Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

39

description

rencana detail tata ruang

Transcript of Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

Page 1: Executive Summary Perkotaan Sila Xxx
Page 2: Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

1 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA TAHUN 2014 - 2034

EXECUTIVE SUMMARY

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG Sebagai penjabaran lebih lanjut dari Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bima Tahun 2011-2031, maka pada tahun anggaran 2014 ini, pemerintah Kabupaten Bima telah mengalokasikan anggaran untuk kegiatan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kawasan Perkotaan Sila Kabupaten Bima Tahun 2014-2034, dengan maksud sebagai pedoman dalam perencanaan ruang, pemanfaatan ruang, pelaksanaan penataan ruang, dan pedoman pengendalian pemanfaatan ruang di Kawasan Perkotaan Sila Kecamatan Bolo.

AZAZ, TUJUAN DAN SASARAN Azas

Adapun azas yang digunakan dalam penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan Sila antara lain :

a. Keterpaduan b. Keserasian, keselarasan dan keseimbangan c. Keberlanjutan d. Keberdayaan dan keberhasilgunaan e. Keterbukaan f. Kebersamaan dan kemitraan g. Perlindungan Kepentingan Umum h. Kepastian hukum dan Keadilan i. Akuntabilitas

Tujuan Tujuan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Sila yaitu : 1. Menjaga konsistensi dan keserasian pembangunan kawasan perkotaan Sila dengan

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bima; 2. Mewujudkan tata ruang Kecamatan Bolo yang terencana melalui suatu proses yang

meliputi perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian pemanfaatan ruang 3. Mengklasifikasikan zona-zona peruntukan bagian Kecamatan berdasarkan kesamaan

fungsi dan karakteristik tertentu 4. Menyusun produk tata ruang dalam rangka mengembangkan potensi dan mengatasi

dampak dari masalah internal maupun eksternal. Sasaran

Sasaran dari perencanaan ini antara lain : 1. Menetapkan Tujuan Penataan Ruang Wilayah Perencanaan; 2. Rencana Pola Ruang; 3. Rencana Jaringan Prasarana; 4. Menetapkan Bagian dari Wilayah Perencanaan yang Diprioritaskan Penanganannya; 5. Arahan Pemanfaatan Ruang; 6. Peraturan Zonasi.

LINGKUP LOKASI

Ruang lingkup wilayah penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi Kawasan Perkotaan Sila Tahun 2014 -2034 meliputi Kawasan Perkotaan Sila di Kecamatan Bolo, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta 1

DASAR HUKUM PENYUSUNAN RDTRK

Beberapa dasar hukum utama dalam pelaksanaan penyusunan pekerjaan ini adalah :

Page 3: Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

2 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA TAHUN 2014 - 2034

EXECUTIVE SUMMARY

1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota

3. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Bima Tahun 2006-2025;

4. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bima Tahun 2010-2015;

5. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bima 2011-2031;

Page 4: Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

3 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA TAHUN 2014 - 2034

EXECUTIVE SUMMARY

TUJUAN PENATAAN BWP PERKOTAAN SILA

PROFIL BAGIAN WILAYAH PERKOTAAN SILA KECAMATAN BOLO Berdasarkan hasil perhitungan skalogram, hasil pengamatan langsung dilapangan/Survey Primer yang dilakukan di Kecamatan Bolo dan hasil penelaahan RTRW Kabupaten Bima maka ditetapkan Perkotaan Sila Kecamatan Bolo meliputi 11 (Sebelas) wilayah administrative Yaitu Tambe, Rasabou, Rato, Tumpu, Kananga, Leu, Timu, Bontokape, Darusalam, Sondosia, dan Sanolo dengan luas wilayah sebesar 1720,60 Ha. Batas wilayah perencanaan secara administrative sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kecamatan Donggo , Kecamatan Soromandi

Sebelah Selatan : Kecamatan Woha

Sebelah Barat : Kecamatan Madapangga

Sebelah Timur : Teluk Bima

Kawasan Perkotaan Sila Kecamatan Bolo merupakan kawasan yang berkembang dengan ciri-ciri atau memiliki karakter kekotaan, hal ini tercermin dari cukup Luasnya Kawasan Perdagangan dan Jasa dengan Luas Lahan 11.4 Ha dan area Kawasan Perumahan dengan Luas 201.47 Ha akan Tetapi penggunaan Lahan Perkotaan Sila masih di Dominasi oleh Kawasan Tak Terbangun dengan jenis Penggunaan Lahan paling Luas adalah sawah yaitu 678,49 Ha.

Tabel Penggunaan Lahan Terbangun

No Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha)

1 Fasilitas Kesehatan 5,2

2 Fasilitas Pendidikan 24,3

3 Fasilitas Perdagangan dan Jasa 11,4

4 Fasilitas Peribadatan 2,25

5 Fasilitas Perkantoran 2,9

6 Fasilitas Umum (MCK) 0,02

7 Industri 0,09

8 Kawasan Khusus 1,36

9 Peternakan 1,6

10 Fasilitas Rekreasi dan Olahraga 2,17

11 RTH 8,5

12 Permukiman 201,47

13 TPS 0,19

Jumlah 261,45

Tabel Penggunaan Lahan Tak Terbangun

No Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha)

1 Ladang 625,56

2 Sawah 678,49

3 Tambak 153,86

Jumlah 1457,91

Page 5: Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

4 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA TAHUN 2014 - 2034

EXECUTIVE SUMMARY

TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN BAGIAN WILAYAH PERKOTAAN SILA KECAMATAN BOLO Mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no. 20 tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota, penyusunan RDTR harus mencantumkan Tujuan, Kebijakan dan Strategi penataan BWP, termasuk pada Kawasan Perkotaan Sila. Tujuan Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Sila

Tujuan penataan ruang diuraikan secara umum memperhatikan karakteristik wilayah Perkotaan Sila serta kecenderungan perkembangan yang terdapat dalam wilayahnya. Tujuan penataan bagian wilayah Perkotaan Sila disusun berdasarkan isu-isu strategis yang telah dirumuskan berdasarkan potensi dan permasalahan pada kawasan. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bima menetapkan bahwa peran dan fungsi Kawasan Perkotaan Sila adalah sebagai pusat perdagangan dan jasa dan pendidikan dari wilayah pengaruhnya. Berdasarkan hal tersebut, maka dirumuskan tujuan penataan BWP Sila yaitu :

“Mewujudkan Perkotaan Sila sebagai Kota Produktif sektor Perdagangan jasa dan Pendidikan yang berbudaya dan religius”

Sedangkan kebijakan dan strategi penetapan pola ruang dan jaringan prasarana Kawasan Perkotaan Sila adalah : A. Kebijakan Dan Strategi Penetapan Pola Ruang Wilayah 1. Kebijakan dan strategi penetapan kawasan lindung

a. Kebijakan Penetapan Kawasan Lindung Kebijakan pemantapan kawasan lindung, dengan penetapan berbagai fungsi lindung kota dan pelestarian yang terpadu meliputi : kawasan perlindungan setempat dan kawasan ruang terbuka hijau.

b. Strategi : (1) Penetapan dan pelestarian kawasan perlindungan setempat dilakukan dengan

strategi melalui: a. Memantapkan fungsi kawasan sempadan sungai untuk fungsi lindung dan

penunjang kegiatan pariwisata; (2) Penetapan dan pelestarian kawasan ruang terbuka hijau dilakukan dengan

strategi melalui : a. Menetapkan dan mengoptimalkan fungsi Ruang Terbuka Hijau publik sebesar

20% (dua puluh persen) dari luas kawasan terbangun Perkotaan Sila yang persebarannya disesuaikan dengan kebutuhan Ruang Terbuka Hijau;

b. Mengatur pemanfaatan ruang terbuka hijau privat sebesar 10% (sepuluh persen), melalui pengendalian Koefisien Dasar Bangunan pada kawasan terbangun kota;

c. Melestarikan ruang terbuka hijau untuk fungsi lindung, penciptaan iklim mikro, pereduksi polutan, serta pengendalian pelestarian lingkungan kota.

2. Kebijakan Penetapan Kawasan Budidaya a. Kebijakan penetapan kawasan budidaya

Kebijakan pengembangan kawasan budidaya, dengan meningkatkan fungsi setiap zona di Perkotaan Sila meliputi : zona perumahan; zona perdagangan dan jasa; zona perkantoran; zona industri; zona sarana pelayanan umum; zona ruang terbuka non hijau; zona peruntukan lainnya; zona peruntukan khusus dan zona campuran.

b. Strategi : (1) Pengembangan zona perumahan dilakukan dengan strategi melalui :

a. Mengembangkan dan menata kepadatan perumahan sebagai kepadatan tinggi, sedang dan rendah secara proporsional dalam memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat;

b. Meningkatkan kualitas lingkungan zona perumahan, serta pengembangan zona siap bangun/lingkungan siap bangun;

Page 6: Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

5 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA TAHUN 2014 - 2034

EXECUTIVE SUMMARY

c. Mengembangkan zona perumahan baru yang terintegrasi dengan kawasan sekitarnya.

(2) Pengembangan zona perdagangan dan jasa dilakukan dengan strategi melalui : a. Mengembangkan Pasar Tradisional; b. Mengembangkan pusat perbelanjaan secara terintegrasi dalam skala kawasan

perkotaan; c. Mengembangkan toko modern dalam tingkat unit lingkungan yang jumlahnya

disesuaikan dengan kebutuhan; d. Mengembangkan pusat perdagangan dan jasa pada setiap sub bagian wilayah

perkotaan secara berhierarki; e. Mengakomodasi penyediaan lahan bagi kegiatan sektor informal pada setiap

zona perdagangan. (3) Pengembangan zona perkantoran dilakukan dengan strategi melalui :

a. Mempertahankan fungsi perkantoran yang telah ada; b. Mengembangkan pemusatan layanan perkantoran pemerintah/ pemerintah

provinsi/ pemerintah daerah secara berhirarki pada kawasan pelayanan publik; c. Mengembangkan perkantoran swasta pada pusat-pusat pelayanan kota;

(4) Pengembangan zona industri dilakukan dengan strategi melalui : a. Mengembangkan zona industri yang ramah lingkungan; b. Meningkatkan peran industri kecil dan industri rumah tangga sebagai sentra

industri; c. Menjaga kualitas lingkungan pada zona industri.

(5) Pengembangan zona ruang terbuka non hijau dilakukan dengan strategi melalui : a. Mengembangkan fungsi ruang terbuka non hijau sebagai satu kesatuan sistem

yang menghubungkan sistem jaringan dalam kawasan maupun antar kawasan budidaya;

b. Mengembangkan estetika dan kenyamanan pada setiap zona ruang terbuka non hijau.

(6) Penyediaan kawasan ruang evakuasi bencana dilakukan dengan strategi melalui : a. Menggunakan ruang terbuka hijau dan non hijau yang ada pada setiap

lingkungan untuk menampung korban bencana; b. Menggunakan ruang-ruang dan bangunan lainnya yang dapat berubah menjadi

tempat pengungsian sementara. (7) Pengembangan zona sarana pelayanan umum dilakukan dengan strategi melalui :

a. Mengembangkan sub zona pendidikan tinggi dan mendistribusikan secara merata fasilitas pendidikan yang berhierarki;

b. Mengembangkan sub zona peribadatan untuk tiap unit pengembangan dan pemukiman baru;

c. Mengembangkan sub zona kesehatan yang berhierarki (8) Pengembangan zona peruntukan lainnya dilakukan dengan strategi melalui :

a. Mengembangkan sub zona pertanian dengan tetap mempertahankannya sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B).

b. Mengintegrasikan fungsi pariwisata pada berbagai kawasan budidaya kota lainnya;

(9) Pengembangan zona peruntukan khusus dilakukan dengan strategi melalui : a. Membatasi perkembangan secara fisik pada sekitar kawasan militer. b. Menyediakan ruang bagi kegiatan sektor informal; c. Mengintegrasikan antara ruang untuk kegiatan sektor informal dan sektor

formal dalam satu kesatuan sistem; dan d. Mendukung penyediaan kebutuhan sarana dan prasarana pendukung bagi

kegiatan sektor informal. B. Kebijakan Dan Strategi Jaringan Prasarana

1. Kebijakan dan strategi jaringan prasarana

Page 7: Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

6 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA TAHUN 2014 - 2034

EXECUTIVE SUMMARY

Kebijakan jaringan prasarana, dengan pengembangan sistem jaringan yang terpadu, meliputi : sistem jaringan pergerakan, sistem jaringan energi, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air, dan sistem jaringan infrastruktur kota.

2. Strategi: (1) Pengembangan sistem jaringan pergerakan, meliputi :

a. Mengembangkan transportasi darat yang dikembangkan secara terpadu dengan : 1. Mengembangkan jaringan jalan secara berhirarki dengan mengutamakan

peningkatan akses yang setara antara utara-selatan dan timur-barat; 2. Meningkatkan pelayanan angkutan umum dan barang dalam dan antar kota

dengan mengutamakan angkutan umum massal; 3. Meningkatkan pelayanan sistem pedestrian yang sejalan dengan

pengembangan jaringan jalan dan kawasan budidaya; 4. Membangun dan meningkatkan kualitas prasarana dan sarana jalan bagi

pejalan kaki pada kawasan budidaya dan pada sepanjang jalan utama kota; 5. Menyediakan jalur pedestrian bagi penyandang cacat.

(2) Pengembangan sistem jaringan energi dilakukan dengan strategi yaitu Meningkatkan pelayanan dan memperluas daerah pelayanan untuk memenuhi kebutuhan listrik kota;

(3) Pengembangan sistem jaringan telekomunikasi dilakukan dengan strategi meliputi : a. meningkatkan jangkauan pelayanan jaringan telekomunikasi khususnya untuk

kawasan yang baru dikembangkan; b. Meningkatkan pelayanan jaringan telepon nirkabel melalui penggunaan secara

bersama menara telekomunikasi (base transceiver station) antar provider.

(4) Pengembangan sistem jaringan air bersih dilakukan dengan strategi meliputi : a. Meningkatkan jangkauan pelayanan air minum melalui perluasan cakupan

pelayanan air minum; b. Meningkatan kuantitas dan kualitas air menjadi layak dan siap minum pada

kawasan fasilitas umum dan komersial; c. Mengoptimalkan dan membangun jaringan pelayanan hidran umum melalui

pengintegrasian antara hidran dengan saluran sekunder perpipaan air bersih; (5) Pengembangan sistem jaringan drainase kota dilakukan dengan strategi melalui :

a. Mengembangkan sistem drainase secara terpadu dengan memaksimalkan fungsi drainase sebagai saluran pematusan air hujan dan mengurangi genangan;

b. Mengembangkan jaringan drainase yang terintegrasi dengan jaringan pergerakan yang ada dan yang akan dikembangkan;

c. Meningkatkan tampungan/resapan air melalui pengoptimalan fungsi tampungan untuk wisata air, penataan lingkungan, konservasi serta pengendalian banjir.

(6) Pengembangan sistem pengolahan air limbah dilakukan dengan strategi yaitu mengelola limbah kota untuk mengurangi tingkat pencemaran lingkungan, melalui penyediaan IPAL dan IPAL Komunal;

(7) Pengembangan prasarana lainnya dengan strategi : a. Mengembangkan sistem pengelolaan sampah dengan pengurangan volume,

penggunaan kembali dan pendaur-ulangan sampah; b. Mengembangkan teknologi persampahan yang hemat energi dan ramah

lingkungan; c. Menyediakan jalur evakuasi bencana khususnya bencana banjir di kawasan-

kawasan yang rawan bencana.

Page 8: Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

7 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA TAHUN 2014 - 2034

EXECUTIVE SUMMARY

RENCANA POLA RUANG

Pembagian Sub BWP dan Blok

Sub Bagian Wilayah Perkotaan yang selanjutnya disebut Sub BWP adalah bagian dari BWP yang dibatasi dengan batasan fisik dan terdiri dari beberapa blok, dan memiliki pengertian yang sama dengan subzona. Blok adalah sebidang lahan yang dibatasi sekurang-kurangnya oleh batasan fisik yang nyata seperti jaringan jalan, sungai, selokan, saluran irigasi, saluran udarategangan ekstra tinggi, dan pantai, atau yang belum nyata seperti rencana jaringan jalan dan rencana jaringan prasarana lain yang sejenis sesuai dengan rencana kota. Untuk memaksimalkan pelayanan perkotaan maka perlu adanya pembagian sub Bagian Wilayah Perkotaan yang disesuaikan karakter wilayah perencanaan, terdiri atas 2 (dua) Sub BWP, dan setiap Sub BWP terdiri atas beberapa blok, lihat tabel Pembagian Sub BWP dan Blok.

Tabel

Pembagian Sub BWP dan Blok Perkotaan Sila

SUB BWP BLOK LUASAN (Ha)

I 7 Blok ( Blok A s/d Blok G ) 1010,77

BLOK 1A Desa Tambe

BLOK 1B Sebagian desa Tambe dan sebagian Desa Rasabou

BLOK 1C Sebagian desa Rato, sebagian Desa Kananga

BLOK 1D Sebagian Desa Kananga, sebagian Desa Tumpu

BLOK 1E Sebagian desa Rato, sebagian Desa Kananga, sebagian Desa Leu, sebagian Desa Timu

BLOK 1F Sebagian Desa Rato, sebagian Desa Kananga

BLOK 1G Sebagian Desa Rato, sebagian Desa Kananga, sebagian Desa Leu, sebagian Desa Timu

II 4 Blok ( Blok A s/d Blok D ) 709,83

BLOK 2A Sebagian Desa Bontokape

BLOK 2B Sebagian Desa Bontokape, sebagian Desa Darussalam, sebagian desa Sondosia

Page 9: Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

8 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA TAHUN 2014 - 2034

EXECUTIVE SUMMARY

SUB BWP BLOK LUASAN (Ha)

BLOK 2C Sebagian Desa Sondosia, sebagian Desa Sanolo

BLOK 2D Sebagian Sondosia dan sebagian Desa Sanolo

TOTAL 1720, 60

Sumber : Hasil Rencana RENCANA POLA RUANG BWP SILA Rencana Zona Lindung A. Zona Perlindungan Setempat

Sempadan Sungai Sub zona Perlindungan setempat berupa sempadan sungai di Perkotaan Sila Kecamatan Bolo meliputi kawasan kanan kiri Sungai Campa yang melewati Sub BWP I Blok 1A,1B, 1C, 1D, 1F, 1E dan 1G dan Sub BWP II Blok 2A, 2B, dan 2C. Sedangkan kawasan sempadan Sungai diperkotaan Sila Kecamatan Bolo yang bertanggul melewati Permukiman Sub BWP I Blok 1A, 1 F dan 1 G dan Sub BWP II Blok 2B dan 2C. Total luas kawasan sempadan sungai di Kawasan Perkotaan adalah 75,17 Ha Sempadan Pantai

Sub zona Perlindungan setempat berupa sempadan pantai di Perkotaan Sila Kecamatan Bolo meliputi kawasan Sub BWP 2 Blok 2B dan 2C dengan total luas 34,19 Ha.

B. RTH

Arahan Penyediaan RTH pada penyusunan RDTR dan Peraturan zonasi Kawasan Perkotaan Sila Kecamatan Bolo Kabupaten Bima di dasarkan pada penyediaan RTH berdasarkan Luas wilayah kawasan perkotaan Sila, yaitu seluas 1720,6 Ha. Maka luasan RTH yang harus disediakan oleh Kawasan Perkotaan Sila sebesar 30% dari luas wilayah yaitu 516,18,. Dari luasan tersebut direncanakan sebagai 20% RTH Publik yaitu seluas 344, 12 Ha dan 10% direncanakan sebagai RTH Privat seluas 172,06 Ha.

Privat Untuk RTH privat ditetapkan pada kawasan permukiman berupa perbandingan dari kawasan yang terbangun dan tidak terbangun. Diharapkan RTH privat ini bisa mecapai luas 10% dari kawasan terbangun yang ada di Kawasan Perkotaan Sila. Berdasarkan hasil perhitungan sampai dengan tahun 2034 maka kawasan permukiman di Perkotaan Sila dapat menyediakan RTH seluas 40,29 Ha.

Publik Adapun Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik yang direncanakan untuk Perkotaan Sila Kecamatan Bolo terdiri dari: 1. Ruang Terbuka Hijau berupa Taman terletak di SBWP 1 Blok 1A, 1B, 1C, 1D,

1E,1G dan SBWP 2 Blok 2A, 2B, 2C, 2D dengan total luas 32,76 Ha 2. Ruang Terbuka Hijau berupa Tempat Pemakaman Umum berada di SBWP 1 di Blok

1B, 1D, 1F, 1E, 1G, di SBWP 2 di Blok 2B, dan 2D seluas 8,57 Ha 3. Ruang Terbuka Hijau berupa Jalur Hijau Jalan berada tersebr di seluruh BWP

dengan luas 12,58 Ha

Rencana Zona Budidaya A. Pengembangan Zona Perumahan

Zona perumahan yang terdapat pada Kawasan Perkotaan SIla saat ini sebagian besar merupakan perumahan dengan kepadatan sedang dan rendah, sedangkan zona

Page 10: Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

9 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA TAHUN 2014 - 2034

EXECUTIVE SUMMARY

perumahan dengan kepadatan tinggi terkonsentrasi pada Desa Rato dan Desa Kananga. Dalam pengembangan zona perumahan, arah pengembangan perumahan direncanakan sebagian besar merupakan perumahan dengan kepadatan sedang dan rendah. Pengembangan zona perumahan pada Kawasan Perkotaan Sila meliputi perumahan kepadatan tinggi (R-2), perumahan kepadatan sedang (R-3) dan perumahan kepadatan rendah (R-4) Sub Zona Perumahan Kepadatan Tinggi (R2)

Sub Zona Perumahan Kepadatan Tinggi di Kawasan Perkotaan Sila dikembangkan di sekitarv kawasan perdagangan dan jasa skala regional. Sub zona ini berada di SBWP 1 Blok 1B, 1E, ,1F, dan 1G. Sub Zona Perumahan Kepadatan Sedang (R3)

Sub zona perumahan kepadatan sedang (R-3) dikembangkan di seluruh Bagian utara wilayah Perkotaan Sila Kecamatan Bolo. pengembangan sub zona perumahan kepadatan sedang berada pada SBWP 1 Blok 1A, 1B, 1C, 1D, 1E, dan 1G serta SBWP 2 yang berada pada blok 2A, 2B, 2C, dan 2D. Jenis rumah pada zona perumahan kepadatan sedang adalah jenis rumah tunggal dan rumah deret. Sub Zona Kepadatan Rendah (R-4) Sub zona perumahan kepadatan rendah (R-4) dikembangkan pada seluruh kawasan perkotaan Sila. Berada pada SBWP 1 blok 1A, 1E, dan SBWP 2 pada blok 2A, 2C. Jenis rumah pada sub zona perumahan kepadatan rendah adalah jenis rumah tunggal.

B. Zona Perdagangan dan Jasa Zona perdagangan dan jasa terkonsentrasi pada koridor utama jalan Nasional Lintas Sumbawa yaitu dipusat Pertokoan dan Pasar Sila umumnya berupa perdagangan tunggal dan deret berupa pertokoan dan ruko. Sedangkan untuk perdagangan berupa kios dan took menyebar di seluruh sub BWP Perkotaan Sila Peruntukan ruang yang ada secara eksisting difungsikan untuk pengembangan kegiatan usaha yang bersifat komersial, tempat bekerja, tempat berusaha, serta tempat pusat perbelanjaan. Zona perdagangan dan jasa dapat dikelompokan menjadi : Perdagangan dan Jasa Tunggal (K-3) Pengembangan perdagangan dan jasa Tunggal (K-1) terdiri atas beberapa jenis kegiatan antara lain :

1. Warung, jenis kegiatan perdagangan dan jasa berjenis warung. 2. Toko, merupakan salah satu bentuk perdagangan dan jasa yang menjuall

berbagai aneka kebutuhan bagi masyarakat di perkotaan Sila. 3. Pasar Pasar Lingkungan, secara eksisting pasar tradisional belum tersedia di

perkotaan Sila, dengan demikian direncanakan pengembangan pasar tradisional dengan skala regional di Desa Kananga.

4. Pusat Perbelanjaan dan Supermarket. Pengembangan pusat perbelanjaan dan supermarket di perkotaan Sila tidak terlepas fungsi wilayah perencanaan sebagai pusat perdagangan dan jasa dengan skala regional karena melayani kebutuhan masyarakat dalam lingkup kabupaten Bima.

5. Peralatan Rumah Tangga, jenis kegiatan perdagangan dan jasa berupa peralatan rumah tangga lebih berorientasi pada usaha pengolahan kayu meubel.

6. Hewan Peliharaan, secara eksisting jenis kegiatan perdagangan dan jasa ini menjual makanan dan berbagai jenis obat-obatan bagi hewan peliharaan khususnya jenis unggas dan burung, rencana kedepan peru dikembangkan penjualan hewan yg terkait dgn hobi masyarakat seperti Burung Kicau, Kucing dan Hamster yang mulai digemari oleh masyarakat.

7. Perlengkapan dan Pasokan Pertanian, perkotaan Sila merupakan salah satu wilayah di pusat kota yang memeiliki zona pertanian lahan basah yang cukup produktif di Desa Leu Sub BWP untuk memberikan kemudahan bagi petani dalam proses pengolahan areal pertanian, maka perlu dikembangkan pusat perlengkapan dan pasokan pertanian.

untuk zona perdagangan dan jasa tunggal berada pada SBWP 1 Blok 1A, 1B, 1C, 1D, 1E, 1F dan 1G. serta di SBWP 2 pada blok 2A, 2B, 2C, dan 2D

Page 11: Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

10 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA TAHUN 2014 - 2034

EXECUTIVE SUMMARY

Perdagangan dan Jasa Deret (K-3) Pengembangan perdagangan dan Jasa Deret (K-3) umumnya berupa Ruko. Berada pada SBWP 1 Blok 1F, 1G, dan SBWP 2 pada Blok 2B.

C. Zona Perkantoran Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi daya difungsikan untuk pengembangan kegiatan pelayanan pemerintahan dan tempat bekerja/berusaha, tempat berusaha, dilengkapi dengan fasilitas umum/sosial pendukungnya. Perkantoran Pemerintah (KT-1) Pengembangan kegiatan Subzona perkantoran pemerintah di perkotaan Sila terbagi menjadi beberapa jenis kegiatan seperti Kantor Desa tersebar di Sub BWP I dan Sub BWP II , Untuk Kantor dinas pemerintah seperti : Kantor Kecamatan ,kantor pertahanan dan keamanan seperti Kapolsek dan Koramil berada di Sub BWP I. Letak sub Zona Perkantoran pemerintah berada pada SBWP 1 Blok 1A, 1B, 1D, 1E, 1F, 1G, dan SBWP 2 pada Blok 2A, 2B, 2D Perkantoran Swasta (KT-2)

Subzona perkantoran swasta dengan jenis kegiatan berupa jasa perbankan (Bank) ,pegadaian dan Kantor Pos tersebar di Sub BWP I pada blok 1E, 1F dan Sub BWP II blok 2C.

D. Zona Sarana Pelayanan Umum Zona Pendidikan (SPU-1) Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi daya yang dikembangkan untuk sarana pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi, pendidikan formal dan informal, serta dikembangkan secara horizontal dan vertikal. Pembagian Sub Zona Pendidikan terbagi menjadi beberapa jenis kegiatan antara lain : 1. Paud dan TK 2. SD 3. SMP 4. SMA 5. Perguruan Tinggi (PT) UNRAM Cabang Mataram 6. Pondok Pesantren 7. Pengembangan Sekolah berbasis Internasional pada sekolah unggulan di Perkotaan

Sila Untuk zona Pendidikan (SPU-1) berada pada SBWP 1 Blok 1A, 1B, 1C, 1D, 1E, 1F, 1G DAN sbwp 2 PADA Blok 2A, 2B, 2C, dan 2D. Zona Transportasi (SPU-2)

Sub Zona Transportasi merupakan salah satu peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi daya yang dikembangkan untuk manampung fungsi transportasi dalam upaya untuk mendukung kebijakan pengembangan sistem transportasi. Jenis kegiatan yang dikembangkan pada sub zona transportasi adalah pengembangan terminal Tipe C di Sub BWP I blok I.F Sub Zona Kesehatan (SPU-3) Sub Zona kesehatan yang terdapat di perkotaan Sila yang telah ada adalah berupa Rumah Sakit, Poloklinik dan Praktek Dokter,Puskesmas Pembantu, Puskesmas dan Bidan desa yang lokasinya tersebar di berbagai Seluruh BWP. Adapun rencana pengembangan rencana kegiatan untuk sub zona kesehatan terdiri dari beberapa jenis kegiatan antara lain : 1. Rumah Sakit Tipe B 2. Puskesmas 3. Posyandu 4. Poliklinik 5. Polindes Sub Zona Kesehatan (SPU 3) tersebar di SBWP 1 pada Blok 1A, 1C, 1D, 1E, 1F, 1G, dan SBWP 2 pada Blok 2B, 2C, 2D.

