Diktat Kuliah Lumpur Pemboran

download Diktat Kuliah Lumpur Pemboran

of 9

Transcript of Diktat Kuliah Lumpur Pemboran

  • 8/10/2019 Diktat Kuliah Lumpur Pemboran

    1/9

    DIKTAT KULIAH

    LUMPUR PEMBORAN

    DRILLING FLUID )

    GUS BUDI PR STY

    TEKNIK GEOFISIKA

    UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN

    YOGYAKARTA

    2014

  • 8/10/2019 Diktat Kuliah Lumpur Pemboran

    2/9

    LUMPUR PEMBORAN

    Tujuan utama dari sistem sirkulasi pada suatu operasi pemboran adalah untuk

    mensirkulasikan fluida pemboran (lumpur bor) ke seluruh sistem pemboran, sehingga lumpur

    bor mampu mengoptimalkan fungsinya. Sistem sirkulasi pada dasarnya terdiri dari empat

    komponen, yaitu :

    1. Fluida pemboran (lumpur bor)

    2. Tempat persiapkan

    3. Peralatan sirkulasi

    4. Conditioning area

    A. Lumpur Pemboran (Drilling Fluid, Mud)

    Fluida pemboran merupakan suatu campuran cairan dari beberapa komponen yang

    dapat terdiri dari : air (tawar atau asin), minyak, tanah liat (clay), bahan-bahan kimia, gas,

    udara, busa maupun detergent. Di lapangan fluida dikenal sebagai "lumpur" (mud). Lumpur

    pemboran merupakan faktor yang penting serta sangat menentukan dalam mendukung

    kesuksesan suatu operasi pemboran. Kecepatan pemboran, efisiensi, keselamatan dan biaya

    pemboran sangat tergantung pada kinerja lumpur pemboran. Fungsi lumpur dalam suatu

    operasi pemboran antara lain adalah sebagai berikut :

    1.

    Mengangkat cutting ke permukaan.

    2. Mendinginkan dan melumasi bit dan drill string.

    3. Memberi dinding lubang bor dengan mud cake.

    4.

    Mengontrol tekanan formasi.

    5. Membawa cutting dan material-material pemberat pada suspensi bila sirkulasi lumpur

    dihentikan sementara.

    6.

    Melepaskan pasir dan cutting dipermukaan.

    7. Menahan sebagian berat drill pipe dan cutting (bouyancy efect).

    8. Mengurangi effek negatif pada formasi.

    9.

    Mendapatkan informasi (mud log, sampel log).

    10. Media logging.

  • 8/10/2019 Diktat Kuliah Lumpur Pemboran

    3/9

    B. Komposisi lumpur pemboran

    Komposisi lumpur pemboran ditentukan oleh kondisi lubang bor dan jenis formasi yang

    ditembus oleh mata bor. Ada dua hal penting dalam penentuan komposisi lumpur pemboran,

    yaitu :

    Semakin ringan dan encer suatu lumpur pemboran, semakin besar laju

    penembusannya.

    Semakin berat dan kental suatu lumpur pemboran, semakin mudah untuk mengontrol

    kondisi dibawah permukaan separti masuknnya fluida formasi bertekanan tinggi

    (dikenal sebagai "kick"). Bila keadaan ini tidak dapat diatasi maka akan menyebabkan

    semburan liar (blowout).

    Lumpur umumnya campuran dari tanah liat (clay), biasanya bentonite, dan air yang

    digunakan untuk membawa cutting ke atas permukaan. Lumpur berfungsi sebagai lubrikasi

    dan medium pendingin untuk pipa pemboran dan mata bor. Lumpur merupakan komponen

    penting dalam pengendalian sumur (well-control), karena tekanan hidrostatisnya dipakai

    untuk mencegah fluida formasi masuk ke dalam sumur. Lumpur juga digunakan untuk

    membentuk lapisan solid sepanjang dinding sumur (filter-cake) yang berguna untuk

    mengontrol fluida yang hilang ke dalam formasi (fluid-loss).

    Sistem yang paling penting di rig adalah sistem sirkulasi lumpur pemboran. lumpur

    pemboran dipompakan ke dalam pipa bor yang akan disemprotkan keluar melalui nozzle

    pada pahat dan kembali ke permukaan melalui ruang antara pipa dan lubang. Lumpur

    pemboran akan mengangkat potongan-potongan batu yang dibuat oleh pahat (disebut

    cuttings) ke permukaan. Hal ini mencegah penumpukan serbuk bor di dasar lubang. selama

    pemboran, lubang sumur selalu penuh terisi lumpur pemboran untuk mencegah mengalirnya

    fluida seperti air, gas atau minyak dari batuan bawah tanah ke lubang sumur.

    Jika minyak atau gas dapat mengalir ke permukaan saat pemboran, akan menyebabkan

    kebakaran. Bahkan jika hanya air yang mengalir saja dapat menggugurkan lubang dan

    membuat kita kehilangan sumur. dengan adanya lumpur pemboran, fluida ini tertahan berada

    di dalam batuan. pemboran sumur di lepas pantai hampir sama dengan pemboran di daratan.

    Untuk sumur wildcat di lepas pantai, rig dinaikkan di atas barge, anjungan (platform)

    terapung, atau kapal yang dapat berpindah. apabila lapangan lepas pantai sudah ditentukan,

    anjungan (platform) produksi akan dipasang untuk membor sumur-sumur lainnya dan

    memproduksi migas.

  • 8/10/2019 Diktat Kuliah Lumpur Pemboran

    4/9

    Karena lumpur pemboran menjaga agar migas tetap berada di dalam batuan, cadangan

    migas bawah tanah pun dapat dibor tanpa mengindikasikan adanya migas, sehingga

    diperlukan evaluasi sumur dengan cara menurunkan peralatan rekam wireline. Truk alat

    rekam dipanggil, menurunkan tabung berisi instrumen yang disebut sonde ke dalam lubang

    sumur. ketika sonde diangkat keluar lubang, instrumen akan merekam secara elektrik, suara

    dan radioaktif sifat-sifat batuan dan fluida yang dilaluinya. Pengukuran ini direkam pada

    kertas panjang bergaris yang disebut well log. well log ini memberi informasi tentang

    komposisi lapisan batuan, pori-pori, dan fluida yang mungkin ada di dalamnya.

    Dari hasil pembacaan well log, sumur dapat saja ditutup dan ditinggalkan sebagai

    sumur kering atau diselesaikan untuk diproduksikan. pemasangan pipa produksi adalah cara

    awal menyelesaikan sumur. untuk memasang pipa, pipa baja panjang yang bergaris tengah

    besar (disebut selubung atau casing) dimasukkan ke dalam sumur. Semen basah dipompakan

    ke dalam ruang antara casing dan dinding sumur hingga mengeras untuk menjaga lubang

    sumur. pada kebanyakan sumur, pemasangan casing bertahap yang disebut casing program

    dilakukan sebagai berikut: bor sumur, pasang casing, bor lebih dalam, pasang casing lagi, bor

    lebih dalam lagi, dan pasang casing lagi.

    C. Fungsi Lumpur Pemboran

    Menurut Preston L. Moore (1974), lumpur pemboran mulai dikenal pada sekitar tahun

    1900-an bersamaan dengan dikenalnya pemboran rotari. Pada mulanya tujuan utama dari

    lumpur pemboran adalah untuk mengangkat serbuk bor secara kontinyu. Dengan

    berkembangnya zaman, banyak fungsi-fungsi tambahan yang diharapkan dari lumpur

    pemboran. Banyak additif dengan berbagai fungsi yang ditambahkan kedalamnya,

    menjadikan lumpur pemboran yang semula hanya berupa fluida sederhana menjadi campuran

    yang kompleks antara fluida, padatan dan bahan kimia.

    Dari adanya perkembangan dalam penggunaan lumpur hingga saat ini, fungsi-fungsi

    utama dari lumpur pemboran yang diharapkan adalah sebagai berikut:

    1) Mengendalikan tekanan formasi.

    2) Mengangkat serbuk bor kepermukaan dan membersihkan dasar lubang bor.

    3) Memberi dinding pada lubang bor dengan mud-cake.

    4) Melumasi dan mendinginkan rangkaian pipa pemboran.

    5) Menahan padatan dari formasi dan melepaskannya dipermukaan.

