Isi

37
INSRUMENT OF EVALUATION CONCEPT AND CONSTRUCTIONTES AND NON TES (Konsep dan penyusunan instrumen Evaluasi Tes Dan non Tes) Makalah Disusun Guna Memenuhi Tagas Mata Kuliah Pengembangan KurikulumdanEvaluasi Yang diampu Oleh : Dr. Darmuin, M.Ag dan Dr. Abdul Rohman, M.Ag Disusun Oleh : 1. Kristanto : 1400018025 2. Mashadi : 1400018029 3. Achlis Nur Fuadi : 1400018019 1 Konsep penyusunan instrumen Evaluasi Tes Dan non Tes

description

evaluasi kurikulum

Transcript of Isi

INSRUMENT OF EVALUATION CONCEPT AND

CONSTRUCTIONTES AND NON TES

(Konsep dan penyusunan instrumen Evaluasi Tes Dan non Tes)

Makalah

Disusun Guna Memenuhi Tagas Mata Kuliah Pengembangan

KurikulumdanEvaluasi

Yang diampu Oleh : Dr. Darmuin, M.Ag dan Dr. Abdul Rohman, M.Ag

Disusun Oleh :

1. Kristanto : 1400018025

2. Mashadi : 1400018029

3. Achlis Nur Fuadi : 1400018019

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2015

1 Konsep penyusunan instrumen Evaluasi Tes Dan non Tes

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sarana untuk mendidik,

memelihara,membina, dan mengembangkan fitrah manusia serta sumber

daya manusia agar manusia menjadi manusia yang seutuhnya (insan

kamil) sesuai dengan ajaran Islam.1Maka pendidikan yang baik harus

direncanakan dengan baik, dilaksanakan dengan baik dan setelah

pendidikan itu berjalan, Maka perlu adanya evaluasi untuk mengetahui

hasil dari program yang telah direnacanakan. Dalam proses perencanaan

pendidikan sendiri memiliki pokok bahasan yang harus dikaji secara

konkrit antara lain bahasan yang harus dikaji dalam perencanaan antara

lain perencanaan manajemen dan adiministrasi, konsep dasar perencanaan

perencanaan, konsep dasar perencanaan perencanaan pendidikan dan

Analisis posisi perencanaan pendidikan, dan mekanisme perencanaan

pendidikan.2Tentunya dalam Proses dan evaluasi pendidikan juga memilki

konsep yang jelas dan rinci. Dari sinilah kita mengetahui proses yang

sangat panjang dalam sebuah pendidikan, karena pendidikan tidak bisa

berjalan dengan sebuah revolusi besar-besaran. Akan tetapi perlunya

inovasi yang terus berjalan secara merata diseluruh instansi pendidikan di

Indonesia.

Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang berjalan sesuai

dengan yang direncanakan dan hasilnyapun sesuai dengan tujuan yang

diaharapkan. Lebih baik lagi hasil yang dicapai melebihi dari target yang

diinginkan. Maka banyak orang saat ini yang memahami evaluasi

pendidikan selalu dikaitkan dengan prestasi atau hasil yang dicapai oleh

1 Ajat Sudrajat, et.all. Din al-Islam Pendidikan Islam di Perguruan Tinggi Umum, Uny Press,

Yogyakarta, 2008, hlm. 1302Udin Syaefudin Sa’ud dan Abin Syamsyudin Makmun, Perencanaan pendidikan suatu

pendekatan komprehensif. Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2009. Hlm. 32 Konsep penyusunan instrumen Evaluasi Tes

Dan non Tes

siswa.3 Padahal sebenarnya kita harus memahami secara jelas perbedaan

antara evaluasi pendidikan dengan evaluasi pembelajaran hal ini tidak lain

adalah untuk mengetahui adakah kesesuaian antara program yang telah

direncanakan dengan proses berjalan. Sudah tercapaikah tujuan yang telah

ditargetkan. Maka dari sinilah penulis tertarik untuk menulis makalah

tentang “Konsep dan penyusunan instrumen Evaluasi Tes dan non Tes)”

akan tetapi penulis lebih spesifik dalam evaluasi pembelajaran. Jadi

penulis hanya membahas tentang konsep evaluasi pembelajaran dan cara

penyusununa instrumen tes dan non tes dalam sebuah pembelajaran,

sehingga harapannya kita lebih memahami cara pembuatan instrumen

tersebut dan kita bisa membuatnya dalam pengembangan dan inovasi

pendidikan dalam lembaga pendidikan yang kita

2. Rumusan Masalah

1. Bagimanakah konsep evaluasi Pembelajaran yang benar ?

2. Bagaimakanah konsep Instrumen tes dan non tes dalam Evluasi

pembelajaran ?

3. Bagaimana cara menyusun instrumen tes dan non tes yang baik sesuai

dengan kaidah yang benar ?

