Hadits Akhlak Terpuji Dan Tercela
Transcript of Hadits Akhlak Terpuji Dan Tercela
HADITS AKHLAK TERPUJI DAN TERCELA
A. HADIS-HADIS YANG TERMASUK DALAM AKHLAK TERPUJI
Berbuat baik kepada kedua orang tua (Birrul walidain)
Istilah Birruwalidain berasal langsung dari Nabi Muhammad SAW. Dalam
sebuah riwayat disebutkan bahwa ‘Abdullah ibn Mas’ud seorang sahabat Nabi
yang terkenal bertanya kepada Rasululla tentang amalan apa yang disukai Allah
SWT, Beliau menyebutkan: pertama: sholat tepat pada waktunya, kedua:
birruwalidain, ketiga: jihad fisabilillah. Seperti hadist dibawah ini:
: النبي سالت قال عنه الله رضي مسعود بن عبدالله عبدالرحمن ابي عن : : : . : الوالد: بر قال اى ثم قلت وقتها على الصالة تعالى؟قال الله الى احب العمل اى ص
) ( : عليه. متفق الله سبيل فى اى؟الجهاد ثم قلت ينDiriwayatkan dari Abu abdirrahman Abdullah ibnu mas’ud RA,dia berkata:aku
bertanya kepada Nabi SAW:apa amalan yang paling disukai oleh Allah SWT?
Beliau menjawab: “Shalat tepat pada waktunya”.aku bertanya lagi:kemudian
apa?Beliau menjawab: “Birrul walidain”.kemudian aku bertanya lagi:seterusnya
apa?Beliau menjawab: “Jihad fi sabilillah”.
Birrul walidain terdiri dari kata birru dan al-walidain. Birru atau al birru
artinya kebajikan dan al walidain artinya dua orang tua atau ibu bapak. Jadi birrul
walidain adalah berbuat kebajikan terhadap kedua orang tua.
A. Kedudukan birrul walidain
Birrul walidain mempunyai kedudukan yang istimewa dalam ajaran islam. Ada
alasan yang membuktikan hal tersebut antara lain:
Perintah ihsan kepada ibu bapak diletakkan oleh Allah di dalam Al-Quran langsung
sesudah perintah beribadah kepada-Nya semata-mata atau sesudah larangan
mempersekutukan-Nya.
Allah mewasiatkan kepada umat manusia untuk berbuat ihsan kepada ibu bapak
Allah swt meletakkan perintah berterima kasih kepada ibu bapak sesudah berterima
kasih kepada Allah swt
Rasulullah meletakkan birrul walidain sebagai amalan nomor dua terbaik sesudah
shalat tepat pada waktunya
Rasullulah meletakkan ‘uququl walidain) durhaka kepada ibu bapak( sebagai dosa
besar nomor dua sesudah syirik
Rasulullah mengkaitlkan keridhaan dan kemarahan Allah dengan keridhaaan dan
kemarahan orang tua
Demikianlah Allah dan Rasul-Nya menempatkan orang tua pada posisi
yang sangat istimewa sehingga berbuat baik kepada keduanya menempati posisi
yang sangat mulia dan sebaliknya durhaka kepada keduanya juga menempati
posisi yang hina. Secara khusus Allah juga mengingatkan betapa besar jasa dan
perjuangan ibu dalam mengandung, menyusui merawat, dan mendidik anaknya.
Kemudian bapak, sekalipun tidak ikut mengandung dan menyusui, tapi beliau
berperan besar dalam mencari nafkah, membimbing, melindungi, membesarkan
dan mendidik anaknya hingga mampu berdiri sendiri. Bahkan sampai waktu yang
tak terbatas.
