Je

10
NAMA : ROBERT J.A. TANESAB KELAS :2 LAS 1 TUGAS : PRINSIP PENGELASAN A. SIMBOL-SIMBOL PENGELASAN Bentuk Pengela san Gambar Simbol Sambung an sudut (fillet) Jalur las Sambung an tumpul (Kampuh I) Sambung an tumpul (Kampuh V)

description

tanesab

Transcript of Je

Page 1: Je

NAMA : ROBERT J.A. TANESAB

KELAS :2 LAS 1

TUGAS : PRINSIP PENGELASAN

A. SIMBOL-SIMBOL PENGELASAN

Bentuk

Pengelasa

n

Gambar Simbol

Sambungansudut

(fillet)

Jalur las

Sambungan tumpul(Kampuh

I)

Sambungan tumpul(Kampuh

V)

Sambungan T(bevel )

Page 2: Je

Sambungan tumpul(Kampuh

U)

B. PERLAKUAN PANAS PADA LOGAM BERKAITAN DENGAN

PENGELASAN

Perlunya perlakuan panas dilakukan adalah untuk mengurangi perubahan

bentuk pada saat dikerjakan atau setelah dikerjakan atau hasil suatu konstruksi,

merubah sifat-sifat bahan dan menghilangkan tegangan-tegangan sisa.

Sebelum benda dikerjakan dilakukan perlakuan panas maka disebut perlakuan

panas awal sedangkan setelah benda dikerjakan disebut perlakuan panas

akhir. Beberapa jenis perlakuan panas adalah:

• Perlakuan panas awal dan sesudah pengerjaan

• Menghilangkan tegangan sisa

• Penormalan (Normalizing)

• Pelunakan (Annealing)

• Pengerasan (Hardening)

• Temper (Temperring)

Perlakuan Panas wal (Pre Heating)

Perlakuan panas awal adalah pemanasan yang dilakukan sebelum benda kerja tersebut dikerjakan lebih lanjut, misalnya sebelum dilakukan pengelasan. Temperatur pemanasan awal adalah antara 30°C – 400°C ( lihat Diagram Perlakuan Panas).

Hal ini perlu dilakukan, karena pada waktu pengelasan akan terjadi panas pada daerah pengelasan. Panas yang tinggi akan terpusat pada daerah pencairan. Dengan bertambah jauh jaraknya busur akan berkurang panas yang terjadi. Pemanasan dan pendinginan yang tidak merata (perubahan termperatur) akan menyebabkan. berbagai pengaruh pada daerah pengelasan misalnya keliatan, tegangan dan sifat logam Iainnya. Dengan memanaskan logam sebelum pengelasan akan mengurangi perbedaan temperatur pada daerah pengelasan. Hal ini adalah salah satu cara untuk mengatasi perubahan-perubahan pada logam yang dilas. Proses ini disebut pemanasan awal (preheating).

Page 3: Je

Karena pemanasan sebelum pengerjaan akan mengurangi perubahan temperatur maka tentu juga akan mengurangi perubahan bentuk akibat tegangan yang terjadi karena :

1. pengaruh panas yang tinggi pada daerah las.Tinggi temperatur pemanasan awal tergantung pada :• Komposisi kandungan unsur dan baja• Ketebalan benda kerja• Sumber panas yang terjadi pada saat pengelasan

Komposisi kandungan unsur dari baja akan menentukan kekerasan baja tersebut. Misalnya baja karbon yang baru dilas dan kemudian didinginkan secara cepat, maka dapat berakibat keretakan pada benda kerja tersebut. Disini pemanasan sebelum pengenjaan diperlukan untuk memperlambat pendinginan supaya tidak retak pada daerah yang dilas/dipanaskan. Dengan semakin tebalnya bahan, maka semakin besar pula pengaruh pendinginan dan dengan semakin tebalnya bahan maka semakin lama pemanasan awal yang dipenlukan. Pemanasan awal pada bahan-bahan baja yang dipakai di industri manufaktur sangat bervariasi. Untuk mengetahui temperatur pemanasan awal untuk berbagal jenis dan ketebalan pelat adalah dengan cara melihat katalog yang dikeluarkan oleh fabrik pembuat baja tersebut. Pemanasan awal ini juga sering digunakan pada pengelasan bahan-bahan yang mudah retak dan susah untuk di las yakni untuk memperlambat proses pendinginan.