3 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, PT Bumi Aksara Jakarta, 2003, hlm. 33 Konsep penyusunan instrumen Evaluasi Tes

Dan non Tes

BAB II

PEMBAHASAN

A. Evaluasi Pembelajaran

Pendidikan merupakan sebuah program dalam mencapai hasil

yaitu tujuan dari sebuah pendidikan. suatu program tentunya melibatkan

sejumlah komponen yang bekerja sama dalam suatu proses untuk

mencapai tujuan. Sedangkan pendidikan sendiri adalah usaha sadar untuk

mencapai satu tujuan yaitu mengembangkan fitrah manusia serta sumber

daya manusia agar manusia menjadi manusia yang seutuhnya (insan

kamil).Untuk mengetahui tujuan tersebut tercapai atau tidak harus

diadakan evaluasi. Oleh karena itu evaluasi dilakukan dari berbagai

komponen yang terlibat di dalamnya baik itu dari perancanaan ataupun

proses dalam mencapainya, sehingga apabila terjadi kegagalan dalam

mencapai tujuan maka dapat ditelusuri komponen proses yang terkait

dalam proses tersebut, dicari secara rinci dan teliti sehingga dapat

diketahui sebab dari kegagalan tersebut.4

Evaluasi merupakan bagian dari penilaian yang merupakan

penilaian program pendidikan secara menyeluruh. Dalam hal ini tentunya

perlu adanya telaah komponen-komponen yang saling berkaitan meliputi

perencanaan, pelaksanaan atau pengawasan yamg meliputi standar isi,

satndar proses pelaksanaan program pendidikan, satndar komptensi

kelulusan, standar tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar

sarana prasarana, standar pembiyaaan, dan standar penilaian

pendidikan.5Jika terjadi kegagalan dalam mencapai tujuan atau tujuan

yang diharapkan tidak sesuai. Maka 8 stnadar pendidikan tersebut bisa

diteliti dan ditelaah sehingga bisa ditemukan hal yang menyebabkan

kegagalan dalam mencapai tujuan, tentu saja harus melalui proses yang

4 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,

5 Ella Yulaelawati, Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi, teori dan Aplikasi. Pakar Raya, Jakarta,

2007, hlm. 1084 Konsep penyusunan instrumen Evaluasi Tes

Dan non Tes

telliti pula. Begitu pula dalam pembelajaran ketika ingin mengevaluasi

dari hasil yang telah dicapai oleh siswa juga harus menelaah secara teliti

dari perencanaan, proses pelaksanaan pembelajaran yang sering disebut

dengan Asesmen.

Asesmen merupakan bagian dari evaluasi karena merupakan

penilaian dan ini adalah sebagian komponen.dari 8 standar pendidikan.

Akan tetapi Asesmen merupakan evaluasi yang lebih menitikberatkan

pada satu standar yaitu standar kompetensi kelulusan yang lebih spesifik

pada penilaian hasil belajar..hal-hal yang perlu ditelaah dalam asasmen

adalah pencapaian hasil belajar peserta didik dan penggunaan hasil belajar

tersebut untuk memperbaiki cara belajar peserta didik dan perbaikan dalam

pembelajaran. Maka sebenarnya kita harus bisa memebdakan antara

evaluasi pendidikan dengan Asesmen yang bentuknya mikro dalam ruang

lingkup kecil. Sebenarnya sama instrument evaluasi akan tetapi bentuknya

lebih kecil dan penilaian ini merupakan pengumpulan dan pengolahan data

dan informasi secara sistematis yang berfungsi untuk mengetahui hasil

belajar siswa dan memperbaiki cara belajar.6

Tentunya menjadi sebuah pertanyaan sebenarnya mengapa harus

ada evaluasi dan penilaian dan apa makna yang terkadung dalam

penialaian dan evaluasi. Dari sinilah kita sebenarnya bisa mengetahui

hakekat pentingnya sebuah penilaian dan evaluasi. Ada beberapa makna

dalam evaluasi tentunya dari berbagai sudut pandang antara lain :

1. Makna Bagi siswa

Makna bagi siswa dengan adanya penilaian atau evaluasi siswa

mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran

yang diberikan oleh guru dan hasil dari penilaian guru ada 2

kemungkinan yaitu memuaskan karena mendapatkan hasil yang baik

dan tidak puas karena hasil tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal

ini juga akan berdampak positif dan negatif. Apabila siswa

mendapatkannilai yang tidak sesuai dengan yang diharapkan yaitu

6Ibid.hlm. 1095 Konsep penyusunan instrumen Evaluasi Tes

Dan non Tes

akan termotivasi dan terus belajar da nada pula yang putus asa karena

lemah kemauan dan kemampuannya.7

2. Makna Bagi guru

Dengan penilaian yang dilakukan oleh seorang guru kepada

muridnya, Maka seorang guru akan mengetahui siswa tersebut berhasil

atau belum dalam menguasai materi pembelajaran selama

melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dengan mengetahui hasil yang

telah dicapai oleh siswa, Maka guru dapat mengambil terhadap siswa

tersebut untuk melanjutkan materi atau belum.Selain itu guru juga

mengetahui sesuatu yang harus dilakukan oleh terhadap siswanya yang

belum berhasil, sehingga guru bisa memberikan perhatian yang khusus

kepada siswa yang memiliki kendala dalam kegiatan

pembelajaran.Selain itu guru juga mengetahui materi yang diberikan

kepada siswanya itu sudah tepat atau belum sesuiakah waktu yang

diberikan dengan materi yang diajarkan. Dan yang paling penting guru

juga dapat mengetahui motode yang tepat dalam pelaksanaan

pembelajaran.8

3. Makna Bagi Sekolah

Makna Evaluasi bagi sekolah adalah dapat mengetahui mutu atau

kualitas dari sekolah tersebut.Sekolah yang baik dan berkualitas

tentunya kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut berjalan dengan

baik dan sesuai dengan harapan dari sekolah tersebut.Dan hasil belajaa

merupakan cermin kualitas dari sekolah.Maka tidak heran jika sering

kita dengarkan bahwa sekolah yang berkualitas dengan baik adalah

sekolah yang hasil belajar dari sekolah tersebut berisi baik dari segi

akademi, akhlak/ karakter, maupun spiritual.9

B. Tujuan dari Evalusi

7 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. hlm. 7

8Ibid. hlm. 7

9Ibid. hlm. 86 Konsep penyusunan instrumen Evaluasi Tes

Dan non Tes

Tujuan utama dari evaluasi adalah sebagai tolak ukur tercapainya tujuan

dari kegiatan pembelajaran. Akan tetap Ada beberapa tujuan dari evaluasi

yang memilki beberapa tujuan dalam dunia pendidikan antara lain :

1. Mengetahui keberhasilan program pembelajaran dalam sebuah pendidikan

di sekolah.

2. Memberikan pertanggung jawaban dari pihak sekolah kepada pihak-pihak

yang berkepentingan antara lain guru, orang tua, masyarakat dan

pemerintah (Dinas Pendidikan dan Kementerian Pendidikan)

3. Mendeskrepsikan kemampuan belajar siswa sehingga dapat diketahui

kekurangan dan kelebihan dalam berbagai mata pelajaran

4. Menetukan tindak lanjut hasil evaluasi untuk penyempurnaan dari

kekurangan yang ada dalam pembelajaran beserta strategi yang akan

ditempuh.10

Jadi Evaluasi pembelajaran pada prinsipnya sebagai tahap akhir dalam

kegiatan pembelajaran. Kegiatan evaluasi ini adalah melakukan pengukuran

untuk menentukan penilaian tentang tiga fungsi yang harus dipenuhi, yaitu

Menilai efektivitas proses pembelajaran, menilai efektivitas prosedur

pembelajaran : samapai dimana pengajar berhasil mencapai tujuannya, dan

menilai kemampuan siswa sesuai standart yang harus dicapai.

C. Instrumen Evalusi

Alat evaluasi ini dikenal dengan instrument evaluaasi.Penggunaan alat

evaluasi ini adalah untuk mendapatkan hasil yang lebih baik sesuai dengan

kenyataan. Ada dua jenis alat atau instrument evaluasi dalam pembelajaran

yaitu :

1. Tes

Tes merupakan instrument atau prosedur yang digunakan untuk

mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara

dan aturan-atauran yang sudah ditentukan. Sebuah tes dapat

dikatakan baik jika memenuhi dari beberapa persyaratan dalam tes

antara lain :

10Fatih Arifah dan Yustisianisa, Evaluasi Pembelajaran. Mentari Pustaka, hlm. 97 Konsep penyusunan instrumen Evaluasi Tes

Dan non Tes

a. Validitas yaitu tes tersebut data yang ada dialamnya sesuai

dengan keadaan yang real. Jika data tersebut Valid maka

instrument evaluasi dapat dikatakan valid

b. Reliabilitas adalah tes tersebut memilki atau memberikan

hasil yang tepat walaupun diuji berkali-kali atau menujukan

ketetapan

c. Objektivitas dari sebuah tes adalah tidak ada unsur pribadi

yang mempengaruhi

d. Praktikabilitas dari sbeuah tes apabila tes tersebut bersifat

praktis dan mudah dalam adminitrasi.

e. Ekonomis dari sebuah tes adalah dalam tes tersebut tidak

membutuhkan ongkos atau biaya yang mahal, tenaga yang

banyak, dan waktu yang lama.11

2. Tes merupakan Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan

untuk mengetahui, mengukur, sesuatu dalam suasana, dengan cara

dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Non-tes

D. Cara penyusunan Instrumen Evalusia

1. Tes

Tes secara harfiah kata tes berasal dari bahasa perancis kuno, yaitu

testum yang artinya piring untuk menyisihkan logam-logam

mulia( maksudnya menggunakan alat berupa piring itu akan dapat

diperoleh jenis-jenis logam mulia yang nilainya tinggi). Sedang dalam

bahasa inggris ditulis test yang dalam bahasa Indonesia artinya ujian, atau

percobaan12.

