Herman Kamarudin: Fraktur

16
4/11/15, 4:22 PM herman kamarudin: fraktur Page 1 of 16 http://herman-lookan.blogspot.com/2012/04/fraktur.html herman kamarudin Jumat, 13 April 2012 fraktur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem musculoskeletal meliputi tulang, persendian, otot, tendon, dan bursa. Masalah yang berhubungan dengan struktur ini sangat sering terjadi dan mengenai semua kelompok usia. Masalah sistem musculoskeletal biasanya tidak mengancam jiwa, namun mempunyai dampak yang bermakna terhadap aktivitas dan produktivitas penderita. Masalah tersebut dapat dijumpai di segala bidang praktik keperawatan, serta dalam kehidupan sehari-hari. Trauma dari sistem musculoskeletal bervariasi dari strain otot yang sederhana hingga patah tulang dengan kerusakan jaringan lunak yang parah. Insidens dari trauma terhadap sistem ini meningkat, sebagian karena berkembangnya minat ke arah latihan fisik yang rutin. Jogging, berlari, dan aktivitas-aktivitas olahraga yang melibatkan raket dan bola mengakibatkan munculnya gangguan-gangguan pada otot dan tulang. Meningkatnya populasi lansia juga berkontribusi terhadap tingginya insidens dari fraktur. Seiring dengan bertambahnya usia, seseorang menjadi lebih beresiko terhadap terjadinya penurunan dari masa tulang/ atau tulang menjadi rapuh sehingga mudah patah saat orang tersebut terjatuh. Pinggang, pergelangan tangan, vertebral dan fraktur pelvis sering terjadi pada kelompok usia ini. Dimana hal ini menurunkan kemampuan fisik dan psikososial seseorang dan merupakan tantangan bagi perawat untuk memberikan perawatan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Fisiologik Struktur tulang dan jaringan ikat menyusun kurang lebih 25% berat badan, dan otot menyusun kurang lebih 50%. Kesehatan dan baiknya fungsi sistem musculoskeletal sangat bergantung pada sistem tubuh tang lain. Struktur tulang memberi perlindungan terhadap organ vital, termasuk otak, jantung, dan paru. Kerangka tulang merupakan kerangka yang kuat untuk menyangga struktur tubuh. Otot yang melekat ke tulang memungkinkan tubuh bergerak. Matriks tulang menyimpan kalsium, fosfor, magnesium, dan fluor. Lebih dari 99% kalsium tubuh total terdapat dalam tulang. Sumsum tulang merah yang terletak dalam rongga tulang menghasilkan sel darah merah dan putih dalam proses yang dinamakan hematopoesis. Kontraksi otot menghasilkan suatu usaha mekanik untuk gerakan maupun produksi panas untuk mempertahankan temperatur tubuh. ! Sistem skelet Ada 206 tulang dalam tubuh manusia, yang terbagi dalam empat ketegori: tulang panjang (mis., femur), tulang pendek (mis., tulang tarsalia), tulang pipih (mis., sternum), dan tulang tak teratur (mis., vertebra). Bentuk dan konstruksi tulang tertentu ditentukan oleh fungsi dan gaya yang bekerja padanya. Tulang tersusun oleh jaringan tulang kanselus (trabekular atau spongius) atau kortikal (kompak). Tulang panjang (mis., femur berbentuk seperti tangkai atau batang panjang dengan ujung yang membulat. Batang atau diafisis, terutama tersusun atas tulang kortikal. Ujung tulang panjang dinamakan epifisis dan terutama tersusun atas tulang kanselus. Plat epifisis memisahkan epifisis dari diafisis dan merupakan pusat pertumbuhan longitudinal pada anak-anak. Pada orang dewasa, mengalami kalsifikasi. Ujung tulang panjang ditutupi oleh kartilago artikular pada sendi- sendinya. Tulang panjang disusun untuk menyangga berat badan dan gerakan. Tulang pendek (mis., metacarpal) terdiri dari tulang kanselus ditutupi selapis tulang kompak. Tulang pipih (mis., sternum) merupakan tempat penting untuk hematopoesis dan sering memberikan perlindungan bagi organ vital. Tulang pipih tersusn dari tulang kanselus diantara dua tulang kompak. Tulang profil herman kamaruddin palu, -, Indonesia semakin banyak kita membaca,semakin banyak yang kita tidak tahu Lihat profil lengkapku BLOGGER powered by afterload (1) JIWA (2) RELIGI (1) SIRKUM (2) VIDEO (1) KUMPULAN MATERI

description

fraktur

Transcript of Herman Kamarudin: Fraktur

  • 4/11/15, 4:22 PMherman kamarudin: fraktur

    Page 1 of 16http://herman-lookan.blogspot.com/2012/04/fraktur.html

    herman kamarudin

    Jumat, 13 April 2012

    fraktur

    BAB IPENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Sistem musculoskeletal meliputi tulang, persendian, otot, tendon, dan bursa. Masalahyang berhubungan dengan struktur ini sangat sering terjadi dan mengenai semua kelompok usia.Masalah sistem musculoskeletal biasanya tidak mengancam jiwa, namun mempunyai dampakyang bermakna terhadap aktivitas dan produktivitas penderita. Masalah tersebut dapat dijumpaidi segala bidang praktik keperawatan, serta dalam kehidupan sehari-hari. Trauma dari sistem musculoskeletal bervariasi dari strain otot yang sederhana hinggapatah tulang dengan kerusakan jaringan lunak yang parah. Insidens dari trauma terhadap sistemini meningkat, sebagian karena berkembangnya minat ke arah latihan fisik yang rutin. Jogging,berlari, dan aktivitas-aktivitas olahraga yang melibatkan raket dan bola mengakibatkanmunculnya gangguan-gangguan pada otot dan tulang. Meningkatnya populasi lansia juga berkontribusi terhadap tingginya insidens darifraktur. Seiring dengan bertambahnya usia, seseorang menjadi lebih beresiko terhadapterjadinya penurunan dari masa tulang/ atau tulang menjadi rapuh sehingga mudah patah saatorang tersebut terjatuh. Pinggang, pergelangan tangan, vertebral dan fraktur pelvis seringterjadi pada kelompok usia ini. Dimana hal ini menurunkan kemampuan fisik dan psikososialseseorang dan merupakan tantangan bagi perawat untuk memberikan perawatan.

    BAB IITINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Tinjauan Fisiologik Struktur tulang dan jaringan ikat menyusun kurang lebih 25% berat badan, dan ototmenyusun kurang lebih 50%. Kesehatan dan baiknya fungsi sistem musculoskeletal sangatbergantung pada sistem tubuh tang lain. Struktur tulang memberi perlindungan terhadap organvital, termasuk otak, jantung, dan paru. Kerangka tulang merupakan kerangka yang kuat untukmenyangga struktur tubuh. Otot yang melekat ke tulang memungkinkan tubuh bergerak. Matrikstulang menyimpan kalsium, fosfor, magnesium, dan fluor. Lebih dari 99% kalsium tubuh totalterdapat dalam tulang. Sumsum tulang merah yang terletak dalam rongga tulang menghasilkansel darah merah dan putih dalam proses yang dinamakan hematopoesis. Kontraksi ototmenghasilkan suatu usaha mekanik untuk gerakan maupun produksi panas untukmempertahankan temperatur tubuh.! Sistem skelet Ada 206 tulang dalam tubuh manusia, yang terbagi dalam empat ketegori: tulangpanjang (mis., femur), tulang pendek (mis., tulang tarsalia), tulang pipih (mis., sternum), dantulang tak teratur (mis., vertebra). Bentuk dan konstruksi tulang tertentu ditentukan oleh fungsidan gaya yang bekerja padanya. Tulang tersusun oleh jaringan tulang kanselus (trabekular atau spongius) atau kortikal(kompak). Tulang panjang (mis., femur berbentuk seperti tangkai atau batang panjang denganujung yang membulat. Batang atau diafisis, terutama tersusun atas tulang kortikal. Ujung tulangpanjang dinamakan epifisis dan terutama tersusun atas tulang kanselus. Plat epifisis memisahkanepifisis dari diafisis dan merupakan pusat pertumbuhan longitudinal pada anak-anak. Pada orangdewasa, mengalami kalsifikasi. Ujung tulang panjang ditutupi oleh kartilago artikular pada sendi-sendinya. Tulang panjang disusun untuk menyangga berat badan dan gerakan. Tulang pendek(mis., metacarpal) terdiri dari tulang kanselus ditutupi selapis tulang kompak. Tulang pipih (mis.,sternum) merupakan tempat penting untuk hematopoesis dan sering memberikan perlindunganbagi organ vital. Tulang pipih tersusn dari tulang kanselus diantara dua tulang kompak. Tulang

    profil

    herman kamaruddinpalu, -, Indonesia

    semakin banyak kitamembaca,semakin banyak yangkita tidak tahu

    Lihat profil lengkapku

    BLOGGER

    powered by

    afterload (1)

    JIWA (2)

    RELIGI (1)

    SIRKUM (2)

    VIDEO (1)

    KUMPULANMATERI

  • 4/11/15, 4:22 PMherman kamarudin: fraktur

    Page 2 of 16http://herman-lookan.blogspot.com/2012/04/fraktur.html

    tak teratur (mis., vertebra) mempunyai bentuk yang unik sesuai dengan fungsinya. Secara umumstruktur tulang tak teratur sama dengan tulang pipih.

    Struktur tulang panjang; komposisi tulang kompak Tulang tersusun atas sel, matriks protein dan deposit mineral. Sel-selnya terdiri atastiga jenis dasar-osteoblas, osteosit dan osteoklas. Osteoblas berfungsi dalam pembentukantulang dengan mensekresikan matriks tulang. Matriks tersusun atas 98% kolagen dan 2% substansidasar (glukosaminoglikan [asam polisakarida] dan proteoglikan). Matriks merupakan kerangkadimana garam-garam mineral anorganik ditimbun. Osteosit adalah sel dewasa yang terlibatdalam pemeliharaan fungsi tulang dan terletak dalam osteon (unti matriks tulang). Osteoklasadalah multinuclear (berinti banyak) yang berperan dalam penghancuran, resorpi dan remodelingtulang. Osteon merupakan unit fungsional mikroskopis tulang dewasa. Di tengah osteonterdapat kapiler. Di sekeliling kapiler tersebut merupakan matriks tulang yang dinamakanlamella. Di dalam lamella terdapat osteosit, yang memperoleh nutrisi melalui prosesus yangberlanjut ke dalam kanalikuli yang halus (kanal yang menghubungkan dengan pembuluh darahyang terletak sejauh kurang dari 0,1 mm). Tulang diselimuti di bagian luar oleh membrane fibrus padat dinamakan periosteum.Periosteum memberi nutrisi ke tulang dan memungkinkannya untuk tumbuh, selain sebagaitempat perlekatan tendon dan ligament. Periosteum mengandung saraf, pembuluh darah danlimfatik. Lapisan yang paling dekat dengan tulang mengandung osteoblast, yang merupakan selpembentuk tulang. Endosteum adalah membrane vaskuler tipis yang menutupi rongga sumsum tulangpanjang dan rongga-rongga dalam tulang kanselus. Osteoklas yang melarutkan tulang untukmemelihara rongga sumsum, terletak dekat endosteum dan dalam lacuna Howship (cekunganpada permukaan tulang). Sumsum tulang merupakan jaringan vaskuler dalam rongga sumsum (batang) tulangpanjang dan dalam tulang pipih. Sumsum tulang merah yang terutama terletak di sternum,ileum, vertebra dan rusuk pada orang dewasa, bertanggung jawab pada produksi sel darah merahdan putih. Pada orang dewasa, tulang panjang terisi oleh sumsum lemak kuning. Jaringan tulang mempunyai vaskularisasi yang sangat baik. tulang kanselus menerimaasupan darah yang sangat banyak melalui pembuluh metafisis dan epifisis. Pembuluh periosteummengangkut darah ke tulang kompak melalui kanal Volkmann yang sangat kecil. Selain itu, adaarteri nutrient yang menembus periosteum dan memasuki rongga meduler melalui foramina(lubang-lubang kecil). Arteri nutrient memasok darah ke sumsum dan tulang. Sistem vena adayang mengangkut arteri ada yang keluar sendiri.! Pembentukan tulang Tulang mulai terbentuk lama sebelum kelahiran. Osifikasi adalah proses dimanamatriks tulang (disini kolagen dan serabut dasar) terbentuk dan pengerasan mineral (disini garamkalsium) ditimbun di serabut kolagen dalam suatu lingkungan elektronegatif. Serabut kolagenmemberi kekuatan terhadap tarikan pada tulang, dan kalsium memberikan kekuatan terhadaptekanan pada tulang. Ada dua model dasar osifikasi: intramembran dan endokondral. Penulanganintramembranous di mana tulang utmbuh di dalam membrane, terjadi pada tulang wajah dantengkorak. Maka ketika tengkorak mengalami penyembuhan, terjadi union secara fibrus. Bentuklain pembentukan tulang adalah penulangan endokondral, dimana terbentuk dahulu modeltulang rawan (osteoid), kemudian mengalami resorpsi, dan diganti oleh tulang. Kebanyakantulang di tubuh terbentuk dan mengalami pemnyembuhan melalui osifikasi endokondral.

    2.2 Definisi FrakturTulang yang normal mampu untuk bertahan dari kompresi, ekstensi yang berlebihan, dan

    tekanan pada tulang. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang terjadi saat tulangmengalami tahanan atau tekanan melebihi yang mampu diatasi tulang. Fraktur dapat terjadipada semua bagian di tubuh pada semua tingkatan usia. Patofisiologi dasar dan manajemenkeperawatan hampir sama untuk semua fraktur, terlepas dari tipe dan lokasi fraktur. Biladikelompokkan berdasarkan penyebab fraktur dapat dibedakan menjadi 3 kategori utama :fraktur yang disebabkan oleh injury yang tiba tiba, fraktur stres atau fatigue, dan frakturpatologis. Fraktur yang paling umum adalah fraktur sebagai akibat dari injury yang tiba tiba.Tahanan yang menyebabkan fraktur dapat langsung seperti saat jatuh, atau tidak langsungseperti adanya trauma atau kontraksi otot yang berlebihan dan kemudian ditransmisikankeseluruh permukaan tulang. Sebagai contoh, ujung dari radius atau clavicula dapat mengalamifraktur dari tahanan tidak langsung sebagai akibat dari tertariknya lengan secara berlebihan.Fraktur yang fatigue biasanya sebagai akibat dari penggunaan tulang secara berlebihan yangberulang ulang. Nyeri sebagai akibat dari perlukaan ini biasanya terjadi pada ekstremitas

  • 4/11/15, 4:22 PMherman kamarudin: fraktur

    Page 3 of 16http://herman-lookan.blogspot.com/2012/04/fraktur.html

    bagian bawah terutama nyeri pada posterior medial tibia, yang dialami oleh orang yang aktif,seperti atlet lari. Fraktur stres pada tibia ini mungkin disalah artikan dengan shin split ,terminologi yang tidak spesifik untuk nyeri pada kaki bagian bawah akibat jalan atau lari yangberlebihan, hal ini dikarenakan fraktur stres yang sering kali tidak tampak pada pemeriksaan x ray sampai 2 minggu setelah onset dari gejala.

    Fraktur patologis terjadi pada tulang yang mengalami kelemahan akibat penyakit atautumor. Fraktur jenis ini mungkin dapat terjadi secara spontan bahkan dengan stres yang sedikitatau tidak sama sekali. Penyulit yang dimaksud bisa lokal seperti pada infeksi, kista atau tumor,atau bisa luas seperti osteoporosis, pagets disease, atau tumor yang terdiseminasi..

    2.3 Klasifikasi Fraktur Fraktur biasanya diklasifikasikan menurut lokasi, tipe, dan arah atau pola dari garisfraktur.

    Lokasi. Tulang panjang dibagi menjadi 3 bagian : proksimal, bagian tengah dan distal.Fraktur pada tulang panjang dideskripsikan dengan hubungannya dengan posisinyaterhadap tulang. Deskripsi lainnya digunakan saat fraktur mengenai kepala atau leherdari tulang, melibatkan persendian atau dekat dengan prominen seperti pada kondilusatau malleolus.

    Tipe. Tipe dari fraktur itentukan dengan bagaimana hubungan fraktur terhadaplingkungan eksternal, derajat dari putusnya kontinuitas tulang dan karakter karakterdari dari potongan potongan fraktur. Fraktur dapat diklasifikasikan sebagai frakturterbuka atau tertutup. Saat fragmen tulang menembus keluar kulit, fraktur disebutfraktur terbuka atau compound fraktur. Fraktur jenis ini sering kali diberikan tingkatanuntuk membedakan tingkat keusakan jaringan. Tingkat I menunjukkan perlukaan yangpaling sedikit dan kerusakan kulit yang tidak besar. Tingkat II, fraktur terbuka diikutidengan konstusi kulit dan otot. Tingkat yang paling parah adalah tingkat III dimanaterdapat kerusakan kulit, otot, jaringan saraf dan pembuluh darah dan perlukaan yanglebih besar dari 6 8 cm. Fraktur terbuka mempunyai komplikasi infeksi, osteomyelitis,penyatuan yang lambat atau tidak menyatu sama sekali. Pada fraktur yang tertutup,tidak terdapat hubungan antara tulang dengan lingkungan eksternal. Fraktur tertutupatau simple fracture tidak meluas menembus kulit sehingga tidak tampak adanya luka.Perawat harus familiar dengan perbedaan dari tipe tipe ini karena membutuhkanpenanganan yang berbeda beda pula.Derajat dari fraktur dideskripsikan dalam lingkup putusnya kontinuitas jaringan tulang,

    apakah parsial atau komplit. Fraktur Greenstick, seperti yang biasa terjadi pada anak anakadalah contoh dari putusnya kontinuitas jaringan yang parsial. Jenis patah tulang ini terjadikarena tulang pada anak anak terlebih sebelum usia 10 tahun, lebih resilient dibanding tulangorang dewasa. Sebagai tambahan untuk mendefinisikan fraktur yang berdasarkan tipenya,fraktur sering kali dikarakterkan dengan penyebabnya. Fraktur patologis (spontan) terjadi padatulang yang mengalami pelemahan oleh penyakit. Sebagai contoh, adalah umum bagi kliendengan kanker tulang mengalami patah tulang, perlukaan disebut fatigue fraktur.

    Fraktur juga dideskripsikan oleh karakter karakter dari potongan potongan fraktur.Comminuted fracture mempunyai lebih dari 2 potongan. Compression fracture, seperti yangterjadi pada tulang belakang, melibatkan 2 tulang yang bertabrakan. Fraktur disebut impactedjika fragmen fraktur wedged bersamaan. Tipe ini biasanya terjadi pada humerus dan tidakterlalu berbahaya dan sering kali ditangani tanpa operasi.

    Pola. Arah dari trauma atau mekanisme injury menyebabkan konfigurasi tertentu ataupola dari fraktur. Reduksi adalah restorasi tulang yang patah kembali pada posisianatomis normalnya. Pola dari fraktur menginikasikan asal dari traumanya danmemberikan informasi tentang cara termudah agar terjadi reduksi.

    Fraktur transverens disebabkan oleh adanya tekanan yang bersudut. Fraktur spiralterbentuk dari gerakan yang memutar. Fraktur transverens tidak biasanya berubah letak ataukehilangan posisinya setelah mengalami reduksi. Namun dilain pihak fraktur spiral, oblique, dancomminuted sering kali tidak stabil dan berubah posisi setelah mengalami reduksi.

    Tipe-tipe fraktur! Fraktur pada lokasi-lokasi tertentuEkstremitas atas

    Clavicula. Fraktur klavikula dapat terjadi sebagai akibat dari jatuh pada tangan yangtertarik berlbihn, jatuh pada bahu atau injury secara langsung. Sebagian besar frakturklavikula sembuh sendiri, bidai atau perban digunakan untuk immobilisasi. Yang komplit,walaupun tidak umum, mungkin menggunakan ORIF.

    Scapula. Fraktur skapula tidak umum dan biasanya oleh bentrokan secara langsung padaarea tersebut. Immobilisasi bahu dengan sling sampai penyembuhan terjadi.

    Humerus. Fraktur pada proksimal humerus, terutama fraktur yang impacted ataudisplaced umumya terjadi pada lansia. Impacted injury biasanya di treatment secarakonservatif dengan sling umtuk immobilisasi. Fraktur tungkai humerus secara umumdibetulkan dengan closed reuction dan menggantungkan lengan dengan penyangga ataudibidai. Jika diperlukan, fraktur diperbaiki secara pembedahan dengan tongkatintramedullary atau papan besi atau dengan external fixation. Kelumpuhan nervus radialmerupakan komplikasi yang sering terjadi dari fraktur tipe ini, sekitar 12 % dari kliendengan fraktur humeral (schoen, 1986). Pukulan langsung pada condiles dari distalhumerus dapat menyebabkan satu atau kedua condyles fraktur, biasanya dalam bentuk Tatau Y. Komplikasi yang paling sering terjadi pada fraktur ini adalah kerusakan nervus

  • 4/11/15, 4:22 PMherman kamarudin: fraktur

    Page 4 of 16http://herman-lookan.blogspot.com/2012/04/fraktur.html

    brachial atau median. Treatment traction dan penyangga dapat digunakan. Olecranon. Fraktur olecranon secara umum relatif terjadi pada orang dewasa dan akibat

    jatuh pada siku. Beberapa kasus berhasil dengan menggunakan treatment closedreduction dan aplikasi dengan menggunakan penyangga, walaupun biasanya prosespenyembuhan ini mungkin dibutuhkan sebelum siku digunakan secara penuh. Untukdisplaced fracture, menggunakan ORIF dan bidai selama penyembuhan.

    Radius dan ulna. Fraktur lengan depan dari ulna tanpa disertai injury pada radius jarangterjadi. Seperti fraktur pada lengan panjang yang lain closed reduction denganpenyangga mungkin digunakan dalam penatalaksanaan. Jika fraktur displaced,menggunakan ORIF dengan intramedullary plates. Fraktur colles atau radius bagiandistal, umum terjadi pada lansia ( terutama wanita) karena itu paling sering terjadiakibat jatuh pada tangan yang terbuka. Distal dari radius mempunyai presentase palingbesar dari tulang cancellow, yang merupakan tipe tulang yang cenderung mengalamiopsteoporosis. Pilihan untuk reduction dan immobilisasi meliputi pembidaian,menyangga, plaster dan fiksasi dengan menggunakan pen, atau fiksasi eksterna denganrangka.

    Pergelangan tangan dan telapak tangan. Fraktur dari satu atau lebih tulang pdapergelangan atau telapak tangan dapat terjadi, tapi paling umum melibatkan carpalschapoid dan terjadi pada laki laki dewasa muda. Itu juga merupakan salah satu dariyang paling banyak fraktur yang salah didiagnosa karena kurang terlihat pada film x-ray.Closed reduction dan penyangga untuk 6-12 minggu merupakan penatalaksanaan yangdipilih. Jika penyembuhan tidak terjadi, open reduction dan bone grifting dilakukan.Fraktur pada metakarpal dan phalanges biasanya tidak displaced, yang membuatpenatalaksanaan dan penyembuhannya lebih mudah dibanding fraktur yang lain. Frakturmetakarpal diimobilisasi untuk 4 6 minggu; phalangeal fracture diimmobilisasi pada jariuntul 10-14 hari.

    Ekstremitas bawah Pinggang. Yang termasuk fraktur piggang adalah sepertiga bagian atas femur dan

    diklasifikasikan sebagai intracapsular atau ekstrakapsular. Klasifikasi ini dibagiberdasarkan lokasi fraktur. fraktur pada paha sebagian besar terjadi pada lansiaterutama pada wanita yang mengalami osteoporosis. Diperkirakan bahwa hampirsetengah klien lansia yang mengalami fraktur pada paha meninggal dalam waktu 1 tahunkarena injury yang berasal dari komplikasi medis yang disebabkan oleh fraktur atau olehimmobilitas yang terjadi setelah fraktur. sebagian besar fraktur pada paha disebabkankarena jatuh, sering juga karena pukulan / displacement, khususnya pada leher tulangfemur. Treatment yang dipilih yaitu pembedahan ketika dimungkinkan lansia dapatmeninggalkan tempat tidurnya. Tergantung pada lokasi fraktur, ORIF termasukpenyangga intramedullary, pen, atau plat seperti sekrup. Klien yang dipasang sekrupdapat meninggalkan rumah sakit beberapa hari setelah pembedahan dan mempunyaipotensial terkena infeksi lebih rendah jika dibandingkan dengan klien yang dilakukandengan prosedur yang lain. Jika leher atau kepala femur patah, dapat menggunakanpenggantian struktur yang lama dengan yang baru. Pilihan non-bedah sepertipenggunaan traksi kulit biasanya Buck, dan traksi skelet yang biasanya menggunakankait.

    Karena fraktur pada paha sering terjadi, dimana lebih dari 250.000 per tahun di AS,perawat di semua layanan kesehatan harus mengetahui bagaimana cara memberikan perawatankhususnya kebutuhan kebutuhan klien lansia dengan fraktur tipe ini.

    Femur. Fraktur pada 2/3 distal pada femur biasanya diakibatkan karena trauma, seringjuga terjadi karena kecelakaan. Fraktur pada femur jarang diimobilisasi, karena ototpaha yang kuat menjai spastic, yang menyebabkan displacement dari tulang. Traksiskelet dengan kait merupakan tipe terapi non bedah. Pembedahan dengan ORIF yaitudengan paku, penyangga atau sekrup. Pada beberapa kasus, menggunakan fiksasieksterna.

    Patella. Hampir sama dengan fraktur yang lain, fraktur patella akibat dari pukulanlangsung pada patella tersebut. Perbaikan fraktur dilakukan dengan reduksi tertutup danfiksasi internal dengan sekrup.

    Tibia dan fibula. Trauma pada kaki bagian bawah sebagian besar akibat dari frakturpada tibia dan fibula, terutama 1/3 bawah. 3 dasar terapi yaitu closed reduction denganexternal fixation, dan internal. Jika closed reduction digunakan, klien menggunakan gipspaling tidak 8-10 minggu. Internal fixation dengan paku atau plat dan sekrup dipakaiuntuk gips pada tulang panjang selama 4-6 minggu. Jika fraktur menyebabkan kerusakanjaringan lunak, penggunaan external fixation dapat dilakukan selama 6-10 minggu.

    Pergelangan dan telapak kaki. Fraktur pada pergelangan kaki digambarkan oleh letakanatomi dari injury tersebut. Misalnya, fraktur bimalleolar melibatkan malleolus mediapada tulang tibia dan malleolus lateral pada tulang fibula. Karena ketidak mampuansendi pada pergelangan kaki, fraktur dapat diakibatkan dari supinasi dan eversi, pronasidan abduksi, atau pronasi dan eversi. Injury pada pergelangan kaki biasanya membentukspiral, transversal, atau oblique, dimana sulit untuk dilakukan treatment dan merupakanmasalah dalam proses penyembuhan. Kombinasi open & close tecniquedapat digunakantergantung pada keparahan dan luas fraktur. arthrodesis (fiksasi sendi denganpembedahan) mungkin dibutuhkan jika tulang tidak sembuh.

    Fraktur pada telapak kaki atau jari jari kaki di treatment hampir sama denganfraktur yang lain, dengan clesed reduction atau open reduction. Fraktur pada jari jari kakilebih menyakitkan tapi tidak terlalu serius pada sebagian besar tipe fraktur.

    Rusuk dan sternum. Trauma dada yang disebabkan karena fraktur pada tulang rusukatau tulang sternum; berada pada peringkat nomer 4 dari 8 jenis fraktur yang seringterjadi. Dada mungkin diimmobilisasi dengan perban elastik atau sabuk dada. Meskipunhal ini jaramg digunakan karena dapat mengganggu pernafasan dan membatasipergerakan paru paru saat bernafas. Kemungkinan yang terjadi pada fraktur tulangrusuk dan tulang sternum adalah potensial tertusuknya paru paru, jamtung, atau arterioleh pecahan tulang. Fraktur pada rusuk bagian bawah dapat merusak organ dibawahnyaseperti hati, limpa, atau ginjal.

  • 4/11/15, 4:22 PMherman kamarudin: fraktur

    Page 5 of 16http://herman-lookan.blogspot.com/2012/04/fraktur.html

    Pelvis. Karena letaknya pelvis yang dekat dengan organ organ utama dan arteri,manajemen fraktur dipusatkan pada pengkajian dan treatment berhubungan dengankerusakan internal. Fraktur pada merupakan penyebab kematian yang kedua yang seringterjadi setelah injury pada kepala. Jenis fraktur ini bisa disebabkan karena kecelakaanatau jatuh dari gedung pada orang dewasa muda atau juga bisa karena jatuh pada lansiatrauma abdomen interna dikaji dengan memeriksa apakah ada darah dalam urin danfeses dengan melihat abdomen untuk mengembangkan apakah ada pembengkakkan.

    Fraktur pada pelvis dibagi menjadi 2 kategori yaitu non-weight bearing dan weightbearing. Jika bagian non weight bearing pada pelvis fraktur, terapi dapat digunakan denganbedrest pada matras yang kaku. Tipe fraktur ini dapat sangat menyakitkan, dan klien mungkinmembutuhkan pelunak feses untuk memudahkan defekasi.

    2.4 Etiologi Penyebab utama/primer dari fraktur adalah trauma, bisa karena kecelakaan kendaranbermotor, olahraga, malnutrisi . Trauma ini bisa langsung/tidak langsung (kontraksi otot, fleksiberlebihan). Osteoporosis meningkatkan resiko terjadinya fraktur tulang pada orang tua.

    Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorpsinya.Fraktur dapat disebabkan oleh pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan puntir mendadak danbahkan kontraksi otot ekstrem .

    Insidens Insiden fraktur tergantung pada lokasi trauma. Fraktur kosta adalah jenis frakturyang sering terjadi pada usia dewasa. Anak usia kurang dari 5 tahun paling sering mengalamifraktur servikal (Pellino: 1986). Orang tua sangat beresiko terhadap fraktur paha. Frakturpergelangan tangan banyak terjadi pada dewasa.

    Pencegahan Banyak jenis fraktur yang dapat dicegah dengan menggunakan peralatan pengamanseperti; sabuk pengaman , supaya dapat mengurangi insiden kecelakaan kendaraan bermotor,peringatan ketika berolahraga. Di rumah sakit disediakan peringatan keamanan, lantai yangbersih.

    2.5 Patofisiologi (Penyembuhan) Penyembuhan tulang terjadi hampir sama dengan penyembuhan jaringan lunak. Akantetapi proses penyembuhan tulang memiliki proses yang lebih rumit dan memakan waktu yanglebih lama. Walaupun metode penyembuhan tulang yang pasti masih diperdebatkan, telahditetapkan 5 tahapan penyembuhan tulang : pembentukan hematoma, proliferasi selular,pembentukan kalus, osifikasi dan remodeling. Derajat dari respon selama masing-masing tahapini mempunyai proporsi langsung pada perluasan trauma.

    1. Pembentukan hematoma

    Pembentukan hematoma terjadi selama 48-72 jam pertama setelah fraktur terjadi.Sebagai hasil dari pembentukan hematoma , factor pembekuan darah tetap berada di areasekitar fraktur yang kemudianmenginisiasi kerja fibrin, yang mmungkinkan pembentukanfibroblas dan pembuluh darah yang baru. Jaringan granulasi sebagi hasil dari fibroblas danpembuluh-pembuluh baru, secara bertahap menginvasi dan menggantikan bekuan darah. Saatterbentuk hematoma yang cukup besar penyembuhan menjadi terhambat karenamakrofag,platelet,oksigen dan nutrisi untuk pembentuk kalus terhalangi untuk dapat masuk kearea fraktur.

    2. Proliferasi selular

    Tiga lapisan tulang terlibat dalam proliferasi seluler yang terjadi selamapenyembuhan tulang yaitu periosteum atau lapisan lapisan terluar yang membugkus tulang ;endosteum atau lapisan dalam dan medulary canal yang mengandung sum-sum tulang. Selamaproses ini osteoblas, atau sel pembentuk tulang mengalami perbanyakan dan berdiferensiasimenjadi kalus fibrocartilagenous. Kalus fibrocartilagenouslebih lunak dan fleksibel daripadakalus. Proliferasi selular dimulai dari bagian distal dari tulang dimana pada bagian ini terdapatlebih banyak mengandung pembuluh darah. Setelah beberapa hari fibricartilagocollar menetapdisekitar lokasi fraktur. Ujung dari collar pada kedua sisi dari fraktur pada akhirnya akanmenyatu membentuk jembatan yang menghubungkan fragmen-fragmen tulang

    3. Pembentukan kalus

    Selama masa awal pembentukan kalus fraktur menjadi kaku seiring dengan osteoblasyang terus bergerak masuk dan menembus jembatan fibrin. Kartilago terbentuk pada daerahfraktur dimana terdapat sirkulasi yang lebih sedikit. Pada area dimana terjadi insersi otot,sirkulasi periosteal lebih baik, membawa nutrisi yang dibutuhkan oleh jembatan kalus. Tulangmengalami kalsifikasi seiring dengan terdepositnyagaram-garam mineral. Tahap ini terjadi 3-4minggu

    4. Ossifikasi

    Ossifikasi melibatkan lapisan terakhir dari tulang tahap ini adalah tahap dimanafraktur telah terhubung dengan jembatan dan fragmen fraktur terbentuk. Sel tulang yangmatang menggantikan kalus dan kalus secara perlahan di reabsorbsi oleh osteoclast ( sel-sel yangmereabsorbsi tulang ). Lokasi fraktur menjadi keras dan tidak dapat digerakkan dan tampaksudah menyatu pada pemeriksaan radiografi. Paa saat ini sudah aman untuk menyingkirkanpenyangga.

