Isi Status Ujian

84
BAB I PENDAHULUAN I. 1 Data Dasar 1.1.1 Peta Wilayah Gambar 1. Peta Wilayah Kelurahan Mentaos Gambar 2. Peta Wilayah Kelurahan Loktabat Utara 1

description

Exam

Transcript of Isi Status Ujian

Page 1: Isi Status Ujian

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Data Dasar

1.1.1 Peta Wilayah

Gambar 1. Peta Wilayah Kelurahan Mentaos

Gambar 2. Peta Wilayah Kelurahan Loktabat Utara

1

Page 2: Isi Status Ujian

1.1.2 Keadaan Geografis

Luas dan Letak Wilayah

Puskesmas Banjarbaru Utara merupakan puskesmas yang mulai

beroperasi pada bulan Agustus 2008. Wilayah yang dibawahi oleh Puskesmas

Banjarbaru Utara merupakan wilayah yang berada di kawasan Banjarbaru

Utara dimana terdapat dua kelurahan yaitu Loktabat Utara dan Mentaos.

Wilayah loktabat utara didominasi oleh pemukiman warga. Daerah

pertanian dan perdagangan serta jasa hanya sedikit. Lokasi puskesmas

banjarbaru utara terdapat pada pusat kelurahan loktabat utara dan dikelilingi

pemukiman, dimana akses yang dapat digunakan menggunakan transportasi

darat karena akses utama melalui jalan, jumlah sungai hanya sedikit.

Untuk wilayah kelurahan mentaos juga didominasi dengan pemukiman,

dan sebagian kecil daerah pemerintahan. Di kelurahan mentaos terdapat satu

puskesmas pembantu yang terletak didaerah pemukiman warga sehingga

akses mudah dijangkau. Akses yang digunakan melalui transportasi darat.

Puskesmas Banjarbaru Utara mempunyai batas-batas wilayah kerja

sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Desa Cindai Alus kabupaten Banjar

- Sebelah Selatan : Kelurahan Loktabat Selatan kecamatan Banjarbaru

Selatan

- sebelah Timur : Kelurahan Sei Paring Kecamatan Martapura Kota

- Sebelah Barat : Kelurahan Guntung Payung kecamatan landasan

Ulin

2

Page 3: Isi Status Ujian

Wilayah kelurahan Loktabat Utara mempuyai luas 7,7 Km2 dimana

jumlah penduduk yang mendiami wilayah tersebut pada akhir tahun 2011

sebanyak 17.586 jiwa yang tersebar tidak merata dalam 9 rukun warga (RW).

Wilayah kelurahan Mentaos mempunyai luas 6.88 km2. Dimana jumlah

penduduk yang mendiami wilayah kelurahan Mentaos pada akhir tahun 2011

sebanyak 9.431 jiwa.

Keadaan Tanah dan Iklim

Sebagian besar wilayah Kecamatan Banjarbaru Utara merupakan dataran

rendah dan dataran tinggi serta keras (Kelurahan Loktabat Utara dan kelurahan

Mentaos). Iklim yang berpengaruh adalah musim penghujan dan musim kemarau.

Jangkauan Transportasi

Puskesmas Banjarbaru Utara berada diwilayah Kecamatan Banjarbaru

Utara Kota Banjarbaru dengan jarak + 2 km dari Pusat Pemerintah Kota

Banjarbaru dan dapat ditempuh + 15 menit dengan kondisi jalan yang baik. Jarak

terjauh dari Puskesmas adalah 4 Km pada kelurahan Mentaos dan Kelurahan

Loktabat Utara yang terdekat, seluruh wilayah dapat dijangkau dengan

menggunakan kendaraan roda 2 dan roda 4 sepanjang musim.

Fasilitas Yang Ada :

a. Sarana Pendidikan

T K : 17 buah

SD / Sederajat : 11 buah

SLTP/Sederajat : 3 buah

3

Page 4: Isi Status Ujian

SLTA/ Sederajat : 6 buah

Pondok Pesantren : 0 buah

b. Sarana Ibadah

Masjid : 10 buah

Gereja : 1 buah

Pura : 1 buah

c. Sarana Kesehatan

Puskesmas Induk : 1 buah

Puskesmas Pembantu : 1 buah

Rumah Sakit : 3 buah

BKIA : 0 buah

Posyandu : 17 buah

Posyandu Manula : 4 buah

Poskesdes : 1 buah

Panti : 1 buah

Sumber Daya dan Sarana Penunjang Puskesmas :

1. Bangunan Fisik

Puskesmas Induk : 1 buah

Puskesmas Pembantu : 1 buah

Rumah Dinas Dokter : 1 buah

Rumah Dinas Paramedis : 1 buah

2. Sarana Transportasi

Kendaraan Roda Dua : 7 buah

Kendaraan Roda Empat : 1 buah

4

Page 5: Isi Status Ujian

1.1.3 Data Demografi

A. Distribusi Penduduk

Dari data-data yang telah dikumpulkan pada kecamatan Banjarbaru Utara

hingga akhir tahun 2012, jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas

Banjarbaru Utara adalah 27.017 jiwa .

Tabel 1. Data Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja

Puskesmas Banjarbaru Utara Tahun 2011

No. Kelurahan Luas Wilayah Jumlah Penduduk

1. Loktabat Utara 7,7 Km2 17.586

2. Mentaos 6.88 km2 9.431

Jumlah 13,95 km2 27.017

Sumber : Program Penataan Administrasi Kependudukan Kegiatan Informasi Yang Dapat Diakses Masyarakat (Laporan Hasil Pendataan Penduduk 2012). Pemerintah Kota Banjarbaru. Badan Kependudukan, Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Tahun 2012

Kepadatan penduduk di kelurahan loktabat utara adalah rata-rata 2283

jiwa/km2, sehingga tergolong sangat padat. Sedangkan untk wilayah

kelurahan mentaos memiliki kepadatan penduduk rata-rata 1370/ km2 dan

tergolong sangat padat pula. Karena kepadatan penduduk di wilayah kerja

puskesmas banjarbaru utara tergolong sangat padat, maka resiko untuk

penularan penyakit-penyakit menular seperti ISPA atau penyakit menular

lainnya akan meningkat dan kesehatan lingkungan juga akan terpengaruh.

5

Page 6: Isi Status Ujian

Loktabat Utara Mentaos0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

18000

2000017586

9431

Jumlah Penduduk

Jumlah Penduduk

Grafik 1. Komposisi Data Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Utara Tahun 2012

Tabel 2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja

Puskesmas Banjarbaru Utara Tahun 2012

No KelurahanLaki-

lakiPerempuan

Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

1. Loktabat Utara 13633 13953 17586 65,09

2. Mentaos 4557 4874 9431 34,91

Jumlah 18390 18627 27017 100

Sumber : Program Penataan Administrasi Kependudukan Kegiatan Informasi Yang Dapat Diakses Masyarakat (Laporan Hasil Pendataan Penduduk 2012). Pemerintah Kota Banjarbaru. Badan Kependudukan, Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Tahun 2012

6

Page 7: Isi Status Ujian

Loktabat Utara Mentaos0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

13633

4557

13953

4874

Laki-lakiPerempuan

Grafik 2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Utara Tahun 2012

65.09

34.91

Persentase (%)

Loktabat UtaraMentaos

Grafik 3. Diagram presentase jumlah penduduk ruang lingkup Puskesmas

Banjarbaru Utara

7

Page 8: Isi Status Ujian

Tabel 3. Data Jumlah Kepala Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Utara Tahun 2012

No Kelurahan Jumlah KK

1 Loktabat Utara 3292

2 Mentaos 1881

Sumber : Program Penataan Administrasi Kependudukan Kegiatan Informasi Yang Dapat Diakses Masyarakat (Laporan Hasil Pendataan Penduduk 2011). Pemerintah Kota Banjarbaru. Badan Kependudukan, Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Tahun 2012

Loktabat Utara Mentaos0

500

1000

1500

2000

2500

3000

35003292

1881

Jumlah KK

Jumlah KK

Grafik 4. Data Jumlah Kepala Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas

Banjarbaru Utara Tahun 2012

B. Pekerjaan

Pada wilayah seluas 13,95 km2 dengan jumlah penduduk 27.017 jiwa.

Hampir sebagian besar penduduk adalah tidak mempuyai pekerjaan. Data-

data mata pencaharian penduduk wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru Utara

adalah sebagai berikut :

8

Page 9: Isi Status Ujian

Tabel 4. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Utara Tahun 2012No. Jenis Pekerjaan Jumlah

(orang)Persentase

(%)1. Tidak Bekerja 6866 25,412. IRT 5035 18,633. Pelajar 5362 19,844. Pensiunan 727 2,695. PNS 2260 8,366. TNI/POLRI 319 1,187. Pedagang 189 0,698. Petani 79 0,299. Karyawan Swasta 3820 14,1310. Buruh 516 1,911 Lain-lain 1844 0,06

Jumlah 27017 100Sumber : Program Penataan Administrasi Kependudukan Kegiatan Informasi Yang Dapat Diakses Masyarakat (Laporan Hasil Pendataan Penduduk 2011). Pemerintah Kota Banjarbaru. Badan Kependudukan, Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Tahun 2012

Dengan mengetahui jenis pekerjaan penduduk yang berada di wilayah

kerja Puskesmas Banjarbaru Utara, maka dapat menentukan tingkat pendidikan

dan tingkat sosial ekonomi seseorang yang dapat mempengaruhi derajat

kesehatan. Pada penduduk di wilayah Puskesmas Banjarbaru Utara mayoritas

penduduk tidak bekerja. Namun harus ditelaah kembali proporsi jumlah penduduk

berdasarkan usia, sehingga bisa memastikan apakah tidak bekerja dikarenakan

usia balita dan lansia atau memang benar-benar tidak bekerja. Urutan kedua jenis

pekerjaan terbanyak adalah IRT, hal itu sesuai dengan mayoritas jumlah penduduk

yang didominasi wanita. Selain itu, jenis pekerjaan lain yang cukup banyak yaitu

karyawan swasta dan PNS, sehingga kemungkinan penduduk wilayah kerja

Puskesmas Banjarbaru Utara memiliki tingkat sosial ekonomi menengah.

