Disusun oleh: MEGAWATI NIM 204172680
Transcript of Disusun oleh: MEGAWATI NIM 204172680
i
PEMBELAJARAN PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
AUTIS DI MASA COVID-19 DI SEKOLAH LUAR BIASA
NEGERI TANJUNG JABUNG TIMUR
SKRIPSI
Disusun oleh:
MEGAWATI
NIM 204172680
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA
SAIFUDDIN JAMBI
2020
ii
PEMBELAJARAN PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
AUTIS DI MASA COVID-19 DI SEKOLAH LUAR BIASA
NEGERI TANJUNG JABUNG TIMUR
SKRIPSI
Di ajukan sebagai salah satu tugas untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan
Di susun oleh:
MEGAWATI
NIM 204172680
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA
SAIFUDDIN JAMBI
2020
iii
KEMENTRIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Alamat. Jl Jambi-Ma Bulian KM 16 Simp. Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36365
NOTA DINAS
Kode
Dokumen
Kode Formulir Berlaku
Tgl
No
Revisi
Tgl
Revisi
Halaman
In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-
01
R-0 - 1 dari1
Hal : Nota Dinas
Lampiran : -
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi
Di Jambi
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah membaca, meneliti memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan
perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudari:
Nama : Megawati
NIM : 204172680
Judul Skripsi : Pembelajaran Pada Anak Berkebutuhan Khusus Autis di Masa
Covid-19 Di Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung Jabung Timur.
Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam
dunia pendidikan Guru Kelas Madrasah Ibtidaiyah.
Dengan ini kami mengharapkan agar skripsi/tugas akhir saudari di atas dapat segera
dimunaqasahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Jambi, Maret 2021
Mengetahui
Pembimbing I
Dr. H.M. Syahran Jailani, M.Pd
NIP. 196908181996031002
iv
KEMENTRIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Alamat. Jl Jambi-Ma Bulian KM 16 Simp. Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36365
NOTA DINAS
Kode
Dokumen
Kode Formulir Berlaku
Tgl
No
Revisi
Tgl
Revisi
Halaman
In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-
01
R-0 - 1 dari1
Hal : Nota Dinas
Lampiran : -
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi
Di Jambi
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah membaca, meneliti memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan
perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudari:
Nama : Megawati
NIM : 204172680
Judul Skripsi : Pembelajaran Pada Anak Berkebutuhan Khusus Autis di Masa
Covid-19 Di Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung Jabung Timur.
Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam
dunia pendidikan Guru Kelas Madrasah Ibtidaiyah.
Dengan ini kami mengharapkan agar skripsi/tugas akhir saudari di atas dapat segera
dimunaqasahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Jambi, Maret 2021
Mengetahui
Pembimbing II
Dr. Sri Yulia Sari, M.Pd.I
NIP. 197807272014122004
v
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya buat sebagai
syarat memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya merupakan
hasil karya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip dari
hasil karya orang lain telah di tuliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari di temukan seluruh atau sebagian bukan hasil karya
saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian tertentu,
saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Jambi, April 2021
Megawati
204172680
vi
vii
PERSEMBAHAN
Segala usaha dan perjuangan yang tak pernah luput dari ridho Allah SWT dan
kedua orang tua, kini diriku tiba di titik yang selama ini ku impikan. Sebuah awal
dari perjuangan baru untukku menepaki dunia yang lebih luas dan mencari lebih
banyak ilmu dunia serta akhirat untuk suatu saat dapat aku persembahkan untuk
orang lain.
Kupersembahkan karya kecil nan berharga ini.
Untukmu wahai malaikat yang selalu menjagaku, yang selalu berada didepan di
segala kondisiku, yang selalu memberiku segala hal yang aku inginkan hingga
diriku dapat menggapai cita-citaku. Terimakasih untuk semua usaha dan kerja
kerasmu untukku selama ini.
Ayahku tercinta
( Saipul A.N.R )
Untukmu wahai malaikat tanpa sayapku, wanita hebat yang selalu menjadi
inspirasiku, yang selalu memahamiku dalam keadaan apapun, pantang menyerah
dan membangkitkan semangat saat keterpurukan menerpa, yang selalu
memberikanku dukungan di setiap langkahku untuk menggapai cita-citaku.
Terimakasih telah mendoakanku disetiap sujudmu.
Ibuku tercinta
( Rosnawati )
Tak lepas dari semangat saudara perempuan ibuku makcik tercinta (Rohani) dan
Alm nenekku tercinta (Siti Rogaya) serta kakekku tercinta (Raje kuta) dan
teruntuk adikku tercinta (Muhammad Adha) terimakasih kalian selalu ada
untukku dan mengajariku banyak hal sehingga aku bisa sampai dititik sekarang
ini. Terimakasih kuucapkan untuk semangat dan do’a untukku.
viii
MOTTO
ؤمنين ول تهنىا ول تحزنىا وانتم العلىن ان كنتم م
Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu
paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman. (Qs Ali Imran Ayat 139).
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Rabb semesta
alam yang tidak pernah berhenti memberikan berjuta nikmatNya. Maha suci Allah
yang telah memudahkan segala urusan. Karena berkat kasih sayang-Nya lah
akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir (skripsi) ini. Shalawat dan
salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarga, sahabat, dan
pengikutnya yang setia sampai akhir zaman.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan dan bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak yang telah
memberikan motivasi baik moral maupun materil. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis dengan senang hati menyampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA., Ph.D selaku Rektor UIN Sultan
Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati, SE., MA., El selaku wakil rektor I UIN Sultan
Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Dr. Hj. Fadillah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
4. Ibu Dr. Risnita, M.pd.I selaku Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan.
5. Bapak Dr. Najmul Hayat, M.Pd.I selaku Wakil Dekan II Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan.
6. Ibu Dr. Yusria, S.Ag. M.Ag selaku Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan.
7. Ibu Ikhtiati, M.Pd dan Ibu Nasyariah Siregar, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan
dan Sekretaris Jurusan PGMI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
8. Bapak Dr. H.M. Syahran Jailani, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan
Ibu Dr. Sri Yulia Sari, M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu dan mencurahkan segala pemikiran demi mengarahkan
penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.
x
9. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang telah
memberikan banyak ilmu pengetahuan kepada penulis.
10. Ibu Retno Devi Apriani, S.Pd selaku Kepala Sekolah dan Ibu Siti Hasi’ah,
S.Pd.I selaku Wali Kelas Autis Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung
Jabung Timur.
11. Kedua orang tua dan keluarga besar yang selalu memberi dukungan dan
motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Sahabat seangkatan Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
terkhusus PGMI VIII B dan sahabat seperjuangan Ilian Sevrina Anggraini,
Wulan Permatasari, Februana Safitri, Wiwin Naila Rejekei, Fitriani Dwi
Cahyani, Masnidar Indang Setiawati, dan Lika Putri yang telah memberi
masukan dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini
13. Sahabat kecilku Dwi Ashara, Rosnia, Rosyanti Syahfirti, Apifa, Rosidha
Marvianti, Resma, dan Bastia yang selalu membantu dan mensuportku
dalam penyelesaian skripsi ini.
14. Keluarga besar KKN-KS Desa Teluk Majelis yang selalu memberi
masukan dalam penyelesaian skripsi ini.
xi
ABSTRAK
Nama : Megawati
Program : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Judul : Pembelajaran Pada Anak Berkebutuhan Khusus Autis di
Massa Covid-19 Di Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung
Jabung Timur
Skripsi ini membahasa tentang pembelajaran pada anak berkebutuhan khusus
autis di masa covid-19 di sekolah luar biasa negeri tajung jabung timur. Peneliti
akan memfokuskan penelitiannya pada pembelajaran daring/pembelajaran jarak
jauh dan pembelajaran tatap muka pada masa covid-19 pada anak berkebutuhan
khusus autis. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui pelaksanaan
pembelajaran pada anak berkebutuhan khusus autis di masa covid-19. 2) Untuk
mengetahui kendala dalam pelaksanaan pembelajaran pada anak berkubutuhan
khusus autis pada masa covid-19. 3) Unutk mengetahui cara guru mengatasi
kendala dalam pelaksanaan pembelajaran anak berkebutuhan khusus autis pada
masa covid-19.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif,
dengan pendekatan studi kasus. Kemudian pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis
data dilakukan dengan tahapan: 1) mereduksi data dengan cara mencatat dan
merekam data yang di dapat selama di lapangan, 2) menyajikan data dengan
uraian dalam bentuk teks naratif, 3) menyimpulkan data atau verifikasi dengan
menarik kesimpulan secara garis besar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kendala yang terjadi dalam proses
pembelajaran di masa covid-19 adalah guru cukup kesulitan dalam menyampaikan
materi pembelajaran karena kurannya kemampuan anak autis berkomunikasi serta
kurangnya komunikasi antara orang tua dengan guru, kurangnya guru berlatar
belakang pendidikan luar biasa, media pembelajaran yang terbatas, metode
pembelajaran yang tidak dapat diterapkan sepenuhnya, kesulitan dalam kegiatan
belajar mengajar. Upaya dalam mengatasi kendala dalam proses pembelajaran
pada masa covid-19 ini adalah guru melakukan breaving sebelum memulai
pembelajaran, memperbaiki komunikasi dengan orang tua siswa, guru
mempersiapkan alat dan bahan ajar serta menggunakan metode pembelajaran
berdasarkan karakteristik anak.
Kata Kunci: Pembelajaran Autis
xii
ABSTRACT
Nama : Megawati
Program studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : Pembelajaran Pada Anak Berkebutuhan Khusus
Autis di Masa Covid-19 Di Sekolah Luar Biasa Negeri
Tanjung Jabung Timur.
This thesis discusses learning about children with special needs with autism
during the covid-19 periode at the tanjung jabung timur special school.
Researchers will focus their research on online learning/distance learning and
face-to-face learning during the covid-19 periode in children with special needs
with autism. The purpose of this research is: 1) to find out the implementation of
learning in children with special needs with autism during the covid-19 period, 2)
to find out the obstacles in the implementation of learning in children with special
needs with autism during the covid-19 periode, 3) to find out how teachers
overcome obstacles in the implementation of learning for children with special
needs with autism during the covid-19 periode.
The method used in this research is a qualitative method, with a case study
approach. Then data collection was carried out using the method of observation,
interviews, and documentation. The data analysis technique is carried out in the
following steps: 1) reducing data by recording and recording data obtained during
the field, 2) presenting data with descriptions in the form of narrative text, 3)
concluding data or verification by drawing broad conclusions.
The results showed that the obstacles that occurred in the learning process
during the Covid-19 period were that teachers had difficulty in delivering learning
materials due to the low ability of autistic children to communicate and lack of
communication between parents and teachers, lack of teachers with special
educational backgrounds, limited learning media. , learning methods that cannot
be fully applied, difficulties in teaching and learning activities. Efforts to
overcome obstacles in the learning process during the Covid-19 period include the
teacher doing breaving before starting learning, improving communication with
parents of students, the teacher preparing teaching tools and materials and using
learning methods based on children's characteristics.
Keywords: Autism Learning
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i
PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................................. ii
PESEMBAHAN ............................................................................................................... iii
MOTTO ............................................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... v
ABSTRAK ........................................................................................................................ vi
ABSTRACT ...................................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Focus Penelitian ..................................................................................................... 3
C. Rumusan Masalah .................................................................................................. 3
D. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 4
E. Kegunaan Penelitian ............................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik ....................................................................................................... 6
1. Pembelajaran Bagi Anak Autis ......................................................................... 6
a. Pengertian Pembelajaran Bagi Anak Autis ................................................... 6
b. Model Pembelajaran ..................................................................................... 6
c. Peran Guru Dalam Pembelajaran Siswa Autis ............................................. 6
d. Perencanaan Pembelajaran ........................................................................... 7
e. Metode Pembelajaran ................................................................................... 8
f. Evaluasi Pembelajaran .................................................................................. 9
2. Anak Berkebutuhan Khusus .............................................................................. 10
a. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus ...................................................... 10
xiv
b. Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus ....................................................... 11
c. Factor Penyebab Anak Berkbutuhan Khusus ............................................... 14
d. Dampak Kelainan Anak Berkebutuhan Khusus ........................................... 15
3. Autis .................................................................................................................. 16
a. Pengertian Autis ............................................................................................ 16
b. Penyebab Autis ............................................................................................. 17
c. Klasifikasi Autis ........................................................................................... 18
d. Karakteristik Autis ........................................................................................ 19
4. Covid-19 ............................................................................................................ 21
a. Pengertian Covid-19 ..................................................................................... 21
5. Sekolah Luar Biasa (SLB) ................................................................................. 22
a. Pengertian Sekolah Luar Biasa (SLB) ......................................................... 22
b. Kebijakan Pemerintah Dalam Pelayanan Pendidikan SLB ......................... 22
B. Studi Relevan ......................................................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian .......................................................................... 26
B. Setting dan Subjek Penelitian ................................................................................. 27
C. Jenis dan Sumber Penelitian ................................................................................... 27
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................................... 28
E. Teknik Analisis Data .............................................................................................. 29
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data .................................................................... 30
G. Jadwal Penelitian .................................................................................................... 32
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum ....................................................................................................... 35
1. Gambaran Umum Sekolah ............................................................................... 35
2. Identitas Sekolah .............................................................................................. 35
3. Visi dan Misi Sekolah ...................................................................................... 36
4. Peserta Didik Baru ........................................................................................... 37
5. Struktur Organisasi Sekolah ............................................................................. 38
xv
6. Data Siswa ........................................................................................................ 39
7. Data Guru ......................................................................................................... 41
8. Sarana dan Prasarana ........................................................................................ 57
9. Kegiatan Ekstrakurikuler .................................................................................. 57
B. Temuan Khusus dan Pembahasan .......................................................................... 58
1. Temuan Khusus ................................................................................................ 58
2. Pembahasan ...................................................................................................... 69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 70
B. Saran ....................................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki potensi spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional). Pendidikan merupakan kebutuhan manusia
yang sangat fundamental sebagai bekal dalam mejalani kehidupan. Dengan
pendidikan manusia memperoleh pengetahuan kognitif, memiliki kepribadian
(afektif) dan memiliki keterampilan (psikomotorik). Bila di beratkan, pendidikan
bagaimana cahaya yang menyinari kegelapan, sehingga dengan cahaya tersebut
manusia mampu melihat situasi yang ada di sekitarnya. Pendidikan pada dasarnya
adalah segala bentuk aktivitas dari suatu proses mengenai pengetahuan,
keterampilan, serta kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh sekelompok orang
yang nantinya akan di teruskan kepada generasi selanjutnya. (Ikhsan, Syahran.
2020:1-2)
Sekolah Dasar merupakan salah satu bentuk lembaga pendidikan jalur
pendidikan formal yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Sekolah Dasar
bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut (Pemendiknas No. 23 Tahun 2006 Tentang Santar Kompetensi Lulusan).
Pembelajaran adalah suatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat oleh
siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidikan untuk
membantu peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar. Tujuan belajar adalah
terwujudnya efisien dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik
(Isjoni, 2012:11).
Pelaksanaan pembelajaran dapat dilaksanakan dengan dengan berbagai cara,
tidak hanya dengan mengandalkan proses pembelajaran yang dilakukan disekolah
2
tetapi juga dapat dilakukan dirumah. Sama halnya dengan kegiatan pelaksanaan
pembelajaran yang sedang dilaksanakan pada tahun ajaran kali ini yakni dengan
menggunakan metode pembejaran daring/online diseluruh Indonesia saat ini. Ini
terjadi karena penyebaran wabah covid-19 yang sedang meraja lela di Negeri ini.
Pembelajaran yang seharusnya dilaksanakan pada saat kegiatan bertatap
muka di Sekolah kini hanya bisa dilaksanakan di rumah masing-masing. Hal ini
mengakibatkan proses pembelajaran yang seharusnya terlaksana dengan baik, kini
hanya dapat terlaksana separuh dari kegiatannya. Pelaksanaan pembelajaran yang
dilaksanakan semacam ini banyak sekali menguntungkan dan merugikan banyak
pihak. Keefektifan pada saat pembelajaran mempengaruhi banyak aspek salah
satunya yakni terhadap pelaksanaan pada anak berkebutuhan khusus autis yang
sedang berlangsung selama masa pandemic covid-19 ini.
Anak berkebutuhan khusus yaitu anak yang jika dilihat signifikan merupakan
seorang anak yang memiliki kelainan, baik dalam fisik, emosional, mental,
ataupun sosial, dalam proses pertumbuhannya jika dibandingkan dengan sejumlah
anak yang lainnya yang memang seusia dengannya. Seorang anak berkebutuhan
khusus memiliki kesempatan yang sama dengan siswa lainnya hanya saja perlu
perlakuan khusus untuk ditempatkan di sekolah yang sesuai dengan kondisinya.
Salah satu sekolah yang menaungi anak-anak yang memiliki keunikan/special
adalah Sekolah Luar Biasa (SLB). Salah satu bentuk anak tersebut adalah anak
yang memiliki kebutuhan khusus yang dinamakan anak autis.
Autisme pada hakikatnya adalah gangguan perkembangan nerobiologi yang
luas pada anak. Gangguan ini menimbulkan masalah bagi anak, dalam hal
berkomunikasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan. Anak autis tak dapat
berinteraksi dengan siapapun secara berarti, karena ketidakmampuan memahami
apa yang di maksud orang lain (Mulyadi dan Sutadi, 2014).