    5. Remodelling

  • 4/11/15, 4:22 PMherman kamarudin: fraktur

    Page 6 of 16http://herman-lookan.blogspot.com/2012/04/fraktur.html

    Remodelling melibatkan resorbsi dari kalus yang berkembang diantara ruang sum-sumtulang dan mengelilingi lokasi eksternal dari fraktur. Proses remodeling diarahkan oleh stressmekanis dan beban yang diberikan. Proses ini berlanjut sesuai dengan hokum Wolff dimanatulang merespon stress mekanis dengan menjadi lebih tebal dan lebih kuat sehubungan denganfungsinya

    Penyembuhan patah tulang panjang. (A) Segera setelah terjadi patah tulang, terbentukbekuan darah yang besar dalam subperiosteum dan jaringan lunak. (B) Fase inflamasi:neovaskularisasi dan awal pengaturan bekuan darah. (C) Fase reparasi: pembentukan

    kalus kartilago dan jarring-jaring tulang dekat tempat patah tulang. (D) Faseremodeling: korteks mengalami revitalisasi.

    Waktu penyembuhan tergantung lokasi dari fraktur, kondisi dari fragmen fraktur,pembentukan hematoma, faktor-faktor internal dan lokal lainnya. Secara umum fraktur padatulang panjang, fraktur yang mengalami perpindahan posisi dan fraktur dengan permukaan lebihkecil sembuh lebih lambat

    Tulang biasa kembali normal dalam 6 bulan setelah penyatuan lengkap. Bagaimanapununtuk kembali kepada fungsinya secara sempurna akan memakan waktu lebih lama lagi. Penyembuhan dapat terpengaruh oleh berbagai faktor dalam proses penuaan. Pembentukan tulang dan kekuatannya bergantung pada nutrisi yang adekuat. Kalsium, fofat,vitamin D dan protein dibutuhkan untuk produksi tulang yang baru. Hilangnya estrogen, yangterjadi setelah menopause menurunkan kemampuan tubuh untuk membentuk tulang yang baru.Adanya penyakit tertentu yang dapat mempengaruhi penyembuhan tulang. Sebagai contohpenyakit vascular perifer seperti arteriosclerosis, mengurangi sirkulasi arteri ke tulang sehinggatulang menerima oksigen dan nutrisi lebih sedikit yang dibutuhkan untuk penyembuhan.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan :

    Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan tulang berbeda-beda pada masing-masing pasien dan factor-faktor tersebut antara lain :

    - Asal dari perlukaan atau kegawatan dari trauma termasuk fraktur displacement, edema,oklusi arteri dengan perlukaan.

    - Derajat dari pembentukan jembatan selam proses penyembuhan.- Jumlah dari hilangnya tulang (hal ini dapat menyebabkan besarnya jembatan yang harus

    dibentuk selama penyembuhan).- Tipe dari tulang yang mengalami perlukaan (tulang kancelus sembuh lebih cepat

    daripada tulang cortical).- Derajat dari immobilisasi yang tercapai (pergerakan akan mengganggu jembatan fibrin

    dan akan terbentuk cartilago bukan tulang).- Infeksi lokal dapat menghambat proses penyembuhan.- Keganasan lokal harus ditatalaksana sebelum proses penyembuhan dimulai.- Nekrosis tulang dapat menghambat vaskularisasi ke bagian tulang yang fraktur.- Fraktur intraarticular (dalam sendi) mungkin proses penyembuhannya lama dan dapat

    timbul arthritis. Faktor-faktor yang menghambat penyembuhan :- Usia- Medikasi- Penyakit : DM, Rhematoid arthritis- Tekanan local pada daerah fraktur- Masalah sirkulasi- Penyakit koagulasi- Kurangnya nutrisi

    2.6 Manifestasi Klinis Tanda dan gejala dari fraktur adalah nyeri, nyeri tekan pada lokasi kerusakan tulang,bengkak, hilangnya fungsi tulang, deformitas dari bagian yang terkena dan mobilitas yangabnormal. Deformitas yang terjadi bervariasi menurut tipe dari tahanan yang menyebabkan,area dari tulang, tipe dari fraktur yang terjadi, dan kekuatan serta keseimbangan dari otot ototdi sekitar tulang. Pada tulang panjang terdapat 3 jenis deformitas ; angulation (membentuk sudut),shortening (memendek), dan rotasi. Fragmen tulang yang kemudian membentuk sudut mungkindapat dirasakan pada lokasi fraktur dan sering kali mendorong jaringan lunak disekitarnya yangsering kali menimbulkan luka pada kulit. Adanya tekanan penyatuan dan tidak seimbangnyadorongan otot dapat menyebabkan terbentuknya sudut. Memendeknya ekstremitas terjadi saat

  • 4/11/15, 4:22 PMherman kamarudin: fraktur

    Page 7 of 16http://herman-lookan.blogspot.com/2012/04/fraktur.html

    fragmen tergelincir dan tumpang tindih dengan tulang yang lainnya, oleh karena tarikan dariotot pada ekstremitas. Deformitas rotasional terjadi saat fragmen fraktur berputar keluar darisumbu longitudinal normalnya, hal ini dapat terjadi akibat dari rotasional strain oleh fraktur,atau tarikan yang tidak seimbang oleh otot yang menempel pada fregmen fraktur. Krepitus dapatterdengar saat fragmen tulang bergesekan satu sama lain. Pada kasus fraktur terbuka, akandapat terjadi perdarahan. Kehilangan darah akibat fraktur pelvis atau fraktur tulang panjangyang multiple dapat menyebabkan syok hipovolemik. Sesaat setelah fraktur terjadi, saraf pada daerah yang terkena mungkin dapatkehilangan fungsinya untuk sementara. Area tersebut mungkin menjadi mati rasa, dan ototdisekitarnya menjadi lemah. Kondisi ini disebut local shock. Selama masa ini, yang mungkinberlangsung selama beberapa menit hingga setengah jam, tulang yang patah mungkin dapatmengalami reduksi dengan nyeri yang minimal atau bahkan tanpa nyeri sama sekali. Setelahmasa singkat ini, sensasi nyeri timbul kembali, disertai dengan spasme otot dan kontraksi dariotot otot disekitarnya.

    2.7 Komplikasi Fraktur Terlepas dari tipe atau lokasi fraktur, beberapa komplikasi yang berbahaya dapatterjadi sebagai akibat dari perlukaan. Perawat harus mampu mengenali manifestasi klinis yangmenunjukkan adanya komplikasi sehingga perawatan dapat dimulai sesegera mungkin. Padabeberapa kasus, memonitor secara teliti dapat mencagah terjadinya komplikasi. Komplikasi dari fraktur dapat dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu : komplikasiawal yang diasosiasikan dengan kehilangan kontinuitas skeletal, injuri dari fragment tulang,tekanan dari balutan, perdarahan dan berkembangnya emboli lemak. Yang kedua adalahkomplikasi yang diasosiasikan dengan proses penyembuhan fraktur. Komplikasi awal pada frakturtergantung dengan fraktur dan daerah yang terpengaruh. Sebagai contoh: fragmen tulang daritengkorak bisa menyebabkan injuri pada jaringan otak, fraktur pada iga dapat menyebabaninjuri pada dada dan menyebabkan respiratory insufisiensi. Dinding dada pada sisi frakturmenjadi sangat tidak stabil dengan adanya injuri pada dada. Berikut adalah beberapa komplikasiyang dapat terjadi akibat adanya fraktur :1. Sindrom Kompartemen Sindrom kompartemen merupakan kondisi yang serius dimana terjadi peningkatantekanan pada satu atau lebih kompartemen otot ekstremitas yang menyebabkan sirkulasi yangmasif ke arah fraktur. Bagian distal dari ekstremitas atas dan bawah mempunyai kompartemenyang lebih banyak daripada bagian proksimal, oleh karena itulah resiko yang lebih besar dapatterjadi saat fraktur terjadi pada bagian tersebut. Sumber tekanan dapat berasal dari eksternalmaupun dari internal, sumber tekanan eksternal adalah pembebatan, gips, penyangga,sedangkan sumber tekanan internal berupa perdarahan dan akumulasi cairan dalamkompartemen tulang. Komplikasi ini tidak dibatasi hanya pada klien gangguan muskuloskeletalsaja. Perubahan fisiologis sebagai akibat dari peningkatan tekanan kompartemen yangseringkali tejadi adalah iskemik, edema. Kapiler-kapiler di dalam otot mengalami dilatasi,kapiler-kapiler ini menjadi lebih permeable karena pelepasan histamin dari jaringan otot yangiskemik. Sebagai akibatnya protein plasma bocor menuju ruang intersitial, kemudian terjadilahudema yang dapat menekan saraf dan memperparah keadaan iskemik. Warna dari jaringan yangmengalami iskemik menjadi pucat, denyutan menjadi lemah dan daerah yang terkena menjadimudah diraba. Jika kondisi ini tidak ditangani maka dapat menimbulkan sianosis, kebal/matirasa, paresis dan nyeri yang hebat. Tabel di bawah ini memberikan kesimpulan tentang prosespatologi yang terjadi pada sindrom kompartemen.

    Perubahan fisiologis Temuan klinis1. Peningkatan tekanan kompartemen2. Peningkatan permeabilitas kapiler3. Pelepasan histamin4. Peningkatan sirkulasi darah ke lokasi

    5. Tekanan pada ujung saraf6. Peningkatan tekanan jaringan

    7. Penurunan perfusi jaringan8. Penurunan oksigenasi jaringan9. Peningkatan produksi asam laktat

    10. Metabolisme anaerobik11. Vasodilatasi12. Peningkatan aliran darah13. Peningkatan edema14. Iskemik otot15. Nekrosis jaringan

    1. Tidak ada perubahan2.Edema3. Peningkatan edema4. Muncul denyutan, jaringanmemerah5. Nyeri6. Nyeri pada komparteman / matirasa7. Peningkatan edema8. Pallor9. Denyutan tidak seimbang, posturfleksi10. Sianosis11. Peningkatan edema12. Penegangan otot13. Parestesia14. Nyeri hebat15. Paresis

    Sindrom kompartemen biasanya jarang terjadi tetapi dapat menyebabkan kondisikegawatan. Dapat pula terjadi kerusakan struktur otot yang irreversible dalam waktu 4-6 jamsetelah onset dan otot tidak dapat digunakan lagi dalam 24-48 jam setelahnya. Problem spesifikyang muncul akibat sindrom kompartemen adalah infeksi, kelemahan motorik pada ektremitasyang terkena, kontraktur dan gagal ginjal myoglobinuric. Infeksi yang berasal dari jaringan yang