9

Page 10: Isi Status Ujian

Grafik 5. Komposisi Penduduk menurut Jenis Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Utara Tahun 2012

6866

50355362

727

2260319189

79 3820516

PekerjaanTidak bekerjaURTPelajarPensiunanPNSTNI POLRIPedagangPetaniKaryawan SwastaBuruhLain-lain

C. Bidang Keagamaan

Agama Islam merupakan agama yang rata-rata dipeluk oleh penduduk di

wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru Utara tetapi agama Kristen, Katolik,

Hindu dan Budha juga terdapat penduduk yang memeluknya. Berikut jumlah

penduduk berdasarkan Agama yang dipeluknya :

Tabel 5. Data Agama Yang Dipeluk Oleh Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Utara Tahun 2012

No. Agama Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

1. Islam 25910 95,85

2. Kristen 958 3,54

3. Katholik 12 0,04

4. Hindu 103 0,38

5. Budha 29 0,12

6. Lainnya 17 0.06

Jumlah 27017 100

10

Page 11: Isi Status Ujian

Sumber : Program Penataan Administrasi Kependudukan Kegiatan Informasi Yang Dapat Diakses Masyarakat (Laporan Hasil Pendataan Penduduk 2012). Pemerintah Kota Banjarbaru. Badan Kependudukan, Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Tahun 2011

96%

4%

0%0% 0%0%

Pemeluk Agama

IslamKristenKatholikHinduBudhaLainnya

Grafik 6. Komposisi Agama Yang Dipeluk Oleh Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Utara Tahun 2012

D. Pendidikan

Taraf pendidikan penduduk di kawasan wilayah kerja Puskesmas

Banjarbaru Utara sudah cukup tinggi dimana rata-rata tingkat pendidikannya

adalah lulusan SLTA atau sederajatnya tetapi juga terdapat yang tidak

sekolah maupun tidak lulus SD. Dengan demikian, maka tingkat pendidikan

masyarakat cukup tinggi sehingga kesadaran akan kesehatan cukup tinggi.

Tingkat sosial ekonomi juga cukup tinggi sehingga kemampuan untuk

berobat juga meningkat.

11

Page 12: Isi Status Ujian

Tabel 6. Data Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Utara Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2012

No Pendidikan JumlahPersentase

(%)1. Tidak/Belum Sekolah 3271 12,1

2.Tidak Tamat SD/Sederajat 3448 12,76

3. Tamat SD/Sederajat 3406 12,60

4.Tamat SLTP/Sederajat 3994 14,78

5.Tamat SLTA/Sederajat 9121 33,83

6. Diploma I/II 194 0,717. Diploma III/S.Muda 605 2,238. Diploma IV/S-I 2913 10,789. Strata II 107 0,39

Jumlah 27017 100Sumber : Program Penataan Administrasi Kependudukan Kegiatan Informasi Yang Dapat Diakses Masyarakat (Laporan Hasil Pendataan Penduduk 2012). Pemerintah Kota Banjarbaru. Badan Kependudukan, Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Tahun 2012

Grafik 7. Komposisi Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Utara Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2012

12

12.112.76

12.6

14.78

33.83

0.71000000000000

1

2.23

10.780.390000000000001

Pendidikan

Belum sekolahBelum Tamat SDTamat SD SederajatTamat SLTP SederajatTamat SLTA SederajatD I & IID III S. MudaD IV S1Strata II

Page 13: Isi Status Ujian

1.1.4 Data Keadaan Puskesmas

A. Sarana Kesehatan

Sistem pelayanan kesehatan berkembang sangat pesat, dimana

pembangunan fasilitas kesehatan semakin meningkat dengan harapan

dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Fasilitas Kesehatan di wilayah

kerja Puskesmas Banjarbaru Utara adalah sebagai berikut :

Tabel 7. Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Utara :

No Sarana Kesehatan Jumlah

1 Puskesmas Induk 1 buah

2 Puskesmas Pembantu 1 Buah

3 Rumah Sakit 3 buah

3 Posyandu Balita 17 Buah

4 PosKesDes 1 Buah

5 Posyandu Manula 4 Buah

Sumber data : Laporan Puskesmas Banjarbaru Utara tahun 2012

Sarana yang ada di Puskesmas Banjarbaru Utara (inventaris)

Tabel 8. Sumber Daya Fisik di Puskesmas Banjarbaru Utara

Fasilitas Kondisi

Rg. Loket/kartu/pendaftaran

Rg. Poli Umum

Rg. Poli Anak/MTBS

Rg. KIA/KB

Rg. Poli Gigi

Rg. Imunisasi

Rg. Apotek

Rg. Kesling

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

13

Page 14: Isi Status Ujian

Rg. Tata Usaha/Administrasi

Rg. Laboratorium

Rg. Rapat/Aula

Rg. Gizi dan Vit. A

Rg. Kepala Puskemas

Rg. P2M

WC/Kamar Mandi

Gudang

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Sumber data : Laporan Puskesmas Banjarbaru Utara periode tahun 2012

Tabel 9. Sarana Penunjang di Puskesmas No Sarana Penunjang Jumlah Kondisi

1. Kendaraan Roda empat 1 Baik

2. Kendaraan roda dua 7 Baik

3. Sterilisator listrik 4 Baik

4. Imunisasi Kit 2 Baik

5. Vaccine Carrier 7 Baik

6. Lemari Es 3 Baik

7. Minor surgery set 3 Baik

8. Laboratorium Sederhana Lengkap Baik

9. Emergency Kit 1 Baik

10. Surgical Set Lengkap Baik

11. Peralatan gigi Lengkap Baik

12. Peralatan KIA Lengkap Baik

Sumber data : Laporan Puskesmas Banjarbaru Utara periode tahun 2012

Dengan sumber sarana yang lengkap di Puskesmas Banjarbaru Utara,

maka dapat menunjang pelayanan kesehatan yang baik.

14

Page 15: Isi Status Ujian

B. Tenaga Kesehatan

Gambar 3. Struktur organisasi Puskesmas Banjarbaru Utara

15

Kepala PuskesmasAbu Yajid Bustami,

S.Sos MAP

fungsional dokter1. dr. Nina

Puspitasari

2. dr. rita ervina3. dr. Juhai

triyanti

Fungsional dokter

gigi1. drg. erna

suryanti2. drg. halida

fungsional perawat

1. tuti AMK2. pahlul AMK

3. Marlinda AMK

4. Imelda AMK

5. Eka AMK

fungsional bidan1. hajimah Am keb

2. siti basiah Amkeb3. fatmawati SST4.neneng Amkeb

5. nurwasilah Amkeb

6. rica Amkeb7. rina Amkeb

8. yustina Amkeb9. yanti Amkeb

10. hiwayan Amkeb11. Noorhidayah

AMkeb12. nurmaulidah

Amkeb

Fungsional Nutrisionis1. Mashul

Amg2. jessie aprida

Fungsi Pranata Lab1. siti latifah2. endang Amd.Ak

fungsional apoteker

1. Feni Ssi, Apt

fungsi asisten

apoteker1. diany

K2.

Fatimatul

Fungsional perawat gigi

1. Nurul husna Amd2. zuraidah3. Pomdiani

Amkg4. yulia

Fungsi sanitaria

n1.

mariani2.

heldawati3.

suparmi

Kasubag Tata UsahaMasdinah

Page 16: Isi Status Ujian

Tabel 10. Sumber Daya Tenaga Kerja di Puskesmas Banjarbaru UtaraNo Jenis Kualifikasi Juml Pendidikan Penempatan

1 Kepala Puskesmas

1 S2 Kesehatan Masyarakat

Kepala Puskesmas

2 Dokter Umum 3 Dokter umum Pelayanan3. Dokter Gigi 2 Dokter gigi Pelayanan4. Bidan 13 D1,D3 BKIA & imunisasi5. Perawat 7 SPK,D3 BP umum & Anak6. Perawat Gigi 4 SPRG, D3 B.Pelayanan Gigi7. Apoteker 1 S1 Apotik8. Petugas

Sanitasi3 D1, D3 Pemegang Program

Kesling9. Petugas Gizi 4 D1, D3 Gizi Program Gizi10. Petugas Analis 2 SMAK, D3 Laboratorium11. Petugas TU 5 SMA Tata Usaha12 Bidan PTT 2 D3 BKIA &imunisasi13. Tenaga Kontrak 6 SMA Loket,

Cleaning serviceJumlah 49

Sumber data : Laporan Puskesmas Banjarbaru Utara periode tahun 2012

Dengan sumber daya manusia yang memiliki jenjang pendidikan

yang tinggi, maka diharapkan kualitas pelayanan kesehatan dan

pelaksanaan program menjadi maksimal.

