portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/588/1/B.1.pdf2 KATA PENGANTAR...
Transcript of portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/588/1/B.1.pdf2 KATA PENGANTAR...
2
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Kuasa
yang telah memberikan berkat, rahmat dan anugerah serta karunia yang melimpah
kepada kita semua. Buku ini memberikan pemahaman secara teoritis mengenai esensi
dari lingkungan bisnis dan entrepreneurship, dimana para entrepreneur melakukan
kiprahnnya dalam lingkungan yang turbulent seperti saat ini. Memulai bisnis baru
merupakan sesuatu tantangan bagi seorang entrepreneur, apa yang mendorong
mereka untuk bekerja dengan keras tanpa adanya jaminan untuk sukses atau berhasil
dan apa yang memaksa mereka untuk mengambil resiko yang besar serta membuat
begitu banyak pengorbanan dalam percobaan untuk mencapai suatu idealisme yang
mereka cita-citakan. Seorang entrepreneur dituntut dapat melakukan perubahan
dengan cepat dan pasti mereka berinteraksi dengan lingkungan dimana entrepreneur
tersebut melaksanakan aktifitas bisnisnya. Setiap entrepreneur harus dapat bertahan
(survive) dan harus selalu dapat menyesuaikan terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi dengan cepat dan seorang entrepreneur harus dapat menjalankan
kepemimpinannya dalam suatu organisasi bisnis dengan baik.
Lingkungan suatu organisasi bisnis (business environment) dapat diartikan
sebagai kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi, baik secara langsung maupun tidak
langsung terhadap kinerja organisasi bisnis tersebut. Keberhasilan sebuah organisasi
bisnis untuk bertahan dan berkembang dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor
yang bisa dikontrol oleh organisasi maupun yang tidak. Lingkungan umum merupakan
lingkungan yang berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja organisasi bisnis
dan hampir semua organisasi bisnis dipengaruhi oleh lingkungan tersebut, meliputi
demografi, ekonomi, alam, teknologi, politik, dan budaya. Aspek lingkungan industri
akan lebih mengarah pada aspek persaingan dimana organisasi bisnis berada. Hal ini
mengakibatkan faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan, seperti ancaman-
ancaman dan kekuatan-kekuatan yang dimiliki organisasi bisnis termasuk kondisi
persaingan itu sendiri menjadi sangat perlu untuk dianalisis. Lingkungan internal suatu
organisasi bisnis merupakan kekuatan-kekuatan yang ada di dalam organisasi itu
3
sendiri dan sifatnya dapat dikontrol oleh perusahaan. Lingkungan internal berpengaruh
secara langsung terhadap kompetensi atau kinerja dari sebuah organisasi bisnis.
Kekuatan-kekuatan yang ada dalam lingkungan internal meliputi : pekerja, dewan,
komisaris dan pemegang saham.
Strategi untuk mempeluas pasar merupakan suatu strategi yang harus
diperhatikan oleh entrepreneur, memperluas pasar bisa dengan berbagai macam cara,
antara lain: memperluas pangsa pasar yang sudah ada agar bertambah lagi,
meluncurkan produk baru di pasar, memasuki pasar yang baru dan mengakuisisi bisnis
yang sudah berjalan dengan baik. Perluasan atau ekspansi bisnis diperlukan oleh suatu
perusahaan untuk mencapai efisiensi, menjadi lebih kompetitif, serta untuk
meningkatkan keuntungan atau laba perusahaan.
Semoga buku ini dapat memberikan manfaatnya kepada kita semua secara
teoritis mengenai esensi dari lingkungan bisnis dan entrepreneurship sebagai modal
dasar bagi entrepreneur untuk mulai berkiprah dan menciptakan lapangan kerja baru
demi terciptanya pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Jakarta, 23 Januari 2010
Prof. Dr. Sofyan Syafri Harahap, Ph.D
4
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, shalawat dan salam juga
penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Karena rahmat dan
karuniaNYA penulis dapat menyelesaikan buku yang masih jauh dari kesempurnaan ini
dengan judul Esensi Lingkungan Bisnis & Entrepreneurship. Diharapkan dengan
terbitnya buku ini dapat memberikan pemahaman dan pencerahan kepada pembaca
yang budiman baik secara teori dan konseptual mengenai lingkungan bisnis dan
perubahannya serta esensi dasar dari Entrepreneurship itu sendiri.
Penulis dalam hal ini menyadari dengan sepenuhnya bahwa isi dari buku ini
masih jauh sekali dari kesempurnaan, tetapi penulis sudah mencoba untuk memberikan
yang terbaik kepada para pembaca yang budiman untuk dipahami baik secara teori dan
konseptual.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Sofyan Syafri
Harahap, Ph.D yang telah bersedia memberikan kata pengantarnya pada buku ini dan
kepada pihak penerbit Universitas Trisakti yang telah membantu menerbitkan buku ini
serta kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Akhirnya penulis
menunggu krititik dan saran kepada semua pihak guna perbaikan selanjutnya.
Jakarta, 18 Januari 2010
Willy Arafah
5
DAFTAR ISI
Kata Pengantar Prof. Dr. Sofyan Syafri Harahap, Ph.D Kata Pengantar Penulis
Daftar Isi
Daftar Gambar Daftar Tabel
BAB 1 : PERKEMBANGAN TEORI ENTREPRENEURSHIP 1. Memahami perkembangan entrepreneurship
2. Memahami definisi dari entrepreneurship 3. Memahami aliran dalam entrepreneurship 4. Memahami trend dalam entrepreneurship 5. Memahami sepuluh kesalahan yang sering dibuat oleh
para entrepreneur 6. Memahami perbedaan antara entrepreneur dan inventor 7. Memahami kepribadian entrepreneur 8. Memahami aspek kognitif entrepreneur 9. Memahami peran entrepreneur dalam perekonomian 10. Memahami etika dan tanggung jawab sosial entrepreneur 11. Memahami masa depan entrepreneurship.