Page 12: Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

11 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA TAHUN 2014 - 2034

EXECUTIVE SUMMARY

Zona Olah Raga (SPU-4) Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi daya yang dikembangkan untuk menampung sarana olahraga baik dalam bentuk terbuka maupun tertutup sesuai dengan lingkup pelayanannya. Rencana Persebaran Zona Rekreasi dan Olah Raga di Perkotaan Sila terbagi adalah 1. Pengembangan komplek olahraga berisi lapangan sepak bola yang dilengkapi

lapangan bola basket, lapangan tennis, lapangan sepak takraw dan lapangan volly di Sub BWP I Blok I.E.

2. Pembangunan lapangan olahraga Sub BWP I Blok 1,B dan 1E dan SBWP 2 Blok 2A. Zona Sosial Budaya (SPU-5) Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budidaya yang dikembangkan untuk menampung sarana sosial budaya dengan hirarki dan skala pelayanan lebih besar atau sama dengan tingkat kecamatan yang meliputi balai warga, gedung serbaguna, balai latihan kerja, gedung jumpa bakti dan gedung pertemuan umum. Zona sosial budaya di Perkotaan Sila berada Sub BWP 1 Blok 1E dan SBWP 2 Blok 2B. Zona Sarana Pelayanan Peribadatan (SPU-6) Subzona sarana pelayanan Peribadatan (SPU-6) direncanakan berada di seluruh wilayah Sub BWP 1 dan sub dan melayani penduduk sesuai dengan agama yang dianut penduduknya. Sub BWP 1 Blok 1A, 1B, 1C, 1D, 1F, dan 1G, serta pada Sub BWP 2 pada Blok 2A, 2B, 2C, dan 2D.

E. Zona Industri Jenis industri yang dkembangkan di Perkotaan Sila berupa aneka industri (I-4) termasuk dalam industri kerajinan rumahan (home industri) yang menghasilkan beragam kebutuhan konsumen berada di Sub BWP 1 Blok 1E dan 1G, serta Sub BWP 2 Blok 2C.

F. Zona Peruntukan Lainya Zona Peruntukan lainnya di Perkotaan Sila berupa pertanian, peternakan dan tambak garam. Yang tergabung dalam zona pertanian (PL 1)yang berada pada Sub BWP 1 Blok 1A, 1B, 1C, 1D, 1E, 1F, dan 1G dan Sub BWP 2 pada Blok 2A, 2B, 2C, dan 2D.

G. Zona Peruntukan Khusus Dalam zona peruntukan khusus ini, hanya meliputi :

1. Pertahanan dan keamanan (KH-1) meliputi Koramil dan Polsek Bolo berada di Sub BWP 1 pada Blok 1.E.

2. Rencana Penyediaan Ruang Bagi Sektor Informal (KH-2) Sektor informal adalah sektor yang tidak terorganisasi, tidak teratur dan kebanyakan legal tapi tidak terdaftar. Sektor informal memiliki karakteristik jumlah unit usaha yang banyak dengan skala yang kecil. Kepemilikan oleh individu atau keluarga, tingkat pendidikan dan keterampilan yang rendah, akses ke lembaga keuangan yang rendah dan tingkat upah yang relatif rendah dibandingkan dengan sektor formal. a. Lokasi Kegiatan Sektor Informal

Sektor informal berupa pedagang kaki lima (PKL) di koridor utama Perkotaan Sila Jln Nasional Lintas Sumbawa terdapat pada Sub BWP I Blok I.F Dan Mulai Tumbuh di Kawasan Sekitas Baruga Na’e Sub BWP 1 Blok 1.E.

b. Jenis Kegiatan Sektor Informal Sektor informal berupa pedagang kaki lima (PKL) yang terdapat di ruas jalan Nasional Lintas Sumbawa tepatnya pada Sub BWP I blok 1.F berupa penjaja makanan dan minuman.

c. Waktu Kegiatan Sektor Informal

Setiap tempat mempunyai waktu yang berbeda bagi pedagang kaki lima untuk mulai menjajakan dagangannya. Untuk PKL di Sub BWP I Blok I.F beroperasi dari Sore hingga malam. Sedangkan untuk PKL di Baruga Na’e di Sub BWP Blok I.E dari Pagi Hingga Malam

d. Pengelolaan Lokasi Kegiatan Sektor Informal PKL yang ada meliputi PKL dengan prasarana berdagang berupa gerobak ataupun mobil. PKL yang terdapat di Sub BWP I Blok I.F kurang tertata dan tidak

Page 13: Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

12 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA TAHUN 2014 - 2034

EXECUTIVE SUMMARY

terorganisasi sehingga menimbulkan kesan kumuh dan tidak menarik.Sedangkan yang ada di Baruga Na’e di Sub BWP I Blok I.E PKL yang ada terlihat lebih rapi. Penataan PKL dengan pengembangan sentra-sentra PKL untuk menampung PKL di perkotaan Sila Kecamatan Bolo antara lain :

Di arahkan pada Kawasan Sekitar Baruga Na’e dengan penyeragaman tenda PKL dan relokasi PKL dari pinggir jalan Nasional Lintas Sumbawa

Penggunaan bangunan tenda dengan modifikasi yang lebih modern yang praktis untuk digunakan dan bisa lebih menghemat tempat. Dan dapat digunakan di sekitar Zona Sarana Pelayanan Umum dan Perkantoran.

Page 14: Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

13 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA TAHUN 2014 - 2034

EXECUTIVE SUMMARY

Page 15: Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

14 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA TAHUN 2014 - 2034

EXECUTIVE SUMMARY

Page 16: Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

15 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA TAHUN 2014 - 2034

EXECUTIVE SUMMARY

RENCANA JARINGAN PRASARANA RENCANA JARINGAN PERGERAKAN Rencana Jaringan Jalan Primer

Jaringan Jalan Arteri Primer

Ruas jalan arteri primer di BWP Sila adalah ruas Jalan Nasional Lintas Sumbawa yang melewati Sub BWP 1 dan Sub BWP 2.

Jaringan Jalan Lokal Primer

Rencana jaringan jalan primer di Perkotaan Sila Kecamatan Bolo berupa jalan lokal primer. Jaringan jalan lokal primer adalah jaringan jalan yang menghubungkan antara kawasan perkotaan dengan kawasan perkotaan lainnya, atau kawasan perkotaan dengan kawasan pedesaan pendukungnya. Rencana jaringan jalan lokal primer tersebut diarahkan pada pengembangan jaringan jalan yang melewati Blok 1A, 1B, 1E, 1G, 1B, 2A dan 2B. dan jalan Lokal Primer yang melewati Blok 1G, 2A, 2B.

Rencana Jaringan Jalan Sekunder Jaringan jalan sekunder di Perkotaan Sila berupa pembangunan jalan kolektor sekunder dan pengembangan jalan lingkungan.

Jalan Kolektor Sekunder

Pengembangan jalan kolektor sekunder melewati Blok 1F, 1E, 1C, 1D. Jalan Lingkungan

Rencana jaringan jalan lingkungan diarahkan kepada ruas jalan yang terdapat dalam zona lingkungan serta jalan penghubung antara zona permukiman dengan jalan sistem sekunder

Jalan lingkungan didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 10 Km/jam dengan lebar badan jalan minimal 6,5 meter;

Persyaratan teknis jalan lingkungan diperuntukkan bagi kendaraan bermotor beroda tiga atau lebih;

Jalan lingkungan primer yang tidak diperuntukkan bagi kendaraan bermotor beroda tiga atau lebih harus mempunyai lebar badan jalan paling sedikit 3,5 meter.

Page 17: Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

16 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA TAHUN 2014 - 2034

EXECUTIVE SUMMARY

PETA 7. RENCANA JARINGAN JALAN

Page 18: Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

17 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA TAHUN 2014 - 2034

EXECUTIVE SUMMARY

Rencana Jaringan Pergerakan Lainnya A. Jalur Pedestirian (Pedestrian way)

Fasilitas pejalan kaki di Perkotaan Siila berupa trotoar akan diarahkan sekitar Ruas Jalan Pendidikan dan Ruas Jalan Kesehatan Pada Sub BWP 1 Blok 1 E dan 1 F.

Rencana penyediaan fasilitas pejalan kaki juga diarahkan pada blok-blok dengan fungsi kegiatan sarana pelayanan umum seperti pendidikan, kesehatan, rekreasi dan olahraga, serta pada zona perkantoran.

Gambar : Ilustrasi Trotoar di zona permukiman dilengkapi dengan RTH Jalur Jalan dan tingkat

lalu lintas yang rendah

Selain pengembangan jaringan jalan, keberadaan fasilitas penunjang transportasi seperti tempat penyeberangan, halte, marka jalan serta parkir sangat penting untuk ditingkatkan pelayanannya. Penjabaran lebih lanjut sebagai berikut : Tempat Penyebrangan (Zebra Cross)

Di Perkotaan Sila Kecamatan Bolo, rencana penambahan zebra cross pada ruas-ruas jalan utama yang aktifitas pejalan kakinya tinggi, dimana penggunaan lahannya dapat menimbulkan tarikan bagi masyarakat misalnya perdagangan dan jasa, perkantoran serta sarana pelayanan umum.Lokasi-lokasi penambahan zebra cross adalah pada pada persimpangan-persimpangan yang padat lalu lintasnya seperti pada perempatan Jalan Cabang Donggo dan Perempatan Pasar Sila yang terdapat pada Sub BWP 1 Blok 1F. selian itu ruas jalan sekitar Fasilitas Pendidikan Sekolah Dasar dan SMP Dan SMA.

