IKGA1 kel 8

18
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK BLOK 16: Restorative Dentistry II MAKALAH IKGA PENGGUNAAN BAHAN CaOH, PASTA FORMOKRESOL, DAN GLUTARALDEHYDE PADA PULPOTOMI VITAL GIGI SULUNG DISUSUN OLEH : KELOMPOK 8 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

description

Tugas

Transcript of IKGA1 kel 8

Page 1: IKGA1 kel 8

LAPORAN DISKUSI KELOMPOK

BLOK 16: Restorative Dentistry II

MAKALAH IKGA

PENGGUNAAN BAHAN CaOH, PASTA FORMOKRESOL, DAN

GLUTARALDEHYDE PADA PULPOTOMI VITAL GIGI SULUNG

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 8

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN2014

Page 2: IKGA1 kel 8

KELOMPOK 8

Anggota : Mary Septarika 120600040

Tri Ayu Pratiwi 120600131

Yuris E.F Saragih 120600132

Jeslyn 120600133

Chyntia P.P 120600134

Nevi Yunita 120600135

Putri Angelina 120600136

Keumala Rizkia 120600137

Angel 120600138

Rizky Putri Pratiwi 120600139

Page 3: IKGA1 kel 8

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat

dan rahmat-Nya, makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Adapun isi dari

makalah kami adalah hasil dari tinjauan pustaka kami tentang perbandingan keberhasilan

pulpotomi vital pada gigi sulung dengan bahan CaOH, pasta formokresol, dan

glutaraldehyde. Kami mengucapkan terimakasih kepada segenap dosen yang telah

memberikan ilmu yang berguna bagi kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Adapun tujuan kami membuat makalah ini adalah memenuhi tugas kelompok untuk

blok 16 ini. Kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari sempurna, namun kami

berharap makalah kami dapat berguna dan menambah wawasan bagi para pembacanya.

Untuk kesempurnaan di masa mendatang, saran dan kritik dari pembaca dan pengguna

makalah ini sangat kami harapkan. Atas perhatiannya, kami ucapkan terimakasih.

Medan, 2014

Penyusun

Page 4: IKGA1 kel 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam restorasi endodontik salah satunya adalah pulpotomi yang merupakan

pengambilan pulpa secara bedah, pulpotomi terbagi menjadi dua yaitu vital dan nonvital.

Pulpotomi vital atau amputasi vital adalah tindakan pengambilan jaringan pulpa bagian

koronal yang mengalami inflamasi dengan melakukan anestesi, kemudian memberikan

medikamen diatas pulpa yang diamputasi agar pulpa bagian radikular tetap vital.

Jenis-jenis bahan yang dapat dipakai dalam restorasi pulpotomi vital seperti kalsium

hidroksida, formokresol dan glutaraldehid. Kalsium hidroksida digunakan karena

kemampuannya membentuk jembatan dan memelihara vitalitas sisa pulpa. Sedangkan

formokresol memfiksasi pulpa yang berdekatan yang ditinggalkan di dalam saluran akar dan

membuatnya kehilangan rasa sakit sehingga formokresol diindikasikan untuk perawatan gigi

sulung yang pulpanya terlibat, dengan manifestasi klinis perubahan inflamatori yang terbatas

pada pulpa mahkota atau pembukaan mekanis pada waktu prosedur operatif. Glutaraldehid

merupakan bahan yang sering digunakan untuk pulpotomi vital sebagai pengganti

formokresol pada gigi sulung.

Dalam makalah ini akan dibahas perbandingan keberhasilan pulpotomi vital pada gigi

sulung berdasarkan indikasi, isi bahan, mekanisme kerja bahan, keuntungan dan kerugian,

manipulasi kerja, evaluasinya dengan bahan CaOH dan pasta formokresol dan

glutaraldehyde.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa indikasi penggunaan CaOH, pasta formokresol, dan glutaraldehyde pada anak?

b. Apa saja isi bahan CaOH, pasta formokresol, dan glutaraldehyde?

c. Bagaimana mekanisme kerja bahan CaOH, pasta formokresol, dan glutaraldehyde?

d. Apakah keuntungan dan kekurangan masing-masing bahan?

e. Bagaimana cara manipulasi kerja setiap bahan?

Page 5: IKGA1 kel 8

f. Bagaimana perbandingan evaluasi keberhasilan setiap bahan?

Page 6: IKGA1 kel 8

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 INDIKASI PENGGUNAAN BAHAN PULPOTOMI GIGI SULUNG

a. CaOH

Kemampuan bahan ini sebagai antibakteri dan penginduksi pembentukan jaringan

keras gigi menjadi dasar bagi perawatan endodontik konvensional pada gigi dengan

lesi periapeks yang luas

aposisi sementum pada lesi periapeks setelah penggunaan kalsium hidroksida

kemampuan kalsium hidroksida untuk menginduksi pembentukan jaringan keras

pada apeks yang terbuka setelah penggunaan kalsium hidroksida jangka panjang.

kemampuan kalsium hidroksida dalam mengeliminasi infeksi pada gigi tanpa pulpa

kalsium hidroksida telah dilaporkan menyebabkan nekrosis penggumpalan

superfisial, memungkinkan penghambatan perdarahan dan kehilangan cairan.

b. Formokresol

formokresol pada perawatan pulpa gigi sulung yang terkena karies yaitu formokresol

akan merembes melalui pulpa dan bergabung dengan protein seluler untuk

menguatkan jaringan.

Formokresol sangat kaustik yang dapat menyebabkan fiksasi bakteri dan jaringan

pada sepertiga bagian atas pulpa yang terlibat.

Ada tiga hal yang menjadi perhatian sehubungan dengan penggunaan formokresol ini

yaitu,toksitas local,efek sistemik formaldehid, mutagenesis dan kariogenesis.

c. Glutaraldehid

Glutaraldehid merupakan bahan yang sering digunakan untuk pulpotomi vital sebagai

pengganti formokresol pada gigi sulung

Untuk perawatan gigi sulung yang pulpanya terlibat dengan manifestasi klinis

perubahan inflamasi yang terbatas pada pulpa mahkota.

Page 7: IKGA1 kel 8

2.2 KOMPOSISI BAHAN PULPOTOMI GIGI SULUNG

a. Kalsium Hidroksida Ca(OH)2

Umumnya,kalsium hidroksida mengandung larutan kalsium dan air yang merupakan

garam dasar putih,berkristal, mudah larut yang terpisah menjadi ion kalsium dan ion

hidroksil dalam larutan.Bubuk putih dari kalsium hidroksida memiliki pH yang

tinggi(12,6) dan sedikit larut dalam air(kelarutan 1,2g/L,pada suhu 25o C).Kalsium

Hidroksida juga bisa didapatkan dari reaksi larutan kalium dan sodium hidroksida tetapi

kelemahan dari campuran tersebut ialah menghasilkan suatu campuran yang kurang kuat.

b. Pasta Formokresol

Beberapa tahun ini penggunaan formokresol terus semakin meningkat Kandungan

bahan aktif dari formokresol yaitu 19% formaldehid, 35% trikresol ditambah 15%

gliserin dan 21% air. Tetapi,larutan formakresol paling sering digunakan dengan

komposisi :1

Bahan Jumlah (ml)

Formalin 19ml

Cresol 35ml

Gliserin 25ml

Air 21ml

Kandungan trikresol dalam formokresol ini dapat berfungsi sebagai bahan antiseptic

untuk membunuh mikroorganisme pada pulpa gigi yang mengalami infeksi atau

inflamasi sedangkan,bahan formaldehid disini dapat memfiksasi jaringan tetapi bersifat

karsinogenik dan mutagenik.

c. Glutaraldehyde

Umumnya glutaraldehyde digunakan dalam larutan aquaeous dengan konsentrasi

50%-1%w/w.Glutaraldehyde mengandung oligomer,derivate tidak jenuh,siklik

aldehid,desinfektan(diaktivasi dengan sodium bicarbonate),dan x-ray

developers(mengandung sodium bisulfate).

