Gangguan Afektif Bipolar Episode Manik Dengan Gejala Psikotik
EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA GELANG MANIK MANIK …
Transcript of EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA GELANG MANIK MANIK …
EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA GELANG MANIK – MANIK KHAS
DAYAK KALIMANTAN SEBAGAI SUMBER PENYUSUNAN BAHAN AJAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun Oleh :
Silvia
NIM : 171414025
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA GELANG MANIK – MANIK KHAS
DAYAK KALIMANTAN SEBAGAI SUMBER PENYUSUNAN BAHAN AJAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun Oleh :
Silvia
NIM : 171414025
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan penuh syukur, saya persembahkan karya ini untuk:
o Kedua orang tua saya yang banyak berkorban dan memberi dukungan
selama penyelesaian skripsi ini
o Adik-adikku yang selalu memberi dukungan selama penyelesaian skripsi
ini
o Cinthia, Dina, Dinda, Kezia, Yohana dan seluruh teman-teman
seperjuangan yang selalu menolong dan memberi dukungan selama
penyelesaian skripsi ini
o Almamaterku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN MOTTO
“Kesenangan dalam sebuah pekerjaan membuat kesempurnaan pada hasil
yang dicapai”
- Aristoteles
“Tidak masalah seberapa lambat kau berjalan asalkan kau tidak berhenti”
– Confucius
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang telah saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 5 April 2021
Penulis
Silvia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Silvia
Nomor Induk Mahasiswa : 171414025
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA GELANG MANIK –
MANIK KHAS DAYAK KALIMANTAN SEBAGAI SUMBER
PENYUSUNAN BAHAN AJAR”
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencamtumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian ini pernyataan yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 5 Mei 2021
Yang Menyatakan
Silvia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Silvia. (2021). Eksplorasi Etnomatematika pada Gelang Manik – Manik
Khas Dayak Kalimantan sebagai Sumber Penyusunan Bahan Ajar. Skripsi.
Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Matematika, Universitas Sanata Dharma.
Etnomatematika adalah ilmu yang digunakan untuk menemukan unsur-
unsur matematika yang ada di dalam budaya. Memanfaatkan etnomatematika di
dalam pembelajaran matematika akan membuat pembelajaran matematika
menjadi lebih bermakna. Dalam penelitian ini, peneliti akan merancang bahan ajar
berupa Lembar Kerja Peserta Didik berbasis etnomatematika gelang manik-manik
khas Dayak. Oleh karena itu, tujuan dalam penelitian ini adalah 1) mengetahui
unsur-unsur matematika yang terdapat dalam gelang manik-manik khas Suku
Dayak, dan 2) membuat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) bagi siswa Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan/atau Sekolah Menengah Atas (SMA) yang
berbasis etnomatematika pada gelang manik-manik khas Suku Dayak.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian etnografi dengan pendekatan
penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini adalah pengrajin manik-manik khas
Dayak di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Dorit Tunggal Sanggau,
Kalimantan Barat. Objek dalam penelitian ini adalah unsur-unsur matematika
pada gelang manik-manik khas Suku Dayak dan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) untuk siswa siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan/atau Sekolah
Menengah Atas (SMA) yang berbasis etnomatematika pada gelang manik-manik
khas Suku Dayak. Peneliti melakukan wawancara, dan observasi untuk
memperoleh data. Metode analisis data yang digunakan adalah reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan serta verifikasi.
Berikut adalah hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini. 1)
Aktivitas-aktivitas fundamental etnomatematika yang ditemukan dalam budaya
gelang manik-manik khas Dayak adalah counting seperti saat penentuan
banyaknya jenis warna manik-manik yang akan digunakan, locating seperti saat
penempatan benang dalam menganyam gelang manik-manik khas Dayak,
measuring seperti saat mengukur panjang benang, designing seperti saat
penentuan desain motif Dayak pada gelang manik-manik, playing seperti dalam
langkah-langkah pembuatan gelang manik-manik khas Dayak, dan explaining
seperti saat penjelasan mengenai makna dari motif gelang manik-manik khas
Dayak. 2) Penelitian ini telah merancang Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
berbasis etnomatematika pada gelang manik-manik khas Dayak dengan materi
himpunan dan Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV). Penelitian ini
juga menemukan materi-materi matematika SMP dan SMA yang dapat dipelajari
siswa dengan berbasis etnomatematika gelang menik-manik khas Dayak, yaitu
bilangan, perbandingan, pola bilangan, aritmetika sosial, persamaan garis lurus,
sistem persamaan linear dua variabel, relasi dan fungsi, bentuk aljabar,
transformasi, kekongruenan dan kesebangunan, dan program linear.
Kata Kunci : Etnomatematika, Gelang Manik-Manik Khas Dayak, Lembar Kerja
Peserta Didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Silvia. (2021). Ethnomathematics Exploration on the Dayak Kalimantan Bead
Bracelet as a Source of Preparation of Teaching Materials. Undergraduate
Thesis. Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics
and Science Education, Faculty of Training and Education, Sanata Dharma
University.
Ethnomathematics is a science used to find mathematical elements that
exist in culture. Utilizing ethnomathematics in mathematics learning will make
mathematics learning more meaningful. In this study, etnomathematics based on
Dayak bead bracelet is used to design student’s worksheets (LKPD). Therefore,
this study aims to 1) identify the mathematical elements be found in the Dayak
bead bracelets, and 2) making worksheets (LKPD) for Junior High School and/or
Senior High School students based on ethnomathematics on Dayak bead
bracelets.
The research is a type of ethnographic research with a qualitative
research approach. The subjects of this study were the craftsmen of the Dayak
bead at the Dorit Tunggal Community Learning Activity Center (PKBM)
Sanggau, West Kalimantan. The object of this study is the elements of
mathematics in the Dayak bead bracelets and worksheet (LKPD) for Junior High
School and/or Senior High School students based on ethnomathematics on Dayak
bead bracelets. Researchers conducted interviews and observations to obtain
data. The analysis technique used was data reduction, data presentation, and
draw conclusions and verification.
Here are the results of the research obtained in this study. 1) The
fundamental ethnomathematics activities found in dayak bead bracelet culture are
counting such as when determining the number of types of bead colors to be used,
locating such as when placing yarn in weaving Dayak bead bracelets, measuring
such as when measuring the length of yarn, designing such as when determining
the design of Dayak motifs on bead bracelets, playing as in the steps of making a
Dayak bead bracelet, and explaining as when explaining the meaning of the motif
of Dayak bead bracelets. 2) This study has designed a Student Worksheet (LKPD)
based on ethnomathematics on Dayak bead bracelets with set material and Three
Variable Linear Equation System (SPLTV). This study also found other materials
of junior high and high school mathematics that students can learn with
ethnomathematics based Dayak bead bracelets, that is numbers, comparisons,
number patterns, social arithmetic, straight-line equations, two-variable linear
equation systems, relationships and functions, algebraic forms, transformations,
partnerships and awakenings, and linear programs.
Keywords: Ethnomathematics, Dayak Bead Bracelets, Worksheet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat yang
diberikan kepada penulis. Atas berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA GELANG MANIK
– MANIK KHAS DAYAK KALIMANTAN SEBAGAI SUMBER
PENYUSUNAN BAHAN AJAR” sebagai syarat dalam memperoleh gelar sarjana
pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika dengan lancar, tepat waktu dan
dalam keadaan sehat.
Perjalanan yang panjang telah penulis lalui dalam penyusunan skripsi ini.
Dalam proses penyusunan ini tentunya penulis mendapat bantuan dari banyak
pihak yang sudah mendukung serta membimbing penulis. Maka dari itu, dengan
kerendahan hati, di kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua penulis yang telah memberikan dukungan berupa moril
maupun material serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis.
2. Ibu Yohana Ana, M.Pd., selaku Kepala Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
(PKBM) Dorit Tunggal yang telah bersedia meluangkan waktu dalam
memberikan informasi kepada peneliti terkait pengrajin manik-manik khas
Dayak yang ada di Kalimantan Barat.
3. Ibu Evi Vana, S.Pd., selaku Pengrajin Manik-Manik di Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat (PKBM) Dorit Tunggal yang telah bersedia meluangkan
waktu dalam memberikan informasi kepada peneliti terkait kegunaan,
perkembangan, serta cara pembuatan gelang manik-manik khas Dayak
Kalimantan.
4. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
5. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd., selaku Ketua Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
6. Bapak Beni Utomo, M.Sc,. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Romo Eko Budi Santoso, S.J., S.Pd., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing yang
sudah berkenan meluangkan waktunya demi memberikan bimbingan dan
arahan selama penyusunan skripsi.
8. Bapak Dominikus Arif Budi Prasetyo, M.Si., selaku Dosen Pembimbing
Akademik Pendidikan Matematika Kelas 17A.
9. Bapak Adhi Surya Nugraha, S.Pd., M.Mat., selaku Dosen Program Studi
Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma yang telah bersedia
menjadi validator instrumen penelitian ini.
10. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Matematika yang telah
memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.
11. Seluruh staf dan karyawan Universitas Sanata Dharma yang berkenan
memberikan bantuan kepada penulis.
12. Teman-teman angkatan, terutama Pendidikan Matematika Kelas A Angkatan
2017 yang senantiasa mengisi hari-hari penulis menjadi sangat
menyenangkan.
13. Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang sudah membantu
dan memberi dukungan dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan yang
membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
Yogyakarta, 5 Mei 2021
Penulis,
(Silvia)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING..........................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................................ vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ............................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xix
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
D. Pembatasan Masalah ................................................................................. 7
E. Penjelasan Istilah ...................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 9
G. Sistematika Penulisan ............................................................................. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 12
A. Landasan Teori........................................................................................ 12
1. Eksplorasi ......................................................................................... 12
2. Etnomatematika ............................................................................... 13
3. Gelang Manik - Manik Khas Dayak Kalimantan ............................ 27
4. Bahan Ajar ....................................................................................... 37
5. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum 2013 ............... 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
6. Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV) .......................... 41
7. Teori Himpunan ............................................................................... 46
B. Penelitian Relevan .................................................................................. 50
C. Kerangka Berpikir ................................................................................... 53
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 56
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ............................................................. 56
B. Objek dan Subjek Penelitian ................................................................... 57
C. Waktu Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 57
D. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 58
E. Instrumen Penelitian ............................................................................... 59
F. Validasi Instrumen .................................................................................. 62
G. Metode Analisis Data .............................................................................. 64
H. Prosedur Penelitian ................................................................................. 65
BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................... 68
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 68
B. Perkembangan dan kegunaan Manik- Manik Khas Dayak Kalimantan . 68
C. Cara Membuat Gelang Manik- Manik Khas Dayak Kalimantan ............ 73
D. Aspek-Aspek Matematis pada Gelang Manik-Manik Khas Dayak
Kalimantan .............................................................................................. 88
E. Implementasi Aspek-Aspek Matematis pada Gelang Manik-Manik Khas
Dayak dalam Pembelajaran Matematika Tingkat SMP dan SMA........ 102
F. Bentuk LKPD Pembelajaran Matematika yang Berbasis Etnomatematika
pada Gelang Manik-Manik Khas Dayak............................................... 123
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 126
A. Kesimpulan ........................................................................................... 126
B. Saran ..................................................................................................... 130
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 132
LAMPIRAN.........................................................................................................139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.01 Peta negara Indonesia Indonesia (Karinov, 2020) ........................ 1
Gambar 1.02 Gelang manik-manik dari Suku Dayak (Pixabay, 2021) .............. 3
Gambar 2.01 Candi Borobudur .......................................................................... 14
Gambar 2.02 Tari kreasi tradisional Suku Dayak .............................................. 15
Gambar 2.03 Ilustrasi etnomatematika sebagai irisan dari matematika, model
matematika, dan budaya antropologi.......................... ................. 16
Gambar 2.04 Uang rupiah sebagai alat pebayaran yang sering digunakan di
Indonesia ...................................................................................... 18
Gambar 2.05 Penempatan lokasi menanam padi di daerah daratan rendah ....... 20
Gambar 2.06 Mengukur berat badan balita dengan timbangan manual21
Gambar 2.07 Bentuk bangunan dalam wisata Kuching Waterfroont........... ..... 23
Gambar 2.08 Anak-anak yang sedang bermain permainan tradisional
makucung-kucungan dari Bali ..................................................... 24
Gambar 2.09 Guru yang menjelaskan konsep matematika kepada siswa .......... 25
Gambar 2.10 Penggunaan manik-manik dalam busana tari tradisional Suku
Dayak ........................................................................................... 28
Gambar 2.11 Kalung manik/Uleng Kalimantan Timur (Museum Negeri
Provinsi Kalimantan Selatan Lambung Mangkurat, 1998).... ..... 30
Gambar 2.12 Pakaian pengantin wanita Kalimantan Timur (Museum
Negeri Provinsi Kalimantan Selatan Lambung Mangkurat,
1998)....................................................................................... ..... 31
Gambar 2.13 Kalung manik Kalimantan Barat (Museum Negeri Provinsi
Kalimantan Selatan Lambung Mangkurat, 1998).................. ..... 32
Gambar 2.14 Bulang dan King Manik Kalimantan Barat (Museum Negeri
Provinsi Kalimantan Selatan Lambung Mangkurat, 1998).... ..... 32
Gambar 2.15 Sa’Sawak manik Kalimantan Barat (Museum Negeri
Provinsi Kalimantan Selatan Lambung Mangkurat, 1998).... ..... 33
Gambar 2.16 Penyang Kalimantan Tengah (Museum Negeri Provinsi
Kalimantan Selatan Lambung Mangkurat, 1998).................. ..... 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Gambar 2.17 Kalung Saling Bahau Kalimantan Tengah (Museum Negeri
Provinsi Kalimantan Selatan Lambung Mangkurat, 1998).... ..... 34
Gambar 2.18 Subrah Kalimantan Selatan (Museum Negeri Provinsi
Kalimantan Selatan Lambung Mangkurat, 1998).................. ..... 35
Gambar 2.19 Untaian manik-manik Kalimantan Selatan (Museum Negeri
Provinsi Kalimantan Selatan Lambung Mangkurat, 1998).... ..... 35
Gambar 2.20 Gelang manik-manik berbahan plastik Khas Dayak............... ..... 36
Gambar 2.21 Kerajinan manik-manik lainnya berbahan plastik yang dibentuk
menjadi ikat pinggang, kalung, ikat kepala, dasi, gantungan
dompet, ambinan anak (gendongan anak), pakaian perkawinan
suku Dayak, dan pakaian tradisional suku Dayak ...................... 37
Gambar 2.22 Diagram alur kerangka penelitian........................................... ..... 55
Gambar 3.01 Diagram prosedur penelitian................................................... ..... 67
Gambar 4.01 Manik-manik........................................................................... ..... 74
Gambar 4.02 Benang berwarna putih ................................................................ 75
Gambar 4.03 Lilin dari ampas madu ............................................................ ..... 75
Gambar 4.04 Gunting.................................................................................... ..... 75
Gambar 4.05 Jarum ...................................................................................... ..... 76
Gambar 4.06 Benang dengan panjang kurang lebih 30 cm ......................... ..... 77
Gambar 4.07 Salah satu ujung benang diberi lilin........................................ ..... 77
Gambar 4.08 Membuat simpul di salah satu ujung benang.......................... ..... 78
Gambar 4.09 Motif pakis yang akan dijadikan acuan................................... ...... 79
Gambar 4.10 Memasukkan manik-manik pada setiap benang dengan aturan
tertentu ........................................................................ ................ 80
Gambar 4.11 Penomoran benang 1,2,3,4,5,6,7,8,9 dan 10........................... ..... 80
Gambar 4.12 Proses menganyam bagian satu .............................................. ..... 81
Gambar 4.13 Proses menganyam bagian dua............................................... ..... 82
Gambar 4.14 Proses menganyam bagian tiga............................................... ..... 82
Gambar 4.15 Proses menganyam gelang bagian empat................................ ..... 83
Gambar 4.16 Proses menganyam bagian lima.............................................. ..... 84
Gambar 4.17 Proses menganyam bagian enam.................................................. 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Gambar 4.18 Proses menganyam bagian tujuh............................................. ..... 85
Gambar 4.19 Membuat simpul di ujung benang lainnya setelah Menganyam .. 86
Gambar 4.20 Menggunting benang yang tersisa........................................... ..... 86
Gambar 4.21 Membentuk anyaman menjadi gelang dengan menggunakan
karet dan kancing................................................................... ...... 87
Gambar 4.22 Gelang manik-manik khas Dayak dengan motif bunga terong.. .. 88
Gambar 4.23 Penempatan benang................................................................. ..... 92
Gambar 4.24 Penempatan warna manik-manik pada motif pakis...................... 93
Gambar 4.25 Penempatan warna manik-manik pada motif bunga terong.... ..... 94
Gambar 4.26 Penempatan warna manik-manik motif akar rotan................. ..... 94
Gambar 4.27 Penempatan benang dengan tanda berwarna biru................... ..... 95
Gambar 4.28 Penempatan benang dengan tanda berwarna merah............... ...... 96
Gambar 4.29 Kancing dan Karet dipasang secara lurus atau seimbang....... ..... 96
Gambar 4.30 Ukuran manik-manik dalam satuan panjang........................... ..... 97
Gambar 4.31 Ukuran manik-manik dari tipis, sedang, dan panjang............. ..... 98
Gambar 4.32 Bentuk gelang manik-manik khas Dayak.................................... 100
Gambar 4.33 Desain motif pakis pada gelang manik-manik khas Dayak serta
gambar tanaman pakis (Pixabay, 2021) ..................................... 100
Gambar 4.34 Desain motif bunga terong pada gelang manik-manik khas
Dayak serta gambar bunga terong (Pixabay, 2021) ................... 100
Gambar 4.35 Desain motif akar rotan pada gelang manik-manik khas Dayak
serta gambar akar rotan (Pixabay, 2021) .................................... 101
Gambar 4.36 Tampilan depan LKPD................................................................ 125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.01 Waktu pelaksanaan penelitian.................................................... ...... 58
Tabel 3.02 Aspek-aspek dalam lembar observasi......................................... ..... 60
Tabel 3.03 Aspek-aspek dalam pedoman wawancara........................................ 61
Tabel 3.04 Aspek-aspek validasi dalam lembar observasi dan pedoman
wawancara................................................................................... ..... 63
Tabel 4.01 Transkrip wawancara dengan pengrajin manik-manik tentang
kekhasan atau keunikan manik-manik khas Dayak.......................... 69
Tabel 4.02 Transkrip wawancara dengan pengrajin manik-manik tentang
makna dari warna-warna pada manik-manik khas Dayak ......... ..... 70
Tabel 4.03 Transkrip wawancara dengan pengrajin manik-manik tentang
daya tarik masyarakat dalam membeli atau membuat gelang
manik-manik khas Dayak................................. ................................ 71
Tabel 4.04 Transkrip wawancara dengan pengrajin manik-manik tentang
upaya masyarakat dan pemerintah dalam melestarikan budaya
manik-manik khas Dayak............................................................ ..... 72
Tabel 4.05 Transkrip wawancara dengan pengrajin manik-manik tentang
fungsi manik-manik khas Dayak................................................. ..... 73
Tabel 4.06 Transkrip wawancara dengan pengrajin manik-manik tentang alat
dan bahan dalam pembuatan gelang manik-manik khas Dayak ...... 73
Tabel 4.07 Transkrip wawancara dengan pengrajin manik-manik tentang
proses menganyam manik-manik khas Dayak............................ ..... 76
Tabel 4.08 Transkrip wawancara dengan pengrajin manik-manik tentang
penentuan harga gelang manik-manik khas Dayak..................... ..... 85
Tabel 4.09 Implementasi aspek-aspek matematis pada gelang manik-manik
khas Dayak Kalimantan dalam materi bilangan.............. ................ 103
Tabel 4.10 Implementasi aspek-aspek matematis pada gelang manik-manik
khas Dayak Kalimantan dalam materi himpunan............ ............... 105
Tabel 4.11 Implementasi aspek-aspek matematis pada gelang manik-manik
khas Dayak Kalimantan dalam materi bentuk aljabar..... ................ 107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Tabel 4.12 Implementasi aspek-aspek matematis pada gelang manik-manik
khas Dayak Kalimantan dalam materi perbandingan...... ................ 109
Tabel 4.13 Implementasi aspek-aspek matematis pada gelang manik-manik
khas Dayak Kalimantan dalam materi aritmetika sosial.. ............... 111
Tabel 4.14 Implementasi aspek-aspek matematis pada gelang manik-manik
khas Dayak Kalimantan dalam materi pola bilangan....... ............... 112
Tabel 4.15 Implementasi aspek-aspek matematis pada gelang manik-manik
khas Dayak Kalimantan dalam materi relasi dan fungsi.. ............... 114
Tabel 4.16 Implementasi aspek-aspek matematis pada gelang manik-manik
khas Dayak Kalimantan dalam materi persamaan garis lurus ......... 115
Tabel 4.17 Implementasi aspek-aspek matematis pada gelang manik-manik
khas Dayak Kalimantan dalam materi SPLDV............... ................ 116
Tabel 4.18 Implementasi aspek-aspek matematis pada gelang manik-manik
khas Dayak Kalimantan dalam materi transformasi........ ............... 118
Tabel 4.19 Implementasi aspek-aspek matematis pada gelang manik-manik
khas Dayak Kalimantan dalam materi kekongruenan dan
kesebangunan .................................................................................. 119
Tabel 4.20 Implementasi aspek-aspek matematis pada gelang manik-manik
khas Dayak Kalimantan dalam materi SPLTV................ ............... 120
Tabel 4.21 Implementasi aspek-aspek matematis pada gelang manik-manik
khas Dayak Kalimantan dalam materi program linear..... ............... 122
Tabel 5.01 Implementasi unsur-unsur matematis gelang manik-manik khas
Dayak dalam pembelajaran matematika............................. ............ 128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian...................................................................... 136
Lampiran 2. Surat Keterangan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan...... .... 138
Lampiran 3. Instrumen Lembar Observasi dan Pedoman Wawancara......... .... 139
Lampiran 4. Validasi Instrumen Lembar Observasi dan Pedoman
Wawancara............................................................................... ..... 142
Lampiran 5. Data Observasi......................................................................... ..... 146
Lampiran 6. Transkrip Wawancara............................................................... .... 158
Lampiran 7. LKPD Berbasis Etnomatematika pada Gelang Manik-Manik
Khas Dayak dengan Materi Himpunan.................................... ..... 162
Lampiran 7. LKPD Berbasis Etnomatematika pada Gelang Manik-Manik
Khas Dayak dengan Materi SPLTV ............................................. 169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini, peneliti memaparkan latar belakang mengapa peneliti
memilih tema penelitian ini. Selain itu, bab ini juga menjelaskan secara detail
mengenai rumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah, penjelasan
istilah dan manfaat penelitian. Selanjutnya, pada bagian akhir bab ini terdapat
penjelasan bagaimana sistematika penulisan penelitian ini.
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia terletak di antara benua Asia dan benua Australia dan
Indonesia juga terletak di antara samudera Pasifik dan samudera Hindia.
Secara geografis Indonesia menjadi letak yang strategis sebagai jalur
perdagangan dan pelayaran dunia. Letak yang strategis ini menimbulkan
pengaruh terhadap perkembangan budaya yang ada Indonesia. Berbicara
tentang budaya, Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan
kebudayaan. Keberagaman budaya di Indonesia juga dipengaruhi oleh
banyaknya kelompok etnis atau suku bangsa yang ada di Indonesia. Tercatat
pada tahun 2010 terdapat lebih dari 1300 suku bangsa yang ada di Indonesia
(BPS, 2011).
Gambar 1.01 Peta negara Indonesia (Karinov, 2020)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Selain dikenal sebagai negara yang memiliki ragam budaya, Indonesia
juga dikenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari
17.504 pulau (BPS, 2017). Pulau terbesar di Indonesia adalah Kalimantan.
Pulau Kalimantan terbagi menjadi lima provinsi yaitu Kalimantan Barat,
Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Kalimantan
Selatan. Pulau Kalimantan dihuni oleh berbagai kelompok etnis yang berasal
baik dari luar maupun dari pulau itu sendiri. Kelompok etnis atau suku yang
menjadi suku asli di Kalimantan adalah Suku Melayu, Dayak, Banjar, Kutai
dan Pasir. Kelompok etnis lain yang juga dianggap sebagai kelompok yang
berasal dari pulau ini, paling tidak yang telah lama berada di pulau ini adalah
kelompok etnis keturunan Arab dan kelompok etnis keturunan Cina yang
biasa disebut dengan Tionghoa, khususnya di Kalimantan Barat (Alqadrie,
2007). Pada tahun 2010 tercatat populasi Suku Dayak menjadi populasi
terbesar kedua di Pulau Kalimantan setelah populasi Suku Banjar (BPS,
2011). Suku Dayak terbagi lagi menjadi 268 jenis suku seperti Dayak Abai,
Dayak Air Durian, Dayak Air Tabun, Dayak Angan, Dayak Angkabakng dan
lain sebagainya. Populasi Suku Dayak yang ada di Indonesia sebanyak
3.009.494 jiwa atau 1,27 persen dari seluruh populasi penduduk di Indonesia.
Sebanyak 2.924.798 jiwa atau 97,19% dari seluruh populasi Suku Dayak
yang ada di Indonesia berada di Pulau Kalimantan. Kalimantan Barat adalah
provinsi dengan populasi Suku Dayak terbanyak yakni sebesar 2.194.009 jiwa
atau 72,9% dari seluruh populasi Suku Dayak yang ada di Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Jumlah populasi Suku Dayak yang besar di Kalimantan Barat
membuat kebudayaan Dayak yang ada di Kalimantan Barat sangat terjaga.
Seperti upacara Adat Gawai Dayak yang masih bertahan hingga sekarang
dan dirayakan secara meriah di Kalimantan Barat. Upacara Gawai Dayak
merupakan ungkapan rasa syukur atas keamanan, kesehatan, dan hasil panen
yang melimpah yang didapat oleh masyarakat tiap tahunnya (Rivasintha dan
Juniardi, 2017). Upacara Adat Gawai Dayak juga dikenal dengan sebutan
pesta Gawai atau Pekan Gawai Dayak yang dilaksanakan selama empat
hingga tujuh hari. Pesta Gawai Dayak tidak hanya menjadi sebuah perayaan
bagi Suku Dayak, suku lainnya atau masyarakat sekitar juga ikut bergabung
memeriahkan pesta Gawai Dayak. Selama pesta Gawai Dayak pengunjung
akan dimanjakan dengan melihat kebudayaan-kebudayaan Suku Dayak
seperti tarian, pakaian adat, ukiran-ukiran, dan aksesoris lainnya dengan
nuansa kebudayaan Suku Dayak. Tidak hanya melihat-lihat saja, pengunjung
juga dapat membeli aksesoris – aksesoris tersebut. Salah satu aksesoris yang
sering dibeli pengunjung adalah gelang manik-manik khas Dayak, bahkan
gelang manik-manik khas Dayak ini sering dijadikan sebagai buah tangan
dari Kalimantan Barat.
Gambar 1.02 Gelang manik-manik dari Suku Dayak (Pixabay, 2021)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Gelang manik – manik khas Dayak bukanlah hal asing bagi
masyarakat Kalimantan Barat, bahkan beberapa sekolah sudah
memperkenalkan bagaimana cara membuat gelang manik – manik khas
Dayak ini kepada siswa dalam Mata Pelajaran Keterampilan. Hal yang tidak
asing inilah yang dapat dimanfaatkan bagi guru matematika sebagai
pengetahuan awal bagi siswa untuk mempelajari suatu konsep baru
matematika. Saat membangun konsep matematika baru guru perlu
memperhatikan pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa, sebab
pengetahuan awal akan menjadi modal penting bagi siswa untuk mencapai
pengetahuan baru matematika tersebut. Hal ini selaras dengan pendapat yang
disampaikan oleh Hudojo (dikutip dari Sari, 2017) bahwa matematika adalah
ilmu yang mempelajari ide - ide atau konsep - konsep terstruktur, sehingga
untuk mempelajari suatu konsep baru yang berlandaskan konsep lainnya,
seseorang perlu memahami konsep awal atau prasyarat terlebih dahulu.
Etnomatematika adalah ilmu yang digunakan untuk memahami
bagaimana unsur - unsur matematika dalam sebuah budaya. Etnomatematika
dikembangkan dan dikenalkan oleh D’Ambrosio, matematikawan Brasil
sebagai pembelajaran berbasis etnomatematika. Etnomatematika menjadi cara
baru bagi guru matematika untuk memperkenalkan konsep-konsep
matematika kepada siswa. Menurut Richardo (2016), etnomatematika
menjadi pengetahuan awal yang baik karena pengetahuan tersebut sudah ada
di lingkungan siswa itu sendiri, sehingga siswa akan lebih mudah untuk
membangun konsep baru matematika dengan pengetahuan awal tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Etnomatematika menjadi cara baru bagi siswa untuk belajar matematika,
siswa dapat mengunjungi, berinteraksi atau mengeksplorasi kebudayaan
setempat.