B. Bentuk-Bentuk Birrul Walidain
mengikuti keinginan dan saran orang tua dalam berbagai aspek kehidupan. Tetapi
dengan satu catatan penting selama keinginan dan saran-saran itu sesuai dengan
ajaran islam
menghormati dan memuliakan kedua orang tua dengan rasa terima kasih dan kasih
sayang atas jasa-jasanya yang tidak dapat dinilai dengan apapun
membantu bapak dan ibu secara fisik dan materiil
mendo’akan kedua orang tua semoga diberi keampunan, rahmat,dll dari Allah.
setelah orang tua meninggal, birrul walidain dapat diteruskan dengan cara:
menyelenggarakan jenazah dengan sebaik-baiknya, melunasi hutang-hutangnya,
melaksanakan wasiatnya, meneruskan silaturrahim yang dibina sewaktu hidup,
memuliakan sahabat-sahabatnya, mendoakaannya.
Berbuat baik kepada tetangga
sesudah anggota keluarga sendiri, orang yang paling dekat dengan kita
adalah tetangga. Merekalah yang diharapkan dahulu memberikan bantuan jika kita
membutuhkannya, jika tiba-tiba kita ditimpa musibah. Begitu juga sebaliknya jika
kita mendapat kebahagiaan kita akan berbagi dengan tetangga. Begitu pentingnya
peran tetangga sampai-sampai Rasulullah menganjurkan kepada siapa saja yang
akan membeli tanah atau rumah untuk memperhatikan siapa yang akan menjadi
tetangganya.
Baik buruknya tetangga tergantung bagaimana kita bersikap kepada
mereka. Oleh karena itu, sangat di mengerti kenapa Allah memerintahkan kepada
kita untuk berbuat baik dengan tetangga, baik tetangga dekat maupun jauh.
: : بالله يؤمن كان من سلم و عليه الله صلى الله رسول قال قال هريرة أبي عن
كان ومن ضيفه فليكرم اآلخر واليوم بالله يؤمن كان ومن جاره يؤذ فال اآلخر واليوم
) البخاري ) رواه ليصمت أو خيرا فليقل اآلخر واليوم بالله يؤمن
Dari Abu Hurairah ra. Bahwa Rasulullah saw bersabda: “barang siapa yang
beriman kepada Allah swt dan hari akhir, maka janganlah ia menyakiti
tetangganya. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah swt dan hari akhir,
maka hendaklah ia memuliakan tamunya. Dan barang siapa yang beriman
kepada Allah swt dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau
diam”. )Muttafaqun ‘alaih(.
Dari hadits di atas dapat kita ambil pelajaran, untuk mengukur keimanan
seseorang menurut cara Rasulullah saw. Yaitu agar keimanan seorang muslim
dilihat dari tiga hal,yaitu: kebaikannya terhadap tetangga,berbuat baik kepada
tamu dan perkataannya kepada orang lain. Tiga alat ukur yang sudah disampaikan
oleh Rasulullah saw di atas bisa dijadikan barometer bagi seseorang dalam
kehidupan sehari-hari.
Tidak menyakiti hati tetangga, menghormati tamu, dan berkata baik atau
memilih diam menjadi kerangka ukur bagi orang yang beriman kepada Allah swt
dan hari akhir. Orang yang sudah mendeklarasikan beriman kepada Allah swt dan
hari akhir, dilarang keras mengganggu apalagi menyakiti tetangga, baik fisik
maupun psikhis. Menghormati dan memuliakan orang lain merupakan langkah
baik untuk membangun relasi antara lembaga keluarga dengan tetangga.
C. Pentingnya hubungan baik terhadap tetangga
Berkali-kali malaikat jibril memesankan kepada nabi muhammad untuk
berbuat baik terhadap tetangga, sampai-sampai beliau mengira tetangga akan
mendapatkan warisan. Dalam beberapa hadis,rasulullah menjadikan sikap baik
dengan tetangga sebagai ukuran dari keimanan seseorang kepada Allah dan hari
akhir. Sikap hidup bertetangga mempunyai hubungan yang signifikan dengan
kualitas iman seseorang. Semakin kuat iman seseorang, semakin baik dia dengan
tetanganya, begitu pula sebaliknya.Beliau bersabda:
, واليوم باالله يؤمن كان ومن خيرااوليصمت فليقل االخر واليوم الله با يؤمن كان من
( , البخارى رواه ضيفه فاليكرم االخر واليوم باالله يؤمن كان من جاره فاليكرم االخر
ومسلم(
Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir,hendaklah ia berkata
baik atau diam.Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari
akhir,hendaklah ia memuliakan tetangganya.Dan barang siapa yang beriman
kepada Allah dan hari akhir,hendaklah ia memuliakan tamunya,)Bukhori
Muslim(
D. Bentuk hubungan baik terhadap tetangga
Minimal hubungan baik dengan tetangga diwujudkan dalam bentuk tidak
mengganggu atau menyusahkan mereka. Tidak menyakiti tetangga dengan kata-
kata kasar dan tidak sopan.Yang lebih baik lagi tidak hanya sekedar menjaga
sampai tetangga terganggu,tetapi secara aktif berbuat baik kepada
mereka.Misalnya dengan mengucapkan salam dan bertegur sapa dengan
ramah.Rasulullah menguraikan bagaimana cara berbuat baik dengan tetangga.
Beliau bersabda:
, , , , وإن سترته اعون وإن اقرضته افتقر وإن Cعته شي مات وإن ته عد مرض إن الجار حق
, , عليه Cفتسد بنائه فوق بناءك ترفع وال يته Cعّز مصيبة اصابته وإن هنأته خير اصابته
) الطبرانى, ) رواه منها له تغرف أن إال قدرك بريح تؤذه وال يح Cالر
”hak tetangga ialah, apabila ia sakit kita menjenguknya, apabila ia meninggal,
kamu mengiringi jenazahnya, apabila kita membutuhkan sesuatu, kamu
meminjaminya,apabila ia tidak memiliki pakaian kamu memberikan pakaian,
apabila ia mendapatkan kebajikan kamu mengucapkan selamat kepadanya,
apabila ia mendapatkan musibah kamu bertakziah kepadanya, jangan kamu
meninggikan rumahmu atas rumahnya sehingga angin terhalang masuk
rumahnya, dan janganlah kamu menyakiti dengan bau periukmu kecuali kamu
memberinya sebagian dari masakan itu.” )HR.Thabrani(.
Seorang muslim harus peduli dan memperhatikan tetangganya.
Mengulurkan tangan untuk mengatasi kesulitan hidup yang dihadapi oleh
tetangga. Jangan sampai terjadi seseorang dapat tidur nyenyak sementara
tetangganya menangis kelaparan, sebagaimana yang dinyatakan oleh Rasulullah
dalam sebuah hadist:
وهو جائع وجاره شبعانا بات من بى امن ما
) البّزار ) رواه يعلم
“Tidaklah beriman kepadaku orang yang dapat tidur dengan perut kenyang
sementara tetangganya kelaparan, padahal ia mengetahuinya.” )HR. Albazzar(
Hubungan baik dengan masyarakat
Selain dengan tetangga, seorang muslim harus dapat berhubungan baik
dengan masyarakat yang lebih luas, baik d lingkungan pendidikan, kerja, sosial
dan lingkungan lain. Baik dengan orang-orang yang seagama, maupun dengan
pemeluk agama lain.
Hubungan baik dengan masyarakat sangat diperlukan karena tidak
seorangpun yang dapat hidup tanpa bantuan masyarakat. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa manusia secara fitranya adalah makhluk sosial dan hidup
bermasyarakat suatu keniscayaan bagi mereka.
E. Kewajiban sosial sesama muslim
Untuk terciptanya hubungan baik antara sesama muslim dalam
masyarakat, setiap orang harus mengetahui hak dan kewajibannya seorang muslim
atas muslim lainnya. Beliau bersabda:
, : الجنائّز Cباع وات المريض وعيادة السالم Cرد خمس المسلم على المسلم حق
, العاطس وتشميط الدعوة .وإجابة
)
الخمسة )رواه
“kewajiban seorang muslim terhadap muslim lainya ada lima: menjawab salam,
mengunjungi orang sakit, mengiringkan jenazah, memenuhi undangan, dan
menjawab orang bersin”)Rowahul Khomsah(
Menjawab salam
Mengucapkan dan menjawab salam hukumnya berbeda. Mengucapkannya sunah,
sedangkan menjawabnya wajib.
