Dislokasi pinggul 2

download Dislokasi pinggul 2

of 28

Transcript of Dislokasi pinggul 2

  • 7/27/2019 Dislokasi pinggul 2

    1/28

    Dislokasi pinggul

    1:33 AM Agus Haryono 2 comments

    Dislokasi adalah pindahnya permukaan sentuh tulang yang

    menyusun sendi. Cedera ini dihasilkan oleh gaya yang

    menyebabkan sendi melampaui batas normal anatomisnya.

    Pindahnya ujung tulang yang incomplete disebut dislokasitidak sempurna atau subluxation. Karena fungsi ligament adalah

    juga untuk mencegah perpindahan atau pergerakan sendi yang

    0abnormal,semua sprains menghasilkan beberapa derajatsubluxation. Dislokasi yang komplit, atau luxation, terjadi saat

    ada pemisahan yang komplit dari ujung tulang.

    Dislokasi pinggul traumatik hampir selalu disebabkan oleh traumaberenergi tinggi.Adanya cedera dislokasi menandakan bahwa ada gayayang mencapai 90 pound atau bahkan lebih pada mekanisme traumatikatau adanya patologi yang mendasari yang menyebabkanketidakstabilan sendi. Penumpang yang tidak menggunakan sabuk

    pengaman lebih memiliki resiko mengalaminya. Mekanisme klasik untukdislokasi posterior adalah pada cedera dashboard, yaitu terjadi gayayang menekan kepala femur melewati posterior acetabular rim saatlutut yang terfleksi dan pinggul terhantam dashboard padakecelakaan. Selain oleh dashboard,dikatakan juga bahwa cedera inibisa terjadi saat mekanisme mengerem.Dislokasi anterior dihasilkandari rotasi eksternal dan abduksi panggul. Kasus dislokasi posteriormendekati 90% kasus, sementara dislokasi anterior hanya10%.2,3 Cedera nervus sciatic mungkin terjadi pada 10-20% kasus danlebih dari setengah pasien juga mengalami fraktur lain.

    Secara khas, pasien dengan dislokasi pinggul posterior traumatik,nampak dengan pemendekan ekstremitas bawah yang terjadi padaposisi fleksi pinggul, adduksi, dan rotasi internal. Adanya caput femoriskadang-kadang dapat dipalpasi pada bokong ipsilateral. Hal ini dapatdiandalkan pada pasien dengan dislokasi pinggul sederhana, kehadiranpatah tulang pada femur ipsilateral atau pelvis dapat secara dramatismengubah posisi pasien yang ditunjukan pasien.

    http://agoesdoctor.blogspot.com/2011/09/dislokasi-pinggul.htmlhttp://agoesdoctor.blogspot.com/2011/09/dislokasi-pinggul.html#comment-formhttp://agoesdoctor.blogspot.com/2011/09/dislokasi-pinggul.html#comment-formhttp://agoesdoctor.blogspot.com/2011/09/dislokasi-pinggul.html#comment-formhttp://agoesdoctor.blogspot.com/2011/09/dislokasi-pinggul.html
  • 7/27/2019 Dislokasi pinggul 2

    2/28

    Meskipun jarang, dislokasi pinggul bisa menimbulkan komplikasi yangberbahaya seperti avaskular necrosis caput femoris, kelumpuhannervus sciatic sementara atau permanen, myositis ossificans danarthrosis degeneratif posttraumatik. Dislokasi pinggul posteriormeregangkan dan memelintir arteri iliac external, femoris comunis, dancircumflex sehingga terjadi perubahan aliran darah extraosseous.Meskipun sirkulasi kontralateral dari pembuluh gluteal mungkinmempertahankan aliran darah intraosseous, relokasi yang tertundamungkin menghasilkan kerusakan arteri yang progresif dan tertundayang bisa menjadi osteonecrosis.

    1. Anatomi pinggul (Articulatio Coxae)

    Articulatio

    Articulatio coxae adalah persendian antara caput femoris

    yang berbentuk hemisphere dan acetabulum os coxae yang

    berbentuk mangkuk dengan tipe ball and socket.

    Permukaan sendi acetabulum berbentuk tapal kuda dan

    dibagian bawah membentuk takik disebut incisura acetabuli.

    Rongga acetabulum diperdalam dengan adanya

    fibrocartilago dibagian pinggrinya yang disebut sebagai

    labrum acetabuli. Labrum ini menghubungkan incisura

    acetabuli dan disini dikenal sebagai ligamentum

    transversum acetabuli. Persendian ini dibungkus oleh

    capsula dan melekat di medial pada labrum acetabuli.

