radang kronis dalam

    stroma.

    Gambar 4. Mikroskopis epulis fibromatosa

  • 7/23/2019 Case Fatimah Shellya-Riandri Lingga Gunawan-Terry Mukminah Sari

    17/28

    2.3.3 Epulis Granulomatosa

    Epulis granulomatosa dapat terjadi pada semua umur namun kasus ini

    paling banyak didiagnosa pada pasien dalam golongan umur 40-60 tahun, dan

    terutama terjadi pada wanita.

    Gambar 5. Epulis granulomatosa pada daerah palatal gigi insisif atas

    Lesi tampak sebagai pembesaran gusi yang muncul di antara dua gigi,

    kaya vaskularisasi sehingga mudah berdarah dengan sentuhan dan umumnya

    berwarna merah keunguan.

    Ukurannya bervariasi, sebagian besar kasus biasanya berukuran kurang

    dari 2 cm namun ada kasus yang ukurannya diameter melebihi 4 cm. Lesi ini

    dapat tumbuh menjadi massa yang bentuknya tidak beraturan yang dapat menjadi

    ulserasi dan mudah berdarah. Pada beberapa kasus giant cell epulis dapat

    menginvasi tulang di bawahnya sehingga pada gambaran radiografis akan terlihat

    erosi tulang. Sebagian besar terdiri atas jaringan granulasi. Konsistensi kenyal,

    mudah berdarah bila tersenggol.

    Terlihat jaringan gusi dibatasi oleh epitel gepeng berlapis yang mengalamiproliferasi dengan rete peg (papil epitel yang masuk ke dalam stroma jaringan ikat

    dibawah epitel) yang tidak beraturan. Stroma terdiri dari jaringan granulasi yang

    disusun oleh jaringan ikat, pembuluh darah, sebukan sel radang akut dan kronis.

    Bila ada ulserasi, biasnya sel radang yang banyak dijumpai adalah PMN sehingga

    dambarannya menyerupai granuloma piogenikum.

  • 7/23/2019 Case Fatimah Shellya-Riandri Lingga Gunawan-Terry Mukminah Sari

    18/28

    Gambar 6. Mikroskopis epulis granulomatosa

    Perawatan giant cell epulis melibatkan bedah eksisi dan kuretase tulang

    yang terlibat. Gigi yang berdekatan dengan epulis juga perlu dicabut bila sudah

    tidak dapat dipertahankan, atau dilakukan pembersihan karang gigi (scaling) dan

    penghalusan akar (root planing). Dilaporkan angka rekurensi sebesar 10 %sehingga diperlukan tindakan eksisi kembali.

    2.3.4 Epulis Kongenital

    Penyebab dari terjadinya epulis kongenital belum pasti namun para

    ilmuwan meyakini bahwa epulis ini berasal dari sel-sel mesenkim primitif yang

    asalnya darineural crest.

    Epulis tipe ini adalah kondisi kongenital yang sangat jarang ditemui, dan

    terjadi pada bayi saat kelahiran. Dari penelitian didapati bahwa epulis kongenital

    lebih banyak dijumpai pada bayi perempuan daripada laki-laki dengan rasio 8:1,

    dan paling banyak terjadi pada maksila (rahang atas) dibandingkan mandibula

    (rahang bawah).

    \

    Gambar 7.Seorang bayi perempuan dengan congenital epulis, kasus yang

    pertama kali dilaporkan pada tahun 1871 dan hingga kini hanya sekitar 200

    kejadian yang pernah dilaporkan.

  • 7/23/2019 Case Fatimah Shellya-Riandri Lingga Gunawan-Terry Mukminah Sari

    19/28

    Pada bayi yang baru lahir dijumpai massa tonjolan pada mulutnya,

    biasanya pada tulang rahang atas bagian anterior (depan). Dari 10% kasus yang

    dilaporkan, lesi yang terjadi adalah lesi multipel namun dapat juga berupa lesi

    tunggal. Ukuran lesi bervariasi, dari 0.5 cm hingga 2 cm namun ada kasus di

    mana ukuran epulis mencapai 9 cm. lesi ini lunak, bertangkai dan terkadang

    berupa lobus-lobus dari mukosa alveolar. Bila epulis terlalu besar, dapat

    mengganggu saluran pernafasan dan menyulitkan bayi saat menyusu.

