I. PENDAHULUAN - bio.unsoed.ac.idbio.unsoed.ac.id/sites/default/files/B1J010059-6_1.pdf ·...

6
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Durian (Durio zibethinus Murr.) merupakan buah-buahan tropis yang berasal dari Asia Tenggara sejak abad 7 M. Nama durian diambil dari ciri khas kulit buahnya yang keras dan berlekuk-lekuk tajam sehingga menyerupai duri. Durian pertama kali ditemukan oleh Murray di hutan Malaya atau Malaysia dan oleh Wallace disebut sebagai “King of the Fruit”.Penyebaran durian meluas ke berbagai negara yaitu Indonesia, Thailand, Myanmar, India dan Pakistan (Ruwaida et al., 2009). Tanaman durian (D. zibethinus Murr.) termasuk dalam familia Bombacaceae yang dikenal sebagai buah tropis basah di daerah Asia Tenggara. Produksi durian yang tertinggi di dunia adalah Thailand, Malaysia dan Indonesia (Hadi et al.,2013).Di Indonesia cukup banyak ditemukan kultivar durian yang satu dengan lainnya berbeda baik dalam rasa, aroma, dan warna daging buahnya. Selain dari morfologi buah, pengetahuan kultivar dapat dilihat dari morfologi organ lainnya, seperti daun, percabangan, ataupun bunganya (Irawan, Budi et.al.,2007). Tujuh puluh satu kultivar unggul durian telah dilepas menjadi kultivar oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia (Sari et al., 2011). Menurut Direktorat Bina Perbenihan (1996) beberapa durian lokal yang diakui keunggulannya oleh Menteri Pertanian dan disebarluaskan kepada masyarakat untuk dikembangkan yaitu durian sukun (Jawa Tengah), petruk (Jawa Tengah), sitokong (Betawi), sijapang (Betawi), simas (Bogor), sunan (Jepara), monthong (Thailand), kani (Thailand), sidodol dan sihijau (Kalimantan Selatan). Sedangkan menurut AAK(1997) kultivar durian di Indonesia antara lain durian kani, durian sunan, durian sukun, durian petruk, durian sitokong, durian parung, durian simimang, durian sikirik, durian siwelaki, durian hepe, durian kamun, durian kendil, durian ajimah, durian buhaya, durian lambau, durian mawar, durian dandang, durian dok, durian simas, durian sujono, durian podang, durian otong, durian hijau, durian si japang, durian lutung, durian jati padang, durian jati rejo, durian kijang, durian

Transcript of I. PENDAHULUAN - bio.unsoed.ac.idbio.unsoed.ac.id/sites/default/files/B1J010059-6_1.pdf ·...

Page 1: I. PENDAHULUAN - bio.unsoed.ac.idbio.unsoed.ac.id/sites/default/files/B1J010059-6_1.pdf · masyarakat luas agar mengetahui keragaman durian dan bagaimana hubungan ... D. Cara Kerja

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Durian (Durio zibethinus Murr.) merupakan buah-buahan tropis yang

berasal dari Asia Tenggara sejak abad 7 M. Nama durian diambil dari ciri khas

kulit buahnya yang keras dan berlekuk-lekuk tajam sehingga menyerupai duri.

Durian pertama kali ditemukan oleh Murray di hutan Malaya atau Malaysia

dan oleh Wallace disebut sebagai “King of the Fruit”.Penyebaran durian

meluas ke berbagai negara yaitu Indonesia, Thailand, Myanmar, India dan

Pakistan (Ruwaida et al., 2009).

Tanaman durian (D. zibethinus Murr.) termasuk dalam familia

Bombacaceae yang dikenal sebagai buah tropis basah di daerah Asia

Tenggara. Produksi durian yang tertinggi di dunia adalah Thailand, Malaysia

dan Indonesia (Hadi et al.,2013).Di Indonesia cukup banyak ditemukan

kultivar durian yang satu dengan lainnya berbeda baik dalam rasa, aroma, dan

warna daging buahnya. Selain dari morfologi buah, pengetahuan kultivar

dapat dilihat dari morfologi organ lainnya, seperti daun, percabangan,

ataupun bunganya (Irawan, Budi et.al.,2007).

Tujuh puluh satu kultivar unggul durian telah dilepas menjadi kultivar

oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia (Sari et al., 2011). Menurut

Direktorat Bina Perbenihan (1996) beberapa durian lokal yang diakui

keunggulannya oleh Menteri Pertanian dan disebarluaskan kepada

masyarakat untuk dikembangkan yaitu durian sukun (Jawa Tengah), petruk

(Jawa Tengah), sitokong (Betawi), sijapang (Betawi), simas (Bogor), sunan

(Jepara), monthong (Thailand), kani (Thailand), sidodol dan sihijau

(Kalimantan Selatan). Sedangkan menurut AAK(1997) kultivar durian di

Indonesia antara lain durian kani, durian sunan, durian sukun, durian petruk,

durian sitokong, durian parung, durian simimang, durian sikirik, durian

siwelaki, durian hepe, durian kamun, durian kendil, durian ajimah, durian

buhaya, durian lambau, durian mawar, durian dandang, durian dok, durian

simas, durian sujono, durian podang, durian otong, durian hijau, durian si

japang, durian lutung, durian jati padang, durian jati rejo, durian kijang, durian

Page 2: I. PENDAHULUAN - bio.unsoed.ac.idbio.unsoed.ac.id/sites/default/files/B1J010059-6_1.pdf · masyarakat luas agar mengetahui keragaman durian dan bagaimana hubungan ... D. Cara Kerja

2

mitra, durian rancamaya, durian sulum, durian sinapul, durian sidodol, durian

bokot, durian siriwig, durian perwira dan durian petaling namlung. Masing-

masing kultivar dibedakan berdasarkan karakter morfologi seperti bentuk

daun dan buah, rasa dan aroma buah serta bentuk biji (Ruwaida et al., 2009).

Kemranjen merupakan salah satu wilayah Kecamatan di Kabupaten

Banyumas yang terkenal dengan sentra buah-buahan, terutama buah durian.

Dengan kondisi lingkungan yang cocok sebagai syarat tumbuhnya durian,

yakni dengan ketinggian berkisar antara 50-600 m dpl, bersuhu antara 20-30

0C, dengan jenis tanah podsolik merah kuning dan memiliki intensitas cahaya

matahari 40-60 % sehingga banyak dari warga daerah tersebut berwirausaha

sebagai pekebun khususnya durian.Masing-masing kebun durian milik warga

ditanami dengan kultivar durian yang berbeda-beda.Hal tersebut

mengindikasikan bahwa terdapatnya keragaman durian di Kecamatan ini,

namun belum dideskripsikan. Masyarakat pada umumnya memberi nama

durian dengan nama lokal yang berbeda-beda untuk satu nama ilmiah yang

sama. Hal ini menyebabkan suatu permasalahan dalam pemberian suatu

nama pada durian, baik itu terjadi pada kultivar lokal maupun pada kultivar

unggulan.

Karakterisaasi dan identifikasi plasma nutfah durian sangat penting,

karena besarnya tingkat keragaman durian di Indonesia. Karakterisasi

berdasarkan penanda morfologi kualitatif merupakan pendekatan yang dapat

digunakan untuk mengatasi permasalahan duplikasi plasma nutfah (Sobir et

al., 2006). Berdasarkan hasil penelitian Ruwaida et al (2009) di Jawa Tengah

tentang durian menyatakan bahwa keragaman durian akan terus meningkat

karena para petani durian sering melakukan persilangan antar kultivar durian.

Hubungan kekerabatan pada tumbuhan ditinjau dari dua sudut, yakni

fenetik dan filogenetik. Kekerabatan fenetik didasarkan oleh banyaknya

persamaan sifat-sifat yang tampak (fenotipe). Semakin banyak kesamaan ciri

yang dimiliki oleh kelompok-kelompok tumbuhan maka dianggap semakin

dekat kekerabatan kelompok-kelompok tersebut, demikian pula sebaliknya.