C. Sumber Dana

Dana yang diterima Puskesmas berasal dari berbagai sumber

sesuai dengan program dan kegiatan yang dilaksanakan puskesmas.

Berikut perincian dana yang diperoleh Puskesmas:

1) Sumber dari Pemerintah Propinsi Kalimantan Selatan dan

Pemerintah Kota Banjarmasin berupa Proyek Peningkatan

16

Page 17: Isi Status Ujian

Kesehatan Masyarakat (PPKM) yang digunakan untuk menunjang

program.

2) Uang operasional dari APBD

D. Kegiatan Pokok Puskesmas Banjarbaru Utara

1. Pelayanan KIA dan KB

2. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat ( PKM )

3. Pelayanan Gizi

4. Program Perawatan Kesehatan Masyarakat ( PHN )

5. Pelayanan Pengobatan Umum

6. Pelayanan Obat ( Apotik )

7. Program Kesehatan Lingkungan

8. Program Pemberantasan Penyakit Menular ( P2M )

9. Program Imunisasi

10. Pelayanan Administrasi dan Tata Usaha

11. Program Pelayanan Pengobatan Gigi

12. Program Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS )

13. Program Pelayanan Laboratorium

14. Kesehatan Remaja

15. Kesehatan Jiwa

16. Kesehatan Mata

17. Program UKGMD

18. R/R( Simpus )

17

Page 18: Isi Status Ujian

1.2 Data Khusus

Berdasarkan laporan bulanan Puskesmas Banjarbaru Utara tahun 2012

Jumlah bayi dan balita BGM adalah 30 bayi dan balita.

Tabel 11. Data Penemuan BGM Puskesmas Banjarbaru Utara Periode Tahun 2012

No Tempat Bayi Balita Jumlah1 Puskesmas 0 9 92 Posyandu 2 19 21

Jumlah 2 28 30 Sumber data : Laporan Puskesmas Banjarbaru Utara periode tahun 2012

PuskesmasPosyandu

02468

101214161820

BayiBalita

Bayi dan Balita BGM

Axis Title

Grafik 9. Data Penemuan BGM Puskesmas Banjarbaru Utara Periode Desember 2010 – Desember 2012

Puskesmas Banjarbaru Utara bahwa Puskesmas Banjarbaru Utara

mempunyai 88 orang kader dari 17 Posyandu di wilayah kerja Puskesmas

Banjarbaru Utara. Berikut data jumlah posyandu dan kader di wilayah kerja

Puskesmas Banjarbaru Utara tahun 2012, sebagai berikut :

18

Page 19: Isi Status Ujian

Tabel 12. Data Jumlah Kader di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Utara Tahun 2012

No Kader Jumlah

1 kader aktif 73

2 kader tidak aktif 15

Jumlah 88

Sumber data : Laporan Puskesmas Banjarbaru Utara periode tahun 2012

Tabel 13. Data Jumlah Kader di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Utara

Tahun 2012

No Nama Posyandu Jumlah kader yg

ada

Jumlah Kader yg

aktif

1 Kembang Culan 5 orang 3 orang

2 Asparagus 7 orang 6 orang

3 Kejora 7 orang 6 orang

4 Seroja 5 orang 4 orang

5 Teratai 3 orang 3 orang

6 Wijaya Kusuma 7 orang 5 orang

7 Seruni 4 orang 4 orang

8 Tulip 3 orang 3 orang

9 Aster 4 orang 4 orang

10 Kembang Tanjung 5 orang 5 orang

11 Sakura 4 orang 4 orang

12 Kembang Pinus 5 orang 5 orang

13 Matahari 5 orang 5 orang

14 Anggrek Bulan 5 orang 5 orang

15 Mawar 7 orang 5 orang

16 Pakis 6 orang 4 orang

17 Melati 5 orang 5 orang

Jumlah 88 orang 73 orang

Sumber data : Laporan Puskesmas Banjarbaru Utara periode tahun 2012

19

Page 20: Isi Status Ujian

Tabel 14. Kegiatan Penyuluhan Puskesmas Banjarbaru Utara Periode Tahun 2012

NO PROGRAM / KEGIATANTARGE

T SATUANREALISAS

I

PERSENTASE PENCAPAIAN

( % )

1 2 3 4 5 6

Promosi Kesehatan

1 Monitoring Penyuluhan Kelompok 100% 48 30 62,5%

2 Monitoring Telaah Kemandirian Posyandu 70% 10 3 30%

3 Monitoring Pembinaan TOGA 100% 2 2 100%4 Monitoring Siaran Keliling 100% 24 24 100%

5

Monitoring PHBS dan rumah Sehat

A. Tatanan Rumah TanggaB. Tatanan SekolahC. Tatanan Institusi KesD. Tatanan TTUE. Tatanan Tempat Kerja

65%40%70%40%40

603534208625

4933510305

81,7%14,7%50%

34,88%20%

6 Monitoring BATTRA 100% 39 39 100%Sumber data : Laporan Puskesmas Banjarbaru Utara periode tahun 2012

Tabel 1 5 . Data Penimbangan Bulanan Bayi di Puskesmas Banjarbaru Utara Januari 2012-Desember 2012

Bulan S K D N K/SD/S

D/KN/D

N/S

Januari 836 836 719 527 100 86 86 73,29

63,03

Februari 729 729 655 534 100 89,84

89,84

81,52

73,25

Maret 729 729 627 518 100 86,0 86,0 82,61

71,05

April 729 729 665 553 100 91,22

91,22

83,15

75,86

Mei 729 729 560 532 100 89,16

89,16

95 72,97

Juni 729 729 760 646 100 76,81

76,81

85,76

61,18

20

Page 21: Isi Status Ujian

Juli 729 729 560 453 100 86,02

86,02

80,89

76,81

Agustus 729 729 657 542 100 85,14

85,14

82,49

74,34

September

729 729 625 520 100 85,73

85,73

83,20

71,33

Oktober 729 729 650 536 100 89,16

89,16

82,46

73,52

November

729 729 657 542 100 90,12

90,12

82,49

74,34

Desember

729 729 665 558 100 91,22

91,22

83,90

76,54

(Sumber : Laporan bulanan bidang Gizi Puskesmas Banjarbaru Utara Januari-Desember 2012)

Tabel 1 6 . Data Penimbangan Bulanan Balita di Puskesmas Banjarbaru Utara Januari – Desember 2012

Bulan S K D N K/SD/S

D/KN/D

N/S

Januari 4599

4599

3161

2507

100 68,73

68,73

88,72

54,51

Februari 4051

4051

3148

2646

100 77,7 77,7 85,97

65,32

Maret 4051

4051

3071

2585

100 75,8 75,8 84,67

63,81

April 4051

4051

3246

2773

100 80,13

80,13

82,85

68,45

Mei 4051

4051

3167

2656

100 78,18

78,18

84,27

65,56

Juni 4051

4051

3074

2409

100 75,88

75,88

79,37

59,47

Juli 4051

4051

3093

2430

100 76,35

78,82

78,82

76,35

Agustus 4051

4051

3154

2660

100 77,85

77,85

83,76

65,66

21

Page 22: Isi Status Ujian

September

4051

4051

3287

2754

100 81,14

81,14

83,78

67,98

Oktober 4051

4051

3269

2689

100 80,69

80,69

82,25

66,37

November

4051

4051

3175

2576

100 78,37

78,37

81,13

63,58

Desember

4051

4051

3098

2438

100 76,47

76,47

78,69

60,18

(Sumber : Laporan bulanan bidang Gizi Puskesmas Banjarbaru Utara Januari-

Desember 2012)

Jan

Feb

Mar

Apr

ilM

eiJu

niJu

liA

gust

usSe

ptem

ber

Okt

ober

Nov

embe

rD

esem

ber

0

20

40

60

80

100

120

D/S

Grafik 1 0 . Nilai % D/S (Partisipasi Masyarakat) dalam program penimbangan bayi di Puskesmas Banjarbaru Utara Januari – Desember 2012

Januar

i

Mar

et

Mei

Ju

li

Septe

mber

Novem

ber0

20

40

60

80

100

Grafik 11 . Nilai % N/D (Hasil penimbangan yang naik) dalam program penimbangan bayi di Puskesmas Banjarbaru Utara Januari – Desember 2012

22

Page 23: Isi Status Ujian

JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGT SEPT OKT NOV DES

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

836

729

729

729

729

729

729

729

729

729

729

729

706

729

729

729

729

729

729

729

729

729

729

729

719

655

627 66

5

560

760

560

657

625 65

0

657

665

527

534

518

553

532

646

453

542

520 53

6

542 55

8

S

K

D

N

Grafik 12 : SKDN Bayi (0 - 12) bulan Posyandu wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru Utara Tahun 2012