Berdasarkan Observasi awal di Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung jabung
Timur dengan salah satu guru Sekolah Luar Biasa (SLB) kelas autis pembelajaran
pada masa pandemic covid-19 ini tidak berjalan dengan optimal. Karena siswa
tidak di perbolehkan datang ke sekolah dikarenakan virus covid-19. Pembelajaran
pada anak berkebutuhan khusus autis selama masa pandemic covid-19 ini hanya
3
menggunakan buku paket atau lembar kerja yang telah diberikan oleh guru kepada
wali murid. Dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran orang tua sangat
mengalami kesulitan. Karena anak-anak mereka tidak ingin mengerjakan tugas
dan ketika guru mengirimkan tugas mereka tidak ingin di ganggu dan ingin
mengerjakannya sendiri. Ketika kondisi mereka lagi baik maka orang tua baru
bisa membantu mereka untuk mengerjakan tugas-tugasnya.
Permasalahan diatas menggambarkan betapa sulitnya pembelajaran yang
berlangsung secara daring pada masa pandemic covid-19 dan berdampak pada
pelaksanaan pembelajaran siswa sehingga proses pembelajaran tidak
menghasilkan hasil yang maksimal dikarenakan virus covid-19. Berdasarkan
uraian permasalahan diatas yang diteliti ingin mengangkat judul “Pembelajaran
Pada Anak Berkebutuhan Khusus Autis di Masa Covid-19 Di Sekolah Luar
Biasa Negeri Tanjung Jabung Timur”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, untuk mempermudah peneliti
dalam menganalisis hasil penelitian dan menghindari penyimpangan dalam
pembahasan penelitian ini, peneliti difokuskan kepada Pembelajaran Pada Anak
Berkebutuhan Khusus Autis di masa covid-19 di Sekolah Luar Biasa Tanjung
Jabung Timur.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran pada anak berkebutuhan khusus
autis di masa covid-19 di Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung Jabung
Timur?
2. Apa kendala dalam pelaksanaan pembelajaran pada anak berkebutuhan
khusus autis di masa covid-19 di Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung
Jabung Timur?
3. Bagaimana cara guru mengatasi kendala dalam pelaksanaan pembelajaran
pada anak berkebutuhan khusus autis di masa covid-19 di Sekolah Luar
Biasa Negeri Tanjung Jabung Timur?
4
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Kegunaan penelitian ini sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran pada anak berkebutuhan
khusus autis di masa covid-19 di Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung
Jabung Timur
2. Untuk mengetahui kendala dalam pelaksanaan pembelajaran pada anak
berkubutuhan khusus autis di masa covid-19 di Sekolah Luar Biasa Negeri
Tanjung Jabung Timur
3. Unutk mengetahui cara guru mengatasi kendala dalam pelaksanaan
pembelajaran anak berkebutuhan khusus autis di masa covid-19 di Sekolah
Luar Biasa Negeri Tanjung Jabung Timur
2. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan guru dan peneliti memiliki pengetahuan
dan wawasan tentang pelaksanaan pembelajaran secara daring pada
masa pandemi covid-19
b. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan gambaran kepada guru
bagaimana menerapkan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh selama
masa pandemi covid-19
c. Hasil penelitian mampu menjadi acuan teoritis bagi peneliti yang
sejenis.
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa
1) Memberi wawasan baru kepada siswa bagaimana ketika
melaksanakan pembelajaran jarak juah
2) Memberi kesempatan kepada siswa untuk dapat belajar lebih aktif,
inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
b. Bagi guru
5
1) Memberikan informasi sebagai wawasan untuk para guru sehingga
dapat mengetahui hasil pembelajaran dan dapat meningkatkan
pelaksanaan pembelajaran
2) Dengan pembelajaran jarak jauh ini diharapkan siswa mampu
beradaptasi ketika proses pembelajaran berlangsung
c. Bagi sekolah
1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada sekolah
dalam upaya pelaksanaan pembelajaran jarak jauh.
2) Dapat meningkatkan kualitas sarana dan prasarana sekolah sehingga
pembelajaran lebih berkualitas lagi
3) Peningkatan nilai siswa berpengarauh terhadap prestasi sekolah itu
sendiri.
d. Bagi peneliti
1) Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan peneliti dalam
pembelajaran daring. Mampu menjadi acuan teoritis bagi peneliti
peneliti yang sejenis.
2) Sebagai salah satu persyaratan bagi peneliti untuk memenuhi tugas
skripsi
6
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Pembelajaran Bagi Anak Autis
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “belajar” berasal dari
kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang
supaya diketahui (diturut) di tambah awalan “pe” dan akhiran “an”
menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar
atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar
(Nurhalim,K.2014;25).
Pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara,
perbuatan mempelajari. Pembelajaran guru mengajar diartikan sebagai
upaya guru mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran. Guru
mengajar dalam perspektif pembelajaran adalah guru menyediakan
fasilitas bagi peserta didiknya untuk mempelajarinya. Jadi subjek
pembelajaran adalah peserta didik. Pembelajaran berpusat pada peserta
didik. Pembelajaran adalah dialog interaktif. Pembelajaran merupakan
proses organic dan konstruktif, bukan mekanis seperti halnya
pengajaran. (Supriyanto, 2009:13)
Pembelajaran untuk anak autis pada umumnya di dasarkan pada
prinsip-prinsip 1) terstruktur; 2) terpola; 3) terprogram; dan 4)
konsisten. Pembelajaran terstruktur dalam implementasinya mencakup
keempat prinsip yang dimaksud. Strategi pembelajaran terstruktur bagi
anak autis pada tataran praktis mengandung makna pemberian materi
pengajaran dimulai dari bahan/akar materi yang paling mudah dan
dapat di lakukan oleh anak. Setelah kemampuan tahap satu dikuasai,
baru di lanjutkan ke tahap berikutnya namun merupakan rangkaian
yang tidak terpisahkan dari tahap sebelumnya. (Hermansyah,2019:2)
7
Implementasi pembelajaran terstruktur sangat berguna bagi anak
autis untuk dapat belajar secara mandiri atau dengan arahan dan
bantuan yang minim. Melalui pembelajaran terstruktur yang
menggunakan media komunikasi visual sangat membantu anak autis
untuk memahami arahan secara visual. Implementasi pembelajaran
terstruktur dalam bentuk struktur fisik dapat menciptakan lingkungan
belajar yang teratur dan mengkondisikan pembelajaran secara
konsisten. Ini dapat memudahkan anak autis untuk memasuki masa
transisi aktivitas pembelajaran satu ke aktivitas pembelajaran yang
baru.
Salah satu prinsip dari pembelajaran terstruktur yaitu proses
pembelajaran di mulai dari yang mudah ke yang sulit, dan dari yang
kongkrit ke yang abstrak. Memperkenalkan sebuah konsep atau
pengertian suatu objek kepada anak autis juga harus di mulai dari yang
konkrit menuju yang abstrak secara bertahap terstruktur.
Secara psikologis anak autis mudah cemas apabila dihadapkan
pada situasi baru dan berubah-rubah. Karena anak autis lemah pada
imajinasi, maka dalam melaksanakan suatu aktivitas atau
menyelesaikan suatu tugas cenderung menggunakan satu cara (one
way). Dalam kondisi keterbatasan semacam ini, pembelajaran
terstruktur memberikan solusi untuk mengarahkan dan membimbing
anak autis agar dapat tumbuh dan berkembang dalam menjalani
kehidupan seperti halnya anak-anak yang normal lainnya. Pembelajaran
terstruktur akan memudahkan anak autis untuk memahami
lingkungannya, belajar melakukan aktivitas sesuai dengan tahapan yang
konsisten dijalaninya.
b. Peran Guru Dalam Pembelajaran Siswa autis
Peran guru yang penting dalam mendorong pembelajaran siswa
adalah meningkatkan keinginan siswa atau motivasi untuk belajar.
Melakukan tugas ini, guru perlu memahami siswa-siswa dengan baik
8
agar nantinya mampu menyediakan pengalaman-pengalaman
pembelajaran yang siswa akan menemukan sesuatu yang menarik,
bernilai. Dan secara intrinsic memotivasi, menantang, dan berguna bagi
mereka. (Trianto, 2011:54)
Guru yang efektif adalah mereka yang selalu memperdalam
keahliannya bermanfaat untuk murid luar biasa yang dididiknya.
Keefektifan guru dapat dilihat dalam dua aspek, yaitu banyaknya tujuan
pembelajaran yang dicapai oleh murid dan pola pengajaran yang
berhubungan dengan belajar seperti waktu, tenaga, dan usaha yang di
curahkan oleh guru. (Jamila, 2008:169)
Guru sebagai pengajar dan pendidik di sekolah memiliki peranan
yang ganda, yaitu membantu orang tua anak autistic di sekolah dan
membantu terapis atau pembimbing dan pelatih dalam program
pelaksanaan gangguan autis. Widiyawati mengemukakan bahwa tujuan
terapi pada gangguan autistic adalah untuk mengurangi masalah
perilaku, meningkatkan kemampuan dan perkembangan belajar anak
autistic, terutama dalam hal penguasaan bahasa, dan membantu anak
autistic agar mampu bersosialisasi dalam beradaptasi di lingkungan
sosialnya. (Abdul:118)
Guru perlu belajar untuk menangkap perilaku positif yang di
tunjukkan peserta didik, lalu segera memberi hadiah atas perilaku
tersebut dengan perhatian dan pujian. Kedengarannya seperti hal yang
sederhana, tetapi memerlukan upaya sungguh-sungguh untuk tetap
mecari dan memberi hadiah atas perilaku-perilaku positif peserta didik,
baik secara kelompok maupun individual. (Mulyasa, 2011: 23)
c. Perencanaan Pembelajaran
Peranan guru yang lain ialah memasukkan anak autistic di sekolah
formal umum bagi anak yang memiliki intelegensi normal yang
berintelegensi dibawah rata-rata normal di masukkan di Sekolah Luar
Biasa bagian C dengan catatan perilkau dan emosi telah terkendali.
9
Rencana pendidikan anak autistic dibuat secara individual sesuai
dengan kebutuhan masing-masing anak. Guru perlu memperhatikan
kelemahan dan kekuatan anak sebagai basis dalam menyusun dan
menerapkan pendidikan untuk anak autistic. Guru perlu memberikan
latihan yang terstruktur yang memperkecil kesempatan anak untuk
melepaskan diri dari teman-temannya dan guru segera betindak bila
melihat anak melakukan aktivitas sendiri. Anak perlu diikut sertakan
dalam proses penyusunan program pelatihan struktur ini dengan tujuan
agar anak dapat bekerja atas kemapuan sendiri. Dalam menganai anak
autistic yang agresif, peranan yang dilakukan oleh guru ialah mengajari
keterampilan sosial anak melalui peragaan. Guru perlu juga
konsultasikan anak ke ahli endokrionologi untuk mengatasi agresivitas
seksual anak dan konsultasi neurologi untuk mengatasi adanya serangan
kejang lobus temporalis dan sindrom hipotalamik. Guru harus
menciptakan lingkungan sekolah yang aman, teratur, dan responsive
terhadap anak autistic. (Mulyasa, 2011:119)
d. Metode Pembelajaran
Depdiknas (2002) mengemukakan bahwa program intervensi dini
untuk anak autistic mencakup: (a) Discrete Trial Training (DTT) dari
Lovaas, (b) Intervensi LEAP (Learning Experience and alternative
Program for preschooler and Patens), (c) Floor Time, dan (d)
TEACCH (Treatment and Education of Autistik and Related
Comumunication Handicapped Children). (Hadis:104)
Untuk terapi perilaku selama ini memakai metode Lovaas dengan
kurikulum karangan Chaterine Maurice. Adapun untuk terapi-terapi
tambahan lainnya menyesuaikan dengan kebutuhan/kasus anak,
pelaksanaan terapinya terpadu antara yang satu dengan yang lainnya.
Sedangkan untuk pelakasanaan terapi mutlak diharapkan agar hasil
terapi dapat maksimal di perlukan kerja sama yang baik dari orang tua
untuk secara berkesinambungan. Melanjutkan program-program terapi
10
dirumah. Materi program kurikulum untuk anak autism dikelompokkan
ke dalam kategori materi dan aktivitas yang terdiri dari 3 tingkatan
yaitu: tngkat dasar, tingkat menegah dan tingkat lanjutan.
Untuk tingkat dasar dan menengah terdiri dari 6 kategori yaitu:
1) Kategori A : kemampuan mengikuti pelajaran
2) Kategori B : kemampuan imitasi/menirukan
3) Kataegori C : kemampuan bahasa reseptif/kognitif
4) Kategori D : kemampuan bahasa ekspresif
5) Kategori E : kemampuan pre akademik
6) Kategori F : kemampuan bantu diri
Untuk tingkat lanjutan ada 3 tambahan kategori yaitu kemampuan
sosialisasi, kemampuan bahasa abstrak, dan kesiapan masuk sekolah.
Kepatuhan dan kontak mata yang termasuk kategori A merupakan
kunci masuk metode Lovaas, tanpa penguasaan kedua kemampuan ini
anak autis akan sulit sekali di ajarkan aktivitas perilaku yang lain
setelah kedua hal tersebut dikuasai anak, kemudian dapat dilanjutkan
dengan mengajarkan kemapuan imitasi atau menirukan. Selanjutnya
baru diajarkan kemampuan bahasa reseptif, bahasa ekspresif,
kemampuan pre-akademik, kemampuan bantu diri, kemampuan bahsa
abstrak dan kemampuan sosialisasi diajarkan bersama-sama secara
bertahap dan teratur.
Beberapa muatan kegiatan dapat di aplikasikan ke dalam kurikulum
autism maupun kegiatan terapi lainnya di antaranya sebagai berikut:
1) Art
2) Matematika
3) Show and tell
4) Fine dan gross motor
5) Agama cerita
6) Bermain dan bernyanyi. (Adchiah, 2014)
11
e. Evaluasi Pembelaran
Evaluasi adalah suatu tindakan atau proses untuk menetukan nilai
dari sesuatu. Evaluasi pembelajaran bagi peserta didik berarti kegiatan
menilai proses dan hasil belajar, penilaian hasil bertujuan untuk melihat
kemajuan dan prestasi belajar peserta didik dalam hal penguasaan
materi pengajaran yang telah dipelajari sesuai dengan tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan
Evaluasi pembelajaran dalam pelaksanaan pendidikan inklusif bagi
bagi anak berkebutuhan khusus menggunakan kurikulum tingkat satuan
pendidikan yang mengakomondasi kebutuhan dan kemampuan peserta
didik sesuai dengan bakat, minatnya. Bahwa pembelajaran pada
pendidikan inklusif mempertimbangkan prinsip-prinsip pembelajaran
yang disesuaikan dengan karakteristik belajar peserta didik dengan cara
melakukan evaluasi secara simultan dan berkelanjutan.
Intinya, kegiatan evaluasi atau penilaian pada sekolah umumnya
dilakukan dalam ulangan harian, ulangan umum, dan ujian akhir.
Namun bagi anak yang berkebutuhan khusus, jenis evaluasi yang
diberikan harus sesuai dengan tingkat kemampuan dan kecerdasan
mereka dalam menerima materi pelajaran.
2. Anak Berkebutuhan Khusus
a. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus
Anak berkebutuhan khusus adalah mereka yang memiliki
kebutuhan khusus sementara atau permanen sehingga membutuhkan
pelayanan pendidikan secara lebih intens. Kebutuhan tersebut di
sebabkan karena kelainan atau bawaan dari lahir atau karena masalh
tekanan ekonomi, politik, sosial, emosi, dan perilaku menyimpang.
berkebutuhan khusus karena anak tersebut memiliki kelainan dan
berbeda dengan anak normal pada umumnya. (Wijaya, 2019:2)
Menurut Marlina (2019:6) anak berkebutuhan khusus diartikan
sebagai seorang anak yang memiliki hambatan perkembangan dan
12
hambatan belajar termasuk di dalamnya anak-anak penyandang cacat
dan mereka memerlukan pendidikan khusus yang di sesusaikan dengan
kebutuhan hambatan belajar dan kebutuhan masing-masing anak
secara individual.
Sedangkan menurut Grichara (2013:148) anak berkebutuhan
khusus adalah anak yang mengalami kelainan atau penyimpangan
(fisisk, mental, intelektual, sosial, dan emosional) dalam proses
pertumbuhan atau perkembangannya di bandingkan dengan anak-anak
lain seusianya sehingga mereka memerlukan pelayanan pendidikan
khusus.
Beragam definisi yang dikemukan oleh para ahli, dapat di ambil
sebuah kesimpulan bahwa anak berkebutuhan khusus adalah anak yang
mengalami kelainan dengan karakteristik khusus yang membedakan
dengan anak normal pada umumnya serta memerlukan pendidikan
khusus sesuai dengan jenis kelainannya.
b. Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus
Jenis-jenis anak berkebutuhan khusus di klasifikasikan atas
beberapa kelompok, anatara lain (Marlina, 2019:11).
