Histologi sistem pencernaan

8
Trisa Andami 04011381419167 / Kelas Gamma Histologi viscera abdomen : Oesophagus, Gaster, Intestinum tenue, Intestinum crassum, Hepar, Vesika biliaris, Pankreas. Esofagus/ Oesophagus Esofagus panjangnya lebih kurang 25 cm, merupakan saluran cerna yang relatif lurus. Dinding terdiri dari 4 lapisan. Epitel mukosa merupakan epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Lamina propria relatif aselular dengan limfosit yang letaknya tersebar dan nodulus limfatikus. Muskularis mukosanya tebal dengan hampir seluruh seratnya tersusun memanjang dan melanjutkan diri dengan lapisan elastik faring setinggi tulang rawan krikoid. Tunika submukosa mengandung serat serat elastin. Pada esophagus yang kosong, terlihat beberapa lipatan memanjang, memberikan ciri khusus pada lumen esophagus yang tampaknya tak teratur. Ketika esophagus dilewati makanan lapisan tersebut menjadi rata (licin). Pada sepertiga bagian atas esophagus, seluruh serat ototnya otot rangka. Pada sepertiga bagian tengah, jumlah otot polos makin bertambah sampai akhirnya hanya terdapat serat otot polos pada sepertiga bagian bawah esophagus. Pada sepertiga esophagus ini susunan lapisan otot polos yang sirkular di sebelah dalam dan longitudinal disebelah luar menjadi lebih nyata. Pada ujung atas dan ujun bawah esophagus, otot sirkular menebal sebagai sfingter posterior (sfingter faring esofagus) dan sfingter inferior (sfingter esofagus gastrika). Di sepanjang esofagus terdapat kelenjar kelenjar mukosa tubuloalveolar kecil tersebar dalam submukosa . Pada ujung atas dan bawah terdapat kelenjar kardia. Kelenjar yang mensekresikan mukus ini letaknya di dalam lamina propria. Lambung (Gaster) Dinding lambung terdiri dari 4 lapisan Mukosa : Berwarna pucat, merah- keabuan dan dibatasi oleh epitel selapis kolumnar. Adanya massa kelenjar lambung, yang bermuara ke permukaan melalui sumur sumur atau “foveolae”. Kelenjar lambung berbentuk tubular simpleks atau tubular bercabang, masuk jauh kedalam mukosa, hingga mendekati muskularis mukosa. Dan diantara kelenjar terdapat lamina propria.

description

sumber dari buku ajar histologi penerbit buku kedokteran ECG

Transcript of Histologi sistem pencernaan

Page 1: Histologi sistem pencernaan

Trisa Andami

04011381419167 / Kelas Gamma

Histologi viscera abdomen : Oesophagus, Gaster, Intestinum tenue, Intestinum crassum, Hepar, Vesika biliaris, Pankreas.

Esofagus/ Oesophagus

Esofagus panjangnya lebih kurang 25 cm, merupakan saluran cerna yang relatif lurus. Dinding terdiri dari 4 lapisan. Epitel mukosa merupakan epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Lamina propria relatif aselular dengan limfosit yang letaknya tersebar dan nodulus limfatikus. Muskularis mukosanya tebal dengan hampir seluruh seratnya tersusun memanjang dan melanjutkan diri dengan lapisan elastik faring setinggi tulang rawan krikoid. Tunika submukosa mengandung serat serat elastin. Pada esophagus yang kosong, terlihat beberapa lipatan memanjang, memberikan ciri khusus pada lumen esophagus yang tampaknya tak teratur. Ketika esophagus dilewati makanan lapisan tersebut menjadi rata (licin). Pada sepertiga bagian atas esophagus, seluruh serat ototnya otot rangka. Pada sepertiga bagian tengah, jumlah otot polos makin bertambah sampai akhirnya hanya terdapat serat otot polos pada sepertiga bagian bawah esophagus. Pada sepertiga esophagus ini susunan lapisan otot polos yang sirkular di sebelah dalam dan longitudinal disebelah luar menjadi lebih nyata. Pada ujung atas dan ujun bawah esophagus, otot sirkular menebal sebagai sfingter posterior (sfingter faring esofagus) dan sfingter inferior (sfingter esofagus gastrika).