Jan

Feb

Mar

Apr

ilM

eiJu

niJu

liA

gust

usSe

ptem

ber

Okt

ober

Nov

embe

rD

esem

ber

0

20

40

60

80

100

120

D/S

Grafik 1 3 . Nilai % D/S (Partisipasi Masyarakat) dalam program penimbangan balita di Puskesmas Banjarbaru Utara Januari – Desember 2012

Januar

i

Febru

ari

Maret

April

Mei Ju

niJu

li

Agustus

Septe

mber

Oktober

Novem

ber

Desem

ber72747678808284868890

23

JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGT

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

836

729

729

729

729

729

729

729

706

729

729

729

729

729

729

729

719

655

627 66

5

560

560 56

0

657

527

534

518

553

532

446

453

542

S

K

D

N

Page 24: Isi Status Ujian

Grafik 14 . Nilai % N/D (Hasil penimbangan yang naik) dalam program penimbangan balita di Puskesmas Banjarbaru Utara Januari – Desember 2012

JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGT SEPT OKT NOV DES

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

5000

4599

4051

4051

4051

4051

4051

4051

4051

4051

4051

4051

4051

70640

51

4051

4051

4051

4051

4051

4051

4051

4051

4051

4051

3161

3148

3071 32

46

3167

3074 30

93

3154 32

87

3269

3175

3098

2507

2646

2585

2773

2656

2409

2430 26

60

2754

2689

2576

2438

S

K

D

N

Grafik 15 : SKDN Balita (3-5) tahun Posyandu wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru Utara Tahun 2012

Tabel 1 7 . Tingkat Perkembangan Posyandu

Indikator Pratama Madya Purnama Mandiri

Jumlah Kader < 5 5 atau lebih

Frekuensi Timbang < 8 kali/tahun 8 kali atau lebih/tahun

Cakupan KIA < 50% > 50%

Cakupan KB < 50% > 50%

Cakupan Imunisasi < 50% > 50%

Rerata D/S < 50% > 50%

Program Tambahan (-) > 50%

Cakupan Dana Sehat < 50% > 50%

(Sumber : ARRIME Pedoman Manajemen Puskesmas. Dalam : fungsi Pemberdayaan Masyarakat, Depkes 2011.)

24

Page 25: Isi Status Ujian

Tabel 18 . Data Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru Utara Tahun 2012

NoNama Posyandu

Jumlah Kader Aktif

Strata Kemandirian Posyandu

Pratama Madya Purnama Mandiri

1 Kembang Culan 3 1

2 Asparagus 6 1

3 Kejora 6 1

4 Seroja 4 1 1

5 Teratai 3 1

6 Wijaya Kusuma 5 1

7 Seruni 4 1

8 Tulip 3 1

9 Aster 4 1

10 Kembang Tanjung 5 1

11 Sakura 4 1

12 Kembang Pinus 5 1

13 Matahari 5 1

14 Anggrek Bulan 5 1

15 Mawar 5 1

16 Pakis 4 1

17 Melati 5 1 1

25

Page 26: Isi Status Ujian

1.1 Latar Belakang

Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) adalah sarana kesehatan terdepan

yang memberi pelayanan kesehatan termasuk gizi kepada masyarakat diseluruh

pelosok tanah air. Upaya perbaikan gizi melalui puskesmas bertujuan untuk

menanggulangi masalah gizi dan meningkatkan status gizi masyarakat. (1)

Peningkatan pelaksanaan kegiatan program bina gizi masyarakat menuntut

peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam pengenalan masalah dan

penyebab terjadinya masalah serta alternative cara-cara pemecahan, yang

meliputi : perencanaan, pengelolaan teknis, dan administrasi serta penilaian

program di daerah pedesaan /kelurahan. (2)

Salah satu tujuan utama pembangunan adalah untuk meningkatkan kualitas

masyarakat sehingga memberikan kesempatan pada mereka untuk mencapai

kehidupan yang produktif, baik dalam bidang sosial budaya maupun ekonomi.(1)

Gambaran keadaan gizi masyarakat di Indonesia sampai saat ini belum

memuaskan. Berdasarkan survei Sosial ekonomi Nasional (Suksenas) pada tahun

2010, diperkirakan 17,9% balita menderita gizi kurang, dan 13,3% balita

mengalami gizi buruk.(2)

Di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru Utara sendiri bayi dan balita yang

mengalami gizi kurang berjumlah 30 orang.

Kegiatan pemantauan pertumbuhan di Indonesia telah dilaksanakan sejak

tahun 1974 melalui penimbangan bulanan di posyandu dengan menggunakan

Kartu Menuju Sehat (KMS), kegiatan ini diharapkan dapat mencegah atau

26

Page 27: Isi Status Ujian

setidaknya dapat mendeteksi secara dini terjadinya kekurangan gizi pada anak

balita.(3)

Upaya peningkatan status kesehatan dan gizi bayi dan anak melalui

pemberian makanan tambahan merupakan salah satu bagian dari upaya perbaikan

gizi masyarakat secara menyeluruh.(4)

1. 2. Permasalahan

Tujuan penulisan status ini adalah untuk merumuskan permasalahan yang

timbul terkait dengan masih dapat ditemukannya bayi dan balita dengan gizi

kurang atau buruk. Hal ini menimbulkan suatu permasalahan bagaimana upaya

yang dapat dilakukan untuk memperbaiki gizi kurang atau buruk khususnya pada

bayi dan balita melalui penyuluhan dan penanganan optimal dari petugas program

gizi.

27

Page 28: Isi Status Ujian

BAB II

PERMASALAHAN

A. Identifikasi Masalah

Data yang telah disajikan di atas menunjukkan masalah-masalah yang

dimiliki Puskesmas Banjarbaru Utara dalam hal menurunkan angka kejadian

kasus bayi dan balita bawah garis merah (BGM). Permasalahan tersebut antara

lain :

1. Rendahnya jumlah balita yang berat badannya naik.

2. Partisipasi masyarakat yang masih kurang untuk menimbang berat badan

balitanya secara rutin dan teratur.

3. Pencegahan BGM yang kurang optimal oleh petugas puskesmas khususnya

petugas gizi.

4. Kurangnya peran aktif kader posyandu di wilayah kerja puskesmas banjarbaru

utara.

B. Identifikasi Penyebab Masalah

Melalui data yang disajikan diatas, situasi yang dihadapi oleh Puskesmas

Banjarbaru Utara dapat dianalisis sebab dan akibatnya, yaitu:

28

Page 29: Isi Status Ujian

Gambar 4. Pohon Masalah Kejadian Gizi Kurang atau Gizi Buruk

29

masih ditemukannya bayi dan balita dgn gizi kurang

atau buruk

Pencegahan BGM yang kurang optimal

Kegiatan penyuluhan untuk meningkatkan gizi pada bayi dan balita belum

maksimal

Kegiatan promosi mengenai program posyandu/gizi

yang masih belum maksimal

kurangnya jumlah kader yang aktif di wilayah kerja

puskesmas

Pengetahuan dan sikap masyarakat mengenai pentingnya melakukan

penimbangan berat badan secara teratur

Sikap ibu yang tidak peduli dengan keadaan gizi

anaknya

Page 30: Isi Status Ujian

C. Prioritas Masalah

Untuk menentukan prioritas masalah tersebut di atas dapat ditentukan

dengan memperhitungkan mengenai :

a. Besarnya masalah (Magnitude)

Adalah besarnya pengaruh masalah terhadap derajat kesehatan

masyarakat yang mencakup seberapa banyak penduduk atau masyarakat yang

terkena dampak. Diberi skor 1 – 5 yaitu :

1. Hanya sebagian kecil masyarakat

2. Sebagian kecil masyarakat

3. Hanya sebagian besar masyarakat

4. Sebagian besar masyarakat

5. Hampir seluruh masyarakat

b. Seberapa jauh masalah dapat diselesaikan (Vunerability)

Adalah tersedianya suatu cara atau metode untuk menyelesaikan

masalah yang dihadapi. Diberi skor 1 - 2 yaitu :

1. Tidak ada cara yang efektif

2. Ada cara yang efektif

c. Derajat kepentingan diselesaikannya masalah (Importancy)

Adalah besarnya kepentingan terhadap derajat kesehatan masyarakat

apabila masalah dapat diselesaikan. Diberi skor 1 – 5 yaitu :

1. Tidak ada kepentingan

2. Kepentingannya sangat rendah

3. Kepentingannya cukup rendah

30

Page 31: Isi Status Ujian

4. Kepentingannya cukup tinggi

5. Kepentingannya sangat tinggi

d. Biaya (cost)

Adalah biaya yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut relatif

rendah. Diberi skor 1 – 5 yaitu :

1. Biaya yang diperlukan sangat banyak

2. Biaya yang diperlukan banyak

3. Biaya yang diperlukan cukup banyak

4. Biaya yang diperlukan sedikit

5. Tidak perlu biaya

Berdasarkan faktor-faktor di atas dapat ditentukan prioritas masalah

sebagai berikut :

Tabel 21. Penentuan Prioritas Masalah

No

MasalahKriteria

Nilai komposit Rankin

gPriorita

sM V I C M x I x VC

1. Meningkatkan kegiatan promosi mengenai program posyandu untuk mencegah kejadian BGM

5 2 5 4 12,5 2

2. Meningkatkan kegiatan penyuluhan untuk mencegah kejadian BGM

5 2 4 3 13,33 1

3. Meningkatkan peran kader posyandu untuk mencegah kejadian BGM

5 2 5 4 12,5 3

Berdasarkan pembobotan masalah tersebut di atas, maka dapat diketahui

prioritas masalah yang ditetapkan adalah dengan meningkatkan kegiatan

penyuluhan untuk menurunkan kejadian bayi dan balita gizi kurang atau gizi

31

Page 32: Isi Status Ujian

buruk di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru Utara. Masalah ini merupakan salah

satu penyebab timbulnya masalah yang lain yaitu masih ditemukannya kejadian

balita dengan gizi kurang atau gizi buruk. Mencari pemecahan masalah dari hal

tersebut merupakan salah satu jalan untuk mengatasi masalah gizi kurang atau gizi

buruk di Puskesmas Banjarbaru Utara.