    Ligamentum

    Simpai sendi jaringan ikat di sebelah depan diperkuat oleh

    sebuah ligamentum yang kuat dan berbentuk Y, yakniligamentum ileofemoral yang melekat pada SIAI dan

  • 7/27/2019 Dislokasi pinggul 2

    3/28

    pinggiran acetabulum serta pada linea intertrochanterica di

    sebelah distal. Ligamentum ini mencegah ekstensi yang

    berlebihan sewaktu berdiri .

    Di bawah simpai tadi diperkuat oleh ligamentum

    pubofemoral yang berbentuk segitiga. Dasar ligamentum

    melekat pada ramus superior ossis pubis dan apex melekat

    dibawah pada bagian bawah linea intertrochanterica.

    Ligamentum ini membatasi gerakan ekstensi dan abduksi.

    Di belakang simpai ini diperkuat oleh ligamentum

    ischiofemorale yang berbentuk spiral dan melekat padacorpus ischium dekat margo acetabuli. Ligamentum ini

    mencegah terjadinya hieprekstensi dengan cara memutar

    caput femoris ke arah medial ke dalam acetabulum sewaktu

    diadakan ekstensi pada articulatio coxae.

    Ligamentum teres femoris berbentuk pipih dan segitiga.

    Ligamentum ini melekat melalui puncaknya pada lubangyang ada di caput femoris dan melalui dasarnya pada

    ligamentum transversum dan pinggir incisura acetabuli.

    Ligamentum ini terletak pada sendi dan dan dibungkus

    membrana sinovial

    Batas batas articulatio coxae

    Anterior M. Iliopsoas, m.pectineus, m. rectus femoris. M.

    Iliopsoas dan m.pectineus memisahkan a.v. femoralis dari

    sendi.

    Posterior : m.obturatorius internus, mm.gemelli, dan

    m.quadratus femoris memisahkan sendi dari n.ischiadicus.

    Superior : musculus piriformis dan musculus gluteus

  • 7/27/2019 Dislokasi pinggul 2

    4/28

    minimus

    Inferior : tendo m.obturatorius externus

    Perdarahan

    Cabang cabang arteria circumflexa femoris lateralis dan

    arteria circumflexia femoris medialis dan arteri untuk caput

    femoris, cabang arteria obturatoria.

    Persyarafan

    Nervus femoralis (cabang ke m.rectus femoris, nervus

    obturatorius (bagian anterior) nervus ischiadicus (saraf ke

    musculus quadratus femoris), dan nervus gluteus superior.

    Gerakan

    Fleksi dilakukan oleh m. Iliopsoas, m. Rectus femoris,

    m.sartorius, mdan juga mm. Adductores.

    Ekstensi dilakukan oleh m. Gluteus maximus dan otot

    otot hamstring

    Abduksi dilakukan oleh m. Gluteus medius dan

    minimus, dan dibantu oleh m. Sartorius, m.tensor fascia

    latae dan m. Piriformis

    Adduksi dilakukan oleh musculus adductor longus dan

    musculus adductor brevis serta serabut serabut adductor

    dari m adductor magnus. Otot otot ini dibantu oleh

    musculus pectineus dan m.gracilis.

  • 7/27/2019 Dislokasi pinggul 2

    5/28

    Rotasi lateral

    Rotasi medial

    Circumduksi merupakan kombinasi dari gerakan

    gerakan diatas.

    2. Epidemiology

    Dislokasi pinggul posterior lebih sering ditemukan

    dibanding dislokasi pinggul anterior yaotu sekitar 90 % dari

    semua jenis dislokasi hips. Frekuensi menurun dengan

    dipakainya sabuk pengaman ketika berkendaraan. Anterior

    dan central dislokasi terjadi sekitar 10% dari seluruh

    dislokasi hips.

    Insidensi congenital hip dislocations kira kira 1 dari 500

    populasi. Data penelitian menyebutkan bahwa prevalensi

    congenital hip dislocation kira kira 587.310 kasus.

    3. Jenis Jenis Dislokasi Pinggul

    a. Congenital Hip Dislocation

    Merupakan suatu fase ketidakstabilan sendi panggul

    pada bayi baru lahir. Dalam keadaan normal, panggul

    bayi baru lahir dalam keadaan stabil dan sedikit fleksi.Insidensi ketidakstabilan adalah 5-20 per 1000kelahiran

  • 7/27/2019 Dislokasi pinggul 2

    6/28

    hidup, namun biasanya pinggul menjadi stabil secara

    spontan dan dengan pemeriksaan ulang 3 minggu

    setelah kelahiran insidensi berkurang menjadi 1-3 per

    1000 kelahiran hidup.