Di sepanjang esofagus terdapat kelenjar kelenjar mukosa tubuloalveolar kecil tersebar dalam submukosa . Pada ujung atas dan bawah terdapat kelenjar kardia. Kelenjar yang mensekresikan mukus ini letaknya di dalam lamina propria.

Lambung (Gaster)

Dinding lambung terdiri dari 4 lapisan

Mukosa : Berwarna pucat, merah- keabuan dan dibatasi oleh epitel selapis kolumnar. Adanya massa kelenjar lambung, yang bermuara ke permukaan melalui sumur sumur atau “foveolae”. Kelenjar lambung berbentuk tubular simpleks atau tubular bercabang, masuk jauh kedalam mukosa, hingga mendekati muskularis mukosa. Dan diantara kelenjar terdapat lamina propria.

Zona zona : 1. Kelenjar kardia : Hanya terdapat pada daerah yang terletak 2 – 4 cm dari muara kardia. Sel sel yang menyusun kelenjar terutama terdiri atas sel sel penghasil mukus. Fungsi kelenjar ini belum diketahui, tetapi mungkin dapat menghasilkan lisosom.

2. kelenjar lambung : Menempati daerah terbesar dalam lambung dan sebagian besar enzim dan asam yang disekresikan mukos lambung dihasilkan olehnya.

3. Kelenjar pilorus: Terletak di bagian distal lambung, Sebagian besar selnya menghasilkan mukus.

*Lamina propria : Lamina propria di bagian ketiga mukosa lambung jumlahnya sedikit, Limfosit limfosit terletak tersebar di antara anyaman, kadang kadang berbentuk nodulus kecil yang tampak jelas di daerah kardia atau pilorus, bersama sama sel plasma, sel mast, dan sel darah putih yang lain. Kadang kadang terdapat sel otot polos di dalam lamina propria, yang berasal dari muskularis mukosa.

Page 2: Histologi sistem pencernaan

Muskularis mukosanya sendiri tidak tebal, terdiri atas lapisan yang melingkar dan lapisan luar yang memanjang.

* sel sel epitel lambung, sel epitel permukaan (sel sel mukus) Epitel selapis silindris yang melapisi seluruh lambung juga meluas ke dalam sumur sumur atau foveola. Epitel selapis silindri ini berawal di kardia, di sebelah epitel berlapis gepeng esofagus dan pada pilorus melanjutkan diri menjadi epitel usus. Mukus glikoprotein netral yang disekresikan oleh sel sel epitel permukaan membentuk lapisan tipis, melindungi mukosa terhadap asam.

* sel zimogen (chief cell), Jenis sel ini terletak di dasar kelenjar lambung, sel sel meluas mulai dari lamina basal kelenjar lambung sampai ke lumen, dan berbentuk piramid pada potongan melintang, intinya bulat terletak di bagian basal sel, dan menunjukkan ciri ciri sel yang mensekresi protein (zimogen). Sel zimogen mengeluarkan pepzinogen, yang dalam suasana asam di lambung, diubah menjadi enzim pepsin aktif, dan berfungsi menghidrolisis protein menjadi peptida lebih kecil.

* sel parietal (oksintik), sel parietal atau sel oksintik (berarti membentuk asam) tersebar satu satu dalam kelompokan kecil di antara jenis sel lainnya mulai dari ismus sampai dasar kelenjar lambung, tetapi paling banyak di daerah leher dan ismus. Ciri sel parietal mencakup sel besar berbentuk bulat atau piramid dengan sitoplasma asidofilik atau pucat, dan tampak menonjol ke dalam lamina propria. Mensekresikan asam hidroklorida, dan juga faktor intrinsik, suatu glikoprotein yang terikat dengan vitamin B12 , dan membantu absorpsi vitamin ini di dalam usus halus.

