GANGGUAN HAID

41
TUGAS MAKALAH MATERNITAS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN HAID OLEH KELOMPOK II Iin Nur Anita Arimbi 010710045B Musyafaah Wahyu N 010710047B Enny Susilawati 010710048B Reni Dwi Kurnia 010710049B Setyawanti 010710050B Rizki Dwi Fitriana 010710051B Irma Afifatul Aini 010710052B

Transcript of GANGGUAN HAID

Page 1: GANGGUAN HAID

TUGAS MAKALAH MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

GANGGUAN HAID

OLEH

KELOMPOK II

Iin Nur Anita Arimbi 010710045B

Musyafaah Wahyu N 010710047B

Enny Susilawati 010710048B

Reni Dwi Kurnia 010710049B

Setyawanti 010710050B

Rizki Dwi Fitriana 010710051B

Irma Afifatul Aini 010710052B

PROGRAM SARJANA ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2009

Page 2: GANGGUAN HAID

Kata Pengantar

Segala puji syukur penulis haturkan kepada Yang Maha Esa atas hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah anak 1 mengenai masalah pada tumbuh

kembang anak I (neonatus dan bayi) ”Cephalohematoma & Skull Molding” sesuai waktu

yang telah ditargetkan.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan baik moral

maupun material, langsung maupun tidak langsung. Penulis juga mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang mendukung penyusunan ini, antara lain kepada

1. Ni Ketut Alit Armini S. kep. Ns sebagai fasilitator kelompok 2

2. Semua pihak yang telah mambantu penyusunan makalah ini baik secara langsung

maupun tidak langsung.

Kami menyusun makalah ini dengan sistematis agar dapat dimengerti oleh pembaca

dan bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi mahasiswa Keperawatan. Namun penulis

menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mohon saran dan

kritik dari pembaca. Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat.

PENYUSUN

Page 3: GANGGUAN HAID

DAFTAR ISI

Halaman Judul………………………………………………………………. i

Kata Pengantar……………………………………………………………….. ii

Daftar Isi........................................................................................................... iii

Page 4: GANGGUAN HAID

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap bulan, secara periodik, seorang wanita normal akan mengalami peristiwa

reproduksi yaitu menstruasi,meluruhnya jaringan endometrium karena tidak adanya

telur matang yang dibuahi oleh sperma peristiwa itu begitu wajar dan alami sehingga

dapat dipastikan bahwa semua wanita yang normal pasti akan mengalami proses

tersebut (Arifin, 2008). Banyak perempuan yang mengalami nyeri sebelum menstruasi

atau haid. Ada yang pusing, mual, pegal-pegal, sakit perut, bahkan ada yang sampai

pingsan. Angka kejadian (prevalensi) nyeri haid berkisar 45%-95% (USA, November

2006) di kalangan wanita usia produktif. Walaupun pada umumnya tidak berbahaya

namun sering kali dirasa mengganggu bagi wanita yang mengalaminya. Derajat nyeri

dan kadar gangguan tentu tidak sama untuk setiap wanita.

Tingkat kesuburan seorang wanita dapat dilihat dari ada tidaknya produksi sel

telur dalam tubuh. Seorang wanita dikatakan subur jika ia mampu memproduksi sel telur

sebulan sekali, mematangkan telur, dan mengeluarkan telur yang masih setengah

matang dari indung telur. Pematangan sel telur dan keluarnya sel telur dari indungnya

merupakan kerjasama dari otak, indung telur, dan kelenjar buntu di otak yang disebut

sebagai hipofisis. Hipofisis mengeluarkan hormone gonadoptropin yang terdiri dari

hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone). Hormon

FSH memiliki fungsi mempercepat pematangan telur, sedangkan LH menyempurnakan

proses pematangan telur hingga dapat mendekati permukaan indung telur untuk dilepas.

Jika tidak terjadi pembuahan dalam waktu 24 jam, sel telur ini akan mati. Sakit perut

yang dirasakan mennjelang atau selama haid sebenarnya disebabkan oleh kontraksi

rahim untuk mengeluarkan endometrium yang juga dipengaruhi oleh hormon

prostaglandin. Kita juga merasa tidak enak karena hormon estrogen dan progesteron

mengalami kekacauan keseimbangan menjelang menstruasi. Jika sakitnya masih bisa

ditahan, itu masih bisa disebut normal.

Gangguan-gangguan haid yang sampai menyebabkan pingsan atau sakit yang luar

biasa, hingga sampai mengganggu aktivitas kita, jangan didiamkan karena dapat

berdampak serius dan harus segera di periksakan. Perbaiki asupan nutrisi dan perbanyak

olahraga akan memperkecil terjadinya gangguan haid.

Page 5: GANGGUAN HAID

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Asuhan Keperawatan klien dengan gangguan menstruasi ?

1.3 Tujuan

Tujuan Umum

Menjelaskan Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan menstruasi.