Mengunjungi orang sakit
Menurut rasulullah, orang-orang yang beriman itu ibarat satu batang tubuh,apabila
salah satu anggota tubuh sakit,yang lain ikut perihatin.
Salah satu cara menerapkan hadits diatas adalah dengan meluangkan waktu
mengunjungi saudara seagama yang sakit. Kunjungan teman, saudara adalah obat
yang mujarab bagi si sakit. Betapa pentingnya mengunjungi orang sakit itu dapat
terlihat dalam hadits qudsi berikut ini:
: ! : كيف ربى يا قال تعدنى فلم مرضت ادم ابن يا القيامة يوم يقول Cوجل Cعّز الله إن
: أما تعده؟ فلم مرض فالنا عبدى Cأن علمت أما قال العالمين؟ Cرّب وأنت أعوذبك
) (.... مسلم رواه عنده لوجدتنى عدته لو علمت
“sesungguhnya azza wa jalla berfirman pada hari kiamat: “Hai anak Adam, Aku
sakit kenapa kamu tidak datang mengunjungi-Ku? Anak Adam menjawab:” ya
tuhan, bagai mana aku akan mengunjungi-Mu sedangkan Engkau adalah Tuhan
Semesta Alam?” Allah berfirman:” tidaklah kamu tahu bahwa si Fulan hambaKu
sakit, kenapa kamu tidak mengunjunginya? Tahukah kamu, jika kamu
mengunjunginya niscaya kamu akan menemuiKu disisinya....)HR. Muslim(
Mengiringkan jenazah
Apabila seseorang meninggal dunia, masyarakat secara kifayah wajib
memandikan, mengafani, mensholatkan dan menguburkan. Rasulullah sangat
menganjurkan kepada masyarakat untuk dapat mensholatkan dan mengantarkan
jenazah ke kubur secara bersama-sama. Beliau bersabda:
( : : . متفق , العظيمين الجبلين مثل قال القيراطان؟ وما قيل قيراطان فله تدفن حتى شهدها ومن قيراط عليها يصلCى حتى الجنازة شهد من
عليه(
“barang siapa yang menyaksikan jenazah lalu ikut menshalatkannya, baginya
satu qirath. Dan barang siapa yang menyaksikannyasampai dikuburka, baginya
dua qirath. “ditanyakan orang:”apa itu dua qirath?” Beliau bersabda:”seperti
dua gunung yang besar(pahalanya).”(HR. Mutafaqun ‘Alaih(
Mengabulkan undangan
Undang mengundang sudah menjadi tradisi dalam pergaulan bermasyarakat.Yang
mengundang akan kecewa bila undangan tidak dikabulkan, dan akan lebih kecewa
lagi bila yang berhalangan hadir tidak memberi kabar apa-apa.Oleh sebab
itu,seorang muslim dianjurkan untuk memenuhi undangan yang diterimanya
selama tidak berhalangan,dan acara-acara tersebut tidak bertentangan dengan
syari’at Islam.
Khusus untuk undangan walimahan)resepsi pernikahan( seorang muslimah wajib
menghadirinya. Rasulullah bersabda:
) عليه ) متفق فاليأتها وليمة إلى احدكم دعى إذا
“apabila seseorrang diantra kamu diundangmenghadiri walimahan, maka
hendakah ia menghadirinya.”)HR. Muttafaqun ‘Alaih(
Menyahuti orang bersin
Orang bersin disunatkan untuk membaca alhamdulilah, bersyukur kepada Allah,
karena biasanya bersin pertanda badan ringan dari penyakit. Bagi yang mendengar
)orang bersin mengucapkan Alhamdulillh(, diwajibkan menyahutinya dengan
membaca yarhamukallah )semoga Allah mengasihinya(. Kemudian yang bersin
menjawab yahdikumullah wa yushlib balakum)semoga Allah menujuki dan
memperbaiki keadaanmu(.
B. HADIS-HADIS YANG TERMASUK DALAM HADIS TERCELA
Berburuk sangka
: أكذّب : الظن فإن والظن إياكم قال سلم و عليه الله صلى النبي عن هريرة أبي عن
عباد وكونوا تباغضوا وال تدابروا وال تحاسدوا وال تجسسوا وال تحسسوا وال الحديث
) البخاري ) رواه إخوانا الله
Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda: ”jauhilah oleh kalian
berprasangka, karena Sesungguhnya berprasangka itu ucapan paling dusta.
Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain, janganlah memata-matai,
janganlah saling bersaing, iri hati, benci dan berselisih. Jadilah hamba-hamba
Allah yang bersaudara”. )H.R. Bukhari(.
Persaudaraan menjadi kata kunci pesan Rasulullah dalam hadits di atas.
Dalam membina dan menjaga keutuhan persaudaraan, kita harus selalu menjauhi
prasangka, mencari-cari kesalahan orang lain, memata-matai, saling iri, dan benci
satu dengan yang lain. Jika kita tidak bisa menjauhi apa yang sudah digariskan
Rasulullah )kebiasaan jelek( di atas, maka yang tersisa adalah sebuah permusuhan
dan saling membenci antara satu dengan yang lain. Tentu ini adalah awal bencana
keretakan, ketidakrukunan dan hilangnya harmoni di dalam lingkungan keluarga
dan masyarakat.
Ghibah dan buhtan
. gهh الل gوا قiال gةi kغjيب ال مiا iون gرkدi تi أ iالiق وسلم عليه الله صلى jهh الل iولgس iر hنi أ iة iرk ي iرgه jى ب
i أ kنiع
. . iالiق gولgقi أ مiا iخjى أ فjى iانi ك kنj إ iتk iي أ iرiفi أ iيلjق gه iرk iك ي jمiا ب iاكiخi أ iك gرk ذjك iالiق gمi iعkل أ gهg ول gس iرiو
) مسلم ) رواه gهh iهiت ب kدiقiف jيهjف kنg iك ي kمi ل kنj وiإ gهi kت iب اغkت jدiقiف gولgقi ت مiا jيهjف iانi ك kنj إ
Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bertanya: “tahukah kamu sekalian,
apakah menggunjing itu?” para sahabat berkata: “Allah swt dan Rasul-Nya lebih
mengetahui’. Beliau bersabda: “yaitu bila kamu menceritakan keadaan
saudaramu yang ia tidak menyenanginya”. Ada seorang sahabat bertanya:
“bagaimana seandainya saya menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada
saudara saya itu?” beliau menjawab: “apabila kamu menceritakan apa yang
sebenarnya terjadi pada saudaramu itu, maka berarti kamu telah
menggunjingnya, dan apabila kamu menceritakan apa yang sebenarnya tidak
terjadi pada saudaramu, maka kamu bener-benar membohongkannya”. )H.R.
Muslim(.
Dari hadits di atas Nabi SAW menjelaskan makna ghibah, yaitu dengan
menyebut-nyebut orang lain dengan sesuatu yang ia benci, baik tentang fisiknya
maupun sifat-sifatnya. Maka setiap kalimat yang kita ucapkan sementara ada
orang lain yang membencinya, jika ia tahu kita mengatakan demikian maka itulah
ghibah. Dan jika sesuatu yang kita sebutkan itu ternyata tidak ada pada dirinya,
berarti kita telah melakukan dua kejelekan sekaligus: ghibah dan buhtan )dusta(.
Imam Nawawi ra mengatakan, “Ghibah berarti seseorang menyebut-
nyebut sesuatu yang dibenci saudaranya baik tentang tubuhnya, agamanya,
duniannya, jiwanya, akhlaknya,hartanya,anak-anaknya,istri-
istrinya,pembantunya,gerakannya,mimik bicarnya atau kemuraman wajahnya dan
yang lainnya yang bersifat mengejek,baik dengan ucapan maupun isyarat”.
Tidak semua jenis ghibah dilarang dalam agama. Ada beberapa jenis
ghibah yang diperbolehkan yaitu yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang
benar dan tidak mungkin tercapai kecuali dengan ghibah. Ada enam jenis ghibah
yang diperbolehkan, yaitu:
1. Orang yang terdzolimi mengadukan kedzoliman yang dilakukan orang lain
kepada penguasa atau hakim yang berkuasa yang memiliki kekuatan untuk
mengadili perbuatan tersebut. Sehingga diperbolehkan mengatakan,”Si Fulan
telah mendzalimi diriku” atau “Dia telah berbuat demikian kepadaku.”