  • 4/11/15, 4:22 PMherman kamarudin: fraktur

    Page 8 of 16http://herman-lookan.blogspot.com/2012/04/fraktur.html

    nekrosis bisa cukup berbahaya hingga mengharuskan dilakukannya amputasi. Kelemahan motorikakibat perlukaan saraf bersifat irreversible dan klien mungkin membutuhkan bantuan alattertentu untuk bergerak. Operasi rekontruksi untuk memperbaiki fungsi dapat dilakukan padaotot yang terganggu. Volkmanns Contractur terjadi dari memendeknya otot yang iskemik danada keterlibatan saraf. Komplikasi paling fatal dari sindrom kompartemen adalah myoglobinuricrenal failure. Jaringan otot yang mengalami perlukaan melepaskan myoglobin (protein otot) kedalam sirkulasi dan kemudian protein ini disaring oleh ginjal. Walaupun patofisiologinya belumjelas, namun myoglobin dicurigai menyebabkan vasokonstriksi/mempunyai efek langsungterhadap ginjal untuk mengakibatkan terjadinya gangguan struktur dan fungsi. Ketika begitu banyak kompartemen yang terkena maka dapat timbul Crush Syndromedimana terjadi iskemik otot yang masif atau berkepanjangan dapat menyebabkan asidosissehubungan dengan peningkatan produksi asam laktat, hiperkalemi (peningkatan kadar potasiumserum) sehubungan dengan pelepasan potasium oleh sel yang terluka ke sirkulasi darah, syoksebagai akibat dari ketidak seimbangan cairan, myoglobinuria sehubungan dengan pelepasanmyoglobin ke sirkulasi dan gagal ginjal sebagai akibat dari syok dan asidosis. Efek sistemik inidapat mengakibatkan kematian bila tidak segera ditangani. Sindrom kompartemen adalah hasil dari peningkatan tekanan sampai pada batasruangan anatomi yang tersedia. Kasus ini dapat terjadi akut maupun kronik. Sindromkompartemen akut dapat terjadi setelah fraktur atau luka bakar yang parah terkena balutanyang terlalu ketat sehingga tekanan meningkat 30 mmHg atau lebih. Peningkatan tekanan initerjadi karena fasia yang menutup otot tidak elastis dan tidak dapat mengkompensasi balutanyang terlalu ketat. Kondisi ini menyebabkan nyeri yang parah karena regangan pasif pada jaringan lunakdan kulit. Kompresi pada saraf menyebabkan perubahan sensasi, reflek yang minimal dan dapatjuga terjadi kehilangan fungsi motorik. Kompresi pada pembuluh darah dapat menyebabkaniskemik dan kehilangan fungsi. Sindrom kompartemen sering terjadi pada injuri yang parah, fraktur tertutup danketika ada tekanan eksternal. Area yang paling sering mengalaminya adalah kaki bagian distal /bawah. Tekanan intrakompartemen dapat diukur dengan kateter/jarum yang dimasukkan kedalam kompartemen. Fasiotomy/transeksi dari fasia yang menekan kompartemen otot mungkindiperlukan ketika tekanan pada daerah fraktur diatas 30 mmHg. Hal ini bertujuan untukmencapai tekanan perfusi yang sama dengan tekanan kapiler. Diagnosa dan perawatan yang telatdari sindrom kompartemen ini dapat menyebabkan kerusakan otot dan saraf yang ireversible. Sindrom kompartemen kronik terjadi lebih sering pada dewasa muda setelah aktivitasyang berhubungan dengan strain yang berulang pada ekstremitas bawah. Walaupun mekanismepastinya belum jelas, latihan diaggap dapat menyebabkan peningkatan ukuran kompartemenotot. Kompartemen yang meregang dapat menyebabkan inflamasi. Pada fasia dapat timbul scar,fasia menjadi kurang elastis dan tidak dapat mengkompensasi penambahan beban lebih lanjut.Pada jenis sindrom ini timbul nyeri pada saat aktivitas.2. Syok Tulang mempunyai vaskularisasi yang cukup bagus karena itulah dapat terjadiperdarahan jika terjadi perlukaan. Sebagai tambahan trauma dapat merobek arteri yangberdekatan dan menyebabkan hemoragi. Sebagai akibatnya syok hipovolemik dapat terjadisecara cepat.3. Fat Emboli Syndrom Emboli lemak merupakan komplikasi yang cukup serius, biasanya sebagai akibat darifraktur, dimana globuli lemak dilepaskan dari tulang ke aliran darah. Kondisi lain yang jugamungkin dapat muncul walaupun lebih kecil kemungkinannya adalah pankreatitis, komadiabetikum, osteomyelitis dan anemia sel sickle. Lima persen sampai 10% klien dengan frakturterkena komplikasi ini dan 8% orang meninggal akibat komplikasi ini. Faktor resiko yangmeningkatkan suseptibilitas seseorang untuk terkena emboli lemak termasuk peningkatan serumglukosa/kadar kolesterol dan peningkatan kerapuhan pembuluh dan ketidakmampuan untukmelakukan koping terhadap stres. Emboli lemak sering terjadi jika fraktur tulang panjang/fraktur yang multiple,walaupun fraktur pada tulang yang mengandung sumsum tulang yang sedikit tetapi dapatmenyebabkan komplikasi ini. Komplikasi ini dapat muncul pada semua usia, jenis kelamin akantetapi lelaki muda dengan umur antara 20-40 tahun dan klien yang berusia 40-80 tahun bersikountuk megalami fraktur pada paha dan pelvis yang dapat menimbulkan emboli ini. Beberapa teori menjelaskan tentang pelepasan lemak dari sumsum tulang. Menurutteori metabolisme trauma dapat menyebabkan pelepasan katekolamin, katekolamin inimenyebabkan mobilisasi asam lemak bebas dimana hal ini dapat menimbulkan agregasi pleteletdan pembentukan globulus lemak. Menurut teori mekanikal tekanan di dalam sumsum tulanglebih tinggi daripada tekanan di dalam kapiler sehingga lemak dilepaskan secara langsung daritulang, pada kasus lain lemak ini dapat terdeposit ke pembuluh darah kecil, misal : paru-parudan menyebabkan insufisiensi respirasi (Mims : 1989) Klien respirasi distres, takikardi, hipertensi, takipneu, demam, petechiae, macular,measles juga mengalami emboli lemak meskipun mekanismenya belum diketahui secara jelas.Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan: peningkatan kecepatan sedimentasi sel darah merah,penurunan serum albumin dan kadar kalsium, penurunan jumlah sel darah merah dan hitung

  • 4/11/15, 4:22 PMherman kamarudin: fraktur

    Page 9 of 16http://herman-lookan.blogspot.com/2012/04/fraktur.html

    platelet, peningkatan kadar serum lipase. Perubahan pada komponen darah ini tidak dapatdiketahui secara jelas mekanismenya, namun hal ini ikut mendukung prognosis penyakit.4. Trombhoemboli / Emboli bekuan darah Trauma dan ketidakmampuan mengaharuskan klien untuk imobilisasi, imobilisasi inijika untuk jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan timbulnya trombosis pada vena.Trombhoemboli merupakan komplikasi paling umum pada trama/operasi ekstremitas (terutamaekstremitas bawah). Untuk klien usia lebih dari 40 tahun memiliki insiden trombosis vena sebesar40-60% (jika terapi antikoagulan tidak diberikan). Lima persen sampai 10% klien dengantrombosis vena berkembang menjadi emboli paru. Resiko trombhoemboli ini meningkat padaklien yang merokok, obesitas, punya penyakit jantung dan punya riwayat trombhoemboli. Klientua dalam waktu 2-3 hari setelah operasi muskuloskeletal mempunyai resiko trombhoembolitertinggi. Klien fraktur ekstremitas bawah dan pelvis mempunyai resiko mengalami trobhoembolidan akan berkembang menjadi emboli paru daripada fraktur di tempat lain.5. Infeksi tulang (Osteomyelitis) Trauma jaringan dapat mengganggu sistem imun, trauma jaringan ini dapat terjadipada daerah superficial/profundus. Infeksi tulang sulit untuk ditangani, efeknya dapat sangatmembahayakan dan dapat menyebabkan nyeri hebat, disabilitas dan deformitas. Infeksi tulangkronis dapat terjadi selama tahunan karena adanya sinus. Hal ini terjadi saat jalur terbentuk darisebuah abses/kavitas pada tulang keluar menembus kulit. Etiologi dari infeksi tulang ini meliputi :

    - Mikroorganisme (staphylococcus aureus yang dapat mengadhisi jaringan penyambungtulang, Clostridial yang dapat menimbulkan gas ganggren, tetanus dan malunion).

    - Kontaminasi luka fraktur terbuka karena peningkatan resiko terjadinya infeksinosokomial.

    - Komplikasi dari tindakan operasi (infeksi iatrogenik, termasuk didalamnya komplikasidari pemasangan pens pada traksi, infeksi persendian setelah operasi dll).Penyebaran etiologi infeksi tulang ini melalui aliran darah (hematogenous) dan ekstensi

    langsung. Osteomyelitis akut dapat berkembang menjadi kronik. Berikut penjelasan darikeduanya .Osteomyelitis Akut Biasanya terjadi karena penyebaran bakteri melalui peredaran darah. Pada anak bisadisebabkan karena infeksi di tempat lain, misal : infeksi dari kulit, sinus, gigi dan telinga tengah.Infeksi ini dapat terjadi karena injuri lokal dapat berkembang menjadi nekrosis dan nekrosismerupakan tempat berkembangnya bakteri. Pada dewasa infeksi kronis pada saluranperkemihan, penggunaan obat imunosupresi dan obat IV beresiko untuk menyebabkan infeksitulang. Manifestasi klinis yang muncul berupa febris pada 48 jam pertama. Infeksi padaumumnya dimulai pada bagian metafisis tulang dimana pada bagian tersebut terdapat saluranyang memberi nutrisi untuk tulang, pus dapat ditemukan pada permukaan tulang dan dapatmengganggu vaskularisasi tulang dan menyebabkan iskemik tulang dan pada akhirnya dapatmenimbulkan nekrosis tulang. Manifestasi klinis yang lain berupa nyeri pada ektremitas yangterkena ketika digerakkan, keterbatasan gerak, merah dan bengkak. Pemeriksaan X-raymenunjukkan elevasi periosteal osteoclastric. Terapi dapat berupa identifikasi jenis bakterimelalui kultur, aspirasi dan stain gram kemudian ditentukan jenis antibiotik yang dapat diberikansecara IV/Peroral, kadang diperlukan tinakan operasi untuk mengeluarkan drainase.Osteomyelitis Kronis Penyebab dari infeksi tulang kronik adalah ketidakadekuatan terapi infeksi tulangakut. Terapi yang dapat diakukan meliputi operasi dan pemberian antibiotik.6. Osteonecrosis (Nekrosis avaskuler, Nekrosis aseptik, Nekrosis iskemik) Osteonecrosis atau kematian segmen tulang adalah sebuah kondisi yang disebabkanoleh gangguan dari suplai darah pada sumsum tulang, medula tulang, cortex. Osteonecrosis inibiasanya terjadi pada femur bagian proksimal dan distal , humerus bagian proksimal. Lokasi nekrosis tergantung letak pembuluh darah yang mengalami gangguan, namuncortex tulang mempunyai vaskularisasi kolateral sehingga cortex tulang jarang mengalaminekrosis jika dibandingkan dengan bagian tulang yang lain. Berikut faktor-faktor penyebab osteonecrosis :

    - Terganggunya mekanisme pembuluh darah : fraktur, penyakit Leeg calve, penyakitBlounts.

    - Trombhosis dan emboli : penyakit sikle cell, gelembung nitrogen.- Perlukaan pembuluh darah : vaskulitis, penyakit jaringan penyangga seperti SLE dan RA,

    terapi radiasi, penyakit gautchers.- Peningkatan tekanan intraseous : ostenekrosis yang diinduksi steroid.

    7. Gangguan Penyatuan Tulang Delayed Union : kegagalan proses penyembuhan tulang dari waktu yang seharusnya

    (normalnya 6 bulan). Dapat disebabkan karena : imobilisasi yang tidak bagus, hematomayang besar, infeksi pada lokasi fraktur, kehilangan tulang yang besar dan sirkulasi tidak baik.

