Edisi 51/Th.5/ Mei 2019
Transcript of Edisi 51/Th.5/ Mei 2019
Edisi 51/Th.5/ Mei 2019
61. Kolom - Yadnya Pengetahuan
62. Petitis - Laut: Antar Suci dan leteh
64. Wartamina - Jaje Geti-Geti & Bubuh Mengguh
66. Wartampustaka - Sang Pendidik yang Sahaja
53. Wartamwariga - Dewi Saraswali
59. Cakil - Maninda
60. Petitis - Siswa Cemerlang
60. Petitis - Siswa Cemerlang
36. Kolom - Meditasi Anak Didik
39. Wartamusada - Penyakit Hali (I I) Malas Be/ajar
42. Kolom -Anatomi Pendidikan Hindu
44. Kolom - Mencari Spirit Pendidikan Hindu
46. Kolom - Ada Apa (lagi) dengan Pasraman
17. Wartamanawa -Arah Pendidikan Hindu?
29. Wartamkosala - Membangun Parhyangan leluhur
30. Kolom - Guru : Digugu & Ditiru
32. Wartamritha -Pendidikan Karakter a/au Manajer?
34. Kolom - Serat Emas Pendidikan Hindu
4. Candi Bentar: - Spirit Harmoni Dewi Saraswati Kram a
9. Jaba Tengah: - Pendidikan Hindu di Pateluan
12. Kori Agung - Kemana A rah Pendidikan Hindu?
Keterangan Cover Kegembiraan Siswa
t4 t• ~1,r• §.I' Mo,2(111
Wartamisi
Red.
hingga) berhasil mencapai sorga". Demikian tafsir sloka ke-8 Kitab Sarasamuscaya di sampaikan dalam bahasa Jawa Kuna.
Persoalannya, kepada siapa manusia berguru atau melaku kan dharma sadana itu? Menu rut agama Hindu, sejak lahir manusia sudah menjadi anak didik. Teks-teks susastra Hin du menyatakan demikian. Pra bu Rama yang sesungguhnya merupakan awatara Wisnu menyerahkan dirinya sebagai anak didik di asrama sebelum benar-benar matang sebagai ksatria utama. Demikian pula tokoh-tokoh protagonis panca pandawa dalam kitab Bharata yudha menjadi anak didik Ma haguru Drona sebelum men jadi ksatria utama yang meme nangkan peperangan besar me lawan kejahatan yang menjel ma dalam diri seratus korawa.
Manusia menurut agama Hindu sesungguhnya "anak di dik" yang dididik secara ber tahap melalui proses berjen jang dalam catur asrama. Itu lah sebabnya pendidikan me nurut agama Hindu dilakukan sepanjang hayat dikandung badan (long life education).
Bila WARTAM edisi ini, difokuskan untuk menyoroti masalah pendidikan bagi anak didik, bukan bermaksud untuk latah ikut arus membicarakan pendidikan di bulan pendi dikan ini. Namun, karena pen didikan begitu penting dalam doktrin agama Hindu.
Wartam/edisi51/Mei/2019/J
Kelahiran manusia menurut agama Hindu merupakan mo mentum yang penting dalam lingkaran samsara (tumimbal lahir: reinkamasi). Kitab Sara samuscaya (sloka 8), menye butkan bahwa "kelahiran men jadi manusia (waktunya) pendek dan cepat keadaannya itu, tiada ubahnya kerdapan kilat menyam bar, dan teramat sulit pula untuk diperoleh, oleh karena itu, guna kanlah sebaik-baikriya kesem patan menjadi manusia ini untuk melakukan dharma sadana, agar dapat memutus lingkaran ke sengsaraan siklus samsara, (se-
***
Kitab Sarasamuscaya meng awali teksnya dengan menyata kan bahwa betapa utamanya makhluk yang dilahirkan sebagai manusia(apan ikang dadi wwang uttama juga ya .. .). Mengapa uttama? Karena hanya manusia dianugrahi tri pramana (bayu, sabdha, idep) sebagai kemampu an untuk mengetahui kebenaran hakiki dengan earn melihat lang sung melalui panca indra (prak tyaksa pramana); melalui gejala gejala atau tanda-tanda (anuma na pramana); melalui sumber sumber yang pantas dipercaya: weda (agama pramana).
