Diagnosis Keperawatan Nanda Eliminasi

11
DIAGNOSIS KEPERAWATAN NANDA ELIMINASI 1. Inkontinensia Alvi a) Definisi Perubahan kebiasaan defekasi dari pola normal dengan karakteristik pengeluaran feses secara involunter. b) Batasan Karakteristik Subjektif : Ketidakmampuan mengenali desakan untuk defekasi Mengenali rasa penuh di rectum tetapi melaporkan ketidakmampuan untuk mengeluarkan feses yg terbentuk. Melaporkan sendiri ketidakmampuan untuk merasakan rectum sdh penuh. Objektif : Mengeluarkan / Menetaskan feses lunak secara konsisten. Bau feses Feses mengotori pakaian dan / alas tidur Ketidakmampuan untuk menunda defekasi. Tidak memperhatikan desekan untuk defekasi. Kulit perianal yg merah Urgensi

description

kfscjsinfnx

Transcript of Diagnosis Keperawatan Nanda Eliminasi

Page 1: Diagnosis Keperawatan Nanda Eliminasi

DIAGNOSIS KEPERAWATAN NANDA

ELIMINASI

1. Inkontinensia Alvi

a) Definisi

Perubahan kebiasaan defekasi dari pola normal dengan karakteristik

pengeluaran feses secara involunter.

b) Batasan Karakteristik

Subjektif :

Ketidakmampuan mengenali desakan untuk defekasi

Mengenali rasa penuh di rectum tetapi melaporkan ketidakmampuan untuk

mengeluarkan feses yg terbentuk.

Melaporkan sendiri ketidakmampuan untuk merasakan rectum sdh penuh.

Objektif :

Mengeluarkan / Menetaskan feses lunak secara konsisten.

Bau feses

Feses mengotori pakaian dan / alas tidur

Ketidakmampuan untuk menunda defekasi.

Tidak memperhatikan desekan untuk defekasi.

Kulit perianal yg merah

Urgensi

2. Konstipasi

a) Definisi

Penurunan frekuensi normal defekasi yg disertai pengeluaran yg disertai

pengeluaran feses yg sulit atau tidak lampias atau pengeluaran feses yg sangat keras

dan kering.

Page 2: Diagnosis Keperawatan Nanda Eliminasi

b) Batasan Karakteristik

Subjektif :

Nyeri Abdomen

Nyeri tekan pada abdomen dengan atau tanpa resistansi otot yg dapat di

palpasi.

Anoreksia

Perasaan penuh atau tekanan pada rectum

Kelelahan umum

Sakit kepala

Peningkatan tekanan abdomen

Indigesti

Mual dan muntah.

Nyeri saat defekasi

Objektif :

Tampilan atipikal pada lansia ( misalnya, perubahan status mental,

inkontinensia urine, jatuh tanpa sebab jelas, dan peningkatan suhu tubuh )

Darah merah segar menyertai pengeluaran feses.

Perubahan pada suara abdomen ( borborigmi ).

Perubahan pada pola defekasi.

Penurunan frekuensi

Penurunan volume feses.

Distensi abdomen.

Feses yg kering, keras, dan padat.

Massa abdomen dapat dipalpasi.

Massa rektal dapat dipalpasi.

Bunyi pekak pada perkusi abdomen.

Adanya feses, seperti pasta di rectum.

Flatus berat.

Mengejan saat defekasi.

Tidak mampu mengeluarkan feses.

Page 3: Diagnosis Keperawatan Nanda Eliminasi

3. Konstipasi : Persepsi

a) Definisi

Diagnosis mandiri konstipasi dan penyalahgunaan laksatif, enema atau

supositoria untuk menjamin defekasi harian.

b) Batasan Karakteristik

Subjektif :

Mengharapkan defekasi setiap hari.

Mengharapkan pengeluaran feses pada waktu yg sama seperti hari.

Objektif :

Penggunaan laksatif, enema, dan supositoria ( untuk merangsang defekasi

setiap hari ) yg berlebihan.

4. Konstipasi : Risiko

a) Definisi

Berisiko mengalami penurunan frekuensi normal defekasi, disertai kesulitan

atau pengeluaran feses tidak tuntas, atau pengeluaran feses yg sangat keras dan

kering.

b) Fakto Risiko

Kelemahan Otot Abdomen

Kebiasaan menahan dan mengabaikan desakan untuk defekasi

Ketidakadekuatan defekasi ( misalnya, ketepatan waktu, posisi saat defekasi,

dan privasi )

Aktivitas Fisik tidak mencukupi.

Kebiasaan defekasi tidak teratur.

Perubahan lingkungan yg baru terjadi.

Depresi dan stress

Perubahan kebiasaan makanan dan pola makan.

Penurunan motilitas saluran gastrointestinal.

Dehidrasi.

Pola makan yg buruk.

Page 4: Diagnosis Keperawatan Nanda Eliminasi

Asupan serat dan cairan yg tidak mencukupi

Pemakaian obat / efek samping obat – obatan.

5. Diare

a) Definisi

Pengeluaran feses lunak dan tidak bermassa.

b) Batasan Karakteristik

Subjektif :

Nyeri abdomen’

Kram

Urgensi

Objektif :

Sedikitnya sehari mengalami 3 X defekasi dengan feses cair bising usus

hiperaktif.

6. Eliminasi Urine : Kesiapan Untuk Meningkatkan

a) Definisi

Pola fungsi perkemihan yg memadai untuk memenuhi kebutuhan eliminasi

dapat ditingkatkan.

b) Batasan Karakterisitik

Subjektif :

Mengungkapkan keinginan untuk meningkatkan eliminasi urine.

Objektif :

Jumlah haluaran urine dalam batas normal.