Sehingga penulis memberikan arti Tes merupakan alat untuk

menaksir kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui

respons seseorang terhadap stimulus, Bentuk-bentuk tes :

a. Tes Objektif

11.Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. hlm. 59-6312 . setiatava rezime putra, Desain Evaluasi belajar berbasis kinerja,……,hlm 108

8 Konsep penyusunan instrumen Evaluasi Tes Dan non Tes

Tes objektif adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri

dari butir-butir soal (items) yang dapat dijawab oleh testee dengan

jalan memilih salah satu atau lebih jawaban di antara beberapa

kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing-masing

items, atau dengan jalan menuliskan (mengisikan) jawaban berupa

kata-kata atau simbol-simbol tertentu pada tempat yang telah

disediakan untuk masing-masing butir item yang bersangkutan. Tes

objektif dapat dibedakan menjadi empat golongan yaitu :

1) Tes objektif bentuk benar salah

Tes benar salah adalah bentuk tes yang mengajukan beberapa

pernyataan yang bernilai benar atau salah. Biasanya ada dua

pilihan jawaban yaitu huruf B yang berarti pernyataan tersebut

benar dan S yang berarti pernyataan tersebut salah. Tugas peserta

tes adalah menentukan apakah pernyataan tersebut benar atau

salah.

2) Tes objektif bentuk menjodohkan

Menjodohkan terdiri atas satu sisi pertanyaan dan satu sisi

jawaban, setiap pertanyaan mempunyai jawaban pada sisi

sebelahnya. Siswa ditugaskan untuk memasangkan atau

mencocokkan, sehingga setiap pertanyaan mempunyai jawaban

yang benar.

3) Tes objektif bentuk isian

Tes isian terdiri dari kalimat yang dihilangkan (diberi titik-titik).

Bagian yang dihilangkan ini yang diisi oleh peserta tes merupakan

pengertian yang diminta agar pernyataan yang dibuat menjadi

pernyataan yang benar.

4) Tes objektif bentuk pilihan ganda

Tes pilihan ganda merupakan tes yang menggunakan pengertian/

pernyataan yang belum lengkap dan untuk melengkapinya maka

9 Konsep penyusunan instrumen Evaluasi Tes Dan non Tes

kita harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban benar

yang telah disiapkan.

b. Kelebihan dan kelemahan Tes Objektif

1. Kelebihan

2. Penilaiannya yang sangat objektif: Sebuah jawaban hanya

mempunyai dua kemungkinan, benar atau salah.

3. Toleransi di antara salah dan benar tidak diberikan karena

tingkat kebenarannya bersifat mutlak.

4. Soal objektif memiliki reliabilitas yang tinggi, siapapun yang

menilai dan kapanpun dinilai, hasilnya akan tetap sama.

5. Butir soal yang banyak memungkinkan untuk mencakup semua

daerah prestasi yang hendak diukur (representatif).

6. Lebih mudah dan cepat karena pemeriksaannya menggunakan

kunci.

7. Dapat digunakan untuk menilai kelompok yang besar

8. Menghindari kemungkinan siswa berspekulasi dalam

mempelajari bahan pelajaran.

9. Tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi.

10. Dalam satu kali ujian dapat menanyakan banyak materi yang

telah diajarkan dalam proses pembelajaran.

11. Validitas isi tes dapat dipertanggungjawabkan.

12. Jika dikonstruksi dengan baik tes objektif dapat mengukur

semua jenjang proses berpikir dari yang sederhana (ingatan)

sampai dengan yang kompleks (evaluasi).

2. Kelemahan

a. Tes objektif diragukan kemampuannya untuk mengukur hasil

belajar yang kompleks dan tinggi.

b. Peluang melakukan tebakan (guessing) sangat tinggi.

c. Penyusunan tes sukar dan memerlukan waktu yang cukup

banyak

10 Konsep penyusunan instrumen Evaluasi Tes Dan non Tes

d. Kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk menyatakan

kemampuan ilmiahnya

e. Sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi

f. Kerjasama antar siswa dalam mengerjakan soal lebih

terbukaMenggunakan bahan (kertas) yang lebih banyak

c. Tes Subjektif (Tes Esay)

Tes Subjektif adalah Suatu bentuk tes yang terdiri dari

pertanyaan atau suruhan yang menghendaki jawaban yang berupa

uraian-uraian yang relatif panjang. Tes dirancang untuk mengukur

hasil belajar di mana unsur-unsur yang diperlukan untuk menjawab

soal dicari, diciptakan dan disusun sendiri oleh pengambil tes. Peserta

tes harus menyusun sendiri kata-kata dan kalimat-kalimat dalam

merumuskan jawabannya. Butir soal mengandung pertanyaan atau

tugas yang jawaban atau pengerjaan soal tersebut harus dilakukan

dengan cara mengekspresikan pikiran peserta tes (Zainul dan

Nasoetion, 1996 : 33).

Tes Uraian dapat dibedakan menjadi :

1) Tes uraian terbuka

Tes uraian terbuka tepat digunakan untuk mengukur kemampuan

siswa dalam: menghasilkan, mengorganisasi, mengekspresikan ide,

mengintegrasikan pelajaran dalam berbagai bidang, membuat

desain eksperimen; mengevaluasi manfaat suatu ide. Pada test

uraian bentuk terbuka, jawaban yang dikehendaki muncul dari teste

sepenuhnya diserahkan kepada teste itu sendiri. Artinya teste

mempunyai kebebasan yang seluas-luasnya dalam merumuskan,

mengorganisasikan dan menyajikan jawabannya dalam bentuk

uraian.

2) Tes uraian terbatas (Restricted respons question).