Kekerabatan filogenetik yaitu kekerabatan yang didasarkan oleh asal-usul

Page 3: I. PENDAHULUAN - bio.unsoed.ac.idbio.unsoed.ac.id/sites/default/files/B1J010059-6_1.pdf · masyarakat luas agar mengetahui keragaman durian dan bagaimana hubungan ... D. Cara Kerja

3

nenek moyang tumbuh-tumbuhan sesuai dengan perkembangan atau proses

evolusi (Davis dan Heywood, 1973 dalam Sulasmi, 1997).

Berdasarkan uraian tersebut diatas, terdapat suatu permasalahan

tentang keragaman durian yang terdapat di Kecamatan Kemranjen dan

bagaimana hubungan kemiripan antar durian yang terdapat di Kecamatan

Kemranjen.

Penelitian bertujuanuntukmengetahui keragaman tanaman durian

yang terdapat di Kecamatan Kemranjen, Banyumas dan hubungan

kemiripantanaman durian yang terdapat di Kecamatan Kemranjen

berdasarkan ciri morfologi.

B. Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi

masyarakat luas agar mengetahui keragaman durian dan bagaimana

hubungan kemiripan tanaman durian yang terdapat di Kecamatan Kemranjen,

Banyumas untuk pengembangan dan budidaya durian.

I. METODE PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi

Kemranjen merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Banyumas

yang memiliki luas kawasan 6070,82 Ha dengan ketinggian tempat ± 415 m

dpl. Topografi Kecamatan ini berupa pegunungan di sebelah utara dan lahan

sawah di sebelah selatan. Kecamatan Kemranjen memiliki 15 desa yakni desa

Alasmalang, Grujugan, Karang Gintung, Karangjati, Karang Salam, Kebarongan,

Kecila, Kedungpring, Nusamangir, Pageralang, Petarangan, Sibalung, Sibrama,

Sidamulya dan Sirau (Anam, 2013).

Adapun perbatasan wilayah Kecamatan Kemranjen antara lain :

- Batas sebelah utara : Kecamatan Somagede

- Batas sebelah selatan : Kabupaten Cilacap

- Batas sebelah timur : Kecamatan Sumpiuh

- Batas sebelah barat : Kecamatan Kebaseh (Lampiran 1)

Page 4: I. PENDAHULUAN - bio.unsoed.ac.idbio.unsoed.ac.id/sites/default/files/B1J010059-6_1.pdf · masyarakat luas agar mengetahui keragaman durian dan bagaimana hubungan ... D. Cara Kerja

4

B. Metode Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survei, teknik

pengambilan sampel secara acak terpilih (Purposive Random Sampling) di 5

desa yakni di desa Karang Salam, Pageralang, Kebarongan, Alasmalang, dan

Karang Gintung. Penelitian ini dilaksanakan pada April-Mei 2014.Parameter

yang diamati meliputi morfologi batang, daun, buah dan biji (Lampiran 2).

Analisis pengolahan data keragaman menggunakan metode deskriptif dan

untuk mengetahui hubungan kemiripannya dianalisis menggunakan metode

UPGMA dengan software MEGA 5

C. Alur Penelitian

Kecamatan

Kemranjen

Sampel

Karang Salam

Alas Mala

Karang Gintung

Kebarongan

Pageralang

batang Daun Buah Biji

Identifikasi

Analisis Deskripsi Analisis MEGA 5

Keragaman Durian

Hubungan Kemiripan

Page 5: I. PENDAHULUAN - bio.unsoed.ac.idbio.unsoed.ac.id/sites/default/files/B1J010059-6_1.pdf · masyarakat luas agar mengetahui keragaman durian dan bagaimana hubungan ... D. Cara Kerja

5

D. Cara Kerja

1. Pengambilan sampel tanaman durian dilakukan di Kecamatan Kemranjen

yakni di desa Karang Salam, Pageralang, Kebarongan, Alasmalang, dan

Karang Gintung.

2. Sampel yang diamati berdasarkan karakter morfologi bagian batang, daun,

buah dan biji sebanyak 35 karakter (Lampiran 2).

3. Batang pohon yang diamati dan diukur merupakan batang pohon yang telah

berbuah, pengukuran dimulai dari setinggi dada orang dewasa dengan

menggunakan peralatan berupa meteran(lampiran 3).

