II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Desa Belok … II.pdf · 2.1 Tinjauan Umum Desa Belok Sidan...
Transcript of II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Desa Belok … II.pdf · 2.1 Tinjauan Umum Desa Belok Sidan...
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Desa Belok Sidan Kecamatan Petang
Desa Belok Sidan merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan
Petang. Menurut data monografi Desa Belok sidan 2014 batas wilayah Desa
Belok Sidan sebelah utara adalah Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Bangli,
sebelah selatan adalah Desa Sulangai (Kabupaten Badung), sebelah barat adalah
Desa Pelaga (Kabupaten Badung) dan sebelah timur adalah Desa Mengani
(Kabupaten Bangli). Kondisi geografis Desa Belok Sidan terletak pada ketinggian
tanah 1.500 meter diatas permukaan laut, dengan luas area yang digunakan untuk
menanam bunga adalah 20 Ha dari total penggunaan area persawahan 225 Ha,
dengan curah hujan rata-rata 2135 mm pertahun dan terperatur rata-rata 240C.
Peningkatan produksi bunga gemitir pada tahun 2014 disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Total Produksi Bunga Gemitir Kelompok Tani Suka Rahayu
Tahun 2014 Total Produksi (Kg) Persentase
Januari 6728 5,73%
Februari 6915 5,89%
Maret 7100 6,05%
April 7110 6,06%
Mei 7140 6,08%
Juni 7225 6,15%
Juli 9840 8,38%
Agustus 10978 9,35%
September 11400 9,71%
Oktober 14300 12,18%
November 14325 12,20%
Desember 14350 12,22%
Jumlah 117411 100%
Sumber: Data Primer (2015)
Kedudukannya sangat strategis karena merupakan salah satu desa di
kecamatan petang yang masyarakatnya bergerak pada bidang pertanian. Hasil
pertanian di Desa Belok Sidan sangat beragam mulai dari padi dan palawija
6
seperti padi, jagung ketela pohon, ketela rambat, dan kacang tanah, sayur-sayuran
seperti kubis, sawi, tomat, kacang panjang, buncis, cabai, ketimun, dan lain-lain
(bunga), serta buah-buahan seperti pisang, pepaya, jeruk, durian, salak, dan
alpukat.
2.2 Bunga Gemitir
Bunga gemitir sering disebut sebagai kenikir, randa kencana dan ades
(Indonesia), tahi kotok (Sunda), amarello (Filipina), African Marigold, Astec
Marigold, American Marigold, Big Marigold (Inggris), mempunyai nama latin
Tagetes erecta L. Bunga gemitir masuk keluarga Compositae (Asteraceae) dan
mempunyai 59 species. Tanaman ini merupakan salah satu herba hias yang biasa
digunakan sebagai tanaman pagar dan pembatas. Secara komersial sebagai bunga
potong, karena mempunyai bentuk bunga yang unik dan warnanya yang
mencolok.
Gambar 1. Tanaman Bunga Gemitir
Sumber: Blanco (2009)
7
Beberapa klasifikasi tanaman bunga gemitir adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua atau dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Asteridae
Famili : Asteraceae
Genus : Tagetes
Spesies : Tagetes erecta. L
(Anonim, 2012).
Bunga gemitir dapat tumbuh pada tanah dengan pH netral (6,5-7) di
daerah yang panas, cukup sinar matahari, dan drainase yang baik. Tanaman
tumbuh tegak setinggi 0,6 – 1,3 meter, daun menyirip berwarna hijau gelap
dengan tekstur yang bagus, berakar tunjang, dan dapat berkembang biak dengan
biji. Tanaman gemitir mempunyai bunga berukuran 7,5 – 10 cm dengan susunan
mahkota bunga rangkap, warna cerah, yaitu kuning hingga jingga. Bunga
berbentuk bonggol, tunggal atau terkumpul dalam malai rata yang jarang, dan
dikelilingi oleh daun pelindung (Winarto, 2011).
2.3 Morfologi Tanaman Gemitir
Bagian utama dari tanaman gemitir yang paling banyak digunakan adalah
bunganya. Adapun morfologi tanaman gemitir sebagai berikut:
8
1. Akar
Akar dari Tagetes erecta. L atau tanaman gemitir merupakan akar
tunggang. Akar jenis ini umum ditemukan pada tumbuhan biji belah
(dicotyledonae). Jika diamati, akarnya berwarna putih kekuningan. Jika ditinjau
dari anatominya, pada akar bunga gemitir biasa ditemukan rambut akar.
Fungsinya adalah untuk membantu tanaman mengambil air dan mineral dari
tanah. Rambut akar ini merupakan bagian dari epidermis akar (Anonim, 2007).
2. Batang
Batangnya tumbuh tegak dan bercabang-cabang. Warnanya adalah putih
kehijauan jika pucuknya masih muda dan hijau jika sudah dewasa. Tinggi
tanaman ini berkisar 30 cm hingga 120 cm. Pada sekujur batangnya, tumbuh daun
majemuk yang berujung runcing dan tepinya bergerigi. Lapisan terluarnya
merupakan epidermis batang. Bagian batang yang disebut korteks, disusun oleh
parenkim korteks (Anonim, 2007).
3. Daun
Daun tunggal, menyirip menyerupai daun majemuk. Bentuknya
memanjang hingga lanset menyempit, dengan bintik kelenjar bulat dekat tepinya,
warnanya hijau.
4. Bunga
Bunganya merupakan bunga majemuk. Bunga ini berbentuk cawan dengan
tangkai yang panjang. Memiliki organ-organ bunga yang lengkap, berupa putik
dan benang sari pada tengah bunga, warnanya kuning atau orange. Bunga tahi
ayam sering disebut sebagai kenikir, randa kencana dan ades (Indonesia), tahi
kotok (Sunda), amarello (Filipina), African Marigold, Astec Marigold, American
9
Marigold, Big Marigold (Inggris). Tagetes erecta L termasuk kedalam keluarga
Compositae (Asteraceae) dan mempunyai 59 species. Tanaman ini merupakan
salah satu herba hias yang biasa digunakan sebagai tanaman pagar dan pembatas.
Secara komersial sebagai bunga potong, karena mempunyai bentuk bunga Yang
unik dan warnanya yang mencolok (Winarto, 2011).
2.4 Manfaat Bunga Gemitir
Masyarakat Indonesia menggunakan bunga gemitir untuk mengobati
infeksi saluran pernafasan, anti radang, mengencerkan dahak, mengatasi batuk
dan obat untuk luka. Masyarakat Filipina menggunakan bunga gemitir dalam
pengobatan anemia, menstruasi yang tidak lancar, rematik dan sakit pada tulang.
Banyak Negara yang masyarakatnya menggunakan bunga gemitir untuk penyakit
mata. Di bidang pertanian, bunga gemitir efektif dalam pencegahan nematoda
pengganggu tanaman sehingga digunakan sebagai tanaman tumpang sari,
penangkal serangga, herbisida dan anti jamur. Minyak atsiri dari bunga gemitir
efektif menghambat pertumbuhan bakteri, anti jamur pada saprolegnia, ferax serta
sebagai larvasida pada culex quinquefasciatus (Winarto, 2011).
Mungkin karena baunya yang tidak seharum bunga mawar, cepaka dan
lain-lainnya bunga gemitir tidak begitu diminati, namun meskipun begitu faktor
bau tersebut bukanlah menjadi penyebab masyarakat tidak menikmati bunga
gemitir sebagai tanaman hias karena sebenarnya bunga gemitir ini memiliki
khasiat yang tinggi dari segi pengobatan herbal dan tradisional. Menurut Ketua
Pusat Sumber Genetik Tumbuhan Bio Sains UPM, Serdang Selangor Dr. Moh.
Said Saad, tanaman ini mujarab untuk mengobati luka-luka pada anggota tubuh
10
karena tubuhan ini mepunyai sifat antiseptik. Sifat antiseptik tanaman bunga
gemitir terdapat pada lendir yang keluar dari daunnya yang segar. Cara
pemakaiannya dengan meremas beberapa helai daunnya dan diletakkan di tempat
yang luka atau bengkak, kemudian di dibalutkan dengan sehelai kain dan
dibiarkan hingga luka atau bengkak berkurang (Anonim, 2009).
2.5 Penanganan Pasca Panen Bunga Gemitir
Penanganan pasca panen yaitu usaha untuk mempertahankan dan
meminimalkan kerusakan bahan-bahan hasil pertanian atau untuk
mempertahankan mutu. Mutu yang dimaksud dapat berupa umur simpan yang
lebih lama serta tidak mengalami kerusakan serasa fisik. Penanganan pasca panen
bertujuan untuk melindungi bunga gemitir dari kerusakan fisik maupun
kebusukan, sehingga mutu bunga gemitir yang dipasarkan tetap terjaga.
Sortasi, yaitu usaha untuk memilah-milah hasil panen, agar mendapatkan
produk dengan mutu yang seragam. Sortasi bertujuan untuk memisahkan hasil
panen yang baik dan yang cacat, membersihkan dari kotoran seperti sampah
berupa daun maupun batang yang tidak sengaja terbawa selama proses pemetikan
dan memisahkan dari bunga yang cacat atau bunga yang mengalami kerusakan
fisik akibat pemanenan maupun salah penanganan selama penanaman. Hasil yang
cacat adalah hasil panen yang telah mengalami kerusakan fisik akibat pemanenan
atau salah penanganan dan akibat penyakit (Setyowati, 1992). Sortasi dilakukan
untuk membersihkan serangga, penyakit, atau kotoran lainnya (Suyasa, 2012).
Grading yang dilakukan oleh petani yaitu menggolongkan bunga gemitir
ke dalam golongan standar kualitas. Grading dilakukan secara manual
11
berdasarkan ukuran, dengan tujuan untuk memberikan nilai lebih untuk kualitas
yang lebih baik. Setelah kualitas mutu diketahui, maka dapat diketahui pula harga
jual yang sesuai. Kualitas bunga yang baik akan mempunyai nilai jual yang tinggi.
Grading merupakan salah satu cara menentukan kecocokan harga antara penjual
dan pembeli mengenai harga suatu produk (Setyowati, 1992). Menurut Samad,
(2006) grading hampir sama dengan sortasi. Kalau sortasi adalah pemisahan atau
pengelompokan berdasarkan mutu yang erat kaitannya dengan kondisi fisik
(busuk, lecet, memar) bahan sedangkan grading lebih ke arah nilai estetikanya
(warna, dimensi). Tujuan grading adalah untuk memberikan nilai lebih (harga
yang lebih tinggi) untuk kualitas yang lebih baik (Mutiarawati, 2007).
2.6 Pemasaran
Pemasaran merupakan konsep yang menyeluruh, sedangkan istilah yang
lain seperti penjual, perdagangan dan distribusi hanya merupakan satu bagian atau
satu kegiatan dalam sistem pemasaran secara keseluruhan, sehingga dapat
dikatakan pemasaran adalah keseluruhan bagian dari penjualan, perdagangan dan
distribusi serta merupakan salah satu kegiatan-kegiatan pokok dalam suatu
perusahaan untuk mempertahankan hidup dan untuk mendapatkan laba atau
keuntungan. Kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dapat memberikan
kepuasan kepada konsumen agar perusahaan tetap bisa berkembang atau
konsumen mempunyai pandangan baik terhadap perusahaan tersebut.
Definisi pemasaran menurut Stanton (2001) adalah suatu sistem
keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditunjukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang
12
memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial,
dengan pemasaran perusahaan berusaha menghasilkan laba dari penjualan barang
dan jasa yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan pembeli. Disinilah peran
manajer pemasaran dibutuhkan, dimana tugas dari manajer pemasaran adalah
memilih dan melaksanakan kegiatan pemasaran yang dapat membantu dalam
pencapaian tujuan organisasi. Pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial
sehingga konsumen dapat memperoleh kebutuhan dan keinginan mereka melalui
permintaan, penawaran, dan penukaran nilai suatu produk antara penjual dan
pembeli.
