CONTOH LAPORAN PKL.pdf
Click here to load reader
-
Upload
handayanidwi -
Category
Documents
-
view
190 -
download
33
Transcript of CONTOH LAPORAN PKL.pdf
STUDI PENULARAN PENYAKIT GARIS KHLOROSIS
(CHLOROTIC STREAK DISEASE) PADA TANAMAN TEBU
(Saccharum officinarum L.) VARIETAS UTHONG
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
OLEH
MUH. SHOFI
NIM 306342403682
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
JANUARI 2010
STUDI PENULARAN PENYAKIT GARIS KHLOROSIS
(CHLOROTIC STREAK DISEASE) PADA TANAMAN TEBU
(Saccharum officinarum L.) VARIETAS UTHONG
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir
Mata Kuliah Praktik Kerja Lapangan
Program Studi Biologi
OLEH:
MUH. SHOFI
NIM 306342403682
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
JANUARI 2010
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) oleh Muh. Shofi ini telah diperiksa dan
disetujui oleh:
Malang, Januari 2010
Pembimbing Kampus
Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M.Pd
NIP 19551013 198003 2 001
Pasuruan , Januari 2010
Pembimbing Lapangan
Ari Kristini, SP. MPlant Prot.
NIK. 87990622
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
nikmat-Nya berupa waktu dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini tepat pada waktunya yang berjudul
Studi Penularan Penyakit Garis Khlorosis (Chlorotic Streak Disease) pada
Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) Varietas Uthong. Laporan ini
menyajikan pokok-pokok bahasan yang meliputi bagaimana penyakit garis
khlorosis dapat ditularkan pada tanaman tebu.
Untuk menyelesaikan laporan ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan
sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M.Pd, selaku pembimbing kampus yang
telah memberikan arahan dan masukan dalam menyelesaikan laporan ini
sekaligus membantu menyempurnakan tulisan ini dengan penuh ketekunan
dan perhatian.
2. Ari Kristini, SP. MPlant Prot., selaku pembimbing lapangan di Pusat
Penelitian Perkebunan Gula Indonesia yang telah memberikan masukan,
arahan, penyediaan literatur yang dibutuhkan dalan pelaksanaan kegiatan
PKL.
3. Teknisi Kelti Proteksi Tanaman Pusat Penelitian Perkebunan Gula
Indonesia Pasuruan khususnya Bapak Mustajab, Edy Sanyoto, dan M.
Toyib, yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan kegiatan.
4. Dr. Istamar Syamsuri, M. Pd. selaku Dekan Fakultas MIPA Universitas
Negeri Malang.
5. Dr. Abdul Ghofur M.Si, selaku Ketua Jurusan Biologi Fakultas MIPA
Universitas Negeri Malang.
6. Sujud dan terima kasih yang sangat dalam penulis persembahkan kepada
Abi dan Umi tercinta, atas dorongan spirit yang kuat, kebijaksanaan,
materiil, dan spirituil yang selalu dicurahkan untuk penulis.
7. Saudara-saudaraku yang selalu memberikan motivasi dan doa yang
mendorong penulis untuk menyelesaikan laporan ini.
iv
8. Teman-teman PKL di P3GI Lia Indira Laksmi ”Ndut”, Ekwa Gelang
Santi, Mas Joko, teman-teman sekosan (Billy, Eka, Esti, dan Sari) selama
PKL dan teman-teman Offering G Biologi 2006 yang telah memberi
sumbangan pemikiran dan dorongan.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan karya ilmiah ini.
Segala upaya telah penulis lakukan demi kesempurnaan laporan PKL ini,
namun penulis sebagai manusia biasa tak luput dari salah dan lupa. Oleh karena
itu, saran dan kritik dari pembaca sekalian senantiasa penulis harapkan demi
kesempurnaan karya tulis ini. Akhir kata semoga naskah yang sederhana ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Malang, Januari 2010
Penulis
v
RINGKASAN
Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan pada tanggal 7 Juli s.d. 15 Agustus 2008. PKL ini bertujuan untuk mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah diperoleh, memperluas wawasan, cakrawala, pengetahuan dan pengalaman, melatih diri agar tanggap dan peka dalam menghadapi masalah di lingkungan kerja, memperdalam sekaligus meningkatkan kualitas keterampilan dan kreativitas, serta membina hubungan kerjasama antara instansi luar kampus dengan Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang di masa yang akan datang khususnya mengenai pengembangan R & D (Research and Development) dalam bidang biologi.
Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) merupakan suatu lembaga riset pergulaan di Indonesia yang memiliki sejarah panjang dengan usia lebih dari 121 tahun, yang dahulu bernama Het Proefstation voor de Java Suiker Industrie. P3GI berlokasi di jalan Pahlawan no. 10 Kota Pasuruan Provinsi Jawa Timur. Lembaga ini didirikan untuk mengemban misi dan melaksanakan tugas yakni memberikan inovasi teknologi dan konsepsi-konsepsi baru yang diperlukan guna kelangsungan dan kemajuan subsektor perkebunan khususnya pada bidang perkebunan tebu.
Chlorotic Streak Disease (CSD) atau garis khlorosis merupakan penyakit sistemik yang belum diketahui penyebabnya, namun diduga penyakit ini disebabkan oleh virus. Karakteristik dari penyakit ini yaitu adanya garis berombak yang tidak beraturan dengan warna kuning hingga putih pada daun. Pada daun muda garis tersebut tidak beraturan, selalu berbagi, pendek dan berwarna kusam. Semakin lama gejala ini akan tampak jelas dan berwarna kuning. Pada banyak kasus garis tersebut akan mengalami nekrotik, baik sebagian maupun sepanjang dari garis tersebut.
Metode yang digunakan selama PKL yaitu penelitian eksperimen berupa penularan penyakit CSD pada tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) varietas Uthong. Metode penularan yang digunakan pada PKL ini yaitu dengan 4 macam cara penularan. Perlakuan pertama atau A, bibit sebelum ditanam direndam larutan yang mengandung nira batang berpenyakit CSD selama 30 menit, perlakuan kedua atau B bibit dipotong dengan pisau potong bekas memotong batang tebu berpenyakit CSD, perlakuan ketiga atau C bibit ditanam pada media yang dicampuri dengan daun tebu berpenyakit CSD, dan perlakuan yang keempat atau D yaitu bibit sakit langsung ditanam pada media tanam. Pengamatan mengenai pengaruh berbagai macam penularan penyakit CSD pada tebu varietas Uthong dilakukan selama 2 bulan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian pada Praktik Kerja Lapangan di Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) ini terbukti bahwa setiap perlakuan memiliki respon kecepatan tertentu terhadap munculnya gejala CSD. Hal tersebut terbukti dari hasil pengamatan yaitu pada perlakuan A dan B gejala CSD tidak muncul, perlakuan C semua tanaman gejala CSD muncul, dan pada perlakuan D yaitu bibit sakit yang langsung ditanam muncul gejala CSD yaitu 3 tanaman dari 4 bibit tebu yang ditanam. Hasil uji statistic dengan menggunakan analisis varian tunggal menunjukkan bahwa Fhitung lebih besar dari pada Ftabel maka dapat disimpulkan ada pengaruh perlakuan penularan penyakit CSD pada tanaman tebu varietas Uthong. Sedangkan berdasarkan hasil uji BNT
vi
5% diketahui bahwa perlakuan C merupakan cara yang efektif untuk menularkan penyakit CSD pada tebu varietas Uthong dibandingkan dengan perlakuan lainnya yaitu perlakuan D, A dan C. Hal tersebut telah membuktikan bahwa penyakit CSD tidak bisa disebarkan secara mekanik melalui peralatan panen maupun peralatan tanam. Namun penyakit ini dapat disebarkan melalui bagian tanaman yang terserang penyakit, luapan air, dan pengairan dari ladang yang terserang penyakit ke ladang sehat.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
PENGESAHAN ........................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
RINGKASAN............................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1B. Tujuan PKL ............................................................................. 3
BAB II PELAKSANAAN
A. Profil Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) ....... 5B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ............................................... 12C. Metode Pelaksanaan ................................................................. 12D. Deskripsi dan Sekuensi Waktu .................................................. 12E. Prosedur Kerja .......................................................................... 14F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 15G. Teknik Analisis Data ................................................................ 16
BAB III PEMBAHASAN
A. Hasil Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan .............................. 17B. Pembahasan ............................................................................. 20
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 24B. Saran ....................................................................................... 24
DAFTAR RUJUKAN .................................................................................. 26
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... 45
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Gedung Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) ............... 5 3.1 Perbandingan Gejala Visual Daun yang Terserang Penyakit CSD
dengan Daun Sehat (a) Daun Tebu Sakit dengan Garis Khlorosis pada Helean Daun Tebu dan (b) Daun Tebu Sehat Tanpa Gejala Garis Khlorosis ............................................................................................. 18
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Model tabel Hasil Pengamatan Mengenai Penularan Penyakit Garis Khlorosis (CSD) pada Tanaman Tebu (Saccharum officinarum) Varietas Uthong .................................................................................. 16
3.1 Hasil Pengamatan Mengenai Penularan Penyakit Chlorotic Streak Disease (CSD) pada Tanaman Tebu Varietas Uthong ......................... 17
3.2 Data Hasil Scoring Penularan Penyakit Garis Khlorosis pada Tanaman Tebu Varietas Uthong ......................................................................... 17
3.3 Data Hasil Transformasi dengan X + 0,5......................................... 183.4 Data Hasil Perhitungan Anava Tunggal .............................................. 193.5 Hasil Perhitungan BNT 5% ................................................................. 19
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
I Struktur Organisasi Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ...... 27II Denah Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia .......................... 28III Layout Penelitian Tentang Chlorotic Streak Disease ......................... 29IV Dokumentasi Kegiatan Selama PKL di Pusat Penelitian Perkebunan
Gula Indonesia ................................................................................. 30V Analisis Data .................................................................................... 35VI Agenda Harian Kegiatan PKL .......................................................... 38VII Surat Permohonan Izin Melakukan PKL ........................................... 42VIII Surat Izin Melakukan PKL ............................................................... 43IX Surat Telah Melakukan PKL di P3GI ................................................ 44
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perguruan Tinggi merupakan suatu institusi yang diharapkan mampu
mengembangkan dan menerapkan serta meningkatkan pengetahuan yang
sangat berguna demi kemajuan masyarakat. Pada konteks inilah Perguruan
Tinggi memegang peranan penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Selain itu, berbagai bentuk kegiatan dapat dijumpai sebagai konsekuensi dari
segenap civitas akademika kampus yang ingin melatih dan mengembangkan
potensi diri mahasiswa serta melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Tiga komponen Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut meliputi pendidikan
dan pengajaran, penelitian serta pengabdian masyarakat. Tujuan dari
pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi pada akhirnya adalah mampu
mendidik dan mencetak sarjana yang mampu menguasai ilmu pengetahuan
secara praktis dan teoritis serta mampu berperan dalam kehidupan masyarakat.
Dalam rangka mewujudkan tujuan di atas maka diharapkan mahasiswa
mempunyai motivasi untuk menekuni bidang ilmunya masing-masing secara
mendalam dan mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap perkembangan
teknologi serta permasalahan yang ada. Selain itu mahasiswa diharapkan dapat
menambah pengetahuan, memperluas pandangan tentang cakrawala ilmiah
dan teknologi terutama yang berhubungan dengan profesionalisme akademik
yang ditekuni, serta melihat secara langsung penerapan ilmunya.
Jurusan Biologi merupakan salah satu jurusan yang terdapat di
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang.
Setelah lulus dari jurusan Biologi diharapkan dapat menghasilkan para peneliti
yang dapat membantu pengembangan dan penelitian dalam suatu perusahaan
ataupun instansi yang berkaitan dengan bidang biologi tentunya
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
dibutuhkan sumber daya manusia yang terampil dan profesional di bidangnya.
Adanya praktik kerja lapangan ini diharapkan agar lebih mantap dalam
menentukan langkah dimasa yang akan datang agar dapat mengimbangi arus
2
teknologi dan informasi yang semakin berkembang serta menambah
ketrampilan mahasiswa dalam dunia kerja nantinya.
Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) merupakan salah
satu lembaga penelitian dari Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia (APPI)
yang beranggotakan BUMN Perkebunan dan perusahaan perkebunan swasta.
Dalam pelaksanaan kegiatannya P3GI dan Pusat Penelitian Perkebunan
(Puslitbun) yang lain dibina dan diwasi oleh Dewan Pembina Puslitbun yang
terdiri dari unsur pemerintah dan anggota APPI. Seperti halnya Puslitbun yang
lain, P3GI diharapkan menghasilkan teknologi dan landasan kebijakan yang
dapat memandu pembangunan industri perkebunan di Indonesia pada
umumnya dan industri gula pada khususnya. Tugas dari P3GI yaitu
menghasilkan berbagai inovasi teknologi dan produk bagi kemajuan
masyarakat, khususnya para petani tebu dan Pabrik Gula (PG) (Admin, 2008),
sehingga P3GI ini dari tahun ke tahun terus meningkatkan penelitian dibidang
perkebunan gula.
Ruang lingkup penelitian P3GI terdiri atas bidang onfarm dan offfarm.
Bidang offfarm mencangkup kegiatan pasca panen atau segala kegiatan yang
dilakukan di dalam pabrik. Sedangkan pada bidang onfarm mencangkup
beberapa aspek yang meliputi pemuliaan tanaman, budidaya, tanah, dan
proteksi tanaman. Pada aspek proteksi tanaman, penelitian tentang hama dan
penyakit terus dilakukan dan dikembangkan, diantara penelitian yang terus
dikaji oleh P3GI adalah penyakit chlorotic streak disease (CSD) atau garis
khlorosis pada daun tebu.
Tanaman tebu merupakan tanaman yang paling efisien dalam
mengkonversi energi matahari menjadi energi kimia. Banyak produk dapat
dihasilkan dari tanaman tebu. Proses pembuatan gula sebagai produk utama
dari tanaman tebu diperoleh dari pucuk tebu, ampas, blotong, abu ketel dan
tetes yang dapat diolah lebih lanjut sebagai produk samping yang nilai
produksinya dapat mencapai 50 % dari nilai produk gula (Anonim, tanpa
tahun).
Banyaknya perkebunan tebu yang ada di Indonesia memacu para
peneliti untuk melakukan penelitian mengenai tebu termasuk di dalamnya
3
mengenai proteksi tanaman. Bidang proteksi tanaman menarik untuk diteliti
karena hama dan penyakit merupakan salah satu faktor yang dapat
menurunkan produksi tebu. Salah satu penyakit tebu yang saat ini banyak
dijumpai di lapangan adalah penyakit garis khlorosis atau chlorotic streak
disease (CSD).
Penyakit ini belum dilaporkan sebagai penyakit penting di Indonesia
tetapi tingginya serangan penyakit garis khlorosis di beberapa tempat di Jawa
akhir-akhir ini mengharuskan kita untuk mewaspadai penyakit ini. Meskipun
penyakit ini sudah cukup lama diketahui menyerang tanaman tebu di dunia,
agen penyebabnya sampai saat ini belum diketahui. Penyakit ini menyerang
daun tebu dengan gejala khas berupa garis khlorosis berwarna kuning atau
krem pada daun dengan batas tepi yang tidak teratur sehingga dapat
mengganggu proses fotosintesis dari tanaman tebu.
Serangan penyakit garis khlorosis cukup banyak ditemui di lapang.
Beberapa kebun contoh di 21 pabrik gula dari 30 pabrik gula yang disurvei
yang dilakukan oleh P3GI pada tahun 2008 di Jawa terinfeksi oleh penyakit
ini. Hasil survei menunjukkan bahwa penyakit garis khlorosis menyerang
hampir semua varietas tebu. Meskipun secara umum rata-rata serangan
penyakit garis khlorosia di Jawa masih rendah tapi keberadaan penyakit ini
perlu diwaspadai karena penyakit garis khlorosis berpotensi menurunkan
produksi tebu. Egan (1989) menyatakan bahwa penyakit garis khlorosis pada
tebu mengakibatkan kerugian yang cukup nyata di beberapa negara di dunia
termasuk Australia, Guyana, Hawai, Mauritius, dan Puerto Rico. Di Taiwan
kerugian akibat penyakit ini berkisar 4-14% pada beberapa varietas tebu
(Wang dan Jiang, 1982 dalam Kristini, 2009).
Berdasarkan pernyataan di atas maka dalam laporan ini akan dibahas
mengenai bagaimana proses penyebaran penyakit garis khlorosis atau
chlorotic streak disease (CSD). Penelitian yang akan dilaksanakan di Pusat
Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) Pasuruan ini dengan harapan
dapat memberikan informasi kepada para petani tebu tentang bagaimana
proses penyebaran atau penularan penyakit CSD itu sendiri.
4
B. Tujuan PKL
Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Memperkenalkan kepada mahasiswa kondisi nyata dalam dunia kerja
sebagai upaya melatih menjadi tenaga kerja yang profesional.
