Infrastruktur Asia

76
EDISI 01/2010 KEMENHUB TANGKAP PELUANG INFRASTRUKTUR ASIA 2010 PROGRAM PENGEMBANGAN EMPAT MODA 2010

Transcript of Infrastruktur Asia

Page 1: Infrastruktur Asia

EDIS I 01/2010

KEMENHUB TANGKAP PELUANGINFRASTRUKTUR ASIA 2010PROGRAM PENGEMBANGAN EMPAT MODA 2010

Page 2: Infrastruktur Asia
Page 3: Infrastruktur Asia

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010 3

No.STT. No. 349 SK/Ditjen PPG/STT 1976ISSN : 0853179X

PembinaMenteri Perhubungan RI

Wakil Menteri Perhubungan RI

PenasehatSekretaris Jenderal Kementerian PerhubunganInspektur Jenderan Kementerian Perhubungan

Dirjen Perhubungan Darat Dirjen Perhubungan Laut

Dirjen Perhubungan UdaraDirjen Perkeretaapian

Kepala Badan Diklat PerhubunganKepala Badan Litbang Perhubungan

PengarahKepala Pusat Komunikasi Publik

Penanggung Jawab/Pemimpin UmumHanggoro BW

Pelaksana Pimpinan RedaksiNina Anggraeni

EditorEuis EK

Nuris RochmadiFransiskus Agung Setiawan

Dewan RedaksiGatut AribowoMia Ermaya

Risky RahardjoE. D. IskandarDedi Supriatna

Sekretaris RedaksiYosephin

TyasmithaTumpuk

PhotographerRobinsar Opak

PainoHerdinWisnu

Hari BuyungHari Supriyono

Creative DesignFranky Houtman

D. P. Wijianto

Alamat RedaksiJl. Medan Merdeka Barat No.8, Jakarta PusatTelp. (021) 3504631, 3811308 Ext. 1122, 1419

Fax (021) 3504631, 3511809e-mail: [email protected]

PenerbitKementerian Perhubungan RI

Majalah Kementerian Perhubungan

A wal April 2010, Indonesia menjadi tuan rumah Infrastruc-ture Asia 2010, Asia-Pacifi c Ministerial Conference on Public-Private Partnership (PPP) for Infrastructure Deve-

lopment. Kesempatan ini dimanfaatkan Kementerian Perhubungan untuk menarik peran aktif sektor swasta dalam pembangunan dan pengembangan infrastruktur transportasi. Sebanyak 30 proyek po-tensial ditawarkan, dengan nilai total mencapai USD 11 miliar.

Menteri Perhubungan Freddy Numberi menjabarkan proyek tersebut bertujuan untuk mengembangkan infrastruktur trans-portasi nasional. Berikut rincian jumlah dana yang dibutuhkan: Transportasi Darat perlu USD 274 juta; Kereta Api USD 8.076 miliar; Pelabuhan Laut USD 2,124 miliar + Rp 875,21 miliar; dan Transpor-tasi Udara USD 10 juta + Rp 7,08 triliun.

Dana tersebut sedianya menjadi sarana menyukseskan empat sasaran pembangunan transportasi nasional jangka panjang yang ditargetkan pemerintah. Pertama, terwujudnya pertumbuhan sek-tor transportasi dalam rangka memberikan sumbangan terhadap kesinambungan pertumbuhan ekonomi nasional dan perluasan lapangan kerja.

Target kedua adalah terjaminnya kepastian dan stabilitas pe-nyediaan jasa transportasi ke seluruh pelosok tanah air. Sedangkan target ketiga adalah mewujudkan penghematan pengeluaran devisa dan peningkatan perolehan devisa dalam penyelenggaraan jasa transportasi. Dan keempat, pemerintah menginginkan adanya pe-ningkatan dan pemerataan pelayanan jasa transportasi ke seluruh pelosok tanah air.

Walau masih kekurangan dana, pemerintah tidak hanya diam menunggu. Kemenhub secara nyata bertindak mengembangkan transportasi laut terutama pada pelayaran perintis di tahun 2010 ini. Transportasi terbukti mampu menggerakkan dan mendorong bangkitnya perekonomian dan berkembangnya kehidupan sosial masyarakat di daerah terpencil dan terisolir. Hal yang sekaligus menjadi amanah UU No 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.

EDIS I 01/2010

KEMENHUB TANGKAP PELUANGINFRASTRUKTUR ASIA 2010PROGRAM PENGEMBANGANEMPAT MODA 2010

Trans Redaksi

Infrastruktur Asia 2010

Page 4: Infrastruktur Asia

4

Trans Isi

6-17

18-21

22-25

Trans Utama

Trans Regulasi

Trans Perspektif

Trans News 26-29

30-33

34-37

38-41

42-45

Trans Darat

Trans Laut

Trans Udara

Trans Kereta Api

Trans Lifestyle68

74 Nyetir, Jangan Sambil

BBM-an Dong...

Kemenhub tangkap peluang infrastruktur asia 2010 Program Pengembangan Empat moda 2010

Ketika Kabin Disulap

menjadi Hotel Berbintang

Trans Figure

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010

Pelayaran Perintis Masuk dalam Amanah UU

Jembatan Selat Sunda Dibangun, Transportasi Laut Tidak Mati

Kemenhub Dalami Kasus Kecelakaan Curug

Ditjen Hubdat Dorong Pemda Libatkan Swasta untuk Bangun Terminal

Kala Azas Cabotage Berjalan

Aturan Baru Tarif Batas Atas Penerbangan

Pemda Diminta Giat Pancing Minat Swasta pada Proyek Perkeretaapian

Page 5: Infrastruktur Asia

5TRANS MEDIA | Edisi 1 2010

46-49

50-53

54-57

58-61

Trans Tekno

Trans Komunitas

Trans Sejarah

Trans Unik

70Trans Safety

Tahukah Anda,

Pesawat Terbesar Angkut

1000 Orang?18

Trans Isi

72

62-64Trans Wisata

65-67Trans Feature

Trans Regulasi Pelayaran Perintis Masuk dalam

Amanah UU

Trans Iklopedi

Bagaimana Sih

Memilih Helm

Ber-SNI?

RFID Teknologi Pendukung Tiket Kereta Ber-USB

Cintaku Tertambat di Bus Antarkota Antarpropinsi

Kereta Tercepat di Dunia itu Pernah Ada di Indonesia

Mobil Ketek Dari Mengangkut Tentara Sampai Anak Sekolah

Di Saat Kawah Putih Memancarkan Tiga Warna

Pengabdian Total SeorangPenjaga Mercusuar

Page 6: Infrastruktur Asia

Trans Utama

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010

KEMENHUBTANGKAPPELUANG

6

INFRASTRUKTUR ASIA 2010

“Selama kurun 2010-2014, pemerintah membutuhkan modal sedikitnya Rp 291,87 triliun dari sektor privat (swasta) setiap tahunnya untuk mengembangkan seluruh moda transportasi Indonesia”

Foto: Puskom Publik/Wisnu

Page 7: Infrastruktur Asia

7

Trans Utama

E ven Infrastructure Asia 2010, Asia-Pacifi c Ministe-rial Conference on Pub-

lic-Private Partnership (PPP) for Infrastructure Development yang digelar di Jakarta, awal April 2010 lalu, dimanfaatkan Kemen-terian Perhubungan untuk menarik peran aktif sektor swasta dalam pem-bangunan dan pengembangan infrastruktur transportasi. Seba- nyak 30 proyek potensial ditawar-kan, dengan nilai total mencapai USD 11 miliar.

Menteri Perhubungan Freddy Numberi, pada kesempatan itu me-nyampaikan, Pemerintah Indonesia memiliki keterbatasan pendanaan untuk mengembangkan infrastruk-tur transportasi nasional. Pemerin-tah Indonesia mendorong dan membuka seluas-luasnya peluang bagi keterlibatan sektor swasta, baik dalam dan luar negeri, untuk turut berperan aktif.

”Selama kurun 2010-2014, pemerintah membutuhkan modal sedikitnya Rp 291,87 triliun dari sektor privat (swasta) setiap

tahunnya untuk mengembangkan seluruh moda transportasi Indone-sia, baik melalui skema kerjasama antara pemerintah dan swasta maupun Business to Business (B to B),” ujar Menhub.

Sebagai imbalan, Pemerintah menyediakan insentif bagi swasta yang terlibat. Selain itu, pemerintah juga akan memberikan dukungan untuk memperkecil risiko bisnis bagi investor. Yaitu mengambil ba-gian untuk membangun bagian dari proyek tersebut, terutama pem-bangunan konstruksi atau segmen usaha yang masuk dalam kategori non-cost recovery atau tidak me-miliki potensi pengembalian modal. ”Misalnya pembangunan rel kereta api, fasilitas persinyalan, dermaga pelabuhan, pemecah gelombang, dan fasilitas sisi udara (air side) bandara, mapun dukungan la innya yang dapat disediakan dan sesuai dengan kemampuan alokasi ang-garan pemerintah,” jelas Menhub.

Di sisi lain, pemerintah juga telah merevisi sejumlah regulasi untuk memberikan keleluasan

dan kemudahan bagi swasta untuk terlibat dengan menerbitkan paket undang-undang di bidang trans-portasi. Yakni UU No 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian, UU No 17 tahun 2008 tentang Pelayaran, UU No 1 tahun 2009 tentang Penerbangan, serta UU No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Sebagai penguat, telah pula diterbitkan Peraturan Presiden (Perpres) No 13 tahun 2010 sebagai penyempur-na dari Perpres 67/2005 tentang kerjasama pemerintah dan badan usaha dalam pembangunan dan/atau pengelolaan infrastruktur.

”Regulasi sektor transportasi yang baru ini sangat mengakomo-dasi peran swasta untuk berin-vestasi secara luas dalam proyek-proyek pembangunan infrastruktur, mulai bandara, pelabuhan, hingga kereta api. Tidak ada lagi monopoli yang dilakukan oleh badan usaha milik negara atas mandat peme-rintah seperti sebelumnya. Kemu-dahan seluas-luasnya juga akan diberikan dalam mengurus proses

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010

Foto

: Pus

kom

Pub

lik/W

isnu

Page 8: Infrastruktur Asia

Trans Utama

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010

perizinan,” ungkap Menhub.Sejalan dengan itu, Kemen-

terian Perhubungan juga terus aktif menjalankan kebijakan yang mendorong iklim investasi yang se-hat dan memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk ber-partisipasi dalam pengembangan infrastruktur transportasi. Salah satunya, melakukan percepatan penyelesaian peraturan pemerintah sebagai turunan undang-undang sektor transportasi.

Menhub memaparkan, seba-gaimana yang tertuang dalam buku panduan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) 2009, terdapat sejumlah proyek

transportasi potensial yang dire-komendasikan untuk mengikutser-takan keterlibatan peran swasta. Antara lain, untuk kereta api, ada proyek pembangunan KA Bandara lintas Manggarai—Soekarno-Hatta yang saat ini masih dalam proses tender, serta pembangunan jalur KA pengangkut Batubara di Kali-mantan Tengah,” jelas Menhub.

Kemudian di sektor transportasi udara, proyek yang ditawarkan di antaranya adalah pembangunan Bandara Internasional Kertajati, Bandara Juwata di Tarakan, serta pengembangan Bandara Sen-tani, Papua. Sedangkan di sektor maritim, ditawarkan Pembangunan

Pelabuhan Wisata Tanah Ampo serta Dermaga Bojonegara.

Selain yang tercatat pada buku panduan Bappenas, pada kesem-patan itu Menhub juga menawar-kan proyek transportasi berpoten-sial lainnya yang bisa digarap oleh pihak swasta. Total terdapat 30 proyek potensial yang ditawarkan, termasuk di dalamnya proyek-proyek yang masuk dalam daftar Bappenas. Proyek-proyek itu tidak hanya proyek pembangunan, tetapi juga pengembangan infrastruktur di seluruh sektor, baik darat, laut, udara, hingga kereta api.

Pada sektor darat misalnya, ditawarkan proyek pembangunan

8

Terminal Kargo di Pekan Baru, Riau, dengan nilai proyek menca-pai USD 140 juta. Kemudian untuk sektor udara, Menhub menawar-kan proyek pembangunan Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, senilai Rp 113 miliar. Selanjutnya, proyek pem-bangunan jalur kereta api lin-tas Tumbang Samba-Nanga Bulik, Kalimantan Tengah, senilai USD 1,8 miliar.

”Pada sektor laut, ada proyek pembangunan Pelabuhan Rem-bang, Jawa Tengah (USD 346,7 juta), pembangunan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy, Kalimantan Tengah (USD 484 juta), serta pengembangan alur pelayaran Pelabuhan Bela-wan Medan (USD 494 juta). Semua proyek-proyek ini adalah proyek yang sangat potensial,” papar

Foto

: Pus

kom

Pub

lik

Page 9: Infrastruktur Asia

9

Trans Utama

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010

Menhub.Menhub menambahkan, pem-

bangunan transportasi akan diarahkan untuk peningkatan pelayanan jasa transportasi se-cara efi sien, andal, berkualitas, aman dan harga yang terjangkau. Pemerintah tidak ingin kelambatan pembangunan sektor transportasi terjadi, karena itu akan berimbas pada terganggunya pembangun-an di sektor perekonomian yang akhirnya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Kriteria pelayanan transportasi yang handal, papar Menhub, tidak hanya memberikan rasa aman dan selamat, nyaman kepada penum-pangnya, tetapi juga harus tepat waktu dan terawat dengan baik agar dapat memenuhi seluruh kebutuhan nasional. ”Kita juga me-

nginginkan pelayanan transportasi yang kompetitif, di mana pelayanan transportasi haruslah seefi sien mungkin dengan harga yang terjangkau, ramah lingkungan, serta berkelanjutan. Karena itu, harus dikelola secara profesional, mandiri dan produktif,” paparnya.

Selain itu, lanjutnya, pelayan-an transportasi juga diharapkan mampu memberikan nilai tambah yang besar agar dapat mendukung pertumbuhan produksi nasional, mengkontrol laju infl asi, memicu pertumbuhan ekonomi nasio-nal, serta menciptakan lapangan pekerjaan. Karena, transportasi merupakan mata rantai dalam pendistribusian barang dan perge-rakan penumpang. ”Transportasi berkembang sangat dinamis dalam memainkan perannya untuk men-

dukung dan membuat kemajuan di seluruh aspek kehidupan, mulai politik, ekonomi, sosial budaya, hingga pertahanan dan keamanan,” ujarnya.

Mengacu pada prinsip bahwa perkembangan sektor transportasi merupakan pencerminan langsung pertumbuhan ekonomi di sebuah negara, Menhub menegaskan, pada skala makro Pemerintah Indonesia berharap pelayanan transportasi bisa memberikan pengaruh besar terhadap pertumbuhan sektor lain sebagai akibat dari nilai tam-bah yang diberikannya terhadap produksi nasional. Kemudian di sisi lain, pelayanan transportasi nasional juga harus dapat mereduksi infl asi melalui efi siensi yang dilakukan pada pendistribu-sian barang.

Foto: www.worldairlinenews.wordpress.com

Page 10: Infrastruktur Asia

10

Trans Utama

INFRASTRUKTUR ASIA 2010

TRANSPORTASI DARAT (USD 274 JUTA)1. Pembangunan Terminal Kargo Pekanbaru, Riau USD 140 JUTA2. Pembangunan of Karya Jaya Multimode Terminal, Palembang , Sumatera

Selatan USD 134 JUTA

KERETA API (USD 8.076 MILIAR)1. Pembangunan Lintas Tumbang Samba – Nanga Bulik, Kalimantan USD 1.858 MILIAR2. Pembangunan Padang Monorail, Sumatera Barat USD 465 JUTA3. Pembangunan Jalur Khusus dan Terminal Batu Bara Lintas Maratuhup—Kalipapak—

Balikpapan, Kalimantan Timur USD 484.20 JUTA4. Pembangunan Lintas Kudangan – Kumai USD 890 JUTA5. Pembangunan Lintas Kuala Kurun– Palangkaray--Pulang Pisau–Kuala Kapuas

USD 2.071 MILIAR6. Pembangunan Jakarta Monorail USD 475 JUTA7. Integrasi Terminal Kargo stasiun Gedebage, Bandung USD 21.1 JUTA8. Pembangunan Lintas Bangkuang – Lupak Dalam USD 1.112 MILIAR9. Pembangunan Lintas Puruk Cahu – Bangkuang USD 700 JUTA

PELABUHAN LAUT (USD 2,124 MILIAR + RP 875,21 MILIAR)1. Pembangunan Pelabuhan Rembang USD 346.75 JUTA2. Pembangunan Pelabuhan Internasional Maloy USD 484.20 JUTA3. Pengembangan Pelabuhan Teluk Sigintung di Distrik Seruyan, Kalimantan Tengah USD 89 JUTA 4. Pengembangan Pelabuhan Kumai Port di Kota Waringin Barat, Kalimantan Tengah USD 56 JUTA5. Pembangunan Pelabuhan Lupak Dalam, Kalimantan Tengah USD 33 JUTA6. Pengembangan Dermaga Anjir Kelampan dan Anjir Serapat, Kalimantan Tengah USD 89 JUTA7. Pembuatan Rencana Pembangunan Pelabuhan Bojonegara USD 1 MILIAR8. Pemangunan Terminal Batubara Pelaihari, Kalimantan Selatan USD 26.44 JUTA9. Pembangunan Pelabuhan Wisata Tanah Ampo RP. 160 MILIAR10. Pengembangan Alur Pelayaran Pelabuhan Belawan RP. 494.18 MILIAR11. Perencanaan Pembangunan Bulk Terminal di Pelabuhan Kuala Enok RP. 211.037 MILIAR12. Pengembangan Pembangunan Pelabuhan Tanjung Perak RP. 10 MILIAR

”Sementara pada skala yang lebih kecil, pelayan-an transportasi diukur dari ketersediaan kapasi-tas, tingkat keselamatan, kuali-tas pelayanan, jangkauan, serta kemampuan dan kemanfaatannya,” jelasnya.

Selain dapat diandalkan, Men-hub menambahkan, pelayanan transportasi juga harus kompetitif dengan mengedepankan efi siensi, harga jual yang terjangkau, ramah lingkungan dan berkelanjutan. Karena itu transportasi harus dike-lola secara profesional, mandiri dan produktif. Mengingat di sisi

lain, pelayanan transportasi ditun-tut untuk memberikan nilai tambah yang besar agar dapat mendukung pertumbuhan produksi nasional, mengkontrol laju infl asi, memicu pertumbuhan ekonomi nasional, serta menciptakan lapangan peker-jaan.

Kementerian Perhubungan, jelas Menhub, memiliki empat pendekatan utama yang menjadi misi untuk merealisasikan visi tersebut. Yaitu, pertama, memuli-hkan

infrastruktur dan fasilitas trans-portasi dengan melakukan revital-isasi untuk mengembalikan fungsi-nya seperti sebelum krisis. Kedua, mengkonsolidasi, mereorientasi, serta mereposisi peran dan fungsi Kementerian Perhubungan sesuai dengan konsep pemerintahan yang baik (good governance).

Pendekatan selanjutnya adalah membangun infrastruktur trans-portasi dalam rangka meningkat-kan aksesibilitas, kapasitas,

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010

Page 11: Infrastruktur Asia

11

Trans Utama

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010

TRANSPORTASI UDARA (USD 10 JUTA + RP 7,08 TRILIUN)1. Pembangunan Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya RP. 113.238 MILIAR2. Pembuatan Rencana Bisnis Bandara Kertajati–Majalengka RP. 21.638 MILIAR3. Pembangunan Bandara Dewandaru – Karimunjawa USD 10 JUTA4. Pembangunan Bandara Bali Baru RP. 5,1 TRILIUN5. Pembangunan Bandara Singkawang, Kalimantan Barat RP. 420 JUTA6. Pembangunan Bandara Banten Selatan RP. 850 MILIAR7. Pembangunan Bandara Samarinda Baru RP. 995 MILIAR

dan kualitas pelayanan. ”Kemudian yang keempat, mengimplementasi-kan penelitian dan pengembangan teknologi transportasi yang efi sien dan ramah lingkungan untuk pem-bangun-an yang berkelanjutan,” papar Menhub.

Dijelaskan, krisis ekonomi yang didahului krisis keuangan pada pertengahan 2007, telah membawa pelayanan transportasi Indonesia pada kondisi yang menghkawatir-kan. Ketika itu, operator transpor-tasi tidak mampu untuk melaku-kan perawatan dan peremajaan armadanya. Pada saat bersamaan, Pemerintah nyaris tidak bisa melakukan rehabilitasi dan mem-bangun infrastruktur baru. Kondisi

itu kian diperparah, ketika ma-syarakat pengguna juga seketika kehilangan daya belinya.

Menyikapi hal itu, pemerintah mencanang-kan gerakan percepa-tan pemulihan pelayanan trans-portasi. Langkah tersebut menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam memajukan kembali pereko-nomian nasional untuk menyokong program pembangunan nasional. Sebagai langkah awal, Pemerin-tah berupaya sekuatnya melaku-kan penyegaran serta perbaikan terhadap infrastruktur transportasi yang ada. Langkah selanjutnya, adalah melakukan konsolidasi antar institusi Pemerintahan serta merestrukturisasi sumberdaya ma-

nusia dan mereformasi regulasi.”Dulu, sistem birokrasi pemer-

intahan Indonesia sangat tidak efi sien, terlalu berbelit-belit, dan menyusahkan. Karena itulah, Pre-siden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan program reformasi birokrasi. Hasilnya, sekarang sudah banyak perubahan. Birokrasi tidak lagi serumit dulu,” jelasnya.

Hal mendasar yang dibutuhkan untuk dapat mengimplementasi-kan sistem pelayanan transportasi yang baik adalah keterbukaan serta memberikan pemisahan yang jelas antara fungsi dan peran pemerin-tah, keterlibatan swasta, maupun masyarakat pengguna.