    Secara histologis, epulis kongenital mirip dengan granular cell tumor yang

    terjadi pada orang dewasa. Perbedaannya adalah pada epulis kongenital tidak

    rekuren dan tampaknya tidak berpotensi ke arah keganasan. Kelainan ini dapat

    ditemui secara dini saat sang ibu memeriksakan kandungan melalui alat

    sonography namun diagnosa yang pasti belum dapat ditegakkan.

    Pada sebagian besar kasus, epulis cenderung mengecil dengan sendirinya

    dan menghilang saat bayi mencapai usia sekitar 8 bulan. Dengan demikian lesi

    yang berukuran kecil tidak membutuhkan perawatan.

    Lesi yang lebih besar dapat mengganggu pernafasan dan/atau menyusui

    sehingga perlu dilakukan pembedahan dengan anestesi total. Dilaporkan

    keberhasilan penggunaan laser karbondioksida untuk mengoperasi lesi epulis yang

    besar. Dari kasus-kasus yang ada, kejadian ini tampaknya tidak mengganggu

    proses pertumbuhan gigi.

    2.3.5 Epulis Fissuratum

    Epulis fissuratum adalah hyperplasia mukosa akibat trauma ringan kronik

    oleh pinggiran gigi palsu. Epulis fissuratum dianalogikan sebagai akantoma

    fissuratum pada kulit.

    Epulis

    fissuratum muncul berhubungan dengan pinggiran gigi palsu. Epulis biasanya

    ditemukan pada vestibuler maksila atau mandibula. Kebanyakan epulis fissuratum

    terjadi pada ras kulit putih. Ini berhubungan dari dominasi ras kulit putih untuk

  • 7/23/2019 Case Fatimah Shellya-Riandri Lingga Gunawan-Terry Mukminah Sari

    20/28

    sering menggunakan gigi palsu.

    Kebanyakan

    kasus terjadi pada wanita. Pada kenyataannya, wanita lebih suka menggunakan

    gigi palsu dalam waktu yang lebih lama, karena alasan estetik. Kemungkinan,

    perubahan epitel menjadi atropi pada wanita menopause, mempengaruhi

    kejadiannya pada wanita yang lebih tua. Epulis fissuratum terbanyak terjadi pada

    umur 50, 60, dan 70-an, tapi dapat ditemukan pada hampir seluruh umur. Epulis

    fissuratum pernah ditemukan pada anak kecil. Faktanya, lesi berhubungan dengan

    penggunaan gigi palsu dan proses iritasi yang kronis memiliki insidensi lebih

    tinggi pada individu yang lebih tua.

    Pemeriksaan

    pada pasien epulis fissuratum patient typically ditemukan pembengkakan pada

    mukosa hiperplastik, dimana meliputi pinggiran dari gigi palsu. Lesi lebih sering

    pada bagian depan dari gigi palsu. Lesi pada daerah lingual jarang ditemukan.

    Lesi ini lebih sering pada bagian anterior rahang. Permukaan dari massa epulis

    fissuratum : halus, biasanya berbentuk ulseran atau papiler. Ukuran dari lesi epulis

    fissuratum lesion bervariasi; pada beberapa lesi kecil, tapi dapat meliputi seluruh

    mukosa vestibuler yang kontak dengan gigi palsu. Walaupun sering dalam warna

    mukosa, eritema juga bisa terjadi, jika terjadi inflamasi. Beberapa lesi muncul

    mejadi granuloma piogenik, disebabkan proliferasi kapiler.

  • 7/23/2019 Case Fatimah Shellya-Riandri Lingga Gunawan-Terry Mukminah Sari

    21/28

    Gambar 8. Epulis Fissuratum pada anterior mandibula, pada tempat gigi palsu

    biasa dipasang. Terlihat fambaran eritema. Pada permukaan lesi biasanya halus

    seperti pada gambar.

