Haid, istihadah, nifas, mani, madzi dan wadi

24
MATA KULIAH FIQH IBADAH DOSEN : QUSTONIAH, S. Ag., M. Ag PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH Wanita wajib mengerti, Pria wajib memahami. #(untuk memuliakan Wanita) NASRUDDIN. ASN [NIM : 601131010020] NURMALASARI [NIM : 601131010001] SITI HALIJAH [NIM : 601131010015] Presentasi : Rabu, 26 Maret 2014

Transcript of Haid, istihadah, nifas, mani, madzi dan wadi

Page 1: Haid, istihadah, nifas, mani, madzi dan wadi

MATA KULIAH FIQH IBADAH

DOSEN : QUSTONIAH, S. Ag., M. Ag

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH

Wanita wajib mengerti, Pria wajib memahami. #(untuk memuliakan Wanita)

NASRUDDIN. ASN [NIM : 601131010020]

NURMALASARI [NIM : 601131010001]

SITI HALIJAH [NIM : 601131010015]

Presentasi : Rabu, 26 Maret 2014

Page 2: Haid, istihadah, nifas, mani, madzi dan wadi

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya,berupa iman, ilmu, dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugasmata kuliah Fiqh Ibadah ini dengan baik. Dalam pembahasan mengenai Haid,Istihadah, Nifas, Mani, Madzi dan Wadi.

Shalawat serta Salah mari kita lafadzkan kepada junjungan NabiMuhammad SAW. ”Allahummasalialasaidina Muhammad waalaalisaidinaMuhammad.” Semoga kita semua menjadi ummat terbaik di dunia dan akhirat.Aamiin.

Materi ini kami sajikan berdasarkan beberapa sumber diharapkan dapatmenjadi media belajar demi peningkatan pengetahuan serta meningkatkankesadaran dan rasa syukur atas nikmat dan kebesaran Allah SWT.

Juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak telahmembantu, para penyedia sumber referensi baik cetak maupun online. Semogamateri ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada kita semua danmenjadi pahala bagi kita yang mempelajarinya. Aamiin.

Tembilahan, 23 Maret 2014Penyusun,

Page 3: Haid, istihadah, nifas, mani, madzi dan wadi

Haid/ Mentstruasi atau umun disebut datangbulan. Menurut bahasa, haid berarti sesuatuyang mengalir. Menurut istilah syara’ ialahdarah yang terjadi pada wanita secara alami,bukan karena suatu sebab, dan pada waktutertentu. Haid terjadi secara normal, bukandisebabkan oleh suatu penyakit, luka,keguguran atau melahiran.

Darah haid berwarna kehitaman, pekat dan berbau tidak sedap. Berdasarkansebuah hadits, yang artinya : "Dari Urwah, dari Fatimah binti Abi Jahsy,bahwa ia mengeluarkan darah. Maka bersabdalah Nabi kepadanya:" kalau itu(memang) darah haid, maka warnanya kehitam-hitaman, bila demikianhalnya, maka berhentilah kamu shalat. Tapi kalau tidak demikian makaberwudhulah lalu shalat, karena (yang demikian itu) hanyalah gangguanotot. (HR. Abu Dawud),

Page 4: Haid, istihadah, nifas, mani, madzi dan wadi

Terjadinya haid pada seorang wanita mewajibkan baginya untuk mandiwajib setelah berakhir masa haidnya. Serta diharamkan baginya selama haiduntuk melakukan sholat baik fardu maupun sunat, puasa, menyentuh danmembaca Al-Qur’an, Memasuki Mesjid (dikwatirkan ada darah yangmengotori Mesjid), Thawaf di Baitullah, Jima (melakukan hubungan suami-istri), dan di Thalaq atau diceraikan oleh suami.

Dari Asma’ binti Abu Bakar Ra. Ia berkata, “Datang seorang wanita menemuiRasulullah, lalu bertanya, ‘Wahai Rasulullah, baju salah seorang diantarakami terkena darah haid, apa yang harus ia perbuat?’ Maka Rasulullahmenjawab, “(Hendaklah ia) menyikat bajunya, kemudian mencuci danmenyiramnya dengan air, setelah itu ia boleh shalat dengannya.”