Tes uraian terbatas tepat digunakan untuk mengukur kemampuan

siswa dalam: menjelaskan hubungan sebab akibat, menerapkan

suatu prinsip atau teori, memberikan alasan yang relevan,

11 Konsep penyusunan instrumen Evaluasi Tes Dan non Tes

merumuskan hipotesis, membuat kesimpulan yang tepat,

menjelaskan suatu prosedur, dan sebagainya. Contoh:

Coba jelaskan tentang peringat Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI

yang diadakan di Kantor Kabupaten tanggal 17 Agustus 1998 yang

lalu, ceritakan mengenai :

a) Pengaturan tempat

b) Pejabat dan undangan yang hadir

c) Acara peringatan

d) Atraksi yang disuguhkan

e) Hidangan yang diberikan

Kelebihan dan kelemahan Tes Uraian

1) Kelebihan

a) Kekuatan soal untuk mengukur hasil belajar yang kompleks

dan melibatkan level kognitif yang tinggi.

b) Memberi kesempatan pada anak untuk menyusun jawaban

sesuai dengan jalan pikirannya sendiri.

c) Tepat digunakan untuk melatih siswa dalam mengemukakan

dan mengorganisasi gagasan atau ide, serta lebih cepat dan

mudah membuatnya.

2) Kelemahan

a) Terdapat subjektivitas dalam penilaiannya karena penilai yang

berbeda atau situasi yang berbeda.

b) Tes esai menghendaki jawaban yang panjang, sehingga tidak

memungkinkan ditulis butir tes dalam jumlah banyak (soal

menjadi tidak representatif).

c) Penggunaan soal esai membutuhkan waktu koreksi yang lama

dalam menentukan nilai.

d) Sering terjadi hallo effect, carry over effect, dan order effect.

3. Non Tes (intrumens non tes )

12 Konsep penyusunan instrumen Evaluasi Tes Dan non Tes

Proses evaluasi yang hanya mengandalkan teknik dan instrumen

tes sangat tidak memadai . untuk dimungkinkanya pengukuran dan

penilaian yang komperehensif teknik dan instrument berbentuk non-

tes dapat berperan secara efektif terutama untuk pengukuran ranah

afektif dan psikomotorik walaupun disadari bahwa penggunaan teknik

ini dalam evaluasi penddidikan sangat terbatas, yang dimaksud

instrument non-tes dalam hubungan ini adalah serangkaian

pertanyaan ,pernyataan atau stimulius lain yang harus direspon peserta

didik atau yang membutuhkan respon mereka dalam situasi yang tidak

atau kurang dibakukan , untuk mengukur aspek-aspek tingkah laku

peserta didik yang terkait dengan tujuan pembelajaran dan

pendidikan13.

Sehingga penulis memberikan pengertian bahwa teknik penilaian non-

tes berarti melaksanakan penilaian pada pembelajaran dengan tidak

melakukan tes ,tetapi menilai kepribadian anak secara keseluruhan

yang meliputi aspek afektif ,kognitif dan psikomotorik selain aspek

tersebut penilaian juga dilakukan melalui berbagai hal, seperti dari

ucapan ,riwayat hidup ,social dan lai n sebagainya yang berhubungan

dengan kegiatan belajar dalam ruang lingkup pendidikan baik individu

maupun kelompok.berikut ini ada beberapa jenis instrument non-tes di

antaranya14:

1. observasi ( التأمل ) ,pengamatan

Secara umum pengertian observasi adalah cara menghimpun

bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan

pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-

fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan15.

13 . shodiq Abdullah,Evaluasi pembelajaran konsep dasar ,teori dan aplikasi,Semarang ,pustaka Rizki Putra,cet ,2012 ,hlm.,5214 .setiatava rezime putra, Desain Evaluasi belajar berbasis kinerja,jogjakarta ,diva

press,2013.,hlm,13815 . Anas Sudijono, pengantar evaluasi pendidikan , jakarta, RajaDrafindo Persada.,2007, hlm.,76

13 Konsep penyusunan instrumen Evaluasi Tes Dan non Tes

Obesrvasi sebagai alat evaluasi banyak digunakan untuk

menilai tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan

yang dapat diamati ,baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam

situasi sebenarnya.

Menurut jenisnya observasi terbagi menjadi tiga yakni

observasi langsung, dengan alat (tidak langsung) dan partisipasi.

Sedang menurut cara dan tujuannya , observasi juga dibedakan

menjadi 3 macam16.

a. Observasi partisipan dan non partisipan

Observasi partisipan merupakan observasi yang dilakukan oleh

pengamat ,tetapi dalam pengamatan itu ,pengamat memesuki dan

mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati. Dengan demikian

ia dapat menghayati dan merasakan seperti hal yang dirasakan orang-

orang dalam kelompok yang diamati.