  • 8/10/2019 Diktat Kuliah Lumpur Pemboran

    5/9

    Masing-masing fungsi akan dijelaskan satu persatu. Dan dalam penulisan ini yang

    berkaitan erat dengan judul penulisan adalah fungsi yang nomor kedua dari kelima fungsi

    utama dari lumpur pemboran tersebut.

    1. Mengendalikan Tekanan Formasi

    Tekanan formasi umumnya adalah sekitar 0,465 psi/ft. Pada tekanan yang normal,

    air dan padatan pada pemboran telah dapat untuk menahan tekanan formasi ini. Untuk

    tekanan yang lebih kecil dari normal (sub-normal) densitas lumpur harus diperkecil

    supaya perolehan hilang lumpur atau loss circulation tidak terjadi. Tetapi sebaliknya

    untuk tekanan yang lebih besar dari tekanan normal maka penambahan barite sebagai

    pemberat perlu dilakukan.

    2. Mengangkat Serbuk Bor ke Permukaan dan M embersihkan Dasar L ubang Bor

    Pembersihan lubang bor adalah fungsi pokok dari lumpur pemboran. Fungsi ini

    juga paling sering dilalaikan dan salah dinterpretasikan. Serbuk bor biasanya mempunyai

    SG sekitar 2,3 samapai 3,0 dan rata-rata adalah 2,5. Jika serbuk bor lebih berat dari

    lumpur, maka serbuk bor akan jatuh dengan kecepatan yang disebut dengan kecepatan

    slip.Kecepatan slip dari serbuk bor dalam aliran fluida, dipengaruhi secara langsung

    oleh sifat fisik lumpur antara lain kekentalan fluida. Jadi jika kecepatan lumpur di

    annulus dibatasi oleh kemampuan pompa atau pembesaran lubang, maka lumpur perlu

    dikentalkan untuk mengurangi kecepatan slip serbuk bor agar lubang bor tetap bersih.

    Keberhasilan pengangkatan juga dipengaruhi oleh luasan permukaan atau bentuk

    daripada partikel serbuk bor, semakin besar luasan dari partikel, maka gaya angkat fluida

    meneruskan tenaga dorong dari pompa akan semakin bagus sehingga kecepatan slip

    serbuk bor juga bisa dikurangi dengan memperbaiki sifat-sifat fisik lumpur, disamping

    itu juga mengoptimalkan tekanan pemompaan. Bentuk fisik daripada partikel serbuk bor

    tergantung juga kepada jenis formasi yang ditembus.

    Pada aliran laminer kecepatan fluida pada sisi dinding lubang bor sangatlah kecil

    sehingga efek torsi mudah terjadi karena ujung alirannya yang parabolik, hal ini akan

    menyebabkan serbuk bor mudah jatuh lagi ke dasar lubang bor, ini akan dapat

    menghambat berhasilnya pengangkatan serbuk bor. Pengangkatan serbuk bor akan

  • 8/10/2019 Diktat Kuliah Lumpur Pemboran

    6/9

    mendapatkan hasil yang lebih bagus dengan menggunakan aliran turbulen, karena

    distribusi kecepatannya datar bukan parabolik seperti pada aliran laminer.

    Kekurangannya adalah mudah terjadi pengikisan lubang bor bila formasi yang

    ditembus tidak kompak, hal ini akan mengakibatkan runtuhnya dinding lubang bor yang

    menyebabkan semakin mengendapnya serbuk bor dan tidak terangkatnya serbuk bor

    dengan baik.

    Lumpur dasar air dapat dikentalkan dengan menambahkan bentonite, dengan

    menambahkan banyak padatan, dengan flokulasi padatan atau dengan additif khusus.

    Jadi ada beberapa pilihan, dan penentuan pilihan tergantung dari tujuan lain yang ingin

    dicapai. Bentonite adalah pilihan yang murah, tetapi jika ada masalah hilang air, maka

    harus ditambah pengencer untuk mencegah flokulasi.

    Hasil yang didapat mungkin hanyalah sedikit penambahan pada kapasitas

    pengangkatan dan masalah dalam lubang tetap terjadi. Penambahan banyak padatan akan

    menaikkan densitas, pilihan ini tidak dianjurkan jika tidak digunakan untuk tujuan

    mengontrol tekanan. Penerapan flokulasi lumpur adalah pilihan yang mudah dan murah,

    tetapi juga dibatasi oleh masalah hilang air. Additif khusus mungkin merupakan pilihan

    yang paling tepat, tetapi hal ini akan menaikkan biaya lumpur.

    Lumpur pemboran yang baik untuk pembersihan dasar sumur apabila memiliki

    karakteristik mengencer akibat gesekan (shear thining) yang baik, karena semakin bersih

    lubang bor berarti semakin bagus pula pengangkatan serbuk bornya sampai

    kepermukaan.

    3. Memberi dinding Pada Lubang Bor Dengan Mud Cake

    Lumpur akan membuat mud cake atau lapisan zat padat tipis didinding formasi

    permeabel (lulus air), pembentukan mud cake ini akan menyebabkan tertahannya aliran

    fluida masuk ke formasi (adanya aliran yang masuk yaitu cairan plus padatan

    menyebabkan padatan tertinggal/tersaring). Mud Cake yang dikehendaki adalah mud

    cake yang tipis karena dengan demikian lubang bor tidak dipersempit dan cairan tidak

    banyak yang hilang. Sifat wall building ini dapat diperbaiki dengan penambahan :

    a. Sifat koloid drilling mud dengan bentonite.

    b. Memberi zat kimia untuk memperbaiki distribusi zat padat dalam lumpur dan

    memperkuat mud cake.

  • 8/10/2019 Diktat Kuliah Lumpur Pemboran

    7/9

    4. Melumasi dan M endinginkan Pahat

    Panas yang ditimbulkan terjadi karena gesekan pahat serta drillstring dengan

    formasi. Konduksi formasi umumnya kecil, sehingga sukar sekali menghilangkan panas

    dalam waktu cepat, tetapi umumnya dengan adanya aliran lumpur telah cukup untuk

    mendinginkan sistem serta melumasi pahat. Umur pahat bisa lebih lama sehingga biaya

    pergantian pahat bisa ditekan, karena dengan tertembusnya formasi yang cukup keras,

    kalau tidak terlumasi dengan baik, bit akan cepat tumpul sehingga daya tembusnya

    menjadi lambat dan memperlambat proses pemboran.

    5. Menahan Padatan Dar i F ormasi dan Melepaskannya di Permukaan

    Lumpur pemboran yang baik mempunyai sifat tixotropi yang menyebabkan

    partikel-partikel padatan dapat dibawa sampai kepermukaan, dan menahannya didalam

    lumpur selama sirkulasi berhenti. Kemampuan lumpur untuk menahan serbuk bor selama

    sirkulasi dihentikan terutama tergantung terhadap gel strength, dengan cairan menjadi gel

    tekanan terhadap gerakan serbuk bor kebawah dapat dipertinggi. Serbuk bor dapat

    ditahan agar tidak turun kebawah, karena bila ia mengendap dibawah bisa menyebabkan

    akumulasi serbuk bor dan pipa akan terjepit. Selain itu ini akan memperberat kerja

    pompa untuk memulai sirkulasi kembali. Tetapi gel yang terlalu besar akan berakibat

    buruk juga, karena akan menahan permbuangan serbuk bor dipermukaan (selain pasir).

    Penggunaan alat seperti desander dan shale shaker dapat membantu pengambilan serbuk

    bor dari lumpur dipermukaan. Patut ditambahkan bahwa pasir harus dibuang dari lumpur

    karena sifatnya yang abrassive pada pompa, sambungan-sambungan

    D. Pemeliharaan Pompa-pompa di Rig Pemboran

    Pompa lumpur adalah suatu alat untuk memompakan cairan dengan mengubahtenaga

    mekanis menjadi tenaga hidrolis. Fungsinya untuk memberikan dayahidrolis berupa tekanan

    dan volume aliran/debit lumpur, dengan mengalirkanlumpur dari tangki melalui manifold

    stand pipe masuk ke drill string, menuju ke nozzle pahat dengan mengefektifkan jet velosity-

    nya. Kemudian dengan tekananyang dihasilkan oleh pompa lumpur, cairan pemboran akan

    membawa serbuk bordari dasar lubang menuju permukaan melalui annulus.

    Sedangkan prinsip kerja pompa triplex single acting itu sendiri adalahdengan satu kali

    gerakan bolak-balik akan menghasilkan satu kali kerja. Dimana pada saat piston bergerak ke

    belakang terjadi langkah pengisapan sehingga liner terisi oleh cairan. Karena pompa triplex

  • 8/10/2019 Diktat Kuliah Lumpur Pemboran

    8/9

    bekerja cepat maka pengisian liner dilakukan oleh pompa centrifugal sebagai super

    chargingnya.

    Sedangkan pada saat piston bergerak ke depan, maka terjadi langkah penekanan

    (discharge) sehingga volume cairan yang ada di salam liner terdorong keluar menuju

    discharge manifold.

    E. Tipe Lumpur Pemboran

    Sesuai dengan lithologi dan stratigrafi yang berbeda-beda untuk setiap lapangan, serta

    tujuan pemboran yang berbeda-beda (eksplorasi, pengembangan, kerja ulang) kita mengenal

    type/ sistim lumput yang berbeda-beda pula, seperti :

    1. Sistim Lumpur Tak Terdispersi (Non Dispersed). Termasuk diantaranya lumpur tajak

    untuk permukaan dan sumur dangkal dengan treatment yang sangat terbatas.

    2. Sistim Lumpur Terdispersi untuk sumur yang lebih dalam yang membutuhkan berat

    jenis yang lebih tinggi atau kondisi lubanh yang problematis. Lumpur perlu

    didispersikan menggunakan dispersant seperti senyawa Lignosulfonat, Lignite serta

    Tannin.

    3. Lime Mud (Calcium Treated Mud), sistim Lumpur yang mengandalkan ion-ion

    Calcium untuk melindungi lapisan formasi shale yang mudah runtuh karena me-

    nyerap air.

    4. Sistim Lumpur Air Garam yang mengandalkan larutan garam (NaCl, KCl)) untuk

    mengurangi pembasahan formasi oleh air.

    5. Sistim Lumpur Polymer yang mengandalkan polymer-polymer seperti Poly Acrylate,

    Xanthan Gum, Cellulosa untuk melindungi formasi dan mencegah terlarutnya cuttings

    kedalam lumpur bor. Sistim ini dapat ditingkatkan kemam-puannya dengan

    menambahkan daram KCl atau NaCl, sehingga sistim ini disebut Salt Polymer

    System.

    6. Oil Base Mud. Untuk membor lapisan formasi yang sangat peka terhadap air,

    digunakan sistim lumpur yang menggunakan minyak sebagai medium pelarut. Bahan-

    bahan kimia yang dipakai haruslah dapat larut atau kompatibel dengan minyak.,

    berbeda dengan bahan kimia yang larut dalam air. Sistim Lumpur ini Sistim Lumpur

    ini sangat handal melindungi desintefrasi formasi, tahan suhu tinggi, akan tetapi

    kecuali mahal juga kurang ramah lingkungan

    7.

    Sistim Lumpur Synthetis menggunakan fluida sintetis dar jenis ester, ether, dan poly

    alha olefin, untuk menggantikan minyak sebagai medium pelarut. Lumpur ini

  • 8/10/2019 Diktat Kuliah Lumpur Pemboran

    9/9

    sekwaalitas dengan Oil Based Mud, ramah lingkungan, akan tetapi dianggap teralu

    mahal.

    F. Bahan Kimia Lumpur

    Seperti kita ketahui, berbagai aditif berupa bahan kimia (baik yang diproduksi khusus

    untuk keperluan lumpur pemboran maupun bahan kimia umum) dan mineral dibutuhkan

    untuk memberikan karakeristik pada lumpur pemboran. Bahan-bahan tesebut dapat

    diklasifikasi sebagai berikut:

    1)

    Viscosifiers (bahan pengental) seperti Bentonite, CMC, Attapulgite dan polymer.

    2) Weighting Materials (Pemberat): Barite, Calcium Carbonate, Garam2 terlarut.

    3) Thinners (Pengencer): Phosphates, Lignosulfonate, Lignite, Poly Acrylate

    4)

    Filtrat Reducers : Starch, CMC, PAC, Acrylate, Bentonite, Dispersant.

    5) Lost Circulation Materials : Granular, Flake, Fibrous, Slurries.

    6) Aditif Khusus: Flocculant, Corrosion Control, Defoamer, pH Control, Lubricant

    SEMOG BERM NF T