1) Anak dengan Gangguan Penglihatan (Tunanetra)
Anak bergangguan penglihatan adalah anak yang memiliki
gangguan daya penglihatan, berupa kebutaan menyeluruh atau
sebagian, dan walaupun telah diberi pertolongan dengan alat-alat
bantu khusus. Anak tunanetra terdiri dari buta total (blind) dan
kurang penglihatan (low vision).
2) Anak dengan Gangguan Pendengaran (Tunarungu)
Anak yang mengalami gangguan pendengaran adalah mereka
yang mengalami kehilangan pendengaran meliputi pengaruh gardiasi
atau tingkatan baik ringan, sedang, berat, dan sangat berat yang
mengakibatkan pada gangguan komunikasi dan bahasa. Keadaan ini
13
walaupun telah di berikan alat bantu mendengar tetap memerlukan
pelayanan pendidikan khusus.
3) Anak dengan Gangguan Intelektual Rendah (Tunagrahita)
Tunagrahita adalah kondisi yang ditandai dengan kemampuan
mental jauh dibawah rata-rata, memiliki hambatan dalam
penyesuaian diri secara sosial, berkaitan dengan adanya kerusakan
organic pada susunan saraf pusat dan tidak dapat di sembuhkan serta
membutuhkan layanan pendidikan khusus,layanan multididiplin,dan
dirancang secara individual.
4) Anak dengan Gangguan Fisik dan Motorik (Tunadaksa)
Anak yang mengalami fisik atau motoric adalah anak yang
mengalami gangguan fisik berkaitan dengan tulang, otot, sendi, dan
sistem persarafan, sehingga memerlukan layanan pendidikan khusus
agar kemampuannya berkembang secara optimal. Anak tunadaksa
rata-rata mengalami gangguan psikologis yang cenderung merasa
malu, rendah hati, dan sensitive serta memisahkan diri dari
lingkungannya.
5) Anak Berbakat ( Anak Gifted dan Talend )
Anak berbakat adalah anak yang ditunjukkan dengan
kemampuan tingkat kecerdasan atau kemampuan umum di atas rata-
rata. Anak berbakat di antaranya: anak unggul, anak berkemampuan
istimewa, anak superior, anak genius, kemampuan individual dapat
dikategorikan menjadi dua yaitu, kemapuan khusus dan kemampuan
umum.
6) Anak Berkesulitan Belajar (Children With Learning Disabilitas)
Anak Children With Learning Disabilitas yaitu anak yang
memiliki intelegensi normal atau superior, tetapi sulit belajar dalam
satu atau beberapa bidang tertentu, dan mungkin unggul dalam
bidang lain. Salah satu ciri dari kesulitan belajar adalah adanya
dugaan adanya gangguan fungsi otak, yang di sebabkan oleh adanya
sel otak yang rusak.
14
7) Anak Lambat belajar (Slow Leaner)
Anak Slow Leaner adalah anak yang memiliki intelegensi berada
pada tahap perbatasan dengan IQ 75-85 (berdasarkan tes baku).
Lambat belajar bukan termasuk golongan kecerdasan di bawah rata-
rata. Anak ini umumnya berada di sekolah regular. Penyebab lambat
belajar karena keterbatsan kemampuan dalam memecahkan masalah
secara cepat dan tepat.
8) Anak Autisme ( Autistic Spectrum Disorder )
Autisme merupakan gangguan perkembangan yang berat, akibat
adanya kerusakan atau masalah perkembangan pada otak yang
mempengaruhi cara seseorang untuk berkomunikasi dan
berhubungan dengan orang lain. Penyebab autism memiliki
gangguan dalam interaksi soisal, komunikasi, tidak memahami
gerak-gerik tubuh, ekspresi muka dan suara datar (monoton). Dan
juga mengalami gangguan imajinasi dan pola perilaku berulang-
ulang.
9) Anak Dengan Gangguan Emosi dan Perilaku
Anak tunalaras sering disebut dengan gangguan emosional yang
sering mengalami konflik baik dengan orang lain maupun dengan
diri sendiri. Mereka mengalami kesulita bermain maupun belajar
bersama anak lain. Anak tunalaras mengalami kesulitan beradaptasi
dengan kehisupan masyarakat, sering berkelahi, dan tidak disukai
oleh anak-anak lain pada umumnya, karena ketidakmampuannya
menjalin hubungan persahabatan, maka anak tunalaras oleh orang
awan sering disebut juga anak nakal.
10) Anak Dengan Gangguan Pemutusan Perhatian dan Hiperaktivitas
(GPPH)
Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH)
merupakan perilaku yang berkembang secara tidak sempurna dan
timbul pada anak-anak dan orang dewasa. Perilaku yang dimaksud
berupa kekurangmampuan dalam hal menaruh perhatian,
15
pengontrolan gerak hati, serta pengendalian motoric. Keadaan yang
demikian menjadi masalah bagi anak-anak (penderita) terutama
dalam memusatkan perhatian terhadap pelajaran sehingga akan
menimbulkan kesukaran di dalam kelas.
Berdasarkan klasifikasi anak berkebutuhan khusus diatas, peneliti
memfokuskan pada anak berkebutuhan khusus autis. Autisme adalah
gangguan perkembangan anak yang disebabkan oleh adanya gangguan
pada sistem syaraf pusat yang mengakibatkan gangguan dalam interaksi
sosial, komunikasi dan perilaku. Gejalanya bisa muncul pada anak-anak
yang tampak tumbuh normal, sampai usia anatara satu hingga tiga
tahun.
Beberapa orang penyandang autis berkondisi nonverbal, tetapi
yang lain dapat berbicara dan berkomunikasi dengan lebih normal.
Setiap individual anak autis memiliki kemampuan yang berbeda dalam
komunikasi maupun bahasa, hal tersebut berpengaruh pada
perkembangan intelegensi seorang anak. Pembagian kelas anak autis di
sesuaikan dengan kemampuan setiap individual siswa bukan
berdasarkan pada umumnya.
c. Factor Penyebab Anak Berkebutuhan Khusus
Perkembangan anak adalah bertambahnya kemapuan (skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih konfleks dalam pola yang teratur
dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari pematangan. Disini
menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan
tubuh, organ-organ dan sistem yang berkembang sedemikian rupa
perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil
interaksi dengan lingkungan. (Sari,2017:47)
Menurut Suparno dkk (2007) beberapa factor penyebab untuk anak
berkebutuhan khusus antara lain:
1) Faktor heriditer
16
Factor heriditer terjadi karena kelebihan kromosom yang di
sebabkan oleh kesamaan gen pada pasangan suami istri. Selain itu,
usia ibu pada saat hamil juga sangat berpengaruh terhadap
kelahiran anak. Usia ibu saat hamil di atas 35 tahun memiliki resiko
yang cukup tinggi untuk melahirkan anak berkebutuhan khusus.
2) Faktor infeksi
Factor infeksi di sebabkan adanya berbagai serangan penyakit
infeksi yang dapat menyebabkan baik langsung maupun tidak
langsung terjadinya kelainan seperti TORCH toksoplasma, rubella,
cytomegalo virus, herpes, polio, meningitis.
3) Faktor keracunan
Keracunana dapat secara langsung pada anak, maupun melalui ibu
hamil. Munculnya FAS (Fetal Achohol Syndrome) adalah
keracunan janin yang disebabakan ibu mengkonsumsi alcohol yang
berlebihan. Kebiasaan kaum ibu mengkonsumsi obat bebas tanpa
pengawasan dokter merupakan salah satu penyebab. Adanya polusi
pada berbagai sarana kehidupan terutama pencemaran udara dan
air.
4) Trauma
Kejadian yang tidak terduga yang berlangsung pada anak seperti
proses kelahiran yang sulit sehingga memerlukan pertolongan yang
mengandung resiko tinggi mengakibatkan kekurangan oksigen
pada otak. Bencana alam juga bisa menyebabkan anak memiliki
kebutuhan khusus. Seperti cacat fisik dan gangguan mental.
5) Kekurangan gizi
Masa tumbuh kembang sangat berpengaruh terhadap tingkat
kecerdasan anak terutama pada 2 tahun pertama kehidupan.
Kekurangan gizi dapat terjadi karena adanya kelainan metabolisme
maupun penyakit-penyakit pada anak seperti cacingan.
17
d. Dampak Kelainan Anak Berkebutuhan Khusus
Suparno dkk (2007) mengemukakan bahwa dengan adanya
kelainan pada seorang anak dapat mengalami hambatan yang akibat
pada aspek fisiologis, psikologis, dan sosial.
1) Dampak fisiologis
Dampak fisiologis terutama terjadi pada anak-anak yang
mengalami kelainnan yang berkaitan dengan fisik termasuk
sensorimotor terlihat pada keadaan fisik penyandang kebutuhan
khusus kurang mampu mengkoordinasi sensori motor, melakukan
gerak yang tepat dan terarah, serta menjaga kesehatan.
2) Dampak psikologis
Dampak psikologis timbul berkaitan dengan kemampuan jiwa
lainnya, karena keadaan mental yang labil akan menghambat
proses kejiwaan dalam tanggapan terhadap tuntutan sosiologis.
3) Dampak sosiologis
Dampak sosiologis terjadi karena adanya hubungan dengan
kelompok atau individu di sekitarnya terutama keluarga dan
saudara-saudaranya. Kehadiran anak berkebutuhna khusus
merupakan musibah, kesedihan dan beban yang berat. Semua
masalah dikeluarga tersebut merupakan dampak sosiologis yang
harus di tanggung oleh keluarga.
3. Autis
a. Pengertian Autis
Menurut Jamaris (2015:227) autisme adalah keadaan yang
disebabkan oleh kelainan dalam interaksi sosial, komunikasi dan
perilaku yang sangat kaku dan pengulangan perilaku. Autisme sendiri
merupakan gangguan yang meliputi area kognitif, emosi, perilaku,
sosial, termasuk juga ketidakmampuan untuk berinteraksi dengan
orang-orang di sekelilingnya. Anak autis akan tumbuh dan
berkembang dengan cara yang berbeda di bandingkan dengan anak-
anak normal lainnya.
18
Anak autis adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan
yang khas mencakup persepsi, linguistik, kognitif, komunikasi dari
yang ringan sampai yang berat, dan seperti hidup di dunianya sendiri,
di tandai dengan ketidakmampuan berkomunikasi secara verbal dan
non verbal dengan lingkungan eksternalnya (Koswara, 2013:11).
Sedangkan menurut Yuwono, (2012:26) berpendapat bahwa
pengertian autisme dimuat dalam IDEA (Individuals with Disabilitas
Education Act) yakni masalah perkembangan yang secara signifikan
berdampak pada kemampuan berkomunikasi verbal, non verbal,
interaksi sosial yang umunya terjadi sebelum umur tiga bulan.
Beragam definisi yang di kemukakan oelh para ahli, dapat diambil
sebuah kesimpulan bahwa autisme merupakan suatu gangguan
perkembangan pervasif yang menganggu fungsi kognitif dan
mempengaruhi kemampuan bahasa, komunikasi, perilaku, dan
interaksi sosial. Anak autis cenderung melakukan kegiatan yang ia
sukai secara berulang-ulang.
b. Penyebab Autis
Autisme adalah gangguan perkembangan yang mencakup bidang
komunikasi, interaksi, dan perilaku. Gejala autis mulai tampak pada
anak sebelum mencapai usia tiga tahun. Gangguan autistic ditandai
dengan tiga gejala utama yaitu gangguan interaksi sosial, gangguan
komunikasi, dan perilaku yang stereotipik. Apabila interaksi membaik,
seringkali gangguan komunikasi dan perilaku akan membaik secara
otomatis. Komunikasi tidak selalu identic dengan bicara, dapat di
lakukan secara nonverbal (Desinigram, 2016).
Menurut Wiyono dalam (Usop, 2014:11) secara spesifik, factor-
faktor yang menyebabkan anak menjadi autistik belum ditemukan
secara pasti, meskipun secara umum ada kesepakatan di dalam
lapangan yang membuktikan adanya keberagaman tingkat
penyebabnya. Hal ini termasuk bersifat genetic, metabolic,dan
19
gangguan syaraf pusat, gangguan pencernaan hingga keracunan logam
berat. Struktur otak yang tidak normal seperti hydrocephalus juga
dapat menyebabakan autistic.
Penyebab autisme secara garis besar dapat dibagi menjadi dua
yaitu genetic dan lingkungan. Factor genetic telah ditemukan gen autis
yang telah diturunkan orang tua kepada beberapa anak autis.
Sedangkan factor lingkungan adalah terkontaminasinya lingkungan
oleh zat-zat beracun, pangan, gizi, dan akibat raksenasi (Winarno,
2013:17).
Selain hal tersebut, terdapat factor lain yang menyebabkan autisme
pada anak yaitu interaksi antara lingkungan dan gen. jika seorang anak
menderita autisme,terdapat resiko besar bahwa anak lain yang terlahir
dari orang tua yang sama akan memilikinya juga (berdasarkan rasio
dasar 0,7 persen, kemungkinan saudara-saudaranya sekandung adalah
4 sampai 10 persen). Mengidentifikasi penyebab genetic akan
memampukan mengenali anak bagaimana yang beresiko terserang
autisme. Tes genetic memungkinkan intervensi lebih awal diberikan
bagi anak yang beresiko terserang autis (Sastry dan Aguirre, 2014).
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa gejala
anak berkebutuhan khusus autis terlihat sebelum usia tiga tahun,
dengan gangguan utama pada interaksi, komunikasi dan perilaku yang
berulang dan tidak bervariasai. Hal ini disebabkan oleh factor genetic,
metabolic, gangguan syaraf pusat, gangguan pencernaan, dan
lingkungan yang telah terkontaminasi oleh zat-zat beracun.
c. Klasifikasi Autis
Menurut Surana dan Paderoit (2014:20) mengklasifikasikan
keadaan lima jenis gangguan perkembangan yang terjadi pada anak
autis antara lain:
1) Autistic Disorder Autism
20
Autis yang muncul sebelum usia tiga tahun dan ditunjukkan
dengan imajinasi serta adanya perilku berulang pada minat dan
aktivitas tertentu.
2) Asperger’s Syndrome
Autis yang terhambat pada perkembangan interaksi sosial dan
adanya minat dan aktivitas yang terbatas, secara umum
menunjukkan keterlambatan bahasa dan berbicara, serta memiliki
tingkat intelegensi rata-rata hingga diatas rata-rata.
3) Pervasive Developmental Disorder-Not Otherwise Specified
Merujuk pada istilah atypical autis, autis jenis PDD-NOS adalah
seoranga anak autis yang tidak menunjukkan keseluruhan kriteria
pada diagnosis tertentu (autis aspergers dan rett’syndrome).
4) Rett’s Syndrome
Autis yang lebih sering terjadi pada anak perempuan dan jarang
terjadi pada anak laki-laki. Anak mengalami gangguan
perkembangan yang normal kemudian terjadi
kemunduran/kehilangan kemampuan yang dimilikinya. Kehilangan
kemampuan fungsi tangan yang digantikna dengan gerakan-
gerakan tangan yang berulang-ulang pada rentang usia 1-4 tahun.
5) Childhood Disintegrative Disorder
Menunjukkan kemampuan perkembangan anak yang normal
selama 2 tahun pertama usia perkembangan, kemudian tiba-tiba
kehilangan kemampuan-kemampuan yang telah dicapai
sebelumnya.
d. Karakteristik Autis
Menurut Jamaris (2015:228-230) anak autis timbul dengan gejala
yang beragam, tetapi keberagaman tersebut masih dapat
diklasifikasikan ke dalam empat bagian, yaitu: (1) kelainan dalam
interaksi sosial, (2) kelainan dalam komunikasi, (3) kelainan dalam
perhatian, dan (4) perilaku yang berulang.
21
1) Kelainan dalam interaksi sosial
Kelainan interaksi sosial yang dikenal dengan istilah ASD, yang
biasanya telah terlihat sejak usia dini. Bayi yang terdeteksi autisme
memperlihatkan perhatian yang sangat kurang pada stimulus
diberikan kepadanya, seperti: tersenyum, canda orang tua
kepadanya. Jarang melihat pada orang lain, tidak merespons
apabila namanya dipanggil. Anak usia dini yang mengalami autis
dapat dibedakan dengan jelas dari anak normal. Anak autis
menunjukkan kelemahan dalam bahasa pemahaman dan
menafsirkan isis bahasa. Oleh sebab itu, dalam berkomunikasi
dengan anak atau individu autis perlu lebih sabar dan dengan
ucapan kalimat yang tidak tepat.
2) Kelainan dalam komunikasi
Berbagai penelitian yang dilakukan terhadap anak autis
menunjukkan bahwa dua pertiga, bahkan sampai setengah dari
jumlah anak autis tidak mengalami perkembangan bahasa dan
komunikasi pada hakikatnya telah muncul sejak bayi, yang
mencakup terlambat dalam meraba, menunjukkan isyarat-isyarat
yang aneh, tidak merespons sapaan, dan ungkapan vocal yang tidak
sesusai dengan apa yang di contohkan oleh orang tua atau
pengasuhnya.
3) Perilaku berulanag
Individu autis menunjukkan berbagai bentuk pengulangan perilaku
atau perilaku yang tetap tidak berubah. Keberagaman pengulangan
perilaku tersebut di kelompokkan ke dalam beberapa bagian dan
pengelompokan. Kategori tersebut adalah sebagai beriku:
a) Stereotype, yaitu penguangan gerakan, seperti bertepuk tangan,
mengeluarkan bunyi suara tertentu, menggoyangkan kepala
atau badan.
b) Compulsive behavior, yaitu perilaku yang bertujuan untuk
mengikuti peraturan, seperti membariskan sejumlah mainan.