Tujuan khusus

1. Menjelaskan definisi dari menstruasi

2. Menjelaskan siklus menstruasi

3. Menjelaskan klasifikasi gangguan menstruasi

4. Menjelaskan patofisiologi gangguan menstruasi

5. Menjelaskan manifestasi klinis gangguan mentruasi

6. Menjelaskan penatalaksanaan medis gangguan mentruasi

7. Menjelaskan Web of Caution gangguan menstruasi

8. Menjelaskan Asuhan Keperawatan klien dengan gangguan menstruasi

1.4 Manfaat

1. Perawat khususnya mahasiswa keperawatan dapat memahami asuhan keperawatan

pada klien dengan gangguan menstruasi.

2. Perawat dapat menerapkan asuhan keperawatan yang tepat pada klien dengan

gangguan menstruasi.

Page 6: GANGGUAN HAID

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep haid

Haid adalah proses bulanan tumpahan lapisan bagian dalam dan darah uterus

melalui liang kelamin wanita atau vagina. Keluarnya cairan yang mengandung darah ini

terjadi pada wanita yang sudah memasuki usia subur dan yang sedang tidak hamil.

Peristiwa ini dimulai dengan adanya pengeluaran selaput lendir rahim di bagian dalam

rahim atau endometrium.

Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi

secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam

reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia pubertas dan

menopause. Menstruasi pada wanita adalah suatu perdarahan rahim yang sifatnya fisiologik

(normal) yang datangnya teratur setiap bulan (siklus haid), dan timbulnya perdarahan tersebut

sebagai akibat perubahan hormonal yaitu estrogen dan progesteron (Hawari, 1997).

Haid adalah darah yang keluar dari uterus perempuan sehat :

Lamanya 3-6 hari

Ganti pembalut 2-5 pembalut perhari

Satu siklus normal 21-35 hari

Terjadi akibat penurunan kadar progesteron, siklus haid yang berovulasi

2.2 Fisiologi menstruasi

Usia normal bagi seorang perempuan

mendapatkan menstruasi untuk kali pertama

adalah 12 atau 13 tahun. Namun kalau

sampai usia 16 tahun belum juga datang

bulan perlu di waspadai, mungkin ada

kelainan.

Menstruasi itu sendiri nantinya akan

berhenti saat perempuan memasuki masa

menopause, yakni sekitar usia 50 tahun.

Namun sebelum memasuki masa menopause, haid tetap datang hanya jangka waktunya

Page 7: GANGGUAN HAID

lebih lama dan prosesnya cepat, paling hanya 2-3 hari. Siklus haid/ menstruasi pada

perempuan (reproduksi) normalnya terjadi setiap 23-35 hari sekali dengan lama haid

berkisar 5-7 hari. Namun ada sebagian perempuan yang mengalami haid tidak normal.

Diantaranya mulai dari usia haid yang datang terlambat, darah haid sangat banyak sampai

harus berulang kali mengganti pembalut wanita, nyeri atau sakit saat haid, gejala PMS (pree

menstruasi syndrom), siklus haid yang tidak teratur dan masih banyak lagi.

Gangguan ini jangan didiamkan karena dapat berdampak serius, haid yang tidak

teratur misalnya dapat menjadi pertanda seorang perempuan kurang subur (infertil).

Gangguan yang terjadi saat haid dinilai masih normal jika terjadi selama dua tahun pertama

setelah haid kali pertama. Artinya, bila seorang perempuan telah mendapatakan haid

pertamanya saat berusia 11 tahun, maka hingga usia 13 tahun haidnya masih tidak teratur.

Tapi bila setelah usia 13 tahun haidnya masih tidak teratur juga, dipastikan ia mengalami

gangguan haid.

Haid Dipengaruhi berbagai hormon:

GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon) yang dikeluarkan

oleh hipothalamus dan memicu hipofisis anterior mengeluarkan

hormon FSH. FSH (Folikel Stimulating Hormon) memicu

pematangan folikel diovarium, sehingga terjadi sintesis estrogen

dalam jumlah besar. Estrogen akan mengakibatkan  proliferasi

sel endometrium (penebalan dari endometrium). Estrogen yang

tinggi memberi tanda kepada hipofisis untuk mengeluarkan

hormon LH (Luteinizing hormon). LH  akan mengakibatkan

ovulasi dan memicu korpus luteum untuk mensintesis progesterone. Progesteron sendiri

menyebabkan perubahan sekretorik pada endometrium  sehingga terjadi Fase sekresi / fase

luteal. Fase sekresi selalu tetap 14 hari, meskipun siklus haid bervariasi, yang berbeda

adalah fase proliferasinya, sehingga harus berhati2 untuk menentukan masa subur

2.1.1 Siklus Menstruasi

Panjang siklus haid ialah jarak tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid

berikutnya. Hari pertama terjadinya perdarahan dihitung sebagai awal setiap siklus

menstruasi (hari ke-1), siklus berakhir tepat sebelum siklus menstruasi berikutnya. Siklus

menstruasi berkisar antara 21-40 hari, hanya 10-15%wanita yang memiliki siklus 28 hari.

Tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita

Page 8: GANGGUAN HAID

yang sama, bahkan kakak beradik dan saudara kembar jarak antara siklus yang paling

panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarke dan sesaat sebelum menopause.