Dedi Supriatna

Foto

: Pus

kom

, Pub

lik

Page 12: Infrastruktur Asia

Trans Utama

Menteri Perhubungan Freddy Numberi me-ngungkapkan, paska

terjadinya krisis ekonomi global yang didahului krisis moneter pada pertengahan tahun 1997, Pemerintah Indonesia terus melakukan pembenahan terha-dap pola pelayanan transportasi.

Berangkat dari kondisi tersebut, Pemerintah membuat visi dan misi jangka panjang yang tidak hanya sebatas pada tujuan mengembalikan kondisi pelayanan transportasi pada sediakala. Tetapi juga menar-getkan terwujudnya tatanan pelayanan transportasi yang lebih maju, yaitu menciptakan pola transportasi ideal pada 2025. ”Yaitu transportasi yang handal, berdaya saing tinggi, serta mampu memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan per-ekonomian nasional,” jelasnya.

Menurut Menhub, sedikitnya ada empat sasaran pemba-ngunan transportasi nasional jangka panjang yang ditarget-kan pemerintah tersebut. Per-tama, terwujudnya pertumbu-han sektor transportasi dalam rangka memberikan sumbang-an terhadap kesinambungan pertumbuhan ekonomi na-sional (sustainable growth) dan perluasan lapangan kerja. Target kedua adalah terjamin-nya kepastian dan stabilitas penyediaan jasa transportasi ke seluruh pelosok tanah air. Sasarannya adalah untuk me-ningkatkan kelancaran distri-busi barang, jasa dan mobilitas penumpang.

Sedangkan target ketiga adalah mewujudkan peng-hematan pengeluaran devisa dan peningkatan perolehan devisa dalam penyelenggaraan

jasa transportasi khususnya dalam menekan defi sit neraca jasa dalam neraca transaksi berjalan. ”Keempat, pemerin-tah menginginkan adanya peningkatan dan pemerataan pelayanan jasa transportasi ke seluruh pelosok tanah air. Hal ini dalam rangka mem-berikan kontribusi terhadap pemerataan pembangunan dan hasil–hasilnya, serta untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” papar Menhub.

Terkait hal itu, Kemen- terian Perhubungan sendiri telah menyusun beberapa langkah. Di antaranya adalah merencanakan program jangka menengah lima tahunan untuk membenahi pelayanan transportasi selama kurun 2010-2014. Program jangka menengah ini juga mengejar empat target utama. Salah satu targetnya, adalah mem-pertahankan tingkat pelayanan jasa transportasi, serta melak-sanakan konsolidasi melalui restrukturisasi dan reformasi di bidang peraturan perun-dang-undangan, kelembagaan dan sumber daya manusia (SDM).

”Untuk regulasi, kita sudah melakukan reformasi dengan menerbitkan empat paket Undang-Undang Transpor-tasi. Yaitu Laut (UU 17/2008), Kereta Api (UU 23/2007), Udara (UU 1/2009), dan LLAJ (UU 22/2009). Keempat UU ini menjadi landasan kuat kita dalam merencanakan program pembangunan transportasi ke depan,” jelas Menhub.

Di sisi lain, diupayakan pula peningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pela-

PROGRAM PENGEMBANGAN

EMPAT MODA 2010Kementerian Perhubungan memiliki visi jangka panjang merealisasikan terciptanya pelayanan transportasi ideal pada 2025. Yaitu transpor-tasi yang handal, berdaya saing tinggi, serta mampu memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan perekonomian nasional.

TRANS MEDIA | Edisi 1 201012

Page 13: Infrastruktur Asia

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010 13

Trans Utama

yanan jasa transportasi. Kemudian, meningkatkan kapasitas dan men-dorong pengembangan teknologi transportasi dalam rangka men-jamin tersedianya pelayanan transportasi yang berkelanjutan dengan kuantitas dan kualitas yang memadai.

Secara makro, paparnya, keberhasilan sektor transportasi diukur dari seberapa besar nilai tambah yang diberikan dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB). Termasuk mengukur dampak ganda (multiplier effect) yang ditimbulkannya terhadap per-tumbuhan sektor lain. Selain itu, transportasi juga dituntut mampu meredam laju infl asi melalui kelancaran distribusi barang dan jasa ke seluruh pelosok tanah air.

”Sedangkan dari aspek mikro, keberhasilan sektor transportasi diukur dari kapasitas yang terse-dia, kualitas pelayanan, kesela-matan, aksesibilitas, maupun ke-

terjangkauan daya beli masyarakat dan utilisasi,” pungkasnya.

Menhub memaparkan untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5-6 persen, pada 2010 sektor trans-portasi diharapkan mengalami pertumbuhan sedikitnya 6,72 persen. ”Banyak hal yang harus kita perbuat untuk mengejar tar-get tersebut. Mulai dari menerus-kan program yang tertunda pada 2009, hingga melaksanakan pro-gram-program yang diprioritaskan pada 2010 ini,” tandasnya.

Menhub menambahkan, untuk membiayai seluruh sektor trans-portasi di luar pembangunan jalan, dibutuhkan anggaran minimal sebesar Rp 272,540 triliun. Dana itu, antara lain bersumber pada APBN Kementerian Perhubungan sebesar Rp. 26,545 triliun (realisasi Pagu Indikatif Kemenhub tahun 2010 sebesar Rp. 15,969 triliun), investasi BUMN sebesar Rp 11,528 triliun dan investasi Swasta sebesar Rp 234,47 triliun.

SEKTOR TRANSPORTASI DARAT

Pada sektor transportasi darat, pembangunan diarahkan untuk mendukung pengembangan trans-portasi darat yang lancar, ter-padu, aman dan nyaman, sehingga mampu meningkatkan efi siensi pergerakan orang dan barang, memperkecil kesenjangan pelayan-an angkutan antar wilayah serta mendorong ekonomi nasional.

Direktur Jenderal Perhu-bungan Darat Suroyo Alimoeso menjelaskan, kerangka sistem transportasi intermoda atau mul-timoda di lingkup sektor trans-portasi darat, diarahkan sekaligus untuk meningkatkan efi siensi dan efektivitas transportasi un-tuk logistik dan distribusi. ”Mulai angkutan jalan, kereta api, hingga

Page 14: Infrastruktur Asia

14

Trans Utama

penyeberangan akan kita koneksikan,” jelasnya.

Suroyo menye-butkan, sedikitnya ada delapan program yang diren-canakan untuk dijalankan Ditjen Perhubungan Darat pada 2010 ini. Kegiatan-kegiatan itu meliputi antara lain rehabilitasi dan pemeli-haraan prasarana dan fasilitas lalu lintas angkutan jalan. ”Misalnya, melakukan rehabilitasi jembatan timbang, fasilitas keselamatan LLAJ, pengujian kendaraan ber-motor, serta terminal angkutan penumpang,” rincinya.

Contoh program lainnya adalah pembangunan pengujian kenda-raan bermotor, pemasangan rambu lalu-lintas dan marka jalan, pagar pengaman jalan, cermin tikungan, warning light, LPJU tenaga surya, jembatan timbang metode baru, manajemen & rekayasa lalu lintas, dan lainnya.

Selain itu, kita juga meren-canakan program peningkatan ak-sesibilitas pelayanan angkutan jalan seperti pengadaan bus-bus perintis, pengadaan bus sedang, pengadaan bus besar, subsidi perintis angkutan jalan, pengadaan dan pemasangan konventerkit, serta subsidi perintis angkutan jalan.

Kemudian pada sektor angkutan sungai, danau, dan penyeberangan (ASDP) yang juga menjadi domain Ditjen Perhubungan Darat, program yang dilakukan antara lain meliputi peningkatan dan pembangunan prasarana dan sarana ASDP. Semi-sal, untuk kategori prasarana, jenis program yang dilakukan antara lain

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010

membangun dermaga baru untuk penyeberangan lintas pulau, danau, maupun sungai. Termasuk mem-buat penahan ombak di dermaga penyeberangan antarpulau, hingga melakukan pengerukan.

Selain itu, kegiatan pembangun-an transportasi darat tahun 2010 juga memasukkan program yang bertujuan untuk memberi kemu-dahan akses bagi para penyandang cacat. Antara lain meliputi penyusu-nan regulasi mengenai kemudahan penyandang cacat terhadap sarana dan prasarana transportasi dan penyusunan pedoman teknis dan rancang bangun sarana transportasi darat yang memprioritaskan bagi penyandang cacat.

SEKTOR PERKERETAAPIAN

Transportasi perkeretaapian merupakan salah satu moda trans-portasi yang memegang peranan penting dalam mela-yani perge-rakan penumpang dan barang, dan diharapkan dapat menjadi tulang punggung angkutan darat. Berba-gai kelebihan angkutan kereta api dibandingkan dengan moda lain, di antaranya adalah daya angkut yang besar baik dalam satuan jumlah penumpang maupun barang (ton), serta pemakaian energi yang lebih hemat dan ramah lingkungan.

Sayangnya, menurut Direktur Jenderal Perkeretaapian Tundjung Inderawan, pangsa kere-ta api untuk angkutan penumpang masih sekitar 7,3 persen. Kondisi ini relatif masih jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan pangsa angkutan jalan raya yang mencapai 84,13 persen. Sedangkan angkutan barang juga masih minim, yaitu lebih kurang 0,6 persen dari total angkutan barang nasional, di mana untuk angkutan barang didominasi oleh angkutan laut (87 persen) dan angkutan jalan (9 persen).

Untuk saat ini angkutan KA penumpang perkotaan (lokal) ma-sih menjadi menjadi primadona, khususnya di wilayah Jabodeta-bek, di mana KA berperan seba-gai penghubung antarwilayah penyangga DKI Jakarta seperti Tangerang, Serpong, Bogor, serta Bekasi. Tujuan utama program pengembangan angkutan KA perkotaan memang menjadi prio-ritas, karena ditargetkan mengu-

Foto

: Rob

insa

r O

pak

Page 15: Infrastruktur Asia

Trans Utama

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010

rangi tingkat kemacetan di kota-kota besar atau metropolitan. Diharapkan peran kereta api mencapai setidak-nya 10 persen dari seluruh perjalan-an urban.

Sementara untuk angkutan penumpang jarak jauh, kereta api tampak semakin tertinggal deng-an angkutan transportasi udara. Walaupun secara teknologi, kereta api memungkinkan untuk menun-jang transportasi jarak jauh (darat) dengan kecepatan tinggi. Tetapi di Indonesia prasarana dan sarana yang ada belum menunjang hal tersebut.

Dalam aspek keselamatan, Tundjung menambahkan, transpor-tasi perkeretaapian masih meng-alami fl uktuatif dalam hal jumlah kecelakaan. ”Tetapi saat ini trennya menurun,” ujarnya. Disebutkan, hingga Mei 2009, terjadi penurunan jumlah kecelakaan dibandingkan dengan angka kecelakaan tahun 2008. Hal itu terlihat dari jumlah total kejadian sebanyak 41 kali de-ngan korban sebanyak 93 kali. Sementara pada 2008, jumlah kejadian/ke-celakaan adalah 131 kejadian, angka ini relatif sama dengan tahun 2007 sebanyak 140 kejadian.

Lebih lanjut, Tundjung menutur-kan untuk mewujudkan transportasi kereta api yang handal dan layak operasi, diperlukan investasi yang relatif cukup besar untuk mening-katkan daya saing dan daya dukung prasarana dan sarana perkeretaapi-an, baik melalui pembiayaan Pemer-intah (APBN) maupun Swasta.

”Dengan perubahan para-digma sehubungan dengan adanya UU No. 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian, upaya untuk me-majukan perkeretaapian nasional menjadi lebih terbuka,” ujarnya.

Pada 2010, paparnya, pro-gram pembangunan transportasi perkeretaapian diarahkan untuk meningkatkan keselamatan, me-ngurangi beban jalan raya dengan pengembangan KA perkotaan (komuter) serta meningkatkan kapasitas angkut kereta api, menciptakan keterpaduan trans-portasi antar dan intra moda. Di antaranya dengan melakukan pengembangan akses KA menuju pelabuhan dan bandara, serta reformasi kebijakan dan kelem-bagaan dengan pengu-atan peran Pemerintah sebagai regulator.

Dijabarkan, program pemba-ngunan tahun 2010 Ditjen Perkere-taapian diprioritaskan pada 10 agenda yang meliputi antara lain penyusunan Rancangan Peraturan Menteri/Dirjen guna eksistensi pemerintah sebagai regulator dan penyelenggaraan perkeretaapian multi operator. Selanjutnya adalah melanjutkan progam peningkatan keselamatan jalan KA pada lin-tas-lintas utama dan emplasemen dengan melakukan penggantian bantalan kayu/besi menjadi ban-talan beton dan penggantian rel serta wesel.

”Kita juga mengupayakan peng-operasikan kembali lintas-lintas

yang tidak operasi, seperti pada lintas Sidoarjo –Tarik atau lintas Kalisat – Panarukan. Termasuk melakukan embangunan atau pe-ningkatan prasarana dan fasilitas di jalur lingkar Jabodetabek pada lintas Pasar Senen – Tj. Priok dan Jakarta Kota – Tj. Priok,” jelas Tundjung.

Upaya lain yang dirancang adalah mendukung perkeretaapian di perkotaan (komuter) dengan melakukan pembangunan dan elektrifi kasi, antara lain pada lintas Padalarang – Bandung – Cicaleng-ka dan Serpong – Maja. Selain itu juga dilakukan persiapan pem-bangunan KA Bandara di Bandara Soekarno-Hatta yang akan men-ghubungkan terminal 1, 2 dan 3; Juanda (Surabaya) dan Minangka-bau (Padang). Termasuk mening-katan kualitas jembatan-jembatan KA yang kondisinya sudah kritis.

”Untuk program lanjutan, ada program pembangunan jalur ganda Cirebon – Kroya, Brebes – Losari, Tegal – Pekalongan, Serpong – Maja, Kutoarjo – Kroya, serta Duri – Tangerang yang akan dilakukan secara bertahap disesuaikan deng-an kemampuan pendanaan untuk mendukung program revitalisasi perkeretaapian nasional, termasuk pengadaan sarana KA,” tambah-nya.

Terakhir, adalah peningkatan persinyalan untuk mendukung keselamatan operasi perjalanan KA dan melakukan studi kebija-kan yang merupakan amanat UU Perkeretapian No. 23 tahun 2007.

15

Page 16: Infrastruktur Asia

TRANS MEDIA | Edisi 1 201016

Trans Utama

TRANSPORTASI LAUTMengacu pada rencana kerja

tahun anggaran 2010, program pembangunan yang disasar Direk-torat Jenderal Perhubungan Laut, di antaranya terfokus pada lima hal. Pertama, melakukan upaya mendu-kung langkah-langkah pemulihan perekonomian nasional akibat krisis fi nansial global, yang dilakukan sejalan dengan peningkatan ke-selamatan dan keamanan dalam penyelenggaraan transportasi laut.

Kemudian, menciptakan peluang yang sama bagi masyarakat untuk berperan serta dalam penyeleng-garaan transportasi laut sesuai prinsip-prinsip good governance; peningkatan aksesibilitas dan pelayanan jasa transportasi laut di kawasan tertinggal dan wilayah perbatasan; serta mengupayakan tersedianya kapasitas yang me-madai dan meningkatnya kualitas dalam penyelenggaraan transpor-tasi laut secara efektif dan efi sien.

Sekretaris Ditjen Perhu-bungan Laut Bobby R Mamahit mengung-kapkan, prioritas pembangunan yang dilakukan institusinya meliputi pembangunan berkesinambungan, program prioritas, serta pembangu-nan yang bersifat politis yang meng-arah pada pemerataan pembangun-an di seluruh wilayah tanah air.

Selain itu, mencakup pula peme-liharaan dan pengoperasian fasili-tas keselamatan dan keamanan pelayaran; pembangunan fasili-tas keselamatan dan keamanan transportasi laut untuk mendukung roadmap to zero accident; rehabili-tasi prasarana dan sarana trans-portasi laut; penataan kelembagaan dan peningkatan kualitas SDM, peraturan perundangan, penyem-purnaan sarana bantu kerja dan mekanisme pengawasan sesuai UU No 17/2008 tentang Pelayaran. ”Ter-masuk melakukan pembangunan di daerah-daerah tertinggal, kawasan perbatasan dan pulau-pulau terde-

pan;, serta daerah paska konfl ik dan bencana,” sambung Bobby.

Pada teknisnya, lanjut dia, peng-alokasian anggaran pembangunan di sektor transportasi laut dibagi menjadi tiga wilayah. Yaitu wilayah Indonesia barat yang mendapat alokasi sekitar 33,3 persen, meliputi seluruh provinsi di Pulau Sumatera dan Jawa serta Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah; Indonesia bagian timur (41,8 persen) yang meliputi seluruh provinsi di Pulau Bali, Nusa Tenggara dan Sulawesi, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Maluku Utara, Papua Barat, serta Papua. Sedangkan sekitar 24,9 persen sisanya dialokasikan untuk kantor pusat, dengan cakupan pe-realisasian anggaran diperuntukkan bagi penyelenggaraan kegiatan di seluruh Indonesia (barat dan timur) melalui mekanisme pembiayaan dari kantor pusat.

Bobby menambahkan, strategi pembangunan yang akan dilakukan Ditjen Perhubungan Laut dalam merealisasikan program pem-bangunan transportasi laut 2010, adalah dengan meningkatkan peran transportasi laut dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui kegiatan-kegiatan yang dapat memperluas kesempatan kerja dan menciptakan peluang ekonomi lainnya. Selanjutnya, meningkatkan keselamatan dan keamanan dalam penyelenggaraan

sarana dan prasarana transpor-tasi laut; meningkatkan pelayanan angkutan laut perintis serta pem-bangunan fasilitas pelabuhan dan keselamatan pelayaran di daerah tertinggal dan belum berkem-bang; serta meningkatkan kualitas pelayanan jasa transportasi laut dan kepelabuhanan di seluruh wilayah secara efektif dan efi sien.

Sesuai pagu defi nitif Ditjen Per-hubungan Laut untuk tahun ang-garan 2009 dan 2010, sambungnya, program pembangunan yang dialo-kasikan sebanyak enam program. Yaitu Program Pembangunan Prasa-rana Transportasi Laut; Program Re-habilitasi dan Pemeliharaan Prasa-rana Trans-portasi Laut; Program Kegiatan Dasar dan Keperintisan; Program Rehabilitasi dan Rekon-struksi NAD dan Nias; Program Restrukturisasi Kelembagaan dan Peraturan Transportasi Laut; dan Penyelenggaraan Pimpinan Kenega-raan dan Kepemerintahan.

Dijelaskan Bobby, dalam penger-jaannya, seluruh program pem-bangunan itu sendiri dikelompok-kan menjadi empat bidang. Yaitu Bidang Angkutan Laut dengan jenis pengerjaan, di mana salah satunya adalah memberikan subsidi terhadap pelayaran perintis yang beroperasi pada 60 rute. ”Proyek pengadaan kapal perintis juga masuk di sini. Termasuk pembangunan pelayanan terpadu di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak, serta pengopera-sian INAPORTNET untuk mendukung National Single Window (NSW),” jelas Bobby.

Bidang pembangunan selanjut-nya adalah Bidang Kepelabuhanan. Antara lain meliputi pembangunan pelabuhan-pelabuhan strategis seperti Belawan, Dumai, Bitung, A. Yani-Ternate, Malarko, dan Depapre; serta pelabuhan perintis yang terdiri dari Pelabuhan Matui, Wahai, Piru, Ilwaki, Galela, Tepa, Bemo, dll. Ter-masuk pelabuhan perbatasan seperti Sei Nyamuk, Beo, Essang, Kakoro-tan, dan Miangas.

Foto

: Rob

insa

r O

pak

Page 17: Infrastruktur Asia

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010 17

Trans Utama

Kemudian untuk Bidang Ke-selamatan Pelayaran, program pembangunan yang akan dilakukan meliputi pengerukan alur pelayaran di tujuh lokasi, pembangunan sarana bantu navigasi pelayaran (SNBP), penyelesaian pembangunan kapal patroli KPLP, pengadaan peralatan SAR, serta pengadaan fasilitas dan peralatan pemadam kebakaran, dll. Bidang terakhir adalah kegiatan rutin.

TRANSPORTASI UDARA

Dalam mewujudkan visi dan menjalankan misi untuk serta men-capai tujuan dan sasaran Kemen-terian Perhubungan tahun 2010, pembangunan tansportasi udara ditempuh melalui dua strategi pokok pembangunan. Strategi pertama adalah melakukan pemu-lihan dan penataan penyelengga-raan perhubungan udara. Kedua, melakukan pembangunan dalam rangka peningkatan kapasitas dan pelayanan transportasi udara.

Direktur Jenderal Perhubung-an Udara Herry Bakti S Gumay menjelaskan, pembangunan trans-portasi udara pada 2010 bertujuan melanjutkan kebijakan peningkatan kualitas pelayanan transportasi udara melalui penerapan pelayanan dasar yang mencakup berbagai hal. Antara lain harus sesuai dengan standar pelayanan minimal, pe-ningkatan dukungan terhadap daya saing sektor riil, serta peningkatan investasi proyek-proyek infrastruk-tur yang dilakukan oleh swasta melalui berbagai skema kerjasama. ”Dengan prioritas menunjang pertumbuhan, pengentasan ke-miskinan, dan membuka lapangan kerja,” ujarnya.

Semua itu, lanjutnya, dijabarkan dalam 4 program utama. Yakni Pro-gram Pembangunan Transportasi Udara, Program Rehabilitasi dan

Pemeliharaan Prasarana Transpor-tasi Udara, Program Restrukturisa-si dan Kelembagaan, serta Program Penyelenggaraan Pimpinan Pemer-intahan dan Kenegaraan.