32

Page 33: Isi Status Ujian

BAB III

PEMBAHASAN

Puskesmas Banjarbaru Utara memiliki letak yang strategis. Letak

puskesmas dikatakan strategis dikarenakan mudah dijangkau oleh berbagai sarana

transportasi seperti kendaraan roda 2 maupun kendaraan roda 4. Puskesmas ini

mencakup dua kelurahan yang berada dalam wilayah kerjanya, yaitu kelurahan

Loktabat Utara dan Mentaos.

Secara umum jumlah penduduk sebesar 27.011 jiwa, dimana jumlah

proporsi laki-laki dan perempuan hampir sama. Di wilayah kerja Puskesmas

Banjarbaru Utara sebagian besar penduduk memiliki tingkat pendidikan yang

cukup tinggi (tamat SMA atau sederajat) sebesar 33,83%. Dari data mengenai

tingkat pendidikan ini dapat menggambarkan tingkat pengetahuan dan

pemahaman penduduk mengenai masalah kesehatan. Hal ini dapat dijadikan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan langkah yang

akan dilakukan untuk memecahkan masalah kesehatan di wilayah kerja

Puskesmas Banjarbaru Utara, khususnya terkait dengan pengelolaan gizi pada

bayi dan balita.

Pada tabel 17 dan 18 berdasarkan hasil laporan penimbangan bulanan

Puskesmas Banjarbaru Utara periode Januari-Desember 2012, dapat dilihat bahwa

jumlah bayi dan balita yang ditimbang di Puskesmas selalu lebih kecil dari jumlah

bayi dan balita secara keseluruhan. Pada tabel 17 diperlihatkan partisipasi

masyarakat setiap bulannya mengalami kenaikan kecuali pada bulan juni yang

33

Page 34: Isi Status Ujian

mengalami sedikit penurunan, dan terlihat pada grafik tersebut terdapat penurunan

pencapaian program sedikit pada bulan Juni 2012.

Pada tabel 18 terlihat partisipasi masyarakat untuk menimbang balitanya

setiap bulan mengalami kenaikan. Tampak terjadinya peningkatan dari bulan

Januari. Dan terlihat kestabilan partisipasi masyarakat tersebut setiap bulannya.

Hal ini menunjukkan adanya keberhasilan dari kader posyandu dalam

mengadakan penyuluhan tentang pentingnya penimbangan bayi dan balita di

Posyandu setiap bulannya, walaoupin belum diatas 85%.

Nilai N/D pada tabel 17, untuk hasil penimbangan yang naik pada bayi

tampak naik turun namun selalu diatas 80 %, dan mencapai puncaknya pada bulan

Mei sebesar 95% dan pernah dibawah 80% pada bulan januari yaitu sekitar

73,29% dan kemudian mengalami peningkatan secara perlahan. Sedangkan untuk

balita dapat dilihat pada tabel 18, dimana terjadi penurunan mulai dari bulan

Januari hingga bulan Juli, dan kisaran nilainya menunjukkan antara 88%-78%,

kemudian terjadi peningkatan sedikit hingga kembali menurun sampai pada bulan

Desember dan merupakan bulan dengan pencapaian yang paling rendah diantara

bulan-bulan yang lain yaitu sebesar 78,69%. Rendahnya nilai N/D balita yang di

Posyandu sebenarnya merupakan salah satu indikator adanya gangguan

pertumbuhan di tingkat kecamatan yang bersangkutan selain dari kasus gizi

kurang (10).

Jumlah Posyandu yang ada di Wilayah Puskesmas Banjarbaru Utara

selama tahun 2012 (tabel 15), ada 17 buah Posyandu yang tersebar di wilayah

34

Page 35: Isi Status Ujian

kerja Puskesmas Banjarbaru Utara. Tenaga kader Posyandu yang tersedia adalah

sebanyak 73 kader yang aktif dengan tingkat pendidikan kader yang paling

banyak adalah SLTP. Namun kader yang aktif tersebut kadang tidak dapat turun

ke Posyandu karena berbagai sebab sehingga tenaga yang ada di Posyandu

tersebut menjadi kurang, sedikitnya kader yang hadir mengakibatkan pelayanan

Posyandu menjadi tidak optimal.

Hal-hal tersebut berperan terhadap rendahnya motivasi masyarakat ikut

serta dalam kegiatan Posyandu khususnya penimbangan balita, selain itu menurut

Rachmi untoro, Direktur Gizi DepKes RI dalam International Experts Seminar on

Child Growth and Poverty telah terjadi pergeseran nilai gotong royong sebagai

salah satu alasan kurang berfungsinya peran Posyandu.

Sebenarnya pihak puskesmas Banjarbaru Utara dalam hal ini program gizi

sudah mengupayakan pemberian makanan tambahan bagi anak balita yang

mengalami gizi kurang (BGM) dan dipantau kenaikan timbangannya melalui

KMS, namun tetap saja ditemukan kenaikan jumlah kasus BGM pada bulan

berikutnya yang menandakan deteksi dini melalui program penimbangan anak

balita di posyandu tidak berjalan dengan optimal (Tabel 17 dan 18).

Fungsi Posyandu tidak seperti dulu lagi artinya memang ada kegiatan

penimbangan berat badan anak, tetapi tidak ada tindak lanjut dari hasil

penimbangan tersebut dan ibu juga tidak mengerti manfaatnya, padahal bila

Posyandu berfungsi dengan benar maka kondisi gizi buruk dapat dideteksi sedini

mungkin melaui program penimbangan bulanan berat badan anak. Anak yang

35

Page 36: Isi Status Ujian

berat badannya tidak naik dalam 2 bulan berturut-turut, berarti kemungkinan

terjadi gangguan pertumbuhan sehingga dengan program penimbangan berat

badan anak yang baik dapat menyelamatkan tumbuh kembang anak. Hal ini dapat

berjalan baik jika Posyandu dapat berperan sebagai pelindung tumbuh kembang

anak di wilayahnya11.

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan masalah kurangnya partisipasi

masyarakat dalam penimbangan balitanya dan tidak baiknya grafik pertumbuhan

balita (N/D) di wilayah Puskesmas Banjarbaru Utara, antara lain:

1. Kurangnya pengetahuan ibu yang masih memiliki balita, mengenai pentingnya

penimbangan secara rutin balitanya baik di Posyandu atau Puskesmas.

Perilaku ibu yang kebanyakan setelah usia 1 tahun atau setelah imunisasi

balitanya lengkap berhenti menimbangkan balitanya secara teratur dan

banyaknya ibu yang bekerja sehingga tidak membawa anaknya ke Posyandu.

2. Kegiatan penyuluhan tentang gizi yang masih kurang.

3. Tingkat perkembangan Posyandu yang masih rendah, karena kegiatannya

yang kurang aktif dan kurang menarik, akibatnya secara tidak langsung

masyarakat malas pergi ke Posyandu. Kegiatan penimbangan memang

dilakukan setiap kegiatan Posyandu tetapi pada setiap kegiatan sangat jarang

diadakan penyuluhan khususnya tentang pentingnya penimbangan teratur dan

kegunaan jangka panjang, menurut wawancara dengan kader.

4. Kurangnya kegiatan lapangan

Kegiatan penimbangan selama ini, petugas Puskesmas dan kader hanya

menunggu kedatangan ibu membawa balitanya ke Puskesmas/Posyandu.

36

Page 37: Isi Status Ujian

Masih banyaknya kasus balita dengan gizi kurang yang tidak terdeteksi karena

petugas hanya menunggu kasus di Puskesmas, diharapkan sebenarnya petugas

dan kader aktif mengunjungi balita yang tidak datang ke Posyandu dan

menanyakan masalahnya. Hal ini berkaitan dengan kurangnya dana untuk

operasional terhadap kader sehingga terjadinya keengganan dari kader untuk

mengunjungi balita kurang gizi tersebut.

5. Sistem pencatan dan pelaporan hasil penimbangan bulanan Posyandu ke

Puskesmas yang belum seragam dan tidak adanya tindak lanjut terhadap hasil

penimbangan tersebut.

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kurangnya gizi pada balita, yaitu :(6,7)

1. Makanan anak dan penyakit infeksi

Penyebab langsung gizi kurang adalah makan tidak seimbang, baik jumlah

maupun mutu asupan gizinya, disamping itu asupan zat gizi tidak dapat

dimanfaatkan oleh tubuh secara optimal karena adanya gangguan penyerapan

akibat adanya penyakit infeksi.(6)

Makanan alamiah terbaik bagi bayi, yaitu Air Susu Ibu, dan sesudah usia 6

bulan bila anak tidak mendapat makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat

baik jumlah dan kualitasnya akan berkonsekuensi teradap status gizi bayi, MP-

ASI yang baik tidak hanya cukup mengandung energi dan protein, tetapi juga

mengandung zat besi, vitamin A. asam folat, vitamin B serta vitamin dan mineral

lainnya, MP-ASI yang tepat dan baik dapat disiapkan sendiri di rumah. Pada

37

Page 38: Isi Status Ujian

keluarga dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah seringkali

anaknya harus puas dengan makanan seadanya yang tidak memenuhi kebutuhan

gizi balita karena ketidaktahuan.(9)

Demikian pula halnya dengan anak yang makan tidak cukup baik, maka

daya tahan tubuhnya (imunitas) dapat melemah, sehingga dapat diserang infeksi

dan mengurangi makan dan akhirnya dapat mederita kurang gizi. (9)

2. Ketahanan Pangan di Keluarga yang Kurang Tersedia

Ketahanan pangan di keluarga (Housefold food security) adalah

kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota

keluarga dalam jumlah yang cukup, baik jumlah maupun mutu gizinya. Hal

tersebut terkait dengan ketersediaan pangan baik dari hasil produksi sendiri

maupun dari pasar atau sumber lain, harga pangan dan daya beli keluarga, serta

pengetahuan tentang gizi dan kesehatan. (9)

3. Pola pengasuhan anak yang kurang memadai

Suatu studi dari “positive deviace” mempelajari mengapa dari sekian

banyak bayi dan balita di suatu desa miskin hanya sebagian kecil yang gizi buruk,

padahal semua orang tua mereka hanya petani miskin. Dari studi ini diketahui

pola pengasuhan anak berpengaruh pada timbulnya gizi buruk. Anak yang diasuh

ibunya sendiri dengn kasih sayang, apalagi ibunya berpendidikan, mengerti soal

pentingnya ASI, manfaat poyandu dan kebersihan, meskipun sama-sama miskin

ternyata anaknya lebih sehat. Unsur pendidikan perempuan berpengaruh pada

kualitas pengasuhan anak. Sebaliknya sebagian anak yang gizi buruk ternyata

38

Page 39: Isi Status Ujian

diasuh oleh nenek atau pengasuh yang juga miskin dan tidak berpendidikan.

Banyaknya perempuan yang meninggalkan desa untuk mencari kerja di kota

bahkan menjadi TKI, kemungkinan juga menyebabkan anak menderita gizi buruk.

Kebiasaan, mitos ataupun adat istiadat masyarakat memberi bayi minum hanya air

putih, memberikan makanan padat terlalu dini berpantang pada makanan tertentu

(misalnya tidak memberikan anak-anak daging, telur, santan, dll) hal ini

menghilangkan kesempatan anak untuk mendapat asupan lemak, protein maupun

kalori yang cukup. (9)

Pola pengasuhan anak adalah kemampuan keluarga dan masyarakat untuk

menyediakan waktu, perhatian dan dukungan terhadap anak agar dapat bertumbuh

kembang dengan sebaik-baiknya secara fisik, mental dan social. Pola ini

merupakan sikap dan perilaku ibu atau pengaruh lain dalam hal kedekatannya

dengan anak, memberikan makan, merawat, kebersihan, dan memberikan kasih

sayang. (9)

4. Pelayanan Kesehatan dan Kesehatan Lingkungan

Merupakan akses atau keterjangkauan anak dan keluarga untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan dasar terhadap upaya pencegahan penyakit dan

pemeliharaan kesehatan, seperti imunisasi, pertolongan persalinan, penimbangan

anak, penyuluhan kesehatan dan gizi, serta sarana kesehatan yang baik seperti

posyandu, puskesmas, praktek bidan atau dokter atau rumah sakit.

Ketidakterjangkauan pelayanan kesehatan (karena jauh atau tidak mampu

membayar), kurangnya pendidikan dan pengetahuan, merupakan kendala

39

Page 40: Isi Status Ujian

masyarakat dan keluarga memanfaatkan dengan baik pelayanan kesehatan yang

tersedia. Hal ini berdampak juga pada status gizi anak. (9)

Semua keadaan ini berkaitan erat dengan rendahnya tingkat pendidikan,

tingkat pendapatan dan kemiskinan. Akar masalah gizi adalah terjadinya krisis

ekonomi, politik dan social termasuk kejadian bencana alam, yang mempengaruhi

ketidakseimbangan antara asupan makanan dan adanya penyakit infeksi, yang

pada akirnya mempengaruhi status gizi balita.(7,8)

Kemiskinan dan kurang gizi merupakan suatu fenomena yang saling

terkait, oleh karena itu meningkatkan status gizi suatu masyarakat erat kaitannya

dengan peningkatan ekonomi. Beberapa penelitian di banyak Negara menunjukan

bahwa proporsi bayi dengan BBLR berkurang seiring dengan pendapatan

nasional suatu Negara.(8)

Pertumbuhan balita dapat dipantau apabila setiap bulan ditimbang. Pada

balita yang sehat, berat badannya selalu naik, mengikuti pita pertumbuhan sesuai

dengan umurnya.

1. Balita naik berat badannya bila :

a. Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna, atau

b. Garis pertumbuhannya naik pindah ke pita warna diatasnya

2. Balita tidak naik berat badannya bila :

a. Garis pertumbuhannya turun, atau

b. Garis pertumbuhannya mendatar, atau

40

Page 41: Isi Status Ujian

c. Garis pertumbuhannya naik, tetapi pindah ke pita warna

dibawahnya.

3. Berat badan balita di bawah garis merah, artinya pertumbuhan balita

mengalami gangguan pertumbuhan dan perlu perhatian khusus, sehingga

harus langsung dirujuk ke puskesmas/rumah sakit

Program perbaikan gizi bertujuan untuk menurunkan angka penyakit gizi

kurang umumnya banyak diderita oleh masyarakat berpenghasilan rendah,

terutama pada anak balita dan wanita. Tujuan tersebut mendukung upaya

penurunan angka kematian bayi, balita dan kematian ibu serta mendorong makin

terwujudnya norma keluarga kecil bahagia sejahtera. (12,13)

Program gizi berusaha memperbaiki keadaan gizi masyarakat pada

umumnya. Program perbaikan gizi yang dilaksanakan di Puskesmas Banjarbaru

Utara yaitu : (12)

1. Penimbangan bayi dan balita

2. Pemberian tablet besi pada ibu hamil

3. Pemberian vitamin A dosis tinggi

4. Pemantauan status gizi

5. PMT pemulihan balita

6. Penyuluhan gizi

7. Konsultasi gizi

8. Kunjungan anak BGM GAKIN

9. Posyandu

41

Page 42: Isi Status Ujian

Pembinaan kader posyandu dilakukan 3 bulan sekali guna membina

hubungan silaturahmi antar kader serta peningkatan ketrampilan di dalam kegiatan

posyandu dan pelatihan kader posyandu dilakukan terhadap kader-kader baru

posyandu supaya mahir dan terampil dalam kegiatan posyandu. (12)

Kader gizi bertugas membantu tenaga gizi melaksanakan penyuluhan

program gizi masyarakat. Mereka adalah anggota masyarakat yang telah

memperoleh latihan penanggulangan masalah gizi dan membantu kegiatan gizi di

daerahnya. Mengingat kegiatan tergabung dalam pelayanan kesehatan terpadu

(posyandu), maka kader gizi juga kader posyandu. Supaya kader posyandu dapat

melakukan tugas gizi dengan sebaik-baiknya perlu memperoleh latihan terlebih

dahulu. Mereka yang telah memperoleh latian masih perlu mendapatkan latian

tambahan untuk meningkatkan kemampuan dalam tugasnya. Latihan kader

posyandu dalam bidang gizi merupakan kegiatan penting yang harus dilaksanakan

oleh petugas gizi puskesmas. (12)

Kader gizi mempunyai tugas membantu tenaga gizi dalam kegiatan-kegiatan : (12)

1. merencanakan program gizi bersama masyarakat di desa masing-masing

2. menggerakan masyarakat untuk mengubah perilaku hidup sehat melalui

perbaikan gizi

3. melaksanakan penyuluhan gizi pda masyarakat secara rutin

Banyaknya faktor yang menimbulkan timbulnya masalah gizi dan salah

satu di antaranya adalah kurang pengetahuan keluarga terhadap makanan sehat

dan bergizi. Untuk menanggulangi masalah ini dilakukan penyuluhan gizi yang

42

Page 43: Isi Status Ujian

bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai manfaat makanan bergizi dan

untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga. Penyuluhan gizi di tingkat

kecamatan dan desa menjadi tanggung jawab tenaga gizi Puskesmas. (12)

Dewasa ini penyuluhan kesehatan anak pada umumnya masih banyak

dilakukan melalui konsultasi perorangan atau kasus per kasus yang diberikan pada

waktu kegiatan posyandu. Kegiatan penyuluhan semacam ini bermanfaat untuk

menangani kasus per kasus namun memiliki kelemahan antara lain: 9

Pengetahuan yang diperoleh hanya terbatas pada masalah kesehatan yang

dialami saat konsultasi

Penyuluhan yang diberikan tidak terkoordinir sehingga ilmu yang diberikan

kepada ibu hanyalah pengetahuan yang dimiliki oleh petugas saja

Tidak ada rencana kerja sehingga tidak ada pemantauan atau pembinaan

secara lintas sektor dan lintas program

Pelaksanaan penyuluhan tidak terjadwal dan tidak berkesinambungan.