Lama haid biasanya antara 3 – 5 hari, ada yang 1 – 2 hari diikuti darah sedikit-sedikit

kemudian ada yang 7 – 8 hari. Jumlah darah yang keluar rata-rata + 16 cc, pada wanita yang

lebih tua darah yang keluar lebih banyak begitu juga dengan wanita yang anemi.

Pada awalnya, siklus mungkin tidak teratur, jarak antar 2 siklus bisa berlangsung

selama 2 bulan atau dalam 1 bulan mungkin terjadi 2 siklus. Hal ini adalah normal, setelah

beberapa lama siklus akan menjadi lebih teratur. Siklus dan lamanya menstruasi bisa

diketahui dengan membuat catatan pada kalender dengan menggunakan kalender tersebut,

tandailah siklus anda setiap bulannya. Setelah beberapa bulan, anda bisa mengetahui pola

siklus anda dan hal ini akan membantu anda dalam memperkirakan siklus yang akan datang.

Tandai setiap hari ke-1 dengan tanda silang, lalu hitung sampai tanda silang berikutnya

dengan demikian anda dapat mengetahui siklus anda.

Setiap bulan, setelah hari ke-5 dari siklus menstruasi, endometrium mulai tumbuh dan

menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan. Sekitar hari ke-14,

terjadi pelepasan telur dari ovarium (ovulasi). Sel telur ini masuk ke dalam salah satu tuba

falopii dan di dalam tuba bisa terjadi pembuahan oleh sperma. Jika terjadi pembuahan, sel

telur akan masuk kedalam rahim dan mulai tumbuh menjadi janin.

Pada sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan maka endometrium akan

dilepaskan dan terjadi perdarahan (siklus menstruasi). Siklus ini berlangsung selama 3 – 5

hari kadang sampai 7 hari. Proses pertumbuhan dan penebalan endometrium kemudian

dimulai lagi pada siklus berikutnya.

Siklus ovarium terbagi menjadi 3 fase:

1. Fase Folikuler

Dimulai dari hari 1 sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel

telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel

di dalam ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat

sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3 – 30 folikel yang masing-masing

mengandung 1 sel telur, tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur.

Pada suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan

kadar hormon estrogen dan progesteron. Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan

paling atas dan lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap

dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan

yang telah dilepaskan. Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3 – 7 hari, rata-rata

Page 9: GANGGUAN HAID

selama 5 hari. Darah yang hilang sebanyak 28 -283 gram. Darah menstruasi biasanya

tidak membeku kecuali jika perdarahannya sangat hebat.

2. Fase ovulasi

Fase ini dimulai ketika kadar LH meningkat dan pada fase ini dilepaskan sel telur. Sel

telur biasanya dilepaskan dalam waktu 16 – 32 jam setelah terjadi peningkatan kadar LH.

Folikel yang matang akan menonjol dari permukaan ovarium, akhirnya pecah dan

melepaskan sel telur. Pada saat ovulasi ini beberapa wanita merasakan nyeri tumpul pada

perut bagian bawahnya, nyeri ini dikenal sebagai mittelschmerz, yang berlangsung selama

beberapa menit sampai beberapa jam.

3. Fase Luteal

Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari. Setelah

melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan membentuk korpus luteum

yang menghasilkan sebagian besar progesteron. Progesteron menyebabkan suhu tubuh

sedikit meningkat selama fase lutuel dan tetap tinggi sampai siklus yang baru dimulai.

Peningkatan suhu ini bisa digunakan untuk memperkirakan terjadinya ovulasi. Setelah 14

hari, korpus luteum akan hancur dan siklus yang baru akan dimulai, kecuali jika terjadi

pembuahan. Jika telur dibuahi, korpus luteum mulai menghasilkan HCG (hormone

chorionic gonadotropin). Hormon ini memelihara korpus luteum yang menghasilkan

progesterone sampai janin bisa menghasilkan hormonnya sendiri. Tes kehamilan

didasarkan kepada adanya peningkatan kadar HCG.

Siklus endometrium dapat dibedakan 4 fase dalam siklus haid, yaitu :

1. Fase Menstruasi atau dekuamasi

Dalam fase ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai perdarahan hanya

stratum basale yang tinggal utuh. Darah haid mengandung darah vena dan arteri dangan

sel-sel darah merah dalam hemolisis atau aglutinasi, sel-sel epitel dan struma yang

mengalami disintegrasi dan otolisis, dan sekret dari uterus, cervik, dan kelenjar-kelenjar

vulva. Fase ini berlangsung 3 – 4 hari.

2. Fase pasca haid atau fase regenerasi

Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan sebagian besar berangsur-angsur

sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir yang tumbuh dari sel-sel endometrium.

Fase ini telah mulai sejak fase menstruasi dan berlangsung kurang lebih 4 hari.

3. Fase Proliferasi

Page 10: GANGGUAN HAID

Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari

hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid. Fase Proliferasi dapat dibagi atas 3 subfase,

yaitu:

a. Fase proliferasi dini (early proliferation phase)

Berlangsung antara hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat dikenal dari epitel

permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel, terutama dari mulut kelenjar.

b. Fase proliferasi madya (mid proliferation phase)

Berlangsung antara hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan bentuk transisi

dan dapat dikenal dari epitel permukaan yang berbentuk torak dan tinggi. Tampak

adanya banyak mitosis dengan inti berbentuk telanjang (nake nukleus).

c. Fase proliferasi akhir (late proliferation)

Fase ini berlangsung pada hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini dapat dikenal dari

permukaan kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak mitosis. Inti epitel kelenjar

membentuk pseudostratifikasi. Stoma bertumbuh aktif dan padat.