Memanfaatkan etnomatematika di dalam pembelajaran matematika
akan membuat pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna. Hal ini
dikarenakan pembelajaran dengan etnomatematika adalah pembelajaran yang
mengaitkan konsep matematika yang sedang dipelajari dengan lingkungan
sekitar siswa (Richardo, 2016). Secara tidak langsung, penggunaan
etnomatematika di dalam pembelajaran akan mengurangi pandangan negatif
siswa terhadap matematika. Matematika tidak akan dianggap sebagai
pembelajaran yang jauh dari lingkungan sekitar siswa itu sendiri.
Banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk menerapkan
pembelajaran matematika berbasis etnomatematika. Seperti yang dilakukan
oleh Suprana dan Farida (2019) yang mengembangkan bahan ajar berupa
buku matematika berbasis etnomatematika pada materi geometri
transformasi. Bahan ajar matematika berbasis etnomatematika tersebut
mampu menjadi media pembelajaran yang efektif bagi siswa kelas XI MIA 2
SMA Negeri 1 Purbolinggo. Hal ini dilihat dari hasil tes yang diperoleh siswa
yakni sebesar 86% nilainya berada di atas KKM. Selain itu, pengembangan
bahan ajar matematika berbasis etnomatematika juga dilakukan oleh
Finariyati, Rahman dan Amalia (2020). Pengembangan bahan ajar yang
disusun berupa modul berbasis etnomatematika. Bahan ajar matematika
berbasis etnomatematika tersebut mampu meningkatkan kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
pemecahan masalah bagi siswa kelas X IIS 2 SMA Negeri 1 Kaway XVI. Hal
ini dilihat dari hasil tes uji coba kedua yang diperoleh siswa yakni sebesar
85% nilainya berada di atas KKM.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan untuk merancang
bahan ajar matematika berbasis etnomatematika pada gelang manik-manik
khas Dayak Kalimantan. Judul penelitian yang akan diangkat oleh peneliti
adalah “Eksplorasi Etnomatematika pada Gelang Manik – Manik Khas Dayak
Kalimantan sebagai Sumber Penyusunan Bahan Ajar”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat disimpulkan yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian adalah.
1. Apa saja unsur-unsur matematika yang terdapat dalam gelang manik-
manik khas Suku Dayak?
2. Bagaimana Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) untuk siswa Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan/atau Sekolah Menengah Atas (SMA) yang
berbasis etnomatematika pada gelang manik-manik khas Suku Dayak?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas dapat disimpulkan yang
menjadi tujuan dalam penelitian adalah :
1. Mengetahui unsur-unsur matematika yang terdapat dalam gelang manik-
manik khas Suku Dayak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. Membuat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) bagi siswa Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan/atau Sekolah Menengah Atas (SMA) yang
berbasis etnomatematika pada gelang manik-manik khas Suku Dayak.
D. Pembatasan Masalah
Mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis maka
penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Berikut adalah pembatasan
masalah selama dilakukannya penelitian.
1. Berdasarkan bahan yang dipergunakan untuk membuat gelang manik-
manik khas Dayak Kalimantan, penelitian ini membatasi observasi pada
beberapa gelang manik-manik khas Dayak Kalimantan dengan bahan
manik-manik terbuat dari plastik.
2. Bahan ajar yang akan dikembangkan adalah bahan ajar berupa Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD) untuk siswa siswa Sekolah Menengah
Pertama (SMP) dan/atau Sekolah Menengah Atas (SMA).
E. Penjelasan Istilah
Berikut adalah penjelasan mengenai istilah – istilah yang digunakan
dalam judul skripsi ini agar tidak terdapat perbedaan penafsiran atau
perbedaan dalam menginterpretasikan.
1. Eksplorasi
Eksplorasi adalah kegiatan pengumpulan informasi yang ada di
lapangan, kemudian informasi dianalisis lebih lanjut untuk menjawab
permasalahan yang diangkat oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Etnomatematika
Etnomatematika adalah ilmu yang digunakan untuk menemukan
unsur-unsur matematika yang ada di dalam budaya.
3. Gelang
Gelang adalah barang yang berbentuk lingkaran atau cicin besar
yang biasanya dipakai di lengan.
4. Manik – Manik
Manik – manik adalah benda kecil, indah dan rumit yang biasanya
berbentuk bulat, dilubangi dan dironce menjadi suatu perhiasan atau
menghiasi suatu benda. Manik – manik tersebut terdiri dari berbagai
bahan, seperti kerang, tulang, gading, getah kayu, biji – bijian, merjan,
terakota (keramik), logam, kaca, batu dan plastik. Bahan manik – manik
plastik adalah bahan manik – manik yang paling banyak digunakan saat
ini, hal ini dikarenakan manik – manik dari bahan plastik lebih mudah
didapat dan harganya yang terjangkau dibandingkan bahan lainnya.
5. Gelang Manik – Manik Khas Dayak Kalimantan
Gelang manik – manik khas Dayak Kalimantan adalah gelang
manik – manik yang menampilkan atau bercirikan kesenian Suku Dayak
yang tinggal di Kalimantan. Gelang manik-manik khas Dayak Kalimantan
yang dikaji dalam penelitian ini dibuat dari bahan plastik.
6. Bahan ajar
Bahan ajar adalah seperangkat pembelajaran yang menjadi strategi
pembelajaran dan disusun secara terstruktur untuk mencapai sebuah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
kompetensi atau subkompetensi. Bahan ajar yang akan dikembangkan
dalam penelitian ini adalah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).
F. Manfaat Penelitian
Berikut adalah beberapa manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini
antara lain sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi bagi
penelitian selanjutnya.
b. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukkan bagi
pengembang bahan ajar matematika berbasis etnomatematika.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan peneliti
mengenai konsep matematika pada gelang manik – manik khas Dayak
dan melatih peneliti untuk mengembangkan bahan ajar berbasis
etnomatematika.
b. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan pembaca
bahwasanya terdapat unsur – unsur matematika pada gelang manik –
manik khas Dayak.
c. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan pembaca
khususnya pendidik dalam mengembangkan bahan ajar berbasis
etnomatematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
G. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini, peneliti memaparkan latar belakang mengapa peneliti
memilih tema penelitian ini. Selain itu, bab ini juga menjelaskan secara detail
mengenai rumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah,
penjelasan istilah dan manfaat penelitian. Selanjutnya, pada bagian akhir bab
ini terdapat penjelasan bagaimana sistematika penulisan penelitian ini.
Bab II Tinjauan Pustaka
Pada bab ini, peneliti memaparkan landasan teori yang relevan dengan
penelitian ini dengan teknik literatur. Selain itu, bab ini juga menjabarkan
beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan tema penelitian ini.
Selanjutnya, pada bagian akhir bab ini terdapat penjelasan bagaimana
kerangka berpikir penelitian ini.
Bab III Metodologi Penelitian
Pada bab ini, peneliti memaparkan metode yang digunakan oleh
peneliti untuk mendapatkan data yang dapat menjawab masalah yang
diangkat oleh peneliti dalam penelitian ini.
Bab IV Hasil dan Pembahasan
Pada bab ini, peneliti memaparkan data yang diperoleh selama
pengumpulan data dengan metode yang telah ditentukan. Serta dalam bab
yang sama ini juga akan dipaparkan pembahasan untuk menjawab
permasalahan berdasarkan data yang diperoleh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Bab V Penutup
Pada bab ini, peneliti memaparkan kesimpulan berdasarkan
pembahasan yang diperoleh untuk menjawab rumusan masalah dalam
penelitian ini. Serta dalam bab yang sama ini juga akan dipaparkan saran oleh
peneliti yang perlu disampaikan kepada pembaca yang berkaitan selama
proses penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini mendiskusikan konsep-konsep yang dipergunakan dalam
penelitian. Pada bagian pertama, peneliti akan membahas beberapa teori atau
pengetahuan yang dibutuhkan peneliti dalam penelitian ini. Pada bagian kedua,
peneliti akan mendiskusikan beberapa penelitian yang relevan. Pada bagian
ketiga, peneliti akan membahas kerangka berpikir.
A. Landasan Teori
Penelitian ini merupakan sebuah eksplorasi unsur-unsur matematika
dalam gelang manik-manik suku dayak Kalimantan. Sebelum membahas
pengertian etnomatematika, terlebih dahulu akan dibicarakan pengertian
eksplorasi. Setelah itu, barulah peneliti akan membahas etnomatematika dan
gelang manik-manik Suku Dayak Kalimantan. Selain menemukan unsur-unsur
matematika dalam manik-manik suku dayak Kalimantan, peneliti akan
membuat bahan ajar matematika untuk tingkat sekolah menengah yang
berbasis etnomatematika pada gelang manik-manik suku dayak Kalimantan.
Sehingga pada bagian akhir peneliti akan membahas mengenai bahan ajar
kompetensi inti dan kompetensi dasar Kurikulum 2013, serta pembahasan
mengenai beberapa materi matematika yang dipilih peneliti untuk dijadikan
bahan ajar berbasis etnomatematika pada gelang manik-manik khas Dayak.
1. Eksplorasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, eksplorasi dapat
diartikan sebagai penyelidikan, penjajakan atau penjelajahan lapangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak (tentang keadaan),
terutama sumber – sumber alam yang terdapat di tempat itu (KBBI, 2020).
Sementara itu, menurut Indriyani (2018), eksplorasi adalah kegiatan
menganalisis, mempelajari atau meneliti suatu permasalahan di lapangan
untuk memperoleh jawaban atau penjelasan. Berdasarkan uraian di atas,
dapat ditarik kesimpulan bahwa eksplorasi adalah kegiatan pengumpulan
informasi yang ada di lapangan, kemudian informasi dianalisis lebih lanjut
untuk menjawab permasalahan yang diangkat oleh peneliti.
2. Etnomatematika
Etnomatematika berkaitan erat dengan budaya. Sebelum membahas
pengertian entomatematika, akan didiskusikan terlebih dahulu pengertian
budaya. Setelah itu barulah peneliti akan membahas pengertian
etnomatematika dan menghubungkan etnomatematika dengan
pembelajaran matematika.
a. Budaya
Suryadi (2016) mengatakan bahwa manusia adalah makhluk
sosial-budaya. Manusia tidak bisa hidup sendirian. Sesuai kodratnya,
manusia hidup bersama dengan manusia lain. Selain itu, manusia
merupakan makhluk budaya, yaitu makhluk yang memiliki gagasan
dan karya dalam hidupnya yang diwujudkannya kedalam bentuk
tindakan maupun karya cipta yang berbentuk benda-benda.
Menurut KBBI budaya diartikan sebagai pikiran, akal budi,
atau adat istiadat (KBBI, 2020). Selain itu, Tyler (dikutip oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Supriadi, Arisetyawan, & Tiurlina, 2016) menjelaskan bahwa budaya
adalah praktik-praktik seseorang sebagai anggota masyarakat seperti
pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat atau bentuk hasil
kebudayaan lainnya. Konsep budaya ini juga selaras dengan konsep
budaya yang disampaikan Magetsari (2018), dijelaskan bahwa seluruh
pengetahuan, sikap bagaimana manusia berperilaku, yang telah ada
sejak dulu atau diturunkan secara turun-temurun oleh seseorang
sebagai anggota masyarakat tertentu disebut dengan kebudayaan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa budaya
adalah praktik sekelompok orang yang diturunkan secara turun-
temurun. Sehingga praktik ini membentuk sebuah pola atau kebiasaan
bagi sekelompok orang tertentu.
Gambar 2.01 Candi Borobudur
Menurut Tumanggor, Ridho dan Nurrochim (2017), wujud
budaya dapat dibagi menjadi empat wujud. Pertama, wujud budaya
berupa benda - benda fisik atau material culture. Semua benda hasil
karya masyarakat tertentu dengan ukuran yang kecil hingga ukuran
yang besar masuk ke dalam wujud budaya yang pertama ini, contohnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
gelang manik - manik khas Dayak, kain batik, rumah adat, pakaian
adat, Candi Borobudur dan lain sebagainya. Kedua, wujud budaya
berupa pola - pola perilaku masyarakat. Wujud budaya kedua ini
dibagi lagi menjadi dua yaitu wujud pola - pola perilaku keseharian
masyarakat seperti pola makan, pola berdoa, pola belajar, dan wujud
pola - pola perilaku yang berkaitan dengan aktivitas dalam sebuah
kelompok seperti pola upacara adat ataupun ritual. Ketiga, wujud
budaya berupa pandangan hidup atau sistem nilai manusia dalam
masyarakat. Wujud budaya ketiga ini mencakup hal - hal yang
berkaitan dengan bagaimana pola pikir atau pengetahuan atau logika
masyarakat tertentu. Keempat, wujud budaya berupa lingkungan.
Lingkungan merupakan salah satu unsur yang penting dalam
terbentuknya sebuah kebudayaan. Contohnya masyarakat yang tinggal
di daerah pesisir atau pantai dengan masyarakat yang tinggal di daerah
dataran tinggi atau pegunungan akan memiliki siklus kehidupan yang
berbeda (lahir, bekerja, berinteraksi, kawin dan lain sebagainya).
Gambar 2.02 Tari kreasi tradisional Suku Dayak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
b. Pengertian Etnomatematika
Istilah etnomatematika atau ethnomathematics diperkenalkan
oleh seorang matematikawan dan pengajar dari Brazil yaitu Ubiratan
D’Ambrosio. D’Ambrosio (1985) menjelaskan etnomatematika adalah
pengetahuan matematika dalam budaya yang dipraktikkan oleh
kelompok - kelompok tertentu. Selain itu, D’Ambrosio pada tahun
1990 (dikutip dari Orey dan Rosa, 2007b) menjelaskan ethno yang
mengacu pada konteks sosial dan budaya, mathema mengacu pada
menjelaskan, mengetahui, memahami dan melakukan kegiatan seperti
mengodekan, mengukur, mengklasifikasikan, menyimpulkan, dan
memodelkan, dan tics berasal dari kata techné atau teknik. Sehingga
dapat disimpulkan etnomatematika atau ethnomathematics adalah
teknik atau cara untuk menjelaskan, mengetahui, memahami dan
melakukan kegiatan seperti mengodekan, mengukur,
mengklasifikasikan, menyimpulkan, dan memodelkan sesuatu yang
ada di dalam konteks budaya. Selain itu, Orey dan Rosa (2007a) juga
menjelaskan etnomatematika adalah himpunan irisan antara budaya
antropologi, model matematika dan matematika itu sendiri. Pengertian
etnomatematika menurut Orey dan Rosa dapat dijelaskan dengan
menggunakan gambar sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Gambar 2.03 Ilustrasi etnomatematika sebagai irisan dari
matematika, model matematika, dan budaya antropologi
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
etnomatematika adalah ilmu yang digunakan untuk menemukan unsur-
unsur matematika yang ada di dalam budaya.
Bishop (1997) menjelaskan terdapat enam aktivitas mendasar
di dalam etnomatematika, yaitu aktivitas menghitung atau membilang
(counting), aktivitas menempatkan (locating), mengukur (measuring),
mendesain (designing), bermain (playing), dan menjelaskan
(explaining). Berikut penjelasan mengenai enam aktivitas mendasar di
dalam etnomatematika menurut Bishop.
1) Aktivitas Menghitung atau Membilang (Counting)
Aktivitas menghitung atau membilang adalah aktivitas yang
berkaitan dengan mencari berapa banyaknya, jumlahnya, sisanya
dan lain sebagainya. Aktivitas menghitung atau membilang yang
sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari adalah aktivitas saat
berbelanja, misalnya saat menghitung total belanjaan, sisa uang
dan kembalian dari suatu pembelajaan. Selain itu, aktivitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
menghitung atau membilang juga dapat dilihat saat penggunaan
turus untuk menghitung banyak suara yang diperoleh oleh setiap
calon peserta.
Gambar 2.04 Uang rupiah sebagai alat pebayaran yang sering
digunakan di Indonesia
Contoh lain temuan aktivitas menghitung atau membilang
dalam budaya tari Rejang Dewa asal Bali yaitu saat menentukan
jumlah penari dan waktu yang diperlukan dalam menari
(Kurnianingsih, 2020). Selain itu, aktivitas menghitung atau
membilang juga ditemukan dalam kegiatan industri batik di desa
Wijirejo yaitu saat memperkirakan banyaknya waktu yang
dibutuhkan dalam penyelesaian satu kain batik, penentuan upah
yang diterima oleh pegawai, dan penentuan harga jual satu potong
kain batik (Hardian, 2018).
Menurut Bishop konsep matematika yang masuk ke dalam
aktivitas menghitung atau membilang adalah quantifiers : each,
some, many, none (kuantifikasi), adjective number names (nama-
nama bilangan), finger and body counting (penggunaan jari dan
badan untuk menghitung), tallying numbers (sistem bilangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
dengan turus), place value (nilai tempat), zero (nol), base 10 (basis
10), operations on numbers (operasi bilangan), combinatories
(kombinatorik), accuracy (keakuratan), approximation
(penaksiran), errors (galat), fractions (pecahan), decimals
(desimal), positive negatives (positif negatif), infinitely large and
small (tak hingga besar dan tak hingga kecil), limit (limit), number
patterns (pola-pola bilangan), powers (pangkat), number
relationships (relasi-relasi bilangan), arrow diagrams (diagram
panah), algebraic representation (representasi aljabar), events
probabilities (peluang kejadian), dan frequency representations
(representasi frekuensi).
2) Aktivitas Menempatkan (Locating)
Aktivitas menempatkan adalah aktivitas yang berkaitan
dengan cara meletakkan, menaruh, atau melokasikan suatu objek.
Aktivitas menempatkan yang sering ditemui dalam kehidupan
sehari-hari adalah aktivitas saat menentukan lokasi untuk bercocok
tanam oleh petani, penempatan posisi duduk siswa dan guru di
kelas, penempatan posisi pada 16 buah catur di dalam papan
permainan catur itu sendiri dan lain sebagainya. Contoh lain
temuan aktivitas menempatkan dalam budaya tari Rejang Dewa
asal Bali yaitu saat penentuan lokasi pementasan dan penentuan
jarak posisi setiap penari (Kurnianingsih, 2020).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Gambar 2.05 Penempatan lokasi menanam padi di daerah
daratan rendah (Pixabay, 2020)
Menurut Bishop konsep matematika yang masuk ke dalam
aktivitas menempatkan adalah prepositions (pengaturan tempat),
route descriptions (deskripsi rute), environmental locations
(lokasi-lokasi lingkungan), North-South-East-West (N.S.E.W.)
compass bearings (navigasi kompas: utara, selatan, timur, barat),
up/down (naik atau turun), left/right (kiri/kanan),
forwards/backwards (depan/belakang), journeys : distance
(perjalanan : jarak), straight and curved lines (garis lurus dan
lengkung), angle as turning rotations (sudut sebagai penentu
rotasi), systems of location : polar coordinates (sistem penempatan
: koordinat polar), Two Dimensional and Three Dimensional
coordinates (koordinat dua dan tiga dimensi), mapping (pemetaan),
latitude/longitude (garis lintang atau garis bujur); loci (sekumpulan
titik-titik dengan sifat yang sama), linkages (hubungan); circle
(lingkaran); ellipse (elips); vector (vektor); dan spiral (spiral).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
3) Aktivitas Mengukur (Measuring)
Aktivitas mengukur adalah aktivitas yang berkaitan dengan
berapa panjangnya, beratnya, tingginya, waktunya atau
membandingkan dua buah objek atau lebih, dan lain sebagainya.
Aktivitas mengukur yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-
hari adalah aktivitas saat mengukur tinggi badan, berat badan, lama
perjalanan dan lain sebagainya.
Gambar 2.06 Mengukur berat badan balita dengan timbangan
manual
Contoh lain temuan aktivitas mengukur dalam budaya tari
Rejang Dewa asal Bali yaitu saat perhitungan ketukan untuk
mengganti gerakan ke gerakan lainnya dan perhitungan panjang
dari gelungan atau mahkota (Kurnianingsih, 2020). Selain itu,
aktivitas mengukur juga ditemukan dalam kegiatan industri batik di
desa Wijirejo yaitu saat mengukur jarak antar pola, lebar atau luas
kain yang digunakan, dan banyaknya pengecapan yang dapat
dilakukan dalam proses membatik (Hardian, 2018).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Menurut Bishop konsep matematika yang masuk ke dalam
aktivitas mengukur adalah comparative quantifiers : faster, thinner
(perbandingan kuantifikasi : lebih cepat, lebih tipis), ordering
(mengurutkan), qualities (kualitas), development of units : heavy,
heaviest, weight (pengembangan satuan-satuan : bobot, terberat,
berat), accuracy of units (keakuratan satuan), estimation
(perkiraan), length (panjang), area (luas), volume (volume), time
(waktu), temperature (suhu), weight (berat), conventional units
(satuan konvensional), standard units (satuan standar), system of
units : metric (sistem satuan : metrik), money (uang), dan
compound units (satuan majemuk).
4) Aktivitas Mendesain (Designing)
Aktivitas mendesain adalah aktivitas yang berkaitan dengan
rancangan, bentuk, motif pada suatu objek, dan lain sebagainya.
Aktivitas mendesain yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-
hari adalah bentuk atau desain atap, pintu, desain ruangan pada
rumah, bentuk lapangan sepak bola, kolam renang dan lain
sebagainya. Contoh lain temuan aktivitas mendesain dalam budaya
tari Rejang Dewa asal Bali yaitu saat membentuk pola lantai dan
pembentukan gerak tarian (Kurnianingsih, 2020).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Gambar 2.07 Bentuk bangunan dalam wisata Kuching
Waterfroont
Menurut Bishop konsep matematika yang masuk ke dalam
aktivitas mendesain adalah design (desain), abstraction (abstraksi),
shape (bangun atau geometris), form (bentuk), aesthetics (estetika),
objects compared by properties of form (objek yang dibandingkan
oleh sifat bentuk), large/small (besar/kecil), similarity
(kesebangunan), congruence (kekongruenan), properties of shapes
(sifat-sifat dari bangun), common geometric shapes (bangun
geometri umum), figures (gambar), solids (benda-benda padat),
nets (jaring-jaring), surfaces (permukaan), tesselations
(pengubinan), symmetry (simetri), proportion (proporsi), ratio
(perbandingan), scale-model (skala-model), enlargements
(pembesaran), dan rigidity of shapes (kekakuan bentuk).
5) Aktivitas Bermain (Playing)
Aktivitas bermain adalah aktivitas yang memiliki aturan
dan strategi untuk mencapai suatu kemenangan, kesenangan atau
tujuan lainnya. Aktivitas bermain yang sering ditemui dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
kehidupan sehari-hari adalah aktivitas saat anak-anak bermain
sepak bola, catur, engklek, permainan tradisional makucung-
kucungan dan lain sebagainya.
Gambar 2.08 Anak-anak yang sedang bermain permainan
tradisional makucung-kucungan dari Bali
Contoh lain temuan aktivitas bermain dalam budaya tari
Rejang Dewa asal Bali yaitu saat menentukan strategi dalam
memvariasikan gerakan tarian (Kurnianingsih, 2020). Selain itu,
aktivitas bermain juga ditemukan dalam kegiatan industri batik di
desa Wijirejo yaitu saat penentuan suatu pola diproduksi kembali
atau tidak (Hardian, 2018).
Menurut Bishop konsep matematika yang masuk ke dalam
aktivitas bermain adalah games (permainan), fun (kesenangan),
puzzles (teka-teki), paradoxes (paradoks), modelling (pemodelan),
imagined reality (realita yang terbayangkan), rule-bound activity
(aktivitas terkait aturan), hypothetical reasoning (penalaran
hipotesis), procedures (prosedur), plans (rencana-rencana),
strategies (strategi-strategi), cooperative games (permainan
kooperatif), competitive games (permainan kompetitif), solitaire
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
games (permainan kartu), dan chance (kemungkinan), prediction
(prediksi).
6) Aktivitas Menjelaskan (Eplaining)
Aktivitas menjelaskan adalah aktivitas menjelaskan atau
menceritakan dengan penalaran logis dan penalaran verbal.
Aktivitas menjelaskan yang sering ditemui dalam kehidupan
sehari-hari adalah penjelasan secara logis terjadinya hujan, guru
yang menjelaskan konsep matematika kepada siswa dan polisi
yang sedang memaparkan kronologi sebuah kasus.
Gambar 2.09 Guru yang menjelaskan konsep matematika
kepada siswa
Contoh lain temuan aktivitas menjelaskan dalam budaya
tari Rejang Dewa asal Bali yaitu saat mengetahui makna yang
terkandung dari gerakan, pola lantai dan perlengkapan tarian
(Kurnianingsih, 2020). Selain itu, aktivitas menjelaskan juga
ditemukan dalam kegiatan industri batik di desa Wijirejo yaitu
makna yang terkandung dari motif batik (Hardian, 2018).
Menurut Bishop konsep matematika yang masuk ke dalam
aktivitas menjelaskan adalah similarities (kesamaan),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
classifications (klasifikasi), conventions (konvensi), hierarchical
classifying of objects (pengklasifikasian objek secara hierarkis),
story explanations (penjelasan cerita), logical connectives (kata
hubung dalam logika), linguistic explanations (penjelasan
linguistik), logical arguments (argumen-argumen logis), proofs
(pembuktian), symbolic explanations : equation, inequality,
algorithm, function (penjelasan simbolik : persamaan,
pertidaksamaan, algoritma, fungsi), figural explanations : graphs,
diagrams, charts, matrices (penjelasan bentuk : grafik, diagram,
bagan, matriks), mathematical modelling (pemodelan matematika),
dan criteria : internal validity, external generalisability (kriteria:
validasi internal, generalisability eksternal).
c. Pembelajaran Matematika Berbasis Etnomatematika
Etnomatematika menjadi cara baru bagi guru matematika untuk
memperkenalkan konsep-konsep matematika kepada siswa. Menurut
Richardo (2016), terdapat empat peran etnomatematika dalam
pembelajaran matematika pada kurikulum 2013. Pertama,
etnomatematika menjadi pengetahuan awal yang baik karena
pengetahuan tersebut sudah ada di lingkungan siswa itu sendiri,
sehingga siswa akan lebih mudah untuk membangun konsep baru
matematika dengan pengetahuan awal tersebut. Kedua,
etnomatematika membuat cara belajar matematika menjadi
menyenangkan. Hal ini dikarenakan dengan etnomatematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
menjadikan pembelajaran matematika tidak lagi dianggap sebagai ilmu
pengetahuan yang jauh dari lingkungan siswa, sehingga menciptakan
motivasi siswa yang baik dalam pembelajaran matematika. Ketiga,
etnomatematika mampu membangkitkan rasa hormat, bangga dan cinta
atas kebudayaan - kebudayaan yang ada di lingkungan sekitar.
Keempat, etnomatematika mampu menjadikan pembelajaran
matematika sejalan dengan pendekatan saintifik atau ilmiah.
Etnomatematika mampu meningkatkan lima langkah pembelajaran
yang sama seperti pada pembelajaran dengan pendekatan saintifik,
yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi dan
mengkomunikasikan.
Memanfaatkan etnomatematika di dalam pembelajaran
matematika akan membuat pembelajaran matematika menjadi lebih
bermakna. Hal ini dikarenakan pembelajaran dengan etnomatematika
adalah pembelajaran yang mengaitkan konsep matematika yang sedang
dipelajari dengan lingkungan sekitar siswa. Secara tidak langsung,
penggunaan etnomatematika di dalam pembelajaran akan mengurangi
pandangan negatif siswa terhadap matematika. Matematika tidak akan
dianggap sebagai pembelajaran yang jauh dari lingkungan sekitar
siswa itu sendiri.
3. Gelang Manik - Manik Khas Dayak Kalimantan
Gelang adalah barang berbentuk lingkaran, biasanya digunakan
sebagai perhiasan di lengan dan pergelangan kaki (KBBI, 2020). Bahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
pembuatan gelang sangat beragam, seperti perak, emas, manik-manik dan
lain sebagainya. Museum Negeri Provinsi Kalimantan Selatan Lambung
Mangkurat, (1998) menjelaskan manik-manik adalah benda kecil, indah
dan rumit yang biasanya berbentuk bulat, dilubangi dan dironce menjadi
suatu perhiasan atau menghiasi suatu benda. Manik–manik tersebut terdiri
dari berbagai bahan, seperti kerang, tulang, gading, getah kayu, biji-bijian,
merjan, terakota (keramik), logam, kaca, dan batu. Seiring perkembangan
zaman manik-manik yang banyak ditemui adalah manik-manik dengan
bahan plastik. Hal ini dikarenakan manik-manik dengan bahan plastik
lebih murah dan mudah untuk didapatkan dibandingkan bahan lainnya.