    Etiologi dan patogenesis

    i. faktor genetik

    ii. faktor hormonal yaitu tingginya akdar

    esterogen,proesteron, dan relaks ain pada ibu

    dalam beberapa minggu terakhir kehamilan

    dapat memperlonggar ligamentum pada bayi.

    iii. Malposisi intrauterin (terutama posisi

    bokong dengan kaki yang ekstensi) dapatmempermudah terjadinya dislokasi hal ini

    berhubungan dengan lebih tingginya

    insisdensi pada bayi yang merupakan anak

    sulung dimana versi spontan lebih sedikit

    kemungkinan untuk terjadi. Dislokasi

    unilateral biasanya mempengaruhi pinggul

    kiri ini sesuai dengan posisi verteks biasa

    (oksiput anterior kiri) dimana pinggul kiriagak beradduksi.

    iv. Faktor pasca kelahiran

  • 7/27/2019 Dislokasi pinggul 2

    7/28

    Gambaran klinis

    Asimetri pada lipatan lipatan kulit paha.

    Pemeriksaan klinik untuk mengetahui dislokasi

    panggul bawaan pada bayi baru lahir adalah.= :

    i. Uji Ortolani

    Pada pemeriksaan ini ibu jari pemeriksa

    memegang paha bayi bagian medial dan jari

    lainnya pada trochanter mayor. Sendi

    panggul difleksikan 90 derajat kemudian di

    abduksi secara hati hati. Pada bayi normal

    abduksi dpat sebesar 65-80 derajat dapat

    dengan mudah dilakukan, dan bila abduksi

    kurang dari 60 derajat maka harus dicurigaiadanya dislokasi panggul bawaan dan

    kemudian jika trochanter mayor ditekan

    terdengar bunyi klik maka hal ini

    menandakan adanya reduksi dislokasi dan

    kemudian pinggul berabduksi sepenuhnya

    dan disebut uji ortolani +. Jika abduksi

    berhenti ditengah jalan dan tidak ada

    sentakan ke dalam, mungkin adanya suatudislokasi yang tidak dapat direduksi.

    ii. Uji Barlow

  • 7/27/2019 Dislokasi pinggul 2

    8/28

  • 7/27/2019 Dislokasi pinggul 2

    9/28

    hip dislocation. Dalam CHD, ada hubungan

    abnormal antara caput femoral dan acetabulum,

    tetapi masih ada kontak antara keduanya. CHD di

    sisi lain, tidak terjadi kontak antara caput femur

    dengan tulang rawan acetabular.

    sayangnya caput femoris dan acetabulum padabayi baru lahir tidak dpat dinilai

    dengan visualisasi langsung, karena caput femur

    beluk mengalami ossifikasi dan merupakan tulang

    rawan tubuh yang tidak divisualisasikan pada sinar

    x ray. Pusat ossifikasi untuk caput femorisumumnya muncul antara

    tiga dan enam bulan.Leher femur digunakanuntuk

    memastikan hubungan antara acetabulum dan kepa

    la femoralis sampai pusat ossifikasi muncul.

    Pengukuran

    digunakanuntuk mengevaluasi hubungan caputfem

    oral dan acetabulum termask garis Hilgenreiner, in

    deks acetabular, garis Perkin-Ombredanne, line Shenton-Menard.

    Garis Hilgenreiner atau Y-line adalah garis yangditarik melalui bagian superior dari tulang rawan

    triradiate. Pada bayi normal, jarak diwakili oleh

    garis (ab) tegak lurus terhadap garis-Y pada titik

    paling proksimal dari leher femoralis harus sama

    pada kedua sisi panggul, sebagaimana seharusnya

    jarak diwakili oleh garis (bc) yang

    ditarikbertepatan dengan garis-Y medial ke lantai

    acetabular. Pada usia bayi enam sampai tujuhbulan, nilai rata-rata untuk jarak (ab) telah bertekad

  • 7/27/2019 Dislokasi pinggul 2

    10/28

    untuk menjadi 19,3 mm + / - 1,5 mm; untuk jarak

    (bc), 18,2 mm + / - 1,4 mm. Indeks acetabular

    adalah sudut yang dibentuk oleh garis singgung

    ditarik ke atap acetabular dari titik (c) di lantai

    acetabular di garis-Y. Nilai normal sudut ini

    berkisar dari 25 derajat hingga 29 derajat. Garis

    Shenton-Menard adalah garis yang ditarik melalui

    aspek medial leher femoralis di perbatasan superior

    foramen obturatorius.

