ISTITHAAH KESEHATAN JEMAAH HAJI - jatim.kemenag.go.id · dasar pembinaan dan perlindungan kesehatan...
Transcript of ISTITHAAH KESEHATAN JEMAAH HAJI - jatim.kemenag.go.id · dasar pembinaan dan perlindungan kesehatan...
ISTITHAAH KESEHATAN JEMAAH HAJI
haji.
DASAR HUKUM
PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI
UU No. 13 Tahun 2008
Bab III Pasal 6
Bab VIII Pasal 31
Pembinaan yang
dimaksud dalam
UU tersebut adalah
serangkaian
kegiatan yang
meliputi
penyuluhan dan
pembimbingan
bagi jemaah haji.
DASAR HUKUMUU No 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji,
“Pemerintah wajib menyelenggarakan Pelayanan kesehatan haji agar jemaah dapat menunaikan ibadah haji dengan baik sesuai ketentuan ajaran Islam”.
UU No. 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan
PP no 79 tahun 2012 tentang Pelaksanaan UU no 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.
•Pasal 6 point i : Menteri menyelenggarakan pembinaan dan pelayanan kesehatan jemaah haji
Permenkes no. 15 tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatabn Jemaah Haji
Meningkatkan kondisi kesehatan jemaah haji
sebelum keberangkatan (peran
Puskesmas, Din Kes Kab/Kota dan Provinsi)
Menjaga agar jemaah haji dalam kondisi sehat
selama menunaikan ibadah, sampai tiba
kembali di tanah air (peran TKHI/PPIH)
Mencegah terjadinya transmisi penyakit
menular yang mungkin terbawa keluar / masuk
oleh jemaah haji (peran
TKHI, PPIH, Embarkasi/Debarkasi)
TUJUAN
PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI
UMUM
Terselenggaranyapemeriksaan, perawatan danpemeliharaan kesehatan jemaah hajisebelum keberangkatan melaluipendekatan etikamoral, keilmuan, dan profesionalismedengan menghasilkan kualifikasi datayang tepat dan lengkap sebagaidasar pembinaan dan perlindungankesehatan jemaah haji indonesia danpengelola kesehatan jemaah haji diArab Saudi.
KHUSUS
1. Tercapainya identifikasi status kesehatan jemaah haji berkualitas.
2. Tersedianya data kesehatan sebagai dasar upaya perawatan dan pemeliharaan, serta upaya-upaya pembinaan dan perlindungan jemaah haji.
3. Terwujudnya pencatatan data status kesehatan dan faktor risiko jemaah haji secara benar dan lengkap dalam Buku Kesehatan Jemaah Haji (BKJH) Indonesia.
4. Terwujudnya fungsi BKJH sebagai sumber informasi medik jemaah haji untuk kepentingan pelayanan kesehatan haji.
5. Tersedianya bahan keterangan bagi penetapan laik kesehatan (istitho’ah) jemaah haji.
6. Tercapainya peningkatan kewaspadaan terhadap transmisi penyakit menular berpotensi Kejadian Luar Biasa (KLB) pada masyarakat Internasional/Indonesia.
2
Dasar Istitha’ah Dalam Ibadah Haji
"...Mengerjakan haji adalah kewajibanmanusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup (istitha’ah) mengadakan perjalanan ke Baitullah.." (QS. Ali Imran [3]: 97).
Ayat ini menyatakan bahwa ibadah haji hanya diwajibkan kepada orang yang telah sanggup mengadakan perjalanan untuk haji, yang lazim disebut dengan istitha’ah.