Dari hadits di atas, maka telah nyata bahwa darah haid adalah najis. Lainhalnya dengan darah mutlak, seperti darah yang mengalir dari tubuhmanusia atau darah hewan yang boleh dimakan dagingnya, maka tidak adadalil yang mengatakan bahwa darah tersebut adalah najis.

Page 5: Haid, istihadah, nifas, mani, madzi dan wadi

Haid, menurut istilah medis yaitu keluarnya darah dari rahim seorang wanita.Karena perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dandipengaruhi oleh hormon reproduksi baik FSH-Estrogen atau LH-Progesteron.Periode ini penting dalam hal reproduksi. Hal ini terjadi setiap bulan dimulaisejak usia remaja hingga menopause.

Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal iniberlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus haid yang sama,kadang-kadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya, haid rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang juga dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 7hari paling lama 15 hari. Jika darah keluar lebih dari 15 hari maka itu termasukdarah penyakit. Umumnya darah yang hilang akibat haid adalah 10ML hingga80ML per hari tetapi biasanya dengan rata-rata 35ML per harinya.

Gejala yang umum terjadi pada wanita haid yaitu: Perut terasa mules, mual danpanas. Terasa nyeri saat buang air kecil. Tubuh terasa lemah, letih dan lesu.Demam, Sakit kepala dan pusing. Keputihan. Radang pada organ kelamin. Gatal-gatal pada kulit. Emosi meningkat. Nyeri dan bengkak pada payudara. Keringatdan Bau badan tidak sedap. Suara kurang menarik. Serta muncul Jerawat diwajah.

Page 6: Haid, istihadah, nifas, mani, madzi dan wadi

1. Firman Allah SWT. yang artinya:“Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah, ‘Haid itu suatu kotoran’. Olehsebab itu, hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita pada waktu haid dan janganlahkamu mendekati mereka sebelum mereka suci.” (Qs. al-Baqarah: 222).

Dalam ayat ini, yang dijadikan Allah sebagai batas akhir larangan adalah kesucian,bukan berlalunya sehari-semalam, ataupun tiga hari, ataupun lima belas hari. Hal inimenunjukkan bahwa illat (alasan) hukumnya adalah haid, yakni ada atau tidaknya. Jadi,jika ada haid berlakulah hukum itu dan jika telah suci (usai haid) tidak berlaku lagihukum-hukum haid tersebut.

2. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih-nya, bahwa Nabi –shallallaahu ‘alahiwa sallam- bersabda kepada ‘Aisyah –radhiyallaahu ‘anha- yang mendapatkan haidketika dalam keadaan ihram untuk umrah, “Lakukanlah apa yang dilakukan jama’ahhaji, hanya saja jangan melakukan thawaf di Ka’bah sebelum kamu suci”. ‘Aisyah berkata,“Setelah masuk hari raya kurban, barulah aku suci”.Dalam Shahih al-Bukhari, diriwayatkan bahwa Nabi –shallallaahu ‘alahi wa sallam-bersabda kepada ‘Aisyah, “Tunggulah. Jika kamu suci, maka keluarlah ke Tan’im”Dalam hadits ini, yang dijadikan Nabi –shallallaahu ‘alahi wa sallam- sebagai batas akhirlarangan adalah kesucian, bukan suatu masa tertentu. Ini menunjukkan bahwa hukumtersebut berkaitan dengan haid, yakni ada dan tidaknya.

Page 7: Haid, istihadah, nifas, mani, madzi dan wadi

3. Bahwa pembatasan dan rincian yang disebutkan para fuqaha dalam masalah ini tidak terdapat dalam al-Qur’anmaupun Sunnah Rasulullah –shallallaahu ‘alahi wa sallam- padahal ini perlu, bahkan amat mendesak untukdijelaskan. Seandainya batasan dan rincian tersebut termasuk yang wajib dipahami oleh manusia dan diamalkandalam beribadah kepada Allah, niscaya telah dijelaskan secara gamblang oleh Allah dan Rasul-Nya kepada setiaporang, mengingat pentingnya hukum-hukum yang diakibatkannya yang berkenaan dengan shalat, puasa, nikah,talak, warisan dan hukum lainnya.