Konsep pemasaran sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa
pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi
kelangsungan hidup perusahaan (Swastha dan Irawan. 1998). Pemasaran sendiri
terdapat beberapa macam pendekatan salah satunya adalah pendekatan lembaga,
yang bertujuan untuk mengetahui siapa yang berperan dalam proses tata niaga
suatu produk pertanian. Dalam pendekatan kelembagaan dikenal beberapa
lembaga yang berperan penting dalam proses tata niaga seperti tengkulak,
penebas, pedagang pengumpul, pedagang besar, broker atau makelar dan
sebagainya. Lembaga-lembaga pemasaran inilah aktor pengambil keputusan
sesungguhnya dalam sistem tata niaga produk pertanian (Tatiek, 2012).
Lembaga pemasaran adalah badan usaha atau individu yang
menyelenggarakan aktivitas pemasaran, menyalurkan jasa dan produk pertanian
kepada konsumen akhir serta memiliki jejaring dan koneksitas dengan badan
usaha dan atau individu lainnya. Peran lembaga pemasaran adalah melakukan
fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen
13
secara maksimal. Konsumen memberikan balas jasa atas fungsi pemasaran yang
dilakukan oleh lembaga konsumen. Nilai balas jasa tersebut tercermin pada
besarnya margin pemasaran. Umumnya lembaga pemasaran dapat digolongkan
menurut penguasaannya terhadap komoditi yang dipasarkan dan fungsi pemasaran
yang dilakukan (Tatiek, 2012).
2.7 Distribusi
Pendistribusian adalah kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar
serta mempermudah penyampaian produk dan jasa dari produsen kepada
konsumen sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan. Distribusi
yang efektif akan memperlancar arus atau akses barang oleh konsumen sehingga
dapat diperoleh kemudahan untuk memperolehnya, disamping itu konsumen juga
akan dapat memperoleh barang sesuai dengan yang diperlukan. Proses
pendistribusian merupakan kegiatan pemasaran yang mampu menciptakan nilai
tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran dan memperlancar arus saluran
pemasaran.
2.8 Jalur Distribusi
Lembaga jalur distribusi, perantara atau penyalur adalah individu atau
disebut lembaga organisasi yang melakukan atau melaksanakan seluruh atau
sebagian kegiatan penyampaian barang dari produsen ke konsumen. Lembaga
jalur distribusi meliputi lembaga utama dan lembaga penunjang. Lembaga utama
dapat dibedakan antara perantara pedagang dan perantara agen. Lembaga
14
penunjang meliputi lembaga pengawas, transportasi, pembungkusan,
pergudangan, asuransi, periklanan, dam lembaga keuangan.
Menurut Budiarto (1993), sistem distribusi tidak langsung mempunyai
keragaman dalan penggunaannya, banyak tingkat jalur distribusi yang diperlukan.
Semakin panjang jenjang saluran distribusi yang dipergunakan berarti semakin
tidak langsung penyampaian barang produsen ke konsumen. Dengan kata lain,
jenjang atau panjangnya jalur distribusi menunjukkan tingkatan tidak langsungnya
sistem jalur distribusi. Jalur distribusi untuk produk-produk konsumen
mempunyai pola yang berbeda dengan pola untuk produk-produk industrial.
Terdapat berbagai macam jalur distribusi barang konsumsi merurut
Swastha dan Irawan (1998), diantaranya:
a. Produsen → Konsumen
Bentuk jalur distribusi ini merupakan yang paling pendek dan sederhana
karena tanpa menggunakan perantara. Produsen dapat menjual barang yang
dihasilkannya melalui pos atau langsung mendatangi rumah konsumen (dari
rumah ke rumah). Oleh karena itu saluran ini disebut saluran distribusi
langsung.
b. Produsen → Pengecer → Konsumen
Produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang
besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani
oleh pedagang besar, dan pembelian oleh konsumen dilayani pengecer saja.
c. Produsen → Pedagang Besar → Pengecer → Konsumen
Jalur distribusi ini banyak digunakan oleh produsen, dan dinamakan saluran
distribusi tradisional. Di sini, produsen hanya melayani penjualan dalam
15
jumlah besar kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer.