* sel mukus leher, sel sel ini terletak di daerah leher kelenjar lambung, bentuknya tidak teratur. Sel ini menghasilkan mukus asam, berbeda dengan mukus netral yang dibentuk oleh sel mukus permukaan.

* sel enteroendokrin, sel selnya kecil berbentuk piramid dengan sitoplasma jernih tak berwarna. Beberapa jenis sel enteroendokrin ditemukan di dalam kelenjar lambung, sel sel ini berjumlah banyak terutama di daerah antrum pilorik. Sel sel enteroendokrin serupa dengan sel endokrin yang mensekresikan peptida.

Lapisan lapisan lambung lainnya :

Submukosa, tunika submukosa meluas ke dalam rugae , dan terdiri atas jaringan ikat jarang, dengan serat serat kolgen dan elastin. Tunika submukosa mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe, dan saraf perifer dari pleksus submukosa. Muskularis, tunika muskularis dibentuk oleh tiga lapisan otot polos : Lapisan luar longitudinal, lapisan tengah sirkular, lapisan serong (oblik) . Serosa . Tunika serosa pada kurvatura mayor dan kurvatura minor bersatu dengan mesentrium omenta mayor dan minor.

Usus halus (Intestinum Tenue)

Bangunan bangunan khusus pada permukaan mukosa

1. Plica sirkularis kerckring, bagian ini merupakan lipatan permanen yang berjalan spiral atau melingkar terdiri atas seluruh tebal mukosa dengan submukosa di bagian tengahnya. Tiap lipatan dapat melingkari 2/3 atau lebih lumen usus, tetapi jarang melingkari seluruh lumen usus. Kadang kadang plika bercabang.

2. Vilus dan kriptus, villus merupakan tonjolan kecil mirip jari atau daun pada membran mukosa, panjangnya 0,5 sampai 1,5 mm dan hanya terdapat pada usus kecil. Tiap vilus dilapisi oleh epitel dan bagian tengahya terdiri atas lamina propria yang mengandung banyak sel terutama dari sistem imun. Di bagian tengah vilus terdapat satu arteriol dan venula dengan anyaman kapiler

Page 3: Histologi sistem pencernaan

dan satu limfatik sentral atau lakteal sentral. Kriptus, atau kelenjar usus (Lieberkhun), merupakan bangunan bangunan berbentuk pipa(tabung) bermuara di antara dasar vili, dan masuk jauh ke dalam daerah muskularis mukosa.

3. Mikrovili, Untuk lebih memperluas permukaan, sel silindris absortif yang meliputi vili dan membatasi kriptus mempunyai “striated border” atau “brush border” yang terdiri dari banyak mikrovillus.

Bahan makanan yang ada di dalam lumen usus kecil, mendapat tambahan sekret dari banyak kelenjar. Ada tiga macam kelenjar utama

1.Kelenjar intestinal, terdapat dalam mukosa usus halus dan usus besar.

2.Kelenjar submukosa, terletak dalam duodenum, tipe tubuler kompleks, dan disebut kelenjar duodenum (dari brunner). Umumnya berjumlah lebih banyak pada bagian proksimal duodenum di dekat pilorus.

3. Kelenjar yang letaknya di luar saluran cerna, tetapi menyalurkan sekretnya ke dalam lumen melewati sistem saluran. Kelenjar kelenjar ini adalah hati dan pankreas, yang mencurahkan sekresi ekksokrinnya ke dalam duodenum.

Epitel, Epitel mukosa usus merupakan epitel selapis silindris, tetapi berbeda dengan epitel permukaan lambun, oleh karena terdapat lebih dari satu jenis sel. Ada sel silindris dengan “striated border”, sel peneth, sel goblet, sel enteroendokrin dan lain lainnya.

