FORMULASI STRATEGI KORPORASI.docx

39
DAFTAR ISI Daftar Isi 1 I. Pendahuluan 2 I.1 Latar Belakang Masalah 2 I.2 Formulasi Masalah 3 I.3 Tujuan Kajian 3 I.4 Batasan Masalah3 II. Metodologi Pemecahan Masalah 4 III. Analisis Ssistem Tujuan 7 III.1 Analisis Internal 7 III.2 Analisis Eksternal10 III.3 Analisis Portofolio 15 III.4 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan 15 IV. Usulan Formulasi Strategi 17 IV. Kesimpulan 26 Daftar Pustaka 27

description

tugas

Transcript of FORMULASI STRATEGI KORPORASI.docx

DAFTAR ISI

Daftar Isi 1

I. Pendahuluan 2

I.1 Latar Belakang Masalah 2

I.2 Formulasi Masalah 3

I.3 Tujuan Kajian 3

I.4 Batasan Masalah 3

II. Metodologi Pemecahan Masalah 4

III. Analisis Ssistem Tujuan 7

III.1 Analisis Internal 7

III.2 Analisis Eksternal 10

III.3 Analisis Portofolio 15

III.4 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan 15

IV. Usulan Formulasi Strategi 17

IV. Kesimpulan 26

Daftar Pustaka27

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

House of Leather didirikan oleh Ade Kusmana, pengusaha pengrajin produk berbahan dasar kulit yang berasal dari kotaBandung dan terletak di Jalan Cikutra No. 18/148 B RT.01/ RW.02.IKM ini berdiri sejak tahun 2000 sehingga telah menghasilkan ratusan unit produk berbahan dasar kulit. Adapun produk yang diproduksi meliputi: tas,sabuk, dompet, hiasan, tempat hp, dan tempat lipstik, namun fokus utama produk yang diproduksi adalah tas kulit. Sementara itu, sebagian besar produk diproduksi secara manual (handmade) dengan mengandalkan keterampilan pekerja dalam membuat produk.House of Leather memiliki layanan pemesanan (made by order) dan persediaan (made by stock). Biasanya, setiap kali pemesanan menghasilkan 10 pieces sampai 1 lusin produk. Selain itu, jumlah tenaga kerja yang dimiliki House of Leather sekitar ± 20 tenaga kerja yang melakukan proses pembuatan dari tahap awal hingga akhir.

Sementara itu, kondisi House of Leather saat ini dilihat dari beberapa elemen lingkungan termasuk kedalam kondisi lingkungan yang memiliki ketidakpastian tinggi (high uncertainty).House of Leathermemiliki tenaga kerja diperoleh dari komunitas masyarakat sekitar, adanya pekerja yang terampil sangat mempengaruhi keberlangsungan bisnis ini. Selain itu, kondisi keuangan House of Leather saat ini cukup stabil dimana, modal awal Hol diperoleh dari dana individu dari pendiri atau pemilik bisnis ini, kemudian dana bantuan juga diperoleh dari beberapa BUMN di Indonesia. Namun, adanya ketidakstabilan ekonomi yang disebabkan terjadinya inflasi membuat industri ini mengalami penurunan produksi, karena kelangkaan dan naiknya harga bahan baku. Sementara itu, House of Leather belum memiliki pasar yang luas, industri ini belum memiliki pelanggan tetap dan belum ada hubungan partnership dengan industri lain. Dari segi teknologi, House of Leather belum mampu menerapkan metode yang efektif untuk efisiensi produksi dan sebagian besar proses produksi dilakukan secara manual. Kemudian, industri ini sudah memperoleh ijin usaha yang sah dari pemerintah dan sering mengikuti banyak pelatihan dan pameran IKM. Selain itu, industri ini menerapkan jam kerja selama delapan jam perhari mengikuti peraturan ketenagakerjaan kota Bandung. Kemudian, industri ini dalam memperoleh bahan baku telah memiliki pemasok yang tetap meskipun persediaan bahan baku tidak dapat diprediksi.

Sementara itu, House of Leather memiliki kelemahan dari sisi usahanya untuk berkembang.House of Leather memiliki toko dengan lokasi kurang strategis, karena belum menyediakan lahan parkir dan layanan toko yang nyaman bagi pembeli. Kemudian, tempat produksi tas kulit belum memadai karena kondisi tempat kerja yang masih minim, kenyamanan kerja tidak ada, dan stasiun, serta layout tempat kerja tidak beraturan. Dalam hal proses produksi, sebagian besar pekerja masih mengandalkan keterampilannya dalam menjahit untuk menghasilkan produk, meskipun ada beberap proses dilakukan dengan mesin, namun mesin yang digunakan tergolong mesin lama. Selain itu, tas kulit House of Leather tidak memiliki diferensiasi pada produknya,

2

sebagian besar model tas diperoleh dari produk tas bermerek lainnya. Kemudian, House of Leather tidak memiliki merek pada produknya, sehingga banyak konsumen yang membeli produk ini dan dijual kembali dengan merek yang berbeda.Sehingga, House of Leather tidak memiliki brand image pada produk dan usahanya.Selain itu, House of Leather tidak memiliki hubungan partnership untuk mengembangkan usahanya dengan memperoleh banyak link dan memperluas pasar.Dalam menjaga kualitas produknya House of Leather tidak memiliki quality control yang baik dan standar operasi yang tepat. Oleh karena itu, kelemahan terebut menjadi kendala bagi House of Leather untuk berkembang dan meningkatkan usahanya.

House of Leather belum memiliki visi, misi, dan tujuan, serta struktur organisasi yang jelas dalam usahanya.Sehingga, kegiatan manajerial perusahaan tidak berjalan dengan baik, yang mengakibatkan banyak masalah dan hambatan yang dihadapi oleh IKM ini untuk berkembang.Industri ini belum memiliki strategi yang tepat untuk mengatasi hambatan dalam usahanya.Hal ini disebabkan minimnya pengetahuan pemilik dan pekerja dalam mengatasi permasalahan yang terjadi.Selain itu, House of Leather perlu mengetahui dimana letak kekuatan dan kelemahan perusahaannya agar dapat mengatasi ancaman yang ada, dan kemudahan memanfaatkan peluang usahanya.

Adanya hambatan dan permasalahan yang ada dalam industri ini dapat diidentifikasi melalui analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, threat), yang akan memberikan usulan alternatif strategi. Usulan alternatif strategi tersebut kemudian dikuantifikasi menggunakan matriks QSP (Quantitative Strategic Planning) dan diambil strategi terbaik yang dapat menyelesaikan masalah House of Leather.

I.2 Formulasi Masalah

Perumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana strategi korporasi House of Leather?”

I.3 Tujuan (sasaran) kajian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengusulkan alternatif strategi korporasi terbaik pada House of Leather.

I.4 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dari penelitian ini meliputi:

1. Objek penelitian dilakukan pada industri kecil dan menengah House of Leather2. Sektor industri yang diteliti merupakan pengrajin tas kulit yang berada di

Bandung3. Analisis internal dan eksternal dari House of Leather menggunakan pendekatan

SWOT (strength,weakness, opportunity, dan threat) sehingga menghasilkan usulan strategi korporasi

3

BAB II

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Berisi langkah-langkah dan kerangka dasar pemikiran yang digunakan dalam analisis masalah dan melakukan sintesis berdasarkan pendekatan manajemen strategi yang diusulkan untuk memecahkan masalah tersebut.

