Formal Method Makalah
-
Upload
burnerozhan -
Category
Documents
-
view
226 -
download
1
Transcript of Formal Method Makalah
-
7/26/2019 Formal Method Makalah
1/12
MAKALAH
FORMAL
Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Matematika Model
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Marsigit, M.A
Disusun oleh:
BURHANUDDIN
NIM. 15709259007
PROGRAM !UDI P2!K P"NDIDIKAN MA!"MA!IKA
PROGRAM PA#A AR$ANA
UNI%"RI!A N"G"RI &OG&AKAR!A
201'
-
7/26/2019 Formal Method Makalah
2/12
LOGIKA "N!"NIAL P"NUH
Pen()hulu)n
Ide perkembangan terpisah dari logika implikasional murni tampaknya berasal
dari Alfred Tarski sebelum tahun 1!"# pada tahun itu, kompilasi hasil oleh $.
%ukasie&i'(, Tarski, dan beberapa logika&an lain terpublikasi. )ubyeknya
didiskusikan kemudian oleh M. *a+sberg 1!-, %. /enkin 10, dan K. )'hr ter
12. Pengenalan urutan3barisan, dengan moti4asi teori dedusinya, se'ara bebas
merupakan hak untuk 5. 5ent(en 10! dan ). $asko&ski 10!# moti4asi
semantik tersebut nampak asli. )uatu kema+uan, seperti dibandingkan dengan teknik
5ent(en dan $asko&ski, terlihat men+adi konsepsi dari aturan6aturan inferensi
mereka sebagai aturan reduksi.
Ini mungkin terlihat asing bah&a begitu banyak perhatian telah diberikan di
sini untuk perlakuan agak 'anggih dari suatu logika quite embryonic fragment, dan
beberapa kata dari pen+elasan mungkin dalam urutan. Di tempat pertama, dari
a&alnya manusia harus berkenalan dengan teori dedusi, semantik, dan logika
konsepsi aksiomatik# karena +ika di salah satu pertama dihadapkan dengan hanya
satu konsepsi ini, hasilnya akan bah&a nanti konsepsi lain akan mun'ul baik suara
kurang atau lebih +elas, sedangkan logika se'ara keseluruhan akan terlihat buatan
atau setidaknya terlalu 'anggih. 7amun, +ika tiga konsepsi yang berbeda telah
disa+ikan sekaligus dalam konteks 4ersi yang lebih 'anggih dari logika, pembahasan
di 8ab I akan men+adi tidak perlu dilibatkan. )elan+utnya, logika implikasional
murni ini tidak berarti seperti embrio yang tampak. 9elatifnya harus ditambahkan
sedikit +ika ingin dikembangkan men+adi seperti 4ersi logika yaitu, logika klasik,
tidak ada perlakuan sistematis logika intuitionisticyang sedang di'obakan dalam
buku ini sebagai memberikan dasar untuk penalaran deduktif seperti yang
ditemukan dalam matematika dan ilmu pengetahuan. Dan segera setelah elemen
pelengkap yang diperlukan telah diperkenalkan, keuntungan akan didapatkan
dengan perlakuan yang agak besar dari logika implikasional murni dalam 8ab I.
-
7/26/2019 Formal Method Makalah
3/12
Dalam diskusi dari bagian6bagian yang lebih ma+u dari logika, konsepsi teori
deduksi tidak lagi diperhitungkan. Dari sudut pandang formalistik yang ditandai
dengan menghindari setiap referensi untuk makna simbol atau kebenaran ataukepalsuan dari rumus, itu bisa 'ukup diganti dengan konsepsi aksiomatik logika.
Pen()hulu)n Pen*hu+un* en,ensi)l el)n-u,n)
Pada 8agian ini, dapat diperkenalkan dengan baik dis+ungsi, kon+ungsi, dan
negasi yang diekspresikan se'ara berturut6turut, dengan simbol ;, dan )1 pada 8agian 1 harus
diperluas sebagai berikut:
=> $ika Udan Vadalah rumus, maka U? V, U V, dan U< V +uga
merupakan rumus, dan +ika U adalah sebuah rumus, maka U +uga
merupakan rumus. @Dalam prakteknya, kurung terluar dari rumus gabungan
akan dihilangkan.
)1 $ika baik Usalah atau Vbenar, maka U? V benar dan +ika B benar dan C
salah maka U?V salah# $ika baik Uatau Vbenar, maka U Vbenar dan
+ika baik Udan Vsalah, maka U V salah# $ika baik Udan Vbenar, maka
U< Vbenar dan +ika baik Uatau Vsalah, maka U
-
7/26/2019 Formal Method Makalah
4/12
-
7/26/2019 Formal Method Makalah
5/12
)ebuah perbandingan dari dua fragmen pertama mengarah ke pengertian
bah&a dalam pembangunan tableau semantik untuk urutan /Z setiap
aplikasi skema reduksi ii+a dapat digantikan oleh aplikasi yang sesuai dari
closuredan skema reduksi i, i+a, dan i+b, disediakan rumus yang sesuai:
(U'V')[(U' V') V']
dapat ditambahkan ke antecedent. )ebuah perbandingan dari dua fragmen lain
menun+ukkan bah&a, +uga, setiap aplikasi dari skema reduksi ii+b dapat
dihindari +ika ditambahkan rumus yang sesuai:
[(U' '
V
' '
) V' '
] (U' '
V
' '
)
untuk antecedent. Misalkan K3Z men+adi urutan yang dihasilkan se'ara
sistematis yang menerapkan prosedur ini.
)ekarang anggaplah bah&a Z adalah identitas logis. Kemudian tableau
semantik untuk urutan /Z yang dibangun di ba&ah skema i6ii+, harus
tertutup. Ini mengikuti bah&a tableau semantik untuk urutan K3Z yang
-
7/26/2019 Formal Method Makalah
6/12
dibangun di ba&ah skema i dan i+ sa+a, dan +uga tertutup. Dalam
pembangunan tableau terakhir ini, rumus U Vdan U V tidak
diperlakukan# keduanya berperilaku seperti atom. $adi tableau terakhir dapat
dipandang sebagai dedusi dalam logika implikasional murni dan oleh karena itu
dapat diterapkan Teorema E dengan pengertian bah&a dalam membuktikan
tesis:
U1(U2 ( (UmZ)))
harus bergantung pada 4ersi yang diperluas dari himpunan aksioma I6III.
7amun, semua rumus Ul, U>, F, Umadalah aplikasi dari aksioma6skema IC
dan C. $adi dengan menggunakan aksioma6skema ini dan menerapkan modus
ponen dapat membuktikan bah&a Z adalah tesis. Ini mengikuti bah&a
setidaknya bagian kedua dari Teorema E tetap berlaku untuk sistem logika di
ba&ah pertimbangan. Mulai dari hasil ini, tidak sulit untuk mengadaptasi bukti
dari Teorema 610.
! Bntuk kon+ungsi, skema reduksi +elas sudah ada
i4a
8enar )alah
i4b
8enar )alah
K;
U< V
L K L
U< V
U
V
i i+ i
U
i+
V
7amun demikian, tidak mungkin untuk mendefinisikan kon+ungsi dalam
hal implikasi sendiri dan dengan demikian masalah memperluas himpunanaksioma yang sesuai akan men+adi lebih rumit daripada dalam kasus dis+ungsi.
)olusi berikut ini disebabkan oleh %. Kalmar, *a+sberg, dan /enkin.
$ika dalam beberapa 'ara dapat diungkapkan dengan simbolisme
kepalsuan rumus, maka dapat +uga diungkapkan kebenaran rumus dan
karenanya dapat pula mener+emahkan aturan )1 ke dalam simbolisme. )e'ara
khusus, misalkan Zmen+adi rumus palsu# maka dapat diambil U ? Z untuk
-
7/26/2019 Formal Method Makalah
7/12
mengungkapkan kepalsuan dari Udan U ? Z ? Z untuk mengungkapkan
kebenarannya.
)ayangnya, ada pada tahap pembangunan simbolisme saat ini tidak adarumus Z yang diketahui pasti palsu. Ini sangat mudah untuk melihat bah&a
rumusZyang hanya berisi implikasi harus benar +ika semua atom A, B, C, F
yang mun'ul di dalamnya adalah benar# pernyataan ini +uga berlaku untuk
rumusZyang mengandung, selain implikasi, dis+ungsi dan kon+ungsi.
7amun, tidak perlu memiliki formula Zyang diketahui palsu# itu sudah
'ukup untuk memiliki rumus Zyang, dalam konteks tertentu, dianggap palsu.
Dan dalam kasus di mana ada ketertarikan, yaitu, dalam deduksi dari urutan
/Z , rumus seperti itu sudah tersedia. Mener+emahkan aturan )1 se+auh itu
berkaitan dengan kebenaran dan kepalsuan dari rumus U< V, akan diperoleh
aksioma berikut:
CI {(UV )Z}[ {(V Z)Z} {[(UV )Z ]Z}] ,
CII (UZ)[(UV)Z] ,
CIII (VZ)[(UV)Z] .
)ebenarnya, dapat dilakukan adopsi aksioma sederhana dan masih
mengadaptasi bukti dari Teorema 610# tapi, hal ini tidak terlalu penting.
0 8eralih ke negasi, se'ara +elas akan dimiliki skema reduksi berikut:
4a
8enar )alah
i4b
8enar )alah
K;
U
L K L
U
U U
Mener+emahkan bagian yang rele4an dari aturan )1 berdasarkan
ren'ana Kalmar dan /enkin, diperoleh aksioma berikut untuk negasi:
IG [(U Z) Z](U Z) ,
G (U Z)[(U Z) Z] .
-
7/26/2019 Formal Method Makalah
8/12
8agaimanapun akan digunakan:
GI U (U Z) ,
GII (U U)U .
!eo/e) 15. $ika diakui rumus yang mengandung implikasi dan negasi dan +ika
untuk aksioma6skema I6III ditambahkan aksioma6skema IG dan G, maka
Teorema 610 tetap 4alid.
Bu,i. Tidak ada masalah dalam memperluas pernyataan dan pembuktian
Teorema 2. )eperti Teorema E, dua kali dibandingkan dua fragmen khas dari
tableausemantik untuk rumusZyang me&akili urutan K3%.
)eperti pada >, diamati bah&a aplikasi skema 4 dapat digantikan oleh
aplikasi skema i dan i+, asalkan ditambahkan rumus yang 'o'ok
U'(U' Z) dan (U
' ' U' ') U' ' pada antecendent. Misalkan U1,
U>, ..., Ummen+adi semua rumus yang ditambahkan dengan 'ara ini. Kemudian,
-
7/26/2019 Formal Method Makalah
9/12
se'ara +elas tableau semantik untuk urutan /Z yang dibangun di ba&ah
skema i, i+, dan 4 akan tertutup, +ika dan hanya +ika tableausemantik untuk
urutan U1, U>, ..., Um3Zyang dibangun di ba&ah skema i dan i+ sa+a +uga
tertutup. Dalam pembangunan kedua, rumus U; dan U;; berperilaku seperti atom
dan karenanya tableau kedua dapat dianggap sebagai formal deduksi dalam
logika implikasional murni. Kemudian berdasarkan Teorema E dalam bentuk
aslinya, rumus:
U1(U2 ( (UmZ)))
adalah tesis logika implikasional murni impli'ationallogi'. Karena U1, U>, ...,
Umadalah aplikasi dari aksioma6skema IG dan G, dibuktikan dengan modus
ponen bah&a rumusZadalah tesis logika sentensial dalam implikasi dan negasi.
Teorema E dan 2 yang sekarang ini ditetapkan untuk 4ersi yang besar dari logika
sentensial, pembahasan teorema sisa menya+ikan tidak ada kesulitan.
Teorema 1 mengungkapkan kelengkapan teori deduksi logika sentensial dalam
implikasi dan negasi. )ekarang harus dinyatakan dan dibuktikan teorema lain
yang menyatakan kelengkapan teori definisi atau kelengkapan fungsional dari
4ersi logika sentensial dan +uga di+elaskan mengapa 4ersi ini lebih penting
daripada, katakanlah, logika sentensial pada implikasi dan kon+ungsi.
-
7/26/2019 Formal Method Makalah
10/12
!eo/e) 1'. Misalkan men+adi penghubung sentential yang maknanya
diberikan oleh aturan semantik atau dengan tabel kebenaran. Maka adalah mungkin
untuk menemukan formulaf (A, B,... logika sentensial di implikasi dan negasi yang
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
i di ba&ah setiap 4aluasi , !o (A, B,... H !f (A, B,...#
i+ Teorema 1 akan berlaku untuk logika sentensial di Implikasinya, negasi, dan ,
menyediakan aksioma6s'hemata yang dikenal dengan:
(U , V , ) f(U , V , ) ,
f( U , V , ) (U , V , ) ,
Bu,i. Kami pertama kali menetapkan adanya formulaf (A, B,... yang memenuhi
syarat i.
I Misalkan bah&a
adalah penghubung unary. Maka haruslah memiliki salah
satu dari empat tabel kebenaran yang di&akili dalam kolom a, b, ' dan d di
ba&ah ini :
A a
A
b
A
'
A
d
A
" " " > >
> " > " >
Dengan demikian kita mengambil rumusf (A", masing#masing$a AA , bA,
and 'A dA A%
II )ekarang, misalkan men+adi penghubung biner. Kami menganggap rumus
o (A, B B"
-
7/26/2019 Formal Method Makalah
11/12
Karena (B B"H >, @ (A, B B"&akan tergantung hanya pada
(A"' leh karena itu, kita dapat mempertimbangkan o (A, B 8 men+adi o(A",
omen+adi penghubung unary.
Demikian +uga, kita dapat mempertimbangkan (A, B B" men+adi 2
(A". Dengan hasil kami di ba&ah I, kita sudah tahu bah&a formula f1 (A"
'o'ok dan f2 (A" akan sesuai dengan 1 (A" dan 2 (A" . 9umus ini
diberikan, maka akan +elas bah&a sebagai rumusf (A,8 yang bisa kita ambil $
[f1(A)B ][ f2(A) B ]
Kasus penghubung ternary diperlakukan sama. Kami sekarang ingin
menun+ukkan bah&a rumusf (A, B" diba&ah II +uga memenuhi syarat i+. /al ini
dilakukan dengan dua kali membandingkan dua fragmen dari tablo semantik# tidak
akan diperlukan untuk diam di masalah ini.
- )ebagai sebuah aplikasi, saya menganggap pengenalan )esetaraan atau
biconditionaldiungkapkan oleh simbol . Kita harus memperluas aturan =>
dengan 'ara langsung# )elan+utnya, kita tambahkan untuk )1 klausa: ) 1 $ika U
dan C keduanya benar atau keduanya salah, maka U Vadalah benar# +ika U
adalah benar dan Vadalah salah atau sebaliknya, maka U Vadalah salah.
)ebagai rumus f1(A ) danf2(A) kita dapat mengambil, masing6masing, A dan
A 'sesuai, kita dapat mengambil sebagai formula f A,B"$
[A B ] [ A B ]
-
7/26/2019 Formal Method Makalah
12/12
leh karena itu, bi'onditional se'ara +elas ditandai sebagai berikut aksioma6
s'hemata:
Kami memiliki skema pengurangan: