Hadits Akhlak Terpuji Dan Tercela

17
HADITS AKHLAK TERPUJI DAN TERCELA A. HADIS-HADIS YANG TERMASUK DALAM AKHLAK TERPUJI Berbuat baik kepada kedua orang tua (Birrul walidain) Istilah Birruwalidain berasal langsung dari Nabi Muhammad SAW. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa ‘Abdullah ibn Mas’ud seorang sahabat Nabi yang terkenal bertanya kepada Rasululla tentang amalan apa yang disukai Allah SWT, Beliau menyebutkan: pertama: sholat tepat pada waktunya, kedua: birruwalidain, ketiga: jihad fisabilillah. Seperti hadist dibawah ini: ب ح ل ا م ع ل ص:اى ا ي ب لن ا ت ل ال:سا ه ق ن ع له ال ي ض ود ر سع م ن ب له دال ب ع ن م ح ر ل دا ب ع ي ب ن’ ا ع ل ب3 ن4 س ي ف اد4 ه ج ل م اى؟ا; ث: ت ل ق ن’. ب د4 وال ل ر ا 4 ب ال: 4 م اى:ق; ث: ت ل ق ا.4 ه ت ق ي و عل لاة4 ص لل:ا ا 4 ي؟ق ل ا4 ع ت ه4 ل ي ال ل ا) ه ن عل ق ف ت م( له الDiriwayatkan dari Abu abdirrahman Abdullah ibnu mas’ud RA,dia berkata:aku bertanya kepada Nabi SAW:apa amalan yang paling disukai oleh Allah SWT?Beliau menjawab: “Shalat tepat pada waktunya”.aku bertanya lagi:kemudian apa?Beliau menjawab: “Birrul walidain”.kemudian aku bertanya lagi:seterusnya apa?Beliau menjawab: “Jihad fi sabilillah”. Birrul walidain terdiri dari kata birru dan al- walidain. Birru atau al birru artinya kebajikan dan al walidain artinya dua orang tua atau ibu bapak. Jadi birrul walidain adalah berbuat kebajikan terhadap kedua orang tua.

Transcript of Hadits Akhlak Terpuji Dan Tercela

HADITS AKHLAK TERPUJI DAN TERCELA

A.      HADIS-HADIS YANG TERMASUK DALAM AKHLAK TERPUJI

  Berbuat baik kepada kedua orang tua (Birrul walidain)

Istilah Birruwalidain berasal langsung dari Nabi Muhammad SAW. Dalam

sebuah riwayat disebutkan bahwa ‘Abdullah ibn Mas’ud seorang sahabat Nabi

yang terkenal bertanya kepada Rasululla tentang amalan apa yang disukai Allah

SWT, Beliau menyebutkan: pertama: sholat tepat pada waktunya, kedua:

birruwalidain, ketiga: jihad fisabilillah. Seperti hadist dibawah ini:

: النبي سالت قال عنه الله رضي مسعود بن عبدالله عبدالرحمن ابي عن : : : . : الوالد: بر قال اى ثم قلت وقتها على الصالة تعالى؟قال الله الى احب العمل اى ص

) ( : عليه. متفق الله سبيل فى اى؟الجهاد ثم قلت                  ينDiriwayatkan dari Abu abdirrahman Abdullah ibnu mas’ud RA,dia berkata:aku

bertanya kepada Nabi SAW:apa amalan yang paling disukai oleh Allah SWT?

Beliau menjawab: “Shalat tepat pada waktunya”.aku bertanya lagi:kemudian

apa?Beliau menjawab: “Birrul walidain”.kemudian aku bertanya lagi:seterusnya

apa?Beliau menjawab: “Jihad fi sabilillah”.

Birrul walidain terdiri dari kata birru dan al-walidain. Birru atau al birru

artinya kebajikan dan al walidain artinya dua orang tua atau ibu bapak. Jadi birrul

walidain adalah berbuat kebajikan terhadap kedua orang tua.

A.   Kedudukan birrul walidain

Birrul walidain mempunyai kedudukan yang istimewa dalam ajaran islam. Ada

alasan yang membuktikan hal tersebut antara lain:

  Perintah ihsan kepada ibu bapak diletakkan oleh Allah di dalam Al-Quran langsung

sesudah perintah beribadah kepada-Nya semata-mata atau sesudah larangan

mempersekutukan-Nya.

  Allah mewasiatkan kepada umat manusia untuk berbuat ihsan kepada ibu bapak

  Allah swt meletakkan perintah berterima kasih kepada ibu bapak sesudah berterima

kasih kepada Allah swt

  Rasulullah meletakkan birrul walidain sebagai amalan nomor dua terbaik sesudah

shalat tepat pada waktunya

  Rasullulah meletakkan ‘uququl walidain) durhaka kepada ibu bapak( sebagai dosa

besar nomor dua sesudah syirik

  Rasulullah mengkaitlkan keridhaan dan kemarahan Allah dengan keridhaaan dan

kemarahan orang tua

Demikianlah Allah dan Rasul-Nya menempatkan orang tua pada posisi

yang sangat istimewa sehingga berbuat baik kepada keduanya menempati posisi

yang sangat mulia dan sebaliknya durhaka kepada keduanya juga menempati

posisi yang hina. Secara khusus Allah juga mengingatkan betapa besar jasa dan

perjuangan ibu dalam mengandung, menyusui merawat, dan mendidik anaknya.

Kemudian bapak, sekalipun tidak ikut mengandung dan menyusui, tapi beliau

berperan besar dalam mencari nafkah, membimbing, melindungi, membesarkan

dan mendidik anaknya hingga mampu berdiri sendiri. Bahkan sampai waktu yang

tak terbatas.

B.   Bentuk-Bentuk Birrul Walidain

  mengikuti keinginan dan saran orang tua dalam berbagai aspek kehidupan. Tetapi

dengan satu catatan penting selama keinginan dan saran-saran itu sesuai dengan

ajaran islam

  menghormati dan memuliakan kedua orang tua dengan rasa terima kasih dan kasih

sayang atas jasa-jasanya yang tidak dapat dinilai dengan apapun

  membantu bapak dan ibu secara fisik dan materiil

  mendo’akan kedua orang tua semoga diberi keampunan, rahmat,dll dari Allah.

  setelah orang tua meninggal, birrul walidain dapat diteruskan dengan cara:

menyelenggarakan jenazah dengan sebaik-baiknya, melunasi hutang-hutangnya,

melaksanakan wasiatnya, meneruskan silaturrahim yang dibina sewaktu hidup,

memuliakan sahabat-sahabatnya, mendoakaannya.

  Berbuat baik kepada tetangga

sesudah anggota keluarga sendiri, orang yang paling dekat dengan kita

adalah tetangga. Merekalah yang diharapkan dahulu memberikan bantuan jika kita

membutuhkannya, jika tiba-tiba kita ditimpa musibah. Begitu juga sebaliknya jika

kita mendapat kebahagiaan kita akan berbagi dengan tetangga. Begitu pentingnya

peran tetangga sampai-sampai Rasulullah menganjurkan kepada siapa saja yang

akan membeli tanah atau rumah untuk memperhatikan siapa yang akan menjadi

tetangganya.

Baik buruknya tetangga tergantung bagaimana kita bersikap kepada

mereka. Oleh karena itu, sangat di mengerti kenapa Allah memerintahkan kepada

kita untuk berbuat baik dengan tetangga, baik tetangga dekat maupun jauh.

: : بالله يؤمن كان من سلم و عليه الله صلى الله رسول قال قال هريرة أبي عن

كان ومن ضيفه فليكرم اآلخر واليوم بالله يؤمن كان ومن جاره يؤذ فال اآلخر واليوم

) البخاري ) رواه ليصمت أو خيرا فليقل اآلخر واليوم بالله يؤمن

Dari Abu Hurairah ra. Bahwa Rasulullah saw bersabda: “barang siapa yang

beriman kepada Allah swt dan hari akhir, maka janganlah ia menyakiti

tetangganya. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah swt dan hari akhir,

maka hendaklah ia memuliakan tamunya. Dan barang siapa yang beriman

kepada Allah swt dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau

diam”. )Muttafaqun ‘alaih(.

Dari hadits di atas dapat kita ambil pelajaran, untuk mengukur keimanan

seseorang menurut cara Rasulullah saw. Yaitu agar keimanan seorang muslim

dilihat dari tiga hal,yaitu: kebaikannya terhadap tetangga,berbuat baik kepada

tamu dan perkataannya kepada orang lain. Tiga alat ukur yang sudah disampaikan

oleh Rasulullah saw di atas bisa dijadikan barometer bagi seseorang dalam

kehidupan sehari-hari.