Menghilangkan Tegangan Sisa (Stress Relief)

Temperatur pemanasan untuk menghilangkan tegangan sisa ( stess relieve ) adalah berkisar 590°C-670°C (lihat Diagram Perlakuan Panas).Pemanasan sesudah pengelasan sering dilakukan dalam dunia industri. Besar temperatur tergantung pada jenis perlakuan panas. Pada dasarnya tingginya temperatur untuk menghilangkan tegangan sisa adalah dibawah temperatur kritis 723°C, karena struktur baja tidak akan berubah dibawah temperatur 723°C. Perubahan sifat baja akan terjadi apabila temperatur melebihi 723°C dan proses perlakuan panas dapat dilihat pada diagram perlakuan panas.Apabila tegangan sisa dihilangkan maka tegangan yang tertahan oleh bagian yang dingin sewaktu pengelasan akan hilang pula. Menghilangkan tegangan sisa ini dilakukan pada berbagal jenis pekerjaan termasuk juga pada bejana bertekanan dan ketel. Langkah kerja menghilangkan tegangan sisa :• Panaskan benda kerja secara bertahap ( perlahan )• Biarkan pemanasan benda kerja ini sesuai dengan temperatur yang tepat dan waktu tertentu.• Dinginkan benda kerja secara perlahan.Untuk menghilangkan tegangan sisa ini dan menentukan tinggi temperatur dilakukan oleh operator perlakuan panas dan bukan oleh tukang las ini dilakukan dalam dapur pemanas atau peralatan khusus untuk perlakuan panas.

Page 4: Je

Penormalan (Normalizing)

Temperatur untuk normalizing adalah 820°C – 980°C (lihat Diagram Perlakuan Panas)Seluruh baja terdiri dan butiran-butiran halus. Bentuk dan ukuran dan butiran-butiran tergantung pada proses pendinginkan dan pengerjaan bahan tersebut, Bentuk dan ukuran dan butiran sering mempenganuhi sifat bahan logam, maka proses perlakuan panaslah yang mengontrolnya. Perubahan temperatur yang bervaniasi pada pengelasan akan menimbulkan ukuran butiran yang tidak sama pada daerah pengelasan yang akan mengakibatkan kritisnya benda kerja. Untuk mengatasi ini benda perlu dinormalkan agar mendapatkan ukuran butiran yang sama. Bahan yang telah dinormalkan akan mempunyai sifat yang merata dan Iebih liat. Langkah kerja penormalan :• Panaskan baja kira-kira 60°C diatas temperatur kritis.• Biarkan beberapa saat supaya pemanasan merata.• Didinginkan dalam ruangan.

Pelunakan (Annealing)

Temperatur pemanasan untuk proses pelunakan suatu bahan ( annealing ) adalah berkisar antara 820°C – 925°C (lihat Diagram Perlakuan Panas)Pelunakan logam bertujuan :• Melunakan bahan untuk bisa dibengkokkan atau dibentuk dalam keadaan dingin• Supaya bahan dapat dengan mudah dikerjakan dengan mesin.Pelunakan hampir sama dengan penormalan tapi proses pendinginan Iebih lambat. Dengan pendinginan yang lambat akan menghasilkan ukuran butiran lebih besar dan lebih lunak dibandingkan dengan bahan yang telah dinormalkan. Langkah kerja pelunakan : • Panaskan bahan sampai diatas temperatur kriitis. • Biarkan beberapa saat supaya pemanasan merata • Dinginkan dalam dapur secara perlahan

Temper (Tempering)

Temper adalah proses perlakuan panas lanjutan setelah proses pengerasan, bertujuan untuk mengurangi kekerasan yang terlalu tinggi akibat pendinginan yang cepat dan temperatur yang tinggi ( karena proses penyepuhan). Temperatur tempering adalah berkisar antara 220°C – 390°C (perhatikan Diagram Perlakuan Panas).Antara kekerasan dan keliatan adalah berbanding terbalik, di mana semakin keras maka semakin tidak liat. Adalah hal yang penting untuk menyeimbangkan kekerasan bahan dengan penggunaannya. Misalnya pahat akan sangat keras setelah disepuh tapi akan mudah patah kalau kena pukulan. Dengan proses temper akan mengurangi sedikit kekerasannya tapi masih kuat untuk memotong besi yang lain dan juga mempunyai sifat liat untuk menahan pukulan pahu.Proses temper dilakukan dibawah temperatur kritis (perhatikan Diagram Perlakuan Panas)

Page 5: Je

C. URUTAN DALAM PERENCANAAN PENGELASAN

PROSEDUR DAN TEKNIK PENGELASAN

Prosedur pengelasan adalah suatu perencanaan untuk pelaksanaan pengelasan yang meliputi cara pembuatan kontruksi las yang sesuai dengan rencana dan spesifikasinya dengan menentukan semua hal yang diperlukan dalam pelaksanaan tersebut. Karena itu mereka yang menentukan prosedur pengelasan harus mempunyai pengetahuan dalam teknologi las, dapat menggunakan pengetahuan tersebut dan mengerti tentang efesiensi dan ekonomi dari aktivitas produksi. Untuk setiap pelaksanaan pekerjaan harus dibuat prosedur tersendiri secara terperinci termasuk menentukan alat yang diperlukan yang sesuai dengan rencana pembuatan dan kualitas produksi.

Perencanaan Prosedur Pengelasan

Prosedur pengelasan akan memberikan hasil yang baik bila sebelumnya telah dibuat rencana tentang jadwal pembuatan, proses pembuatan, alat-alat yang diperlukan, bahan-bahan, urutan pelaksanaan, persiapan pengelasan, perlakuan setelah pengelasan, pengaturan pekerjaan dan lain-lainnya.

Dalam memilih proses pengelasan harus dititik beratkan pada proses yang paling sesuai untuk tiap-tiap sambungan las yang aada pada konstruksi. Dalam hal ini tentu dasarnya adalah efesiensi yang tinggi, biaya yang murah, penghematan tenaga dan penghematan energi sejauh mungkin. Proses pengelasan yang dipilih harus sudah ditentukan dalam tahap perencanaan kontruksi. Dalam pemilihan ini sebaiknya dibicarakan diantara tiga yaitu pihak perencana, pihak pelaksana, dan pihak peniliti dilaboratorium dengan titik berat pada pelaksan. Dalam penentuan ini dengan sendirinya harus dipertimbangkan juga alat yang digunakan.

Persiapan Pengelasan- Hal-hal umum

Mutu dari hasil pengelasan disamping tergantung dari pengerjaan lasnya sendiri juga sangat tergantung dari persiapanya sebelum pelaksanaan pengelasan. Karena itu persiapan pengelasan harus mendapatkan perhatian dan pengawasan yang sama dengan pelaksanaan pengelasan. Persiapan umum dalam pengelasan meliputi penyedian bahan, pemilihan mesin las, penunjukan juru las, penentuan alat perakit dan beberapa hal lainnya lagi.

Dalam konstruksi baja umum proses las yang digunakan biasanya adalah las busur listrik dengan elektroda terbungkus, las busur listrik dengan pelindung gas CO2 dan las busur listrik terendam. Proses yang pertama paling banyak dan sangat umum dipakai tetapi kecepatan pengelasanya dan daya tembusnya lebih rendah bila

Page 6: Je

dibandingkan dengan kedua proses yang lainya. Las busur listrik dengan pelindung gas CO2 mempunyai kecepatan dan daya tembus yang lebih tinggi tetapi memerlukan pelindung angin, komponenyang lebih banyak dan pengaturan gas. Pada las busur listrik terendam kecepatan dan daya tembus yang lebih tinggi lagi. Tetapi hanya dapat digunakan pada las datar saja dan lebih sesua untuk pelat tebal dari pada pelat tipis. Jelas disini bahwa masing-masing proses pengelasan mempunyai untung ruginya sendiri yang harus dipertimbangkan masak-masak dalam menentukan proses pengelasan yang akan digunakan.