    Garis Perkins-Ombredanne adalah garis yang

    ditarik tegak lurus dengan garis-

    Y, melalui tepi palinglateral tulang rawan

    acetabular,yang sebenarnya sesuai dengan SIAI

    pada bayi baru lahir, aspek medial leher femoralis

    harusnya berada pada lower inner quadran

    . Munculnya salah satu

    dari struktur di luar kuadran tersebut

    menunjukkan subluksasi atau dislokasi pinggul.

    Treatment

    i. 3-6 bulan pertamau suatu

    Jika uji ortolani dan barlow positif, harus

    dicurigai dan dirawat dengan popok dobel

    atau bantal abduksi selama 6 minggu. Pada

    stadium ini diuji lagi, bayi yang pinggulnya

  • 7/27/2019 Dislokasi pinggul 2

    11/28

    stabil dbiarkan bebas tetapi tetap dalam

    pengawasan setidaknya dalam 6 bulan

    pertama, jika tetap dalam ketidakstabilan

    maka dilakukan pembebatan abduksi yang

    lebih formal setidaknya selama 6 bulan,

    sampai rontgen sinar X memperlihatkan

    bahwa atap asetabulum berkembang

    dengan baik (biasanya 3-6 bulan). Karna

    80-90% pinggul yang tak stabil pada saat

    kelahiran akan stabil secara spontan dalam

    3 minggu, maka pembebatan tidak perlu

    segera dilakukan kecuali dislokasi sudah

    jelas terjadi. Jika setelah 3 minggudislokasi masih terjadi maka pembebatan

    abduksi dilakukan. Kalau pinggul sudah

    mengalami dislokasi pada pengujian

    pertama dengan hati hati pinggul

    ditempatkan dalam posisi reduksi dan

    pembebatan abduksi dilakukan. Reduksi

    dipertahankan jika pinggul stabil, dan

    pembebtana sebaiknya dipertahankanhingga sinar-X memperlihatkan suatu atap

    asetabulum yang baik.

    Tujuan pembebatan adalahj

    mempertahankan pinggul agar berfleksi danberabduksi. Untuk bayi yang baru lahir ,

    popok dobel atau bantal abduksi cukup

    memadai. Bebat van rosen adalah bebat

    suatu bebat lunak berbentuk H yang

    bermanfaat karna mudah digunakan. Tiga

    aturan pembebatan yang terbaik adalah

    pinggul harus direduksi sebagaimana

    mestinya sebelum dibebat, posisi ekstrimharus dihindari, dan pinggul dapat

  • 7/27/2019 Dislokasi pinggul 2

    12/28

    digerakkan.

    ii. Dislokasi yang menetap 6-18 bulan

    Jika setelah terapi dini pinggul belum

    tereduksi dengan sempurna maka dapat

    dilakukan reduksi tertutup namun jika

    diperlukan operasi dan tetap direduksi

    hingga perkembangan asetabulummemuaskan.

    Reduksi tertutup

    Ideal tetapi memiliki resiko rusaknya

    pasokan darah pada caput femoris dan

    menyebabkan nekrosis. Untukmemperkecil resiko ini reduksi

    dilakukan berangsur angsur, traksi

    dilakukan pada kedua kaki, dan

    berangsur angsur abduksi ditingkatkan

    hingga dalam 3 minggu kaki

    direntangkan lebar lebar.

    Pembebatan pinggul yang direduksisitahan dalam spika gips dalam posisi

    60 derajat fleksi, 40 derajat abduksi

    dan 20 derajat rotasi internal. Setalah 6

    minggu spika digantikan dengan bebat

    yang menyebabkan abduksi dan

    dipertahankan selama 3-6 bulan.