*Sel silindris ( sel absorptif) , sel silindris tinggi ini terletak di atas lamina basal. Intinya lonjong dan terleta di bagian basal sel. Sel sel silindris mengabsorpsi gula dan asam amino dari lumen usus, bahan bahan ini menembus sel masuk ke dalam kapiler darah pada lamina propria di bawahnya. Sel sel juga berfungsi untuk mengabsorpsi lipid.

*Sel sel yang belum berkembang (sel induk) , sel induk terletak di dasar kelenjar intestinal (kriptus) . Sel induk berbentuk silindris tetapi tidak begitu teratur, menunjukkan ciri sel yang belum matang. Sel sel ini berdaya mitosis dan sering melakukan mitosis untuk mempertahankan populasiny dan untuk membentuk sel sel silindris, sel goblet, sel paneth dan sel enteroendokrin.

* sel paneth, ditemukan hanya di dasar kriptus usus halus, berbentuk piramid dengan dasar lebar dan puncak sempit. Sel paneth menghasilkan lisozim suatu enzim yang mencerna dinding sel suatu bakteri tertentu, dan agaknya berkemampuan memfagositosis bakteri tertentu. Walaupun fungsinya belum diketahui dengan pasti, ia mungkin mengatur flora mikrobial usus. Secara keseluruhan besar sekali jumlah sel panneth dalam usus.

*sel goblet(sel mukus), sel gobllet atau sel penghasil mukus (lendir) , tersebar diantara sel sel silindris, jumlahnya bertambah dari duodenum sampai ujung ileum.

*sel enteroendokrin, terdapat dalam kriptus dan vilus, dan mengeluarkan peptida pengatur aktif yang berhubungan dengan sekresi lambung, motilitas intestinal, sekresi pankreas, dan kontraksi kandung empedu.

*Lamina propria, terdapat diantara kelenjar intestinal dan di tengah vilus. Kapiler limfe berujung buntu di dalam vilus, mengandung lemak yang diabsorpsi dari makanan, jadi terlihat putih pada jaringan hidup atau jaringan segar. Limfosit tersebar di lamina propria. Dari sudut pandang imunologik, lamina propria

Page 4: Histologi sistem pencernaan

adalah penting dengan sel limfosit dan makrofag sebagai sawar antara tubuh dan antigen, mikroorganisma dan bahan asing lainnya yang selalu ada di dalam lumen usus.

*Kelenjar Duodenum (Brunner), kelenjar submukosa duodenum terdiri atas sel kubus tinggi dengan inti gelap, gepeng, terletak di basal sel. Brunner mengandung urogastrone, suatu peptida yang menghambat sekresi asam hidroklorida di dalam lambung.

Usus Besar (Intestinum Crassum)

Usus Besar, panjangnya lebih kurang 180 cm dan terdiri dari sekum, berhubungan dengan ileum melalui katup iliosekal, apendiks suatu divertikulum kecil dari sekum, kolon mulai dari sekumdan dibagi dalam bagian ascenden, tramsversa, bagian descenden, dan kemudian rektum dan saluran anus., berakhir sebagai anus pada permukaan tubuh. Usus besar tidak mempunyai plika dan vili, jadi epitel permukaan tampak lebih rata daripada yang ada pada usus kecil. Kelenjar intestinal atau kriptus ada yang lebih panjang daripada di usus kecil dan letaknya lebih berhimpitan, tetapi sel goblet jumlahnya lebih banyak.

*Batas iliosekal (iliocecal junction) Pada batas iliosekal terjadi perubahan mendadak pada mukosa, yaitu membentuk lipatan anterior dan posterior menjadi dua daun katup. Lipatan ini terdiri dari mukosa dan submukosa yang diperkuat oleh massa otot polos melingkar,yaitu penebalan lapisan dalam muskularis.

