Cut Zurnali - Perselisihan Hubungan Industrial

20
PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DR. CUT ZURNALI, SE., M.Si PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL A. Pengertian Perselisihan Hubungan Industrial B. Jenis Perselisihan Hubungan Industrial C. Prosedur Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial BAHAN AJAR “MANAJEMEN HUBUNGAN INDUSTRIAL” PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS BUDI LUHUR JAKARTA LUHUR JAKARTA 2011

description

Bahan Ajar Manajemen Hubungan Industrial

Transcript of Cut Zurnali - Perselisihan Hubungan Industrial

Page 1: Cut Zurnali - Perselisihan Hubungan Industrial

PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

DR. CUT ZURNALI, SE., M.Si

PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

A. Pengertian Perselisihan Hubungan IndustrialB. Jenis Perselisihan Hubungan IndustrialC. Prosedur Penyelesaian Perselisihan

Hubungan Industrial

BAHAN AJAR “MANAJEMEN HUBUNGAN INDUSTRIAL”PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS BUDI

LUHUR JAKARTALUHUR JAKARTA2011

Page 2: Cut Zurnali - Perselisihan Hubungan Industrial

A. PENGERTIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

“Perselisihan hubungan industrial” adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara pengusaha atau gabungan pengusaha dengan pekerja/buruh atau

serikat pekerja/serikat buruh karena adanya perselisihan pemutusan hubungan kerja serta li ih t ik t k j / ik t b h h d l t hperselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan.

(Pasal 1 angka 22 UU No 13 Thn 2003 dan Pasal 1 angka 1 UU No 2 Th 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial)

Secara historis pengertian “Perselisihan hubungan industrial” sebelumnya disebut sebagai “Perselisihan Perburuhan” yang didefinisikan sebagai pertentangan antara

majikan atau perkumpulan majikan dengan serikat buruh atau gabungan serikat buruhmajikan atau perkumpulan majikan dengan serikat buruh atau gabungan serikat buruh berhubung dengan tidak adanya persesuaian paham mengenai hubungan kerja, syarat-

syarat kerja, dan/atau keadaan perburuhan.

(Pasal 1 ayat 1 huruf c UU No. 22 Th 1957)( y )

Melalui Kepmen Tenaga Kerja No.Kep 15 A/Men/1994, istilah “perselisihan Buruh” diganti menjadi “Perselisihan hubungan industrial”menjadi Perselisihan hubungan industrial .

Page 3: Cut Zurnali - Perselisihan Hubungan Industrial

B. JENIS PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Berdasarkan literatur hukum ketenagakerjaan, pada awalnya “Perselisihan hubunganindustrial” dibedakan menjadi dua macam:

1. PERSELISIHAN HAK (Rechtsgeschillen)Y it li ih ti b l k l h t ih k tid k hi i i j jiYaitu perselisihan yang timbul karena salah satu pihak tidak memenuhi isi perjanjiankerja, peraturan perusahaan, perjanjian perburuhan, atau ketentuan ketenagakerjaan.

CONTOH:Pengusaha tidak membayar gaji sesuai dengan perjanjian, tidak membayar upahg y g j g p j j , y pkerja lembur, tidak membayar tunjangan hari raya keagamaan, tidak memberikanjaminan sosial, dsb.

Pekerja/buruh tidak mau bekerja dengan baik sesuai dengan perjanjian atauperjanjian kerja bersama (PKB)perjanjian kerja bersama (PKB)

2. PERSELISIHAN KEPENTINGAN (Belagengeschillen)Yaitu perselisihan yang terjadi akibat dari perubahan syarat-syarat perburuhan atau yangtimbul karena tidak ada persesuaian paham mengenai syarat-syarat dan atau keadaanperburuhan.

CONTOH:Pekerja/buruh meminta fasilitas istirahat yang memadaiPekerja/buruh menuntut kenaikan tunjangan makanPekerja/buruh menuntut kenaikan tunjangan makanPekerja /buruh menuntut pelengseran pejabat perusahaan, dan lain-lain.

Page 4: Cut Zurnali - Perselisihan Hubungan Industrial

JENIS PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL BERDASARKAN KETENTUAN TERAKHIR YAKNI PASAL 2 UU NO. 2 TH 2004 TENTANG PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL MELIPUTI 4

(EMPAT) MACAM:

1. Perselisihan Hak adalah perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya hak,

( )

p y g p y ,akibat adanya perbedaan pelaksanaan atau penafsiran terhadap ketentuanperaturan perundang-undangan, perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atauperjanjian kerja bersama.

