Isi Laporan

download Isi Laporan

of 27

description

LAPORAN PKL

Transcript of Isi Laporan

  • 1BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Program PKL

    Peran pendidikan dalam membentuk keterampilan dan kecakapan

    seseorang sangat penting untuk menentukan langkah dan kemajuan dari suatu

    bangsa. Pendidikan dianggap sebagai sesuatu lembaga yang sangat

    berpengaruh dalam kemajuan ataupun perubahan suatu bangsa agar menjadi

    lebih baik. Namun di dalam lembaga pendidikan perguruan tinggi, ilmu yang

    diberikan adalah ilmu yang masih sebatas teori. Secara praktik para

    mahasiswa masih jauh dari cukup, sehingga perlu adanya integritas antara

    pendidikan dan suatu lembaga yang secara langsung dapat memberikan

    pengalaman kepada mahasiswa agar kelak dapat menghasilkan mahasiswa

    yang kuat dalam hal teoritik dan juga cakap dalam bekerja. Dalam hal ini

    maka dipilihlah BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) sebagai tempat

    mahasiswa untuk melakukan praktik kerja lapangan.

    Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang

    sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi yang mengembangkan ilmu

    agama Islam serta ilmu pengetahuan dan teknologi yang bernafaskan Islam,

    salah satunya adalah Jurusan Fisika merasa mempunyai tanggung jawab

    untuk ikut serta mewujudkan dan mensukseskan pembangunan nasional,

    terutama pembangunan bidang agama, mental spiritual, kesejahteraan sosial,

    dan pendidikan, serta pengembangan lembaga profesi yang menjadi

    konsentrasi pengembangan di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik

    Ibrahim Malang yang meliputi program pengembangan pengetahuan dan skill

    berbasis Sains khususnya Fisika serta mempersiapkan diri menjadi tenaga

    kerja dan pendidik yang professional dengan membekali pengalaman kerja

    sesuai bidang profesinya.

    BATAN sebagai lembaga negara non pemerintah memiliki banyak hal

    dalam keterkaitannya dengan apa yang telah dipelajari oleh mahasiswa fisika.

    Selain itu sebagai mahasiswa yang memiliki basis yang cukup besar dalam

  • 2agama akan dapat membantu kinerja dari BATAN yang sampai saat ini masih

    dalam tahap mendirikan reaktor nuklir untuk pembangkit tenaga listrik.

    Mahasiswa dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang memiliki kecakapan

    yang lebih dalam hal pemahaman tentang agama, hal ini terlihat pula dengan

    adanya materi pendidikan tarbiyah ulul albab.

    Kegiatan praktik kerja lapangan ini merupakan salah satu bentuk

    kegiatan pelatihan yang dihadapkan langsung pada praktik kerja sebagai

    pengaplikasian kemampuan pendidikan serta wawasan ilmu pengetahuan

    yang diperoleh baik dari di perguruan tinggi maupun dari kegiatan lain di luar

    kuliah serta sebagai salah satu cara yang dijadikan sarana bagi mahasiswa

    untuk melihat secara langsung penerapan dari kemajuan teknologi yang ada,

    sehingga mahasiswa dapat menambah pengetahuan, pengalaman di lapangan

    mengenai dunia kerja.

    Dengan demikian, maka program praktik kerja lapangan (PKL) yang

    dilakukan di BATAN ini diharapkan tetap diorentasikan pada jenis kegiatan

    yang relevan dengan Jurusan dan program studi mahasiswa selain itu juga

    mampu menghasilkan suatu metode dan keterampilan kerja yang professional

    dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tanggap

    mengantisipasi masalah-masalah yang timbul dalam dunia global.

    1.2 Tujuan PKL

    Adapun Tujuan dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini adalah :

    a. Melatih diri untuk membantu, menangani dan memecahkan berbagai

    masalah keilmuan dalam dunia kerja secara profesional dan bertanggung

    jawab.

    b. Melakukan penelitian di BATAN (Badan Teknologi Nuklir Nasional)

    terkait dengan keilmuan yang telah diperoleh dalam perkuliahan.

    c. Menjalin komunikasi secara intensif dengan BATAN (Badan Tenaga

    Nuklir Nasional)

  • 31.3 Program Kerja PKL

    Beberapa program kerja pada PKL yang dilaksanakan penulis antara

    lain:

    1. Program Bidang Profesi

    Mengaplikasikan bidang keilmuan mahasiswa yang sesuai dengan

    tempat atau lokasi PKL baik pada lembaga formal maupun nonformal.

    2. Bidang Penelitian

    Memahami secara dalam cara mencari data, memproses data serta

    kesimpulan yang dilakukan di BATAN sehingga dihasilkan laporan

    penelitian.

    1.4 Waktu PKL

    Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan di Badan

    Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) dan di bidang yang berbeda yaitu Pusat

    Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir (PTRKN) yang bertempat di

    Gedung 80 BATAN Serpong - Tangerang Selatan - Banten dan Pusat

    Pengembangan Geologi Nuklir (PPGN) yang bertempat di Jln. lebak bulus

    Raya no. 9 Pasar Jum`at - Jakarta Selatan. PKL ini dilakukan selama 1 bulan

    yaitu tanggal 1 Juli sampai dengan 31 Juli 2013.

  • 4BAB II

    KONDISI OBYEKTIF LOKASI PKL

    2.1 Dekripsi Instansi

    2.1.1 Nama dan Sejarah Singkat

    2.1.1.1. BATAN

    Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) adalah lembaga Non

    Departemen yang dipimpin oleh seorang kepala BATAN yang

    bertanggung jawab langsung kepada Presiden. BATAN bertugas

    membantu Presiden dalam merumuskan kebijakan dalam bidang nuklir

    dan melaksanakan pemanfaatan tenaga nuklir untuk meningkatkan

    kesejahteraan masyarakat dalam keadaan damai.

    BATAN dibentuk tahun 1964, namun kegiatan yang berhubungan

    dengan tenaga nuklir sebenarnya sudah dimulai sejak dari tahun 1954,

    yaitu sejak pemerintahan Republik Indonesia membentuk Panitia Negara

    untuk menyelidiki radioaktivitas melalui keputusan Presiden Republik

    Indonesia No. 230 tahun 1954 yang diketuai Prof. G. A. Siwabessy.