2. Menyesuaikan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh
selama kegiatan perkuliahan dengan kondisi nyata di luar kuliah.
3. Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman kerja secara langsung di
lapangan.
4. Melatih diri agar tanggap dan peka dalam menghadapi masalah di
lingkungan kerja serta memperdalam dan meningkatkan kualitas
keterampilan dan kreativitas.
5. Membina hubungan kerjasama antara instansi luar kampus dengan
Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang di masa yang akan datang
khususnya mengenai pengembangan R & D (Research and Development)
dalam bidang biologi.
5
BAB II
PELAKSANAAN
A. Profil Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI)
Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) merupakan suatu
lembaga riset pergulaan di Indonesia yang memiliki sejarah panjang dengan
usia lebih dari 121 tahun, yang dahulu bernama Het Proefstation voor de Java
Suiker Industrie. Pada waktu didirikan tahun 1887, institusi ini berperan dalam
mendukung industri gula di wilayah Hindia Belanda agar mampu memberikan
pelayanan kepada stakeholders, penyandang dana dan para pengguna
teknologi gula. Proefstation menjadi kiblat industri gula tebu dunia dengan
prestasi spektakuler diraih pada tahun 1921 melalui penemuan varietas POJ
2878 yang dapat menyelamatkan industri gula dunia dari serangan penyakit
sereh dan pada tahun 1930 melalui penemuan varietas POJ 3016 karena
mampu menghasilkan 18 ton gula per hektar (Admin, 2008).
1. Sejarah Pendirian P3GI
P3GI didirikan pada tanggal 9 Juli 1887 dengan nama "Het
Proefstation Oost Java". Ada dua hal yang melatarbelakangi berdirinya
P3GI pada saat itu yakni menanggulangi serangan penyakit "Sereh" yang
melanda hampir seluruh tanaman tebu di dunia dan mengimbangi dan
memenangkan persaingan/ancaman gula bit khususnya dari Eropa.
Gambar 2.1 Gedung Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI)
6
Adanya dua permasalahan tersebut ternyata mendorong P3GI
untuk merakit varietas unggul tahan penyakit Sereh yakni varietas POJ
2878. Sejak berdirinya P3GI hasil varietas rakitan P3GI diberi initial POJ
= Proefstation Oost Java, dan sejak tahun 1957 diberi initial PS =
Pasuruan.
Secara kronologis garis besar perjalanan sejarah P3GI adalah
sebagai berikut:
a. Tahun 1885 "Het Preofstation Midden Java" untuk pertama kali
didirikan di Semarang.
b. Tahun 1886 menyusul "Proefstation voor Suikerrient in West Java"
didirikan di Kagok.
c. Tahun 1887 "Proefstation Oost Java" didirikan di Pasuruan, dikenal
dengan nama POJ
d. Tahun 1893 Proefstation di Semarang ditutup.
e. Tahun 1990 Proefstation di Kagok dipindahkan ke Pekalongan dan
akhrinya ke Semarang.
f. Tahun 1905 Proefstation di Semarang dan POJ Pasuruan secara
organisatoris menjadi satu dan pada tahun 1925 secara fisik
organisatoris menjadi satu di Pasuruan.
g. Tahun 1942-1945 POJ dikuasai oleh Pemerintah Jepang dan pada
tahun 1945 Komite Nasional Indonesia mengambil alih POJ dari
Pemerintah Jepang.
h. Tahun 1947 pekerjaan rehabilitasi POJ dilakukan oleh Pemerintah
Belanda.
Berdasarkan SK Mentan No. 229/Um/57 tanggal 10 Desember
1957 yang diperbaharui dengan SK Mentan No. 49/Um/57 tanggal 17
April 1958, POJ diambil alih Pemerintah Indonesia, dengan nama Balai
Penyelidikan Perusahaan Perusahaan Gula (BP3G). Status Balai tersebut
oleh "Dewan Pembina" sekarang dikembalikan seperti sebelum perang,
yaitu suatu Balai Penyelidikan Perusahaan Perkebunan Gula yang diurus
dan dibiayai oleh perindustrian gula sendiri.
7
Pada tahun 1963 kepengurusuan BP3G diserahkan kepada Badan
Pimpinan Umum Perusahaan Perkebunan Gula Negara (BPU-PPN Gula)
Jakarta. Setelah turunnya SK Mentan No. 344/Kpts/Um/12/1968 Menteri
Pertanian membentuk "Dewan Pembina BP3G" yang diserahi tugas
mengurus BP3G dan tahun 1977-1978 diadakan rehabilitasi gedung
BP3G yang penggunaannya diresmikan oleh Menteri Pertanian Republik
Indonesia Prof. Ir. Soedarsono Hadisapoetro pada tanggal 23 September
1978. Pada tahun yang sama turun SK Mentan No. 136/Kpts/OP/3/1978
diadakan perubahan susunan keanggotaan Dewan Pembina BP3G dan
selang satu tahun yaitu tahun 1986 dibentuklah Asosiasi BP3G.
Pada Tanggal 11 Mei 1987 rapat Dewan Pembina mengubah nama
BP3G menjadi P3GI (Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia),
sehingga tanggal tersebut merupakan cikal bakal berdirinya P3GI di
Pasuruan. Sedangkan pada tanggal 9 Juli 1987 P3GI merayakan hari
jadinya ke 100 tahun, dan bertepatan dengan Peringatan Hari Jadi tersebut
dilaksanakan Konferensi Gula Internasional ISSCT (International Sugar
Society Conference Technology) yang dilaksanakan di Indonesia.
Dalam kiprahnya P3GI merupakan lembaga yang mengabdi pada
industri gula, secara konsen berpedoman pada Tri Dharma-nya yakni:
Penelitian, Pelayanan, dan Pengembangan yang meliputi:
a. Melaksanakan penelitian untuk meningkatkan produksi gula maupun
pemanis lainnya.
b. Menyampaikan hasil-hasil penelitian kepada klien (pengguna jasa)
P3GI.
c. Memberikan bantuan teknis dan teknologi pada kliennya.
Berdasar pada Tri Dharma tersebut P3GI diharapkan dapat berfungsi
sebagai inovator dan merupakan ujung tombak pembangunan dan dapat:
a. Menjadi pelopor pembaharuan dalam rekayasa dan merakit teknologi
baru.
b. Mengantisipasi masalah masa depan serta mencari jalan keluar
pemecahannya.
8
c. Tanggap terhadap tantangan yang timbul sehubungan dengan
perubahan-perubahan yang terjadi.
d. Membantu dalam menanggulangi kesulitan-kesulitan para pengguna
jasa P3GI.
2. Ruang Lingkup dan Tugas P3GI
Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) merupakan
salah satu lembaga penelitian dari Asosiasi Penelitian Perkebunan
Indonesia (APPI) yang beranggotakan BUMN Perkebunan dan perusahaan
perkebunan swasta. Dalam pelaksanaan kegiatannya P3GI dan Pusat
Penelitian Perkebunan (Puslitbun) yang lain dibina dan diwasi oleh Dewan
Pembina Puslitbun yang terdiri dari unsur pemerintah dan anggota APPI.
Seperti halnya Puslitbun yang lain, P3GI diharapkan menghasilkan
teknologi dan landasan kebijakan yang dapat memandu pembangunan
industri perkebunan di Indonesia pada umumnya dan industri gula pada
khususnya.
Industri Gula Indonesia pada Pembangunan Jangka Panjang Tahap
II (PJPT II) akan menghadapi lingkungan strategis yang berbeda dengan
yang dihadapinya pada PJPT I. Di samping karena terjadi perubahan di
dalam negeri seperti berlakunya Undang-undang Sistem Budidaya
Tanaman (UU No. 12/1992), serta perubahan orientasi program umum
pembangunan pertanian dari orientasi produksi ke orientasi kesejahteraan
petani, perubahan lingkungan strategis itu juga terjadi karena perubahan
yang sudah dan sedang terjadi pada hubungan ekonomi international baik
di tingkat global maupun di tingkat regional yang mengarah pada
liberalisasi. Perubahan lingkungan strategis tersebut juga terjadi pada
komoditi pertanian lain.
Pusat penelitian perkebunan didirikan untuk mengemban misi dan
melaksanakan tugas yakni memberikan inovasi teknologi dan konsepsi-
konsepsi baru yang diperlukan guna kelangsungan dan kemajuan
subsektor perkebunan. Perlu disadari bahwa keberadaan dan kelangsungan
puslitbun ditentukan oleh keuntungan timbal balik antara puslitbun dan
9
pihak-pihak yang berkepentingan (stake holder) yang tergabung dalam
APPI.