Salah satu kegiatan yang dilaku-kan dalam mewujudkan program pembangunan transportasi udara, misalnya, pemberian subsidi ang-kutan udara perintis dan angkut-an BBM penerbangan perintis.; atau melakukan pengadaan dan pemasangan fasilitas keselamatan penerbangan.

Sedangkan program Rehabili-tasi dan Pemeliharaan Prasarana Transportasi Udara, bertujuan un-tuk menjamin peningkatan kualitas pelayanan transportasi udara na-sional melalui pemenuhan prosedur kerja, standar pelayanan, dan on time performance serta implemen-tasi ketentuan keselamatan pener-bangan secara optimal. Program ini di antaranya meliputi fasilitas landasan (runway, taxiway, apron), bangunan dan gedung terminal (gedung kantor, rumah operasional, bangunan operasional, terminal, jalan, parkir, pagar, gedung khu-sus), serta fasilitas keselamatan penerbangan yang terdiri dari fasilitas elektronik penerbangan (faslektrikpen).

Selanjutnya, Program Restruk-turisasi dan Kelembagaan, bertu-juan untuk mewujudkan reformasi kelembagaan, peraturan perun-dang-undangan, SDM dan pelayan-an transportasi udara, menjamin prioritas kegiatan penegakan hu-

kum, pemberantasan korupsi dan reformasi birokrasi, serta mewu-judkan penyempurnaan peraturan di bidang penerbangan dan ratifi ka-si konvensi-konvensi internasional. ”Cakupannya, di antaranya meliputi penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran, pela-yanan publikasi atau birokrasi, dan peningkatan/pengkajian kapasitas kelembagaan,” jelas Herry.

Terakhir, Program Penyeleng-garaan Pimpinan Pemerintahan dan Kenegaraan, bertujuan untuk menjamin peningkatan kemam-puan personal dibidang teknis dan operasi harus memiliki sertifi kat kecakapan personal (SKP) serta tenaga manajer dan administrasi secara bertahap harus mengikuti jenjang pendidikan keprofesionalan di bidang transportasi udara.

Herry menambahkan, semua program itu dilakukan untuk men-capai sejumlah sasaran. ”Sasaran pertama adalah terjaminnya kese-lamatan, keamanan, dan kepastian hukum serta dalam penyeleng-garaan transportasi udara. Selain itu juga ditargetkan mampu mewu-judkan pertumbuhan sub sektor transportasi udara yang stabil dan berkesinambungan, sehingga dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan (sus-tainable growth),” paparnya.

Target lain, adalah mewujudkan persaingan usaha yang kompetitif didalam industri penerbangan na-sional, yang menjamin kelangsung-an usaha; aksesibilitas pelayanan angkutan udara yang terjangkau ke seluruh pelosok tanah air; mening-katnya kualitas dan profesionalisme SDM Ditjen Perhubungan Udara; serta peningkatan keselamatan operasi dengan mengacu kepada aturan Internasional (ICAO) dan mengimplementasikan Undang – Undang No.1 tahun 2009 tentang Penerbangan dan penetapan per-aturan-peraturan pelaksananya.

Dedi Supriatna

Foto

: Rob

insa

r O

pak

Page 18: Infrastruktur Asia

TRANS MEDIA | Edisi 1 201018

Trans Regulasi

A sia Pacifi c Ministerial Conference on Public Private Partnership for Infrastruc-ture Development 2010 sudah berakhir.

Pertemuan ini disambut baik banyak kalangan sebagai langkah positif pembangunan infrastruk-tur menuju kemajuan ekonomi bangsa Indonesia. Karena memang infrastruktur menjadi prasyarat lancarnya roda perekonomian masyarakat.

Terkait dengan hal ini, pembangunan infra-stuktur multimoda secara menyeluruh sampai ke pelosok mendesak untuk dilakukan. Itulah meng-apa pemerintah melalui Kementerian Perhubung-an menawarkan proyek potensial kepada pihak swasta yang jumlah totalnya mencapai USD 11 miliar. Dana sekian besar itu didapat dari rincian kebutuhan pengembangan infrastruktur transpor-tasi udara, darat, kereta api dan laut.

Pada rubrik ini kita akan mencoba mengupas secara khusus moda transportasi laut di daerah terpencil yang kerap disebut pelayaran perintis dari segi hukum. Kenapa kita memilih transpor-tasi ini karena pelayaran kapal perintis selama ini terbukti mampu menggerakkan dan mendorong bangkitnya perekonomian dan berkembangnya kehidupan sosial masyarakat di daerah terpencil dan terisolir, terutama daerah terbelakang dan di perbatasan.

PELAYARAN PERINTIS

MASUK DALAM

AMANAH UU

“Angkutan di perairan untuk daerah masih tertinggal dan wilayah terpencil wajib dilaksanakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah”

Foto: Puskom Publik/Paino

Page 19: Infrastruktur Asia

19

Trans Regulasi

Kehadiran kapal-kapal perintis melayani rute ke berbagai pulau di Kabupaten Biak Numfor, Papua, masih menjadi primadona angkut-an masyarakat untuk kepentingan ekonomi, sosial dan pembangunan.

IDAMAN MASYARAKAT

Tidak dipungkiri masyarakat terpencil sangat mengandalkan pelayaran perintis.

Hal tersebut seperti diungkap oleh agen kapal perintis Berkat Abadi Jaya Makmur Biak, Sem Swabra di Biak, Papua. Ia meng-akui, sampai 2010, sebagian kapal perintis yang beroperasi telah me-layani jalur hingga ke pulau-pulau terpencil termasuk di Pulau Mapia, Kabupaten Supiori.

Keberadaan kapal perintis sangat membantu masyarakat di

berbagai pulau untuk bepergian dan menjadi sarana untuk mema-sarkan hasil kebun dan perikanan. Ia menyebutkan, di pelabuhan laut Biak, pihaknya telah menangani angkutan kapal perintis dengan tujuan pulau Numfor, Waropen, Pulau Mapia, Manokwari serta be-berapa pulau lain di tanah Papua.

Saking sentralnya peran pelayaran perintis di daerah terse-but, dari tahun ke tahun animo masyarakat yang berdomisili di berbagai pulau-pulau Kabupaten Biak Numfor dan Supiori meng-gunakan kapal perintis semakin besar.

Hal yang sama juga terjadi di daerah Propinsi Maluku. Sampai saat ini daerah timur tersebut masih membutuhkan setidaknya 15 kapal laut perintis lagi, supaya frekuensi pelayaran antar-pulau lebih cepat daripada sekarang. Jumlah kapal yang tersedia ada 15 unit.

Ada beberapa daerah di propinsi ini yang masih sulit terjangkau. Menurut Kepala Bidang Perhu-bungan Laut Dinas Perhubungan Provinsi Maluku Abraham Nanlohy daerah yang sulit terjangkau itu antara lain Saumlaki di Kepulauan Tanimbar, Maluku Tenggara Barat, Dobo di Kepulauan Aru, Maluku Tenggara, dan Wetar di Maluku Barat Daya. Wilayah itu baru dikun-jungi kapal perintis dengan selang waktu 15-30 hari. Selang waktu bisa lebih lama kalau cuaca buruk.

Padahal, mobilitas warga cukup tinggi. Hal ini, menurut Abra-ham, terlihat dari penuhnya kapal perintis yang berkapasitas sekitar 300 orang dari wilayah- wilayah itu saat berlabuh di Pelabuhan Slamet Riyadi, Ambon. Dengan ada tam-bahan kapal 15 unit lagi, frekuensi kapal laut berlabuh bisa menjadi 7 sampai 15 hari.

Tidak hanya Papua dan Maluku, penduduk di Kupang Nusa Teng-gara Timur (NTT) juga bergantung pada sarana transportasi ini. Menurut Manager Operasional PT ASDP Kupang, Arnol Janssen, saat ini armada kapal fery yang dike-lola ASDP hanya lima unit untuk melayani sekitar 18 titik tujuan per minggu ke sembilan pelabuhan re-gional dan 22 pelabuhan lokal yang disinggahi kapal penumpang milik Pelni, armada pelayaran rakyat, armada perintis dan kapal penye-berangan yang tersebar merata di NTT.

Jumlah tersebut masih masih sangat kurang, apalagi saat arus puncak mudik. Dikatakan, sebagian penumpang nyaris terjepit saat berebutan tempat duduk.

30 PANGKALAN Melihat realitas di atas, maka

ke depan, peran pelayaran perintis tersebut akan terus ditingkat-kan oleh pemerintah, mengingat besarnya manfaat yang diperoleh masyarakat dalam pembangunan daerah terpencil, terutama pening-katan ekonomi masyarakat.

Hal ini sekaligus menjadi amanah UU No 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran. Pada pasal 24 dikatakan, “Angkutan di perairan untuk daerah masih tertinggal dan/atau wilayah terpencil wajib dilak-sanakan oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah.”

Lebih lanjut pada ayat ke-duan-ya disebutkan angkutan perairan tersebut dilaksanakan dengan pelayaran perintis dan penugasan. Pelayaran perintis dilaksanakan dengan biaya yang disediakan oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah.

Penugasan yang dimaksud dilaksanakan oleh pemerintah

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010

Foto: Puskom Publik/Paino

Page 20: Infrastruktur Asia

20

Trans Regulasi

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010

kepada perusahaan angkutan laut nasional dengan mendapatkan kompensasi dari peme-rintah dan/atau pemerintah daerah sebesar selisih antara biaya produksi dan tarif yang ditetapkan pemerintah dan/atau pemerintah daerah seba-gai kewajiban pelayanan publik.

Pelayaran perintis dan penugas-an dilaksanakan secara terpadu

dengan sektor lain berdasarkan pendekatan pembangunan wilayah. Angkutan perairan untuk daerah masih tertinggal dan/atau wilayah terpencil dievaluasi oleh pemerin-tah dan/atau pemerintah daerah setiap tahun.

Menanggapi amanah undang-undang di atas pemerintah me-responnya secara positif dengan mengeluarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor AT.55/26/11/DTPL.09 tentang Trayek dan Kebutuhan Kapal Angkutan Laut Perintis

Tahun Anggaran 2010 serta Keten-tuan-ketentuan Pelaksanaannya. Ketentuan ini mulai berlaku pada 1 Januari 2010 dan berakhir 31 Desember 2010.

Keluarnya surat keputusan di atas menegaskan komitmen pemerintah pusat untuk menun-jang pembangunan dan pengem-bangan ekonomi di daerah-daerah

terpencil, belum berkembang dan untuk menghubungkan ke daerah yang sudah berkembang. Sehu-bungan dengan hal itu, dan demi kelancaran pelaksanaan angkutan laut perintis, maka ditetapkanlah jaringan trayek dan kebutuhan kapal angkutan laut perintis tahun anggaran 2010 serta ketentuan pelaksanaannya.

Pada poin keempat dikatakan pengelola kegiatan pengembang-an pelayanan angkutan laut pe-rintis pusat Jakarta, melakukan pengelolaan kegiatan monitoring

angkutan laut perintis dan pengen-dalian operasional serta sebagai pusat data dan informasi angkutan laut perintis secara nasional, serta melakukan evaluasi dan menyam-paikan laporan secara periodik kepada Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut.

Pengelola kegiatan pengem-bangan pelayanan angkutan laut

perintis di daerah, melakukan pengelolaan kegiatan dan opera-sional kapal perintis yang berada di daerahnya. Dalam pelaksanaan tugasnya, diwajibkan menyampai-kan laporan kegiatan operasional dan voyage report kepada Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut.

Pada jaringan trayek dan kebutuhan kapal angkutan laut perintis tahun anggaran 2010 ada 30 pangkalan. Ketiga puluh pang-kalan yang akan dilayani tersebut adalah Meulaboh, Teluk Bayur, Bengkulu, Tanjung Pinang, Sintete,

Page 21: Infrastruktur Asia

21

Trans Regulasi

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010

Kotabaru, Sukamara, Surabaya, Tanjung Wangi, Bima, Kupang, Bitung, Tahuna, Pagimana, Kolone-dale, Kendari, Tilamuta, Makasar, Mamuju, Ambon, Tual, Saumlaki, Ternate, Manokwari, Sorong, Ba-bang, Sanana, Jayapura, Biak dan Marauke.

TINGKATKAN SDMDukungan pemerintah secara

reil pada angkutan kapal perintis tidak sebatas tawaran pemban-gunan infrastuktur angkutan laut sebesar USD 2,124 miliar + Rp 875,21 miliar untuk mengembang-kan 12 pelabuh-an laut dan juga “meloloskan” anggaran 2010 untuk angkutan kapal perintis, tapi juga mendesak dilaksanakan pening-katan sumber daya manusia yang menjalankan pelayaran perintis. SDM-nya harus profesional.

Selain itu, supaya penyeleng-garan angkutan kapal perintis optimal, maka daerah yang dilayani angkutan perintis harus layak dan penempatan kapal harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

Lebih lanjut, supaya pelayaran perintis berjalan sesuai yang

diharapkan, pela-yanan trayeknya tidak tumpang tindih dengan pelayanan trayek komersial. Setiap pelabuhan yang disinggahi kapal perintis sebaiknya juga mampu melakukan kegiatan bongkar/muat barang dan turun/naik penum-pang dalam jumlah yang memadai. Pelayanan angkutan perintis harus juga bisa melayani wilayah perba-tasan.

Dengan kata lain, niatan baik kita untuk meningkatkan dan me-majukan kegiatan perekonomian masyarakat di daerah terpencil melalui penyediaan sarana dan prasarana angkutan kapal perintis harus disikapi multidimensi.

Pembentukan pangkalan, tawaran pemerintah untuk pem-

bangunan infrastuktur pelabuhan, penyediaan penjaga laut dan pantai, kompetensi SDM yang mampu memperhatikan aspek sarana, aspek kewenangan, aspek kelem-bagaan, dan aspek wilayah kerja operasi, serta ketersediaan dana mesti mendapat perhatian bersama dan berjalan secara menyeluruh.

Frans Agung

Page 22: Infrastruktur Asia

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010

Trans Perspektif

JEMBATAN SELTRANSPORTA

22

Studi Filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat DriyarkaraMSi dari Ilmu Pemerintah-an Universitas Satyagama MA dari Hubungan Interna-sional Universitas Gadjah Mada KRA Lemhanas Angkatan XXXIV tahun 2002

1989-1993 Wartawan Harian Surya1995-1999 Wartawan Harian Kompas1999-2004 Anggota DPR Komisi IV2004-2009 Anggota DPR Komisi VIII2009-2014 Anggota DPR Wakil Ketua Komisi V

Drs. Yoseph Umarhadi, MSi, MA

Foto: www.jembatanselatsunda.com

Page 23: Infrastruktur Asia

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010 23

Trans Perspektif

ELAT SUNDA DIBANGUN, TASI LAUT TIDAK MATI

Pada pembukaan Asia Pacifi c Ministerial Conference on Public Private Partnership

(PPP) for Infrastructure Develop-ment 2010 yang berlangsung belum lama ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menawarkan pemban-gunan Jembatan Selat Sunda (JSS) secara terbuka. Pada prinsipnya DPR selaku lembaga legislatif mendukung rencana kerja peme-rintah tersebut. Namun yang perlu diperhatikan program rencana pembangunan infrastruktur itu ha-rus komprehensif tidak sektoral.

Pembangunan seperti itu mem-perhatikan sektor studi kelaya-kan dari semua gatra, dari gatra ekonomi, sosial, budaya, politik, keamanan, pertahanan dan ten-tunya dampak bagi dunia trans-portasinya. Orang banyak berpikir dengan dibangunnya JSS maka transportasi laut yang melayani jalur Merak – Bakauheni akan mati. Menurut saya, kita jangan berpikir bagaimana transportasi lautnya. Transportasi laut itu ada karena jembatan tidak ada. Tapi kalau nanti jembatan ada dengan sendiri-nya akan menyesuaikan.

Saya yakin transportasi laut tidak akan hilang begitu saja. Akan ada poin to poin-nya yang berubah, bisa jadi armada laut dialihkan ke

tempat lain. ASDP-kan juga pu-nya kita, kalau di situ nanti tidak menguntungkan, mereka bisa pindah ke tempat lain yang lebih menguntungkan. Banyak sekali penyeberang-an kita yang belum terlayani dengan baik. Bukan be-rarti saya tidak mendukung proyek penyeberangan, tapi paling tidak itu tidak boleh menghalangi kita untuk membangun jembatan.

Karena kita khawatir ASDP-nya akan mati dan angkutan penye-berangan akan mati, maka tidak usahlah membangun jembatan itu, selamanya akan begitu terus. Dan selamanya nanti akan terus terjadi antrian kendaraan di saat puncak kepadatan. Pada prinsipnya pemerintah menyediakan banyak alternatif transportasi untuk masyarakat.

Setelah JSS terbangun, ma-syarakat tidak hanya akan punya pilihan transportasi laut dan darat tapi juga kereta api. Menteri Koor-dinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, dalam rapat lintas de-partemen dalam tajuk Tim Nasional Pembangunan Selat Sunda memu-tuskan akan membangun jalan dan kereta api di JSS.

Pemerintah juga mengingin-kan di JSS dibangun jaringan kabel dan serat optik yang selama

ini masih berada di bawah laut. Dengan demikian, semua rencana tersebut harus dikaji secara me-nyeluruh dengan memperhatikan aspek-aspek lainnya, ada sektor perhubung-an, sektor energi, kelis-trikan, keamanan, konstruksi, dan sebagainya. Saya kira itu ruang ling-kupnya pemerintah. Kami sebagai legislatif mendukung dan meng-ingatkan saja bahwa semua sektor harus dilibatkan untuk menyusun sebuah program pembangunan.

Pengalaman di Suramadu tentu menjadi pengalaman yang sangat penting untuk yang lain-lain. Jangan sampai satu kegiatan justru merugi-kan yang lain, harus saling mengun-tungkan. Bahwa akan dibangun JSS yang menghubungkan Jawa dan Su-matra saya kira cepat atau lambat suatu ketika kiranya akan terjadi.

Page 24: Infrastruktur Asia

TRANS MEDIA | Edisi 1 201024

Trans Perspektif

Saya menilai pembangunan JSS me-ngarah pada tujuan percepatan pemera-taaan pembangunan di Sumatera pada umumnya. Sebab yang pertama, dari segi energi listrik saja, ada banyak wilayah di Indonesia yang terdiri dari berbagai kepulauan listriknya masih isolated, tidak terhubung satu sama lain. Saat ini yang menyatu hanya Jawa – Madura dan Bali saja. Sedangkan Jawa – Sumatera atau wilayah lain listrik masih belum terhubung dan menjadi persoalan.

Nanti, kalau Jawa dan Sumatera telah terhubungkan maka tidak mustahil dis-tribusi energi listrik akan lebih merata. Sebab jembatan itu bukan hanya untuk kendaraan tapi juga untuk energi listrik dan gas, suatu ketika nanti.

Maka tadi saya katakan pembangu-nan ini harus komprehensif. Kalau kita berpikir dalam kerangka efektifi tas dan efi siensi pembangunan tentu kita perlu menanyakan dan menawarkan pada sek-tor lain apakah bisa dibangun sekalian, terutama untuk listrik. Dengan adanya JSS diharapkan kekurangan listrik di Sumatra akan bisa dipenuhi dari Jawa langsung. Selama ini distribusi energi disalurkan lewat kabel di bawah laut, dan itu biayanya sangat mahal.

Kenapa saya juga menekankan energi listrik, karena listrik itu menjadi sarana atau infrastruktur dasar pembangunan suatu wilayah. Begitu suatu daerah list-riknya berkecukupan bahkan berlebih-an maka akan membuat suatu industri hidup dan investor akan datang ke situ. Entah itu investor di bidang properti, ma-nufakfur, turisme, jasa, perdagangan dan lainnya akan dengan sendirinya mena-warkan investasinya.

PERCEPATAN PEMBANGUNAN

Foto: Robinsar Opak

Page 25: Infrastruktur Asia

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010 25

Trans Perspektif

Menilik JSS, saya juga merasa yakin sektor transportasi darat akan mendapat imbasnya. Kalau kita bicara infrastruktur, maka ja-lan menjadi sarana mutlak untuk angkutan. Kita tidak mungkin bi-cara tentang perhubungan kalau tidak ada jalan. Jadi jembatan itu menjadi infrastruktur dasar bagi pembangunan sarana transpor-tasi.

Kendaraan akan bertumbuh pesat. Moda transportasi darat akan semakin lancar menjadi penghubung sektor ekonomi an-tara Jawa dan Sumatera. Dengan demikian potensi-potensi pertani-an, perkebunan dan pertambang-an di wilayah Sumatra akan lang-sung meningkatkan pendapatan asli daerahnya. Selama ini tidak pernah terjadi sebuah daerah yang dibangun jalur komunikasi, akan semakin turun. Justru saat daerah itu dibangun bandara, pelabuhan, jembatan atau jalan pasti akan memacu pertumbuhan ekonomi.

Namun, tentunya pemerintah juga memperhatikan dampak yang ditimbulkan dari pertumbu-han dan arus transportasi darat ini. Kita harus siap bagaimana nantinya mengantisipasi mobili-tas dari Sumatra menuju Ibukota Jakarta. Belajar dari Jembatan Suramadu, mobilitas penduduk Madura ke Surabaya semakin

kencang setelah Suramadu dibu-ka. Contoh lain, seperti Bandung sekarang ini menjadi padat sekali ketika dibuka Tol Cipularang. Hal seperti itu mesti diantisipasi. Tapi bukan karena hal tersebut, lalu kita tidak membangun JSS.

Lebih lanjut, soal pembiayaan merupakan hal sama soal urusan teknis. Itu urusan kedua. Hanya saja, kami dari DPR mengingat-kan bahwa dari sisi teknologi harus bisa diandalkan, dari segi konstruksi fi siknya harus aman. Oleh karena itu, mau tidak mau pemerintah harus mencari orang-orang ahli yang terlibat dalam pembangunan. Karena, di saat JSS selesai dibangun akan menjadi tujuan daerah wisata, mengingat JSS merupakan jem-batan terpanjang di dunia.

Tinggal sekarang negara mana yang bisa membantu. Karena kalau mengandalkan APBN akan cukup berat. Saya kira kalau dari sikap politik, dari arah pembangunan kita, kita mendukung adanya JSS. Seka-rang persoalannya bagaimana merealisasikan visi itu, keingin-an itu, dengan siapa kita akan membangunnya. Apakah uangnya uang negara, uang konsorsium swasta atau antaranegara, atau KPS kerjasama pemerintah – swasta atau daerah-daerah juga mau terlibat. Atau memakai

pilihan lain, kita mau memakai uang negara tapi titik tolaknya pinjaman luar negeri. Menurut saya itu adalah tahapan kedua, itu tergantung dari pemimpin kita meskipun DPR ikut menentukan pakai uang mana.

Jadi pertama kita mendukung kalau ada program itu karena itu akan banyak membantu apabila itu nanti sudah terbangun an-tara Jawa dan Sumatra itu akan menjadi suatu untaian pulau yang menyatu, akan mempercepat pembangunan dan mengentas-kan ketertinggalan di Sumatra. Dengan sendirinya antara Banten dan Lampung yang dulu jauh akan dekat. Seperti pengalaman kita dengan adanya jalan tol Cipularang dari Jakarta menuju Bandung.

Demikian juga kalau ini bisa terbangun antara Banten dan Lampung bisa pulang hari dan bisa lebih cepat. Dengan sendiri-nya, situasi demikian membuat para investor akan melebarkan sayapnya ke Sumatera. Apalagi Sumatera menjadi wilayah pen-dukung ibukota dari hasil bu-minya. Juga kalau nanti dibangun pembangkit listrik di Lampung dan berlebih, bisa ditransfer ke Jakarta juga. Jadi investor tidak hanya membangun di Jawa saja tetapi akan membangun di Lam-pung juga.

Ditulis kembali oleh Frans Agung

SECARA POLITIK MENDUKUNG

Page 26: Infrastruktur Asia

TRANS MEDIA | Edisi 1 201026

Trans News

K ementerian Perhubungan sampai saat ini masih menyelidiki kecelakaan

pesawat di Lanud Budiarto, ka-wasan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STIP) Curug Tangerang. Peristiwa sendiri terjadi pada hari Senin, 19 April 2010.

”Kita tunggu saja hasil penyelidi-kannya. Sanksi pasti akan kita beri-kan kalau terbukti ada kelalaian,” tegas Menhub Freddy Numberi.

Terkait dengan hal ini Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Herry Bakti S Gumay menambahkan bahwa indikasi pelanggaran yang dilakukan pihak pengelola bandara sudah terlihat sejak awal. Diduga kuat, sistem pengamanan bandara tidak berjalan maksimal sehingga menyebabkan kecelakaan itu bisa terjadi.

”Yang jadi masalah di sini bukan soal bandara dipagar atau tidak dipagar, tetapi lebih kepada sistem pengamanan bandara. Saat ini banyak kok bandara lain yang tidak dipagari, tetapi pengelolanya bisa mengantisipasi dari peristiwa semacam ini,” ujarnya.

Lebih lanjut Gumay menutur-kan, salah satu materi evaluasi dari

investigasi yang dilakukan tim dari Ditjen Perhubungan Udara bersama Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) adalah terkait sistem pengamanan bandara terse-but. Hingga kini, evaluasi tersebut masih berjalan. Untuk kepentingan penyelidikan, Herry mengaku telah menonaktifkan Agus Santosa selaku kepala Bandara Budiarto. Sedang-kan bandara tetap dioperasikan secara normal. ”Sanksi pasti ada. Tetapi bentuknya seperti apa, kita tunggu hasil investigasi,” tandasnya.

Sejatinya kecelakaan di pagi hari itu, terjadi antara pesawat latih jenis Tobago 10 dengan register PK AGU milik STPI dengan sepeda motor di Runway 30. Kemudian, kedua pengendara sepeda motor terse-but tewas di tempat. Kedua orang tersebut adalah Jopi Hermawan (18), siswa kelas 1 SMK Bhakti Anindia dan Azunar (24), karyawan Alfamart Legok. Nasib serupa juga dialami instruktur penerbang Tesa Ariputra. Pria berusia 23 tahun yang mendampingi taruna latih Sephazka Abdilah (19) itu mengem-buskan nafas terakhirnya setelah 4 hari mengalami kritis di RS Siloam Gleaneagles Tangerang. Sedangkan

taruna Sephazka Abdilah masih kritis di rumah sakit dengan luka di bagian kepala dan kaki akibat terhimpit badan pesawat itu

Sementara itu, badan pesawat dalam keadaan hancur karena sem-pat beberapa kali terguling hingga terhempas keluar jalur landasan pacu. Berikut kronologi kejadian kecelakaan itu:• Sekitar pukul 08.30, pesawat latih

buatan Perancis tahun 2003 itu akan mendarat.

• Pada saat bersamaan, sebuah sepeda motor berada di lan-dasan pacu.

• Bagian sayap kiri pesawat menyenggol pengedara sepeda motor yang sedang melintas di landasan tersebut.

• Pengendara dan penumpang sepeda motor jenis Honda Vario B 3924 MDQ terpental dari jalur ranway.

• Pesawat dengan kecepatan 300 kilometer per jam itu menjadi kehilangan kendali sehingga terjatuh dan akhirnya terguling sekitar 100 meter.

• Pesawat juga sempat keluar dari landasan setelah terbalik-balik.

Diolah dari berbagai sumber

KEMENHUB DALAMI KASUS KECELAKAAN CURUG

Page 27: Infrastruktur Asia

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berkenan me-ngunjungi booth Kemente-

rian Perhubungan pada acara Infrastructure Asia 2010, Asia-Pacifi c Ministerial Conference on Public-Private Partnership (PPP) for Infrastructure Development pada 14-17 April 2010 di Jakarta. Tampak mendampingi Presiden ada Menteri Perhubungan Freddy Numberi bersama wakilnya Bam-bang Susantono dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Prof. Armida S. Alisjahbana, MA.

Pemeran ini diikuti tidak kurang dari 124 peserta termasuk

53 delegasi negara anggota UN-ESCAP (United Nation Economics and Social Commissions for Asia and the Pacifi c). Melalui kegiatan dan pameran tersebut, pemerin-tah, pelaku bisnis dan para ahli mendapat kesempatan untuk saling bertemu, membahas dan mencari solusi terkait dengan pri-oritas, pengadaan dan presentasi proyek-proyek infrastruktur yang telah berlangsung dan yang akan datang di seluruh Asia Pasifi k.

Pada kesempatan itu, Kemen-terian Perhubungan menggunakan moment untuk menjalin kerjasama dalam bidang transportasi dengan

Rusia. Wakil Mentreri Perhubung-an juga mengungkapkan, bahwa Rusia berniat menanamkan investasi untuk membantu pembangunan dan pengembangan infrastruktur trans-portasi di Indonesia, di antaranya di bidang angkutan udara, angkutan ke-reta api, serta angkutan perkotaan.

Puskom Publik

Pemerintah merintis sistem transportasi intermoda melalui Tiket Terpadu

Antarmoda yang melibatkan empat BUMN transportasi. Pada tahap awal, layanan ini akan diuji coba untuk rute Bandung-Batam dan Bandung-Palembang.

Kepala Humas PT Kereta Api Daerah Operasional II Bandung Bambang Setyo Prayitno, Rabu (14/4) di Bandung, mengatakan, tiket

terpadu tersebut melibatkan PT Kereta Api (KA), PT ASDP Indo-nesia Ferry, PT Pelni, dan Perum Damri dengan sistem single ticket-ing online yang difasilitasi oleh PT Telkom Tbk. ”Ini bentuk kerja sama antarmoda untuk memberi kemuda-han pelayanan transportasi kepada masyarakat,” ujar Bambang.

Dia mencontohkan, rute Ban-dung-Palembang dilayani setiap hari dari Bandung dengan KA Argo Gede

pukul 06.00, kemudian check in bus Damri di Stasiun Gambir, Jakarta, untuk menuju Tanjung Karang, Lam-pung. Selanjutnya, penumpang akan melanjutkan perjalanan dengan KA Sriwijaya dari Stasiun Tanjungkarang pukul 21.00 menuju Kertapati.

Sementara untuk rute Bandung-Batam, untuk sementara hanya dilayani hari Jumat dengan pem-berangkatan dari Bandung me-makai KA Argo Gede pukul 06.00, kemudian check in bus Damri di Stasiun Gambir, Jakarta, pukul 09.00 ke Pelabuhan Tanjungpriok.

Selanjutnya, perjalanan di-lajutkan dengan KM Kelud milik PT Pelni pukul 10.00 menuju Sekupang, Batam. ”Tiket antar-moda Bandung-Batam ditawarkan seharga Rp 510.000, sedangkan Bandung-Palembang Rp 240.000,” ujar Bambang.

Kompas.com

PEMERINTAH RINTIS SISTEM TRANSPORTASI INTERMODA

INFRASTRUKTUR ASIA 2010

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010 27

Foto: Puskom Publik

Foto: Puskom Publik/Paino

Page 28: Infrastruktur Asia

28

Trans News

PENGATURAN PELAKSA-NAAN PENERBANGAN BERJADW-

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010

Perundingan hubungan udara Indonesia – Rusia dilak-sanakan di Moscow pada

29-30 April 2010. Pada perundingan bilateral antara Indonesia – Rusia membahas 2 isu utama yaitu draft Air Service Agreement (ASA) dan MoU yang mengatur penerbangan sipil kedua negara.

Kedua delegasi telah memfi na-lisasi draft Air Service Agreement (ASA) sebagai isi perjanjian induk antara Indonesia -Rusia di bidang angkutan udara yang akan ditan-datangani Menteri Perhubungan kedua negara. Kedua delegasi juga sepakat MoU yang mengatur pener-bangan sipil kedua negara disesuai-kan menjadi Record of Discussion. Kedua negara telah menanda- tangani RoD yang memungkinkan pelaksanaan penerbangan lang-sung Indonesia – Rusia. Dalam ROD tersebut dimuat beberapa kese-

pakatan terkait Exchange of Traffi c Righs, Code Sharing Arrangement, Co-Terminalization dan Aircraft Leasing.

Ketua Delegasi Pemerintah Indonesia, Tri Sunoko, Direktur Angkutan Udara Ditjen Perhubung-an Udara Kementerian Perhubung-an menyatakan bahwa pertemuan berjalan dalam suasana konstruktif dan bersahabat meskipun pada beberapa pokok materi pemba-hasan berjalan cukup alot meng-ingat kedua belah pihak mempunyai perbedaan pandangan dalam hal kebijakan angkutan udara interna-sional sesuai dengan kepentingan masing-masing. Namun mengingat semangat persahabatan yang di-landasi hubungan baik antar kedua negara selama ini, akhirnya dicapai kesepakatan berimbang yang saling menguntungkan kedua negara.

Dengan disepakatinya peng-

aturan pelaksanaan penerbangan berjadwal oleh penerbangan antar kedua negara maka penerbangan langsung Moscow – Denpasar yang selama ini dilakukan perusahaan penerbangan Rusia, Transaero se-cara charter 2 kali seminggu dapat dilakukan dengan penerbangan berjadwal tetap. Perusahaan Pener-bangan Negara Rusia, Aerofl ot yang akan melakukan kerjasama code sharing dengan PT. Garuda Indo-nesia juga merencanakan akan menerbangi rute Moscow-Denpasar 1 kali seminggu mulai Desember 2010 ini. Dalam hal pengaturan de-signation airlines, kedua belah pihak sepakat menganut prinsip multi designated airlines.

Dalam pengaturan frekuensi dan kapasitas, perusahaan penerbangan yang ditunjuk dari masing-masing pihak dapat melaksanakan pener-bangan langsung dengan frekuensi 14x per minggu. Pengaturan kota-kota Route Schedule tetap sama dengan MoU pada tahun 1993 dan Agreed Minute tahun 2007 dengan penambahan masing-masing 1 (satu) kota yaitu Solo (untuk Rusia) dan Novosibirsk (untuk Indonesia) sehingga kota kota tersebut adalah di Indonesia, Jakarta, Denpasar, Solo dan Manado serta kota di Rusia yaitu Moscow, Vladivostok, St. Pe-tersburg dan Novosibirsk.

Kedua negara menyepakati perusahaan-perusahaan penerban-gan masing-masing negara yang ditunjuk (designated airlines) dapat melaksanakan hak angkut kelima

Foto: Puskom Publik

Page 29: Infrastruktur Asia

Trans News

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010 29

(the 5th Freedom Traffi ct Right) secara bekerjasama (codeshare). Pengaturan the 5th Freedom Traffi ct Right dapat dilaksanakan secara kerjasama (Code Share) antara pe-rusahaan penerbangan kedua neg-ara yaitu perusahaan penerbangan yang ditunjuk (designated airlines) dapat melaksanakan penerbangan pada sektor intermediate point ke poin tujuan di negara mitra (Indone-sia dan Rusia) dan sebaliknya (pergi pulang) dengan ketentuan designat-ed airlines yang bersangkutan hanya dapat bertindak sebagai marketing carrier, atau dikenal juga dengan istilah blind sector, sehingga de-signated airlines yang bersangkutan hanya boleh melakukan technical landing pada intermediate point.

Di bidang penerbangan kargo disepakati dapat dilaksanakan oleh perusahaan angkutan udara dari masing-masing pihak frekuensi penerbangan kargo dilaksanakan sebanyak 3 kali seminggu ke/dari poin yang telah ditentukan dalam schedule route.

Perundingan hubungan udara tersebut juga menyepakati bahwa perusahaan penerbangan ma-sing-masing negara yang ditunjuk (designated airlines) dapat melak-sanakan hak angkut kelima secara bekerjasama (code share) dengan perusahaan negara mitra antara any intermediate points ke poin distina-si sesuai Route Schedule dengan ketentuan perusahaan penerbangan negara mitra hanya berlaku sebagai marketing carrier. Perundingan Hubungan Udara tersebut juga mengatur tentang Co-terminalisasi yaitu masing-masing negara dapat melaksanakan hak co-terminali-sasi sekaligus hak own stop-over pada point yang telah ditentukan dalam Route Schedule serta Aircraft Leasing yaitu masing-masing pihak dapat melakukan sewa pesawat

dengan tetap mengacu pada keten-tuan Artikel 6 (Aviation Security) dan Artikel 7 (Aviation Safety).

Duta Besar Indonesia untuk Fe-derasi Rusia, DR. Hamid Awaluddin menyambut gembira disepakatinya hubungan udara Indonesia dan Ru-sia tersebut. Dengan adanya pener-bangan langsung Indonesia – Rusia, Dubes yakin hubungan dagang dan pariwisata kedua Negara akan semakin meningkat. Disampaikan Dubes bahwa hubungan bilateral

Indonesia - Rusia secara umum berjalan positif dan dalam tiga tahun terakhir (2007-2009) menunjukkan peningkatan yang siginifi kan, baik dalam kerjasama bilateral, regional maupun internasional. Dubes Indo-nesia untuk Rusia tersebut sangat berharap kiranya penerbangan langsung Moscow – Denpasar dapat meningkatkan jumlah wisatawan Rusia ke Indonesia karena Denpa-sar merupakan tujuan yang sangat potensial untuk dipasarkan bahwa masyarakat Rusia. Duta Besar Indo-nesia di Rusia menjelaskan bahwa Rusia sumber turis yang sangat potensial.

Menurut data Kedubes Indo-nesia, turis Rusia yang melakukan perjalanan keluar negeri hampir

berjumlah 30 juta orang, sebagai perbandingan turis tujuan Mesir 2,7 juta dan tujuan Thailand 300.000 orang. Pilihan kota Vladivostok, St. Petersburg dan Novosibirsk selain Moscow juga dinilai tepat karena St. Peterburg dan Vladivostok merupakan kota besar yang telah berkembang di Rusia, sementara Novosibirsk yang terletak di Siberia diperkirakan akan berkembang pesat dalam 4-5 tahun mendatang sejalan dengan program pem-bangunan Pemerintah Rusia yang mengembangkan Novosibirsk sebagai kota industri.

Lebih lanjut ia mendorong peru-sahaan penerbangan nasional mau menerbangi rute yang telah dise-pakati melihat potensi yang ada, karena saat ini baru perusahaan penerbangan Rusia yang sudah dan akan menerbangi rute Indonesia - Rusia. Kedutaan Besar RI di Rusia siap memfasilitasi pertemuan perusahaan penerbangan nasional dengan pihak tour operator di Rusia untuk menarik minat turis Rusia untuk datang ke Indonesia.

Berdasarkan data Bandara Ngurah Rai Bali, penerbangan charter Moscow-Denpasar oleh Transaero (perusahaan penerba-ngan swasta Rusia) dilakukan 2 kali seminggu dan selama tahun 2009 telah dilakukan 104 kali pe-nerbangan dengan jumlah penum-pang datang 28.351 dan berangkat 27.593 serta yang diangkut ke Moscow berjumlah 31.332 kg .

Transaera, perusahaan pener-bangan Rusia yang selama ini melakukan penerbangan charter Moskow-Denpasar menyatakan ingin melakukan kerjasama dengan perusahaan penerbangan nasional Indonesia antara lain un-tuk pelayanan angkutan domestik di Indonesia.

Puskom publik

Foto: Puskom Publik

Page 30: Infrastruktur Asia

TRANS MEDIA | Edisi 1 201030

Trans Darat

Ancaman akan terjadinya kemacetan di kota-kota besar di Indonesia, menyu-

sul tingginya populasi kendaraan pribadi setiap tahun, tidak akan benar-benar terjadi jika terobosan manajemen pengelolaan sistem transportasi yang baik bisa dilaku-kan. Salah satunya adalah meny-iapkan angkutan massal yang dapat diandalkan dan mampu menekan pertumbuhan jumlah kendaraan pribadi di jalan raya.

“Kemacetan total di kota-kota besar seperti di Bandung, Suraba-ya, Medan, Makassar, atau Sema-rang, seperti yang terjadi di Jabo-detabek saat ini, memang akan terjadi kalau kita tidak berbuat apa-apa,” ungkap Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono.

Karena itu, menurutnya, sesuai amanat Undang-Undang No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ), optimalisasi penggunaan angkutan umum harus dilakukan. Untuk kota-kota yang tidak memiliki jalur kereta api, ang-kutan umum berbasis bus adalah yang paling tepat. ”BRT (Bus Rapid Transit) jawabannya,” imbuhnya.

Sebuah lembaga pemerhati transportasi menyatakan, pada ku-run 2015 hingga 2025 mendatang, kondisi lalu lintas di kelima kota besar itu akan sama seperti Jabo-detabek saat ini jika pemerintah tidak membuat kebijakan yang sig-nifi kan di sektor angkutan umum. Namun, menjawab itu, Wamenhub menegaskan bahwa Pemerintah

tidak akan diam.Dijelaskannya, Kementerian

Perhubungan tengah membuat cetak biru seluruh transportasi, termasuk untuk moda angkutan darat yang terkonsentrasi pada pe-maksimalan angkutan perkotaan. Upaya tersebut dilakukan dengan melibatkan pihak terkait lain. Salah satunya adalah Kementerian Pekerjaan Umum untuk mensiner-gikannya dengan program pemban-gunan jalan raya.

”Nantinya kita bisa menentukan, ruas jalan nasional mana saja yang bisa digunakan untuk proyek BRT itu. Ada harmonisasi yang akan di-lakukan, apakah jalan nasional bisa digunakan untuk busway. Karena menurut kami, mix line (peng-gabungan ruas jalan) bisa di-lakukan di beberapa ruas jalan nasional,” papar Wamenhub.

Jogjakarta, sebutnya, bisa menjadi salah satu kota yang ditunjuk. ”Tapi untuk proyek BRT yang baru, akan diupaya-kan membuat jalur tersendiri. Proyek ini penting untuk me-ngatasi kemacetan, khusus-nya untuk daerah yang tidak punya infrastruktur kereta api. Sementara untuk yang sudah punya, kita akan tingkatkan intermodanya.”

Di sisi lain, Wamenhub menambahkan, pemerintah juga me-ngupayakan pemberian bus kepada pemerintah daerah. Tujuan pemberian bus tersebut adalah untuk memberikan stimulasi peme-

rintah daerah dalam merealisasikan angkutan perkotaan yang memadai. Di mana diharapkan pemerintah daerah yang mendapatkan bantuan tersebut terpicu untuk melakukan pengembangan.

”Pemberian bus begitu saja memang tidak mendidik. Tetapi bus bantuan ini untuk menstimulan. Kita minta komitmen pemerintah daerah untuk mengembangkannya. Karena itu, saya sudah me-minta Ditjen Perhubungan Darat untuk menge-valuasi

KEMACETAN TOTAL BISA DIANTISIPASI DENGAN BRT

Page 31: Infrastruktur Asia

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010 31

Trans Darat

penggunaannya secara berkala. Harus ada laporan tahunan yang jelas agar kita bisa melihat. Mana yang tidak mengembangkan, akan kita hentikan,” jelasnya.

Menurut Wamenhub, saat ini sudah ada sejumlah kepala daerah yang telah menyatakan komitmen untuk meneruskan dan mengem-bangkan bantuan yang diberikan Kementerian Perhubungan terse-but. Salah satunya adalah Pemerin-tah Kota Solo. ”Kita kasih lima unit, mereka janji akan kembangkan jadi 20 unit. Ini bagus, sesuai dengan apa yang kita harapkan,mudah-

mudahan bisa terealisasi,” tegasnya.

Terpisah, Direktur Bina Sistem Transportasi Perkotaan Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Elly Sinaga menar-getkan program BRT bisa dilak-sanakan mulai tahun ini. ”Kalau dihitung, biaya pembangunan jalur KA untuk setiap kilometer menca-pai Rp1 triliun. Biaya itu bisa untuk membangun 100 km jalur BRT. Kami sedang persiapkan peraturan pemerintah agar setiap kota besar memiliki BRT,” kata Elly.

Melalui peraturan pemerintah itu, Kementerian Perhubun-

gan mengupa-yakan

agar jalur khusus BRT bisa dikat-egorikan sebagai jalan nasional sehingga dana pembangunan bisa diambil dari dana Kementerian Pekerjaan Umum.

Kementerian Perhubungan berencana membangun jalur BRT di kota yang memiliki jumlah penduduk minimal 500.000 jiwa. Sehingga bisa menekan ongkos transportasi dari sekitar 30 persen menjadi 15 persen dari penghasilan per bulan.

“Seperti yang terjadi di Surabaya saat ini. Pemprov Jawa Timur sudah membangun jalur khusus BRT dengan dana sendiri, tetapi oleh PU tidak diizinkan untuk digunakan karena dinilai meng-ganggu jalan arteri di sebelahnya,”

paparnya. Dedi Supriyatna

Page 32: Infrastruktur Asia

Trans Darat

Dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan kepada pe-numpang, Direktorat Jenderal Perhubungan

Darat Kementerian Perhubungan mendo-rong Pemerintah Daerah untuk mening-katkan keterlibatan peran swasta dalam pembangunan terminal angkutan bus. Hal itu mengingat Pemerintah Pusat hanya bisa membantu pembangunan secara selektif, yang didasari pada ketersediaan alokasi pendanaan nasional.

”Yang bisa dilakukan Pemerintah Pusat hanya terbatas pada fasilitas pelayanan antarkota/antarprovinsi. Untuk melibatkan peran swasta, Pemda bisa menggunakan pola public-private partnership (PPP) atau kerjasama pemerintah-swasta (KPS),” terang Direktur Jenderal Perhubungan Darat Suroyo Alimoeso.

DITJEN HUBDAT DORONG PEMDA LIBATKAN

SWASTA UNTUK BANGUN

TERMINAL

32 TRANS MEDIA |

Page 33: Infrastruktur Asia

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010 33

Diungkapkan Dirjen Suroyo, pada kerjasama tersebut, peme-rintah daerah bisa menawarkan pelaksanaan pembangunan hingga pengelolaan maupun pengope-rasian dilakukan pihak swasta. Namun, untuk fungsi penegakkan hukum dan pemeriksaan kelaikan terhadap angkutan-angkutan yang ada, tetap dijalankan oleh peme-rintah sebagai regulator.

Untuk terminal penumpang Tipe A, imbuhnya, pengoperasian dan penyelenggaraannya didorong untuk menerapkan sistem informa-si manajemen (SIM). Yaitu di mana seluruh informasi dan data antara satu terminal dan terminal lainnya bisa terkoneksi secara online.

”Ini untuk memudahkan pen-dataan dan pemberian

informasi yang akurat.

Kita harapkan ke depan, terminal-terminal penumpang tidak lagi memanfaatkan pendataan maupun penyampaian informasi kepada penumpang secara konvensional. Kita harus memiliki terminal pen-umpang yang modern dan tertata lebih baik dari yang ada saat ini,” ujar Dirjen Suroyo.

Untuk memenuhi kriteria yang diharapkan tersebut, sebutnya, salah satu syarat terpenting yang harus dipenuhi adalah penentuan lokasi. Diupayakan lokasi terminal harus sedekat mungkin dengan pusat-pusat bangkitan perjalanan yang memiliki aksesibilitas yang tinggi. Hal ini untuk memudahkan masyarakat dalam melakukan per-pindahan moda angkutan dari satu tujuan ke tujuan lain.

Di sisi lain, Dirjen Suroyo juga memaparkan tekad pemerintah melalui Kementerian Perhubung-an adalah terus mengupayakan

revitalisasi angkutan umum untuk menekan popu-

lasi pengguna angkutan

pribadi di jalan raya. ”Saat ini, Ditjen Perhubungan Darat sedang menjalankan program revitalisasi angkutan umum, di antaranya me-lalui program pengoperasian bus rapid transit (BRT),” jelasnya.

Dia menyebutkan, hingga 2014, Kemenhub akan membang-un sistem BRT di sedikitnya 20 kota. Kota-kota itu antara lain Tangerang, Bandung, Surabaya, Bekasi, dan Makassar. ”Adapun kota-kota yang telah memiliki BRT adalah Batam, Pekanbaru, Bogor, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Manado, Jakarta, Bogor, Palem-bang,” imbuhnya.

Ditegaskan, terkait program pemasyarakatan mobil murah berharga jual di bawah Rp 100 juta yang tengah dicanangkan Kemen-terian Perindustrian, tidak akan terlalu mengancam revitalisasi angkutan umum. Seiring dengan itu, pihaknya akan terus meng-upayakan revitalisasi angkutan umum. Keberadaan mobil murah sendiri dinilai sebagai pilihan baru yang diberikan kepada masyarakat untuk menentukan jenis transpor-tasi yang akan digunakan.

”Program mobil murah silakan jalan, dua kebijakan ini tidak akan bertabrakan. Kita sendiri akan terus mengupayakan optimal-isasi revitalisasi angkutan umum. Karena sudah menjadi kewajiban pemerintah melalui Kementerian Perhubungan untuk menyediakan transportasi angkutan umum bagi masyarakat, dan itu akan terus dilakukan. Kami akan beru-paya untuk lebih membuat sistem angkutan umum yang lebih baik,” paparnya.

Dedi Supriyatna

Trans Darat

Page 34: Infrastruktur Asia

TRANS MEDIA | Edisi 1 201034

Trans Laut

KALA AZAS CABOTAGE BERJALAN

KEMENHUB TETAPKAN AKSI PEMBERDAYAAN INDUSTRI PELAYARAN NASIONAL

Foto: Puskom Publik/Paino

Page 35: Infrastruktur Asia

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010 35

Trans Laut

Pemerintah, melalui Kemen-terian Perhubungan mene-tapkan rencana aksi untuk

menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi industri pelayaran nasional. Rencana aksi ini, tak lain, merupakan upaya yang dilakukan pemerintah untuk memberdaya-kan industri pelayaranan nasional menyongsong diterapkannya azas cabotage.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Sunaryo mengungkapkan, untuk menetapkan rencana aksi tersebut, Kementerian Perhubungan akan melibatkan pemangku kepentingan

lain yang terkait dalam penerapan azas cabotage. Mereka antara lain adalah para pelaku yang berada di sektor perdagangan,keuangan, perindustrian, energi dan sumber daya mineral, pendidikan, hinggga pemerintah daerah.

Dipaparkan Dirjen Perhubungan Laut Sunaryo, rencana aksi yang akan dilakukan dalam pemberda-yaan industri pelayaran nasional tersebut, antara lain menginten-sifkan koordinasi dan sosialisasi peraturan terkait pelaksanaan azas cabotage kepada seluruh pihak yang memiliki kepentingan seperti pemi-lik kapal dan pengguna jasa (end us-

ers), termasuk pula kepada lembaga keuangan perbankan, dan lainnya.

”Rencana aksi ini juga un-tuk menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif bagi industri pelayaran nasional. Utamanya agar mereka bisa mendapatkan du-kungan pembiayaan dengan suku bunga yang murah untuk pengem-bangan armada. Sumbernya bisa perbankan atau lembaga keuangan dan pembiayaan lainnya, termasuk public ship fi nancing. Langkah ini pasti akan sangat membantu, ter-utama bagi perusahaan angkutan laut skala kecil dan menengah,” paparnya.

Foto: Puskom Publik/Paino

Page 36: Infrastruktur Asia

36

Trans Laut

Di sisi lain, pihaknya juga akan melanjutkan koordi-nasi dan menentukan langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan pangsa muatan pelayaran nasional untuk angkutan luar negeri. Termasuk melakukan koor-dinasi dengan Kementerian Keuangan untuk mendapat-kan dukungan fasilitas perpajakan yang berpihak terhadap pengembangan usaha perusahaan angkutan laut serta perusahaan galangan nasional.

Dirjen Perhubungan Laut Sunaryo menambahkan, pengintensifan koordinasi dan sosialisasi tersebut, terutama akan lebih difokuskan kepada para pelaku kegiatan usaha hulu dan hilir minyak dan gas bumi. ”Targetnya sampai batas akhir pemberlakuan azas cabotage, tahun 2011,” ujarnya.

Selain itu akan diupayakan pula percepatan terha-dap ratifi kasi konvensi internasional tentang penah-

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010

Page 37: Infrastruktur Asia

37

Trans Laut

anan kapal (arrest of ship), serta memfasilitasi terwu-judnya pelaksanaan kerjasama jangka panjang antara pemilik barang dengan perusahaan pelayaran nasio-nal. ”Lembaga-lembaga perbankan, keuangan, atau lembaga pembiayaan bisa menggunakan ini sebagai jaminan ketika mereka ingin memberikan bantuan pendanaan kepada perusahaan pelayaran maupun galangan,” lanjut Sunaryo.

Kemudian, akan dilakukan pula perubahan aturan perdagangan secara bertahap, khususnya bagi komo-diti tertentu yang erat kaitannya pada kegiatan ekspor dan impor. Target dari upaya ini adalah untuk mening-katkan pangsa pasar muatan bagi pelayaran nasional. ”Tetapi itu akan dilakukan nanti, setelah azas cabotage bisa dengan baik kita jalankan,” pungkasnya.

Dedi Supriyatna

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010

Foto

: Pus

kom

Pub

lik/P

aino

Page 38: Infrastruktur Asia

TRANS MEDIA | Edisi 1 201038

Trans Udara

Aturan tentang penerapan tarif batas atas penerbang-an yang terbaru dipas-

tikan berlaku pada 15 Mei 2010. Sedianya, aturan ini tidak hanya memuat perihal ketentuan tentang pengenaan tarif oleh maskapai penerbangan, tetapi juga memuat di antaranya tentang pengkatego-rian pelayanan maskapai. Aturan ini merupakan revisi dari Keputus-an Menteri (KM) No 9 tahun 2002

tentang Tarif Penumpang Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri Kelas Ekonomi.

Kepastian tentang penerbitan aturan baru ini disampaikan Direk-tur Jenderal Perhubungan Kemen-terian Perhubungan Udara Herry Bakti S Gumay. Heryy menjelas-kan, Menteri Perhubungan Freddy Numberi sudah menandatangani draf fi nal dari kebijakan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM

9/2002 tentang Tarif Penumpang Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri Kelas Ekonomi.

“Tarif batas atas sudah ditan-datangani Menteri. Dalam waktu sebulan ini akan dilakukan sosial-isasi. Sehingga akan berlaku efektif bulan depan,” kata Herry Bakti.

Herry menambahkan, menjelaskan selain mengagen-dakan sosialisasi dalam waktu sebulan ke depan, instansinya juga

ATURAN BARU TARIF BATAS ATAS PENERBANGAN

Page 39: Infrastruktur Asia

39TRANS MEDIA | Edisi 1 2010

memberi kesempatan bagi selu-ruh maskapai penerbangan untuk menyesuaikan sistem tiketing dan reservasi ke seluruh cabang dan agen penjualan tiketnya di seluruh Indonesia.

“Karena itu, revisi aturan tarif batas atas baru bisa diberlakukan 15 Mei 2010. Karena maskapai per-lu mengubah sistem reservasinya sehingga tidak bisa langsung. Ini hanya masalah pelaksanaannya,

karena materinya tidak ada yang berubah lagi dari yang selama ini disampaikan Pak Dirjen,” jelasnya.

Herry memastikan tarif tiket pesawat terbang kelas ekonomi hanya naik maksimal 10 persen berdasarkan aturan tarif batas atas yang baru. Namun, ia yakin mas-kapai tidak akan gegabah menaik-kan tarif sampai menyentuh tarif batas atas karena mempertim-bangkan daya beli penumpangnya.

Dalam revisi aturan tarif ba-tas atas yang baru, pemerintah mengkategorikan jenis layanan penerbangan ke dalam tiga jenis. Pembedaan standar pembatasan pengenaan tarif tertinggi tersebut didasari pada pelayanan yang di-berikan oleh maskapai di masing-masing kategori.

Kategori pertama adalah layanan maksimum (full service), yang di antaranya memberikan

Trans Udara

Page 40: Infrastruktur Asia

40

Trans Udara

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010

fasilitas makan dan minum gratis di udara; memberi jasa handling barang dan penumpang; memiliki jarak minimum 32 inci antar kursi penumpang; dan menye-diakan fasilitas bagasi gratis dengan berat tertentu. Atas layanan tersebut, maskapai yang memberikan layanan maksimum diperbolehkan mengenakan tarif 100 persen dari tarif batas atas.

Jenis kedua adalah layanan tingkat menengah

(medium service), yaitu untuk kategori maskapai yang memberikan minimal sebagian dari layanan yang diberikan oleh maskapai full sercvice. Atas layanan itu, maskapai tersebut boleh mengenakan tarif maksimal 90 persen dari tarif batas atas. Sedangkan kategori ke-tiga adalah jenis layanan mimimum (no frill), di mana maskapai kategori tersebut tidak memiliki layanan tambahan di penerbangannya. Untuk kategori terakhir,

Page 41: Infrastruktur Asia

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010 41

Trans Udara

pemerintah hanya mengizinkan maskapai yang memberikan layanan minimum untuk mengutip maksimal 85 persen dari tarif batas atas.

Untuk diketahui, penyiapan konsep akhir batasan tarif ini, menjadi bagian dari program 100 hari Kementerian Perhubung-an yang berhasil dirampungkan pada hari ke-75. Konsep tersebut merupakan meru-pakan bagian dari penyempurnaan (revisi) Surat Keputusan Menteri Perhubungan nomor KM 9 tahun 2002 tentang Tarif Pe-numpang Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri Kelas Ekonomi.

Kementerian Perhubungan membu-tuhkan cukup waktu untuk menyempur-nakan rancangan aturan baru tersebut. Hal itu mengingat banyaknya pemangku kepentingan yang berada di dalamnya, tidak hanya masyarakat pengguna jasa angkutan udara, tetapi juga operator pe-nerbangan dan pihak terkait lain. ”Karena itu kita sangat berhati-hati dalam me-nyusun aturan ini, dan harus menerima masukan dari berbagai pihak melalui sosialisasi yang kita lakukan,” pungkasnya.

Dedi Supriyatna

Foto

: Rob

insa

r O

pak

Foto: Robinsar Opak

Page 42: Infrastruktur Asia

42

Trans Kereta Api

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010

PEMDA DIMINTA GIAT PANCING M

PADA PROYEK PE

Foto

: Pus

kom

Pub

lik/P

aino

Page 43: Infrastruktur Asia

43

Trans Kereta Api

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010

G MINAT SWASTA

PERKERETAAPIAN

K eterbatasan anggaran yang di-miliki negara, menuntut Peme-rintah Daerah untuk tidak

terlalu menggantungkan pembiayaan pembangunan jaringan kereta api kepa-da APBN. Keberadaan Undang-undang No 23 tahun 2007 tentang Perkeretaa-pian diharapkan bisa dijadikan landasan untuk lebih giat memancing keterlibatan sektor swasta dalam pembangunan infrastruktur baru kereta api di daerah.

”Bukan pemerintah tidak peduli ke-pada Pemerintah Daerah. Tetapi alokasi pembiayaan APBN untuk sektor kereta api sudah diprioritaskan untuk program revitalisasi. Dana yang dibutuhkan untuk keperluan ini sangat besar. Jadi, kalau hanya me-ngandalkan dana dari APBN, itu tidak mungkin. Karena itu perlu peran aktif swasta,” ujar Dirjen Perkere-taapian Tundjung Inderawan.

Dijelaskan, UU 23/2007 memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi swasta untuk terlibat dalam proyek-proyek

Page 44: Infrastruktur Asia

44

Trans Kereta Api

pembangunan dan pengembangan jaringan perkeretaapian di selu-ruh daerah. Bahkan, menurutnya, swasta tidak hanya sebatas terli-bat dalam hal pembiayaan, tetapi juga diberikan kesempatan untuk mengelola pengoperasian kereta api. Karena UU tersebut telah me-lepaskan kewenangan monopoli PT Kereta Api dalam pengoperasian kereta api nasional.

Selain itu swasta juga tidak diwajibkan melibatkan PT KA pada proyek yang dibiayainya, serta dapat mengajukan usulan pemba-ngunan infrastruktur proyek baru di wilayah manapun untuk dibiayainya tanpa harus mengikuti proses tender.

Dirjen Tundjung menambah-kan, potensi yang dimiliki daerah untuk memicu dibukanya jaringan transportasi kereta api oleh swasta sangat besar. Terutama untuk jaringan kereta api khusus, misal-nya angkutan batubara, CPO, karet, dll. ”Dibutuhkan peran aktif dan kreativitas Pemda untuk meman-cing swasta. Salah satu cara yang efektif bisa dikerjakan, misalnya melakukan pembangunan fi sik infrastruktur meskipun terbatas,” katanya.

Kendati tidak bisa memberikan dukungan fi nansial yang besar kepada Daerah, imbuh Tundjung, Pemerintah Pusat tidak akan tinggal diam. ”Pemerintah Pusat,

dalam hal ini Ditjen Perkereta-apian, tidak hanya sekadar men-dorong. Tetapi akan menjembatani dan mendukung sepenuhnya daerah yang mau melakukan itu. Kemudahan-kemudahan perizinan di tingkat pusat akan kita berikan, itu saya jamin. Di samping itu kita juga akan membantu upaya promo-si untuk mendapatkan modal tidak hanya dari dalam negeri, tetapi juga asing,” tegasnya.

Dijelaskan, pemerintah saat ini tengah melakukan banyak studi untuk mengembangkan jaringan perkeretaapian, baik untuk kepen-tingan angkutan penumpang mau-pun pendistribusian barang. ”Pola studinya bisa kita lakukan sendiri

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010

Foto: Robinsar Opak

Page 45: Infrastruktur Asia

45

Trans Kereta Api

atau bekerja sama dengan pihak lain,” jelasnya.Ganti sebagai contoh, Tundjung menyebutkan, pemerintah

Jepang memberikan bantuan kepada pemerintah Indonesia untuk melakukan peninjauan kembali studi terhadap rencana pem-bangunan jalur kereta api sepanjang 29 kilometer lintas Pekanbaru-Muaro di Sumatera Barat. Jalur tersebut merupakan bagian dari rencana pembangunan Trans Sumatera Railway.

”Muaro itu titik akhir dari jaringan Trans Su-matera Railway yang terdekat ke Pekanbaru. Kalau jalur itu terbangun, maka beberapa provinsi akan terhubung,” jelas Tundjung.

Selain Jepang, Tundjung menambah-kan, studi lain terhadap Trans Sumatera juga akan dilakukan oleh The Bos-ton Consulting Group dengan fokus pada koridor pengelolaan ekonomi Indonesia di kawasan sisi timur Sumatera utara ke Jawa (Eastern Sumatera North West Java Cor-ridor/ESNWJC), dari Medan ke Jakarta. Menurutnya, penelitian yang dikoordinir Menko Perekono-mian ini akan didanai pemerintah melalui APBN.

”Nanti akan ada follow up dari studi itu. Kita akan buat techni-cal action-nya dengan membuat feasibilities studies untuk lintas Jambi-Pekanbaru-Dumai. Kalau untuk rute Rantau Prapat-Dumai sepanjang sekitar 300 kilometer, desain detail engineering-nya sudah selesai. Kita sekarang menunggu pengalokasian dananya, apakah itu dari APBN apa investor,” jelas Tundjung.

Tundjung menambahkan bahwa pemerintah tengah mendorong peng-optimalisasian pembangunan jalur-jalur perkeretaapian di Indonesia. Terkait ba-nyaknya dana yang dibutuhkan, dia mengimbau pemerintah daerah untuk memancing peluang investasi dengan lakukan pembangunan fi sik, meski dalam standar terbatas.

Dedi Supriyatna

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010

Page 46: Infrastruktur Asia

TRANS MEDIA | Edisi 1 201046

Trans Tekno

P ada era globalisasi keamanan informasi merupakan hal yang

sangat penting. Sebuah sistem keamanan informasi harus memperhatikan tiga hal yaitu keamanan, autentifi kasi, dan integritas. Untuk mencapai tiga hal tersebut maka dibutuh-kan sebuah sistem yang dapat

melakukan identifi kasi terhadap pengguna yang akan mengakses suatu informasi. Dalam beberapa tahun terakhir ini teknologi iden-tifi kasi berbasis frekuensi radio (Radio Frequency Identifi cation) berkembang dengan pesat.

Hal ini diakibatkan oleh be-berapa hal, salah satu di anta-ranya kebutuhan yang besar dari

aplikasi untuk konsumen dengan menggunakan teknologi ini. Yang paling mutakhir adalah pengem-bangan tiket kereta api yang diciptakan Prancis, yang mana karcis kereta api (KA) diganti melalui koneksi USB fl ash drive dengan mengadopsi teknologi RFID (Radio Frequency Identifi ca-tion)

TEKNOLOGI Pendukung Tiket Kereta Ber-USBRFID

Yang paling mutakhir adalah pengembangan tiket kereta api yang dicipta-kan Prancis, yang mana kar-cis kereta api diganti melalui koneksi USB fl ash drive dengan mengadopsi teknologi RFID

Page 47: Infrastruktur Asia

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010 47

Trans Tekno

RFID adalah proses identifi -kasi seseorang atau objek dengan menggunakan frekuensi transmisi radio. RFID menggunakan frekue-nsi radio untuk membaca informasi dari sebuah devais kecil yang dise-but tag atau transponder (Trans-mitter + Responder). Tag RFID akan mengenali diri sendiri ketika mendeteksi sinyal dari devais yang kompatibel, yaitu pembaca RFID (RFID Reader).