    Pada tahun 1958, setelah Panitia Negara tersebut memberikan

    laporan kepada pemerintah, maka dipandang perlu untuk lebih

    meningkatkan dan mengembangkan kegiatan tenaga atom untuk maksud

    damai. Melalui Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 1958 tanggal 5

    Desember 1958 dibentuk suatu instansi, yaitu Lembaga Tenaga Atom

    (LTA) yang bertugas melaksanakan, mengatur, mengawasi penyelidikan,

    dan penggunaan tenaga atom di Indonesia demi keselamatan dan

    kepentingan umum. Selain LTA juga dibentuk Dewan Tenaga Atom

    yang berfungsi sebagai badan Penasehat Presiden dalam memberikan

    pertimbangan-pertimbangan dari segi politik dan strategi dalam

    memberikan kebijaksanaan di bidang tenaga atom.

    Berdasarkan Undang-undang No.31 Tahun 1964 Lembaga Non

    Departemen ini bernama Badan Tenaga Atom Nasional yang dipimpin

    oleh seorang Direktur Jendral dan bertanggung jawab langsung kepada

  • 5presiden. Tanggal 10 April 1997 UU No. 10 Tahun 1997 tentang

    ketenaganukliran Badan Atom Nasional berubah menjadi Badan Tenaga

    Nuklir Nasional. Menindaklanjuti UU No.10 Tahun 1997, Presiden

    mengeluarkan dua keputusan, yaitu :

    Kepres No. 76 tahun 1998 tentang pembentukan badan pengawas bagi

    pemanfaatan tenaga nuklir Indonesia.

    Kepres No. 197 tahun 1998 tentang pembentukan badan pelaksana

    bagi pemanfaatan tenaga nuklir Indonesia.

    Undang-undang No. 10 tahun 1997 menjadi dasar perkembangan

    BATAN untuk menyosong pembangunan PLTN di Indonesia, dan juga

    untuk mencapai era globalisasi. Perkembangan teknologi nuklir di

    Indonesia berlanjut terus dan hingga sampai saat ini BATAN telah

    mempunyai 3 Reaktor Riset, yaitu :

    1. Reaktor Triga Mark II di Bandung yang dioperasikan pada tahun

    1965. Reaktor ini mempunyai daya 1 MegaWatt (MW).

    2. Reaktor Kartini di Yogyakarta yang diresmikan pada tahun 1979.

    Reaktor ini mempunyai daya 100 KiloWatt (kW).

    3. Reaktor RSG-GAS di Serpong yang diresmikan tanggal 20 Agustus

    1987.

    4. Reaktor ini mempunyai daya 30 MegaWatt thermal (MWth).

    2.1.1.2. PTRKN

    Dalam pembangunan suatu Reaktor Nuklir, aspek keselamatan

    harus mendapat perhatian utama. Hal ini mengingat bahwa dalam teras

    reaktor terakumulasi bahan-bahan radioaktif yang apabila tersebar ke

    lingkungan yang dapat membahayakan pekerja, penduduk sekitar dan

    lingkungan hidup. Untuk mengatasi hal tersebut harus diterapkan kriteria

    dan standar keselamatan reaktor yang ketat sejak tahap desain hingga

    pengoperasian reaktor nuklir.

    Sehubungan dengan hal di atas, Badan Tenaga Atom Nasional

    dan sekarang berubah menjadi nama Badan Tenaga Nuklir Nasional

  • 6(BATAN) sebagai lembaga yang ditugasi untuk melakukan penelitian,

    pengembangan tenaga atom (tenaga nuklir) di Indonesia secara khusus

    membentuk satu pusat penelitian dan pengembangan dalam bidang

    teknologi keselamatan reaktor, yaitu Pusat Penelitian Teknologi

    Keselamatan Reaktor (PPTKR) dan sekarang berubah nama menjadi

    Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir (PTRKN) yang

    dipimpin oleh Dr. Setiyanto, M.Sc.

    2.1.1.3. PPGN

    PPGN adalah lembaga litbang yang berada dibawah naungan

    Badan Tenaga Nuklir Nasional yang bertugas melaksanakan

    penyelidikan di bidang geologi dan pertambangan yang berhubungan

    dengan pengembangan pemanfaatan tenaga nuklir. PPGN terletak

    dikawasan Pusat Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN) Ps. Jumat, Jakarta

    Selatan. Kegiatan litbang mulai dilakukan di Jawa tahun 1963 dan

    dalam perkembangannya selanjutnya litbang tersebut diperluas di

    Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dan Irian Jaya. Disamping itu untuk

    meningkatkan peranannya dalam masyarakat, PPGN melakukan

    kerjasama dengan instansi lain yaitu instansi pemerintah atau swasta

    dalam bidang pemanfaatan teknologi nuklir untuk pencarian sumber

    airtanah di beberapa daerah yang sulit air.

    2.1.2 Struktur Organisasi Personalia dan Deskripsi Tugas

    2.1.2.1. BATAN

    Susunan Organisasi BATAN terdiri dari :

    1. Kepala BATAN

    Kepala BATAN mempunyai tugas :

    Memimpin BATAN sesuai dengan ketentuan perundang-

    undangan.

    Menyiapkan kebijakan nasional dan kebijakan umum sesuai

    dengan tugas BATAN.

    Menetapkan kebijakan teknis pelaksanaan tugas BATAN yang

  • 7menjadi tanggungjawabnya.

    Membina dan melaksanakan kerjasama dengan industri dan

    organisasi lain.

    2. Sekretariat Utama

    Sekretariat utama membawahi unit-unit kerja (biro)

    Biro Perencanaan.

    Biro Sumber Daya Manusia.

    Biro Umum.

    Biro Kerjasama, Hukum dan Hubungan Masyarakat.

    3. Deputi Bidang Penelitian Dasar Dan Terapan

    Deputi Bidang Penelitian Dasar dan Terapan membawahi unit-unit

    kerja.

    Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir.

    Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan.

    Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri.

    Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi.

    4. Deputi Bidang Pengembangan Teknologi dan Energi Nuklir

    Deputi Bidang Pengembangan Teknologi dan Energi Nuklir

    membawahi :

    Pusat Pengembangan Energi Nuklir.

    Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir.

    Pusat Pengembangan Informatika Nuklir.

    5. Deputi Bidang Pengembangan Teknologi Daur Bahan Nuklir dan

    Rekayasa

    Deputi Bidang Pengembangan Teknologi Daur Bahan Nuklir dan

    Rekayasa membawahi unit-unit kerja (pusat) :

    Pusat Pengembangan Geologi Nuklir.

    Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir.

    Pusat Teknologi Limbah Radioaktif.

    Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir.

  • 86. Deputi Bidang Pendayagunaan Hasil penelitian dan

    Pengembangan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan

    Teknologi Nuklir

    Deputi Bidang Pendayagunaan Hasil Penelitian dan Pengembangan

    dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir

    membawahi unit-unit kerja (pusat) :

    Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka.

    Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi.

    Pusat Desiminasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir.

    Pusat Kemitraan Teknologi Nuklir.

    7. Inspektorat

    Inspektorat terdiri dari:

    Sub bagian Tata Usaha.

    Kelompok Jabatan Fungsional Auditor.

    8. Pusat Standarisasi dan Jaminan Mutu Nuklir

    Pusat Standarisasi dan Jaminan Mutu Nuklir terdiri dari:

    Sub Bagian Tata Usaha.

    Bidang Standarisasi Radiasi dan Nuklir.

    Bidang Akreditasi dan Sertifikasi.

    Bidang Jaminan Mutu.

    9. Pusat Pendidikan dan Pelatihan

    Pusat Pendidikan dan Pelatihan terdiri dari:

    Bagian Tata Usaha.

    Bidang Perencaan.

    Bidang Penyelengaraan.

    Bidang Evaluasi.

    Kelompok Jabatan Fungsional Widyaiswara.

    Pelaksanaan Urusan Tata Usaha.

  • 92.1.2.2. PTRKN

    Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir mempunyai

    tugas untuk melaksanakan pengembangan di bidang teknologi dan

    keselamatan reaktor nuklir berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh

    Kepala BATAN melalui SK Nomor : 392/KA/XI/2005. Untuk

    melaksanakan tugas tersebut, Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan

    Nuklir sesuai Pasal 179 menyelenggarakan fungsi :

    pelaksanaan pengembangan fisika dan teknologi reaktor.

    pelaksanaan pengkajian dan analisis keselamatan reaktor.

    pelaksanaan pengembangan penggunaan reaktor.

    pelaksanaan pengembangan teknologi keselamatan nuklir.

    pelaksanaan operasi fasilitas.

    pelaksanaan urusan tata usaha.

    Untuk melaksanakan tugas dan fungsi, PTRKN terdiri dari

    Bagian Tata Usaha dan Bidang-bidang Teknis setingkat eselon III yaitu

    sebagai berikut :

    1. Bidang Tata Usaha

    Bagian Tata Usaha mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis

    administratif kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan Pusat

    Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir. Dalam melaksanakan

    tugas sebagaimana dimaksud, bagian Tata Usaha terdiri atas sub

    bagian sebagai berikut :

    a. Sub bagian persuratan dan kepegawaian.

    b. Sub bagian keuangan.

    c. Sub bagian perlengkapan.

    d. Sub bagian dokumen ilmiah.

    2. Bidang Fisika dan Teknologi Reaktor

    Bagian Fisika dan Teknologi Reaktor mempunyai melaksanakan

    pengembangan di bidang fisika dan teknologi reaktor. Dalam

    melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, bagian Fisika dan

    Teknologi Reaktor terdiri atas kelompok sebagai berikut:

  • 10

    a. Kelompok Fisika Teras.

    b. Kelompok Teknologi dan Sistem Reaktor.

    c. Kelompok Perisai Radiasi dan Dosimetri.

    3. Bidang Pengkajian Analisis Keselamatan Reaktor

    Bagian Pengkajian Analisis Keselamatan Reaktor mempunyai tugas

    melaksanakan pengkajian dan analisis keselamatan reaktor. Dalam

    melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, bagian Pengkajian

    Analisis Keselamatan Reaktor terdiri atas kelompok sebagai berikut :

    a. Kelompok Pengkajian Managemen Kecelakaan Reaktor.

    b. Kelompok Analisis Keselamatan Reaktor.

    c. Kelompok Analisis dan Simulasi Eksperimental.

    4. Bidang Pengembangan Reaktor.

    Bagian Pengembangan Reaktor mempunyai tugas melaksanakan

    pengkajian dan pengembangan sistem reaktor serta penggunaannya.

    Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, bagian

    Pengembangan Reaktor terdiri atas kelompok sebagai berikut :

    a. Kelompok Pengembangan Data Nuklir.

    b. Kelompok Pengkajian Desain Teras Reaktor Generasi Lanjut.

    c. Kelompok Pengkajian Desain Sistem Reaktor Generasi Lanjut.

    d. Kelompok Pengkajian Teknologi Pemanfaatan Reaktor Generasi

    Lanjut.

    5. Bidang Pengembangan Teknologi Keselamatan Reaktor.

    Bagian Pengembangan Teknoogi Keselamatan Reaktor mempunyai

    tugas melaksanakan pengembangan teknologi keselamatan nuklir.

    Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, bagian

    Pengembangan Teknologi Keselamatan Reaktor terdiri atas kelompok

    sebagai berikut :

    a. Kelompok Sistem Keselamatan Instalasi Nuklir.

    b. Kelompok Teknik Keandalan Instalasi Nuklir.

    c. Kelompok Budaya Keselamatan Nuklir dan Ergonomika.

  • 11

    6. Bidang Operasi Fasilitas.

    Bagian Operasi Fasilitas mempunyai tugas melaksanakan operasi dan

    perawatan fasilitas. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana

    dimaksud, bagian Operasi Fasilitas terdiri atas subbidang sebagai

    berikut :

    a. Subbidang Termohidrolika.

    b. Subbidang Instrumentasi.

    c. Subbidang Elektromekanik.

    7. Kegiatan PTRKN

    Kegiatan di PTRKN dibagi menjadi dua kelompok kegiatan, yaitu :

    1. Kegiatan Pengembangan Reaktor.

    Pengembangan reaktor adalah kegiatan yang bertujuan untuk

    mengembangkan kemampuan dalam desain reaktor yang sudah

    adan serta kelengkapan keamanan personalnya. Disamping itu

    juga mengkaji tentang desain reaktor generasi terbaru. Sehingga

    didapatkan informasi yang lebih lengkap tentang keandalan

    reaktor yang sudah ada maupun reaktor generasi terbaru.

    2. Kegiatan Keselamatan Reaktor.

    Yaitu suatu kegiatan yang mengkaji dan mengembangkan

    teknologi tentang keselamatan reaktor, meliputi desain reaktor

    maupun secara personalnya. Dari kegiatan ini dihasilkan suatu

    kajian analisis tentang segala hal yang berdampak terhadap

    keandalan reaktor serta penanganannya.

    8. Produk PTRKN

    Produk PTRKN saat ini dikelompokan ke dalam dua bagian, yaitu:

    1. Produk berupa hasil kajian dan pengembangan tentang reaktor

    nuklir baik yang sudah ada maupun reaktor generasi terbaru.

    2. Produk layanan berupa jasa perawatan, perbaikan, perancangan,

    konstruksi, instalasi, pengujian dan konsultasi.

  • 12

    2.1.2.3. PPGN

    Visi

    Diketahuinya potensi dan dikuasainya teknologi pertambangan

    Bahan Galian Nuklir (BGN), serta diterapkannya teknik Hidrogeologi

    Nuklir di daerah sulit air.

    Misi

    Litbang Geologi Nuklir (GN) di Bidang Eksplorasi, inventarisasi

    potensi Bahan Galian Nuklir dan Hidrogeologi.

    Litbang penambangan dan pengolahan BGN.

    Pengendalian keselamatan lingkungan (KL).

    Peningkatan profesionalisme dan sistem jaminan mutu (SJM).

    Tugas

    Bidang Geologi dan Pertambangan Bahan Galian Nuklir

    mempunyai tugas melaksanakan pengembangan dan pengkajian Geologi

    dan Teknologi pertambangan bahan galian nuklir dengan rincian tugas :

    a. Melaksanakan pengenmbangan teknologi eksplorasi

    b. Melaksanakan pengembangan teknologi evaluasi cadangan dan

    teknologi penambangan bahan galian nuklir

    c. Melaksanakan pengembangan teknologi pengolahan bahan galian

    nuklir

    d. Melaksanakan studi kelayakan pengembangan bahan galian nuklir

    e. Melaksanakan pengelolaan bank data bahan galian nuklir

    2.2 Denah Lokasi PKL

    Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir (PTRKN) terdapat di lingkungan

    BATAN Serpong, Tangerang Selatan yang terletak sejauh 30 km, arah barat

    daya Jakarta di Kawasan PUSPITEK Serpong, Gedung 80.

    Pusat Pengenbangan Geologi Nuklir (PPGN) berada di lingkungan

    BATAN Jalan Lebak Bulus Raya No.9 Pasar Jumat Jakarta 12440 Indonesia

  • 13

    BAB III

    PELAKSANAAN PKL

    3.1 Program Bidang Profesi

    Dalam bidang profesi terdapat dua kategori, yaitu program profesi

    kelompok dan progran profesi individu, sedangkan program profesi kelompok

    dibagi menjadi dua, karena terbagi menjadi dua tempat yang berbeda, yaitu

    PPGN(Pusat Pngambangan Geologi Nuklir) dan PTRKN (Pusat Teknologi

    Reaktor dan Keselamatan Nuklir).

    3.1.1 Program Profesi Kelompok

    Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PPGN (Pusat

    Pengambangan Geologi Nuklir) dan PTRKN (Pusat Teknologi Reaktor dan

    Keselamatan Nuklir), kegiatan yang diagendakan dalam rangka mengembangkan

    disiplin keilmuan fisika khususnya bidang minat geofisika dan teori meliputi

    observasi. Adapun jam kerja yang kami lakukan mulai tanggal 01 Juli sampai 01

    Agustus 2013 dengan di mulai hari Senin sampai Jumat mulai pukul 08.00-16.00.

    Untuk mendukung kegiatan PKL yang kami laksanakan khususnya dalam

    hal operasional, kami mengadakan beberapa kegiatan. Kegiatan ini berupa

    pengenalan dan mengoperasikan beberapa alat dan softwere utama di PTRKN dan

    PPGN BATAN yang digunakan pada kegiatan sehari-harinya. Pada kegiatan ini

    kami sebagai peserta dan staf BATAN sebagai tutornya. Adapun softwere dan alat

    yang kami pelajari adalah sebagai berikut :

    1. PTRKN BATAN

    a. High Temperatur Gas-Cooled Reactor (HTGR)

    b. Very Superior Old Programs (VSOP)

    c. PLC

    2. PPGN BATAN

    a. Res2div

    b. ABEM SAS 1000

    c. Gelimunch

  • 14

    d. GPS

    3.1.2 Program Profesi Individu

    Program kerja profesi individu adalah melakukan penelitian terkait dengan

    bidang keilmuan yang disesuaikan dengan tempat dilaksanakannya Praktek Kerja

    Lapangan (PKL).

    3.2 Program Pengembangan Profesi

    Dalam bidang pengembangan profesi terdapat dua kategori, yaitu program

    profesi kelompok dan program profesi individu, sedangkan program profesi

    kelompok dibagi menjadi dua, karena terbagi menjadi dua tempat yang berbeda,

    yaitu PPGN(Pusat Pngambangan Geologi Nuklir) dan PTRKN (Pusat Teknologi

    Reaktor dan Keselamatan Nuklir).

    3.2.1 Pengembangan Profesi Kelompok

    3.2.1.1 PTRKN BATAN

    Nama : Husnul Fuad Z. dan Moch. Bayu

    NO HARI TANGGAL POKOK KEGIATAN

    1 Senin 01 07 2013 Perkenalan instamsi

    2 Selasa 02 07 2013Pengenalan Lab. dan pembimbing

    lapangan

    3 Rabu 03 07 2013 Merancang pembuatan kotak PLC

    4 Kamis 04 07 2013 Membuat Kotak PLC (tutupnya)

    5 Jumat 05 07 2013 Membuat Kotak PLC (tutupnya)

    6 Senin 08 07 2013Membuat Kotak PLC (merangkai

    bagian inner)

    7 Selasa 09 07 2013Membuat Kotak PLC (merangkai

    bagian inner)

    8 Rabu 10 07 2013Membuat Kotak PLC (merangkai

    bagian inner)

    9 Kamis 11 07 2013Membuat Kotak PLC (merangkai

    bagian inner)

    10 Jumat 12 07 2013 Menyelesaikan pembuatan kotak PLC

  • 15

    11 Senin 15 07 2013Mengecek hasil pembuatan kotak PLC

    dengan pembimbing lapangan

    12 Selasa 16 07 2013Membuat pembagi tegangan untuk

    sensor jarak

    13 Rabu 17 07 2013Membuat pembagi tegangan untuk

    sensor jarak

    14 Kamis 18 07 2013 Karakterisasi sensor jarak

    15 Jumat 19 07 2013 Diskusi dengan pembimbing lapangan

    16 Senin 22 07 2013 Mengerjakan laporan dan konsultasi

    17 Selasa 23 07 2013 Mengerjakan laporan dan konsultasi

    18 Rabu 24 07 2013 Mengerjakan laporan dan konsultasi

    19 Kamis 25 07 2013 Mengerjakan laporan dan konsultasi

    20 Jumat 26 07 2013Minta izin untuk meninggalkan

    BATAN

    Nama : Ach. Fatich Al Qodri

    NO HARI TANGGAL POKOK KEGIATAN

    1 Senin 01 07 2013Pengenalan kinerja dan tugas-tugas Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir (PTRKN-BATAN)

    2 Selasa 02 07 2013Studi model aliran fluida dan perpindahan panas pada PBMR, studi tentang PBMR, dan Studi tentang Partikel TRISO

    3 Rabu 03 07 2013

    Studi Transfer panas konduksi arah radial dan aksial (pebble-pebble, pebble-reflektor,semua padatan), studi transfer panas konveksi antara partikel-partikel bed dan gas yang mengalir (pendingin Helium)

    4 Kamis 04 07 2013

    Studi Transfer panas radiasi (pebble-pebble, pebble-dinding reflektor, barel teras-dinding bejana reaktor), studi simulasi aliran dan transfer panas PBMR menggunakan program VSOP-94.

  • 16

    5 Jumat 05 07 2013Studi penurunan tekanan pada pebble bed, studi hubungan transfer panas, studi konduktivitas termal efektif

    6 Senin 08 07 2013

    Studi konduksi melalui fase padatan dan radiasi antar pebble , studi konduksi melalui fase padat dan melintasi fase fluida stasioner yang mengisi interstistial void antar pebble.

    7 Selasa 09 07 2013Studi konduksi padat-konduksi luas kontak-model konduksi padat, studi korelasi sifat-sifat material, studi sifat-sifat termal Helium

    8 Rabu 10 07 2013 Studi konduktivitas panas pebble bahan bakar, studi penurunan tekanan

    9 Kamis 11 07 2013 Menggambar koefisien penurunan tekanan pebble bed

    10 Jumat 12 07 2013Menggambar bilangan nusselt sebagai fungsi bilangan reynolds untuk transfer panas konveksi partikel ke fluida untuk teras pebble bed

    11 Senin 15 07 2013 Izin

    12 Selasa 16 07 2013Menggambar koefisien transfer panas konveksi untuk teras pebble bed sebagai fungsi belangan reynolds

    13 Rabu 17 07 2013Konduktivitas termal efektif dan menggambar konduktivitas termal efektif pebble bed untuk kondisi helium

    14 Kamis 18 07 2013 Izin

    15 Jumat 19 07 2013Latihan membuat makalah studi model aliran fluida dan perpindahan panas pada PBMR

    16 Senin 22 07 2013Latihan membuat makalah studi model aliran fluida dan perpindahan panas pada PBMR

    17 Selasa 23 07 2013Latihan membuat makalah studi model aliran fluida dan perpindahan panas pada PBMR dan konsultasi konsultasi penyusunan laporan PKL

    18 Rabu 24 07 2013

    Latihan membuat makalah studi model aliran fluida dan perpindahan panas pada PBMR dan konsultasi konsultasi penyusunan laporan PKL

    19 Kamis 25 07 2013 Izin sakit

  • 17

    20 Jumat 26 07 2013Latihan membuat makalah studi model aliran fluida dan perpindahan panas pada PBMR dan konsultasi konsultasi penyusunan laporan PKL

    21 Senin 29 07 2013Pengumpulan Laporan berupa paper dan perpisahan dengan seluruh staf dan karyawan PTRKN-BATAN

    3.2.1.2 PPGN BATAN

    Nama : Yuhana Kusuma W. dan Nita Andrini

    NO HARI TANGGAL POKOK KEGIATAN

    1 Senin 01 07 2013 Pengenalan instansi dan mengurus tanda pengenal

    2 Selasa 02 07 2013 Pengenalan alat alat dan software3 Rabu 03 07 2013 Pembagian data dan pengumpulan data4 Kamis 04 07 2013 Pembuatan laporan BAB I dan BAB II

    5 Jumat 05 07 2013 Olahraga bersama dan konsultasi laporan

    6 Senin 08 07 2013 Konsultasi laporan7 Selasa 09 07 2013 Pengolahan data bagian 18 Rabu 10 07 2013 Pengolahan data bagian 2

    9 Kamis 11 07 2013 Pembuatan laporan BAB III dan BAB IV

    10 Jumat 12 07 2013 Olahraga bersama dan konsultasi laporan

    11 Senin 15 07 2013 Praktik akuisi data geolistrik12 Selasa 16 07 2013 Pengolahan data hasil praktek akuisi

    13 Rabu 17 07 2013 Pembuatan laporan data hasil praktek akuisi

    14 Kamis 18 07 2013 Konsultasi laporan hasil praktek akuisi

    15 Jumat 19 07 2013 Kunjungan ke PTRKN BATAN Serpong

    16 Senin 22 07 2013 Konsultasi laporan hasil praktek akuisi dan pengumpulan laporan

    17 Selasa 23 07 2013 Pembuatan laporan BAB V18 Rabu 24 07 2013 Konsultasi Laporan

  • 18

    19 Kamis 25 07 2013 Konsultasi laporan20 Jumat 26 07 2013 Pamit

    a. High Temperatur Gas-Cooled Reactor (HTGR)