Gambar 2.10 Penggunaan manik-manik dalam busana tari tradisional
Suku Dayak
Manik - manik menjadi bahan pakaian yang paling sering ditemui
dalam masyarakat Suku Dayak. Pakaian yang dimaksud tidak hanya
berupa baju, celana atau sesuatu yang digunakan untuk menutup tubuh,
tetapi mencakup mencakup perhiasan tubuh dan aksesoris sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
pelengkapnya. Menurut Nieuwenhuis (dikutip dari Museum Negeri
Provinsi Kalimantan Selatan Lambung Mangkurat, 1998) bagi masyarakat
Dayak, pakaian dibedakan menjadi dua yaitu pakaian sehari - hari dan
pakaian untuk pesta (upacara maupun kesenian). Pakaian sehari - hari
digunakan dengan sederhana dan biasanya tanpa aksesoris secara lengkap.
Berbeda saat tiba waktunya pesta panen, tahun baru dan menyambut tamu
agung, masyarakat dayak akan memakai pakaian terindah yang
dimilikinya, lengkap dengan perhiasan yang disesuaikan dengan
kemakmuran. Bukan hanya digunakan sebagai hiasan dalam pakaian,
berikut adalah beberapa penggunaan manik - manik lainnya di
Kalimantan.
a. Manik - manik sebagai perhiasan tubuh dan perhiasan rumah tangga.
b. Manik - manik sebagai perhiasan pengantin.
c. Manik - manik sebagai tanda ikatan dan mas kawin.
d. Manik - manik sebagai alat tukar, melunasi denda adat dan oleh kaum
bangsawan digunakan sebagai alat untuk membeli budak.
e. Manik - manik sebagai lambang status sosial
f. Manik - manik digunakan pada acara kesenian (baju yang dikenakan
penari), pakaian dalam upacara adat dan penyambutan tamu agung.
g. Manik - manik digunakan sebagai jimat atau untuk menolak bala.
h. Manik - manik digunakan oleh sang dukun untuk mengusir roh jahat
dan memanggil roh baik dalam upacara pengorbanan.
i. Manik - manik sebagai benda bekal kubur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Suku Dayak di Indonesia terbagi lagi menjadi 268 jenis Suku
Dayak (BPS, 2011). Hal ini membuat pandangan atau fungsi manik-manik
menjadi berbeda-beda untuk setiap jenis Suku Dayak. Berikut adalah
beberapa pandangan manik-manik yang berbeda untuk setiap jenis Suku
Dayak.
a. Kalung Manik/Uleng Kalimantan Timur
Manik-manik ini tersusun dari bahan manik batuan Giok warna
hijau berbentuk bundar dari Cina, manik keramik warna coklat
berbentuk bundar dempak ornamen tembus, manik kaca warna putih
berbentuk bulat dempak dengan lurik-lurik coklat-biru, manik kaca
Bohemian warna merah berbentuk kerucut ganda, manik kuning
cakram silinder buatan Kalimantan, manik kaca mata tiung buatan
Kalimantan Timur dan manik marjan atau karang warna merah yang
dibuat dari bahan karbonat kalsium berbentuk tong dan elips buatan
Kalimantan. Kalung manik ini digunakan sebagai mas kawin,
perhiasan perkawinan dan lambang status sosial.
Gambar 2.11 Kalung manik/Uleng Kalimantan Timur (Museum
Negeri Provinsi Kalimantan Selatan Lambung Mangkurat, 1998)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
b. Pakaian Pengantin Wanita Kalimantan Timur
Pakaian pengantin ini dibuat dengan menggunakan kain
beludru warna hijau dengan tersusun dari bahan manik biji bakelit
warna-warni, manik air guci warna kuning-emas berbentuk ornamen
tumpal, untaian manik-manik biji bakelit warna-warni berornamen
tumpal dan sulur-suluran pakis. Pakaian ini digunakan sebagai pakaian
adat dan pakaian pengantin wanita Suku Dayak Bahau.
Gambar 2.12 Pakaian pengantin wanita Kalimantan Timur (Museum
Negeri Provinsi Kalimantan Selatan Lambung Mangkurat, 1998)
c. Kalung Manik Kalimantan Barat
Manik-manik ini tersusun dari bahan manik batuan kornelian
warna merah kecoklatan berbentuk kerucut ganda dan bulat, manik
batuan kalsedon dengan lingkaran potasium warna putih kusam, manik
batuan kuarsa bentuk elips dan tong, manik putih-kuning gading
bening, manik kaca batang warna hitam bergaris-garis berwarna putih
susu dan manik kaca warna biru berbentuk bulat. Kalung manik ini
ditemukan di dalam Nekara Perunggu, Situs Bukit Selindung, Dusun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Air Terjun, Desa Parit Baru, Kecamatan Pemangkat, Kabupaten
Sambas, Kalimantan Barat.
Gambar 2.13 Kalung manik Kalimantan Barat (Museum Negeri
Provinsi Kalimantan Selatan Lambung Mangkurat, 1998)
d. Bulang dan King Manik Kalimantan Barat
Pakaian ini tersusun dari manik-manik boko’ atau manik kaca
halus dengan motif mantuari (manusia dalam bentuk kangkang),
karawit raraba, dan genta logam. Pakaian ini digunakan sebagai
dandanan orang sebelum dikuburkan oleh Suku Dayak Taman Kapuas
Hulu.
Gambar 2.14 Bulang dan King manik Kalimantan Barat (Museum
Negeri Provinsi Kalimantan Selatan Lambung Mangkurat, 1998)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
e. Sa’Sawak Manik Kalimantan Barat
Sa’Sawak manik tersusun dari enam untaian (saparapan) manik
yang terbuat dari manik Buno berbahan kaca berbentuk tong, bulat dan
spiral dengan warna putih, manik Buno bentuk berbahan kaca silinder
dan spiral dengan warna kuning, manik Buno berbahan tulang dengan
warna putih, dan tiga lempengan tunduk sebagai pembatas. Sa’Sawak
manik digunakan sebagai ikat pinggang atau hiasan pinggul bagi kaum
wanita Suku Dayak Taman Kapuas Hulu Kalimantan Barat sewaktu
pesta.
Gambar 2.15 Sa’Sawak manik Kalimantan Barat (Museum Negeri
Provinsi Kalimantan Selatan Lambung Mangkurat, 1998)
f. Penyang Kalimantan Tengah
Penyang ini terbuat dari taring beruang yang dirangkai dan
diikat dengan tali tengang dengan panjang 60 cm. Penyang digunakan
sebagai jimat bagi jawara di Kalimantan Tengah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Gambar 2.16 Penyang Kalimantan Tengah (Museum Negeri
Provinsi Kalimantan Selatan Lambung Mangkurat, 1998)
g. Kalung Saling Bahau Kalimantan Tengah
Kalung ini tersusun dari manik berbahan kaca dan taring
binatang dengan panjang 30 cm. Kulung saling bahau digunakan
sebagai jimat dan hiasan bagi para penari tradisional Suku Dayak
Ngaju Kalimantan Tengah.
Gambar 2.17 Kalung Saling Bahau Kalimantan Tengah (Museum
Negeri Provinsi Kalimantan Selatan Lambung Mangkurat, 1998)
h. Subrah Kalimantan Selatan
Subrah tersusun dari kain beledru, arguci, benang, dan plastik
dengan ukuran tinggi 24 cm dan lebar 27 cm. Subrah digunakan
sebagai penutup kepala pemain tari topeng wanita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Gambar 2.18 Subrah Kalimantan Selatan (Museum Negeri Provinsi
Kalimantan Selatan Lambung Mangkurat, 1998)
i. Untaian Manik-Manik Kalimantan Selatan
Bahan manik-manik yang digunakan dalam untaian manik-
manik ini adalah manik batu akik dan merjan dengan ukuran panjang
45 cm. Untaian manik-manik ini digunakan sebagai perhiasan.
Gambar 2.19 Untaian manik-manik Kalimantan Selatan (Museum
Negeri Provinsi Kalimantan Selatan Lambung Mangkurat, 1998)
j. Gelang Manik-Manik Berbahan Plastik Khas Dayak
Gelang manik-manik ini dengan menggunakan bahan plastik
dengan bentuk bulat dan terdapat lubang di tengah. Gelang manik-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
manik digunakan sebagai perhiasan atau aksesoris di pergelangan
tangan.
Gambar 2.20 Gelang manik-manik berbahan plastik Khas Dayak
Berdasarkan uraian di atas manik-manik terbuat dari bahan yang
beragam dan dirangkai ke dalam bentuk yang beragam juga seperti kalung,
gelang, hiasan pada pakaian, tas gendongan, mahkota dan lain sebagainya.
Namun, pada penelitian ini penemuan aktivitas-aktivitas fundamental
etnomatematika hanya akan berfokus pada hasil budaya gelang manik-
manik berbahan plastik khas Suku Dayak Kalimantan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Gambar 2.21 Kerajinan manik-manik lainnya berbahan plastik yang
dibentuk menjadi ikat pinggang, kalung, ikat kepala, dasi, gantungan
dompet, ambinan anak (gendongan anak), aksesoris dalam pakaian
perkawinan suku Dayak, dan pakaian tradisional suku Dayak
4. Bahan Ajar
Menurut Ahmad dan Lestari (2010), bahan ajar adalah seperangkat
materi pelajaran yang disusun dengan terstruktur guna tercapainya sebuah
kompetensi atau subkompetensi tertentu dengan mengacu pada kurikulum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Bahan ajar berfungsi sebagai arah atau petunjuk dalam proses
pembelajaran. Sejalan dengan Sudjana dan Riva’i (dikutip dari Ahmad dan
Lestari, 2010), menjelaskan bahan ajar berfungsi sebagai alat untuk
menunjukkan arah semua aktivitas guru dan siswa dalam proses
pembelajaran, serta menjadi alat evaluasi pencapaian atau penugasan.
Menurut Arsanti (2018), terdapat empat ketentuan yang harus
terpenuhi diperhatikan saat memilih, menentukan dan mengembangkan
bahan ajar, yaitu cakupan materi atau isi, penyajian materi, keterbacaan
dan kegrafikaan. Selain itu, menurut Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah (dikutip dari Wicaksono, 2019) bahan
ajar yang baik paling tidak mencakup petunjuk belajar (petunjuk guru atau
siswa), kompetensi yang akan dicapai, konten atau isi materi
pembelajaran, informasi pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja,
evaluasi dan respon hasil evaluasi.
Bahan ajar yang sering dijumpai adalah bahan ajar cetak seperti
buku, modul, handout, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), dan lain
sebagainya. Selain bahan ajar cetak tersebut, juga terdapat bahan ajar
audio seperti radio dan CD audio, bahan ajar audio visual seperti video dan
VCD, bahan ajar visual seperti gambar dan foto, dan bahan ajar lainnya
seperti internet dan lain sebagainya.
Menurut Zubainur dan Bambang (2017) Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) adalah salah satu perangkat untuk mempermudah atau
membantu siswa memahami konsep-konsep yang sedang dibahas di dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
pembelajaran. LKPD berisi tugas yang perlu dikerjakan oleh siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Dalam mengembangkan LKPD, guru perlu
memperhatikan keadaan siswa dan karakteristik konsep atau materi yang
diajarkan. Kedua aspek ini menjadi bagian penting agar LKPD yang
digunakan dapat mengefektifkan waktu pembelajaran atau LKPD mampu
diselesaikan siswa dalam waktu yang telah disepakati.
Zubainur dan Bambang (2017) menambahkan, penulisan LKPD
dilakukan melalui beberapa langkah. Langkah pertama guru perlu
menganalisis kurikulum, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator dan
materi pembelajaran. Langkah berikutnya, guru menyusun peta kebutuhan
LKPD, menentukan judul LKPD, menulis LKPD dan menentukan alat
penilaian. Secara umum LKPD memiliki struktur judul, mata pelajaran,
semester, tempat, petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai,
indikator, informasi pendukung, tugas-tugas, langkah-langkah kerja dan
penilaian.
5. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum 2013
Menurut Fadlillah (2014) kurikulum dibentuk atau dibuat dengan
tujuan untuk mewujudkan atau mencapai Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) yang diterapkan. Dalam Kurikulum 2013, SKL diterjemahkan ke
dalam Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar.
Kompetensi inti adalah tingkat kemampuan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada
setiap tingkat kelas atau program. Kompetensi inti menjadi landasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
pengembangan kompetensi dasar. Dalam Kurikulum 2013, kompetensi inti
mencakup beberapa aspek, di antaranya sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan yang berfungsi sebagai pengintegrasi
muatan pembelajaran, mata pelajaran atau program dalam mencapai
standar kompetensi kelulusan. Aspek sosial merupakan aspek yang akan
mengajarkan kepada peserta didik tentang bagaimana hubungan dengan
sesama manusia dan lingkungannya. Aspek pengetahuan merupakan aspek
yang diperoleh peserta didik dari materi-materi yang diajarkan dalam
kegiatan pembelajaran. Sementara itu, aspek keterampilan merupakan
aspek yang melatih peserta didik dalam mengolah dan menyajikan materi-
materi yang diperoleh selama kegiatan pembelajaran.
Kompetensi dasar adalah gambaran pokok materi untuk mencapai
kompetensi inti yang akan diperoleh peserta didik melalui kegiatan
pembelajaran. Pada PP No. 32 Tahun 2013 (dikutip dari Fadlillah, 2014)
dijelaskan bahwa, kompetensi dasar adalah tingkat kemampuan dalam
konteks muatan pembelajaran, pengalaman belajar atau mata pelajaran
yang mengacu pada kompetensi inti. Kompetensi dasar mencakup
beberapa aspek, yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan
keterampilan. Masing-masing aspek tersebut harus berjalan secara
beriringan dan seimbang sehingga menghasilkan lulusan yang memiliki
soft skills dan hard skills yang berkualitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
6. Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV)
Salah satu tujuan penelitian ini adalah merancang Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) berdasarkan etnomatematika pada gelang manik-
manik khas Dayak Kalimantan. Materi yang bersesuaian adalah Sistem
Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV) dan Teori Himpunan. Bagian
ini akan mendiskusikan materi SPLTV tersebut.
Definisi 2.1 Persamaan Linear (Anton dan Rorres, 2004)
Persamaan linear dengan variabel , , , adalah persamaan yang
dapat dinyatakan dalam bentuk
di mana , , , dan merupakan bilangan real.
Oleh karena itu, persamaan linear dengan tiga variabel , ,
dapat dinyatakan dalam bentuk
di mana , , dan merupakan bilangan real. Variabel-variabel
dalam persamaan linear seringkali disebut sebagai faktor-faktor yang tidak
diketahui (unknowns).
Contoh 2.1
Persamaan ,
, dan
adalah persamaan-persamaan linear.
Pada Contoh 2.1 dapat dilihat pada persamaan linear tidak mengandung
perkalian atau akar dari variabel. Seluruh variabel yang ada hanya dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
bentuk pangkat pertama dan bukan merupakan argumen dari fungsi-fungsi
trigonometri, logaritma, atau eksponensial.
Contoh 2.2
Persamaan √ , , dan bukan
merupakan persamaan-persamaan linear.
Solusi dari persamaan linear adalah
suatu urutan dari bilangan , , , sedemikian rupa sehingga
persamaan tersebut akan terpenuhi jika kita mengantikan , ,
, (Anton dan Rorres, 2004). Oleh karena itu, solusi dari
persamaan linear dengan tiga variabel atau
adalah suatu urutan dari tiga bilangan , , sedemikian rupa sehingga
persamaan tersebut akan terpenuhi jika kita mengantikan , ,
.
Definisi 2.2 Sistem Persamaan Linear (Anton dan Rorres, 2004)
Sejumlah persamaan linear tertentu dalam variabel , , , disebut
sistem persamaan linear. Suatu sistem persamaan linear dengan
persamaan linear dan variabel dapat ditulis sebagai
di mana , , , adalah variabel, dan , , , , , , ,
, , , , , , , adalah bilangan real.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Oleh karena itu, sistem persamaan linear dengan persamaan
linear dan tiga variabel dapat ditulis sebagai
di mana , , adalah variabel, dan , , , , , , ,
, , , , adalah bilangan real dengan , ,
tidak semuanya nol, , , tidak semuanya nol dan , ,
tidak semuanya nol.
Setiap sistem persamaan linear dapat tidak memiliki solusi,
memiliki tepat satu solusi, atau memiliki tak terhingga banyaknya solusi
(Anton dan Rorres, 2004). Umumnya penyelesaian sistem persamaan
linear tiga variabel diselesaikan dengan metode eliminasi dan substitusi.
Contoh 2.3
Selesaikan sistem persamaan linear berikut
persamaan i
persamaan ii
persamaan iii
dengan menggunakan metode campuran eliminasi dan substitusi.
Penyelesaian.
Melakukan proses eliminasi pada persamaan i dan ii.
persamaan iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Melakukan proses eliminasi pada persamaan iii dan iv.
Melakukan proses substitusi nilai ke persamaan ii.
Melakukan proses substitusi nilai ke persamaan iii.
Jadi solusi dari sistem persamaan tersebut adalah saat , , dan
.
Contoh 2.4
Sebuah bilangan terdiri atas tiga angka yang jumlahnya 9. Angka
satuannya tiga lebih besar daripada angka puluhan. Jika angka ratusan dan
puluhan ditukar letaknya, maka diperoleh bilangan yang sama. Tentukan
nilai bilangan tersebut.
Penyelesaian.
Misalkan
Berdasarkan informasi pada soal diperoleh persamaan sebagai berikut.
persamaan v
persamaan vi
persamaan vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Ditanyakan:
Tentukan nilai bilangan tersebut.
Melakukan proses substitusi persamaan vi ke persamaan v.
persamaan viii
Melakukan proses substitusi persamaan vii ke persamaan viii.
Melakukan proses substitusi persamaan ke persamaan vii.
Melakukan proses substitusi nilai ke persamaan v.
Jadi nilai bilangan tersebut adalah 225.
Definisi 2.3 Sistem Persamaan Linear Homogen (Anton dan Rorres,
2004)
Suatu sistem persamaan linear disebut homogen jika semua bentuk
konstantanya adalah .
Setiap sistem persamaan linear homogen adalah konsisten karena
sistem semacam ini memiliki solusi , , , . Solusi ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
disebut solusi trivial, jika terdapat solusi lain, maka solusi-solusi tersebut
disebut solusi nontrivial. Ada satu kasus di mana sistem linear homogen
bisa dipastikan memiliki solusi nontrivial, yaitu jika sistem tersebut
melibatkan lebih banyak variabel dibandingkan jumlah persamaan yang
ada.
7. Teori Himpunan
Teori himpunan juga merupakan materi yang dapat dipelajari
dengan menggunakan etnomatematika pada gelang manik-manik khas
Dayak Kalimantan. Bagian ini akan memberikan pemaran berkaitan
dengan konsep matematika tersebut.
Definisi 2.4 Himpunan (Susilo, 2012)
Himpunan adalah suatu kumpulan atau koleksi objek-objek (konkret
maupun abstrak) yang mempunyai kesamaan sifat tertentu.
Suatu himpunan haruslah terdefinisi secara tegas, dalam arti bahwa
untuk setiap objek dalam semestanya dapat ditentukan secara tegas apakah
objek tersebut merupakan anggota himpunan itu atau tidak. Suatu
himpunan biasanya dilambangkan dengan huruf besar, misal , , , dan
seterusnya. Objek-objek yang merupakan dari himpunan dilambangkan
dengan huruf kecil, misal , , , , dan seterusnya.
Apabila suatu objek merupakan anggota himpunan , maka hal
itu dinyatakan dengan notasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
dan apabila objek bukan merupakan anggota himpunan , maka hal itu
dinyatakan dengan notasi
Ada beberapa cara untuk menyatakan suatu himpunan. Yang paling
sederhana ialah cara daftar, yaitu menyatakan suatu himpunan dengan
menuliskan satu per satu lambang anggota-anggotanya di antara tanda
kurung kurawal (Susilo, 2012). Cara ini biasanya dipakai untuk himpunan-
himpunan yang diskret.
Contoh 2.5
{ }
{ }
{ }
{ }
Cara lain untuk menyatakan suatu himpunan adalah cara syarat
kenggotaan, yaitu dengan menyatakan syarat yang harus dipenuhi oleh
elemen-elemen himpunan semesta untuk menjadi anggota himpunan
tersebut (Susilo, 2012).
Contoh 2.6
{ }
{ }
{ }
{ }
Cara lain lagi untuk menyatakan suatu himpunan ialah dengan
menggunakan apa yang disebut dengan fungsi karakteristik, yaitu suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
fungsi dari himpunan semesta ke himpunan { } (Susilo, 2012). Suatu
himpunan dalam semesta dapat dinyatakan dengan fungsi
karakteristik.
{ }
Yang didefinisikan dengan aturan
{
Untuk setiap .
Contoh 2.7
Misalkan terdapat himpunan semesta
{ } dan { }, himpunan
dapat dinyatakan ke dalam fungsi karakteristik sebagai berikut.
{
Operasi himpunan adalah aturan untuk menghasilkan himpunan
dari satu atau lebih himpunan yang diketahui (Susilo, 2012). Operasi
dengan satu himpunan disebut operasi uner, sedangkan operasi dengan dua
himpunan disebut operasi biner. Berikut akan dibahas beberapa operasi
biner, yaitu gabungan, irisan dan selisih.
Definisi 2.5 Gabungan Dua Himpunan (Susilo, 2012)
Gabungan dari dua himpunan dan , dengan notasi adalah
himpunan semua elemen dalam semesta yang merupakan anggota
himpunan atau anggota himpunan .
{ }
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Definisi 2.6 Irisan Dua Himpunan (Susilo, 2012)
Irisan dari dua himpunan dan , dengan notasi adalah himpunan
semua elemen dalam semesta yang merupakan anggota himpunan dan
anggota himpunan .
{ }
Definisi 2.7 Selisih Dua Himpunan (Susilo, 2012)
Selisih dari dua himpunan dan , dengan notasi adalah himpunan
semua elemen dalam semesta yang merupakan anggota himpunan dan
bukan anggota himpunan .
{ }
Contoh 2.8
Misalkan { } dan { }, maka:
a. { }
b. { }
c. { }
d. { }
Contoh 2.9
Suatu hari Santi dan Silvia membeli baju di toko yang sama. Santi
membeli empat buah baju dengan warna yang berbeda, yaitu merah,
kuning, hijau, dan biru, sedangkan Silvia membeli tiga buah baju dengan
warna yang berbeda, yaitu hitam, kuning, dan merah. Misalkan A adalah
himpunan warna baju yang dibeli oleh Santi dan B adalah himpunan
warna baju yang dibeli oleh Silvia. Tentukan.
a. Anggota himpunan A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
b. Anggota himpunan B
c. Warna baju yang dibeli oleh Santi atau Silvia
d. Warna baju yang dibeli oleh Santi dan Silvia
e. Warna baju yang dibeli oleh Santi dan tidak dibeli oleh Silvia
f. Warna baju yang dibeli oleh Silvia dan tidak dibeli oleh Santi
Penyelesaian.
a. { }
b. { }
c. { }
d. { }
e. { }
f. { }
B. Penelitian Relevan
Berikut adalah tiga penelitian tentang etnomatematika yang relevan
dengan penelitian ini.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu, Shodiqin dan Muhtarom (2019)
yang berjudul “Eksplorasi Etnomatematika dalam Kesenian Barongan di
Kabupaten Blora”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan
unsur - unsur matematika pada kesenian barongan di Kabupaten Blora.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat unsur matematika dalam kesenian
barongan pada pola ukir topeng, motif dan bentuk kostum, serta bentuk
dan pola motif alat kesenian barongan. Unsur - unsur matematika yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
ditemukan peneliti pada kesenian barongan ini adalah konsep geometri
dimensi dua, geometri dimensi tiga dan geometri transformasi. Perbedaan
penelitian yang dilakukan oleh Rahayu, Shodiqin dan Muhtarom dengan
penelitian yang dilakukan peneliti sekarang adalah pada objek yang diteliti
dan jenis penelitian yang digunakan, serta pada peneliti terdahulu ini tidak
sampai pada implementasinya ke dalam kegiatan pembelajaran
matematika. Sedangkan persamaan antara penelitian ini dengan penelitian
terdahulu ini terletak pada salah satu tujuan yang ingin dicapai yaitu
menemukan unsur - unsur matematika pada objek yang diteliti.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Afriyanty (2019) yang berjudul
“Eksplorasi Etnomatematika Kesenian Marawis sebagai Sumber untuk
Penyusunan Bahan Ajar Matematika”. Tujuan dari penelitian ini adalah
mendeskripsikan etnomatematika yang ditemukan pada Kesenian Marawis
dan mendeskripsikan perancangan bahan ajar matematika berdasarkan
hasil eksplorasi pada Kesenian Marawis tersebut. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian etnografi dengan pendekatan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat domain atau aktivitas matematika
dalam Kesenian Marawis yaitu domain merancang, mengukur dan
bermain. Konsep matematika pada domain merancang yang ada pada
Kesenian Marawis adalah konsep bangun ruang, persamaan linear dua
variabel, bangun datar, kesebangunan dan kekongruenan dan geometri
transformasi. Konsep matematika pada domain mengukur yang ada pada
Kesenian Marawis adalah ukuran bangun ruang tabung dan kerucut pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
alat musik Marawis. Konsep matematika pada domain bermain adalah
konsep sudut pada teknik memainkan alat musik dan konsep pola bilangan
pada pukulan alat musik Marawis. Kemudian berdasarkan konsep
matematika yang ditemukan ini, peneliti menyusun bahan ajar berupa
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) untuk tingkat Sekolah Menengah
Pertama dengan materi segitiga dan segiempat, pola bilangan serta
kekongruenan dan kesebangunan dalam konteks budaya Kesenian
Marawis. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Afriyanty dengan
penelitian yang dilakukan peneliti sekarang adalah terletak pada objek
yang diteliti. Sedangkan persamaannya terletak pada tujuan yang ingin
dicapai yaitu menemukan unsur - unsur matematika pada objek yang
diteliti dan implementasinya sebagai sumber penyusunan bahan ajar
berupa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), serta jenis penelitian yang
digunakan.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Wicaksono (2019) yang berjudul
“Eksplorasi Etnomatematika pada Seni Pencak Silat Kepulauan Riau
sebagai Sumber Penyusunan Bahan Ajar Matematika”. Tujuan dari
penelitian ini adalah mendeskripsikan etnomatematika pada gerakan seni
pencak silat yang berkembang di Kepulauan Riau dan mendeskripsikan
perancangan bahan ajar matematika berdasarkan hasil eksplorasi
etnomatematika pada gerakan seni pencak silat. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian etnografi dengan pendekatan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat aktivitas matematika dalam seni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
pencak silat yaitu aktivitas menentukan lokasi dan bermain. Konsep
matematika yang ditemukan pada aktivitas menentukan lokasi adalah
konsep bangun datar, sudut, hubungan antar garis dan transformasi
geometri (translasi dan rotasi). Konsep matematika yang ditemukan pada
aktivitas bermain adalah konsep sudut, hubungan antar garis dan konsep
transformasi geometri (refleksi). Kemudian berdasarkan konsep
matematika yang ditemukan ini, peneliti menyusun bahan ajar berupa
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) untuk tingkat kelas 3 Sekolah Dasar
dengan materi sudut dalam konteks seni pencak silat Kepulauan Riau.
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Wicaksono dengan penelitian
yang dilakukan peneliti sekarang adalah terletak pada objek yang diteliti.
Sedangkan persamaannya terletak pada tujuan yang ingin dicapai yaitu
menemukan unsur - unsur matematika pada objek yang diteliti dan
implementasinya sebagai sumber penyusunan bahan ajar berupa Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD), serta jenis penelitian yang digunakan.
C. Kerangka Berpikir
Indonesia adalah negara yang kaya dengan budaya, banyaknya budaya
yang ada di Indonesia juga dipengaruhi oleh banyaknya suku atau etnis yang
ada di Indonesia. Setiap daerah di Indonesia memiliki budaya yang unik atau
berbeda dengan daerah lainnya. Suku atau etnis yang dominan tinggal di
suatu daerah tertentu akan mempengaruhi budaya-budaya yang ada di daerah
tersebut. Kalimantan Barat adalah provinsi dengan jumlah penduduk suku
Dayak terbanyak di Indonesia. Sehingga kebudayaan - kebudayaan suku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Dayak akan lebih banyak ditemukan di daerah Kalimantan Barat
dibandingkan daerah lainnya.