4. Fase pra haid atau fase sekresi

Fase ini dimulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Pada

fase ini endometrium tebalnya tetap, bentuk kelenjar berubah menjadi panjang, berkeluk-

keluk, dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Di dalam endimetrium

tertimbun glikogen dan kapur yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur yang

dibuahi.

2.3 Jenis-jenis gangguan haid

a). Hipermenore (Menorraghia)

Definisi

Perdarahan haid lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari),

kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu menstruasi.

Etiologi

1. Hipoplasia uteri, dapat mengakibatkan amenorea, hipomenorea, menoragia. Terapi :

uterotonika

2. Asthenia, terjadi karena tonus otot kurang. Terapi : uterotonika, roborantia.

Page 11: GANGGUAN HAID

3. Myoma uteri, disebabkan oleh : kontraksi otot rahim kurang, cavum uteri luas,

bendungan pembuluh darah balik.

4. Hipertensi

5. Dekompensio cordis

6. Infeksi, misalnya : endometritis, salpingitis.

7. Retofleksi uteri, dikarenakan bendungan pembuluh darah balik.

8. Penyakit darah, misalnya Werlhoff, hemofili

Patofisiologi

Pada siklus ovulasi normal, hipotalamus mensekresi Gonadotropin releasing hormon

(GnRH), yang menstimulasi pituitary agar melepaskan Folicle-stimulating hormone (FSH).

Hal ini pada gilirannya menyebabkan folikel di ovarium tumbuh dan matur pada pertengahan

siklus, pelepasan leteinzing hormon (LH) dan FSH menghasilkan ovulasi. Perkembangan

folikel menghasilkan esterogen yang berfungsi menstimulasi endometrium agar

berproliferasi. Setelah ovum dilepaskan kadar FSH dan LH rendah. Folikel yang telah

kehilangan ovum akan berkembang menjadi korpus luteum, dan korpus luteum akan

mensekresi progesteron. Progesteron menyebabkan poliferasi endometrium untuk

berdeferemnsiasi dan stabilisasi. 14 hari setelah ovulasi terjadilah menstruasi. Menstruasi

berasal dari dari peluruhan endometrium sebagai akibat dari penurunan kadar esterogen dan

progesteron akibat involusi korpus luteum.

Siklus anovulasi pada umumnya terjadi 2 tahun pertama setelah menstruasi awal yang

disebabkan oleh HPO axis yang belum matang. Siklus anovulasi juga terjadi pada beberapa

kondisi patologis.

Pada siklus anovulasi, perkembangan folikel terjadi dengan adanya stimulasi dari

FSH, tetapi dengan berkurangnya LH, maka ovulasi tidak terjadi. Akibatnya tidak ada korpus

luteum yang terbentuk dan tidak ada progesteron yang disekresi. Endometrium berplroliferasi

dengan cepat, ketika folikel tidak terbentuk produksi esterogen menurun dan mengakibatkan

perdarahan. Kebanyakan siklus anovulasi berlangsung dengan pendarahan yang normal,

namun ketidakstabilan poliferasi endometrium yang berlangsung tidak mengakibatkan

pendarahan hebat.

Manifestasi Klinis

Kram selama haid yang tidak bisa dihilangkan dengan obat-obatan. Penderita juga sering

merasakan kelemahan, pusing, muntah dan mual berulang selama haid.

Page 12: GANGGUAN HAID

b). Hypomenorhoe (kriptomenorrhea)

Definisi

Suatu keadaan dimana perdarahan haid lebih pendek atau lebih kurang dari biasanya.

Lama perdarahan : Secara normal haid sudah terhenti dalam 7 hari. Kalau haid lebih lama

dari 7 hari maka daya regenerasi selaput lendir kurang. Misal pada endometritis, mioma.

Etiologi

1.Setelah dilakukan miomektomi/ gangguan endokrin

2.kesuburan endometrium kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun maupun

gangguan hormonal.

Patofisiologi

Manifestasi klinis

Waktu haid singkat, jumlah darah haid sangat sedikit (<30cc), kadang-kadang hanya

berupa spotting.

c).Polimenorea (Epimenoragia)

Definisi

Adalah siklus haid yang lebih memendek dari biasa yaitu kurang 21 hari, sedangkan jumlah

perdarahan relatif sama atau lebih banyak dari biasa.

Etiologi

Polimenorea merupakan gangguan hormonal dengan umur korpus luteum memendek

sehingga siklus menstruasi juga lebih pendek atau bisa disebabkan akibat stadium proliferasi

pendek atau stadium sekresi pendek atau karena keduanya.

Patofisiologi

Manifestasi klinis

Gejala berupa siklus kurang dari 21 hari (lebih pendek dari 25 hari).