    HTGR (High Temperatur Gas Reactor) merupakan salah satu sistem

    pembangkit energi yang menggunakan bahan bakar nuklir. Reaktor ini dinilai

    memiliki nilai efisiensi yang cukup besar di bandingkan dengan jenis-jenis

    reaktor nuklir lainnya. Selain itu kelebihan dari reaktor ini antara lain

    memiliki nilai ekonomis paling murah dibandingkan lainnya serta tingkat

    keselamatan inheren yang tinggi dan bersih. Desain konseptual teras HTGR

    secara signifikan dapat meningkatkan efisiensi termal total sistem energi

    nuklir serta dapat diandalkan sebagai salah satu solusi penurunan gas karbon

    dioksida global karena sebagai pembawa energi yang sangat efisiens dan

    ramah lingkungan. Desain konseptual HTGR merupakan pengembangan

    desain konseptual reaktor kogenerasi dengan tingkat daya menengah yang

    berpendingin gas helium. Mekanisme pemuatan bahan bakar selama reaktor

    beroperasi berlangsung sebagai berikut: bahan bakar bola secara kontinu

    diambil dari bagian bawah tabung dengan laju pengambilan mencapai ribuan

    bola perhari, bola bahan bakar yang masih baik akan dimasukkan kembali

    kedalam bejana reaktor dari bagian atas. Dengan demikian, seiring

    berlangsungnya operasi reaktor, posisi bola bahan bakar tidak statis tetapi

    begerak secara perlahan dari atas bejana kearah bawah bejana. HTGR biasa

    disebut juga dengan nama RGTT (Reaktor Gas Temperatur Tinggi)

    b. Very Superior Old Programs (VSOP)

    VSOP(very superior old program) adalah suatu sistem dari kode-kode

    bukti komputer yang di hubungkan bersama guna melakukan simulasi

    numerik dari performa fisis reaktor nuklir. Kemampuan aplikasi ini

    dilangsungkan untuk semua tipe reaktor thermal,termasuk reaktor yang

    ukurannya lebih kecil seperti yang sedang dikembangkan untuk modular

    power plant atau untuk utilisasi panas langsung. Seperti halnya kode yang

  • 19

    secara luas telah digunakan untuk mengembangkan kerja pada reaktor

    temperatur tinggi dengan elemen bahan bakar bola.

    c. PLCPLC adalah kepanjangan dari kata Programmable Logic Controller.

    Programmable menunjukkan kemampuannya yang dapat mengubah program

    yang dibuat dan kemampuannya dalam hal memori program yang telah

    dibuat, Logic menunjukkan kemampuannya dalam memproses input secara

    aritmatik yaitu melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan,

    mengalikan, membagi, mengurangi, dan negasi, sedangkan Controller

    menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses sehingga

    menghasilkan output yang diinginkan. Dengan demikian dalam kasus ini,

    PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui sensor), kemudian

    melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai yang dibutuhkan, yang

    berupa menghidupkan atau mematikan keluarannya (switch on-off).

    d. Sensor Jarak

    GP2D12 (Infrared Range Detector) adalah sensor jarak yang

    berbasikan infra red, serta Sensor GPD2D12 merupakan salah satu sensor

    jarak dengan keluaran tegangan analog. Jarak yang bisa dideteksi GPD2D12

    mulai dari 8cm sampai 80cm, sedangkan tegangan yang dikeluarkan adalah

    mulai dari 2,6 Vdc dan terus turun sampai sekitar 0,5 Vdc, sehingga jarak

    berbanding terbalik dengan tegangan, jadi tegangan akan semakin tinggi

    pada saat jarak semakin dekat.

    e. Res2div

    RES2DINV adalah program komputer yang secara otomatis bisa

    menggambar atau membuat model 2 dimensi bawah permukaan dari data

    survey geolistrik (Griffiths dan Barker 1993). Program ini bekerja dalam

    platform Windows sistem (95, 98, Milenium, XP). Program ini menggunakan

    teknik forward modeling dari data resistivitas semu hasil pengukuran untuk

    mendapatkan hasil inversinya (Loke and Barker, 1996). Program Res2Dinv

    ini menyediakan pilihan menggunakan teknik non-linier finite diffferent

    forward modeling dan finite element forward modeling, dan suport terhadap

  • 20

    konfigurasi elektrode Wenner, Pole-pole, Dipole-dipole, Wenner-

    Schlumberger dan Equatorial Dipole-dipole (rectangular) array

    f. ABEM SAS 1000

    Merupakan resistiviti meter dengan menggunakan tiga mode operasi

    (resistivitas, IP, SP). Dilengkapi dengan tomography imaging dan borehole

    2D/3D untuk berbagai aplikasi Geofisika dekat permukaan. Lingkup aplikasi,

    data akuisisi kecepatan dan akurasi telah mendefinisikan arsitektur ABEM

    Terrameter SAS sementara ribuan berhasil dilaksanakan survei di seluruh

    dunia telah terbukti kehandalannya terus-menerus untuk aplikasi di dekat

    permukaan Geofisika. Inti elektronik, seperti sinyal rata-rata sistem (alias

    sinyal susun) yang ABEM Terrameter SAS berasal namanya, memberikan

    hasil yang akurat dan dapat diandalkan kecepatan dimaksimalkan,

    mengurangi waktu bidang dan mengoptimalkan laba atas investasi.