Latar Belakang
a. Rukun Islam ke-5 b. Syarat istitha’ah (Mampu) dalam hal :
- Materi (bekal),
- Ilmu agama
- Kesehatan
c. Ibadah haji => Aktifitas fisik
Jemaah haji dituntut mampu secara fisik dan
rohani agar dapat melaksanakan rangkaian
ibadah haji dengan baik dan lancar sesuai
dengan ajaran agama Islam
d. Persiapan kesehatan sejak dini di Tanah Air sebelum keberangkatan merupakan upaya untuk mengantar jemaah mencapai kondisi Istitha’ah dalam aspek kesehatan menjelang keberangkatan ke Tanah Suci hingga kembali ke Tanah Air.
e. Agar upaya persiapan kesehatan sebelum keberangkatan terkoordinasi dengan baik dan terarah, perlu ditetapkan batasan/kriteria klinis sebagai dasar penetapan seorang jemaah dinilai mampu (Istitha’ah) dalam aspek kesehatan.
Latar Belakang (2)
Definisi Istitha’ah Kesehatan Jemaah Haji
• Istithaah adalah kemampuan Jemaah Hajisecara jasmaniah, ruhaniah, pembekalan dankeamanan untuk menunaikan ibadah haji tanpamenelantarkan kewajiban terhadap keluarga.
• Istithaah Kesehatan Jemaah Haji adalahkemampuan Jemaah Haji dari aspek kesehatanyang meliputi fisik dan mental yang terukurdengan pemeriksaan yang dapatdipertanggungjawabkan sehingga Jemaah Hajidapat menjalankan ibadahnya sesuai tuntunanAgama Islam.
Tujuan Pengaturan Istithaah Kesehatan Haji yaitu terselenggaranya Pemeriksaan Kesehatan danPembinaan Kesehatan Jemaah Haji agar dapatmenunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuanajaran agama Islam.
Pemeriksaan Kesehatan dan PembinaanKesehatan dalam rangka Istithaah Kesehatan Hajidilaksanakan sesuai standar teknis pemeriksaankesehatan dan pembinaan kesehatan haji yang ditetapkan oleh Menteri.
Pemeriksaan Kesehatan Dalam Rangka Istithaah Kesehatan
Jemaah HajiI. Pemeriksaan Kesehatan Tahap Pertama
• Pemeriksaan Kesehatan tahap pertama dilaksanakanoleh Tim Penyelenggara Kesehatan HajiKabupaten/Kota di puskesmas dan/atau rumah sakitpada saat jemaah Haji melakukan pendaftaran untukmendapatkan nomor porsi.
• Berdasarkan Pemeriksaan Kesehatan tahap pertamaditetapkan status kesehatan Jemaah Haji Risiko Tinggiatau tidak Risiko Tinggi.
Formulir I
SURAT KETERANGAN HASIL PEMERIKSAAN KESEHATAN
JEMAAH HAJI Nomor:..............................
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
Jabatan :
Telah melakukan Pemeriksaan Kesehatan kepada Jemaah Haji di bawah ini:
Nama : Bin/Binti :
Umur :
Nomor Porsi :
Pekerjaan :
Alamat :
Menyatakan bahwa Jemaah tersebut di atas didiagnosis sebagai:
1. ....................................... 2. ....................................... 3. .......................................
4. ....................................... 5. .......................................
Sehingga, sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2016 Tentang
Istithaah Kesehatan Jemaah Haji Menyatakan bahwa Status Kesehatan Jemaah Haji tersebut (Risiko
Tinggi/Tidak Risiko Tinggi)* untuk ditindaklanjuti dengan Pembinaan Kesehatan Haji.
............................20........
Dokter Pemeriksa Tahap Pertama
*) Coret yang tidak perlu
Stempel/Cap
Puskesmas/RS
Pemeriksaan Kesehatan Dalam Rangka Istithaah Kesehatan
Jemaah HajiII. Pemeriksaan Kesehatan Tahap Kedua
• Pemeriksaan Kesehatan tahap kedua dilaksanakan olehTim Penyelenggara Kesehatan Haji Kabupaten/Kota di puskesmas dan/atau rumah sakit pada saat pemerintahtelah menentukan kepastian keberangkatan Jemaah Haji pada tahun berjalan.
• Berdasarkan Pemeriksaan Kesehatan tahap keduaditetapkan Istithaah Kesehatan Jemaah Haji.
1. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan
Haji
2. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan
Haji dengan Pendampingan.
3. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah
Kesehatan Haji untuk Sementara
4. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah
Kesehatan Haji
1. Memenuhi Syarat Istithaah
Kesehatan Haji
a. Merupakan Jemaah Haji yang memiliki
kemampuan mengikuti proses ibadah haji tanpa
bantuan obat, alat, dan/atau orang lain dengan
tingkat kebugaran jasmani setidaknya dengan
kategori cukup.
b. Penentuan tingkat kebugaran dilakukan melalui
pemeriksaan kebugaran yang disesuaikan dengan
karakteristik individu Jemaah Haji.
2. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan
Haji dengan Pendampingan
Jemaah Haji yang ditetapkan memenuhi syarat
Istithaah Kesehatan Haji dengan pendampingan
merupakan Jemaah Haji dengan kriteria:
a. Berusia 60 tahun atau lebih.
b. Menderita penyakit tertentu yang tidak masuk
dalam kriteria Tidak memenuhi syarat Istithaah
sementara dan/atau tidak memenuhi syarat
Istithaah.
3. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah
Kesehatan Haji untuk SementaraJemaah Haji dengan kriteria:
a. Tidak memiliki sertifikat vaksinasi Internasional (ICV) yang sah.
b. Menderita penyakit tertentu yang berpeluang sembuh, antara lain
Tuberkulosis sputum BTA Positif, Tuberculosis Multi Drug Resistance,
Diabetes Melitus Tidak Terkontrol, Hipertiroid, HIV-AIDS dengan Diare
Kronik, Stroke Akut, Perdarahan Saluran Cerna, Anemia Gravis.
c. Suspek dan/atau konfirm penyakit menular yang berpotensi wabah.
d. Psikosis Akut.
e. Fraktur tungkai yang membutuhkan Immobilisasi.
f. Fraktur tulang belakang tanpa komplikasi neurologis.
g. Hamil yang diprediksi usia kehamilannya pada saat keberangkatan
kurang dari 14 minggu atau lebih dari 26 minggu.
4. Tidak Memenuhi Syarat
Istithaah Kesehatan HajiJemaah Haji dengan kriteria:
a. Kondisi klinis yang dapat mengancam jiwa, antara lain
Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) derajat IV, Gagal
Jantung Stadium IV, Chronic Kidney Disease Stadium IV
dengan peritoneal dialysis/hemodialisis reguler, AIDS
stadium IV dengan infeksi oportunistik, Stroke
Haemorhagic luas.
b. Gangguan jiwa berat antara lain skizofrenia berat,
dimensia berat, dan retardasi mental berat.
c. Jemaah dengan penyakit yang sulit diharapkan
kesembuhannya, antara lain keganasan stadium akhir,
Tuberculosis Totaly Drugs Resistance (TDR), sirosis
atau hepatoma decompensata.
Formulir II
BERITA ACARA PENETAPAN ISTITHAAH KESEHATAN
JEMAAH HAJI Nomor:..............................
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
Jabatan :
Telah melakukan Pemeriksaan Kesehatan kepada Jamaah Haji di bawah ini:
Nama : Bin/Binti :
Umur :
Nomor Porsi :
Pekerjaan :
Alamat :
Menyatakan bahwa Jemaah tersebut di atas didiagnosis sebagai :
1. ....................................... 2. ....................................... 3. .......................................
4. ....................................... 5. .......................................
Sehingga, sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2016 Tentang
Istithaah Kesehatan Jemaah Haji Menyatakan bahwa Jemaah Haji tersebut (MEMENUHI SYARAT/MEMENUHI
SYARAT DENGAN PENDAMPINGAN/TIDAK MEMENUHI SYARAT SEMENTARA/ TIDAK MEMENUHI SYARAT)* untuk pelaksanaan ibadah haji.
............................20........
Ketua Tim Penyelenggara Kesehatan Haji Kab/Kota………….
*) Coret yang tidak perlu
Stempel/Cap
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
Pemeriksaan Kesehatan Dalam Rangka Istithaah Kesehatan
Jemaah HajiIII. Pemeriksaan Kesehatan Tahap Ketiga
• Pemeriksaan Kesehatan tahap ketiga dilaksanakan oleh PPIH Embarkasi Bidang Kesehatan di embarkasi padasaat Jemaah Haji menjelang pemberangkatan.
• Dilakukan untuk menetapkan status kesehatan Jemaah Haji laik atau tidak laik terbang.
Formulir III
BERITA ACARA KELAIKAN TERBANG JEMAAH HAJI
Nomor:..............................
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
Jabatan :
Setelah memperoleh hasil pemeriksaan yang telah kami terima dari Tim Penyelenggara Kesehatan Haji kabupaten/Kota, dengan ini menyatakan bahwa
Jamaah Haji dibawah ini :
Nama :
Bin/Binti : Umur :
Nomor Porsi :
Nomor Paspor :
Pekerjaan :
Alamat :
a. Telah dilaksanakan pemeriksaan kesehatan dan diberikan penjelasan mengenai ketentuan Istithaah Kesehatan yang terdapat dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2016; b. Menetapkan bahwa jemaah haji tersebut di atas (LAIK/TIDAK LAIK)*
Terbang berdasarkan Pemeriksaan Kesehatan Tahap ketiga yang dilakukan
oleh Tim PPIH Embarkasi Bidang Kesehatan.
Demikian surat penetapan ini dibuat untuk di tindaklanjuti sesuai ketentuaan yang berlaku.
............................20........
Ketua PPIH Embarkasi Bidang Kesehatan
Anggota Tim Penyelenggara Kesehatan Haji: 1.
2. 3.
*) Coret yang tidak perlu
Stempel/Cap
PPIH Embarkasi
JEMAAH HAJI RISIKO TINGGI
TOTAL
95.210 (60,90%)
>60 thn: 9.578<60 thn +
penyakit: 54.730>60 thn +
penyakit: 30.722
23
Pembinaan Kesehatan Dalam Rangka Istithaah Kesehatan
Jemaah Haji
I. Pembinaan Istithaah Kesehatan Jemaah haji masatunggu
Dilakukan terhadap seluruh Jemaah Haji setelahmemperoleh nomor porsi.
II. Pembinaan Istithaah Kesehatan Jemaah haji masakeberangkatan
Dilakukan kepada Jemaah Haji yang akan berangkat padatahun berjalan.
Jemaah Haji yang telah dilakukan pembinaan
merupakan Jemaah Haji dengan penetapan :
1. Memenuhi syarat Istithaah Kesehatan Haji;
2. Memenuhi syarat Istithaah Kesehatan Haji
dengan pendampingan; atau
3. Tidak memenuhi syarat Istithaah Kesehatan
Haji untuk sementara.
PEMBINAAN KESEHATAN HAJI
DI PUSKESMAS
FUNGSI :
1. Melaksanakan pemeriksaan kesehatan haji
2. Melaksanakan pembinaan kesehatan haji
3. Melaksanakan pengamatan kesehatan haji
4. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan
26 ERT 160407
Pembinaan Terintegrasi(POSBINDU)
Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan RI
Pembinaan Kesehatan Haji
Pusat Kesehatan Haji
Pusat Promosi
Kesehatan
Dit .Kesehatan Olah
Raga
Dit. PTM & PM
Kemitraan :
KBIH
KUA
Jemaah Haji
Dukungan Dana
Direktorat Bina Kes.