    Penyebab dari epulis fissuratum adalah iritasi kronis ringan pada tempat

    pemasangan gigi palsu. Biasanya, berhubungan dengan resopsi dari tulang

    alveolar, supaya gigi palsu dapat bergerak pada mukosa vestibuler,

    mengakibatkan inflamasi hiperplasi jaringan yang berproliferasi pada tepi gigi

    palsu tersebut.

    Lesi ini dapat dihilangkan dengan eksisi. Selain itu, gigi tiruan yang

    menjadi timbulnya lesi ini harus diperbaiki hingga dapat memiliki kecekatan yang

    baik namun tidak memberi tekanan berat terhadap mukosa supaya mencegah

    iritasi yang lebih berat lagi. Meski lesi ini sangat jarang dihubungkan dengan

    karsinoma sel skuamosa, namun sebagai tindakan preventif sebaiknya dilakukan

    pemeriksaan mikroskopis pada lesi yang telah dibuang tersebut.

    Pemeriksaan gigi rutin, dapat mencegah epulis fissuratum. Pasien yang

    menggunakan gigi palsu jarang sadar, bahwa mereka juga perlu memeriksakan

    kesehatan mulut mereka ke dokter gigi, sehingga meningkatkan resiko terjadinya

    epulis fissuratum.

    Dengan penatalaksanaan segera, prognosis dari epulis fissuratum ini

    adalah baik. Masalah yang mungkin terjadi adalah, massa pada daerah mukosa

    vestibuler dan berhubungan dengan gigi palsu sering lolos dari diagnosis sebagai

    epulis fissuratum. Sayangnya, pada kasus yang jarang, massa ini dapat menjadi

    skuamos sel karsinoma atau sudah bermetastase. Karena itu, jaringan ini, setelah

    diesktirpasi harus diperiksa secara histologis. Perlu disarankan kepada pasien

    untuk memeriksakan gigi mereka secara rutin jika dibutuhkan dan jika ada

    gangguan pada jaringan mulut.

  • 7/23/2019 Case Fatimah Shellya-Riandri Lingga Gunawan-Terry Mukminah Sari

    22/28

    Gambar 9. Massa pada mukosa vestibuler posterior ini, berhubungan dengan

    penggunaan gigi palsu total. Pada pasien ini, massa sudah berubah menjadi

    skuamous sel karsinoma.

    2.4. Tata laksana Epulis

    Ekskokleasi epulis ialah pengangkatan jaringan patologis dari ginggiva,

    pencabutan gigi yang terlibat serta pengerokan sisa jaringan pada bekas akar gigi.

    a. Indikasi operasi

    Epulis kecuali epulis gravidarum

    b. Kontra indikasi Operasi

    Komorbiditas beratc. Diagnosis Banding

    Karsinoma gingiva

    d. Pemeriksaan Penunjang

    FNA

    e. Teknik Operasi

    Menjelang operasi

    Penjelasan kepada penderita dan keluarganya mengenai tindakan

    operasi yang akan dijalani serta resiko komplikasi disertai dengan tandatangan

    persetujuan dan permohonan dari penderita untuk dilakukan operasi.

    (Informed consent).

    Memeriksa dan melengkapi persiapan alat dan kelengkapan operasi.

    Penderita puasa minimal 6 jam sebelum operasi.

  • 7/23/2019 Case Fatimah Shellya-Riandri Lingga Gunawan-Terry Mukminah Sari

    23/28

    Antibiotika profilaksis, Cefazolin atau Clindamycin kombinasi dengan

    Garamycin, dosis menyesuaikan untuk profilaksis.

    Tahapan operasi

    Dilakukan dalam kamar operasi, penderita dalam narkose umum dengan

    intubasi nasotrakheal kontralateral dari lesi, atau kalau kesulitan bisa

    orotrakeal yang diletakkan pada sudut mulut serta fiksasinya kesisi

    kontralateral, sehingga lapangan operasi bisa bebas. Posisi penderita

    telentang sedikit head-up(20-250), ekstensi (perubahan posisi kepala

    setelah didesinfeksi).

    Desinfeksi intraoral dengan Hibicet setelah dipasang tampon steril di

    orofaring.

    Desinfeksi lapangan operasi luar dengan Hibitane-alkohol 70% 1:1000.

    Posisikan penderita tengadah dengan mengganjal bantal pundaknya.

    Dengan menggunakan mouth spreader mulut dibukasehingga lapangan

    operasi lebih jelas. Insisi dilakukan diluar tepi lesi pada jaringan yang

    sehat dengan menggunakan couter-coagulation, lakukan rawat perdarahan,

    lakukan pembersihan lebih lanjut dengan jalan mencabut gigi yang terlibat

    serta lakukan kerokan pada sisa sekitar tumor.

    Surat pengantar PA diberi keterangan klinis yang jelas.

    f. Komplikasi operasi

    Perdarahan

    Infeksi

    Residif

    g. Mortalitas

    Sangat rendah

    h. Perawatan Pascabedah

    Infus Ringer Lactate dan Dextrose 5% dengan perbandingan 1 : 4 (sehari).

  • 7/23/2019 Case Fatimah Shellya-Riandri Lingga Gunawan-Terry Mukminah Sari

    24/28

    Antibiotik profilaksis diteruskan 1 hari.

    Setelah sadar betul bisa dicoba minum sedikit-sedikit, setelah 6 jam tidak mual

    bisa diberi makan.

    Pada penderita yang dipasang kasa verband tampon steril pada saat operasi

    untuk

    menghentikan perdarahan pada bekas akar gigi, bisa dilepas setelah 1 jam

    dari operasi atau ancaman perdarahan sudah berhenti.

    Kumur-kumur/Oral hygiene penderita di teruskan terutama sebelum dan

    sesudah minum/makan.

    Penderita boleh pulang sehari kemudian.

    i. Follow-Up

    Tiap minggu sampai luka operasi sembuh

  • 7/23/2019 Case Fatimah Shellya-Riandri Lingga Gunawan-Terry Mukminah Sari

    25/28

    BAB III

    ANALISIS KASUS

    Dari anamnesis didapatkansejak 8 bulan yang lalu, saat pasien hamil 3

    bulan, pasien mengatakan gigi bagian kanan atas terasa sakit kemudian diikuti

    munculnya benjolan sebesar biji kacang di gusi pada bagian gigi depan kanan

    atas. Benjolan semakin lama semakin membesar, mudah berdarah terutama saatsikat gigi, tidak sakit, terasa mengganjal saat makan dan minum. Kemudian pasien

    berobat ke klinik BP Talang kelapa dan dikatakan benjolan tersebut diakibatkan

    pengaruh kehamilan dan sebaiknya diobati setelah persalinan, pasien hanya

    diberikan obat kumur. 1 minggu smrspasien kembali berobat ke klinik BP talang

    kelapa dan dikatakan tidak ada alat untuk membuang benjolan pada gusi,

    kemudian pasien dirujuk ke RS Bhayangkara dan kemudian pasien dirujuk ke poli

    gigi dan mulut RSMH Palembang.

    Pasien tidak memiliki riwayat penyakit atau kelainan sistemik, pasien juga

    belum pernah melakukan perawatan gigi dan mulut sebelumnya. Pasien memiliki

    riwayat kebiasaan buruk yaitu jarang menyikat gigi pada malam hari.

    Pada pemeriksaan ekstraoral tidak didapatkan asimetri wajah,

    pembengkakan, maupun trismus.Pemeriksaan intraoral didapatkan benjolan di

    mukosa ginggivaanterior kanan atas sebesar dua biji kacang, hiperemis (+),

    oedematous (+), ulkus (-). Palpasi didapatkan benjolan ukuran 2x1,5x0,5 cm,

    konsistensi lunak, batas tegas, nyeri tekan (-), mudah berdarah (+), permukaan

    rata.Pada pemeriksaan gigi geligi pasien juga didapatkan adanya gangrene radiks

    pada gigi 3.6 dan karies dentin pada gigi 4.6.

    Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik tersebut didapatkan kemungkinan

    diagnosis adalah epulis gravidarum. Faktor resiko terjadinya epulis pada kasus

    ini yang pertama adalah hormonal, karena pasien sedang dalam kehamilan

  • 7/23/2019 Case Fatimah Shellya-Riandri Lingga Gunawan-Terry Mukminah Sari

    26/28

    trimester pertama dimana mulai terjadi perubahan hormonal yaitu estrogen dan

    progesteron. Hormon estrogen dan progesteron pada kehamilan menyebabkan

    pelebaran pembuluh darah yang mengakibatkan bertambahnya aliran darah

    sehingga memudahkan terjadinya suatu proses peradangan dan ginggiva menjadi

    lebih merah, bengkak, dan mudah mengalami perdarahan. Selain itu iritasi lokal

    yang kronis akibat plak, kalkulus, dan karies dapat menyebabkan epulis, dimana

    proses peradangannya dipermudah oleh perubahan hormonal tersebut. Pasien juga

    memiliki kebiasaan buruk jarang menyikat gigi pada malam hari, padahal waktu

    malam selama tidur merupakan waktu kontak yang panjang untuk bakteri

    menyebabkan terjadinya infeksi lokal.

    Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, diagnosis banding yang

    paling mungkin adalah karsinoma ginggiva, namun dari pemeriksaan fisik juga

    tidak didapatkan adanya nyeri tekan, batas yang tidak tegas, permukaan yang

    tidak rata, dan juga tidak didapatkan penyebaran ke limfe regional yang biasanya

    dapat terjadi pada kanker ginggiva.

    Umumnya lesi ini akan mengecil dan menghilang dengan sendirinya pada

    akhir kehamilan (bulan ke-9) dan beberapa hari setelah melahirkan, maka dari itu

    dokter klinik BP Talang kelapa menyarankan agar perawatan gigi dilakukan

    setelah melahirkan untuk melihat bagaimana perkembangan epulis tersebut.

    Namun karena setelah bayi lahir dan hingga 2 bulan epulis tetap bertahan,

    maka untuk menegakkan diagnosis lebih pasti dan untuk penatalaksanaan lebih

    lanjut maka diperlukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan radiografis

    untuk mengetahui sejauh mana kerusakan jaringan dan struktur tulang

    pendukungnya, serta pemeriksaan histopatologis untuk dapat mengetahui secara

    pasti jenis epulis dan kemungkinan etiologi sehingga dapat menyingkirkan

    diagnosis banding yang lain dengan lebih tepat.

    Jika masa semakin membesar, mengganggu pengunyahan dan bicara,

    maka tonjolan tersebut dapat diangkat dengan bedah eksisi yang konservatif.

    Untuk gangrene readiks dilakukan pro ekstraksi, yaitu pencabutan pada gigi

    tersebut. Untuk karies dentin dilakukan pro konservasi, yaitu penambalan gigi

    yang mengalami karies.

  • 7/23/2019 Case Fatimah Shellya-Riandri Lingga Gunawan-Terry Mukminah Sari

    27/28

    24

    DAFTAR PUSTAKA

    Stern, Diane.2009.Epulis Fissuratum

    http://emedicine.medscape.com/article/1077440-overview di akses pada 5

    Oktober 2015

    Stern, Diane.2009.Epulis Fissuratum Follow Up

    http://emedicine.medscape.com/article/1077440-followup di akses pada 5

    Oktober 2015

    Anonim. 2013.Epulishttp://cpddokter.com/home/index2.php?option=com content

    &do_ pdf=1 &id=1699 di akses pada 5 Oktober 2015

    Anonym. 2013. Gigi dan mulut, Epulis.

    http://klikdokter.org/medisaz/read/2013/07/05/236/epulis.di akses pada 5

    Oktober 2015

    Anonym. 2009.PATOLOGI TRAKTUS DIGESTIVUS.

    http://ainuamri.blogsome.com/2009/02/19/patologi-traktus-digestivus/ di

    akses pada 5 Oktober 2015

    Anonym.