BAB 2: ENTREPRENEURIAL PROSES 1. Memahami entrepreneurial proses
2. Memahami aspek dari entrepreneurial proses 3. Memahami penekanan dalam entrepreneurial proses 4. Memahami managerial vs entrepreneurial decision
making 5. Memahami karakteristik dan latar belakang entrepneur 6. Memahami perbedaan antara entrepreneur. laki-laki dan
wanita
BAB 3: PROSES KREATIFITAS 1. Pendahuluan
2. Memahami bagaimana meningkatkan kreatifitas 3. Memahami proses kreatifitas 4. Memahami teknik untuk mengembangkan proses
kreatifitas 5. Memahami perlindungan terhadap ide
6
BAB 4: PERENCANAAN & PERTUMBUHAN BISNIS 1. Pendahuluan
2. Memahami mengapa harus membuat business plan 3. Memahami siapa yang harus mempersiapkan business
plan 4. Memahami outline business plan
BAB 5: PEMASARAN ENTREPRENEUR 1. Pendahuluan
2. Memahami fungsi pemasaran entrepreneur 3. Memahami keuntungan dan kerugiannya membeli bisnis
orang lain 4. Mendefinisikan langkah-langkah strategis pembelian
bisnis orang lain
BAB 6: SUMBER PEMBIAYAAN ENTREPRENEUR 1. Pendahuluan
2. Memahami perencanaan kebutuhan modal 3. Memahami equity capital vs debt capital 4. Memahami initial public offerings (IPOs) 5. Memahami sumber-sumber pembiayaan yang berasal
dari hutang 6. Memahami metode-metode pembiayaan internal
BAB 7: EKSPANSI BISNIS DAN PENETAPAN HARGA 1. Pendahuluan
2. Memahami strategi penetapan harga 3. Memahami strategi memasarkan produk dan jasa 4. Memahami strategi dan metode penetapan harga untuk
ritel 5. Memahami formula harga dan biaya langsung 6. Memahami menghitung harga jual Break-Even
BAB 8: RISET PASAR BAGI ENTREPRENEUR 1. Pendahuluan
2. Memahami langkah-langkah dalam melakukan riset pasar
BAB 9: STRATEGI MEMASUKI PASAR GLOBAL 1. Memahami perkembangan pasar global
2. Mengidentifikasikan kriteria pasar luar negeri 3. Memahami strategi memasuki pasar yang berbeda 4. Memahami strategi masuk pasar mancanegara 5. Memahami bisnis internasional dan entrepreneur
BAB 10: E–COMMERCE dan ENTREPRENENEURSHIP 1. Memahami e-commerce
7
2. Memahami mitos dalam bisnis e-commerce 3. Memahami bagaimana mendesain killer website 4. Memahami bagaimana cara suatu perusahaan melacak
hasil website yang dibuat
8
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Entrepreneurial Process 19 Gambar 2.2 Tension in the Entrepreneurial Process 20 Gambar 2.3 Entrepreneurial Strategy 21 Gambar 4.1 Strategi Pertumbuhan Yang Didasarkan Atas
Pengetahuan Produk atau Pasar 52 Gambar 4.2 Perspektif Pertumbuhan Entrepreneur 53
9
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Aspek dari Entrepremneurial Process 17
Tabel 2.2 Perbedaan Antara Entrepreneurial Manajemen Dan Tradisional Manajemen 22 Tabel 2.3 Perbedaan Antara Entrepreneurial Laki-Laki dan Wanita 25
10
BAB – 1
PERKEMBANGAN TEORI ENTREPRENEURSHIP
Tujuan Bab Ini:
12. Memahami perkembangan entrepreneurship;
13. Memahami definisi dari entrepreneurship;
14. Memahami aliran dalam entrepreneurship;
15. Memahami trend dalam entrepreneurship;
16. Memahami sepuluh kesalahan yang sering dibuat oleh para entrepreneur;
17. Memahami perbedaan antara entrepreneur dan inventor;
18. Memahami kepribadian entrepreneur;
19. Memahami aspek kognitif entrepreneur;
20. Memahami peran entrepreneur dalam perekonomian;
21. Memahami etika dan tanggung jawab sosial entrepreneur;
22. Memahami masa depan entrepreneurship.
Perkembangan Entrepreneurship
Dalam beberapa literatur, kata entrepreneurship diambil dari Bahasa Perancis
yang kurang lebih artinya adalah “between taker” atau “go-between”, diartikan sebagai
seseorang yang melakukan kegiatan bisnis dan berani mengambil risiko dari setiap
keputusan bisnis yang dilakukannya. Menurut Hisrich (2008:6) dikatakan bahwa
entrepreneur is an individual who takes risks and starts something new, yang dimaksud
dengan seorang entrepreneur adalah seorang yang menjalankan bisnisnya dengan
berani mengambil risiko yang muncul dalam batas pengetahuan dan pengalaman yang
dimilikinya. Entrepreneur dapat juga dikatakan sebagai seseorang yang memulai
sesuatu yang baru atau dapat memunculkan keunikan dari produk atau jasa yang
diciptakannya sehingga berbeda dari para pesaing lainnya.
Dunia bisnis merupakan dunia yang penuh dinamika dan perubahan, banyak
orang sedang berusaha untuk mewujudkan mimpi mereka memiliki dan menjalankan
bisnis mereka sendiri dan dengan cara mereka sendiri. Di Amerika setiap tahunnya
11
meluncurkan lebih dari 850,000 bisnis atau bidang usaha baru, sehingga begitu
dinamisnya dunia ini, semangat untuk menjadi entrepreneur ini merupakan bagian dari
pembangunan ekonomi suatu negara.
Memulai bisnis baru dapat menjadi sesuatu yang memberikan tantangan, tapi
tetap saja seorang entrepreneur melihat bahwa memiliki suatu bisnis merupakan tolak
ukur dari kesuksesan. Siapa sajakah entrepreneur ini, dan apa yang mendorong
mereka untuk bekerja dengan keras tanpa adanya jaminan untuk sukses atau berhasil.
Apa yang memaksa mereka untuk mengambil risiko yang besar dan untuk membuat
begitu banyak pengorbanan dalam percobaan untuk mencapai suatu idealisme.
Mengapa mereka sanggup untuk meninggalkan jaminan mendapat gaji dengan aman
secara teratur dengan bekerja untuk orang lain untuk menjadi orang yang terakhir yang
mendapat bayaran didalam perusahaan mereka sendiri. Dan masih banyak lagi
pertanyaan yang harus dijawab seputar permasalah entrepreneurship dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya.
Seorang ahli ekonomi dari Perancis Richard Cantillon pertama kali yang
memperkenalkan istilah entrepreneur. Menurutnya, entrepreneur adalah orang yang
melakukan suatu proses dan mengkombinasikan sumberdaya serta menjualnya
dengan harga tertentu di pasar. Jean B. Say menambahkan definisi Cantillon dengan
konsep entrepreneur sebagai pemimpin. Say menyatakan bahwa entrepreneur adalah
seseorang yang membawa orang lain bersama-sama untuk membangun sebuah
organisasi yang produktif. Pengertian entrepreneurship relatif berbeda-beda antara
satu ahli dengan ahli yang lainnya dengan titik berat perhatian atau penekanan yang
berbeda-beda pula. Beberapa pemahaman singkat tentang entrepreneurship tersebut di
antaranya adalah sebagai berikut:
1. Jean B. Say (1816): Entrepreneur adalah agen yang menyatukan berbagai alat-
alat produksi dan menciptakan suatu nilai dari proses produksinya.
2. Frank Knight (1921): Menekankan pada peranan entrepreneur dalam
menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang entrepreneur
disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti
pengarahan dan pengawasan.
12
3. Joseph Schumpeter (1934): Entrepreneur adalah seorang inovator yang
mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-
kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk, memperkenalkan
produk baru atau dengan kualitas baru, memperkenalkan metoda produksi baru,
membuka pasar yang baru, memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau
komponen baru, menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter
mengkaitkan entrepreneur dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam
konteks bisnis serta mengaitkannya dengan kombinasi sumber daya yang
dimiliki sebuah perusahaan.
4. Penrose (1963): Aktifitas entrepreneur mencakup indentifikasi peluang-peluang
di dalam sistem ekonomi dan melakukan eksekusi terhadap peluang tersebut.
5. Harvey Leibenstein (1979): Entrepreneurship mencakup kegiatan-kegiatan yang
dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat
semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas atau
komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.
6. Israel Kirzner (1979): Entrepreneur sebagai proses mengidentifikasi,
mengembangkan dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa
berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.
Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk
pada kondisi risiko atau ketidakpastian. Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik
dari berbagai pengertian tersebut adalah bahwa kewirausahaan dipandang
sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluang-peluang yang muncul di
pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar berhubungan dengan pengarahan
dan atau kombinasi input yang produktif.
Periode Awal (Earliest Period)
Pada periode awal ini konsep dari entrepreneur masih sangat sederhana sekali,
yang dimaksud dengan entrepreneur adalah orang yang meminjam uang dari para
pemilik modal (capitalist) dengan tingkat suku bunga yang tinggi untuk membeli produk
dan dijual ke pasar dimana tingkat keuntungan nanti akan dibagi dengan pemilik modal,
sehingga entrepreneur akan mendapatkan keuntungan yang sangat kecil dan pemilik
13
modal (capitalist) mendapatkan keuntungan pasif dari kegiatan bisnis yang dijalankan
oleh entrepreneur tersebut.
Periode Abad Pertengahan (Middle Ages)
Pada periode ini pengertian entrepneur sudah sedikit berkembang, di mana yang
dimaksud dengan entrepreneur adalah seseorang yang mengelola kegiatan dan
proyek-proyek dalam skala besar dan menghimpun sumberdaya dari berbagai sumber
untuk mendanai kegiatan dari proyek yang dikerjakan tersebut. Dalam hal ini, seorang
entrepreneur harus memiliki energi yang tinggi untuk melaksanakan kegiatan proyeknya
tersebut.