Asupan cairan adekuat untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari.

Mengatur posisi diri untuk mengosongkan kandung kemih.

Berat jenis urine dalam batas normal.

Urine kuning kecokelatan.

Urine tidak berbau.

Page 5: Diagnosis Keperawatan Nanda Eliminasi

7. Inkontinensia Urine : Fungsional

a) Definisi

Ketidakmampuan individu yg biasanya kontinen untuk mencapai toilet tepat

waktu guna menghindari pengeluaran urine yg tidak sengaja.

b) Batasan Karakteristik

Mampu mengosongkan kandung kemih secara tuntas.

Lama waktu yg diperlukan untuk mencapai toilet lebih panjang dari waktu

antara merasakan dorongan ingin berkemih tanpa kendali.

Mengeluarkan urine sebelum mencapai toilet.

Kemungkinan hanya inkontinensia di pagi hari.

Merasakan dorongan ingin berkemih.

8. Inkontinensia Urine : Over Flow

a) Definisi

Pengeluaran urine involunter yg berkaitan dengan overdistensi kandung

kemih.

b) Batasan Karakterisitik

Subjektif :

Melaporkan kebocoran sedikit urine secara involunter.

Objektif :

Distensi kandung kemih.

Volume residu pasca berkemih banyak.

Nokturia.

Tampak kebocoran sedikit urine secara involunter.

9. Inkontinensia Urine : Refleks

a) Definisi

Pengeluaran urine involunter pada interval yg dapat diduga saat kandung

kemih terisi urine dalam volume tertentu.

Page 6: Diagnosis Keperawatan Nanda Eliminasi

b) Batasan Karakteristik

Subjektif :

Tidak merasakan kandung kemih penuh.

Tidak merasakan keinginan atau dorongan berkemih

Tidak merasakan berkemih.

Ssensasi urgensi tanpa penahanan volunteer terhadap kontraksi kandung

kemih.

Sensasi yang berkaitan dengan kandung kemih penuh, seperti berkeringat,

gelisah, dan ketidaknyamanan abdomen.

Objektif :

Pengosongan kandung kemih secara tuntas dengan lesi di atas pusat mikturisi

di pontin.

Ketidakmampuan untuk secara volunteer menghambat atau memulai

berkemih.

Pengosongan kandung kemih tidak tuntas dengan lesi di atas pusat mikturisi

di sacrum.

Pola berkemih yg dapat diduga.

10.Inkontinensia Urine : Stres

a) Definisi

Kebocoran mendadak urine akibat aktivitas yg meningkatkan penekanan

terhadap abdomen.

b) Batasan Karakteristik

Subjektif :

Melaporkan kebocoran sedikit urine secara involunter :

Saat tidak ada kontraksi detrusor

Saat tidak terjadi overdistensi kandung kemih

Saat bekerja atau beraktivitas atau akibat bersin, tertawa, atau batuk.

Page 7: Diagnosis Keperawatan Nanda Eliminasi

Objektif

Tampak kebocoran sedikit urine secara involunter :

Saat tidak ada kontraksi detrusor

Saat tidak terjadi overdistensi kandung kemih.

Saat bekerja atau beraktivitas atau akibat bersin, tertawa, atau batuk.

11.Inkontinensia Urine : Total

a) Definisi

Pengeluaran urine yg kontinu dan tidak terduga.

b) Batasan Karakteristik

Tidak menyadari inkontinensia

Aliran urine konstan yg terjadi pada waktu yg tak terduga tanpa distensi atau

kontraksi kandung kemih yg tidak dapat diinhibisi atau spasme kandung

kemih.

Kurang kesadaran perineal atau pengisian kandung kemih.

Nokturia.

Ketidakberhasilan terapi refraktori inkontinensia.

12.Inkontinensia Urine : Urgensi

a) Definisi

Pengeluaran urine secara involunter yg terjadi segera setelah keinginan

berkemih yg kuat muncul.

b) Batasan Karakteristik

Subjektif :

Melaporkan urgensi berkemih.

Melaporkan pengeluaran urine secara involunter akibat kontraksi / spasme

kandung kemih.

Melaporkan ketidakmampuan mencapai toilet pada waktunya guna

menghindari pengeluaran urine.

Page 8: Diagnosis Keperawatan Nanda Eliminasi

Objektif :

Tampak tidak mampu mencapai toilet pada waktunya untuk menghindari

pengeluaran urine.

13. Inkontinensia Urine : Urgensi, Risiko

a) Definisi

Berisiko terhadap pengeluaran urine secara involunter yg berhubungan dengan

sensasi urgensi berkemih yg kuat dan mendadak.

b) Faktor Risiko

Hiperrefleksia detrusor ( misalnya, akibat sistitis, urethritis, tumor, batu ginjal,

gangguan sistem saraf pusat di atas pusat berkemih di pontin ).

Efek obat, kafein, atau alcohol.

Gangguan kontraktilitas kandung kemih.

Ketidakefektifan kebiasaan eliminasi.

Relaksasi sfingter involunter.

Kapasitas kandung kemih kecil.

14.Retensi Urine

a) Definisi

Ketidaksempurnaan pengosongan kandung kemih.

b) Batasan Karakterisitik

Subjektif :

Dysuria

Sensasi kandung kemih penuh.

Objektif :

Distensi kandung kemih

Urine menetes ( dribbing )

Inkontinensia overflow

Urine residu.

Haluaran urine sering dan sedikit atau tidak ada

Page 9: Diagnosis Keperawatan Nanda Eliminasi

SUMBER BUKU

Judith M. Wilkinson & Nancy R. Ahern ( 2011 ) “ Buku Saku Diagnosis

Keperawatan NANDA “ Edisi 9 Penerbit EGC : Jakarta