Page 13: GANGGUAN HAID

d). Oligomenorrhoe

Definisi

Suatu keadaan dimana haid jarang terjadi dan siklusnya panjang lebih dari 35 hari

Etiologi

Perpanjangan stadium folikuler ( lamanya 8 -9 hari dimulai dari hari ke-5

menstruasi )

Perpanjangan stadium luteal ( lamanya 15 -18 hari setelah ovulasi )

Kedua stadium diatas panjang yang mengakibatkan perpanjangan siklus haid.

Patofisiologi

Manifestasi klinis

Haid jarang, yaitu setiap 35 hari sekali

Perdarahan haid biasanya berkurang

e).Amenorea

Definisi

Adalah keadaan tidak datang haid selama 3 bulan berturut-turut.

Klasifikasi

1. Amenorea Primer, apabila belum pernah datang haid sampai umur 18 tahun.

2. Amenorea Sekunder, apabila berhenti haid setelah menarche atau pernah mengalami

haid tetapi berhenti berturut-turut selama 3 bulan.

Etiologi

1. Gangguan di hipotalamus, hipofisis, ovarium (folikel), uterus (endometrium), dan vagina

2. Adanya tanda-tanda maskulinisasi, adanya galaktore, cacat bawaan, uji estrogen dan

progesteron negatif.

3. penyakit TB, penyakit hati, diabetes melitus, kanker, infertilitas, stress berat.

4. kelainan kongenital

5. ketidastabilan emosi dan kurang zat makanan yang mempunyai nilai gizi lebih.

Page 14: GANGGUAN HAID

Patofisiologi

Amenore primer dapat diakibatkan oleh tidak adanya uterus dan kelainan pada aksis

hipotalamus-hipofisis-ovarium. Hypogonadotropic amenorrhoea menunjukkan keadaan

dimana terdapat sedikit sekali kadar FSH dan SH dalam serum. Akibatnya, ketidakadekuatan

hormon ini menyebabkan kegagalan stimulus terhadap ovarium untuk melepaskan estrogen

dan progesteron. Kegagalan pembentukan estrogen dan progesteron akan menyebabkan tidak

menebalnya endometrium karena tidak ada yang merasang. Terjadilah amenore. Hal ini

adalah tipe keterlambatan pubertas karena disfungsi hipotalamus atau hipofosis anterior,

seperti adenoma pitiutari.

Hypergonadotropic amenorrhoea merupakan salah satu penyebab amenore primer.

Hypergonadotropic amenorrhoea adalah kondisi dimnana terdapat kadar FSH dan LH yang

cukup untuk menstimulasi ovarium tetapi ovarium tidak mampu menghasilkan estrogen dan

progesteron. Hal ini menandakan bahwa ovarium atau gonad tidak berespon terhadap

rangsangan FSH dan LH dari hipofisis anterior. Disgenesis gonad atau prematur menopause

adalah penyebab yang mungkin. Pada tes kromosom seorang individu yang masih muda

dapat menunjukkan adanya hypergonadotropic amenorrhoea. Disgenesis gonad menyebabkan

seorang wanita tidak pernah mengalami menstrausi dan tidak memiliki tanda seks sekunder.

Hal ini dikarenakan gonad ( oavarium ) tidak berkembang dan hanya berbentuk kumpulan

jaringan pengikat.

Amenore sekunder disebabkan oleh faktor lain di luar fungsi hipotalamus-hipofosis-

ovarium. Hal ini berarti bahwa aksis hipotalamus-hipofosis-ovarium dapat bekerja secara

fungsional. Amenore yang terjadi mungkin saja disebabkan oleh adanya obstruksi terhadap

aliran darah yang akan keluar uterus, atau bisa juga karena adanya abnormalitas regulasi

ovarium sperti kelebihan androgen yang menyebabkan polycystic ovary syndrome.

Manifestasi klinis

f). Metroragia

Definisi

Adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid.

Klasifikasi

1. Metroragia oleh karena adanya kehamilan; seperti abortus, kehamilan ektopik.

Page 15: GANGGUAN HAID

2. Metroragia diluar kehamilan.

Etiologi

1. Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak sembuh;

carcinoma corpus uteri, carcinoma cervicitis; peradangan dari haemorrhagis (seperti

kolpitis haemorrhagia, endometritis haemorrhagia); hormonal.

2. Perdarahan fungsional : a) Perdarahan Anovulatoar; disebabkan oleh psikis, neurogen,

hypofiser, ovarial (tumor atau ovarium yang polikistik) dan kelainan gizi, metabolik,

penyakit akut maupun kronis. b) Perdarahan Ovulatoar; akibat korpus luteum

persisten, kelainan pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan darah dan penyakit

akut ataupun kronis.

Manifestasi klinis

Adanya perdarahan tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid namun keadaan ini

sering dianggap oleh wanita sebagai haid walaupun berupa bercak.

Terapi : kuretase dan hormonal.

g). Pra Menstruasi Syndrom

Definisi

Ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum haid bahkan sampai

menstruasi berlangsung. Terjadi karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan

progesterom menjelang menstruasi. Pre menstrual tension terjadi pada umur 30-40 tahun.

PMS merupakan sejumlah perubahan mental maupun fisik yang terjadi antara hari ke-

2 sampai hari ke-4 sebelum menstruasi dan segera mereda setelah menstruasi dimulai.

Disebabkan oleh :

Sekresi estrogen yang abnormal

Kelebihan atau defisiensi progesteron

Kelebihan atau defisiensi kortisol, androgen, atau prolaktin

Kelebihan hormon anti diuresis

Kelebihan atau defisiensi prostaglandin

Etiologi

Page 16: GANGGUAN HAID

Etiologi ketegangan prahaid tidak jelas, tetapi mungkin faktor penting ialah

ketidakseimbangan esterogen dan progesteron dengan akibat retensi cairan dan natrium,

penambahan berat badan, dan kadang-kadang edema. Dalam hubungan dengan kelainan

hormonal, pada tegangan prahaid terdapat defisiensi luteal dan pengurangan produksi

progesteron.

Faktor kejiwaan, masalah dalam keluarga, masalah sosial, dll.juga memegang

peranan penting. Yang lebih mudah menderita tegangan prahaid adalah wanita yang lebih

peka terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid dan terhadap faktor-faktor psikologis.

Patofisiologi

Meningkatnya kadar esterogen dan menurunnya kadar progesteron di dalam darah,

yang akan menyebabkan gejala depresi. Kadar esterogen akan mengganggu proses kimia

tubuh ternasuk vitamin B6 (piridoksin) yang dikenal sebagai vitamin anti depresi.

Hormon lain yang dikatakan sebagai penyebab gejala premenstruasi adalah prolaktin.

Prolaktin dihasilkan sebagai oleh kelenjar hipofisis dan dapat mempengaruhi jumlah

esterogen dan progesteron yang dihasilkan pada setiap siklus. Jumlah prolaktin yang terlalu

banyak dapat mengganggu keseimbangan mekanisme tubuh yang mengontrol produksi kedua

hormon tersebut. Wanita yang mengalami sindroma pre-menstruasi tersebut kadar prolaktin

dapat tinggi atau normal.

Gangguan metabolisme prostaglandin akibat kurangnya gamma linolenic acid (GLA).

Fungsi prostaglandin adalah untuk mengatur sistem reproduksi (mengatur efek hormon

esterogen, progesterone), sistem saraf, dan sebagai anti peradangan.

Manifestasi klinis

Perasaan malas bergerak, badan menjadi lemas, serta mudah merasa lelah. Nafsu makan

meningkat dan suka makan makanan yang rasanya asam. Emosi menjadi labil. Biasanya

perempuan mudah uring-uringan, sensitif, dan perasaan negatif lainnya.

h).Dismenore

Definisi

Adalah nyeri sewaktu haid. Dismenorea terjadi pada 30-75 % wanita dan memerlukan

pengobatan. Etiologi dan patogenesis dari dismenore sampai sekarang belum jelas.

Page 17: GANGGUAN HAID

Klasifikasi

1.Dismenorea Primer (dismenore sejati, intrinsik, esensial ataupun fungsional); adalah nyeri

haid yang terjadi sejak menarche dan tidak terdapat kelainan pada alat kandungan.

Karakteristik dismenorea primer menurut Ali Badziad (2003):

1. Sering ditemukan pada usia muda.

2. Nyeri sering timbul segera setelah mulai timbul haid teratur.

3. Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus yang spastik dan sering disertai

mual, muntah, diare, kelelahan, dan nyeri kepala.

4. Nyeri haid timbul mendahului haid dan meningkat pada hari pertama atau

kedua haid.

5. Jarang ditemukan kelainan genitalia pada pemeriksaan ginekologis.

6. Cepat memberikan respon terhadap pengobatan medikamentosa.

Etiologi : psikis; (konstitusionil: anemia, kelelahan, TBC); (obstetric : cervic sempit,

hyperanteflexio, retroflexio); endokrin (peningkatan kadar prostalandin, hormon steroid seks,

kadar vasopresin tinggi).

Manifestasi klinis

Beberapa gejala yang kerap menyertai saat menstruasi antara lain : perasaan malas

bergerak, badan lemas, mudah capek, ingin makan terus, emosi jadi lebih labil, sensitif,

mudah marah. Bukan itu saja, pengaruh pelepasan dinding rahim selama menstruasi juga

kerap memunculkan rasa pegal dan sakit pada pinggang serta membuat kepala terasa nyeri,

kram perut bagian bawah yang menjalar ke punggung atau kaki dan biasanya disertai gejala

gastrointestinal dan gejala neurologis seperti kelemahan umum.

Terapi : psikoterapi, analgetika, hormonal.

2. Dismenorea Sekunder; terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak mengalami dismenore.

Hal ini terjadi pada kasus infeksi, mioma submucosa, polip corpus uteri, endometriosis,

retroflexio uteri fixata, gynatresi, stenosis kanalis servikalis, adanya AKDR, tumor ovarium.

Manifestasi klinis

Berikut ini merupakan manifestasi klinis dismenorea sekunder (Smith, 1993; Smith, 1997):

Page 18: GANGGUAN HAID

1. Dismenorea terjadi selama siklus pertama atau kedua setelah menarche (haid pertama),

yang merupakan indikasi adanya obstruksi outflow kongenital.