    Dilengkapi pula dengan perangkat lunak produktivitas, ABEM Terrameter

    SAS terus kecepatan optimasi paradigma dari protokol konfigurasi untuk

    mengekspor data

    g. Gelimunch

    Geolistik Multi Chanel (GELIMUNCH) merupakan alat ukur resistivity

    dengan sentuhan teknologi terdepan. Instrumen didesain dengan sistem

    pengukuran elektroda banyak channel (multichannel), full automatis dengan

    sampling arus injeksi dilakukan setiap 2-5 detik. Alat ini memberikan hasil

    dengan tingkat akurasi tinggi dan bising yang rendah. Dengan hadirnya alat

    ini pengukuran resistivitas bisa dilakukan secara simultan sampai

    16 elektroda, dan dapat pula di-upgrade menjadi 32, 64, 128 elekroda atau

    lebih (max 1000 channel). Dengan demikian akan menghemat waktu dan

    tenaga dalam pengukuran resistivitas bawah permukaan. Melalui instrumen

    resistivity multichannel pengukuran data resistivitas 2D dan 3D menjadi lebih

    efisian. Teknologi Curent Source (pembangkit arus) yang terdapat pada S-

    Field menjadikannya handal, berpengaman sistem anti short circuit, sehingga

    aman digunakan pada saat jarak elektroda arus terlalu rapat atau impedansi

  • 21

    sangat rendah. Output format file hasil pengukuran 2D sesuai (compatible)

    dengan format software Res2Dinv.

    h. GPS

    GPS adalah singkatan dari Global Positioning System, sistem satelit yang

    dapat memberikan posisi Anda di mana pun di dunia ini. Satelit GPS tidak

    mentransmisikan informasi posisi Anda, yang ditransmisikan satelit adalah

    posisi satelit dan jarak penerima GPS Anda dari satelit. Informasi ini diolah

    alat penerima GPS Anda dan hasilnya ditampilkan kepada Anda. Penerima

    GPS memperoleh sinyal dari beberapa satelit yang mengorbit bumi. Satelit

    yang mengitari bumi pada orbit pendek ini terdiri dari 24 susunan satelit,

    dengan 21 satelit aktif dan 3 buah satelit sebagai cadangan. Dengan susunan

    orbit tertentu, maka satelit GPS bisa diterima diseluruh permukaan bumi

    dengan penampakan antara 4 sampai 8 buah satelit. GPS dapat memberikan

    informasi posisi dan waktu dengan ketelitian sangat tinggi.

    3.2.2 Pengembangan Profesi Individu

    Pengembangan profesi individu ini berisi ringkasan hasil penelitian

    individu sebagai berikut.

    3.2.2.1 Achmad Fatich Al Qodri (Simulasi Pengaruh Perubahan Konfigurasi

    Teras Terhadap Perubahan Temperatur Bahan Bakar di Teras

    HTGR)

    Berdasarkan hasil dan analisis dari data didapatkan melalui porgram

    VSOP-94 ini, pada saat nilai temperatur inlet sebesar 250 C didapatakan nilai

    maksimum temperatur outlet pada 220MW/630 C. ini merupakan langkah

    awal yang baik untuk reaktor HTGR.

    Selain itu terdapat dapat diambil kesimpulan pula bahwa program

    VSOP-94 cukup valid untuk mensimulasikan desain suatu reaktor ataupun

    untuk perhitungan distribusi temperatur bahan bakar pebble bed pada reaktor

    HTGR yang dimodelkan pada arah aksial dan radial teras dengan

    diasumsikan menggunakan data neutronik yang telah ada, menunjukkan

  • 22

    bahwa program VSOP-94 valid untuk digunakan dalam perhitungan thermal

    yang terjadi dalam teras reaktor.

    3.2.2.2 Husnul Fuad Zein (Aplikasi PLC Untuk Keselamatan Pada Sistem

    Pendingin reaktor Nuklir)

    PLC (Programmable Logic Control) merupakan suatu sistem

    mikrokontroler yang biasanya di gunakan oleh industri atau pabrik, di

    dalamnya terdapat perangkat lunak maupun perangkat keras yang memiliki

    fungsi masing-masing. Secara umum PLC berfungsi untuk mengontrol

    masukan karena di dalam PLC terdapat gerbang-gerbang logika seperti OR,

    AND, NOR, XOR dan lain-lain yang bisa kita susun sesuai dengan

    kebutuhan, sehingga didapatkan keluaran yang diinginkan.

    Dalam sistem pendingin reaktor nuklir, PLC mengatur masukan dari

    sensor jarak berupa tegangan kemudian keluarannya akan memberikan

    perintah pada kran pipa sehingga secara otomatis pipa akan terbuka atau

    menutup.

    Dengan adanya PLC dan juga sensor gerak sangatlah membantu

    meringankan beban dalam membuat pendingin reaktor nuklir, karena secara

    otomatis akan bekerja tanpa harus menyalakan atau mematikan kran secara

    manual.

    3.2.2.3 Moch.Bayu (Aplikasi PLC Untuk Pemipaan Pada Sistem Kendali

    Pendingin Reaktor Nuklir)

    Berdasarkan hasil dan analisis dari data didapatkan, pemipaan

    merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam upaya untuk

    membangun sistem pendingin reaktor nuklir yang terkendali. Selain itu juga

    didapat bahwa, untuk membuat desain sistem pendingin reaktor minimal

    harus tersedia Tangki simulasi reaktor, Pompa pendingin primer, penukar

    panas, pompa pendingin sekunder, cooling tower dan bak penampung air.

  • 23

    3.2.2.4 Yuhana Kusuma Wardani (Akuisisi dan Pengolahan Data Geolistrik

    2D Konfigurasi Wenner Study Kasus Desa Mbuit, Kampung

    Humpung, Nusa Tenggara Timur )

    Berdasarkan hasil survey geologi permukaan yang didukung dengan

    hasil pengukuran data resistivitas bawah permukaan di daerah pelacakan,

    diketahui bahwa terdapat zona struktur sesardari sistem sesar normal berarah

    NW-SE.Akuifer jenuh air diinterpretasikan terdapat pada zona fraktur

    sehingga berpotensi untuk bertindak sebagai akuifer airtanah-dalam. Potensi

    akuifer celah dengan kondisi terbaik di area pengukuran geofsika di

    Kampung Humpung antara lintasan C ( C15- C17 ) dan lintasan G ( G17

    G18 ).

    3.2.2.4 Nita Andrini (Akuisisi dan Pengolahan Data Geolistrik 2D

    Konfigurasi Wenner Study Kasus Desa Mbuit, Kampung Tureng,

    Nusa Tenggara Timur )

    Berdasarkan hasil survey geologi permukaan yang didukung dengan

    hasil pengukuran data resistivitas bawah permukaan di daerah pelacakan,

    diketahui bahwa terdapat zona struktur sesardari sistem sesar normal berarah

    NW-SE. Akuifer jenuh air diinterpretasikan terdapat pada zona fraktur

    sehingga berpotensi untuk bertindak sebagai akuifer airtanah-dalam. Potensi

    akuifer celah dengan kondisi terbaik di area pengukuran geofsika di

    Kampumg Tureng antara lintasan D ( D14- D17 ) dan lintasan E ( E14

    E19 ).