Jiwa
Direktorat
Keperawatan
Direktorat Gizi
Pengobatan Alternatif
27
PENGERTIAN IBADAH HAJI: diwajibkan bagi yg sanggup melakukan
perjalanan haji( Al Mal wa Al Badan)
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT: pengelolaan
penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan, baik
perorangan, kelompok, maupun masyarakat secara
terencana, terpadu & berkesinambungan guna
tercapainya derajat kes (Perpres 72/2012 SKN)
POSBINDU PTM: Program pengendalian faktor risiko(FR)
PTM di wilayah Puskesmas dg sasaran usia >15 th pd
masyarakat di wilayah Puskesmas tersebut
POSBINDU PTM PADA JAMAAH HAJI: Pengembangan program
pengendalian FR PTM di KBIH dg sasaran CJH
, dilakukan sejak 1 tahun sebelum berangkat haji
PEMBINAAN KESEHATAN HAJI: upaya pembinaan yg
dilakukan kpd perorangan atau kelompok CJH/umrah
secara paripurna pd semua tahap penyelenggaraan haji
sejak mendaftar sampai kembali ke tanah air
HUBUNGAN
OPERASIONAL DAN PEMBINAAN
Operasional Haji
di Arab SaudiMasa KeberangkatanMasa Tunggu
1. Pemeriksaan Kesehatan
1
2. Pembinaan Kesehatan
1. Pemeriksaan Kesehatan
2 Kab/Kota
2. Pembinaan Kesehatan
3. Pemeriksaan Kesehatan
3 Embarkasi
M E N U J U I S T I T H A A H K E S E H A T A N
Pelayanan
Kesehatan
Jemaah Haji
Sehat & Terlayani
melzan de riza 30
Profil Jamaah Haji Indonesia
Tidak semua jamaah haji Indonesia memiliki kondisi sehat jiwa raga, muda,
kuat, bugar, mandiri, dan cantik/ganteng
31
Sebagian besar jamaah haji
kita berusia tua, memiliki
risiko tinggi, perlu observasi
dan perlu perhatian serius
32
• Jumlah Penduduk tahun 2013:
38.318.791 (Laki:
18.877.512, Wanita: 19.411.279)
• Jumlah kloter Embarkasi SUB 64
kloter.
• Jumlah Jemaah Haji
7
JENIS KELAMIN
1. (P) = 13.007 org (48%)
2. (W)= 14.091 org (52%)27.098 org
PROFIL JAMAAH HAJI JAWANTIMUR 2015
Sumber: Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timurtahun 2015
JUMLAH JAMAAH CALON HAJI WANITA USIA SUBUR,
PEMERIKSAAN KEHAMILAN DAN HAMILEMBARKASI SURABAYA TAHUN 2015
NO Uraian Jumlah Keterangan
1 JCH Wanita 14.753
2 JCH WUS 9.343 63.33% dari JCH Wanita
4 Hamil* 4 0,004% dari JCH WUS
*Catatan : 4 jamaah hamil ditolak berangkat karena usia tidak memenuhi syarat
dalam SKB Menag dan Menhub
Sumber: KKP I Surabaya
JUMLAH KEMATIAN JEMAAH HAJI
PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2004 – 2012
85 8047
72 78 84
34 50
129
0
50
100
150
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
JAMAAH WAFAT
NO LOKASI JUMLAH PENYEBAB/LOKASI
1 Wafat di Tanah Suci 122 1. Kecelakaan Crane = 2 orang
2. Insiden di Mina = 24 orang
3. Sakit = 96 orang
2 Wafat di Tanah Air (Saat
Operasional Pemulangan)7 1. Wafat di Perjalanan = 3 orang
2. Wafat di RS. Haji = 4 orang
JUMLAH 129Data per tanggal : 26
Oktober 2015Keterangan Wafat karena Crane dan Mina :
1. Wafat karena MINA : 24
a. Kloter 28 sejumlah : 4 orang jamaah (Mjkt, Lmgn, Sby)
b. Kloter 36 sejumlah : 3 orang jamaah (Tbn, Batu, Malang)
c. Kloter 48 sejumlah : 14 orang (12 orang jamaah dan 2 orang Petugas TKHI)
Prob, Sby.
d. Kloter 61 sejumlah : 3 orang jamaah (Kediri Kab.)