Hasil kebudayaan suku Dayak seperti rumah betang atau rumah
panjang, tarian adat Ajat Temuai Datai, alat musik sape, upacara adat Nabe’e
Rau atau tanam padi dan hasil kebudayaan suku Dayak lainnya akan banyak
ditemukan di Kalimantan Barat dibandingkan daerah lainnya. Banyaknya
hasil kebudayaan suku Dayak di Kalimantan Barat menjadikan pengetahuan
budaya-budaya suku adat menjadi pengetahuan yang banyak diketahui oleh
penduduk yang tinggal di Kalimantan Barat. Pengetahuan budaya ini dapat
dimanfaatkan oleh pendidik sebagai pengetahuan awal peserta didik saat
membangun atau mendalami konsep-konsep materi pembelajaran. Dalam
pembelajaran matematika, sangat penting bagi pendidik untuk
memperhatikan pengetahuan awal yang dimiliki oleh peserta didik. Tanpa
pengetahuan awal yang baik akan sulit bagi peserta didik untuk membangun
konsep-konsep baru matematika yang sedang dipelajari. Mengaitkan
pembelajaran matematika dengan pengetahuan budaya yang ada di sekitar
peserta didik menjadikan pembelajaran matematika menjadi kontekstual atau
tidak hanya sekedar teori di sekolah saja. Pembelajaran matematika dengan
memanfaatkan pengetahuan budaya sebagai pengetahuan awal juga disebut
dengan pembelajaran berbasis etnomatematika. Berdasarkan landasan teori,
pembelajaran berbasis etnomatematika mampu membuat pembelajaran
matematika menjadi lebih bermakna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Gambar 2.22 Diagram alur kerangka penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini akan memaparkan metode yang dipergunakan dalam penelitian
yang terdiri dari pendekatan dan jenis penelitian, objek dan subjek penelitian,
waktu pelaksanaan penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian,
validasi instrumen, metode analisis data, dan prosedur penelitian.
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Menurut Yusuf (2017), penelitian kualitatif bertujuan untuk
menemukan jawaban dari fenomena atau pertanyaan melalui menerapkan
langkah-langkah penelitian yang sistematis dengan pendekatan kualitatif.
Selain itu, dijelaskan juga bahwa penelitian dengan menggunakan pendekatan
kualitatif pada dasarnya adalah sebuah penelitian yang ingin memberikan
deskriptif secara kritis atau menggambarkan suatu fenomena atau kejadian.
Penelitian ini menggunakan penelitian jenis etnografi. Menurut Fitrah
dan Luthfiyah (2017), etnografi adalah jenis penelitian kualitatif yang
digunakan untuk meneliti masalah-masalah yang berkaitan dengan budaya.
Selain itu, dijelaskan juga bahwa etnografi adalah prosedur penelitian
kualitatif untuk menggambarkan, menganalisis dan menafsirkan unsur-unsur
hasil kebudayaan seperti pola perilaku, kepercayaan, dan bahasa yang
berkembang dari waktu ke waktu dan dipraktikkan oleh sekelompok
berbudaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Berdasarkan uraian di atas, peneliti memilih penelitian dengan
pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian etnografi. Dalam penelitian ini,
peneliti akan memberikan gambaran atau mendeskripsikan hasil penelitian
berupa kata-kata, gambar, dan sejenisnya terhadap salah satu hasil kebudayaan
di Indonesia yaitu gelang manik-manik khas Dayak Kalimantan.
B. Objek dan Subjek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah unsur-unsur matematika pada gelang
manik-manik khas Suku Dayak dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
untuk siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan/atau Sekolah Menengah
Atas (SMA) yang berbasis etnomatematika pada gelang manik-manik khas
Suku Dayak. Subjek dalam penelitian ini adalah Ibu Evi Vana sebagai
pengrajin manik-manik di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Dorit
Tunggal yang dikepalai oleh Ibu Yohana Ana asal Kembayan, Sanggau,
Kalimantan Barat. Ibu Yohana adalah kepala yang membina beberapa
pengrajin asal Kembayan dan sekitarnya. Kerajinan yang dibina oleh Ibu
Yohana tidak hanya manik-manik saja, beberapa kerajinan lainnya seperti
anyaman akar rotan, seni ukir atau pahat, dan lain sebagainya masuk ke dalam
binaan Ibu Yohana. Ibu Yohana sudah bekerja sebagai kepala pengrajin
selama satu tahun.
C. Waktu Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan September 2020 sampai
April 2021 dengan tahapan kegiatan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 3.01 Waktu pelaksanaan penelitian
No Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
September-
Desember 2020
2021
Januari Februari Maret April
1 Proposal Penelitian
2 Membuat Instrumen
3 Validasi Instrumen
4 Mengumpulkan Data
5 Analisis Data
6 Analisis Kompetensi
Dasar pada Mata
Pelajaran Matematika
Tingkat Sekolah
Menengah Atas
(SMA)
7 Membuat Bahan Ajar
Berupa Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD)
8 Kesimpulan
9 Menulis Laporan
D. Metode Pengumpulan Data
Berikut adalah metode pengumpulan data yang digunakan peneliti
dalam penelitian ini.
1. Observasi
Menurut Sugiyono (2013), observasi adalah metode pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat sistematis
kejadian-kejadian yang diselidiki. Observasi dilakukan oleh peneliti untuk
mengetahui bagaimana proses pembuatan gelang manik-manik khas Suku
Dayak.
2. Wawancara
Menurut Sugiyono (2013), wawancara adalah metode
pengumpulan data yang mengkonstruksikan makna dari suatu informasi
yang diperoleh dengan cara tanya jawab secara langsung oleh responden.
Pada penelitian ini wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
mengenai aktivitas-aktivitas lain dalam gelang manik-manik khas Suku
Dayak yang tidak dapat peneliti ketahui dengan hanya melihat gelang
manik-manik khas Suku Dayak saja. Contoh aktivitasnya adalah
pembuatan gelang manik-manik khas Suku Dayak seperti pengukuran
waktu pembuatan dan penentuan panjang gelang. Selain itu, melalui
wawancara peneliti juga akan menggali informasi mengenai
perkembangan dan penggunaan gelang manik-manik khas Suku Dayak
saat ini.
3. Dokumen
Menurut Fitrah & Luthfiyah. (2017), dokumen adalah sumber data
yang dimanfaatkan oleh peneliti untuk menafsirkan informasi yang
disimpan ke dalam bentuk tulisan, gambar, video dan lain sebagainya.
Dokumen utama yang diperlukan oleh peneliti adalah klasifikasi
pembelajaran matematika tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Sekolah Menengah Atas (SMA). Dokumen klasifikasi pembelajaran
matematika ini membantu peneliti untuk memilih bagian pembelajaran
matematika mana yang dapat dijadikan bahan ajar berbasis
etnomatematika pada gelang manik-manik Suku Dayak.
E. Instrumen Penelitian
Berdasarkan uraian metode pengumpulan data, maka instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, pedoman wawancara,
dan dokumen. Selain itu, karena penelitian ini merupakan penelitian kualitatif,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
maka peneliti juga merupakan instrumen penelitian utama. Berikut adalah
instrumen yang digunakan peneliti dalam penelitian ini.
1. Peneliti
Menurut Fitrah dan Luthfiyah (2017), instrumen kunci dalam
penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Penelitian kualitatif
menjadikan peneliti sebagai alat pengumpul data utama. Berdasarkan
uraian tersebut, peneliti mengambil peran yang besar dalam penelitian ini.
Peneliti berperan dalam menetapkan rumusan masalah, memilih informan
sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, kemudian
menafsirkan data yang diperoleh hingga menarik kesimpulan.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan sebagai acuan bagi peneliti untuk
mendapatkan informasi mengenai proses pembuatan gelang manik-manik
khas Suku Dayak. Berdasarkan tujuan peneliti tersebut, maka berikut
adalah aspek-aspek yang diamati dalam lembar observasi.
Tabel 3.02 Aspek-aspek dalam lembar observasi
No. Aspek yang diamati Deskripsi Hasil
Pengamatan
1 Alat yang digunakan dalam
pembuatan gelang manik-manik khas
Suku Dayak.
2 Bahan yang digunakan dalam
pembuatan gelang manik-manik khas
Suku Dayak.
3 Persiapan penentuan motif atau sketsa
pada gelang manik-manik khas Suku
Dayak.
4 Proses pembuatan gelang manik-
manik khas Suku Dayak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
5 Proses penyelesaian pembuatan
gelang manik-manik khas Suku
Dayak.
3. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara berisi daftar pertanyaan-pertanyaan yang
digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam
mengenai perkembangan, kegunaan dan proses pembuatan gelang manik-
manik khas Suku Dayak. Berdasarkan tujuan peneliti tersebut, maka
berikut adalah aspek-aspek dan daftar pertanyaan yang diamati dalam
pedoman wawancara.
Tabel 3.03 Aspek-aspek dalam pedoman wawancara
No. Aspek Pertanyaan Jawaban
1 Perkembangan
gelang manik-
manik khas
Suku Dayak
Bagaimana perkembangan gelang
manik-manik khas Suku Dayak?
2 Bagaimana pandangan
masyarakat terhadap gelang
manik-manik khas Suku Dayak?
3 Bagaimana tindakan yang
dilakukan oleh masyarakat
maupun pemerintah untuk
pelestarian gelang manik-manik
khas Suku Dayak ini?
4 Kegunaan
gelang manik-
manik khas
Suku Dayak
Bagaimana fungsi gelang manik-
manik khas Suku Dayak di zaman
sekarang?
5 Proses
pembuatan
gelang manik-
manik khas
Suku Dayak
Alat apa saja yang digunakan
dalam pembuatan gelang manik-
manik khas Suku Dayak?
6 Bahan apa saja yang digunakan
dalam pembuatan gelang manik-
manik khas Suku Dayak?
7 Bagaimana persiapan penentuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
motif atau sketsa pada gelang
manik-manik khas Suku Dayak?
8 Bagaimana proses pembuatan
gelang manik-manik khas Suku
Dayak?
9 Bagaimana proses finishing
pembuatan gelang manik-manik
khas Suku Dayak?
10 Apakah ada perbedaan anatara
pembuatan gelang manik-manik
khas Suku Dayak dengan motif
yang berbeda (seperti lama
pengerjaan menganyam,
menggambar desain motif dan
lain sebagainya)?
4. Studi Dokumen
Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman
kurikulum 2013 yang berisi kompetensi inti dan kompetensi dasar
matematika pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah
Menengah Atas (SMA). Selain dokumen kurikulum 2013, peneliti juga
menggunakan buku paket matematika sekolah kurikulum 2013 pegangan
guru dan siswa.
F. Validasi Instrumen
Validasi diperlukan untuk mengukur kelayakan sebuah instrumen yang
digunakan dalam sebuah penelitian. Menurut Ary (2010), validasi menjadi alat
ukur sejauh mana suatu alat tersebut mampu mengukur apa yang seharusnya
diukur. Validasi diperlukan untuk memastikan bahwa instrumen penelitian
yang akan digunakan mampu memberikan informasi yang layak untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
mencapai tujuan penelitian. Validasi akan dilakukan oleh Bapak Adhi Surya
Nugraha S.Pd., M.Mat. selaku dosen Pendidikan Matematika Universitas
Sanata Dharma. Berdasarkan uraian pada instrumen penelitian data, terdapat
dua instrumen yang akan diuji kelayakannya yaitu instrumen lembar observasi
dan pedoman wawancara. Berikut adalah aspek-aspek yang digunakan untuk
mengukur kelayakan sebuah instrumen.
Tabel 3.04 Aspek-aspek validasi dalam lembar observasi dan pedoman
wawancara
Instrumen No. Aspek yang diamati Skala Penilaian
1 2 3 4 5
Lembar
Observasi
1 Kejelasan pedoman
pengisian
2 Kecukupan atau
kelengkapan aspek-aspek
lembar observasi
3 Istilah yang digunakan
tepat dan mudah
dipahami
4 Kesesuaian lembar
observasi dengan tujuan
penelitian
Pedoman
Wawancara
1 Kecukupan atau
kelengkapan aspek-aspek
pedoman wawancara
2 Istilah yang digunakan
tepat dan mudah
dipahami
3 Kejelasan pertanyaan
4 Pertanyaan sesuai dengan
tujuan untuk
mengidentifikasi adanya
praktik matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
G. Metode Analisis Data
Analisis data akan dilakukan dengan tiga langkah yaitu reduksi data,
penyajian data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi. Tiga langkah
analisis data tersebut dipaparkan oleh Miles dan Huberman (dikutip dalam
Fitrah dan Luthfiyah, 2017).
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses berpikir sensitif yang memerlukan
kecerdasan dan keluasan serta kedalaman wawasan yang tinggi. Cara
berpikir ini perlu dikembangkan oleh peneliti agar mampu menemukan
nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan. Bagi peneliti baru
reduksi data dapat dilakukan dengan berdiskusi bersama teman atau orang
lain yang lebih ahli. Pada penelitian ini, reduksi data difokuskan untuk
mencapai tujuan penelitian yaitu menemukan aktivitas-aktivitas
fundamental etnomatematika menurut Bishop pada gelang manik-manik
khas Suku Dayak Kalimantan, serta membuat bahan ajar berupa Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis etnomatematika pada gelang manik-
manik khas Suku Dayak Kalimantan.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah menyajikan
data. Penyajian data penelitian kualitatif dapat dibuat ke dalam bentuk teks
bersifat naratif, bagan, grafik, matriks, network, chart, hubungan antar
kategori, flowchart dan sejenisnya. Penyajian data dibuat dengan tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
memudahkan pembaca untuk memahami apa yang sedang diteliti oleh
peneliti.
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Setelah penyajian data, langkah selanjutnya adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang
diharapkan adalah temuan baru yang sebelumnya belum ada. Temuan
dapat berupa deskripsi atau gambaran objek yang sebelumnya belum
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten, tetapi setelah diteliti
menjadi lebih jelas.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah yang dilaksanakan
peneliti untuk mengumpulkan data agar tujuan di dalam penelitian ini tercapai.
Berikut adalah langkah-langkah yang digunakan peneliti dalam penelitian ini.
1. Pendahuluan
Pada tahap pendahuluan, peneliti menentukan permasalahan yang
akan dijadikan sebagai fokus penelitian. Terdapat dua permasalahan yang
diangkat peneliti dalam penelitian ini yaitu menemukan unsur-unsur
matematika yang terdapat pada gelang manik-manik khas Suku Dayak dan
kemudian dilanjutkan dengan membuat bahan ajar berupa Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) untuk siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)
dan/atau Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berbasis etnomatematika
pada gelang manik-manik khas Suku Dayak. Selanjutnya peneliti akan
memilih narasumber yang dapat membantu peneliti untuk memperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
informasi-informasi yang valid mengenai gelang manik-manik khas Suku
Dayak.
2. Membuat Instrumen
Pada tahap ini, peneliti akan membuat dua buah instrumen
penelitian, yaitu pedoman wawancara dan lembar observasi.
3. Validasi Instrumen
Pada tahap ini, peneliti akan membuat lembar validasi instrumen
penelitian dan kemudian peneliti memberikan lembar validasi tersebut
kepada validator untuk mengukur kelayakan instrumen penelitian yang
telah dibuat oleh peneliti. Jika instrumen sudah selesai divalidasi dan
diperoleh hasil validasi belum mencapai kriteria valid, maka peneliti akan
memperbaiki instrumen penelitian dan melakukan validasi ulang hingga
instrumen tersebut menjadi valid.
4. Mengumpulkan Data
Pada tahap ini, peneliti akan mengumpulkan data dengan
menggunakan lembar observasi dan pedoman wawancara yang telah valid.
5. Analisis Data
Pada tahap ini, peneliti akan menganalisis data yang diperoleh
peneliti melalui wawancara dan observasi kepada Ibu Evi Vana. Analisis
data digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini.
Analisis tidak hanya sebatas data yang diperoleh peneliti saat melakukan
wawancara dan observasi kepada Ibu Evi Vana. Namun, peneliti juga akan
mengamati adanya unsur-unsur matematika pada beberapa motif Dayak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
pada gelang manik-manik khas Suku Dayak yang telah dipilih, yaitu motif
pakis, bunga terong dan akar rotan.
6. Kesimpulan
Pada tahap ini, peneliti akan menarik kesimpulan dari analisis data
yang telah dilakukan sebelumnya
7. Menulis Laporan
Pada tahap ini, peneliti akan menulis hasil temuan yang diperoleh
peneliti selama proses penelitian yang berkaitan dengan tujuan penelitian.
Gambar 3.01 Diagram prosedur penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti memaparkan perkembangan, kegunaan, dan proses
pembuatan gelang manik-manik khas Dayak berdasarkan hasil wawancara dan
observasi. Berkaitan dengan tujuan penelitian ini, bab ini juga memberikan
pemaparan tentang unsur-unsur matematika yang terdapat dalam gelang manik-
manik khas Suku Dayak dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) bagi siswa
sekolah menengah yang berbasis etnomatematika pada gelang manik-manik khas
Suku Dayak.
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Sungaijawi Dalam, Kecamatan
Pontianak Barat, Pontianak Kalimantan Barat. Subjek dalam penelitian ini
adalah Ibu Evi Vana, S.Pd. Ibu Evi adalah salah satu pengrajin manik-manik
khas Dayak di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Dorit Tunggal.
Penelitian dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Observasi
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui proses pembuatan gelang manik-
manik khas Dayak, sedangkan wawancara dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui perkembangan, kegunaan, dan proses pembuatan gelang manik-
manik khas Dayak. Observasi dilaksanakan pada tanggal 8-9 Februari 2021,
sedangkan wawancara dilaksanakan pada tanggal 9 Februari 2021.
B. Perkembangan dan kegunaan Manik- Manik Khas Dayak Kalimantan
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi bahwa kekhasan
atau keunikan dari manik-manik khas Suku Dayak terletak pada motifnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Motif Dayak merupakan gambaran keadaan alam atau kekayaan alam yang
ada di sekitar lingkungan masyarakat Dayak. Contoh motif Dayak adalah
pakis, rebung, rotan, serat kayu, dan bunga terong. Manik-manik akan
dirangkai atau dibentuk menjadi motif-motif Dayak tersebut.
Tabel 4.01 Transkrip wawancara dengan pengrajin manik-manik tentang
kekhasan atau keunikan manik-manik khas Dayak
Tanya Bagaimana kekhasan atau keunikan dari manik-manik khas
Dayak?
Jawab Kekhasan atau keunikan manik-manik khas Dayak terletak
pada motifnya. Motif Dayak lebih menggambarkan keadaan
alam atau kekayaan alam yang ada di sekitar, seperti tanaman
pakis, rebung, rotan, dan bunga terong. Selain itu, ada juga
motif yang saya sebut dengan akar rotan yang mempunyai
sebutan lain lagi di daerahnya. Kemudian ada motif serat
kayu, motif ini dari daerah Sintang yang modelnya berbentuk
belah ketupat. Untuk warna manik-manik dan bahan tidak ada
yang berbeda dengan manik-manik modern. Begitu juga
dengan cara membuat manik-manik khas Dayak ini sama
dengan pembuatan manik-manik modern. Untuk manik-manik
modern lebih menggunakan jarum, sebenarnya manik-manik
khas Dayak ini juga bisa pakai jarum, tergantung bagaimana
efisiennya. Selama pengalaman saya menjadi pengrajin warna
manik-manik yang digunakan juga menggambarkan daerah
masyarakat Dayak bagian mana. Seperti masyarakat Dayak di
daerah Pontianak lebih dominan menggunakan warna merah,
kuning dan hitam, masyarakat Dayak di daerah Kapuas Hulu
lebih dominan menggunakan warna merah, hitam, putih dan
hijau, kemudian suku Iban yang terkenal dengan seninya lebih
dominan menggunakan warna merah, kuning, hijau, dan putih.
Proses pembuatan manik-manik khas Dayak tidak jauh berbeda
dengan proses pembuatan manik-manik modern. Pada proses pembuatan
manik-manik modern lebih sering menggunakan alat bantu berupa jarum saat
menganyam, sedangkan pada proses pembuatan manik-manik khas Dayak
lebih memanfaatkan bahan-bahan alam seperti lilin dari madu. Lilin dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
madu akan membuat benang menjadi lebih kaku, sehingga memudahkan
manik-manik untuk masuk ke dalam benang.
Manik-manik adalah salah satu bahan utama dalam pembuatan
kerajinan manik-manik khas Dayak. Manik-manik yang digunakan memiliki
keberagaman warna. Secara umum warna manik-manik yang sering
digunakan adalah manik-manik berwarna hijau, hitam, merah, putih, dan
kuning. Melalui wawancara diperoleh informasi bahwa adanya perbedaan
penggunaan warna manik-manik yang dominan di setiap daerahnya. Misalnya
masyarakat Dayak di daerah Pontianak lebih dominan menggunakan manik-
manik berwarna merah, kuning, dan hitam, sedangkan masyarakat Dayak di
daerah Kapuas Hulu lebih dominan menggunakan manik-manik berwarna
merah, hitam, putih, dan hijau. Selain itu, keunikkan penggunaan warna
manik-manik ini juga terjadi pada salah satu jenis suku Dayak yaitu suku
Iban. Warna manik-manik yang dominan digunakan oleh suku Iban adalah
manik-manik berwarna merah, kuning, putih dan hijau. Dalam wawancara
juga diperoleh informasi bahwa penggunaan warna manik-manik seperti
warna biru, coklat, dan abu-abu adalah kombinasi atau variasi warna manik-
manik di zaman modern ini.
Tabel 4.02 Transkrip wawancara dengan pengrajin manik-manik tentang
makna dari warna-warna pada manik-manik khas Dayak
Tanya Apakah ada perbedaan makna dari warna-warna manik-manik
tersebut bu?
Jawab Mungkin ada makna warna pada manik-manik bagi setiap
daerah. Kalau saya melihatnya secara global atau sebagai
pengrajin, warna manik-manik dominan tiap daerah itu
berbeda-beda. Seperti masyarakat Dayak di daerah Pontianak
lebih dominan menggunakan warna merah, kuning dan hitam,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
beda dengan Dayak di daerah Kapuas Hulu sana. Di daerah
kapuas Hulu yang juga ada pengaruh Iban di sana yang
terkenal seninya, uniknya ada manik berwarna hijau. Tetapi
untuk manik berwarna biru, coklat, dan abu-abu itu sudah
kombinasi modern, sudah bervariasi.
Kerajinan manik-manik khas Dayak berupa aksesoris sering dibeli
oleh masyarakat sebagai simbol atau menunjukkan jati dirinya sebagai orang
Dayak. Minat pembelian manik-manik khas Dayak terbilang cukup baik,
tetapi tidak lebih baik jika dibandingkan dengan minat pembelian manik-
manik modern. Selain itu, minat masyarakat untuk mempelajari pembuatan
manik-manik masih terbilang kurang terutama untuk kalangan anak muda.
Kebanyakan perajin manik-manik khas Dayak adalah orang-orang yang
sudah tua. Pembuatan kerajinan manik-manik khas Dayak membutuhkan
waktu yang cukup lama, sehingga menjadi pengrajin manik-manik khas
Dayak membutuhkan kesabaran dan konsentrasi yang tinggi. Selain itu,
manik-manik susah untuk didapat dan memiliki harga yang mahal. Hal itu
membuat jumlah pengrajin manik-manik khas Dayak hanya sedikit terutama
di daerah yang jauh dari kota besar seperti Pontianak.
Tabel 4.03 Transkrip wawancara dengan pengrajin manik-manik tentang
daya tarik masyarakat dalam membeli atau membuat gelang manik-manik
khas Dayak
Tanya Pandangan ibu, bagaimana daya tarik masyarakat terhadap
manik-manik ini, baik itu dari pembelian atau minat untuk
belajarnya?
Jawab Kalau dari pembelian, biasanya manik-manik dibeli sebagai
jati diri orang Dayak saja. Jika untuk aksesoris, jalan-jalan itu
tidak. Biasanya manik-manik dipakai saat event-event tertentu.
Jadi daya pembelinya cukup bagus, tetapi tidak seperti daya
tarik manik-manik modern. Untuk minat belajar itu tergantung
orangnya, ada yang tertarik untuk belajar karena bagus, cuma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
setelah turun mengerjakan banyak yang tidak mampu.
Membuat manik-manik ini agak rumit dan butuh konsentrasi.
Kita enggak bisa nyambi, apalagi bagi pemula ya. Kalau
sambil nyambi lebih sering salahnya daripada betulnya
akhirnya benangnya kusut dan jadinya malas. Tapi kalau
orangnya telaten dan hobi itu bisa. Jadi banyak yang berminat
tetapi setelah terjun atau mencoba biasanya mandek.
Tanya Kalau di Pontianak, pengrajin seperti ibu banyak enggak?
Jawab Di Pontianak ya, saya lihat banyak pengrajin orang tua seperti
saya, remaja masih kurang. Kalau ditanya berapa jumlahnya
itu bisa dihitung enggak sampai 50. Kalau di daerah mungkin
lebih kurang ya, karena bahan manik-manik ini yang susah
untuk didapat dan mahal.
Terdapat upaya pemerintah untuk melestarikan budaya kerajinan
manik-manik khas Dayak ini. Hanya saja jumlah pengrajin manik-manik
yang sedikit juga membuat sulitnya pemerintah dalam upaya pelestarian
budaya ini terutama di daerah-daerah yang jauh dari kota.
Tabel 4.04 Transkrip wawancara dengan pengrajin manik-manik tentang
upaya masyarakat dan pemerintah dalam melestarikan budaya manik-
manik khas Dayak
Tanya Bagaimana upaya masyarakat Dayak atau pemerintah untuk
melestarikan budaya ini Bu?
Jawab Kalau masyarakat ya tergantung peminatnya ya, seperti tadi
umpamanya peminat hanya untuk identitas atau kenang-
kenangan, yah itu sih lumayan ya, jadi enggak sepi
pemasarannya. Tapi kalau pemerintah, yah sebenarnya
pemerintah sudah berusaha cuma ya ini pengrajinnya yang
enggak ada. Dia berusaha-berusaha kalau pengrajinnya terbatas
ya enggak bisa juga. Saya-kan mandiri, saya kurang tahu
banyak tentang pemerintah. Cuma saya pernah mengisi
pameran-pameran pemerintah seperti Dekranasda mereka
berminat, kalau ada pameran pasti mereka minta untuk
mengisi.
Selain disimpan sebagai kenang-kenangan, manik-manik khas Dayak
digunakan sebagai aksesoris dalam pakaian tradisional Suku Dayak. Manik-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
manik khas Dayak sering dijumpai atau ditemui saat gawai (pesta adat)
Dayak, pameran-pameran tertentu yang berhubungan dengan budaya,
penyambutan tamu pemerintah, acara pencarian putri Dayak atau bujang
Dayak, dan pernikahan bagi masyarakat Dayak.
Tabel 4.05 Transkrip wawancara dengan pengrajin manik-manik tentang
fungsi manik-manik khas Dayak
Tanya Kalau manik-manik seperti ini Bu, terutama gelang ya bu,
selain disimpan sebagai kenang-kenangan, biasanya digunakan
saat kapan ya Bu?
Jawab Yang sering pemakaian yang rutin saya lihat itu saat acara
gawai Dayak, atau ada pameran. Kalau misalnya orang Dayak
ada pernikahan, mungkin pagar ayu-nya pakai kostum-kostum
Dayak. Ada juga fashion-fashion putri Dayak, bujang Dayak,
kemudian untuk terima-terima tamu pemerintah, tamu presiden
ke suatu daerah dengan mayoritas orang Dayak. Jadi untuk
event-event tertentu menyambut pemerintah yang menampilkan
budaya. Tapi kalau untuk jalan-jalan kurang peminatnya.
Seperti pakai kalung atau aksesoris lainnya untuk hari-hari
dengan motif Dayak itu kurang. Kalau di daerah saya kurang
monitor ya, tapi umumnya di Pontianak seperti itu.
C. Cara Membuat Gelang Manik- Manik Khas Dayak Kalimantan
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diperoleh informasi
bagaimana proses pembuatan gelang manik-manik khas Dayak.
Tabel 4.06 Transkrip wawancara dengan pengrajin manik-manik tentang
alat dan bahan dalam pembuatan gelang manik-manik khas Dayak
Tanya Bahan dan Alat yang digunakan dalam manik-manik ini-kan
yang pertama manik Sarawak ya Bu?