2. Meminta bantuan untuk menghilangkan kemungkaran dan mengembalikan
pelaku maksiat kepada kebenaran. Maka seseorang diperbolehkan
mengatakan, “Fulan telah berbuat demikian maka cegahlah dia!”
3. Meminta fatwa kepada mufti )pemberi fatwa( dengan mengatakan: ”Si
Fulan telah mendzolimi diriku, apa yang pantas ia peroleh? Dan apa yang
harus saya perbuat agar terbebas darinya dan mampu mencegah perbuatan
buruknya kepadaku?”
Atau ungkapan semisalnya, Hal ini diperbolehkan karena ada kebutuhan. Dan
yang lebih baik hendaknya pertanyaan tersebut diungkapkan dengan ungkapan
global, contohnya: “Seseorang telah berbuat demikian kepadaku” atau “Seorang
suami telah berbuat dzolim kepada istrinya” atau “Seorang anak telah berbuat
demikian” dan sebagainya. Meskipun demkian menyebut nama seseorang tertentu
diperbolehkan, sebagaimana hadits Hindun ketika beliau mengadukan )suaminya(
kepada Rasulullah saw, “Sesungguhnya Abu Sufyan adalah orang yang sangat
pelit.”
4. Memperingatkan kaum muslimin dari kejelekan, contohnya
memperingatkan kaum muslimin dari perawi-perawi cacat supaya tidak
diambil hadits ataupun persaksian darinya, memperingatkan dari para
penulis buku )yang penuh syubhat(. Menyebutkan kejelekan mereka
diperbolehkan secara ijma’ bahkan terkadang hukumnya menjadi wajib
demi menjaga kemurnian syari’at.
5. Ghibah terhadap orang yang melakukan kefasikan atau bid’ah secara
terang-terangan, seperti menggunjing orang yang suka minum minuman
keras, dan perbuatan maksiat lainnya. Diperbolehkan menyebutkannya
dalam rangka menghindarkan masyarakat dari kejelekannya.
6. Menyebut identitas seseorang yaitu ketika seseorang telah masyhur dengan
gelar tersebut. Seperti si buta, si pincang, si buta lagi pendek, si buta
sebelah, si buntung maka diperbolehkan menyebutkan nama-nama tersebut
sebagai identitas diri seseorang. Hukumnya haram jika digunakan untuk
mencela dan menyebut kekurangan orang lain. Namun lebih baik jika tetap
menggunakan kata yang baik sebagai panggilan.
Manusia yang mulia bukanlah yang banyak harta bendanya, tinggi
kedudukannya, tampan rupanya ataupun keturunan bangsawan, akan tetapi yang
terpuji akhlaknya.Baik akhlak terhadap Allah SWT )Vertikal(, maupun akhlak
terhadap sesama makhluk )horisontal(.
Akhlak yang baik itu dapat diwujudkan dengan mendekatkan diri kita
kepada Allah,yaitu dengan mematuhi segala perintahnya dan meninggalkan semua
larangannya, serta mau mengikuti ajaran-ajaran Sunnah Rasulullah.
Kunci akhlak yang baik adalah dari hati yang bersih. Dan hati yang bersih
adalah hati yang selalu mendapatkan cahaya dan sinar dari Allah SWT. Dengan
sinar itu, hati akan dapat melihat dengan jelas mana akhlak yang baik dan mana
akhlak yang buruk. Mana perbuatan terpuji dan mana perbuatan yang tercela.
Maka dari itu,kita harus selalu berdoa kepada Allah SWT agar hati kita selalu
mendapatkan cahaya dari-Nya.Amin.
Demikianlah makalah yang dapat kami buat, semoga dapat mendatangkan
manfaat bagi kami )pemakalah dan audiens( khususnya, dan bagi pembaca pada
umumnya. Kami selalu mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif
demi kesempurnaan makalah kami yang berikutnya.