2. Dismenorea dimulai setelah berusia 25 tahun.

3. Terdapat ketidaknormalan (abnormality) pelvis dengan pemeriksaan fisik: pertimbangkan

kemungkinan endometriosis, pelvic inflammatory disease, pelvic adhesion (perlengketan

pelvis), dan adenomyosis.

Terapi : causal (mencari dan menghilangkan penyebabnya), pemberian obat analgetik

(biasanya diberikan aspirin, fenasetin dan kafein), terapi hormonal (Tujuannya untuk

menekan ovulasi)

i).Mastodinia atau Mastalgia

Definisi

Adalah rasa tegang pada payudara menjelang haid.

Etiologi

Disebabkan oleh dominasi hormon estrogen, sehingga terjadi retensi air dan garam yang

disertai hiperemia didaerah payudara.

Page 19: GANGGUAN HAID

WOC AMENORE

Kegagalan fungsi hipotalamus-hipofisis

Kelainan genetik

Amenore primer

hipogonadotropin

Siklus menstruasi tidak terjadi

Estrogen & progesteron

tidak dihasilkan

Ovarium tidak

terangsang

FSH & LH

MK: ansietas, nyeri, kerusakan

integritas jaringan

Amenore sekunder

Tidak terjadi siklus

menstruasi

Siklus menstruasi terganggu

Penyakit stress, obat-obatan, dll

Tanda seks sekunder

tidak terjadi

Tidak terjadi menstruasi

Ovarium berupa jaringan pengikat

Tidak dapat mengalami menstruasi

Ovarium gagal

berkembangTestis menggantikan

ovarium

Tidak punya uterus

Disgenesis gonad

Testikular feminization

MK: gangguan citra tubuh, harga

diri rendah

Page 20: GANGGUAN HAID

WOC DISMENORE

MK:Intoleran aktivitas

MK:nyeri

Nyeri haid

Dismenore sekunder

Penyakit :endometriosis, inflamasi pelvis,

adenomiosis, kista ovarium, kelainan otak

Progesterone menurun

Enzim fosfolipase A2 meningkat

Labilisasi membrane lisosom (mudah pecah)

Regresi korpus luteum

Bila tidak terjadi kehamilan

Hidrolisis senyawa fosfolipid

Terbentuk asam arakidonat

prostaglandin

Meningkatkan kontraksi & disritmia uterus

iskemia

Miometrium terangsang

PGE 2 & PGF 2α dalam darah meningkat

PGF 2αPGE 2

Dismenore primer

Meningkatkan sensitisasi & menurunkan ambang

rasa sakit pada ujng saraf aferen nervus pelvicus

MK: ansietas

MK: intoleransi aktivitas

MK: nyeri

Nyeri haid

Page 21: GANGGUAN HAID

WOC PMS (PRE MENSTRUAL SINDROM)

Prolaktin ↑

Estrogen ↑ dan progesteron↓

Proses kimia tubuh terganggu

Metabolism vit.B6 (anti depresi)

terganggu

MK: gangguan integritas kulit

Deficit vit. B6

Produksi serotonin terganggu

Serotonin ↓ depresi

Pre menstrual sindrom

Kelemahan umum Nyeri payudara acne Mood labil

MK: intoleransi aktivitas

MK: nyeri

Neurotransmitter otak terganggu

Gangguan metabolism prostaglandin

Gamma linoleic acid (GLA) ↓

MK: ansietas

Page 22: GANGGUAN HAID

BAB 3

PEMBAHASAN

Kasus

Nona L, 17 tahun datang ke rumah sakit dengan mengeluh lemas letih dan lesu serta nyeri

hebat ketika haid, sampai tidak mampu melakukan aktivitas karena nyeri abdomen akan

bertambah. Pasien juga mengeluh mual, muntah dan diare.

3.1 Pengkajian

Pengkajian pada klien dengan dismenore dapat dilakukan dengan mengadakan

wawancara mengenai aspek-aspek umum seperti:

Riwayat Penyakit

a. Riwayat penyakit dahulu

pasien-pasien dengan dismenore mungkin menceritakan riwayat nyeri serupa yang

timbul pada setiap siklus haid. Dismenore primer biasanya mulai sesaat setelah

menarche. Kadang-kadang pasien mengemukakan riwayat kelelahan yang

berlebihan dan ketegangan saraf.

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Tidak Ada

c. Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada

Nutrisi

Pola Latihan

Pengetahuan Klien mengenai penyakitnya

Konsep diri (body image)

Skala nyeri 4-6

Pengkajian juga dapat dilakukan pemeriksaan fisik mulai B1-B6

B1 (Breath)

Pernapasan tidak teratur

B2 (Blood)

Tekanan darah Rendah (90/60 mmHg)

Akral Basah dan dingin

B3 (Brain)

Page 23: GANGGUAN HAID

Penurunan Konsentrasi

Pusing

Konjungtiva Anemia

B4 (Bladder)

Warna kuning dan Volume 1,5 L/Hari

B5 (Bowel)

Nyeri pada adomen

Nafsu makan Menurun

B6 (Bone)

Badan mudah capek

Nyeri pada punggung

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Abdomen : Abdomen lunak tanpa adanya rangsangan peritoneum atau

suatu keadaan patologik yang terlokalisir. Bising usus normal

Pemeriksaan Pelvis : Pada kasus dismenore Primer, pemeriksaan pelvis adalah

normal.