Halte

Halte yang terdapat di Perkotaan Sila Kecamatan Bolo ada 2 unit yaitu di Jalan Nasional Lintas Sumbawa Tepatnya di Cabang Donggo Sub BWP 1 Blok 1 F dan di depan Rumah Sakit Umum Kabupaten Bima di Desa Sondosia pada Sub BWP 2 Blok 2C. untuk itu perlu di rencanakan sekitar kawasan pendidikan dan depan fasilitas pelayanan umum rekreasi dan olahraga. Halte dibangun sepanjang jaringan trayek angkutan kota dengan jarak antar halte sekitar 500 – 1000 meter. Untuk pemilihan lokasi halte, harus memenuhi beberapa ketentuan sebagai berikut : 1. Tidak mengganggu kelancaran lalu-lintas kendaraan maupun pejalan kaki; 2. Dekat dengan lahan yang mempunyai potensi besar untuk pengguna angkutan

umum, misalnya pendidikan, perkantoran, perdagangan dan jasa serta pelayanan umum lainnya;

3. Mempunyai aksesibilitas yang tinggi terhadap pejalan kaki;

Page 19: Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

18 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA TAHUN 2014 - 2034

EXECUTIVE SUMMARY

4. Jarak satu halte dengan halte lainnya pada suatu ruas jalan minimal 300 meter dan maksimal 700 meter;

5. Lokasi penempatan halte disesuaikan dengan kebutuhan. Rencana penambahan Halte di Perkotaan Sila Kecamatan Bolo adalah pada titik-titik yang paling banyak dilalui oleh angkutan umum, yaitu pada zona perdagangan dan jasa, sarana pelayanan umum serta perkantoran yang terdapat di Sub BWP I Blok 1F dan 1E

RENCANA JARINGAN ENERGI KELISTRIKAN Kebijakan dalam pengembangan sistem jaringan energi/kelistrikan antara lain pengembangan/peningkatan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) ke pusat – pusat kegiatan baru, serta pengembangan/peningkatan Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) ke tiap blok. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta pengembangan jaringan energy pada peta 8. RENCANA PENGEMBANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI

Dalam pengembangan Menara Telekomunikasi hendaknya memperhatikan : - Penggunaan tanah sekitar tower difungsikan sebagai kawasan RTH, jauh dari

permukiman. - Pemagaran yang rapat pada sepanjang tower demi keamanan, karena mempunyai

tegangan tinggi. - Jarak antara menara pemancar minimal 3 Km agar tidak frekuensi dapat lebih maksimal

Saat ini jumlah menara telekomunikasi (BTS) di wilayah perencanaan adalah 8 unit dan Menyebar di sub BWP 1 dan 2 Rencana Untuk BTS Perlu dilakukan pengamanan pada sekitar kawasan BTS dan lebih diarahkan kepada penggunaan BTS Bersama. RENCANA PENGEMBANGAN AIR BERSIH Secara umum, setiap rumah harus dapat dilayani air bersih yang memenuhi persyaratan untuk keperluan rumah tangga. Untuk itu, lingkungan perumahan harus dilengkapi jaringan air bersih sesuai ketentuan dan persyaratan teknis yang diatur dalam peraturan perundangan yang berlaku, terutama mengenai tata cara perencanaan umum jaringan air bersih lingkungan perumahan perkotaan. Penyediaan air minum di wilayah Perkotaan Sila cukup beragam sebagaian masyarakat perkotaan Sila Kecamatan Bolo Menggunakan Sumur Bor Sumur Galian dan distribusi dari PDAM Unit Kecamatan Bolo Kabupaten Bima. PDAM Kecamatan Bolo untuk kedepannya di harapakan kebutuhan air bersih di wilayah perkotaan Sila Kecamatan Bolo lebih terjangkau oleh jaringan Air Besrih dari PDAM Dalam rangka melayani kebutuhan air bersih penduduk Perkotaan Sila Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, rencana penyediaan air bersih di Perkotaan Sila Kecamatan Bolo sebagai berikut : a. Sambungan Rumah

- Sambungan rumah adalah tiap sambungan dari sistem penyediaan air minum yang dilengkapi dengan sebuah meteran air dan disambungkan pada sistem plambing rumah.

- Kapasitas 60 liter / orang / hari. - Harus tersedia sistem plambing dalam rumah. - Ukuran minimal pipa dinas 18 Mm. - Harus dipasang meter air dengan ukuran 12,5 Mm. - Pipa tertanam dalam tanah dipakai pipa PVC. - Pipa diatas tanah tanpa perlindungan dapat dipakai pipa GIP (Galvanized Iron

Pipe). b. Sambungan Halaman

- Sambungan halaman adalah tiap sambungan dari sistem penyediaan air bersih yang hanya berhenti sampai halaman rumah dan dilengkapi dengan metera air dan sebuah katup.

- Kapasitas minimal 60 liter / orang / hari. - Ukuran pipa dinas 12,5 Mm.

Page 20: Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

19 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA TAHUN 2014 - 2034

EXECUTIVE SUMMARY

- Harus dipasang meter air dengan ukuran 12,5 Mm. - Pipa tertanam dalam tanah dipakai pipa PVC. - Pipa diatas tanah tanpa perlindungan dapat dipakai pipa GIP (Galvanized Iron

Pipe). c. Sambungan Kran Umum

- Kapasitas minimal 30 liter / orang / hari - Ditempatkan pada jarak pelayanan tidak lebih dari 100 meter. - Jumlah rumah yang dilayani tidak lebih dari 20 unit. - Tiap unit dilengkapi dengan meter air. - Tiap unit dilengkapi dua kran.

d. Hydran Kebakaran - Ditempatkan 100 meter untuk bangunan yang berfungsi komersil dan 200 meter

untuk perumahan. - Mudah dilihat dan mudah dicapai oleh unit mobil pemadam kebakaran. - Jika tidak tersedia saluran air minum kota perlu dibuat sumur – sumur kebakaran

dalam jarak sesuai persyaratan untuk kran kebakaran. RENCANA JARINGAN DRAINASE Berdasarkan hirakinya sistem drainase yang ada di Perkotaan Sila Kecamatan Bolo terdiri dari saluran primer, sekunder, dan tersier.

Saluran primer Saluran primer merupakan saluran pembuangan akhir dari keseluruhan sistem drainase yang ada di Perkotaan SiLa Kecamatan Bolo.Saluran ini adalah sungai Bontokape dan Sungai Campa yang mengalir dari arah selatan menuju Timur melewati Perkotaan Tambe Rasabou, Rato, Leu, Timu, Bontokape, dan Sondosia yang mengalir di tengah wilayah Perkotaan Sila

Saluran sekunder Saluran sekunder merupakan saluran yang menampung air pembuangan dari saluran tersier untuk kemudian dialirkan menuju saluran pembuangan. Saluran sekunder yang terdapat di Perkotaan Sila terdapat pada ruas-ruas jalan utama seperti Jalan Nasional Lintas Sumbawa di Jalan Kesehatan, Jalan Pendidikan, dan Melintasi wilayah Pemukiman Seperti di Rato Kananga Leu dan Timu

Saluran tersier Saluran tersier merupakan saluran-saluran pembungan yang menghubungkan saluran pembuangan yang ada di rumah-rumah penduduk dengan saluran-saluran sekunder.

Untuk mengantisipasi peningkatan volume air limpasan dan air limbah, maka pengembangan sistem drainase adalah sebagai berikut : maka pengembangan sistem drainase adalah sebagai berikut : 1. Perbaikan / normalisasi jaringan yang telah ada secara berkala. Adapun yang dimaksud

dengan perbaikan / normalisasi adalah ; Peningkatan mutu konstruksi saluran drainase, khususnya pada saluran drainase di

jalan – jalan utama lingkungan permukiman.

Membersihkan saluran drainase dari sampah dan timbunan tanah dengan

pengerukan. Kegiatan ini diarahkan pada kawasan-kawasan yang memiliki kerawanan banjir dan genangan yaitu pada Sub BWP I

2. Pembangunan Saluran Drainase yang Baru Pembangunan ini ditujukan pada lingkungan yang belum memiliki saluran drainase. Hal ini penting agar air limpasan cepat dialirkan sehingga meminimalisasi terjadinya genangan yang berpotensial mempercepat rusaknya perkerasan jalan.

Page 21: Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

20 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA TAHUN 2014 - 2034

EXECUTIVE SUMMARY

RENCANA PENGEMBANGAN JARINGAN PRASARANA LAINNYA Rencana Jaringan Persampahan Rencana penambahan jumlah TPS ( Gerobak dan Bak Sampah sesuai dengan Kebutuhan di Perkotaan Sila Kecamatan Bolo adalah Tong Sampah Pribadi sejumlah 8754 unit, Gerobak dan Bak Sampah Kecil 18 Unit Serta Gerobak dan Bak Sampah Besar 1 Unit.

Tabel

Rencana Kebutuhan Persampahan

NO Status

Jumlah Kebutuhan

2014 2019 2024 2029 2034

1 Status Pribadi (Tong Sampah) 7844 8062 8286 8517 8754

2 Status TPS (Gerobak Dan Tong sampah Kecil) 16 16 17 17 18

3 Sataus TPS (Gerobak Dan Bak Sampah Besar) 1 1 1 1 1 Sumber : Hasil Rencana Adapun dasar atau analisis yang di gunakan untuk menetukan Kebutuhan sarana Persampahan di Perkotaan Sila Kecamatan Bolo adalah

Tabel Standar Kebutuhan Sarana Persampahan

No Lingkup Prasarana Sarana Pelengkap Status

1 Rumah (5 Jiwa) Tong Sampah Pribadi

2 RW ( 2500 Jiwa)

Gerobak Sampah TPS

Bak Sampah Kecil

3 (Kelurahan) (30.000 Jiwa

Gerbak Sampah TPS

Bak Sampah Besar Sumber :SNI 19-2454-2002 mengenai Tata cara teknik operasional

Rencana Jaringan Evakuasi Bencana Pada Kawasan Perkotaan Sila rawan terhadap bencana banjir. Untuk itu perlu dibuatkan jaringan evakuasi bencana. Jaringan evakuasi bencana ditentukan mengikuti pola jaringan jalan menuju ke SPU-3 berupa Rumah Sakit Regional dan SPU-1 berupa fasilitas pendidikan yang ada di Sub BWP 2 Blok 2C.

Page 22: Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

21 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA TAHUN 2014 - 2034

EXECUTIVE SUMMARY

Peta 14 peta kjalur evakuasi bencana

Page 23: Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

22 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA TAHUN 2014 - 2034

EXECUTIVE SUMMARY

SUB BWP YANG DIPRIORITASKAN PENANGANANNYA

PENETAPAN LOKASI SUB BWP YANG DIPRIORITASKAN

Proses penetapan sub BWP yang diprioritaskan penanganannya didasarkan pada aspek : 1. Penetapan arahan fungsi utama yang ditetapkan pada setiap Sub BWP dalam rencana

pola ruang RDTR Kawasan Perkotaan Sila 2. Penilaian tingkat kesesuaian fungsi utama dengan tujuan BWP 3. Perumusan nilai penting sub BWP yang didasarkan pada besaran fungsi yang

direncanakan terhadap fungsi perkotaan secara keseluruhan 4. Penilaian terhadap kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan yang merupakan karakter

dasar yang mendukung perkotaan 5. Penilaian daya tampung dan daya dukung sebagai upaya ketersediaan ruang dalam

pengembangan perkotaan 6. Penilaian Kesesuaian dengan peraturan perundangan terkait terutama Rencana Tata

Ruang Wilayah yang telah disusun

Penentuan besaran aspek yang dinilai menggunakan sistem skoring dengan pemberian nilai antara 1 sampai dengan 5, secara keseluruhan setiap sub BWP akan dinilai dengan menggunakan skor masing-masing berdasarkan tingkat kepentingan dan kesesuaian terhadap rencana pola ruang yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, kawasan yang diprioritaskan penanganannya adalah pada SBWP 1 yaitu di Desa Tambe, Rasabou,Rato, Kananga, Tumpu, Teo, Timu. Rencana Penanganan Sub BWP yang Di Prioritaskan Rencana penanganan sub BWP yang diprioritaskan dengan memperhatikan koridor utama perkotaan yaitu Jalan Nasional Lintas Sumbawa yang merupakan jalan utama di perkotaan Sila dan merupakan jalan yang melintasi seluruh SBWP Perkotaan Sila Kecamatan Bolo. Adapun Jalan Kesehatan dan Jalan Pendidikan merupakan bagian dari SBWP I maka ditentukan tema dan focus pengembangannya pada tema penanganan ditetapkan pada kawasan ini adalah :

“Pengembangan Kawasan Pendidikan dan Perdagangan Jasa di Perkotaan Sila ” dengan fokus pengembangan adalah :

1. Penataan bangunan melalui RTBL untuk Kawasan Pendidikan dan Perdagangan Jasa

2. Penataan sempadan jalan 3. Pengembangan RTH 4. Pengembangan jalur pejalan kaki Pedestrian 5. Penataan sektor informal 6. Pengembangan zona perumahan baru; 7. Pengendalian alih fungsi lahan khususnya lahan pertanian; 8. Peningkatan akses antara perdagangan, pendidikan dan perumahan sebagai

pendukung;

Page 24: Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

23 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA TAHUN 2014 - 2034

EXECUTIVE SUMMARY

Page 25: Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

24 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA TAHUN 2014 - 2034

EXECUTIVE SUMMARY

Page 26: Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

25 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA TAHUN 2014 - 2034

EXECUTIVE SUMMARY

Page 27: Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

26 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA TAHUN 2014 - 2034

EXECUTIVE SUMMARY

ARAHAN PERATURAN ZONASI

ARAHAN ZONASI KAWASAN LINDUNG Ketentuan Teknis Zonasi merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui Ketentuan Kegiatan dan Pemanfaatan Ruang Zonasi. Ketentuan teknis zonasi tersebut terdiri dari: 1. Klasifikasi I = Pemanfaatan Diperbolehkan/Diizinkan

Kegiatan dan penggunaan lahan yang termasuk dalam klasifikasi I memiliki sifat sesuai dengan peruntukan ruang yang direncanakan. Pemerintah Kota tidak dapat melakukan peninjauan atau pembahasan atau tindakan lain terhadap kegiatan dan penggunaan lahan yang termasuk dalam klasifikasi I.

2. Klasifikasi T = pemanfaatan bersyarat secara terbatas Pemanfaatan bersyarat secara terbatas bermakna bahwa kegiatan dan penggunaan lahan dibatasi dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pembatasan pengoperasian, baik dalam bentuk pembatasan waktu beroperasinya

suatu kegiatan di dalam subzona maupun pembatasan jangka waktu pemanfaatan lahan untuk kegiatan tertentu yang diusulkan;

b. Pembatasan intensitas ruang, baik KDB, KLB, KDH, jarak bebas, maupun ketinggian bangunan. Pembatasan ini dilakukan dengan menurunkan nilai maksimal dan meninggikan nilai minimal dari intensitas ruang dalam peraturan zonasi;

c. Pembatasan jumlah pemanfaatan, jika pemanfaatan yang diusulkan telah ada mampu melayani kebutuhan, dan belum memerlukan tambahan, maka pemanfaatan tersebut tidak boleh diizinkan atau diizinkan terbatas dengan pertimbangan-pertimbangan khusus. Contoh: dalam sebuah zona perumahan yang berdasarkan standar teknis telah cukup jumlah fasilitas peribadatannya, maka aktivitas rumah ibadah termasuk dalam klasifikasi T.

3. Klasifikasi B = pemanfaatan bersyarat tertentu Pemanfaatan bersyarat tertentu bermakna bahwa untuk mendapatkan izin atas suatu kegiatan atau penggunaan lahan diperlukan persyaratan-persyaratan tertentu yang dapat berupa persyaratan umum dan persyaratan khusus. Persyaratan dimaksud diperlukan mengingat pemanfaatan ruang tersebut memiliki dampak yang besar bagi lingkungan sekitarnya. Contoh persyaratan umum antara lain: a. Dokumen AMDAL; b. Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan

(UPL); c. Dokumen Analisis Dampak Lalu-lintas (ANDALIN); dan d. Pengenaan disinsentif misalnya biaya dampak pembangunan (development impact

fee). Contoh persyaratan khusus misalnya mendapatkan persetujuan tertulis dari tetangga sekitarnya.

4. Klasifikasi X = pemanfaatan yang tidak diperbolehkan. Kegiatan dan penggunaan lahan yang termasuk dalam klasifikasi X memiliki sifat tidak sesuai dengan peruntukan lahan yang direncanakan dan dapat menimbulkan dampak yang cukup besar bagi lingkungan di sekitarnya. Kegiatan dan penggunaan lahan yang termasuk dalam klasifikasi X tidak boleh diizinkan pada zona yang bersangkutan. Di wilayah BWP Perkotaan Sila semua kegiatan/zona mulai perumahan, Perdagangan dan jasa, perkantoran, sarana pelayanan umum dan peruntukan khusus tidak diijinkan berkembang di zona perlindungan setempat (PS) dan zona ruang terbuka hijau (RTH).

ARAHAN ZONASI KAWASAN BUDIDAYA Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan di BWP Perkotaan Sila pada kawasan Budidaya meliputi beberapa klasifikasi dan mempunyai ketentuan teknis pada masing-masing zona.

Page 28: Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

27 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA TAHUN 2014 - 2034

EXECUTIVE SUMMARY

Zona-zona dalam kawasan budidaya antara lain : Zona Perumahan (R), zona Perdagangan dan jasa (K), zona perkantoran (KT), dan zona sarana pelayanan umum (SPU). Ketentuan teknis zonasi tersebut terbagi menjadi : 1. Klasifikasi I = Pemanfaatan Diperbolehkan/Diizinkan

Kegiatan dan penggunaan lahan yang termasuk dalam klasifikasi I memiliki sifat sesuai dengan peruntukan ruang yang direncanakan. Pemerintah Kota tidak dapat melakukan peninjauan atau pembahasan atau tindakan lain terhadap kegiatan dan penggunaan lahan yang termasuk dalam klasifikasi I.