Pemecahan masalah industri kulit House of Leather dilakukan melalui pendekatan manajemen strategis. Terdapat enam tahap proses manajemen strategis, diantaranya:

Dari keenam tahapan proses manajemen strategis, kajian dari penelitian ini merupakan pada tahap pertama yaitu perumusan strategi. Terdapat langkah-langkah dalam merumuskan strategi.

4

Perumusan strategi

Perencanaan strategi

Penyusunan program

Penyusunan anggaran

Implementasi

Pemantauan

PENENTUAN:VISI, MISI, DAN TUJUAN (GOAL)

IDENTIFIKASI LINGKUNGAN

ANALISIS EKSTERNAL

(OPPORTUNITY, THREAT)

ANALISIS INTERNAL

(STRENGTH, WEAKNESS)

ANALISIS PORTOFOLIO

IDENTIFIKASI EVALUASI

ALTERNATIF STRATEGI

PERUMUSAN PELUANG & MASALAH

UTAMA

PERUMUSAN STRATEGI

AN

AL

ISIS

SIS

TE

M T

INJA

UA

NU

SU

LA

N F

OR

MU

LA

SI S

TR

AT

EG

I

Gambar 2.1 Diagram perumusan strategi

5

Dari diagram di atas, proses perumusan strategi dibagi menjadi dua bahasan yaitu analisis sistem tinjauan dan usulan formulasi strategi korporasi. Untuk analisis sistem tinjauan, meliputi identifikasi lingkungan yang akan dimasuki di masa yang akan datang, penentuan visi, misi, keyakinan dasar, nilai dasar, dan tujuan (goals), analisis internal dan eksternal, analisis portofolio, dan perumusan peluang dan masalah utama. Sedangkan untuk formulasi strategi korporasi meliputi identifikasi evaluasi alternatif strategi dan perumusan strategi.

6

BAB III

ANALISIS SISTEM TINJAUAN

Analisis sistem tinjauan dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, dan threat) yang dibagi menjadi dua yaitu analisis internal dan eksternal. Analisis internal berupa strength dan weakness, sedangkan analisis eksternal berupa opportunity dan threat. Dalam melakukan pembobotan, digunakan empat perspektif Balance Score Card (BSC).

Gambar 3.1 Empat Perspektif Balance Score Card (BSC)

III.1 Analisis Internal

Menurut David A.Aaker (2005) analisis internal dalam tubuh perusahaan dapat dilakukan melalui pendekatan terhadap beberapa faktor seperti performansi, sumber dana serta kemampuan organisasi dan keterbatasannya. Keseluruhan hasil analisis ini nantinya akan mengarahkan pada penentuan kelemahan dan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan.

Tenaga KerjaHouse of Leather memiliki tenaga kerja yang berjumlah 20 orang yang berada

dalam kategori usia produktif. Tenaga kerja ini mampu memberikan kontribusi yang baik terhadap perusahaan dikarenakan tenaga dan skill yang dimiliki oleh mereka. House of Leather melakukan perekrutan terhadap tenaga kerja yang sebelumnya telah memiliki kehlian dan pengalaman dalam bidang menjahit.

House of Leather memiliki jumlah tenaga kerja yang banyak dan berkompeten untuk membantu mereka dalam level produksi, namun House of Leather sama sekali tidak memiliki sumber daya manusia yang berkompeten untuk membantu HoL dalam

7

FINANCIALContoh: Penggunaan aset, optimasi modal

kerja

CUSTOMERContoh: Meningkatkan kepuasan pelanggan,

menargetkan pelanggan yang menghasilkan keuntungan

terbesar

INTERNAL BUSINESSContoh: Pengiriman tepat waktu, optimasi teknologi, hubungan efektif dengan

stakeholders

LEARNING AND GROWTH

Contoh: Pemberdayaan, meningkatkan keahlian dan

kemampuan beradaptasi

level manajerial. Hal ini menyebabkan kurang optimalnya pelaksanaan dalam hal pemasaran, keuangan dan juga R&D.

Kualitas produkProduk yang dibuat oleh House of Leather merupakan produk yang diolah dari

bahan baku kulit hewan yang memiliki nilai tinggi karena keunggulan dalam hal daya tahannya. Untuk memberikan pelayanan yang baik terhadap pembelinya maka House of Leather menawarkan garansi yang berlaku selamanya terhadap unit produk (HoL telah menetapkan beberapa ketentuan kerusakan yang dapat di claim oleh pembelinya).

Namun, terdapat beberapa kekurangan yang dimiliki produk HoL, hal tersebut terkait dengan brand image yang masih belum kuat. Hal ini dikarenakan produk HoL yang belum memiliki ciri khas tersendiri (sebagai akibat dari penentuan design produk yang masih meniru designer lainnya). Selain itu HoL juga belom memiliki logo tersendiri untuk produknya sehingga dirasa masih kurang dalam memberikan image yang kuat.

Sistem Produksi.House of Leather belum memiliki SOP dan juga standar QC yang jelas, hal ini

menyebabkan kurang termanfaatkannya kemampuan tenaga kerja secara optimal dan juga kualitas produk yang dihasilkan tidak selalu konsisten setiap waktunya. Teknoogi yang digunakan pun masih sangat sederhana (HoL semenjak berdiri sampai dengan sekarang belum melakukan pembaharuan dalam pembelian mesin jahit terbaru).

FinansialKemampuan finansial House of Leather tergolong baik dan stabil dimana selain

memperoleh sumber dana dari profit yang diperoleh, HoL juga mendapatkan bantuan dana dari instansi seperti pertamina dan juga telkom.

Kemampuan OrganisasiHouse of Leather belum memiliki struktur organisasi yang jelas dan juga SDM

yang berkompeten dalam bidang manajerial. Keseluruhan tugas dibebankan kepada pemilik, walaupun terdapat bantuan yang berasal dari keluarga pemilik sendiri hal tersebut tidak terlalu membantu banyak dikarenakan kerabat tersebut hanya ditempatkan sebagai pengawas teknik produksi. Hal ini tentunya akan menyebabkan kurang optimalnya pengembangan perusahaan terkait dengan pemasaran dan bidang lainnya.

AssetHouse of Leather telah memiliki toko tersendiri dan toko tersebut telah memiliki

design yang bagus dan menarik (bergaya minimalis dan modern), namun sayangnya toko tersebut berada dalam lokasi yang tidak strategis dimana calon pembeli harus melalui gang sempit yang kadang memberikan aroma yang tidak sedap ketika melewatinya. Gang tersebut hanya bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua atau dengan berjalan kaki, sehingga menyusahkan untuk para calon pembeli yang menggunakan mobil (HoL tidak menyediakan lapangan parkir khusus).

8

Dari keseluruhan analisis internal yang telah dilakukan tersebut maka didapatkan hasil mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan sebagai berikut.

FAKTOR Strength WeaknessINTERNAL

Tenaga Kerja

Memiliki pekerja yang banyak, terampil, dan berpengalaman

Usia pekerja dalam kategori produktif

Tidak memiliki pekerja yang unggul dalam hal manajerial (pemasaran, keuangan, R & D) dan desain produk

Upah pekerja yang murah Finansial Sumber dana terjamin yaitu dari

dana pribadi, Telkom, Pertamina, dan jasa perbankan

Kualitas Produk

Garansi produk selamanya Belum memiliki brand image yang kuat

Belum adanya logo khusus pada produk House of Leather

Tidak memiliki keunikan tersendiri dalam desainnya (ciri khas)

Pemasaran Barang diproduksi dengan cara made to stock dan made by order

Belum ada partnership

Sistem produksi

Belum ada standard operation procedure

Belum ada quality control yang baik Tempat kerja belum memadai Tidak mengikuti perkembangan teknologi dalam hal mesin

Memiliki pemasok tetapAsset Telah memiliki toko sendiri namun

lokasinya tidak strategis

Organisasi Struktur organisasi yang belum jelas

9

III.2 Analisis Eksternal

Analisis Eksternal ditinjau dari 4 komponen meliputi Konsumen, Pesaing, Environment, dan juga Market/Sub Market (Aaker, 2005). Adapun hasil analisis yang dilakukan nantinya akan memberikan informasi terkait dengan peluang dan juga ancaman bagi perusahaan.