Periode Abad ke – 17 (17th Century)
Pada periode ini definisi dari entrepreneur adalah seseorang yang menjalankan
kegiatan bisnisnya dengan melakukan kerjasama dengan pihak pemerintah sebagai
supplier dari kebutuhan pemerintah pada saat ini, dimana seorang entrepreneur
berupaya untuk mendapatkan keuntungan dari margin yang diharapkan. Tetapi pada
periode ini Richard Cantillon telah memberikan definisi mengenai entrepreneur,
Cantillon mengatakan bahwa yang dimaksud dengan entrepreneur adalah seseorang
yang menjalankan kegiatan bisnisnya dan berani mengambil resiko (risk taker) dari
setiap kegiatan bisnisnya tersebut. Sehingga Cantillon mendefinisikan bahwa
entrepreneur is someone who buy at a certain price and sell at uncertain price,
therefore operating at a risk”.
Dari definisi tersebut dapat kita ambil maknanya bahwa risiko diambil oleh
seorang entrepreneur itu karena ketidakpastian yang dihadapinya, tetapi kalau kita
telaah lebih dalam lagi karena kemampuan dari seorang entrepreneur untuk membaca
ketidakpastian tersebut menjadi pasti adalah hal yang harus dimiliki oleh seorang
entreprenur. Tetapi dari definisi di atas jangan kita samakan antara entreprenuer
dengan pejudi (gambler) atau bahkan para spekulator sekalipun, hal itu adalah dua hal
yang sangat bebeda dan tidak dapat dibandingkan antara satu dengan yang lainnya.
14
Periode Abad ke – 18 (18th Century)
Pada periode ini entrepreneur berbeda dengan para penyedia modal (venture
capitalist), yang dimaksud dengan entrepreneur pada periode ini adalah seseorang
yang memiliki ide-ide yang sangat brilian dan tidak memiliki dana yang cukup untuk
mewujudkan ide tersebut. Sehingga seorang entrepreneur harus meminjam sejumlah
dana dari para penyedia modal (venture capitalist) untuk mewujudkan idenya tersebut.
Jadi disini seorang entrepreneur adalah seorang yang memiliki keahlian dan ide-ide
yang brilian dan venture capitalist adalah seorang profesional yang mengelola sejumlah
uang dan melakukan investasi dari sejumlah uang tersebut untuk mendapatkan
keuntungan (return). Jadi antara entrepreneur dan venture capitalist saling tergantung
antara satu dengan yang lainnya pada periode ini.
Periode Abda ke – 19 dan 20 (19th and 20th Centuries)
Dalam buku Hisrisch (2008: 7) pada periode ini yang dimaksud dengan
entrepreneur as an innovator and developing something unique. Konsep dari inovasi
merupakan suatu pengertian yang terpadu dari entrepreneurship. Inovasi tidak hanya
kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru saja, tetapi juga entrepreneur harus
dapat memahami secara komprehensif lingkungan yang mempengaruhi inovasi yang
diciptakan oleh seorang entrepreneur.
Definisi Dari Entrepreneurship
Hisrich (2008: 8) mendefinisikan bahwa entrepreneurship is process of creating
something new dan assuming the risk and rewards, dari definisi tersebut seorang
entrepreneur harus memiliki perilaku antara lain: (1). memiliki inisiatif yang kuat untuk
sukses; (2). mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki menjadi output yang memiliki
competitive advantage; (3). berani mengambil resiko dari setiap kegiatan bisnis yang
dilakukan. Adapun definisi yang lebih lengkap mengenai entrepreneurship yang
dikemukakan oleh Hisrisch (2008: 8) adalah:
Entrepreneurship is the process of creating something new with value by devoting the necessary time and effort, assuming the accompnaying financial, physic, and social risk, and receiving the resulting rewards of monetary and personal satifaction and independence. Adapun definisi dari Entrepreneurial
15
action is refers to behvior in response to a judgmental decision under uncertainty about a possible opportunity for profit.
Dari definisi yang dikemukakan oleh Hisrich, maka dapat kita simpulkan bahwa
entrepreneurship merupakan suatu proses yang dilakukan oleh seorang entrepreneur,
dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, maka entrepreneur harus memperhatikan:
(1).menciptakan value bagi para stakeholdernya; (2).dalam menjalankan kegiatan
bisnisnya ada yang dikorbankan oleh entrepreneur yaitu waktu dan semangat kerja
keras, dengan tanpa mengenal letih untuk selalu berusaha hingga mencapai
kesuksesan; (3).entrepreneur juga akan mendapatkan balas jasa berupa kepuasan
dalam hal finansial yang dapat digunakan untuk meningkatan kualitas hidupnya.
Entrepreneur juga harus selalu berpikiran jauh kedepan untuk mencapai sesuatu
yang telah ditetapkan, oleh sebab itu seorang entrepreneur harus memiliki suatu
tindakan atau kita sebut dengan entrepreneurial action, yaitu tindakan-tindakan yang
diambil oleh seorang entrepreneur yang mengarah kepada suatu perilaku dimana dapat
mengambil suatu keputusan dalam kondisi yang tidak pasti untuk mendapatkan suatu
keuntungan (profit) dan menciptakan value bagi stakeholdernya. Entrepreneur adalah
orang yang menciptakan suatu bisnis yang baru dengan selalu dibayangi resiko dan
ketidakpastian untuk tujuan meraih keuntungan dan pertumbuhan dengan mampu
mengidentifikasikan peluang dan mengkombinasikan sumber daya yang diperlukan
untuk mendapatkan keuntungan. Meski banyak yang memiliki gagasan-gagasan bisnis
besar, kebanyakan mereka tidak pernah melaksanakan gagasan atau ide mereka,
entrepreneur melakukannya.
Banyak peneliti sudah menghabiskan banyak waktu dan usaha dalam beberapa
dekade berusaha untuk memberikan suatu gambaran jernih tentang sifat-sifat yang
dimiliki oleh sorang entrepreneur. Meski studi-studi ini sudah memberikan penjelasan
mengenai beberapa karakteristik yang cenderung untuk dimiliki oleh seorang
entrepreneur, tak satupun dari mereka bisa menjelaskan ciri-ciri yang diperlukan untuk
sukses. Kita sekarang akan melihat penjelasan yang singkat dari profil seorang
entrepreneur: (1). memiliki rasa tanggung jawab yang besar; (2). mampu untuk
meminimalkan resiko yang muncul dari setiap aktifitas bisnis yang dilakukan;
(3).memiliki keyakinan untuk berhasil; (4).memiliki tingkat energi yg tinggi dan ulet;
16
(5).berorientasi ke masa depan; (6). mempunyai keterampilan manajemen yang baik;
(7).lebih mementingkan prestasi dari pada uang; (8).memiliki fleksibilitas yang tinggi,
dan (9).memiliki ketahanan dan ketekunan yang tinggi terhadap situasi yang ada.
Menurut beberapa survei yang dilakukan oleh para pemilik bisnis, mereka beranggapan
bahwa mereka bekerja lebih keras, harus mendapatkan lebih banyak uang dan harus
dapat melihat berbagai macam peluang yang ada.
Suatu studi yang dilakukan oleh Gallup Organization menemukan bahwa 86%
dari para pemilik usaha kecil lebih memilih untuk memiliki perusahaan mereka sendiri
jika mereka harus memulainya dari awal lagi. Sebelum meluncurkan suatu bisnis, setiap
entrepreneur yang potensial perlu mempertimbangkan keuntungan dari menjalankan
usaha sendiri adalah: (1).peluang untuk menentukan masa depan yang mereka buat
sendiri; (2).peluang untuk menciptakan perbedaan dari produk atau jasa yang dibuat;
(3).peluang untuk mengeluarkan potensi secara maksimal; (4).peluang untuk
memperoleh keuntungan yang besar; (5).peluang untuk memberikan sumbangan
kepada masyarakat dan dihargai atas usaha yang dilakukan.