4. Daun yang diamati adalah daun yang masih segar dan muda menggunakan

peralatan berupa penggaris dan jangka sorong(lampiran 3)

5. Buah yang diamati merupakan buah yang telah matang.

6. Biji yang diamati yakni biji yang berada paling ujung dan tengah.

7. Hasil dari pengamatan secara morfologi diidentifikasi menggunakan

referensi buku Bertanam Durian (Wiryanta, 2001), Budidaya Durian (AAK,

1997), Inventarisasi dan Karakterisasi Morfologis Tanaman Durian (Durio

zibethinus Murr.) di Kabupaten Tanah Datar (Yuniarti, 2011) dan Kajian

Taksonomi Kultivar Durian Di Kabupaten Subang Jawa Barat (Irawan, 2007).

8. Berdasarkan hasil dari identifikasi tanaman durian yang di dapat, selanjutnya

digunakan untuk analisis deskriptif untuk mengetahui keragaman durian

yang terdapat di Kecamatan Kemranjen dan digunakan untuk dilakukannya

analisis fenetik menggunakan Software MEGA 5 untuk mengetahui

hubungan kemiripannya.

E. Metode Analisis

Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif mengenai karakter

morfologi tanaman durian selanjutnya dianalisis hubungan kemiripannya

dengan metode UPGMA (Unweighted Pair Group Method with Arithmetic

Mean) menggunakan software MEGA 5 (Molecular Evolutionary Genetics

Analysis) version 5 (Tamura et al., 2011).Cara analisis data adalah sebagai

berikut:

Page 6: I. PENDAHULUAN - bio.unsoed.ac.idbio.unsoed.ac.id/sites/default/files/B1J010059-6_1.pdf · masyarakat luas agar mengetahui keragaman durian dan bagaimana hubungan ... D. Cara Kerja

6

1. Sifat dari semua karakter yang ada ditetapkan dengan angka 0, 1, 2, dan 3.

2. Dimasukkan dalam tabel di Microsoft Excel.

3. Di-replace 0 menjadi A, 1 menjadi T, 2 menjadi G, dan 3 menjadi C.

4. Data dipindahkan ke software MEGA5 dengan memilih

toolbarAlignEdit/Build AlignmentCreate new alignment.

5. Di-save session dengan format ‘.mas’

6. Toolbar Phylogeny dipilihkemudian Construct – Test UPGMA Tree.

7. Dipilih data yang telah di-save session kemudian memilih compute dan

fenogram akan terbentuk.

8. Dicari indeks dissimilaritas dengan memilih distance kemudian compute

pairwise distance.

F. Pembuatan Herbarium

1. Bagian tanaman dibuat herbarium seperti batang, daun, bunga, buah, biji, dan

duri diletakkan di kertas koran agar kandungan air cepat kering.

2. Spesimen dilapisi dengan beberapa lembar koran, tangkup dengan tripleks

pada kedua sisinya kemudian diikat dengan kencang sehingga tanaman

terpress dengan kuat sehingga tanaman menjadi lebih cepat kering.

3. Bahan (tanaman) herbarium selanjutnya dibiarkan minimal 2 minggu sampai

bahan herbarium benar-benar kering.

4. Tanaman yang akan dibuat herbarium, sebaiknya memiliki bagian-bagian yang

lengkap.

5. Daun atau bagian tanaman yang terlalu panjang dapat dilipat. Sedangkan

bunganya dimasukkan kedalam botol untuk dijadikan sebagai herbarium

basah.

6. Herbarium yang telah kering kemudian diplak atau ditempelkan pada kertas

dupleks dengan ukuran panjang 40 cm dan lebar 30 cm dengan kenampakan

atas dan kenampakan bawah daun diperlihatkan.

7. Label keterangan dibuat collector book seperti kode, kolektor, nomor koleksi,

nama lokal, nama latin, familia, lokasi pengumpulan, dan tanggal pembuatan.

8. Spesimen disimpan di herbarium Fakultas Biologi Unsoed (PUNS) sebagai

acuan di masa yang akan datang (Onrizal, 2005).