2 Perselisihan Kepentingan adalah perselisihan yang timbul dalam hubungan kerja2. Perselisihan Kepentingan adalah perselisihan yang timbul dalam hubungan kerjakarena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pembuatan, dan atauperubahan syarat-syarat kerja yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, atauperaturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.

3. Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja adalah perselisihan yang timbul karenatidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pengakhiran hubungan kerja yangdilakukan oleh salah satu pihak.

4 Perselisihan antar Serikat Pekerja/Serikat Buruh hanya dalam Satu Perusahaan4. Perselisihan antar Serikat Pekerja/Serikat Buruh hanya dalam Satu Perusahaanadalah perselisihan antara serikat pekerja/serikat buruh dengan serikatpekerja/serikat buruh lain hanya dalam satu perusahaan, karena tidak adanyapersesuaian paham mengenai keanggotaan, pelaksanaan hak, dan kewajibankeserikatpekerjaan.

Page 5: Cut Zurnali - Perselisihan Hubungan Industrial

JENIS PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PENYEBAB PERSELISIHAN

No JENIS PERSELISIHAN PENYEBAB PERSELISIHAN PARA PIHAK YANG BERSELISIH

1 Perselisihan Hak Karena Tidak dipenuhinya hak, akibat adanyaperbedaan pelaksanaan atau penafsiran

Antara pengusaha ataugabungan pengusahap p p

terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan, perjanjian kerja, peraturan

perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.

g g p gdengan pekerja/buruhatau serikatpekerja/serikat buruh

2 Perselisihan Kepentingan Karena tidak adanya kesesuaian pendapat Antara pengusaha ataup g y p pmengenai pembuatan, dan atau perubahansyarat-syarat kerja yang ditetapkan dalamperjanjian kerja, atau peraturan perusahaan,

atau perjanjian kerja bersama.

p ggabungan pengusahadengan pekerja/buruhatau serikatpekerja/serikat buruhp j j j p j

3 Perselisihan Pemutusan

Hubungan Kerja

Karena tidak adanya kesesuaian pendapatmengenai pengakhiran hubungan kerja yang

dilakukan oleh salah satu pihak.

Antara pengusaha ataugabungan pengusahadengan pekerja/buruhatau serikatpekerja/serikat buruh

4 Perselisihan antar Serikat

Pekerja/Serikat Buruh

karena tidak adanya persesuaian pahammengenai keanggotaan, pelaksanaan hak,

dan kewajiban keserikatpekerjaan.

Antara SP/SB yang lain dalam satu perusahaan

j p j

Page 6: Cut Zurnali - Perselisihan Hubungan Industrial

C. PROSEDUR PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Tiga kemungkinan untuk penyelesaian perselisihan

hubungan industrial(BOEDIONO 1995:161)

1. Melalui Perundingan

2. Menyerahkan kepada juru/dewan pemisah

3 Menyerah kepada pegawai perburuhan(BOEDIONO, 1995:161) 3. Menyerah kepada pegawai perburuhanuntuk diperantarai

1 Penyelesaian perselisihan hubungan industrial wajib

Prinsip

1. Penyelesaian perselisihan hubungan industrial wajib dilaksanakan oleh pengusaha dan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh secara musyawarah untuk mufakat (Pasal 136 ayat 1 UU No 13 Th 2003)

Prinsip Penyelesaian perselisihan

hubungan industrial

2. Dalam hal penyelesaian secara musyawarah untukmufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidaktercapai, maka pengusaha dan pekerja/buruh atauserikat pekerja/serikat buruh menyelesaikanserikat pekerja/serikat buruh menyelesaikanperselisihan hubungan industrial melalui prosedurpenyelesaian perselisihan hubungan industrial yangdiatur dengan undang-undang.

Page 7: Cut Zurnali - Perselisihan Hubungan Industrial

Prosedur Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Berdasarkan UU No 2 Th2004 ditempuh melalui 4 (Empat) Tahap :

1) Bipartit;) p ;2) Konsiliasi atau Arbitrase;3) Mediasi; dan4) Pengadilan Hubungan Industrial

Tata cara atau proses perundingan yang dilakukan antara dua pihak, yaitu pihak pengusahadengan pihak pekerja/buruh atau SP/SB, antara lain apabila terjadi perselisihan antara

1. BIPARTIT

g p p j , p j ppengusaha denghan pekerja/buruh di perusahaan (Surat Edaran Dirjen Pembinaan HubunganIndustrial No. SE-01/D.PHI/XI/2004).