Memiliki suatu bisnis mempunyai banyak manfaat, tetapi juga ada beberapa hal
yang harus diperhatikan bagi seorang entrepreneur dan harus sadar akan risiko yang
akan dihadapi, antara lain: (1).ketidakpastian dari tingkat pendapatan; (2).risiko gagal
dan hilangnya seluruh investasi; (3).jumlah jam dan pekerjaan yang berat dan panjang;
(3).kesejahteraan hidup yang rendah hingga bisnis mapan; (4).tingkat stres yang tinggi;
(5).kehilangan waktu untuk berkumpul dengan keluarga; (6).seluruh waktu dicurahkan
untuk memperhatikan bisnis sampai berhasil dan terciptanya suatu sistem.
Aliran-Aliran Dalam Entrepreneurship
1. Neo Klasik, dalam aliran ini dikatakan peran dari individu-individu dalam suatu
organisasi tidak terlalu diperhitungkan, lebih diutamakan individu tersebut masuk
kedalam suatu sistem dan mereka berinteraksi antara satu dengan lainnya
sehingga menghasilkan output yang telah ditetapkan.
2. Schumpeter’s, kajian schumpeter lebih banyak dipengaruhi berfokus kepada
peran dan kontribusi dari entrepreneur tersebut dalam suatu organisasi bisnis
sehingga menghasilkan suatu output yang diharapkan.
17
3. Austrian School, menekankan bahwa entrepreneur harus memiliki informasi yang
akurat terhadap suatu peluang, dengan informasi tersebut dapat dilakukan
kombinasi dan outsourcing sumberdaya untuk melakukan eksekusi terhadap
informasi tesrebut.
4. Kirzerian Entrepreneur, setiap entrepreneur harus memiliki pengetahuan, di
mana apa yang masih terlihat abu-abu bagi orang lain, disini entrepreneur sudah
dapat meilhatnya secara jelas.
Trend Menjadi Entrepreneur
Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang memilih untuk menjadi
entrepreneur, antara lain: (1).entrepreneur dan dunianya masih dianggap sebagai idola
dan dikagumi didalam masyarakat; (2). entrepreneur dan bisnis saat ini menjadi
primadona dalam dunia pendidikan; (3).adanya pergeseran sistem ekonomi ke sistem
jasa; (4). adanya kemajuan dalam bidang teknologi; (5).gaya hidup yang mandiri;
(6).berkembangnya dunia maya. Seperti yang telah kita ketahui, semua orang
mempunyai potensi untuk menjadi entrepreneur, keragaman adalah yang menjadi ciri
khas dari dunia entrepreneurship dan dunia bisnis saat ini, ada beberapa tipe
entrepreneur, yaitu: (1).young entrepreneurs; (2).women entrepreneurs; (3).minority
entrepreneurs; (4).immigrant entrepreneurs; (5).part-time entrepreneurs; (6).home-
based bussinesess; (7).family bussineses; (8).copreneurs; (9).corporate castoffs;
(10).corporate dropouts; (11).social entrepreneurs.
Sepuluh Kesalahan Entrepreneur
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan baik bisnis baru maupun lama untuk
menderita kerugian yang fatal atau gulung tikar dan kesalahan ini sering diperbuat oleh
entrepreneur, antara lain: (1).kesalahan manajemen; (2).kurang pengalaman;
(3).kontrol keuangan yang buruk; (4).strategi pemasaran yang buruk; (5).kegagalan
untuk mengembangkan rencana strategis; (6).pertumbuhan yang tidak diawasi;
(7).kontrol inventaris yang tidak sesuai; (8).pemberian harga yang salah;
(9).ketidaksanggupan untuk melakukan transisi bisnis. Setelah kita telah mengetahui
beberapa sebab umum penyebab gagalnya suatu usaha, sekarang kita akan melihat
18
bagaimana caranya agar risiko kegagalan dalam menjalankan suatu bisnis tersebut
bisa diminimalkan, yaitu: (1).pahami kemampuan bisnis anda; (2).buatlah bisnis plan
yang baik; (3).kelola sumber-sumber finansial dengan baik; (4).mengerti keadaan dan
pernyataan financial; (5).belajar bagaimana mengatur karyawan dengan baik; (6).kenali
diri sendiri dengan baik.
Entrepreneur & Inventor
Seorang yang dikatakan inventor adalah seseorang yang berhasil menemukan
atau menciptakan sesuatu yang baru, dikatakan sesuatu yang baru dalam hal ini baik
berupa produk atau jasa. Seorang inventor adalah seseorang yang sangat mencintai
pekerjaannya dan berupaya untuk menemukan sesuatu yang baru sama sekali,
maksudnya yang belum ditemukan sama sekali. Seorang inventor biasanya memiliki
latar belakang pendidikan yang baik, lingkungan pekerjaan yang mendukung karirnya
serta kesuksesan biasanya diukur dari tingkat keberhasilan produk atau jasa yang
ditemukannya dapat diterima oleh konsumen. Seorang inventor selalu berupaya untuk
mendapatkan penghargaan atau patent dari setiap sesuatu yang berhasil
diciptakannya, dapat kita katakan seorang inventor selalu berupaya untuk menemukan
dan menciptakan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya. Berbeda dengan
entrepreneur, seperti yang telah diuraikan sebelumnya, seorang entrepreneur adalah
juga seorang yang selalu dapat melihat peluang dan memanfaatkannya dengan baik.
Seorang entrepreneur juga seorang yang mengaplikasikan ide-ide bisnisnya dalam
suatu organisasi yang dipimpinnya, sehingga ide tercipta dalam suatu realita dan
kegiatan usahanya didukung oleh tim yang solid.
Perbedaan yang nyata antara inventor dan entrepreneur adalah, seorang
inventor merupakan seorang yang sangat mencintai suatu proses untuk menemukan
sesuatu yang baru, baik dalam produk atau jasa. Tetapi seorang entrepreneur adalah
seseorang yang bisa mengimplementasikan ide tersebut ke dalam suatu produk atau
jasa yang dapat memberikan value kepada stakeholdernya. Jadi seorang entrepreneur
dapat menjadi seorang inventor, tetapi inventor belum tentu sebagai seorang
entrepreneur.
Kepribadian Entrepreneur
19
Kita semua hidup berada dalam kemajemukan (diversity), oleh sebab itu kita
harus memanfaatkan kemajemukan tersebut dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
potensi diri kita masing-masing. Yang harus kita pahami dalam diri kita adalah jangan
kita melihat sesuatu dari sudut pandang yang sempit, tetapi kita harus dapat melihatnya
dari sudut pandang yang luas dan komperehensif. Seseorang entrepreneur harus dapat
bertindak dengan bijaksana dan realistis dalam situasi yang tidak pasti. Wickham (2001:
14) dalam bukunya mengatakan bahwa terdapat beberapa kepribadian entrepreneur,
antara lain:
1. The “great person”, artinya entrepreneur adalah seorang yang sangat memiliki
kepribadian yang agung yaitu sifat-sifat yang dibawa sejak lahir, artinya
kesuksesan yang dicapainya karena pengaruh dari kepribadian agung yang
dimilikinya, dimana dia secara langsung dapat mengendalikan lingkungan luar
yang mempengaruhinya. Pribadi ini biasanya menjadi role model bagi yang lain,
untuk diikuti tingkah laku dan pola pikirnya.
2. Social misfit, artinya yang menjadi latar belakang seorang menjadi entrepreneur
adalah karena latar belakang keluarga, pendidikan dan pekerjaan. Bisa saja
masa kecilnya tidak bahagia dan ini merupakan cambuk bagi seorang
entrepreneur untuk membentuk kerpibadian yang tangguh agar mencapai
kesuksesan di masa yang akan datang.