Sedangkan observasi nonpartisipan adalah observasi tidak

mengambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek atau

evaluator yang berbeda”diluar garis seolah-olah sebagai penonton

belaka. Contoh observasi partisipan yaitu guru mengamati setiap

siswa dan nonpartisipan guru hanya sebagai pengamat dan tidak ikut

bermain.

b. Observasi sistematik dan non sistematik

Observasi sistematik merupakan observasi dimana

berbagai faktor yang diamati sudah didaftarkan secara sistematis dan

diatur menurut katagorinya. Sedang observasi non sistematis adalah

apabila dalam pengamatan tidak terdapat struktur katagori yang akan

diamati. Dengan demikian pengamat tidak dibingungkan oleh situasi

16 .ibid.,hlm.,13914 Konsep penyusunan instrumen Evaluasi Tes

Dan non Tes

yang melingkungi dirinya, contoh observasi sistematis misalnya guru

sedang mengamati anak-anak menanam bunga17.

c. Observasi eksperimental

Observasi eksperimental terjadi jika pengamat tidak

berpatisipasi dalam kelompok. pada observasi eksperimental dimana

tingkah laku yang diharapkan muncul karena peserta didik dikanai

perlakuan (treatment) atau suatu kondisi tertentu ,maka observasi

memerlukan perencanaan dan persiapan yang benar-benar matang ,

sedangkan pada observasi yang dilaksanakan dalam situasi yang

wajar ,pelaksanaanya jauh lebih sederhana karena observasi semacam

ini dapat dilakukan secara sepintas18.

Berikut beberapa kelebihan observasi sebagai alat penilaian non-

tes:

a) Observasi dapat memperoleh data sebagai aspek tingkah

laku anak.

b) Dalam observasi , memungkinkan pencatatan yang

serempak dengan terjadinya suatu gejala atau kejadian

yang penting.

c) Observasi dapat dilakukan untuk melengkapi dan

mengecek data yang diperoleh dari teknik lain misalnya

wawancara atau angket.

d) Observasi tidak perlu menggunakan bahasa untuk

berkomunikasi dengan objek yang diamati, bila

menggunakanya hanya sebentar dan tidak langsung

memegang peran19.

Selain kelebihan tersebut , observasi juga memiliki kelemahan

diantaranya:

17 Ibid.,hlm 140 18 . Anas Sudijono, pengantar evaluasi pendidikan , jakarta, RajaDrafindo Persada.,2007, hlm.,7719 . setiatava rezime putra, Desain Evaluasi belajar berbasis kinerja, jogjakarta ,diva press,2013.,hlm,142

15 Konsep penyusunan instrumen Evaluasi Tes Dan non Tes

a. observasi sebagai salah satu alat evaluasi hasil belajar tidak

selalu dapat dilakukan dengan baik dan benar oleh para

pengajar. Guru yang tidak tahu atau kiurang memiliki

kecakapan atau ketrampilan dalam melakukan

observasi ,maka hasil observasinya menjadi kurang dapat

diyakini kebenaranya.

b. Observasi tidak dapat mengungkapkan kehidupan pribadi

seseorang yang sangat dirahasiakan, apabila yang diamati

sengaja merahasiakan kehidupanya, tidak dapat diketahui

dengan observasi ,misalnya observasi anak yang sedang

menyanyi , ia kelihatan gembira dan lincah tetapi belum

tentu hatinya gembira.

c. apabila objek yang diobservasi mengetahui bila sedang

diobservasi ,maka tidak mustahil tingkah lakunya di buat-

buat agar obser merasa senang20.

Contoh format lembar observasi pengukuran keefektifan

peserta diskusi.

Lembaran ini diisi oleh guru atau pengamat waktu istirahat

atau setelah diskudi selesai, lembaran ini mencatat keefektifan

setiap peserta diskusi dalam empat criteria, tulislah angka-

angka yang tepat dibelakang pertanyaan –pertanyaan di bawah

ini,arti angka-angka:

5 = baik sekali

4 = baik

3 = cukup

2 = kurang

1 = kurang sekali

KRITERIA DISKUSI I DISKUSI II DISKUSI III DST

1. sikap

20 . setiatava rezime putra, Desain Evaluasi belajar berbasis kinerja……….,hlm 14316 Konsep penyusunan instrumen Evaluasi Tes

Dan non Tes

Kerja sama

semangat

2. urunan

Masuk akal

Teliti

Jelas

Relevan

Berdasarkan pada

urunan

sebelumnya

3. bahasa

Kejelasan

Ketelitian

Ketepatan

Menarik

Kewajaran

4.kesopanan

Menggunakan

bahasa yang

sopan dan alas an

yang tulus

Membantu

kelompok pada

arah yang benar

Meluruskan

penyimpangan

menunjukan sikap

yang terpuji21.

Penilaian

21 . setiatava rezime putra, Desain Evaluasi belajar berbasis kinerja……….hlm.,14517 Konsep penyusunan instrumen Evaluasi Tes

Dan non Tes

2. pedoman wawancara.(pengertian)

Secara umum yang dimaksud dengan wawancara adalah cara

menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan

melakukan Tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka ,dan

dengan arah serta tujuan yang telah di tentukan22 .

Ada dua jenis wawancara yang dapat dipergunakan sebagai alat evaluasi,

yaitu :

a. Wawancara terpimpin (guided interview) yang juga sering dikenal dengan

istilah wawancara terstruktur atau wawancara sistematis.

b. Wawancara tidak terpimpin (un- guided interview) yang sering dikenal

dengan istilah wawancara sederhana (simple interview) atau wawancara

tidak sistematis, atau wawancara bebas23.