Jawab Iya manik Sarawak, maksudnya manik yang diproduksi dari
Serawak yang kemudian dikenal dengan manik Sarawak.
Tanya Kemudian benang 88 ya Bu?
Jawab Iya atau benang dengan merk 88 atau benang untuk membuat
kasur.
Tanya Kemudian gunting, jarum sebagai alat bantu, kemudian lilin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
dari madu ya Bu?
Jawab Iya.
1. Bahan Pembuatan Gelang Manik-Manik Khas Dayak
Berikut adalah bahan yang perlu disiapkan terlebih dahulu sebelum
membuat gelang manik-manik khas Dayak.
a. Manik-Manik
Manik-manik yang digunakan untuk membuat gelang manik-
manik khas Dayak adalah manik-manik berbahan plastik dengan
bentuk sedikit lonjong. Manik-manik ini sering disebut dengan manik-
manik Sarawak karena tempat produksi manik-manik ini berasal dari
Sarawak. Manik-manik ini memiliki ukuran yang beragam walaupun
dibeli dalam satu bungkusan yang sama. Dalam pembuatan kerajinan
manik-manik khas Dayak ini, manik-manik dibedakan menjadi tiga
ukuran, yaitu kecil (tipis), sedang, dan panjang. Rata-rata ukuran lebar
dan panjang manik-manik ini kurang lebih 0,25 cm.
Gambar 4.01 Manik-manik
b. Benang
Benang yang digunakan untuk membuat gelang manik-manik khas
Dayak adalah benang berwarna putih. Tidak ada alasan mengapa
menggunakan benang berwarna putih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Gambar 4.02 Benang berwarna putih
c. Lilin
Memanfaatkan bahan dari alam, lilin yang digunakan untuk
membuat gelang manik-manik khas Dayak ini dibuat dari ampas
madu. Lilin digosokkan ke benang dengan tujuan benang menjadi
kaku sehingga mudah dimasukkan ke dalam lubang manik-manik.
Gambar 4.03 Lilin dari ampas madu
2. Alat Gelang Manik-Manik Khas Dayak
Selain bahan, berikut adalah alat yang perlu disiapkan terlebih
dahulu sebelum membuat gelang manik-manik khas Dayak.
a. Gunting
Gambar 4.04 Gunting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
b. Jarum
Gambar 4.05 Jarum
3. Cara Membuat
Setelah menyiapkan bahan dan alat yang akan digunakan dalam
membuat gelang manik-manik khas Dayak, barulah proses pembuatan
gelang manik-manik khas Dayak dapat dilakukan. Berikut adalah cara
membuat gelang manik-manik khas Dayak.
Tabel 4.07 Transkrip wawancara dengan pengrajin manik-manik
tentang proses menganyam manik-manik khas Dayak
Tanya Kemudian sebelum menganyam ini-kan ada persiapan,
yang pertama itu mengukur ya Bu?
Jawab Iya.
Tanya Kemudian memahami motif yang akan dirancang?
Jawab Iya betul.
Tanya Kemudian untuk mengayam itu yang pertama menyimpul
bagian ujung ya Bu?
Jawab Iya benar supaya manik tidak lepas, kemudian benang
yang terdiri dari beberapa kita satukan, patokannya satu,
dua, satu, dua, satu dua, dua dijadikan satu kemudian
dipisahkan, kemudian disatukan kembali dan seterusnya.
Tanya Kemudian setelah selesai menganyam, penyelesaian atau
finishing-nya?
Jawab Menyimpul akhir benang.
Tanya Dengan pemasangan karet ya Bu?
Jawab Ya, untuk menuntaskannya atau membentuk lingkaran
baru kita beri karet. Karet itu tidak wajib, biasanya orang
menggunakan pengait yang ada di pasar seperti ini. Selain
itu juga bisa kancing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
a. Tahap Persiapan
Berikut empat kegiatan yang akan dilakukan sebelum menganyam
gelang manik-manik khas Dayak.
1) Potong benang sepanjang kurang lebih 30 cm sebanyak 10 helai.
Banyak helai benang yang digunakan dapat tergantung pada selera
pembuat. Pada umumnya gelang manik-manik khas Dayak yang
digunakan di pergelangan tangan menggunakan 10 helai benang,
sedangkan gelang manik-manik khas Dayak yang digunakan di
lengan atas menggunakan 12 helai benang.
Gambar 4.06 Benang dengan panjang kurang lebih 30 cm
2) Memberi lilin di salah satu ujung benang. Pemberian lilin di ujung
benang bertujuan agar benang menjadi lebih kaku, sehingga
memudahkan benang untuk masuk ke dalam lubang manik-manik.
Gambar 4.07 Salah satu ujung benang diberi lilin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
3) Membuat simpul di salah satu ujung benang. Simpul ini dibuat
untuk menahan manik-manik agar tidak terlepas dari benang saat
dimasukkan ke dalam benang. Cara menyimpul benang dapat
dilihat pada Gambar 4.08. Dalam proses menyimpul benang ini
terdapat gerakan benang yang melingkar pada jarum sebanyak
enam atau tujuh kali.
Gambar 4.08 Membuat simpul di salah satu ujung benang
4) Mempelajari motif Dayak yang akan dirancang. Kekhasan gelang
manik-manik khas Dayak terletak pada susunan manik-manik
yang membentuk motif Dayak. Contoh motif Dayak adalah
tanaman pakis, rebung, rotan, serat kayu, dan bunga terong. Jika
motif Dayak yang akan dirancang pada gelang manik-manik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
adalah motif baru maka motif baru tersebut perlu dirancang
terlebih dahulu di kertas. Namun, jika motif Dayak tersebut sudah
pernah dirancang pada gelang manik-manik maka pembuatan
gelang manik-manik tinggal mengikuti pola yang sudah ada.
Gambar 4.09 Motif pakis yang akan dijadikan acuan
b. Tahap Menganyam
Berikut adalah tahap menganyam gelang manik-manik khas
Dayak.
1) Memasukkan manik-manik satu persatu pada setiap benang yang
sudah disimpul dengan aturan 2 buah manik-manik berwarna
hitam, 2 buah manik-manik berwarna putih, 2 buah manik-manik
berwarna merah, 2 buah manik-manik berwarna hitam, 16 buah
manik-manik berwarna putih, 2 buah manik-manik berwarna
hitam, 2 buah manik-manik berwarna merah, 2 buah manik-manik
berwarna hitam, 6 buah manik-manik berwarna putih, 2 buah
manik-manik berwarna hitam, 2 buah manik-manik berwarna
merah, dan 2 buah manik-manik berwarna putih secara berurutan.
Usahakan untuk manik pertama yang dimasukkan ke dalam setiap
benang adalah manik-manik dengan lubang kecil, dan usahakan
manik-manik yang digunakan untuk menganyam adalah manik-
manik berukuran sedang. Jika ingin menggunakan manik-manik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
berukuran panjang, maka manik-manik tersebut dapat dihitung
sebagai 2 manik-manik.
Gambar 4.10 Memasukkan manik-manik pada setiap benang
dengan aturan tertentu
2) Misalkan benang diberi nomor 1,2,3,4,5,6,7,8,9, dan 10 secara
berurutan seperti berikut.
Gambar 4.11 Penomoran benang 1,2,3,4,5,6,7,8,9 dan 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Masukkan manik-manik berwarna hitam yang sama pada
benang pertama dan kedua. Kemudian masukkan 2 buah manik-
manik berwarna hitam serta 1 buah manik-manik berwarna merah
secara berurutan pada benang pertama dan masukkan 1 buah
manik-manik berwarna hitam pada benang kedua seperti berikut.
Gambar 4.12 Proses menganyam bagian satu
Selanjutnya masukkan manik-manik berwarna hitam yang
sama pada benang ketiga dan keempat. Kemudian masukkan 1
buah manik-manik berwarna hitam pada benang ketiga dan
keempat. Dengan proses yang sama lakukan pada benang kelima
dan keenam serta benang ketujuh dan kedelapan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Gambar 4.13 Proses menganyam bagian dua
Selanjutnya masukkan manik-manik berwarna hitam yang
sama pada benang kesembilan dan kesepuluh. Kemudian
masukkan 1 buah manik-manik berwarna hitam pada benang
kesembilan dan masukkan 2 buah manik-manik berwarna hitam
serta 1 buah manik-manik berwarna merah secara berurutan pada
benang kesepuluh seperti berikut.
Gambar 4.14 Proses menganyam bagian tiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Masukkan manik-manik berwarna hitam yang sama pada
benang kedua dan ketiga. Kemudian masukkan 1 buah manik-
manik berwarna merah pada benang kedua dan ketiga. Dengan
proses yang sama lakukan pada benang keempat dan kelima,
benang keenam dan ketujuh serta benang kedelapan dan
kesembilan.
Gambar 4.15 Proses menganyam gelang bagian empat
3) Masukkan manik-manik berwarna merah yang sama pada benang
pertama dan kedua. Kemudian masukkan 1 buah manik-manik
berwarna merah serta 2 buah manik-manik berwarna putih secara
berurutan pada benang pertama dan masukkan 1 buah manik-
manik berwarna merah pada benang kedua. Selanjutnya masukkan
manik-manik berwarna merah yang sama pada benang ketiga dan
keempat. Kemudian masukkan 1 buah manik-manik berwarna
merah pada benang ketiga dan keempat. Dengan proses yang sama
lakukan pada benang kelima dan keenam serta benang ketujuh dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
kedelapan. Selanjutnya masukkan manik-manik berwarna merah
yang sama pada benang kesembilan dan kesepuluh. Kemudian
masukkan 1 buah manik-manik berwarna merah pada benang
kesembilan dan masukkan 1 buah manik-manik berwarna merah
serta 2 buah manik-manik berwarna putih secara berurutan pada
benang kesepuluh seperti berikut.
Gambar 4.16 Proses menganyam bagian lima
4) Masukkan manik-manik berwarna putih yang sama pada benang
kedua dan ketiga. Kemudian masukkan 1 buah manik-manik
berwarna putih pada benang kedua dan ketiga. Dengan proses
yang sama lakukan pada benang keempat dan kelima, benang
keenam dan ketujuh serta benang kedelapan dan kesembilan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Gambar 4.17 Proses menganyam bagian enam
5) Ulangi terus proses menganyam pada langkah (3) dan (4) dengan
mengikuti pola motif Dayak yang menjadi acuan hingga selesai.
Usahakan salah satu dari tiga manik-manik yang dimasukkan ke
benang pertama dan kesepuluh adalah manik-manik berukuran
kecil. Hal ini dilakukan agar mendapat keseimbangan yang baik
dengan sisi benang lainnya.
Gambar 4.18 Proses menganyam bagian tujuh
c. Tahap Penyelesaian
Berikut tiga kegiatan yang akan dilakukan setelah menganyam
gelang manik-manik khas Dayak.
1) Membuat simpul di ujung benang lainnya setelah selesai
menganyam. Simpul ini dibuat untuk menahan manik-manik agar
tidak longgar. Usahakan sebelum menyimpul manik-manik sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
tersusun dengan cukup ketat. Simpul dilakukan langsung pada dua
benang sekaligus. Cara menyimpul benang dapat dilihat pada
Gambar 4.18. Ulangi pembuatan simpul sebanyak tiga hingga
empat kali pada setiap pasangan benang.
Gambar 4.19 Membuat simpul di ujung benang lainnya setelah
menganyam
2) Gunting benang yang tersisa di bagian ujung simpul.
Gambar 4.20 Menggunting benang yang tersisa
3) Membentuk anyaman menjadi gelang dengan menggunakan karet,
kancing, pengait gelang atau lainnya. Karet, kancing, pengait
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
gelang atau lainnya dipasang di bagian kedua ujung anyaman dan
dibuat dengan lurus.
Gambar 4.21 Membentuk anyaman menjadi gelang dengan
menggunakan karet dan kancing
Setelah gelang manik-manik khas Dayak selesai dibuat, barulah harga
dapat ditentukan. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi bahwa
harga gelang manik-manik khas Dayak ditentukan dari banyak manik-manik
yang digunakan dan lama pengerjaan atau pembuatan gelang manik-manik
tersebut. Perbedaan motif atau kerumitan motif pada gelang manik-manik
khas Dayak akan mempengaruhi lama pengerjaan gelang manik-manik
tersebut.
Tabel 4.08 Transkrip wawancara dengan pengrajin manik-manik tentang
penentuan harga gelang manik-manik khas Dayak
Tanya Bagaimana cara ibu untuk menentukan harga manik-manik ini
Bu?
Jawab Harganya kita lihat dari berapa banyak manik yang terpakai,
dan lama membuat manik-maniknya. Untuk manik kita lihat
dari harga pasar, biasanya saya beli perkilo. Yang ini biasanya
sekitar se-ons, kemudian perhari kerja biasanya saya hitung
Rp10.000,00, untuk benang dan lain-lain karena murah itu
biasanya tidak dihitung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Tanya Untuk perbedaan motif, berarti harganya tergantung ke lama
pengerjaan ya Bu?
D. Aspek-Aspek Matematis pada Gelang Manik-Manik Khas Dayak
Kalimantan
1. Aktivitas Menghitung atau Membilang (Counting)
a. Banyak Jenis Warna Manik-Manik
Manik-manik adalah salah satu bahan utama dalam pembuatan
gelang manik-manik khas Dayak. Banyak jenis warna manik-manik
yang dibutuhkan untuk membuat gelang manik-manik khas Dayak
tergantung pada motif Dayak yang akan dirancang. Misalkan gelang
manik-manik dengan motif pakis seperti pada Gambar 4.09, gelang
tersebut dibuat dengan menggunakan tiga jenis warna manik-manik
yaitu merah, putih, dan hitam.
Gambar 4.22 Gelang manik-manik khas Dayak dengan motif
bunga terong
Pada Gambar 4.22 terlihat bahwa banyak jenis warna yang
dibutuhkan dalam pembuatan gelang manik-manik khas Dayak
tersebut berbeda dengan gelang manik-manik khas Dayak motif pakis
sebelumnya. Pada gelang manik-manik khas Dayak dengan motif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
bunga terong ini dibuat dengan lima jenis warna yaitu kuning, hitam,
orange, putih, dan hijau.
b. Banyak Helai Benang
Pada tahap persiapan pembuatan gelang manik-manik terdapat
aktivitas menghitung banyak benang yang menentukan lebar gelang
manik-manik khas Dayak. Semakin banyak helai benang yang
digunakan akan sebanding dengan semakin lebarnya gelang manik-
manik khas Dayak. Umumnya untuk gelang manik-manik khas Dayak
yang digunakan di pergelangan tangan membutuhkan 10 helai benang,
sedangkan gelang manik-manik khas Dayak yang digunakan di
pergelangan lengan atas tangan menggunakan 12 helai benang.
c. Banyak Perulangan saat Membuat Simpul pada Benang
Pada tahap persiapan pembuatan gelang manik-manik khas
Dayak terdapat aktivitas membuat simpulan benang. Dalam proses
menyimpul benang terdapat langkah dimana benang perlu dililit
secara melingkar pada jarum sebanyak enam atau tujuh kali yang
dapat dilihat pada Gambar 4.08. Penyimpulan benang pada tahap
persiapan pembuatan gelang manik-manik khas Dayak ini berguna
agar manik-manik tidak lepas atau tertahan di dalam benang.
Semakin banyak lilitan benang yang dilakukan saat membuat simpul
ini sebanding dengan semakin besar pula ukuran simpul yang
dihasilkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Aktivitas berhitung juga ditemukan saat membuat simpul di
ujung benang lainnya pada tahap penyelesaian pembuatan gelang
manik-manik khas Dayak. Proses pembuatan simpul dapat dilihat
pada Gambar 4.19. Pembuatan simpul tersebut perlu diulang hingga
tiga atau empat kali. Penyimpulan benang pada tahap penyelesaian
ini berguna agar anyaman manik-manik menjadi kaku. Semakin
banyak perulangan simpul yang dilakukan sebanding dengan semakin
besar pula ukuran simpul yang dihasilkan.
d. Banyak Manik-Manik yang Dimasukkan dalam Tiap Benang
Saat menganyam gelang manik-manik khas Dayak terdapat
aturan berapa banyak manik-manik yang dapat dimasukkan pada
setiap tahapnya. Perhatikan Gambar 4.10, dengan acuan motif yang
telah ditetapkan seperti pada Gambar 4.09 proses menganyam gelang
manik-manik khas Dayak dimulai dengan memasukkan 2 buah manik-
manik berwarna hitam, 2 buah manik-manik berwarna putih, 2 buah
manik-manik berwarna merah, 2 buah manik-manik berwarna hitam,
16 buah manik-manik berwarna putih, 2 buah manik-manik berwarna
hitam, 2 buah manik-manik berwarna merah, 2 buah manik-manik
berwarna hitam, 6 buah manik-manik berwarna putih, 2 buah manik-
manik berwarna hitam, 2 buah manik-manik berwarna merah, dan 2
buah manik-manik berwarna putih secara berurutan. Proses ini
diulang hingga 10 kali atau tergantung banyak helai benang yang
diinginkan. Proses selanjutnya dilanjutkan dengan masukkan manik-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
manik berwarna hitam yang sama pada benang pertama dan kedua.
Kemudian masukkan 2 buah manik-manik berwarna hitam serta 1
buah manik-manik berwarna merah secara berurutan pada benang
pertama dan masukkan 1 buah manik-manik berwarna hitam pada
benang kedua seperti seperti pada Gambar 4.12. Proses pembuatan
gelang manik-manik selanjutnya dapat memperhatikan Gambar 4.13
sampai Gambar 4.18. Melalui informasi tersebut dapat disimpulkan
bahwa selama menganyam gelang manik-manik khas Dayak terdapat
aktivitas menghitung berapa banyak manik-manik yang dimasukkan
ke dalam tiap benang.
Secara umum tanpa memperhatikan warna manik-manik,
banyak manik-manik yang dimasukkan ke dalam benang pada tahap
pembuatan untaian dibutuhkan manik-manik sebanyak 42 buah.
Kemudian untuk tahapan selanjutnya banyak manik-manik yang dapat
dimasukkan ke dalam benang paling tepi (benang pertama dan
kesepuluh) adalah 3 buah manik-manik dan untuk benang lainnya
hanya dapat dimasukkan 1 buah manik-manik.
e. Perhitungan Harga Jual
Berdasarkan hasil wawancara yang ditampilkan dalam Tabel
4.08 dapat dilihat proses menghitung harga jual pada gelang manik-
manik khas Dayak. Harga jual ditentukan dari banyak manik-manik
yang digunakan dan lama pengerjaan. Untuk membuat satu gelang
manik-manik biasanya dibutuhkan manik-manik seberat satu ons yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
dihargai dengan Rp15.000,00. dan lama pembuatan satu buah gelang
manik-manik biasanya memerlukan 2 hari yang dihargai dengan
Rp10.000,00 per hari. Sehingga dapat dihitung harga satu buah gelang
manik-manik khas Dayak sekitar Rp15.000,00 + Rp20.000,00 =
Rp35.000,00.
2. Aktivitas Menempatkan (Locating)
a. Penempatan Benang
Melalui proses pembuatan gelang manik-manik khas Dayak
pada Gambar 4.12 sampai Gambar 4.18, terdapat aturan menempatkan
benang-benang saat menganyam manik-manik.
Gambar 4.23 Penempatan benang
Pada Gambar 4.23 terlihat selama proses menganyam benang
perlu diletakkan dengan sejajar terlebih dahulu. Setelah manik-manik
yang telah ditentukan sudah dimasukkan ke dalam masing-masing
benang seperti pada Gambar 4.11, barulah benang disatukan dengan
memasukkan satu buah manik-manik yang sama ke dalam dua helai
benang sekaligus. Penyatuan benang dilakukan dengan aturan benang
pertama disatukan dengan benang kedua, benang ketiga disatukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
dengan benang keempat, benang kelima disatukan dengan benang
keenam, benang ketujuh disatukan dengan benang kedelapan, dan
benang kesembilan disatukan dengan benang kesepuluh. Jika semua
manik-manik sudah dimasukkan seperti pada Gambar 4.14, maka
dilanjutkan dengan memasukkan satu buah manik-manik yang sama
dengan aturan benang kedua disatukan dengan benang ketiga, benang
keempat disatukan dengan benang kelima, benang keenam disatukan
dengan benang ketujuh, dan benang kedelapan disatukan dengan
benang kesembilan. Pola penempatan benang terus berulang hingga
gelang manik-manik khas Dayak yang dirancang selesai dianyam.
b. Penempatan Manik-Manik Berdasarkan Warnanya
Penempatan manik-manik setiap warnanya menjadi bagian
penting dalam membentuk motif Dayak. Contoh motif Dayak adalah
motif pakis, bunga terong, dan akar rotan. Gambar 4.24 adalah gelang
manik-manik khas Dayak dengan motif pakis. Motif pakis dibentuk
dengan manik-manik berwarna putih dan dibatasi oleh manik-manik
berwarna merah, dan hitam.
Gambar 4.24 Penempatan warna manik-manik pada motif pakis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Berbeda dengan motif pakis yang dibentuk dengan hanya satu
jenis warna manik-manik, motif bunga terong dibentuk dengan tiga
jenis warna manik-manik. yaitu manik-manik berwarna hitam, kuning,
dan hijau. Motif bunga terong dibentuk dengan dibatasi oleh manik-
manik berwarna putih.
Gambar 4.25 Penempatan warna manik-manik pada motif bunga
terong
Penempatan manik-manik setiap warnanya pada motif akar
rotan juga sangat berbeda dengan penempatan manik-manik pada
motif pakis, dan bunga terong. Motif akar rotan dibentuk dengan
manik-manik berwarna orange, hitam, kuning, dan merah, dan
dibatasi oleh manik-manik berwarna putih.
Gambar 4.26 Penempatan warna manik-manik motif akar rotan
c. Penempatan Manik-Manik Berdasarkan Ukurannya
Selama menganyam gelang manik-manik khas Dayak, terdapat
pembedaan ukuran manik-manik menjadi tiga yaitu manik-manik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
berukuran tipis (kecil), sedang, dan panjang. Sangat disarankan tiga
buah manik-manik yang ditempatkan pada benang pertama dan
terakhir seperti pada Gambar 4.27 memuat satu buah manik-manik
berukuran kecil. Penempatan manik-manik ini bertujuan agar panjang
rangkaian manik-manik pada benang pertama dan terakhir dapat
seimbang dengan panjang rangkaian manik-manik pada benang
lainnya.
Gambar 4.27 Penempatan benang dengan tanda berwarna biru
Untuk penempatan manik-manik di tempat lainnya (selain
tempat yang diberi lingkaran biru pada Gambar 4.27) diusahakan
adalah manik-manik dengan ukuran sedang. Jika ingin menggunakan
manik-manik berukuran panjang hanya diperbolehkan pada daerah
kotak berwarna merah seperti pada Gambar 4.28, dengan aturan satu
buah manik-manik berukuran panjang dihitung sebagai dua buah
manik-manik berukuran sedang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Gambar 4.28 Penempatan benang dengan tanda berwarna merah
d. Penempatan Karet, Kancing, atau Pengait Gelang Lainnya
Seperti diperlihatkan pada Gambar 4.21, terdapat aktivitas
menempatkan karet, kancing atau sejenis pengait lainnya pada gelang
manik-manik khas Dayak. Pengait dari karet atau kancing itu dipasang
dibagian kedua ujung anyaman. Pengait perlu dipasang secara lurus
atau seimbang antara kedua ujung anyaman manik-manik khas Dayak.
Gambar 4.29 Kancing dan Karet dipasang secara lurus atau
seimbang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
e. Penempatan Warna Manik-Manik yang Lebih Dominan
Digunakan dalam Tiap Daerah
Dari Tabel 4.01 dan 4.03, diperoleh informasi bahwa terdapat
aktivitas penempatan warna manik-manik khas Dayak di setiap
daerah. Setiap daerah memiliki ciri khas warna manik-manik khas
Dayak. Misalnya masyarakat Dayak di daerah Pontianak lebih
dominan menggunakan manik-manik berwarna merah, kuning dan
hitam di daerah Kapuas Hulu menggunakan manik-manik berwarna
merah, hitam, putih dan hijau. Selain itu disebutkan pula warna
manik-manik seperti biru, coklat, dan abu-abu adalah kombinasi atau
variasi warna di zaman modern ini.
3. Aktivitas Mengukur (Measuring)
a. Pemilihan Ukuran Manik-Manik
Ukuran manik-manik yang digunakan dalam pembuatan gelang
manik-manik khas Dayak adalah manik-manik dengan ukuran sebagai
berikut.
Gambar 4.30 Ukuran manik-manik dalam satuan panjang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
b. Mengukur Panjang Benang
Benang adalah salah satu bahan penting dalam pembuatan
gelang manik-manik khas Dayak. Sebelum proses menganyam
dilakukan, benang akan dipotong terlebih dahulu dengan
menyesuaikan panjang gelang manik-manik khas Dayak yang
diinginkan. Panjang benang yang dianjurkan untuk membuat gelang
manik-manik khas Dayak adalah kurang lebih 30 cm.
c. Membandingkan Ukuran Manik-Manik
Manik-manik memiliki ukuran yang beragam walaupun manik-
manik dibeli dalam satu bungkusan yang sama. Hal tersebut membuat
pengrajin manik-manik melakukan pembedaan ukuran manik-manik
selama proses menganyam gelang manik-manik khas Dayak menjadi
tiga yaitu manik-manik berukuran tipis (kecil), sedang, dan panjang.
Bagi pengrajin, untuk menentukan ukuran suatu manik-manik adalah
manik-manik berukuran tipis (kecil), sedang, atau panjang, pengrajin
akan membandingkan manik-manik tersebut dengan manik-manik
lainnya yang sudah ditentukan ukurannya. Proses perbandingan
manik-manik ini adalah salah satu aktivitas mengukur yang dapat
ditemui selama proses menganyam gelang manik-manik khas Dayak.
Gambar 4.31 Ukuran manik-manik dari tipis, sedang, dan panjang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
d. Mengukur Berat Manik-Manik
Pada tabel 4.09 dapat dilihat adanya aktivitas mengukur berat
manik-manik saat penentuan harga jual pada gelang manik-manik.
khas Dayak Untuk membuat satu buah gelang manik-manik khas
Dayak biasanya dibutuhkan manik-manik seberat satu ons.
4. Aktivitas Mendesain (Designing)
a. Pemilihan Bentuk Manik-Manik
Manik-manik memiliki bentuk yang bermacam-macam seperti
bulat, persegi, lonjong, biji dan lain sebagainya. Melalui pengamatan
diperoleh informasi bahwa bentuk yang digunakan dalam pembuatan
gelang manik-manik khas Dayak adalah manik-manik berbentuk bulat
dengan sedikit lonjong.
b. Desain atau Bentuk Gelang Manik-Manik Khas Dayak
Secara umum gelang manik-manik khas Dayak memiliki ukuran
yang lebih lebar jika dibandingkan dengan gelang bisanya. Selain itu,
gelang manik-manik khas Dayak biasanya memiliki untaian manik-
manik di bagian ujung gelang tersebut.
Gambar 4.32 Bentuk gelang manik-manik khas Dayak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
c. Desain atau Bentuk Motif
Contoh motif Dayak adalah motif tanaman pakis, rebung, rotan,
serat kayu, dan bunga terong. Setiap motif memiliki bentuk atau
desain manik-manik yang berbeda-beda.
Gambar 4.33 Desain motif pakis pada gelang manik-manik
khas Dayak serta gambar tanaman pakis (Pixabay, 2021)
Manik-manik berwarna putih yang dibatasi oleh garis biru pada
Gambar 4.33 adalah manik-manik yang dibentuk menyerupai tanaman
pakis.
Gambar 4.34 Desain motif bunga terong pada gelang manik-manik
khas Dayak serta gambar bunga terong (Pixabay, 2021)
Manik-manik berwarna hitam, kuning dan hijau yang dibatasi
oleh garis biru pada Gambar 4.34 adalah manik-manik yang dibentuk
menyerupai bunga terong. Terdapat bangun datar segiempat berupa
belah ketupat yang ditemui dalam motif bunga terong tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Gambar 4.35 Desain motif akar rotan pada gelang manik-manik
khas Dayak serta gambar akar rotan (Pixabay, 2021)
Manik-manik berwarna merah, kuning hitam dan orange yang
dibatasi oleh garis biru pada Gambar 4.35 adalah manik-manik yang
dibentuk menyerupai akar rotan. Terdapat bangun datar segiempat
berupa belah ketupat dan segitiga yang ditemui dalam motif akar rotan
tersebut.