*Apendiks, merupakan divertikulumkecil langsing dan buntu yang berasal dari sekum. Vili tidak ada, dan kelenjar intestinal jumlahnya sedikit dan panjangnya tidak teratur. Epitel permukaan terutama disusun dari sel silindris dengan “striated border”, dan sel gobletnya sedikit. Di dalam kriptus terdapat sedikit sel paneth, dan banyak sel enteroendokrin. Lamina propria ditempati oleh suatu massa jaringan limfoid. Submukosa tebal dan banyak mengandung pembuluh darah dan saraf, dan muskularisnya tipis tetapi masih memperlihatkan kedua lapisan. Tunika serosa identik dengan yang meliputi usus lainnya,

* Sekum, kolon, dan rektum, Kelenjar intestinal lebih dalam daripada usus kecil dan letaknya berhimpitan, sel goblet jumlahnya lebih banyak, sel enteroendokrin kadangkala terdapat dibawah di dalam kelenjar, tetapi sel paneth biasanya tidak ada. Lamina propria serupa dengan yang terdapat pada usus kecil, dan mengandung noduli limfatisi yang letaknya tersebar meluas ke dalam submukosa. Muskularis mukosa berkembang baik. Pada sekum dan kolon, lapisan muskularis longitudinal tidak merupakan lapisan yg utuh tapi membentuk “taenia colli”. Tunika serosa, membentuk tonjolan tonjolan kecil terdiri atas jaringan lemak yaitu apendiks epiploika.

*Batas rektum anus (rectoanal junction) , Di daerah ini muskularis mukosa terpisah pisah menjadi beberapa gabungan dan akhirnya lenyap sehingga batas antara lamina propria dan submukosa tidak ada lagi. Di daerah ini terdapat vena memanjang dengan dinding tipis dan bila dilatasi dan berkelok kelok menyebabkan membran mukosanya menonjol. Keadaan itu menimbulkan hemoroid interna atau piles.

Hati (Hepar)

Hati , merupakan kelenjar terberat di dalam tubuh. Hati tersusun oleh massa epitelial, sel sel parenkim (hepatosit) yang tersusun berupa lempeng lempeng yang saling berhubungan dan bercabang, membentuk anyaman tiga dimensi. Di antara lempeng lempeng terdapat sinusoid darah. Juga ada daerah yang disebut daerah portal atau kanal portal, yg masing masing mengandung sedikit jaringan ikat, cabang cabang vena porta, arteri hepatika, dan duktus biliaris, seringkali juga pembuluh limfe. Lobulus hati mempunyai beberapa kanal portal di tepinya, dan vena sentralis di tengahnya, yang

Page 5: Histologi sistem pencernaan

merupakan cabang vena kava inferior. Lempeng sel hati tersusun dari satu atau dua deretan sel hati. Diantara sel tersebut terdapat saluran sempit yaitu kanalikuli biliaris, yang mengalir ke tepi lobulus di dalam duktus biliaris.

*Lobulasi, lobulus klasik atau lobulus hati merupakan prisma poligonal dengan ukuran lebih kurang 1- 2 mm, dan biasanya terlihat heksagonal pada pot.melintang dengan vena sentralis di tengah dan kanal portal di tepian pada sudut sudutnya. Lobulus klasik mempunyai makna fungsional yaitu merupakan suatu unit struktural dengan perdarahan yang mengalirkan darah ke vena sentralis.

*Parenkim (sel sel hati ) , parenkim atau sel sel hati (hepatosit) tersusun dalam rangkaian lempeng lempeng atau lembaran lembaran bercabang cabang dan beranastomosis membentuk labirin atau mirip karet busa, dengan diantaranya terdapat ruangan sinusoid. Sel hati berbentuk poligonal dengan ukuran sekitar 20-35 um, dengan membran sel yang jelas. Sitoplasma sel hati menunjukkan berbagai perubahan tergantung pada aktifitas funsionalnya terutama penyimpanan glikogen dan lemak.

*Kanalikuli biliaris , tampak sebagai rogga kecil di antara sel hati yang bersebelahan, berbentuk jala jala tiga dimensi di antara sel hati. Dinding kanalikuli terdiri atas sel sel parenkim yang berdampingan, Pada bag perifer, ada sel duktulus yg terletak di atas lamina basal yang jelas. Lumen duktulus itu akhirnya bersatu dengan duktus biliaris di daerah portal.