    Kalau reduksi belum tercapai

  • 7/27/2019 Dislokasi pinggul 2

    13/28

    dilakukan reduksi terbuka.

    iii. Dislokasi menetap 18 bulan batas

    umur

    Pada umur 18 bulan ke atas reduksi tertutyp

    jarang berhasil, sehingga dilakukan reduksi

    terbuka dan melakukan artografi.lah

    operasi pinggul ditahan dalam spika gipsselama 3 bulan dan kemudian dengan bebat

    yang memungkinkan beberapa pergerakan

    pinggul selama 1-3 bulan selanjutnya

    sambil memriksa dengan sinar x apakah

    pinggul sudah tereduksi dan berkembang

    secara memuaskan.

    iv. Dislokasi di atas batas umur

    Istilah batas umur menerangkan diatas

    umur tertentu , reduksi dislokasi tidaklah

    bijaksana, jika dilakukan reduksi nekrosis

    avaskular meningkat.

    Pada penderita dislokasi unilateral batas

    umurnya adalah 10 tahun. Bila terdapat

    dislokasi bilateral, risiko intervensi dengan

    operasi juga meningkat karna kegagalan

    pada satu sisi akan menyebabkan terjadinya

    deformitas asimetri, sehingga ahli bedah

    menghindari oprasi diatas umur 6 tahun

  • 7/27/2019 Dislokasi pinggul 2

    14/28

    kecuali nyeri atau deformitasnya sangat

    hebat.

    v. Dislokasi menetap pada orang dewasa

    Untuk orang dewasa, yang sudah

    beradaptasi selama bertahun tahun pada

    usia 30-40 an tahun akan merasakan tidak

    nyaman yang semakin meningkat akibatdislokasi kongenital yang tidak direduksi

    berjalan semakin melelahkan disertai nyeri

    punggung.

    b. Dislokasi Posterior

    Mekanisme trauma

    Caput femur dipaksa keluar ke belakang

    acetabulum melalui suatu trauma yang dihantarkan

    pada diafisis femur dimana sendi panggul dalam

    posisi fleksi atau semifleksi. Trauma biasanya

    terjadi karna kecelakaan lalu lintas dimana lutut

    penumpang dalam keadaan fleksi dan menabrak

    dengan keras benda yang ada didepan lutut.

  • 7/27/2019 Dislokasi pinggul 2

    15/28

    Gambaran Klinis

    Pada kasus yang jelas, diagnosis mudahditegakkan, kaki pendek, dan sendi panggul teraba

    dengan jelas dalam posisi adduksi, rotasi internal

    dan fleksi. Namun kadang pada fraktur tulang

    panjang dapat terl

    Klasifikasi

    Thompson-Epstein Classification of Posterior Hip

    Dislocation

    Type I Simple dislocation with or without an

    insignificant posterior wall fragment

    Type II Dislocation associated with fracture

    posterior acetabular rim

    Type III Dislocation with a comminuted

    acetabular rim

    Type IV Dislocation with fracture of the

    acetabular floor

    Type V Dislocation with fracture of the

    femoral head (Pipkin Class)

  • 7/27/2019 Dislokasi pinggul 2

    16/28

    S

    Stewart-Milford System

    Type I Simple dislocation without fracture

    Type II Dislocation with one or more rim

    fragments but with sufficient socket to ensure

    stability after reduction

    Type III Dislocation with fracture of the rim

    producing gross instability

    Type IV Dislocation with fracture of the heador neck of the femur

  • 7/27/2019 Dislokasi pinggul 2

    17/28

    Pipkin Classification of Posterior Hip Dislocation

    Type Description

    I dislocation with femoral fracture caudal to fovea centralis

    II dislocation with femoral fracture cephalad to fovea centralis

    III Type I or II + fracture of femoral neck

    IV Type I or II + fracture of acetabulum

    Gambaran radiologis

    Pada foto anteroposterior caput femoris terlihat

    di luar mangkuknya dan diatas acetabulum,

    segmen atap acetabulum mungkin caput femoris

    mungkin telah patah atau bergeser.

    Terapi

  • 7/27/2019 Dislokasi pinggul 2

    18/28

    Dislokasi harus direduksi secara cepat dengan

    general anestesi. Padasebagian besar kasus

    dilakukan reduksi reduksi tertutup. Seorang

    asisten menahan pelvis, ahli bedah ortopedimemfleksikan pinggul dan lutut pasien sampai 90

    derajat dan menarik paha keatas secara vertikal.

    Setelah direposisi, stabilitas sendi diperiksa

    apakah sendi panggul dapat didislokasi dengan

    cara menggerakkan secara vertikal pada sendi

    panggul.

    Secara umum reduksi stabil namun perlu

    dipasang traksi dan mempertahankannya selama

    3 minggu. Gerakan dan latihan dimulai setelah

    nyeri mereda.