22
Susunan terbaik tidak akan di ubah dan selalu di lakukannya
pada waktu menyusun benda atau mainan.
c) Sameness, yaitu perilaku yang tidak mau berubah, misalnya
mempertahankan agar suatu benda terletak pada tempatnya dan
tidak boleh di ubah dan di ganggu.
d) Ritualistic Behaviore, yang mencakup tidak memvariasikan
pola kegiatan sehari-hari, misalnya tidak mau menu makan atau
minuman yang berbeda.
e) Restricted Behavior, yaitu perilaku yang terbatas dan terfokus
pada minat dan aktivitas tertentu.
f) Self-injuret, yaitu perilaku melukai diri dan dilakukan berulang-
ulang, seperti menarik-narik kulit tangan, menggigit-gigit
tangan, dan membentur-benturkan kepala.
g) Tidak ada perilaku yang berulang yang spesifik bagi anak autis,
akan tetapi yang dapat mentap adalah meningkatkan pola
perilaku berulang dan keparahan ini berlanjut.
Sedangkan menurut Koswara (2013:12) anak autis memiliki
karakteristik yang khas bila dibandingkan dengan anak berkebutan khusus
lainnya. Secara umum anak autis memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Tidak memilki kontak mata dengan orang lain atau lingkungn
sekitarnya. Anak autis umumnya tidak dapat melakukan kontak mata
atau menatap guru, orang tua atau lawan bicaranya ketika melakukan
komunikasi
2) Anak autis sangat selekif terhadap rangsang, seperti tidak suka di
peluk, meresa seperti sakit kepala ketika dibelai guru atau orang
tuanya. Beberapa anak ada yang sangat terganggu dengan warna-
warna tentu.
3) Respon stimulus diri yang mengganggu interaksi sosial. Anak autis
sering kali melakukan atau menunjukkan sikap seperti mengepak-
epakkan tangan, memukul-mukul kepala, menggigit jari tangan ketka
23
merasa kesal atau merasa panic dengan situasi lingkungan yang baru
di masukinya.
4) Anak autis umumnya senang bermain sendiri, hal ini karena anak autis
tidak melakukan interaksi sosial dengan lingkungannya. Oleh karena
itu anak autis jangan di biasakan bermain sendiri.
5) Anak autis pada umumnya melakukan gerakan tubuh yang khas,
seperti menggoyang-goyangkan tubuh , jlan berjinjit, menggerakkan
jari ke meja dan memperlihatkan ekspresi wajah yang datar sehingga
sulit membedakan apakah anak sedang merasa senang, sedih ataupun
marah.
4. Covid-19
a. Pengertian Covid-19
Coronavirus merupakan virus yang menyebabkan penyakit mulai
dari flu baisa hingga penyakit yang lebih parah (Covid-19, 2020).
Gejala yang ditemukan seperti demam, batuk, sesak nafas dan kesulita
bernafas. Pada kasus yang lebih parah, infeksi dapat menyebabkan
pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan
kematian. Kasus positif covid-19 pertama kali di Indonesia terjadi pada
bulan Maret 2020 kemudian beberapa bulan kemudian menyebar
sampai 34 provinsi di Indonesia (Djalante ot al., 2020).
Kasus positif covid-19 pertama kali di Indonesia semakin hari
semakin bertambah sehingga pemerintah menetapkan kasus tersebut
sebagai bencana nasional. Dalam menekan penyebaran kasus positif
covid-19 pemerintah memberikan himbauan untuk menjaga jarak,
memakai masker dan mencuci tangan (Ardan, Rahman & Geroda,
2020).
24
5. Sekolah Luar Biasa (SLB)
a. Pengertian Sekolah Luar Biasa
Sekolah Luar Biasa (SLB) adalah sebuah institusi pendidikan yang
menyelenggarakan Pendidikan Luar Biasa (PLB) dans sekolah khusus
bagi penyandang kecacatan tertentu. Ketika seorang anak di
identifikasi mempunyai kelainan, pendidikan luar biasa sangat
diperlukan.
Pendidikan sekolah luar biasa adalah lembaga pendidikan yang
bertujuan membantu peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan
atau mental, perilaku dan sosial agar mampu mengembangkan sikap,
pengetahuan dan keterampilan sebagai pribadi maupun anggota
masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan
lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar serta dapat
mengembangkan kemampuan dalam dunia kerja atau mengikuti
pendidikan lanjutan (Sistem Pendidikan Nasional Tahun 1993).
b. Kebijakan Pemerintah Dalam Pelayanan Pendidikan SLB
Pendidikan khusus (special education) adalah setiap program yang
diberikan bagi siswa yang mempunyai ketidakmampuan dan bukan
atau selain program pendidikan umum di ruang kelas. Setiap distrk
sekolah menawarkan kepada anak yang mengalami kebutuhan khusus
berbagai jenis layanan yang di maksudkan agar cukup untuk
memenuhi kebutuhan semua anak (Slavin, 2019:264).
Pelayanan pendidikan anak yang berkebutuhan khusus digunakan
dalam upaya menjelaskan tentang program dan pelayanan yang berlaku
dalam penyelenggaraan sistem pendidikan bagi anak-anak yang
mengalami kesulitan/keterbatasan dalam mengikuti program
pendidikan dengan berbagai alasan dan membutuhkan bantuan khusus
termasuk keterbatasan fisik dan belajar serta kebutuhan sosial (Surna
dan Pandeirot, 2014:198).
25
Kebijakan dan strategi direktorat pembinaan Sekolah Luar Biasa
dalam pelayanan pendidikan khusus dan pendidikan pelayanan khusus
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional. Visinya adalah terwujudnya
pelayanan pendidikan optimal untuk mencapai kemandirian bagi anak-
anak berkebutuhan khusus serta yang mempunyai potensi kecerdasan
dan bakat istimewa.
Sedangkan misinya adalah memperluas kesempatan dan
pemerataan pendidikan bagi anak-anak yang mempunyai kesulitan
dalam mengikuti proses pembelajaran dan anak-anak yang mempunyai
potensi kecerdasan dan bakat istimewa, meningkatkan mutu dan
relevansi pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus
meningkatkan kepedulian dan memperluas jejaring tentang pendidikan
khusus dan pendidikan layanan khusus, mewujudkan pendidikan
inkusif secara baik dan benar dilingkungan sekolah biasa, sekolah luar
biasa, maupun keluarga/masyarakat.
Warga Negara yang mempunyai kelainan fisik, emosional, mental,
intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.
Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang
memiliki tingkat kesulitan dalam proses pembelajaran karena kelainan
fisik, mental, emosional, sosial dan/atau memilliki potensi kecerdasan
dan bakat istimewa (UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan
Anak Pasal 48 ayat 1).
Anak berkebutuhan khusus berhak mendapatkan layanan
pendidikan, layanan sosial, layanan bimbingan dan konseling dan jenis
layanan lainnya yang bersifat khusus sehingga anak berkebutuhna
khusus berhak mendapatkan pendidikan di sekolah untuk menuntut
ilmu memperoleh pendiidkan serta pembelajaran seperti anak
berkebutuhan khusus tersebut memiliki Sekolah Luar Biasa (SLB), dan
sekolah SLB terdapat tahapan Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB),
Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB) dan Sekolah
26
Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) yang tahapannya disesuaikan
dengan kemampuan siswa, bukan berdasarkan umurnya.
Sedangkan peneliti memfokuskan pada anak berkebutuhan khusus
autis yang menempuh pendidikan di SLB tahap pertama yaitu Sekolah
Dasar Luar Biasa (SDLB) khususnya anak autis. Teknik layanan
pendidikan jenis pendidikan khususuntuk peserta didik yang
berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa
dapat diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan
khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah.
B. Studi Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Lady silalahi, pada tahun 2017,
Universitas Sumatera Utara dengan judul “Pembelajaran Anak Autis
(Studi Etnografi pada anak autis dalam proses Belajar di Sekolah Luar
Biasa Taman Pendidikan Islam di Kota Medan)”. Penelitian ini
memfokuskan tentang bagaimana komunikasi pembelajaran nonverbal
anak autis dalam proses belajar. Sedangakan penulis memfokuskan
pembelajaran anak berkebutuhan khusus autis pada masa covid-19.
Adapun persamaannya yaitu tertuju pada proses pembelajaran pada anak
autis.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Sari Usop, pada tahun 2014,
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya dengan judul “Model yang di
berikan oleh Guru pada Anak Autis di SLB Negeri 1
Palangkaraya”.penelitian ini memfokuskan pada model belajar anak autis.
Sedangkan penulis memfokuskan pada pembelajaran anak berkebutuhan
autis di masa covid-19. Adapun persamaan nya yaitu tertuju pada proses
belajar anak autis.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Aisti Siwi dan Nisa Anganti, pada tahun
2017, Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan Judul “Strategi
Pengajaran Interaksi Sosial pada Anak Autis”. Penelitian ini
memfokuskan pada interaksi sosial anak autis. Sedangkan penulis
27
memfokuskan pada pembelajaran anak berkebutuhan khusus autis di masa
covid-19. Persamaannya yaitu tertuju pada pembelajaran anak autis.
Berdasarkan studi relevan diatas merupakan sebuah penelitian
dengan suatu pokok bahasan tertentu, misalnya dari sei strategi
pembelajaran anak autis, studi etnografi pada anak autis, model
pembelajaran pada anak autis, interaksi sosial pada anak autis maupun
pendidikan karakter bagi anak autis.
Adapun yang membedakan penelitian ini dengan yang lainnya
adalah lebih menekankan pada proes pembelajaran anak berkebutuhan
khusus autis pada masa covid-19, kendala guru dalam menghadapi anak
autis, dan upaya guru dalam mengatasi kendala dalam pelaksanaan
pembelajaran pada anak berkebutuhan khusus autis. Adapun persamaan
penelitian ini dengan penelitian lainnya adalah tertuju pada pendidikan
anak berkebutuhan khusus autis dengan tujuan pada efektifitas pendidikan
anak berkebutuhan khusus autis seperti pembelajaran anak autis maupun
penanganan interaksi sosial anak autis, yang di harapkan dapat berjalan
dengan lancar dan jadikan acuan serta masukkan kritik konstruktif
terutama dalam mendidik anak berkebutuhan khusus autis.
26
BAB III
METODE PENELITIAN.
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan
gambaran atau deskripsi yang objektif, fakta yang akurat dan sistematis
mengenaiperan guru kelas dalam membina kedisiplinan siswa saat membuat
dan mengumpulkan tugas di Sekolah Luar Biasa Tanjung Jabung Timur.
Metode pendekatan kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistic
karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting).
Merode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mandalam, suatu
data yang mengandung makna. Metode kualitatif adalah metode metode
penelitian yang berlandasan pada filsafat postpotivisme, digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawanyan adalah
eksperimen) dimana penelitian ini adalah sebagai instrukmen kunci,
pengambilan data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik
pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif. Dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
dari pada generalisasi. (Sugiyono, 2012:15)
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yang mana
metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek
alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah
sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
tringulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
(Sugiyono, 2006:9)
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Penelitian yang dilakukan berbentuk penelitian kualitatif, untuk itu peneliti
mempersisapkan setting penelitian berupa keterangan lokasi penelitian, waktu
penelitian, berikut penjelasan yang lebih rinci mengenai setting penelitian
diantaranya.
a. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung Jabung
Timur. Jl.WR. Supratama Parit Culum I kec. Muara Kab. Tanjung jabung
Timur.
b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan memerlukan rancangan waktu yang sesuai
sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang
diharapkan sehingga memperoleh hasil yang maksimal
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa anak berkebutuhan khusus autis, kepala
sekolah, guru kelas autis dan siswa kelas autis di Sekolah luar Biasa
Negeri Tanjung Jabung Timur.
C. Jenis dan Sumber Data
Sumber data dalam peneitian kualitatif diperoleh dari dua data, yaitu data
primer dan data sekunder, karena menurut teori penelitian kualitataif, agar
penelitisnnys dapat betul-betul berkualitas, maka data yang dikumpulkan harus
lengkap, data tersebut yaitu data primer dan data sekunder. (Sandu Siyoto,
2015:28)
1. Data Primer
Data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang
diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subyek
yang dapat dipercaya, dalam hal ini adalah subyek penelitian (informan) yang
berkenaan dengan variable yang diteliti. (Sandu Siyoto, 2015: 28)
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen grafis,
foto-foto, film, rekaman, video, dan benda-benda, dan lain-lain yang dapat
memperkaya data primer. (Sandu siyoto, 2015:28)
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dapat menggunakan
metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.
1. Metode Observai
Syaodih mengatakan bahwa observasi merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan
yang sedang berlangsung, margono mengatakan bahwa observasi sebagai
pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak
pada objek penelitian. (Djaman satori,2009:105) atau definisi lain observasi
adalahalat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan
mencatat secara sistematika gejala-gejala yang diselidiki. (Narbuko dan
Achamadi,2012:70)
2. Metode Wawancara
Menurut Sudjana wawancara adalah proses pengumpulan data atau
informasi melalui tatap muka atau informasi melalui tatap muka antara pihak
penanya dengan pihak yang ditanya atau menjawab. (Djaman satori,
2009:130)
Penggunaan metode wawancara secara garis besar ada dua macam
pedoman wawancara yaitu pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu
pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan,
dan yang kedua adalah wawancara wawancara terstruktur, yaitu pedoman
wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai cheks-list.
Pewawancara tinggal membubuhkan tanda v (chek) pada nomor yang sesuai.
(Sandu Siyoto, 2015:76)
Selain itu menurut Esterberg (2002) wawancara adalah merupakan
pertemuan dua orang tua untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya
jawab, sehingga dapat di konstruksikan makna dalam suatu topic tertentu.
(Sugiyono,2015:317)
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable
yang berupa catatan, transkip, buku, agenda, dan sebagainya. (Sandu
Siyoto,2015:77)
Metode dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang
bersumber dari arsip dokumen baik yang berada ditempat penelitian ataupun
yang berada diluar penelitian, yang hubungannya diluar penelitian tersebut.
(Iskandar,2009:134)
E. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2016:224) analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam
kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke
dalam pola, memilih mana yang penting dan akan di pelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah di pahami oleh diri sendiri dan orang lain.
1. Reduksi Data
Reduksi data di artika sebagai mencatat secara teliti dan rinci yang
diperoleh dari lapangan yang jumlah cukup banyak, semakin lama peneliti
kelapangan, maka jumlah data semakin banyak, kompleks dan rumit,
untuk itu perlu segera di lakukan analisis data. Mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting. Data yang telah di reduksi akan memberikan gambaran
yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya (Sugiyono, 2016:247). Penelitian ini data
di peroleh melalui catatan lapangan dan wawancara kemudian data
tersebut dirangkum dan di seleksi sehingga akan memberikan gambaran
yang jelas kepada peneliti.
2. Penyajian Data
Langkah selanjutnya setelah data di reduksi adalah menyajikan data.
Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kateori, flowchart dan sejenisnya. Menurut Miles dan
Huberman (1984) menyatakan yang paling sering di gunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat
naratif (Sugiyono, 2016:249)
Penyajian data dalam penelitian ini menggunakan teks yang bersifat
naratif. Penyajian data dilakukan dengan mengelompokkan data sesuai
dengan sub bab-nya masing-masing data yang telah di dapatkan dari hasil
wawancara dari sumber tulisan maupun dari sumber pustaka.
3. Kesimpulan/Verifikasi
Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis dan kualitatif adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah apabila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang valid dan konsisten saat peneliti
kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan yang kreidbel.
Kesimpulan dalam penulisan kualitatif merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada, temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran suatu subjek objek yang sebelumnya kurang jelas setelah di
teliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif,
hipotesis atau teori (Sugiyono, 2016:252-253).
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Dalam penelitian uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi
uji credibility, transferability, dependability, confirmability. Tetapi penelitian
kualitatif pada proposal, mahasiswa hanya di sarankan menggunakan uji
credibility. (Sugiyono,2015:366)
1. Uji Kredibilitas
Uji kredibilitas pada penelitian kualitatif dilakukan dengan beberapa
langkah diantaranya, dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan
ketekunan dalam penelitian, tringulasi, diskusi dengan teman sejawat, dan
member check.
a. Perpanjangan pengamatan
Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali kelapangan,
melakukan pengamatan, wawancaa lagi dengan sumber data yang pernah di
temui maupun yang baru. Beberapa lama perpanjangan pengamatan ini
dilakukan, akan sangat tergantung pada kedalaman, keluesan dan kepastian
data. (Sugiyono,2015:369)
Dalam perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data
penelitian ini, sebaiknya difokuskan pada pengujian terhadap data yang
telah diperoleh, apakah data yang telah diperoleh, apakah data yang
diperoleh itu setelah di cek kembalai ke lapangan data sudah benar berarti
kredibel, maka waktu perpanjangan pengamatan dapat diakhiri.
(Sugiyono),2015:370)
b. Meningkatkan ketekunan
Meningkatkan ketekunana berarti melakukan pengamatan lebih cermat
dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan
urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.
(Sugiyono,2015:370)
c. Tringulasi
Tringulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai
waktu. Dengan demikian terdapat tringulasi sumber, tringulasi teknik
pengumpulan data, dan waktu. (Sugiyono,2006:273)
d. Memberchek
Memberchek adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti
kepada pemberi data, tujuan memberchek adalah untuk mengetahui
seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh
pemberi data.
Pelaksanaan memberchek dapat dilakukan setelah satu periode
pengumpulan data selesai, atau setelah mendapat suatu temuan, atau
keismpulan. (Sugiyono,2006:276)
G. Jadwal Penelitian
No Kegiatan Bulan
Agustus Oktober November Januari Februari Maret April Mei
1 Pengajuan
Judul
X
2 Pembuatan
Proposal
X X
3 Pengajuan
Dosen
Pembimbing
X
4 Bimbingan
Proposal
X
5 Seminar
Proposal
X
6 Perbaikan
Proposal
X
7 Pengurusan
Izin Riset
X
8 Riset
Lapangan
X
9 Penulisan
BAB 4 dan
BAB 5
X X
10 Bimbingan
Skripsi
X
11 Ujian
Munaqasah
12 Wisuda
35
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. TEMUAN UMUM
1. Sejarah Singkat
Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung Jabung Timur ini berlokasi di
Jl. WR. Supratman, Kelurahan Parit Culum I, Kecamatan Kuala Muara
Sabak Barat, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi dengan
luas tanah keseluruhan 3M2 Letak sekolah ini tepat di tepi sejalan
sehingga sangat strategis dan dekat dengan perumahan warga. Hal ini
memudahkan akses siswa ketika berangkat sekolah dan pulang sekolah.
Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung Jabung Timur ini di pimpin oleh
seorang kepala sekolah tahun 2020.
Kondisi Sekolah cukup kondusif untuk kegiatan belajar mengajar.
Di Sekolah ini terdapat halaman yang cukup luas M2 yang di fungsikan
sebagai sarana bermain bagi siswa dan siswa yang berfungsi juga
sebagai lapangan upacara bendera, olahraga dan kegiatan pramuka.
Dilihat dari segi fisik bangunan Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung
Jabung Timur ini sudah cukup bagus dan luas. Begitu juga dengan
fasilitasnya yang sangat memadai. Hal ini dapat di lihat dari penataan
dan pemeliharaan ruangan termasuk halaman sekolah.
Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung Jabung Timur ini berdiri pada
tahun 2005 dengan jumlah murid pertama 4 orang dan jumlah guru
hanya 2 orang, yaitu guru kelas dan kepala sekolah dan di tahun ke dua
bertambah menjadi 3 orang, setelah itu bertambah di setiap tahunnya
2. Identitas Sekolah
a. Nama Sekolah : SLBN Tanjung Jabung Timur
b. Alamat Sekolah : Jl. WR. Supratman, Kel. Parit Culum I,
Kec. Muara Sabak Barat, Kab. Tanjung Jabung Timur.
- Kelurahan : Parit Culum I
- Kecamatan : Muara Sabak Barat
- Kota : Jambi
- Provinsi : Jambi
- Website : http;//slbntanjabtimur.sch.id
- Email : [email protected]
c. Status Sekolah : Negeri
Tahun Pendirian : 2005
Nomor Pokok Sekolah :10505859
Nasional
d. Legalitas Kelembagaan
SK Pendirian SLB : 10-07-2005
3. Visi, Misi dan Tujuan SLBN Tanjung Jabung Timur
a. Visi
Terwujudnya manusia yang bertaqwa, terampil, mandiri dan cinta
lingkungan.
b. Misi
Menanamkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan melalui
pendidikan moral dan agama
Mengoptimalkan potensi akademik siswa sesuai dengan potensi
yang dimiliki
Mengembangkan berbagai ketermpilan hidup sesuai dengan bakat
dan minat siswa
Menerapkan kecakapan hidup untuk kemandirian siswa di rumah
atau di masyarakat
Menerapkan rasa cinta terhadap lingkungan sehingga terwujud
lingkungan yang bersih, indah dan nyaman
c. Tujuan
Tujuan Umum Pendidikan Di SLBN Tanjung Jabung Timur
o Agar peserta didik beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha
esa dan berakhlak mulia.
o Agar peserta didik menikmati hidup secara optimal melalui
pengembnagan kemampuan pada pendidikan formal.
o Agar peserta didik memiliki dasar-dasar pengetahuan, kemampuan,
dan keterampilan baik untuk dirinya maupun untuk kelanjutan pada
jenjang smplb.
o Agar peserta didik mengenal dan mencintai bangsa, masyarakat
dan kebudayaannya
o Agar peserta didik dapat mengisi hari-harinya dengan berbagai
kreasi, keterampilan, dan berusaha mengembangkan dirinya secara
wajar, optimal dan bergairah.
Tujuan Khusus
Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berintegrasi
secara vetikal terhadap Tuhan yang maha esa dan horizontal
dengan lingkungannya.
Meningkatan pemahaman terhadap kemampuan diri sehingga
mampu mandiri dan berpartisipasi di masyarakat secara optimal.
Mempersiapkan peserta didik untuk mekanjutkan kejenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
Membimbing, membina dan mengembangkan mentalitas,
emosional, estika dan etika dalam mensyukuri hidup terhadap
anugerah tuhan yang maha esa.
4. Peserta Didik Baru
a. Jumlah Peserta didik baru:
1). TKLB : -
2). SDLB : 54
3). SMPLB : 34
4). SMALB : 15
b. Jumlah Peserta didik menurut jenis kelamin:
1). Laki Laki : 68
2). Perempuan : 35
3). Jumlah : 103
5. Struktur Organisasi Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung Jabung
Timur
Tabel 4.1 Struktur Organisasi
6. Data Siswa
Tabel 4.2 Data Siswa
JURUSAN
SDLB SMPLB SMALB
TOTAL I II III IV V VI
JML VII VIII IX
JML X XI XII
JML
L/P L/P L/P
MURID BARU
Laki-Laki - - - - - - - - - - - - - - - -
Perempuan - - - - - - - - - - - - - - - - TUNANETRA (A)
Laki-Laki - - - - - - - - - - - 2 - - 2 2
Perempuan 1 - - - - - 1- - - - - - - - - 1
TUNARUNGU WICARA (B)
Laki-Laki 1 - 3 - - 2 6 2 - - 2 2 - - 2 10
Perempuan - - - 1 - 1 2 3 - - 3 2 - - 2 7
TUNAGRAHITA RINGAN (C)
Laki-Laki 1 - 4 - 4 6 15 6 9 2 17 2 1 - 3 35
Perempuan - - - 1 - 3 4 1 1 1 3 - 1 - 1 8
TUNAGRAHITA SEDANG (C1)
Laki-Laki 1 4 - 3 1 - 9 - 1 2 3 1 - 1 2 14
Perempuan 1 2 2 - 2 - 7 - 2 3 5 - - 2 2 14
TUNADAKSA RINGAN (D)
Laki-Laki - - - -
2 2 - - 1 1 - - - - 3
Perempuan 1 - - - - 1 2 - - - - 1 - - 1 3
TUNADAKSA SEDANG (D1)
Laki-Laki - - - - - - - - - - - - - - - -
Perempuan - - - - - - - - - - - - - - - -
TUNALARAS ( E )
Laki-Laki - - - - - - - - - - - - - - - -
Perempuan - - - - - - - - - - - - - - - -
AUTIS (F)
Laki-Laki 1 3 - - - - 4 - - - - - - - - 4
Perempuan - 2 - - - - 2 - - - - - - - - 2
JUMLAH 7 11 9 5 7 15 54 10 15 9 34 10 2 3 15 103
7. Data Guru
Tabel 4.3 Data Guru
No Nama L/P Tempat Tanggal
Lahir Ijazah
Terakhir
Jurusan Tahun
Lulus
NUPTK
A. PENDIDIK
1 Retno Devi Apriani,
S.Pd P Yogyakarta, 14 Maret
1977 S1 PLB 2003 "3646755654300002"
2 Saniman, S.Pd L Jambi, 16 April 1969 S1 PGSD 2016 " 5748747650200032 "
3 Makmuri, S.Pd.SD L MuaraSabak, 02
Februari 1984 S1 PGSD 2010 " 1534762663200022 "
4 Nasrotun Murlina,
S.Pd P Temanggung, 11 Juli
1975 S1 PLB 2001 " 2043753654220003 "
5 Supanti, S.Pd P Klaten, 27 Oktober
1980 S1 PLB 2004 " 4359758660300093 "
6 Alfiana Hanifah, S.Pd P Klaten, 18 Januari
1985 S1 PLB 2008 " 0450763664300072 "
7 Elsri Rahmaliza, S.Pd P Padang sago, 20 Juni
1986 S1 PLB 2009
" 4934764665220002
"
8 Rofil Zalti, S.Pd.SD P Air Bangus, 23 Juni
1979 S1 PGSD 2013 " 0955757659300069 "
9 Sisniwati, S.Pd P TanjabTimur, 19
Maret 1981 S1 PGSD 2012 " 9646759661300052 "
10 Ani Satrianai, S.Pd.
GR P TanjabTimur, 15
September 1984 S1 B.INGGRIS 2010 " 4944763664110052 "
11 Titin Suhartini, S.Pd P Jambi, 06 Januari
1978 S1 PGSD 2014 " 7438756657210092 "
12 Erfan Ghozali, S.Pd L Sabak Indah, 22 Mei
1995 S1 B.INDONESIA 2018 " 1854773674130062 "
13 Sunu Waluyo, S.Pd.I L SeiKayuAro, 15 Juli
1988 S1 PGMI 2011
14 Mariah, S.Pd.I P PulauMalako, 08
Agustus 1986 S1 PAI 2010 " 4140764667220003 "
15 Siti Hasi'ah, S.Pd.I P TelukRendah, 13 Juni
1990 S1 PGMI 2013
16 Widiyantari, S.Sos P PasirPutih, 30 Maret
1996 S1
ILMU
PEMERINTAH 2018
17 Sur Aini, S.Kom P TelukDawan, 05
Agustus 1995 S1 KOMPUTER 2018
18 Iwan Setiawan, S.Pd L RimboBujang, 23
Agustus 1983 S1 PAI 2009
19 S P BangunKarya, 19
Agustus 1997 S1 MATEMATIKA 2019
20 R.M. Ridho Ansori,
S.Or L
Jambi, 23 Februari
1998 S1 OLAHRAGA 2019
B. TENAGA KEPENDIDIKAN
1 Liani P Rano, 19 februari
1990 SMA
2009
2 Sudirman L ParitCulum, 28
Februari 1993 SMALB 2017
3 Andi Saputra L Kuala Dendang, 19
Februari 1997 SMA 2016
4 Dwi Lestari P Sungai Bahar, 05 Mei
1998 SMK MULTIMEDIA 2016
5 Mahmud Hamid L ParitCulum, 21 Juni
1965 SMP 1986
6 Nur Solekha P Kuala Dendang, 08
Agustus 2002 SMK MULTIMEDIA 2020
7 Suprapti P Sungai Bahar, 04
Februari 2001 SMK
TATA
BUSANA 2020
8 Khomsaton P Jambi, 14 Juni 1984 SMK 2003
57
8. Sarana dan Prasarana
Table 4.4 Sarana dan Prasarana
No Jenis Ruangan Jumlah
1 Ruang Kelas 19
2 Ruang Lab -
3 Ruang Perpus 1
4 Ruang Musik 1
5 Ruang Pramuka 1
6 Asrama Putri 1
7 Asrama Putra 1
9. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kualitas yang tamatan sekolah khusus di tuntut untuk memenuhi
standar kompetensi dunia kerja. Salah satunya adalah selain mampu
menguasai menguawasi materi keterampilan, mereka juga harus dapat
berinteraksi dan aktif dalam hubungan sosial. Kegiatan ekstrakurikuler
merupakan kegiatan non-pelajar formal yang dilakukan peserta didik
sekolah atau universitas.kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa
dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di
berbagai bidang diluar akademik. Kegiatan ekstrakurikuler juga
merupakan salah satu alat pengenalan siswa pada hubungan sosial,
didalamnya terdapat pendidikan pengenalan diri dan pengembangan
kemampuan selain pemahaman materi pelajaran. Berangkat dari
pemikiran tersebut SLBN Tanjung Jabung Timur menyelenggarakan
berbagai kegiatan ekstrakurikuler, diantaranya:
a. Pramuka
b. Olahraga
c. Musik/Band
d. Tari
e. Melukis
58
B. TEMUAN KHUSUS DAN PEMBASHASAN
1. Pelaksanaan Pembelajaran pada Anak Berkebutuhan Khusus Autis di
Masa Covid-19 di SLBN Tanjung Jabung Timur
Pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara peserta didik
dengan pendidik serta sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang
meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. Proses
pembelajaran pada anak berkebutuhan khusus autis berbeda dengan anak-
anak umum lainnya. Anak umum lebih mudah melakukan interaksi dan
komunikasi dengan lingkungan di sekitarnya, serta lebih aktif dalam
pelaksanaan pembelajaran.
Pembelajaran yang seharusnya berpusat kepada siswa, namun
kenyataannya guru yang lebih aktif dibandingkan dengan siswa. Karena
anak autis mempunyai gangguan perkembangan yang menyangkut
komunikasi, interaksi sosial dan aktivitas imajinasi. Dalam hal tersebut
berdampak pada kurannya minat mereka untuk melakukan kontak sosial
dan memiliki kesulitan dalam berkomunikasi.
Menurut hasil wawncara peneliti bersama wali kelas autis yang
menjadi nara sumber dari data penelitian mengenai proses pembelajaran
pada anak autis.
“Kita mengajar anak autis yang memiliki kekurangan dalam
berkomunikasi/berbicara dan berinteraksi/bersosialisasi yang tidak
seperti anak pada umumnya. Di kelas ini pada saat pelaksanaan
pembelajaran tatap muka guru selalu menyiapkan bahan ajar dan
selalu memperhatikan aktivitas anak selama proses pembelajaran
berlangsung. Pada saat pembelajaran daring (DR) guru membuat
bahan ajar, dan dalam 1 minggu 2x wali murid harus mengambil
bahan ajar tersebut di sekolah. Jika wali murid tidak mengambil bahan
maka guru akan mengirimkannya melalui media whatsshapp”.
(Wawancara dengan wali kelas autis Ibu Siti Hasi’ah, S.Pd.I. Kamis25
Maret 2021).
Proses pembelajaran tidak terlepas dari komponen-komponen
pendukung dalam suatu pembelajaran yaitu kurikulum, guru, siswa,
metode pembelajara, materi pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan
sarana prasarana pembelajaran.
59
a) Guru Memberikan Pelayanan Individual Terhadap Siswa
Peran guru sangat penting dalam pelaksanaan pembelajaran.
Peranan guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran pada anak autisme
sangat memegang peranan yang optimal. Anak dengan gangguan autisme
sangat membutuhkan pendekatan yang khusus dari seorang guru. Guru
tidak hanya mengajarkan namun guru juga turut membimbing siswa
melalui pendekatan agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar dan
tujuan pembelajaran tercapai.
Sebagai pengelola pembelajaran, guru bertugas untuk menciptakan
kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran secara optimal. Sedangkan sebagai pengelola kelas, guru
bertugas untuk menciptakan situasi kelas yang memungkinkan terjadinya
pembelajaran yang efektif. Kedua tugas itu saling berkaitan suatu dengan
yang lain. (Syafarudin, Syahran,2020:9)
Guru di Sekolah Luar Biasa sangat berperan penting dalam
pelayanan individual siswa yang berkebutuhan khusus. Guru sangat di
tuntut untuk dan memotivasi siswa autis yang berguna untuk
membangkitkan keinginannya yang baru, motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar, dan bahkan pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa
autis dengan tujuan agar anak tersebut tidak mengalamai hambatan dalam
proses pembelajaran.
Seperti yang disampaikan oleh kepala sekolah Ibu Retno Devi
Apriani, S.Pd sebagai berikut:
“Peran guru di SLB adalah layanan individual, karena di dalam
satu kelas kemampuan anak-anak relative berbeda. Oleh karena
itu guru haru aktif mendampingi anak autis ketika proses
pembelajaran dan ketika ada kesulitan dengan layanan atau
pendekatan individu yang menjadi ciri khas di SLB.” (Wawancara
dengan Kepala Sekolah Ibu Retno Devi Apriani, S.Pd. Rabu, 24
Maret 2021).
Sama halnya yang di sampaikan oleh Ibu Siti Hasi’ah wali kelas
autis.
60
“Peran guru sangat penting dalam memberikan pembelajaran
kepada siswa, dimana agar tujuan pembelajaran tercapai sesuai
dengan RPP yang telah di buat oleh guru tersebut. Selain itu guru
juga memberikan bimbingan dan motivasi agar anak-anak
tersebut tidak mengalami hambatan dalam proses pembelajaran.”
(Wawancara dengan wali kelas autis Ibu Siti Hasi’ah, S.Pd.I.
Kamis 25 Maret 2021).
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang
telah peneliti lakukan tentang peranan guru terhadap anak autis di
Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung Jabung Timur, dapat diketahui
bahwa peran guru sangat penting dalam mengajarkan, mengarahkan,
membimbing dan memotivasi anak autis saat proses pembelajaran
berlangsung sehingga siswa tetap semangat mengikuti pembelajaran pada
masa covid-19 dan mendapatkan hasil yang baik serta tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
b) Menggunakan Media Pembelajaran yang Sederhana
Media pembelajaran merupakan alat bantu proses pembelajaran.
Segala sesutau yang dapat di pergunakan menyalurkan pesan,
merangsang pikiran siswa, perasaan, perhatian, dan kemampuan atau
ketampilan peserta didik sehingga dapat memudahkan tercapainya tujuan
pembelajaran. Seorang guru harus dapat memilih dan mencocokkan
media yang akan digunakan dengan materi pembelajaran yang akan di
ajarkan kepada siswa.
Penggunaan media pembelajaran dapat membangkitkan minat
siswa mengikuti proses pembelajaran secara focus. Selain itu media
pembelajaran yang di tampilan dapat memotivasi siswa untuk lebih rajin
belajar. Media pembelajaran juga dapat memberikan rangsangan dalam
kegiatan belajar siswa. Tidak bisa di pungkiri media pembelajaran juga
telah memberikan pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
pengaruh media pembelajaran sangat membantu keaktifan siswa dalam
menyampaikan pesan da nisi materi pembelajaran. (Ikhsan,
Syahran,2020:30)
61
Ibu Siti Hasi’ah selaku wali kelas autis mengatakan bahwa media
pembelajaran yang kerap digunakan adalah sebagai berikut:
“Biasanya ibu menggunakan media pembelajaran seperti gambar,
buku dan media-media yang mudah di pahami anak. Buku untuk
mengajar siswa, Ibu menggunakan buku khusus anak autis dengan
tema maupun materi yang lebih sederhana dibandingkan dengan
buku tematik anak pada umumnya. Kami menggunkan media-
media yang di mudah di pahami siswa.” (Wawancara dengan wali
kelas autis Ibu Siti Hasi’ah, S.Pd.I. Kamis 25 Maret 2021).
Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi yang
telah peneliti lakukan guru menggunakan media yang mudah di pahami
oleh siswa dan di sesuaikan dengan materi pembelajaran tematik agar
pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan tujuan pembelajaran
tercapai.
c) Menggunakan Metode Dan Strategi yang Di Pahami Siswa
Metode Pembelajaran adalah seluruh rangkain penyajian materi
ajar yang meliputi segala aspek sebelum dan sesudah pembelajaran yang
dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang di gunakan secara
langsung maupun tidak langsung dalam proses belajar mengajar. Metode
pembelajaran pada anak autis berbeda dengan anak pada umumnya.
Ibu Siti Hasi’ah selaku wali kelas autis mengatakan bahwa dalam
metode pembelajaran untuk siswa autis sebagai berikut:
“Metode Pembelajara pada anak autis berbeda dengan anak-anak
umum lainnya. Di karenakan kemampuan anak autis itu berbeda-
beda jadi 1 anak menggunkan 1 metode, ada yang metode menulis
dan metode membaca. Dan kita sebagai pendidik harus terlebih
dahulu mengetahui kemampuan siswa sebelum memberikan materi
pembelajaran.” (Wawancara dengan wali kelas autis Ibu Hasi’ah,
S.Pd.I. Kamis 25 Maret 2021).
Berdasarkan hasil dari observasi, wawancara dan dokumentasi
yang dilakukan oleh peneliti, guru menggunakan media yang mudah di
pahami dan sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing agar tujuan
pembelajaran tercapai.
d) Evaluasi Pembelajaran Berdasarkan Kemampuan Anak
62
Evaluasi adalah proses yang sangat penting dalam pembelajaran
karena evaluasi pembelajaran adalah suatu proses penilaian yang
sistematis untuk menetukan atau membuat keputusan sampai sejauh
mana tujuan pembelajaran tercapai. Evaluasi sangat penting dilakukan
oleh guru kepada siswanya untuk mengetahui hasil belajar siswa dan
kemampuan masing-masing siswa. Evaluasi pembelajaran pada anak
autis berbeda dengan anak pada umumnya.
Ibu Siti Hasi’ah selaku wali kelas autis mengatakan bahwa dalam
mengevaluasi pembelajaran untuk siswa autis sebagai berikut:
“Evaluasi atau penilaian di dalam segi kompetensi untuk anak autis
berbeda dengan anak-anak normal pada umumnya. Standar
penilaian kriterian ketuntasan minimal (KKM) anak autis lebih
rendah di bandingkan dengan anak-anak pada umumnya. KKM
pada anak autis maksimal 70 sedangkan anak pada umumnya
maksimal dapat mencapai nilai 80.” (Wawancara dengan wali
kelas autis Ibu Siti Hasi’ah, S.Pd.I. Kamis, 25 Maret 2021).
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang
dilakukan oleh peneliti, dapat di simpulkan bahwa dalam melakukan
evaluasi pembelajaran untuk anak autis dengan nilai rata-rata KKM
lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak normal pada umumnya.
2. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran pada Anak
Berkebutuhan Khusus Autis di Masa Covid-19 Di SLBN Tanjung
Jabung Timur
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
pembelajaran ilmu dan pengetahuan. Dengan kata lain pembelajaran
adalah proses untuk membentuk peserta didik agar dapat berjalan dengan
baik.
Peneliti menemukan beberapa kendala yang terjadi dilapangan
saat proses pembelajaran di masa covid-19, berikut beberapa kendala
tersebut:
63
a) Guru Kesulitan Menyampaikan Materi Pembelajaran Selama
Masa Covid-19
Peran guru sangat penting dalam pelaksanaan pembelajaran pada
anak autis, karena anak autis tersebut membutuhkan bimbingan yang
khusus. Anak autis sangat sulit berinteraksi dan sulit untuk berkonsentrasi
dengan lingkungan di sekelilingnya. Secara fisik anak autis pada umumnya
tidak jauh berbeda dengan anak-anak normal lainnya, namun secara psikis
mereka sangat berbeda. Guru harus pandai memilih media, metode dan
pendekatan yang cocok untuk anak autis tersebut agar mereka dapat
berhasil dalam proses pembelajaran. Kesulitan dalam berinteraksi,
berkonsentrasi dan berkomunikasi membuat guru cukup kesulitan saat
mengajar. Seperti yang telah di sampaikan oleh Ibu Siti Hasiah, S.Pd.
sebagai berikut:
“Pastinya ada kendala ya, karena kita mengajar di sekolah luar
biasa bukan seperti sekolah pada umumnya, karena di SLB ini
lebih unik dari yang lain. Sejauh ini ibu mengalami kesulitan pada
saat menyampaikan materi pembelajaran pada anak karena
kesulitan anak untuk berkomunikasi dan mengerti apa yang kita
sampaika. Secara umumnya kendala yang kami alami pada saat
pandemic covid-19 ini adalah kurangnya komunikasi dan
kerjasama antara guru dengan wali murid. Kebanyakan wali murid
sulit dihubungi dan tidak mengambil lembar kerja siswa selama
pembelajaran DR, misalnya jika sudah mengambil lembar kerja ada
sebagian wali murid yang mengembalikan dan ada juga yg tidak
mengembalikan. Setelah pemerintah menetapkan kembali
pembelajaran tatap muka anak anak cenderung datang terlambat ke
sekolah dan jadwal pembelajaran tidak sama seperti biasanya, yang
mana sebelum covid 1x pertmuan 60 menit, dan sekarang menjadi
30 menit.”(Wawancara dengan wali kelas autis Ibu Siti Hasi’ah,
S.Pd.I. Kmais, 24 Maret 2021).
Seperti halnya yang di sampaikan oleh orang tua siswa autis
sebagai berikut:
“Iya, saya selalu memantau perkembangan fadli ketika
menjemputnya pulang sekolah saya selalu bertanya tentang
perkembangannya selama proses pembelajaran di sekolah dan
dirumah. Sebenarnya kalau ditanya tepat waktu kadang tepat
waktu, kalau terlambat biasanya anak bangunnya susah di karena
kan dulu belajar DR jadi sudah terbiasa bangun siang dan
64
terkadang juga tergantung mood anak, itu akan menjadi lama
berangkatnya.” (Wawancara dengan orang tua siswa autis Ibu Apri
Bariani, Senin 29 Maret 2021)
b) Siswa Sulit Memahami Materi Pembelajaran
Siswa adalah seorang pelajar ataupun murid yang sedang duduk di
bangku sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan juga sekolah
menegah atas yang berusaha meningkatkan potensi diri melalui proses
pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan maupun normal.
Siswa juga merupakan komponen utama dalam proses pembelajaran.
Sama-sama dalam menuntut ilmu tidak membuat siswa memiliki
pengetahuan dan daya tangkap yang sama, sama hal nya dengan yang
terjadi pada siswa di kelas autis yang memiliki daya tangkap dan
kemampuan komunikasi yang berbeda.
Seperti yang di sampaikan oleh Ibu Siti Hasi’ah sebagai wali kelas
autis sebagai berikut:
“Anak autis sangat sulit untuk focus atau berkonsentrasi, karena
mereka cenderung memiliki dunianya sendiri. Di dalam proses
pembelajaran mereka juga sulit memahami materi yang dipelajari.
Ibu harus menggunakan cara tertentu agar anak paham materi
pembelajarannya. Rata-rata kendala yang dialami anak autis adalah
komunikasi. Ada satu murid ibu sulit untuk mengeluarkan suara,
ketika berbicara dia cenderung membeo atau mengikuti apa yang
guru katakan. Untuk berkomunikasi dengan dia maka ibu harus
menggunkan kalimat perintah seperti (Ayo kerjakan).”
(Wawancara dengan wali kelas autis Ibu Siti Hasi’ah, S.Pd.I Kamis
25 Maret 2021).
Peneliti juga melakukan wawancara kepada orang tua siswa kelas
autis tentang kesulitan yang di alami siswa, sebagai berikut:
“Perkembangan fadli pada awalnya tidak seperti anak biasa pada
umumnya karena dia speech delay (gangguan komunikasi yang
menyebabkan seorang anak mengalami kesulitan dalam berbicara.
Ketika dia menginginkan sesuatu dia hanya menunjuk barang
tersebut dan terkadang dia hanya mengunakan bahasa baku ketika
mengingingkan sesuatu, misalnya ketika dia ingin membeli es krim
maka dia hanya menyebut kata “es” berulang-ulang.” (Wawancara
dengan orang tua siswa Ibu Apri Bariani, Senin 29 Maret 2021).
65
Pernyataan ini di pertegas oleh orang tua siswa kelas autis, sebagai
berikut:
“Di usia fadli 1 tahun dia hanya tertawa dan tidak seperti anak-anak
umum lainnya. Bahkan disaat fadli berumur 2 tahun dia belum bisa
memanggil orang tua nya sendiri dengan sebutan ibu/ayah seperti
anak umum lainnya.” (Wawancara dengan orang tua siswa Ibu Apri
Bariani, Senin 29 Maret 2021).
c) Media Pembelajaran Terbatas
Media pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting
dalam kegiatan belajar mengajar. Agar proses pembelajaran berjalan
dengan efektif dan efisien, maka guru harus memilih media yang tepat
dan mudah diterapkan. Media yang sering di gunakan anak autis
adalah media visual. Dan harus menggunakan media yang tepat agar
materi yang di sampaikan bisa di mengerti oleh siswa.
Seperti halnya yang di sampaikan oleh wali kelas autis Ibu Siti
Hasi’ah, S.Pd.I sebagai beriku:
“Media tidak sepenuhnya di sediakan oleh sekolah, jika sebagai
guru berusaha untuk menggunkan media di setiap pelaksanaan
pembelajaran. Tetapi terkendala pada waklu, alat dan bahan yang
dalam pembuatannya tidak hanya membutuhkan waktu yang
sebentar apalagi kalau kita membuat media yang rumit maka
membutuhkan waktu yang sangat lama atau membutuhkan tenaga
orang lain untuk membuatnya. Terkadang kita juga memanfaatkan
lingkungan sekitar atau gambar dari internet untuk dijadikan
media.” (Wawancara dengan wali kelas autis Ibu Siti Hasi’ah,
S.Pd.I. Kamis 25 Maret 2021).
d) Guru Kesulitan Menerapakan Metode Pembelajaran
Proses pembelajaran memerlukan metode dan jelas untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien. Guru harus mengetahui
terlebih dahalu kemampuan anak sebelum menggunakan metode
pembelajaran. Guru juga perlu mempelajari metode pengajaran agar
dapat menyampaikan materi dan dimengerti dengan baik oleh siswa.
Seperti yang di sampaikan oleh Ibu Siti Hasi’ah sebagai wali kelas
autis sebagai berikut:
66
“Kesulitan saat menerapkan metode pembelajaran seperti
menggunakan metode kelompok, terkadang anak tidak mau bekerja
sama. Dan ibu harus memilih metode yang tepat dan sesuai dengan
kondisi serta karakteristik belajar siswa, dengan menjelaskan
materi secara berulang kali kepada anak agar anak paham, saat
itulah ibu merasa kesulitan dalam menerapkan metode
pembelajaran.” (Wawancara dengan wali kelas autis Ibu Siti
Hasi’ah, S.Pd.I. Kamis 25 Maret 2021).
Berdasarkan hail observasi, wawancara, dan dokumentasi dapat di
peroleh kesimpulan bahwa kendala dalam proses pembelajaran anak
autis di masa covid-19 ini adalah pertama guru kesulitan pada saat
menyampaikan materi pembelajaran ke anak, kedua anak sulit
memahami materi pembelajaran, ketiga kurangnya komunikasi dan
kerjasama antara guru dan wali murid, keempat keadaan media
pembelajaran yang terabatas, kelima guru kesulitan dalam menerapkan
metode pembelajaran.
3. Upaya dalam mengatasi kendala pada pelaksanaan pembelajaran
pada anak berkebutuhan khusus autis di masa covid-19 di SLBN
Tanjung Jabung Timur
Kendala dalam pembelajaran pada anak autis di masa covid-19,
terdapat beberapa upaya yang di lakukan oleh guru kelas maupun pihak
sekolah dalam mengatasi kendala tersebut. Pemecahan masalah bersasaran
pada perbaikan kualitas, upaya tersebut dapat meningkatkan kualitas
pendidikan dan pengalaman belajar siswa khususnya anak autis. Ada
beberapa upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi kendala dalam
proses pembeljaran anak autis di masa covid-19. Antara lain sebagai
berikut:
a) Guru Melakukan Breaving Sebelum Melaksanakan Pembelajaran
Peneliti melakukan wawancara kepada kepala sekolah, tentang
bagaimana cara mengatasi kendala guru dalam proses pembelajaran
pada anak berkebutuhan khusus autis di masa covid 19.
67
“Adanya breaving sebelum melaksanakan pembelajaran karena
kita sebagai pendidik harus menyiapkan bahan ajar yang benar-
benar efektif untuk pembelajaran pada masa covid ini supaya
pembelajaran tetap berjalan. Jadi bagi guru yang non PLB sebelum
memulai pembelajaran kita membuat bahan ajar bersama-sama
termasuk saya dan guru senior untuk membantu para guru yang
bukan lulusan PLB.” (Wawancara dengan Ibu Retno Devi
Aprianai, S.Pd. Rabu, 24 Maret 2021)
b) Menjalin Komunikasi Wali Murid
Peneliti turut melakukan wawancara bersama wali kelas autis Ibu
Siti Hasi’ah, S.Pd.I tentang bagaimana solusi yang dapat dilakukan
untuk mengatasi kendala yang di hadapi pada proses pembelajaran anak
autis di masa covid-19
“Ketika pembelajaran daring, ibu terlebih dahulu melakukan
pendekatan kepada orang tua siswa, ibu kirim pesan melalui
whatshap, jika tidak ada respon ibu telepon/mengirim pesan
melalui messenger facebook. Ketika ada orang tua siswa yang
masih sulit di hubungi dan sudah menggunkan berbagai cara respon
mereka tetap tidak ada, maka jalan terakhir yang kami ambli adalah
mendatangi rumah siswa satu persatu dan membawa bahan ajar
beserta evaluasi yang akan di pelajari. Setelah pembelajaran tatap
muka, ibu melakukan pendekatan kepada anak tersebut dengan
menggunkan trik-trik tertentu untuk mengatasi kesulitan anak
dalam berkomunikasi. Ibu lebih banyak menggunkan gambar dan
metode pengulangan supaya anak paham dengan materi yang di
sampaikan. Selain itu kita juga berupaya memberikan masukan
kepada orang tua siswa mengenai kesulitan dan kedisiplinan anak
karena hal tersebut berpengaruh pada proses pembelajaran
siswa.”(Wawancara dengan wali kelas autis Ibu Siti Hasi’ah, S.Pd.I
Kamis, 25 Maret 2021).
Seperti halnya yang disampaikan oleh Ibu Apri Bariani orang tua
siswa kelas autis sebagai berikut:
“Iya, ada kerjasama bagaimana kondisi fadli di sekolah untuk di
komunikasikan kepada kami. Anak ikut ekstrakurikuler untuk
melatih mental mereka dan diajak keluar rumah memanfaatkan
lingkungan sekitar untuk melatih motoriknya.”(Wawancara dengan
Ibu Apri Bariani orang tua siswa autis. Kamis 25 Maret 2021).
68
Pernyataan ini di pertegas lagi oleh ibu Apri Bariani orang tua
siswa kelas autis sebagai berikut:
“Setiap hari saya pantau, setiap kali saya menjemput fadli pulang
sekolah saya selalu menanyakan perkembangannya bagaimana,
pelajarannya, dan apakah dia bisa mengerjakannya atau
tidak.”(Wawancara dengan Ibu Apri Bariani orang tua siswa autis.
Kamis 25 Maret 2021).
c) Guru Mempersiapkan Alat dan Bahan Pembelajaran
Peneliti melakukan wawancara dengan wali kelas autis tentang
solusi dari kendala yang di alami siswa, sebagai berikut:
“menyiapkan semua yang dibutuhkan dalam pembelajaran seperti
RPP, media, alat peraga, dan di usahakan anak harus focus terlebih
dahulu. Jika tidak focus atau mood mereka kurang baik maka akan
sulit untuk memahami pembelajaran. Selain menggunakan buku
lain sebagai penunjang pembelajaran terkadang ibu juga
mengambil dari internet dan pelajaran umum yang ternyata sesuai
untuk di ajarkan dikelas saya. Di kelas autis ibu ini berjumlah 6
siswa, jadi masing-masing siswa itu memiliki daya tangkap yang
berbeda. Ada dua orang siswa yang cepat menangkap materi
sedangkan yang lainnya lambat bahkan ada yang sangat lambat.
Jadi ibu menggunakan materi yang sesuai dengan kemampuan
mereka masing-masing.”(Wawancara dengan Ibu Siti Hasi’ah,
S.Pd.I wali kelas autis, Kamis 24 Maret 2021).
Peneliti juga melakukan wawancara dengan orang tua siswa kelas
autis tentang upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang di
alami siswa, sebagai berikut:
”Saya selalu mensupport dia dalam hal yang positif untuk
kemampuan dia, ada juga orang tua yang mendukung anak tapi
tidak sesuai dengaan karakternya. Kalau saya selalu berusaha untuk
mengarahkan fadli supaya dia bisa berkomunikasi dan berinteraksi
dengan baik.”(Wawancara dengan orang tua siswa autis Ibu Apri
Bariani, Kamis, 25 Maret 2021).
Pernyataan ini juga di pertegas lagi oleh ibu Apri Bariani orang tua
siswa kelas autis sebagai berikut:
“setiap hari saya memantau apa yang di capainya, pelajarannya
bagaimana, apakah dia bisa mengerjakan atau tidak.”(Wawancara
dengan orang tua siswa autis Ibu Apri Bariani, Kamis 25 Maret
2021).
69
d) Menggunkan Metode Pembelajaran Berdasarkan Karakteristik
Siswa
Metode pembelajaran menjadi hal yang sangat penting dalam
proses pembelajaran, agar pembelajaran menyenangkan, tidak
membosankan dan anak-anak focus pada materi pelajaran yang di
sampaikan guru sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan
maksimal. Metode yang digunakan untuk anak autis lebih ditekankan
pada karakteristik anak untuk menggunakan metode yang mudah
dipahami siswa, karena dalam satu kelas autis siswa memiliki
kemampuan yang berbeda-beda.
Peneliti melakukan wawancara bersama wali kelas autis.
Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalah tentang
metode pembelajran pada anak autis, sebagai berikut:
“Metode yang digunakan tergantung anak, dikelas ibu terdiri dari 6
orang siswa, jadi satu anak 1 metode karena setiap anak
mempunyai karakter yang berbeda-beda.metode yang sering ibu
gunakan adalah latihan menulis dan menunjukkan gambar dari
pada menjelaskan materi. Metodenye lebih ditekankan pada
karakteristilk dan kemapuan si anak.”(Wawancara dengan wali
kelas autis Ibu Siti Hasi’ah, S.Pd.I. Kamis, 25 Maret 2021).
Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi dapat di
peroleh kesimpulan bahwa upaya kepala sekolah dalam mengatasi
kendala dalam proses pembelajaran pada anak berkebutuhan khusus di
masa covid-19 ini untuk guru sebelum memasuki pembelajaran
breaving pagi terlebih dahulu selain itu juga terdapat pelatihan di setiap
tahun nya bagi guru non PLB yang di selenggarakan oleh dinas
pendidikan. Upaya guru untuk melakukan pendekatan kepada siswa
autis dengan pendekatan individual. Upaya yang dilakukan guru dan
sekolah untuk menjalin komunikasi dan kerjasama yang baik dengan
orang tua siswa untuk lebih memperhatikan anak. Guru berupaya
menyiapkan kebutuhasn pembelajaran seperti bahan ajar, media,
metode dan evaluasi pembelajaran dengan baik. Pihak sekolah juga
70
berupaya menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap guna untuk
membantu siswa dalam pelaksanaan pembelajaran.
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian Pembelajaran Pada Anak Berkebutuhan
Khusus Autis di Masa Covid-19 Di Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung Jabung
Timur dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran pada anak berkebutuhan khusus autis di masa covid-
19 di Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung Jabung Timur adalah guru
memberikan pelayanan individual kepada siswa agar anak-anak tersebut
tidak mengalamai hambatan dalam proses pembelajaran, guru juga
menggunakan media pembelajaran yang sederhana dan menggunakan
media yang mudah di pahami siswa, selian menggunakan media
pembelajaran yang sederhana guru juga menggunakan metode dan strategi
yang mudah di pahami oleh siswa serta evaluasi pembelajaran berdasarkan
kemampuan anak.
2. Kendala yang di hadapi guru dalam proses pembelajaran pada anak
berkebutuhan khusus autis di masa covid-19 di Sekolah Luar Biasa Negeri
Tanjung Jabung Timur adalah guru kesulitan dalam menyampaikan materi
pembelajaran kepada anak karena anak-anak sulit untuk berkomunikasi dan
mengerti apa yang kita sampaikan, siswa juga sulit memahami materi
pembelajaran serta media pembelajaran yang terbatas dan guru juga
kesulitan dalam menerapkan metode pembelajaran.
3. Upaya guru dalam mengatasi kendala pada proses pembelajaran pada anak
berkebutuhan khusus autis di masa covid-19 di Sekolah Luar Biasa Negeri
Tanjung Jabung Timur ini adalah sebelum memulai pembelajaran para guru
melakukan breaving, menjalin komunikasi dengan orang tua, serta guru
juga mempersiapkan alat dan bahan pembelajaran dan guru juga
menggunakan metode pembelajaran berdasarkan karakteristik siswa.
71
B. Saran
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mecoba memberikan saran-saran
kepada pihak sekolah antara lain:
1. Bagi Kepala Sekolah
Kepala Sekolah diharapkan untuk lebih memaksimalkan guru khusus
Pendidikan Luar Biasa (PLB) untuk lebih menunjang pembelajaran pada
anak.
2. Bagi Guru
Guru di harapkan untuk selalu mengikuti pelatihan-pelatihan pembelajaran
pada anak berkebutuhan khusus guna untuk menambah pengalaman serta
dapat mempermudah dalam proses pembelajaran
3. Bagi Sekolah
Sekolah sebaiknya diharapkan melengkapi sarana dan prasarana yang
berkaitan dengan proses pembelajaran pada proses pembelajaran anak
berkebutuhan khusus autis sebagai penunjang keberhasilan siswa.
4. Bagi Siswa
Siswa di harapkan untuk terus menerus belajar dan mampu meningkatkan
hasil belajar serta mengembangkan bakat dan keberhasilan belajar siswa.
5. Bagi Orangtua/Wali Murid
Orangtua/Wali murid diharapkan mampu bekerjasama dengan pihak
sekolahh maupun guru yang mengajar dengan sangat baik dan mendukung
serta memotivasi anak sepenuhnya dalam mengikuti pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an Terjemahan
Anonim. 2018. Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
STS JAMBI. Jambi: Salim Media Indonesia (Anggota IKAPI)
Anonim. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Dikmenum.
Depdiknas
Anonim. G.T. (2020). Protokol Percepatan Penanganan Pandemi Covid-19
(Corona Virus Disease 2019).19,31.
Anonim. Pemendiknas No. 23 tahun (2006). Tentang Standar Kompetensi
Lulusan
Anonim. UU No. 20 tahun (2003). Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Anonim. UU No. 23 tahun (2002). Tentang Perlindungan Anak.
Al Ikhsan, Syahran Jailani, Fauzan Azim. (2020). Pemanfaatan Media
Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Jambi. UIN Sultan
Thaha Saifuddin Jambi
Djalante, R., Lassa, j., Setiamarga, D., Mahfud, C., Sudjatman, A., Indrawan, M.,
… Djalante, S. (2020). Review and analysis of current responses to
COVID-19 in Indonesia: Periode of January to March 2020. Progress in
Disaster Sience, 100091.
Desiningram, D.R. (2016). Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta:
Psikosain.
Grichara. (2013). Mendidik Anak Sepenuh Jiwa. Jakarta: PT. Gramedia
Iskandar, 2012. Membangun Visi Bersama, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Isjoni, 2012. Membangun Visi Misi Bersama, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Jamaris, Martini. (2015). Kesulitan Belajar: Perspektif, Asesmen, dan
Penanggulangannya. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Joko Supriyono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2009)
Kaswara, Deden. (2013). Pendidikan Anak Berkebutuhan khusus Autis. Jakarta
Timur: PT luxima Metro Media.
Marlina, (2019). Asasmen Kesulitan Belajar. Jakarta Timur: Prenadamedia Group.
Mulyadi, Kresno dan Sutady, Rudi. (2014). Autism is Curable. Jakarta: PT Elex
Mulyasa, Menjadi Guru Yang Inspiratif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011).
Muhammd, K.A. Jamila. 2008. Special Education for Special Children Panduan
Pendidikan Khusus Anak-Anak Dengan Ketunaan dan Learning
Disabilites. Jakarta Selatan: Hikmah PT Mizan Publika.
Naim, Ngainun. 2011. Menjadi Guru Inspiratif Memberdayakan dan Mengubah
Jalan Hidup Siswa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Narbuko, Achmadi, 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara
Sri Yuliasari. (2017). Tinjauan Perkembangan psikologi manusia pada usia
kanak-kanak dan remaja. (Vol. 1 No.1)
Syafarudin, S., Jailani, S., & Azim, F. (2020). Apliaksi Pembelajaran Daring
Yang Di Gunakan Oleh Guru Kelas VI A SD Negeri 151/IV Alam Barajo
Kota Jambi. (Doctoral dissertation, UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi)
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
________. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung:
Alfabeta
________. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Siyoto Sandu. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Yogykarta: PT Literasi Media
Publishing.
Suparno, dkk. (2007). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Dirjen
Dikti Depdiknas.
Sastri, Anjali dan Aguirre, Blaise. (2014). Parenting Anak dengan Autisme.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Surna, I Nyoman dan Pandeirot, Olga. (2014). Psikologi Pendidikan 1. Jakarta
Timur: Erlangga.
Slavin, Robert (2019). Psikologi pendidikan: Teori dan Praktik. Jakarta Barat: PT
Indeks.
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep Strategi dan Implementasinya
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: Bumi
Aksara 2011.
Tim Penyusun Kamus dan Pengembangan Bahasa, 1995. Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, Cet. IV.
Usop, D.I.S. (2014). Pendidikan yang Diberikan Oleh Guru Pada Anak Autis di
SLBN 1 Palangka Raya. 13(1), 198-204.
Wijaya, David. (2019). Manajemen Pendidikan Inklusif Sekolah Dasar. Jakarta
Timur: Prenadamedia Group.
Winarno, F.G. (2013). Autisme dan Peran Pangan. Jakarta: Pt Gramedia
Building.
Yuwono, Joko. (2012). Memahami Anak Autistik: Kajian Teoritik dan Empirik.
Bandung: Alfabeta
Lampiran 1
Form Surat Pernyataan Responden
SURAT PERNYATAAN RESPONDEN/SUBJEK PENELITIAN
MAHASISWA
Yang bertanda tangan di bawah ini.
Nama : Retno Devi Apriani, S.Pd
Tempat, Tgl. Lahir : Yogyakarta, 14 Maret 1977
Jabatan : Kepala Sekolah
Alamat : Jl. Wr. Supratman, Kel. Parit Culum 1
Dengan ini menyatakan BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA nama saya dan nama
lokasi penelitian di cabtumkan dalam laporan penelitian skripsi mahasiswa
berikut:
Nama : Megawati
Nim : 204172680
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul Pembelajaran Pada Anak Berkebutuhan Khusus Autis di Masa
Covid-19 Di Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung Jabung Timur.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Yang menyatakan
Kepala Sekolah
Retno Devi Apriani, S.Pd
NIP.14895694933.000
SURAT PERNYATAAN RESPONDEN/SUBJEK PENELITIAN
MAHASISWA
Yang bertanda tangan di bawah ini.
Nama : Siti Hasi’ah, S.Pd.I
Tempat, Tgl. Lahir : Teluk Rendah Ulu, 13 Juni 1990
Jabatan : Wali Kelas Autis
Alamat : Rano
Dengan ini menyatakan BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA nama saya dan nama
lokasi penelitian di cabtumkan dalam laporan penelitian skripsi mahasiswa
berikut:
Nama : Megawati
Nim : 204172680
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul Pembelajaran Pada Anak Berkebutuhan Khusus Autis di Masa
Covid-19 Di Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung Jabung Timur.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Yang menyatakan
Guru/Wali Kelas Autis
Siti Hasi’ah, S.Pd.I
SURAT PERNYATAAN RESPONDEN/SUBJEK PENELITIAN
MAHASISWA
Yang bertanda tangan di bawah ini.
Nama : Apri Bariani
Tempat, Tgl. Lahir : Palembang, 15 Juli 1975
Jabatan : Wali Murid Siswa
Alamat : Talang Babat, Kab. Tanjung Jabung Timur
Dengan ini menyatakan BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA nama saya dan nama
lokasi penelitian di cabtumkan dalam laporan penelitian skripsi mahasiswa
berikut:
Nama : Megawati
Nim : 204172680
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul Pembelajaran Pada Anak Berkebutuhan Khusus Autis di Masa
Covid-19 Di Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung Jabung Timur.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Yang menyatakan
Orang Tua Siswa
Apri Bariani
Lampiran 2
Instrument Pengumpulan Data
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Judul: Dampak Covid-19 Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Pada Anak
Berkebutuhan Khusus Autis Di Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung Jabung
Timur
A. Daftar Observasi
1. Mengamati situasi dan kondisi di SLBN Tanjung Jabung Timur
2. Mengamati proses pembelajaran dilakukan anak berkebutuhan khusus
autis di masa covid-19 di SLBN Tanjung Jabung Timur
3. Mengamati guru dalam memberikan materi pembelajaran
4. Mengamati kendala yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran
5. Mengamati upaya guru dalam mengatasi kendala dalam proses
pembelajaran
B. Daftar Wawancara
1. Kepala Sekolah
1) Sudah berapa lama ibu menjadi kepala sekolah di SLBN Tanjung
Jabung Timur?
2) Bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan di SLBN Tanjung
Jabung Timur selama masa covid-19?
3) Bagaimana keadaan sarana dan prasarana yang ada di SLBN Tanjung
Jabung Timur?
4) Bagaimana keisapan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada
masa covid-19?
5) Bagaimana peran guru dalam pelaksanaan pembelajaran pada masa
covid-19?
6) Apabila terdapat kendala-kendala dalam mengelola pembelajaran pada
masa covid-19? Jika iya, apa saja? Jika tidak, apa saja?
7) Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi
pembelajaran pada masa covid-19?
8) Berlatar belakang pendidikan apa guru di SLBN Tanjung Jabung
Timur?
2. Guru kelas
1) Sudah berapa lama ibu mengajar di SLBN Tanjung Jabung Timur?
2) Berlatar belakang apa pendidikan ibu sebelumnya?
3) Bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan siswa berkebutuhan
khusus autis pada masa pandemic covid-19?
4) Meode dan strategi apa yang ibu gunakan dikelas pada masa pandemic
covid-19?
5) Bagaimana dalam mengembangkan bahan ajar agar sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan siswa berkebutuhan khusus autis?
6) Bagaimana cara ibu menyampaikan pelajaran kepada siswa
berkebutuhan khusus autis?
7) Apakah ibu/Bapak mengalami kesulitan/kesusahan selama proses
pembelajaran berlangsung?
8) Kendala apa saja yang ibu temui ketika proses pembelajaran
berlangsung?
9) Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi pembelajaran
pada masa covid-19 agar anak-anak bisa mengerti tentang pembelajaran
yang telah dipelajari sehingga mencapai tujuan pembelajaran.
3. Wali murid
1) Sejak kapan anak Ibu/Bapak sekolah di SLBN Tanjung Jabnugn Timur?
2) Apa alasan ibu menyekolahkan anak di SLBN Tanjung Jabung Timur?
3) Apakah Ibu/Bapak selalu memantau perkembangan anak?
4) Apa yang bisa Ibu/Bapak lakukan untuk mendukung perkembangan
perilaku anak?
5) Apabila ada PR apakah Ibu/Bapak ikut serta dalam mengajarinya?
6) Bagaimana cara Ibu/Bapak mengajari anak?
7) Apakah ada kesulitan yang Ibu/Bapak alami?
8) Apabila anak Ibu/Bapak tidak mau diajari, bagaimana cara Ibu/Bapak
mengatasinya?
9) Apakah anak Ibu/Bapak mengikuti ekstrakurikuler di sekolah?
4. Siswa
1) Bagaimana perasaanmu saat mengikuti pembelajaran di kelas?
2) Apakah kamu bisa mengerjakan tugas dari ibu guru?
3) Apakah kamu menggunkan media pembelajaran saat belajar?
4) Kegitatan apa saja yang kamu sukai dalam proses pembelajaran?
C. Daftar dokumentasi
1. Sejarah Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung Jabung Timur
2. Visi dan misi Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjug Jabung Timur
3. Struktur organisasi Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung Jabung Timur
4. Data guru Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung Jabung Timur
5. Data anak didik Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung Jabung Timur
6. Proses pembelajaran anak autis di Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung
Jabung Timur?
Lampiran 3
Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
Pedoman Wawancara
Kepala Sekolah
Nama Kepala Sekolah : Retno Devi Apriani, S.Pd
Nama Sekolah : Sekolah Luar Biasa Negeri
Tanjung Jabung Timur
No Pertanyaan Jawaban
1 Sudah berapa lama ibu menjadi
kepala sekolah di SLBN Tanjung
Jabung Timur?
Saya mulai menjadi kepala sekolah di
SLB ini tanggal 7 januari 2020.
Sebelumnya saya menjadi kepala
sekolah di kabupaten lain.
2 Bagaimana proses pembelajaran
yang di lakukan di SLBN Tanjung
Jabung Timur Selama masa covid-
19?
Pembelajaran pada masa covid-19 ada
2, yaitu;
1. Belajar Dari Rumah (BDR)
Guru membuat bahan ajar beserta
evaluasi, setelah itu di edarkan
kepada wali murid melalui aplikasi
whatshap, tetapi ada beberapa
wilayah yang tidak terjangkau
internet. Jadi, setiap hari senin wali
murid mengambil bahan ajar, dan
3 hari berikutnya wali murid
kembali ke sekolah untuk
mengantarkan hasil evaluasi dan
bahan ajar.
2. Tatap Muka
Jadwal masuk sekolah siswa
menggunakan sif, misalnya: 1
kelas terdiri dari 6 orang siswa.
jadi, si A dan si B 1 sif hari senin,
Siswa berikutnya masuk di sif 2
hari selasa, maka pada hari selasa
si 1 libur. Kami menggunakan
sistem roling.
Sebelum ada covid sistemnya sama
dengan sekolah lain, perbedaannya
hanya di jam pelajaran lebih sedikit
dibandingkan dengan sekolah umum.
3 Bagaimana keadaan sarana dan
prasarana yang ada di SLBN
Tanjung Jabung Timur ini?
Kalau untuk SLB disini kurang luas,
karena di samping ruang pembelajaran
harusnya terdapat ruang khusus untuk
kek khususan mereka. Seperti:
Tunanetra harus ada ruang OM nya
(Orientasi Mobilitas, Tunarungu harus
ada ruang pengembangan bicara
persepsi bunyi dan irama, Tunagrahita
harus ada ruang PMDS, Tunadaksa
harus ada ruang fisioterapi, Autis
harus ada ruang terapi. Karena
keterbatasan ruang jadi SLB ini tidak
bisa seperti itu. Karena keterbatasan
ruang jadi guru membuat kelas
senyaman mungkin untuk siswa.
4 Bagaiaman kesiapan guru dalam
melaksanakan pembelajaran pada
masa covid-19?
Persiapan guru dalam pembelajaran
pada masa covid-19 ini yaitu menjaga
jarak, memakai masker, menggunakan
handsanitizer. Karena berdasarkan sif
jadi permeja di atur guru jaraknya.
5 Bagaimana peran guru dalam
pelaksanaan pembelajaran pada
masa covid-19?
Pembelaran di SLB berbeda dengan
sekolah umum. Di SLB guru kelas
harus berperan sebagai orang tua dan
harus bisa menyatu dengan anak,
menetahui kelebihan dan kekurangan
anak, dan si guru harus bisa
menganalisa kondisi awal anak.
6 Apakah terdapat kendala dalam
mengelola pembelajaran pada masa
covid? Jika iya, apa? Jika tidak,
apa?
Tentu saja iya. Kendalanya adalah
kurangnya komunikasi yang aktif
dengan orang tua siswa seperti orang
tua sibuk bekerja dan jaringan internet
teputus. jika orang tuanya aktif secara
periodic dia akan mengambil bahan
ajar dan mengembalikan evaluasi.
7 Bagaimana upaya-upaya yang
dilakukan dalam mengatasi
pembelajaran pada masa covid-19?
Tentunya kita sebagai pendidik harus
menyiapkan bahan ajar yang benar-
benar efektif untuk pembelajaran pada
masa covid ini supaya pembelajaran
tetap berjalan. Jika para wali murid
tidak bisa di hubungi dan tidak
mengambil bahan ajar, maka para guru
akan mendatangi rumah siswa dan
membawa bahan ajar supaya proses
pembelajaran tetap berlangsung.
8 Berlatar belakang pendidikan apa
guru di SLBN Tanjung Jabung
Timur ini?
Guru di SLB ini terdoro dari 20 orang
dan tenaga PLB minim hanya 5 orang
orang. Tetapi guru yang non PLB
mendapatkan pelatihan setahun sekali
dari dinas pendidikan.
Lampiran 4
Pendoaman Wawancara Dengan Guru
Pedoman Wawancara
Guru Kelas Autis
Nama Guru : Siti Hasi’ah, S.Pd.I
Nama Sekolah : Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung Jabung Timur
No Pertanyaan Jawaban
1 Sudah berapa lama ibu mengajar di
SLBN Tanjung Jabung Timur ini?
Ibu mengajar dari tahun 2019
2 Berlatar apa pendidikan ibu
sebelumnya?
Ibu lulusan dari PGMI UIN Sultan
Thaha Saifuddin Jambi.
3 Bagaimana proses pembelajaran
yang dilakukan siswa
berkebutuhan khusus autis pada
masa pandemic covid-19?
Pembelajaran pada masa covid ada
dua, yang pertama BDR/PJJ dan kedua
Pebelajaran tatap muka dikarenakan
pemerintah sudah membuka
pembelajaran tatap muka kembali.
Pada waktu pembelajaran dari rumah
kami membuat bahan ajar dan persatu
minggu sekali dikirim melalui aplikasi
whatshap. Setelah tatap muka proses
pembelajaran harus menggunakan
media dan buku. Dan guru harus
menunggu serta berperan aktif selama
proses pembelajarang berlangsung,
jika tidak maka pembelajaran tidak
akan berjalan dengan semestinya.
4 Metode dan strategi apakah yang
ibu gunakan dikelas pada pada
masa covid-19?
Untuk strategi dan metode itu
tergantung anak, jadi satu anak satu
strategi dan satu metode. Jadi kita
harus mengetahui kesukaan,
kelemahannya dimana baru kita bisa
menetukan strategi dan metode apa
yang pas digunakan untuk anak
tersebut.
5 Bagaimana ibu mengembangkan
bahan ajar agar sesuai dengan
kebututhan dan kemampuan siswa
berkebutuhan khusus autis?
Untuk mengembangkan bahan ajar kita
harus melihat kondisi anak lalu
menyesuaikannya dengan kemapuan si
anak, jika tidak maka pembelajaran
tidak akan berjalan sebagai mana
mestinya.
6 Bagaimana cara ibu
menyampaikan pelajaran kepada
siswa berkebutuhan khusus autis?
Ibu menggunakan bahasa yang
semudah mungkin untuk di pahami
siswa.
7 Problemtika apa saja yang ibu
hadapi dalam proses pembelajaran?
Sewaktu pembelajaran tatap muka
Problem ibu hanya kadang sulit tuntuk
berkomunikasi dengan mereka, ketika
ketika ibu berbicara mereka cenderung
membeo/mengikuti apa yang ibu
katakan.
8 Apakah ibu merasa
kesusahan/kesuliatan selama
proses pembelajaran BDR?
Kesulitnnya adalah ketika ingin
memberi bahan ajar kepada siswa,
karena orang tuanya sulit di hubungi.
9 Kendala apa saja yang ibu temui
ketika proses pembelajaran
berlangsung?
Tertentu bermacam-macam ya, ketika
pembelajaran BDR kesulitannya
seperti ketika ingin mengirim bahan
ajar, ada yang orang tua tidak
mempunyai hp, jaringan internet, yang
mempunyai hp terkadang orang tua
nya sibuk.
Sebaliknya jika pembelajaran tatap
muka kendala ibu hanya
berkomunikasi dengan anak.
10 Bagaimana cara ibu mengatasi
kendala dalam pelaksanaan
pembelajaran ABK autis pada
masa covid-19?
Caranya ketika orang tua siswa sulit di
hubungi dan sudah menggunkan
berbagai cara respon mereka tetap
tidak ada, maka jalan terakhir yang
kami ambli adalah mendatangi rumah
siswa satu persatu dan membawa
bahan ajar beserta evaluasi yang akan
di pelajari.
Lampiran 5
Pedowan Wawancara dengan Siswa
Pedoman Wawancara
Respon Siswa
Nama siswa : Fadli Syadzili
Nama sekolah : Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung Jabung Timur
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana perasaanmu saat
mengikuti pembelajaran di kelas?
Fadli suka mewarnai dan menulis.
2 Apakah kamu bisa mengerjakan
tugas dari ibu guru?
Bisa, ada juga yang tidak bisa.
3 Apakah kamu menggunakan
media pembelajaran saat belajar?
Iya. Ibu pakai gambar hewan kereta-
kereta, kemarin aku mewarnai kupu-
kupu.
4 Kegiatan apa yang kamu sukai
saat belajar/
Fadli suka mewarnai dan menulis.
Lampiran 6
Pedoman Wawancara dengan Orang tua Siswa
Pedoman Wawancara
Respon Orang tua Siswa
Nama Wali Murid : Apri Bariani
Nama Sekolah : Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung Jabung Timur
No Pertanyaan Jawaban
1 Sejak kapan anak ibu sekolah di
SLBN ini?
Fadli masuk SLB ini di awal tahun
2020 karena waktu itu saya sempat
menyekolahkan dia di MIN dan SD
umum.
2 Apa alasan ibu menyekolahkan anak
ibu di SLB?
Waktu itu ibu sempat memasukkan
fadli ke sekolah umum ternyata tidak
sesuai dengan ekspektasi saya.
Setelah ibu bertemu dengan salah
satu guru di SLB ini dan mengahadap
kepala sekolah untuk meminta saran.
Kepsek meminta fadli untuk les
terlebih dahulu setelah fadli merasa
nyaman baru ibu memasukkannya ke
SLB ini. Dan akhirnya fadli betah
disini maka saya memasukkannya ke
SLB ini.
3 Apakah ibu atau bapak selalu
memantau perkembangan anak?
Iya, setiap pulang kerja saya selalu
memantau perkembangaannya.
4 Apakah yang ibu bisa lakukan untuk
mendukung perkembangan perilaku
anak?
Untuk membantu perkembangannya
ibu memberikan dia nutrisi persatu
minggu dua kali, setelah sarapan dan
ketika ingin tidur untuk.
5 Apabila ada PR, apakah ibu ikut Iya, ibu selalu membantunya.
serta dalam mengajarinya?
6 Bagaimana cara ibu mengajari anak? Dengan cara menggunkan bahasa
yang mudah dipahami oleh dia.
7 Apa ada kesulitan yang ibu alami? Kesulitannya terkadang dengan mood
nya anak, jika kondisinya lagi baik,
kita jadi enak mengajarinya, dan
terkadang pemikiran anak itu
berbeda, susah untuk di ungkapkan.
8 Apabila anak ibu tidak mau diajari,
bagaimana cara ibu mengatasinya?
Biasanaya dia marah, jadi kita harus
mengikuti apa yang dia inginkan.
9 Apakah anak ibu mengikuti
ekstrakurikuler di sekolah?
Iya, fadli mengikuti ekstrakulikuler
tari, sebelum masuk SLB ini dia
pernah menari di acara pelepasan
kakak kelasnya.
Lampiran 7
Lembar Observasi
Lembar Observasi
Hari/Tanggal : Senin, 22 Maret 2021
Lokasi : Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung Jabung Timur
No Aspek yang di amati Ceklis
1 Mengamati situasi dan kondisi di
Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung
Jabung Timur
2 Mengamati pembelajaran tatap
muka yang dilakukan anak
berkebutuhan khusus autis di masa
covid-19
3 Mengamati guru dalam memberikan
materi pembelajaran
4 Mengamati kendala yang dihadapi
guru dalam proses pembelajaran
5 Mengamati upaya guru dalam
mengatasi kendala selama proses
pembelajaran.
Lampiran 8
Lembar Dokumentasi
Lembar Dokumentasi
Hari/Tanggal : Senin, 22 Maret 2021
Lokasi : Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung Jabung Timur
No Aspek yang diamati Ceklis
Keadaan Sekolah Luar Biasa
Negeri Tanjung Jabung Timur
Keadaan sarana dan prasarana
Keadaan perpustakaan
Keadaan ruang belajar
Keadaan siswa saat belajar
Foto wawancara dengan kepala
sekolah
Foto wawancara dengan wali kelas
autis
Foro wawancara dengan siswa
autis
Foto wawancara dengan orang tua
siswa autis
Lampiran 9
Dokumentasi Kegiatan
DOKUMENTASI PENELITIAN
Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung jabung Timur
Lapangan upacara Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung Jabung Timur.
Bagian depan kelas autis Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung Jabung Timur
Perpustakaan Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung Jabung Timur
Peneliti melakukan wawancara bersama ibu Retno Devi apriani, S.Pd Sekolah
Luar Biasa Negeri Tanjung Jabung Timur.
Peneliti bersama Ibu kepala sekolah Ibu Retno Devi Apriani, S.Pd
Peneliti melakukan wawancara bersama wali kelas autis Ibu Siti Hasi’ah, S.Pd.I
Peneliti melakukan wawancara bersama siswa kelas autis Fadli syadzili
Peneliti melakukan wawancara bersama orang tua siswa autis Ibu Apri Bariani
Proses pembelajaran tatap muka anak berkebutuhan khusus autis dalam
masa covid-19
Siswa sedang menulis materi pembelajaran
hasil mewarnai gambar hewan dan tumbuhan siswa
Ruang musik Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung Jabung Timur
Ruang Pramuka Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung jabung Timur
KEMENTRIAN AGAMA
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKUTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Nama
NIM
Pembimbing I
Judul Skripsi
Jurusan/Program Studi
:
:
:
:
:
Megawati
204172680
Dr. H.M. Syahran Jailani, M.Pd.
Pembelajaran Pada Anak Berkebutuhan Khusus Autis di Masa Covid-19 Di
Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung Jabung Timur
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
No Tangggal Konsultasi
Ke- Materi Bimbingan Tanda Tangan
Pembimbing
1
28-11-2020
I
Penyerahan Surat Penunjukkan
Dosen Pembimbing
2
08-02-2021
II
Bimbingan Proposal
3
09-02-2021
III
ACC Seminar Proposal
4
01-03-2021
IV
ACC Riset dan Pengesahan Judul
5
28-04-2021
V
Bimbingan Skripsi
6
28-04-2021
VII
ACC Skripsi
Jambi, Mei 2021
Dosen Pembimbing I
Dr. H.M. Syahran Jailani, M.Pd
NIP. 196908181996031002
KARTU BIMBINGAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku tgl No. Resi Tgl.Revisi Halaman
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-02 R-0 -
KEMENTRIAN AGAMA
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKUTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Nama
NIM
Pembimbing II
Judul Skripsi
Jurusan/Program Studi
:
:
:
:
:
Megawati
204172680
Dr. Sri Yulia Sari, M.Pd.I
Pembelajaran Pada Anak Berkebutuhan Khusus Autis di Masa
Covid-19 Di Sekolah Luar Biasa Negeri Tanjung Jabung Timur
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
No Tangggal Konsultasi
Ke- Materi Bimbingan
Tanda Tangan
Pembimbing
1
28-12-2020
I
Penyerahan Surat
Penunjukkan Dosen
Pembimbing
2
30-12-2020
II
Bimbingan Proposal
3
03-02-2021
III
ACC Seminar Proposal
4
28-02-2021
IV ACC Riset dan Pengesahan
Judul
5
10-04-2021
V
Bimbingan Skripsi
6
27-04-2021
VII
ACC Skripsi
Jambi, Maret 2021
Dosen Pembimbing II
Dr. Sri Yulia Sari, M.Pd.I
NIP. 197807272014122004
KARTU BIMBINGAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku tgl No. Resi Tgl.Revisi Halaman
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-02 R-0 -
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURRICULUM VITAE)
Nama : Megawati
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Teluk Majelis, 02 November 1999
Alamat : Jl.Pandu Rt 01. Dsn 01
Desa Teluk Majelis, Kec. Kuala Jambi, Kab.
Tanjung Jabung Timur.
Email : [email protected]
No. Kontak : 082228013691
Pendidikan Formal
1. SDN 58 Teluk Majelis
2. MTs.S. Nurul Huda Teluk Majelis
3. MA.S. Nurul Huda Teluk Majelis
Pengalaman Organisasi
1. Pramuka
2. HIMAKUJA (Himpunan Mahasiswa Kuala Jambi)
Motto : Besok harus lebih baik dari hari ini