Anak didik atau lazim dise but peserta didik dalam agama Hindu disebut sicya atau bhakta. Bahasa Sanskerta "sicya" dise rap ke dalam bahasa Bahasa Jawa Kuna, Melayu Kuna, dan Bahasa Indonesia dengan arti yang kurang lebih sama, yaitu 'siswa' atau 'murid'.
Anak Didik --
<
Wartam/edi
Mahyam a brahmalol
Stuta may. varada ve, Pracoday. pawaman, Ayuh pran Kertim dn brahmava
Kat menjadi gayatri n kata da: bahasa S arti "mer suatu at Juga be: pikiran (1 (sesuatu
Berd but, kata guhnya b satkan ~ kepada mentrige nz maha , bagaidoh kepada K han. Di r man tram memberil rahan" (ei da sekalia alam yan; lapan" m perbuatan ngan me gayatri m akan mei bagi diri : menyuci seperti di: tharva Ve, gai beriku
Wartam/edisi51/Mei/2019/2
Cadusakti : empat kekuasaan bhatara siwa yaitu wibhu sakti (berada dimana-mana) prabhu sakti (menguasai segalanya),jnana sakti (kuasa mengetahui), kriya sakti (maha kerja, kuasa melakukan segalanya). Cadu sakti di simbolkan dengan bunga teratai dengan empat daun (dala).
Cacing : cacing, binatang yang hidup di tanah, dengan bentuk panjang bulat akan berkembang pada tempat yang busuk dan berair digunakan sebagi umpan pancing untuk menangkap ikan.
Cada : ron, daun enau yang sudah dewasa di pakai sarana upakara Hindu utamanya dijadikan alas untuk membuat tamas, endongan, membungkus jajan bali, sarana membuat penjor.
Cacah : pecah belah, terputus putus, benda atau material yang terpecah pecah, terbagi-bagi. Pecahan tersebut di kondisikan dan ditata sesuai dengan bentuk yang akan di inginkan. Seperti banten, upakara akan terbagi-bagi sesuai dengan tingkatan dan penempatannya.
.Wartamologi
Isi diluar tanggung jawab Pere. Mabhakh
Redaksi menerima naskah dan photo yang sejalan dengan visi & misi wartam, maksimal 400 kata.
Photo format jpg, kirim ke email: [email protected]
Redaksi berhak mengedit tanpa mengurangi isinya
Wartam, jendela hindu dharma Founder : Tan Wilang, KTW, S.N Suwisma
Penerbit T. A. Niwaksara, Basada
Penanggung Jawab Ketua Umum Pengurus Harian PHDI Pusat
Mayjen TNI (Pum) Wisnu Bawa Tenaya Pemimpin Redaksi
Prof. Dr. IB. Raka Suardana, SE, MM Wakil Pemimpin Redaksi
Dr. Drs. I Wayan Sukarma, M.Si Redaktur Pelaksana
Dr. Drs. Ida Bagus Jelantik SP, M.Hum Wakil Redaktur Pelaksana
N. Dayuh S.Ag, M.Si. Redaktur
Prof. Dr. Drs I Wayan Suka Yasa, M.Si Dr. Ir. IB. Gd. Wirawibawa, MT Ida Kade Suarioka, S.Ag, M.Si
Kontributor I B Wika Krisna. S.Ag, M.Si (Yogyakarta)
Susilo Edi Purwanto (Lombok), Sri Pertami (Bali), Wikanti (Jakarta)
Danuwijaya(Palangkaraya) lip utan
N. Riyanti(Lampung), Wah :t\di (Tabanan). N. Desi (Bengkulu). P. Juliana (Kendari),
Sinta (Koordinator)
Photographer/Lay Out Rai S (Koodinator) Kt. Sukintia, W. Gunarsa,
Pemasaran/Distribusi/lklan Mia Kusumadewi (Manager)
N. Mara. lndri Rahayu, P Sinta
wa m [ende la hrndu dharma
Edisi 51/Th.5/Mei 2019
Evam sarvam sa sr-stvedam mam cacintya parakramah, atmanyantardadhe bhuyah kalam kalena pidayan
Setelah }'l:mg Maha-Kuasa menciptakan seluruh (sarva) a/am ini dan aku, la menghilang dalam dirinya. berulang kali dari waktu ke waktu pada masa pralaya.
l!<l~B~l'l'i~~:I ~1i'!:ffi~ ~11'(~11
Sama Wcda
Devo vc dravinodah purnam vi va s tva s ic a m , a d d a sincadhvamupa va prnadhvamadiddo deva ohatc.