Konsumen Segmentasi konsumen terkait dengan produk kulit meliputi :

Customer CharacteristicsPendekatan Customer

Sex Wanita dan priaAge > 20 tahun

Product Related ApproachPendekatan Customer

User type Wanita karirIbu rumah tangga

Fashionista

Pria Kantoran

Reseller

Benefit sought Mereka yang konsern terhadap nilai yang dimiliki oleh produk kulit (prestige)

Mereka yang mengharapkan produk yang memiliki daya tahan (umur hidup) tinggi

Price sensitivity Income > Rp 6.000.000

Melihat dari segmentasi konsumen yang dapat dikuasai oleh industri kulit, terlihat adanya peluang yang dapat dimanfaatkan dalam segi produk kulit untuk pria yang selama ini belum dikembangkan secara dalam oleh HoL. Selain itu terdapat konsumen HoL yang juga merupakan reseller, peluang ini tentunya dapat dimanfaatkan dengan baik oleh House of Leather untuk dapat meningkatkan penjualan dan mengembangkan pasar karena reseller umumnya akan membeli dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan pembeli tunggal lainnya.

Pesaing

10

Garin Leather Otty A. Hendrarto

Tas chick & unique House of Leather

Sumber bahan baku

Mengolah sendiri

Pemasok, dengan mengorder sesuai dengan kebutuhan

Pemasok, dengan mengorder sesuai dengan kebutuhan

Pemasok, pemesanan tergantung dari ketersediaan pemasok.

Sistem pemesanan

Made to stock Made to order Made to order Made to stock dan made to order

Segmentasi Pria dan wanita wanita Pria dan wanita wanita Brand image

Cuku[ Tinggi Cukup Tinggi rendah cukup

Derah pemasaran

Indonesia Luar Negeri (Eropa, Jepang)

Indonesia Indonesia

Dari hasil analisis pesaing terlihat bahwa House of Leather memperoleh ancaman berupa sumber bahan baku yang hanya mengandal dari ketersediaan pemasok serta terdapat beberapa pesaing yang telah memiliki nama (memiliki brand image kuat) seperti Garin Leather dan Otty A. Hendrarto.

Market/sub MarketSub Market terkait dengan produk tas dan aksesoris kulit untuk pria memiliki

peluang yang tinggi untuk dikembangkan, dimana diketahui bahwa pria lebih menyukai untuk menggunakan bahan kulit untuk pemilihan aksesoris, tas, sepatu ataupun sandal karena dinilai lebih maskulin dan lebih tahan lama (awet).

EnviromentalPemerintah Guna meningkatkan peran IKM, beberapa upaya telah dilakukan oleh Pemerintah,

yang diantaranya dapat dikelompokkan dalam beberapa langkah seperti: 1. Mendorong pengembangan IKM yang berkompetensi teknologi2. penciptaan sistem dan iklim usaha yang kondusif, sekaligus menyediakan

lingkungan yang mampu mendorong pertumbuhan IKM secara sistematis, mandiri, dan berkelanjutan

3. Penciptaan sistem penjaminan secara finansial terhadap operasionalisasi kegiatan usaha ekonomi produktif yang dilakukan IKM

4. Penyediaan bantuan teknis dan pendampingan secara manajerial guna meningkatkan status IKM agar feasible sekaligus bankable dalam jangka panjang.

Selain itu terdapat juga peraturan pemerintah yang tertera dalam Perpres 28/2008 yang menyebutkan mengenai pemberlakuan otonomi daerah sesuai dengan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dimana pemerintah daerah diberikan

11

kewenangan untuk membangun daerahnya sesuai dengan potensi dan unggulan yang dimiliki. Sehingga selain dari pemerintah pusat, pemerintah daerah pun turut andil dalam mengembangkan potensi daerahnya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang dimiliki. Selain itu, institusi pendidikan pun ikut andil dengan mengadakan beberapa seminar dan pelatihan serta pameran yang dilakukan agar dapat mengembangkan IKM yang ada disekitar mereka.

TeknologiSaat ini teknologi mengalami perkembangan yang sangat maju, terlihat dengan

semakin besarnya peran terknologi tersebut dalam memberikan kemudahan dalam kehidupan manusia. Salah satu peran teknologi yang yang berkembang adalah dalam hal dunia maya dan juga gadget/elektronik lainnya. Akses internet telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia, dan gadget telah menjadi media perantara yang sangat baik untuk dapat membantu masyarakat untuk dapat mengakses internet dimana pun dan kapan pun. Penyaluran informasi pun dapat bergerak dengan cepat melalui dunia maya, tak terpungkiri dalam hal promosi dan sistem penjualan (penerapkan basis online). Hal ini tentunya memberikan peluang yang sangat baik untuk pelaku industri dalam mengembangkan usaha, dikarenakan banyak keuntungan yng dapat diperoleh dengan melakukan pemasaran di dunia maya, dimana pembeli mendapat kemudahan dengan dapat memilih dan memesan produk tanpa harus pergi ke toko, dan kendala seperti beda pulau ataupun beda negara dapat diatasi.

SosialHouse of Leather terletak di kota Bandung yang dimana masyarakatnya sangat

mendukung akan pembangunan industri kerajinan tangan kulit yang dapat dianggap sebagai salah satu produk yang khas dari daerah mereka. Masyarakat tersebut mampu membantu perusahaan dalam mempromosikan produk mereka. Daerah sekitar HoL juga didukung oleh SDM yang banyak sehingga akan mempermudah HoL dalam melakukan perekrutran tenaga kerja.

EkonomiPerekonomian nasional sepanjang tahun 2012 tercermin dari tingkat inflasi yang

mencapai 4,3%, atau sedikit di atas tingkat inflasi 2011 (3,8%). Namun apabila dilihat secara menyeluruh terlihat tingkat inflasi aktual dari tahun ke tahun tidak stabil (Gambar 3.2).

12

Sumber: BPSGambar 3.2 Tingkat Inflasi Indonesia (2008-2012)

Sumber: BI

Gambar 3.3 Tingkat Inflasi Indonesia Tahun 2013

Untuk tahun 2013 (Gambar 3.3) terlihat bahwa laju inflasi terus mengalami kenaikan hingga diatas 8% dan nilainya yang berada jauh pada tingkat inflasi 2012 (4,3%), hal ini menuntut pelaku bisnis untuk mampu bekerja dengan lebih inovatif agar dapat meningkatkan efisiensi, produktivitas serta kreativitas perusahaannya dalam bersaing agar dapat mengimbangi tingginya inflasi yang ada. Inflasi akan mempengaruhi daya beli dari uang dan nilai aset yang dimiliki oleh perusahaan.

Sehingga dari proses analisis terkait faktor eksternal yang dilakukan diatas, diperoleh informasi terkait peluang dan ancaman yang dapat dilihat sebagai berikut.

13

FAKTOR Opportunity TreatEKSTERNAL

Konsumen Tingginya interest pria dalam memiliki tas, sepatu dan aksesoris kulit

Banyaknya konsumen yang menjadi penjual kembali (reseller)

Pesaing Terdapat industri kulit lainnya yang telah berkembang dengan sangat baik dan memiliki nama

Mengolah bahan mentah sendiri atau melakukan order sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Enviromental(Kebijakan pemerintah, ekonomi, politik dan teknologi)

Mendapat pelayanan pemerintah dan institusi pendidikan melalui pelatihan dan pameran lokal

Kemajuan teknologi dalam hal dunia maya (internet telah menjadi kebutuhan bagi sebagian besar manusia)

Tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil

Perdagangan bebas (AFTA)

Berada dalam komunitas masyarakat yang mendukung adanya usaha pembuatan tas bahan kulit asli

Tempat lokasi produksi yang dekat dengan sumber daya manusia

Market/sub Market

Besarnya peluang untuk pasar tas,sepatu,aksesoris kulit untuk pria

14

III.3 Analisis Portofolio

Berikut adalah matriks portofolio SWOT.Strength Weakness

Barang diproduksi dengan cara made to stock dan made by order Lokasi toko tidak strategisMemiliki pekerja yang banyak, terampil, dan berpengalaman Tempat kerja belum memadaiUpah pekerja yang murah Tidak mengikuti perkembangan teknologi dalam hal mesinUsia pekerja dalam kategori produktif Tidak memiliki keunikan tersendiri dalam desainnya (ciri khas)Sumber dana terjamin yaitu dari dana pribadi, Telkom, Pertamina, dan jasa perbankan

Tidak memiliki pekerja yang unggul dalam hal manajerial (pemasaran, keuangan, R & D) dan desain produk

Memiliki pemasok tetap Belum memiliki brand yang kuatGaransi seumur hidup Belum ada standard operation procedure

Belum ada quality control yang baikBelum ada partnershipBelum adanya logo khusus pada produk House of LeatherStruktur organisasi yang belum jelas

Opportunity ThreatMendapat pelayanan pemerintah dan institusi pendidikan melalui pelatihan dan pameran lokal

Jumlah bahan baku bergantung pada pemasok

Pasar yang luas melalui media online Tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang tidak stabilPeluang untuk memperbesar pasar dengan menyentuh segmen pria

Pesaing yang kuat

Berada dalam komunitas masyarakat yang mendukung adanya usaha pembuatan tas bahan kulit asli

Belum memiliki konsumen tetap

Tempat lokasi produksi yang dekat dengan sumber daya manusiayang berkompeten

Perdagangan bebas (AFTA)

Terdapat perkembangan teknologi mesin jahit terbaruBanyaknya konsumen yang menjadi penjual kembali

Internal

Eksternal

III.4 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan

House of Leather selama ini belum memiliki visi, misi serta tujuan yang mampu memberikan arahan yang jelas terhadap perusahaannya. Untuk itu penulis mencoba membantu merumuskan visi, misi serta tujuan yang akan menjadi identitas dan arah pelaksanaan kegiatan perusahaan.

Menetapkan Visi Langkah yang dilakukan untuk menetapkan visi adalah dengan meninjau hal-hal

yang mencakup:- Jangka panjang perusahaan (masa depan)- Pemberian identitas yang kuat

- Memutuskan “WHO we are, WHAT we do & WHERE we are headed”

Who we are : industri dalam bidang fashion berbahan kulitWhat we do : menciptakan produk-produk original yang menarik

dengan kualitas terbaikWhere we are headed : menjadi perusahaan besar pusat fashion kulit

Dengan melihat House of Leather sebagai industri yang bergerak dalam industri produk kulit maka visi yang dianggap mampu mewakili perusahaan adalah :

15

“Menjadikan perusahaan sebagai pusat para pecinta fashion kulit”

Menetapkan MisiWhy we are here : Memenuhi keinginan pasar, melengkapi style para pecinta fashion, menjadi produk pilihan utama pecinta fashion. Sehingga penetapan misi yang akan mewakili tindakan yang harus dilakukan House of Leather untuk mewujudkan visi adalah:

“Menciptakan produk yang memenuhi keinginan konsumen dengan menggunakan bahan baku terbaik dan dikerjakan oleh pekerja yang berkompeten, serta pemilihan design yang inovatif, simple dan elegan.”

Menetapkan Tujuan Tujuan perusahaan ditetapkan untuk dapat mengukur kinerja House of Leather

sehingga dapat terus bergerak ke arah yang lebih baik. Adapun tujuan House of Leather adalah :

- Pertumbuhan pendapatan rata-rata 10% per tahun - 10 % pendapatan per tahun diperoleh dari penjualan ketingkat internasional- Pengurangan ongkos produksi satu unit produk sebesar 5% per tahun

16

BAB IV

USULAN FORMULASI STRATEGI KORPORASI

Formulasi strategi dilakukan dengan mengkaji SWOT (strength, weakness, opportunity, dan threat) perusahaan, antara strength dengan opportunity, weakness dengan opportunity, strength dengan threat, dan weakness dengan threat. Setelah didapat alternatif strategi, kemudian ditentukan strategi-strategi korporasi yang paling berpengaruh dimana strategi-strategi tersebut akan dikuantifikasi menggunakan QSP (Quantitative Strategic Planning).

IV.1 Formulasi Strategi

Berdasarkan analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, dan threat) didapat alternatif strategi sebagai berikut:

Strength-Opportunity

1. Diversifikasi ke produk pria seperti tas dan aksesoris kulit (S2, S3, S4, S5, S6, O2, O3, O7)Strategi ini dipilih karena dengan pekerja dan pemasok yang dimiliki, House of Leather dapat memanfaatkan peluang pasar pada segmentasi produk pria, penjualan melalui media online, dan peluang adanya konsumen yang menjadi reseller.

2. Menjalin kerja sama kepada reseller(S1, O2, O7)Strategi ini dipilih karena kemampuan House of Leather dalam memenuhi pemesanan made by order maupun made to stock yang baik sehingga dapat memanfaatkan peluang penjualan melalui media online, dan peluang adanya konsumen yang menjadi reseller.

3. Perekrutan karyawan dipilih dari masyarakat sekitar lokasi produksi(S2, S3, S4, O5)Strategi ini dipilih karena dengan adanya peluang tempat lokasi produksi yang dekat dengan sumber daya manusia berkompeten, House of Leather dapat memiliki pekerja yang banyak, terampil, dan berpengalaman dengan usia produktif dan upah yang murah.

4. Mengikuti pelatihan dan pameran yang diadakan pemerintah(S2, S4, O1)Pekerja House of Leather yang banyak, terampil, dan berkompeten serta yang berusia produktif dapat ditingkatkan keterampilan dan kompetensinya lewat pelayanan pemerintah seperti pelatihan. Selain itu, pemberdayaan pekerja juga dapat dilakukan dengan mengikuti pameran yang diadakan pemerintah, sehingga sumber daya manusia yang dimiliki House of Leather dapat dimanfaatkan dengan lebih baik.

5. Mencantumkan ketentuan garansi disetiap promosi yang dilakukan secara online(S2, S4, S7, O2)

17

Dengan adanya kekuatan garansi seumur hidup, pekerja yang banyak, terampil, dan berkompeten serta yang berusia produktif, House of Leather dapat memperluas pasar melalui media online, salah satunya dengan mencantumkan ketentuan garansi secara online.

6. Menyusun proposal terkait dengan pembelian mesin baru kepada pemberi modal(S5, O6)Dengan adanya kekuatan sumber dana yang terjamin, House of Leather dapat mengajukan proposal terkait pembelian mesin baru untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi.

Weakness-Opportunity

1. Mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah terkait dengan inovasi produk baru, manajerial, SOP, dan quality control (W4, W5, W7, W8, O1)Strategi ini dipilih karena adanya peluang dari pemerintah yang menyediakan pelatihan bagi tenaga kerja untuk mengasah keterampilan tenaga kerja dalam berpikir inovatif dalam hal membuat produk baru, mengelola usaha, dan merancang SOP, serta menerapkan quality control dengan tepat.

2. Merekrut sumber daya manusia yang memiliki kemampuan manajerial (W5, O5)Strategi ini dipilih karena adanya peluang lokasi produksi yang dekat dengan sumber daya manusia yang kompeten, sehingga perusahaan dapat merekrut dan memperoleh pekerja yang unggul dalam mengelola perusahaan dalam hal (pemasaran, keuangan, R & D) dan desain produk.

3. Memperluas link dengan menjalin partnership untuk memperluas pasar (W6, W9, O3)Strategi ini dipilih karena adanya peluang dalam memperbesar pasar dan memperluas link, untuk menyentuh segmen pria dalam hal produk tas kulit khusus pria. Oleh karena itu, perusahaan perlu memiliki brand yang kuat dan menjalin partnership dengan industri lain.

4. Membuat logo dan menciptakan brand image untuk memperoleh pasar (W6, W10, O2, O7)Strategi ini dipilih karena adanya peluang dalam memperoleh pasar melalui media online, sehingga perusahaan perlu memiliki brand image yang kuat dengan mempunyai merek dan logo produk. Sehingga, konsumen dapat memperoleh, menilai, dan mengenali produk melalui merek dan logo yang dimiliki perusahaan melalui media online.

5. Merenovasi tempat kerja dan menata ulang layout kerja (W2, O4)Strategi ini dipilih karena adanya peluang perusahaan yang berada pada komunitas masyarakat yang mendukung dalam usaha pembuatan tas kulit. Oleh karena itu, perusahaan perlu merencanakan perbaikan tempat produksi yang memadai dan nyaman dalam proses produksi. Sehingga, pekerja dapat meningkatkan produktivitasnya dan produk yang dihasilkan lebih banyak.

6. Membeli mesin jahit yang memadai (W3, O6)

18

Strategi ini dipilih karena adanya peluang perusahaan dalam memanfaatkan perkembangan teknologi mesin jahit terbaru. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengikuti perkembangan teknologi mesin jahit terbaru, karena permintaan pasar yang semakin spesifik terhadap keunikan desain dan jenis jahitan pada tas kulit. Selain itu, semakin meningkatnya permintaan pasar terhadap produk tas kulit. Dengan demikian, adanya mesin jahit berteknologi tinggi dapat memenuhi permintaan pasar tersebut.

7. Membuat struktur organisasi dengan pembebanan tugas yang jelas (W11, O5)

Strategi ini dipilih karena adanya peluang lokasi produksi yang dekat dengan sumber daya manusia yang berkompeten.Oleh karena itu, perusahaan perlu merekrut dan memperoleh pekerja yang berkompeten dan ditempatkan berdasarkan jobdesk, serta kemampuannya melalui penempatan pekerja beradasarkan struktur organisasi yang jelas dan tepat.

Strength-Threat

1. Menjalin kerja sama dengan pemasok secara profesional (S6, T1)Strategi ini dipilih karena perusahaan memiliki pemasok bahan baku yang tetap. Oleh karena itu, kerjsama yang terjalin secara profesional dengan pemasok diharapkan akan mempertahankan konsistensi dalam persediaan bahan baku ( stabil dan tidak mengalami kekurangan). Selain itu, adanya pemasok tetap dapat memberikan kemudahan dalam memperoleh bahan baku dan harga yang murah sebagai loyalitas hubungan perusahaan terhadap pemasok.

2. Mencantumkan ketentuan garansi disetiap promosi yang dilakukan(media cetak dan media elektronik) (S2, S4, S7, T3, T4, T5)Strategi ini dipilih karena perusahaan memiliki pekerja yang banyak, berpengalaman dan terampil, serta usia pekerja yang masih produktif, kemudian layanan garansi produk selamanya. Oleh karena itu, perusahaan dapat menghadapi persaingan yang kuat melalui tenaga kerja yang berpengalaman, terampil, dan produktif untuk mengatasi hambatan dalam bersaing melalui inovasi produk dan pemberian layanan garansi selamanya pada produk tas kulit.Sehingga, perusahaan dapat memperoleh pelanggan yang loyal melalui layanan lebih melalui promosi produk dengan menawarkan garansi produk selamanya.

3. Membuat standar baku kerja (SOP) dan pengawasan terhadap pekerja agar meningkatkan efisiensi dan produktivitas (S2, S3, S4, T3)Strategi ini dipilih karena perusahaan memiliki pekerja yang banyak, terampil, dan berpengalaman, serta usia produktif dengan upah yang murah. Oleh karena itu, perusahaan dapat menghadapi persaingan yang kuat dengan memanfaatkan keunggulan tenaga kerja dalam melakukan proses produksi melalui ketetapan standar baku kerja (SOP). Hal ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi produksi dan produktifitas tenaga kerja.

4. Menciptakan design dengan mengkombinasikan dengan bahan kain khas Indonesia (seperti batik, perca, dan tenun) (S2, S3, S4, S5, T2, T3, T5)Strategi ini dipilih karena perusahaan memiliki pekerja yang berpengalaman terampil,dan upah yang murah, kemudian usia pekerja yang masih produktif serta

19

bantuan dana. Oleh karena itu, perusahaan dapat menghadapi tingkat inflasi yang menyebabkan kelangkaan dan kenaikan harga bahan baku, sehingga adanya bantuan dana, penurunan biaya produksi, dan upah pekerja yang cukup dapat menyelesaikan permasalahan biaya dalam memperoleh bahan baku. Selain itu, Adanya pekerja yang berpengalaman , terampil, dan produktif dalam hal menjahit dapat menghasilkan produk yang inovatif, sehingga perusahaan dapat bersaing karena menambah daya tarik konsumen terhadap desain produk yang unik

5. Memperbaharui website dengan menggunakan bahasa internasional dan mengontrol website secara rutin (S1, T5)Strategi ini dipilih karena perusahaan dapat memenuhi ketersediaan stok (made by stock) dan pemesanan (made by order). Oleh karena itu, adanya perdagangan bebas akan mengakibatkan kenaikan permintaan konsumen dalam pemesanan produk, kemudian perusahaan juga harus dapat memenuhi ketersediaan stok barang apabila tingginya pembelian. Sementara itu, sebagian besar konsumen melakukan pembelian dan transaksi secara online, sehingga perusahaan harus memantau konsumen yang memesan produk melalui website resmi, supaya dapat memprediksi produk yang akan diproduksi.

Weakness-Threat

1. Mencari lokasi toko yang strategis, dekat dengan tempat produksi, dan memiliki lahan parkir yang luas(W1, T3, T4)Strategi ini dipilih karena House of Leather tidak memiliki lokasi toko yang strategis.Dengan menerapkan strategi ini, House of Leather dapat mengatasi ancaman pesaing yang kuat dan konsumen yang tidak tetap yang berdampak pada ketidakstabilannya pendapatan dari House of Leather.Sehingga, House of Leather dapat memiliki daya saing yang kuat dan dapat menarik konsumen untuk berlangganan.

2. Meningkatkan profit sehingga dapat membeli mesin terbaru(W3, T2)Dengan adanya peningkatan profit, House of Leather memiliki simpanan dana yang dapat digunakan untuk membeli mesin baru. Selain itu, simpanan dana ini juga dapat meminimalisir dampak dari kondisi ekonomi lingkungan. Jika terjadi inflasi atau pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil, House of Leather dapat tetap bertahan karena memiliki simpanan dana.

3. Menciptakan desain yang orisinil untuk meningkatkan brand image(W4, W6, W10, T3)Dengan adanya desain yang orisinil, House of Leather memiliki keunikan tersendiri pada produknya sehingga dapat memiliki brand yang kuat. Desain dalam hal pembuatan logo juga dapat dilakukan untuk meningkatkan brand image. Strategi ini dapat mengatasi ancaman pesaing yang kuat karena dengan adanya brand image yang baik, House of Leather dapat bersaing dengan para pesaingnya.

4. Meningkatkan penjualan dalam negeri dan luar negeri dengan membangun kerja sama dengan klien yang berpotensial(W6, W9, T5)Dengan strategi ini House of Leather dapat mengatasi ancaman perdagangan bebas (AFTA) dengan meningkatkan penjualan sehingga tidak kalah dalam persaingan perdagangan bebas (AFTA) tersebut. Peningkatan penjualan dalam negeri dan luar

20

negeri ini dapat meningkatkan kekuatan brand, dimana House of Leather akan memiliki image yang lebih baik jika mampu menjual produknya ke dalam negeri , terlebih lagi luar negeri. Penjualan dapat dilakukan dengan membangun kerja sama dengan klien baik yang pernah membeli produk House of Leather maupun yang belum pernah membeli produk House of Leather sehingga House of Leather dapat memiliki partnership dalam bisnisnya.

5. Memperbaiki layout kerja untuk dapat meningkatkan daya saing(W2, T3, T5)Strategi ini mengatasi kekurangan House of Leather dimana belum memiliki tempat kerja yang memadai serta ancaman pesaing yang kuat dan perdagangan bebas (AFTA). Adanya layout kerja yang baik, akan berdampak pada peningkatan produktivitas pekerja dan juga berdampak pada kualitas produk sehingga dapat mengatasi ancaman pesaing yang kuat serta perdagangan bebas (AFTA).

6. Membuat kontrak kerja dengan pemasok(W9, T1)Strategi ini dapat mengatasi kelemahan belum adanya partnership serta dapat meminimalisir ketidakstabilan ketersediaan jumlah bahan baku pada pemasok. Dengan adanya partnership berupa kontrak kerja dengan pemasok, House of Leather memiliki jaminan pasti ketersediaan bahan baku.

7. Merekrut tenaga kerja yang ahli dibidang manajerial untuk dapat membantu perusahaan beradaptasi dengan cepat dan baik terhadap kondisi eksternal yang tidak stabil(T1, T2, T3, T4, T5, W5)Dengan adanya strategi ini House of Leather dapat mengatasi kekurangan dalam hal tidak memiliki pekerja yang unggul dalam hal manajerial dan desain produk. Dengan adanya pekerja yang ahli di bidang manajerial dan desain produk, House of Leather dapat mengatur ketersediaan bahan baku, mengatasi inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil, meningkatkan daya saing perusahaan sehingga dapat memiliki konsumen tetap dan mengatasi ancaman pesaing yang kuat dan perdagangan bebas (AFTA).

8. Membuat SOP, QC dan struktur organisasi yang jelas untuk meningkatkan daya saing perusahaan(T3,T5, W7, W8, W11)Strategi ini dipilih agar House of Leather memiliki standard operation procedure, quality control, dan struktur organisasi yang jelas untuk dapat meningkatkan kualitas produk serta memperbaiki organisasinya sehingga hal ini dapat berdampak pada peningkatan daya saing perusahaan.

21

Gambar 4.1 Formulasi Strategi

22

Str

engt

hW

eakn

ess

Bar

ang

dipr

oduk

si d

enga

n ca

ra m

ade

to s

tock

dan

mad

e by

ord

erL

okas

i tok

o tid

ak s

trat

egis

Mem

iliki

pek

erja

yan

g ba

nyak

, ter

ampi

l, da

n be

rpen

gala

man

Tem

pat k

erja

bel

um m

emad

aiU

pah

peke

rja

yang

mur

ahT

idak

men

giku

ti pe

rkem

bang

an te

knol

ogi d

alam

hal

mes

inU

sia

peke

rja

dala

m k

ateg

ori p

rodu

ktif

Tid

ak m

emili

ki k

euni

kan

ters

endi

ri d

alam

des

ainn

ya (

ciri

kha

s)S

umbe

r da

na te

rjam

in y

aitu

dar

i dan

a pr

ibad

i, T

elko

m, P

erta

min

a, d

an ja

sa

perb

anka

nT

idak

mem

iliki

pek

erja

yan

g un

ggul

dal

am h

al m

anaj

eria

l (pe

mas

aran

, ke

uang

an, R

& D

) da

n de

sain

pro

duk

Mem

iliki

pem

asok

teta

pB

elum

mem

iliki

bra

nd y

ang

kuat

Gar

ansi

seu

mur

hid

upB

elum

ada

sta

ndar

d op

erat

ion

proc

edur

eB

elum

ada

qua

lity

con

trol

yan

g ba

ikB

elum

ada

par

tner

ship

Bel

um a

dany

a lo

go k

husu

s pa

da p

rodu

k H

ouse

of

Lea

ther

Str

uktu

r or

gani

sasi

yan

g be

lum

jela

sO

ppor

tun

ity

SO

(S

tren

gth

Opp

ortu

nit

y)

WO

(W

eakn

ess

Opp

urt

un

ity

)M

enda

pat p

elay

anan

pem

erin

tah

dan

inst

itusi

pen

didi

kan

mel

alui

pe

latih

an d

an p

amer

an lo

kal

Div

ersi

fikas

i ke

prod

uk p

ria

sepe

rti t

as d

an a

kses

oris

kul

it (S

2, S

3, S

4,

S5,

S6,

O2,

O3,

O7)

Men

giku

ti pe

latih

an y

ang

dise

leng

gara

kan

oleh

pem

erin

tah

yang

ter

kait

deng

an in

ovas

i pro

duk

baru

, man

ajer

ial,

SO

P, d

an q

uali

ty c

ontr

ol

(W4,

W5,

W7,

W8,

O1)

Pas

ar y

ang

luas

mel

alui

med

ia o

nlin

eM

enja

lin k

erja

sam

a ke

pada

res

elle

r(S

1, O

2, O

7)M

erek

rut

sum

ber

daya

man

usia

yan

g m

emili

ki k

emam

puan

man

ajer

ial

(W5,

O5)

Pel

uang

unt

uk m

empe

rbes

ar p

asar

den

gan

men

yent

uh s

egm

en p

ria

Per

ekru

tan

kary

awan

dip

ilih

dari

mas

yara

kat

seki

tar

loka

si p

rodu

ksi (

S2,

S

3, S

4, O

5)M

empe

rlua

s li

nk d

enga

n m

enja

lin p

artn

ersh

ip u

ntuk

mem

perl

uas

pasa

r (W

6, W

9, O

3)

Ber

ada

dala

m k

omun

itas

mas

yara

kat y

ang

men

duku

ng a

dany

a us

aha

pem

buat

an ta

s ba

han

kulit

asl

iM

engi

kuti

pela

tihan

dan

pam

eran

yan

g di

adak

an p

emer

inta

h (S

2, S

4,

O1)

Mem

buat

logo

dan

men

cipt

akan

bra

nd im

age

untu

k m

empe

role

h pa

sar

(W6,

W10

, O2,

O7)

Tem

pat

loka

sipr

oduk

siya

ngde

kat

deng

ansu

mbe

rda

yam

anus

iaya

ng b

erko

mpe

ten

Men

cant

umka

n ke

tent

uan

gara

nsi d

iset

iap

prom

osi y

ang

dila

kuka

n se

cara

onl

ine

(S

2, S

4, S

7, O

2)M

eren

ovas

i tem

pat

kerj

a da

n m

enat

a ul

ang

layo

ut k

erja

(W

2, O

4)

Ter

dapa

t per

kem

bang

an te

knol

ogi m

esin

jahi

t ter

baru

Men

yusu

n pr

opos

al t

erka

it de

ngan

pem

belia

n m

esin

bar

u ke

pada

pe

mbe

ri m

odal

(S

5, O

6)M

embe

li m

esin

jahi

t ya

ng m

emad

ai (

W3,

O6)

Ban

yakn

ya k

onsu

men

yan

g m

enja

di p

enju

al k

emba

liM

embu

at s

truk

tur

orga

nisa

si d

enga

n pe

mbe

bana

n tu

gas

yang

jela

s (W

11, O

5)T

hre

atS

T (

Str

engt

h T

hre

at)

WT

(W

eakn

ess

Th

reat

)Ju

mla

h ba

han

baku

ber

gant

ung

pada

pem

asok

Men

jalin

ker

ja s

ama

deng

an p

emas

ok s

ecar

a pr

ofes

iona

l (S

6, T

1)M

enca

ri lo

kasi

tok

o ya

ng s

trat

egis

, dek

at d

enga

n te

mpa

t pr

oduk

si, d

an

mem

iliki

laha

n pa

rkir

yan

g lu

as (

W1,

T3,

T4)

Tin

gkat

infl

asi d

an p

ertu

mbu

han

ekon

omi y

ang

tidak

sta

bil

Men

cant

umka

n ke

tent

uan

gara

nsi d

iset

iap

prom

osi y

ang

dila

kuka

n (m

edia

cet

ak d

an m

edia

ele

ktro

nik)

(S

2, S

4, S

7, T

3, T

4, T

5)M

enin

gkat

kan

prof

it se

hing

ga d

apat

mem

beli

mes

in t

erba

ru (

W3,

T2)

Pes

aing

yan

g ku

atM

embu

at s

tand

ar b

aku

kerj

a (S

OP

) da

n pe

ngaw

asan

ter

hada

p pe

kerj

a ag

ar m

enin

gkat

kan

efis

iens

i dan

pro

dukt

ivita

s (S

2, S

3, S

4, T

3)M

enci

ptak

an d

esai

n ya

ng o

risi

nil u

ntuk

men

ingk

atka

n br

and

imag

e (W

4, W

6, W

10, T

3)B

elum

mem

iliki

kon

sum

en te

tap

Men

cipt

akan

des

ign

deng

an m

engk

ombi

nasi

kan

deng

an b

ahan

kai

n kh

as

Indo

nesi

a (s

eper

ti ba

tik, p

erca

, dan

ten

un)

(S2,

S3,

S4,

S5,

T2,

T3,

T5)

Men

ingk

atka

n pe

njua

lan

dala

m n

eger

i dan

luar

neg

eri d

enga

n m

emba

ngun

ker

ja s

ama

deng

an k

lien

yang

ber

pote

nsia

l (W

6, W

9, T

5)

Per

daga

ngan

beb

as (

AF

TA

)M

empe

rbah

arui

web

site

den

gan

men

ggun

akan

bah

asa

inte

rnas

iona

l dan

m

engo

ntro

l web

site

sec

ara

rutin

(S

1, T

5)M

empe

rbai

ki la

yout

ker

ja u

ntuk

dap

at m

enin

gkat

kan

daya

sai

ng (

W2,

T

3, T

5)M

embu

at k

ontr

ak k

erja

den

gan

pem

asok

(W

9, T

1)M

erek

rut

tena

ga k

erja

yan

g ah

li di

bida

ng m

anaj

eria

l unt

uk d

apat

m

emba

ntu

peru

saha

an b

erad

apta

si d

enga

n ce

pat

dan

baik

ter

hada

p ko

ndis

i eks

tern

al y

ang

tidak

sta

bil (

T1,

T2,

T3,

T4,

T5,

W5)

Mem

buat

SO

P, Q

C d

an S

truk

tur

orga

nisa

si y

ang

jela

s un

tuk

men

ingk

atka

n da

ya s

aing

per

usah

aan

(T3,

T5,

W7,

W8,

W11

)

IV.2 Kuantifikasi Strategi

Kuantifikasi dilakukan dengan menggunakan QSP (Quantitative Strategic Planning), dimana pembobotan diberikan berdasarkan seberapa besar faktor berkontribusi dalam kesuksesan bisnisnya.Hal ini didasari oleh empat perspektif Balance Score Card (BSC) yaitu perspektif finansial, pelanggan, bisnis internal, dan learning and growth.Semakin banyak faktor tersebut menempati perspektif BSC, semakin besar bobotnya.Attractiveness score (AS) menunjukkan daya tarik relatif terhadap strategi, dimana semakin menarik dan efektif suatu strategi mengatasi dan memanfaatkan faktor internal dan eksternal, maka semakin besar nilainya. Skala skor: 1 = tidak menarik; 2 = sedikit menarik; 3 = cukup menarik; 4 = sangat menarik.

Strategi yang dipilih merupakan hasil dari formulasi strategi yang sebelumnya dilakukan yang telah dikaitkan dengan visi, misi, dan tujuan perusahaan.Pemilihan strategi didasari oleh seberapa besar kontribusi strategi tersebut dalam mengatasi dan memanfaatkan kondisi internal dan eksternal yang ada. Strategi-strategi tersebut adalah:

1. Strategi 1: Diversifikasi produkStrategi ini meliputi diversifikasi ke produk pria seperti tas dan aksesoris kulit pria dan menciptakan desain dengan mengkombinasikan produk kulit dengan bahan kain khas Indonesia (seperti batik, perca, dan tenun). House of Leather mampu menjalani strategi ini karena memiliki kekuatan pekerja yang banyak, terampil, berpengalaman, murah, dan dalam kategori produktif, pemasok tetap, serta sumber dana yang terjamin. Strategi ini berdampak pada perluasan pasar sehingga dapat meningkatkan penjualan dan memperoleh pasar internasional sesuai dengan tujuan perusahaan, peningkatan daya saing sehingga dapat mengatasi iklim persaingan yang kuat serta perdagangan bebas (AFTA).

2. Strategi 2: Perbaikan proses produksiStrategi ini meliputi membuat standardoperation procedure (SOP), quality control, dan pengawasan terhadap pekerja agar meningkatkan efisiensi dan produktivitas.House of Leather mampu menjalani strategi ini karena memiliki pekerja yang banyak, terampil, berpengalaman, murah, dan dalam kategori produktif.Strategi ini berdampak pada pengurangan ongkos produksi per produk, hal ini sesuai dengan tujuan perusahaan.

3. Strategi 3: Perbaikan struktur organisasiStrategi ini berisi pembagian kerja dan tanggung jawab dari pekerja House of Leather. Dengan adanya struktur organisasi yang jelas, bisnis yang dijalani House of Leather akan dapat diatur dengan baik oleh divisi-divisi yang ahli dalam bidangnya seperti pemasaran, keuangan, dan R & D sehingga hal ini berdampak pada peningkatan penjualan dan daya saing perusahaan, perolehan pasar internasional, maupun pengurangan ongkos produksi, dimana ketiga hal tersebut ada pada tujuan perusahaan.