3. Personality type, artinya secara teori setiap manusia memiliki tipe kepribadian
yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, ada yang memiliki
kepribadian introvert ataupun extrovert, tipe kepribadian type-A dan tipe
kepribadian type-B. Apapun tipe kepribadian yang dimiliki oleh seorang
entrepreneur yang pasti sangat mendukung kesuksesan seorang entrepreneur
tersebut.
4. Personality trait, artinya berbeda dengan personality type, trait ini lebih ke arah
dimensi-dimensi yang harus dimiliki oleh seorang entrepreneur dari tipe
kepribadian yang dimilikinya. Seorang entrepreneur sangat memerlukan
kebebasan untuk berpikir, kebebasan untuk menjalankan kegiatan bisnisnya,
kebebasan untuk mengambil resiko, kebebasan untuk menunjukkan kemampuan
kepemimpinannya, dll.
20
5. Social development, artinya seorang entrepreneur merupakan suatu output dari
interaksi internal dan eksternal yang dijalankannya, dari hasil interaksi tersebut
membentuk suatu pengalaman yang dimiliki oleh seorang entrepreneur yang
akan menentukan kesuksesannya dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.
6. The limitation of personality models, artinya seorang entrepreneur sukses karena
keterbatasan yang dimilikinya dalam segala hal sehingga usaha (effort) yang
dilakukan juga harus maksimal, hal ini mengingat karena keterbatasan yang
dimilikinya.
Aspek Kognitif Entrepreneur
Aspek kognitif dari seorang entrepreneur merupakan suatu hal yang sangat
penting untuk diperhatikan, aspek kognitif ini mencakup bagaimana seorang
entrepreneur menyimpan, memproses serta mengolah suatu pengetahuan yang
dimilikinya, terdapat perbedaan antara knowledge dan science. Aspek kognitif seorang
entrepreneur menurut John Hayes dan Christopher Allinson (1994), dibagi ke dalam
tiga bagian, yaitu:
1. Perception process, merupakan suatu proses pemahaman yang harus dimiliki
oleh seorang entrepreneur berdasarkan sudut pandang tertentu sesuai dengan
keahliannya mengenai pengetahuan kegiatan bisnis yang dilakukannya.
2. Problem solving process, kemampuan seorang entrepreneur untuk memecahkan
masalah dan mengambil suatu keputusan dalam lingkungan bisnis yang tidak
pasti.
3. Task process, lebih mengarah kepada tata cara pendekatan untuk
menyelesaikan suatu kegiatan atau pekerjaan.
Peran Entrepreneur dalam Perekonomian
Seorang entrepreneur harus memiliki peran terhadap suatu perekonomian,
seperti kita ketahui pelaku ekonomi suatu negara ada beberapa pelaku, antara lain
adalah Badan Usaha Milik Negara (state owned enterprises), sektor swasta (private
sectors), penanaman modal asing dan koperasi. Sering dilupakan adalah peran
entrepreneur dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Di negara-negara maju
21
peran entrepreneur lebih besar dari peran sektor lainnya terhadap pertumbuhan dan
perkembangan perekonomian suatu negara. Menurut Hisrich dan Wickham, ada
beberapa peran entrepreneur dalam perekonomian , antara lain adalah:
1. Product evolution process, artinya suatu proses yang dilakukan oleh seorang
entrepreneur untuk menciptakan dan mengembangkan inovasi suatu produk
atau jasa kepada konsumen, sehingga konsumen mendapatkan value dari
inovasi yang dihasilkan tersebut.
2. Iterative synthesis, artinya entrepreneur berupaya untuk mengembangkan suatu
produk baru yang sesuai dengan kebutuhan, keinginan dan permintaan dari
konsumen.
3. Ordinary Innovations, artinya keberhasilan entrepreneur untuk mengembangkan
suatu produk baru dengan sedikit perubahan teknologi di dalamnya.
4. Technological innovations, artinya keberhasilan entrepreneur untuk
mengembangkan suatu produk baru dengan perubahan teknologi yang radikal di
dalamnya.
5. Breakthrough innovations, artinya keberhasilan entrepreneur untuk
mengembangkan suatu produk baru dengan cara menggabungkan berbagai
macam teknologi di dalamnya.
6. Combination of economic factors, artinya kemampuan seorang entrepreneur
untuk melakukan kombinasi faktor-faktor ekonomi, berupa bahan baku (raw
material), kebutuhan modal, kebutuhan akan tenaga kerja serta aspek-aspek
entrepreneurship.
7. Providing market efficiency, artinya seorang entrepreneur harus melakukan
efektifitas dalam pengelolaan sumberdaya yang dimilikinya, jika sumberdaya
yang dikelola efektif maka akan tercapai efisiensi. Akibat dari efisiensi tersebut
produk atau jasa yang dihasilkan akan memiliki daya saing di pasar.
8. Accepting riks, artinya seorang entrepreneur dapat melakukan optimalisasi
usaha di tengah kondisi yang tidak pasti.
9. Maximising investors’ return, artinya entrepreneur harus dapat memberikan
kepuasan baik berupa financial dan non financial kepada stakeholdernya.
22
10. Processing of market information, artinya entrepreneur harus dapat
mengumpulkan informasi-informasi yang ada di pasar, artinya informasi tersebut
sangat dibutuhkan untuk mengambil keputusan bisnis.
Etika dan Tanggung Jawab Sosial Entrepreneur
Hidup merupakan suatu proses yang harus dijalani oleh setiap manusia, seorang
entrepreneur harus berani mengambil setiap risiko dari aktifitas bisnis yang
dijalankannya. Produk atau jasa yang ditawarkan ke pasar oleh seorang entrepreneur
harus disesuaikan dengan kebutuhan pasar saat ini, dan dibutuhkan kekuatan yang
besar untuk dapat memenangkan persaingan yang sangat kompleks dan kompetitif
seperti saat ini. Ketidakpastian situasi membuat entrepreneur mengalami stres dalam
dirinya, untuk menghindari stres tersebut maka ia harus melakukan strategi dalam
menjalankan kegiatan bisnisnya. Dalam melakukan kegiatan bisnisnya, seorang
entrepreneur juga harus memperhatikan masalah etika bisnis, Hisrich mendefinisikan
bahwa yang dimaksud dengan business ethics is the study of behavior and morals in a
business situation. Jadi etika menyangkut masalah-masalah perilaku yang harus
dihormati dan dipatuhi oleh seorang entrepreneur dalam menjalankan bisnisnya.
Seorang entrepreneur juga harus memiliki tanggung jawab sosial terhadap
lingkungannya, yang lebih kita kenal saat ini dengan istilah corporate social
responsibility.
Masa Depan Entrepreneurship
Masa depan entrepreneurship seperti yang telah disebutkan dalam berbagai
textbook sangat cerah dan menjanjikan, karena kita hidup saat ini dalam era
entrepreneurship. Saat entrepreneurship ini menjadi berita hangat dalam berbagai
media dan juga dipelajari pada perguruan tinggi serta banyak dilakukan riset mengenai
entrepreneurship. Oleh sebab itu mata ajar ini sangat potensial untuk dipahami semua
orang yang kemungkinan besar dapat merubah paradigma dan sudut pandang
seseorang dan memperbaiki kualitas hidupnya menjadi lebih baik.
23
Daftar Referensi:
Bob Weinstein, “Success Secret, “Business Start-Ups, August 1995, p.47
Bridget Gonzales, The Spirit of Entrepreneurship Thriving amongst Minority Group,
(Washington, DC: Minority Business Development Agency, U.S Department of
Commerce, July 28, 2005), p.1.
Erskine Bowles, “Training Ground, “Entrepreneur, March 1994, P.168.