2. Wafat karena Crane
a. Kloter 38 sejumlah : 1 orang jamaah (Malang Kab.)
b. Kloter 39 sejumlah : 1 orang jamaah (Malang Kab.) Sumber Kanwil Kemenag Jatim
JAMAAH TERTINGGALNO NAMA KLOTER ASAL KETERANGAN
1 KULISAH MARKUP SOMO (W) 32 Bojonegoro WAFAT
2 SARIPAH SARMUN SAIRN (W) 36 Kota Batu WAFAT
3SARMAWI BAHARI IBRAHIM (L) 37 Malang
RS. KING ABDUL AZIS MAKKAH,
Kondisi : Tidak Sadar, Ventilator dan Kritis Wafat, 24 Nov
15
4 JUWARNI DASRIP DARMIN (W) 39 Malang PULANG (10 Nop 2015)
5TOENI MATTAHAN BUDEN (W) 44 Kota Surabaya
RS KING ABDULLAH JEDDAH
Kondisi : Membaik dan Rencana akan pulang
6 KASMINA MANGUN SERATON
(W)47 Probolinggo WAFAT
7SOENARDI SOMO PAWIRO (L) 55 Kota Blitar
RS KING FAISAL MAKKAH
Kondisi : Sadar, Lemah, Pulang
8 KURNAIN SYAIFUL ANWAR (L) 55 Tulungagung PULANG (27 Okt 2015)
9SITI NASOKAH NASIKIN M (W) 55 Trenggalek
RS 24 SHARK JEDDAH (ICU/2)
Diagnosa : HEAT STROKE
10 MOCH. ICHSAN SHOLEH (L) 63 Blitar PULANG (5 Nop 2015)
11 SRI AFIFAH AH SAYUTI (W) 63 Blitar PULANG (5 Nop 2015)
TOTAL JAMAAH WAFAT SAMPAI DENGAN TANGGAL 27 Nopember 2015
- Wafat saat operasional haji : 129 orang - JH Pulang paska Operasional haji 5
- Wafat saat pasca haji : 4 orang - Masih Tertinggal di Arab Saudi 2 orang
- Total wafat sampai dengan saat ini 133 orang
Jh Wafat berdasar umur dan kelamin tahun 2015
0 2
14
28
17
8
2
6
19
11
10
5
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
<41 41 - 50 51 - 60 61 - 70 71 -80 81 - 90
WANITA
LAKI
Wafat Berdasarkan Tempat
29
13
7
42
31 1
26
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
JUMLAH
• KKP mendistribusikan K3JH yang telah distempel dan di tanda tanganioleh KKP kepada JH yang datangpada saat debarkasi.
• Pemantauan K3JH oleh petugasPuskesmas dan dilaporkan olehDinkes Kab./Kota ke Dinkes ProvinsiJawa Timur.
1
• Pemantauan surveilans Paska Haji kebeberapa Kab./kota bersama Tim KKP Surabaya.
2
• Masih ditemukan JH dengan TB positif.
• Tidak pakai BKJH, maka JH maupun KBIH juga tidak paham lembar E BKJH dianggap bukan buku status kesehatan JH (kelengkapan dokumen haji).
• Perubahan susunan personil di kloter karena visa.
• TKHI hamil.
1. Penerbitan SK Pemeriksaan dan Pembinaan KesehatanJH 2016..
2. Jemaah memeriksakan Kesehatan sesuai domisilinyawalaupun pendafatarannya di daerah lain, untukMemudahkan Pembinaan Dan Surveilans
3. Selama masa tunggu dilakukan pembinaan kesehatanoleh puskesmas
4. Pengisian data jemaah haji dalam BKJH diisi lengkap &
jelas sesuai standar. Dilanjutkan entry data JH ke
siskohatkes.
8
5. Melakukan pembinaan kesehatan calon jemaah haji (termasuk fisik) minimal 6 bulan sebelum keberangkatan).
6. Melakukan integrasi pembinaan calon jemaah haji dg institusi Pemda, Kanwil Agama di tingkat Kec, Kab/Kota,KBIH.
7. Koordinasi LP kesehatan di tingkat kab/kota (termasukTKHD), RS, BKOM, Swasta
8
46
6
47
11 Kestrad Teori dan Praktek
(Focus Group Discussion)
MELZAN de RIZA
TERIMA KASIH