Tidak menyakiti hati tetangga, menghormati tamu, dan berkata baik atau

memilih diam menjadi kerangka ukur bagi orang yang beriman kepada Allah swt

dan hari akhir. Orang yang sudah mendeklarasikan beriman kepada Allah swt dan

hari akhir, dilarang keras mengganggu apalagi menyakiti tetangga, baik fisik

maupun psikhis. Menghormati dan memuliakan orang lain merupakan langkah

baik untuk membangun relasi antara lembaga keluarga dengan tetangga.

C.  Pentingnya hubungan baik terhadap tetangga

Berkali-kali malaikat jibril memesankan kepada nabi muhammad untuk

berbuat baik terhadap tetangga, sampai-sampai beliau mengira tetangga akan

mendapatkan warisan. Dalam beberapa hadis,rasulullah menjadikan sikap baik

dengan tetangga sebagai ukuran dari keimanan seseorang kepada Allah dan hari

akhir. Sikap hidup bertetangga mempunyai hubungan yang signifikan dengan

kualitas iman seseorang. Semakin kuat iman seseorang, semakin baik dia dengan

tetanganya, begitu pula sebaliknya.Beliau bersabda:

, واليوم باالله يؤمن كان ومن خيرااوليصمت فليقل االخر واليوم الله با يؤمن كان من

( , البخارى رواه ضيفه فاليكرم االخر واليوم باالله يؤمن كان من جاره فاليكرم االخر

                                                                          ومسلم(

Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir,hendaklah ia berkata

baik atau diam.Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari

akhir,hendaklah ia memuliakan tetangganya.Dan barang siapa yang beriman

kepada Allah dan hari akhir,hendaklah ia memuliakan tamunya,)Bukhori

Muslim(

D.  Bentuk hubungan baik terhadap tetangga

Minimal hubungan baik dengan tetangga diwujudkan dalam bentuk tidak

mengganggu atau menyusahkan mereka. Tidak menyakiti tetangga dengan kata-

kata kasar dan tidak sopan.Yang lebih baik lagi tidak hanya sekedar menjaga

sampai tetangga terganggu,tetapi secara aktif berbuat baik kepada

mereka.Misalnya dengan mengucapkan salam dan bertegur sapa dengan

ramah.Rasulullah menguraikan bagaimana cara berbuat baik dengan tetangga.

Beliau bersabda:

, , , , وإن سترته اعون وإن اقرضته افتقر وإن Cعته شي مات وإن ته عد مرض إن الجار حق

, , عليه Cفتسد بنائه فوق بناءك ترفع وال يته Cعّز مصيبة اصابته وإن هنأته خير اصابته

) الطبرانى, ) رواه منها له تغرف أن إال قدرك بريح تؤذه وال يح Cالر

”hak tetangga ialah, apabila ia sakit kita menjenguknya, apabila ia meninggal,

kamu mengiringi jenazahnya, apabila kita membutuhkan sesuatu, kamu

meminjaminya,apabila ia tidak memiliki pakaian kamu memberikan pakaian,

apabila ia mendapatkan kebajikan kamu mengucapkan selamat kepadanya,

apabila ia mendapatkan musibah kamu bertakziah kepadanya, jangan kamu

meninggikan rumahmu atas rumahnya sehingga angin terhalang masuk

rumahnya, dan janganlah kamu menyakiti dengan bau periukmu kecuali kamu

memberinya sebagian dari masakan itu.” )HR.Thabrani(.

Seorang muslim harus peduli dan memperhatikan tetangganya.

Mengulurkan tangan untuk mengatasi kesulitan hidup yang dihadapi oleh

tetangga. Jangan sampai terjadi seseorang dapat tidur nyenyak sementara

tetangganya menangis kelaparan, sebagaimana yang dinyatakan oleh Rasulullah

dalam sebuah hadist:

وهو جائع وجاره شبعانا بات من بى امن ما

) البّزار ) رواه يعلم

“Tidaklah beriman kepadaku orang yang dapat tidur dengan perut kenyang

sementara tetangganya kelaparan, padahal ia mengetahuinya.” )HR. Albazzar(

  Hubungan baik dengan masyarakat

Selain dengan tetangga, seorang muslim harus dapat berhubungan baik

dengan masyarakat yang lebih luas, baik d lingkungan pendidikan, kerja, sosial

dan lingkungan lain. Baik dengan orang-orang yang seagama, maupun dengan

pemeluk agama lain.

Hubungan baik dengan masyarakat sangat diperlukan karena tidak

seorangpun yang dapat hidup tanpa bantuan masyarakat. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa manusia secara fitranya adalah makhluk sosial dan hidup

bermasyarakat suatu keniscayaan  bagi mereka.

E.   Kewajiban sosial sesama muslim

Untuk terciptanya hubungan baik antara sesama muslim dalam

masyarakat, setiap orang harus mengetahui hak dan kewajibannya seorang muslim

atas muslim lainnya. Beliau bersabda:

, : الجنائّز Cباع وات المريض وعيادة السالم Cرد خمس المسلم على المسلم حق

, العاطس وتشميط الدعوة .وإجابة

)

الخمسة )رواه

“kewajiban seorang muslim terhadap muslim lainya ada lima: menjawab salam,

mengunjungi orang sakit, mengiringkan jenazah, memenuhi undangan, dan

menjawab orang bersin”)Rowahul Khomsah(

  Menjawab salam

Mengucapkan dan menjawab salam hukumnya berbeda. Mengucapkannya sunah,

sedangkan menjawabnya wajib.

  Mengunjungi orang sakit

Menurut rasulullah, orang-orang yang beriman itu ibarat satu batang tubuh,apabila

salah satu anggota tubuh sakit,yang lain ikut perihatin.

Salah satu cara menerapkan hadits diatas adalah dengan meluangkan waktu

mengunjungi saudara seagama yang sakit. Kunjungan teman, saudara adalah obat

yang mujarab bagi si sakit. Betapa pentingnya mengunjungi orang sakit itu dapat

terlihat dalam hadits qudsi berikut ini:

: ! : كيف ربى يا قال تعدنى فلم مرضت ادم ابن يا القيامة يوم يقول Cوجل Cعّز الله إن

: أما تعده؟ فلم مرض فالنا عبدى Cأن علمت أما قال العالمين؟ Cرّب وأنت أعوذبك

) (.... مسلم رواه عنده لوجدتنى عدته لو علمت

“sesungguhnya azza wa jalla berfirman pada hari kiamat: “Hai anak Adam, Aku

sakit kenapa kamu tidak datang mengunjungi-Ku? Anak Adam menjawab:” ya

tuhan, bagai mana aku akan mengunjungi-Mu sedangkan Engkau adalah Tuhan

Semesta Alam?” Allah berfirman:” tidaklah kamu tahu bahwa si Fulan hambaKu

sakit, kenapa kamu tidak mengunjunginya? Tahukah kamu, jika kamu

mengunjunginya niscaya kamu akan menemuiKu disisinya....)HR. Muslim(

  Mengiringkan jenazah

Apabila seseorang meninggal dunia, masyarakat secara kifayah wajib

memandikan, mengafani, mensholatkan dan menguburkan. Rasulullah sangat

menganjurkan kepada masyarakat untuk dapat mensholatkan dan mengantarkan

jenazah ke kubur secara bersama-sama. Beliau bersabda:

( : : . متفق , العظيمين الجبلين مثل قال القيراطان؟ وما قيل قيراطان فله تدفن حتى شهدها ومن قيراط عليها يصلCى حتى الجنازة شهد من

عليه(

“barang siapa yang menyaksikan jenazah lalu ikut menshalatkannya, baginya

satu qirath. Dan barang siapa yang menyaksikannyasampai dikuburka, baginya

dua qirath. “ditanyakan orang:”apa itu dua qirath?” Beliau bersabda:”seperti

dua gunung yang besar(pahalanya).”(HR. Mutafaqun ‘Alaih(

  Mengabulkan undangan

Undang mengundang sudah menjadi tradisi dalam pergaulan bermasyarakat.Yang

mengundang akan kecewa bila undangan tidak dikabulkan, dan akan lebih kecewa

lagi bila yang berhalangan hadir tidak memberi kabar apa-apa.Oleh sebab

itu,seorang muslim dianjurkan untuk memenuhi undangan yang diterimanya

selama tidak berhalangan,dan acara-acara tersebut tidak bertentangan dengan

syari’at Islam.

Khusus untuk undangan walimahan)resepsi pernikahan( seorang muslimah wajib

menghadirinya. Rasulullah bersabda:

) عليه ) متفق فاليأتها وليمة إلى احدكم دعى إذا

“apabila seseorrang diantra kamu diundangmenghadiri walimahan, maka

hendakah ia menghadirinya.”)HR. Muttafaqun ‘Alaih(

  Menyahuti orang bersin

Orang bersin disunatkan untuk membaca alhamdulilah, bersyukur kepada Allah,

karena biasanya bersin pertanda badan ringan dari penyakit. Bagi yang mendengar

)orang bersin mengucapkan Alhamdulillh(, diwajibkan menyahutinya dengan

membaca yarhamukallah )semoga Allah mengasihinya(. Kemudian yang bersin

menjawab yahdikumullah wa yushlib balakum)semoga Allah menujuki dan

memperbaiki keadaanmu(.

B.       HADIS-HADIS YANG TERMASUK DALAM HADIS TERCELA

  Berburuk sangka

: أكذّب : الظن فإن والظن إياكم قال سلم و عليه الله صلى النبي عن هريرة أبي عن

عباد وكونوا تباغضوا وال تدابروا وال تحاسدوا وال تجسسوا وال تحسسوا وال الحديث

) البخاري ) رواه إخوانا الله

Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda: ”jauhilah oleh kalian

berprasangka, karena Sesungguhnya berprasangka itu ucapan paling dusta.

Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain, janganlah memata-matai,

janganlah saling bersaing, iri hati, benci dan berselisih. Jadilah hamba-hamba

Allah yang bersaudara”. )H.R. Bukhari(.

Persaudaraan menjadi kata kunci pesan Rasulullah dalam hadits di atas.

Dalam membina dan menjaga keutuhan persaudaraan, kita harus selalu menjauhi

prasangka, mencari-cari kesalahan orang lain, memata-matai, saling iri, dan benci

satu dengan yang lain. Jika kita tidak bisa menjauhi apa yang sudah digariskan

Rasulullah )kebiasaan jelek( di atas, maka yang tersisa adalah sebuah permusuhan

dan saling membenci antara satu dengan yang lain. Tentu ini adalah awal bencana

keretakan, ketidakrukunan dan hilangnya harmoni di dalam lingkungan keluarga

dan masyarakat.

  Ghibah dan buhtan

. gهh الل gوا قiال gةi kغjيب ال مiا iون gرkدi تi أ iالiق وسلم عليه الله صلى jهh الل iولgس iر hنi أ iة iرk ي iرgه jى ب

i أ kنiع

. . iالiق gولgقi أ مiا iخjى أ فjى iانi ك kنj إ iتk iي أ iرiفi أ iيلjق gه iرk iك ي jمiا ب iاكiخi أ iك gرk ذjك iالiق gمi iعkل أ gهg ول gس iرiو

) مسلم ) رواه gهh iهiت ب kدiقiف jيهjف kنg iك ي kمi ل kنj وiإ gهi kت iب اغkت jدiقiف gولgقi ت مiا jيهjف iانi ك kنj إ

Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bertanya: “tahukah kamu sekalian,

apakah menggunjing itu?” para sahabat berkata: “Allah swt dan Rasul-Nya lebih

mengetahui’. Beliau bersabda: “yaitu bila kamu menceritakan keadaan

saudaramu yang ia tidak menyenanginya”. Ada seorang sahabat bertanya:

“bagaimana seandainya saya menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada

saudara saya itu?” beliau menjawab: “apabila kamu menceritakan apa yang

sebenarnya terjadi pada saudaramu itu, maka berarti kamu telah

menggunjingnya, dan apabila kamu menceritakan apa yang sebenarnya tidak

terjadi pada saudaramu, maka kamu bener-benar membohongkannya”. )H.R.

Muslim(.

Dari hadits di atas Nabi SAW menjelaskan makna ghibah, yaitu dengan

menyebut-nyebut orang lain dengan sesuatu yang ia benci, baik tentang fisiknya

maupun sifat-sifatnya. Maka setiap kalimat yang kita ucapkan sementara ada

orang lain yang membencinya, jika ia tahu kita mengatakan demikian maka itulah

ghibah. Dan jika sesuatu yang kita sebutkan itu ternyata tidak ada pada dirinya,

berarti kita telah melakukan dua kejelekan sekaligus: ghibah dan buhtan )dusta(.

Imam Nawawi ra mengatakan, “Ghibah berarti seseorang menyebut-

nyebut sesuatu yang dibenci saudaranya baik tentang tubuhnya, agamanya,

duniannya, jiwanya, akhlaknya,hartanya,anak-anaknya,istri-

istrinya,pembantunya,gerakannya,mimik bicarnya atau kemuraman wajahnya dan

yang lainnya yang bersifat mengejek,baik dengan ucapan maupun isyarat”.