2. Klasifikasi T = pemanfaatan bersyarat secara terbatas Pemanfaatan bersyarat secara terbatas bermakna bahwa kegiatan dan penggunaan lahan dibatasi dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pembatasan pengoperasian, baik dalam bentuk pembatasan waktu beroperasinya

suatu kegiatan di dalam subzona maupun pembatasan jangka waktu pemanfaatan lahan untuk kegiatan tertentu yang diusulkan;

b. Pembatasan intensitas ruang, baik KDB, KLB, KDH, jarak bebas, maupun ketinggian bangunan. Pembatasan ini dilakukan dengan menurunkan nilai maksimal dan meninggikan nilai minimal dari intensitas ruang dalam peraturan zonasi;

c. Pembatasan jumlah pemanfaatan, jika pemanfaatan yang diusulkan telah ada mampu melayani kebutuhan, dan belum memerlukan tambahan, maka pemanfaatan tersebut tidak boleh diizinkan atau diizinkan terbatas dengan pertimbangan-pertimbangan khusus. Contoh: dalam sebuah zona perumahan yang berdasarkan standar teknis telah cukup jumlah fasilitas peribadatannya, maka aktivitas rumah ibadah termasuk dalam klasifikasi T.

3. Klasifikasi B = pemanfaatan bersyarat tertentu Pemanfaatan bersyarat tertentu bermakna bahwa untuk mendapatkan izin atas suatu kegiatan atau penggunaan lahan diperlukan persyaratan - persyaratan tertentu yang dapat berupa persyaratan umum dan persyaratan khusus. Persyaratan dimaksud diperlukan mengingat pemanfaatan ruang tersebut memiliki dampak yang besar bagi lingkungan sekitarnya. Contoh persyaratan umum antara lain:

a. Dokumen AMDAL; b. Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan

Lingkungan (UPL); c. Dokumen Analisis Dampak Lalu-lintas (ANDALIN); dan d. Pengenaan disinsentif misalnya biaya dampak pembangunan (development

impact fee). Contoh persyaratan khusus misalnya mendapatkan persetujuan tertulis dari tetangga sekitarnya.

4. Klasifikasi X = pemanfaatan yang tidak diperbolehkan. Kegiatan dan penggunaan lahan yang termasuk dalam klasifikasi X memiliki sifat tidak sesuai dengan peruntukan lahan yang direncanakan dan dapat menimbulkan dampak yang cukup besar bagi lingkungan di sekitarnya. Kegiatan dan penggunaan lahan yang termasuk dalam klasifikasi X tidak boleh diizinkan pada zona yang bersangkutan.

Berikut disajikan contoh tabel peraturan zonasi pada Sub BWP Prioritas Blok 1E dan Blok 1F

Page 29: Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

28

EXECUTIVE SUMMARY

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA TAHUN 2014 - 2034

Tabel Kegiatan dan Penggunaan Lahan Kawasan Budi Daya Perkotaan Sila Sub BWP 1 Blok 1E

KEGIATAN/ ZONA

ZONA PERLINDUNGAN SETEMPAT

ZONA RUANG TERBUKA HIJAU

ZONA PERUMAHAN

ZONA PERDAGANGAN DAN JASA

ZONA PERKANTORAN

INDUSTRI SPU KH KETERANGAN

PS RTH R-2 R-3 K-1 K-3 KT-1 I-4

SPU-1

SPU-3

SPU-4

SPU-6

KH 1

PERUMAHAN

Rumah kost X X I I X X X X X X X X X

Rumah kampung X X I I X X X X X X X X X

Rumah tunggal X X I I T T X X X X X X X

Rumah deret X X I I T X X X X X X X X

Asrama X X I I T X X X T X X X X

Rumah Dinas X X T I X X X X X X X X X

PERDAGANGAN & JASA

Ruko X X T I I I T X X X X X X

Toko X X T I I I T X X X X X X

Warung X X T I I I T X T T X X X

Pasar lingkungan X X B B I I X X X X X X X

Pasar Tradisional X X B B I I T X X X X X X

Pusat Perbelanjaan X X X T I I I X X X X X X

PKL X X X X T T X X X X X X X

Penyaluran grosir X X X T I I X X X X X X X

Supermarket X X T I I I X X X X X X X

Bahan bangunan dan perkakas X X X B I I X X X X X X X

Peralatan rumah tangga X X T B I I X X X X X X X

Page 30: Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

29

EXECUTIVE SUMMARY

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA TAHUN 2014 - 2034

KEGIATAN/ ZONA

ZONA PERLINDUNGAN SETEMPAT

ZONA RUANG TERBUKA HIJAU

ZONA PERUMAHAN

ZONA PERDAGANGAN DAN JASA

ZONA PERKANTORAN

INDUSTRI SPU KH KETERANGAN

PS RTH R-2 R-3 K-1 K-3 KT-1 I-4

SPU-1

SPU-3

SPU-4

SPU-6

KH 1

Hewan peliharaan X X B B I I X X X X X X X

Alat dan bahan farmasi X X B B I I X X X X X X X

Pakaian dan aksesoris X X T T I I X X X X X X X

Tanaman X X T T I I X X X X X X X

Kendaraan bermotor dan perlengkapannya

X X X T I I X X X X X X X

Jasa bangunan X X T I I I X X X X X X X

Jasa lembaga keuangan X X X B I I X X X X X X X

Jasa komunikasi X X T T I I X X X X X X X

Jasa bengkel X X T I I I X X X X X X X

SPBU X X B B I I X B X X X X X

Jasa penyediaan ruang pertemuan

X X T I I I T X X X X X X

Jasa pemasaran properti X X T B I I X X X X X X

Jasa perkantoran/bisnis lainnya

X X T T I I X T X X X X X

Taman hiburan X X T T I I X X X X X X X

Taman perkemahan X X X X I I X X X X X X X

Bisnis lapangan olah raga X X T T i I X X X X X X X

Relaksasi X X T T I I X X X X X X X

Restoran X X T T I I T X X T X X X

Penginapan hotel X X X T I I X X X X X X X

Page 31: Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

30

EXECUTIVE SUMMARY

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA TAHUN 2014 - 2034

KEGIATAN/ ZONA

ZONA PERLINDUNGAN SETEMPAT

ZONA RUANG TERBUKA HIJAU

ZONA PERUMAHAN

ZONA PERDAGANGAN DAN JASA

ZONA PERKANTORAN

INDUSTRI SPU KH KETERANGAN

PS RTH R-2 R-3 K-1 K-3 KT-1 I-4

SPU-1

SPU-3

SPU-4

SPU-6

KH 1

Penginapan losmen X X B B I I X X X X X X X

Salon X X I B I I X X X X X X X

Laundry X X I I I I X X X X X X X

PEMERINTAHAN

Kantor pemerintahan kota/kabupaten

X X X X X X I X X X X X X

Kantor kecamatan X X X T X X I X X X X X X

Kantor Desa / kelurahan X X T T X X I X X X X X X

Polsek X X B B X X I X X X X X X

INDUSTRI

Makanan minuman X X X B X X X I X X X X X

Tembakau X X X X X X X I X X X X X

Industri rumah tangga X X T T X X X I X X X X X

Kayu X X X X X X X X X X X X X

SARANA PELAYANAN UMUM

TK X X I I X X X X I X X X X

SD X X I I X X X X I X X X X

SMP X X I I X X X X I X X X X

SMA/SMK X X X X X X X X I X X X X

Perguruan tinggi/akademi X X X X X X X X I X X X X

Rumah Sakit Tipe B X X X B X B X X X X X X X

Laboratorium kesehatan X X T B i X X X X I X X X

Page 32: Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

31

EXECUTIVE SUMMARY

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA TAHUN 2014 - 2034

KEGIATAN/ ZONA

ZONA PERLINDUNGAN SETEMPAT

ZONA RUANG TERBUKA HIJAU

ZONA PERUMAHAN

ZONA PERDAGANGAN DAN JASA

ZONA PERKANTORAN

INDUSTRI SPU KH KETERANGAN

PS RTH R-2 R-3 K-1 K-3 KT-1 I-4

SPU-1

SPU-3

SPU-4

SPU-6

KH 1

Puskesmas X X X X X X X X X I X X X

Puskesmas pembantu X X X X X X X X X I X X X

Apotek X X T T X X X X X I X X X

Posyandu X X I I X X X X X I X X X

Praktek Dokter X X I I I I X X X I X X X

Bidan X X I I I X X X X I X X X

Poliklinik X X T T I X T T T I X X X

Lapangan olah raga X X I I T X T X I X X X X

Gedung olah raga X X I I T T X X X X X X X

Masjid X I I I T I I T T T X I X

Gereja X I I I T I I T T T X I X

Kelenteng X I I I T I I T T T X I X

Langgar/Mushola X I I I T I I T T T X I X

Gedung pertemuan X X I I T X X X T T X X X

Balai pertemuan dan pameran X X I I I X I X T X X X X

Gedung Serbaguna X X I I I I I X I X X X X

Terminal tipe C X X I I I I X X X X I X X

Tempat Parkir X X T T I I I I T T I T X

RUANG TERBUKA HIJAU

Jalur hijau dan Pulau Hijau I I I I I I I I I I X I X

Page 33: Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

32

EXECUTIVE SUMMARY

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA TAHUN 2014 - 2034

KEGIATAN/ ZONA

ZONA PERLINDUNGAN SETEMPAT

ZONA RUANG TERBUKA HIJAU

ZONA PERUMAHAN

ZONA PERDAGANGAN DAN JASA

ZONA PERKANTORAN

INDUSTRI SPU KH KETERANGAN

PS RTH R-2 R-3 K-1 K-3 KT-1 I-4

SPU-1

SPU-3

SPU-4

SPU-6

KH 1

Taman kota I I I I I I I X I I X I X

TPU I I T T X X X X X X X X X

Sempadan/penyangga I I I I I B X I I I X I X

Pekarangan X T I I I I I I I I X I X

RUANG TERBUKA NON HIJAU

Lapangan X X T T X X X I I I I I X

Taman bermain dan rekreasi X X I I I I I X X X X X X

Trotoar X X I I I I I X I X X X X

Tempat Parkir X X T T I I I I T I X X X

PERUNTUKAN LAINNYA

Pertanian Lahan Kering X X X X X X X X X X X X X

Pertanian Lahan Basah X X X X X X X X X X X X X

Wisata alam I X X B X X X X X X X X X

Wisata buatan X X B B B B X X X X X X X

Wisata budaya X X B B X X X X X X X X X

Kolam Pancing X X X X X X X X X X X X X

PERUNTUKAN KHUSUS

BTS X X X B X X X X X X X X X

Pengolahan sampah X X X B X X X T X X X X X

TPS X X X I X X X T X X X X X

Page 34: Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

33

EXECUTIVE SUMMARY

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA TAHUN 2014 - 2034

Tabel Kegiatan dan Penggunaan Lahan Kawasan Budi Daya Perkotaan Sila Sub BWP Blok 1F