Sebagai alat penilaian ,wawancara dapat digunakan untuk menilai hasil

dan proses belajar. Berikut tiga aspek yang harus diperhatikan dalam

melaksanakan wawancara.

1. Tahap awal pelaksanaan wawancara bertujuan untuk mengondisikan

situasi wawancara.

2. Penggunaan pertanyaan ,setelah kondiisi awal cukup baik, barulah

diajukan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan tujuan wawancara,

pertanyaan di ajukan secra bertahab dan sistematis berdasarkan rambu-

rambu atau kisi-kisi yang telah dibuat sebelumnya.

3. Pencatatan hasil wawancara. Hasil wawancara sebaiknya ditulis atau

dicatat supaya tidak lupa.

Contoh pedoman wawancara bebas.

Tujuan : memperoleh Impformasi mengenai cara belajar yang

dilakukan oleh siswa di rumahnya.

Bentuk : wawancara bebas

Responden : siswa yang memperoleh hasil belajar cukup tinggi

22 . Anas Sudijono, pengantar evaluasi pendidikan……..hlm.,8223 .ibid.,hlm ,182

18 Konsep penyusunan instrumen Evaluasi Tes Dan non Tes

Nama : …………………………………………………….

Kelas/semester : …………………………………………………….

Jenis kelamin : …………………………………………………….

Pertanyaan Jawaban siswa

Komentar dan kesimpulan hasil

wawancara

1. Kapan dan berapa lama anda belajar dirumah?

2. Bagaimana anda mempersiapkan diri untuk balajar secara efektif?

3. Seandainya anda mengalami kesulitan dalam mempelajarinya, usaha apa yang anda lakukan untuk mengatasi kesulitan tersebut?

3. ANGKET ( Kuisioner )

Adalah alat pengumpulan data secara tertulis yang berisi daftar pertanyaan

atau pernyataan yang disusun secara khusus dan digunakan untuk menggali dan

menghimpun keterangan dan atau informasi sebagaimana dibutuhkan dan cocok

untuk dianalisis24.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun angket :

1. pertanyaan hendaknya pendek dan jelas.

2. mengandung satu jawaban.

3. pertanyaan tidak boleh menyinggung peserta didik.

Kuisioner sering digunakan untuk menilai hasil belajar ranah efektif. Ia

dapat berupa kuisioner bentuk pilihan ganda (multiple choice item) dan dapat pula

berbentuk skala sikap.

Contoh angket dalam bentuk puilihan ganda untuk mengetahui hasil

belajar ranah afektif

24 . Anas Sudijono, pengantar evaluasi pendidikan……..hlm.,8419 Konsep penyusunan instrumen Evaluasi Tes

Dan non Tes

1. dalam melaksankan ibadah sholat sekarang ini, saya merasa:

a) masih sulit untuk memusatkan diri

b) dapat berkonsentrasi tetapi mudah sekali pudar

c) tidak begitu sulit untuk berlkonsentrasi

d) mudah untuk melakukan pemusatan perhatian

e) senang karena dapat berdialog dengan Allah

contoh angket dalam bentuk likert dalam rangka mengungkap hasil belajar

ranah afektif

1. hidup manusia di dunia ini selalu diwarnai  oleh silih bergantinya

suasana sedih dan gembira. Suasana sedih dan gembira itu

sebenarnya merupakan ujian dari Allah bagi umatNya. Terhadap

pernyataan tersebut, saya:

a) sangat setuju

b) setuju

c) ragu-ragu

d) tidak setuju

e) sangat tidak setuju

contoh angket minat siswa terhadap pembelajaran

mata pelajaran : ………………………….

Kelas/semester : ………………………….

Hari/tanggal : ……………………………

NO pertanyaanPilihan jawaban

1 2 3 4 5

1 Guru bener-bener mengetahui bagaimana membuat kami menjadi antusias terhadap materi pelajaran

2 Hal-hal yang saya pelajari dalam pembelajaran ini akan bermanfaat bagi saya

20 Konsep penyusunan instrumen Evaluasi Tes Dan non Tes

Keterangan pilihan jawaban :

1. sangat setuju

2. tidak setuju

3. ragu-ragu

4. setuju

5. sangat tidak setuju25

4. Pemeriksaan Dokumen

Pemeriksaan Dokumen adalah evaluasi mengenai kemajuan siswa

atau objek yang diteliti dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap

berbagai dokumen , misalnya riwayat hidup (auto biografi) seperti kapan dan

dimana peserta didik dilahirkan , agama yang dianut, kedudukan anak dalam

keluarga(anak kandung, angkat , tiri) anak keberapa, asal sekolah ,dan lain

sebagainya, begitu juga informasi tentang orang tuanya26.

Dari uraian tersebut diatas dapatlah dipahami ,bahwa dalam rangka

evaluasi hasil belajar peserta didik , evaluasi itu tidak harus semata-mata

dilakukan dengan menggunakan alat berupa tes hasil belajar . teknik non-tes

juga menempati kedudukan yang penting dalam rangka evaluasi hasil belajar ,

lebih-lebih evaluasi yang berhubungan dengan kondisi kejiwaan peserta didik

,seperti minat,bakat ,tingkahlaku atau sikapnya27.