Pembelian oleh pengecer dilayani pedagang besar, dan pembelian oleh
konsumen dilayani pengecer saja.
d. Produsen → Agen → Pengecer → Konsumen
Pada jalur ini, produsen memilih agen sebagai penyalurnya dengan
menjalankan kegiatan perdagangan besar dalam jalur distribusi yang ada.
Sasaran penjualannya terutama ditujukan kepada para pengecer besar.
e. Produsen → Agen → Pedagang Besar → Pengecer → Konsumen
Dalam jalur distribusi, produsen sering menggunakan agen sebagai perantara
untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang kemudian
menjualnya kepada toko-toko kecil. Agen yang terlihat dalam jalur distribusi
ini terutama agen penjualan.
2.9 Margin Pemasaran
Margin pemasaran adalah selisih antara harga jual pada tingkat pengecer
dengan harga jual pada tingkat produsen, selisih tersebut dihitung dalam persentae
(Ibrahim, 1998). Besar dari margin pemasaran tidak lain dari semua biaya-biaya
yang dikeluarkan untuk memasarkan barang beserta keuntungan yang diterima
oleh setiap mata rantai pemasaran, dengan demikian margin pemasaran adalah
hasil penjumlahan antara persentase keuntungan dengan persentase pemasaran
yang terjadi pada setiap mata rantai pemasaran.
Secara umum pengeluaran yang merupakan biaya pemasaran adalah
pengangkutan, penyimpanan, tenaga kerja, standarisasi, pengepakan, pengolahan,
resiko, kredit informasi pasar dan pajak. Sedangkan berdasarkan proses
16
pemasaran maka biaya pemasaran terdiri dari biaya pemindahan dari produsen ke
konsumen, biaya pengumpulan dan biaya penyebaran di daerah konsumen.
Margin pemasaran adalah perbedaan harga yang dibayar oleh konsumen dengan
harga yang diterima produsen atau perbedaan harga pada setiap tingkatan
pelaksana pasar. Menurut Ibrahim (1998), margin pemasaran dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Keterangan:
MP = Margin Pemasaran (%)
HJK = Harga Jual Pengecer (Rp)
HJP = Harga Jual Produsen (Rp)
Margin pemasaran secara teoritis ditetapkan melalui dua cara yaitu:
perbedaan harga yang dibayar konsumen dengan harga yang diterima oleh
produsen atau nilai harga yang diterima oleh jasa-jasa pelaksana pasar, untuk
menjembatani adanya permintaan dan penawaran (Napitupulu, 1988). Marjin dan
biaya pemasaran terbesar berada pada tingkat pedagang, tetapi keuntungan
tertinggi berada di tingkat pedagang pengumpul (Nurini, 1984).
2.10 Margin Keuntungan
Margin keuntungan merupakan selisih antara persentase margin pemasaran
dan persentase biaya pemasaran, sehingga margin keuntungan dapat dirumuskan
sebagai berikut (Ibrahim, 1998):
17
MK = MP – BP
Keterangan:
MK = Margin Keuntungan (%)
MP = Margin Pemasaran (%)
BP = Biaya Pemasaran (%)
Hubungan antara margin keuntungan dengan jalur distribusi adalah
semakin panjang jalur distribusi pemasaran dari suatu produk yang dihasilkan,
maka cenderung semakin kecil margin keuntungan yang diterima produsen.
Sebaliknya, semakin pendek jalur distribusi pemasaran maka semakin besar
margin keuntungan yang diterima dari setiap unit produksi, akan tetapi semakin
sempit pemasaran dari produk yang dihasilkan (Ibrahim, 1998).
5