5. Aktivitas Bermain (Playing)
Aktivitas bermain dalam gelang manik-manik khas Dayak dapat
ditemui dalam langkah-langkah pembuatan gelang manik-manik khas
Dayak Kalimantan. Bahan yang diperlukan dalam pembuatan gelang
manik-manik khas Dayak adalah manik-manik, benang dan lilin dari
ampas madu. Alat yang diperlukan dalam pembuatan gelang manik-
manik khas Dayak adalah gunting dan jarum. Proses pembuatan gelang
manik-manik khas Dayak secara umum dibagi menjadi tiga bagian yaitu
persiapan, menganyam dan penyelesaian. Tahap persiapan terdiri dari
aktivitas menyiapkan benang, membuat simpul, dan menyiapkan motif
Dayak yang akan dirancang. Tahap menganyam adalah aktivitas
memasukkan manik-manik ke dalam benang dengan ketentuan tertentu.
Tahap penyelesaian terdiri dari aktivitas membuat simpul, menggunting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
benang yang tersisa dan pemasangan karet, kancing, atau pengait lainnya
untuk membentuk anyaman menjadi gelang.
6. Aktivitas Menjelaskan (Explaining)
Perhatikan Tabel 4.01 diperoleh informasi berupa aktivitas
menjelaskan pada gelang manik-manik khas Dayak mengenai makna
motif pada gelang manik-manik khas Dayak Kalimantan. Motif Dayak
menggambarkan bagaimana keadaan alam atau kekayaan alam yang ada
di sekitar lingkungan masyarakat Dayak. Contoh motif Dayak adalah
tanaman pakis, rebung, rotan, serat kayu dan bunga terong.
E. Implementasi Aspek-Aspek Matematis pada Gelang Manik-Manik Khas
Dayak dalam Pembelajaran Matematika Tingkat SMP dan SMA
Pada bagian ini, peneliti memaparkan bagaimana implementasi aspek-
aspek matematis pada gelang manik-manik khas Dayak Kalimantan dalam
pembelajaran matematika tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan
SMA (Sekolah Menengah Atas).
1. Bilangan
Bilangan adalah materi pokok dalam pembelajaran matematika
tingkat SMP Kelas I, dengan kompetensi dasar sebagai berikut.
3.1 Menjelaskan dan menentukan urutan pada bilangan bulat (positif dan
negatif) dan pecahan (biasa, campuran, desimal, persen)
3.2 Menjelaskan dan melakukan operasi hitung bilangan bulat dan
pecahan dengan memanfaatkan berbagai sifat operasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
3.3 Menjelaskan dan menentukan representasi bilangan dalam bentuk
bilangan berpangkat bulat positif dan negatif
4.1 Menyelesaikan masalah urutan pada bilangan bulat (positif dan
negatif) dan pecahan (biasa, campuran, desimal, persen)
4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung
bilangan bulat dan pecahan
4.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bilangan dalam bentuk
bilangan berpangkat bulat positif dan negatif
Berikut adalah implementasi aspek-aspek matematis pada gelang
manik-manik khas Dayak Kalimantan dalam pembelajaran matematika
mengenai bilangan.
Tabel 4.09 Implementasi aspek-aspek matematis pada gelang manik-
manik khas Dayak Kalimantan dalam materi bilangan
No No
KD
Implementasi ke dalam
Pembelajaran Matematika
Aspek-Aspek
Matematis
1 3.2
&
4.2
Perhatikan gambar berikut.
Untuk membuat gelang manik-
manik khas Dayak tersebut
dibutuhkan berat manik-manik
berwarna putih, hitam, dan merah
berturut-turut adalah ons,
ons, dan
ons. Tentukan
urutan warna manik-manik yang
paling banyak dibutuhkan untuk
membuat gelang manik-manik
khas Dayak tersebut.
Berat manik-manik
(aktivitas mengukur/
measuring)
2 3.2
&
4.2
Perhatikan gambar berikut. Banyak helai benang
(aktivitas menghitung/
counting), dan panjang
benang (aktivitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Gelang manik-manik khas Dayak
jenis A, B, dan C memiliki lebar
yang berbeda-beda. Perbedaan ini
tergantung pada banyak helai
benang yang digunakan. Banyak
helai benang yang dibutuhkan
dalam pembuatan gelang manik-
manik jenis A, B, dan C berturut-
turut adalah 10 helai, 14 helai,
dan 20 helai. Diketahui untuk
menganyam gelang manik-manik
setiap benang akan dipotong
sepanjang 30 cm. Tentukan
panjang seluruh benang yang
diperlukan untuk membuat 8
buah gelang manik-manik jenis
A, 5 buah gelang manik-manik
jenis B dan 3 buah gelang manik-
manik jenis C.
mengukur/measuring)
3 3.2
&
4.2
Andi memesan gelang manik-
manik khas Dayak kepada
seorang pengrajin. Andi
mendapat informasi jika satu
gelang manik-manik khas Dayak
akan membutuhkan manik-manik
seberat 0,5 ons yang dihargai
dengan Rp15.000,00. dan lama
pembuatan satu buah gelang
manik-manik biasanya
memerlukan 2 hari yang dihargai
Perhitungan harga jual
(aktivitas menghitung/
counting)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
dengan Rp10.000,00 per hari.
Tentukan biaya yang perlu
disiapkan Andi jika memesan 6
buah gelang manik-manik khas
Dayak.
2. Himpunan
Himpunan adalah materi pokok dalam pembelajaran matematika
tingkat SMP Kelas I, dengan kompetensi dasar sebagai berikut.
3.4 Menjelaskan himpunan, himpunan bagian, himpunan semesta,
himpunan kosong, komplemen himpunan, dan melakukan operasi
biner pada himpunan menggunakan masalah kontekstual
4.4 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan himpunan,
himpunan bagian, himpunan semesta, himpunan kosong, komplemen
himpunan, dan melakukan operasi biner pada himpunan
Berikut adalah implementasi aspek-aspek matematis pada gelang
manik-manik khas Dayak Kalimantan dalam pembelajaran matematika
mengenai himpunan.
Tabel 4.10 Implementasi aspek-aspek matematis pada gelang manik-
manik khas Dayak Kalimantan dalam materi himpunan
No No
KD
Implementasi ke dalam
Pembelajaran Matematika
Aspek-Aspek
Matematis
1 3.4
&
4.4
Setiap daerah memiliki ciri khas
warna manik-manik khas Dayak.
Contohnya di daerah Pontianak
lebih dominan menggunakan
manik-manik berwarna merah,
kuning, dan hitam sedangkan
daerah Kapuas Hulu
menggunakan manik-manik
berwarna merah, hitam, putih dan
Penempatan warna
manik-manik yang
lebih dominan
digunakan dalam tiap
daerah (aktivitas
menempatkan/
locating)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
hijau. Misalkan A adalah
himpunan warna manik-manik
yang lebih dominan dipakai oleh
masyarakat Dayak di daerah
Pontianak dan B adalah
himpunan warna manik-manik
yang lebih dominan dipakai oleh
masyarakat Dayak di daerah
Kapuas Hulu. Tentukan.
a. Anggota himpunan A
b. Anggota himpunan B
c.
d.
e.
f.
2 3.4
&
4.4
Perhatikan gambar berikut.
Misalkan A adalah himpunan
warna manik-manik yang dipakai
dalam gelang manik-manik khas
Dayak jenis I, B adalah
himpunan warna manik-manik
yang dipakai dalam gelang
manik-manik khas Dayak jenis
II, dan C adalah himpunan warna
manik-manik yang dipakai dalam
gelang manik-manik khas Dayak
jenis III. Tentukan.
a. Anggota himpunan A
b. Anggota himpunan B
c. Anggota himpunan C
d.
e.
f.
Penempatan manik-
manik berdasarkan
warnanya (aktivitas
menempatkan/
locating)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
g.
h.
i.
3. Bentuk Aljabar
Bentuk aljabar adalah materi pokok dalam pembelajaran
matematika tingkat SMP Kelas I, dengan kompetensi dasar sebagai
berikut.
3.5 Menjelaskan bentuk aljabar dan melakukan operasi pada bentuk
aljabar (penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian
4.5 Menyelesaikan masalah bentuk aljabar dan melakukan operasi pada
bentuk aljabar dan operasi pada bentuk aljabar
Berikut adalah implementasi aspek-aspek matematis pada gelang
manik-manik khas Dayak Kalimantan dalam pembelajaran matematika
mengenai bentuk aljabar.
Tabel 4.11 Implementasi aspek-aspek matematis pada gelang manik-
manik khas Dayak Kalimantan dalam materi bentuk aljabar
No No
KD
Implementasi ke dalam
Pembelajaran Matematika
Aspek-Aspek
Matematis
1 3.5
&
4.5
Bu Ani adalah seorang pengrajin
manik-manik khas Dayak di
Kalimantan. Suatu hari Bu Ani
memeriksa persediaan manik-
manik berwarna merah di
rumahnya, diketahui manik-
manik tersebut tersisa 6 ons.
Untuk mengisi persediaan, Bu
Ani pergi ke toko untuk membeli
manik-manik berwarna merah
sebanyak 5 bungkus. Nyatakan
bentuk aljabar dari banyak
persedian manik-manik berwarna
merah milik Bu Ani, serta
jelaskan makna variabel yang
Berat manik-manik
(aktivitas mengukur/
measuring)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
digunakan.
2 3.5
&
4.5
Bu Ani adalah seorang pengrajin
manik-manik khas Dayak di
Kalimantan. Suatu hari Bu Ani
memeriksa persediaan benang
putih di rumahnya, diketahui
benang putih hanya tersisa 7 m
15 cm. Untuk mengisi
persediaan, Bu Ani pergi ke toko
untuk membeli benang putih
sebanyak 3 gulung. Nyatakan
bentuk aljabar dari banyak
persedian benang putih milik Bu
Ani, serta jelaskan makna
variabel yang digunakan.
Panjang benang
(aktivitas mengukur/
measuring)
4. Perbandingan
Perbandingan adalah materi pokok dalam pembelajaran
matematika tingkat SMP Kelas I, dengan kompetensi dasar sebagai
berikut.
3.7 Menjelaskan rasio dua besaran (satuannya sama dan berbeda)
3.8 Membedakan perbandingan senilai dan berbalik nilai dengan
menggunakan tabel data, grafik dan persamaan
4.7 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan rasio dua besaran
(satuannya sama dan berbeda)
4.8 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbandingan senilai
dan berbalik nilai
Berikut adalah implementasi aspek-aspek matematis pada gelang
manik-manik khas Dayak Kalimantan dalam pembelajaran matematika
mengenai perbandingan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Tabel 4.12 Implementasi aspek-aspek matematis pada gelang manik-
manik khas Dayak Kalimantan dalam materi perbandingan
No No
KD
Implementasi ke dalam
Pembelajaran Matematika
Aspek-Aspek
Matematis
1 3.7
&
4.7
Perhatikan gambar berikut.
Gelang manik-manik khas Dayak
jenis A, B, dan C memiliki lebar
gelang yang berbeda-beda.
Perbedaan ini tergantung pada
banyak helai benang yang
digunakan. Banyak helai benang
yang dibutuhkan dalam
pembuatan gelang manik-manik
khas Dayak jenis A, B, dan C
berturut-turut adalah 10 helai, 14
helai, dan 20 helai. Tentukan
rasio banyak helai benang yang
yang dibutuhkan untuk membuat
gelang manik-manik khas Dayak
jenis A, B, dan C.
Banyak helai benang
(aktivitas menghitung/
counting)
2 3.7
&
4.7
Perhatikan gambar berikut.
Berat manik-manik berwarna
Berat manik-manik
(aktivitas mengukur/
measuring)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
putih yang digunakan dalam
membuat gelang manik-manik
khas Dayak jenis A dan B secara
berurutan adalah ons dan 5
gram. Tentukan rasio berat
manik-manik berwarna putih
yang dibutuhkan untuk membuat
gelang manik-manik khas Dayak
jenis A dan B.
3 3.8
&
4.8
Andi memesan gelang manik-
manik khas Dayak kepada
seorang pengrajin. Andi
mendapat informasi bahwa lama
pembuatan satu gelang manik-
manik khas Dayak adalah 2 hari.
Jika Andi memesan 6 gelang
manik-manik khas Dayak,
berapakah waktu yang diperlukan
pengrajin untuk menyelesaikan
pesanan Andi.
Perhitungan harga jual
(aktivitas menghitung/
counting)
4 3.7
&
4.7
Perhatikan gambar berikut.
Gambar di atas adalah ukuran
panjang manik-manik yang
digunakan dalam pembuatan
kerajinan manik-manik khas
Dayak. Tentukan rasio panjang
manik-manik jenis I, II, dan III.
Membandingkan
ukuran manik-manik
(aktivitas mengukur/
measuring)
5. Aritmetika Sosial
Aritmetika Sosial adalah materi pokok dalam pembelajaran
matematika tingkat SMP Kelas I, dengan kompetensi dasar sebagai
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
3.9 Mengenal dan menganalisis berbagai situasi terkait aritmetika sosial
(penjualan, pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga
tunggal, persentase, bruto, neto dan tara)
4.9 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan aritmetika sosial
(penjualan, pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga
tunggal, persentase, bruto, neto dan tara)
Berikut adalah implementasi aspek-aspek matematis pada gelang
manik-manik khas Dayak Kalimantan dalam pembelajaran matematika
mengenai aritmetika sosial.
Tabel 4.13 Implementasi aspek-aspek matematis pada gelang manik-
manik khas Dayak Kalimantan dalam materi aritmetika sosial
No No
KD
Implementasi ke dalam
Pembelajaran Matematika
Aspek-Aspek
Matematis
1 3.9
&
4.9
Seorang pengrajin manik-manik
menerima pesanan pembuatan
gelang manik-manik khas Dayak
dengan motif dan ukuran yang
sama sebanyak 8 buah. Pengrajin
mencatat seluruh modal yang
diperlukan untuk membuat 8
gelang manik-manik khas Dayak
tersebut adalah Rp50.000,00.
Diketahui harga jual gelang
manik-manik khas tersebut
adalah Rp35.000,00 per buah.
Tentukan.
a. Besar keuntungan.
b. Persentase keuntungan.
Perhitungan harga jual
(aktivitas menghitung/
counting)
6. Pola Bilangan
Pola bilangan adalah materi pokok dalam pembelajaran
matematika tingkat SMP Kelas II, dengan kompetensi dasar sebagai
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
3.1 Membuat generalisasi dari pola pada barisan bilangan dan barisan
konfigurasi objek
4.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pola pada barisan
bilangan dan barisan konfigurasi objek
Berikut adalah implementasi aspek-aspek matematis pada gelang
manik-manik khas Dayak Kalimantan dalam pembelajaran matematika
mengenai pola bilangan.
Tabel 4.14 Implementasi aspek-aspek matematis pada gelang manik-
manik khas Dayak Kalimantan dalam materi pola bilangan
No No
KD
Implementasi ke dalam
Pembelajaran Matematika
Aspek-Aspek
Matematis
1 3.1
&
4.1
Perhatikan gambar berikut.
Gambar tersebut adalah pola
memasukkan manik-manik saat
menganyam gelang manik-manik
Banyak manik-manik
yang dimasukkan
dalam tiap benang
(aktivitas menghitung/
counting) dan
langkah-langkah
pembuatan gelang
manik-manik khas
Dayak Kalimantan
(aktivitas bermain/
playing)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
khas Dayak. Melalui proses
tersebut kita dapat membentuk
sebuah pola bilangan berdasarkan
banyak manik-manik yang
dimasukkan ke dalam setiap
benang secara berurutan yaitu
131 111 111 111 113 111 111
111 111 131 111 111 111 113
111 ... Jika pola angka yang
tersebut diteruskan, tentukan
angka yang muncul ke-1000.
2 3.1
&
4.1
Perhatikan gambar berikut.
Gambar di atas adalah pola
manik-manik khas Dayak.
Melalui pola warna manik-manik
di atas dapat dibentuk pola warna
sebagai berikut.
Tentukan 3 pola warna manik-
manik (kolom no 28, 29 dan 30)
berikutnya.
Penempatan manik-
manik berdasarkan
warnanya (aktivitas
menempatkan/
locating)
7. Relasi dan Fungsi
Relasi dan fungsi adalah materi pokok dalam pembelajaran
matematika tingkat SMP Kelas II, dengan kompetensi dasar sebagai
berikut.
3.3 Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan
menggunakan berbagai representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram
dan persamaan)
4.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan relasi dan fungsi
dengan menggunakan berbagai representasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Berikut adalah implementasi aspek-aspek matematis pada gelang
manik-manik khas Dayak Kalimantan dalam pembelajaran matematika
mengenai relasi dan fungsi.
Tabel 4.15 Implementasi aspek-aspek matematis pada gelang manik-
manik khas Dayak Kalimantan dalam materi relasi dan fungsi
No No
KD
Implementasi ke dalam
Pembelajaran Matematika
Aspek-Aspek
Matematis
1 3.3
&
4.3
Setiap daerah memiliki ciri khas
dalam penggunaan warna manik-
manik pada setiap kerajinan
manik-manik khas Dayak.
Contohnya di daerah Pontianak
lebih dominan menggunakan
manik-manik berwarna merah,
kuning dan hitam sedangkan
daerah Kapuas Hulu
menggunakan manik-manik
berwarna merah, hitam, putih dan
hijau. Misalkan { } dan
{ }. Tentukan. a. Diagram panah dari relasi
himpunan A ke B
b. Diagram panah dari relasi
himpunan B ke A.
Penempatan warna
manik-manik yang
lebih dominan
digunakan dalam tiap
daerah (aktivitas
menempatkan/
locating)
2 3.3
&
4.3
Perhatikan gambar berikut.
Misalkan A adalah himpunan
warna manik-manik yang dipakai
dalam gelang manik-manik khas
jenis I, II dan III, dan B adalah
himpunan gelang manik-manik
jenis gelang manik-manik
Penempatan manik-
manik berdasarkan
warnanya (aktivitas
menempatkan/
locating)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
tersebut atau { }. Tentukan.
a. Diagram panah dari relasi
himpunan A ke B
b. Diagram panah dari relasi
himpunan B ke A
c. Jelaskan apakah relasi yang
dibentuk (pertanyaan bagian
a dan b) juga merupakan
sebuah fungsi?
8. Persamaan Garis Lurus
Persamaan garis lurus adalah materi pokok dalam pembelajaran
matematika tingkat SMP Kelas II, dengan kompetensi dasar sebagai
berikut.
3.4 Menganalisis fungsi linear (sebagai persamaan garis lurus) dan
menginterpretasikan grafiknya yang dihubungkan dengan masalah
kontekstual
4.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan fungsi linear sebagai
persamaan garis lurus
Berikut adalah implementasi aspek-aspek matematis pada gelang
manik-manik khas Dayak Kalimantan dalam pembelajaran matematika
mengenai persamaan garis lurus.
Tabel 4.16 Implementasi aspek-aspek matematis pada gelang manik-
manik khas Dayak Kalimantan dalam materi persamaan garis lurus
No No
KD
Implementasi ke dalam
Pembelajaran Matematika
Aspek-Aspek
Matematis
1 3.4
&
4.4
Bu Ani adalah pengrajin gelang
manik-manik khas Dayak. Bu
Ani memberikan harga tetap
untuk setiap gelang manik-manik
khas Dayak sebesar Rp15.000,00.
sebagai modal penggunaan bahan
pembuatan gelang manik-manik
Perhitungan harga jual
(aktivitas menghitung/
counting)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
tersebut. Harga tersebut akan
seiring bertambah dengan lama
pengerjaan pembuatan gelang
manik-manik khas Dayak sebesar
Rp10.000,00 per hari. Tentukan.
a. Persamaan garis yang
terbentuk dengan
menyatakan harga gelang
manik-manik khas Dayak
dan adalah lama pembuatan gelang manik-
manik khas Dayak.
b. Gambarlah persamaan garis
dalam koordinat kartesius.
9. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Sistem persamaan linear dua variabel adalah materi pokok dalam
pembelajaran matematika tingkat SMP Kelas II, dengan kompetensi dasar
sebagai berikut.
3.5 Menjelaskan sistem persamaan linear dua variabel dan
penyelesaiannya yang dihubungkan dengan masalah kontekstual
4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan
linear dua variabel
Berikut adalah implementasi aspek-aspek matematis pada gelang
manik-manik khas Dayak Kalimantan dalam pembelajaran matematika
mengenai persamaan sistem persamaan linear dua variabel.
Tabel 4.17 Implementasi aspek-aspek matematis pada gelang manik-
manik khas Dayak Kalimantan dalam materi SPLDV
No No
KD
Implementasi ke dalam
Pembelajaran Matematika
Aspek-Aspek
Matematis
1 3.5
&
4.5
Perhatikan gambar berikut. Perhitungan harga jual
(aktivitas menghitung/
counting)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Adi harus membayar
Rp265.000,00 saat membeli 3
buah gelang manik-manik khas
Dayak jenis A dan 4 buah gelang
manik-manik khas Dayak jenis
B. Sedangkan Ani harus
membayar Rp150.000,00 saat
membeli 2 buah gelang manik-
manik khas Dayak jenis A dan 2
buah gelang manik-manik khas
Dayak jenis B di tempat yang
sama dengan Adi membeli
gelang manik-manik khas Dayak
tersebut. Tentukan harga masing-
masing gelang manik-manik khas
Dayak jenis A dan B.
2 3.5
&
4.5
Perhatikan gambar berikut.
Bu Ani adalah pengrajin manik-
manik khas Dayak. Suatu hari Bu
Ani menerima pesanan untuk
membuat gelang manik-manik
jenis A sebanyak 3 buah dan
gelang manik-manik jenis B
sebanyak 5 buah. Kemudian Bu
Ani memeriksa persediaan
manik-manik yang akan
digunakan untuk memenuhi
pesanan tersebut. Saat diperiksa,
Berat manik-manik
(aktivitas mengukur/
measuring)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
manik-manik berwarna hitam
hanya tersisa 115 gram, yang
hanya bisa digunakan untuk
membuat gelang manik-manik
jenis A sebanyak 3 buah dan
gelang manik-manik jenis B
sebanyak 2 buah. Untuk
memenuhi seluruh pesanan Bu
Ani harus membeli manik-manik
berwarna hitam sebanyak 40
gram lagi. Tentukan berat manik-
manik berwarna hitam yang
diperlukan untuk membuat
masing-masing gelang manik-
manik khas Dayak jenis A dan B.
10. Transformasi
Transformasi adalah materi pokok dalam pembelajaran matematika
tingkat SMP Kelas III, dengan kompetensi dasar sebagai berikut.
3.5 Menjelaskan transformasi geometri (refleksi, translasi, rotasi, dan
dilatasi) yang dihubungkan dengan masalah kontekstual
4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan transformasi geometri
(refleksi, translasi, rotasi, dan dilatasi)
Berikut adalah implementasi aspek-aspek matematis pada gelang
manik-manik khas Dayak Kalimantan dalam pembelajaran matematika
mengenai transformasi.
Tabel 4.18 Implementasi aspek-aspek matematis pada gelang manik-
manik khas Dayak Kalimantan dalam materi transformasi
No No
KD
Implementasi ke dalam
Pembelajaran Matematika
Aspek-Aspek
Matematis
1 3.5
&
4.5
Tentukan jenis transformasi yang
mungkin untuk diterapkan dalam
desain motif Dayak berikut.
a. Motif Bunga terong
Desain atau bentuk
motif (aktivitas
mendesain/designing)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
b. Motif Pakis
c. Motif Akar Rotan
d. Motif Pakis Modifikasi
11. Kekongruenan dan Kesebangunan
Kekongruenan dan kesebangunan adalah materi pokok dalam
pembelajaran matematika tingkat SMP Kelas III, dengan kompetensi
dasar sebagai berikut.
3.6 Menjelaskan dan menentukan kesebangunan dan kekongruenan antar
bangun datar
4.6 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kesebangunan dan
kekongruenan antar bangun datar
Berikut adalah implementasi aspek-aspek matematis pada gelang
manik-manik khas Dayak Kalimantan dalam pembelajaran matematika
mengenai kekongruenan dan kesebangunan.
Tabel 4.19 Implementasi aspek-aspek matematis pada gelang manik-
manik khas Dayak Kalimantan dalam materi kekongruenan dan
kesebangunan
No No
KD
Implementasi ke dalam
Pembelajaran Matematika
Aspek-Aspek
Matematis
1 3.6
&
4.6
Perhatikan gambar berikut.
Desain atau bentuk
motif (aktivitas
mendesain/designing)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Gambar di atas adalah motif akar
rotan pada gelang manik-manik
khas Dayak. Amati motif tersebut
dan tentukan hubungan antara
bangun belah ketupat yang
ditandai dengan garis berwarna:
a. Hitam dan hijau
b. Hijau, biru dan merah
12. Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel
Sistem persamaan linear tiga variabel adalah materi pokok dalam
pembelajaran matematika tingkat SMA Kelas I, dengan kompetensi dasar
sebagai berikut.
3.3 Menyusun sistem persamaan linear tiga variabel dari masalah
kontekstual
4.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan sistem persamaan linear tiga
variabel
Berikut adalah implementasi aspek-aspek matematis pada gelang
manik-manik khas Dayak Kalimantan dalam pembelajaran matematika
mengenai sistem persamaan linear tiga variabel.
Tabel 4.20 Implementasi aspek-aspek matematis pada gelang manik-
manik khas Dayak Kalimantan dalam materi SPLTV
No No
KD
Implementasi ke dalam
Pembelajaran Matematika
Aspek-Aspek
Matematis
1 3.3
&
4.3
Perhatikan gambar berikut.
Perhitungan harga jual
(aktivitas menghitung/
counting)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Suatu hari Adi, Ani dan Avi
membeli gelang manik-manik
khas Dayak di tempat yang sama.
Adi membeli 2 buah gelang
manik-manik khas Dayak jenis I,
2 buah gelang manik-manik khas
Dayak jenis II dan 1 buah gelang
manik-manik khas Dayak jenis
III dengan harga Rp195.000,00.
Kemudian Ani membeli 1 buah
gelang manik-manik khas Dayak
jenis I, 2 buah gelang manik-
manik khas Dayak jenis II dan 2
buah gelang manik-manik khas
Dayak jenis III dengan harga
Rp205.000,00. Sedangkan Avi
membeli 1 buah gelang manik-
manik khas Dayak jenis I, 3 buah
gelang manik-manik khas Dayak
jenis II dan 1 buah gelang manik-
manik khas Dayak jenis III
dengan harga Rp200.000,00.
Tentukan harga masing-masing
gelang manik-manik khas Dayak
jenis I, II dan III.
2 3.3
&
4.3
Ani membeli gelang manik-
manik khas Dayak sebanyak 12
buah yang terdiri dari tiga jenis
berbeda seharga Rp425.000,00.
Harga gelang manik-manik khas
Dayak jenis pertama, kedua dan
ketiga berturut-turut adalah
Rp40.000,00, Rp35.000,00, dan
Rp30.000,00. Diketahui banyak
gelang manik-manik khas Dayak
jenis I lebih banyak 2 buah dari
gelang manik-manik khas Dayak
jenis II. Tentukan banyak gelang
manik-manik khas Dayak yang
dibeli setiap jenisnya.
Perhitungan harga jual
(aktivitas menghitung/
counting)
3 3.3
&
4.3
Sebuah tempat kerajinan manik-
manik khas Dayak terdapat tiga
karyawan yang bekerja sebagai
pembuat kerajinan gelang manik-
manik khas Dayak, yaitu A, B,
dan C. Jika ketiga karyawan
Perhitungan harga jual
(aktivitas menghitung/
counting)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
tersebut bekerja, maka 12 buah
gelang manik-manik khas Dayak
dapat dihasilkan dalam satu
minggu. Jika hanya karyawan A
dan B yang bekerja, maka 9 buah
gelang manik-manik khas Dayak
dapat dihasilkan dalam satu
minggu. Jika hanya karyawan A
dan C yang bekerja, maka 8 buah
gelang manik-manik khas Dayak
dapat dihasilkan dalam satu
minggu. Tentukan berapa banyak
gelang manik-manik khas Dayak
yang dihasilkan jika setiap
karyawan bekerja sendirian
dalam satu minggu.
13. Program Linear
Program linear adalah materi pokok dalam pembelajaran
matematika tingkat SMA Kelas II, dengan kompetensi dasar sebagai
berikut.
3.2 Menjelaskan program linear dua variabel dan metode penyelesaiannya
dengan menggunakan masalah kontekstual
4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan program linear dua
variabel
Berikut adalah implementasi aspek-aspek matematis pada gelang
manik-manik khas Dayak Kalimantan dalam pembelajaran matematika
mengenai program linear.