Sebagaimana Allah dan Rasul-Nya telah menjelaskan tentang shalat: jumlah bilangan rakaatnya, waktu-waktunya,ruku’ dan sujudnya. Tentang zakat: jenis hartanya, nisabnya, persentasenya dan siapa yang berhak menerimanya.Tentang puasa: waktu dan masanya. Tentang haji dan masalah-masalah lainnya, bahkan tentang etika makan,minum, tidur, jima’ (hubungan suami-isteri), duduk, masuk dan keluar rumah, buang hajat, sampai jumlahbilangan batu untuk bersuci dari buang hajat, dan perkara-perkara lainnya baik yang kecil maupun yang besar,yang merupakan kelengkapan agama dan kesempumaan nikmat yang dikaruniakan Allah kepada kaum Mu’minin.Oleh karena pembatasan dan rincian tersebut tidak terdapat dalam Kitab Allah dan Sunnah Nabi –shallallaahu‘alahi wa sallam- maka nyatalah bahwa hal itu tidak dapat dijadikan patokan. Namun, yang sebenarnya dijadikanpatokan adalah keberadaan haid, yang telah dikaitkan dengan hukum-hukum syar’i menurut ada atau tidaknya.

Dalil ini – yakni suatu hukum tidak dapat diterima jika tidak terdapat dalam Kitab dan Sunnah -berguna bagi Andadalam masalah ini dan masalah-masalah ilmu agama lainnya, karena hukum-hukum syar’i tidak dapat ditetapkankecuali berdasarkan dalil syar’i dari Kitab Allah, atau Sunnah Rasul-Nya atau ijma’ yang diketahui, atau qiyas yangshahih.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah –rahimahullahu ta’ala- dalam salah satu kaidah yang dibahasnya, mengatakan,“Diantara sebutan yang dikaitkan oleh Allah dengan berbagai hukum dalam Kitab dan Sunnah, yaitu sebutan haid.Allah tidak menentukan batas minimal dan maksimalnya, ataupun masa suci diantara dua haid. Padahal umatmembutuhkannya dan banyak cobaan yang menimpa mereka karenanya. Bahasa pun tidak membedakan antarasatu batasan dengan batasan lainnya. Maka barangsiapa menentukan suatu batasan dalam masalah ini, berarti iatelah menyalahi Kitab dan Sunnah.

Page 8: Haid, istihadah, nifas, mani, madzi dan wadi

4. Logika atau qiyas yang benar dan umum sifatnya. Yakni, bahwa Allah menerangkan ‘illat (alasan) haid sebagaikotoran. Maka manakala haid itu ada, berarti kotoran pun ada. Tidak ada perbedaan antara hari kedua denganhari pertama, antara hari keempat dengan hari ketiga. Juga tidak ada perbedaan antara hari keenam belas denganhari kelima belas, atau antara hari kedelapanbelas dengan hari ketujuh belas. Haid adalah haid dan kotoran adalahkotoran. Dalam kedua hari tersebut terdapat ‘illat yang sama. Jika demikian, bagaimana mungkin dibedakan dalamhukum antara kedua hari itu, padahal keduanya sama dalam ‘illat? Bukankah hal ini bertentangan dengan qiyasyang benar? Bukankah menurut qiyas yang benar bahwa kedua hari tersebut sama dalam hukum karenakesamaan keduanya dalam ‘illat?

5. Adanya perbedaan dan silang pendapat di kalangan ulama yang memberikan batasan, menunjukkan bahwadalam masalah ini tidak ada dalil yang harus dijadikan patokan. Namun, semua itu merupakan hukum-hukumijtihad yang bisa salah dan bisa juga benar, tidak ada satu pendapat yang lebih patut diikuti daripada lainnya. Danyang menjadi acuan bila terjadi perselisihan pendapat adalah Al Qur’an dan Sunnah.Jika ternyata pendapat yang menyatakan tidak ada batas minimal atau maksimal haid adalah pendapat yang kuatdan yang rajih, maka perlu diketahui bahwa setiap kali wanita melihat darah alami, bukan disebabkan luka ataulainnya, berarti darah itu darah haid, tanpa mempertimbangkan masa atau usia. Kecuali apabila keluamya darahitu terus menerus tanpa henti atau berhenti sebentar saja seperti sehari atau dua hari dalam sebulan, maka darahtersebut adalah darah istihadhah.