    Pada tipe II, sering diterapi dengan reduksi

    terbuka dan fiksasi anatomis pada fragmen yang

    terkena. Terutama jika sendi tidak stabil ataufragmen besar tidak tereduksi dengan reduksi

    tertutup, reduksi terbuka dan fiksasi internal dan

    dipertahankan selama 6 minggu diperlukan.

    Pada cedera tipe IIIumumnya diterapi dengan

    reduksi tertutup, kecuali jika ada fragmen yang

    terjebak dalam asetabulum, maka dilakukan

    tindakan reduksi terbuka dan pemasangan fiksasi

    interna dan traksi dipertahankan selama 6

    minggu.

    Cedera tipe IV dan V awalnya diterapi dengan

    reduksi tertutup. Fragmen caput femoris dapat

    tepat berada ditempatnya dan dapat dibuktikan

    dengan foto atau ct scan pasca reduksi. Jikafragmen tetap tak tereduksi maka dilakukan

  • 7/27/2019 Dislokasi pinggul 2

    19/28

    reduksi terbuka dengan caput femoris

    didislokasikan dan fragmen diikat pada posisinya

    dengan sekrup countersunk pasca operasi traksi

    dipertahankan selama 4 minggu, dan

    pembebatan ditunda selama 12 minggu.

    Komplikasi

    Tahap dini

    a. Cedera nervus skiatikus

    Cedera nervus skiatikus terjadi 10-14% pada

    dislokasi posterior selama awal trauma atau

    selama relokasi. Fungsi nervus dapat

    digunakan sebagai verifikasi sebelum dansesudah relokasi untuk mendeteksi terjadinya

    komplikasi ini. Jika ditemukan adanya

    dysfungsi atau lesi pada nervus ini setelah

    reposisi maka surgical explorasi untuk

    mengeluarkan dan memperbaikinya.

    Penyembuhan sering membutuhkan waktu

    lama beberapa bulan dan untuk sementara itu

    tungkai harus dihindarkan dari cedera danpergelangan kaki harus dibebat untuk

    menghindari kaki terkulai foot drop

    b. Kerusakan pada Caput Femur

    Sewaktu terjadi dislokasi sering kaput femur

  • 7/27/2019 Dislokasi pinggul 2

    20/28

    menabrak asetabulum hingga pecah.

    c. Kerusakan pada pembuluh darah

    Biasanya pembuluh darah yang mengalami

    robekan adalah arteri glutea superior. Kalau

    keadaan ini dicurigai perlu dilakukan

    arteriogram. Pembuluh darah yang robek

    mungkin perlu dilakukan ligasi.

    d. Fraktur diafisis femur

    Bila terjadi bersamaan dengan hip dislokasi

    biasanya terlewatkan. Kecurigaan adanyadislokasi panggul, bilamana pada fraktur

    femur ditemukan posisi fraktur proksimal

    dalam keadaan adduksi. Pemeriksaan

    radiologis sebaiknya dilakukan di atas dan

    dibawah daerah fraktur.

    Tahap lanjut

    a. Nekrosis avaskular

    Persediaan darah pada caput femoris sangat

    terganggu sekurang kurangnya 10% padadislokasi panggul traumatik, kalau reduksi

  • 7/27/2019 Dislokasi pinggul 2

    21/28

    ditunda menjadi beberapa jam maka

    angkanya meningkat manjadi 40%. Nekrosis

    avaskular terlihat dalam pemeriksaan sinar x

    sebagai peningkatan kepadatan caput

    femoris, tetapi perubahan ini tidak ditemukan

    sekurang kurangnya selama 6 minggu,

    bahkan ada yang 2 tahun dan pada

    pemeriksaan radiologis ditemukan adanya

    fragmentasi ataupun sklerosis.

    b. Miositis osifikans

    Komplikasi ini jarang terjadi, mungkin

    berhubungan dengan beratnya cedera. Tetapi

    gerakan tak boleh dipaksakan dan pada

    cedera yang berat masa istirahat dan

    pembebanan mungkin perlu diperpanjang

    c. Dislokasi yang tidak dapat direduksi

    Hal ini dikarenakan reduksi yang terlalu lama

    sehingga sulit dimanipulasi dengan reduksi

    tertutup dan diperlukan reduksi terbuka.

    Dengan seperti ini insidensi kekakuan dannekrosis avaskular sangat meningkat dan

    dikemudian hari pembedahan reksontruktif

    diperlukan

    d. Osteoartritis

  • 7/27/2019 Dislokasi pinggul 2

    22/28

    Osteoartritis sekunder sering terjadi dan

    diakibatkan oleh kerusakan kartilago saat

    dislokasi, adanya fragmen yang tertahan

    dalam sendi, atau nekrosis iskemik pada

    caput femoris.

    c. Dislokasi Anterior

    Dislokasi ini lebih jarang terjadi dibandingkan dislokasiposterior. Penyebab utamanya adalah kecelakaan lalu

    lintas atau kecelakaan penerbangan. Pada dislokasi

    anterior caput femoris ada pada bagian anterior (bagian

    depan) dari acetabulum. Terjadi dislokasi dari caput

    femoris dalam hal ini dikarenakan hyperekstensi

    berlebihan dan abduksi dari kaki.

    Mekanisme trauma

    Dislokasi anterior terjadi akibat kecelakaan lalu

    lintas, terjatuh dari ketinggian atau trauma dari

    belakang pada saat berjongkok dan posisi penderita

    dalam keadaan abduksi yang dipaksakan, leher

    femur menabrak asetabulum dan terjungkir keluar

    melalui robekan pada kapsul anterior. Bila sendipanggul dalam keadaan fleksi maka akan terjadi

    dislokasi tipe obturator (inferior) dan jika sendi

    panggul dalam posisi ekstensi akan terjadi dislokasi

    tipe pubik atau iliaka (superior).

    Manifestasi klinis

  • 7/27/2019 Dislokasi pinggul 2

    23/28

    Kaki berada dalam posisi external rotasi, abduksi

    dan sedikit fleksi. Tidak terjadi pemendekan kaki,

    dikarenakan perlekatan rectus femoris mencegah

    pemendekan caput bergerser ke atas. Jika dilihat darisamping tonjolan anterior pada caput yang

    berdislokasi sangat jelas. Caput yang menonjol

    mudah diraba dan gerakan pinggul tak dapat

    dilakukan.

    Klasifikasi

    Epstein Classification of Anterior Hip Dislocation

    Type I Superior dislocations, including pubic and

    subspinous

    IA No associated fractures

    IB Associated fracture or impaction of thefemoral head

    IC Associated fracture of the acetabulum

    Type II Inferior dislocations, including obturator,

    and perineal

    IIA No associated fractures

    IIB Associated fracture or impaction of the

    femoral head

    IIC Associated fracture of the acetabulum

    Klasifikasi ini menetukan prognostic dimana yang

    berkaitan dengan acetabulum atau caput femoris

    memliki prognostic lebih buruk dibanding yang

  • 7/27/2019 Dislokasi pinggul 2

    24/28

    lainnya.

    I. Inferior (obturator) dislocation

    Inferior anterior dislocation hip berhubungan dengan

    abduksi paksa, external rotasi, dan flexi pada

    pinggul. Pada kasus ini, caput femoral keluar

    melalui capsul anterior dibawah ligamentum

    pubofemoralis. Inferior dislokasi mudah dikenali

    dari gambaran radiography oleh posisi caput femoris

    diatas foramen obturator dan posisi femor abduksi

    dan external fiksasi

    II. Superior (pubic atau iliaka) dislocation

    Superior anterior hip dislocation jarang terjadi,dengan prevalensi kurang dari 10%. Kasus ini

    berhubungan dengan abduksi paksa, rotasi external,

    dan extensi femur. Ruptur dari caput femoralis

    melalui capsul anterior diantara ligamentum

    ileofemoral dan dan pubofemoral dengan menarik

    SIAI. Dislokasi superior biasanya menjalar hingga

    dislokasi pubic.

    Gambaran radiologis hampir mirip dengan

    dislokasinposteruor pada posisi anteroposterior.

    Keadaan yang membedakannya adalah letak

    trochanter yang lebih rendah. Pada superior anterior

    dislocation pinggul pada keadaan external rotasi dan

    letak trochanter yang lebih rendah sangat menonjol

    sedang pada dislokasi posterior femur dalam

    keadaan rotasi interna dan letak trochanter yanglebih rendah tidaklah menonjol.

  • 7/27/2019 Dislokasi pinggul 2

    25/28

    Gambaran radiologis

    Pada foto anteroposterior biasanya jelas, namun tak

    jarang caput hampir berada di depan posisi

    normalnya, dan diperjelas dengan posisi lateral.

