Format lopran lengkap kristal & mineral
-
Upload
fridolin-bin-stefanus -
Category
Data & Analytics
-
view
82 -
download
5
Transcript of Format lopran lengkap kristal & mineral
LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM
KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
DISUSUN OLEH :
NAMA : MEGI INDRA LANIENGKA
STAMBUK : 13 31 1 122
KELOMPOK : 8
KELAS : B
LABORATORIUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS VETERAN REPUBLIK INDONESIA
MAKASSAR
2013
UNIVERSITAS VETERAN REPUBLIK INDONESIAFAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANJln. Baruga Raya Antang, Tlp: (0411) 492009 / (0411) 492008- Pos: ( 90234 )
HALAMAN PENGESAHAN
Diberikan Kepada Laboraturium Kristalografi dan Mineralogi
Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik
UNIVERSITAS VETERAN REPUBLIK INDONESIA MAKASSAR
Sebagai Syarat Untuk Mengikuti Ujian Praktikum Kristalografi dan Mineralogi
Disetujui oleh :
NO. NAMA ASISTEN PARAF
1. ANDI SEBRAHIM, ST 1.
2. HELMI A.S, ST 2.
3. DONI REY LUDEN, ST 3.
4. ARIANTO MANGUNDUN 4.
5. MUH. AIDUL 5.
6. NASRIJAL 6.
7. MUH. AYUB 7.
8. HARVICHA DELMI T. 8.
9. STEVEN ANRIANO 9.
10. ALPIUS BOROALLO 10.
11. MUHAMMAD MUSRIADI 11.
12. DWI KOMARANI 12.
13. CALVIN S. PODDALA 13.
14. MYLL GIBZHOND 14.
15. RANNU DONGKE 15.
16. LORIA PARERUNGAN.T 16.
17. MIFTAHUL ALAM .B 17.
18. TRI SAPUTRA RAHMAN 18.
Mengetahui
Kordinator Laboratorium
Kristalografi & Mineralogi
( Ir. H. Baso Djunain, MM )
PRAKTIKUM I
“MENGGAMBAR SALIB SUMBU”
OLEH :
NAMA : MEGI INDRA LANIENGKA
STAMBUK : 13.31.1.122
KELAS : B1
KELOMPOK : 8
MENGETAHUI,
ASISTEN
( HARVICHA DELMI T. )
LABORATORIUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS VETERAN REPUBLIK INDONESIA
MAKASSAR
2014
PRAKTIKUM II
MENGGAMBAR BENTUK KRISTAL, STEREOGRAM DAN
MENENTUKAN UNSUR-UNSUR SIMETRI
OLEH :
NAMA : MEGI INDRA LANIENGKA
STAMBUK : 13.31.1.122
KELAS : B1
KELOMPOK : 8
MENGETAHUI,
ASISTEN
( LORIA PARERUNGAN )
LABORATORIUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS VETERAN REPUBLIK INDONESIA
MAKASSAR
2014
PRAKTIKUM III
MENGGAMBAR BENTUK KRISTAL KOMBINASI, STEREOGRAM DAN
MENENTUKAN UNSUR-UNSUR SIMETRI
OLEH :
NAMA : MEGI INDRA LANIENGKA
STAMBUK : 13.31.1.122
KELAS : B1
KELOMPOK : 8
MENGETAHUI,
ASISTEN
( NASRIJAL )
LABORATORIUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS VETERAN REPUBLIK INDONESIA
MAKASSAR
2014
PRAKTIKUM IV
“MENGGAMBAR BSU DAN BST”
OLEH :
NAMA : MEGI INDRA LANIENGKA
STAMBUK : 13.31.1.122
KELAS : B1
KELOMPOK : 8
MENGETAHUI,
ASISTEN
( ALPIUS BOROALLO )
LABORATORIUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS VETERAN REPUBLIK INDONESIA
MAKASSAR
2014
PRAKTIKUM VI
“DETERMINASI MINERAL 1”
OLEH :
NAMA : MEGI INDRA LANIENGKA
STAMBUK : 13.31.1.122
KELAS : B1
KELOMPOK : 8
MENGETAHUI,
ASISTEN
( MUH. AYUB )
LABORATORIUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS VETERAN REPUBLIK INDONESIA
MAKASSAR
2014
PRAKTIKUM VII
“DETERMINASI MINERAL 2”
OLEH :
NAMA : MEGI INDRA LANIENGKA
STAMBUK : 13.31.1.122
KELAS : B1
KELOMPOK : 8
MENGETAHUI,
ASISTEN
( CALFIN S. PODDALA )
LABORATORIUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS VETERAN REPUBLIK INDONESIA
MAKASSAR
2014
DAFTAR PUSTAKA
Junain,Baso,MM.2012.PENUNTUN KRISTALOGRAFI.Makassar : UVRI
Junain,Baso,MM.2012.PENUNTUN MINERALOGI.Makassar : UVRI
Graha,Doddy Setya.1987.BATUAN DAN MINERAL.Bandung : Penerbit
Nova
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkatNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan
lengkap “ Praktikum Kristalografi dan Mineralogi “ ini tepat pada waktunya.
Dalam menyelesaikan laporan ini saya banyak mendapat bimbingan
dan bantuan dari beberapa pihak. Untuk itu melalui kesempatan ini penyusun
ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Baso Djunain, MM. selaku dosen dan koordinator
laboratorium Kristalografi dan Mineralogi.
2. Kakak–kakak asisten selaku pembimbing dalam praktikum
Kristalografi dan Mineralogi.
3. Teman–teman kelompok dan semua pihak yang selalu mendukung
dan membantu.
Penyusun menyadari bahwa Laporan Lengkap Kristalografi dan
Mineralogi ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari
kesempurnaan, karena itu penyusun sangat berterima kasih apabila ada
yang ingin memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
perbaikan laporan yang akan dating.
Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin.
Makassar, Desember 2013
Megi Indra Laniengka
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................
KARTU KONTROL LABORATORIUM ...................................................
KARTU KONTROL ASISTENSI ............................................................
KATA PENGANTAR ..............................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................
1.2 Maksud dan Tujuan ...........................................................
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kristalografi ........................................................................
2.2 Mineralogi ..........................................................................
BAB III HASIL PERCOBAAN
3.1 Menggambar Salib Sumbu .................................................
3.2 Menggambar bentuk Kristal, Stereogram,
Menggambar dan Menentukan unsur simetri
(Bidang Simetri) BSU + BST...............................................
3.3 Menggambar bentuk Kristal kombinasi,
Stereogram, Menggambar dan Menentukan unsur
simetri (Bidang simetri) BSU+BST......................................
3.4 Determinasi Mineral 1 ........................................................
3.5 Determinasi Mineral 2..........................................................
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .......................................................................
4.2 Saran ................................................................................
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kristal dan mineral merupakan mineral yang sedikit
kekecualian,dimana proses penempatan atom-atom dalam kleadaan
padat. Bila mana kondisi memungkinkan,mereka dapat membentuk
permukaan yang halus secara beraturan dan dalam bentuk geometri
dikenal sebagai Kristal. Pada saat ini banyak sekali prosesyang telah
diketahui dalam terbentuknya Kristal. Proses tersebut terdiri dari proses
buatan manusia dilaboratorium atau proses alami seperti proses
pendinginan magma, proses evaporit, proses hidrotermal dll. Bentuk
Kristal yang terdapat dalam bumi sangatlah banyak sekali ragamnya,dari
bentukyang paling sederhana sampai paling rumit. Bentuk-bentuk Kristal
yang terdapat di bumi dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok
dasar.Pembagian ini berdasarkan Sistim sumbu dari Kristal-kristal
tersebut.
Mineral mempunyai pengertian yang berlainan dikalangan orang
awam. Sering diartikan sebagai bahan yang bukan organic atau zat-zat
anorganik dalam obat,misalnya dibedakan antara vitamin dan
mineral,mineral juga sering diartikan sebagai cebakan bijih (ore).
Sebenarnya mineral adalah partikel-partikel terkecil yang diskrit yang
menyusun batuan. Kulit bumi bagian terluar atau kerak bumi disusun
oleh zat padat yang sehari-hari kita sebut batuan,sedangkan batuan
meliputi segala macam materi yang menyusun kerak bumi,baik yang
lepas seperti pasir dan debu. Umumnya batuan merupakan ramuan
beberapa jenis mineral,mineral adalah suatu zat padat dari unsur kimia
yang dibentuk oleh proses-proses organic,dan mempunyaio susunan
kimiawi tertentu dan suatu penempatan atom-atom secara beraturan di
dalamnya atau dikenal dengan struktur Kristal.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan diadakannya praktikum Kristalografi
dan Mineralogi adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari dan menetukan Sistim Kristalografi dan Mineralogi dari
bermacam-macam bentuk Kristal baik bentuk dasar, kombinasi,
kembar, letak posisi dan panjang sumbu Kristalografi.
2. Mempelajari dan menetukan kelas simetri dari bermacam-macam
bentuk Kristal berdasarkan jumlah unsur-unsur simetri yang
dimilikinya.
3. Mencari hubungan dalam proyeksi streografis.
4. Mengetahui sifat fisik dari mineral itu sendiri.
5. Menentukan hubungan antara Kristal dan mineral.
BAB II
LANDASAN TEORI
1.1. KRISTALOGRAFI
Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari tentang Kristal.
Sedangkan Kristal itu sendiri adalah benda padat homogen yang
memiliki bidang datar yang merupakan pencerminan dari atom-
atomnya.
a. Sistim Kristalografi
1. Sumbu Kristalografi
Sumbu Kristalografi adalah suatu garis yang dimuat
melalui pusat kristal.
2. Parameter dan Parametral ratio
Untuk mengetahui posisi bidang kristal, ialah dengan cara
mencari perpotongan antara bidang kristal tersebut dengan
sumbu-sumbu kristalografi yang disebut parameter.
3. Penentuan Sistim Kristalografi
Didasarkan pada letak/posisi dan panjang kristalografi,
disamping itu pula dapat ditambahkan tergantung pada jumlah
sumbuh kristalografi dan nilai sumbu C ( vertical
axis atau principle axis ).
Dalam mempelajari Kristalografi kita mengenal 7 Sistim
kristalografi sebagai berikut:
1. Sistim Reguler (Cubic = Isometric = Tesseral = Tessural)
Dengan syarat :
Mempunyai 3 buah sumbu utama (a,b,dan c)
Sudut sumbu a⏊b⏊c
Panjang sumbu a=b=c
Sudut antara a⁺dan b⁻ dibuat 30⁰
Perbandingan antara sumbu a : b : c = 1 : 3 : 3
2. Sistim Tetragonal
Dengan syarat :
Mempunyai 3 buah sumbu utama (a,b,dan c)
Sudut sumbu a⏊b⏊c
Panjang sumbu a=b=c
Sudut antara a⁺dan b⁻ dibuat 30⁰
Perbandingan antara sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6
3. Sistim Orthorhombic/Rhombik
Dengan syarat :
Mempunyai 3 buah sumbu utama (a,b,dan c)
Sudut sumbu a⏊b⏊c
Panjang sumbu a=b=c
Sudut antara a⁺dan b⁻ dibuat 30⁰
Perbandingan antara sumbu a : b : c = 1 : 3 : 2
4. Sistim Monoklin
Dengan syarat :
Mempunyai 3 buah sumbu utama (a,b,dan c)
Sudut sumbu (a ʌ c)⏊b
Panjang sumbu a ҂ b ҂ c
Sudut antara a⁺dan b⁻ dibuat 45⁰
Perbandingan antara sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6
5. Sistim Triklin ( Anorthic )
Dengan syarat :
Mempunyai 3 buah sumbu utama (a,b,dan c)
Sudut sumbu (a ʌ b ʌ c)
Panjang sumbu a ҂ b ҂ c
Sudut antara a⁺dan c⁻ dibuat 45⁰
Sudut antara b⁺dan c⁻ dibuat 80⁰
Perbandingan antara sumbu a : b : c = 1 : 2 : 3
6. Sistim Trigonal (Rhombohedral)
Dengan syarat :
Mempunyai 4 buah sumbu utama (a,b,c dan d)
Sudut sumbu (a ʌ b ʌ d)⏊c
Panjang sumbu (a = b = d) ҂ c
Sudut antara a⁺dan b⁻ dibuat 20⁰
Sudut antara b⁺dan d⁻ dibuat 40⁰
Perbandingan antara sumbu a : b : c : d = 1 : 3 : 3 : 1
7. Sistim Hexagonal
Dengan syarat :
Mempunyai 4 buah sumbu utama (a,b,c dan d)
Sudut sumbu (a ʌ b ʌ d)⏊c
Panjang sumbu (a = b = d) ҂ c
Sudut antara a⁺dan b⁻ dibuat 20⁰
Sudut antara b⁺dan d⁻ dibuat 40⁰
Perbandingan antara sumbu a : b : c : d = 1 : 3 : 6 : 1
b. Klas Simetri
Unsur-unsur simetri dari kristal terdiri dari:
1) Sumbu simetri
Sumbu semetri adalah suatu garis lurus yang dibuat
melalui pusat kristal, dimana apabila kristal tersebut diputar
360º dengan garis tersebut sebagai sumbu perputaran, maka
pada kedudukan-kedudukan tersebut akan menunjukan
kenampakan-kenampakan yang sama dengan semula.
2) Bidang simetri
Bidang simetri adalah bidang yang melalui pusat kristal
dan membelah kristal menjadi dua bagian yang sama, dimana
bagian yang satu merupakan pencerminan dati bagian belahan
yang lain.
3) Pusat simetri
Pusat simetri adalah titik dalam kristal dimana
melaluinya dapat ditulis garis sedemikian rupa, sehingga pada
sisi yang satu dengan yang lain pada jarak yang sama tetdapat
wajah yang sama (tepi, sudut, bidang kristal, dsb).
c. Bentuk-Bentuk Kristal
Yang dimaksud dengan bentuk atau form adalah semua
bidang kristal yang mempunyai letak relatif sama terhadap bidang-
bidang simetri atau simbu-sumbu simetri.
Selanjutnya bentuk kristal dapat dibedakan menjadi bentuk
dasar, bentuk kombinasi yang terdiri dari dua atau lebih bentuk-
bentuk dasar dan bentuk kembar yang terdiri dari dua atau lebih
bentuk-bentuk dasar yang sama atau bentuk-bentuk kombinasi yang
sama. Suatu kristal disebut berbentuk dasar bila semua bidang
kristal yang ada mempunyai indeks bidang yang sama. Perkcualian
pada prisma-prisma dimana bidang-bidang tegak lurus sumbu c,
yaitu bidang basis tidak diperhitungkan.
PROYEKSI STEREOGRAM
Penggambaran Kristal dengan dengan proyeksi stereogram yaitu
penggambaran Kristal yang diliat dari arah sumbu c dimana bidang yang
tampak diberi symbol (X) sedangkan yang tidak tampak diberi symbol
lingkaran (O). Penggambaran sumbu dibuat dengan garis bersilang
antara sumbu a,b, dan d sedangkan sumbu c digambarkan dalam bentuk
titik sebagai pertemuan persilangan antara sumbu.
1.2. MINERALOGI
Mineral adalah suatu senyawa anorganik yang terbentuk di alam
(secara alamiah) bersifat homogen, dengan komposisi kimia terbatas
dan sifat fisika tertentu.
1. Sifat Fisik Mineral
Warna Mineral
Warna pada mineral adalah warna yang kita tangkap
dengan mata bila mana mineral tersebut terkena sinar.
Sebab-sebab yang menimbulkan warna di dalam mineral
bergantung pada bagian hal antara lain:
a. Komposisi kimia
b. Srtuktur kristal dan Ikatan atom
c. Pengotoran pada mineral
Kilap (Luster)
Kilap merupakan suatu sifat optis yang mempunyai
hubungan yang erat dengan peristiwa pemantulan dan
pembiasan.
Jenis-jenis kilap pada mineral:
a. Kilap logam (luster metalic)
b. Kilap setengah logam (luster sub metalic)
c. Kilap bukan Logam
Kilap kaca ( Vitreous luster)
Kilap intan (Diamond luster)
Kilap lemak (Greasy luster)
Kilap lilin ( Waxy luster)
Kilap sutera (Silky luster)
Kilap mutiara (Pearly luster)
Kilap damar ( Resineous luster)
Cerat (Sreak)
Cerat atau warna gores, adalah warna yang kita dapatkan
bilamana mineral digoreskan pada keping porselin yang kasar
permukaannya atau warna mineral bila ditumbuk halus.
Belahan (Cleavage)
Belahan adalah kecenderungan suatu kristal/ mineral
yang karena pengaruh mekanis, seperti pemukulan atau
penekanan akan terbelah-belah dan tidak hancur pada arah
tertentu, sehingga didapatkan permukaan yang rata dan licin.
Berdasarkan kualitas belahan, maka belahan mineral dapat
dikelompokan menjadi sbb :
- Belahan sempurna (Perfect)
- Belahan bagus (Good)
- Belahan tertentu (Distinct)
- Belahan tidak jelas (Indistinct)
Berdasarkan arah belahannya terdapat kedudukan
kristalografinya, maka dapat dibagi atas:
a. Belahan satu arah dijumpai pada mineral yang berbentuk
pipih.
Contoh: Mika Group
b. Belahan dua arah dijumpai pada mineral yang berbentuk
prismatik.
Contoh: Pyroksin Group, Feldspar Group, Amphibol Group.
c. Belahan tiga arah dijumpai pada mineral yang berbentuk
Rhombohedral dan Orthorohombik.
Contoh: - Mineral Orthorohombik : Barite ( BaSO4)
- Mineral Rhombohedral : Calsite ( CaCO3)
d. Belahan empat arah dijumpai pada mineral-mineral Isometric
dan Tetragonal.
Contoh: - Mineral Isometrik : Fluorite (CaFe2), Diamond (C)
- Mineral Tetragonal : Scapolite
e. Belahan enam arah dijumpai pada mineral-mineral Isometrik
Contoh: Sphalerite (ZnS)
Pecahan (Fracture)
Pecahan adalah keretakan mineral yang didapat tidak
melalui suatu bidang tertentu, sehingga arah pecahan tidak
teratur dan tidak rata.
Pecahan dari mineral dapat dibedakan atas:
a. Concoidal Fracture ( Pecahan melengkung)
b. Hackeys Fracture (Pecahan tajam-tajam dan tidak teratur)
c. Even Fracture (Pecahan rata)
d. Uneven Fracture (Pecahan kasar dan tidak teratur)
Kekerasan ( Hardnes)
Kekerasan pada umumnya didefenisikan sebagai daya
tahan suatu mineral terhadap goresan.
Urutan tingkat kekerasan suatu mineral:
1. Talk Kekerasan = 1
2. Gypsum Kekerasan = 2
3. Kalsit Kekerasan = 3
4. Flourit Kekerasan = 4
5. Apatit Kekerasan = 5
6. Ortoklas Kekerasan = 6
7. Kuarsa Kekerasan = 7
8. Topas Kekerasan = 8
9. Korundum Kekerasan = 9
10. Intan Kekerasan = 10
Kekenyalan ( Tenacity)
Kekenyalan merupakan sifat dalam dari suatu mineral
yang merupakan daya tahan mineral terhadap usaha
pemecahan, penghancuran, pemotongan, dan lengkungan atau
sobekan pendek.
Kekenyalan dapat dibedakan menjadi :
1. Brittle, yaitu mineral dapat hancur atau menjadi seperti
tepung.
2. Sectile, yaitu mineral dapat dipotong menjadi lembaran
tipis pisau lipat.
3. Malleable, yaitu mineral dapat ditempa menjadi lembaran
atau lempengan tipis.
4. Fleksible,yaitu mineral dapat dibengkokkan/dilengkingkan,
tetapi bila gaya yang bekerja pada mineral tersebut tidak
dapat kembali pada keadaan semula.
5. Elastic, yaitu mineral bila dibengkokkan dapat kembali pada
keadaan semula bila gaya yang bekerja sudah tidak ada.
6. Ductile, yaitu mineral dapat digores dengan kawat.
Diaphanety
Diaphanety merupakan sifat yang dimiliki beberapa
mineral, yaitu kemampuan suatu mineral untuk memindahkan
cahaya.
Diapaneaty dapat dikelompokan menjadi:
a. Transparant : apabila benda diletakan di bawah
suatu mineral, maka benda tersebut dapat dilihat dengan
jelas.
b. Translucent : suatu mineral dapat memindahkan
cahaya, tetapi benda yang berada di bawahnya tidak dapat
dilihat dengan jelas.
c. Opaque : sifat suatu mineral yang tidak dapat memindahkan
cahaya.
Berat jenis (Density )
Berat jenis mineral merupakan perbandingan antara berat
mineral di udara terhadap volumenya didalam air. Yang
dimaksud dengan volumenya di dalam air adalah berat volume
air yang sama dengan berat mineral tersebut.
Berat jenis suatu mineral tergantung pada dua faktor yaitu:
a. Jenis atom penyusunnya
b. Variasi atom yang dapat bersenyawa
Sifat-sifat Magnit
Sifat Listrik
Sifat Permukaan
Sifat Radioaktif
Sifat-sifat yang lain:
a. Rasa
Mineral-mineral yang dapat larut dalam air dapat
memberikan rasa yang khas bagi mineral-mineral
yang bersangkutan, antara lain:
- Asin seperti pada Halite (NaCL)
- Pahit seperti pada Ensonit (MgSO4 7H2 O)
- Dingin seperti pada Tawas (KAl3(OH)6(SO)4)2
b. Bau
Kebanyakan meneral dalam keadaan kering atau
baru/segar tidak memberikan bau, tetapi pada
beberapa mineral akan memberikan bau khususnya
kalau mineral itu digosok, dibasahi, direaksikan
dengan asam-asam, dll seperti:
- Bau bawang putih pada mineral arsen (AS)
- Bau belerang pada mineral Belerang (S)
- Bau arang seperti pada batu bara dan aspal.
c. Rabaan
- Rabaan seprti lemak pada mineral Talk
- Rabaan kasar pada kapur
- Rabaan licin pada sepioli
- Melekat kalau diraba seperti pada mineral Kaolin
d. Struktur Mineral
Pada umumnya struktur mineral dapat digolongkan sebagai
berikut:
- Kristaloid : struktur kristalin. Kelompok kristal seperti pada
kalsit, kelompok butir yang tidak teratur, seperti pada marmer.
- Kalloid dan Gel : disini strukturnya amorf.
BAB III
HASIL PERCOBAAN
A. MENGGAMBAR SALIB SUMBU
B. MENGGAMBAR BENTUK KRISTAL, MENGGAMBAR BENTUK
KRISTAL KOMBINASI, MENGGAMBAR STEREOGRAM,
MENGGAMBAR DAN MENENTUKAN UNSUR SIMETRI (BIDANG
SIMETRI) BSU+BST
C. DETERMINASI MINERAL
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari tentang
Kristal.Sedangkan Kristal itu sendiri adalah benda padat homogen yang
memiliki bidang datar yang merupakan pencerminan dari atom-atomnya.
Sistem Kristalografi ada 7 yaitu :
1. Reguler
2. Tetragonal
3. Orthorombic/Rhombik
4. Monoklin
5. Triklin
6. Trigonal
7. Hexagonal
Ada 3 unsur simetri dalam kristalografi antara lain :
1. Bidang Simetri
2. Sumbu Simetri
3. Pusat Simetri
Mineral adalah suatu senyawa anorganik yang terbentuk di alam
(secara alamiah) bersifat homogen, dengan komposisi kimia terbatas dan
sifat fisika tertentu.
Adapun sifat fisik dari suatu mineral adalah sebagai berikut :
Warna
Kilap
Cerat
Belahan
Pecah
Kekerasan
1. Talk
2. Gypsum
3. Kalsit
4. Flourit
5. Apatit
6. Orthoklas
7. Kuarsa
8. Topas
9. Korundum
10. Intan
Kekenyalan
Diphanety
Berat Jenis
B. SARAN
Pada kesempatan kali ini saya selaku penyusun ingin
menyampaikan beberapa saran yang bersifat membangun antara asisten
dengan praktikan,antara lain :
1. Diharapkan kepada semua asisten agar pada saat pelaksanaan
praktikum semua asisten hadir, agar praktikum dapat berjalan lancar
dengan bimbingan dari asisten.
2. Diharapkan agar semua asisten memiliki pendapat yang sama baik
dalam hal penggambaran Kristal maupun Determinasi Mineral, agar
praktikan tidak bingung dalam menggambar dan praktikan mudah
memahaminya.