Maksud dari pembentukan P3GI adalah untuk menunjang
kemajuan usaha-usaha di bidang pergulaan melalui kegiatan penelitian dan
pengembangan teknologi, pelayanan dan konsultasi yang mencakup antara
lain:
a. melakukan penelitian tentang masalah pengembangan industri gula dan
peningkatan pendapatan petani,
b. melakukan pengujian dan adaptasi hasil-hasil penelitian terdahulu, baik
yang berasal dari penelitian sendiri maupun yang berasal dari luar
negeri,
c. menyebarkan hasil-hasil penelitian yang telah dirakit menjadi paket
teknologi siap pakai,
d. menyediakan dukungan pelayanan bagi penerapan hasil penelitian
antara lain berupa penyediaan bibit unggul, penyelenggaraan latihan
kerja, serta pemberian jasa konsultasi.
3. Visi dan Misi P3GI
Tanaman tebu merupakan tanaman yang paling efisien dalam
mengkonversi energi matahari menjadi energi kimia. Banyak produk dapat
dihasilkan dari tanaman tebu. Proses pembuatan gula sebagai produk
utama dari tanaman tebu didapat pucuk tebu, ampas, blotong, abu ketel
dan tetes yang dapat diolah lebih lanjut sbagai produk samping yang nilai
produksinya dapat mencapai 50 % dari nilai produk gula.
Konsumsi gula dunia tetap cenderung meningkat terutama di
negara berkembang. Konsumsi gula nasional juga akan meningkat seiring
pertambahan jumlah penduduk, peningkatan kesejahteraan dan
perkembangan industri makanan dan minuman. Isu bahwa gula dapat
mengganggu kesehatan tidak terbukti dan kebutuhan akan gula rendah
kalori hanya terjadi di negara maju. Gula masih merupakan sumber kalori
yang murah bagi kebutuhan pangan dunia.
10
Pasar dunia merupakan pasar residual negara-negara yang surplus
produksinya dan mengarah pada bentuk oligopoli. Pemenuhan konsumsi
gula nasional melalui peningkatan produksi nasional merupakan kebijakan
strategis untuk pengamanan pangan.
Industri gula cair High Fructose Syrop (HFS) dilaporkan
berkembang dengan pesat seiring berkembangnya industri makanan dan
minuman. Di lain pihak, teknologi enzimatis telah memungkinkan untuk
membuat HFS dari tetes tebu atau nira tebu muda (genjah). Pengembangan
industri HFS di wilayah agroindustri tebu akan menambah daya saing
industri gula.
Rendahnya daya saing industri gula nasional dibandingkan
tanaman lain ditengarai karena efisiensi pengelolaan yang masih rendah.
Dengan berkembangnya teknologi dan perangkat peraturan yang kondusif,
industri gula nasional diharapkan lebih efisien. Berkembangnya industri
gula baru di luar Jawa yang mengusahakan lahan HGU akan mengarahkan
pada efisiensi tersebut. Efisiensi itu akan lebih meningkat bila
dikembangkan dalam suatu wilayah agroindustri berbasis tebu. Sementara
itu industri gula di Jawa tetap dapat dimanfaatkan dengan mengoptimalkan
produktivitas bahan baku dan diversifikasi produksi dengan produk hasil
samping. Dengan berkembangnya agrobisnis berbasis tebu, nilai tanaman
tebu seharusnya tidak hanya dikaitkan dengan nilai produk gula yang
dihasilkan tetapi juga dengan produk samping yang dikembangkan.
Berdasarkan gambaran tersebut maka pada masa sepuluh tahun
mendatang kehadiran industri gula di Indonesia masih tetap relevan. Agar
industri gula mempunyai daya saing tinggi maka arah pengembangan di
luar Jawa adalah dibangunnya agro industri berbasis tebu dengan
dukungan pengelolaan lahan inti yang lebih besar dari lahan plasma serta
biaya produksi yang rendah setara dengan biaya produksi industri gula
Australia. Sementara itu di Jawa, industri gula dapat dikembangkan
dengan diversifikasi bahan baku seperti misalnya mengolah gula mentah
menjadi gula kristal dan diversifikasi produk misalnya mengolah hasil
11
samping terutama memanfaatkan kebutuhan pasar yang pangsanya
terbesar di Jawa.
Suatu perusahaan atau balai penelitian pasti mempunyai suatu visi
dan misi demi kemajuan perusahaan tersebut. Dalam hal ini, salah satu
perusahan yang mempunyai visi yaitu P3GI. Adapun visi dari P3GI yaitu
menjadi mitra yang handal bagi industri gula melalui paket teknologi dan
tenaga ahli baik dalam upaya mencari terobosan maupun pemecahan
masalah. Adanya kemitraan yang handal tersebut diwujudkan dalam peran
sebagai:
1) penggerak utama pertumbuhan industri gula melalui penelitian-
penelitian terobosan;
2) pendamping industri gula dengan menghasilkan dan menyediakan
paket-paket teknologi untuk mengatasi masalah aktual serta
menyediakan pakar untuk jasa konsultasi
3) pendukung upaya perkembangan yang dilakukan pabrik gula dengan
melakukan penelitian uji dan adaptasi.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka misi P3GI adalah:
1) mempelajari dan mencarikan upaya untuk menanggulangi kendala
dalam pembangunan bidang pergulaan Nasional,
2) mengidentifikasi dan mengupayakan pemecahan masalah-masalah
yang dihadapi oleh industri pergulaan dan pabrik gula pada khususnya
3) melakukan kegiatan pengembangan dan pelayanan kepada perusahaan
gula, demi mencapai efektifitas kerja dan efisiensi pengelolaannya
dalam arti seluas-luasnya.
Dalam mewujudkan visi dan misi, budaya kerja dalam manajemen
adalah meningkatkan citra, kualitas pelayanan dan kualitas sumberdaya
manusia. Sementara itu budaya kerja atau tata nilai seluruh karyawan P2GI
adalah mengutamakan pelayanan prima, selalu komit pada keperluan stake
holder, bersikap jujur, memiliki rasa bangga menjadi karyawan P3GI,
bekerja keras dan cermat untuk mencapai sasaran, belajar setiap hari,
berdisiplin dan tepat waktu, menyadari akan adanya responsibility dan
12
accountibility, mempunyai standard etis tinggi, bersikap efektif dan
efisien, penuh inisiatif, penuh motivasi untuk maju, membangun keluarga
harmonis, mampu bersaing dengan akrab, serta berpikir bijaksana.
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
1. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) yang bertempat di Pusat
Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) ini dilaksanakan selama 2
bulan. Kegiatan tersebut dimulai pada tanggal 15 Juni sampai dengan 14
Agustus 2009.
2. Tempat Pelaksanaan
Tempat dilaksanakan PKL ini bertempat di Laboratorium Penyakit
dan rumah kaca Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) yang
berlokasi di Jalan Pahlawan No. 25 Kota Pasuruan Provinsi Jawa Timur.
C. Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan dalam Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah
dengan pengamatan secara langsung di lapangan pada instansi yang
bersangkutan untuk memperoleh data-data yang nantinya diperlukan dalam
penyusunan laporan. Kegiatan tersebut meliputi:
1. Praktik langsung mengikuti aktivitas di lokasi atau instansi tempat
kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
2. Konsultasi dengan dosen pembimbing tentang hal-hal yang berhubungan
dengan proteksi tanaman.
3. Mengumpulkan data sekunder, yaitu profil lokasi Praktik Kerja Lapangan
(PKL) beserta struktur organisasinya.
D. Deskripsi dan Sekuensi Waktu
Sub-bab ini terdiri atas tiga bagian yang berisi tahapan kegiatan PKL
yang meliputi tahap perizinan, tahap pengarahan, dan tahap pelaksanaan.
13
Masing-masing tahapan mendeskripsikan kegiatan yang dilakukan dan
sekuensi waktu selama pelaksanaan kegiatan.
1. Tahap Perizinan
Tahap ini diawali dengan pembuatan surat izin dan penyusunan
proposal PKL yang dilaksanakan + 1 bulan sebelum PKL dilaksanakan.
Surat izin dialamatkan pada instansi yang akan dituju, yaitu Pusat
Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) yang berada di Jl. Pahlawan
no. 25 Pasuruan Jawa Timur dan disertai 1 bendel proposal berisikan topik
kegiatan yang akan dilakukan pada selama kegiatan PKL.
2. Tahap Pengarahan
Tahap pengarahan dimulai dengan perkenalan dengan Dosen
Pembimbing PKL dan staf peneliti yang terlibat selama pelaksanaan
kegiatan PKL. Setelah perkenalan selesai, dilanjutkan dengan pemaparan
ruang lingkup kegiatan PKL, tahapan kegiatan dan waktu pelaksanaan,
serta prosedur kerja kegiatan PKL. Kegiatan selanjutnya adalah tinjauan
langsung lingkungan kantor P3GI serta sarana dan prasarana yang
nantinya akan digunakan selama PKL. Tahap pengarahan ini berlangsung
pada tanggal 15 Juni 2009 di Laboratorium Penyakit Kelti Proteksi
Tanaman P3GI.
Hasil dari tahapan ini adalah diketahuinya fokus kegiatan PKL,
yaitu melakukan penelitian tentang studi penularan penyakit garis
khlorosis (CSD) pada tanaman tebu (Saccharum officinarum) varietas
Uthong.
3. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan PKL berlangsung selama kurang lebih 2 bulan,
dimulai dari tanggal 15 Juni sampai dengan 14 Agustus 2009. Selama
berlangsungnya proses kegiatan PKL, perkembangan dan hasil sementara
yang telah dicapai senantiasa dipantau oleh Pembimbing Lapangan dan
beberapa kali diadakan konsultasi kegiatan PKL. Deskripsi pelaksanaan
14
kegiatan harian selama pelaksanaan kegiatan PKL di Kelti Proteksi P3GI
dapat dilihat pada lampiran.
E. Prosedur Kerja
Untuk melaksanakan penelitian pada kegiatan PKL ini perlu dilakukan
beberapa tahapan, yakni persiapan media tanam, penularan penyakit CSD,
penanaman, dan perawatantanaman.
1. Persiapan Media Tanam
Media tanam dibuat dari campuran antara tanah, kompos, dan pasir
dengan perbandingan 2 : 1 : 1. Setelah itu campuran tanah tersebut
dimasukkan ke dalam ember plastik yang sudah dilubangi untuk jalan air
keluar. Sebelum media tanam digunakan terlebih dahulu disterilisasi
dengan menggunakan autoklaf. Sterilisasi ini dimaksudkan untuk
mengurangi mikroorganisme pathogen yang dapat mempengaruhi hasil
penelitian.
2. Persiapan Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tebu sehat dan tebu
yang terkena penyakit CSD. Tebu yang digunakan berupa tebu varietas
Uthong. Kemudian sampel percobaan ini dipotong-potong menjadi bagal
mata 2.
3. Pembuatan Suspensi untuk Penularan Penyakit Garis Khlorosis
Sebelum penularan dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pembuatan
suspensi nira tebu yang terkena CSD. Suspensi ini dibuat dari cacahan 30
batang tebu yang berpenyakit CSD yang dilarutkan dengan air sebanyak
250 liter. Untuk mendapatkan campuran yang sempurna, cacahan batang
tebu sakit tersebut dan air diaduk selama 30 menit.
4. Penularan Penyakit CSD
Penularan penyakit CSD ini digunakan empat perlakuan yaitu seperti
berikut.
15
A : Bibit sehat direndam dalam suspense nira batang sakit
B : bibit sehat dipotong dengan pisau potong bekas memotong batang
tebu bergejala CSD
C : bibit sehat ditanam pada media yang dicampuri potongan daun tebu
bergejala CSD
D : bibit sakit (bergejala CSD) sebagai kontrol sakit
Setiap perlakuan diulang sebanyak 4 ulangan. Denah percobaan dapat
dilihat pada lampiran. Setelah bibit diperlakukan, kemudian bibit ditanam
pada media yang telah disediakan dan disiram dengan air.
5. Perawatan Bibit Tebu
Perawatan bibit tebudilakukan dengan menyirami tanaman tebu setiap 2
hari sekali dan menyiangi gulma yang tumbuh di sekitar tanaman tebu.
Setelah tebu berumur kira-kira 1 bulan, tanaman tebu diberi pupuk KCl.
6. Pengamatan
Pengamatan terhadap penularan penyakit CSD dilakukan setelah mucul
tunas hingga tanaman berumur 2 bulan. Gejala yang diamati berupa
munculnya garis khlorosis pada daun tebu dengan batas tepi yang tidak
beraturan.
F. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diambil pada penelitian ini adalah munculnya penyakit CSD
tiap tanaman yang sudah diberi perlakuan. Gejala awal penyakit CSD
ditunjukkan dengan adanya adanya garis berombak yang tidak beraturan
dengan warna kuning hingga putih pada helaian daun. Setiap kali muncul
gejala, dilakukan pencatatan waktu dan pengambilan foto gejala. Data hasil
pengamatan tersebut dimasukkan ke dalam tabel 2.1 sebagai berikut dengan
memberi nilai 1 bila tanaman muncul gejala CSD dan nilai 0 bila tanaman
tidak muncul gejala CSD.
16
Tabel 2.1 Model Tabel Hasil Pengamatan Mengenai Penularan Penyakit
Garis Khlorosis (CSD) pada Tanaman Tebu (Saccharum
officinarum) Varietas Uthong
No Perlakuan Ulangan
1 2 3 4
1 A
2 B
3 C
4 D
G. Teknik Analisis Data
Data berupa munculnya gejala CSD pada tiap perlakuan dianalisis
secara statistik menggunakan anava tunggal dan bila F hitung lebih besar dari
pada F tabel dilanjutkan dengan uji lanjut berupa uji BNT 5%. Sebelum data
dianalisis, data yang diperoleh ditanformasi terlebih dahulu dengan rumus
√ .
17
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
Selama PKL dilakukan beberapa kegiatan pokok diantaranya yaitu
mempelajari proses penularan penyakit garis khlorosis atau Chlorotic Streak
Disease (CSD) pada tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) varietas
Uthong. Cara penularan yang dilakukan merupakan perlakuan dalam
percobaan. Empat perlakuan yang digunakan yaitu bibit sehat direndam dalam
suspense nira batang sakit, bibit sehat dipotong dengan pisau yang
terkontaminasi nira batang sakit, bibit sehat ditanam pada media yang
dicampur dengan daun bergejala penyakit garis khlorosis, bibit sakit sebagai
kontrol. Data mengenai hasil penelitian tersebut disajikan pada tabel 3.1
berikut.
Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Mengenai Penularan Penyakit Chlorotic Streak
Disease (CSD) pada Tanaman Tebu Varietas Uthong
No PerlakuanUlangan
1 2 3 41 A - - - -2 B - - - -3 C + + + +4 D + + - +
Tabel 3.2 Data Hasil Skoring Penularan Penyakit Garis Khlorosis pada
Tanaman Tebu Varietas Uthong
No PerlakuanUlangan
1 2 3 41 A 0 0 0 02 B 0 0 0 03 C 1 1 1 14 D 1 1 0 1
Keterangan :
+ : ada gejala penyakit CSD
- : tidak ada gejala penyakit CSD
18
0 : tidak ada gejala penyakit CSD
1 : ada gejala penyakit CSD
Gambar 3.1 Perbandingan Gejala Visual Daun yang Terserang Penyakit
CSD dengan Daun Sehat (a) Daun Tebu Sakit dengan Garis
Khlorosis pada Helean Daun Tebu dan (b) Daun Tebu Sehat
Tanpa Gejala Garis Khlorosis
Tabel 3.3 Data Hasil Transformasi dengan
No PerlakuanUlangan
1 2 3 4
1 A 0.707 0.707 0.707 0.707
2 B 0.707 0.707 0.707 0.707
3 C 1.225 1.225 1.225 1.225
4 D 1.225 1.225 0.707 1.225
Hasil transformasi tersebut kemudian data dianalisis dengan analisis statistik
berupa analisis varian tunggal dan bila F hitung lebih besar dari pada F tabel
maka dilanjutkan BNT 5% untuk mengetahui perlakuan mana yang paling
baik menularkan penyakit CSD pada tanaman S. officinarum varietas Uthong.
Adapun perhitungannya seperti pada tabel 3.4 berikut.
(a) (b)
19
Tabel 3.4 Data Hasil Perhitungan Anava Tunggal
SK db JK KT FhitFtab
5% 1%Perlakuan 3 0.8540881 0.284696 16.666496 3.86255 6.99192Ulangan 3 0.0502405 0.016747 0.980382Galat 9 0.1537374 0.017082Total 15 1.0580659
Berdasarkan Tabel 3.4 diketahui bahwa Fhitung (16.666496) lebih besar dari
pada Ftabel (3.86255). Ini berarti ada pengaruh macam penularan penyakit
garis khlorosis atau CSD pada tanaman S. officinarumvarietas Uthong.
Karena Fhitung lebih besar dari pada Ftabel, maka dilanjutkan dengan uji lanjut
berupa uji BNT 5%. Hasil perhitungan uji BNT 5% dapat dilihat pada tabel
3.5 berikut.
Tabel 3.5 Hasil Perhitungan BNT 5%
Perlakuan Rerata NotasiA 0.707 aB 0.707 aD 1.095 bC 1.225 b
Berdasarkan Tabel 3.5 dapat diketahui perlakuan yang efektif menularkan
penyakit garis khlorosis (CSD) pada tanaman tebu (Saccharum officinarum)
varietas Uthong adalah perlakuan C yaitu bibit sehat ditanam pada media
yang dicampuri potongan daun tebu bergejala CSD dan tidak berbeda nyata
dengan perlakuan D yaitu bibit sakit (bergejala CSD) sebagai kontrol sakit,
tetapi berbeda nyata dengan perlakuan B yaitu bibit sehat dipotong dengan
pisau potong bekas memotong batang tebu bergejala CSD dan perlakuan A
yaitu bibit sehat direndam dalam suspense nira batang sakit.
Keterangan :
A : Bibit sehat direndam dalam suspense nira batang sakit
B : bibit sehat dipotong dengan pisau potong bekas memotong batang
tebu bergejala CSD
20
C : bibit sehat ditanam pada media yang dicampuri potongan daun tebu
bergejala CSD
D : bibit sakit (bergejala CSD) sebagai kontrol sakit
B. Pembahasan
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan memberikan mahasiswa
pengalaman secara praktis di lapangan sebagai wahana pembentukan
kemampuan akademik profesional dalam bidang keahliannya. Melalui
kegiatan PKL mahasiswa juga memperoleh pengalaman praktis dan
keterampilan yang berhubungan dengan tema PKL yang sebelumnya tidak
pernah diperoleh selama kegiatan perkuliahan, dan mahasiswa dapat melihat
dan merasakan langsung hiruk-pikuk dunia kerja beserta batasan-batasannya,
sehingga secara tidak langsung menyiapkan individu mahasiswa yang siap
terjun dan berkompetisi di dunia kerja sesuai dengan bidang keahlian yang
ditekuninya.
Selama kegiatan PKL ini mahasiswa menjadi mampu melakukan
penularan penyakit garis kholorosis atau yang dikenal dengan Chlorotic Streak
Disease (CSD) dengan benar yang selama ini belum di dapatkan pada saat
perkuliahan. Metode penularan yang digunakan pada PKL ini yaitu dengan
cara 4 macam penularan. Perlakuan pertama, bibit sebelum ditanam direndam
larutan yang mengandung nira batang berpenyakit CSD selama 30 menit,
perlakuan kedua bibit dipotong dengan pisau potong bekas memotong batang
tebu berpenyakit CSD, perlakuan ketiga bibit ditanam pada media yang
dicampuri dengan daun tebu berpenyakit CSD, dan perlakuan yang keempat
yaitu bibit sakit langsung ditanam pada media tanam. Pengamatan pengaruh
berbagai macam penularan penyakit CSD selama 2 bulan.
Chlorotic Streak Disease (CSD) merupakan penyakit sistemik yang
belum diketahui penyebabnya. Namun diduga penyakit ini disebabkan oleh
virus (Anonim b, tanpa tahun). Karakteristik dari penyakit ini yaitu adanya
garis berombak yang tidak beraturan dengan warna kuning hingga putih pada
daun. Pada daun muda garis tersebut tidak beraturan, selalu berbagi, pendek
dan berwarna kusam. Semakin lama gejala ini akan tampak jelas dan berwarna
21
kuning. Pada banyak kasus garis tersebut akan mengalami nekrotik, baik
sebagian maupun sepanjang dari garis tersebut (Magarey dan Egan, 1999).
Kemunculan dari garis tersebut secara bertahap. Pada awalnya garis ini
akan tampak pendek, terputus-putus, sempit, berwarna redup namun kemudian
akan tampak jelas. Biasanya garis melebar 1/8 hingga 5/8 inci dan dapat
memanjang hingga seluruh panjang daun (Wilbrink 1932 dalam Abbott, et al,
1961). Beberapa garis dapat ditemukan pada satu daun atau beberapa daun
dalam satu tanaman. Berdasarkan karakteristik tersebut, gejala CSD diamati
dan dicatat ketika garis yang dihasilkan tampak jelas. Tindakan ini dilakukan
agar tidak terjadi kesalahan dalam menentukan jenis penyakit yang menyerang
tanaman tebu. Sebab penyakit ini hampir mirip dengan penyakit blendok.
Namun antara blendok dan CSD dapat dibedakan yaitu tepi garis pada
penyakit CSD yang tampak pada daun memiliki garis yang tidak jelas
sedangakan blendok sangat jelas garis kuningnya. Garis kuning pada penyakit
CSD tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1 di atas.
Penyakit ini pertama kali ditemukan di Jawa, Australia, dan Hawaii.
Penyakit ini pada mulanya dinamakan Vierde Ziekte di Jawa, karena dianggap
mirip dengan penyakit sereh, busuk akar, dan penyakit blendok. Sedangkan di
Australia dinamakan pseudo scald dan di Hawai dinamakan chorotic streak.
Pada tahun 1932 yang bertepatan dengan konkres ke-4 International
Society of Sugar Cane Technologists penyakit ini dinamakan penyakit
Chlorotic Streak Disease (CSD). Pernyataan tersebut berdasarkan penelitian
dari para pakar penyakit di Jawa, Australia, dan Hawaii yang menyatakan
bahwa penyakit yang ditemukan pada tiga daerah tersebut mempunyai ciri
yang sama (Handojo, 1982).
Salah satu varietas S. officinarum yang mudah terserang penyakit CSD
yaitu S. officinarum varietas Uthong. Tebu varietas ini berasal dari Negara
Thailand. Namun di Indonesia sudah dikembangkan di P3GI Pasuruan Jawa
Timur dan sudah menjadi komoditi lokal bagi pabrik gula.
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada Praktik Kerja
Lapangan di Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) ini terbukti
bahwa setiap perlakuan memiliki respon kecepatan tertentu terhadap
22
munculnya gejala Chlorotic Streak Disease (CSD). Hal tersebut terbukti dari
hasil pengamatan yaitu pada perlakuan A dan B gejala CSD tidak muncul,
perlakuan C semua tanaman gejala CSD muncul, dan pada perlakuan D yaitu
bibit sakit yang langsung ditanam muncul gejala CSD yaitu 3 tanaman dari 4
bibit tebu yang ditanam. Hasil analisis varian tunggal menunjukkan bahwa
Fhitung lebih besar dari pada Ftabel maka dapat disimpulkan ada pengaruh
perlakuan penularan penyakit Chlorotic Streak Disease (CSD) pada tanaman
S. officinarum varietas Uthong.
Sedangkan dari hasil analisis BNT 5% menunjukkan bahwa perlakuan
C dan D lebih mudah menularkan penyakit CSD bila dibandingkan dengan
perlakuan A dan B. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Handojo (1982),
bahwa penyakit CSD tidak dapat ditularkan dengan parang yang terkena nira
bibit sakit dan bibit yang direndam pada nira S. officinarum yang terkena
penyakit CSD, tetapi dapat ditularkan dengan bibit yang sakit dan tanah yang
terdapat daun yang terkena penyakit CSD.
Hal ini sesuai dengan Crowder (1990) yang menyebutkan bahwa
secara umum penyakit merupakan hasil interaksi antara inang, patogen dan
lingkungan. Adanya interaksi patogen, inang dan lingkungannya yang berbeda
dapat memunculkan variasi gejala yang berbeda antar perlakuan. Faktor
lingkungan inilah yang biasanya dapat menularkan penyakit CSD. Hal
tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian yaitu apabila pada media tempat
tumbuhnya tebu terdapat daun tebu yang bergejala penyakit garis khlorosis
maka tebu sehat yang ditanam pada media tersebut dapat tertular penyakit ini.
Sebab daun tersebut akan membusuk dan bercampur dengan tanah, sehingga
penyakit ini mudah tertular.
Selain itu, air merupakan salah satu faktor penting dalam penularan
penyakit CSD. Hal tersebut terbukti dari penelitian Magarey dan Neilsen
(2006) tahun 2002 di Queensland Australia bahwa ladang yang terinfeksi oleh
CSD bila dialiri dengan air, maka kerugiannya dapat mencapai 33%
dibandingkan dengan genangan air yang hanya menimbulkan kerugian sekitar
4%.
23
Robert dan Brian (1999) menyatakan bahwa CSD tidak bisa
disebarkan secara mekanik melalui peralatan panen maupun peralatan tanam.
Penyakit ini dapat disebarkan melalui bagian tanaman yang terserang
penyakit, luapan air, dan pengairan dari ladang yang terserang penyakit ke
ladang sehat. Sehingga dari hasil penelitian ini terbukti bahwa penyakit CSD
tidak mudah tersebar secara mekanik yaitu dengan cara merendam bibit sehat
pada nira tebu yang terkena CSD ataupun bibit yang dipotong dengan pisau
hasil memotong bibit yang terkena CSD.
24
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang penulis lakukan
dan sesuai dengan tujuan dari kegiatan PKL ini, maka penulis membuat
kesimpulan sebagai berikut:
1. Setelah melaksanakan PKL ini mahasiswa mendapatkan pengalaman
praktis di lapangan sebagai wahana pembentukan kemampuan akademik
profesional dalam bidang keahlian sehingga secara tidak langsung
menyiapkan individu mahasiswa yang siap terjun dan berkompetisi di
dunia kerja sesuai dengan bidang keahlian yang ditekuninya
2. Mahasiswa memperoleh pengetahuan baru serta dapat mengaplikasikan
ilmu di bidang penyakit khususnya penyakit garis khlorosis (CSD) pada
tanaman tebu (Saccharum officinarum).
3. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa ada pengaruh
perlakuan cara penularan terhadap munculnya gejala penyakit garis
khlorosis (CSD) pada tanaman tebu (Saccharum officinarum) varietas
Uthong.
4. Sedangkan dari hasil uji BNT 5% dapat diketahui bahwa perlakuan dengan
menambahkan daun yang terserang penyakit CSD pada media tanam
merupakan perlakuan yang paling efektif menularkan penyakit garis
khlorosis (CSD), dibandingkan dengan ketiga perlakuan yang lainnya.
B. Saran
Berdasarkan hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Pusat Penelitian
Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) penulis ingin menyampaikan beberapa
saran yang berhubungan dengan fasilitas maupun kegiatan PKL:
1. Hasil kegiatan PKL ini dapat menjadi dasar penelitian lebih lanjut tentang
penyebab penyakit garis khlorosis yang selanjutnya dapat dikembangkan
teknik deteksinya secara molekuler.
25
2. Karena penyakit garis khlorosis telah banyak menyerang tanaman tebu di
Jawa, penelitian untuk mengidentifikasi ketahanan varietas tebu terhadap
penyakit ini juga perlu dilakukan.
3. Penelitian mengenai beberapa cara pengendalian penyakit khlorosis juga
perlu dilakukan agar diperoleh teknik pengendalian yang paling efektif dan
efisien.
4. Sosialisasi mengenai ciri-ciri penyakit garis khlorosis kepada para petani
tebu agar penularan penyakit ini secara luas dapat dihindari.
26
DAFTAR RUJUKAN
Abbott, E. V, Hughes, C. G, dan Martin, J. P. 1961. Chlorotic streak. Dalam J. P. Martin, E. V. Abbott, C. G. Hughes (Eds), Sugarcane Disease of The World Volume I (hal. 371-382). New York: Elsevier Publishing Company.
Anonim a. Tanpa tahun. Profil P3GI. (Online), (http://www.geocities.com/ p3gi/isri, diakses 14 Juni 2009).
Anonim b. Tanpa tahun. Chlorotic Streak 2. (Online), (http://www.nswsugar.com. au/index.php?option=com_content&task=view&id=49&Itemid=1, diakses 13 Agustus 2009).
Admin. 2008. P3GI. (Online), (http://sugarresearch.org/index.php/profil, diakses 12 Agustus 2009).
Crowder, L, V. 1990. Genetika Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hal. 499
Handojo. 1982. Penyakit Tebu di Indonesia. Pasuruan: Balai Penelitian Perusahaan Perkebunan Gula. Hal. 70-72
Kristini, Ari. ([email protected]). 11 November 2009. CSD. E-mail kepada Muh. Shofi ([email protected]).
Magarey, R. C. dan Neilsen, W.. 2006. Chlorotic Streak, a Disease Reducing Sugarcane Yields in Queensland. (Online), (http://www.cababstractsplus. org/abstracts/Abstract.aspx?AcNo=20023087317, diakses 13 Agustus 2009).
27
Lampiran I
STRUKTUR ORGANISASI PUSAT PENELITIAN PERKEBUNAN GULA INDONESIA
28
Lampiran II
DENAH PUSAT PENELITIAN PERKEBUNAN GULA INDONESIA
29
D1 D3 D4D2
C1 C3 C4C2
B1 B3 B4B2
A1 A3 A4A2
U
Lampiran III
LAYOUT PENELITIAN TENTANG PENULARAN PENYAKIT GARIS
KHOLOSIS PADA TANAMAN TEBU VARIETAS UTHONG
Foto Denah Penelitian Tentang Penularan Penyakit Garis Kholosis pada Tanaman Tebu Varietas Uthong
30
Lampiran IV
DOKUMENTASI KEGIATAN SELAMA PKL DI PUSAT PENELITIAN PERKEBUNAN GULA INDONESIA
Gambar 1 Proses Pemotongan Bibit Tebu Menjadi Bagal Mata Dua
Gambar 2 Bagal Mata Dua Tebu Siap Ditanam
31
Gambar 3 Mencacak Tanaman Tebu untuk Diambil Nira
Gamabar 4 Membaut Suspensi CSD dari Nira Tebu yang Dicampur Air
32
Gambar 5 Media Tanam Siap Ditanami Bibit Tebu
Gambar 6 Proses Penanamanan Bibi Tebu yang Sudah Diberi Perlakuan
33
Gambar 7 Peneliti Sedang Menyiram Tanaman Percobaan
Gambar 8 Peneliti Sedang Mengamati Gejala CSD pada Tanaman Percobaan
34
Gambar 9 Tanaman Percobaan Setelah Berumur 2 Bulan
Gambar 10 Perbandingan Gejala Visual Daun yang Terserang Penyakit CSD
dengan Daun Sehat (a) Daun Tebu Sakit dengan Garis Khlorosis
pada Helaian Daun Tebu dan (b) Daun Tebu Sehat Tanpa Gejala
Garis Khlorosis
(a) (b)
35
Lampiran V
ANALISIS DATA
Tabel 1 Hasil Skoring Serangan CSD Berdasarkan Ada Tidaknya Gejala
CSD pada Daun Tebu
No Perlakuan Ulangan
1 2 3 4
1 A 0 0 0 0
2 B 0 0 0 0
3 C 1 1 1 1
4 D 1 1 0 1
Tabel 2 Hasil Transformasi dengan √
No Perlakuan Ulangan
Jumlah 1 2 3 4
1 A 0,707 0,707 0,707 0,707 2,828
2 B 0,707 0,707 0,707 0,707 2,828
3 C 1,225 1,225 1,225 1,225 4,899
4 D 1,225 1,225 0,707 1,225 4,381
Total 3,864 3,864 3,346 3,864 14,937
FK =
=
= 13,94495005
JK Total = 0,7072 + 0,707
2 + 0,707
2 + 0,707
2 + 0,707
2 + 0,707
2 + 0,707
2 +
0,7072 + 1,225
2 + 1,225
2 + 1,225
2 + 1,225
2 + 1,225
2 + 1,225
2 +
0,7072 + 1,225
2 - 13,94495005
= 1,05806595
JK Ulangan = (
) - 13,94495005
= 0,05024047
JK Perlakuan = (
) - 13,94495005
= 0,85408805
36
JK Galat = 1,05806595 - 0,05024047 - 0,85408805
= 0,15373742
Tabel 3 Ringkasan Anava
SK db JK KT Fhit
F
tab
5% 1%
Perlakuan 3 0,8540881 0,284696 16,6664963 3,862548 6,991917
Ulangan 3 0,0502405 0,016747 0,9803821
Galat 9 0,1537374 0,017082
Total 15 1,0580659
Kesimpulan :
Fhitung (16,666496) lebih besar dari pada Ftabel (3,86255). Ini berarti ada
pengaruh cara penularan penyakit garis khlorosis (CSD) pada
tanaman tebu (Saccharum officinarum) varietas Uthong.
Karena Fhitung lebih besar dari pada Ftabel, maka dilakukan uji lanjut dengan
menggunakan uji BNT 5%.
BNT 5% = ( ) √
= √
= 0,201
Tabel 4 Uji BNT 5%
Perlakuan Rerata Notasi
A 0.707 a
B 0.707 a
D 1.095 b
C 1.225 b
Kesimpulan :
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui perlakuan yang efektif menularkan
penyakit garis khlorosis (CSD) pada tanaman tebu (Saccharum
officinarum) varietas Uthong adalah perlakuan C yaitu bibit
37
sehat ditanam pada media yang dicampuri potongan daun tebu
bergejala CSD dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan D
yaitu bibit sakit (bergejala CSD) sebagai kontrol sakit, tetapi
berbeda nyata dengan perlakuan B yaitu bibit sehat dipotong
dengan pisau potong bekas memotong batang tebu bergejala
CSD dan perlakuan A yaitu bibit sehat direndam dalam
suspense nira batang sakit.
38
Lampiran VI
AGENDA HARIAN KEGIATAN PKL
Nama mahasiswa : Muh. ShofiNIM : 306342403682Program studi : BiologiJurusan : BiologiTempat PKL : Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia Pasuruan
No Hari/Tanggal Urainan Kegiatan yang Dilakukan1 Senin, 15 Juni 2009 1. Pengenalan tempat magang
2. Menyusun proposal penelitian2 Selasa, 16 Juni 2009 1. Mempelajari cara tanam tebu di lahan
percobaan2. Pengamatn tebu di lahan percobaan yang
terserang penyakit3. Menyusun proposal penelitian dan konsultasi
pada pembimbing3 Rabu, 17 Juni 2009 1. Persiapan tanaman percobaan
2. Menanam tanaman percobaan3. Memulai perlakuan4. Menyusun proposal penelitian dan konsultasi
pada pembimbing4 Kamis, 18 Juni 2009 1. Menanam tanaman percobaan
2. Memulai perlakuan3. Menyiangi lahan tanam4. Menyusun proposal penelitian dan konsultasi
pada pembimbing5. Menyusun metode penelitian yang
digunakan5 Jumat, 19 Juni 2009 1. Mencari penyakit tebu secara langsung di
lahan percobaan2. Menyusun proposal penelitian (BAB I dan
BAB II) dan konsultasi pada pembimbing3. Merawat tanaman dan menyiram
6 Senin, 22 Juni 2009 1. Menyusun proposal penelitian (BAB I dan BAB II) dan konsultasi pada pembimbing
2. Membuat dan mengamati preparat basah anatomi daun tebu
3. Merawat tanaman dan menyiram7 Selasa, 23 Juni 2009 Konsultasi dengan pembimbing kampus dan
mencari literatur8 Rabu, 24 Juni 2009 Konsultasi dengan pembimbing kampus9 Kamis, 25 Juni 2009 1. Membuat media PDA dan tuang
2. Sterilisasi cawan petri
39
No Hari/Tanggal Urainan Kegiatan yang Dilakukan10 Jumat, 26 Juni 2009 1. Merawat tanaman dan menyiram
2. Menyusun proposal penelitian (BAB I dan BAB II) dan konsultasi pada pembimbing
11 Senin, 29 Juni 2009 1. Merawat tanaman dan menyiram2. Mencari penyakit pokahbung dan luka api di
lahan percobaan P3GI3. Isolasi penyakit pokahbung dan luka api tebu
pada media PDA4. Membantu sterilisasi tanah
12 Selasa, 30 Juni 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan2. Melakukan sterilisasi tanah dan alat
13 Rabu, 1 Juli 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan2. Melakukan sterilisasi tanah untuk bahan
percobaan3. Melakukan serelogi pada nira tebu yang
terkena penyakit RSD14 Kamis, 2 Juli 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan
2. Melakukan sterilisasi tanah untuk bahan percobaan
3. Melakukan serelogi pada nira tebu yang terkena penyakit RSD
15 Jumat, 3 Juli 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan2. Pengamatan tanaman percobaan yang terkena
penyakit CSD 3. Melakukan sterilisasi tanah untuk bahan
percobaan16 Senin, 6 Juli 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan
2. Melakukan sterilisasi tanah untuk bahan percobaan
3. Isolasi jamur penyebab penyakit luka api17 Selasa, 7 Juli 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan
2. Melakukan sterilisasi tanah untuk bahan percobaan
3. Mengamati anatomi jamur Fusarium pada akar tanaman Beta vulgaris
18 Rabu, 8 Juli 2009 Libur pemilu presiden19 Kamis, 9 Juli 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan
2. Melakukan sterilisasi tanah untuk bahan percobaan
3. Membersihkan cup20 Jumat, 10 Juli 2009 Mengikuti acara ultah P3GI yang ke-122 tahun21 Senin, 13 Juli 2009 Konsultasi dengan pembimbing kampus22 Selasa, 14 Juli 2009 Konsultasi dengan pembimbing kampus23 Rabu, 15 Juli 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan
2. Pengamatan tanaman percobaan3. Sterilisasi alat-alat yang digunakan penelitian
40
4. Membuat media PDANo Hari/Tanggal Urainan Kegiatan yang Dilakukan24 Kamis, 16 Juli 2009 1. Memupuk tanaman percobaan dengan pupuk
ZA2. Merawat dan menyiram tanaman percobaan3. Pengamatan tanaman percobaan
25 Jumat, 17 Juli 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan2. Pengamatan tanaman percobaan
26 Senin, 20 Juli 2009 Libur Iso’ Mi’roj27 Selasa, 21 Juli 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan
2. Pengamatan tanaman percobaan3. Mengamati anatomi jamur Fusarium pada
tebu yang terkena penyakit Pokahbung4. Sterilisasi alat yang digunakan untuk
percobaan28 Rabu, 22 Juli 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan
2. Pengamatan tanaman percobaan29 Kamis, 23 Juli 2009 Libur30 Jumat, 24 Juli 2009 Libur31 Senin, 27 Juli 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan
serta pengamatan tanaman percobaan2. Menanam tebu varietas PS 864 sakit dan
sehat3. Melepas shanding net di rumah kaca
32 Selasa, 28 Juli 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan2. Pengamatan tanaman percobaan3. Mencari serangga vektor di lapang4. Pembiakan serangga vektor
33 Rabu, 29 Juli 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan2. Pengamatan tanaman percobaan3. Mencari serangga vektor di lapang
34 Kamis, 30 Juli 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan2. Pengamatan tanaman percobaan3. Memfoto tanaman yang terkenan penayakit
mosaic tipe A, B, E dan streak mosaic35 Jumat, 31 Juli 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan
2. Pengamatan tanaman percobaan3. Konsultasi BAB III dengan pembimbing
lapangan36 Senin, 3 Agustus 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan
2. Pengamatan tanaman percobaan3. Memfoto tanaman yang terkenan penayakit
mosaic tipe A, B, E dan streak mosaic4. Mengamati perkecambahan spora penyebab
penyakit luka api
41
No Hari/Tgl Urainan Kegiatan yang Dilakukan
37 Selasa, 4 Agustus 2009
1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan2. Pengamatan tanaman percobaan3. Mencari vektor penyakit mosaic di lahan
percobaan4. Membuat media PDA5. Inventarisasi alat yang ada di laboratorium
penyakit
38 Rabu, 5 Agustus 2009
1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan2. Pengamatan tanaman percobaan3. Mencari vektor penyakit mosaic di lahan
percobaan4. Inventarisasi alat yang ada di laboratorium
penyakit39 Kamis, 6 Agustus 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan
2. Pengamatan tanaman percobaan3. Inventarisasi alat dan zat kimia yang ada di
laboratorium penyakit40 Jumat, 7 Agustus 2009 Libur 41 Senin, 10 Agustus 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan
2. Pengamatan tanaman percobaan42 Selasa, 11 Agustus 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan
2. Pengamatan tanaman percobaan3. Memfoto tebu yang terkena penyakit RSD
43 Rabu, 12 Agustus 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan2. Pengamatan tanaman percobaan3. Inventarisasi alat dan zat kimia yang ada di
laboratorium penyakit44 Kamis, 13 Agustus 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan
2. Pengamatan tanaman percobaan3. Mencari vektor penyakit mosaic di lahan
percobaan45 Jumat, 14 Agustus 2009 1. Merawat dan menyiram tanaman percobaan
2. Pengamatan tanaman percobaan3. Mencari vektor penyakit mosaic di lahan
percobaan
42
Lampiran VII
SURAT PERMOHONAN IZIN MELAKUKAN PKL
43
Lampiran VIII
SURAT IZIN MELAKUKAN PKL