Cerita Feature Nurul Silvia

2
 Percakapanpun terus berlanjut, hingga kami sempat berfikir, “  Kalau nanti kita menikah, kita akan tukaran undangan pernikahan, hingga malam membuat mereka tertidur, kabar pagi yang kudengar setelah pembicaraan semalam, dia telah tiada”,  begitulah ungkapan yang bernada haru oleh Nurul silvia, Mahasiswi Fakultas Dakwah, Kosentrasi Prodi Komunikasi. Ketika memaparkan tulisan Feature yang diulisnya. Dalam aktivitas pendidikan, baik dari jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi, sungguh sangat banyak fenomena yang terjadi, terlepas dari sudut mana kita memandang. Namun, apabila sedikit saja kita ingin merendah kebawah, kita dapat mengambil hikmah dari kisah persahabatan yang di paparkan oleh Nurul. Mahasiswi angkatan 2009 ini bercerita tentang kisah persahabatannya, kala menimba Ilmu di MUQ ( Madrasah Ulumul Qur’an ), fulan merupakan teman dekatnya, saat pendaftaran di madrasah tersebut, “ se-iring se-bahu selangkah berjalan, pahit dan manis dirasa bersama”, kian kata pepatah menyebutnya. Saat pengumuman pembagian kamar, keputusan Madrasah menyatakan, Nurul dan silvia sekamar. Saat itu wajah persantren semakin tidak asing melihat keakraban mereka semakin erat. Hampir seluruh materi pelajaran mereka diskusikan, diluar jam belajar. Seperti biasa, setelah menunaikan shalat ashar berjam’ah, mereka melanjutkan program hafiz/hafizah yang menjadi kewajiban bagi  para siswa-siswi yang menimba ilmu dimadrasah tersebut. Menghafal Al-Qur’an sudah menjadi  program rutin di Mushala tersebut. Tak luput, Nurul dan fulan saling membantu dalam proses menghafal, sebelum Muraja’ah ( setoran hafalan ) kepada sang ustad. Pada suatu malam, nurul dan silvia berbicara sambil duduk di kamar, nurul menutarakan keinginanya, “Kalau suatu saat nanti, saya sangat ingin melanjutkan pendidikan dinegeri seribu menara, Mesir. Pusat peradaban Dunia, dan nurul ingin bersama fulan berangkatnya”. Nada nurul bersahaja. “Wakh, itu memang keinginan fulan, fulan sudah lama berkeinginan kesana,  fulan terinspirasi saat kakak angkatan kita sudah berangkat sejak 2003 yang lalu”. Nurul melanjutkan ceritanya. Percakapanpun terus berlanjut, hingga kami sempat berfikir, “  Kalau nanti kita menikah, kita akan tukaran undangan pernikahan, hingga malam membuat mereka tertidur, kabar pagi yang kudengar setelah pembicaraan semalam, dia telah tiada”. Selebihnya, Kisah persahabatan nurul dengan fulan, sedikit melihat kebelakang, sangat bermanfaat untuk dijadikan pondasi bagi sebagian kalangan pelajar, arus persahabatan yang memecahkan sisi lain dari hura-hura, bersantai dan aktifitas yang kerap dilakukan pelajar seusia nurul dan fulan, dimana usia tersebut, masa rentan nya seorang wanita dalam hal-hal yang baru dijumpai.

Transcript of Cerita Feature Nurul Silvia

5/13/2018 Cerita Feature Nurul Silvia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/cerita-feature-nurul-silvia 1/2

Percakapanpun terus berlanjut, hingga kami sempat berfikir, “ Kalau nanti kita menikah, kita akan

tukaran undangan pernikahan, hingga malam membuat mereka tertidur, kabar pagi yang 

kudengar setelah pembicaraan semalam, dia telah tiada”, begitulah ungkapan yang bernada haru

oleh Nurul silvia, Mahasiswi Fakultas Dakwah, Kosentrasi Prodi Komunikasi. Ketika memaparkan

tulisan Feature yang diulisnya.

Dalam aktivitas pendidikan, baik dari jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi, sungguh

sangat banyak fenomena yang terjadi, terlepas dari sudut mana kita memandang. Namun, apabila

sedikit saja kita ingin merendah kebawah, kita dapat mengambil hikmah dari kisah persahabatan

yang di paparkan oleh Nurul.

Mahasiswi angkatan 2009 ini bercerita tentang kisah persahabatannya, kala menimba Ilmu di

MUQ ( Madrasah Ulumul Qur’an ), fulan merupakan teman dekatnya, saat pendaftaran di

madrasah tersebut, “ se-iring se-bahu selangkah berjalan, pahit dan manis dirasa bersama”, kian

kata pepatah menyebutnya.

Saat pengumuman pembagian kamar, keputusan Madrasah menyatakan, Nurul dan silvia sekamar.

Saat itu wajah persantren semakin tidak asing melihat keakraban mereka semakin erat. Hampir 

seluruh materi pelajaran mereka diskusikan, diluar jam belajar. Seperti biasa, setelah menunaikan

shalat ashar berjam’ah, mereka melanjutkan program hafiz/hafizah yang menjadi kewajiban bagi

 para siswa-siswi yang menimba ilmu dimadrasah tersebut. Menghafal Al-Qur’an sudah menjadi

 program rutin di Mushala tersebut. Tak luput, Nurul dan fulan saling membantu dalam proses

menghafal, sebelum Muraja’ah ( setoran hafalan ) kepada sang ustad.

Pada suatu malam, nurul dan silvia berbicara sambil duduk di kamar, nurul menutarakan

keinginanya, “Kalau suatu saat nanti, saya sangat ingin melanjutkan pendidikan dinegeri seribumenara, Mesir. Pusat peradaban Dunia, dan nurul ingin bersama fulan berangkatnya”. Nada

nurul bersahaja. “Wakh, itu memang keinginan fulan, fulan sudah lama berkeinginan kesana,

 fulan terinspirasi saat kakak angkatan kita sudah berangkat sejak 2003 yang lalu”. Nurul

melanjutkan ceritanya. Percakapanpun terus berlanjut, hingga kami sempat berfikir, “ Kalau nanti

kita menikah, kita akan tukaran undangan pernikahan, hingga malam membuat mereka tertidur,

kabar pagi yang kudengar setelah pembicaraan semalam, dia telah tiada”.

Selebihnya, Kisah persahabatan nurul dengan fulan, sedikit melihat kebelakang, sangat bermanfaat

untuk dijadikan pondasi bagi sebagian kalangan pelajar, arus persahabatan yang memecahkan sisi

lain dari hura-hura, bersantai dan aktifitas yang kerap dilakukan pelajar seusia nurul dan fulan,dimana usia tersebut, masa rentan nya seorang wanita dalam hal-hal yang baru dijumpai.

5/13/2018 Cerita Feature Nurul Silvia - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/cerita-feature-nurul-silvia 2/2