Dalam menentukan alat-alat, disamping menentukan mesin lasnya sendiri, hal yang Juga tidak kalah pentingnya adalah penentuan alat perakit atau alt antu. Alat perakit ini adalah alat-alat khusus yang memegang dengan kuat bagian-bagian yang akan dilas sehingga hasil pengelasan mempunyai bentuk yang tepat, jadi pemilihan alat Bantu yang tepat akan menentukan ketelitian bentuk akhir dan akan mengurangi waktu pengelasan.

(1) Persiapan Sisi Las

Setelah pentuan proses pengelasan. Maka geometri sambungan harus ditentukan dengan memperhatikan tingkatan teknikdari bagian pembuatan, sifat kemampuan dan pengerjaanya dan kemungkinan penghematan yang akhirnya tertuju pada bentuk alur pada umumnya untuk pengelasan pelat dengan tebal sampai dengan 6mm digunakan alur persegi, untuk pelat dengan tebal 6mm sampai 20mm digunakan alur V tunggal dan yang lebih tebal dengan alur V ganda atau U tunggal atau ganda dan lain sebagainya.

(2) Posisi Pengelasan Dan Alat Pemegang

Pengelasan yang terbaik ilihat dari sudut kualitas sambungan dan efesiensi pengelasan adalah posisi datar. Karena itu dalam menentukan urutan perakitan,harus mengusahakan sejauh mungkin mengunakan posisi datar yaitu:

a) memungkinkan pelaksanaan pengelasan posisi datar sebanyak-banyaknya.

b) menahan dan menghalang I perubahan bentuk yang terjadi karena pengelasan atau memberikan perubahan bentuk mulauntuk mendapatkan kecepatan bentuk yang lebih tinggi.

c) memperbaiki efesiensi dengan memudahkan pelaksanaan pengelasan atau memungkinkan pengelasan otomatik dalam produksi besar-besaran.

(3) Las Ikat Dan Perakitan

Bagian-bagian yang telah dipersiapkan kemudian distel untuk dirakit. Dalam Penyetelan Ini Seringkali bagian-bagian harus dihubungkan satu sama

Page 7: Je

lain, dengan lasan pendek-pendek pada tempat-tempat yang dinamakan las ikat. Karena sifatnya sementara maka sering sekali las ikat ini dilakasanakan dengan sembarangan sehingga terjadi retak-retak dan ronga halus yang akhirnya akan menurunkan mutu lasan. Karena las ikat juga mempengaruhi kualitas maka dianjurkan agar las ikat juga harus dilaksanakan dengan baik dan oleh juru las yang mempunyai kualifikasi yang sama dengan juru las yang akan melaksanakan seluruh pengelasan. Kalau hal ini tidak dapat dipenuhi maka sebaiknya tempat-tempat yang nantinya tidak di las. Las ikat juga biasanya menggunakan elektroda yang sama jenisnya dengan elektroda untuk pengelasan yang sebenarnya.

(4) Pemriksaan Dan Perbaikan Alur

Bentuk dan alur turut menentukan mutu lasan, karena itu pemeriksaan terhadap Ketelitian bentuk ukuranya juga harus dilakukan pada saat sebelum pengelasan, dalam hal ini yang penting adalah besarnya celah akar, yang harus sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Kalau celah akar lebih besar dari pada spesifikasi maka harus diadakan perbaikan seperlunya. Cara perbaikannya tergantung dari pada celah dan jenis sambunganya.

(5) Pembersihan Alur

Kotoran-kotoran sperti karat, terak, minyak dan gemuk, debu, air dan lain sebagainya bila bercampur dengan logam. Las dapat menimbulkan cacat las seperti retak, lubang halus dan lain sebagainya yang dapat membahayakan kontruksi. Karena itu kotoran kotoran tersebut harus dibersihkan sebelum pelaksanaan pengelasan yang sebelumnya juga harus dibersihkan juga sebaik-baiknya. Cara pembersihan kotoran tersebut ada dua macam yaitu cara mekanik dengan menggunakan sikat kawat baja, penyemprotan pasir dan lain sebaginya, disamping itu juga cara penyemprotan dengan apipada daerah yang akan dilas dengan tujuan menguapkan api,membakar minyak dan gemuk, menghembus terak dan merupakan pemanasan mula.