Tabel 4.21 Implementasi aspek-aspek matematis pada gelang manik-
manik khas Dayak Kalimantan dalam materi program linear
No No
KD
Implementasi ke dalam
Pembelajaran Matematika
Aspek-Aspek
Matematis
1 3.2
&
4.2
Perhatikan gambar berikut. Berat manik-manik
(aktivitas mengukur/
measuring)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Seorang pengrajin ingin
membuat manik-manik khas
Dayak dengan motif pakis (A)
dan motif bunga terong (B)
seperti pada gambar. Banyak
manik-manik putih yang
dibutuhkan dalam membuat
gelang manik-manik khas Dayak
jenis A dan B berturut-turut
adalah 70 gram dan 50 gram.
Sedangkan banyak manik-manik
merah yang dibutuhkan dalam
membuat gelang manik-manik
khas Dayak jenis A dan B
berturut-turut adalah 50 gram dan
45 gram. Diketahui banyak
persediaan manik-manik
berwarna putih dan merah
berturut-turut adalah 700 gram
dan 500 gram. Agar pengrajin
dapat membuat gelang manik-
manik khas Dayak yang banyak,
maka tentukan berapa banyak
gelang manik-manik jenis A dan
B yang harus dibuat (warna
manik-manik lainnya diabaikan).
F. Bentuk LKPD Pembelajaran Matematika yang Berbasis
Etnomatematika pada Gelang Manik-Manik Khas Dayak
Berdasarkan analisis sebelumnya, peneliti menemukan aspek-aspek
matematis pada gelang manik-manik khas Dayak yang dapat diterapkan
dalam proses pembelajaran matematika tingkat SMP dan SMA. Penerapan ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
berupa soal-soal kontekstual matematika yang berkaitan dengan gelang
manik-manik khas Dayak. Materi matematika tingkat SMP dan SMA yang
dapat menerapkan soal-soal tersebut adalah bilangan, himpunan, bentuk
aljabar, perbandingan, aritmetika sosial, pola bilangan, relasi dan fungsi,
persamaan garis lurus, sistem persamaan linear dua variabel, transformasi,
kekongruenan dan kesebangunan, sistem persamaan linear tiga variabel, dan
program linear.
Setelah menganalisis penerapan aspek-aspek matematis pada gelang
manik-manik khas Dayak ke dalam pembelajaran matematika, peneliti
melanjutkan dengan membuat bahan ajar berupa Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) berbasis etnomatematika pada gelang manik-manik khas Dayak.
Penelitian ini telah merancang bahan ajar berupa LKPD dalam pembelajaran
matematika dengan materi himpunan dan Sistem Persamaan Linear Tiga
Variabel (SPLTV).
Secara umum LKPD yang dibuat memiliki judul, mata pelajaran,
semester, tempat, petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, indikator,
informasi pendukung, tugas-tugas, langkah-langkah kerja, dan penilaian. Hal
ini merupakan struktur LKPD yang baik menurut Zubainur dan Bambang
(2017). LKPD berbasis etnomatematika pada gelang manik-manik khas
Dayak untuk materi himpunan memuat dua soal seperti yang ada pada Tabel
4.10. Terdapat dua indikator yang dicapai dalam soal-soal tersebut, yaitu
siswa mampu melakukan operasi biner pada himpunan menggunakan
masalah kontekstual dan siswa mampu menyelesaikan masalah kontekstual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
yang berkaitan dengan operasi biner pada himpunan. Selain itu, untuk LKPD
berbasis etnomatematika pada gelang manik-manik khas Dayak untuk materi
Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV) memuat tiga soal seperti
yang ada pada Tabel 4.20. Pada soal-soal ini terdapat dua indikator yang
dicapai, yaitu siswa mampu menyusun konsep sistem persamaan linear tiga
variabel dan siswa mampu menyelesaikan masalah kontekstual sistem
persamaan linear tiga variabel dengan metode eliminasi dan substitusi.
Gambar 4.36 Tampilan depan LKPD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui unsur-unsur matematika yang
terdapat dalam gelang manik-manik khas Suku Dayak dan membuat Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD) bagi siswa sekolah menengah yang berbasis
etnomatematika pada gelang manik-manik khas Suku Dayak. Berdasarkan
analisis data pada bab sebelumnya, berikut kesimpulan yang dapat ditarik
dengan mengacu pada tujuan penelitian.
1. Unsur-Unsur Matematika yang Terdapat Dalam Gelang Manik-
Manik Khas Suku Dayak
Berikut adalah enam aktivitas mendasar etnomatematika menurut
Bishop (1997) yang ditemukan pada gelang manik-manik khas Dayak.
a. Aktivitas Menghitung atau Membilang (Counting)
Aktivitas menghitung atau membilang (counting) pada gelang
manik-manik khas Dayak dapat ditemui pada pemilihan jenis warna
manik-manik, menentukan banyak helai benang yang dibutuhkan
dalam membuat gelang manik-manik khas Dayak, banyak perulangan
saat membuat simpul pada benang, banyak manik-manik yang
dimasukkan dalam tiap benang saat menganyam manik-manik, serta
melakukan perhitungan harga jual gelang manik-manik khas Dayak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
b. Aktivitas Menempatkan (Locating)
Aktivitas menempatkan (locating) pada gelang manik-manik
khas Dayak dapat ditemui dari penempatan benang, penempatan
manik-manik berdasarkan warnanya, dan penempatan manik-manik
berdasarkan ukurannya saat menganyam gelang manik-manik khas
Dayak, penempatan karet, kancing atau pengait gelang lainnya, serta
penempatan warna manik-manik yang lebih dominan digunakan
dalam tiap daerah.
c. Aktivitas Mengukur (Measuring)
Aktivitas mengukur (measuring) pada gelang manik-manik khas
Dayak dapat ditemui dari kegiatan pemilihan ukuran manik-manik
yang digunakan untuk membuat gelang manik-manik khas Dayak,
mengukur panjang benang yang dibutuhkan untuk menganyam gelang
manik-manik khas Dayak, membandingkan ukuran manik-manik saat
menganyam menganyam gelang manik-manik khas Dayak, serta
mengukur berat manik-manik saat menentukan harga jual gelang
manik-manik khas Dayak.
d. Aktivitas Mendesain (Designing)
Aktivitas mendesain (designing) pada gelang manik-manik khas
Dayak dapat ditemui dalam menentukan bentuk manik-manik yang
digunakan untuk membuat gelang manik-manik khas Dayak,
menentukan desain gelang manik-manik khas Dayak, serta desain
motif Dayak pada gelang manik-manik khas Dayak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
e. Aktivitas Bermain (Playing)
Aktivitas bermain (playing) dalam gelang manik-manik khas
Dayak dapat ditemui dalam langkah-langkah pembuatan gelang
manik-manik khas Dayak Kalimantan.
f. Aktivitas Menjelaskan (Explaining)
Aktivitas menjelaskan (explaining) pada gelang manik-manik
khas Dayak mengenai makna motif pada gelang manik-manik khas
Dayak Kalimantan.
2. Bentuk LKPD Pembelajaran Matematika yang Berbasis
Etnomatematika pada Gelang Manik-Manik Khas Dayak
Implementasi unsur-unsur matematis pada gelang manik-manik
khas Dayak dalam pembelajaran matematika ini berupa soal-soal
kontekstual matematika. Berikut adalah materi matematika tingkat SMP
dan SMA yang dapat menerapkan soal-soal kontekstual matematika pada
gelang manik-manik khas Dayak.
Tabel 5.01 Implementasi unsur-unsur matematis gelang manik-manik
khas Dayak dalam pembelajaran matematika
No
Unsur-Unsur Matematis pada
Gelang Manik-Manik Khas
Dayak
Materi Matematika
Aktivitas Menghitung atau Membilang (Counting)
1 Banyak jenis warna manik-manik
2 Banyak helai benang Bilangan, Perbandingan
3 Banyak perulangan saat membuat
simpul pada benang
4 Banyak manik-manik yang
dimasukkan dalam tiap benang
Pola Bilangan
5 Perhitungan harga jual Bilangan, Perbandingan,
Aritmetika Sosial,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Persamaan Garis Lurus,
Sistem Persamaan Linear
Dua Variabel, Sistem
Persamaan Linear Tiga
Variabel
Aktivitas Menempatkan (Locating)
6 Penempatan benang
7 Penempatan manik-manik
berdasarkan warnanya
Himpunan, Pola Bilangan,
Relasi dan Fungsi
8 Penempatan manik-manik
berdasarkan ukurannya
9 Penempatan karet, kancing atau
pengait gelang lainnya
10 Penempatan warna manik-manik
yang lebih dominan digunakan
dalam tiap daerah
Himpunan, Relasi dan
Fungsi
Aktivitas Mengukur (Measuring)
11 Pemilihan ukuran manik-manik
12 Panjang benang Bilangan, Bentuk Aljabar
13 Membandingkan ukuran manik-
manik
Perbandingan
14 Berat manik-manik Bilangan, Bentuk Aljabar,
Sistem Persamaan Linear
Dua Variabel, Program
Linear
Aktivitas Mendesain (Designing)
15 Pemilihan bentuk manik-manik
16 Desain gelang manik-manik
17 Desain motif Dayak Transformasi,
Kekongruenan dan
Kesebangunan
Aktivitas Bermain (Playing)
18 Langkah-langkah pembuatan
gelang manik-manik khas Dayak
Kalimantan
Pola Bilangan
Aktivitas Menjelaskan (Explaining)
19 Makna motif pada gelang manik-
manik khas Dayak Kalimantan
Penelitian ini telah merancang bahan ajar berupa LKPD dalam
pembelajaran matematika dengan materi himpunan dan Sistem Persamaan
Linear Tiga Variabel (SPLTV). Secara umum LKPD yang dibuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
memiliki judul, mata pelajaran, semester, tempat, petunjuk belajar,
kompetensi yang akan dicapai, indikator, informasi pendukung, tugas-
tugas, langkah-langkah kerja, dan penilaian. LKPD berbasis
etnomatematika pada gelang manik-manik khas Dayak untuk materi
himpunan memuat dua soal seperti yang ada pada Tabel 4.10. Terdapat
dua indikator yang dicapai dalam soal-soal tersebut, yaitu siswa mampu
melakukan operasi biner pada himpunan menggunakan masalah
kontekstual dan siswa mampu menyelesaikan masalah kontekstual yang
berkaitan dengan operasi biner pada himpunan. Selain itu, untuk LKPD
berbasis etnomatematika pada gelang manik-manik khas Dayak untuk
materi Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV) memuat tiga soal
seperti yang ada pada Tabel 4.20. Pada soal-soal ini terdapat dua indikator
yang dicapai, yaitu siswa mampu menyusun konsep sistem persamaan
linear tiga variabel dan siswa mampu menyelesaikan masalah kontekstual
sistem persamaan linear tiga variabel dengan metode eliminasi dan
substitusi.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang dipaparkan, maka peneliti memberikan
saran kepada pendidik, masyarakat luas, dan peneliti selanjutnya. Adapun
saran yang diberikan yaitu:
1. Bagi Pendidik
Para pendidik, khususnya di provinsi Kalimantan Barat dapat
memanfaatkan unsur-unsur matematis pada gelang manik-manik khas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Dayak ke dalam pembelajaran matematika seperti pada materi bilangan,
perbandingan, pola bilangan, aritmetika sosial, persamaan garis lurus,
sistem persamaan linear dua variabel, sistem persamaan linear tiga
variabel, himpunan, relasi dan fungsi, bentuk aljabar, program linear,
transformasi, serta kekongruenan dan kesebangunan.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Kerajinan manik-manik khas Dayak dibuat ke dalam bentuk yang
beragam, seperti gelang, ikat pinggang, kalung, ikat kepala, dasi,
gantungan dompet, ambinan anak (gendongan anak), aksesoris dalam
pakaian perkawinan suku Dayak, dan pakaian tradisional suku Dayak.
Namun, Penelitian ini hanya berfokus pada kerajinan manik-manik khas
Dayak dalam bentuk gelang. Oleh karena itu, peneliti selanjutnya dapat
meneliti unsur-unsur matematis pada bentuk kerajinan manik-manik khas
Dayak lainnya. Selain itu, peneliti selanjutnya dapat menambah
narasumber atau pengrajin manik-manik khas Dayak yang lebih banyak,
agar data yang diperoleh lebih bervariasi, dan peneliti selanjutnya dapat
merancang bahan ajar lainnya yang belum dirancang oleh peneliti dalam
penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
DAFTAR PUSTAKA
Afriyanty, M. (2019). Eksplorasi Etnomatematika Kesenian Marawis sebagai
Sumber untuk Penyusunan Bahan Ajar Matematika. Skripsi. Universitas
Maritim Raja Ali Haji.
Ahmad, K. & I. Lestari. (2010). Pengembangan Bahan Ajar Perkembangan Anak
Usia SD Sebagai Sarana Belajar Mandiri Mahasiswa. Perspektif Ilmu
Pendidikan, 22(Th.XIII), 183 - 193.
Alqadrie, S.I. (2007). Pemerintah, Otonomi Daerah, Identifikasi Etnis, dan
Konflik Horizontal di Kalimantan : Pelaksanaan Otonomi Daerah dan
Pengaruh Identifikasi Etnis dan Orientasi Sosial, Budaya, Ekonomi
Terhadap Hubungan antar Etnis pada Empat Provinsi Kalimantan.
Jakarta : LIPI Press.
Anton, H. & C. Rorres. Aljabar Linear Elementer (Ed. 8 / Jil. 1). Refina, I. &
Irzam, H. (2004). Jakarta : Erlangga.
Arsanti, M. (2018). Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah Penulisan Kreatif
Bermuatan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Religius bagi Mahasiswa
Prodi PBSI, FKIP, Unissula. Jurnal Kredo, 1(2), 71-90.
Ary, D. (2010). Introduction to Research in Education 8th
. Canada : Nelson
Education Ltd.
Badan Pusat Statistik (BPS). (2011). Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama
dan Bahasa Sehari - hari Penduduk Indonesia. Jakarta : BPS.
_____________________. (2017). Total Area and Number of Islands by
Province, 2002-2015 (Indonesia). Diakses pada 19 September 2020 dari
laman https://www.neliti.com/id/publications/51192/total-area-and-
number-of-islands-by-province-2002-2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Bishop, A. J. (1997). The Relationship Between Mathematics Education and
Culture. Australia : Monash University.
D’Ambrosio, U. (1985). Ethnomathematics and its Place in the History and
Pedagogy of Mathematics. The Learning of Mathematics, 5(1), 44-48.
Fadlillah, M. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI,
SMP/MTS, & SMA/MA. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.
Finariyati, A. A. Rahman., & Y. Amalia. (2020). Pengembangan Modul
Matematika Berbasis Etnomatematika untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Siswa. MAJU, 7(1), 89 - 97.
Fitrah & Luthfiyah. (2017). Metodologi Penelitian; Penelitian Kualitatif,
Tindakan Kelas & Studi Kasus. Sukabumi : Jejak.
Hardian, C. (2018). Etnomatematika, Analisis Pola dan Motif Batik Berdasarkan
Wallpaper Group serta Analisis Aktivitas Fundamental Matematis
Menurut Bishop pada Industri Batik di Desa Wijirejo, Kecamatan Pandak,
Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi. Universitas
Sanata Dharma.
Indriyani, S. (2018). Eksplorasi Etnomatematika Pada Aksara Lampung. Skripsi.
Universitas Islam Negeri Raden Intan.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). (2020). Diakses pada tanggal 1 Oktober
2020 dari laman https://kbbi.web.id.
Karinov. (2020). Diakses pada tanggal 19 September 2020 dari laman
https://karinov.co.id/peta-indonesia-lengkap-hd/
Kurnianingsih. (2020). Kajian Etnomatematika Tari Rejang Dewa dan
Implementasi Hasil Kajian pada Pembelajaran Matematika Topik
Geometri di Sekolah Menengah Pertama. Skripsi. Universitas Sanata
Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Magetsari, N. (2018). Mengkaji Ulang Ilmu Pengetahuan Budaya. Jakarta :
Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Museum Negeri Provinsi Kalimantan Selatan Lambung Mangkurat. (1998).
Manik-manik - Kalimantan. Banjarbaru : Museum Negeri Provinsi
Kalimantan Selatan "Lambung Mangkurat".
Orey, D. & M. Rosa. (2007a). Cultural Assertions and Challenges Towards
Pedagogical Action of an Ethnomathematics Program. The Learning of
Mathematics, 27(1), 10-16.
_________________. (2007b). Ethnomathematics: Cultural Assertions and
Challenges Towards Pedagogical Action. The Journal of Mathematics and
Culture, 6(1), 57-78.
Pixabay. (2021). Diakses pada tanggal 12 Desember 2020 dari laman
https://pixabay.com.
Rahayu, D. U., A. Shodiqin, & Muhtarom. (2019). Eksplorasi Etnomatematika
dalam Kesenian Barongan di Kabupaten Blora. Matematika dan
Pendidikan Matematika, 1(4), 1-7.
Richardo, R. (2016). Peran Ethnomatematika dalam Penerapan Pembelajaran
Matematika pada Kurikulum 2013. Literasi, 7(2), 118-125.
Rivasintha, E. & K. Juniardi. (2017). Pergeseran Nilai-Nilai Budaya dalam
Upacara Adat Gawai Dayak Ditinjau dari Sosial Ekonomi Masyarakat
Kota Pontianak. Sosial Horizon : Jurnal Pendidikan Sosial, 4(1), 1-10.
Sari, P. (2017). Pemahaman Konsep Matematika Siswa pada Materi Besar Sudut
Melalui Pendekatan PMRI. Gantang, 2(1), 41 - 50.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan; Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R& D. Bandung : Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Suprana, E., & N. Farida. (2019). Pengembangan Bahan Ajar Matematika
Berbasis Etnomatematika pada Materi Geometri Transformasi. Journal of
Mathematics Education, 1(1), 1 - 7.
Supriadi,. A. Arisetyawan, & Tiurlina. (2016). Mengintegrasikan Pembelajaran
Matematika Berbasis Budaya Banten pada Pendirian SD Laboratorium
UPI Kampus Serang. Mimbar Sekolah Dasar, 3(1), 1-18.
Suryadi, B. (2016). Pengantar Ilmu Sosial Budaya. Yogyakarta : Aswaja
Pressindo.
Susilo, F. (2012). Landasan Matematika (Ed. 1). Yogyakarta : Graha Ilmu.
Tumanggor, R., K. Ridho & Nurrochim. (2017). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar
(Edisi Ketiga). Jakarta : Kencana.
Wicaksono, R. W. (2019). Eksplorasi Etnomatematika pada Seni Pencak Silat
Kepulauan Riau sebagai Sumber Penyusunan Bahan Ajar Matematika.
Skripsi. Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Yusuf, A. M. (2017). Metode Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan. (Cetakan ke-4). Jakarta : Kencana.
Zubainur, C. M & R. M. Bambang (2017). Perencanaan Pembelajaran
Matematika. Darussalam, Banda Aceh : Syiah Kuala Universitas Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Lampiran 2. Surat Keterangan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lampiran 3. Instrumen Lembar Observasi dan Pedoman Wawancara
LEMBAR OBSERVASI
PROSES PEMBUATAN GELANG MANIK-NAMIK KHAS SUKU DAYAK
Tujuan : Mengetahui proses pembuatan gelang manik-manik khas Suku
Dayak
Hari / Tanggal :
Tempat :
No. Aspek yang diamati Deskripsi Hasil Pengamatan
1 Alat yang digunakan dalam
pembuatan gelang manik-manik
khas Suku Dayak.
2 Bahan yang digunakan dalam
pembuatan gelang manik-manik
khas Suku Dayak.
3 Persiapan penentuan motif atau
sketsa pada gelang manik-manik
khas Suku Dayak.
4 Proses pembuatan gelang manik-
manik khas Suku Dayak.
5 Proses finishing pembuatan
gelang manik-manik khas Suku
Dayak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PEDOMAN WAWANCARA
PROSES PEMBUATAN GELANG MANIK-NAMIK KHAS SUKU DAYAK
Tujuan : Mengetahui perkembangan, kegunaan dan proses pembuatan
gelang manik-
manik khas Suku Dayak
Hari / Tanggal :
Tempat :
Informan :
No. Aspek Pertanyaan Jawaban
1 Perkembangan
gelang manik-
manik khas Suku
Dayak
Bagaimana perkembangan gelang
manik-manik khas Suku Dayak?
2 Bagaimana pandangan masyarakat
terhadap gelang manik-manik khas
Suku Dayak?
3 Bagaimana tindakan yang
dilakukan oleh masyarakat
maupun pemerintah untuk
pelestarian gelang manik-manik
khas Suku Dayak ini?
4 Kegunaan gelang
manik-manik
khas Suku Dayak
Bagaimana fungsi gelang manik-
manik khas Suku Dayak di zaman
sekarang?
5 Proses pembuatan
gelang manik-
manik khas Suku
Dayak
Alat apa saja yang digunakan
dalam pembuatan gelang manik-
manik khas Suku Dayak?
6 Bahan apa saja yang digunakan
dalam pembuatan gelang manik-
manik khas Suku Dayak?
7 Bagaimana persiapan penentuan
motif atau sketsa pada gelang
manik-manik khas Suku Dayak?
8 Bagaimana proses pembuatan
gelang manik-manik khas Suku
Dayak?
9 Bagaimana proses finishing
pembuatan gelang manik-manik
khas Suku Dayak?
10 Apakah ada perbedaan antara
pembuatan gelang manik-manik
khas Suku Dayak dengan motif
yang berbeda (seperti lama
pengerjaan menganyam,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
menggambar desain motif dan lain
sebagainya)?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Lampiran 4. Validasi Instrumen Lembar Observasi dan Pedoman
Wawancara
LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN
LEMBAR OBSERVASI
Saya mengharap ketersedian Bapak/Ibu validator untuk mengisi lembar
validasi intrumen lembar observasi yang akan digunakan peneliti. Lembar validasi
instrumen ini digunakan untuk mengukur kevalidan lembar observasi yang akan
digunakan oleh peneliti. Lembar observasi akan digunakan untuk mengetahui
proses pembuatan gelang manik-manik khas Suku Dayak dengan sasaran yang
ditujukan kepada pengrajin manik-manik khas Suku Dayak.
Petunjuk :
1. Penilaian lembar observasi ditinjau dari beberapa aspek, beri tanda ceklis
() pada kolom skala penilaian sesuai dengan penilaian yang Bapak/Ibu
berikan.
Keterangan skala penilaian :
1 : Tidak baik
2 : Kurang baik
3 : Cukup baik
4 : Baik
5 : Sangat Baik
2. Untuk penilaian lembar observasi secara umum, beri tanda ceklis () pada
kotak di samping kriteria kesimpulan penilaian sesuai dengan penilaian
yang Bapak/Ibu berikan.
Kriteria kesimpulan penilaian :
LD : Layak Digunakan
LDR : Layak Digunakan dengan Revisi
TLD : Tidak Layak Digunakan
3. Bila menurut Bapak/Ibu validator lembar observasi ini perlu adanya revisi,
mohon ditulis pada bagian komentar dan saran guna perbaikan lembar
observasi ini.
4. Peneliti mengucapkan terima kasih atas ketersediaan Bapak/Ibu untuk
mengisi lembar validasi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Penilaian Ditinjau dari Beberapa Aspek
No. Aspek yang diamati Skala Penilaian
1 2 3 4 5
1 Kejelasan pedoman pengisian
2 Kecukupan atau kelengkapan
aspek-aspek lembar observasi
3 Istilah yang digunakan tepat dan
mudah dipahami
4 Kesuaian lembar observasi
dengan tujuan penelitian
Penilaian Umum
Kesimpulan penilaian secara umum lembar observasi ini : (Mohon beri tanda
pada kotak sesuai dengan penilaian yang Bapak/Ibu berikan)
Layak Digunakan (LD)
Layak Digunakan dengan Revisi (LDR)
Tidak Layak Digunakan (TLD)
Komentar dan Saran Perbaikan
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..................
Yogyakarta, 22 Desember 2020
Validator,
(Adhi Surya Nugraha S.Pd., M.Mat.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN
PEDOMAN WAWANCARA
Saya mengharap ketersedian Bapak/Ibu validator untuk mengisi lembar
validasi intrumen pedoman wawancara yang akan digunakan peneliti. Lembar
validasi instrumen ini digunakan untuk mengukur kevalidan pedoman wawancara
yang akan digunakan oleh peneliti. Pedoman wawancara akan digunakan untuk
mengetahui perkembangan, kegunaan dan proses pembuatan gelang manik-manik
khas Suku Dayak dengan sasaran yang ditujukan kepada pengrajin manik-manik
khas Suku Dayak.
Petunjuk :
1. Penilaian pedoman wawancara ditinjau dari beberapa aspek, beri tanda
ceklis () pada kolom skala penilaian sesuai dengan penilaian yang
Bapak/Ibu berikan.
Keterangan skala penilaian :
1 : Tidak baik
2 : Kurang baik
3 : Cukup baik
4 : Baik
5 : Sangat Baik
2. Untuk penilaian pedoman wawancara secara umum, beri tanda ceklis ()
pada kotak di samping kriteria kesimpulan penilaian sesuai dengan
penilaian yang Bapak/Ibu berikan.
Kriteria kesimpulan penilaian :
LD : Layak Digunakan
LDR : Layak Digunakan dengan Revisi
TLD : Tidak Layak Digunakan
3. Bila menurut Bapak/Ibu validator pedoman wawancara ini perlu adanya
revisi, mohon ditulis pada bagian komentar dan saran guna perbaikan
pedoman wawancara ini.
4. Peneliti mengucapkan terima kasih atas ketersediaan Bapak/Ibu untuk
mengisi lembar validasi ini.
Penilaian Ditinjau dari Beberapa Aspek
No. Aspek yang diamati Skala Penilaian
1 2 3 4 5
1 Kecukupan atau kelengkapan
aspek-aspek pedoman
wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
2 Istilah yang digunakan tepat dan
mudah dipahami
3 Kejelasan pertanyaan
4 Pertanyaan sesuai dengan tujuan
untuk mengidentifikasi adanya
praktik matematika
Penilaian Umum
Kesimpulan penilaian secara umum pedoman wawancara ini : (Mohon beri
tanda pada kotak sesuai dengan penilaian yang Bapak/Ibu berikan)
Layak Digunakan (LD)
Layak Digunakan dengan Revisi (LDR)
Tidak Layak Digunakan (TLD)
Komentar dan Saran Perbaikan
Bisa ditambahkan pertanyaan-pertanyaan mengenai kekhasan dari manik-
manik daerah ini seperti apa, yang membedakan dengan manik dari daerah
lain
Yogyakarta, 22 Desember 2020
Validator,
(Adhi Surya Nugraha S.Pd., M.Mat.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Lampiran 5. Data Observasi
DATA OBSERVASI
Tujuan : Mengetahui proses pembuatan gelang manik-manik khas Dayak
Tanggal : 8-9 Februari 2021
Tempat : Kelurahan Sungaijawi Dalam, Kecamatan Pontianak Barat,
Pontianak Kalimantan Barat
Informan : Ibu Evi Vana, S.Pd, Pengrajin manik-manik khas Dayak
No.
Aspek
yang
diamati
Deskripsi Hasil Pengamatan
1 Bahan
yang
digunakan
dalam
pembuatan
gelang
manik-
manik
khas Suku
Dayak.
1. Manik-manik
Manik-manik berbahan plastik dengan bentuk sedikit
lonjong. Manik-manik ini sering disebut dengan
manik-manik Sarawak karena tempat produksi manik-
manik ini berasal dari Sarawak.
2. Benang
Benang berwarna putih.
3. Lilin
Lilin dari ampas madu, pemanfaatan bahan dari alam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
2 Bahan
yang
digunakan
dalam
pembuatan
gelang
manik-
manik
khas Suku
Dayak.
1. Gunting
2. Jarum
3 Persiapan
penentuan
motif atau
sketsa
pada
gelang
manik-
manik
khas Suku
Dayak.
1. Potong benang sepanjang kurang lebih 30 cm sebanyak
10 helai. Banyak helai benang yang digunakan dapat
tergantung pada selera pembuat. Pada umumnya
gelang manik-manik khas Dayak yang digunakan di
pergelangan tangan menggunakan 10 helai benang.
Sedangkan gelang manik-manik khas Dayak yang
digunakan di pergelangan lengan atas menggunakan 12
helai benang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
2. Memberi lilin di salah satu ujung benang. Pemberian
lilin di ujung benang bertujuan agar benang manjadi
lebih kaku, sehingga memudahkan benang untuk
masuk ke dalam lubang manik-manik.