RFID adalah teknologi identifi -kasi yang fl eksibel, mudah digu-nakan, dan sangat cocok untuk operasi otomatis. RFID mengkom-

binasikan keunggulan yang tidak tersedia pada teknologi identifi kasi yang lain. RFID dapat disediakan dalam devais yang hanya dapat dibaca saja (Read Only) atau dapat dibaca dan ditulis (Read/Write), tidak memerlukan kontak langsung maupun jalur cahaya untuk dapat beroperasi, dapat berfungsi pada berbagai variasi kondisi lingkung-an, dan menyediakan tingkat inte-gritas data yang tinggi.

Sebagai tambahan, karena teknologi ini sulit untuk dipalsukan, maka RFID dapat menyediakan

tingkat keamanan yang tinggi.

Pada sistem RFID umumnya, tag atau transponder ditempel-kan pada suatu objek. Setiap tag membawa dapat membawa infor-masi yang unik, di antaranya: serial number, model, warna, tempat perakitan, dan data lain dari objek tersebut. Ketika tag ini melalui medan yang dihasilkan oleh pem-baca RFID yang kompatibel, tag akan mentransmisikan informasi yang ada pada tag kepada pembaca RFID, sehingga proses identifi kasi objek dapat dilakukan.

MENGENAL RFID

SISTEM RFID TERDIRI DARI EMPAT KOMPONEN, DI ANTARANYA SEPERTI DAPAT DILIHAT PADA GAMBAR 1: 1. Tag: Ini adalah devais yang menyimpan informasi

untuk identifi kasiobjek. Tag RFID sering juga dise-but sebagai transponder.

2. Antena: untuk mentransmisikan sinyal frekuensi radio antara pembaca RFID dengan tag RFID.

3. Pembaca RFID: adalah devais yang kompatibel dengan tag RFID yang akan berkomunikasi secara wireless dengan tag.

4. Software Aplikasi: adalah aplikasi pada sebuah workstation atau PC yang dapat membaca data dari

tag melalui pembaca RFID. Baik tag dan pembaca RFID diperlengkapi dengan antena sehingga dapat menerima dan memancarkan gelombang elektro-magnetik.

Transponder Antenna Reader

RFModule

ControlModule

HostComputer

RS232/RS422 (RS485

SISTEM RFID

RFID TAG READER

Page 48: Infrastruktur Asia

TRANS MEDIA | Edisi 1 201048

Trans Tekno

Label RFID yang tidak memiliki baterai antenna berfungsi seb-agai pencatu sumber daya dengan memanfaatkan medan magnet dari pembaca (reader) dan memodulasi medan magnet, yang kemudian digunakan kembali untuk mengir-imkan data yang ada dalam tag label RFID. Data yang diterima reader diteruskan ke database host kom-puter.

RFID sendiri terdiri dari tiga bagian: sebuah scanning antenna, sebuah penerima (transceiver) dengan decoder untuk menterje-mahkan data dan sebuah pengirim (transponder) atau disebut juga tag yang telah diprogram untuk sebuah informasi.

Antena akan mengirimkan melalui sinyal frekuensi radio dalam jarak yang relatif dekat. Dalam proses transmisi tersebut terjadi 2 hal: antena melakukan komunikasi dengan transponder, dan antena memberikan energi kepada tag un-tuk berkomunikasi (untuk tag yang sifatnya pasif).

RFID awalnya terdiri dari dua jenis yaitu yang menggunakan ba-terai (aktif) dan tidak menggunakan baterai (pasif).

Yang tidak menggunakan baterai hanya dapat dibaca, sedangkan yang tidak menggunakan baterai dapat dibaca dan ditulis. kedua jenis ini dinamakan Induktive Coupled RFID Tags. Setiap bagian Tag terdiri dari silocon microprocessor, metal coil dan encapsulating material.

Aplikasi RFID pada Tiket KA

Hampir semua pihak sepakat KA adalah transportasi massal yang murah, cepat dan aman. Tidak hanya di Indonesia, di negara maju seperti Perancis transportasi KA menjadi angkutan umum paling favorit. Dalam perkembangannya, teknologi perkeretaapian melesat diiringi dengan perkembangan sistem ticketing.

Sejak kali pertama kereta api

untuk penumpang digunakan pada 1960-an, sistem ticketing kereta api menggunakan voucher biasa. Kemudian berkembang sistem ticketing online. Dengan sistem ini calon penumpang tidak harus datang lebih awal untuk membeli tiket kereta. Cukup klik dari rumah, bayar dengan sistem online, kita sudah bisa berangkat ke tempat tujuan dengan waktu yang sudah terjadwal.

Namun sistem ini masih dinilai kurang efesien, karena masih melalui laptop. Kemudian, dikem-bangkan lagi sistem pembelian tiket dengan menggunakan ponsel. Dan yang paling mutakhir adalah pengembangan tiket kereta api yang diciptakan Prancis. Bayang-kan, karcis KA diganti dengan koneksi USB fl ash drive.

Cara kerjanya adalah melalui data pada alat penyimpan tersebut. Data-data itu meliputi identitas nama pemilik kartu dan infor-masi-informasi personal. Misal, si pemilik kartu seorang pelajar atau

RFID juga dapat digunakan untuk mengurangi korupsi yang sedang marak di Negara kita

Page 49: Infrastruktur Asia

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010 49

Trans Tekno

penduduk biasa. Di USB tersebut juga ada data tentang teknis pem-bayaran. Apakah sudah dibayar di muka atau dibayar pada saat transit nanti. Karcis KA berkoneksi USB tersebut bisa ditemukan di beberapa wilayah Prancis. Di beberapa dae-rah, perusahaan kereta api nasional Prancis (SNCF) sedang menguji coba tiket RFID (Radio Frequency Identifi cation) dengan konektor USB.

Pengguna nanti diharapkan bisa menambah nominal account dengan mudah lewat PC. Tiket menggunakan USB fl ash drive itu memiliki memori internal 4GB dan tebal 8 mm.

Karena menggunakan USB, Neo Wave - perusahaan di balik gagasan unik tersebut - mampu membangun fi tur sekuriti tingkat tinggi agar tiket tersebut tidak diutak-atik orang. Sistem yang disebut Weneo ID Smart itu saat ini diujicobakan pada 1.000 orang.

Mungkinkah Indonesia Mengadopsi?

Sebenarnya RFID sudah di-gunakan di Indonesia sejak awal tahun 90an. Tetapi kebanyakan memang hanya digunakan untuk keperluan supply chain internal pe-rusahaan. Sekarang teknologi RFID sudah semakin berkembang dan biasa disatukan dengan teknologi lainnya (biasa disebut teknologi hybrid RFID) untuk menghadirkan teknologi yang berguna bagi bisnis ataupun personal.

Walaupun RFID telah lama digu-nakan di Indonesia, tetapi belum ada penjelasan yang lebih rinci seperti apakah sistem tersebut memberi keuntungan? Berapa penghematan yang didapatkan dengan meng-

gunakan RFID? Berapakah biaya penerapan RFID? Dapatkah RFID berintegrasi dengan sistem yang telah ada? Apa saja yang dapat diberikan oleh RFID untuk memper-mudah hidup?

Di negara-negara maju Asia seperti Jepang, China dan Ko-rea, RFID sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Korea

menggunakan RFID untuk mengu-rangi kemacetan lalu-lintas dengan membatasi askes tiap penduduk ke jalan tertentu pada hari tertentu. Cina baru-baru ini telah mengeluar-kan kartu tanda pengenal penduduk yang dilengkapi RFID, bahkan negara tetangga Malaysia telah lama menggunakan kartu “Touch n Go” yang digunakan sebagai sistem pembayaran di jalan tol.

RFID sangat potensial diterapkan dalam banyak sektor publik di Indo-nesia. Kita bisa menggunakannya untuk sistem pembayaran jalan tol dan pembayaran tiket integral pada moda bus, KA dan Transjakarta.

Selain itu juga bisa diaplikasikan pada kartu pengenal ataupun Surat Izin Mengemudi sehingga tidak ada lagi nanti apa yang namanya KTP palsu ataupun SIM palsu, hal ini juga memudahkan polisi untuk secara cepat mengetahui data-data kendaraan dan orang yang sedang dicegatnya.

RFID juga dapat digunakan untuk mengurangi korupsi yang sedang marak di Negara kita. Jika di sistem lama para penjaga pintu dapat mengkorupsi uang tiket dengan menagih pengendara truk dengan tarif truk, tetapi dia memasukkan ke sistemnya sebagai tarif mobil biasa, sehingga dia dapat mengambil sisa uangnya. Maka de-ngan RFID hal ini dapat dicegah.

Dengan begitu, sebenarnya teknologi ini memiliki peluang perkembangan yang sangat besar di Indonesia, masih sedikitnya perusa-haan pengembang RFID dan sumber daya manusia yang menguasai teknologi RFID haruslah dapat kita sikapi dengan cermat.

Ryan Bagus PermadiMahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Lampung

Bandar Lampung

RFID sendiri ter-diri dari sebuah scanning antena, transceiver dengan decoder untuk me-nerjemahkan data dan transponder.

Page 50: Infrastruktur Asia

50

Trans Komunitas

Menjadi penggemar mobil mewah, mobil antik, atau jenis-jenis mobil lainnya,

itu, mah, biasa. Bergabung den-gan kelompok penggemar sepeda motor juga bukan hal yang aneh. Mungkin berjuta orang di seluruh dunia melakukan hal yang sama.

Tapi, tidak banyak orang yang menjadi penggemar bus. Maklum, bus bukan termasuk kendaraan yang lazim ditambahkan dalam deretan koleksi seseorang di garasi rumah. Walaupun begitu, tetap ada saja sekumpulan orang yang menggemari angkutan umum ini. Bahkan, bisa dibilang, para pengge-mar bus tergila-gila pada kenda-raan besar yang mampu muat puluhan orang ini.

Salah satunya adalah Bachtiar

Nur. Pegawai PT Danareksa ini mulai menjadi penggemar bus sejak ia harus bolak balik Jakarta-Yogyakarta, beberapa tahun silam. “Waktu itu istri saya tinggal di Yo-gyakarta, jadi harus pulang pergi,” kisah Bachtiar. Pria yang mengu-rusi masalah teknologi informasi (TI) di perusahaan pelat merah ini biasanya pulang ke Yogyakarta seminggu sekali.

Nah, untuk pulang pergi ke Kota Pelajar itu, Bachtiar biasanya menggunakan bus Raya. Karena keseringan naik bus ini, lama-lama dia jatuh cinta pada bus Raya.

Ia pun mulai mencari informasi tambahan soal perusahaan bus tersebut. Ia mencoba mencari situs perusahaan bus Raya di internet. Belakangan Bachtiar tahu perusa-

haan tersebut tidak memiliki situs web. Saking cintanya, Bachtiar sempat berikhtiar membuatkan situs gratis bagi bus Raya. Ia mengirim pesan ke berbagai blog penggemar bus, agar niat itu ters-ampaikan.

Hanya saja, sampai saat ini niat Bachtiar belum sampai ke peru-sahaan bus Raya. Walau begitu, ia tidak menyesal. Dari kejadian itu, dia justru bertemu dengan banyak penggemar bus lain. “Ternyata penggemar bus itu banyak,” ke-nangnya.

Lain lagi cerita Dimas Adhiyak-sa. Pegawai Kementerian Kelautan dan Perikanan ini mulai hobi den-gan bus karena sang ayah sering mengajak ia bepergian dari Jakarta ke Malang di tahun 1980-an dulu.

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010

CINTAKU TERTAMBAT

DI BUS ANTARKOTA ANTARPROPINSI

Page 51: Infrastruktur Asia

51

Trans Komunitas

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010

Saking gandrung naik bus, Dimas rela menyisihkan uang jajan untuk membeli karcis bus kalau sang ayah sedang tidak bisa mengajak Dimas.

Kegemaran naik bus itu ber-lanjut sampai sekarang. Bahkan, Dimas sering secara spontan bepergian hanya karena ingin naik bus antarkota.

Ia pernah menghabiskan duit hingga Rp 1 juta untuk melakukan perjalanan selama dua hari. Hebat-nya, di perjalanan itu Dimas hanya sekadar berpindah dari satu bus ke bus lain, tanpa benar-benar ber-maksud mengunjungi seseorang atau mendatangi suatu tempat.

Eko Haryanto, penggemar bus lain, bahkan pernah bepergian lin-tas negara dengan bus. Ia pernah

naik bus dari Pontianak menuju Kuching, Malaysia. “Kira-kira 10 jam perjalanan,” kisahnya bangga.

Eko mengaku menggilai bus sejak kecil. Ia bahkan sempat sakit karena ayahnya ingkar janji menga-jak dia naik bus saat pergi ke suatu tempat.

Dimas, Eko, dan Bachtiar bukan sekadar gemar naik bus, lo. Mereka juga sangat paham soal mesin bus, kerangka, interior, serta aksesori berbagai bus. Bahkan, cuma den-gan melihat dari jauh atau mende-ngar mesinnya, mereka sudah bisa menebak itu bus perusahaan apa dan memakai mesin apa. Dahsyat, kan?

Kecintaan pada kendaraan yang lebih sering dijadikan sarana trans-portasi umum ini membawa Eko,

Bachtiar, dan Dimas bergabung dalam Jakarta Bus Society atau Jakbus. Ini adalah salah satu ko-munitas bus yang ada di Indonesia.

Suhargo Gentur, penggagas pembentukan Jakbus, menuturkan, komunitas ini memiliki konsep yang berbeda dengan komunitas bus lainnya. Menurutnya, Jakbus terbentuk didasari kesadaran untuk memberi sumbangsih pada para pengusaha bus.

Ia berkisah, sebelum komunitas ini terbentuk, industri bus di Indo-nesia sedang turun. Penyebabnya, saat itu maskapai penerbangan sedang asyik melakukan perang tarif. Alhasil, kebanyakan masyara-kat lebih memilih bepergian naik burung besi ketimbang bus.

Sumber: Kontan

Foto: Puskom Publik/Paino

Page 52: Infrastruktur Asia

TRANS MEDIA | Edisi 1 201052

Trans Komunitas

Menyadari hal itu, 15 orang penggemar bus berinisi-atif membentuk komunitas dengan tujuan memberita-hukan pengusaha bus bahwa masih ada orang yang mau naik bus. Mereka adalah para penggemar bus, dan kini mereka punya wadah resmi. “Kami waktu itu mengenal-kan diri bahwa kami penggemar bus yang masih setia naik bus,” cetus Suhargo.

Ia bilang, komitmen tersebut cukup membuat pe-ngusaha bus bersemangat. Apalagi, setelah itu Jakbus kerap melakukan kunjungan rutin ke berbagai peru-sahaan bus. Jakbus sendiri secara resmi berdiri pada 1 Juni 2008. Pendirian dilakukan di Warung Papyrus, sebuah tempat makan di kawasan Pasar Minggu, Ja-karta. “Warung Papyrus merupakan tempat bersejarah buat komunitas kami, kami deklarasi di sini,” ungkap Bachtiar.

Untuk membuktikan mereka serius mendukung industri bus, keanggotaan di komunitas ini pun tidak main-main. Para anggota Jakbus memiliki seragam khusus dan mempunyai kartu tanda pengenal. Sera-gam dan tanda pengenal itu dibuat untuk memperli-hatkan komunitas tersebut legal dan diakui beberapa pengusaha bus sebagai mitra mereka.

Selain itu, ada dua syarat yang harus dipenuhi untuk jadi anggota. Pertama, calon anggota harus mendapat referensi dari orang yang sudah menjadi anggota. Kedua, saat baru masuk, anggota wajib ikut tiga kali pertemuan. Syarat tersebut untuk melihat keseriusan orang itu dalam berorganisasi. Komunitas Jakbus juga punya dana operasional khusus. “Setiap bulan kami ada iuran Rp 10.000 per anggota,” jelas Suhargo.

Jangan salah, walaupun harus membayar kalau ber-gabung, para anggota bisa mendapat banyak manfaat. Misalnya, jumlah relasi pengusaha bus jadi bertambah. Hasilnya, ada anggota komunitas yang belum bekerja kemudian ditarik untuk bekerja di perusahaan bus.

Selain itu, para anggota kadang kecipratan proyek dari perusahaan bus. Hal

SERIUS MENJADI ANGGOTAFo

to: w

ww

.jogj

atou

rgui

de.c

om

Page 53: Infrastruktur Asia

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010 53

Trans Komunitas

ini dialami oleh Eko Haryanto. Eko kerap dimintai tolong untuk mencarikan bus, baik oleh teman-temannya di luar komunitas maupun perusahaan besar lain. Dia lalu menghubungi perusahaan bus dan memberitahukan ada yang ingin menyewa bus. Dari situ, Eko dapat bagian fee.

Menurut pria yang bekerja di sebuah perusahaan farmasi ini, hal tersebut sah-sah saja. “Tapi harus mem-beritahukan anggota komunitas lain, supaya ada keter-bukaan,” terangnya.

Jakbus memang tidak menutup kemungkinan bagi anggotanya untuk berbisnis. Selain menjadi penghubung antara calon pelanggan dengan perusahaan bus seperti Eko, banyak juga anggota Jakbus yang melakukan bisnis lain.

Misalnya, ada anggota yang kemudian didaulat men-jadi pemandu wisata freelance bagi perusahaan bus. Ada juga yang diminta membuat miniatur bus atau berbagai aksesori bus untuk keperluan kenang-kenangan bagi mitra perusahaan bus.

Tapi, walau sudah punya banyak kenalan pengusaha bus yang kerap mereka tumpangi, para anggota Jakbus anti naik bus tanpa bayar. “Kalau bepergian tentu saja kami pakai uang sendiri,” sahut Dimas. Malah, pernah ada anggota yang dikeluarkan karena hal itu. Jakbus menganggap hal itu mencoreng nama komunitas.

Selain itu, komunitas ini juga punya seabrek kegiatan yang tentu saja tidak jauh-jauh dari seputar bus. Sebulan sekali komunitas ini menggelar kunjungan ke perusa-haan bus, sekaligus berkenalan dengan manajemen perusahaan itu.

Jika ada perusahaan bus mengeluarkan bus baru, komunitas ini pun melakukan kunjungan ke perusahaan itu dan membantu perusahaan bus berpromosi. Akhir bulan lalu Jakbus juga baru saja menggelar jambore yang melibatkan beberapa pengusaha bus dan komuni-tas penggemar bus lain.

Komunitas ini juga tengah merintis wadah untuk berbisnis. “Kami harus jujur mengatakan tidak akan me-nutup peluang bisnis yang datang,” papar Dimas. Cita-citanya, setiap anggota memiliki bus atau bisa menjadi pengusaha bus.

Anda mau ikut?

Sumber: Kontan

Foto

: ww

w.e

co-t

rees

.org

Foto

: Rob

insa

r O

pak

Foto

: bis

man

ia.fi

les.

wor

dpre

ss.c

om

Page 54: Infrastruktur Asia

54 TRANS MEDIA | Edisi 1 2010

KERETA TERCEPAT DI DUNIA ITU ADA DI INDONESIAMengulas sejarah lokomo-

tif di Indonesia, kita tidak bisa lepas dari Museum

Kereta Api Ambarawa, atau dahulu dikenal sebagai Stasiun Willem I. Gedung bekas peninggalan kantor Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij atau Perusahaan Kereta Api Hindia-Belanda kala itu,

menyimpan sekitar 24 lokomotif kuno buatan tahun 1891-1966.

Kereta besi itu menjadi koleksi setelah hampir satu dekade bertugas menjelajahi Pulau Jawa. Sebut saja seperti lokomotif CC 50 buatan Schweizerische Lokomotiv und Maschinenfabrik Winterthur, Swiss dan Werkspoor, Belanda.

Loko ini dijuluki Bergkoningin alias Ratu Pegunungan. Julukan dalam bahasa Belanda ini didapat CC 50 karena lokomotif dengan tahun produksi 1927 itu, mampu melewati jalur pegunungan dengan tikungan-tikungan tajam.

Ada juga lokomotif kebang-gaan perusahaan kereta api milik

Trans Sejarah

PERNAH

Page 55: Infrastruktur Asia

55

pemerintah Kolonial Belanda, Staatsspoorwegen (SS), C28. Loko buatan Henschel, Jerman, ini tercatat seb-agai loko tercepat di seluruh dunia untuk ukuran rel sempit (1.067 mm) pada era 1920-an. Kecepatannya pada masa itu bisa mencapai 120 kilometer per jam.

Masih ada sejumlah lokomotif kuno lainnya, seper-ti loko F10 buatan Hanomag, Jerman, dengan enam pasang roda penggerak. Konon, keberadaan loko ini

tergolong langka dan jarang ditemukan di belahan dunia lainnya. Lokomotif lainnya C54, loko kebang-gaan Semarang Cheribon Stoomtram Maatscappij (SCS); dan loko C51, loko kebanggaan Nederlandsch Indische Spoorweg Maatscappij (NIS). Keseluruhan koleksi itu bebas untuk diabadikan gambarnya oleh pengunjung.

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010

Page 56: Infrastruktur Asia

56

Trans Sejarah

PERJALANAN BERSEJARAHSelain menikmati kegagahan

loko yang pernah melintasi sepan-jang rel di Pulau Jawa ini, Museum Kereta Api juga menawarkan paket perjalanan wisata kereta uap. Per-jalanan dimulai dari Stasiun Amba-rawa ini menempuh rute sepanjang sembilan kilometer, dengan tujuan stasiun Bedono.

Laju kereta api uap sangat lambat, sehingga membuat waktu tempuh sekitar sejam lamanya den-gan kecepatan maksimum hanya 10 km/jam. Sementara dua gerbong penumpang seluruh dindingnya terbuat dari kayu.

Demikian pula tempat duduk penumpang semuanya dari kayu. Di dinding gerbong tak ada kaca jendela. Sehingga penumpang dapat menikmati semilir angin nan sejuk dan pemandangan selama perjala-nan.

Perjalanan antara Stasiun Ambarawa-Stasiun Jambu belum terasa istimewa. Mengingat jalurnya masih datar. Sementara kanan kiri rel pemandangan yang terlihat hanyalah perkampungan penduduk.

Baru antara Stasiun Jambu-Stasiun Bedono terasa ada yang berbeda. Karena jalan sudah mulai menanjak maka posisi lokomotif diubah. Bila sebelumnya ada di depan, maka posisi lokomotif kini ada di belakang. Jadilah KA bukan ditarik lokomotif, melainkan dido-rong oleh lokomotif. Jalur Stasiun Jambu-Stasiun Bedono ini berada di ketinggian 693 meter di atas permukaan air laut.

Panorama di sepanjang perjala-nan semakin luar biasa. Hamparan Gunung Ungaran dan Gunung

Merbabu menjadi latar belakang yang mempesona.

Karena letaknya yang cukup tinggi inilah di sepanjang jalur Stasiun Jambu-Stasiun Bedono ini terdapat rel bergerigi. Fungsinya adalah untuk menahan agar KA tidak mengalami kesulitan menan-jaki jalur tersebut. Rel di jalur ini menjadi rel gerigi satu-satunya di Indonesia yang hingga sekarang masih difungsikan.

Selain jalur menuju Stasiun Bedono, rute yang patut dicoba ialah Ambarawa-Tuntang. Pemandangan pada rute ini tak kalah menariknya. Keelokan Danau Rawa Pening akan menyapa para penumpang kereta wisata di rute tersebut. Keindahan panorama pada rute Ambarawa-Tuntang sebenarnya tidak berhenti pada keelokan Danau Rawa Pening.

Lebih kurang sekitar dua kilo-meter dari Stasiun Tuntang terdapat Agrowisata Tlogo milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan fasili-tas penginapan di tengah kebun kopi dan karet. Di perkebunan pening-galan Tlogo Maatscappij Amsterdam tahun 1856 itu kita bisa menikmati suasana hening perkebunan dengan panorama Gunung Rong (675 me-ter). Dari puncak gunung ini Anda bisa menyaksikan kecantikan Danau Rawa Pening, sepasang Gunung

Merbabu dan Merapi di sisi selatan, serta Gunung Telomoyo dan Gunung Ungaran di bagian utara.

Rasakan pula perjalanan dengan tujuan menuju Stasiun Tanggung dan Stasiun Kedungjati di Kabupat-en Grobogan. Keduanya adalah dua stasiun KA tertua di Indonesia, yang hingga kini bangunannya masih terpelihara dengan baik.

Menikmati kesederhanaan bangunan Stasiun Tanggung yang telah dipugar pada tahun 1910 itu adalah kepuasan tersendiri. Siapa sangka, stasiun yang saat ini tidak disinggahi kereta api tersebut, adalah stasiun KA pertama di In-donesia. Di stasiun dengan dinding masih berupa kayu jati bercat putih itu, akan menemui lemari kayu pe-nyimpanan karcis kereta api zaman dahulu, lengkap dengan rute-rute tujuan.

Stasiun ini dibangun bersa-maan dengan pembangunan rel KA pertama antara Semarang Kemijen dan Tanggung sejauh 25 km dan resmi digunakan untuk umum pada 10 Agustus 1867. Satu-satu-nya bangunan modern yang dapat dilihat di stasiun ini adalah ruangan sinyal berukuran 4 x 2,5 meter, yang menempati areal bekas peron stasiun.

Foto

: che

ngpo

w.fi

les.

wor

dpre

ss

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010

Page 57: Infrastruktur Asia

57

Trans Sejarah

STASIUN TANGGUNGBicara perkeretaapin Indonesia, tentu tidak bisa

melupakan peran Gubernur Jendral Hindia Belanda L.A.J.W. Baron Sloet van Beele Broke. Dialah yang membuka jalur pertama kereta api, tepatnya tanggal 17 Juni 1864, dengan rute perjalanan pertama antara Semarang dan Tanggung di tahun 1867.

Stasiun Tanggung bukanlah satu-satunya stasiun KA tertua di Indonesia yang mampu menyedot kekaguman pengunjung. Sekitar 10 kilometer dari Stasiun Tang-gung kemegahan bangunan Stasiun Kedungjati akan segera terpampang.

Bangunan dengan arsitektur klasik seperti bangun-an Stasiun Willem I Ambarawa itu resmi dioperasikan pada 21 Mei 1873. Peresmian Stasiun Kedungjati pada Mei 1873 itulah yang sekaligus menandai beroperasinya lintas Ambarawa-Kedungjati untuk pertama kalinya.

Ditilik dari segi arsitekturnya, bangunan ini dari awal dibangun dengan skala publik sehingga kualitas mate-rial, seperti baja untuk rangka emplasemen, dibuat mampu bertahan hingga ratusan tahun. Keduanya berfungsi untuk stasiun transit pasukan Belanda.

Perlahan tapi pasti, lokomotif memasuki peron sta-siun. Pluit panjang pun terdengar menandakan perjala-nan usai sudah. Saat penumpang turun, maka lokomotif pun akan menanti kembali perjalanan esok hari.

Sumber: http://kereta-api.indonesia-e.info

Edisi 03 Mei 2010

Foto: spoorsoni.blog.friendster.com

Foto: railpictures.net

Foto: Robinsar Opak

Page 58: Infrastruktur Asia

58

Trans Unik

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010

D ua puluh tahun yang lalu, saya duduk di bangku SD kelas 3 di Xaverius 3 Palembang, Sumatera

Selatan. Saya tinggal di daerah Sekojo atau hanya 2 kilometer dari sekolah saya. Karena jaraknya relatif dekat saya kerap berangkat sekolah sendirian dengan naik angkot.

Pada zaman itu, jenis angkot yang melewati sekolah saya adalah mobil ketek. Dengan membayar Rp 500 mobil mobil jurusan Sekojo Ujung – Pasar Lemabang mengantar saya langsung ke depan ger-

bang sekolah. Tidak hanya satu rute, mobil berbodi kayu ini melayani banyak trayek dan sangat popular.

Sayangnya, mobil bekas Perang Dunia II ini semakin lama semakin ditinggalkan ba-nyak orang. Belum lama ini ketika saya pu-lang kampung, mobil ketek hampir tinggal nama saja. Setelah di telusuri mobil ketek yang tersisa dan dapat beroperasi saat ini hanya tinggal 2 unit dengan rute; Kuning : Pasar 7 Ulu - 1 ulu - Pasar 7 Ulu dan Biru : Pasar 7 Ulu - 16 ulu - Pasar 7 Ulu.

Mobil KetekDARI MENGANGKUT TENTARA SAMPAI ANAK SEKOLAH

Page 59: Infrastruktur Asia

59

Trans Unik

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010

MOBIL PERANGMobil ketek tergolong antik. Kepala dan mesin

mobil ini berasal dari sisa-sisa kendaraan zaman Perang Dunia II, yang umumnya dari Jeep Willys buatan Amerika. Setelah Perang Dunia II selesai, di Indonesia khususnya Palembang mendapat “anugerah” mobil-mobil jeep untuk kalangan sipil yang disingkat CJ atau Civilian Jeep.

Tahun 1945, Willys meluncurkan model CJ2 dan CJ3. Tahun-tahun berikutnya Willys tidak hanya di-produksi di Amerika Serikat, tetapi juga diproduksi di negara lain dengan lisensi. Di Perancis, Willys muncul tahun 1950 dan tahun 1955, masing-masing dengan nama Delahaye dan Hotchkiss. Di Jepang, Willys muncul dengan nama Mitsubishi Jeep J3 tahun 1953. Di Taiwan, Jeep Willys muncul tahun 1956.

Pada awal agresi Belanda di Palembang, 12 Ok-tober 1945, pasukan Inggris pimpinan Kolonel Car-mickel tiba di palembang bersama NICA (tentara belanda) yang membonceng. Suasana diperkeruh dengan masuknya tentara Belanda dari Bangka dengan cara menyamar sebagai tentara Inggris. Puncaknya pada Maret 1946 Pasukan Inggris se-makin besar jumlahnya setelah masuk dari Talang Betutu. Kedatangan ini disambut dengan pertem-puran yang berkobar hampir di semua lokasi di kota Palembang dan sekitarnya. Tiang listrik dan pipa yang banyak berada di daerah Plaju diman-faatkan secara cerdik oleh masyarakat Palembang menjadi senjata perlawanan kecepek menghadapi peralatan canggih Inggris dan Belanda.

Belanda datang dengan segala kekuatannya, yang salah satu yang dibawa adalah kenda-raan Jeep Willys. Mengingat medan darat zaman itu sangat sulit, mobil Jeep sangat mem-bantu mobilitas para tentara penjajah. Namun seiring dengan kekalahan Belanda dan perintah untuk menarik pasukan dari seluruh wilayah Indonesia ter-masuk juga Palembang, maka banyak kendaraan Jeep Wiliys yang di pakai untuk perang di-tinggalkan.

Terminal di bawah jembatan ampera era 70-80 an tampak masih banyak alat transportasi mobil ketek.

Page 60: Infrastruktur Asia

TRANS MEDIA | Edisi 1 201060

Trans Unik

Suasana Jl Sudirman Palembang Era 70 - 80an

Dari sinilah mulai banyak Jeep Willys yang berubah menjadi alat transportasi masal yang populer disebut mobil ketek.

Berdasarkan informasi dari M Amin yang pernah menjadi juragan mobil ketek di Seberang Ulu mobil ketek masuk ke Palembang mulai tahun 1944 sampai dengan 1961. Amin sendiri membeli pertama kali mo-bil ketek tersebut tahun 1944 seharga 90 suku emas. Paling mahal yang dia beli seharga 200 suku emas. (Saat ini di Palembang satuan emas suku seharga 1, 6 Juta – 1,7 Juta, 1 suku = 6.3 gram).

Modifi kasi Jeep Willys sampai menjadi mobil ketek dilakukan pada hampir semua bagian dengan onderdil rakitan dari suku cadang bekas merek lain. Yang unik, badan mobil dan hampir seluruh aksesoris di dalam-nya dibuat dari kayu jati, mrawan, atau racuk. Kayu diolah menjadi dinding, jendela-jendela di samping, atap, dan pintu di bagian belakang. Untuk tempat

duduk, bangku kayu yang keras diberi tambahan busa tipis di atasnya. Bangunan kayu itu biasa disebut rumahan atau angkong, dengan bagian luar dilapisi pelat yang dicat warna-warni.

Selain itu banyak keunikan lain dari mobil ini. Ban-yak dari pemilik mobil ketek ternyata masih memper-tahankan posisi setirnya di sebelah kiri. Pintu untuk penumpang disediakan di belakang yang tempatnya bisa memuat 6 penumpang, sedangkan di depan bisa memuat 2 penumpang ditambah 1 sopir. Total ada 9 orang bisa menikmati perjalanan bersejarah bersama mobil ketek. Kemudian, yang tidak kalah “mengge-likan” bagi kita yang sudah terbiasa dengan transpor-tasi modern, yakni cara menghidupkan mesin mobil ini tidak menggunakan starter seperti saat ini tetapi

Bunyi Ketek

Page 61: Infrastruktur Asia

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010 61

Trans Unik

diengkol dari depanNah, sekarang timbul pertanya-

an kenapa masyarakat Palembang menyebut kendaraan klasik ini “mobil ketek”? Konon, sebutan “ketek” diberikan karena, setiap berjalan, mesin mobil mengeluarkan bunyi keras, “ketek-ketek-ketek...” Sebutan itu juga dilekatkan pada perahu ketek yang banyak beroperasi di Sungai Musi. Bunyi mesinnya serupa dengan mobil ketek, “Ketek-ketek-ketek…”

Masih dari Amin, mobil ketek mulai menjadi angkutan umum setelah revolusi kemerdekaan, sekitar tahun 1960-an. Mobil ini meraih masa keemasannya pada tahun 1970-an sampai awal 1980-an. Sebagai alat transportasi, mobil ini bisa memuat 10 penumpang sehingga tidak meng-herankan pada masanya, mobil ketek menjadi sarana transportasi yang murah, massal dan handal. Kala itu jumlahnya mencapai 300-an unit yang melayani banyak jurusan, bahkan sampai melayani ke lorong-lorong kecil.

TINGGAL KENANGANMemasuki abad modern, sekitar 1990 an, ke-

beradaan mobil ketek mulai terusik. Angkutan baru mulai membanjiri jalanan Palembang dan sekitarnya. Semakin lama, jumlah mobil ketek terus menyusut. Saat ini, diperkirakan hanya tersisa 100-an unit, itu pun melayani rute-rute terbatas, seperti di Plaju, Kertapati, dan kawasan 1 Ulu sampai 16 Ulu.

Masa kejayaan mobil ketek sudah surut. Angku-tan antik itu terus terdesak di tengah perubahan Kota Palembang yang semakin metropolis. Pada tahun 2004 Pemerintah Kota Palembang mengeluarkan larangnan pengoperasian kendaraan ini karena dianggap sudah tidak layak pakai baik dari segi keamanan, kenyamanan dan beberapa aspek lainnya. Mobil-mobil tua itu bagai-kan veteran perang yang sudah ngos-ngosan, tetapi tetap berusaha setia melayani warga. Warga pun beru-saha maklum, ketika mesin mobil kadang batuk-batuk sehingga harus didorong ramai-ramai.

Mungkin hendaknya ada perhatian dari pemerintah untuk menjadikan kendaraan ini sebagai salah satu aset wisata dan sejarah. Ada baiknya mobil ketek ini dikum-pulkan di suatu tempat wisata, dan untuk mengelilingi-nya menggunakan mobil ketek tersebut.

Frans Agung

Diolah dari berbagai sumber

Contoh Jeep Willys tahun 1943

Page 62: Infrastruktur Asia

TRANS MEDIA | Edisi 1 201062

Trans Wisata

Danau kawah putih berada di puncak Gunung Patuha yang oleh masyarakat

setempat dinamakan juga Gunung Sepuh. Selain Kawah Putih, gunung yang memiliki ketinggian 2.434 meter di atas permukaan laut dan bersuhu antara 8 – 120C ini juga memiliki Kawah di bagian baratnya. Kedua kawah ini terbentuk akibat

letusan Gunung Patuha pada abad ke-10 dan ke-12. Kawah Putih berada di ketinggian 2.194 meter di atas permukaan laut.

Keindahan Danau Kawah Putih ditemukan pada tahun 1837 oleh Ahli Botani Belanda peranakan Jerman bernama Dr. Franz Wil-helem Junghuhn. Sebelumnya, masyarakat sekitar menganggap

puncak gunung tersebut angker dan penuh misteri sehingga tak seorangpun yang berani men-datanginya.

Jauh setelah penemuan itu, yaitu pada tahun 1983, pihak Perhu-tani Unit III Jawa Barat dan Banten baru menjadikan kawasan Danau Kawah Putih sebagai obyek wisata yang dibuka untuk umum.

DI SAAT KAWAH PUTIH MEMANCARKAN

TIGA WARNA

Foto: sagoeleuser5.wordpress.com

“PENGUNJUNG AKAN MENJUMPAI ANEKA

JENIS FLORA LANGKA, SEPERTI BUNGA

EDELWIS, TANAMAN CANTIQI YANG HARUM,

TANAMAN LEMO YANG BERKASIAT DAPAT

MENGUSIR BINATANG BERBISA DAN VAC-

CINIUM”

Page 63: Infrastruktur Asia

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010 63

Trans Wisata

KeistimewaanDi kawasan tersebut, pengunjung dapat menikmati berbagai

keunikan Danau Kawah Putih. Di samping keindahan alam seki-tarnya yang masih asri, pengunjung juga dapat melihat langsung uap panas keluar dari bebatuan yang diinjak, gelegak air di tengah kawahnya, dan mencium aroma belerang yang tidak terlalu menyengat.

Pengunjung dapat menikmati keindahan Danau Kawah Putih sambil berjalan santai mengelilingi danau atau sambil duduk di shelter-shelter yang ada di kawasan tersebut. Pengunjung akan menjumpai aneka jenis fl ora langka, seperti bunga Edelwis, tana-man Cantiqi yang harum, tanaman Lemo yang berkasiat dapat mengusir binatang berbisa dan Vaccinium sebagai vegetasi tanaman khas kawah. Selain berbagai jenis fl ora, di kawasan ini juga terdapat berbagai jenis fauna, seperti elang, monyet, kancil, babi hutan, macan kumbang dan macan tutul.

Pengunjung juga dapat melihat air kawahnya yang berubah-ubah warna. Ter-kadang berwarna hijau apel dan kebiru-bi-ruan. Bila matahari terik dan cuaca terang.

LOKASIDanau Kawah Putih Gunung Patuha

terletak di Kecamatan Ciwidey, Kabupa-ten Bandung, Propinsi Jawa Barat, Indo-nesia. Berjarak sekitar 46 kilometer ke arah selatan dari pusat kota Bandung.

Dari kota Bandung, pengunjung yang membawa kendaraan pribadi dapat langsung menuju lokasi Kawah Putih melewati Kota Ciwidey, gerbang utama menuju kawasan wisata Bandung Selatan. Dari sini, pengunjung harus berjalan kaki menuju kawah sekitar 5 kilometer lagi.

Bagi pengunjung yang naik angkutan umum ada 2 alternatif angkutan dari Ter-minal Bus Leuwipanjang Bandung, yaitu naik angkutan kota atau naik bus Sukaraja jurusan Bandung – Ciwidey menuju pintu masuk Kawah Putih.

AKSES

Page 64: Infrastruktur Asia

TRANS MEDIA | Edisi 1 201064

Trans Wisata

Di kawasan Danau Kawah Putih terdapat berbagai fasilitas penujung, seperti toilet umum, area parkir, sentra cinderamata dan mushola yang dikelola dengan baik.

Di kawasan ini juga terdapat gubuk-gubuk bambu sebagai lokasi pusat jajanan dan warung serba ada. Lokasi itu digunakan oleh para petani sekitarnya untuk

menjual hasil kebunnya, seperti strowberi, jagung bakar dan rebus, dan buah pepito.

Pengunjung yang akan bermalam tidak perlu cemaws, karena dapat menyewa tenda atau meng-inap di vila-vila, hotel-hotel dan wisma-wisma dengan berbagai tipe yang banyak dijumpai disepanjang jalur wisata Ciwidey.

Sumber: Wisata Melayu

AKOMODASI DAN FASILITAS

Foto: explorebandungselatan.wordpress.com

“Pengunjung juga dapat melihat air kawahnya yang berubah-ubah warna. Terkadang berwarna hijau apel dan kebiru-biruan. Bila matahari terik dan cuaca terang, warnanya berubah menjadi coklat”

Page 65: Infrastruktur Asia

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010 65

Trans Feature

Saya bersyukur, tidak seorang pun anak saya menerus-kan kerja bapaknya menjadi

penjaga mercusuar,” kata Badawi (54) bersungguh-sungguh. Bu-kan berarti penjaga mercusuar merupakan pekerjaan yang kurang terhormat, justru penjaga mercu-suar sangat dihormati nelayan dan nakhoda kapal.

Tidak terbayang berapa banyak kapal yang bakal karam jika pen-

jaga mercusuar tidak menjalankan tugasnya, menyalakan lampu suar setiap malam. Untunglah ada pen-jaga mercusuar yang disiplin men-jalankan tugasnya sehingga ribuan kapal selamat dari bahaya karam atau tersesat di tengah lautan.

Meskipun tugasnya sangat be-rat, penghargaan terhadap penjaga mercusuar sangatlah minim. Bu-kan cuma dari segi fi nansial, tetapi aspek keselamatan, kesehatan,

dan bahkan jenjang karier penjaga mercusuar juga terabaikan.

Sekali diangkat menjadi pe-gawai negeri sipil (PNS) di bawah Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, seumur hidup dia akan tetap tinggal di pulau-pulau terpencil di tengah lautan.

Badawi, misalnya, yang saat ini bertugas menjaga menara mer-cusuar di Pulau Edam atau Pulau

Pengabdian Total Seorang Penjaga Mercusuar

Burung-burung terbang di atas Pulau Damar

Page 66: Infrastruktur Asia

TRANS MEDIA | Edisi 1 201066

Trans Feature

Damar di gugusan Kepulauan Se-ribu Jakarta, sudah tinggal di pulau t erpencil selama 37 tahun sejak dilantik menjadi PNS golongan I/a pada usia 17 tahun di tahun 1964 hingga menjelang pensiun tahun 2003.

Hanya empat bulan sekali dia dijemput kapal Kementerian Per-hubungan untuk ke darat selama sebulan sebelum dipindahkan ke pulau lain dengan tugas sama, menjaga menara dan menyalakan lampu mercusuar. “Sampai punya anak empat, tidak pernah sekali pun menunggui istri melahirkan,” ujarnya dengan suara lirih.

Berteman Ombak

Sebagain besar waktu penjaga mercusuar dihabiskan di pulau-pulau terpencil di tengah laut dengan hanya berteman ombak dan terpaan angin. Tidak gampang mendapatkan air tawar di pulau terpencil seperti itu sehingga untuk mandi dan kebutuhan minum sehari-hari, petugas mengandalkan tadahan air hujan.

Kalaupun terjadi kemarau panjang, untuk minum terpaksa minum air kelapa.

”Kalau terus-terusan minum air kelapa, bisa batuk dan perut kembung,” kata Intan Suratna (45), yang sudah belasan tahun menjadi penjaga mercusuar.

Tinggal di pulau terpencil risikonya tidaklah ringan, terutama terserang penyakit malaria tropika karena tinggal di tepi hutan di tengah pulau terpencil. Tidak ada

obat yang tersedia pemerintah. ”Biasanya petugas yang tinggal di pulau-pulau terpencil menanam sendiri tumbuhan obat tradisional,” kata Intan Suratna.

Jika terserang malaria, misal-nya, penderita membuat air re-busan daun pepaya yang rasanya pahit lalu ditambah sedikit garam. Kalaupun belum sembuh dan kon-disi penderita cukup parah, bia-sanya sesama penjaga mercusuar dengan menggunakan radio SSB meminta pertolongan kepada petu-gas di darat agar segera disediakan kapal untuk mengangkut pasien.

Permintaan itu pun belum tentu bisa dilakukan jika laut sedang pasang atau tidak ada kapal yang berani melaut. Akhirnya, seperti yang terjadi beberapa waktu lalu, petugas mercusuar yang terserang malaria jiwanya tidak tertolong dan meninggal di tempat tugas di pulau terpencil. Jenazahnya baru bisa dibawa ke darat tiga hari kemudian karena kesulitan mendapatkan kapal.

Mercusuar di Tanjung Kodok

sumber www.zakyzahra.wordpress.com

Page 67: Infrastruktur Asia

Trans Feature

Di Distrik Navigasi Kelas I Tanjung Priok, terdapat 27 menara mercusuar yang tersebar di tiga wilayah, Selat Bangka, Selat Belitung, dan Selat Sunda. Setiap menara mercusuar dijaga lima orang yang masing-masing bertugas selama empat bulan di satu lokasi, kemudian pada akhir masa tugas dijemput kapal Departemen Perhu-bungan untuk digilir ke lokasi lain selama empat bulan berikutnya.

Lokasi paling favorit adalah Pulau Edam atau Pulau Damar di Kepulauan Seribu karena jaraknya cukup dekat dari Jakarta, cuma sekitar dua jam menggunakan kapal nelayan dari Muara Angke. Selain kondisi menara setinggi 52 meter dan berumur 123 tahun peninggalan Raja Wil-lem III tahun 1879 ini masih sangat baik, kondisi pulaunya sangat asri, walaupun pulau seluas empat hektar ini hanya dihuni lima petugas mercusuar, ular, ribuan nyamuk, dan puluhan biawak.

Adapun lokasi ”neraka” bagi petugas mercu-suar antara lain Pulau Srutu di Kalimantan Barat karena mercusuar setinggi 20 meter berada di puncak gunung. Butuh tenaga luar biasa untuk mengangkut perbekalan termasuk solar sebagai bahan bakar mesin diesel dari pantai menuju puncak gunung sejauh lima kilometer.

Begitu pun di Pulau Serdang di Selat Sunda, sekelilingnya berupa jurang batu sehingga petu-gas mercusuar tak bisa ke mana-mana jika tak ingin tergelincir masuk jurang di tengah lautan. Di Pulau Tempurung di Merak, Banten, kondisinya lebih parah lagi. Menara mercusuar menjulang

persis pada sebongkah karang sehingga petugas mercusuar “terkurung” pada menara ditengah lautan.

Bagaimanapun beragamnya kondisi tempat tugas penjaga mercusuar, mereka mempu-nyai kesulitan yang sama, gajinya sangat minim karena hanya pegawai negeri rendahan. “Mun-gkin sudah suratan takdir kami. Puluhan tahun mengabdi, gaji tak sampai satu juta, sedangkan anggota DPR atau DPRD yang baru beberapa bulan bekerja sudah mendapat gaji puluhan juta ditambah fasilitas rumah dan kendaraan,” kata seorang penjaga mercusuar yang sudah lebih dari 20 tahun bekerja dan gajinya sekitar Rp 950.000 sebulan, belum dihitung berbagai potongan.

Jangankan ngobyek untuk cari penghasi-lan tambahan, justru penjaga mercusuar se-ring mendapat “tugas” tambahan yang bersifat pengabdian. Paling sering menolong kapal nelayan yang terdampar karena terhempas badai atau terkatung-katung kehabisan bahan bakar.

Bahkan, jika ada mayat yang terdampar di pulau, dengan penuh pengabdian petugas mercu-suar menguburkannya. Tidak mungkin lapor polisi atau membawa jenazah ke darat karena jarang ada kapal nelayan yang mendekat sekitar mercusuar.

Oleh karena itu, jika tak memiliki rasa pengab-dian dan keinginan menolong sesama, tak mun-gkin bisa tahan menjadi petugas menara mer-cusuar. Tidak salah jika ada pandangan mereka siap mengabdi untuk negeri bahkan rela mati di tempat sepi.

Kompas.com

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010 67

Dermaga Pulau Edam

Mercusuar di Pulau Edam

Page 68: Infrastruktur Asia

TRANS MEDIA | Edisi 1 201068

Trans Lifestyle

Masyarakat golongan atas umumnya memiliki mo-bilitas yang tinggi. Sekalipun demikian dorongan untuk merasakan kenyamanan tetap mencuat,

maka tidak mengherankan ke manapun dan di manapun mereka “berburu” fasilitas yang dapat memenuhi kebu-tuhan tersiernya. Baik itu perjalanan dalam rangka kerja maupun liburan. Transportasi yang biasa digunakan adalah pesawat terbang. Dengan demikian, maskapai pener-bangan berlomba menyediakan layanan kelas satu untuk

menjawab kebutuhan masyarakat atas ini. Menurut pantauan Trans Media ada 8 maskapai pener-

bangan dunia yang memberikan layanan kelas satu yang sangat memanjakan tiap orang dalam perjalanannya salah satu kabin tersebut adalah milik maskapai lokal, Garuda Indonesia Airlines. Sekalipun dalam perjalanan kerja, mereka tetap merasakan kenyamanan dan tiba di tempat tujuan dengan fresh. Berikut kesepuluh luxurious cabin tersebut:

KETIKA KABIN DISULAP MENJADI HOTEL BERBINTANG

Virgin Atlantic

2 Richard Branson, pendiri Virgin Atlantic, tidak pernah terlihat melakukan hal hal yang biasa

dilakukan oleh manusia normal ketika memasuki dunia bisnis. Dia adalah seorang milyarder yang mengerti bagaimana menyelesaikan pekerjaan di manapun. Laki-laki ini telah mendefi nsikan pengala-man kualitas selama beberapa waktu dan karir internasionalnya di Virgin Atlantic, tidak berbeda. Pertama, Anda tidak akan men-emukan ‘kabin kelas pertama’ disini. Sebaliknya Virgin memi-liki jenis pengalaman ‘kelas atas’. Virgin membanggakan kursi terlebar dan tempat tidur yang terlebar dan terpanjang yang tidak ada di kabin kelas pertama. Seperti Air France, armada 747 Virgin dirancang dalam zaman yang berbeda, sebelum mereka mampu untuk menekankan pengalaman ‘kelas atas’ dari tiket yang dibeli.

American Airlines

3 American Airlines telah mendorong sampul dalam produktivi-tas sebuah perusahaan penerbangan. Mereka memperkenal-kan ‘suite unggulan’, berupa fi tur seperti kursi berputar yang

memungkinkan Anda bertemu tatap muka dengan rekan kerja. Pada fi tur ini dilengkapi outlet daya laptop di setiap kursi dan telepon satelit. Dengan demikian Anda akan menemukan apapun yang Anda butuhkan untuk bekerja di sebelah kanan kursi Anda. Ketika perusahaan Anda membelikan Anda tiket kelas pertama dalam American Airlines 777, Anda juga akan mempunyai kesempatan untuk mencoba spa.

Garuda Indonesia Airlines

1Kelas Eksekutif tersedia di semua pe-sawat Garuda Indonesia. Pesawat Airbus A330 memiliki kelas eksekutif dilengkapi

kursi Flat-Bed dengan 74” pitch dan bisa direbahkan hingga 180 derajat. Kursi mewah ini juga tersedia LCD layar sentuh dengan AVOD, kursi laptop power supply dan lampu baca pribadi. Layanan kabin mewah ini juga tersedia di pesawat Garuda Indonesia Boeing 737-300, 400, 500 dan 800 series.

Page 69: Infrastruktur Asia

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010 69

Trans Lifestyle

Air France

4 Maskapai dari Perancis ini memiliki fi tur kursi yang ra-sanya kita membawa sendiri kursi nyaman di ruang kerja kita. Tempat duduk recliner yang berdampingan dengan

tempat tidur ini telah ditingkatkan di kabin kelas untuk memasti-kan bahwa Anda dan delapan penumpang lainnya merasa seperti di rumah. Air France meningkatkan penawaran kabin kelas pertama ini sebagai tanggapan terhadap maskapai baru yang bermunculan. Kabin mencerminkan gagasan tentang pengala-man kerja Perancis, yang nyaman dan bercahaya pada peker-jaan yang sebenarnya. Walaupun Air France hanya melakukan penyesuaian kabin kelas pertamanya pada maskapai yang lebih tua, ada baiknya untuk melihat bahwa pelayanan penum-pang merupakan prioritas.

Air Canada

5 Kursi kelas utama dalam Air Canada terasa seperti ruang kantor yang futuristik. Dengan tempat tidur yang datar, kursi yang dirancang

ergonomic dan daya laptop dan stop kontak data, Air Canada memasuki daftar ini dengan kompetensi, pengalaman kelas pertama yang dirancang me-wah dan sangat baik. Air Canada juga memanjakan penumpangnya dengan hiburan dalam penerbangan yang terbaik, yakni layar individual, DVD player dan berbagai informasi tanpa Anda bergeser dari tempat Anda. Mudah-mudahan, pemimpin kantor tidak terbang dengan Air Canada terlalu sering karena ketika saatnya pulang kantor mereka enggan untuk pergi karena masih merasakan nyamannya “kursi kantor terbang” yang dimiliki Air Canada.

All Nippon Airways

6 All Nippon Airways mengambil kursi Anda dan membungkusnya dengan tinggi di angkasa dengan dinding yang melengkung. Pengalaman

terbang kita memiliki sensasi seperti tinggal dalam ‘kacang polong’. Di kabin kita yang menyerupai kacang polong itu, telah tersedia layar monitor pribadi dengan layanan multimedia dan meja makan. Bagi kita ra-sanya sangat menyenangkan melihat semua maskapai Nippon mampu membangun area personal di kabin kelas pertama. Setiap ‘kacang polong’ memiliki semua dasar tertutup untuk bekerja dan bermain. All Nippon Airways memastikan Anda dapat membuat panggilan telepon satelit ketika sedang bekerja pada laptop Anda dari outlet Anda sendiri. Dan mereka memastikan Anda dapat melakukannya dalam keleluasaan yang sempurna.

British Airways

7 Pengalaman ‘setengah kabin’ kelas pertama British Airways dirancang sebagai tempat ‘perlindungan pribadi’. Keleluasaan dan penyekatan adalah perhatian terpenting bagi British Airways

untuk para penumpangnya. Dengan layanan tempat tidur yang dapat direbahkan dan sprei untuk ukuran 6’6”, pengalaman tidur kita men-jadi sebuah pengalaman yang menyenangkan. Bila Anda harus tetap terjaga dan mempersiapkan rapat di udara, maskapai ini memenuhi kebutuhan Anda dengan outlet listrik dan telepon sehingga Anda tidak perlu keluar jika Anda merasa itu penting. British Airways mungkin cukup baik untuk bisnis, tapi kenyataan yang sungguh menyenangkan adalah duduk sambil minum cocktail sebelum tidur dan masuk dalam kemewahan tidur ‘setengah kabin.’

Jet Airways

8 Ketika British Airways mempunyai ‘setengah kabin’, Jet Airways melangkah maju dan memberi Anda tempat tidur pribadi lengkap dengan pintu geser. Anda tidak akan mendapatkan keleluasaan

yang lebih daripada itu. Dalam kamar tidur itu Anda mendapatkan TV layar datar 23 inci, satu kursi yang mewah dan satu kursi kecil tambah-an yang berfungsi untuk meletakkan kaki dan peregangan. Kemampuan untuk membentengi diri Anda sendiri dari dunia luar, staff penerbangan dan lainnya, sungguh-sungguh merupakan impian dari semua pen-umpang pesawat udara. Dengan kabin Jet Airways Anda tetap dapat produktif seperti yang Anda inginkan atau Anda dapat menyembunyikan kegelisahan penerbangan dalam kamar tidur Anda yang pribadi.

worldmustbecrazy.blogspot.com

corporate.airfrance.com

Page 70: Infrastruktur Asia

TRANS MEDIA | Edisi 1 201070

BAGAIMANA SIH MEMILIH HELM

BER-SNI?

Trans Safety

Ilustrasi: FX Eriyanto

Page 71: Infrastruktur Asia

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010 71

Pada tanggal 1 April 2010 lalu pemerintah secara resmi mewajibkan semua

pengendara sepeda motor meng-gunakan helm ber-SNI. Ini ber-laku untuk helm berjenis standar terbuka (open face) dan standar tertutup (full face). Salah satu dam-pak kebijakan ini adalah melon-jaknya kebutuhan helm SNI, karena jika tidak menggunakan maka akan ditilang.

Hal tersebut menjadi masalah ketika ada pihak yang tak ber-tanggungjawab memanfaatkan moment ini untuk memproduksi dan memasarkan helm SNI palsu. Modusnya bisa memalsukan tanda SNI pada helm atau memalsukan merk helm yang sudah ber-SNI. Ini sangat membahayakan masyarakat sebagai konsumen, karena garansi keamanan dan kenyamanan tidak akan didapatkan di saat masyara-

kat salah membeli. Berikut ada beberapa tips

untuk mendapatkan helm SNI yang berkualitas. Pertama, yang perlu diperhatikan saat membeli helm adalah bentuk fi sik dari produk yang sesuai dengan ketentuan, yakni full face dan half face. Selain kedua bentuk ini, misalnya helm cetok, maka helm tersebut sudah dipastikan tak masuk golongan SNI wajib.

Kedua, periksalah kembali fi sik helm yang akan dibeli, dimulai dari bentuk cangkang, busa dalam, hingga tali pengikat. Pastikan semuanya dalam kondisi baik dan tak ada yang rengat atau rusak.

Ketiga, jangan ragu-ragu curiga pada harga jual helm yang dita-warkan. Ini penting karena untuk memproduksi satu unit helm de-ngan spesifi kasi standar SNI wajib, helm akan dijual minimal sekitar

harga Rp 65.000 per unit. Jadi, kalau di bawah harga itu kita patut mencurigainya karena bahan baku yang bisa memenuhi standar masih diimpor dan itu memang mahal.

Terakhir, jika Anda mengge-mari merek-merek helm impor, maka pastikan bahwa pembelian dilakukan setelah 1 April 2010 karena keterangan SNI harus tetap menyertai produk. Meski standar produk impor bisa lebih tinggi dari SNI, jika tak ada keterangan, maka produk itu masuk secara selundup-an. Pasalnya, SNI wajib diberlaku-kan bukan hanya untuk melindungi pengguna, melainkan juga melin-dungi industri helm nasional dari serbuan produk impor.

Semoga tips ini bermanfaat sehingga kita selain memperoleh menfaat keamanan dan kesela-matan juga menjad duta kampanye cinta produk Indonesia.

KOMPAS.COM

Trans Safety

Ilustrasi: FX Eriyanto

Page 72: Infrastruktur Asia

TRANS MEDIA | Edisi 1 201072

Transiklopedi

TAHUKAH ANDA, PESAWAT TERBESAR ANGKUT 1000 ORANG?

Page 73: Infrastruktur Asia

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010 73

Transiklopedi

Rekor pesawat terbesar saat ini dipegang oleh pesawat Airbus tipe

A380-900 yang mampu me-nampung 1000 orang penum-pang. Ini merupakan varian terakhir dari tipe A380-800

yang “hanya” mampu menampung 800 orang penumpang. Airbus A380 yang diproduksi oleh Airbus S.A.S. adalah sebuah

pesawat dua tingkat, dengan empat mesin yang mampu memuat 850 penumpang dalam konfi gurasi satu kelas atau 555 penum-pang dalam konfi gurasi tiga kelas. Pesawat ini melaksanakan penerbangan perdana pada 27 April 2005 dari Blagnac Toulouse International Airport, Toulouse, Perancis pada 8:29 UTC dan kem-bali mendarat dengan selamat pada 12:22 UTC di bandara yang sama.

Saat pesawat pertama dibuat dan terbang mengangkasa uku-ran pesawat terus dibuat semakin besar. Pada tahun 1950 boeing memproduksi 707 yang besar. kemudian pada tahun 1970, boeing memproduksi dan meluncurkan boeing 747 yang berukuran lebih besar lagi. Tahun 2006, pesawat raksasa A380 baru mengang-kasa.

Pesawat ini mempunyai mesin empat mesin buatan Rolls-Royce Trent-900 yang mampu memberikan daya dorong 36.280 kg atau empat mesin kipas turbo Alliance Gp 7200, dengan daya dorong 37.003 kg.

Pesawat raksasa ini menyediakan peralatan lengkap kantor atau ruang tidur, kursi nyaman, cocktail bar atau ruang makan dining atau relaxing zone dengan super-size TV screen.

A380 menekankan kemampuan pesawat ini yang mening-katkan kenyamanan penumpang seperti kabin yang lebih luas dan berbagai fasilitas lain seperti bar, toko-toko, bahkan kasino seperti yang diumumkan oleh Virgin Atlantic.

Sampai saat ini, ratusan pesawat A380 telah mengudara de-ngan berbagai maskapai. Beberapa maskapai yang memperkuat armadanya dengan A380 adalah Emirates, Lufthansa, Qantas, Singapore Airlines, dan Malaysia Airlines. Airbus sendiri me-nyatakan bisa memenuhi pesanan 4 buah per bulan.

Airbus baru ini akan dijual dalam dua versi: pesawat terbang penumpang (A380-800), pesawat terbang penumpang (A380-900) dan pesawat kargo (A380-800F) (150 ton).

Frans Agung Dari berbagai sumber

Page 74: Infrastruktur Asia

T inggal di Jakarta memang perlu banyak kesabaran dan kedisiplinan di jalan

raya. Selain karena macet, jalan juga masih banyak yang masti diperbaiki. Lepas dari itu, para pengendara mesti patuh aturan demi keselamatan diri sendiri maupun orang lain.

Bagi Alena, presenter acara infotainment KISS, hal ini mesti serius dan mendesak diperhatikan. Prilaku buruk di jalan raya bisa berujung maut. Ia mengisahkan ada teman adiknya meninggal gara-gara ponsel BBM. ”Kalo driving jangan BBMan ada temen adikku sendiri yang meninggal di jalan tol karena BBM-an,” ujar pemilik album kedua“Seindah Diriku”.

Terkait dengan transportasi Jakarta, perempuan Malang yang melesat di dunia hiburan setelah masuk Grand Champion Final “Asia Bagus” Malaysia 2000, memimpikan bahwa ibu kota Indonesia ini mempunyai monorail. Menurutnya, jenis transportasi massal ini akan menjadi solusi macet jalanan Jakarta, karena tidak mengambil jalur transportasi lain.

“Trans Jakarta tuh ampe sekarang banyak yang mengeluhkan pengambilan satu jalur jalan yang dulunya udah

macet, jadi makin macet karena itu,” jelas Alena yang saat ini

sedang mempromosikan single “BUkan PAngeran

IMpian.”Lebih lanjut, lulusan Fakultas Ilmu Sosial

dan Politik di Universitas Pelita

Trans Figure

NYETIR, Jangan Sambil BBM-an Dong…

Harapan ini ternyata sangat menyukai transportasi kereta api ketimbang pesawat. “Soalnya ga perlu nunggu lama untuk boarding, ga bikin mabok udara, dan jarang telat berangkat. Cuman, beli tiketnya aja belum efi sien seperti pesawat,” kata perempuan cantik yang juga model iklan ini.

Lain dari pada itu, Alena menaruh perhatian lebih pada maskapai penerbangan Garuda Indonesia. Menurutnya, maskapai plat merah ini kemajuannya terus menanjak dan signifi kan. Puncaknya Garuda diperkenankan terbang kembali ke Eropa. “Garuda itu good food, better service, on time bangeeet,” tutur Duta Baca pada Hari Buku Internasional tahun 2008 ini.

Namun, iapun punya catatan tersendiri untuk maskapai berlambang burung Garuda ini. “(Saya) sering terganggu ama pramugari-pramugari senior yang jutek abis. Aku have no idea gimana cara ngerubah itu, karena mungkin ‘bawaan’ manusianya udah begitu, karena banyak juga yang senior pramugari tapi ramah dan helpful banget,” ulasnya.

Sebelum berakhir, aktris yang selalu tampil ceria ini berkenan membocorkan apa makna dari single andalannya “BUkan PAngeran IMpian” pada Trans Media. “lagunya nge-beat dan pesannya menghibur yang pernah atau sedang diputusin pasangan dengan semena-mena supaya tetep semangat dan yakin, pasti ada yg terbaik di luar sana,” tandasnya.

Frans Agung

74

Foto

: Dok

umen

Pri

badi

Page 75: Infrastruktur Asia

Trans Savety

TRANS MEDIA | Edisi 1 2010 75

Page 76: Infrastruktur Asia

TRANS MEDIA | Edisi 1 201076

Trans Figure

Sabuk Keselamatan Menyelamatkan

Hidup AndaTahukah Anda- Tabrakan pada kecepatan 50 km/ jam saat tak

mengenakan sabuk keselamatan setara dengan jatuh dari ketinggian 10 meter?

- Tabrakan frontal pada kecepatan 50km/jam saat tak mengenakan sabuk keselamatan setara dengan dilempar ke depan dengan kekuatan 30 kali berat badan Anda?

- Sebanyak 44 % korban tewas dalam kecelakaan mobil terjadi karena tak mengenakan sabuk keselamatan ?

- Risiko pengemudi tewas dalam kecelakaan tujuh kali lebih tinggi jika ia tak mengenakan sabuk keselamatan?