Berikut ini adalah matriks QSP (Quantitative Strategic Planning) dari alternatif strategi yang diusulkan.

23

AS TAS AS TAS AS TAS

StrengthBarang diproduksi dengan cara made to stock dan made by order 0.039 2 0.08 1 0.04 1 0.04

Memiliki pekerja yang banyak, terampil, dan berpengalaman 0.039 4 0.16 4 0.16 4 0.16

Upah pekerja yang murah 0.039 3 0.12 1 0.04 1 0.04

Usia pekerja dalam kategori produktif 0.039 4 0.16 3 0.12 3 0.12Sumber dana terjamin yaitu dari dana pribadi, Telkom, Pertamina, dan jasa perbankan

0.039 4 0.16 3 0.12 3 0.12

Memiliki pemasok tetap 0.039 4 0.16 1 0.04 1 0.04Garansi seumur hidup 0.039 2 0.08 1 0.04 1 0.04

Weakness

Lokasi toko tidak strategis 0.089 1 0.09 1 0.09 1 0.09Tempat kerja belum memadai 0.039 1 0.04 4 0.16 1 0.04Tidak mengikuti perkembangan teknologi dalam hal mesin 0.089 1 0.09 2 0.18 1 0.09

Tidak memiliki keunikan tersendiri dalam desainnya (ciri khas)

0.089 4 0.36 3 0.27 2 0.18

Tidak memiliki pekerja yang unggul dalam hal manajerial (pemasaran, keuangan, R & D) dan desain produk

0.089 4 0.36 1 0.09 4 0.36

Belum memiliki brand yang kuat 0.089 3 0.27 3 0.27 1 0.09Belum ada standard operation procedure 0.039 1 0.04 4 0.16 2 0.08Belum ada quality control yang baik 0.039 1 0.04 4 0.16 2 0.08Belum ada partnership 0.039 1 0.04 2 0.08 3 0.12Belum adanya logo khusus pada produk House of Leather 0.089 1 0.09 1 0.09 1 0.09

Struktur organisasi yang belum jelas 0.039 1 0.04 1 0.04 4 0.16

TOTAL 1.00

Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3FAKTOR-FAKTOR INTERNAL & EKSTERNAL

BOBOT

24

(lanjutan)

AS TAS AS TAS AS TAS

Opportunity

Mendapat pelayanan pemerintah dan institusi pendidikan melalui pelatihan dan pameran lokal

0.07 3 0.21 4 0.28 4 0.28

Pasar yang luas melalui media online 0.07 4 0.28 1 0.07 1 0.07Peluang untuk memperbesar pasar dengan menyentuh segmen pria 0.07 4 0.28 2 0.14 1 0.07

Berada dalam komunitas masyarakat yang mendukung adanya usaha pembuatan tas bahan kulit asli

0.07 3 0.21 1 0.07 1 0.07

Tempat lokasi produksi yang dekat dengan sumber daya manusia yang berkompeten

0.1 3 0.3 1 0.1 3 0.3

Terdapat perkembangan teknologi mesin jahit terbaru 0.07 2 0.14 2 0.14 1 0.07

Banyaknya konsumen yang menjadi penjual kembali 0.07 4 0.28 2 0.14 2 0.14

Threat

Jumlah bahan baku bergantung pada pemasok

0.07 2 0.14 4 0.28 1 0.07

Tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil

0.1 2 0.2 1 0.1 1 0.1

Pesaing yang kuat 0.07 4 0.28 4 0.28 3 0.21

Belum memiliki konsumen tetap 0.12 3 0.36 3 0.36 1 0.12

Perdagangan bebas (AFTA) 0.12 3 0.36 4 0.48 4 0.48

TOTAL 1.00 5.38 4.55 3.88

FAKTOR-FAKTOR INTERNAL & EKSTERNAL

BOBOTStrategi 1 Strategi 2 Strategi 3

Gambar 4.2 Matriks QSP (Quantitative Strategic Planning)

Berdasarkan hasil perhitungan matriks QSP (Quantitative Strategic Planning) di atas, didapatkan strategi yang paling menarik dan efektif adalah strategi 1 yaitu diversifikasi produk, kemudian urutan kedua adalah strategi 2 yaitu perbaikan proses produksi, dan urutan ketiga yaitu strategi 3 yang merupakan perbaikan struktur organisasi. Hal ini memberi gambaran bahwa strategi 1 berkontribusi cukup banyak dalam hal memanfaatkan potensi serta peluang dan mengatasi kekurangan serta ancaman yang ada dibandingkan dengan strategi 2 dan strategi 3.Sehingga, jika strategi 1 diaplikasikan, dampaknya terhadap faktor internal dan eksternal perusahaan lebih signifikan dibandingkan dengan strategi 2 dan strategi 3.

25

BAB V KESIMPULAN

Berdasarkan keseluruhan analisis yang dilakukan maka didapatkan beberapa point kesimpulan sebagai berikut:

Hasil analisis internal yang dilakukan memberikan informasi terkait kekuatan dan kelemahan House of Leather yang meliputi:Kekuatan : Memiliki pekerja yang banyak, terampil, serta berpengalaman, usia pekerja dalam kategori produktif, upah pekerja yang murah, barang diproduksi dengan cara made to stock dan made by order, sumber dana terjamin (yaitu dari dana pribadi, Telkom, Pertamina, dan jasa perbankan), memiliki pemasok tetap, serta memberikan garansi seumur hidup.Kelemahan:Lokasi toko tidak strategis, tempat kerja belum memadai, tidak mengikuti perkembangan teknologi dalam hal mesin, tidak memiliki pekerja yang unggul dalam hal manajerial (pemasaran, keuangan, R & D) dan desain produk, belum memiliki brand yang kuat, tidak memiliki keunikan tersendiri dalam desainnya (ciri khas) serta tidak memiliki struktur organisasi yang jelas.

Hasil analisis eksternal yang dilakukan memberikan informasi terkait peluang dan ancaman bagi House of Leather yang meliputi:Peluang: Mendapat pelayanan pemerintah dan institusi pendidikan melalui pelatihan dan pameran lokal Pasar yang luas melalui media online Peluang untuk memperbesar pasar dengan menyentuh segmen pria Berada dalam komunitas masyarakat yang mendukung adanya usaha pembuatan tas bahan kulit asli Tempat lokasi produksi yang dekat dengan sumber daya manusia yang berkompeten Terdapat perkembangan teknologi mesin jahit terbaru Banyaknya konsumen yang menjadi penjual kembaliAncaman: Jumlah bahan baku bergantung pada pemasok, tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil, pesaing yang kuat, belum memiliki konsumen tetap.

Dengan memperhatikan SWOT yang dimiliki perusahaan dan berdasarkan hasil pembobotan matriks QSP, maka didapatkan strategi yang dirasa penting untuk dilaksanakan oleh House of Leather yaitu dengandiversifikasi produk. Strategi ini dapat dilakukan dengan menyentuh segmentasi pria dan juga dengan melakukan inovasi dengan menggunakan kain khas indonesia. Strategi ini nantinya diharapkan mampu merealisasikan visi dan misi perusahaan.

26

Daftar Pustaka

Aaker, David A. 2005. Strategic Market Management (Seventh Edition). United State of America : John Wiley & Sons Inc.

http://www.bi.go.id/web/id/

http://www.bps.go.id

http://lppslh.or.id

27