5.      Studi kasus

a.          Pengertian

Studi kasus adalah mempelajari individu dalam proses tertentu secara

terus menerus untuk melihat perkembangannya (Djamarah : 2000). Misalnya

peserta didik yang sangat cerdas, sangat lamban, sangat rajin, sangat nakal,

atau kesulitan dalam belajar. Untuk itu guru menjawab tiga pertanyaan inti

dalam studi kasus, yaitu:

1)      Mengapa kasus tersebut bisa terjadi?

25 . Setiatava Rezime putra, Desain Evaluasi belajar berbasis kinerja……….hlm.,152-15426 . Anas Sudijono, pengantar evaluasi pendidikan……..hlm.,9027 .ibid.,hlm., 90

21 Konsep penyusunan instrumen Evaluasi Tes Dan non Tes

2)     Apa yang dilakukan oleh seseorang dalam kasus tersebut?

3)      Bagaimana pengaruh tingkah laku seseorang terhadap lingkungan?

Studi kasus sering digunakan dalam evaluasi, bimbingan, dan

penelitian. Studi ini menyangkut integrasi dan penggunaan data yang

komprehensif tentang peserta didik sebagai suatu dasar untuk melakukan

diagnosis dan mengartikan tingkah laku peserta didik tersebut. Dalam

melakukan studi kasus, guru harus terlebih dahulu mengumpulkan data dari

berbagai sumber dengan menggunakan berbagai teknik dan alat pengumpul

data. Salah satu alat yang digunakan adalah  depth-interview  , yaitu

melakukan wawancara secara mendalam, jenis data yang diperlukan antara

lain, latar belakang kehidupan, latar belakang keluarga, kesanggupan dan

kebutuhan, perkembangan kesehatan, dan sebagainya.

b.      Kelebihan dan kekurangan

Seperti halnya alat evaluasi yang lain, studi kasus juga mempunyai

kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya adalah dapat mempelajari seseorang

secara mendalam dan komprehensif, sehingga karakternya dapat diketahui 

selengkap-lengkapnya. Sedangkan kelemahannya adalah hasil studi kasus

tidak dapat digeneralisasikan

22 Konsep penyusunan instrumen Evaluasi Tes Dan non Tes

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULA

Setelah penulis menguraiakan beberapa hal yang berhubungan dengan

konsep dan penyusunan instrumen Evaluasi Tes Dan non Tes maka tibalah

saatnya penulis menyimpulkan beberapa kesimpulan diantaranya

1. Tujuan utama dari evaluasi adalah sebagai tolak ukur tercapainya

tujuan dari kegiatan pembelajaran.

2. Tes merupakan alat untuk menaksir kemampuan seseorang secara

tidak langsung, yaitu melalui respons seseorang terhadap stimulus.

Bentuk-bentuk instrument penilaian terdiri dari:a. Tes

1. Tes Objektif

a) Tes objektif benar salah

b) Tes objektif bentuk menjodohkan

c) Tes objektif bentuk Isian

d) Tes objektif bentuk pilihan ganda

2. Tes Subjektifmeliputi: Tes uraian terbukadan Tes uraian

terbatas

3. teknik penilaian non-tes berarti melaksanakan penilaian pada

pembelajaran dengan tidak melakukan tes ,tetapi menilai kepribadian

anak secara keseluruhan yang meliputi aspek afektif ,kognitif dan

psikomotorik selain aspek tersebut penilaian juga dilakukan melalui

berbagai hal, seperti dari ucapan ,riwayat hidup ,social dan lai n

sebagainya yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam ruang

lingkup pendidikan baik individu maupun kelompok.berikut ini ada

beberapa jenis instrument non-tes di antaranya.

Bentuk-bentuk instrument penilaian terdiri dari:

a. Wawancara d. Pemeriksaan dokumen

b. Angket e. Studi kasus

c. Observasi

23 Konsep penyusunan instrumen Evaluasi Tes Dan non Tes

DAFTAR PUSTAKA

Ajat Sudrajat, et.all. Din al-Islam Pendidikan Islam di Perguruan Tinggi Umum,

Uny Press, Yogyakarta, 2008,

Anas Sudijono, pengantar evaluasi pendidikan , jakarta, RajaDrafindo

Persada.,2007,

Ella Yulaelawati, Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi, teori dan Aplikasi. Pakar

Raya, Jakarta, 2007,

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, PT Bumi Aksara Jakarta,

2003,

Setiatava Rezime Putra, Desain Evaluasi belajar berbasis kinerja, jogjakarta ,diva

press,2013.

shodiq Abdullah,Evaluasi pembelajaran konsep dasar ,teori dan aplikasi,Semarang

,pustaka Rizki Putra,cet ,2012 ,

Udin Syaefudin Sa’ud dan Abin Syamsyudin Makmun, Perencanaan pendidikan

suatu pendekatan komprehensif. Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2009.

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,

24 Konsep penyusunan instrumen Evaluasi Tes Dan non Tes