Ijmak sahabat – penjelasan untuk nash yang mujmal

2

Click here to load reader

description

 

Transcript of Ijmak sahabat – penjelasan untuk nash yang mujmal

Page 1: Ijmak sahabat – penjelasan untuk nash yang mujmal

12/9/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Soal Jawab: Ijmak Sahabat – Penjelasan Untuk Nash Yang Mujmal

http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/09/11/soal-jawab-ijmak-sahabat-penjelasan-untuk-nash-yang-mujmal/ 1/2

Soal Jawab: Ijmak Sahabat – Penjelasan Untuk NashYang Mujmal

September 11th, 2014 by kafi

بسم هللا الرحمن الرحیم

Silsilah Jawaban asy-Syaikh al-‘Alim Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah Amir HizbutTahrir Atas Pertanyaan di Akun Facebook Beliau

Jawaban Pertanyaan: Ijmak Sahabat – Penjelasan Untuk Nash Yang Mujmal

Kepada Abu al-walid asy-Syami

Pertanyaan:

Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah wa barakatuhu. Semoga Allah menolong Anda danmemberi taufik kepada Anda kepada apa yang Dia kehendaki… Saya punya pertanyaanyaitu: dinyatakan di dalam asy-Syakhshiyyah juz III halaman 269 pada bab al-bayân (penjelasan), teksnya sebagai berikut: “al-bayân (penjelasan) itu kadang kala dalambentuk kalam dari Allah dan Rasul, dan kadang kala dalam bentuk perbuatan dari Rasul”.Pertanyaannya, tidak disebutkan ijmak sahabat di dalam al-bayân (penjelasan) itu, laluapakah ijmak sahabat merupakanbayân (penjelasan) untuk nash yang mujmal, dan apakahal-Khilafah dan hukum-hukumnya yang dilaksanakan dan dijelaskan oleh para sahabatmerupakan bayân (penjelasan) untuk kemujmalan

وأن احكم بینھم بما أنزل هللا

Dan putuskanlah perkara diantara mereka dengan apa yang telah Allah turunkan

Saya mohon penjelasan? Dan assalamu ‘alaikum.

Jawab:

Wa ‘alaikumussalam wa rahmatullah wa barakatuhu.

Page 2: Ijmak sahabat – penjelasan untuk nash yang mujmal

12/9/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Soal Jawab: Ijmak Sahabat – Penjelasan Untuk Nash Yang Mujmal

http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/09/11/soal-jawab-ijmak-sahabat-penjelasan-untuk-nash-yang-mujmal/ 2/2

Apa yang dinyatakan di dalam asy-Syakhshiyyah juz III adalah: “al-bayân (penjelasan) itukadang kala dalam bentuk kalam dari Allah dan Rasul, dan kadang kala dalam bentukperbuatan dari Rasul… ”. Teks ini mencakup ijmak, sebab ijmak mengungkapkan dalil darias-sunnah yang sudah diketahui bersama oleh para sahabat. Ketika diajukan satu masalah,mereka mengatakan hukumnya tanpa mereka meriwayatkan hadits, sebab hadits itu sudahdiketahui luas oleh mereka. Misalnya, diajukan kepada mereka warisan kakek bersamaanak laki-laki, yakni seseorang mati meninggalkan anak laki-laki dan kakek, berapa warisanuntuk kakek? Lalu para sahabat berijmak bahwa kakek mewarisi seperenam. Ini artinyabahwa mereka mendengar dari Rasulullah saw hadits tentang hal itu. Dan karena merekasama-sama mengetahuinya, mereka menyebutkan hukum tersebut tanpa menyebutkandalilnya. Karena itu, dikatakan bahwa ijmak sahabat itu mengungkapkan (adanya) dalil,artinya mengungkapkan (adanya) hadits Rasulullah saw yang tidak diriwayatkan oleh parasahabat akan tetapi mereka langsung menyebutkan hukumnya.

Begitulah, teks yang disebutkan di dalam asy-Syakhshiyyah itu mencakup ijmak secaratersirat sebab ijmak itu mengungkapkan (adanya) hadits Rasulullah saw. Di dalam asy-Syaikhshiyyah juz III pada bab Ijmak halaman 295 dikatakan sebagai berikut:

“Keempat: sesungguhnya ijmak sahabat merujuk kepada nash syar’iy itu sendiri. Mereka(para sahabat) tidak berijmak atas satu hukum kecuali mereka memiliki dalil syar’iy, berupaucapan Rasul saw, perbuatan beliau atau taqrir (persetujuan) beliau, yang mereka jadikansandaran. Sehingga ijmak mereka itu mengungkapkan (adanya) dalil… Sebab para sahabattidak berijmak atas sesuatu kecuali mereka memiliki dalil syar’iy atas yang demikian itu(namun) tidak mereka riwayatkan. Sehingga ijmak sahabat merupakan dalil syar’i dengansifatnya yang mengungkapkan (adanya) dalil…” selesai.

Dari sini, jelaslah jawaban pertanyaan Anda yang terakhir… Benar apa yang dinyatakanberupa ijmak sahabat ridhwanullah ‘alaihim dalam topik al-Khilafah merupakan penjelasanterhadap apa yang dinyatakan di dalam al-Quran al-Karim berupa ayat-ayat pemerintahan.

Saudaramu

Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah

14 Dzulqa’dah 1435 H

09 September 2014 M

http://www.hizb-ut-tahrir.info/info/index.php/contents/entry_39477