Page 9: Haid, istihadah, nifas, mani, madzi dan wadi

Diantara salah satu hukum seputar haidh yaitu mandi wajib. Dimana hal itu sangat berpengaruhterhadap sah tidaknya shalat seorang mslimah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

وصل يفاغسليأدبرتوإذاالصالةفدعيالحيضة أقبلتفإذا“Jika telah tiba masa haidmu maka tinggalkan shalat, dan bila selesai masa haidmu maka mandilahkemudian shalatlah.” (HR. Bukhari)

Syariat islam tidaklah hanya mewajibkan mandi suci bagi wanita setelah selesai haid. Akan tetapijuga mengajarkan tata cara mandi sesuai masa haid. Di mana mandi ini sama seperti halnya mandijanabah, yaitu:Pertama: Membaca basmalah, dengan niat menghilangkan hadast besar melalui mandi. Selanjutnyamembasuh dua telapak tangan tiga kali;Kedua: Setelah itu beristinja dan membersihkan segala kotoran yang terdapat pada kemaluan;Ketiga: Berwudhu seperti hendak akan shalat;Berwudhu ketika mandi ada dua cara yang pertama berwudhu seperti halnya akan shalat dan keduaberwudhu seperti halnya akan shalat tetapi tanpa membasuh kaki, kakinya dibasuh terakhir.Keempat: Membasuh kepala dan telinga sebanyak tiga kali;Kelima: Selanjutnya menyiramkan air ke seluruh tubuh. Sebagaimana yang diriwayatkan dari AisyahRadhiyallahu ‘anha,“Apabila Rashulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam hendak mandi janabah beliau memulai denganmembasuh kedua telapak tangan sebelum beliau memasukkannya ke dalam bejana. Kemudian beliaumembasuh kemaluan dan berwudhu sebagaimana hendak melaksanakan sholat. Lalu beliaumenyela-nyela rambutnya dengan air. Seelah itu, beliau menyiram kepalanya tiga kali danmenyiramkan air ke seluruh tubuhnya.” (HR. Imam At Tirmidzi, dan beliau menshahihkannya).

Page 10: Haid, istihadah, nifas, mani, madzi dan wadi

Istihadhah adalah darah yang keluardari organ kewanitaan seorang wanitadi luar masa haid atau masa nifas, danumumnya darah ini keluar ketika sakit,

sehingga umumnya disebut darah penyakit. Biasanya darah istihadahberwarna agak kekuningan dan ada juga yang mirip dengan darah biasaketika luka, dingin dan encer serta keluannya sangat lemah/ tidak deras.Berasal dari urat yang pecah/ putus dan ketika keluar langsung mengental.

Imam Nawawi rahimahullah dalam Syarah Muslim mengatakan bahwaistihadhah adalah darah yang mengalir dari organ kewanitaan yang bukanpada waktunya dan keluarnya dari urat.

Page 11: Haid, istihadah, nifas, mani, madzi dan wadi

Apabila seorang wanita telah memastikan bahawa dia sedang mengalamipendarahan istihadah, maka hukum-hukum yang diwajibkan ke atasnyaadalah sama halnya wanita yang suci kecuali dalam tiga perkara berikut:

Pertama: Wanita yang beristihadah wajib berwudhu’ setiap kali hendak solat.Ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepadaFathimah binti Abi Hubaisy radhiallahu 'anha di dalam Shahih al-Bukhari –no: 228: “Kemudian hendaklah kamu berwudhu’ pada setiap solat.” Hadis inimemberi makna bahwa dia tidak berwudhu’ untuk solat yang berwaktukecuali selepas masuk waktunya. Adapun bagi solat yang tidak berwaktu(solat sunat) maka dia berwudhu’ ketika hendak melaksanakannya.

Page 12: Haid, istihadah, nifas, mani, madzi dan wadi

Kedua: Apabila wanita yang beristihadah hendak berwudhu’, hendaklah diamembasuh sisa darah dan memakai pembalut untuk menahan darah. Ini berdasarkansabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada Himnah radhiallahu 'anha:

“Aku akan terangkan untuk kamu (cara menggunakan) al-Kursuf (kapas yangdiletakkan di faraj), sesungguhnya ia dapat menghilangkan darah.” Himnah berkata:“Ia (darah saya) lebih banyak dari demikian itu”. Rasulullah bersabda: “Makahendaklah kamu mengekangnya (mengikatnya)….” [Sunan al-Tirmizi – no: 118(Kitab al-Thaharah) dan beliau berkata: Hadis ini hasan sahih]Apa yang keluar (apa-apa pendarahan) selepas itu tidaklah memudaratkan (tidakmembatalkan wudhu’) berdasarkan hadis berikut riwayat Ahmad dan IbnMajah:“Wahai Rasulullah, Sesungguhnya aku seorang wanita yang mengalamiistihadah sehingga aku tidak suci, apakah aku patut meninggalkan solat? Tidak,hendaklah kamu jauhi solat pada hari-hari haidmu (sahaja) kemudian hendaklahkamu mandi dan berwudhu’ untuk setiap solat kemudian dirikanlah solat walaupundarah menitis jatuh ke atas tikar.” [Musnad Ahmad – no: 25681 dan disahihkan olehSyu‘aib al-Arnauth]

Page 13: Haid, istihadah, nifas, mani, madzi dan wadi

Ketiga: Bersetubuh, maka para ilmuan berselisih pendapat mengenaikebolehannya. Pendapat yang sahih adalah ianya harus (dibolehkan) tanpasekatan berdasarkan sebab-sebab berikut:Merupakan satu kelaziman bagi para wanita pada zaman Rasulullahshallallahu 'alaihi wasallam mengalami istihadah. Akan tetapi Allah danRasul-Nya tidak pernah mencegah para suami daripada menyetubuhi isterimereka.Allah Subhanahu wa Ta‘ala berfirman: Oleh sebab itu hendaklah kamumenjauhkan diri dari perempuan (jangan bersetubuh dengan isteri kamu)dalam masa datang darah haid itu. [al-Baqarah 2:222] Ayat ini menjadi dalilbahawa larangan bersetubuh hanyalah pada istri yang sedang haid, tidakselain itu.Jika diharuskan sholat bagi wanita yang beristihadah, maka sudah tentudiharuskan juga bersetubuh kerana bersetubuh adalah sesuatu yang lebihkecil berbanding sholat.Pendapat yang melarang bersetubuh mengqiyaskan wanita yangberistiadhah dengan wanita yang haid. Ini adalah qiyas yang tidak benarkerana wanita istihadah dan wanita haid adalah dua kes yang salingberlainan.

Page 14: Haid, istihadah, nifas, mani, madzi dan wadi

Nifas adalah darah yang keluar dari rahim wanitaketika melahirkan atau 2-3 hari sebelum dansesudah melahirkan. Darah nifas keluar karenaadanya proses melahirkan.

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakanbahwa darah nifas itu adalah darah yang keluarkarena melahirkan, baik itu bersamaan dengan

proses melahirkan ataupun sebelum dan sesudah melahirkan tersebut yang umumnyadisertai rasa sakit. Pendapat ini senada dengan pendapat Imam Ibnu Taimiyah yangmengemukakan bahwa darah yang keluar dengan rasa sakit dan disertai oleh prosesmelahirkan adalah darah nifas.

Para ulama berbeda pendapat, apakah masa nifas itu ada batas minimal danmaksimalnya. Menurut Syaikh Taqiyuddin dalam risalahnya tentang sebutan yangdijadikan kaitan hukum oleh pembawa syari’at hal. 37: “Nifas tidak ada batas minimalmaupun maksimalnya. Andaikata ada seorang wanita mendapati darah lebih dari 40,60 atau 70 hari dan berhenti, maka itu adalah darah nifas. Namun jika berlanjut terusmaka itu adalah darah kotor, dan bila demikian yang terjadi maka batasnya 40 hari,karena hal itu merupakan batas umum sebagaimana dinyatakan oleh banyak hadits.

Page 15: Haid, istihadah, nifas, mani, madzi dan wadi

No Perbedaan Haid Istihadhah Nifas1. Masa Antara 1 - 15 hari Tidak tentu 40 - 60 hari

2. Waktu keluar Tertentu Tidak tertentu waktunya

Sebelum atau sesudah melahirkan

3. Aroma Tidak sedap Seperti darah biasa.4. Warna Hitam/ Kehitaman Merah segar Kekuning-kuningan5. Sifat Pekat/ Kental Lunak/ Encer/ Cair

6. Asal keluar Dari rahim bagiandalam.

Dari rahim bagian bawah, atau dari

urat yang berada di sisi rahim

7. Masa Iddah Memiliki masa Iddah Tidak memiliki. Tidak memiliki

8. Larangan Shalat, Puasa, Jima’, Thawaf, Thalaq/cerai

Dihukumi wanitasuci. Sebagaimana haid

Page 16: Haid, istihadah, nifas, mani, madzi dan wadi

Mani adalah cairan berwarna putih yang keluar dari organ kelaminlaki-laki, biasanya keluarnya cairan ini diiringi dengan rasa rileks dandibarengi dengan syahwat dan menyebabkan tubuh menjadi lemas.Mani dapat keluar dalam keadaan sadar (seperti karena berhubungansuami-istri) ataupun dalam keadaan tidak sadar “mimpi basah”.

Keluarnya mani menyebabkan seseorang harus mandi wajib/ mandijunub. Hukum air mani adalah suci dan tidak najis (berdasarkanpendapat yang terkuat). Apabila pakaian seseorang terkena air mani,maka disunnahkan untuk mencuci pakaian tersebut jika air maninyamasih dalam keadaan basah. Adapun apabila air mani telah mengering,maka cukup dengan mengeriknya saja. Hal ini berdasarkan perkataanAisyah, beliau berkata “Saya pernah mengerik mani yang sudah keringyang menempel pada pakaian Rasulullah dengan kuku saya.” (HR.Muslim)

Page 17: Haid, istihadah, nifas, mani, madzi dan wadi

Madzi adalah air yang keluar dari organ kelamin, baik pria atau wanita. Beningdan lengket. Keluarnya air ini disebabkan syahwat yang muncul ketikaseseorang memikirkan atau membayangkan jima’ (hubungan seksual) atauketika pasangan suami istri bercumbu rayu (foreplay dalam istilah seksologi).Madzi keluar dengan tidak memancar, tidak menyebabkan seseorang menjadilemas dan terkadang terjadi tanpa disadari (tidak terasa).

Hukum Madzi adalah najis dan membatalkan wudhu. Apabila Madzi keluar,maka ia wajib membersihkan organ kelamin atau bagian tubuh yang terkenaMadzi serta berwudhu apabila hendak sholat. Hal ini sebagaimana sabdaRasulullah, “Cucilah kemaluannya, kemudian berwudhulah.” (HR. BukhariMuslim).

Apabila terkena pakaian, maka cukup dengan memercikkan air ke bagianpakaian yang terkena Madzi tersebut, sebagaimana sabda Rasulullah terhadapseseorang yang pakaiannya terkena madzi, “cukup bagimu dengan mengambilsegenggam air, kemudian engkau percikkan bagian pakaian yang terkena Madzitersebut.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah dengan sanad hasan).

Page 18: Haid, istihadah, nifas, mani, madzi dan wadi

Wadi adalah cairan putih kental yang keluar dari organkelamin seseorang setelah buang air kecil. Keluarnya Wadijuga bersifat najis dan membatalkan wudhu. Waditermasuk. Cara membersihkan wadi adalah denganmembersihkan organ kelamin, apabila terkena badan makacucilah dengan air sama halnya dengan mebersihkan badanyang terkena madzi. Lalu ber-Istinja.

Page 19: Haid, istihadah, nifas, mani, madzi dan wadi

Ada lima hal yang mewajibkan mandi Janabah :1. Meninggal dunia. Orang yang meninggal dunia, wajib dimandikan oleh orangmuslim lainnya. Kecuali bagi seorang muslim yang gugur dalam syahid.2. Pada saat terhentinya darah menstruasi.3. Setelah melahirkan, baik janin yang dilahirkan itu sempurna atau tidak.4. Pada saat terhentinya darah nifas.5. Setalah berhubungan intim, baik diikuti dengan keluarnya sperma atau tidak.

Mandi janabah merupakan syariat Islam yang harus dikerjakan oleh setiapmuslim pada saat mendapati lima hal di atas. Hal itu penting, karena untukmelaksanakan syariat Islam, seorang muslim haruslam dalam kondisi suci diridan hati. Allah Swt. berfirman, “Dan apabila kalian dalam keadaan junub, makahendaklah kalian bersuci,” (QS Al-Maidah [5]: 6).

Page 20: Haid, istihadah, nifas, mani, madzi dan wadi

Syarat Mandi Janabah, terbagi tiga yaitu :1. Niat mandi janabah yang diucapkan bersamaan dengan membasuhanggota badan untuk pertama kali.

Niat mandinya harus dinyatakan dengan jelas mengenai hadast apa yangdihilangkan dengan cara mandi tersebut. Sebagai contoh, mandi setelah sucimenstruasi. Dengan demikian, ia harus meniatkan mandi setelah sucimenstruasi. Berikut beberapa niat mandi karena hadas besar:

a. Mandi Setelah Suci MenstruasiNawaitul ghusla li raf‘il hadatsil akbari minal haidhi ‘an jami‘il badani,fardhan lillahi ta‘ala (Saya berniat mandi untuk menghilangkan hadas besardari semua badan setelah menstruasi, yang merupakan kewajiban karenaAllah).

b. Mandi karena JunubNawatul ghusla li raf‘il hadatsil akbari minal janabati ‘an jami‘il badanifardhan lillahi ta‘ala (Saya berniat mandi untuk menghilangkan hadas besardari semua badan setelah junub, yang merupakan kewajiban karena Allah).

Page 21: Haid, istihadah, nifas, mani, madzi dan wadi

c. Mandi Setelah Bersih dari Darah NifasNawaitul ghusla li raf‘il hadatsil akbari minan nifasi ‘an jami‘il badani, fardhan lillahita‘ala (Saya berniat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari semua badansetelah nifas, yang merupakan kewajiban karena Allah).

d. Mandi Setelah MelahirkanNawaitul ghusla li raf‘il hadatsil akbari minal wiladati ‘an jami‘il badani fardhanlillahi ta‘ala (Saya berniat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari semuabadan setelah melahirkan, yang merupakan kewajiban karena Allah).

Jika pada saat mengguyur badan yang pertama kali lebih dahulu dari niat, makabasuhannya itu tidak dihitung. Guyuran berikutnyalah yang dianggap sah.Disamping itu, sebelum mandi hendaklah terlebih dahulu menghilangkan najis-najisatau kotoran-kotoran yang ada di badan.

Page 22: Haid, istihadah, nifas, mani, madzi dan wadi

2. Meratakan basuhan air ke seluruh anggota badan, mulai ujung rambut sampaiujung kaki. Jika rambutnya dipintal, maka harus dilepas. Jika rambutnya lebat ataukeriting tebal, maka harus diselai-selai. Begitu juga lipat-lipatan badan, telinga, kukudan mata, hendaklah digosok-gosok dengan jari-jari agar dapat terkena air.

Menurut ulama salaf, sebelum suci dari hadas besar, sebaiknya yang bersangkutantidak memotong kuku atau rambut, karena seluruh anggota badan manusia akanditanya di hadapan Allah kelak. Oleh karena itu, jangan sampai ada bagian anggotabadannya yang masih menanggung hadas besar.

Meski demikian, dalam hal memotong kuku atau rambut tidak sampai pada hukumharam, karena kuku atau rambut yang dipotong tersebut merupakan anggota badanyang lebih bersifat aksesoris, yang tentu sebaiknya dipotong bila tidak sedang dalamkeadaan junub.

3. Menghilangkan najis.Jika pada anggota badan terdapat najis yang tampak terlihat, maka najis tersebutharus dihilangkan terlebih dahulu, sebelum memulai mandi.

Page 23: Haid, istihadah, nifas, mani, madzi dan wadi
Page 24: Haid, istihadah, nifas, mani, madzi dan wadi