Evan T. Robbins, “E Is For Entrepreneurship,”Syllabus November 2002, p.24
Philip A. Wickham, “Strategic Entrepreneurship” : A Decision-Making Approach to New
Venture Creation and Management, Second Edition, Prentice Hall, 2001.
Robert Huber, “Failure: The Seven Mistakes Entrepreneurs Make and How to Avoid
Them,”Success, March 1998, p. 60; “The Triangle, Integrity Publishing Company.
Robert D. Hisrich, Michael P. Peters and Dean A. Sheperd, “ Entrepreneurship”,
Seventh Edition, McGraw Hill International Edition, 2008.
Small Business by the number (Washington , DC: NFIB Education Foundation, 2003),
p.21.
24
BAB – 2
ENTREPRENEURIAL PROSES
Tujuan Bab Ini:
23. Memahami entrepreneurial proses;
24. Memahami aspek dari entrepreneurial proses;
25. Memahami penekanan dalam entrepreneurial proses;
26. Memahami managerial vs entrepreneurial decision making;
27. Memahami karakteristik dan latar belakang entrepneur;
28. Memahami perbedaan antara entrepreneur. laki-laki dan wanita
Entrepreneurial Proses
Seorang entrepreneur harus melalui suatu proses untuk mendapatkan
pemahaman, pengetahuan serta pengalaman dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.
Entrepreneurial proses yang harus dilalui oleh seorang entrepreneur dengan
memadukan atau mengkombinasikan peluang, sumberdaya serta organisasi tempat
entrepreneur melakukan kegiatan bisnisnya atau organisasi bisnis yang dimilikinya.
Proses untuk membuat suatu bisnis baru (creating a new venture) bukanlah merupakan
suatu hal yang mudah, begitu banyak kendala yang harus dihadapi oleh seorang
entrepreneur. Seorang entrepreneur harus melakukan identifikasi, evaluasi dan
mengembangkan peluang tersebut dengan sebaik-baiknya. Terdapat banyak
permasalahan yang menghambat keberhasilan seorang entrepreneur, hambatan yang
paling banyak terjadi dalam diri seorang entrepreneur adalah takut akan kegagalan dan
mereka selalu berpikir berapa banyak dana yang telah diinvestasikan dalam bisnis
tersebut.
Hisrich (2008: 9) dalam bukunya menjelaskan ada empat langkah dalam
entrepreneurial proses yang harus dilalui oleh seorang entrepreneur, yaitu: (1).
Identification and evaluate the opportunity; (2). Development of the business plan; (3).
25
Determination of the resources required; (4). Manage the enterprise. Adapun
penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Identification and evaluate the opportunity, pada tahap ini sangat sulit sekali bagi
seorang entrepreneur untuk melakukan identifikasi dan mengevaluasi peluang,
karena tidak semua orang dapat melihat dan memahami peluang tersebut.
Sebenarnya peluang tersebut berada di sekitar kita, yang terpenting kita harus
jeli melihat peluang tersebut dengan baik. Sumber yang paling potensial untuk
mendapatkan peluang adalah dengan cara mengamati perilaku konsumen,
karena antara satu konsumen dengan yang lainnya memiliki perilaku yang
berbeda-beda dalam hal mengkonsumsi suatu produk atau jasa. Sumber lainnya
mungkin saja distributor, pesaing atau yang lainnya.
2. Development of the business plan, perencanaan bisnis yang baik harus
dikembangkan jika seorang entrepreneur sudah memiliki peluang dan yakin akan
keberhasilan peluang yang telah dimilikinya tersebut. Perencanaan bisnis yang
baik harus ditetapkan oleh entrepreneur karena berhubungan dengan kebutuhan
akan sumberdaya guna mengimplementasikan peluang tersebut. Tanpa
perencanaan bisnis yang baik seorang entrepreneur akan kehilangan arah dalam
menentukan tujuan bisnisnya.
3. Determination of the resources required, menentukan kebutuhan akan
sumberdaya merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan,
karena hal ini berhubungan dengan anggaran yang dimiliki oleh entrepreneur.
4. Manage the enterprise, setelah semuanya ditetapkan, maka langkah selajutnya
adalah bagaimana mengelola suatu kegiatan bisnis dengan baik. Hal ini
menyenagkut gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang entrepreneur, dan
seorang entrepreneur harus menentukan kunci suksesnya. Pengawasan akan
penggunaan sumberdaya harus baik, jika terjadi kegagalan maka akan dengan
mudah untuk melakukan identifikasi kegagalan tersebut dan dicari pemecahan
masalahnya.
26
Aspek Dari Entrepreneurial Proses
Dari penjelasan di atas mengenai entrepreneurial proses, maka yang harus kita
perhatikan adalah penekanan pada proses yang harus dilalui oleh seorang
entrepreneur. Dengan menjalankan suatu proses yang benar, otomatis seorang
entrepreneur sudah melakukan sesuatu yang benar walaupun banyak hambatannya.
Dalam menjalankan entrepreneurial proses tersebut seorang entrepreneur harus dapat
memanfaatkan peluang dengan sebaik-baiknya yang disesuaikan dengan kemampuan,
sumberdaya serta kebutuhan akan produk atau jasa di pasar. Adapun aspek dari
entrepreneurial proses dapat kita lihat pada tabel berikut ini yang dikemukakan oleh
Hisrich dan Peters.
Tabel 2.1. Apek dari Entrepreneurial Proses
Identify and Evaluate the opportunity
Develop Business Plan
Resources Required
Manage the Enterprise
Opportunity assesment
Title page
Determined resources needed
Develop management style
Creation and length of opportunity
Table of contents
Determined existing resources
Undertsand key variables of success
Real and perceived value of opportunity
Executive summary
Identify resources gaps and available suppliers
Identify problems and otential problems
Risk and return of opportunity
Major section 1. Description of
business; 2. Description of
industry; 3. Technology
plan; 4. Marketing plan; 5. Financial plan; 6. Production
plan;
Develop access to needed resources
Implement control systems
27
7. Organization plan;
8. Operational plan;
9. Summary; 10. Appendix
Opportunity versus personal skills and goals
Developed growth strategy
Competitive environment
Sumber:Robert D. Hisrich, Michael P. Peters and Dean A. Sheperd, “
Entrepreneurship”, Seventh Edition, McGraw Hill International Edition, 2008. Hal. 11.
Penekanan Dalam Entrepreneurial Proses
Pada intinya penekanan dalam entrepreneurial proses terletak pada kemampuan
entrepreneur untuk membuat suatu perubahan (changes) dalam organisasi bisnis yang
dimilikinya, dituntut kemampuan seorang entrepreneur untuk membaca setiap
perubahan yang muncul. Proses yang harus dilalui oleh seorang entrepreneur berbeda
antara satu dengan yang lainnya, tergantung dari situasi, kondisi, jenis aktifitas bisnis
dan lingkungan yang mempengaruhinya. Entrepreneurial proses merupakan hasil dari
tindakan (action) yang dilakukan oleh entrepreneur, hal ini dapat terjadi jika
entrepreneur berupaya untuk melakukan kreatifitas guna memperoleh inovasi dari
produk atau jasa yang dihasilkan.
Entrepreneurial proses merupakan hal yang sangat dinamis dan sangat cepat
sekali berubah, keberhasilan seorang entrepreneur sangat tergantung dari
kemampuannya untuk melihat peluang dan memanfaatkannya serta melakukan inovasi
secara terus-menerus terhadap apa yang dihasilkannya. Seorang entrepreneur juga
harus dapat melihat kekuatannya untuk mengidentifikasikan peluang yang ada di pasar.