Deva yang memberikan kekayaan menerima persembahanMu yang Engkau wangkan pada dia! Tuangkan dan isi tempat itu kemba/i dengan pe1111h. sehingga Deva akan menganugrahimu,
Atharwa \Veda
Mu n c a m i t va vaisvanaradarnavan mahataspari. sajatanugreha vada brahma capa cikihi nah.
Aku membeboskanmu dari dunia. serta banjir yang besar (amam):berkatalah, Wahai Deva yang memiliki kehebatan. kepada para sahabat [mu] disini, dan hormatilah mantra kami (brahman).
Veda ada/ah engkau. dengan ja/011 mana. o kedewaan veda. engkau telah menjadi dewata Veda mereka: dengan cara demikian semoga engkau menjadi veda umuk soya. 0 para dewata engkau malw tahu dari jakm kecil, berjalan padajalan kecil. re/ah mengeralmijalan yang kecil. Dewa. Penguasa roh, sambutan! Melimpahkan diatas angin yadnya ini,
Vcdo'si vena rvarn deva veda devebhvo vcdo-hhnvastena mahyarTI vedo bhuyah, dcva gatu~ido gatum vfn t va gatumita, manasaspata imam deva yajnam svahu vate dhah.
Vajur \Veda
Rg. \Veda
Ma no marta abhi dr-uhan tanunam indra ginanah. isano yavaya vadham. Jfolrai Tuhon. sebagai satu-satunya obyek penntjaan kami. semoga para saudaraku tidak menanggung kebencian pada kami. Semoga orang-orang duniawi ini tak pemah menyakiti kami. Hindaran kami dari segala musuh. wahai Tuhan yang maha pemurah.
'!1 ;jj 'lm ~ ~hli'1ti>t-e:
~''~"""' q\l'!_ llloll
-••l•:•I• r••I••~
tern par temparun babi, tebc datangnys kit grubu kernajuar
' nomi', di diburu o mendirik domestik rest, bun rant, cafe pesisir un buatan kr: lain. Aki tidak terk daya duk rying ca; tergangg dan kelen samping • juga bis: faktor ale sakan ya identifika Bali sepe rnangrovi karang, ~ mun, per mah tang hotelan, limbah t water sp yang mat pah plast dll), pele erosi par
Wartam/. Wartam/edisi51/Mei/2019/62
Sancaya ada dinyatakan demi kian: "Sebagai seorang kawi yang belum mendapat kasih Dewi Keindahan, maka saya pun berkeliling menyelusuri pantai senantiasa men dam bakan kasikNya; setelah menu ruti belak-belokkan pantai yang sepi, saya tiba di bukit kaput; juga jurang-jurangnya yang dalam, kemudian kembali me nuju puncak bu kit. Di sana saya mengaso, di bawah pohon ka malaka, sambil menulis karya sastra, menikmati keindahan samudra yang ombaknya se nantiasa membentur tebing, mengeluarkan asap putih, ba gaikan asap tungku pemujaan ". Di lain pihak Kakawin Dharma Sunya juga menggambarkan tentang kesucian samudra pada bait pertamanya demikian:" Ba tin Sang Kawi Sempurna suci seperti samudra, memancar ba tin itu nirmala, Bahagia bebas dari keinginan, sarinya kein dahan, itulah kumpulan rasa pengetahuan kenyataan terting gi isi pustaka utama, ia bagai kan adip andita ben ar-benar lingganya dunia.
Namun demikian, dalam ka j ian-kaj ian dualisme (Riva Bhineda) posisi laut (kelod) diposisikan sebagai suatu wi layah tempat pembuangan,
puncaknya terjadi penataan kembali secara besar-besaran pada a bad ke 15. Dan apabila kita menyempatkan diri untuk membaca karya-karya para Maharsi tempo dulu, tersurat dan tersirat bagaimana digam barkan tentang keindahan laut, dan laut telah menjadi pemujaan karena demikian indah dan sucinya. Di dalam kitab Rasmi
Orang bijaksana membe rikan petunjuk bahwa kebaha giaan sejati itu berada diantara suka dan duka, diantara suci dan leteh, diantara kaja dan kelod, diantara sakit dan sehat, diantara atas dan bawah, diantara gu nung dan laut, tidak lagi berpikir baik dan buruk, dia berada ditengah-tengahnya. Kitab suci pun menunjukkan bahwa laut, muara/campuhan adalah meru pakan tempat suci. Dilaut orang mencari kesucian, mencari Tir ta Panglukatan, Tirta Kaman dalu, tempat Bhetara Melasti, Nganyut, Mapekelem, Nyegara gunung, upacara Nyegjegang Sang Hyang Samudra, Upacara Candinarmada. amun demi kian laut juga tempat bermua ranya berbagai kotoran yang dialirkan melalui sungai-sungai, tempat pembuangan air limbah, tempat orang mandi dan buang kotoran, di sini laut (baca: Sa m udra) benar-benar berada diantara suci dan leteh.