43

Page 44: Isi Status Ujian

BAB IV

PEMECAHAN MASALAH

A. Alternatif Pemecahan Masalah

Dari identifikasi penyebab masalah di atas, maka dapat ditentukan

beberapa alternatif kegiatan untuk memecahkan masalah tersebut dengan

menggunakan pohon alternatif, kemudian dirinci alternatif kegiatan untuk

pemecahan masalah tersebut dengan mempertimbangkan magnitude, vunerability,

importancy, dan cost.

Alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan adalah:

1. Menggalang kerjasama lintas program untuk meningkatkan peran kegiatan

penyuluhan sebagai sarana untuk mencegah terjadinya BGM di wilayah kerja

puskesmas.

2. Memberikan materi yang menarik untuk disuluhkan kepada masyarakat yaitu

mengenai tips menggunakan bahan makanan yang ada untuk membuat

makanan bergizi agar dapat mencegah terjadinya BGM.

3. Menetapkan langkah-langkah yang akan diambil guna meningkatkan kegiatan

penyuluhan.

4. Memberikan pengertian dan pemahaman kepada masyarakat pentingnya

penyuluhan untuk mencegah terjadinya BGM pada bayi dan balita.

44

Page 45: Isi Status Ujian

B. Prioritas Pemecahan Masalah

Kriteria pemecahan masalah menurut metode Bryant yaitu:

a. Magnitude :

1. Sangat tidak menyelesaikan masalah

2. Tidak menyelesaikan masalah

3. Cukup menyelesaikan masalah

4. Menyelesaikan masalah

5. Sangat menyelesaikan masalah

b. Vunerability

1. Alternatif pemecahan masalah tidak efektif digunakan

2. Alternatif pemecahan masalah efektif digunakan

c. Importancy

1. Tidak ada kepentingan untuk pemecahan masalah

2. Kepentingannya sangat rendah untuk pemecahan masalah

3. Kepentingannya cukup rendah untuk pemecahan masalah

4. Kepentingannya cukup tinggi untuk pemecahan masalah

5. Kepentingannya sangat tinggi untuk pemecahan masalah

d. Cost

1. Sangat tidak murah

2. Tidak murah

3. Cukup murah

4. Murah

5. Sangat murah

45

Page 46: Isi Status Ujian

Alternatif pemecahan masalah tersebut kemudian diberi pembobotan untuk

menentukan prioritas pemecahan masalah. Alternatif masalah dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 22. Penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah

No MasalahKriteria

Nilai komposit Ranking

prioritasM V I C

M x I x VC

1.

Menggalang kerjasama lintas program untuk meningkatkan peran kegiatan penyuluhan sebagai sarana untuk mencegah terjadinya BGM di wilayah kerja puskesmas.

3 2 4 3 8 2

2.

Memberikan materi yang menarik untuk disuluhkan kepada masyrakat yaitu mengenai tips menggunakan bahan makanan yang ada untuk membuat makanan bergizi agar dapat mencegah terjadinya BGM

4 2 4 3 10,67 1

3.

Menetapkan langkah-langkah yang akan diambil guna meningkatkan kegiatan penyuluhan.

4 2 3 3 8 3

4.

Memberikan pengertian dan pemahaman kepada masyarakat pentingnya penyuluhan untuk mencegah terjadinya BGM pada bayi dan balita.

4 2 4 4 8 4

Berdasarkan hasil pembobotan dari tabel di atas, maka prioritas

pemecahan masalah untuk menurunkan kejadian gizi kurang atau gizi buruk pada

bayi dan balita adalah dengan memberikan materi yang menarik untuk disuluhkan

kepada masyrakat yaitu mengenai tips menggunakan bahan makanan yang ada

untuk membuat makanan bergizi agar dapat mencegah terjadinya BGM agar

angka kejadian bayi dan balita BGM dapat ditekan.

46

Page 47: Isi Status Ujian

Gambar 5. Diagram pemecahan masalah

47

Mencegah kejadian gizi

kurang atau gizi buruk pada bayi

dan balita

Menggalang kerjasama

lintas program untuk

meningkatkan peran kegiatan

penyuluhan

Memberikan materi yang

menarik untuk

disuluhkan kepada

masyarakat

Kegiatan promosi

masih belum maksimal

dikarenakan oleh

keterbatasan dana

Kegiatan penyuluhan

hanya melalui

konseling perorangan

Menyiapkan materi mengenai tips menggunakan bahan makanan yang ada untuk membuat makanan bergizi

agar dapat mencegah terjadinya BGM.

Bekerjasama dengan kader posyandu, PKK, RT/RW, agar dapat menghimbau ibu-ibu

yang memiliki bayi dan balita untuk mengikuti kegiatan penyuluhan.

Meningkatkan kegiatan penyuluhan dengan tema yang menarik dan

bermanfaat yang ditujukan untuk ibu yang memiliki bayi dan balita dan

dilaksanakan secara terencana.

Mengajukan permohonan dana kepada instansi terkait atau sponsor melalui proposal kegiatan yang dirancang

secara matang.

Page 48: Isi Status Ujian

C. Perencanaan Tindakan Pemecahan Masalah

a. Tujuan

Untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai bahan – bahan

makanan yang ekonomis dan dapat diperoleh disekitar yang dapat diolah

sebagai sumber makanan bergizi bagi bayi dan balita. Dengan harapan

tercapai perubahan prilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam

membina dan memelihara prilaku sehat, serta berperan aktif dalam upaya

mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

b. Sasaran

Ibu-ibu bayi dan balita sasaran

Ibu-ibu yang memiliki bayi dan balita yang berada di wilayah

posyandu

Kader posyandu, khususnya kader gizi

c. Alat&Bahan/Perangkat : LCD, Stereo set, Mikrofon, Pamflet

d. Panitia : Kader posyandu, Penata gizi

e. Materi Penyuluhan : Tips mengolah dan membuat makanan bergizi dari

bahan-bahan makanan yang tersedia dan ekonomis, tips membuat anak

menyukai makanan yang tersedia drumah dan diolah sendiri.

f. Metode Penyuluhan : presentasi, ceramah, diskusi/tanya jawab

g. Hari/tanggal : Senin, 21 Januari 2013

h. Pukul : 12.00-14.00 WITA

i. Tempat : Ruang Pertemuan Posyandu

j. Dana

48

Page 49: Isi Status Ujian

Pengalokasian dana disesuaikan dengan kebutuhan. Dana dapat

bersumber dari Dana Operasional Puskesmas, LSM (Lembaga Swadaya

Masyarakat), Pengusaha/Swasta dan sumber dana lainnya yang tidak

mengikat.

k. Pelaporan

Pelaporan oleh penata gizi/pelaksana penyuluhan dilakukan setiap

selesai melakukan kegiatan penyuluhan dan laporan tahunan.

l. Evaluasi

Evaluasi oleh pelaksana (Penata gizi/koordinator bidang gizi) dilakukan

pada setiap selesai penyuluhan. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta

Dinas Kesehatan Provinsi dapat melakukan evaluasi bersama sama

misalnya 1 kali setahun.

49

Memilih materi penyuluhan yang

menarik

Pertemuan persiapan Bentuk tim

Sosialisasi kegiatan penyuluhan

kepada masyarakat

Persiapan pelaksanaan

penyuluhan dan pelaporan

Monitoring

Evaluasi

Page 50: Isi Status Ujian

Gambar 6. Skema kegiatan pelaksanaan kegiatan penyuluhan

1) Analisa Singkat

Melakukan analisa kebutuhan sebelum melaksanakan kegiatan penyuluhan

bertujuan untuk mengetahui kebutuhan apa yang diperlukan untuk menunjang

kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan kegiatan penyuluhan.

2) Kegiatan Pelaksanaan Penyuluhan

Pertemuan penyuluhan dilakukan 2 kali pertemuan dalam sebulan atau

sesuai dengan hasil kesepakatan fasilitator dengan peserta. Pada setiap pertemuan,

tema penyuluhan gizi yang akan disampaikan dibuat semenarik mungkin

disesuaikan karakteristik pendidikan ibu-ibu bayi dan balita di posyandu tersebut.

Jika ada ibu dan balita sasaran yang tidak hadir, kader berkunjung ke rumah balita

tersebut dan memberikan penyuluhan secara individu. Waktu pertemuan

disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau sore hari

dengan lama waktu pertemuan 60 menit.