Tidak semua jenis ghibah dilarang dalam agama. Ada beberapa jenis

ghibah yang diperbolehkan yaitu yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang

benar dan tidak mungkin tercapai kecuali dengan ghibah. Ada enam jenis ghibah

yang diperbolehkan, yaitu:

1.      Orang yang terdzolimi mengadukan kedzoliman yang dilakukan orang lain

kepada penguasa atau hakim yang berkuasa yang memiliki kekuatan untuk

mengadili perbuatan tersebut. Sehingga diperbolehkan mengatakan,”Si Fulan

telah mendzalimi diriku” atau “Dia telah berbuat demikian kepadaku.”

2. Meminta bantuan untuk menghilangkan kemungkaran dan mengembalikan

pelaku maksiat kepada kebenaran. Maka seseorang diperbolehkan

mengatakan, “Fulan telah berbuat demikian maka cegahlah dia!”

3. Meminta fatwa kepada mufti )pemberi fatwa( dengan mengatakan: ”Si

Fulan telah mendzolimi diriku, apa yang pantas ia peroleh? Dan apa yang

harus saya perbuat agar terbebas darinya dan mampu mencegah perbuatan

buruknya kepadaku?”

Atau ungkapan semisalnya, Hal ini diperbolehkan karena ada kebutuhan. Dan

yang lebih baik hendaknya pertanyaan tersebut diungkapkan dengan ungkapan

global, contohnya: “Seseorang telah berbuat demikian kepadaku” atau “Seorang

suami telah berbuat dzolim kepada istrinya” atau “Seorang anak telah berbuat

demikian” dan sebagainya. Meskipun demkian menyebut nama seseorang tertentu

diperbolehkan, sebagaimana hadits Hindun ketika beliau mengadukan )suaminya(

kepada Rasulullah saw, “Sesungguhnya Abu Sufyan adalah orang yang sangat

pelit.”

4. Memperingatkan kaum muslimin dari kejelekan, contohnya

memperingatkan kaum muslimin dari perawi-perawi cacat supaya tidak

diambil hadits ataupun persaksian darinya, memperingatkan dari para

penulis buku )yang penuh syubhat(. Menyebutkan kejelekan mereka

diperbolehkan secara ijma’ bahkan terkadang hukumnya menjadi wajib

demi menjaga kemurnian syari’at.

5. Ghibah terhadap orang yang melakukan kefasikan atau bid’ah secara

terang-terangan, seperti menggunjing orang yang suka minum minuman

keras, dan perbuatan maksiat lainnya. Diperbolehkan menyebutkannya

dalam rangka menghindarkan masyarakat dari kejelekannya.

6. Menyebut identitas seseorang yaitu ketika seseorang telah masyhur dengan

gelar tersebut. Seperti si buta, si pincang, si buta lagi pendek, si buta

sebelah, si buntung maka diperbolehkan menyebutkan nama-nama tersebut

sebagai identitas diri seseorang. Hukumnya haram jika digunakan untuk

mencela dan menyebut kekurangan orang lain. Namun lebih baik jika tetap

menggunakan kata yang baik sebagai panggilan.

Manusia yang mulia bukanlah yang banyak harta bendanya, tinggi

kedudukannya, tampan rupanya ataupun keturunan bangsawan, akan tetapi yang

terpuji akhlaknya.Baik akhlak terhadap Allah SWT )Vertikal(, maupun akhlak

terhadap sesama makhluk )horisontal(.

Akhlak yang baik itu dapat diwujudkan dengan mendekatkan diri kita

kepada Allah,yaitu dengan mematuhi segala perintahnya dan meninggalkan semua

larangannya, serta mau mengikuti ajaran-ajaran Sunnah Rasulullah.

Kunci akhlak yang baik adalah dari hati yang bersih. Dan hati yang bersih

adalah hati yang selalu mendapatkan cahaya dan sinar dari Allah SWT. Dengan

sinar itu, hati akan dapat melihat dengan jelas mana akhlak yang baik dan mana

akhlak yang buruk. Mana perbuatan terpuji dan mana perbuatan yang tercela.

Maka dari itu,kita harus selalu berdoa kepada Allah SWT agar hati kita selalu

mendapatkan cahaya dari-Nya.Amin.

Demikianlah makalah yang dapat kami buat, semoga dapat mendatangkan

manfaat bagi kami )pemakalah dan audiens( khususnya, dan bagi pembaca pada

umumnya. Kami selalu mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif

demi kesempurnaan makalah kami yang berikutnya.