Page 8: IKGA1 kel 8

2.3 MEKANISME KERJA BAHAN PULPOTOMI GIGI SULUNG

a. Mekanisme Kerja Bahan CaOH

Mekanisme kerja kalsium hidroksida belum dimengerti sepenuhnya, tetapi aktivitas

antimicrobial pada kalsium hidroksida dipercaya meningkatkan pembentukan dentin

reparatif. Hal ini mengemukakan bahwa eliminasi kumpulan bakteri pada dentin, diubah dari

pulpa yang mati perlahan – lahan ke pulpa yang berpotensi untuk resolusi sempurna.

Aktivitas antimikroba terdapat pada CaOH dengan pH yang tinggi. CaOH merupakan

medikamen pertama kali yang digunakan untuk pulpotomi karena kemampuannya dalam

menstimulasi formasi pembatas jaringan keras. Pulpotomi kalsium hidroksida diprediksi

menyembuhkan jaringan pulpa dibawah jembatan dentin. Resorpsi internal dihasilkan dari

stimulasi yang berlebihan dari pulpa primer dengan kalsium hidroksida tinggi alkali. Alkali

ini menginduksi stimulasi berlebih yang dapat menyebabkan metaplasia pada jaringan pulpa,

menyebabkan pembentukan odontoklas.1

b. Mekanisme Kerja Bahan Formokresol

Pulpotomi gigi sulung menggunakan formokresol telah direkomendasikan selama

bertahun – tahun sebagai pilhan utama, tetapi bahan ini memiliki efek toksik. Formokresol

mengandung formalin, dimana formaldehida berdifusi kedalam pulpa dan, dengan

mengkombinasi dengan protein selular yang akan mencegah terjadinya autolysis jaringan.

Menurut Berger (1972) gambaran histologis jaringan pulpa setelah pulpotomi menggunakan

formokresol adanya fiksasi pulpa terjadi pada bagian sepertiga koronal akar, sepertiga tengah

akar menunjukkan hilangnya integritas selular. Pada sepertiga apical menunjukkan

pertumbuhan jaringan granulasi.2

c. Mekanisme Kerja Bahan Glutaraldehyde

Glutaraldehyde telah disarankan sebagai bahan alternative dari formokresol.

Glutaraldehyde antigenisitas yang rendah, dan toksisitas yang rendah. Mekanisme kerja

glutaraldehyde memproduksi fiksasi permukaan jaringan pulpa yang cepat. Sebuah zona

eosinofilik sempit, jaringan yang terperbaiki ditemukan langsung dibawah tempat dari

pengaplikasian glutaraldehyde, dan jaringan ini berbaur dengan jaringan apical yang vital dan

normal.2

Page 9: IKGA1 kel 8

2.4 KEUNTUNGAN DAN KEKURANGAN BAHAN PULPOTOMI PADA GIGI

SULUNG

a. Kalsium Hidroksida

Bahan ini digunakan karena sifat biokompatibelnya,disamping itu mempunyai sifat

yang menguntungkan seperti anti bakteri, isolator termis, dapat diterima oleh semua bahan

tumpatan karena tidak mempunyai reaksi yang berlawanan. Sebagai bahan pelindung, ia

dapat menahan penetrasi asam. Dalam penelitian diketahui bahwa kalsium hidroksida tidak

secara langsung berperan dalam proses mineralisasi, tetapi mempunyai peranan dalam

merangsang odontoblas, sedangkan mineralisasi dan matriks dentin dipengaruhi kalsium

darah yang berasal dari sirkulasi sistemik. Kalsium Hidroksida juga dapat membentuk selapis

tipis jaringan koagulasi nekrosis karena bahan ini mempunyai derajat iritasi yang rendah pada

pulpa dan dapat merangsang formasi pertahanan jaringan keras.3

Walaupun demikian, kalsium hidroksida menunjukkan tidak dapat mengeliminasi E

faecalis dan tentunya beberapa mikroorganisme yang terdapat dalam tubulus dentinalis oleh

karena :

1) Membutuhkan kontak langsung dengan bakteri dalam sifat antibakterinya.

2) Cenderung menetralkan sistem buffer dentin.

3) Kemampuannya (pH yang tinggi) telah resisten terhdap beberapa bakteri

tertentu.

4) Difusi dan daya larut yang rendah

b. Formokresol

Penggunaan Formokresol pada perawatan pulpa gigi sulung yaitu formokresol akan

merembes melalui pulpa dan bergabung dengan protein seluler untuk menguatkan jaringan.

Penelitian-penelitian secara histologis dan histokimia menunjukkan bahwa pulpa yang

terdekat dengan kamar pulpa menjadi terfiksasi lebih ke arah apikal sehingga jaringan yang

lebih apikal dapat tetap vital. Jaringan pulpa yang terfiksasi kemudian dapat diganti oleh

jaringan granulasi vital. Perawatan pulpotomi formokresol hanya dianjurkan untuk gigi

sulung saja, diindikasikan untuk gigi sulung yang pulpanya masih vital, gigi sulung yang

pulpanya terbuka karena karies atau trauma pada waktu prosedur perawatan. Ada tiga hal

yang menjadi perhatian sehubungan dengan penggunaan formokresol ini. Pertama adalah

Page 10: IKGA1 kel 8

toksisitas lokal, kedua efek sistemik formaldehid, dan ketiga mutagenitas dan karsinogenitas. 4

c. Glutaraldehid

Keuntungan:

1. Toksititas rendah

2. Sifat antigen rendah

3. Memprokduksi fiksasi jaringan pulpa dengan kedalaman terbatas pada bagian

1/3 apikal

4. Penyebaran sistemik lebih rendah disbanding formokresol

Kerugian : adanya reaksi alergi dan iritasi pada mata.

2.5 CARA MANIPULASI BAHAN PULPOTOMI PADA GIGI SULUNG

BAB III

Page 11: IKGA1 kel 8

PENUTUP

1.1 KESIMPULAN

Berdasarkan tinjauan hasil perawatan pulpotomi pada gigi sulung dengan bahan pulp

capping yang berbeda, Pulpotomi Ca(OH)2 pada gigi sulung sedikit mengalami kegagalan

karena terjadinya resorpsi interna akibat stimulasi yang berlebihan dari Ca(OH)2 yang

mengaktifkan sel odontoklas. Keberhasilan yang dilaporkan secara klinis 94% dan secara

radiografis 64%. Resorpsi akan lebih cepat terjadi pada gigi sulung yang telah dirawat

pulpotomi. Di sisi lain Fuks dkk, mendapatkan kegagalan sebesar 18% pada gigi sulung

setelah 25 bulan pemakaian glutaraldehid. Setelah 42 bulan, keberhasilan sebesar 45%

mengalami lebih cepat dari yang dikontrol Fuks dan Bimstein. Belakangan ini ada beberapa

peneliti telah menunjukkan keracunan reaksi alergi, dan menimbulkan iritasi mata. Oleh

karena itu, bahan ini masih banyak diperdebatkan oleh para ahli untuk pemakaian pada gigi

anak. Formokresol merupakan pilihan bahan medikamen terbaik untuk perawatan pulpotomi

pada gigi sulung. Menurut penelitian klinis dan radiografis, keberhasilan pulpotomi dengan

formokresol menunjukkan antara 70-97%. Mencairkan seperlima dari formulasi asli Buckley

menunjukkan keberhasilan yang sangat memuaskan karena ke efektifan yang sama tetapi

toksisitasnya lebih rendah. Belum banyak bahan obat-obatan yang dapat menggantikan sifat

formokresol sebagai obat pilihan pada perawatan pulpotomi pada gigi anak.

Page 12: IKGA1 kel 8

DAFTAR PUSTAKA

1. Khan S, Inamdar NK, Akash, Meshram GK, Singh MP, Chaurasia H. Calcium Hydroxide

– A Great Calcific Wall. Journal of Orofacial Research 2011; 1: 26, 28.

2. Kumar BC. Pulpotomy in Primary Teeth – A Review. JIADS 2011; 2: 29, 30.

3. Fauziah E, Hendrarlin S. Perawatan Fraktur Kelas Tiga Ellis pada Gigi Tetap Insisif

Sentral Atas. Indonesian Journal of Dentistry 2008; 15 (2):169-170.

4. Kennedy, D. B. 1992. Konservasi Gigi Anak. Diterjemahkan dari Paediatric Operative

Dentistry oleh N. Sumawinata dan S. H. Sumartono. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

EGC.