P di bi tit i i d h k k t d l h h t k f k t tPerundingan bipartit ini pada hakekatnya adalah upaya musyawarah untuk mufakat antarapihak pengusaha dan pihak pekerja/buruh atau SP/SB.

Lingkup penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui bipartit meliputi keempat jenisg p p y p g p p p jperselisihan, yaitu:

Perselisihan hakPerselisihan kepentinganPerselisihan PHKPerselisihan antara SP/SB dalam satu perusahaanPerselisihan antara SP/SB dalam satu perusahaan

Page 8: Cut Zurnali - Perselisihan Hubungan Industrial

Berdasarkan UU No 2 Th 2004 tentang Perselisihan Hubungan Industrial, Mekanisme Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial melalui bipartit diatur sebagai berikut:

a. Penyelesaian perselisihan melalui bipartit sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus diselesaikan palingy p p g y ( ) p glama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal dimulainya perundingan (Pasal 3 Ayat 2).

b. Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) salah satu pihakmenolak untuk berunding atau telah dilakukan perundingan tetapi tidak mencapai kesepakatan, makaperundingan bipartit dianggap gagal (Pasal 3 Ayat 3).

c. Dalam hal perundingan bipartit gagal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3), maka salah satu ataukedua belah pihak mencatatkan perselisihannya kepada instansi yang bertanggung jawab di bidangketenagakerjaan setempat dengan melampirkan bukti bahwa upaya-upaya penyelesaian melalui perundinganbipartit telah dilakukan (Pasal 4 Ayat 1).

d. Apabila bukti-bukti sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak dilampirkan, maka instansi yang bertanggungp g y ( ) p y g gg gjawab di bidang ketenagakerjaan mengembalikan berkas untuk dilengkapi paling lambat dalam waktu 7 (tujuh)hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya pengembalian berkas (Pasal 4 Ayat 2).

e. Setelah menerima pencatatan dari salah satu atau para pihak, instansi yang bertanggung jawab di bidangketenagakerjaan setempat wajib menawarkan kepada para pihak untuk menyepakati memilih penyelesaianmelalui konsiliasi atau melalui arbitrase (Pasal 4 Ayat 3).melalui konsiliasi atau melalui arbitrase (Pasal 4 Ayat 3).

f. Dalam hal para pihak tidak menetapkan pilihan penyelesaian melalui konsiliasi atau arbitrase dalam waktu 7(tujuh) hari kerja, maka instansi yang bertangung jawab di bidang ketenagakerjaan melimpahkan penyelesaianperselisihan kepada mediator (Pasal 4 Ayat 4).

g. Setiap perundingan bipartit harus dibuat risalah yang ditandatangani oleh para pihak (Pasal 6 Ayat 1).g p p g p y g g p p ( y )h. Risalah perundingan sekurang-kurangnya memuat : a) nama lengkap dan alamat para pihak; b) tanggal dan

tempat perundingan; c) pokok masalah atau alasan perselisihan; d) pendapat para pihak; e) kesimpulan atauhasil perundingan; dan f) tanggal serta tandatangan para pihak yang melakukan perundingan.(Pasal 6 Ayat 2).

i D l h l h b i di k d d l P l 3 d t i k k t l ii. Dalam hal musyawarah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dapat mencapai kesepakatan penyelesaian,maka dibuat Perjanjian Bersama yang ditandatangani oleh para pihak (Pasal 7 Ayat 1).

i. Perjanjian Bersama wajib didaftarkan oleh para pihak yang melakukan perjanjian pada Pengadilan HubunganIndustrial untuk mendapatkan akta bukti pendaftaran (Pasal 7 Ayat 3 dan 4).

Page 9: Cut Zurnali - Perselisihan Hubungan Industrial

2. KONSILIASI ATAU ARBITRASE

A. KONSILIASI

B d k P l 1 k 13 UU N 2 Th 2004 t t P li ih H b I d t i l) li kBerdasarkan Pasal 1 angka 13 UU No 2 Th 2004 tentang Perselisihan Hubungan Industrial),lingkuppenyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui KONSILIASI meliputi 3 (TIGA) jenis: 1)Perselisihan kepentingan; 2) Perselisihan PHK; dan 3) Perselisihan antara SP/SB dalam satuperusahaan

Berdasarkan ketentuan UU No 2 Th 2004 tentang Perselisihan Hubungan Industrial, mekanismepenyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial melalui KONSILIASI diatur sebagai berikut:

1) Penyelesaian perselisihan melalui konsiliasi dilakukan oleh konsiliator yang terdaftar pada kantorinstansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan Kabupaten/Kota (Pasal 17).