3) Materi, Metode dan Alat Bantu

Materi, metode dan alat bantu pertemuan pelaksanaan kegiatan

penyuluhan, susunannya seperti tabel berikut ini :

No Materi Metode Waktu Alat Bantu

I Penjelasan umum mengenai kegiatan penyuluhan (tujuan dan manfaat)

Ceramah 10 menit mikrofon dan stereo set

II Curah pendapat tentang hal – hal yang berkaitan dengan gizi dan kondisi anak

Tanya jawab 10 menit Mikrofon dan stereo set

50

Page 51: Isi Status Ujian

III Memulai kegiatan penyuluhan Menjelaskan kiat-kiat

mengolah makanan dari bahan-bahan ekonomis dan yang mudah didapat untuk dijadikan makanan bergizi bagi bayi dan balita

Menjelaskan manfaat dan kandungan dari bahan-bahan yang digunakan

Menjelaskan cara-cara praktis untuk menyediakan makanan bergizi

Menjelaskan cara-cara untuk membuat anak menyukai makanan yang disediakan di rumah dan diolah sendiri.

presentasi, tanya jawab

30 menit LCD, mikrofon, stereo set

V Evaluasi Ceramah 5 menit Mikrofon dan stereo set

VI Kesimpulan dan penutup ceramah 5 menit Mikrofon dan stereo set

4. Monitoring, Evaluasi

1) Monitoring

Monitoring dilakukan dalam rangka melihat perkembangan dan

pencapaian, serta masalah dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan, hasil

monitoring dapat dijadikaan bahan acuan untuk perbaikan dan pengembangan

kegiatan penyuluhan selanjutnya. Kegiatan monitoring dilakukan secara berkala

dan berjenjang mulai dari tingkat Desa , Kecamatan, Kabupaten/ Kota dan

Provinsi.

51

Page 52: Isi Status Ujian

Hal-hal yang perlu dimonitor :

- Peserta(keadaan dan minat peserta, kehadiran peserta, keaktifan bertanya)

- Sarana prasarana (tempat, fasilitas)

- Fasilitator (persiapan, penyampaian materi, penggunaan alat bantu,

membangun suasana penyuluhan yang aktif)

- Waktu (mulai tepat waktu, efektif )

2) Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk melihat keluaran dan dampak baik positif

maupun negatif pelaksanaan kegiatan penyuluhan berdasarkan indikator. Dari

hasil evaluasi tersebut bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran guna melakukan

perbaikan dan pengembangan kegiatan penyuluhan berikutnya.

Evaluasi oleh pelaksana (Penata gizi/koordinator bidang gizi) dilakukan

pada saat selesai kegiatan penyuluhan. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta

Dinas Kesehatan Provinsi dapat melakukan evaluasi bersama sama misalnya 1

kali setahun.

3) Indikator Keberhasilan:

Indikator Input:

% petugas kesehatan sebagai fasilitator Kegiatan penyuluhan

% ibu bayi dan balita BGM yang mengikuti Kegiatan penyuluhan

% ibu bayi dan balita yang berada di wilayah posyandu yang mengikuti

Kegiayan penyuluhan

% kader yang terlibat dalam penyelenggaraan Kegiatan penyuluhan

Indikator Proses:

52

Page 53: Isi Status Ujian

Fasilitator: manajemen waktu, penggunaan variasi metode penyuluhan,

bahasan penyampaian, penggunaan alat bantu, kemampuan melibatkan

peserta.

Peserta: frekuensi kehadiran, keaktifan bertanya dan berdiskusi

Penyelenggaraan: tempat, sarana, waktu

Indikator output:

% ibu yang tertarik dan datang pada kegiatan penyuluhan

% ibu yang benar dalam menjawab pertanyaan mengenai bahan

penyuluhan

% kader dalam keterlibatan penyelenggaraan

5. Pelaporan

Seluruh rangkaian hasil proses pelaksanaan kegiatan penyuluhan

sebaiknya dibuatkan laporan. Pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan penyuluhan

dijadikan sebagai dokumen, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan

pembelajaran bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Pelaporan disusun pada

setiap selesai melaksanakan kegiatan penyuluhan.

Isi laporan minimal memuat tentang :

Waktu pelaksanaan

Jumlah peserta

Proses pertemuan

Masalah dan hasil capaian pelaksanaan

Hasil evaluasi

53

Page 54: Isi Status Ujian

Pelaporan dilakukan secara berkala dan berjenjang dari penata gizi/tenaga

kesehatan pelaksana kegiatan penyuluhan ke Puskesmas – Dinas Kesehatan

Kabupaten – Dinas Kesehatan Provinsi – Kementerian Kesehatan.

Pelaporan oleh penata gizi/pelaksana kegiatan penyuluhan dilakukan

setiap selesai kegiatan penyuluhan.

6. Promosi Kegiatan Penyuluhan Dalam Upaya Mencegah Kejadian Bayi dan

Balita BGM

Kegiatan penyuluhan di tingkat masyarakat merupakan hal yang sering

dilakukan, sehingga perlu inovasi-inovasi baru dan kreatif agar dapat menarik

minat masyarakat sehingga masyarakat mau untuk mengikuti dan akhirnya dapat

diaplikasikan sehingga harapan untuk mencegah terjadiny BGM dapat

terrealisasikan.

Untuk mendukung upaya promosi, diperlukan berbagai media yang sesuai

dengan kegiatan penyuluhan, seperti pamphlet.

a. Tujuan :

Meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang pentingnya kegiatan

penyuluhan tersebut sehingga mereka berpartisipasi untuk mengikuti penyuluhan.

b. Pelaksana :

Petugas gizi berkoordinasi dan bekerjasama dengan lintas program.

c. Kegiatan promosi :

Kegiatan dilakukan sesuai target sasaran.

Sasaran primer yaitu ibu bayi dan balita BGM melalui tatap muka, diskusi,

penyuluhan, pertemuan-pertemuan, dll.

54

Page 55: Isi Status Ujian

Sasaran sekunder yaitu kader atau petugas kesehatan lainnya.

Promosi juga dilakukan dengan pemberitaan melalui mulut ke mulut,

kader, ataupun PKK.

Contoh kegiatan promosi yang dapat dilakukan dalam kegiatan-kegiatan di

masyarakat seperti penyuluhan, diskusi kelompok pada kelompok arisan,

pengajian.

d. Pendanaan :

Pengalokasian dana disesuaikan dengan kebutuhan. Dana bersumber dari

Dana Alokasi Umum (DAU), LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat),

Pengusaha/Swasta dan sumber dana lainnya yang tidak mengikat. Dana tersebut

dapat digunakan untuk biaya pengadaan pamflet, dan snack.

e. Keluaran :

Ibu dan keluarga dapat mengetahui dan perlu untuk mengikuti kegiatan

penyuluhan, yang diselenggarakan oleh petugas kesehatan yang dibantu kader

secara teratur.

B. Analisa Hambatan dan Alternatif Penyelesaian

Dalam pelaksanaan kegiatan, kemungkinan akan ditemukan beberapa

hambatan beserta alternatif sebagai berikut :

Kurangnya antusiasme ibu bayi dan balita BGM dalam keikutsertaan

penyuluhan.

penyelesaian dengan : Ibu bayi dan balita BGM diundang secara langsung

oleh seksi acara dari kepanitiaan, satu hari sebelum acara mereka diingatkan

dan dipastikan akan dating melalui telepon. Pemberian penyuluhan dengan

55

Page 56: Isi Status Ujian

cara menarik yaitu audiovisual dan sesi diskusi untuk meningkatkan

keikutsertaan mereka.

Keterjangkauan tempat pelaksanaan bagi para ibu bayi dan balita BGM.

penyelesaian dengan : pelaksanaan dilakukan pada tempat yang mudah

dijangkau masyarakat misalnya aula kelurahan atau aula posyandu,atau

tempat lainnya yang lebih dekat dengan mayoritas rumah warga.

Ketersediaan waktu dari para ibu bayi dan balita BGM untuk mengikuti acara

yang dilaksanakan.

penyelesaian dengan : pemilihan waktu pelaksanaan disesuaikan dengan

kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau sore hari dengan lama waktu

pertemuan 60 menit.

56

Page 57: Isi Status Ujian

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Banjarbaru Utara

didapatkan bahwa masih terdapat bayi dan balita BGM. Upaya yang telah

dilakukan oleh Puskesmas Banjarbaru Utara untuk meningkatkan gizi pada bayi

dan balita, antara lain dengan melakukan penyuluhan tentang peningkatan gizi.

Kegiatan penyuluhan yang dilakukan belum optimal. Pemecahan masalah dapat

dilakukan dengan memberikan penyuluhan yang inovatif dan menarik. Kegiatan

penyuluhan ini merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan dan

gizi bagi bayi dan balita yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan ibu-ibu mengenai mengolah makanan yang sehat dan bergizi,

menyediakan makanan yang bersih dan sehat, dll. Pelaksanaan Kegiatan posyandu

yang terencana dan berkesinambungan diharapkan meningkatkan ketertarikan ibu

bayi dan balita BGM kepada posyandu. Sehingga ibu bayi dan balita yang berada

pada wilayah posyandu yang mengikuti kegiatan penyuluhan akan menjadi rutin

untuk pergi ke posyandu dan melakukan penimbangan berat badan bayi dan balita

secara teratur sehingga partisipasi masyarakat dalam penimbangan berat badan

juga akan meningkat, engan tujuan untuk mencegah terjadinya BGM di wilayah

kerja puskesmas.

57

Page 58: Isi Status Ujian

B. Saran

Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dalam upaya mencegah terjadinya

BGM, merupakan alternatif pemecahan masalah dalam rangka menurunkan

kejadian BGM.

58