    2013. Ekskokleasi epulis.http://bedahunmuh.wordpress.com/2013/05/18/e

    kskokleasi-epulis/ di akses pada 5 Oktober 2015

    Nung nung. 2009. Gigi sehat.

    http://gigikugigiku.blogspot.com/2009/04/epulis.html di akses pada 5

    Oktober 2015

    Anonym. 2009.Epulis.http://achmadfiqar.wordpress.com/2008/06/19/epulis/ di

    akses pada 5 Oktober 2015

    Anonym.. 2009.Epulis.http://books.google.co.id/books?id=PgTdKvlA-

    noC&pg=PA42&lpg=PA42&dq=epulis+fibromatosa&source=bl&ots=aN

    7j0wkdKk&sig=nNhdhIpNlYT544ubzfw4WmGC0w&hl=id&ei=3wM4T

    NmfIIiUrAemvdyCCQ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=9&ve

    d=0CDgQ6AEwCA#v=onepage&q=epulis%20fibromatosa&f=false.di

    akses pada 5 Oktober 2015

    http://emedicine.medscape.com/article/1077440-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/1077440-followuphttp://cpddokter.com/home/index2.php?option=com%20content%20&do_%20pdf=1%20&id=1699http://cpddokter.com/home/index2.php?option=com%20content%20&do_%20pdf=1%20&id=1699http://cpddokter.com/home/index2.php?option=com%20content%20&do_%20pdf=1%20&id=1699http://klikdokter.org/medisaz/read/2010/07/05/236/epulishttp://ainuamri.blogsome.com/2009/02/19/patologi-traktus-digestivus/http://www.blogger.com/Ekskokleasi%C2%A0epulishttp://bedahunmuh.wordpress.com/2010/05/18/ekskokleasi-epulis/http://bedahunmuh.wordpress.com/2010/05/18/ekskokleasi-epulis/http://bedahunmuh.wordpress.com/2010/05/18/ekskokleasi-epulis/http://gigikugigiku.blogspot.com/2009/04/epulis.htmlhttp://achmadfiqar.wordpress.com/2008/06/19/epulis/http://achmadfiqar.wordpress.com/2008/06/19/epulis/http://books.google.co.id/books?id=PgTdKvlA-noC&pg=PA42&lpg=PA42&dq=epulis+fibromatosa&source=bl&ots=aN7j0wkdKk&sig=nNhdhIpNlYT544ubzfw4WmGC0w&hl=id&ei=3wM4TNmfIIiUrAemvdyCCQ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=9&ved=0CDgQ6AEwCA#v=onepage&q=epulis%20fibromatosa&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=PgTdKvlA-noC&pg=PA42&lpg=PA42&dq=epulis+fibromatosa&source=bl&ots=aN7j0wkdKk&sig=nNhdhIpNlYT544ubzfw4WmGC0w&hl=id&ei=3wM4TNmfIIiUrAemvdyCCQ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=9&ved=0CDgQ6AEwCA#v=onepage&q=epulis%20fibromatosa&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=PgTdKvlA-noC&pg=PA42&lpg=PA42&dq=epulis+fibromatosa&source=bl&ots=aN7j0wkdKk&sig=nNhdhIpNlYT544ubzfw4WmGC0w&hl=id&ei=3wM4TNmfIIiUrAemvdyCCQ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=9&ved=0CDgQ6AEwCA#v=onepage&q=epulis%20fibromatosa&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=PgTdKvlA-noC&pg=PA42&lpg=PA42&dq=epulis+fibromatosa&source=bl&ots=aN7j0wkdKk&sig=nNhdhIpNlYT544ubzfw4WmGC0w&hl=id&ei=3wM4TNmfIIiUrAemvdyCCQ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=9&ved=0CDgQ6AEwCA#v=onepage&q=epulis%20fibromatosa&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=PgTdKvlA-noC&pg=PA42&lpg=PA42&dq=epulis+fibromatosa&source=bl&ots=aN7j0wkdKk&sig=nNhdhIpNlYT544ubzfw4WmGC0w&hl=id&ei=3wM4TNmfIIiUrAemvdyCCQ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=9&ved=0CDgQ6AEwCA#v=onepage&q=epulis%20fibromatosa&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=PgTdKvlA-noC&pg=PA42&lpg=PA42&dq=epulis+fibromatosa&source=bl&ots=aN7j0wkdKk&sig=nNhdhIpNlYT544ubzfw4WmGC0w&hl=id&ei=3wM4TNmfIIiUrAemvdyCCQ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=9&ved=0CDgQ6AEwCA#v=onepage&q=epulis%20fibromatosa&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=PgTdKvlA-noC&pg=PA42&lpg=PA42&dq=epulis+fibromatosa&source=bl&ots=aN7j0wkdKk&sig=nNhdhIpNlYT544ubzfw4WmGC0w&hl=id&ei=3wM4TNmfIIiUrAemvdyCCQ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=9&ved=0CDgQ6AEwCA#v=onepage&q=epulis%20fibromatosa&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=PgTdKvlA-noC&pg=PA42&lpg=PA42&dq=epulis+fibromatosa&source=bl&ots=aN7j0wkdKk&sig=nNhdhIpNlYT544ubzfw4WmGC0w&hl=id&ei=3wM4TNmfIIiUrAemvdyCCQ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=9&ved=0CDgQ6AEwCA#v=onepage&q=epulis%20fibromatosa&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=PgTdKvlA-noC&pg=PA42&lpg=PA42&dq=epulis+fibromatosa&source=bl&ots=aN7j0wkdKk&sig=nNhdhIpNlYT544ubzfw4WmGC0w&hl=id&ei=3wM4TNmfIIiUrAemvdyCCQ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=9&ved=0CDgQ6AEwCA#v=onepage&q=epulis%20fibromatosa&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=PgTdKvlA-noC&pg=PA42&lpg=PA42&dq=epulis+fibromatosa&source=bl&ots=aN7j0wkdKk&sig=nNhdhIpNlYT544ubzfw4WmGC0w&hl=id&ei=3wM4TNmfIIiUrAemvdyCCQ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=9&ved=0CDgQ6AEwCA#v=onepage&q=epulis%20fibromatosa&f=falsehttp://books.google.co.id/books?id=PgTdKvlA-noC&pg=PA42&lpg=PA42&dq=epulis+fibromatosa&source=bl&ots=aN7j0wkdKk&sig=nNhdhIpNlYT544ubzfw4WmGC0w&hl=id&ei=3wM4TNmfIIiUrAemvdyCCQ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=9&ved=0CDgQ6AEwCA#v=onepage&q=epulis%20fibromatosa&f=falsehttp://achmadfiqar.wordpress.com/2008/06/19/epulis/http://gigikugigiku.blogspot.com/2009/04/epulis.htmlhttp://bedahunmuh.wordpress.com/2010/05/18/ekskokleasi-epulis/http://bedahunmuh.wordpress.com/2010/05/18/ekskokleasi-epulis/http://www.blogger.com/Ekskokleasi%C2%A0epulishttp://ainuamri.blogsome.com/2009/02/19/patologi-traktus-digestivus/http://klikdokter.org/medisaz/read/2010/07/05/236/epulishttp://cpddokter.com/home/index2.php?option=com%20content%20&do_%20pdf=1%20&id=1699http://cpddokter.com/home/index2.php?option=com%20content%20&do_%20pdf=1%20&id=1699http://emedicine.medscape.com/article/1077440-followuphttp://emedicine.medscape.com/article/1077440-overview
  • 7/23/2019 Case Fatimah Shellya-Riandri Lingga Gunawan-Terry Mukminah Sari

    28/28

    25

    Dwiretno, Tantin. 2013.Epulis fibrosa dan granuloma piogenikum pada regio

    gigi dengan hambatan oklusal

    http://staff.ui.ac.id/internal/130536742/publikasi/epulisfibrosa.pdf di akses

    pada 5 Oktober 2015