*Ruang sinusoid, perdarahan lobulus hati adalah melalui sinusoid. Darah dari cabang cabang (interlobular) vena porta dan arteri hepatika masuk jala jala sinusoid pada tepian lobulus dan mengalir secara radial melalui ruang ruang sinusoid ke vena sentralis. Sel fagosit (stelata) kupffer, sel ini mempunyai inti yang lebih besar,pucat dan sitoplasmanya lebih banyak dgn cabang cabangnya yang meluas. Sel ini fagositik aktif dan seringkali mengandung eritrosit yang berdegenerasi.

*Vena sentralis, Letaknya di tengah lobulus dan merupakan cabang terkecil dari vena hepatika. Vena sentralis bermuara ke dalam vena sublobular yang lebih besar, kemudian bersatu membentuk vena pengumpul yang merupakan cabang dari vena hepatika.

*Kanal portal (daerah portal), Daerah ini dikelilingi oleh sejumlah kecil jaringan ikat fibrosa dan mengandung “triad portal” yaitu cabang arteri hepatika, vena porta, dan duktus biliaris, biasanya dengan pembuluh limf. Bangunan yang besar besar biasanya cabang vena porta dan berdinding tipis, yang terkecil arteri dan arteriol, cabang arteri hepatika; Duktus Biliaris besarnya sedang dan sel epitelnya kubis. Pemb.Limfe tampak seperti celah sempit dibatasi endotel. Duktus biliaris yg besar dilapisi oleh epitel silindris.

Kantung empedu (Vesika Felea/Biliaris)

Dindingnya terdiri dari 3 lapisan. Membran mukosa, muskularis, adventisia (serosa).

1. Membran Mukosa, Bila kosong mukosa membentuk rugae (lipatan), semua sel epitel serupa, selnya silindris tinggi, dengan inti terletak di basal. Kadang terdapat noduli limfatisi kecil dan sedikit kelenjar mukosa di bagian leher kantung empedu.

2. Muskularis, tidak terdapat submukosa dalam kantung empedu, dan di sebelah luar mukosa ada lapisan serat otot polos, yang tebal dan susunan seratnya tidak teratur.

3. Adventitia atau serosa, kandung empedu terletak pada permukaan bawah hati, dan selubung luarnya terdiri atas jaringan ikat padat kolagen bersatu pada beberapa tempat dengan simpai gllisson.

Page 6: Histologi sistem pencernaan

Pankreas

Pankreas dapat digolongkan sebagai kelenjar besar, berlobulus, tubuloasinosa kompleks.

*Asinus atau alveolus berbentuk tubular atau seperti buah alpukat, dikellingi lamina basal,dan terdiri atas lima sampai delapan sel berbentuk piramid yang tersusun mengelilingi lumen sempit. Tidak terdapat sel mioepitel.Diantara asini terdapat jaringan ikat halus mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe, saraf dan saluran keluar.

*Duktus (saluran keluar), tiga bagian pada sistem duktus akan dijelaskan. Sel sel pada ketiganya sangat mirip. Urutannya adalah : 1. Sentroasinar atau sentroduktular, 2. Duktuli interkalaris (interkalar), 3. Duktus intralobular dan interlobular sampai duktus utama atau duktus asesoris.

* Bagian endokrin pankreas, yaitu pulau langerhans, tersebar di seluruh pankreas dan tampak sebagai massa bundar, tidak teratur, terdiri atas sel sel pucat dengan banyak pembuluh darah.

Daftar Pustaka

Leeson, C. Roland

Buku Teks Histologi = Textbook of histology/C.Roland Leeson, Thomas S. Leeson, Anthony A.Paparo; alih bahasa, Yan Tambayong, dkk.

- Ed.5.- Jakarta : EGC, 1996.