Entrepreneur juga harus dapat melihat dan mengidentifikasikan perubahan-perubahan
yang terjadi, entrepreneur harus menekankan bahwa perubahan yang terjadi dapat dan
28
mungkin untuk diikuti oleh entrepreneur tersebut, yang dapat kita lihat pada gambar
berikut ini:
Gambar 2.1 ENTREPRENEURIAL PROSES
Identification Attraction & Leadership & Management Direction Sumber : Philip A. Wickham, “Strategic Entrepreneurship” : A Decision-Making
Approach to New Venture Creation and Management, Second Edition, Prentice Hall, 2001. Hal. 37
Opportunity
The
Entrepreneur
Organization Resources
29
Gambar 2.2 TENSION IN THE ENTREPRENURIAL PROCESS
TENSION
Sumber : Philip A. Wickham, “Strategic Entrepreneurship” : A Decision – Making
Approach to New Venture Creation and Management, Second Edition, Prentice Hall, 2001. Hal. 35
Penekanan (tension) yang dilakukan oleh entrepreneur pada gambar di atas
menunjukkan bahwa ada tiga dimensi yang mempengaruhinya, antara lain adalah the
financial, the personal dan the social.
1. Dimensi the financial, dimensi ini lebih mengarah bagaimana entrepreneur
menciptakan value bagi konsumen, dengan terciptanya value tersebut dan
efektifitas dari aktifitas bisnis yang dilakukan sehingga juga dapat tercipta daya
saing yang pada akhirnya dapat meningkatkan keuntungan.
2. Dimensi the personal, dimensi ini lebih mengarah kepada kemampuan pribadi
yang dimiliki oleh entrepreneur untuk membuat suatu perubahan.
3. Dimensi the social, entrepreneur juga harus dapat memberikan nilai tambah dan
membuat perekonomian bergairah. Jika hal ini dapat dilakukan maka akan
berdampak kepada masyarakat sehingga kesejahteraan masyarakat akan
meningkat.
Entrepreneurial Strategi
New Entry:
Menawarkan suatu produk baru kedalam suatu pasar yang sudah ada ataupun
pasar yang baru, menawarkan suatu produk yang sudah ada ke dalam suatu pasar
yang baru , ataupun menciptakan suatu organisasi bisnis yang baru.
The Actual The Possible
30
Entrepreneurial Strategy:
Suatu keputusan dan tindakan yang diambil oleh seorang entrepreneur dengan
menggunakan sumberdaya yang dimilikinya untuk memanfaatkan peluang yang ada di
pasar sesuai dengan kemampuan dan pengalaman yang dimilikinya.
Gambar 2.3
ENTREPRENEURIAL STRATEGY Stage 3: Feedback loop of resources Stage 1: New entry generation Stage 2: New entry exploitation Sumber : Philip A. Wickham, “Strategic Entrepreneurship” : A Decision – Making
Approach to New Venture Creation and Management, Second Edition, Prentice Hall, 2001. Hal. 463
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa seorang entrepreneur harus memiliki
pengetahuan serta pengalaman yang cukup untuk dapat melihat suatu peluang yang
ada di pasar, hal ini juga harus disertai dengan sumberdaya yang dimilikinya. Setelah
itu entrepreneur harus dapat menciptakan keunggulan bersaing yang berkelanjutan
agar dapat bertahan di pasar dngan persingan yang sangat kompetitif.
Managerial Versus Entrepreneurial Decision Making
Terdapat perbedaan yang signifikan mengenai pengambilan keputusan antara
seorang entrepreneur dengan yang bukan entrepreneur, Howard Stevenson, Profesor
Knowledge Entry
Strategy
Firm
Perfromance
Risk Reduction Stragey
Assesment of
New Entry
Resources Bundls
Organization Other Resources
31
dari Harvard University mengatakan bahwa, entrepreneur memiliki perbedaan gaya
manajemen dalam mengelola suatu organisasi bisnis dari yang kebanyakan atau
secara tradisional. Entrepreneurial manajemen memiliki perbedaan dengan yang bukan
dalam delapan dimensi, yaitu: (1). Orientasi stratejik; (2). Komitmen terhadap peluang;
(3). Komitmen terhadap sumberdaya; (4). Pengawasan terhadap sumberdaya; (5).
Struktur manajemen; (6). Filosofi balas jasa; (7). Orientasi pertumbuhan; (8). Budaya
entrepreneurial.
Tabel 2.2. Perbedaan Antara Entrepreneurial Manajemen dan Tradisional
Manajemen
Entrepreneurial Focus Conceptual Dimension Administrative Focus
Driven by perception of opportunity
Strategic orientation Driven by controlled resources
Revolutionary with short duration
Commitment to opportunity
Evolutionary with long duration
Many stages with minimal exposure
Commitment to resources A single stage with complete commitmnet out of decision
Episodic use or rent of required resources
Control of resources Ownership or employment of required resources
Flat with multiple informal networks
Management structure Hierarchy
Based on value creation Reward philosophy Based on responsibility and seniority
Rapid growth is top priority: risk accepted to achieve growth
Growth orientation Safe, slow and steady
Promoting broad serch for opportunities
Entrepreneurial culture Opportunity search restricted by controlled resourcs; failure punished
Sumber: T Brown, P. Davidson, and J. Wiklund, “An Operationalization of Stevenson‟s Conceptulization of Entrepreneurship as Opportunity – Based Firm behaviour, “Strategic Management Journal“ 22 (2001), p. 955
32
Karakteristik dan Latar Belakang Seorang Entrepreneur
Banyak hal yang menjadi latar belakang seseorang untuk menjadi seorang
entrepreneur, sangat sulit sekali untuk membentuk kepribadian yang tangguh bagi
seorang entrepreneur, karena faktor terbesar yang menjadi penghalang adalah ada
dalam diri individu tersebut, yaitu rasa takut, malas, tidak ingin berkompetisi, dll.
Seorang entrepreneur adalah juga seorang yang dapat melihat peluang, dan tidak
semua orang dapat melihat peluang tersebut dengan jelas, apalagi
mengimplementasikannya dalam dunia nyata. Oleh sebab itu ada beberapa hal yang
menjadi karakteristik dan latar belakang seseorang untuk menjadi entrepreneur
menurut Hisrich (2008: 60), antara lain:
1. Tingkat pendidikan, sangat mempengaruhi pola pikir yang dimiliki oleh
seseorang. Dengan pendidikan seseorang dapat berpikir dengan melihat dari
berbagai sudut pandang dan dapat membantu memecahkan masalah yang
menjadi hambatan seorang entrepreneur untk menjalankan bisnisnya. Jadi disini
tingkat pendidikan sangat membantu seseorang untuk memandang sesuatu
dengan lebih teliti, tajam dan terarah.
2. Nilai pribadi, karena nilai-nilai pribadi yang sangat sulit diukur sehingga
seseorang memutuskan dirinya untuk menjadi seorang entrepreneur. Oleh sebab
itu pertimbangan personal values ini sangat subjektif dan sangat sulit sekali
diukur.
3. Faktor umur merupakan sesuatu hal yang sangat menentukan seseorang untuk
menjadi seorang entrepreneur, dalam beberapa literatur dikatakan bahwa
seorang menjadi entrepreneur dimulai pada umur 25 sampai dengan 30 tahun.
Tetapi menurut hemat saya tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu,
lebih baik memulai sesuatu yang kecil dari pada tidak memulai sama sekali.
4. Pengalaman kerja di masa lalu sangat mempengaruhi seseorang untuk menjadi
seorang entrepreneur. Dengan pengalaman yang dimilikinya berarti dia sudah
memiliki modal berupa pengetahuan, pengalaman serta pembelajaran yang
sangat berguna bagi bisnis yang akan dijalankannya.