3.2 Analisis Data

No. DATA ETIOLOGI MASALAH

KEPERAWATAN

1 DS:

Penyebab

timbulnya nyeri:

disminore.

Nyeri dirasakan

meningkat saat

aktivitas

Lokasi nyeri

abdomen

Skala nyeri 4-6

Nyeri sering dan

terus – menerus

Menstruasi

Regresi korpus luteum

progesteron↓

Miometrium terangsang

Kontraksi&disritmia

uterus↑

Aliran darah ke uterus↓

Nyeri akut

Page 24: GANGGUAN HAID

DO:

Wajah tampak

menahan nyeri

Iskemia

Nyeri haid

2 DS:

Pasien

menyatakan

mudah lelah

DO:

Nadi lemah (TD

90/60 mmHg)

Px. terlihat pucat

Sclera/

konjungtiva anemi

Menstruasi

Pendarahan

Anemia

Kelemahan

Intoleran aktivitas

Intoleran aktivitas

3 DS:

Px. menyatakan

merasa gelisah

DO:

Pucat

Memperlihatkan kurang

inisiatif

Menstruasi

Nyeri haid

Kurang pengetahuan

Ansietas

Ansietas

3.3 Diagnosa keperawatan

1. Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi uterus saat menstruasi

2. Intoleran aktivitas b.d kelemahan akibat anemia

3. Ansietas b.d ketidaktahuan penyebab nyeri abdomen

3.4 Intervensi keperawatan

1. Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi uterus saat menstruasi

Page 25: GANGGUAN HAID

Tujuan:

Nyeri dapat diadaptasi oleh pasien

Kriteria hasil:

Skala nyeri 0-1

Pasien tampak rileks

INTERVENSI RASIONAL

1. Beri linkungan tenang dan kurangi

rangsangan penuh stress

2. Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian analgesic

3. Ajarkan strategi relaksasi (misalnya

nafas berirama lambat, nafas dalam,

bimbingan imajinasi

4. Evaluasi dan dukung mekanisme

koping px

5. Kompres hangat

1. Meningkatkan istirahat dan

meningkatkan kemampuan koping

2. Analgesik dapat menurunkan nyeri

3. Memudahkan relaksasi, terapi non

farmakologi tambahan

4. Penggunaan persepsi sendiri atau

prilaku untuk menghilangkan nyeri

dapat membantu mengatasinya lebih

efektif

5. Mengurangi rasa nyeri dan

memperlancar aliran darah

2. Intoleran aktivitas b.d kelemahan akibat nyeri abdomen

Tujuan:

Pasien dapat beraktivitas seperti semula

Kriteria hasil:

Pasien dapat mengidentifikasi faktor – faktor yang memperberat dan

memperingan intoleran aktivitas

Pasien mampu beraktivitas

INTERVENSI RASIONAL

Page 26: GANGGUAN HAID

1. Beri lingkungan tenang dan perode

istirahat tanpa gangguan, dorong

istirahat sebelum makan

2. Tingkatkan aktivitas secara bertahap

3. Berikan bantuan sesuai kebutuhan

1. Menghemat energi untuk aktivitas

dan regenerasi seluler/ penyembuhan

jaringan

2. Tirah baring lama dapat menurunkan

kemampuan

3. Menurunkan penggunaan energi dan

membantu keseimbangan supply dan

kebutuhan oksigen

4. Ansietas b.d ketidaktahuan penyebab nyeri abdomen

Tujuan:

Pasien bisa kembali

Kriteria hasil:

Pasien menyatakan kesadaran perasaan ansietas

Pasien menunjukkan relaksasi

Pasien menunjukkan perilaku untuk menangani stres

INTERVENSI RASIONAL

1. Libatkan pasien/ orang terdekat

dalam rencana perawatan

2. Berikan lingkungan tenang dan

istirahat

3. Bantu pasien untuk mengidentifikasi/

memerlukan perilaku koping yang

digunakan pada masa lalu

1. Keterlibatan akan membantu pasien

merasa stres

berkurang,memungkinkan energi

untuk ditujukan pada penyembuhan

2. Memindahkan pasien dari stress luar

meningkatkan relaksasi; membantu

menurunkan ansietas

3. Perilaku yang berhasil dapat

dikuatkan pada penerimaan masalah

stress saat ini, meningkatkan rasa

Page 27: GANGGUAN HAID

4. Bantu pasien belajar mekanisme

koping baru, misalnya teknik

mengatasi stres

control diri pasien

4. Belajar cara baru untuk mengatasi

masalah dapat membantu dalam

menurunkan stress dan ansietas

BAB 4

PENUTUP

Page 28: GANGGUAN HAID

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 29: GANGGUAN HAID

Manuaba, IBG. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Arcan.

Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk

Bidan. Jakarta: EGC.

Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jakarta; Media Aesculapius.

Rabe, Thomas. 202. Buku Saku Ilmu Kandungan. Jakarta: Hipokrates.

Sarwono. 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.