    Terapi dan komplikasi

    Manuver yang digunakan hampir sama yag

    digunakan untuk mereduksi dislokasi posterior,

    kecuali bahwa sewaktu paha yang difelksikan ditarik

    ke atas, paha harus diadduksi. Komplikasi satusatunya adalah nekrosis avaskular.

    d. Dislokasi Sentral

    Mekanisme trauma

    Terjadi apabila caput femur terdorong ke medial

    asetabulum pada rongga panggul kapsul tetap utuh.

    Fraktur asetabulum terjadi karena dorongan yang

    kuat dari lateral atau jatuh dari ketinggian pada satu

    sisi atau suatu tekanan yang melalui femur dimana

    panggul dalam keadaan adduksi.

  • 7/27/2019 Dislokasi pinggul 2

    26/28

    Gambaran klinis

    Didapatkan perdarahan dan pembengkakan di daerah

    tungkai bagian proksimal tetapi posisi tetap normal.

    Nyeri pada daerah trokanter. Gerakan sendi panggul

    sangat terbatas.

    Radiologis

    Adanya pergeseran dari caput femur menembus

    panggul.

    Terapi

    Diusahakan untuk mereposisi fraktur dan

    mengembalikan bentuk asetabulum ke bentuk

    normalnya. Pada fraktur asetabulum dengan

    penonjolan caput femur ke dalam panggul, makadilakukan terapi konservatif dengan traksi tulang

    selama 4-6 minggu. Pada fraktur dimana caput

    femur tembus ke dalam asetabulum, sebaikinya

    dilakukan traksi pada 2 komponene yaitu

    komponene longitudinal dan lateral selama 6

    minggu dan setelah 8 minggu diperbolehkan untuk

    berjalan dengan menggunakan penopang berat

    badan.

  • 7/27/2019 Dislokasi pinggul 2

    27/28

    Komplikasi

    Pada tahap dini seperti fraktur lainnya mungkin

    terjadi cedera viseral ataupun syok.

    Pada tahap lebih lanjut kekakuan sendi dengan atau

    tanpa osteoartritis sering terjadi.

    KESIMPULAN

    1. Articulatio coxae adalah persendian antara caput femoris yang

    berbentuk hemisphere dan acetabulum os coxae yang berbentuk

    mangkuk dengan tipe ball and socket.

    2. Articulatio coxae dipertahankan pada tempatnya oleh

    ligamentum ligamentum yang mempertahankan articulation ini

    pada tempatnya

    3. Dislokasi pinggul dapat dibagi menjadi dislokasi pinggul

    kongenital, dislokasi posterior,dislokasi anterior dan dislokasi

    pusat.

    4. CHD dapat diketahui dengan berbagai uji pada bayi baru lahir

    yaitu uji ortolani, barlow dan tanda galeazzi, selain itu juga

    dengan pemendekan sebelah kaki, kemudian asimetris lipatpaha, dan terbatasnya abduksi atau fleksi panggul.

  • 7/27/2019 Dislokasi pinggul 2

    28/28

    5. Pada pemeriksaan radiologis adad beberapa tanda pendukung

    diagnosis CHD yaitu garis Hilgenreiner, indeks acetabular, garis

    Perkin-Ombredanne, line Shenton-Menard

    6. Penatalaksanaan CHD dapat dibagi berdarakan umur pasien

    7. Dislokasi posterior dapat terjadi pada 90% dislokasi pinggul

    8. Mekanisme trauma dapat menentukan jenis dislokasi pinggul

    yang terjadi

    9. Penegakan diagnosis dislokasi posterior dari gejala klinis

    mudah ditegakkan, kaki pendek, dan sendi panggul teraba

    dengan jelas dalam posisi adduksi, rotasi internal dan fleksi

    10. Dislokasi posterior dapat dibagi dalam beberapa klasifikasi

    namun yang terutama digunakan dan juga sebagai patokanpenatalaksanaan adalah klasifikasi berdasarkan Thompson-

    Epstein

    11. Komplikasi dapat dibagi menjadi tahap dini yaitu Cedera

    nervus skiatikus, Kerusakan pada Caput Femur, Kerusakan pada

    pembuluh darah, Fraktur diafisis femur, sedangkan tahap lanjut

    yaitu Nekrosis avaskular, Miositis osifikans, Dislokasi yang

    tidak dapat direduksi, Osteoartritis

    12. Dislokasi anterior berdarakan gejala klinis yaitu external rotasi,

    abduksi dan sedikit fleksi serta tidak terjadi pemendekan kaki

    13. Dislokasi anterior dapat dibagi menjadi dislokasi anterior

    superior atau inferior berdarakan keadaan pinggul fleksi atau

    ekstensi