2) Penyelesaian oleh konsiliator sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilaksanakan setelah parapihak mengajukan permintaan penyelesaian secara tertulis kepada konsiliator yang ditunjuk danpihak mengajukan permintaan penyelesaian secara tertulis kepada konsiliator yang ditunjuk dandisepakati oleh para pihak (Pasal 18 Ayat 2).

3) Dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah menerima permintaan penyelesaianperselisihan secara tertulis, konsiliator harus sudah mengadakan penelitian tentang duduknyaperkara dan selambat lambatn a pada hari kerja kedelapan har s s dah dilak kan sidang konsiliasiperkara dan selambat-lambatnya pada hari kerja kedelapan harus sudah dilakukan sidang konsiliasipertama (Pasal 20).

4) Dalam hal tercapai kesepakatan penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui konsiliasi,maka dibuat Perjanjian Bersama yang ditandatangani oleh para pihak dan disaksikan olehj j y g g p pkonsiliator dan didaftar di Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri di wilayahhukum pihak-pihak mengadakan Perjanjian Bersama untuk mendapatkan akta bukti pendaftaran(Pasal 23 Ayat 1).

Page 10: Cut Zurnali - Perselisihan Hubungan Industrial

LANJUTAN: Penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui KONSILIASI berdasarkan UUNo 2 Th 2004 tentang Perselisihan Hubungan Industrial di atur sebagai berikut:

5) Dalam hal tidak tercapai kesepakatan penyelesaian perselisihan hubungan industrial melaluik ili i kkonsiliasi, maka:a) konsiliator mengeluarkan anjuran tertulis;b) anjuran tertulis sebagaimana dimaksud pada huruf a dalam waktu selambat-lambatnya 10

(sepuluh) hari kerja sejak sidang konsiliasi pertama harus sudah disampaikan kepada parapihak;p ;

c) para pihak harus sudah memberikan jawaban secara tertulis kepada konsiliator yangisinya menyetujui atau menolak anjuran tertulis dalam waktu selambat-lambatnya 10(sepuluh) hari kerja setelah menerima anjuran tertulis;

d) pihak yang tidak memberikan pendapatnya sebagaimana dimaksud pada huruf c dianggapmenolak anjuran tertulis;menolak anjuran tertulis;

e) dalam hal para pihak menyetujui anjuran tertulis sebagaimana dimaksud pada huruf a,maka, dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sejak anjuran tertulis disetujui,konsiliator harus sudah selesai membantu para pihak membuat Perjanjian Bersama untukkemudian didaftar di Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri di wilayahpihak-pihak mengadakan Perjanjian Bersama untuk mendapatkan akta bukti pendaftaran(Pasal 23 Ayat 2).

6) Konsiliator menyelesaikan tugasnya dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) harikerja terhitung sejak menerima permintaan penyelesaian perselisihan (Pasal 25)kerja terhitung sejak menerima permintaan penyelesaian perselisihan (Pasal 25)

Page 11: Cut Zurnali - Perselisihan Hubungan Industrial

B. ARBITRASE

Berdasarkan Pasal 1 angka 15 UU No 2 Th 2004 tentang Perselisihan Hubungan Industrial), lingkuppenyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui ARBITRASE meliputi 2 (DUA) jenis: 1)penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui ARBITRASE meliputi 2 (DUA) jenis: 1)Perselisihan kepentingan; dan 2) Perselisihan antara SP/SB dalam satu perusahaan

Berdasarkan ketentuan UU No 2 Th 2004 tentang Perselisihan Hubungan Industrial mekanismeBerdasarkan ketentuan UU No 2 Th 2004 tentang Perselisihan Hubungan Industrial, mekanismepenyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial melalui KONSILIASI diatur sebagai berikut:

1) Penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui arbitrase meliputi perselisihan kepentingandan perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan (Pasal 29).

2) Penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui arbiter dilakukan atas dasar kesepakatanpara pihak yang berselisih (Pasal 32 Ayat 1).

3) Kesepakatan para pihak yang berselisih sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dinyatakan secara3) Kesepakatan para pihak yang berselisih sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dinyatakan secaratertulis dalam surat perjanjian arbitrase, dibuat rangkap 3 (tiga) dan masing-masing pihakmendapatkan 1 (satu) yang mempunyai kekuatan hukum yang sama (Pasal 32 Ayat 2).