3. Membuat simpul di salah satu ujung benang. Simpul
ini dibuat untuk menahan manik-manik agar tidak
terlepas saat dimasukkan ke dalam benang. Dalam
proses menyimpul benang ini terdapat gerakan benang
yang melingkar pada jarum sebanyak enam atau tujuh
kali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
4. Mempelajari motif Dayak yang akan dirancang. Jika
motif Dayak yang akan dirancang pada gelang manik-
manik adalah motif baru maka motif baru tersebut
perlu dirancang terlebih dahulu di kertas. Namun, jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
motif Dayak tersebut sudah pernah dirancang pada
gelang manik-manik maka pembuatan gelang manik-
manik tinggal mengikuti pola yang sudah ada.
Misalkan berikut adalah motif yang akan dirancang.
4 Proses
pembuatan
gelang
manik-
manik
khas Suku
Dayak.
1. Memasukkan manik-manik satu persatu pada setiap
benang yang sudah disimpul dengan aturan 2 buah
manik-manik berwarna hitam, 2 buah manik-manik
berwarna putih, 2 buah manik-manik berwarna merah,
2 buah manik-manik berwarna hitam, 16 buah manik-
manik berwarna putih, 2 buah manik-manik berwarna
hitam, 2 buah manik-manik berwarna merah, 2 buah
manik-manik berwarna hitam, 6 buah manik-manik
berwarna putih, 2 buah manik-manik berwarna hitam,
2 buah manik-manik berwarna merah, dan 2 buah
manik-manik berwarna putih secara berurutan.
Usahakan untuk manik pertama yang dimasukkan ke
dalam setiap benang adalah manik dengan lubang
kecil, dan usahakan manik-manik yang digunakan
untuk menganyam adalah manik-manik berukuran
sedang. Jika ingin menggunakan manik-manik
berukuran panjang, maka manik-manik tersebut dapat
dihitung sebagai 2 manik-manik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
2. Misalkan benang diberi nomor 1,2,3,4,5,6,7,8,9, dan 10
secara berurutan seperti berikut.
3. Masukkan manik-manik berwarna hitam yang sama
pada benang pertama dan kedua. Kemudian masukkan
2 buah manik-manik berwarna hitam serta 1 buah
manik-manik berwarna merah secara berurutan pada
benang pertama dan masukkan 1 buah manik-manik
berwarna hitam pada benang kedua seperti berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
4. Selanjutnya masukkan manik-manik berwarna hitam
yang sama pada benang ketiga dan keempat. Kemudian
masukkan 1 buah manik-manik berwarna hitam pada
benang ketiga dan keempat. Dengan proses yang sama
lakukan pada benang kelima dan keenam serta benang
ketujuh dan kedelapan.
5. Selanjutnya masukkan manik-manik berwarna hitam
yang sama pada benang kesembilan dan kesepuluh.
Kemudian masukkan 1 buah manik-manik berwarna
hitam pada benang kesembilan dan masukkan 2 buah
manik-manik berwarna hitam serta 1 buah manik-
manik berwarna merah secara berurutan pada benang
kesepuluh seperti berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
6. Masukkan manik-manik berwarna hitam yang sama
pada benang kedua dan ketiga. Kemudian masukkan 1
buah manik-manik berwarna merah pada benang kedua
dan ketiga. Dengan proses yang sama lakukan pada
benang keempat dan kelima, benang keenam dan
ketujuh serta benang kedelapan dan kesembilan.
7. Masukkan manik-manik berwarna merah yang sama
pada benang pertama dan kedua. Kemudian masukkan
1 buah manik-manik berwarna merah serta 2 buah
manik-manik berwarna putih secara berurutan pada
benang pertama dan masukkan 1 buah manik-manik
berwarna merah pada benang kedua. Selanjutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
masukkan manik-manik berwarna merah yang sama
pada benang ketiga dan keempat. Kemudian masukkan
1 buah manik-manik berwarna merah pada benang
ketiga dan keempat. Dengan proses yang sama lakukan
pada benang kelima dan keenam serta benang ketujuh
dan kedelapan. Selanjutnya masukkan manik-manik
berwarna merah yang sama pada benang kesembilan
dan kesepuluh. Kemudian masukkan 1 buah manik-
manik berwarna merah pada benang kesembilan dan
masukkan 1 buah manik-manik berwarna merah serta 2
buah manik-manik berwarna putih secara berurutan
pada benang kesepuluh seperti berikut.
8. Masukkan manik-manik berwarna putih yang sama
pada benang kedua dan ketiga. Kemudian masukkan 1
buah manik-manik berwarna putih pada benang kedua
dan ketiga. Dengan proses yang sama lakukan pada
benang keempat dan kelima, benang keenam dan
ketujuh serta benang kedelapan dan kesembilan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
9. Ulangi terus proses mengayam pada langkah 7 dan 8
dengan mengikuti pola motif Dayak yang menjadi
acuan hingga selesai. Usahakan salah satu dari tiga
manik-manik yang dimasukkan ke benang pertama dan
kesepuluh adalah manik-manik berukuran kecil. Hal ini
dilakukan agar mendapat keseimbangan yang baik
dengan sisi benang lainnya.
5 Proses
finishing
pembuatan
gelang
manik-
manik
khas Suku
Dayak.
1. Membuat simpul di ujung benang lainnya. Simpul ini
dibuat untuk menahan manik-manik agar tidak longgar.
Usahakan sebelum menyimpul manik-manik sudah
tersusun dengan cukup ketat. Simpul dilakukan
langsung pada dua benang sekaligus. Ulangi
pembuatan simpul sebanyak tiga hingga empat kali
pada setiap pasangan benang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
2. Gunting benang yang tersisa.
3. Membentuk anyaman menjadi gelang dengan
menggunakan karet, kancing, pengait gelang atau
lainnya. Karet, kancing, pengait gelang atau lainnya
dipasang di bagian kedua ujung anyaman dan dibuat
dengan lurus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Lampiran 6. Transkrip Wawancara
TRANSKRIP WAWANCARA
Tujuan : Mengetahui perkembangan, kegunaan dan proses
pembuatan gelang manik- manik khas Dayak
Tanggal : 9 Februari 2021
Tempat : Kelurahan Sungaijawi Dalam, Kecamatan Pontianak
Barat, Pontianak Kalimantan Barat
Informan : Ibu Evi Vana, S.Pd, Pengrajin manik-manik khas Dayak
Hasil Wawancara :
Tanya Bagaimana kekhasan atau keunikan dari manik-manik khas Dayak?
Jawab Kekhasan atau keunikan manik-manik khas Dayak terletak pada
motifnya. Motif Dayak lebih menggambarkan keadaan alam atau
kekayaan alam yang ada di sekitar, seperti tanaman pakis, rebung,
rotan, dan bunga terong. Selain itu, ada juga motif yang saya sebut
dengan akar rotan yang mempunyai sebutan lain lagi di daerahnya.
Kemudian ada motif serat kayu, motif ini dari daerah Sintang yang
modelnya berbentuk belah ketupat. Untuk warna manik-manik dan
bahan tidak ada yang berbeda dengan manik-manik modern. Begitu
juga dengan cara membuat manik-manik khas Dayak ini sama dengan
pembuatan manik-manik modern. Untuk manik-manik modern lebih
menggunakan jarum, sebenarnya manik-manik khas Dayak ini juga
bisa pakai jarum, tergantung bagaimana efisiennya. Selama
pengalaman saya menjadi pengrajin warna manik-manik yang
digunakan juga menggambarkan daerah masyarakat Dayak bagian
mana. Seperti masyarakat Dayak di daerah Pontianak lebih dominan
menggunakan warna merah, kuning dan hitam, masyarakat Dayak di
daerah Kapuas Hulu lebih dominan menggunakan warna merah,
hitam, putih dan hijau, kemudian suku Iban yang terkenal dengan
seninya lebih dominan menggunakan warna merah, kuning, hijau, dan
putih.
Tanya Apakah ada perbedaan makna dari warna-warna manik-manik
tersebut bu?
Jawab Mungkin ada makna warna pada manik-manik bagi setiap daerah.
Kalau saya melihatnya secara global atau sebagai pengrajin, warna
manik-manik dominan tiap daerah itu berbeda-beda. Seperti
masyarakat Dayak di daerah Pontianak lebih dominan menggunakan
warna merah, kuning dan hitam, beda dengan Dayak di daerah
Kapuas Hulu sana. Di daerah kapuas Hulu yang juga ada pengaruh
Iban di sana yang terkenal seninya, uniknya ada manik berwarna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
hijau. Tetapi untuk manik berwarna biru, coklat, dan abu-abu itu
sudah kombinasi modern, sudah bervariasi.
Tanya Ibu menjadi perajin manik-manik sudah berapa lama bu?
Jawab Saya dari kecil sewaktu SMA, SMP sudah iseng-iseng membuat
kerajinan manik-manik seperti gantungan kunci, dan gelang. Jadi dulu
ada pengrajin yang saya panggil nenek, jika nenek butuh bantuan,
beliau akan oper ke saya untuk membantu. Biasanya saya bisa buat
lima, paling maksimal 10 karena masih anak-anak jadi belum fokus
membuat manik-manik. Kemudian saat saya kerja, dan setelah saya
pensiun sekitar tahun 2019 barulah saya memfokuskan ke manik-
manik ini dan menerima orderan.
Tanya Pandangan ibu, bagaimana daya tarik masyarakat terhadap manik-
manik ini, baik itu dari pembelian atau minat untuk belajarnya?
Jawab Kalau dari pembelian, biasanya manik-manik dibeli sebagai jati diri
orang Dayak saja. Jika untuk aksesoris, jalan-jalan itu tidak. Biasanya
manik-manik dipakai saat event-event tertentu. Jadi daya pembelinya
cukup bagus, tetapi tidak seperti daya tarik manik-manik modern.
Untuk minat belajar itu tergantung orangnya, ada yang tertarik untuk
belajar karena bagus, cuma setelah turun mengerjakan banyak yang
tidak mampu. Membuat manik-manik ini agak rumit dan butuh
konsentrasi. Kita enggak bisa nyambi, apalagi bagi pemula ya. Kalau
sambil nyambi lebih sering salahnya daripada betulnya akhirnya
benangnya kusut dan jadinya malas. Tapi kalau orangnya telaten dan
hobi itu bisa. Jadi banyak yang berminat tetapi setelah terjun atau
mencoba biasanya mandek.
Tanya Kalau di Pontianak, pengrajin seperti ibu banyak enggak?
Jawab Di Pontianak ya, saya lihat banyak pengrajin orang tua seperti saya,
remaja masih kurang. Kalau ditanya berapa jumlahnya itu bisa
dihitung enggak sampai 50. Kalau di daerah mungkin lebih kurang ya,
karena bahan manik-manik ini yang susah untuk didapat dan mahal.
Tanya Bagaimana upaya masyarakat Dayak atau pemerintah untuk
melestarikan budaya ini Bu?
Jawab Kalau masyarakat ya tergantung peminatnya ya, seperti tadi
umpamanya peminat hanya untuk identitas atau kenang-kenangan,
yah itu sih lumayan ya, jadi enggak sepi pemasarannya. Tapi kalau
pemerintah, yah sebenarnya pemerintah sudah berusaha cuma ya ini
pengrajinnya yang enggak ada. Dia berusaha-berusaha kalau
pengrajinnya terbatas ya enggak bisa juga. Saya-kan mandiri, saya
kurang tahu banyak tentang pemerintah. Cuma saya pernah mengisi
pameran-pameran pemerintah seperti Dekranasda mereka berminat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
kalau ada pameran pasti mereka minta untuk mengisi.
Tanya Kalau manik-manik seperti ini Bu, terutama gelang ya bu, selain
disimpan sebagai kenang-kenangan, biasanya digunakan saat kapan
ya Bu?
Jawab Yang sering pemakaian yang rutin saya lihat itu saat acara gawai
Dayak, atau ada pameran. Kalau misalnya orang Dayak ada
pernikahan, mungkin pagar ayu-nya pakai kostum-kostum Dayak.
Ada juga fashion-fashion putri Dayak, bujang Dayak, kemudian untuk
terima-terima tamu pemerintah, tamu presiden ke suatu daerah
dengan mayoritas orang Dayak. Jadi untuk event-event tertentu
menyambut pemerintah yang menampilkan budaya. Tapi kalau untuk
jalan-jalan kurang peminatnya. Seperti pakai kalung atau aksesoris
lainnya untuk hari-hari dengan motif Dayak itu kurang. Kalau di
daerah saya kurang monitor ya, tapi umumnya di Pontianak seperti
itu.
Tanya Kalau motif pakis itu ada maknanya enggak sih Bu?
Jawab Kalau kedalam saya kurang tahu ya, yang saya dengar tanaman pakis
itu mencerminkan wilayah yang subur, lebih menggambarkan
keadaan alam. Alam asli yang hanya ada di daerahnya, mungkin di
daerah lain ada, tapi ciri khas daerah ini ya itu, pakis ini unik.
Pakisnya itu pun yang enggak bisa dimakan, saya pernah lihat
pakisnya itu melingkar saat mereka menunjukkan, sebenarnya
inspirasinya itu dari situ. Pakisnya besar, batangnya berwarna merah,
saat tunas dia menggulung. Sama seperti bunga terong asam hanya
ada di daerah tertentu saja. Jadi barang yang agak langka, memang
khusus disitu dan unik, nah itulah mereka ambil sebagai motif. Pada
prinsipnya mereka ambil bersumber dari alam. Dari situ menjelaskan
oh ini-loh keunikan daerah saya, oh ini-loh kekayaaan kami. Lalu
serat kayu kan juga begitu daerah tertentu yang ada.
Tanya Bahan dan Alat yang digunakan dalam manik-manik ini-kan yang
pertama manik Sarawak ya Bu?
Jawab Iya manik Sarawak, maksudnya manik yang diproduksi dari Serawak
yang kemudian dikenal dengan manik Sarawak.
Tanya 10 Kemudian benang 88 ya Bu?
Jawab Iya atau benang dengan merk 88 atau benang untuk membuat kasur.
Tanya Kemudian gunting, jarum sebagai alat bantu, kemudian lilin dari
madu ya Bu?
Jawab Iya.
Tanya Kemudian sebelum menganyam ini-kan ada persiapan, yang pertama
itu mengukur ya Bu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Jawab Iya.
Tanya Kemudian memahami motif yang akan dirancang?
Jawab Iya betul.
Tanya Kemudian untuk mengayam itu yang pertama menyimpul bagian
ujung ya Bu?
Jawab Iya benar supaya manik tidak lepas, kemudian benang yang terdiri
dari beberapa kita satukan, patokannya satu, dua, satu, dua, satu dua,
dua dijadikan satu kemudian dipisahkan, kemudian disatukan kembali
dan seterusnya.
Tanya Kemudian setelah selesai menganyam, penyelesaian atau finishing-
nya?
Jawab Menyimpul akhir benang.
Tanya Dengan pemasangan karet ya Bu?
Jawab Ya, untuk menuntaskannya atau membentuk lingkaran baru kita beri
karet. Karet itu tidak wajib, biasanya orang menggunakan pengait
yang ada di pasar seperti ini. Selain itu juga bisa kancing.
Tanya Bagaimana cara ibu untuk menentukan harga manik-manik ini Bu?
Jawab Harganya kita lihat dari berapa banyak manik yang terpakai, dan lama
membuat manik-maniknya. Untuk manik kita lihat dari harga pasar,
biasanya saya beli perkilo. Yang ini biasanya sekitar se-ons,
kemudian perhari kerja biasanya saya hitung Rp10.000,00, untuk
benang dan lain-lain karena murah itu biasanya tidak dihitung.
Tanya 18 Untuk perbedaan motif, berarti harganya tergantung ke lama
pengerjaan ya Bu?
Jawab Ya, motif mempengaruhi lama pengerjaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Lampiran 7. LKPD Berbasis Etnomatematika pada Gelang Manik-Manik Khas Dayak
dengan Materi Himpunan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
HIMPUNAN
Gelang Manik-Manik Khas Dayak Kalimantan
VII Semester I
Nama : ......................................
Kelas : ......................................
SMP : ......................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
3.4 Menjelaskan himpunan, himpunan bagian, himpunan semesta, himpunan kosong,
komplemen himpunan, dan melakukan operasi biner pada himpunan menggunakan masalah
kontekstual
4.4 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan himpunan, himpunan bagian,
himpunan semesta, himpunan kosong, komplemen himpunan, dan melakukan operasi biner
pada himpunan
Kompetensi Dasar
3.4.1 Melakukan operasi biner pada himpunan menggunakan masalah kontekstual
4.4.1 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan operasi biner pada himpunan
Indikator
Manik-manik adalah salah satu bahan utama dalam pembuatan kerajinan manik-manik
khas Dayak. Manik-manik yang digunakan memiliki keberagaman warna. Secara umum warna
manik-manik yang sering digunakan adalah manik-manik berwarna hijau, hitam, merah, putih,
dan kuning. Terdapat perbedaan penggunaan warna manik-manik yang dominan di setiap
daerahnya. Misalnya masyarakat Dayak di daerah Pontianak lebih dominan menggunakan
manik-manik berwarna merah, kuning, dan hitam, sedangkan masyarakat Dayak di daerah
Kapuas Hulu lebih dominan menggunakan manik-manik berwarna merah, hitam, putih, dan
hijau. Selain itu, keunikkan penggunaan warna manik-manik ini juga terjadi pada salah satu
jenis suku Dayak yaitu suku Iban. Warna manik-manik yang dominan digunakan oleh suku Iban
adalah manik-manik berwarna merah, kuning, putih dan hijau.
Gelang manik-manik khas dayak
1. Bacalah dan pahami dengan baik uraian materi yang disajikan dalam LKPD. Apabila
terdapat materi yang kurang jelas segera tanyakan kepada guru.
2. Kerjakan latihan soal secara mandiri dengan teliti.
PETUNJUK BELAJAR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
𝐴 𝐵 {𝑥 𝑥 𝐴 𝑥 𝐵}
𝐴 𝐵 {𝑥 𝑥 𝐴 𝑥 𝐵}
𝐴 𝐵 {𝑥 𝑥 𝐴 𝑥 𝐵}
1. Himpunan adalah kumpulan benda atau objek yang dapat didefinisikan dengan jelas.
2. Benda atau objek dalam himpunan disebut elemen atau anggota himpunan.
3. Notasi himpunan dilambangkan dengan menggunakan huruf kapital 𝐴 𝐵 𝐶 .
4. Elemen atau anggota himpunan ditulis di antara tanda kurung kurawal { }
5. Anggota suatu himpunan dinotasikan dengan , sedangkan yang bukan anggota suatu
himpunan dinotasikan dengan .
6. Irisan dari dua himpunan 𝐴 dan 𝐵 adalah himpunan dari semua objek yang menjadi
anggota dari kedua himpunan 𝐴 dan 𝐵. Irisan dari dua himpunan 𝐴 dan 𝐵 dilambangkan
dengan 𝐴 𝐵.
7. Gabungan dari dua himpunan 𝐴 dan 𝐵 adalah himpunan dari semua objek yang menjadi
anggota dari kedua himpunan 𝐴 atau 𝐵. Gabungan dari dua himpunan 𝐴 dan 𝐵
dilambangkan dengan 𝐴 𝐵.
8. Selisih dari dua himpunan 𝐴 dan 𝐵 adalah himpunan yang anggotanya semua anggota
dari 𝐴 tetapi bukan anggota dari 𝐵. Selisih dari dua himpunan 𝐴 dan 𝐵 dilambangkan
dengan 𝐴 𝐵.
himpunan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
Langkah-langkah pengerjaan :
Kerjakan soal berikut dengan teliti.
Jawaban ditulis di kotak yang telah disediakan di halaman berikutnya.
Jawaban ditulis dengan lengkap dan jelas.
Penilaian setiap nomor:
o Diketahui : Skor maksimal 20
o Ditanya : Skor maksimal 10
o Penyelesaian : Skor maksimal 60
o Kesimpulan : Skor maksimal 10
Nilai Akhir Jumlah skor keseluruhan
1. Setiap daerah memiliki ciri khas warna manik-manik khas Dayak. Contohnya di daerah
Pontianak lebih dominan menggunakan manik-manik berwarna merah, kuning, dan
hitam sedangkan daerah Kapuas Hulu menggunakan manik-manik berwarna merah,
hitam, putih dan hijau. Misalkan A adalah himpunan warna manik-manik yang lebih
dominan dipakai oleh masyarakat Dayak di daerah Pontianak dan B adalah himpunan
warna manik-manik yang lebih dominan dipakai oleh masyarakat Dayak di daerah
Kapuas Hulu. Tentukan.
a. Anggota himpunan A dan anggota himpunan B
b. 𝐴 𝐵
c. 𝐴 𝐵
d. 𝐴 𝐵
e. 𝐵 𝐴
2. Perhatikan gambar berikut.
Misalkan A adalah himpunan warna manik-manik yang dipakai dalam gelang manik-
manik khas Dayak jenis I, B adalah himpunan warna manik-manik yang dipakai dalam
gelang manik-manik khas Dayak jenis II, dan C adalah himpunan warna manik-manik
yang dipakai dalam gelang manik-manik khas Dayak jenis III. Tentukan.
a. Anggota himpunan A, anggota himpunan B, dan anggota himpunan C
b. 𝐴 𝐵 𝐶
c. 𝐴 𝐵 𝐶
d. 𝐴 𝐵
e. 𝐵 𝐶
f. 𝐶 𝐴 𝐵
g. 𝐴 𝐶 𝐵
LATIHAN SOAL MANDIRI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
JAWABAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
PENILAIAN (diisi oleh Guru)
Nilai Catatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
Lampiran 8. LKPD Berbasis Etnomatematika pada Gelang Manik-Manik Khas Dayak
dengan Materi SPLTV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV)
Gelang Manik-Manik Khas Dayak Kalimantan
X Semester I
Nama : ......................................
Kelas : ......................................
SMA : ......................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
3.3 Menyusun sistem persamaan linear tiga variabel dari masalah kontekstual
4.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan sistem persamaan linear tiga variabel
Kompetensi Dasar
3.3.1 Menyusun konsep sistem persamaan linear tiga variabel
4.3.1 Menyelesaikan masalah kontekstual sistem persamaan linear tiga variabel dengan
metode eliminasi dan substitusi
Indikator
Keunikan dari manik-manik khas Dayak terletak pada motifnya. Motif Dayak
merupakan gambaran keadaan alam atau kekayaan alam yang ada di sekitar lingkungan
masyarakat Dayak. Contoh motif Dayak adalah tanaman pakis, rebung, rotan, serat kayu, dan
bunga terong.
Gambar di atas adalah motif Dayak bunga terong, pakis ,dan akar rotan pada gelang manik-
manik
Harga gelang manik-manik khas Dayak ditentukan dari banyak manik-manik yang
digunakan dan lama pengerjaan atau pembuatan gelang manik-manik tersebut. Perbedaan motif
atau kerumitan motif pada gelang manik-manik khas Dayak akan mempengaruhi lama
pengerjaan gelang manik-manik tersebut.
Gelang manik-manik khas dayak
1. Bacalah dan pahami dengan baik uraian materi yang disajikan dalam LKPD. Apabila
terdapat materi yang kurang jelas segera tanyakan kepada guru.
2. Kerjakan latihan soal secara mandiri dengan teliti.
PETUNJUK BELAJAR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
𝑎𝑥 𝑏𝑦 𝑐𝑧 𝑑
𝑎 𝑥 𝑏 𝑦 𝑐 𝑧 𝑑
𝑎 𝑥 𝑏 𝑦 𝑐 𝑧 𝑑
↓ ↓ ↓ ↓
𝑎𝑛𝑥 𝑏𝑛𝑦 𝑐𝑛𝑧 𝑑𝑛
1. Persamaan linear adalah persamaan yang mengandung variabel berpangkat satu.
2. Persamaan linear tiga varibel adalah persamaan linear yang mengandung tiga
variabel.
dengan 𝑥, 𝑦, dan 𝑧 adalah variabel, 𝑎, 𝑏, dan 𝑐 adalah koeifisien, 𝑑 adalah
konstanta.
3. Sistem persamaan linear tiga variabel adalah kumpulan dua atau lebih persamaan
linear yang memuat tiga variabel.
4. Umumnya penyelesaian sistem persamaan linear tiga variabel diselesaikan dengan
metode gabungan antara eliminasi dan substitusi.
a. Metode substitusi dilakukan dengan menyatakan salah satu variabel dalam
variabel lain kemudian menggantikannya (menyubstitusikan) pda persamaan
yaang lain.
b. Metode eliminasi dilakukan dengan menghilangkan (mengeliminasi) salah satu
variabel secara bergantian.
c. Metode gabungan dilakukan dengan dua metode sekaligus, yaitu metode
substitusi dan eliminasi.
5. Apabila penyelesaian sebuah sistem persamaan linear semuanya nilai variabelnya
adalah nol, maka penyelesaian tersebut dikatakan penyelesaian trivial. Misalnya
diketahui sistem persamaan linear 𝑥 𝑦 𝑧 ; 𝑥 𝑦 𝑧 ; dan
𝑥 𝑦 𝑧 . Sistem persamaan tersebut memiliki suku konstan nol dan
mempunyai penyelesaian yang tunggal, yaitu saat 𝑥 𝑦 𝑧 .
6. Himpunan penyelesaian sistem persamaan linear dengan tiga variabel adalah suatu
himpunan semua triple terurut 𝑥 𝑦 𝑧 yang memenuhi setiap persamaan linear
pada sistem persamaan tersebut.
7. Sistem persamaan linear mempunyai tiga kemungkinan penyelesaian, yaitu tidak
mempunyai penyelesaian, mempunyai satu penyelesaian dam mempunyai tak
hingga penyelesaian.
SISTEM PERSAMAAN LINEAr Tiga Variabel (SPLTV)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
Langkah-langkah pengerjaan :
Kerjakan soal berikut dengan teliti.
Jawaban ditulis di kotak yang telah disediakan di halaman berikutnya.
Jawaban ditulis dengan lengkap dan jelas.
Penilaian setiap nomor:
o Diketahui : Skor maksimal 20
o Ditanya : Skor maksimal 10
o Penyelesaian : Skor maksimal 60
o Kesimpulan : Skor maksimal 10
Nilai Akhir Jumlah skor keseluruhan
1. Perhatikan gambar berikut.
Suatu hari Adi, Ani dan Avi membeli gelang manik-manik khas Dayak di tempat yang
sama. Adi membeli 2 buah gelang manik-manik khas Dayak jenis I, 2 buah gelang
manik-manik khas Dayak jenis II dan 1 buah gelang manik-manik khas Dayak jenis III
dengan harga Rp195.000,00. Kemudian Ani membeli 1 buah gelang manik-manik khas
Dayak jenis I, 2 buah gelang manik-manik khas Dayak jenis II dan 2 buah gelang manik-
manik khas Dayak jenis III dengan harga Rp205.000,00. Sedangkan Avi membeli 1 buah
gelang manik-manik khas Dayak jenis I, 3 buah gelang manik-manik khas Dayak jenis II
dan 1 buah gelang manik-manik khas Dayak jenis III dengan harga Rp200.000,00.
Tentukan harga masing-masing satu buah gelang manik-manik jenis I, II dan III.
2. Ani membeli gelang manik-manik khas Dayak sebanyak 12 buah yang terdiri dari tiga
jenis berbeda seharga Rp425.000,00. Harga gelang manik-manik khas Dayak jenis
pertama, kedua dan ketiga berturut-turut adalah Rp40.000,00, Rp35.000,00, dan
Rp30.000,00. Diketahui banyak gelang manik-manik khas Dayak jenis I lebih banyak 2
buah dari gelang manik-manik khas Dayak jenis II. Tentukan banyak gelang manik-
manik khas Dayak yang dibeli setiap jenisnya.
3. Sebuah tempat kerajinan manik-manik khas Dayak terdapat tiga karyawan yang bekerja
sebagai pembuat kerajinan gelang manik-manik khas Dayak, yaitu A, B dan C. Jika
ketiga karyawan tersebut bekerja, maka 12 buah gelang manik-manik khas Dayak dapat
dihasilkan dalam satu minggu. Jika hanya karyawan A dan B yang bekerja, maka 9 buah
gelang manik-manik khas Dayak dapat dihasilkan dalam satu minggu. Jika hanya
LATIHAN SOAL MANDIRI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
karyawan A dan C yang bekerja, maka 8 buah gelang manik-manik khas Dayak dapat
dihasilkan dalam satu minggu. Tentukan berapa banyak gelang manik-manik khas Dayak
yang dihasilkan setiap karyawan dalam satu minggu.
LATIHAN SOAL MANDIRI
JAWABAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
JAWABAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
PENILAIAN (diisi oleh Guru)
Nilai Catatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI