Combine Result 3 Copy
-
Upload
alfian-muhammad-reza -
Category
Documents
-
view
42 -
download
4
Transcript of Combine Result 3 Copy
LABORATORIUMLABORATORIUMLABORATORIUMLABORATORIUM
KIMIA FISIKAKIMIA FISIKAKIMIA FISIKAKIMIA FISIKA
Percobaan : TIMBAL BALIK-FENOL-AIR
Kelompok : II A
Nama :
1. Alfian Muhammad Reza NRP. 2313 030 071
2. Siti Kartikatul Qomariah NRP. 2313 030 081
3. Ayu Maulina Sugianto NRP. 2313 030 031
4. Yosua Setiawan Roesmahardika NRP. 2313 030 083
Tanggal Percobaan : 7 Oktober 2013
Tanggal Penyerahan : 16 Oktober 2013
Dosen Pembimbing : Nurlaili Humaidah, S.T., M.T.
Asisten Laboratorium : Dhaniar Rulandri W.
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2013
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ................................................................................................ I-1
I.2 Rumusan Masalah........................................................................................... I-1
I.3 Tujuan Percobaan ........................................................................................... I-1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori .................................................................................................... II-1
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
III.1 Variabel Percobaan ...................................................................................... III-1
III.2 Alat Yang Digunakan .................................................................................. III-1
III.3 Bahan Yang Digunakan ............................................................................... III-1
III.4 Prosedur Percobaan ...................................................................................... III-1
III.5 Diagram Alir Percobaan .............................................................................. III-2
III.6 Gambar Alat Percobaan ............................................................................... III-5
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Percobaan ...........................................................................................IV-1
IV.2 Pembahasan .................................................................................................IV-2
BAB V KESIMPULAN ...................................................................................................V-1
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................v
DAFTAR NOTASI ..........................................................................................................vi
APPENDIKS....................................................................................................................vii
LAMPIRAN
Laporan Sementara
Fotocopi Literatur
Lembar Revisi
i
ABSTRAK
Tujuan dari praktikum timbal balik fenol-air adalah untuk menentukan temperatur kritis pada kelarutan fenol-air dan fenol-HCl 0,04 N. Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah dengan menggunakan 2 gr dan 4 gr padatan fenol dan aquadest sebanyak 1,5 ml lalu memasukkan larutan fenol air dalam pemanas air beberapa detik lalu angkat larutan fenol-air tersebut, mengamati perubahan yang terjadi serta mencatat suhu saat keadaan jernih (T1), saat keadaan keruh (T2), dan suhu rata-rata(∆T). Langkah prosedur kerja untuk mencari suhu kritis awalnya dengan menimbang 2 gr fenol dan memasukkan ke dalam tabung reaksi. Setelah itu menambahkan aquadest 1,5ml menggunakan pipet tetes serta mengaduk fenol hingga larut dalam air. Selanjutnya memanaskan gelas beaker yang berisi aquadest yang didalamnya terdapat tabung reaksi fenol-air sambil mengaduknya hingga larutan fenol air menjadi jernih. Catat suhu ketika larutan mulai jernih. Setelah itu, mendinginkan larutan fenol-air sampai larutan keruh kembali. Catat suhu ketika keruh. Tambahkan aquadest 1,5 ml hingga volume penambahannya sebesar 7,5 ml. Kemudian mengulangi prosedur kerja dengan menggunakan HCl 0,4 N. Dan ulangi seluruh prosedur tersebut dengan menggunakan 4 gram fenol Dari percobaan ini, terjadi perubahan jumlah dimana pada fase awal jumlah fenol lebih dominan dibandingkan air diikuti dengan kenaikan suhu dan kemudian jumlah air lebih dominan dibandingkan dengan jumlah fenol diikuti dengan penurunan suhu. Sehingga membentuk kurva menyerupai parabola. Jadi, dapat ditarik kesimpulan temperatur akan semakin tinggi apabila semakin banyak volume air yang ditambahkan tetapi akan turun kembali ketika larutan telah mencapai titik kritis atau temperatur kritis. Kata kunci : timbal balik fenol-air, fenol-air, kelarutan, temperatur
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Kurva Komposisi Campuran Fenol Air .................................................... II-3
Gambar II.2 Struktur Molekul Fenol ............................................................................. II-9
Gambar III.6 Gambar Alat Percobaan ............................................................................ III-5
iv
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Tetapan Fisik Air pada Temperatur Tertentu .................................................. II-12
Tabel IV.1 Hasil Percobaan Timbal Balik Fenol-Air 1 ................................................... IV-1
Tabel IV.2 Hasil Percobaan Timbal Balik Fenol-Air 2 ................................................... IV-1
Tabel IV.3 Hasil Percobaan Timbal Balik Fenol-Air 3 ................................................... IV-1
I-1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kelarutan kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut (solute), untuk larut dalam
suatu pelarut (solvent).
Kelarutan timbal balik fenol-air adalah kelarutan dari larutan fenol dengan air yang
bercampur sebagian bila temperaturnya dibawah temperatur kritis. Temperatur kritis
merupakan temperatur dimana dua zat atau lebih mengalami kelarutan yang sempurna
atau yang disebut homogen. Temperatur kritis dapat dicari dengan mengunakan
percobaan ini, yaitu dengan cara memanaskan campuran dari fenol dengan air kemudian
memperhatikan temperatur dimana campuran tersebut tercampur sempurna atau
homogen. Temperatur tersebut disebut temperatur kritis. Dengan melakukan praktikum
ini, praktikan dapat mengetahui titik kritis pada kelarutan fenol dengan air dan fenol
dengan larutan HCl 0,4N. Praktikan dapat mengetahui temperatur dimana kedua bahan
tersebut menyatu secara homogen.
Pengaplikasian timbal balik fenol pada kehidupan sehari-hari yaitu kelarutan gula
dalam air. Gula yang dilarutkan ke dalam air panas, dan satu lagi dilarutkan ke dalam air
dingin, maka gula yang akan lebih cepat larut pada air panas karena semakin besar suhu
semakin besar pula kelarutannya. Aplikasi lainnya yaitu pada bidang industri pada
pembuatan reaktor kimia, pada proses pemisahan dengan cara pengkristalan integral,
selain itu juga dapat digunakan untuk dasar atau ilmu dalam proses pembuatan grandul-
grandul pada industri baja.
I.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan ini adalah :
1. Bagaimana hubungan kelarutan timbal balik fenol-air dengan variabel 2gram dan
4gram fenol beserta penambahan aquadest dan HCl 0,4 N dengan variabel 1,5-7,5 ml
dengan kelipatan penambahn variabel sebesar 1,5ml ?
2. Berapakah persentase berat fenol dalam kelarutan timbal balik fenol-air dengan
variabel berat fenol sebesar 2gram dan 4gram beserta penambahan aquadest dan HCl
0,4N dengan variabel 1,5-7,5ml dengan kelipatan penambahan variabel sebesar 1,5 ml
?
Bab I Pendahuluan
I-2
Laboratorium Kimia Fisika
Program D3 Teknik Kimia
FTI ITS
I.3. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah :
1. Mencari hubungan suhu dalam kelarutan timbal balik fenol-air dengan variabel 2gram
dan 4gram fenol beserta penambahan aquadest dengan variabel 1,5-7,5ml dengan
kelipatan penambahan variabel sebesar 1,5ml.
2. Mengetahui persentase berat fenol dalam kelarutan timbal balik fenol-air dengan
variabel berat fenol sebesar 2gram dan 4gram beserta penambahan aquadest dan HCl
0,4N dengan variabel 1,5-7,5ml dengan kelipatan penambahan variabel sebesar
1,5ml.
Bab I Pendahuluan
I-2
Laboratorium Kimia Fisika
Program D3 Teknik Kimia
FTI ITS
II-1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
Larutan dapat didefinisikan sebagai campuran yang homogen, karena itu larutan
merupakan suatu sistem satu fase yang terdiri dari satu atau lebih komponen pengisinya.
Fase tersebut dapat berbentuk solid, liquid maupun gas. Pengertian campuran itu sendiri
dapat diartikan sebagai kumpulan dua atau lebih zat yang tidak bereaksi. Kemungkinan
bentuk campuran :
1. Campuran kasar yaitu campuran yang sifat maupun bentuknya sama dengan keadaan
murninya contoh campuran tanah dan pasir, gula dan garam, dan sebagainya.
2. Dispersi koloid yaitu campuran yang ukuran partikelnya 10-7 sampai 10-5cm yang
tidak dapat dipisahkan dengan filtrasi dan berada di antara larutan homogen dan
heterogen contoh larutan tanah liat dan air, sol Fe(OH)3 , dan sebagainya.
3. Larutan sejati yaitu campuran yang homogen contohnya larutan gula dalam air,
garam dalam air, dan sebagainya
(Keenan, 1986).
Campuran kasar dan dispersi koloid disebut juga sebagai campuran heterogen dan
dapat dipisahkan secara mekanis, sedangkan larutan sejati yang bercampur secara
homogen tidak dapat dipisahkan secara mekanis (Keenan, 1986).
Fase merupakan bagian dari suatu sistem dimana sifat kimia dan fisisnya sama atau
homogen serta antara satu fase dengan fase lainnya betul-betul terpisah oleh batasan yang
baik dan jelas hingga dapat dipisahkan secara mekanis, seperti dengan penyaringan,
pengendapan dan sebagainya. Fase dapat terdiri dari material dalam jumlah yang besar
maupun kecil serta dapat dalam satu unit atau dapat dibagi dalam berbagai unit yang
lebih kecil (Keenan, 1986).
Sistem biner fenol – air merupakan sistem yang memperlihatkan sifat solubilitas
timbal balik antara fenol dan air pada suhu tertentu dan tekanan tetap. Solubilitas
(kelarutan) adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut (solute), untuk larut
dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut
yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh.
Zat-zat tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut.
Contohnya adalah etanol di dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris lebih tepatnya
disebut miscible. Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni
ataupun campuran (Keenan, 1986)
Campuran terdiri dari beberapa jenis. Di lihat dari fasen
–air, terdapat 2 jenis campuran yang dapat berupah pada kondisi tertentu. Suatu fase
didefinisikan sebagai bagian sistem yang seragam atau homogeni
submakroskopiknya, tetapi benar
batasan yang jelas dan baik. Campuran padatan atau dua cairan yang tidak saling
bercampur dapat membentuk
fase karena sistemnya yang homogen. Si
SK & Dogra S, 2008 ).
Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur sebagian
bila temperaturenya di bawah
larutan tersebut dapat bercampur sempurna (homogen) dan jika
melewati temperature
bercampur sebagian lagi. Salah satu contoh dari
kelarutan fenol dalam air yang membentuk kurva parabola yang berdasarkan pada
bertambahnya % fenol dalam setiap perubahan
kritis (Dogra SK & Dogra S, 2008 ).
Kelarutan dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
1. Larut sempurna (
2. Larut sebagian (partially miscible
3. Tidak larut (completely immiscible
(Sarah, 2013).
Istilah "tak larut" (
walaupun sebenarnya hanya ada
yang terlarut. Dalam beberapa kondisi, titik kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui
untuk menghasilkan suatu larutan yang disebut lewat jenuh yang metastabil
Sistem biner fenol
timbal balik antara fenol dan air pada suhu tertentu dan tekanan tetap. Disebut sistem
biner karena jumlah komponen campuran terdiri dari dua zat yaitu fenol dan air. Fenol
dan air kelarutanya akan berubah apabila dalam campuran itu ditambahan salah satu
komponen penyusunnya yaitu fenol atau air
Bab II
Laboratorium Kimia Fisika
Program D3 Teknik
. Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni
(Keenan, 1986).
Campuran terdiri dari beberapa jenis. Di lihat dari fasenya, P
air, terdapat 2 jenis campuran yang dapat berupah pada kondisi tertentu. Suatu fase
didefinisikan sebagai bagian sistem yang seragam atau homogeni
submakroskopiknya, tetapi benar – benar terpisah dari bagian si
tasan yang jelas dan baik. Campuran padatan atau dua cairan yang tidak saling
bercampur dapat membentuk fase terpisah. Sedangkan campuran gas
arena sistemnya yang homogen. Simbol umum untuk jumlah fase adalah P
Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur sebagian
nya di bawah temperature kritis. Jika mencapai temperature
larutan tersebut dapat bercampur sempurna (homogen) dan jika
kritis maka sistem larutan tersebut akan kembali dalam kondisi
bercampur sebagian lagi. Salah satu contoh dari temperature
kelarutan fenol dalam air yang membentuk kurva parabola yang berdasarkan pada
nya % fenol dalam setiap perubahan temperature baik di bawah
(Dogra SK & Dogra S, 2008 ).
Kelarutan dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
Larut sempurna (completely miscible), seperti air dan alkohol.
partially miscible), seperti air dan eter; air dan
completely immiscible), seperti air dan minyak.
Istilah "tak larut" (insoluble) sering diterapkan pada senyawa yang sulit larut,
walaupun sebenarnya hanya ada sangat sedikit kasus yang benar-benar tidak ada bahan
yang terlarut. Dalam beberapa kondisi, titik kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui
untuk menghasilkan suatu larutan yang disebut lewat jenuh yang metastabil
Sistem biner fenol - air merupakan sistem yang memperlihatkan sifat kelarutan
timbal balik antara fenol dan air pada suhu tertentu dan tekanan tetap. Disebut sistem
biner karena jumlah komponen campuran terdiri dari dua zat yaitu fenol dan air. Fenol
ir kelarutanya akan berubah apabila dalam campuran itu ditambahan salah satu
komponen penyusunnya yaitu fenol atau air (Widiyanti, 2013).
II-2
Tinjauan Pustaka
aboratorium Kimia Fisika
rogram D3 Teknik Kimia
FTI ITS
. Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni
Pada sistem biner fenol
air, terdapat 2 jenis campuran yang dapat berupah pada kondisi tertentu. Suatu fase
didefinisikan sebagai bagian sistem yang seragam atau homogeni diantara keadaan
ian sistem yang lain oleh
tasan yang jelas dan baik. Campuran padatan atau dua cairan yang tidak saling
fase terpisah. Sedangkan campuran gas-gas adalah satu
umum untuk jumlah fase adalah P (Dogra
Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur sebagian
temperature kritis, maka
larutan tersebut dapat bercampur sempurna (homogen) dan jika temperaturenya telah
kritis maka sistem larutan tersebut akan kembali dalam kondisi
timbal balik adalah
kelarutan fenol dalam air yang membentuk kurva parabola yang berdasarkan pada
baik di bawah temperature
), seperti air dan alkohol.
), seperti air dan eter; air dan fenol.
) sering diterapkan pada senyawa yang sulit larut,
benar tidak ada bahan
yang terlarut. Dalam beberapa kondisi, titik kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui
untuk menghasilkan suatu larutan yang disebut lewat jenuh yang metastabil (Sarah, 2013).
air merupakan sistem yang memperlihatkan sifat kelarutan
timbal balik antara fenol dan air pada suhu tertentu dan tekanan tetap. Disebut sistem
biner karena jumlah komponen campuran terdiri dari dua zat yaitu fenol dan air. Fenol
ir kelarutanya akan berubah apabila dalam campuran itu ditambahan salah satu
Gambar II.
L1 adalah fenol dalam air, L
mol fraksi air dan mol fraksi fenol, X
Sistem ini mempunyai suhu kritis (T
dua zat bercampur secara homogen dengan komposisi C
komposisi di antara A1
sistem berada pada dua fase (keruh). Sedangkan di luar daerah kurva (atau diatas suhu
kritisnya, TC), sistem berada pada satu fasa
Jika temperature dari dalam kelarutan fenol
komposisi larutan dari sistem larutan tersebut akan berubah.
untuk lapisan atas akan bertambah (lebih dari 11,8 %) dan kandungan fenol dari lapisan
bawah akan berkurang (kurang dari 62,6 %).
maka komposisi sistem larutan tersebut menjadi
dengan sempurna. Temperature
diperoleh komposisi larutan
Faktor yang mempengaruhi k
1. Sifat dari solute dan
Solut yang polar akan larut dalam
anorganik larut dalam air.
pula. Misalnya alkaloid
T0
T
L1
A1
A2
XA = 1
Bab II
Laboratorium Kimia Fisika
Program D3 Teknik
Gambar II.1 Kurva Komposisi Campuran Fenol Air
adalah fenol dalam air, L2 adalah air dalam fenol, XA dan XF
mol fraksi air dan mol fraksi fenol, XC adalah mol fraksi komponen pada suhu kritis (T
ini mempunyai suhu kritis (TC) pada tekanan tetap, yaitu suhu minimum pada saat
dua zat bercampur secara homogen dengan komposisi CC. Pada suhu T
1 dan B1 atau pada suhu T2 dengan komposisi di antara A
pada dua fase (keruh). Sedangkan di luar daerah kurva (atau diatas suhu
), sistem berada pada satu fasa (jernih) (Hougen, 1954).
dari dalam kelarutan fenol aquadest dinaikkan di atas 50°C maka
komposisi larutan dari sistem larutan tersebut akan berubah. Kandungan fenol dalam air
untuk lapisan atas akan bertambah (lebih dari 11,8 %) dan kandungan fenol dari lapisan
bawah akan berkurang (kurang dari 62,6 %). Pada saat suhu kelarutan mencapai 66°C
maka komposisi sistem larutan tersebut menjadi seimbang dan keduanya dapat dicampur
Temperature kritis adalah kenaikan temperature
diperoleh komposisi larutan yang berada dalam kesetimbangan (Hougen, 1954)
Faktor yang mempengaruhi kelarutan :
dan solvent
g polar akan larut dalam solvent yang polar pula. Misalnya garam
norganik larut dalam air. Solute yang nonpolar larut dalam solvent
pula. Misalnya alkaloid basa (umumnya senyawa organik) larut dalam kloroform.
L
B1
B2
XC
Mol Fraksi
II-3
Tinjauan Pustaka
aboratorium Kimia Fisika
rogram D3 Teknik Kimia
FTI ITS
Kurva Komposisi Campuran Fenol Air
masing-masing adalah
adalah mol fraksi komponen pada suhu kritis (TC).
) pada tekanan tetap, yaitu suhu minimum pada saat
. Pada suhu T1 dengan
dengan komposisi di antara A2 dan B2,
pada dua fase (keruh). Sedangkan di luar daerah kurva (atau diatas suhu
dinaikkan di atas 50°C maka
Kandungan fenol dalam air
untuk lapisan atas akan bertambah (lebih dari 11,8 %) dan kandungan fenol dari lapisan
suhu kelarutan mencapai 66°C
seimbang dan keduanya dapat dicampur
temperature tertentu dimana akan
(Hougen, 1954).
yang polar pula. Misalnya garam-garam
solvent yang nonpolar
basa (umumnya senyawa organik) larut dalam kloroform.
2
T2
T1
XF = 1
2. Cosolvensi
Cosolvensi adalah peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat karena adanya penambahan
pelarut lain atau modifikasi pelarut. Misalnya luminal tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam campuran air dan gliserin atau
3. Kelarutan
Zat yang mudah larut memerlukan
memerlukan banyak pelarut. Kelarutan zat anorganik yang digunakan dalam farmasi
umumnya adalah :
a. Dapat larut dalam air
Semua garam klorida larut, kecuali
kecuali nitrat base. Semua garam sulfat larut kecuali BaSO
b. Tidak larut dalam air
Semua garam karbonat tidak larut kecuali
hidroksida tidak larut kecuali
tidak larut kecuali
4. Temperature
Zat padat umumnya bertambah larut bila suhunya
dikatakan bersifat endoterm, karena pada proses kelarutannya membutuhkan panas.
5. Salting Out
Salting Out adalah p
lebih besar dibanding zat utama, akan
atau terbentuknya endapan karena ada reaksi kimia. Contohnya : kelarutan minyak
atsiri dalam air akan turun bila kedalam air tersebu
6. Salting In
Salting in adalah adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan k
dalam solvent menjadi lebih besar. Contohnya :
larut dalam larutan yang mengandung Nicotinamida.
7. Pembentukan Kompleks
Pembentukan kompleks adalah peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa tak larut
dengan zat yang larut dengan membentuk garam kompleks. Contohnya : Iodi
dalam larutan KI atau NaI jenuh.
Bab II
Laboratorium Kimia Fisika
Program D3 Teknik
adalah peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat karena adanya penambahan
pelarut lain atau modifikasi pelarut. Misalnya luminal tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam campuran air dan gliserin atau solutio petit.
Zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut, sedangkan zat yang sukar larut
memerlukan banyak pelarut. Kelarutan zat anorganik yang digunakan dalam farmasi
Dapat larut dalam air
Semua garam klorida larut, kecuali AgCl, PbCl2, Hg2Cl2. Semua garam nitrat larut
nitrat base. Semua garam sulfat larut kecuali BaSO4, PbSO
Tidak larut dalam air
Semua garam karbonat tidak larut kecuali K2CO3, Na2CO
hidroksida tidak larut kecuali KOH, NaOH, BaO, Ba(OH)2. semua garam
tidak larut kecuali K3PO4, Na3PO3.
ya bertambah larut bila suhunya dinaikkan, zat padat tersebut
dikatakan bersifat endoterm, karena pada proses kelarutannya membutuhkan panas.
adalah peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan
lebih besar dibanding zat utama, akan menyebabkan penurunan kelarutan zat utama
atau terbentuknya endapan karena ada reaksi kimia. Contohnya : kelarutan minyak
dalam air akan turun bila kedalam air tersebut ditambahkan larutan NaCl jenuh.
adalah adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan k
menjadi lebih besar. Contohnya : Riboflavin tidak larut dalam air tetapi
larut dalam larutan yang mengandung Nicotinamida.
Pembentukan Kompleks
Pembentukan kompleks adalah peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa tak larut
dengan zat yang larut dengan membentuk garam kompleks. Contohnya : Iodi
dalam larutan KI atau NaI jenuh. Kecepatan kelarutan dipengaruhi oleh
II-4
Tinjauan Pustaka
aboratorium Kimia Fisika
rogram D3 Teknik Kimia
FTI ITS
adalah peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat karena adanya penambahan
pelarut lain atau modifikasi pelarut. Misalnya luminal tidak larut dalam air, tetapi larut
sedikit pelarut, sedangkan zat yang sukar larut
memerlukan banyak pelarut. Kelarutan zat anorganik yang digunakan dalam farmasi
Semua garam nitrat larut
, PbSO4, CaSO4.
CO3. Semua oksida dan
. semua garam phosfat
dinaikkan, zat padat tersebut
dikatakan bersifat endoterm, karena pada proses kelarutannya membutuhkan panas.
terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan
menyebabkan penurunan kelarutan zat utama
atau terbentuknya endapan karena ada reaksi kimia. Contohnya : kelarutan minyak
t ditambahkan larutan NaCl jenuh.
adalah adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan kelarutan zat utama
tidak larut dalam air tetapi
Pembentukan kompleks adalah peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa tak larut
dengan zat yang larut dengan membentuk garam kompleks. Contohnya : Iodium larut
Kecepatan kelarutan dipengaruhi oleh :
a. Ukuran partikel : Makin halus
permukaan solute
b. Suhu : Umumnya kenaikan
c. Pengadukan.
8. Tekanan
Tekanan tidak begitu berpengaruh terhadap daya larut zat pada zat cair, tetapi
berpengaruh pada daya larut
(Sukardjo, 2002).
Daya larut suatu zat dalam zat lain
1. Jenis pelarut dan zat terlarut.
Zat-zat dengan struktur kimia yang mirip, umumnya dapat saling bercampur baik
sedang yang tidak biasanya sukar bercampur. Air dan alkohol bercampur sempurna
(completely misible
dan minyak sama sekali tidak bercampur (
2. Temperature
Kebanyakan zat padat menjadi lebih banyak larut ke dalam suatu cairan, bila
temperature dinaikkan, misalnya kaliumnitrat (KNO
beberapa zat padat yang kelarutannya menurun bila
pembentukan larutan air
suatu gas dalam suatu cairan biasanya menurun
tidak begitu berpengaruh terhadap daya larut zat pada zat cair, tetapi b
daya larut gas.
(Sukardjo, 2002)
Jenis-jenis larutan yang penting ada 4,
1. Larutan gas dalam gas
Gas dengan gas selalu bercampur
adalah aditif, asal tekanan total tidak terlalu besar.
2. Larutan gas dalam cair
Tergantung pada jenis gas, jenis pelarut, tekanan dan
O2 dan He dalam air, sangat kecil. Sedangk
disebabkan karena gas yang pertama tidak bereaksi dengan air, sedangkan gas yang
kedua bereaksi sehingga membentuk asam klorida dan ammonium hidroksida. Jenis
Bab II
Laboratorium Kimia Fisika
Program D3 Teknik
Ukuran partikel : Makin halus solute, makin kecil ukuran partike
solute yang kontak dengan solvent, solute makin cepat larut.
Suhu : Umumnya kenaikan suhu menambah kenaikan kelaruta
Tekanan tidak begitu berpengaruh terhadap daya larut zat pada zat cair, tetapi
berpengaruh pada daya larut gas
Daya larut suatu zat dalam zat lain dipengaruhi oleh :
Jenis pelarut dan zat terlarut.
zat dengan struktur kimia yang mirip, umumnya dapat saling bercampur baik
sedang yang tidak biasanya sukar bercampur. Air dan alkohol bercampur sempurna
), air dan eter bercampur sebagian (partially miscible
dan minyak sama sekali tidak bercampur (completely immiscible
Kebanyakan zat padat menjadi lebih banyak larut ke dalam suatu cairan, bila
dinaikkan, misalnya kaliumnitrat (KNO3) dalam air, namun terdapat
beberapa zat padat yang kelarutannya menurun bila temperature
pembentukan larutan air dari serium sulfat (Ce2(SO4)3). Gas dalam cairan
m suatu cairan biasanya menurun dengan naiknya
tidak begitu berpengaruh terhadap daya larut zat pada zat cair, tetapi b
enis larutan yang penting ada 4, yaitu :
Larutan gas dalam gas
Gas dengan gas selalu bercampur sempurna membentuk larutan. Sifat
adalah aditif, asal tekanan total tidak terlalu besar.
Larutan gas dalam cair
Tergantung pada jenis gas, jenis pelarut, tekanan dan temperature
dan He dalam air, sangat kecil. Sedangkan HCl dan NH3
disebabkan karena gas yang pertama tidak bereaksi dengan air, sedangkan gas yang
kedua bereaksi sehingga membentuk asam klorida dan ammonium hidroksida. Jenis
II-5
Tinjauan Pustaka
aboratorium Kimia Fisika
rogram D3 Teknik Kimia
FTI ITS
, makin kecil ukuran partikel makin luas
makin cepat larut.
an solute.
Tekanan tidak begitu berpengaruh terhadap daya larut zat pada zat cair, tetapi
zat dengan struktur kimia yang mirip, umumnya dapat saling bercampur baik
sedang yang tidak biasanya sukar bercampur. Air dan alkohol bercampur sempurna
partially miscible), sedang air
immiscible).
Kebanyakan zat padat menjadi lebih banyak larut ke dalam suatu cairan, bila
) dalam air, namun terdapat
temperature dinaikkan misalnya
). Gas dalam cairan kelarutan
dengan naiknya temperature. Tekanan
tidak begitu berpengaruh terhadap daya larut zat pada zat cair, tetapi berpengaruh pada
sempurna membentuk larutan. Sifat-sifat larutan
temperature. Daya larut N2, H2,
sangat besar. Hal ini
disebabkan karena gas yang pertama tidak bereaksi dengan air, sedangkan gas yang
kedua bereaksi sehingga membentuk asam klorida dan ammonium hidroksida. Jenis
pelarut juga berpengaruh, misalnya N
daripada dalam air, sedangkan NH
alkohol.
3. Larutan cairan dalam cairan
Bila dua cairan dicampur, zat ini dapat bercampur sempurna, bercampur sebagian, atau
tidak sama sekali berc
cairan dan temperature
Toluena, Air-Alkohol, Air
Nitro Benzena, Air-
4. Larutan zat padat dalam cairan
Daya larut zat padat dalam cairan tergantung jenis zat terlarut, jenis pelarut,
temperature, dan sedikit tekanan. Batas daya larutnya adalah konsentrasi larutan
jenuh. Konsentrasi larutan jenuh untuk bermacam
berbeda, tergantung jenis zatnya. Umumnya daya larut zat
besar daripada dalam pelar
naiknya temperature
(Sukardjo, 2002).
Ada dua macam larutan, yaitu :
1. Larutan homogen, yaitu apabila dua macam zat dapat membentuk suatu laruta
susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian
berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Atau larutan dapat dikatakan
dapat bercampur secara seragam (
2. Larutan heterogen, yaitu apabila dua macam
permukaan-permukaan tertentu yang dapat terdeteksi antara bagian
fase yang terpisah.
(Sukardjo, 2002)
Larutan heterogen dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Insoluble, yaitu jika kel
dalam 1000 gram pelarut. Misalnya, kaca dalam air.
b. Immisable, yaitu jika ked
(Sukardjo, 2002)
Bab II
Laboratorium Kimia Fisika
Program D3 Teknik
pelarut juga berpengaruh, misalnya N2, O2, dan CO2 lebih mudah larut dalam alkohol
dalam air, sedangkan NH3 dan H2S lebih mudah larut dalam air daripada
am cairan
Bila dua cairan dicampur, zat ini dapat bercampur sempurna, bercampur sebagian, atau
tidak sama sekali bercampur. Daya larut cairan dalam cairan tergantung dari jenis
temperature. Contohnya, zat-zat yang mirip daya larutnya besar.Benzena
Alkohol, Air-Metil. Zat-zat yang berbeda tidak dapat bercampur Air
-Kloro Benzena.
Larutan zat padat dalam cairan
Daya larut zat padat dalam cairan tergantung jenis zat terlarut, jenis pelarut,
, dan sedikit tekanan. Batas daya larutnya adalah konsentrasi larutan
jenuh. Konsentrasi larutan jenuh untuk bermacam-macam zat dalam air sangat
berbeda, tergantung jenis zatnya. Umumnya daya larut zat-zat organik dalam air lebih
besar daripada dalam pelarut-pelarut organik. Umumnya daya larut bertambah dengan
temperature karena kebanyakan zat mempunyai panas pelarutan positif
Ada dua macam larutan, yaitu :
Larutan homogen, yaitu apabila dua macam zat dapat membentuk suatu laruta
susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian
berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Atau larutan dapat dikatakan
dapat bercampur secara seragam (miscible).
Larutan heterogen, yaitu apabila dua macam zat yang bercampur masih terdapat
permukaan tertentu yang dapat terdeteksi antara bagian
Larutan heterogen dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
yaitu jika kelarutannya sangat sedikit, yaitu kurang dari 0,1 gram zat terlarut
dalam 1000 gram pelarut. Misalnya, kaca dalam air.
yaitu jika kedua satu ke dalam zat yang lain. Misalnya, minyak dalam air.
II-6
Tinjauan Pustaka
aboratorium Kimia Fisika
rogram D3 Teknik Kimia
FTI ITS
lebih mudah larut dalam alkohol
S lebih mudah larut dalam air daripada
Bila dua cairan dicampur, zat ini dapat bercampur sempurna, bercampur sebagian, atau
ampur. Daya larut cairan dalam cairan tergantung dari jenis
zat yang mirip daya larutnya besar.Benzena-
zat yang berbeda tidak dapat bercampur Air-
Daya larut zat padat dalam cairan tergantung jenis zat terlarut, jenis pelarut,
, dan sedikit tekanan. Batas daya larutnya adalah konsentrasi larutan
macam zat dalam air sangat
zat organik dalam air lebih
pelarut organik. Umumnya daya larut bertambah dengan
karena kebanyakan zat mempunyai panas pelarutan positif
Larutan homogen, yaitu apabila dua macam zat dapat membentuk suatu larutan yang
susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang
berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Atau larutan dapat dikatakan
zat yang bercampur masih terdapat
permukaan tertentu yang dapat terdeteksi antara bagian- bagian atau fase-
kurang dari 0,1 gram zat terlarut
Misalnya, minyak dalam air.
Selain itu ada beberapa jenis larutan diantaranya sebagai berikut :
A. Larutan Elektrolit
Berdasarkan kemampuan menghantarkan arus listrik (didasarkan
ionisasi), larutan dibagi
elektrolit kuat dan
adalah larutan yang
elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Lar
dibagi dua, yaitu :
a. Larutan Elektrolit Kuat
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar arus listrik,
karena zat terlarut yang berada didalam pelarut (biasanya
berubah menjadi
tergolong elektrolit kuat adalah :
• Asam kuat, antara lain: HCl, HClO
• Basa kuat, yaitu
NaOH, KOH, Ca(OH)
• Garam-garam
Al 2(SO4)3 dan lain
b. Larutan Elektrolit Lemah
Larutan elektrolit
listrik dengan daya
tetapi kurang dari satu (0 <
• Asam lemah,
• Basa lemah, antara
• Garam-garam yang sukar larut, antara lain: AgCl, CaCrO
(Ratna, 2009)
B. Larutan non-Elektrolit
Larutan non-elektrolit
listrik, hal ini disebabkan
meng-ion). Yang termasuk dalam larutan non elektrolit antara lain :
• Larutan urea
• Larutan sukrosa
Bab II
Laboratorium Kimia Fisika
Program D3 Teknik
Selain itu ada beberapa jenis larutan diantaranya sebagai berikut :
Berdasarkan kemampuan menghantarkan arus listrik (didasarkan
dibagi menjadi dua, yaitu larutan elektrolit,
dan elektrolit lemah serta larutan non-elektrolit. Larutan elektrolit
adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan
elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Lar
Larutan Elektrolit Kuat
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar arus listrik,
karena zat terlarut yang berada didalam pelarut (biasanya air),
menjadi ion-ion dengan harga derajat ionisasi adalah satu
tergolong elektrolit kuat adalah :
Asam kuat, antara lain: HCl, HClO3, HClO4, H2SO4, HNO
yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, antara lain
KOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.
garam yang mempunyai kelarutan tinggi, antara
dan lain-lain.
Larutan Elektrolit Lemah
elektrolit lemah adalah larutan yang mampu menghantarkan
daya yang lemah, dengan harga derajat ionisasi lebih dari nol
tetapi kurang dari satu (0 < α < 1). Yang tergolong elektrolit lemah adalah:
lemah, antara lain: CH3COOH, HCN, H2CO3,
Basa lemah, antara lain: NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain.
garam yang sukar larut, antara lain: AgCl, CaCrO
Elektrolit
elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan
disebabkan karena larutan tidak dapat menghasilkan ion
ion). Yang termasuk dalam larutan non elektrolit antara lain :
II-7
Tinjauan Pustaka
aboratorium Kimia Fisika
rogram D3 Teknik Kimia
FTI ITS
Selain itu ada beberapa jenis larutan diantaranya sebagai berikut :
Berdasarkan kemampuan menghantarkan arus listrik (didasarkan pada daya
elektrolit, yang terdiri dari
elektrolit. Larutan elektrolit
sedangkan larutan non-
elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Larutan elektrolit
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar arus listrik,
air), seluruhnya dapat
dengan harga derajat ionisasi adalah satu (α = 1). Yang
, HNO3 dan lain-lain.
tanah, antara lain
antara lain : NaCl, KCl, KI,
mampu menghantarkan arus
harga derajat ionisasi lebih dari nol
< 1). Yang tergolong elektrolit lemah adalah:
H2S dan lain-lain.
garam yang sukar larut, antara lain: AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain.
menghantarkan arus
larutan tidak dapat menghasilkan ion-ion (tidak
ion). Yang termasuk dalam larutan non elektrolit antara lain :
• Larutan glukosa
• Larutan alkohol dan lain
(Ratna, 2009)
Campuran terdiri dari beberapa
terdapat 2 jenis campuran yang dapat berupah pada kondisi tertentu. Suatu fase
didefenisikan sebagai bagian sistem yang
submakroskopiknya, tetapi benar
batasan yang jelas dan baik. Campuran padatan atau dua cairan yang tidak saling
bercampur dapat membentuk
fase karena sistemnya yang homogen
Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur sebagian
bila temperaturenya dibawah
temperature tertentu dimana akan diperoleh komposisi yang berada dalam
kesetimbangan. Jika mencapai
sempurna (homogen)
sistem larutan tersebut akan
contoh dari temperature
kurva parabola yang berdasarkan pada bertambahnya %
temperature baik di bawah
fenol aquadest dinaikkan di atas 50°C maka komposisi larutan dari sistem larutan
tersebut akan berubah. Kandungan
(lebih dari 11,8 %) dan kandungan
62,6 %). Pada saat suhu kelarutan mencapai 66°C maka komposisi sistem larutan tersebut
menjadi seimbang dan keduanya dapat dicampur dengan sempurna.
Air dalam fenol
sebagian). Jika mencampur zat cair yang demikian
Misalnya kita campur dalam air, maka pada bagian bawah di peroleh dal
bagian atasnya diperoleh air dalam . Pada suhu 20
sisanya 8,4% , sedangkan bagian atasnya berisi 27,8% air dan sisanya 72,2% . Persentase
ini tetap selama temperature
sama, karena hal ini tergantung dari banyaknya zat mula
dinaikkan, maka daya campur kedua cairan bertambah dan pada cairan 65,85
Bab II
Laboratorium Kimia Fisika
Program D3 Teknik
Larutan alkohol dan lain-lain
Campuran terdiri dari beberapa jenis. Di lihat dari fasenya, p
terdapat 2 jenis campuran yang dapat berupah pada kondisi tertentu. Suatu fase
didefenisikan sebagai bagian sistem yang seragam atau homogen diantara keadaan
submakroskopiknya, tetapi benar – benar terpisah dari bagian sistem yang lain oleh
batasan yang jelas dan baik. Campuran padatan atau dua cairan yang tidak saling
bercampur dapat membentuk fase terpisah. Sedangkan campuran gas
fase karena sistemnya yang homogen (Sukardjo, 2003).
Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur sebagian
nya dibawah temperature kritis. Temperature kritis adalah kenaikan
tertentu dimana akan diperoleh komposisi yang berada dalam
kesetimbangan. Jika mencapai temperature kritis, maka larutan tersebut dapat bercampur
sempurna (homogen) dan jika temperaturenya telah melewati temperature
sistem larutan tersebut akan kembali dalam kondisi bercampur sebagian lagi. Salah satu
temperature timbal balik adalah kelarutan fenol dalam air yang membentuk
parabola yang berdasarkan pada bertambahnya % fenol dalam setiap perub
baik di bawah temperature kritis. Jika temperature
dinaikkan di atas 50°C maka komposisi larutan dari sistem larutan
tersebut akan berubah. Kandungan fenol dalam air untuk lapisan atas akan
bih dari 11,8 %) dan kandungan fenol dari lapisan bawah akan berkurang (kurang dari
Pada saat suhu kelarutan mencapai 66°C maka komposisi sistem larutan tersebut
menjadi seimbang dan keduanya dapat dicampur dengan sempurna.
itu sendiri merupakan partially miscible (larutan yang bercampur
campur zat cair yang demikian, maka akan kita dapatkan du
dalam air, maka pada bagian bawah di peroleh dal
bagian atasnya diperoleh air dalam . Pada suhu 200C, lapisan bawah berisi 91,6% air dan
sisanya 8,4% , sedangkan bagian atasnya berisi 27,8% air dan sisanya 72,2% . Persentase
temperature tetap, tetapi banyaknya relatif masing
sama, karena hal ini tergantung dari banyaknya zat mula-mula. Jika
dinaikkan, maka daya campur kedua cairan bertambah dan pada cairan 65,85
II-8
Tinjauan Pustaka
aboratorium Kimia Fisika
rogram D3 Teknik Kimia
FTI ITS
II-8
pada sistem biner –air,
terdapat 2 jenis campuran yang dapat berupah pada kondisi tertentu. Suatu fase
seragam atau homogen diantara keadaan
benar terpisah dari bagian sistem yang lain oleh
batasan yang jelas dan baik. Campuran padatan atau dua cairan yang tidak saling
puran gas-gas adalah satu
Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur sebagian
kritis adalah kenaikan
tertentu dimana akan diperoleh komposisi yang berada dalam
kritis, maka larutan tersebut dapat bercampur
temperature kritis maka
kembali dalam kondisi bercampur sebagian lagi. Salah satu
dalam air yang membentuk
dalam setiap perubahan
dari dalam kelarutan
dinaikkan di atas 50°C maka komposisi larutan dari sistem larutan
dalam air untuk lapisan atas akan bertambah
berkurang (kurang dari
Pada saat suhu kelarutan mencapai 66°C maka komposisi sistem larutan tersebut
menjadi seimbang dan keduanya dapat dicampur dengan sempurna. (Sukardjo, 2003)
(larutan yang bercampur
akan kita dapatkan dua lapisan.
dalam air, maka pada bagian bawah di peroleh dalam air dan pada
C, lapisan bawah berisi 91,6% air dan
sisanya 8,4% , sedangkan bagian atasnya berisi 27,8% air dan sisanya 72,2% . Persentase
tetap, tetapi banyaknya relatif masing-masing bagian tidak
mula. Jika temperature
dinaikkan, maka daya campur kedua cairan bertambah dan pada cairan 65,850C berubah
menjadi homogen. Dia
atau temperature consulate
Kelarutan adalah banyaknya zat yang melarut dalam suatu kuantitas tertentu pelarut
untuk menghasilkan larutan jenuh (gram
menjadi zat yang terlarut
Fenol atau asam karbolat
khas. Rumus kimia fenol
Antar molekul fenol (C
relatif tinggi. Fenol dan beberapa turunannya
dijumpai pada senyawa o
NO2 dan gugus –OH yang letaknya berdekatan. Keadaan pada o
mempengaruhi volatilitas dan kelarutannya dalam
Fenol (C6H5OH) lebih bersifat asam daripada etanol (C
terdapat substituen halogen atau gugus
asam lemah, fenol dapat bereaksi
dalam air. Di samping itu, fenol dapat membentuk ester (sintesis Williamson),
membentuk ester, mengalami substitusi elektrofilik pada inti, serta reaksi
khas (reaksi Kolbe, reaksi Reimer
(Isep Abdul Malik, 2012).
Senyawa fenol dibedakan atas dua jenis utama yaitu :
A. Berdasarkan jalur penbuatannya
1. Senyawa fenol yang
2. Senyawa fenol yang berasal dari aseta malonat
3. Ada juga senyawa fenol yang berasal dari kombinasi antara kedua jalur biosintesa
` ini yaitu senyawa
(Fatma Saputri, 2010)
Bab II
Laboratorium Kimia Fisika
Program D3 Teknik
menjadi homogen. Diatas temperature tersebut dinamakan dengan
consulate (Karyadi, 2002).
Kelarutan adalah banyaknya zat yang melarut dalam suatu kuantitas tertentu pelarut
untuk menghasilkan larutan jenuh (gram zat terlarut/100 cm3 pelarut).
menjadi zat yang terlarut (solute) adalah fenol, sedangkan pelarut
asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki
khas. Rumus kimia fenol adalah C6H5OH (Wikipedia, 2013).
Antar molekul fenol (C6H5OH) terdapat ikatan hidrogen, sehingga titik didihnya
relatif tinggi. Fenol dan beberapa turunannya sukar larut dalam air. Hal yang istimewa
dijumpai pada senyawa o-nitrofenol, yaitu terbentuknya ikatan hidrogen antara gugus
OH yang letaknya berdekatan. Keadaan pada o-nitrofenol semacam itu
itas dan kelarutannya dalam air (Isep Abdul Malik, 2012)
OH) lebih bersifat asam daripada etanol (C2H5
terdapat substituen halogen atau gugus –NO2, maka keasamannya meningkat. Sebagai
asam lemah, fenol dapat bereaksi dengan basa kuat dan menghasilkan garam yang larut
dalam air. Di samping itu, fenol dapat membentuk ester (sintesis Williamson),
membentuk ester, mengalami substitusi elektrofilik pada inti, serta reaksi
khas (reaksi Kolbe, reaksi Reimer-Tiemann, reaksi polimerisasi dengan formaldehida)
Gambar II.2 Struktur Molekul Fenol
Senyawa fenol dibedakan atas dua jenis utama yaitu :
erdasarkan jalur penbuatannya
wa fenol yang berasal dari asam shikimat atau jalur shikimat
wa fenol yang berasal dari aseta malonat
3. Ada juga senyawa fenol yang berasal dari kombinasi antara kedua jalur biosintesa
ini yaitu senyawa-senyawa flavonoid.
Saputri, 2010).
II-9
Tinjauan Pustaka
aboratorium Kimia Fisika
rogram D3 Teknik Kimia
FTI ITS
tersebut dinamakan dengan temperature kritis
Kelarutan adalah banyaknya zat yang melarut dalam suatu kuantitas tertentu pelarut
pelarut). Dalam hal ini yang
) adalah fenol, sedangkan pelarut (solvent) adalah air.
tak berwarna yang memiliki bau
OH) terdapat ikatan hidrogen, sehingga titik didihnya
sukar larut dalam air. Hal yang istimewa
nitrofenol, yaitu terbentuknya ikatan hidrogen antara gugus –
nitrofenol semacam itu
(Isep Abdul Malik, 2012).
5O). Bila dalam fenol
, maka keasamannya meningkat. Sebagai
dengan basa kuat dan menghasilkan garam yang larut
dalam air. Di samping itu, fenol dapat membentuk ester (sintesis Williamson),
membentuk ester, mengalami substitusi elektrofilik pada inti, serta reaksi-reaksi yang
n, reaksi polimerisasi dengan formaldehida)
berasal dari asam shikimat atau jalur shikimat
3. Ada juga senyawa fenol yang berasal dari kombinasi antara kedua jalur biosintesa
B. Berdasarkan jumlah atom hi
tiga golongan senyawa fenol yaitu :
1. Fenol monofalen
Jika satu atom H dari inti aromatik
2. Fenol divalent
Adalah senyawa
dengan dua gugus hidroksil. Dan merupakan fenol bervalensi dua.
3. Fenol trifalen
Adalah senyawa
dengan tiga gugus hidroksil.
Contoh –contoh senyawa fenol
1. Senyawa fenol sederhana
2. Lignan, Neolignan, Lignin
3. Stilbena
4. Naftokinon
5. Antrakinon
6. Flavonoid
7. Antosian
8. Tanin
9. Kumarin
10. Kromon & Xanton
(Fatma Saputri, 2010)
Fenol dapat digunakan sebagai
saat mempraktikkan pembedahan antiseptik. Fenol merupakan komponen utama pada
anstiseptik dagang, triklorofenol
merupakan bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan
(Wikipedia, 2013).
Fenol berfungsi dalam pembuatan obat
pembasmi rumput liar, dan lainnya. Selain itu fenol juga berfungsi dalam sintesis
senyawa aromatis yang terdapat dalam batu bara. Turunan senyawa fenol (fenolat)
banyak terjadi secara alami sebagai flavonoid alkaloid dan senyawa fenolat yang lain.
Bab II
Laboratorium Kimia Fisika
Program D3 Teknik
Berdasarkan jumlah atom hidrogen yang dapat diganti oleh gugus hidroksil maka ada
tiga golongan senyawa fenol yaitu :
Fenol monofalen
a satu atom H dari inti aromatik diganti oleh satu gugusan OH.
yang diperoleh bila dua atom hidrogen pada inti aromatik
dengan dua gugus hidroksil. Dan merupakan fenol bervalensi dua.
Adalah senyawa yang diperoleh bila tiga atom hidrogen pada inti aromatik
gugus hidroksil.
contoh senyawa fenol :
Senyawa fenol sederhana
Lignan, Neolignan, Lignin
Kromon & Xanton
Fenol dapat digunakan sebagai antiseptik seperti yang digunakan Sir
aat mempraktikkan pembedahan antiseptik. Fenol merupakan komponen utama pada
triklorofenol atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenol
merupakan bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan
Fenol berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi
pembasmi rumput liar, dan lainnya. Selain itu fenol juga berfungsi dalam sintesis
yawa aromatis yang terdapat dalam batu bara. Turunan senyawa fenol (fenolat)
banyak terjadi secara alami sebagai flavonoid alkaloid dan senyawa fenolat yang lain.
II-10
Tinjauan Pustaka
aboratorium Kimia Fisika
rogram D3 Teknik Kimia
FTI ITS
drogen yang dapat diganti oleh gugus hidroksil maka ada
diganti oleh satu gugusan OH.
yang diperoleh bila dua atom hidrogen pada inti aromatik diganti
dengan dua gugus hidroksil. Dan merupakan fenol bervalensi dua.
yang diperoleh bila tiga atom hidrogen pada inti aromatik diganti
seperti yang digunakan Sir Joseph Lister
aat mempraktikkan pembedahan antiseptik. Fenol merupakan komponen utama pada
trichlorophenol). Fenol juga
merupakan bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan kloraseptik
obatan (bagian dari produksi aspirin,
pembasmi rumput liar, dan lainnya. Selain itu fenol juga berfungsi dalam sintesis
yawa aromatis yang terdapat dalam batu bara. Turunan senyawa fenol (fenolat)
banyak terjadi secara alami sebagai flavonoid alkaloid dan senyawa fenolat yang lain.
Contoh dari senyawa fenol adalah eugenol yang merupakan minyak pada cengkeh
(Wikipedia, 2013).
Fenol yang terkonsentrasi dapat mengakibatkan pembakaran
yang terbuka (Wikipedia, 2013)
Penyuntikan fenol juga pernah digunakan pada eksekusi mati. Penyuntikan ini
sering digunakan pada masa
orang di kamp-kamp konsentrasi, terutama di
dilakukan oleh dokter
dapat mengakibatkan kematian langsung
Air adalah senyawa
sampai saat ini di Bumi,
Bumi. Terdapat 1,4 triliun
besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan
gunung), akan tetapi juga dapat berbentuk sebagai
danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek
siklus air, yaitu: melalui
(meliputi mata air, sungai, muara) menuju
manusia (Wikipedia, 2013)
Di banyak tempat di dunia
sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada
serta pada bulan-bulan
(air) dan gas (uap air). Air merupakan satu
permukaan Bumi dalam ketiga wujudnya tersebut.
kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi sert
menyulut konflik. Indonesia telah memiliki undang
air sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya
Air (Wikipedia, 2013).
Menurut kimia
molekul air tersusun atas dua
oksigen. Air bersifat tidak
yaitu pada tekanan 100
merupakan suatu pelarut
Bab II
Laboratorium Kimia Fisika
Program D3 Teknik
Contoh dari senyawa fenol adalah eugenol yang merupakan minyak pada cengkeh
Fenol yang terkonsentrasi dapat mengakibatkan pembakaran
(Wikipedia, 2013).
Penyuntikan fenol juga pernah digunakan pada eksekusi mati. Penyuntikan ini
sering digunakan pada masa Nazi, Perang Dunia II. Suntikan fenol diberikan pada ribuan
kamp konsentrasi, terutama di Auschwitz-Birkenau
ke vena (intravena) di lengan dan jantung. Penyuntikan ke jantung
dapat mengakibatkan kematian langsung (Wikipedia, 2013).
senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan
sampai saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan
Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil) tersedia di Bumi.
(air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak
gunung), akan tetapi juga dapat berbentuk sebagai awan, hujan, sungai,
lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu
siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah
mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan
(Wikipedia, 2013).
Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di Bumi,
sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet
bulan Europa dan Enceladus. Air dapat berwujud
gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di
permukaan Bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Pengelolaan sumber daya air yang
kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan
Indonesia telah memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya
air sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya
Menurut kimia fisika air adalah substansi kimia dengan rumus kimia
air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen
. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau
100kPa (1 bar) dan temperature 273,15K (0°C). Zat kimia ini
pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan
II-11
Tinjauan Pustaka
aboratorium Kimia Fisika
rogram D3 Teknik Kimia
FTI ITS
Contoh dari senyawa fenol adalah eugenol yang merupakan minyak pada cengkeh
Fenol yang terkonsentrasi dapat mengakibatkan pembakaran kimiawi pada kulit
Penyuntikan fenol juga pernah digunakan pada eksekusi mati. Penyuntikan ini
. Suntikan fenol diberikan pada ribuan
Birkenau. Penyuntikan ini
. Penyuntikan ke jantung
kehidupan yang diketahui
Air menutupi hampir 71% permukaan
kilometer kubik (330 juta mil) tersedia di Bumi. Air sebagian
(di kutub dan puncak-puncak
sungai, muka air tawar,
obyek tersebut bergerak mengikuti suatu
n air di atas permukaan tanah
. Air bersih penting bagi kehidupan
terjadi kekurangan persediaan air. Selain di Bumi,
utara dan selatan planet Mars,
Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan
satunya zat yang secara alami terdapat di
Pengelolaan sumber daya air yang
a privatisasi dan bahkan
undang yang mengatur sumber daya
air sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya
rumus kimia H2O: Satu
terikat secara kovalen pada satu atom
berbau pada kondisi standar,
K (0°C). Zat kimia ini
yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan
banyak zat kimia lainnya, seperti
banyak macam molekul organik
Keadaan air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak umum
dalam kondisi normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan antara hidrida
hidrida lain yang mirip dalam kolom oksigen pada
bahwa air seharusnya berbentuk gas, sebagaimana
memperhatikan tabel periodik
adalah nitrogen, flour
berikatan dengan hidrogen akan menghasilkan gas pada
Alasan mengapa hidrogen berikatan dengan oksig
adalah karena oksigen lebih bersifat elektronegatif dibandingkan elemen
tersebut kecuali flor (Wikipedia, 2013)
Tarikan atom oksigen pada elektron
dilakukan oleh atom hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif pada kedua atom
hidrogen, dan jumlah muatan negatif pada atom oksigen. Adanya muatan pada tiap
atom tersebut membuat molekul air memiliki sejumlah
listrik antar molekul-
molekul saling berdekatan, membuatn
menaikkan titik didih air. Gaya tarik
(Wikipedia, 2013).
Air sering disebut sebaga
kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase
tekanan dan temperature
sebuah ion hidrogen (H
konsentrasi kapur terlarut membuat warna air dari
turquoise (Wikipedia, 2013)
\
Bab II
Laboratorium Kimia Fisika
Program D3 Teknik
banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis
molekul organik (Wikipedia, 2013).
Keadaan air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak umum
dalam kondisi normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan antara hidrida
hidrida lain yang mirip dalam kolom oksigen pada tabel periodik
bahwa air seharusnya berbentuk gas, sebagaimana hidrogen sulfid
tabel periodik, terlihat bahwa unsur-unsur yang mengelilingi oksigen
flour, fosfor, sulfur, dan klor. Semua elemen
berikatan dengan hidrogen akan menghasilkan gas pada temperature
Alasan mengapa hidrogen berikatan dengan oksigen membentuk fase berkeadaan cair,
adalah karena oksigen lebih bersifat elektronegatif dibandingkan elemen
(Wikipedia, 2013).
Tarikan atom oksigen pada elektron-elektron ikatan jauh lebih kuat
dilakukan oleh atom hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif pada kedua atom
hidrogen, dan jumlah muatan negatif pada atom oksigen. Adanya muatan pada tiap
atom tersebut membuat molekul air memiliki sejumlah momen dipol
-molekul air akibat adanya dipol ini membuat masing
molekul saling berdekatan, membuatnya sulit untuk dipisahkan dan yang pada akhirnya
menaikkan titik didih air. Gaya tarik-menarik ini disebut sebagai
Air sering disebut sebaga pelarut universal karena air melarutkan banyak zat
kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair
temperature standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai
H+) yang berikatan dengan sebuah ion hidroksida (
terlarut membuat warna air dari Air Terjun Havasu
(Wikipedia, 2013).
II-12
Tinjauan Pustaka
aboratorium Kimia Fisika
rogram D3 Teknik Kimia
FTI ITS
, beberapa jenis gas dan
Keadaan air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak umum
dalam kondisi normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan antara hidrida-
tabel periodik yang mengisyaratkan
hidrogen sulfida. Dengan
yang mengelilingi oksigen
. Semua elemen-elemen ini apabila
temperature dan tekanan normal.
en membentuk fase berkeadaan cair,
adalah karena oksigen lebih bersifat elektronegatif dibandingkan elemen-elemen lain
elektron ikatan jauh lebih kuat dari pada yang
dilakukan oleh atom hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif pada kedua atom
hidrogen, dan jumlah muatan negatif pada atom oksigen. Adanya muatan pada tiap-tiap
momen dipol. Gaya tarik-menarik
molekul air akibat adanya dipol ini membuat masing-masing
ya sulit untuk dipisahkan dan yang pada akhirnya
menarik ini disebut sebagai ikatan hidrogen
karena air melarutkan banyak zat
cair dan padat di bawah
Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai
dengan sebuah ion hidroksida (OH-). Tingginya
Air Terjun Havasu terlihat berwarna
Tabel II.1
Massa jenis (g/cm3)
Panas jenis (kal/g•oC)
Kalor uap (kal/g)
Konduktivitas
termal (kal/cm•s•oC)
Tegangan
permukaan (dyne/cm)
Laju viskositas (g/cm•s)
Tetapan dielektrik
(Wikipedia, 2013)
Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur
arus listrik. Proses ini disebut elektrolisis air. Pada katode, dua molekul air bereaksi
dengan menangkap dua
Sementara itu pada anode, dua molekul air lain terurai menjadi gas
melepaskan 4 ion H+ serta mengalirkan elektron ke katode. Ion H
netralisasi sehingga terbentuk kembali beberapa molekul air. Reaksi keseluruhan yang
setara dari elektrolisis air dapat dituliskan sebagai berikut:
(Wikipedia, 2013)`
Gas hidrogen dan oksigen yang dihasilkan dari reaksi ini membentuk gelembung
pada elektrode dan dapat dikumpulkan. Prinsip ini kemudian dimanfaatkan untuk
menghasilkan hidrogen dan hidrogen pe
bahan bakar kendaraan hidrogen. Air adalah
zat kimia. Zat-zat yang bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya
garam) disebut sebagai zat
tercampur dengan air (misalnya
Bab II
Laboratorium Kimia Fisika
Program D3 Teknik
Tabel II.1 Tetapan Fisik Air pada Temperature T
0o 20o
0.99987 0.99823 0.9981
C) 1.0074 0.9988 0.9985
597.3 586.0 569.0
1.39 × 10-3 1.40 × 10-3 1.52 × 10
(dyne/cm) 75.64 72.75 67.91
(g/cm•s) 178.34 × 10-4 100.9 × 10-4 54.9 × 10
87.825 80.8 69.725
Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur asalnya dengan mengalirinya
. Proses ini disebut elektrolisis air. Pada katode, dua molekul air bereaksi
dengan menangkap dua elektron tereduksi menjadi gas H2 dan ion hidroksida (OH
Sementara itu pada anode, dua molekul air lain terurai menjadi gas
serta mengalirkan elektron ke katode. Ion H
netralisasi sehingga terbentuk kembali beberapa molekul air. Reaksi keseluruhan yang
setara dari elektrolisis air dapat dituliskan sebagai berikut:
H2O(l) 2H2(g) O2(g)
hidrogen dan oksigen yang dihasilkan dari reaksi ini membentuk gelembung
dan dapat dikumpulkan. Prinsip ini kemudian dimanfaatkan untuk
menghasilkan hidrogen dan hidrogen peroksida (H2O2) yang dapat digunakan sebagai
bahan bakar kendaraan hidrogen. Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis
zat yang bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya
) disebut sebagai zat-zat "hidrofilik" (pencinta air), dan zat-
tercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak), disebut sebagai
II-13
Tinjauan Pustaka
aboratorium Kimia Fisika
rogram D3 Teknik Kimia
FTI ITS
Tertentu
50o 100o
0.9981 0.9584
0.9985 1.0069
569.0 539.0
1.52 × 10-3 1.63 × 10-3
67.91 58.80
54.9 × 10-4 28.4 × 10-4
69.725 55.355
unsur asalnya dengan mengalirinya
. Proses ini disebut elektrolisis air. Pada katode, dua molekul air bereaksi
dan ion hidroksida (OH-).
Sementara itu pada anode, dua molekul air lain terurai menjadi gas oksigen (O2),
serta mengalirkan elektron ke katode. Ion H+ dan OH- mengalami
netralisasi sehingga terbentuk kembali beberapa molekul air. Reaksi keseluruhan yang
hidrogen dan oksigen yang dihasilkan dari reaksi ini membentuk gelembung
dan dapat dikumpulkan. Prinsip ini kemudian dimanfaatkan untuk
) yang dapat digunakan sebagai
yang kuat, melarutkan banyak jenis
zat yang bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya garam-
-zat yang tidak mudah
), disebut sebagai zat-zat "hidrofobik"
(takut-air). Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut
menandingi kekuatan gaya tarik
molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik
molekul air, molekul-
(Wikipedia, 2013).
Air menempel pada sesamanya (
sejumlah muatan parsial
(hampir) tidak digunakan bersama, dan sejumlah muatan parsial positif (
oksigen. Dalam air hal ini terjadi karena atom oksigen bersifat lebih
dibandingkan atom hidrogen yang berarti, atom oksigen memiliki lebih "
pada elektron-elektron
lebih dekat ke arahnya (juga berarti menarik
dan membuat daerah di sekitar atom oksigen bermuatan lebih negatif ketimbang daerah
daerah di sekitar kedua atom hidrogen. Air memiliki pula sifat
disebabkan oleh sifat alami kepolarannya. Air memiliki
yang disebabkan oleh kuatnya sifat kohesi antar molekul
diamati saat sejumlah kecil air ditempatkan dalam sebuah permukaan yang tak dapat
terbasahi atau terlarutkan (
tetesan. Di atas sebuah permukaan gelas yang amat bersih atau bepermukaan a
air dapat membentuk suatu
gelas dan molekul air (
(Wikipedia, 2013).
1. Sifat-sifat fenol :
a. Mengandung gugus OH, terikat pada sp
b. Mempunyai titik didih yang tinggi
c. Mempunyai rumus molekul C
d. Fenol larut dalam pelarut organik
e. Berupa padatan (kristal) yang tidak berwarna
f. Mempunyai massa molar 94,11 gr/mol
g. Mempunyai titik didih 181,9°C
h. Mempunyai titik beku 40,9°C
(Fatma Saputri, 2010)
Bab II
Laboratorium Kimia Fisika
Program D3 Teknik
air). Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut
n gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul dipol
molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik
-molekul zat tersebut tidak larut dan akan
Air menempel pada sesamanya (kohesi) karena air bersifat polar. Air memiliki
muatan parsial negatif (σ-) dekat atom oksigen akibat pasangan elektron yang
(hampir) tidak digunakan bersama, dan sejumlah muatan parsial positif (
. Dalam air hal ini terjadi karena atom oksigen bersifat lebih
dibandingkan atom hidrogen yang berarti, atom oksigen memiliki lebih "
elektron yang dimiliki bersama dalam molekul, menarik elektron
lebih dekat ke arahnya (juga berarti menarik muatan negatif elektron
dan membuat daerah di sekitar atom oksigen bermuatan lebih negatif ketimbang daerah
daerah di sekitar kedua atom hidrogen. Air memiliki pula sifat
disebabkan oleh sifat alami kepolarannya. Air memiliki tegangan permukaan
yang disebabkan oleh kuatnya sifat kohesi antar molekul-molekul air.
diamati saat sejumlah kecil air ditempatkan dalam sebuah permukaan yang tak dapat
terbasahi atau terlarutkan (non-soluble). Air tersebut akan berkumpul sebagai sebuah
tetesan. Di atas sebuah permukaan gelas yang amat bersih atau bepermukaan a
air dapat membentuk suatu lapisan tipis (thin film) karena gaya tarik molekular antara
gelas dan molekul air (gaya adhesi) lebih kuat ketimbang gaya kohesi antar molekul air
a. Mengandung gugus OH, terikat pada sp2-hibrida
b. Mempunyai titik didih yang tinggi
c. Mempunyai rumus molekul C6H6O atau C6H5OH
d. Fenol larut dalam pelarut organik
e. Berupa padatan (kristal) yang tidak berwarna
f. Mempunyai massa molar 94,11 gr/mol
g. Mempunyai titik didih 181,9°C
h. Mempunyai titik beku 40,9°C
II-14
Tinjauan Pustaka
aboratorium Kimia Fisika
rogram D3 Teknik Kimia
FTI ITS
air). Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut
menarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol) antara
molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik-menarik antar
mengendap dalam air
a air bersifat polar. Air memiliki
akibat pasangan elektron yang
(hampir) tidak digunakan bersama, dan sejumlah muatan parsial positif (σ+) dekat atom
. Dalam air hal ini terjadi karena atom oksigen bersifat lebih elektronegatif
dibandingkan atom hidrogen yang berarti, atom oksigen memiliki lebih "kekuatan tarik"
yang dimiliki bersama dalam molekul, menarik elektron-elektron
muatan negatif elektron-elektron tersebut)
dan membuat daerah di sekitar atom oksigen bermuatan lebih negatif ketimbang daerah-
daerah di sekitar kedua atom hidrogen. Air memiliki pula sifat adhesi yang tinggi
tegangan permukaan yang besar
molekul air. Hal ini dapat
diamati saat sejumlah kecil air ditempatkan dalam sebuah permukaan yang tak dapat
ir tersebut akan berkumpul sebagai sebuah
tetesan. Di atas sebuah permukaan gelas yang amat bersih atau bepermukaan amat halus
) karena gaya tarik molekular antara
gaya adhesi) lebih kuat ketimbang gaya kohesi antar molekul air
2. Sifat-sifat air:
Sifat-sifat air antara lain :
a. Air bersifat tidak berwarna, tidak berbau, dan tid
yaitu pada tekanan 100
b. Air merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki
melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam
jenis gas dan banyak macam pelarut organik.
c. Air menempel pada sesamanya (kohesi) karena air bersifat polar.
mempunyai sifat adesi yang tinggi disebabkan
d. Air memiliki tegangan permukaan yang besar yang disebabkan
sifat kohesi antar molekul
e. Mempunyai massa molar
0,998gr/cm3 (berupa fas
0,92gr/cm3 (berupa fase padatan).
Mempunyai titik didih
berupa cairan pada 20°C.
(Wikipedia, 2013)
Temperature kritis atas T
fase. Diatas temperature
bercampur.Temperature
kemampuan campur yang
Untuk memperoleh
berat dari setiap percobaan yaitu:
Keterangan :
T0C = Temperature
T10C = Temperature
T20C = Temperature
Bab II
Laboratorium Kimia Fisika
Program D3 Teknik
ntara lain :
Air bersifat tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa pada kondisi standar,
pada tekanan 100kPa (1bar) dan temperature 273,15K (0°C).
Air merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki
melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa
jenis gas dan banyak macam pelarut organik.
Air menempel pada sesamanya (kohesi) karena air bersifat polar.
mempunyai sifat adesi yang tinggi disebabkan oleh sifat alami
Air memiliki tegangan permukaan yang besar yang disebabkan
sifat kohesi antar molekul-molekul air.
Mempunyai massa molar: 18,0153gr/mol. Air mempunyai densitas
(berupa fase cairan pada 20°C), dan mempunyai
(berupa fase padatan). Mempunyai titik lebur
Mempunyai titik didih: 100°C, 373,15K, 212°F. Kalor jenis air yaitu 4184
berupa cairan pada 20°C.
kritis atas Tc adalah batas atas temperature dimana
temperature batas atas, kedua komponen benar
Temperature ini ada gerakan termal yang lebih besar
kemampuan campur yang lebih besar pada kedua komponen (Atkins PW, 1999).
Untuk memperoleh temperature kritis, maka diperlukan suhu rata
berat dari setiap percobaan yaitu:
Temperature rata-rata
Temperature pada saat larutan jernih
Temperature pada saat larutan keruh
�� ����� ���
2
II-15
Tinjauan Pustaka
aboratorium Kimia Fisika
rogram D3 Teknik Kimia
FTI ITS
ak berasa pada kondisi standar,
K (0°C).
Air merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk
garam, gula, asam, beberapa
Air menempel pada sesamanya (kohesi) karena air bersifat polar. Air juga
oleh sifat alami kepolarannya.
Air memiliki tegangan permukaan yang besar yang disebabkan oleh kuatnya
Air mempunyai densitas sebesar
mempunyai densitas sebesar
lebur 0°C, 273,15K, 32°F.
Kalor jenis air yaitu 4184J/(kg.K)
dimana terjadi pemisahan
batas atas, kedua komponen benar-benar
ini ada gerakan termal yang lebih besar menghasilkan
(Atkins PW, 1999).
kritis, maka diperlukan suhu rata-rata dan persen
Keterangan :
% BP = Persen bera
BM Terlarut = Massa (gr)
BM Larutan = Massa + Massa Air/Massa HCl (gr)
(Sukardjo, 2002)
Campuran liquid
yaitu:
1. Tipe suhu kritis maksimum
Jenis ini terdapat dalam campuran air anilin. Bila sedikit air ditambahkan pada anilin
diperoleh campuran air dalam anilin. Bila air ditambahkan terus maka terdapat dua
lapisan yaitu air dalam anilin dan anilin dalam air.
maka akan diperoleh Larutan anilin dalam air. Selama terjadi dua lapisan, susunan
tetap tetapi banyaknya masing
suatu saat (titik B) kedua lapisan hilang membentuk campuran homogen. Titik B
disebut titik temperature
2. Tipe suhu kritis minimum
Campuran jenis ini terdapat pada campuran air
pelarutan kritis minimal 18,5
(air dengan trietil amin) selalu tetap
mencapai 500C campuran memiliki komposisi kira
62,69 % berat.
3. Tipe suhu kritis minimum maksimum
Campuran ini terdapat pada air
minimal terdapat pada 60,8
terdapat pada 94-95
cairan, titik C dan C’ mendekat dan akhirnya menjadi homogen.
4. Tipe tanpa suhu kritis larutan
Air dan eter bercampur sebagian dalam segala perbandingan, jadi tidak mempunyai
temperature pelarutan kritis, baik maksimal maupun minimal. Untuk campuran 1,
Bab II
Laboratorium Kimia Fisika
Program D3 Teknik
= Persen berat
= Massa (gr)
= Massa + Massa Air/Massa HCl (gr)
Campuran liquid-liquid partially miscible dibagi menjadi beberapa tipe,
Tipe suhu kritis maksimum
Jenis ini terdapat dalam campuran air anilin. Bila sedikit air ditambahkan pada anilin
diperoleh campuran air dalam anilin. Bila air ditambahkan terus maka terdapat dua
lapisan yaitu air dalam anilin dan anilin dalam air. Jika penambahan air diteruskan
a akan diperoleh Larutan anilin dalam air. Selama terjadi dua lapisan, susunan
tetap tetapi banyaknya masing-masing lapisan berubah. Pada pemanasan campuran,
suatu saat (titik B) kedua lapisan hilang membentuk campuran homogen. Titik B
ature pelarutan kritis atau temperature consolute
Tipe suhu kritis minimum
Campuran jenis ini terdapat pada campuran air-trietil amin, denga
pelarutan kritis minimal 18,50C. Selama temperature tetap (18,5
(air dengan trietil amin) selalu tetap tidak mengalami perubahan. Pada saat suhu
C campuran memiliki komposisi kira-kira antara 18,89
Tipe suhu kritis minimum maksimum
Campuran ini terdapat pada air-nikotin. Temperature kritis terdapat pada 208
minimal terdapat pada 60,80C. Pada titik C dan C’ terdapat pada 34% nikotin. Titik A
950C dan titik B pada 121-1300C. Bila tekanan dikenakan pada
tik C dan C’ mendekat dan akhirnya menjadi homogen.
Tipe tanpa suhu kritis larutan
Air dan eter bercampur sebagian dalam segala perbandingan, jadi tidak mempunyai
pelarutan kritis, baik maksimal maupun minimal. Untuk campuran 1,
%BP �BM Terlarut
BM Larutan x 100%
II-16
Tinjauan Pustaka
aboratorium Kimia Fisika
rogram D3 Teknik Kimia
FTI ITS
dibagi menjadi beberapa tipe,
Jenis ini terdapat dalam campuran air anilin. Bila sedikit air ditambahkan pada anilin
diperoleh campuran air dalam anilin. Bila air ditambahkan terus maka terdapat dua
Jika penambahan air diteruskan
a akan diperoleh Larutan anilin dalam air. Selama terjadi dua lapisan, susunan
masing lapisan berubah. Pada pemanasan campuran,
suatu saat (titik B) kedua lapisan hilang membentuk campuran homogen. Titik B
consolute.
trietil amin, dengan temperature
(18,50C)susunan campuran
bahan. Pada saat suhu
kira antara 18,89 % sampai dengan
kritis terdapat pada 2080C dan
C. Pada titik C dan C’ terdapat pada 34% nikotin. Titik A
C. Bila tekanan dikenakan pada
Air dan eter bercampur sebagian dalam segala perbandingan, jadi tidak mempunyai
pelarutan kritis, baik maksimal maupun minimal. Untuk campuran 1, 2,
dan 3 berat masing
pada 500C dicampurkan 40
campuran.
(Sukardjo, 2002)
Bab II
Laboratorium Kimia Fisika
Program D3 Teknik
masing-masing larutan dapat dicari dengan kaidah campuran. Misalkan
dicampurkan 40gram anilin dan 60gram air sehingga diperoleh 100
II-17
Tinjauan Pustaka
aboratorium Kimia Fisika
rogram D3 Teknik Kimia
FTI ITS
masing larutan dapat dicari dengan kaidah campuran. Misalkan
gga diperoleh 100gram
II-1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
Larutan dapat didefinisikan sebagai campuran yang homogen, karena itu larutan
merupakan suatu sistem satu fase yang terdiri dari satu atau lebih komponen pengisinya.
Fase tersebut dapat berbentuk solid, liquid maupun gas. Pengertian campuran itu sendiri
dapat diartikan sebagai kumpulan dua atau lebih zat yang tidak bereaksi. Kemungkinan
bentuk campuran :
1. Campuran kasar yaitu campuran yang sifat maupun bentuknya sama dengan keadaan
murninya contoh campuran tanah dan pasir, gula dan garam, dan sebagainya.
2. Dispersi koloid yaitu campuran yang ukuran partikelnya 10-7 sampai 10-5cm yang
tidak dapat dipisahkan dengan filtrasi dan berada di antara larutan homogen dan
heterogen contoh larutan tanah liat dan air, sol Fe(OH)3 , dan sebagainya.
3. Larutan sejati yaitu campuran yang homogen contohnya larutan gula dalam air,
garam dalam air, dan sebagainya
(Keenan, 1986).
Campuran kasar dan dispersi koloid disebut juga sebagai campuran heterogen dan
dapat dipisahkan secara mekanis, sedangkan larutan sejati yang bercampur secara
homogen tidak dapat dipisahkan secara mekanis (Keenan, 1986).
Fase merupakan bagian dari suatu sistem dimana sifat kimia dan fisisnya sama atau
homogen serta antara satu fase dengan fase lainnya betul-betul terpisah oleh batasan yang
baik dan jelas hingga dapat dipisahkan secara mekanis, seperti dengan penyaringan,
pengendapan dan sebagainya. Fase dapat terdiri dari material dalam jumlah yang besar
maupun kecil serta dapat dalam satu unit atau dapat dibagi dalam berbagai unit yang
lebih kecil (Keenan, 1986).
Sistem biner fenol – air merupakan sistem yang memperlihatkan sifat solubilitas
timbal balik antara fenol dan air pada suhu tertentu dan tekanan tetap. Solubilitas
(kelarutan) adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut (solute), untuk larut
dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut
yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh.
Zat-zat tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut.
Contohnya adalah etanol di dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris lebih tepatnya
disebut miscible. Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni
ataupun campuran (Keenan, 1986)
Campuran terdiri dari beberapa jenis. Di lihat dari fasen
–air, terdapat 2 jenis campuran yang dapat berupah pada kondisi tertentu. Suatu fase
didefinisikan sebagai bagian sistem yang seragam atau homogeni
submakroskopiknya, tetapi benar
batasan yang jelas dan baik. Campuran padatan atau dua cairan yang tidak saling
bercampur dapat membentuk
fase karena sistemnya yang homogen. Si
SK & Dogra S, 2008 ).
Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur sebagian
bila temperaturenya di bawah
larutan tersebut dapat bercampur sempurna (homogen) dan jika
melewati temperature
bercampur sebagian lagi. Salah satu contoh dari
kelarutan fenol dalam air yang membentuk kurva parabola yang berdasarkan pada
bertambahnya % fenol dalam setiap perubahan
kritis (Dogra SK & Dogra S, 2008 ).
Kelarutan dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
1. Larut sempurna (
2. Larut sebagian (partially miscible
3. Tidak larut (completely immiscible
(Sarah, 2013).
Istilah "tak larut" (
walaupun sebenarnya hanya ada
yang terlarut. Dalam beberapa kondisi, titik kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui
untuk menghasilkan suatu larutan yang disebut lewat jenuh yang metastabil
Sistem biner fenol
timbal balik antara fenol dan air pada suhu tertentu dan tekanan tetap. Disebut sistem
biner karena jumlah komponen campuran terdiri dari dua zat yaitu fenol dan air. Fenol
dan air kelarutanya akan berubah apabila dalam campuran itu ditambahan salah satu
komponen penyusunnya yaitu fenol atau air
Bab II
Laboratorium Kimia Fisika
Program D3 Teknik
. Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni
(Keenan, 1986).
Campuran terdiri dari beberapa jenis. Di lihat dari fasenya, P
air, terdapat 2 jenis campuran yang dapat berupah pada kondisi tertentu. Suatu fase
didefinisikan sebagai bagian sistem yang seragam atau homogeni
submakroskopiknya, tetapi benar – benar terpisah dari bagian si
tasan yang jelas dan baik. Campuran padatan atau dua cairan yang tidak saling
bercampur dapat membentuk fase terpisah. Sedangkan campuran gas
arena sistemnya yang homogen. Simbol umum untuk jumlah fase adalah P
Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur sebagian
nya di bawah temperature kritis. Jika mencapai temperature
larutan tersebut dapat bercampur sempurna (homogen) dan jika
kritis maka sistem larutan tersebut akan kembali dalam kondisi
bercampur sebagian lagi. Salah satu contoh dari temperature
kelarutan fenol dalam air yang membentuk kurva parabola yang berdasarkan pada
nya % fenol dalam setiap perubahan temperature baik di bawah
(Dogra SK & Dogra S, 2008 ).
Kelarutan dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
Larut sempurna (completely miscible), seperti air dan alkohol.
partially miscible), seperti air dan eter; air dan
completely immiscible), seperti air dan minyak.
Istilah "tak larut" (insoluble) sering diterapkan pada senyawa yang sulit larut,
walaupun sebenarnya hanya ada sangat sedikit kasus yang benar-benar tidak ada bahan
yang terlarut. Dalam beberapa kondisi, titik kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui
untuk menghasilkan suatu larutan yang disebut lewat jenuh yang metastabil
Sistem biner fenol - air merupakan sistem yang memperlihatkan sifat kelarutan
timbal balik antara fenol dan air pada suhu tertentu dan tekanan tetap. Disebut sistem
biner karena jumlah komponen campuran terdiri dari dua zat yaitu fenol dan air. Fenol
ir kelarutanya akan berubah apabila dalam campuran itu ditambahan salah satu
komponen penyusunnya yaitu fenol atau air (Widiyanti, 2013).
II-2
Tinjauan Pustaka
aboratorium Kimia Fisika
rogram D3 Teknik Kimia
FTI ITS
. Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni
Pada sistem biner fenol
air, terdapat 2 jenis campuran yang dapat berupah pada kondisi tertentu. Suatu fase
didefinisikan sebagai bagian sistem yang seragam atau homogeni diantara keadaan
ian sistem yang lain oleh
tasan yang jelas dan baik. Campuran padatan atau dua cairan yang tidak saling
fase terpisah. Sedangkan campuran gas-gas adalah satu
umum untuk jumlah fase adalah P (Dogra
Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur sebagian
temperature kritis, maka
larutan tersebut dapat bercampur sempurna (homogen) dan jika temperaturenya telah
kritis maka sistem larutan tersebut akan kembali dalam kondisi
timbal balik adalah
kelarutan fenol dalam air yang membentuk kurva parabola yang berdasarkan pada
baik di bawah temperature
), seperti air dan alkohol.
), seperti air dan eter; air dan fenol.
) sering diterapkan pada senyawa yang sulit larut,
benar tidak ada bahan
yang terlarut. Dalam beberapa kondisi, titik kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui
untuk menghasilkan suatu larutan yang disebut lewat jenuh yang metastabil (Sarah, 2013).
air merupakan sistem yang memperlihatkan sifat kelarutan
timbal balik antara fenol dan air pada suhu tertentu dan tekanan tetap. Disebut sistem
biner karena jumlah komponen campuran terdiri dari dua zat yaitu fenol dan air. Fenol
ir kelarutanya akan berubah apabila dalam campuran itu ditambahan salah satu
Gambar II.
L1 adalah fenol dalam air, L
mol fraksi air dan mol fraksi fenol, X
Sistem ini mempunyai suhu kritis (T
dua zat bercampur secara homogen dengan komposisi C
komposisi di antara A1
sistem berada pada dua fase (keruh). Sedangkan di luar daerah kurva (atau diatas suhu
kritisnya, TC), sistem berada pada satu fasa
Jika temperature dari dalam kelarutan fenol
komposisi larutan dari sistem larutan tersebut akan berubah.
untuk lapisan atas akan bertambah (lebih dari 11,8 %) dan kandungan fenol dari lapisan
bawah akan berkurang (kurang dari 62,6 %).
maka komposisi sistem larutan tersebut menjadi
dengan sempurna. Temperature
diperoleh komposisi larutan
Faktor yang mempengaruhi k
1. Sifat dari solute dan
Solut yang polar akan larut dalam
anorganik larut dalam air.
pula. Misalnya alkaloid
T0
T
L1
A1
A2
XA = 1
Bab II
Laboratorium Kimia Fisika
Program D3 Teknik
Gambar II.1 Kurva Komposisi Campuran Fenol Air
adalah fenol dalam air, L2 adalah air dalam fenol, XA dan XF
mol fraksi air dan mol fraksi fenol, XC adalah mol fraksi komponen pada suhu kritis (T
ini mempunyai suhu kritis (TC) pada tekanan tetap, yaitu suhu minimum pada saat
dua zat bercampur secara homogen dengan komposisi CC. Pada suhu T
1 dan B1 atau pada suhu T2 dengan komposisi di antara A
pada dua fase (keruh). Sedangkan di luar daerah kurva (atau diatas suhu
), sistem berada pada satu fasa (jernih) (Hougen, 1954).
dari dalam kelarutan fenol aquadest dinaikkan di atas 50°C maka
komposisi larutan dari sistem larutan tersebut akan berubah. Kandungan fenol dalam air
untuk lapisan atas akan bertambah (lebih dari 11,8 %) dan kandungan fenol dari lapisan
bawah akan berkurang (kurang dari 62,6 %). Pada saat suhu kelarutan mencapai 66°C
maka komposisi sistem larutan tersebut menjadi seimbang dan keduanya dapat dicampur
Temperature kritis adalah kenaikan temperature
diperoleh komposisi larutan yang berada dalam kesetimbangan (Hougen, 1954)
Faktor yang mempengaruhi kelarutan :
dan solvent
g polar akan larut dalam solvent yang polar pula. Misalnya garam
norganik larut dalam air. Solute yang nonpolar larut dalam solvent
pula. Misalnya alkaloid basa (umumnya senyawa organik) larut dalam kloroform.
L
B1
B2
XC
Mol Fraksi
II-3
Tinjauan Pustaka
aboratorium Kimia Fisika
rogram D3 Teknik Kimia
FTI ITS
Kurva Komposisi Campuran Fenol Air
masing-masing adalah
adalah mol fraksi komponen pada suhu kritis (TC).
) pada tekanan tetap, yaitu suhu minimum pada saat
. Pada suhu T1 dengan
dengan komposisi di antara A2 dan B2,
pada dua fase (keruh). Sedangkan di luar daerah kurva (atau diatas suhu
dinaikkan di atas 50°C maka
Kandungan fenol dalam air
untuk lapisan atas akan bertambah (lebih dari 11,8 %) dan kandungan fenol dari lapisan
suhu kelarutan mencapai 66°C
seimbang dan keduanya dapat dicampur
temperature tertentu dimana akan
(Hougen, 1954).
yang polar pula. Misalnya garam-garam
solvent yang nonpolar
basa (umumnya senyawa organik) larut dalam kloroform.
2
T2
T1
XF = 1
2. Cosolvensi
Cosolvensi adalah peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat karena adanya penambahan
pelarut lain atau modifikasi pelarut. Misalnya luminal tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam campuran air dan gliserin atau
3. Kelarutan
Zat yang mudah larut memerlukan
memerlukan banyak pelarut. Kelarutan zat anorganik yang digunakan dalam farmasi
umumnya adalah :
a. Dapat larut dalam air
Semua garam klorida larut, kecuali
kecuali nitrat base. Semua garam sulfat larut kecuali BaSO
b. Tidak larut dalam air
Semua garam karbonat tidak larut kecuali
hidroksida tidak larut kecuali
tidak larut kecuali
4. Temperature
Zat padat umumnya bertambah larut bila suhunya
dikatakan bersifat endoterm, karena pada proses kelarutannya membutuhkan panas.
5. Salting Out
Salting Out adalah p
lebih besar dibanding zat utama, akan
atau terbentuknya endapan karena ada reaksi kimia. Contohnya : kelarutan minyak
atsiri dalam air akan turun bila kedalam air tersebu
6. Salting In
Salting in adalah adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan k
dalam solvent menjadi lebih besar. Contohnya :
larut dalam larutan yang mengandung Nicotinamida.
7. Pembentukan Kompleks
Pembentukan kompleks adalah peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa tak larut
dengan zat yang larut dengan membentuk garam kompleks. Contohnya : Iodi
dalam larutan KI atau NaI jenuh.
Bab II
Laboratorium Kimia Fisika
Program D3 Teknik
adalah peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat karena adanya penambahan
pelarut lain atau modifikasi pelarut. Misalnya luminal tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam campuran air dan gliserin atau solutio petit.
Zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut, sedangkan zat yang sukar larut
memerlukan banyak pelarut. Kelarutan zat anorganik yang digunakan dalam farmasi
Dapat larut dalam air
Semua garam klorida larut, kecuali AgCl, PbCl2, Hg2Cl2. Semua garam nitrat larut
nitrat base. Semua garam sulfat larut kecuali BaSO4, PbSO
Tidak larut dalam air
Semua garam karbonat tidak larut kecuali K2CO3, Na2CO
hidroksida tidak larut kecuali KOH, NaOH, BaO, Ba(OH)2. semua garam
tidak larut kecuali K3PO4, Na3PO3.
ya bertambah larut bila suhunya dinaikkan, zat padat tersebut
dikatakan bersifat endoterm, karena pada proses kelarutannya membutuhkan panas.
adalah peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan
lebih besar dibanding zat utama, akan menyebabkan penurunan kelarutan zat utama
atau terbentuknya endapan karena ada reaksi kimia. Contohnya : kelarutan minyak
dalam air akan turun bila kedalam air tersebut ditambahkan larutan NaCl jenuh.
adalah adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan k
menjadi lebih besar. Contohnya : Riboflavin tidak larut dalam air tetapi
larut dalam larutan yang mengandung Nicotinamida.
Pembentukan Kompleks
Pembentukan kompleks adalah peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa tak larut
dengan zat yang larut dengan membentuk garam kompleks. Contohnya : Iodi
dalam larutan KI atau NaI jenuh. Kecepatan kelarutan dipengaruhi oleh
II-4
Tinjauan Pustaka
aboratorium Kimia Fisika
rogram D3 Teknik Kimia
FTI ITS
adalah peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat karena adanya penambahan
pelarut lain atau modifikasi pelarut. Misalnya luminal tidak larut dalam air, tetapi larut
sedikit pelarut, sedangkan zat yang sukar larut
memerlukan banyak pelarut. Kelarutan zat anorganik yang digunakan dalam farmasi
Semua garam nitrat larut
, PbSO4, CaSO4.
CO3. Semua oksida dan
. semua garam phosfat
dinaikkan, zat padat tersebut
dikatakan bersifat endoterm, karena pada proses kelarutannya membutuhkan panas.
terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan
menyebabkan penurunan kelarutan zat utama
atau terbentuknya endapan karena ada reaksi kimia. Contohnya : kelarutan minyak
t ditambahkan larutan NaCl jenuh.
adalah adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan kelarutan zat utama
tidak larut dalam air tetapi
Pembentukan kompleks adalah peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa tak larut
dengan zat yang larut dengan membentuk garam kompleks. Contohnya : Iodium larut
Kecepatan kelarutan dipengaruhi oleh :
a. Ukuran partikel : Makin halus
permukaan solute
b. Suhu : Umumnya kenaikan
c. Pengadukan.
8. Tekanan
Tekanan tidak begitu berpengaruh terhadap daya larut zat pada zat cair, tetapi
berpengaruh pada daya larut
(Sukardjo, 2002).
Daya larut suatu zat dalam zat lain
1. Jenis pelarut dan zat terlarut.
Zat-zat dengan struktur kimia yang mirip, umumnya dapat saling bercampur baik
sedang yang tidak biasanya sukar bercampur. Air dan alkohol bercampur sempurna
(completely misible
dan minyak sama sekali tidak bercampur (
2. Temperature
Kebanyakan zat padat menjadi lebih banyak larut ke dalam suatu cairan, bila
temperature dinaikkan, misalnya kaliumnitrat (KNO
beberapa zat padat yang kelarutannya menurun bila
pembentukan larutan air
suatu gas dalam suatu cairan biasanya menurun
tidak begitu berpengaruh terhadap daya larut zat pada zat cair, tetapi b
daya larut gas.
(Sukardjo, 2002)
Jenis-jenis larutan yang penting ada 4,
1. Larutan gas dalam gas
Gas dengan gas selalu bercampur
adalah aditif, asal tekanan total tidak terlalu besar.
2. Larutan gas dalam cair
Tergantung pada jenis gas, jenis pelarut, tekanan dan
O2 dan He dalam air, sangat kecil. Sedangk
disebabkan karena gas yang pertama tidak bereaksi dengan air, sedangkan gas yang
kedua bereaksi sehingga membentuk asam klorida dan ammonium hidroksida. Jenis
Bab II
Laboratorium Kimia Fisika
Program D3 Teknik
Ukuran partikel : Makin halus solute, makin kecil ukuran partike
solute yang kontak dengan solvent, solute makin cepat larut.
Suhu : Umumnya kenaikan suhu menambah kenaikan kelaruta
Tekanan tidak begitu berpengaruh terhadap daya larut zat pada zat cair, tetapi
berpengaruh pada daya larut gas
Daya larut suatu zat dalam zat lain dipengaruhi oleh :
Jenis pelarut dan zat terlarut.
zat dengan struktur kimia yang mirip, umumnya dapat saling bercampur baik
sedang yang tidak biasanya sukar bercampur. Air dan alkohol bercampur sempurna
), air dan eter bercampur sebagian (partially miscible
dan minyak sama sekali tidak bercampur (completely immiscible
Kebanyakan zat padat menjadi lebih banyak larut ke dalam suatu cairan, bila
dinaikkan, misalnya kaliumnitrat (KNO3) dalam air, namun terdapat
beberapa zat padat yang kelarutannya menurun bila temperature
pembentukan larutan air dari serium sulfat (Ce2(SO4)3). Gas dalam cairan
m suatu cairan biasanya menurun dengan naiknya
tidak begitu berpengaruh terhadap daya larut zat pada zat cair, tetapi b
enis larutan yang penting ada 4, yaitu :
Larutan gas dalam gas
Gas dengan gas selalu bercampur sempurna membentuk larutan. Sifat
adalah aditif, asal tekanan total tidak terlalu besar.
Larutan gas dalam cair
Tergantung pada jenis gas, jenis pelarut, tekanan dan temperature
dan He dalam air, sangat kecil. Sedangkan HCl dan NH3
disebabkan karena gas yang pertama tidak bereaksi dengan air, sedangkan gas yang
kedua bereaksi sehingga membentuk asam klorida dan ammonium hidroksida. Jenis
II-5
Tinjauan Pustaka
aboratorium Kimia Fisika
rogram D3 Teknik Kimia
FTI ITS
, makin kecil ukuran partikel makin luas
makin cepat larut.
an solute.
Tekanan tidak begitu berpengaruh terhadap daya larut zat pada zat cair, tetapi
zat dengan struktur kimia yang mirip, umumnya dapat saling bercampur baik
sedang yang tidak biasanya sukar bercampur. Air dan alkohol bercampur sempurna
partially miscible), sedang air
immiscible).
Kebanyakan zat padat menjadi lebih banyak larut ke dalam suatu cairan, bila
) dalam air, namun terdapat
temperature dinaikkan misalnya
). Gas dalam cairan kelarutan
dengan naiknya temperature. Tekanan
tidak begitu berpengaruh terhadap daya larut zat pada zat cair, tetapi berpengaruh pada
sempurna membentuk larutan. Sifat-sifat larutan
temperature. Daya larut N2, H2,
sangat besar. Hal ini
disebabkan karena gas yang pertama tidak bereaksi dengan air, sedangkan gas yang
kedua bereaksi sehingga membentuk asam klorida dan ammonium hidroksida. Jenis
pelarut juga berpengaruh, misalnya N
daripada dalam air, sedangkan NH
alkohol.
3. Larutan cairan dalam cairan
Bila dua cairan dicampur, zat ini dapat bercampur sempurna, bercampur sebagian, atau
tidak sama sekali berc
cairan dan temperature
Toluena, Air-Alkohol, Air
Nitro Benzena, Air-
4. Larutan zat padat dalam cairan
Daya larut zat padat dalam cairan tergantung jenis zat terlarut, jenis pelarut,
temperature, dan sedikit tekanan. Batas daya larutnya adalah konsentrasi larutan
jenuh. Konsentrasi larutan jenuh untuk bermacam
berbeda, tergantung jenis zatnya. Umumnya daya larut zat
besar daripada dalam pelar
naiknya temperature
(Sukardjo, 2002).
Ada dua macam larutan, yaitu :
1. Larutan homogen, yaitu apabila dua macam zat dapat membentuk suatu laruta
susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian
berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Atau larutan dapat dikatakan
dapat bercampur secara seragam (
2. Larutan heterogen, yaitu apabila dua macam
permukaan-permukaan tertentu yang dapat terdeteksi antara bagian
fase yang terpisah.
(Sukardjo, 2002)
Larutan heterogen dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Insoluble, yaitu jika kel
dalam 1000 gram pelarut. Misalnya, kaca dalam air.
b. Immisable, yaitu jika ked
(Sukardjo, 2002)
Bab II
Laboratorium Kimia Fisika
Program D3 Teknik
pelarut juga berpengaruh, misalnya N2, O2, dan CO2 lebih mudah larut dalam alkohol
dalam air, sedangkan NH3 dan H2S lebih mudah larut dalam air daripada
am cairan
Bila dua cairan dicampur, zat ini dapat bercampur sempurna, bercampur sebagian, atau
tidak sama sekali bercampur. Daya larut cairan dalam cairan tergantung dari jenis
temperature. Contohnya, zat-zat yang mirip daya larutnya besar.Benzena
Alkohol, Air-Metil. Zat-zat yang berbeda tidak dapat bercampur Air
-Kloro Benzena.
Larutan zat padat dalam cairan
Daya larut zat padat dalam cairan tergantung jenis zat terlarut, jenis pelarut,
, dan sedikit tekanan. Batas daya larutnya adalah konsentrasi larutan
jenuh. Konsentrasi larutan jenuh untuk bermacam-macam zat dalam air sangat
berbeda, tergantung jenis zatnya. Umumnya daya larut zat-zat organik dalam air lebih
besar daripada dalam pelarut-pelarut organik. Umumnya daya larut bertambah dengan
temperature karena kebanyakan zat mempunyai panas pelarutan positif
Ada dua macam larutan, yaitu :
Larutan homogen, yaitu apabila dua macam zat dapat membentuk suatu laruta
susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian
berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Atau larutan dapat dikatakan
dapat bercampur secara seragam (miscible).
Larutan heterogen, yaitu apabila dua macam zat yang bercampur masih terdapat
permukaan tertentu yang dapat terdeteksi antara bagian
Larutan heterogen dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
yaitu jika kelarutannya sangat sedikit, yaitu kurang dari 0,1 gram zat terlarut
dalam 1000 gram pelarut. Misalnya, kaca dalam air.
yaitu jika kedua satu ke dalam zat yang lain. Misalnya, minyak dalam air.
II-6
Tinjauan Pustaka
aboratorium Kimia Fisika
rogram D3 Teknik Kimia
FTI ITS
lebih mudah larut dalam alkohol
S lebih mudah larut dalam air daripada
Bila dua cairan dicampur, zat ini dapat bercampur sempurna, bercampur sebagian, atau
ampur. Daya larut cairan dalam cairan tergantung dari jenis
zat yang mirip daya larutnya besar.Benzena-
zat yang berbeda tidak dapat bercampur Air-
Daya larut zat padat dalam cairan tergantung jenis zat terlarut, jenis pelarut,
, dan sedikit tekanan. Batas daya larutnya adalah konsentrasi larutan
macam zat dalam air sangat
zat organik dalam air lebih
pelarut organik. Umumnya daya larut bertambah dengan
karena kebanyakan zat mempunyai panas pelarutan positif
Larutan homogen, yaitu apabila dua macam zat dapat membentuk suatu larutan yang
susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang
berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Atau larutan dapat dikatakan
zat yang bercampur masih terdapat
permukaan tertentu yang dapat terdeteksi antara bagian- bagian atau fase-
kurang dari 0,1 gram zat terlarut
Misalnya, minyak dalam air.
Selain itu ada beberapa jenis larutan diantaranya sebagai berikut :
A. Larutan Elektrolit
Berdasarkan kemampuan menghantarkan arus listrik (didasarkan
ionisasi), larutan dibagi
elektrolit kuat dan
adalah larutan yang
elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Lar
dibagi dua, yaitu :
a. Larutan Elektrolit Kuat
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar arus listrik,
karena zat terlarut yang berada didalam pelarut (biasanya
berubah menjadi
tergolong elektrolit kuat adalah :
• Asam kuat, antara lain: HCl, HClO
• Basa kuat, yaitu
NaOH, KOH, Ca(OH)
• Garam-garam
Al 2(SO4)3 dan lain
b. Larutan Elektrolit Lemah
Larutan elektrolit
listrik dengan daya
tetapi kurang dari satu (0 <
• Asam lemah,
• Basa lemah, antara
• Garam-garam yang sukar larut, antara lain: AgCl, CaCrO
(Ratna, 2009)
B. Larutan non-Elektrolit
Larutan non-elektrolit
listrik, hal ini disebabkan
meng-ion). Yang termasuk dalam larutan non elektrolit antara lain :
• Larutan urea
• Larutan sukrosa
Bab II
Laboratorium Kimia Fisika
Program D3 Teknik
Selain itu ada beberapa jenis larutan diantaranya sebagai berikut :
Berdasarkan kemampuan menghantarkan arus listrik (didasarkan
dibagi menjadi dua, yaitu larutan elektrolit,
dan elektrolit lemah serta larutan non-elektrolit. Larutan elektrolit
adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan
elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Lar
Larutan Elektrolit Kuat
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar arus listrik,
karena zat terlarut yang berada didalam pelarut (biasanya air),
menjadi ion-ion dengan harga derajat ionisasi adalah satu
tergolong elektrolit kuat adalah :
Asam kuat, antara lain: HCl, HClO3, HClO4, H2SO4, HNO
yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, antara lain
KOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.
garam yang mempunyai kelarutan tinggi, antara
dan lain-lain.
Larutan Elektrolit Lemah
elektrolit lemah adalah larutan yang mampu menghantarkan
daya yang lemah, dengan harga derajat ionisasi lebih dari nol
tetapi kurang dari satu (0 < α < 1). Yang tergolong elektrolit lemah adalah:
lemah, antara lain: CH3COOH, HCN, H2CO3,
Basa lemah, antara lain: NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain.
garam yang sukar larut, antara lain: AgCl, CaCrO
Elektrolit
elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan
disebabkan karena larutan tidak dapat menghasilkan ion
ion). Yang termasuk dalam larutan non elektrolit antara lain :
II-7
Tinjauan Pustaka
aboratorium Kimia Fisika
rogram D3 Teknik Kimia
FTI ITS
Selain itu ada beberapa jenis larutan diantaranya sebagai berikut :
Berdasarkan kemampuan menghantarkan arus listrik (didasarkan pada daya
elektrolit, yang terdiri dari
elektrolit. Larutan elektrolit
sedangkan larutan non-
elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Larutan elektrolit
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar arus listrik,
air), seluruhnya dapat
dengan harga derajat ionisasi adalah satu (α = 1). Yang
, HNO3 dan lain-lain.
tanah, antara lain
antara lain : NaCl, KCl, KI,
mampu menghantarkan arus
harga derajat ionisasi lebih dari nol
< 1). Yang tergolong elektrolit lemah adalah:
H2S dan lain-lain.
garam yang sukar larut, antara lain: AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain.
menghantarkan arus
larutan tidak dapat menghasilkan ion-ion (tidak
ion). Yang termasuk dalam larutan non elektrolit antara lain :
• Larutan glukosa
• Larutan alkohol dan lain
(Ratna, 2009)
Campuran terdiri dari beberapa
terdapat 2 jenis campuran yang dapat berupah pada kondisi tertentu. Suatu fase
didefenisikan sebagai bagian sistem yang
submakroskopiknya, tetapi benar
batasan yang jelas dan baik. Campuran padatan atau dua cairan yang tidak saling
bercampur dapat membentuk
fase karena sistemnya yang homogen
Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur sebagian
bila temperaturenya dibawah
temperature tertentu dimana akan diperoleh komposisi yang berada dalam
kesetimbangan. Jika mencapai
sempurna (homogen)
sistem larutan tersebut akan
contoh dari temperature
kurva parabola yang berdasarkan pada bertambahnya %
temperature baik di bawah
fenol aquadest dinaikkan di atas 50°C maka komposisi larutan dari sistem larutan
tersebut akan berubah. Kandungan
(lebih dari 11,8 %) dan kandungan
62,6 %). Pada saat suhu kelarutan mencapai 66°C maka komposisi sistem larutan tersebut
menjadi seimbang dan keduanya dapat dicampur dengan sempurna.
Air dalam fenol
sebagian). Jika mencampur zat cair yang demikian
Misalnya kita campur dalam air, maka pada bagian bawah di peroleh dal
bagian atasnya diperoleh air dalam . Pada suhu 20
sisanya 8,4% , sedangkan bagian atasnya berisi 27,8% air dan sisanya 72,2% . Persentase
ini tetap selama temperature
sama, karena hal ini tergantung dari banyaknya zat mula
dinaikkan, maka daya campur kedua cairan bertambah dan pada cairan 65,85
Bab II
Laboratorium Kimia Fisika
Program D3 Teknik
Larutan alkohol dan lain-lain
Campuran terdiri dari beberapa jenis. Di lihat dari fasenya, p
terdapat 2 jenis campuran yang dapat berupah pada kondisi tertentu. Suatu fase
didefenisikan sebagai bagian sistem yang seragam atau homogen diantara keadaan
submakroskopiknya, tetapi benar – benar terpisah dari bagian sistem yang lain oleh
batasan yang jelas dan baik. Campuran padatan atau dua cairan yang tidak saling
bercampur dapat membentuk fase terpisah. Sedangkan campuran gas
fase karena sistemnya yang homogen (Sukardjo, 2003).
Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur sebagian
nya dibawah temperature kritis. Temperature kritis adalah kenaikan
tertentu dimana akan diperoleh komposisi yang berada dalam
kesetimbangan. Jika mencapai temperature kritis, maka larutan tersebut dapat bercampur
sempurna (homogen) dan jika temperaturenya telah melewati temperature
sistem larutan tersebut akan kembali dalam kondisi bercampur sebagian lagi. Salah satu
temperature timbal balik adalah kelarutan fenol dalam air yang membentuk
parabola yang berdasarkan pada bertambahnya % fenol dalam setiap perub
baik di bawah temperature kritis. Jika temperature
dinaikkan di atas 50°C maka komposisi larutan dari sistem larutan
tersebut akan berubah. Kandungan fenol dalam air untuk lapisan atas akan
bih dari 11,8 %) dan kandungan fenol dari lapisan bawah akan berkurang (kurang dari
Pada saat suhu kelarutan mencapai 66°C maka komposisi sistem larutan tersebut
menjadi seimbang dan keduanya dapat dicampur dengan sempurna.
itu sendiri merupakan partially miscible (larutan yang bercampur
campur zat cair yang demikian, maka akan kita dapatkan du
dalam air, maka pada bagian bawah di peroleh dal
bagian atasnya diperoleh air dalam . Pada suhu 200C, lapisan bawah berisi 91,6% air dan
sisanya 8,4% , sedangkan bagian atasnya berisi 27,8% air dan sisanya 72,2% . Persentase
temperature tetap, tetapi banyaknya relatif masing
sama, karena hal ini tergantung dari banyaknya zat mula-mula. Jika
dinaikkan, maka daya campur kedua cairan bertambah dan pada cairan 65,85
II-8
Tinjauan Pustaka
aboratorium Kimia Fisika
rogram D3 Teknik Kimia
FTI ITS
II-8
pada sistem biner –air,
terdapat 2 jenis campuran yang dapat berupah pada kondisi tertentu. Suatu fase
seragam atau homogen diantara keadaan
benar terpisah dari bagian sistem yang lain oleh
batasan yang jelas dan baik. Campuran padatan atau dua cairan yang tidak saling
puran gas-gas adalah satu
Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur sebagian
kritis adalah kenaikan
tertentu dimana akan diperoleh komposisi yang berada dalam
kritis, maka larutan tersebut dapat bercampur
temperature kritis maka
kembali dalam kondisi bercampur sebagian lagi. Salah satu
dalam air yang membentuk
dalam setiap perubahan
dari dalam kelarutan
dinaikkan di atas 50°C maka komposisi larutan dari sistem larutan
dalam air untuk lapisan atas akan bertambah
berkurang (kurang dari
Pada saat suhu kelarutan mencapai 66°C maka komposisi sistem larutan tersebut
menjadi seimbang dan keduanya dapat dicampur dengan sempurna. (Sukardjo, 2003)
(larutan yang bercampur
akan kita dapatkan dua lapisan.
dalam air, maka pada bagian bawah di peroleh dalam air dan pada
C, lapisan bawah berisi 91,6% air dan
sisanya 8,4% , sedangkan bagian atasnya berisi 27,8% air dan sisanya 72,2% . Persentase
tetap, tetapi banyaknya relatif masing-masing bagian tidak
mula. Jika temperature
dinaikkan, maka daya campur kedua cairan bertambah dan pada cairan 65,850C berubah
menjadi homogen. Dia
atau temperature consulate
Kelarutan adalah banyaknya zat yang melarut dalam suatu kuantitas tertentu pelarut
untuk menghasilkan larutan jenuh (gram
menjadi zat yang terlarut
Fenol atau asam karbolat
khas. Rumus kimia fenol
Antar molekul fenol (C
relatif tinggi. Fenol dan beberapa turunannya
dijumpai pada senyawa o
NO2 dan gugus –OH yang letaknya berdekatan. Keadaan pada o
mempengaruhi volatilitas dan kelarutannya dalam
Fenol (C6H5OH) lebih bersifat asam daripada etanol (C
terdapat substituen halogen atau gugus
asam lemah, fenol dapat bereaksi
dalam air. Di samping itu, fenol dapat membentuk ester (sintesis Williamson),
membentuk ester, mengalami substitusi elektrofilik pada inti, serta reaksi
khas (reaksi Kolbe, reaksi Reimer
(Isep Abdul Malik, 2012).
Senyawa fenol dibedakan atas dua jenis utama yaitu :
A. Berdasarkan jalur penbuatannya
1. Senyawa fenol yang
2. Senyawa fenol yang berasal dari aseta malonat
3. Ada juga senyawa fenol yang berasal dari kombinasi antara kedua jalur biosintesa
` ini yaitu senyawa
(Fatma Saputri, 2010)
Bab II
Laboratorium Kimia Fisika
Program D3 Teknik
menjadi homogen. Diatas temperature tersebut dinamakan dengan
consulate (Karyadi, 2002).
Kelarutan adalah banyaknya zat yang melarut dalam suatu kuantitas tertentu pelarut
untuk menghasilkan larutan jenuh (gram zat terlarut/100 cm3 pelarut).
menjadi zat yang terlarut (solute) adalah fenol, sedangkan pelarut
asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki
khas. Rumus kimia fenol adalah C6H5OH (Wikipedia, 2013).
Antar molekul fenol (C6H5OH) terdapat ikatan hidrogen, sehingga titik didihnya
relatif tinggi. Fenol dan beberapa turunannya sukar larut dalam air. Hal yang istimewa
dijumpai pada senyawa o-nitrofenol, yaitu terbentuknya ikatan hidrogen antara gugus
OH yang letaknya berdekatan. Keadaan pada o-nitrofenol semacam itu
itas dan kelarutannya dalam air (Isep Abdul Malik, 2012)
OH) lebih bersifat asam daripada etanol (C2H5
terdapat substituen halogen atau gugus –NO2, maka keasamannya meningkat. Sebagai
asam lemah, fenol dapat bereaksi dengan basa kuat dan menghasilkan garam yang larut
dalam air. Di samping itu, fenol dapat membentuk ester (sintesis Williamson),
membentuk ester, mengalami substitusi elektrofilik pada inti, serta reaksi
khas (reaksi Kolbe, reaksi Reimer-Tiemann, reaksi polimerisasi dengan formaldehida)
Gambar II.2 Struktur Molekul Fenol
Senyawa fenol dibedakan atas dua jenis utama yaitu :
erdasarkan jalur penbuatannya
wa fenol yang berasal dari asam shikimat atau jalur shikimat
wa fenol yang berasal dari aseta malonat
3. Ada juga senyawa fenol yang berasal dari kombinasi antara kedua jalur biosintesa
ini yaitu senyawa-senyawa flavonoid.
Saputri, 2010).
II-9
Tinjauan Pustaka
aboratorium Kimia Fisika
rogram D3 Teknik Kimia
FTI ITS
tersebut dinamakan dengan temperature kritis
Kelarutan adalah banyaknya zat yang melarut dalam suatu kuantitas tertentu pelarut
pelarut). Dalam hal ini yang
) adalah fenol, sedangkan pelarut (solvent) adalah air.
tak berwarna yang memiliki bau
OH) terdapat ikatan hidrogen, sehingga titik didihnya
sukar larut dalam air. Hal yang istimewa
nitrofenol, yaitu terbentuknya ikatan hidrogen antara gugus –
nitrofenol semacam itu
(Isep Abdul Malik, 2012).
5O). Bila dalam fenol
, maka keasamannya meningkat. Sebagai
dengan basa kuat dan menghasilkan garam yang larut
dalam air. Di samping itu, fenol dapat membentuk ester (sintesis Williamson),
membentuk ester, mengalami substitusi elektrofilik pada inti, serta reaksi-reaksi yang
n, reaksi polimerisasi dengan formaldehida)
berasal dari asam shikimat atau jalur shikimat
3. Ada juga senyawa fenol yang berasal dari kombinasi antara kedua jalur biosintesa
B. Berdasarkan jumlah atom hi
tiga golongan senyawa fenol yaitu :
1. Fenol monofalen
Jika satu atom H dari inti aromatik
2. Fenol divalent
Adalah senyawa
dengan dua gugus hidroksil. Dan merupakan fenol bervalensi dua.
3. Fenol trifalen
Adalah senyawa
dengan tiga gugus hidroksil.
Contoh –contoh senyawa fenol
1. Senyawa fenol sederhana
2. Lignan, Neolignan, Lignin
3. Stilbena
4. Naftokinon
5. Antrakinon
6. Flavonoid
7. Antosian
8. Tanin
9. Kumarin
10. Kromon & Xanton
(Fatma Saputri, 2010)
Fenol dapat digunakan sebagai
saat mempraktikkan pembedahan antiseptik. Fenol merupakan komponen utama pada
anstiseptik dagang, triklorofenol
merupakan bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan
(Wikipedia, 2013).
Fenol berfungsi dalam pembuatan obat
pembasmi rumput liar, dan lainnya. Selain itu fenol juga berfungsi dalam sintesis
senyawa aromatis yang terdapat dalam batu bara. Turunan senyawa fenol (fenolat)
banyak terjadi secara alami sebagai flavonoid alkaloid dan senyawa fenolat yang lain.
Bab II
Laboratorium Kimia Fisika
Program D3 Teknik
Berdasarkan jumlah atom hidrogen yang dapat diganti oleh gugus hidroksil maka ada
tiga golongan senyawa fenol yaitu :
Fenol monofalen
a satu atom H dari inti aromatik diganti oleh satu gugusan OH.
yang diperoleh bila dua atom hidrogen pada inti aromatik
dengan dua gugus hidroksil. Dan merupakan fenol bervalensi dua.
Adalah senyawa yang diperoleh bila tiga atom hidrogen pada inti aromatik
gugus hidroksil.
contoh senyawa fenol :
Senyawa fenol sederhana
Lignan, Neolignan, Lignin
Kromon & Xanton
Fenol dapat digunakan sebagai antiseptik seperti yang digunakan Sir
aat mempraktikkan pembedahan antiseptik. Fenol merupakan komponen utama pada
triklorofenol atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenol
merupakan bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan
Fenol berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi
pembasmi rumput liar, dan lainnya. Selain itu fenol juga berfungsi dalam sintesis
yawa aromatis yang terdapat dalam batu bara. Turunan senyawa fenol (fenolat)
banyak terjadi secara alami sebagai flavonoid alkaloid dan senyawa fenolat yang lain.
II-10
Tinjauan Pustaka
aboratorium Kimia Fisika
rogram D3 Teknik Kimia
FTI ITS
drogen yang dapat diganti oleh gugus hidroksil maka ada
diganti oleh satu gugusan OH.
yang diperoleh bila dua atom hidrogen pada inti aromatik diganti
dengan dua gugus hidroksil. Dan merupakan fenol bervalensi dua.
yang diperoleh bila tiga atom hidrogen pada inti aromatik diganti
seperti yang digunakan Sir Joseph Lister
aat mempraktikkan pembedahan antiseptik. Fenol merupakan komponen utama pada
trichlorophenol). Fenol juga
merupakan bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan kloraseptik
obatan (bagian dari produksi aspirin,
pembasmi rumput liar, dan lainnya. Selain itu fenol juga berfungsi dalam sintesis
yawa aromatis yang terdapat dalam batu bara. Turunan senyawa fenol (fenolat)
banyak terjadi secara alami sebagai flavonoid alkaloid dan senyawa fenolat yang lain.
Contoh dari senyawa fenol adalah eugenol yang merupakan minyak pada cengkeh
(Wikipedia, 2013).
Fenol yang terkonsentrasi dapat mengakibatkan pembakaran
yang terbuka (Wikipedia, 2013)
Penyuntikan fenol juga pernah digunakan pada eksekusi mati. Penyuntikan ini
sering digunakan pada masa
orang di kamp-kamp konsentrasi, terutama di
dilakukan oleh dokter
dapat mengakibatkan kematian langsung
Air adalah senyawa
sampai saat ini di Bumi,
Bumi. Terdapat 1,4 triliun
besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan
gunung), akan tetapi juga dapat berbentuk sebagai
danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek
siklus air, yaitu: melalui
(meliputi mata air, sungai, muara) menuju
manusia (Wikipedia, 2013)
Di banyak tempat di dunia
sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada
serta pada bulan-bulan
(air) dan gas (uap air). Air merupakan satu
permukaan Bumi dalam ketiga wujudnya tersebut.
kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi sert
menyulut konflik. Indonesia telah memiliki undang
air sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya
Air (Wikipedia, 2013).
Menurut kimia
molekul air tersusun atas dua
oksigen. Air bersifat tidak
yaitu pada tekanan 100
merupakan suatu pelarut
Bab II
Laboratorium Kimia Fisika
Program D3 Teknik
Contoh dari senyawa fenol adalah eugenol yang merupakan minyak pada cengkeh
Fenol yang terkonsentrasi dapat mengakibatkan pembakaran
(Wikipedia, 2013).
Penyuntikan fenol juga pernah digunakan pada eksekusi mati. Penyuntikan ini
sering digunakan pada masa Nazi, Perang Dunia II. Suntikan fenol diberikan pada ribuan
kamp konsentrasi, terutama di Auschwitz-Birkenau
ke vena (intravena) di lengan dan jantung. Penyuntikan ke jantung
dapat mengakibatkan kematian langsung (Wikipedia, 2013).
senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan
sampai saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan
Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil) tersedia di Bumi.
(air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak
gunung), akan tetapi juga dapat berbentuk sebagai awan, hujan, sungai,
lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu
siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah
mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan
(Wikipedia, 2013).
Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di Bumi,
sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet
bulan Europa dan Enceladus. Air dapat berwujud
gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di
permukaan Bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Pengelolaan sumber daya air yang
kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan
Indonesia telah memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya
air sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya
Menurut kimia fisika air adalah substansi kimia dengan rumus kimia
air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen
. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau
100kPa (1 bar) dan temperature 273,15K (0°C). Zat kimia ini
pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan
II-11
Tinjauan Pustaka
aboratorium Kimia Fisika
rogram D3 Teknik Kimia
FTI ITS
Contoh dari senyawa fenol adalah eugenol yang merupakan minyak pada cengkeh
Fenol yang terkonsentrasi dapat mengakibatkan pembakaran kimiawi pada kulit
Penyuntikan fenol juga pernah digunakan pada eksekusi mati. Penyuntikan ini
. Suntikan fenol diberikan pada ribuan
Birkenau. Penyuntikan ini
. Penyuntikan ke jantung
kehidupan yang diketahui
Air menutupi hampir 71% permukaan
kilometer kubik (330 juta mil) tersedia di Bumi. Air sebagian
(di kutub dan puncak-puncak
sungai, muka air tawar,
obyek tersebut bergerak mengikuti suatu
n air di atas permukaan tanah
. Air bersih penting bagi kehidupan
terjadi kekurangan persediaan air. Selain di Bumi,
utara dan selatan planet Mars,
Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan
satunya zat yang secara alami terdapat di
Pengelolaan sumber daya air yang
a privatisasi dan bahkan
undang yang mengatur sumber daya
air sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya
rumus kimia H2O: Satu
terikat secara kovalen pada satu atom
berbau pada kondisi standar,
K (0°C). Zat kimia ini
yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan
banyak zat kimia lainnya, seperti
banyak macam molekul organik
Keadaan air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak umum
dalam kondisi normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan antara hidrida
hidrida lain yang mirip dalam kolom oksigen pada
bahwa air seharusnya berbentuk gas, sebagaimana
memperhatikan tabel periodik
adalah nitrogen, flour
berikatan dengan hidrogen akan menghasilkan gas pada
Alasan mengapa hidrogen berikatan dengan oksig
adalah karena oksigen lebih bersifat elektronegatif dibandingkan elemen
tersebut kecuali flor (Wikipedia, 2013)
Tarikan atom oksigen pada elektron
dilakukan oleh atom hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif pada kedua atom
hidrogen, dan jumlah muatan negatif pada atom oksigen. Adanya muatan pada tiap
atom tersebut membuat molekul air memiliki sejumlah
listrik antar molekul-
molekul saling berdekatan, membuatn
menaikkan titik didih air. Gaya tarik
(Wikipedia, 2013).
Air sering disebut sebaga
kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase
tekanan dan temperature
sebuah ion hidrogen (H
konsentrasi kapur terlarut membuat warna air dari
turquoise (Wikipedia, 2013)
\
Bab II
Laboratorium Kimia Fisika
Program D3 Teknik
banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis
molekul organik (Wikipedia, 2013).
Keadaan air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak umum
dalam kondisi normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan antara hidrida
hidrida lain yang mirip dalam kolom oksigen pada tabel periodik
bahwa air seharusnya berbentuk gas, sebagaimana hidrogen sulfid
tabel periodik, terlihat bahwa unsur-unsur yang mengelilingi oksigen
flour, fosfor, sulfur, dan klor. Semua elemen
berikatan dengan hidrogen akan menghasilkan gas pada temperature
Alasan mengapa hidrogen berikatan dengan oksigen membentuk fase berkeadaan cair,
adalah karena oksigen lebih bersifat elektronegatif dibandingkan elemen
(Wikipedia, 2013).
Tarikan atom oksigen pada elektron-elektron ikatan jauh lebih kuat
dilakukan oleh atom hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif pada kedua atom
hidrogen, dan jumlah muatan negatif pada atom oksigen. Adanya muatan pada tiap
atom tersebut membuat molekul air memiliki sejumlah momen dipol
-molekul air akibat adanya dipol ini membuat masing
molekul saling berdekatan, membuatnya sulit untuk dipisahkan dan yang pada akhirnya
menaikkan titik didih air. Gaya tarik-menarik ini disebut sebagai
Air sering disebut sebaga pelarut universal karena air melarutkan banyak zat
kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair
temperature standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai
H+) yang berikatan dengan sebuah ion hidroksida (
terlarut membuat warna air dari Air Terjun Havasu
(Wikipedia, 2013).
II-12
Tinjauan Pustaka
aboratorium Kimia Fisika
rogram D3 Teknik Kimia
FTI ITS
, beberapa jenis gas dan
Keadaan air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak umum
dalam kondisi normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan antara hidrida-
tabel periodik yang mengisyaratkan
hidrogen sulfida. Dengan
yang mengelilingi oksigen
. Semua elemen-elemen ini apabila
temperature dan tekanan normal.
en membentuk fase berkeadaan cair,
adalah karena oksigen lebih bersifat elektronegatif dibandingkan elemen-elemen lain
elektron ikatan jauh lebih kuat dari pada yang
dilakukan oleh atom hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif pada kedua atom
hidrogen, dan jumlah muatan negatif pada atom oksigen. Adanya muatan pada tiap-tiap
momen dipol. Gaya tarik-menarik
molekul air akibat adanya dipol ini membuat masing-masing
ya sulit untuk dipisahkan dan yang pada akhirnya
menarik ini disebut sebagai ikatan hidrogen
karena air melarutkan banyak zat
cair dan padat di bawah
Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai
dengan sebuah ion hidroksida (OH-). Tingginya
Air Terjun Havasu terlihat berwarna
Tabel II.1
Massa jenis (g/cm3)
Panas jenis (kal/g•oC)
Kalor uap (kal/g)
Konduktivitas
termal (kal/cm•s•oC)
Tegangan
permukaan (dyne/cm)
Laju viskositas (g/cm•s)
Tetapan dielektrik
(Wikipedia, 2013)
Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur
arus listrik. Proses ini disebut elektrolisis air. Pada katode, dua molekul air bereaksi
dengan menangkap dua
Sementara itu pada anode, dua molekul air lain terurai menjadi gas
melepaskan 4 ion H+ serta mengalirkan elektron ke katode. Ion H
netralisasi sehingga terbentuk kembali beberapa molekul air. Reaksi keseluruhan yang
setara dari elektrolisis air dapat dituliskan sebagai berikut:
(Wikipedia, 2013)`
Gas hidrogen dan oksigen yang dihasilkan dari reaksi ini membentuk gelembung
pada elektrode dan dapat dikumpulkan. Prinsip ini kemudian dimanfaatkan untuk
menghasilkan hidrogen dan hidrogen pe
bahan bakar kendaraan hidrogen. Air adalah
zat kimia. Zat-zat yang bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya
garam) disebut sebagai zat
tercampur dengan air (misalnya
Bab II
Laboratorium Kimia Fisika
Program D3 Teknik
Tabel II.1 Tetapan Fisik Air pada Temperature T
0o 20o
0.99987 0.99823 0.9981
C) 1.0074 0.9988 0.9985
597.3 586.0 569.0
1.39 × 10-3 1.40 × 10-3 1.52 × 10
(dyne/cm) 75.64 72.75 67.91
(g/cm•s) 178.34 × 10-4 100.9 × 10-4 54.9 × 10
87.825 80.8 69.725
Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur asalnya dengan mengalirinya
. Proses ini disebut elektrolisis air. Pada katode, dua molekul air bereaksi
dengan menangkap dua elektron tereduksi menjadi gas H2 dan ion hidroksida (OH
Sementara itu pada anode, dua molekul air lain terurai menjadi gas
serta mengalirkan elektron ke katode. Ion H
netralisasi sehingga terbentuk kembali beberapa molekul air. Reaksi keseluruhan yang
setara dari elektrolisis air dapat dituliskan sebagai berikut:
H2O(l) 2H2(g) O2(g)
hidrogen dan oksigen yang dihasilkan dari reaksi ini membentuk gelembung
dan dapat dikumpulkan. Prinsip ini kemudian dimanfaatkan untuk
menghasilkan hidrogen dan hidrogen peroksida (H2O2) yang dapat digunakan sebagai
bahan bakar kendaraan hidrogen. Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis
zat yang bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya
) disebut sebagai zat-zat "hidrofilik" (pencinta air), dan zat-
tercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak), disebut sebagai
II-13
Tinjauan Pustaka
aboratorium Kimia Fisika
rogram D3 Teknik Kimia
FTI ITS
Tertentu
50o 100o
0.9981 0.9584
0.9985 1.0069
569.0 539.0
1.52 × 10-3 1.63 × 10-3
67.91 58.80
54.9 × 10-4 28.4 × 10-4
69.725 55.355
unsur asalnya dengan mengalirinya
. Proses ini disebut elektrolisis air. Pada katode, dua molekul air bereaksi
dan ion hidroksida (OH-).
Sementara itu pada anode, dua molekul air lain terurai menjadi gas oksigen (O2),
serta mengalirkan elektron ke katode. Ion H+ dan OH- mengalami
netralisasi sehingga terbentuk kembali beberapa molekul air. Reaksi keseluruhan yang
hidrogen dan oksigen yang dihasilkan dari reaksi ini membentuk gelembung
dan dapat dikumpulkan. Prinsip ini kemudian dimanfaatkan untuk
) yang dapat digunakan sebagai
yang kuat, melarutkan banyak jenis
zat yang bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya garam-
-zat yang tidak mudah
), disebut sebagai zat-zat "hidrofobik"
(takut-air). Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut
menandingi kekuatan gaya tarik
molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik
molekul air, molekul-
(Wikipedia, 2013).
Air menempel pada sesamanya (
sejumlah muatan parsial
(hampir) tidak digunakan bersama, dan sejumlah muatan parsial positif (
oksigen. Dalam air hal ini terjadi karena atom oksigen bersifat lebih
dibandingkan atom hidrogen yang berarti, atom oksigen memiliki lebih "
pada elektron-elektron
lebih dekat ke arahnya (juga berarti menarik
dan membuat daerah di sekitar atom oksigen bermuatan lebih negatif ketimbang daerah
daerah di sekitar kedua atom hidrogen. Air memiliki pula sifat
disebabkan oleh sifat alami kepolarannya. Air memiliki
yang disebabkan oleh kuatnya sifat kohesi antar molekul
diamati saat sejumlah kecil air ditempatkan dalam sebuah permukaan yang tak dapat
terbasahi atau terlarutkan (
tetesan. Di atas sebuah permukaan gelas yang amat bersih atau bepermukaan a
air dapat membentuk suatu
gelas dan molekul air (
(Wikipedia, 2013).
1. Sifat-sifat fenol :
a. Mengandung gugus OH, terikat pada sp
b. Mempunyai titik didih yang tinggi
c. Mempunyai rumus molekul C
d. Fenol larut dalam pelarut organik
e. Berupa padatan (kristal) yang tidak berwarna
f. Mempunyai massa molar 94,11 gr/mol
g. Mempunyai titik didih 181,9°C
h. Mempunyai titik beku 40,9°C
(Fatma Saputri, 2010)
Bab II
Laboratorium Kimia Fisika
Program D3 Teknik
air). Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut
n gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul dipol
molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik
-molekul zat tersebut tidak larut dan akan
Air menempel pada sesamanya (kohesi) karena air bersifat polar. Air memiliki
muatan parsial negatif (σ-) dekat atom oksigen akibat pasangan elektron yang
(hampir) tidak digunakan bersama, dan sejumlah muatan parsial positif (
. Dalam air hal ini terjadi karena atom oksigen bersifat lebih
dibandingkan atom hidrogen yang berarti, atom oksigen memiliki lebih "
elektron yang dimiliki bersama dalam molekul, menarik elektron
lebih dekat ke arahnya (juga berarti menarik muatan negatif elektron
dan membuat daerah di sekitar atom oksigen bermuatan lebih negatif ketimbang daerah
daerah di sekitar kedua atom hidrogen. Air memiliki pula sifat
disebabkan oleh sifat alami kepolarannya. Air memiliki tegangan permukaan
yang disebabkan oleh kuatnya sifat kohesi antar molekul-molekul air.
diamati saat sejumlah kecil air ditempatkan dalam sebuah permukaan yang tak dapat
terbasahi atau terlarutkan (non-soluble). Air tersebut akan berkumpul sebagai sebuah
tetesan. Di atas sebuah permukaan gelas yang amat bersih atau bepermukaan a
air dapat membentuk suatu lapisan tipis (thin film) karena gaya tarik molekular antara
gelas dan molekul air (gaya adhesi) lebih kuat ketimbang gaya kohesi antar molekul air
a. Mengandung gugus OH, terikat pada sp2-hibrida
b. Mempunyai titik didih yang tinggi
c. Mempunyai rumus molekul C6H6O atau C6H5OH
d. Fenol larut dalam pelarut organik
e. Berupa padatan (kristal) yang tidak berwarna
f. Mempunyai massa molar 94,11 gr/mol
g. Mempunyai titik didih 181,9°C
h. Mempunyai titik beku 40,9°C
II-14
Tinjauan Pustaka
aboratorium Kimia Fisika
rogram D3 Teknik Kimia
FTI ITS
air). Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut
menarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol) antara
molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik-menarik antar
mengendap dalam air
a air bersifat polar. Air memiliki
akibat pasangan elektron yang
(hampir) tidak digunakan bersama, dan sejumlah muatan parsial positif (σ+) dekat atom
. Dalam air hal ini terjadi karena atom oksigen bersifat lebih elektronegatif
dibandingkan atom hidrogen yang berarti, atom oksigen memiliki lebih "kekuatan tarik"
yang dimiliki bersama dalam molekul, menarik elektron-elektron
muatan negatif elektron-elektron tersebut)
dan membuat daerah di sekitar atom oksigen bermuatan lebih negatif ketimbang daerah-
daerah di sekitar kedua atom hidrogen. Air memiliki pula sifat adhesi yang tinggi
tegangan permukaan yang besar
molekul air. Hal ini dapat
diamati saat sejumlah kecil air ditempatkan dalam sebuah permukaan yang tak dapat
ir tersebut akan berkumpul sebagai sebuah
tetesan. Di atas sebuah permukaan gelas yang amat bersih atau bepermukaan amat halus
) karena gaya tarik molekular antara
gaya adhesi) lebih kuat ketimbang gaya kohesi antar molekul air
2. Sifat-sifat air:
Sifat-sifat air antara lain :
a. Air bersifat tidak berwarna, tidak berbau, dan tid
yaitu pada tekanan 100
b. Air merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki
melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam
jenis gas dan banyak macam pelarut organik.
c. Air menempel pada sesamanya (kohesi) karena air bersifat polar.
mempunyai sifat adesi yang tinggi disebabkan
d. Air memiliki tegangan permukaan yang besar yang disebabkan
sifat kohesi antar molekul
e. Mempunyai massa molar
0,998gr/cm3 (berupa fas
0,92gr/cm3 (berupa fase padatan).
Mempunyai titik didih
berupa cairan pada 20°C.
(Wikipedia, 2013)
Temperature kritis atas T
fase. Diatas temperature
bercampur.Temperature
kemampuan campur yang
Untuk memperoleh
berat dari setiap percobaan yaitu:
Keterangan :
T0C = Temperature
T10C = Temperature
T20C = Temperature
Bab II
Laboratorium Kimia Fisika
Program D3 Teknik
ntara lain :
Air bersifat tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa pada kondisi standar,
pada tekanan 100kPa (1bar) dan temperature 273,15K (0°C).
Air merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki
melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa
jenis gas dan banyak macam pelarut organik.
Air menempel pada sesamanya (kohesi) karena air bersifat polar.
mempunyai sifat adesi yang tinggi disebabkan oleh sifat alami
Air memiliki tegangan permukaan yang besar yang disebabkan
sifat kohesi antar molekul-molekul air.
Mempunyai massa molar: 18,0153gr/mol. Air mempunyai densitas
(berupa fase cairan pada 20°C), dan mempunyai
(berupa fase padatan). Mempunyai titik lebur
Mempunyai titik didih: 100°C, 373,15K, 212°F. Kalor jenis air yaitu 4184
berupa cairan pada 20°C.
kritis atas Tc adalah batas atas temperature dimana
temperature batas atas, kedua komponen benar
Temperature ini ada gerakan termal yang lebih besar
kemampuan campur yang lebih besar pada kedua komponen (Atkins PW, 1999).
Untuk memperoleh temperature kritis, maka diperlukan suhu rata
berat dari setiap percobaan yaitu:
Temperature rata-rata
Temperature pada saat larutan jernih
Temperature pada saat larutan keruh
�� ����� ���
2
II-15
Tinjauan Pustaka
aboratorium Kimia Fisika
rogram D3 Teknik Kimia
FTI ITS
ak berasa pada kondisi standar,
K (0°C).
Air merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk
garam, gula, asam, beberapa
Air menempel pada sesamanya (kohesi) karena air bersifat polar. Air juga
oleh sifat alami kepolarannya.
Air memiliki tegangan permukaan yang besar yang disebabkan oleh kuatnya
Air mempunyai densitas sebesar
mempunyai densitas sebesar
lebur 0°C, 273,15K, 32°F.
Kalor jenis air yaitu 4184J/(kg.K)
dimana terjadi pemisahan
batas atas, kedua komponen benar-benar
ini ada gerakan termal yang lebih besar menghasilkan
(Atkins PW, 1999).
kritis, maka diperlukan suhu rata-rata dan persen
Keterangan :
% BP = Persen bera
BM Terlarut = Massa (gr)
BM Larutan = Massa + Massa Air/Massa HCl (gr)
(Sukardjo, 2002)
Campuran liquid
yaitu:
1. Tipe suhu kritis maksimum
Jenis ini terdapat dalam campuran air anilin. Bila sedikit air ditambahkan pada anilin
diperoleh campuran air dalam anilin. Bila air ditambahkan terus maka terdapat dua
lapisan yaitu air dalam anilin dan anilin dalam air.
maka akan diperoleh Larutan anilin dalam air. Selama terjadi dua lapisan, susunan
tetap tetapi banyaknya masing
suatu saat (titik B) kedua lapisan hilang membentuk campuran homogen. Titik B
disebut titik temperature
2. Tipe suhu kritis minimum
Campuran jenis ini terdapat pada campuran air
pelarutan kritis minimal 18,5
(air dengan trietil amin) selalu tetap
mencapai 500C campuran memiliki komposisi kira
62,69 % berat.
3. Tipe suhu kritis minimum maksimum
Campuran ini terdapat pada air
minimal terdapat pada 60,8
terdapat pada 94-95
cairan, titik C dan C’ mendekat dan akhirnya menjadi homogen.
4. Tipe tanpa suhu kritis larutan
Air dan eter bercampur sebagian dalam segala perbandingan, jadi tidak mempunyai
temperature pelarutan kritis, baik maksimal maupun minimal. Untuk campuran 1,
Bab II
Laboratorium Kimia Fisika
Program D3 Teknik
= Persen berat
= Massa (gr)
= Massa + Massa Air/Massa HCl (gr)
Campuran liquid-liquid partially miscible dibagi menjadi beberapa tipe,
Tipe suhu kritis maksimum
Jenis ini terdapat dalam campuran air anilin. Bila sedikit air ditambahkan pada anilin
diperoleh campuran air dalam anilin. Bila air ditambahkan terus maka terdapat dua
lapisan yaitu air dalam anilin dan anilin dalam air. Jika penambahan air diteruskan
a akan diperoleh Larutan anilin dalam air. Selama terjadi dua lapisan, susunan
tetap tetapi banyaknya masing-masing lapisan berubah. Pada pemanasan campuran,
suatu saat (titik B) kedua lapisan hilang membentuk campuran homogen. Titik B
ature pelarutan kritis atau temperature consolute
Tipe suhu kritis minimum
Campuran jenis ini terdapat pada campuran air-trietil amin, denga
pelarutan kritis minimal 18,50C. Selama temperature tetap (18,5
(air dengan trietil amin) selalu tetap tidak mengalami perubahan. Pada saat suhu
C campuran memiliki komposisi kira-kira antara 18,89
Tipe suhu kritis minimum maksimum
Campuran ini terdapat pada air-nikotin. Temperature kritis terdapat pada 208
minimal terdapat pada 60,80C. Pada titik C dan C’ terdapat pada 34% nikotin. Titik A
950C dan titik B pada 121-1300C. Bila tekanan dikenakan pada
tik C dan C’ mendekat dan akhirnya menjadi homogen.
Tipe tanpa suhu kritis larutan
Air dan eter bercampur sebagian dalam segala perbandingan, jadi tidak mempunyai
pelarutan kritis, baik maksimal maupun minimal. Untuk campuran 1,
%BP �BM Terlarut
BM Larutan x 100%
II-16
Tinjauan Pustaka
aboratorium Kimia Fisika
rogram D3 Teknik Kimia
FTI ITS
dibagi menjadi beberapa tipe,
Jenis ini terdapat dalam campuran air anilin. Bila sedikit air ditambahkan pada anilin
diperoleh campuran air dalam anilin. Bila air ditambahkan terus maka terdapat dua
Jika penambahan air diteruskan
a akan diperoleh Larutan anilin dalam air. Selama terjadi dua lapisan, susunan
masing lapisan berubah. Pada pemanasan campuran,
suatu saat (titik B) kedua lapisan hilang membentuk campuran homogen. Titik B
consolute.
trietil amin, dengan temperature
(18,50C)susunan campuran
bahan. Pada saat suhu
kira antara 18,89 % sampai dengan
kritis terdapat pada 2080C dan
C. Pada titik C dan C’ terdapat pada 34% nikotin. Titik A
C. Bila tekanan dikenakan pada
Air dan eter bercampur sebagian dalam segala perbandingan, jadi tidak mempunyai
pelarutan kritis, baik maksimal maupun minimal. Untuk campuran 1, 2,
dan 3 berat masing
pada 500C dicampurkan 40
campuran.
(Sukardjo, 2002)
Bab II
Laboratorium Kimia Fisika
Program D3 Teknik
masing-masing larutan dapat dicari dengan kaidah campuran. Misalkan
dicampurkan 40gram anilin dan 60gram air sehingga diperoleh 100
II-17
Tinjauan Pustaka
aboratorium Kimia Fisika
rogram D3 Teknik Kimia
FTI ITS
masing larutan dapat dicari dengan kaidah campuran. Misalkan
gga diperoleh 100gram
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV.Hasil Percobaan
Tabel IV.1 Hasil Percobaan Timbal Balik Fenol-Air 1
Berat Fenol Volume
aquadest (ml)
% berat fenol Suhu
Jernih Keruh Rata-rata
2 gram 1,5 57,143 % 70 60 57
2 gram 3 40 % 64 54 55,5
2 gram 4,5 30,769 % 63 53 56
2 gram 6 25 % 65 54 57
2 gram 7,5 21,053 % 61 53 58
Tabel IV.2 Hasil Percobaan Timbal Balik Fenol-Air 2
Berat Fenol Volume
Aquadest
(ml)
% Berat
Fenol
Suhu
Jernih Keruh Rata-rata
4 gram 1,5 72,727% 75 39 57
4 gram 3 57,143% 68 43 55,5
4 gram 4,5 47,058% 67 45 56
4 gram 6 40% 65 49 57
4 gram 7,5 34,783% 53 53 53
Tabel IV.3 Hasil Percobaan timbal balik Fenol-Air 3
Berat Fenol Volume
Aquadest
(ml)
% Berat
Fenol
Suhu
Jernih Keruh Rata-rata
2 gram 1,5 57,143 % 75 39 57
2 gram 3 40% 68 43 55,5
2 gram 4,5 30,769 % 67 45 56
2 gram 6 25% 65 49 57
2 gram 7,5 21,053 % 63 53 58
IV.2 Pembahasan
Kelarutan timbal balik fenol-air merupakan percampuran antara air dan fenol yang
membentuk larutan biner tidak menyatu dimana air berada dilapisan atas dan fenol berada
dilapisan bawah. Sedangkan kelarutan timbal balik fenol-HCl 0,4 N merupakan percampuran
antara HCl 0,4 N dan fenol yang membentuk suatu larutan biner. Hal ini dikarenakan massa
jenis air lebih rendah dari massa jenis fenol. Jika larutan fenol-air dipanaskan dan mencapai
temperatur kritis, maka larutan akan menjadi satu fasa atau dapat disebut homogen. Namun
jika larutan fenol-air telah melewati temperatur kritis, maka akan membentuk dua fasa atau
dapat disebut heterogen, sama seperti sebelum dipanaskan.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
57,14% 40% 30,77% 25% 21,05%
Tit
ik D
idih
(o C)
Presentase Berat Fenol
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
72,73% 57,14% 47,06% 40% 34,78%
Tit
ik D
idih
(o C)
Presentase Berat Fenol
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
57,14% 40% 30,77% 25% 21,05%
Tit
ik D
idih
(o C)
Presentase Berat Fenol
BAB V KESIMPULAN
1. Keadaan dimana terjadinya perubahan warna dari keruh menjadi jernih dan kembali lagi
dari jernih menjadi keruh termasuk salah satu contoh kelarutan timbal balik.
2. Suhu akan semakin tinggi apabila semakin banyak volume air yang digunakan .
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan pada percobaan ini antara lain jenis zat,
konsentrasi, temperatur, ion senama, pengadukan, serta luas permukaan. Zat yang
memiliki kepolaran yang sejenis yang dapat saling melarutkan. Pengaturan suhu yang
disesuaikan dengan titik didih zat yang digunakan akan mempercepat kelarutan. Semakin
kecil luas permukaan zat maka semakin cepat zat tersebut bereaksi agar dapat melarut.
4. Fenol tidak dapat melarut sempurna ketika dilarutkan dalam aquadest. Hal ini
dikarenakan fenol bersifat nonpolar sedangkan aquadest bersifat polar. Oleh karena itu
fenol tidak akan membentuk campuran homogen.
5. Fenol 2 gram dengan aquadest memiliki grafik yang tidak berbentuk parabola namun
memiliki puncak kurva. Puncak kurva tersebut merupakan temperatur kritis yaitu saat
persen berat fenol 57,143% dan temperaturnya 65 oC.
6. Fenol 4 gram dengan aquadest memiliki grafik yang tidak berbentuk parabola namun
memiliki puncak kurva. Puncak kurva tersebut merupakan temperatur kritis yaitu saat
berat fenol 40% dan temperaturnya 57oC.
7. Fenol 2 gram dengan HCl 0,4 N memiliki grafik yang tidak berbentuk parabola namun
memiliki puncak kurva. Puncak kurva tersebut merupakan temperatur kritis yaitu saat
berat fenol 21,053% dan temperaturnya 58oC.
7. Temperatur fenol dengan aquadest dengan berat 2 gram lebih tinggi dibandingkan
dengan campuran fenol lainnya, karena temperatur pada percobaan timbal balik fenol
dipengaruhi oleh zat terlarut dan pelarut. Zat terlarut dalam larutan timbal balik fenol-air
4 gram lebih banyak daripada zat terlarut dalam larutan timbal balik fenol-air 2gram.
Sehingga, semakin besar berat zat terlarut maka semakin secepat larutan tersebut
mendidih sehingga suhunya menjadi lebih kecil. Selain itu titik didih zat terlarut dan
pelarut pun mempengaruhi temperatur larutan.
DAFTAR PUSTAKA
(2013, September 22). Retrieved November 17, 2013, from Wikipedia:
http://id.wikipedia.org/wiki/H2O
Fatma Saputri. (2010, 10 18). Retrieved November 17, 2013, from Fatmakyoshiuzumaki's
blog: http://fatmakyoshiuzumaki.wordpress.com/2010/10/18/15/
Hougen. (1954). Chemical Process Principles.
Isep Abdul Malik. (2012, April 24). Samudera AlChemist. Retrieved November 17, 2013,
from http://isepmalik.wordpress.com/category/kimia/perguruan-tinggi/kimia-organik/fenol/
Karyadi. (2002).
Keenan. (1986).
Ratna. (2009, April 16). Dipetik November 17, 2013, dari chem-is-try.org: http://www.chem-
is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_x/jenis-jenis-larutan-dan-larutan-elektrolit/
Sarah. (2013). Scribd. Retrieved November 19, 2013, from www.sribd.com
Sukardjo. (2003). Retrieved November 19, 2013
Sukardjo. (2002). Kimia Fisika.
Widiyanti. (2013, January 10). Widiyanti4ict. Retrieved from
http://widiyanti4ict.wordpress.com/?s=fenol
Wikipedia. (n.d.). Retrieved from Wikipedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Phenol
Wikipedia. (2013, June 25). Retrieved November 17, 2013, from
http://id.wikipedia.org/wiki/Fenol
vii
DAFTAR NOTASI
SIMBOL KETERANGAN SATUAN
η Koefisien Viskositas cp
π phi cm
P Tekanan dyne/cm
r Jari-Jari cm
t Waktu sekon
L Panjang cm
V Volume ml
ρ Massa Jenis gr/ml
m Massa gram
APPENDIXAPPENDIXAPPENDIXAPPENDIX
2 gram fenol dalam 1,5 ml aquadest
Berat Aquadest : ρ x v
: 1 x 1,5
: 1,5 gram
% berat fenol : ��������
���������������� ������100%
: �
���,��100%
: �
�,� x 100%
: 0,57143 x 100% = 57,143 %
4 gram fenol dalam 1,5 ml aquadest
Berat Aquadest : ρ x v
: 1 x 1,5
: 1,5 gram
% berat fenol : ��������
���������������� ������100%
: �
���,��100%
: �
�,� x 100%
: 0,72727 x 100% = 72,727 %