Kesucian pulau Balipun sebenarnya dibentengi oleh tempat suci (Pura) yang berada di tepi pantai, di tanjung-tanjung batu kapur, di pulau-pulau kecil yang berada di tepi laut. Tempat tempat suci itu telah dibangun oleh nenek moyang orang Bali sejak zaman Megalithik, dan
Antar Suci dan Leteh Laut:
ulah dan perilaku manusia 1111
menyebabkan munculnya ber bagai penyakit, bencana banjir, tergerusnya budaya, dan me mudarnya kepercayaan dan spiritualitas manusia.
Strategi adaptifyang barang kal i bisa ditawarkan untuk menyelamatkan lingkungan, budaya dan manusia 'Iaut itu, barangkali diawali dengan me mahami secara cermat lewat pengetahuan tentang ekosistem lingkungan laut, memahami daya dukung lingkungan (carr ying capasity), memahami tentang keseimbangan dan kelentingan lingkungan laut, memahami ten tang habitat laut, adanya integra i dan kerjasama diantara pengelola laut (stake holders), pemberdayaan krama Menega, sekaa Jukung, dan desa pekraman pesisir. Apabila pemahaman dari pengetahuan sudah dimiliki hendaknya di lanjutkan dengan sikap yang positif untuk berbuat, melaku kan action yang nyata secara holistik dan berkelanjutan. Hendaknya disadari bahwa laut itu bukan milik kita tetapi milik anak-cucu kita, apabila laut sudah rusak dan sudah habis 'terjual' barulah kita sadar bah wa kita tidak bisa makan uang.
(penambangan karang, penam bangan pasir, pembangunan krib-krib/groins, pembangunan yang melanggar sampadan pan tai dll), demikian berat beban yang mesti dipikul oleh lautan dewasa ini, laut sudah tidak marnpu menanggung beban, laut sudah tidak mampu menye imbangkan dirinya sendiri. Um pan balik dari perusakan karena
Ida Bagus Dharmika
War tam edi i -1 Mei _ 019/63
tempat yang leteh (cemer), tempat untuk membuat kandang babi, teba, paon, setra, tempat datangnya segala macam penya kit grubug. Dewasa ini dengan kemajuan teknologi dan 'eko nomi ', daerah pesisir dan laut diburu orang berduit untuk mendirikan berbagai fasilitas domestik maupun pariwisata, rest, bungalow, hotel, restau rant, cafe, pengkaplingan tanah pesisir untuk perumahan, pem buatan krib, reklamasi dan lain lain. Aktivitas-aktivitas yang tidak terkendali dan rnelampaui daya dukung lingkungan (car rying capasity) menyebabkan terganggunya keseimbangan dan kelentingan lingkungan, di samping kerusakan lingkungan juga bisa disebabkan karena faktor alam itu sendiri. Keru sakan yang sementara bisa ter identifikasi tentang laut pulau Bali seperti, kerusakan hutan mangrove, kerusakan terumbu karang, kerusakan padang la mun, pencemaran (limbah ru mah tangga, rumah sakit, per hotelan, limbah pencelupan, limbah transportasi, limbah water sport, banyaknya ikan yang mati karena makan sam pah plastik, limbah pelabuhan dll), peledakan alga beracun, erosi pantai yang disebabkan
Melalui Scmangat Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei-2019 Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2019
dan Spirit Hari Sorasioati, 11 Mei 2019 mari kita kuatkan rasa nasionalieme berlundaskan sraddha & bhakti
dalnm melaksanakan amanat Krama Bali dan ·warga Denpasar untuk senantiasa Kerja, Kerja dan Kerja,
dalam konsep Padmaksara Landasan baru pernbangunan holistik segala arah.
Menyasar pembangunan segala bidang secara sustainable dan berkesinambungan dalam menata Denpasar meniadi
kota cerdas kreatif harmonis dan inovatif beruiaurasan budaya berlandaskan Trihita Karana