4) Apabila para pihak telah menandatangani surat perjanjian arbitrase, para pihak berhak memilihbit d i d ft bit dit t k l h M t i (P l 33 A t 1)arbiter dari daftar arbiter yang ditetapkan oleh Menteri (Pasal 33 Ayat 1).

5) Arbiter yang bersedia untuk ditunjuk membuat perjanjian penunjukan arbiter dengan para pihakyang berselisih (Pasal 34 Ayat 1).

6) Apabila arbiter telah menerima penunjukan dan menandatangani surat perjanjian sebagaimanadimaksud dalam Pasal 34 ayat (1), maka yang bersangkutan tidak dapat menarik diri, kecuali ataspersetujuan para pihak (Pasal 35 Ayat 1).

Page 12: Cut Zurnali - Perselisihan Hubungan Industrial

LANJUTAN: Penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui ARBITRASE berdasarkan UUNo 2 Th 2004 tentang Perselisihan Hubungan Industrial di atur sebagai berikut:

7) Arbiter wajib menyelesaikan perselisihan hubungan industrial dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sejak penandatanganan surat perjanjian penunjukan

bit (P l 40 A t 1)arbiter (Pasal 40 Ayat 1).

8) Pemeriksaan atas perselisihan harus dimulai dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) harikerja setelah penandatanganan surat perjanjian penunjukan arbiter (Pasal 40 Ayat 2).

9) Atas kesepakatan para pihak, arbiter berwenang untuk memperpanjang jangka waktupenyelesaian perselisihan hubungan industrial 1 (satu) kali perpanjangan selambat-lambatnya14 (empat belas) hari kerja (Pasal 40 Ayat 2).

10) Pemeriksaan perselisihan hubungan industrial oleh arbiter atau majelis arbiter dilakukansecara tertutup kecuali para pihak yang berselisih menghendaki lain (Pasal 41 )secara tertutup kecuali para pihak yang berselisih menghendaki lain (Pasal 41 ).

11) Dalam sidang arbitrase, para pihak yang berselisih dapat diwakili oleh kuasanya dengan suratkuasa khusus (Pasal 42 ).

12) Penyelesaian perselisihan hubungan industrial oleh arbiter harus diawali dengan upayamendamaikan kedua belah pihak yang berselisih (Pasal 44 Ayat 1).

13) Apabila perdamaian, maka arbiter atau majelis arbiter wajib membuat Akta Perdamaian yangditandatangani oleh para pihak yang berselisih dan arbiter atau majelis arbiter kemudianditandatangani oleh para pihak yang berselisih dan arbiter atau majelis arbiter, kemudiandidaftarkan di Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri di wilayah arbitermengadakan perdamaian (Pasal 44 Ayat 2 dan 3).

Page 13: Cut Zurnali - Perselisihan Hubungan Industrial

LANJUTAN: Penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui ARBITRASE berdasarkan UUNo 2 Th 2004 tentang Perselisihan Hubungan Industrial di atur sebagai berikut:

14) Apabila upaya perdamaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) gagal, arbiter atau majelisarbiter meneruskan sidang arbitrase (Pasal 44 Ayat 5).

15) Terhadap kegiatan dalam pemeriksaan dan sidang arbitrase dibuat berita acara pemeriksaan) p g p g poleh arbiter atau majelis arbiter (Pasal 48).

16) Putusan arbitrase mempunyai kekuatan hukum yang mengikat para pihak yang berselisih danmerupakan putusan yang bersifat akhir dan tetap (Pasal 51 Ayat 1).

17) Putusan arbitrase sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) didaftarkan di Pengadilan HubunganIndustrial pada Pengadilan Negeri di wilayah arbiter menetapkan putusan (Pasal 51 Ayat 2).

18) Terhadap putusan arbitrase, salah satu pihak dapat mengajukan permohonan pembatalankepada Mahkamah Agung dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sejakditetapkannya putusan arbiter, apabila putusan diduga mengandung unsur-unsur sebagaiberikut: a. surat atau dokumen yang diajukan dalam pemeriksaan, setelah putusan dijatuhkan,diakui atau dinyatakan palsu; b. setelah putusan diambil ditemukan dokumen yang bersifatmenentukan yang disembunyikan oleh pihak lawan; c putusan diambil dari tipu muslihat yangmenentukan, yang disembunyikan oleh pihak lawan; c. putusan diambil dari tipu muslihat yangdilakukan oleh salah satu pihak dalam pemeriksaan perselisihan; d. putusan melampauikekuasaan arbiter hubungan industrial; atau e. putusan bertentangan dengan peraturanperundang-undangan. (Pasal 52 Ayat 1).

19) P li ih h b i d t i l d t t l h di l ik l l i bit tid k19) Perselisihan hubungan industrial yang sedang atau telah diselesaikan melalui arbitrase tidakdapat diajukan ke Pengadilan Hubungan Industrial (Pasal 53).

Page 14: Cut Zurnali - Perselisihan Hubungan Industrial

3. MEDIASI

Lingkup penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui MEDIASI Berdasarkan Pasal 1 angka11 UU No 2 Th 2004 tentang Perselisihan Hubungan Industrial) meliputi 4 (EMPAT) jenis perselisihan:11 UU No 2 Th 2004 tentang Perselisihan Hubungan Industrial), meliputi 4 (EMPAT) jenis perselisihan:1) Perselisihan HAK; 2) Perselisihan kepentingan; 3) Perselisihan PHK; dan 4) Perselisihan antaraSP/SB dalam satu perusahaan

Berdasarkan ketentuan UU No 2 Th 2004 tentang Perselisihan Hubungan Industrial), mekanismepenyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui MEDIASI diatur sebagai berikut:

1) Penyelesaian perselisihan melalui mediasi dilakukan oleh mediator yang berada di setiap kantorinstansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan Kabupaten/Kota (Pasal 8).

2) Dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah menerima pelimpahan penyelesaian) y ( j ) j p p p yperselisihan mediator harus sudah mengadakan penelitian tentang duduknya perkara dan segeramengadakan sidang mediasi (Pasal 10).

3) Dalam hal tercapai kesepakatan penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui mediasi,maka dibuat Perjanjian Bersama yang ditandatangani oleh para pihak dan disaksikan olehmaka dibuat Perjanjian Bersama yang ditandatangani oleh para pihak dan disaksikan olehmediator serta didaftar di Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri di wilayahhukum pihak-pihak mengadakan Perjanjian Bersama untuk mendapatkan akta bukti pendaftaran(Pasal 13 Ayat 1).

Page 15: Cut Zurnali - Perselisihan Hubungan Industrial

LANJUTAN: Penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui MEDIASI berdasarkan UU No 2Th 2004 tentang Perselisihan Hubungan Industrial di atur sebagai berikut:

4) Dalam hal tidak tercapai kesepakatan penyelesaian perselisihan hubungan industrial melaluimediasi, maka:a. mediator mengeluarkan anjuran tertulis;

b. anjuran tertulis sebagaimana dimaksud pada huruf a dalam waktu selambat-lambatnya 10(sepuluh) hari kerja sejak sidang mediasi pertama harus sudah disampaikan kepada parapihak;

c para pihak harus sudah memberikan jawaban secara tertulis kepada mediator yang isinyac. para pihak harus sudah memberikan jawaban secara tertulis kepada mediator yang isinyamenyetujui atau menolak anjuran tertulis dalam waktu selambat-lambatnya 10 (sepuluh) harikerja setelah menerima anjuran tertulis;

d. pihak yang tidak memberikan pendapatnya sebagaimana dimaksud pada huruf c dianggapmenolak anjuran tertulis;

e. dalam hal para pihak menyetujui anjuran tertulis sebagaimana dimaksud dalam huruf a,maka dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sejak anjuran tertulis disetujui,mediator harus sudah selesai membantu para pihak membuat Perjanjian Bersama untukmediator harus sudah selesai membantu para pihak membuat Perjanjian Bersama untukkemudian didaftar di Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri di wilayahhukum pihak-pihak mengadakan Perjanjian Bersama untuk mendapatkan akta buktipendaftaran (Pasal 13 Ayat 2).

5) M di t l ik t di i d l kt l b t l b t 30 (ti l h) h i5) Mediator menyelesaikan tugas mediasi dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) harikerja terhitung sejak menerima pelimpahan penyelesaian perselisihan (Pasal 15).

Page 16: Cut Zurnali - Perselisihan Hubungan Industrial

3. PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Apabila tidak tercapai penyelesaian melalui konsiliasi atau mediasi maka salah satu pihak atauApabila tidak tercapai penyelesaian melalui konsiliasi atau mediasi, maka salah satu pihak atau para pihak dapat mengajukan gugatan kepada PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL, namun ini

ditempuh sebagai ALTERNATIF TERAKHIR, dan SECARA HUKUM ini bukan merupakan KEWAJIBAN bagi para pihak yang berselisih, tetapi merupakan HAK.

(Pasal 5, 14, dan 24 UU no 2 Thn 2004)

Berdasarkan ketentuan UU No 2 Th 2004 tentang Perselisihan Hubungan Industrial), mekanismepenyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui PENGADILAN diatur sebagai berikut:

a) Hukum acara yang berlaku pada Pengadilan Hubungan Industrial adalah Hukum Acara Perdatayang berlaku pada Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum, kecuali yang diatur secarakhusus dalam undang-undang ini (Pasal 57).

b) Dalam proses beracara di Pengadilan Hubungan Industrial, pihak-pihak yang berperkara tidakdikenakan biaya termasuk biaya eksekusi yang nilai gugatannya di bawah Rp.150.000.000,00(seratus lima puluh juta rupiah) .--- (Pasal 58).

c) Gugatan perselisihan hubungan industrial diajukan kepada Pengadilan Hubungan Industrial padaPengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat pekerja/buruh bekerja (Pasal 81).Keterangan: “Jika gugatan perdata hanya dapat diajukan melalui pengadilan negeri yang wilayahhukumnya meliputi domisili tergugat”.

d) Pengajuan gugatan yang tidak dilampiri risalah penyelesaian melalui mediasi atau konsiliasi,maka hakim Pengadilan Hubungan Industrial wajib mengembalikan gugatan kepada pengugat(pasal 83 Ayat 1).

Page 17: Cut Zurnali - Perselisihan Hubungan Industrial

LANJUTAN: Penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui PENGADILAN berdasarkan UUNo 2 Th 2004 tentang Perselisihan Hubungan Industrial di atur sebagai berikut:

e) Hakim berkewajiban memeriksa isi gugatan dan bila terdapat kekurangan, hakim memintapengugat untuk menyempurnakan gugatannya (Pasal 83 Ayat 2).

f) Serikat pekerja/serikat buruh dan organisasi pengusaha dapat bertindak sebagai kuasa hukumuntuk beracara di Pengadilan Hubungan Industrial untuk mewakili anggotanya (Pasal 87).

g) Ketua Pengadilan Negeri dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelahg) g g y ( j ) jmenerima gugatan harus sudah menetapkan Majelis Hakim yang terdiri atas 1 (satu) orangHakim sebagai Ketua Majelis dan 2 (dua) orang Hakim Ad-Hoc sebagai Anggota Majelis yangmemeriksa dan memutus perselisihan (Pasal 88 Ayat 1).

h) Pemeriksaan dengan acara biasa:h) Pemeriksaan dengan acara biasa:Dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak penetapan Majelis Hakim, makaKetua Majelis Hakim harus sudah melakukan sidang pertama (Pasal 89 Ayat 1).

Apabila pihak yang dipanggil tidak ada di tempat tinggalnya atau tempat tinggal kediamanterakhir, surat panggilan disampaikan melalui Kepala Kelurahan atau Kepala Desa yangdaerah hukumnya meliputi tempat tinggal pihak yang dipanggil atau tempat kediamanyang terakhir (Pasal 89 Ayat 3).

Apabila tempat tinggal maupun tempat kediaman terakhir tidak dikenal maka suratApabila tempat tinggal maupun tempat kediaman terakhir tidak dikenal, maka suratpanggilan ditempelkan pada tempat pengumuman di gedung Pengadilan HubunganIndustrial yang memeriksanya (Pasal 89 Ayat 5).

Page 18: Cut Zurnali - Perselisihan Hubungan Industrial

LANJUTAN: Penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui PENGADILAN berdasarkan UUNo 2 Th 2004 tentang Perselisihan Hubungan Industrial di atur sebagai berikut:

Sidang sah apabila dilakukan oleh Majelis Hakim sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88ayat (1). ------ (Pasal 92).A bil l h t ih k tid k d t h di t l d tApabila salah satu pihak tidak dapat hadir tanpa alasan yang dapatdipertanggungjawabkan, majelis hakim menetapkan hari sidang berikutnya paling lambattujuh hari sejak tanggal penundaan (Pasal 93).Apabila pada sidang penundaan terakhir pihak-pihak tidak hadir, akibatnya:o Bagi penggugat, gugatannya dianggap gugur (Pasal 94 Ayat 10).g p gg g , g g y gg p g g ( y )o Bagi tergugat, majelis hakim dapat melakukan Putusan Verstek (Pasal 94 Ayat 2).

Keterangan: ”putusan yang dijatuhkan oleh hakim tanpa hadirnya tergugat, meskipuntelah dipanggil secara layak (sebagaimana mestinya)”.

Sidang Majelis Hakim terbuka untuk umum, kecuali Majelis Hakim menetapkan lain (Pasal95 Ayat 1)95 Ayat 1).

i) Pemeriksaan dengan acara cepat :Apabila terdapat kepentingan para pihak dan/atau salah satu pihak yang cukup mendesakyang harus dapat disimpulkan dari alasan-alasan permohonan dari yang berkepentingan,para pihak dan/atau salah satu pihak dapat memohon kepada Pengadilan HubunganIndustrial supaya pemeriksaan sengketa dipercepat (Pasal 98 Ayat 1).Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah diterimanya permohonan sebagaimanadimaksud dalam ayat (1), Ketua Pengadilan Negeri mengeluarkan penetapan tentangdikabulkan atau tidak dikabulkannya permohonan tersebut (Pasal 98 Ayat 2)dikabulkan atau tidak dikabulkannya permohonan tersebut (Pasal 98 Ayat 2).Terhadap penetapan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak dapat digunakan upayahukum (Pasal 98 Ayat 3).

Page 19: Cut Zurnali - Perselisihan Hubungan Industrial

LANJUTAN: Penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui PENGADILAN berdasarkan UUNo 2 Th 2004 tentang Perselisihan Hubungan Industrial di atur sebagai berikut:

Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (1) dikabulkan, Ketuap g y ( )Pengadilan Negeri dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah dikeluarkannyapenetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (2), menentukan majelis hakim,hari, tempat, dan waktu sidang tanpa melalui prosedur pemeriksaan (Pasal 99 Ayat 1).Tenggang waktu untuk jawaban dan pembuktian kedua belah pihak, masing-masingditentukan tidak melebihi 14 (empat belas) hari kerja (Pasal 99 Ayat 2)ditentukan tidak melebihi 14 (empat belas) hari kerja (Pasal 99 Ayat 2).

j) Pengambilan keputusan:Dalam mengambil putusan, Majelis Hakim mempertimbangkan hukum, perjanjian yangada, kebiasaan, dan keadilan (Pasal 100).Putusan Mejelis Hakim dibacakan dalam sidang terbuka untuk umum (Pasal 101 Ayat 1).Majelis Hakim wajib memberikan putusan penyelesaian perselisihan hubungan industrialdalam waktu selambat-lambatnya 50 (lima puluh) hari kerja terhitung sejak sidangpertama (Pasal 103).

k) Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri mengenai perselisihan hakdan perselisihan pemutusan hubungan kerja mempunyai kekuatan hukum tetap apabila tidakdiajukan permohonan kasasi kepada Mahkamah Agung dalam waktu selambat-lambatnya 14(empat belas) hari kerja: a. bagi pihak yang hadir, terhitung sejak putusan di bacakan dalam

id j li h ki d b b i ih k tid k h di t hit j k t l isidang majelis hakim; dan b. bagi pihak yang tidak hadir, terhitung sejak tanggal menerimapemberitahuan putusan.

Page 20: Cut Zurnali - Perselisihan Hubungan Industrial

LANJUTAN: Penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui PENGADILAN berdasarkan UUNo 2 Th 2004 tentang Perselisihan Hubungan Industrial di atur sebagai berikut:

l) Penyelesaian perselisihan oleh Hakim Kasasi:

Majelis Hakim Kasasi terdiri atas satu orang Hakim Agung dan dua orang Hakim Ad HocMajelis Hakim Kasasi terdiri atas satu orang Hakim Agung dan dua orang Hakim Ad-Hocyang ditugasi memeriksa dan mengadili perkara perselisihan hubungan industrial padaMahkamah Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung (Pasal 113).

Tata cara permohonan kasasi serta penyelesaian perselisihan hak dan perselisihanpemutusan hubungan kerja oleh Hakim Kasasi dilaksanakan sesuai dengan peraturanperundang-undangan yang berlaku (Pasal 114).

Penyelesaian perselisihan hak atau perselisihan pemutusan hubungan kerja padaMahkamah Agung selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggalMahkamah Agung selambat lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggalpenerimaan permohonan kasasi (Pasal 115).