    Malunion : proses penyambungan yang salah bisa disebabkan karena reduksi yang tidakadekuat dan pelurusan yang tidak tepat saat mobilisasi.

  • 4/11/15, 4:22 PMherman kamarudin: fraktur

    Page 10 of 16http://herman-lookan.blogspot.com/2012/04/fraktur.html

    Non Union : kegagalan tulang untuk sembuh yang dapat dibuktikan dengan pemeriksaan X-ray dengan ditemukan pergeseran pada lokasi fraktur. Hal tersebut dapat menimbulkannyeri. Faktor-faktor penyebabnya meliputi : reduksi yang tidak adekuat, trauma berat,terpisahnya fragmen tulang, tumbuhnya jaringan lunak antara fragmen tulang, infeksi,kehilangan tulang yang besar,sirkulasi yang tidak baik, keganasan dan tidak diakukannyarestriksi. Di USA NonUnion diterapi dengan teknik Llizarov, teknik ini berupa fiksasi eksternalbagian yang patah, selain itu dapat dilakukan stimulasi listrik karena listrik dianggap dapatmerangsang penyembuhan tulang meskipun mekanismenya belum diketahui jelas (Geier andHesser : 1985).

    2.8 Penatalaksanaan MedisTerapi tergantung dari kondisi klien, keadaan luka, lokasi fraktur, jenis frakturTujuan terapi fraktur adalah sebagaiberikut: 1. Mengurangi atau mencegah fraktur lebih parah ( Reduction ) Reduction adalah mengembalikan posisi tulang ke posisi anatomi. Metode dengan manipulasi tertutup atau terbuka. Manipulasi tertutup dengan memberikan tekanan secaramanual pada daerah fraktur dari permukaan kulit dan dilakukan traksi. Manipulasi terbuka atauoperasi dilakukan dengan pemasangan peralatan didalam kaki pasien misalnya pen, setelah itudilakukan rekontruksi.2. Imobilisasi Imobilisasi adalah upaya untuk mencegah mobilisasi dari bagian yang mengalamiinjuri, hal ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan bagi fragmen tulang untuk menyatukembali. Imobilisasi dapat dilakukan dengan pemasangan alat interna atau eksterna.3. Penyembuhan bagian yang mengalami injuri ( Restorasi )

    Nyeri muskuloskeletal berhubungan dengan kerusakan jaringan lunak, disrupsi tulang,dan spasme otot merupakan tipe nyeri yang paling parah yang biasanya diperlihatkan olehindividu. Klien sering merasa nyeri dalam waktu lama dan memakai manajemen nyeri yangburuk. Analgesik narkotik dosis besar, anti inflammatory, dan relaxan otot adalah obat-obat yangumum diberikan. Transquilizer seperti diazepam (valium) digunakan untuk ketenangan,meminimalkan spasme otot, dan menurunkan ansietas. Untuk klien nyeri kronik, narkotik dannon-narkotik diberikan bersama untuk mencegah ketergantungan obat. Perawat harusmengobservasi efektivitas pengobatan dan efek sampingnya.

    Untuk nyeri parah yang kronik, klien tidak bisa tergantung terus pada obat. Biasanyaperawat menggunakan kompres hangat atau dingin tergantung penyebab nyeri. Jikapembengkakan menyebabkan tekanan pada area luka, kompres es mungkin digunakan. Spasmeotot bisa dikendorkan dengan kompres hangat dan massage. Selain itu digunakan juga sentuhanterapeutik, jika terapi tersebut tidak efektif untuk mengurangi nyeri, perawat bisa menggunakanteknik distraksi atau terapi musik. Perawat mengajarkan pada klien teknik relaksasi seperti nafasdalam selama periode nyeri yang parah.

    2.8.1 Penanganan Preoperatif! Prinsip-prinsip pertolongan pertama Tujuan utama pertolongan pertama adalah menyelamatkan nyawa seseorang danmencegah kerusakan lebih lanjut. Orang yang pertama tiba di tempat kejadian harusmempertahankan jalan nafas, jika perlu dengan pernafasan mulut ke mulutdan kemudian iaharus mengusahakan pengangkutan pasien ke rumah sakit terdekat. Luka ditutupi, perdarahandihentikan dan anggota gerak yang cedera dibidai untuk mencegah pergerakan yang nyeri lebihlanjut. Setiba di rumah sakit, pasien mulai diperiksa dan diobati. ! Pemeriksaan Pertama-tama jalan nafas dibersihkan, mungkin pasien memerlukan intubasi segera.Kesadaran diamati, tekanan darah di ukur serta cedera sebenarnya dicatat. Umumnya fraktur besar dapat terlihat. Terdapat nyeri, pembengkakan, deformitasdan kehilangan fungsi. Perlu diperhatikan apakah kulit di atas fraktur robek sehingga dinamaicompound fractur yang mudah mengalami infeksi. Hendaknya diperhatikan keadaan kerusakanotot terutama pada compound fractur. Perlu dinilai supply darah arterial diluar daerah cedera,bila terganggu harus diperbaiki secepat mungkin untuk mencegah kerusakan anggota gerak yangpermanen karena iskemia. Saraf tepi harus diperiksa sebagai patokan dasar bagi pemulihannantinya. Sinar X : segera setelah pasien diresusitasi, dibuatkan radiograf anggota gerak ataudada, tulang belakang,pelvis atau abdomen yang cedera.

    Terapi obat

    Terapi non-farmakologi

  • 4/11/15, 4:22 PMherman kamarudin: fraktur

    Page 11 of 16http://herman-lookan.blogspot.com/2012/04/fraktur.html

    ! Pengobatan Volume Darah

    Jika ada perdarahan maka perlu memperbaiki volume darah yang beredar. Jaringanperifer memerlukan perfusi yang adekuat oleh darah teroksigenasi dengan baik. Setelah fraktur,terjadi kehilangan darah dari tulang dan jaringan yang rusak. Dengan ini diperlukan adanyatransfusi dan jika kemudian diperlukan transfusi berulang bisa dipakai plasma beku segar.

    Nyeri

    Nyeri karena cedera bisa dihilangkan dengan memblok saraf regional. Untuk itu bisadigunakan Entonox tanpa mengganggu pemeriksaan cedera kepala atau intra abdominal. Tetapijika pembuatan diagnosa telah adekuat dan sirkulasi tepi tidak kolaps, maka nyeri dapatdihilangkan dengan morfin atau petidin.

    Antibiotika

    Untuk infeksi pada compound fractur dianjurkan pemberian antibiotika. Antibiotika yang terpilihseperti benzyl penisilin yang mungkin dapat dikombinasi dengan fluklosasilin atau sefalosporinseperti sefaloridin atau sefaleksin.

    Anti tetanus

    Tindakan mengobati tetanus harus dilakukan pada klien dengan luka terbuka. Diberikan toxoidtetanus sebanyak 0,5 ml pada luka superficial yang terkonaminasi tanah. Zat ini menimbulkanimunitas aktif. Pada luka-luka yang lebih dalam, lebih besar teapi bersih, tanpa banyak jaringanmati dan pembersihan dini secara bedah bisa dilakukan maka toxoid tetanus dan antibiotikacukup efektif. Tetapi pada luka-luka yang besar dan terkontaminasi hebat dengan banyakjaringan yang mati, maka lebih baik diberikan serum antitetanus manusia, antibiotik dan toxoidtetanus. Sebelum serum antitetanus diberikan harus disuntikkan subkutan, suatu dosis percobaanuntuk melihat apakah timbul reaksi. Jika imunitas aktif memerlukan dosis boster, maka diberikan6 minggu dan 6 bulan kemudian.

    Komplikasi yang dapat timbul setelah trauma :

    1. Emboli paru-paru

    2. Emboli lemak

    3. Syok paru-paru

    4. Koagulasi intravaskular diseminata

    ! Prinsip-prinsip Perawatan luka Luka-luka insisional

    Luka-luka insisional yang terjadi kurang dari 8 jam yang lalu diobati secara penjahitanprimer. Luka dibersihkan dan jaringan yang jelas mati dipastikan, lalu luka ditutup lapis-demilapis. Bila luka besar dan dalam bisa dipasang drain yang kecil. Akhirnya dipasang suatupembalut bertekanan dan pada luka besar di anggota gerak akan menguntungkan pemakaiansementara lempengan bidai yang terbuat dari gips. Jika penjahitan primer tak mungkin baikkarena keadaan umum tak memungkinkan pembedahan dalam 8 jam setelah cedera atau ia takmencapai rumah sakit dalam waktu itu, maka setelah dibersihkan luka dikemasi terbuka. Semuajaringan yang telah mati, terutama otot, dieksisi dan hemostasis dipastikan. 4 sampai 7 harikemudian jika sekarang luka telah bersih, tepi kulit disegarkan dan luka ditutup. Juga perlu diberikan banyak perhatian pada perawatan untuk hemostasis danpenutupan jaringan yang telah mati. Hal ini dikenal sebagai penjahitan primer tertunda. Harusdihindarkan tegangan pada luka baik dengan membuat insisi sejajar garis luka yang melemaskanatau dengan menggunakan split skin graft di daerah yang tertutup, di tempat mana tepi kulithanya bisa didekatkan dengan tegangan. Jika terjadi sepsis maka penutupan luka harus ditunda sampai ini diatasi. Jaringanmati dibuang dan tepi luka dieksisi, bila perlu dipotong lebih bawah. Luka dijahit sedapatmungkin tanpa tegangan. Ini adalah penjahitan sekunder. Suatu defek kulit yang menetap harusditutupi dengan split skin graft atau four thickness flap atau pedikel. Sebelum bedah terbuka dengan fiksasi internal, klien ditraksi beberapa hari untukmenstabilkan fraktur. Prosedur ini merupakan manajemen untuk fraktur pinggang (Buckstraction). Perawat mengajari klien, keluarga, dan/atau pihak lain selama dan setelahpembedaha. Perawatan preoperative untuk klien dengan bedah muskuloskeletal sama de nganperawatan pada klien bedah umum atau anestesi spinal.2.8.2 Penanganan Intra Operatif! Traksi Traksi adalah pengaplikasian kekuatan tarikan pada bagian tubuh untuk memberikanreduksi, posisi yang lurus dan istirahat, juga dapat menurunkan spasme otot, mengurangi nyeri,dan mencegah atau memperbaiki bentuk tulang. Klien yang ditraksi biasanya dirawat di RS lebihlama daripada klien dengan gips, tapi biasanya mobilisasi lebih cepat. Traksi mekanikal dapatdilanjutkan sebagai perawatan fraktur. Traksi diklasifikasikan menjadi running traction atau balanced suspention. Padarunning traction kekuatan tarikan langsung pada daerah yang fraktur dan daerah yang tidakditraksi boleh aktifitas. Pada balanced suspention bagian yang countertraction diberi jugatarikan. Traksi dikelompokkan menjadi 4 tipe yaitu: kulit, skeletal, plester/gips, dan penguat.

  • 4/11/15, 4:22 PMherman kamarudin: fraktur

    Page 12 of 16http://herman-lookan.blogspot.com/2012/04/fraktur.html

    Traksi kulit Traksi skeletal pada tungkai bawah Skin traction berhubungan dengan penggunaan pita traksi (jarang digunakan karenamerusak kulit), Velcro (hook and loop), boot (bucks traction), sabuk traksi ini digunakan untukkulit dan jaringan lunak. Tujuan dari tipe traksi ini untuk mengurangi nyeri otot yang menyertaifraktur. Beban yang diberikan terbatas yaitu antara 5-10 lb. Untuk mencegah injury kulit.

    Traksi skeletal, pin, kawat, penjepit atu sekrup dimasukkan langsung ke tulang dantraksi ini membutuhkan waktu yang lamadan beban biasanya antara 15-30 lb. Traksi skeletalbertujuan untuk meluruskan tulang. Traksi plester merupakan kombinasi dari traksi skeletal dangip plester. Traksi jepitan digunakan untuk memperbaiki kesalahan bentuk tulang.Circumferential traksi menggunakan sabuk yang mengelilingi tubuh, missal fraktur pelvis untukmasalah punggung bawah.

    Ketika traksi digunakan pasien, perawat bertanggung jawab atas keseimbangan antaratarikan traksi dan tekanan countertraksi. Beban tidak boleh diganti tanpa izin dokter, bebabharus bebas tergantung. Inspeksi kulit dilakukan tiap 8 jam untuk tanda iritasi dan inflamasi jikamemungkinkan, sabuk atu boot diberikan pada skin traksi dilepas untuk inspeksi daerah dibawah alat. Pada klien lansia yang sering menderita penyakit vaskuler, penyakit jaringankonektif, dan/atau DM, mereka mempunyai resiko tinggi bila ditraksi karena ketidakadekuatansirkulasi. Ada tipe traksi yang tidak cocok untuk klien lansia karena memerlukan immobilisasipada waktu yang lama, sehingga menyebabkan komplikasi yang serius, misalnya pneumoni danemboli pulmoner.

    Perawat harus memberikan perhatian khusus untuk pins, kawat atu skrup pada kulituntuk tanda inflamasi/infeksi ketika traksi skeletal digunakan.! Gips Gips adalah alat imobilisasi eksternal yang kaku yang dicetak sesuai kontur tubuhdimana gips ini dipasang. Tujuan dari pemasangan gips ini adalah untuk mengimobilisasi bagiantubuh dalam posisi tertentu dan memberikan tekanan yang merata pada jaringan lunak yangterletak di dalamnya. Dapat digunakan untuk mengimobilisasi fraktur yang telah direduksi,mengkoreksi deformitas, memberikan tekanan merata pada jaringan lunak di bawahnya, ataumemberikan dukungan dan stabilitas bagi sendi yang mengalami kelemahan. Secara umum, gipsmemungkinkan mobilisasi pasien sementara membatasi gerakan pada bagian tubuh tertentu.

    Tipe gips untuk trauma muskuloskeletal

    Tipe dan karakteristik gips KegunaanGips untuk ekstremitas atas:1. Gips pendek untuk lengan (panjangnya

    dari bawah siku sampai ke bagiantangan).

    2. Gips panjang untuk lengan (meliputilengan atas sampai ke bagian tangan).

    3. Gips untuk lengan dan digantung (samadengan no.2 , tapi lebih berat denganditambahlengkung pada lengan bawah).

    1. Fraktur stabil pada pergelangantangan (metacarpal, carpal, dan tulangradius bagian distal).

    2. Fraktur yang tidak stabil padapergelangan tangan, humerus bagiandistal, radius dan/atau ulna.

    3. Fraktur humerus yang tidak dapatdiluruskan dengan gips panjang, traksiyang ringan bisa dipasang sementaraklien tetap di tempat tidur.

    Gips untuk ekstremitas bawah:1. Short leg cast (SLC), dari bawah lutu

    sampai ke dasar kaki.2. Long leg cast (LLC), dari pertengahan paha

    ke dasar kaki.3. Gips yang bisa untuk dibuat jalan (alat

    untuk berjalan pada pantat pada SLC/LCC).4. Leg cylinder (mirip dengan SLC, tapi

    pergelangan kaki tidak digips).5. Long-leg cylinder (mirip dengan LLC tetapi

    pergelangan kaki tidak digips)

    1. Fraktur pergelangan kaki dan metatarsal.

    2. Fraktur tibia yang tidak stabil danfibula.

    3. Sama dengan SLC/LLC.4. Fraktur tibia yang stabil, fibula dan

    lutut.5. Fraktur femur distal yang stabil,

    proksimal tibia dan fraktur pada lutut.

    Gips penahan:Patella weight-bearing cast (mirip dengan SLCatau leg cylinder)

    Fraktur femur bagian tengah atau distal.

    Gips badan:1. Hip spica (dari bawah mammae ke kaki,

    kaki bawah dan setengah dari kaki yang tak1. Dislokasi pada pinggul, pelvis, dan

    injury pada pinggul.

  • 4/11/15, 4:22 PMherman kamarudin: fraktur

    Page 13 of 16http://herman-lookan.blogspot.com/2012/04/fraktur.html

    terpengaruh atau kedua kaki).2. Risers cast (jaket dari bahu ke iliaca dan

    panggul dan terbuka di depan dada).3. Halo cast(jaket yang berisi beban).

    2. Scoliosis, fraktur spina thoracis.3. Fraktur pada spina cervical.

    Untuk gips plester, penting digunakan untuk memperingatkan klien tentang panas yangakan dirasakn segera setelah gips dipasang. Gips yang baru, biasa disebut a green cast yangtidak ditutup agar uudara bisa menguap. Ketika gips klien basah harus dipindah dan diganti.Plester ini diganti setiap 1 atau 2 jam agar sirkulasi udara lancar dan semua bagian gips tetapkering. Petugas kesehatan harus selalu ingat bahwa gips yang basah perlu penanganan yangkhusus. Untuk mencegah terjadinya kontaminasi oleh urin/feses, gips seluruh tungkaiseharusnya digunakan untuk melindunginya dan menutupi daerah perineum. Bedpan khususuntuk fraktur lebih baik daripada bedpan tradisional karena lebih kecil dan lebih nyaman untukklien. Perawat mengecek untuk memastikan bahwa gips tidak terlalu ketat dan memonitorsecara teratur status neurovaskuler klien, biasanya dilakukan selama 24 jam pertama setelahaplikasi. Perawat seharusnya dapat memasukkan jarinya diantara kulit dan gips. Jika gips kering,perawat harus menginspeksi gips minimal 1 kali sehari untuk melihat ada/tidaknya drainase,retak, remuk, penjajaran, dan ketepatan penyembuhan. Area drainase pada gips dibuatmelingkar dan dimonitor terus setiap ada perubahan. Jika ada darah pada gips de ngan frakturtebuka harus segera dilaporakan pada dokter jumlah drainase atau perubahan integritan kulitdari gips. Komplikasi lain dari gips perlu perawatan, misalnya infeksi, gangguan sirkulasi dankerusakan saraf perifer. Gangguan sirkulasi, kerusakan nervus perifer, dan nekrosis dapat terjadi karena gipsyang terlalu ketat, dalam hal ini perawat harus mengkaji status neurovaskuler klien. Atropidapat terjadi karena kurang latihan selama immobilisasi ang lama pada daerah yang terpengaruhfraktur, biasanya pada ekstermitas. Perawat mengkaji adanya komplikasi adanya immobilisasikerusakan kulit, tromboemboli dan konstipasi. Sebelum gips dilepas perawat perlu memberitahuklien bahwa tidak akan melukai kulit hanya merasa panas selama prosedur.! Pembedahan Untuk beberapa tipe fraktur, traksi sudah cukup sebagai terapi modalitas. Reduksiterbuka dengan fiksasi internal merupakan metode umum untuk mengurangi dan immobilisasifraktur. Jika metode ini tidak berhasil, fiksasi eksternal dengan reduksi tertutup digunakan.Meskipun perawat bukan pembuat keputusan terhadap teknik bedah, tapi penting untukmengerti prosedur untuk memberikan pendidikan pada klien dan perawatannya.

    Reduksi terbuka merupakan pembedahan langsung pada lokasi fraktur, lebih sering digunakanpada klien lansia yang menderita komplikasi immobilisasi. Alat fiksasi interna yang biasadigunakan adalah pin, kawat, sekrup, plat, paku, atau batangan logam dapat digunakan untukmempertahankan fragmen tulang dalam posisinya sampai penyembuhan tulang yang solidterjadi. Setelah tulang sudah kembali ke posisinya, alat-alat tersebut mungkin dipindahkantergantung pada lokasi dan tipe fraktur.

    Salah satu alternatif lain adalah fiksasi eksternal, setelah dilakukan reduksi fraktur,insisi kecil percutaneus dibuat lalu pin diimplantasikan ke tulang. Lubang kecil didrill ke dalamtulang dan pin (seri metal) dimasukkan ke dalam tulang untuk mencegah pergerakan tulang.

    Fiksasi eksternal mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan teknik immobilisasiyang lain, yaitu tidak banyak kehilangan darah dibandingkan dengan fiksasi internal. Kerugiandari fiksasi eksternal adalah resiko infeksi(osteomyolitis) yang merupakan infeksi serius dan sulituntuk ditreatment.

    Untuk mencegah infeksi beberapa agen punya prosedur perawatan pin yangdikerjakan sekali atau 2 kali tiap hari. Prosedur ini sama untuk traksi skeletal pada traksi kepala.Pin perlu dibersihkan secara khusus. Perawat menginspeksi lokasi pin tiap ahri untuk melihatkemerahan, pembengkakan, dan drainage.

    Pada beberapa treatmen fraktur, perawat mengkaji status neurovaskuler padaekstremitas bagian distal dari fraktur. Fiksator eksternal mungkin digunakan untuk ekstremitasatau fraktur pada pelvis. Setelah fiksator dipindah, klien diberi penyangga sampai penyembuhanselesai. Klien dengan fiksator eksterna mungkin mengalami gangguan body image, framenyabesar dan kotor/berbau dan area sekelilingnya terjadi kerusakan jaringan massive. Perawatharus sensitive terhadap rencana perawatan.! Amputasi Amputasi merujuk pada pengangkatan semua atau sebagian ekstremitas. Bilamelakukan amputasi, dokter bedah berupaya untuk menyelamatkan sebanyak mungkin tungkai.Sisa tungkai secara umum disebut puntung . Amputasi dapat terbuka (guillotine) atau tertutup. Amputasi terbuka dilakukan untukinfeksi berat. Ini meliputi pemotongan tulang dan jaringan otot pada tingkat yang sama.Pembuluh darah dikateterisasi, dan luka dibiarkan terbuka untuk mengalir. Balutan besardiberikan. Untuk mencegah retraksi kulit, sering 5 pon traksi kulit diberikan. Luka dapat tertutupatau dibiarkan sembuh dengan granulasi bila infeksi bersih.

    Untuk amputasi tertutup, dokter bedah menutup luka dengan flap kulit yangdibuat dengan memotong tulang kira-kira 2 inchi lebih pendek daripada kulit dan otot. Amputasi

    Reduksi tebuka, fiksasi internal

    Fiksasio eksternal

  • 4/11/15, 4:22 PMherman kamarudin: fraktur

    Page 14 of 16http://herman-lookan.blogspot.com/2012/04/fraktur.html

    ini dapat menyebabkan perubahan body image ataupun harga diri pasien. Dalam hal ini pasiendapat melewati proses berduka.