KEGIATAN/ ZONA

ZONA PERLINDUNGAN SETEMPAT

ZONA RUANG TERBUKA HIJAU

ZONA PERUMAHAN

ZONA PERDAGANGAN DAN JASA

ZONA PERKANTORAN

INDUSTRI SPU KH KETERANGAN

PS RTH R-2 R-3 K-1 K-3 KT-1 KT -2 I-4

SPU-1

SPU-3

SPU-4

SPU-6

KH 1

PERUMAHAN

Rumah kost X X I I X X X X X X X X X X

Rumah kampung X X I I X X X X X X X X X X

Rumah tunggal X X I I T T X X X X X X X X

Rumah deret X X I I T X X X X X X X X X

Asrama X X I I T X X X X T X X X X

Rumah Dinas X X T I X X X X X X X X X X

PERDAGANGAN & JASA

Ruko X X T I I I T T X X X X X X

Toko X X T I I I T T X X X X X X

Warung X X T I I I T T X T T X X X

Pasar lingkungan X X B B I I X X X X X X X X

Pasar Tradisional X X B B I I T T X X X X X X

Pusat Perbelanjaan X X X T I I I X X X X X X X

PKL X X X X T T X X X X X X X X

Penyaluran grosir X X X T I I X X X X X X X X

Supermarket X X T I I I X X X X X X X X

Bahan bangunan dan perkakas X X X B I I X X X X X X X X

Peralatan rumah tangga X X T B I I X X X X X X X X

Page 35: Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

34

EXECUTIVE SUMMARY

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA TAHUN 2014 - 2034

KEGIATAN/ ZONA

ZONA PERLINDUNGAN SETEMPAT

ZONA RUANG TERBUKA HIJAU

ZONA PERUMAHAN

ZONA PERDAGANGAN DAN JASA

ZONA PERKANTORAN

INDUSTRI SPU KH KETERANGAN

PS RTH R-2 R-3 K-1 K-3 KT-1 KT -2 I-4

SPU-1

SPU-3

SPU-4

SPU-6

KH 1

Hewan peliharaan X X B B I I X X X X X X X X

Alat dan bahan farmasi X X B B I I X X X X X X X X

Pakaian dan aksesoris X X T T I I X X X X X X X X

Tanaman X X T T I I X X X X X X X X

Kendaraan bermotor dan perlengkapannya

X X X T I I X X X X X X X X

Jasa bangunan X X T I I I X T X X X X X X

Jasa lembaga keuangan X X X B I I X X X X X X X X

Jasa komunikasi X X T T I I X X X X X X X X

Jasa bengkel X X T I I I X X X X X X X X

SPBU X X B B I I X T B X X X X X

Jasa penyediaan ruang pertemuan

X X T I I I T X X X X X X X

Jasa pemasaran properti X X T B I I X T X X X X X

Jasa perkantoran/bisnis lainnya X X T T I I X X T X X X X X

Taman hiburan X X T T I I X X X X X X X X

Taman perkemahan X X X X I I X X X X X X X X

Bisnis lapangan olah raga X X T T i I X X X X X X X X

Relaksasi X X T T I I X T X X X X X X

Restoran X X T T I I T X X X T X X X

Penginapan hotel X X X T I I X X X X X X X X

Page 36: Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

35

EXECUTIVE SUMMARY

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA TAHUN 2014 - 2034

KEGIATAN/ ZONA

ZONA PERLINDUNGAN SETEMPAT

ZONA RUANG TERBUKA HIJAU

ZONA PERUMAHAN

ZONA PERDAGANGAN DAN JASA

ZONA PERKANTORAN

INDUSTRI SPU KH KETERANGAN

PS RTH R-2 R-3 K-1 K-3 KT-1 KT -2 I-4

SPU-1

SPU-3

SPU-4

SPU-6

KH 1

Penginapan losmen X X B B I I X X X X X X X X

Salon X X I B I I X X X X X X X X

Laundry X X I I I I X X X X X X X X

PEMERINTAHAN

Kantor pemerintahan kota/kabupaten

X X X X X X I X X X X X X X

Kantor kecamatan X X X T X X I T X X X X X X

Kantor Desa / kelurahan X X T T X X I T X X X X X X

Polsek X X B B X X I T X X X X X X

INDUSTRI

Makanan minuman X X X B X X X X I X X X X X

Tembakau X X X X X X X X I X X X X X

Industri rumah tangga X X T T X X X X I X X X X X

Kayu X X X X X X X x X X X X X X

SARANA PELAYANAN UMUM

TK X X I I X X X X X I X X X X

SD X X I I X X X X X I X X X X

SMP X X I I X X X X X I X X X X

SMA/SMK X X X X X X X X X I X X X X

Perguruan tinggi/akademi X X X X X X X X X I X X X X

Rumah Sakit Tipe B X X X B X B X X X X X X X X

Page 37: Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

36

EXECUTIVE SUMMARY

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA TAHUN 2014 - 2034

KEGIATAN/ ZONA

ZONA PERLINDUNGAN SETEMPAT

ZONA RUANG TERBUKA HIJAU

ZONA PERUMAHAN

ZONA PERDAGANGAN DAN JASA

ZONA PERKANTORAN

INDUSTRI SPU KH KETERANGAN

PS RTH R-2 R-3 K-1 K-3 KT-1 KT -2 I-4

SPU-1

SPU-3

SPU-4

SPU-6

KH 1

Laboratorium kesehatan X X T B i X X X X X I X X X

Puskesmas X X X X X X X X X X I X X X

Puskesmas pembantu X X X X X X X X X X I X X X

Apotek X X T T X X X X X X I X X X

Posyandu X X I I X X X X X X I X X X

Praktek Dokter X X I I I I X X X X I X X X

Bidan X X I I I X X T X X I X X X

Poliklinik X X T T I X T T T T I X X X

Lapangan olah raga X X I I T X T X X I X X X X

Gedung olah raga X X I I T T X I X X X X X X

Masjid X I I I T I I I T T T X I X

Gereja X I I I T I I I T T T X I X

Kelenteng X I I I T I I I T T T X I X

Langgar/Mushola X I I I T I I X T T T X I X

Gedung pertemuan X X I I T X X I X T T X X X

Balai pertemuan dan pameran X X I I I X I I X T X X X X

Gedung Serbaguna X X I I I I I I X I X X X X

Terminal tipe C X X I I I I X I X X X I X X

Tempat Parkir X X T T I I I I I T T I T X

RUANG TERBUKA HIJAU

Page 38: Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

37

EXECUTIVE SUMMARY

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA TAHUN 2014 - 2034

KEGIATAN/ ZONA

ZONA PERLINDUNGAN SETEMPAT

ZONA RUANG TERBUKA HIJAU

ZONA PERUMAHAN

ZONA PERDAGANGAN DAN JASA

ZONA PERKANTORAN

INDUSTRI SPU KH KETERANGAN

PS RTH R-2 R-3 K-1 K-3 KT-1 KT -2 I-4

SPU-1

SPU-3

SPU-4

SPU-6

KH 1

Jalur hijau dan Pulau Hijau I I I I I I I I I I I X I X

Taman kota I I I I I I I I X I I X I X

TPU I I T T X X X X X X X X X X

Sempadan/penyangga I I I I I B X X I I I X I X

Pekarangan X T I I I I I I I I I X I X

RUANG TERBUKA NON HIJAU

Lapangan X X T T X X X I I I I I I X

Taman bermain dan rekreasi X X I I I I I I X X X X X X

Trotoar X X I I I I I I X I X X X X

Tempat Parkir X X T T I I I I I T I X X X

PERUNTUKAN LAINNYA

Pertanian Lahan Kering X X X X X X X X X X X x x X

Pertanian Lahan Basah X X X X X X X X X X X x x x

Wisata alam I X X B X X X X X X X X X X

Wisata buatan X X B B B B X X X X X X X X

Wisata budaya X X B B X X X X X X X X X X

Kolam Pancing X X X X X X X X X X X X X X

PERUNTUKAN KHUSUS

BTS X X X B X X X X X X X X X X

Pengolahan sampah X X X B X X X X T X X X X X

Page 39: Executive Summary Perkotaan Sila Xxx

38

EXECUTIVE SUMMARY

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA TAHUN 2014 - 2034

KEGIATAN/ ZONA

ZONA PERLINDUNGAN SETEMPAT

ZONA RUANG TERBUKA HIJAU

ZONA PERUMAHAN

ZONA PERDAGANGAN DAN JASA

ZONA PERKANTORAN

INDUSTRI SPU KH KETERANGAN

PS RTH R-2 R-3 K-1 K-3 KT-1 KT -2 I-4

SPU-1

SPU-3

SPU-4

SPU-6

KH 1

TPS X X X I X X X X T X X X X X