  • 24

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    Dengan adanya PLC dan juga sensor gerak sangatlah membantu

    meringankan beban dalam membuat pendingin reaktor nuklir, karena secara

    otomatis akan bekerja tanpa harus menyalakan atau mematikan kran secara

    manual.

    Berdasarkan hasil dan analisis dari data didapatkan, pemipaan

    merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam upaya untuk

    membangun sistem pendingin reaktor nuklir yang terkendali. Selain itu juga

    didapat bahwa, untuk membuat desain sistem pendingin reaktor minimal

    harus tersedia Tangki simulasi reaktor, Pompa pendingin primer, penukar

    panas, pompa pendingin sekunder, cooling tower dan bak penampung air.

    Berdasarkan hasil dan analisis dari data didapatkan melalui porgram

    VSOP-94 ini, pada saat nilai temperatur inlet sebesar 250 C didapatakan nilai

    maksimum temperatur outlet pada 220MW/630 C. ini merupakan langkah

    awal yang baik untuk reaktor HTGR.

    Selain itu terdapat dapat diambil kesimpulan pula bahwa program

    VSOP-94 cukup valid untuk mensimulasikan desain suatu reaktor ataupun

    untuk perhitungan distribusi temperatur bahan bakar pebble bed pada reaktor

    HTGR yang dimodelkan pada arah aksial dan radial teras dengan

    diasumsikan menggunakan data neutronik yang telah ada, menunjukkan

    bahwa program VSOP-94 valid untuk digunakan dalam perhitungan thermal

    yang terjadi dalam teras reaktor.

    Berdasarkan hasil survey geologi permukaan yang didukung dengan

    hasil pengukuran data resistivitas bawah permukaan di daerah pelacakan,

    diketahui bahwa terdapat zona struktur sesardari sistem sesar normal berarah

    NW-SE.Akuifer jenuh air diinterpretasikan terdapat pada zona fraktur

    sehingga berpotensi untuk bertindak sebagai akuifer airtanah-dalam. Potensi

  • 25

    akuifer celah dengan kondisi terbaik di area pengukuran geofsika di

    Kampung Tureng antara lintasan D ( D14- D17 ) dan lintasan E ( E14- E19 )

    Berdasarkan hasil survey geologi permukaan yang didukung dengan

    hasil pengukuran data resistivitas bawah permukaan di daerah pelacakan,

    diketahui bahwa terdapat zona struktur sesar dari sistem sesar normal berarah

    NW-SE. Akuifer jenuh air diinterpretasikan terdapat pada zona fraktur

    sehingga berpotensi untuk bertindak sebagai akuifer airtanah-dalam. Potensi

    akuifer celah dengan kondisi terbaik di area pengukuran geofsika di

    Kampumg Humpung antara lintasan C ( C15- C17 ) dan lintasan G ( G17

    G18 ).

    4.2 Saran

    Ada beberapa saran yang penulis sampaikan, diantaranya:

    1. Untuk validasi lebih lanjut seharusnya di munculkan data distribusi

    temperatur pada reaktor HTGR yang telah berjalan sehingga dapat

    dibandingkan dengan data hasil perhitungan dengan menggunakan

    program VSOP-94.

    2. Beberapa program pendukung dalam VSOP-94, seharusnya dikaji juga

    agar segala yang ada didalam program VSOP-94 dapat benar-benar

    dipahami sehingga tidak terjadi sedikit pun kesalahan.

    Selain reaktor dengan bahan bakar bentuk Pebble bed, layaknya perlu

    adanya penelitian lebih lanjut dengan menggunakan bahan bakar bentuk

    lainnya dan juga inti bahan bakar yang bervariasi disesuaikan dengan

    cadangan bahan radioaktiv yang dimiliki di Indonesia, sehingga kedepannya

    indonesia dapat memproduksi bahan bakar nuklir sendiri yang tentunya masih

    di dalam pengawasan IAEA

    Selanjutnya dalam pelaksanaan PKL di BATAN cukup membantu

    pemahaman serta wawasan dalam dunia kerja, namun mendengar kata nuklir

    masih sangat awam bagi masyarakat. Harus ada sosialisasi lebih sehingga apa

    yang di cita-citakan dapat terwujud.

  • 26

    LAMPIRAN 1

    STRUKTUR ORGANISASI BATAN

    PusatTeknologi Bahan

    Industri Nuklir

    Pusat Teknologi

    Akselerator dan Proses Bahan

    Pusat Teknologi Bahan dan Radiometri

    Pusat Teknologi

    Keselamatan dan Metrologi Radiasi

    PusatPengembangan

    Energi Nuklir

    Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan

    Nuklir

    Pusat Reaktor Serba

    Guna

    Pusat Pengembangan

    Informatika Nuklir

    PusatPengembangan Geologi Nuklir

    PusatTeknologi Bahan

    Bakar Nuklir

    PusatTeknologi Limbah

    Radioaktif

    PusatRekayasa

    Perangkat Nuklir

    PusatRadioisotop dan

    Radiofarmaka

    PusatAplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi

    PusatDiseminasi Iptek

    Nuklir

    PusatKemitraan

    Teknologi Nuklir

    Deputi Bidang Penelitian Dasar dan

    Terapan

    Deputi Bidang Pengembangan

    Teknologi dan Energi Nuklir

    Deputi Bidang Pengembangan

    Teknologi Daur Bahan Nuklir dan Rekayasa

    Deputi Bidang Pendayagunaan Hasil

    Litbang dan Pemasyarakatan Iptek

    Nuklir

    Kepala BATAN

    Inspektorat

    Sekretariat Utama

    Biro Perencanaan

    Biro Sumber Daya

    Manusia

    Biro Umum

    Biro Kerja sama, Hukum dan

    Humas

    PusatStandarisasi dan Jamninan Mutu

    Nuklir

    PusatPendidikan dan

    Pelatihan

    Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir

  • 27

    LAMPIRAN

    STRUKTUR ORGANISASI PPGN