    Etiologi

    Indikasi utama dari amputasi adalah iskemia dari penyakit peripheral vaskuler padalansia. Klien yang mengalami arteriosklerosis atau diabetes mellitus, keduanya didukung denganpenurunan suplai darah dan penurunan perfusi jaringan. Amputasi juga dilakukan untuk thermalinjury seperti terbakar, infeksi tumor, gangguan metabolisme seperti penyakit paget dan anomalikongenital. Traumatik amputasi sebagian besar akibat dari kecelakaan. Seseorang yangmembersihkan mesin pemotong rumput atau mesin pembersih salju tanpa mematikan mesin.Kendaraan bermotor, kecelakaan mesin industri juga menyebabkan dilakukan amputsi.

    Insiden

    Amputasi jarang terjadi pada 20 tahun yang lalu. Klien yang melakukan proseduradalah pada usia muda atau lansia dengan diabetes mellitus dan mempunyai riwayat merokok.Klien sebagian besar gagal dalam merawat kakinya dengan baik, ulserasi kaki yang teerinfeksidan kemungkinan gangren atau nekrosis jaringan. Kelompok terbesar kedua yang mengalamiamputasi terdiri dari orang-orang yang mengendarai sepeda motor atau karena kecelakaan ataucedera pada saat bekerja dengan menggunakan mesi-mesin pabrik.

    Patofisiologi Metode amputasi ada 2 yaitu metode terbuka dan tertutup. Metode amputasi terbukadilakukan untuk pasien yang mengalami infeksi, pada pasien dengan infeksi dapat timbulcairan/drainase luka (pus), cairan ini dikeluarkan dulu sampai bersih. Pada metode ini mungkinmenghasilkan sutura pada permukaan kulit. Teknik amputasi tertutup, sutura kulit dimasukkanke bagian akhir tulang/bagian ujung tulang. Amputasi tidak hanya karena prosedur operasi saja, amputasi dapat juga terjadikarena bagian tubuh terpotong secara tidak sengaja karena gergaji dan bagian yang terpotong inidalam keadaan sehat sehingga dapat ditanam/disambung kembali.

    Tingkatan Amputasia. Ekstremitas Bawah Kehilangan sebagian atau semua jari-jari kecil menimbulkan ketidakmampuan minor,tetapi kehilangan jari-jari yang besar adalah signifikan karena mempengaruhi keseimbangan,jalan dan kemampuan push and off selama berjalan. Amputasi pada sebagian telapak kaki danprosedur syme biasanya dilakukan pada penyakit peripheral vaskuler. Pada amputasi syme,sebagian besar telapak kaki diambil tapi dengan mempertahankan pergelangan kaki. Keuntunganpembedahan ini diatas amputasi tradisional dibawah lutut adalah weight bearing dapat dilakukantanpa mengganti struktur asal dan tanpa menimbulkan nyeri. Baru-baru ini ada usaha yang lebihbaik untuk melindungi sendi lutut dengan melakukan below knee amputation (BKA) daripadaAbove knee amputation (AKA). Disartikulasi pada paha, atau perpindahan sendi paha danprosedur hemipelvectomy lebih sering terjadi pada klien yang muda daripada klien lansia, yangtidak dapat dengan mudah memegang disarankan untuk dilakukan ambulasi. Tingkat tertinggiamputasi, membutuhkan energi yang banyak untuk ambulasi. Prosedur tingkat tinggi inidilakukan untuk kanker tulang.b. Ekstremitas Atas Amputasi pada bagian ekstremitas atas biasanya lebih menyusahkan daripadaamputasi pada salah satu kaki. Lengan dan tangan dibutuhkan untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan,mandi, berpakaian dan mengendarai mobil. Secara tipikal, sedapat mungkindapat mempertahankan fungsi. Pemindahan lebih awal dengan pergantian struktur lama adalahvital bagi klien dengan amputasi tipe ini, amputasi pada ekstremitas atas jarang dilakukandaripada ekstremitas bawah.

    Komplikasi Amputasi Beberapa prosedur pembedahan, infeksi dapat terjadi pada luka dan tulang. Padaklien lansia yang lemah dan bingung mempunyai resiko tinggi karena ekskreta yang mengkotoriluka, karena klien memindahkan pakaian dan adanya prosedur angkat jahitan. Phantom limb pain merupakan komplikasi pada amputasi yang sering terjadi. Klienmengeluhkan nyeri pada saat menggerakkan anggota badannya, sering terjadi setelahpembedahan. Nyeri digambarkan seperti terbakar, sangat sakit dan bisa terjadi kejang. Sebagaitambahan, beberapa klien mengatakan bahwa mereka merasa nyeri jika memindahkan anggotabadannya, posisi yang tak nyaman dan mereka merasa kaku, gatal pada saat nyeri. Pada sebagianklien nyeri dirasakan pada saat menyentuh bagian yang diamputasi, fatigue dan stress emosional.Jika nyeri berlangsung lama, stimulus lain dapat menyebabkan nyeri termasuk menyentuhanggota tubuh yang lain. Perawat mengenali nyeri pada klien dan harus diterapi untukmenurunkan kecemasan pada klien. Karena klien mengalami penurunan mobilisasi akibat daripembedahan. Komplikasi seperti ateletaksis, pneumonia, tromboembolisme, kulit pecah-pecahdapat juga terjadi. Formasi pada neuroma, merupakan tumor sensitif yang terdiri dari sel-selnervus yang ditemukan pada akhir. Sebagian besar terjadi pada amputasi di ekstremitas atas tapidapat juga terjadi dimana saja. Flexion contracture pada paha atau lutut terlihat pada kliendengan amputasi pada ekstredmitas bawah. Komplikasi ini harus dicegah untuk memungkinkanklien dilakukan prosthesis (penggantian struktur/organ dengan organ artifisial).

  • 4/11/15, 4:22 PMherman kamarudin: fraktur

    Page 15 of 16http://herman-lookan.blogspot.com/2012/04/fraktur.html

    Diposkan oleh herman kamaruddin di 05.49

    Prevensi/Pencegahan Amputasi dapat dicegah dengan mengajarkan klien tentang kesehatan yang baik. Kliendengan sirkulasi yang buruk yang disebabkan oleh diabetes atau penyakit lain harus memberikanperhatian khusus pada kaki, dimana kaki merupakan anggota tubuh yang paling jauhdari jantungdan lama untuk sembuh jika terluka. Perilaku mengendarai kendaraan yang baik dan penggunaanmesin pabrik yang baik dapat mencegah cedera traumatik, yang dapat mengakibatkan terjadinyaamputasi. Meskipun terutama orang-orang pada usia muda suka mengambil kegiatan yangberesiko, bahaya yang berhubungan dengan mesin pabrik tidak dapat dianggap remeh.

    2.8.3 Penanganan Post Operatif Perawatan postoperasi untuk klien dengan reduksi terbuka fiksasi internal ataufiksator eksternal sama pada pasien bedah lain. Bagaimanapun juga, karena tulang adavaskulernya, jaringan tubuh yang dinamis, resiko klien untuk komplikasi spesefik tidak umumpada klien dengan bedah lain. Sebagian besar masalah seperti emboli lemak didiskusikan dalampatofisiologi. Rencana perawatan klien untuk post-op fraktur dimasukkan juga dalam rencanaperawatan bedah muskuloskeletal.! Rehabilitasi Mengembalikan fungsi, merupakan bagian pengobatan yang essensial pada semuacedera. Pada sebagian besar kasus, dapat diharapkan kembali normal seperti semula, dan tujuanrehabilitasi adalah pencapaian hal ini secepat mungkin. Terkadang timbul kerusakan yang takdapat diperbaiki pada waktu cedera sehingga tak dapat diharapkan kembalinya fungsi normalseperti semula. Harapan kembalinya seperti semula pada cedera ekstremitas memerlukananjuran agar pasien menggerakkan semua persendian di bagian yang cedera yang takdimobilisasi. Kemudian setelah bidai dilepaskan, sebaiknya sesegera mungkin ekstremitas yangcedera dipakai secara aktif sampai hilangnya sisa rasa tak enak, kekakuan dan pembengkakan. Pada fraktura, keperluan immobilisasi untuk memungkinkan union dalam posisi yangbaik akan menambah kekakuan yang disebabkan oleh kerusakan jaringan lunak. Terutama padasendi di bawah tempat cedera karena otot-otot dan tendon untuk pergerakannya juga rusak. Metode pengobatan bervariasi sesuai dengan hebatnya cedera dan sikap mental klien.Pada sebagian kasus dengan trauma yang tak hebat, dianjurkan menggunakan bagian yangcedera secara normal dalam jumlah yang cukup memadai. Pada cedera yang lebih hebat, perlulatihan mobilisasi yang diawasi ahli fisioterapi, disertai kompres hangat untuk mengatasi spasmeotot. Hal ini dimulai sesegera mungkin setelah mobilisasi selesai. Latihan ini biasanya lebih baikdilakukan oleh satu kelompok pasien bersama-sama di dalam suatu ruangan sehingga lebihmenambah semangat kompetitif, yang akan membantu pasien-pasien yang lebih gelisah. Latihandilakukan melawan reistensi yang meningkat seperti dengan mengangkat beban oleh bagian yangcedera sangat bermanfaat pada tahap akhir. Kadang-kadang pada cedera yang berat; pada pasien yang mempunyai pekerjaan fisikyang berat maka pembiayaan dalam masa singkat bagi pusat rehabilitasi di daerahnya lebihberharga, tidak hanya karena pusat-pusat tersebut mempunyai fasilitas dan alat-alat yangmungkin terbaik tetapi juga berlainan dari kebanyakan bagian fisioterapi rumah sakit; yangdapat memberikan pengobatan kepada pasien secara terus-menerus pada seluruh hari kerja.Sebagai tambahan, pertama-tama lingkungan yang terbentuk menggiatkan aktifitas maksimal dan kedua asisten terlatih dapat memberikan bantuan pada pasien untuk melakukan aktifitaskhusus yang diperlukan pekerjaan sehari-harinya dan bila ia menemukan kesukaran. Bisa timbul kekakuan sendi atau deformitas ringan yang permanen, tetapi sebagaihasil pengobatan di atas, pada akhirnya hal ini merupakan disabilitas yang sebenarnya takberarti Pada kasus-kasus yang dipikirkan mempunyai sejumlah disabilitas permanen, makarehabilitasi mempunyai 2 tujuan; pertama mengurangi pengaruh fungsional disabilitas ini dankedua, membantu pasien mengatasi problema sosial dan fisik yang timbul sebagi akibatnya. Pekerja sosial medik seringkali dapat membantu dalam masalah sosial dan finansialyang timbul akibat sejumlah disabilitas permanen. Pekerjaan yang cocok dapat ditemukandengan mendaftarkan pasien sebagi orang cacat pada depertemen tenaga kerja danmengirimkannya ke kantor penempatan kembali orang-orang cacat. Dan mungkin bisa denganmengajarkan klien dengan keahlian baru yang mampu dikerjakan dalam keterbatasannya.

    Tidak ada komentar:

    Poskan Komentar

  • 4/11/15, 4:22 PMherman kamarudin: fraktur

    Page 16 of 16http://herman-lookan.blogspot.com/2012/04/fraktur.html

    Posting Lebih Baru Posting LamaBeranda

    Langganan: Poskan Komentar (Atom)

    Masukkan komentar Anda...

    Beri komentar sebagai: Google Account

    PublikasikanPublikasikan

    PratinjauPratinjau

    Poskan Komentar

    Buat sebuah Link

    Link ke posting ini

    Template Travel. Diberdayakan oleh Blogger.