33
Role Models dan Support System Entrepreneur
Salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menjadi entrepreneur
adalah role models, adapun yang dimaksud dengan role model disini adalah individu
yang mempengaruhi sikap, perilaku dan tindakan yang dilakukan oleh seseorang
entrepreneur. Yang dapat menjadi role models disini bisa saja orang tua, artis, guru,
pengusaha, politikus, dll. Selama menjalankan bisnisnya seorang entrepreneur juga
membutuhkan seorang mentor yang menjadi support system bagi bisnis yang
dijalankannya. Support system disini adalah seseorang yang membimbing,
mengarahkan serta memberikan petunjuk bagi seorang entrepreneur yang baru
menjalankan kegiatan bisnisnya. Support system ini dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu:
1. Moral support system, yaitu seseorang yang memberikan motivasi serta
dorongan psikologis kepada seorang entrepreneur dalam menjalankan kegiatan
bisnisnya;
2. Professional support system, yaitu seseorang yang secara profesional
membantu seorang entrepreneur untuk menjalankan kegiatan bisnisnya.
Pebedaan antara Entrepreneur Laki-Laki dan Wanita
Terdapat pebedaan yang nyata antara entrepreneur laki-laki dan wanita,
terutama dalam bidang usaha, pengambilan keputusan serta gaya kepemimpinan.
Tetapi juga ada kesamaan antara entrepreneur laki-laki dan wanita, yaitu pada titik tolak
langkah awal seseorang tersebut memutuskan untuk menjadi seorang entrepreneur
yang disebut dengan istilah departure points. Kesamaan titik tolak tersebut adalah
mereka antara entrepreneur laki-laki dan wanita memiliki kesamaan pengalaman kerja
pada bidang masing-masing, frustrasi di tempat kerja, tidak memiliki karir yang jelas di
tempat kerja, dll.
34
Tabel 2.3. Perbedaan Antara Entrepreneur Laki-Laki dan Wanita
Karakteristik
Entrepreneur Laki-Laki Entrepreneur Wanita
Motivation Kebebasan untuk berusaha tanpa tekanan dari siapapun
Kebebasan untuk berusaha tanpa tekanan dari siapapun
Departure Points Tidak puas di tempat kerja sebelumnya
Frustrasi kerja
Sources of Fund Modal pribadi, pinjaman bank
Modal pribadi, pinjaman bank
Occupational Background
Pengalaman kerja sebelumnya
Pengalaman kerja sebelumnya
Personality Characteristic
Inovative, goal oriented, persuasive
Creative, flexible, realistic, goal oriented
Background
Mulai umur 25 – 35 Mulai umur 35 – 45
Support Groups Teman dan para profesional Teman dekat, keluarga, pasangan hidup
Type of Business Started
Manufacturing, konstruksi, jasa, retail, dll
Jasa, pendidikan, retail, dlll
Sumber: Robert D. Hisrich, Michael P. Peters and Dean A. Sheperd, “
Entrepreneurship”, Seventh Edition, McGraw Hill International Edition, 2008. Hal. 25.
Daftar Referensi:
Alexander Gilles, CFA and Reuben Mondejar, Ph.D, “Guide to Entrepreneurship”,
Sinag-Tala Publisher, Manila, 2008.
John Wiley & Sons, Inc, “The Entrepreneur Magazine Small Business Advisor”,
Copyright @ 1995 by Entrepreneur Media, Inc.
Philip A. Wickham, “Strategic Entrepreneurship” : A Decision-Making Approach to New
Venture Creation and Management, Second Edition, Prentice Hall, 2001.
Raymond W.Y. Kao and Tan Wee Liang, “Entrepreneurship and Enterprise
Development in Asia, Prentice Hall, Singapore, 2001
35
Robert D. Hisrich, Michael P. Peters and Dean A. Sheperd, “ Entrepreneurship”,
Seventh Edition, McGraw Hill International Edition, 2008.
36
BAB – 3
PROSES KREATIFITAS
Tujuan Bab Ini:
29. Pendahuluan;
30. Memahami bagaimana meningkatkan kreatifitas;
31. Memahami proses kreatifitas;
32. Memahami teknik untuk mengembangkan proses kreatifitas;
33. Memahami perlindungan terhadap ide.
Pendahuluan
Kreatifitas dalam entrepreneurship adalah kemampuan untuk mengembangkan
ide-ide baru dan menemukan suatu cara baru dengan memecahkan masalah dalam
rangka memanfaatkan peluang yang ada. Levitt dari Harvard mengatakan bahwa
kreatifitas adalah menciptakan sesuatu yang baru dan inovasi adalah hasil dari sesuatu
yang baru. Singkatnya, entrepreneur sukses dengan menciptakan dan melakukan
sesuatu yang baru atau sesuatu yang lama dengan cara yang baru. Hanya memiliki ide
bagus yang baru tidaklah cukup, tetapi mengubah ide tersebut menjadi produk dan jasa
yang nyata atau usaha bisnis adalah langkah selanjutnya yang perlu dilakukan. Drucker
mengatakan bahwa inovasi adalah instrumen spesifik dari entrepreneurship,
maksudnya mereka memanfaatkan perubahan sebagai peluang untuk suatu bisnis
yang berbeda atau jasa yang berbeda.
Entrepreneurship merupakan hasil dari suatu proses yang terkontrol dan
sistematis, dalam menerapkan kreatifitas yang diperlukan serta dapat memanfaatkan
peluang di pasar. Hal ini melibatkan penerapan strategi yang difokuskan pada ide-ide
baru dan pengetahuan baru yang lebih dalam untuk menciptakan suatu produk dan jasa
yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan atau mengatasi permasalahan pelanggan.
Entrepreneur adalah orang yang menghubungkan kreatifitasnya dengan tindakan dan
struktur dari suatu bisnis. Entrepreneur yang sukses adalah yang memiliki proses
konstan dengan mengandalkan pada kreatifitas, inovasi, dan aplikasinya di pasar.
37
Kreatifitas merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang entrepreneur
untuk menciptakan sesuatu produk atau jasa yang baru untuk diluncurkan di pasar.
Produk atau jasa yang diluncurkan di pasar harus sesuai dengan Need, Want dan
Demand dari konsumen tersebut. Oleh sebab itu ada beberapa sumber-sumber ide
bagi seorang entrepreneur untuk meciptakan suatu produk yang baru, antara lain:
1. Setiap produk atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen pasti memiliki
kelebihan dan kekurangan di mata konsumen. Konsumen juga dapat
memberikan suatu input atau masukan bagi pengembangan suatu produk baru
yang akan diluncurkan di pasar, karena konsumen yang akan menggunakan
produk atau jasa tersebut, sehingga konsumen merupakan sumber inspirasi
uintuk mengembangkan suatu produk.
2. Produk atau jasa yang sudah ada dengan kreatifitas yang dimiliki oleh
entrepreneur dapat ditambah lagi nilai gunanya, oleh sebab itu sumber ide untuk
menciptakan suatu produk atau jasa baru dapat juga dari produk yang sudah ada
dengan menambahkan nilai gunanya bagi konsumen.
3. Jalur distribusi juga dapat memberikan masukan atau input bagi penciptaan
suatu produk atau jasa baru oleh entrepreneur, karena itu harus didengarkan
saran dan masukan dari jalur distribusi bagi pengembangan suatu produk baru.
4. Pemerintah juga menetapkan kebijakan-kebijakan bagi dunia bisnis, oleh sebab
itu di setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah diharapkan selalu
meningkatkan iklim dunia bisnis yang mengarah kepada upaya pesaingan yang
sehat dan kompetitif.
5. Setiap perusahaan diharapkan memiliki lembaga riset dan pengembangan, oleh
sebab itu lembaga riset ini harus difokuskan untuk memiliki kegiatan-kegiatan
yang diarahkan bagi penciptaan suatu produk atau jasa yang berguna bagi
konsumen.
Entrepreneur harus selalu siap terhadap asumsi dan perspektif tradisional sekitar
karena hal inilah yang menjadi pembunuh kreatifitas. Misalnya batasan mental yang
dibangun oleh diri sendiri dan paradigma lain dimana orang cenderung dari waktu ke
waktu menyingkirkan kreatifitas. Paradigma adalah pertimbangan ide tentang dunia
38
harusnya seperti apa, sesuatu harusnya seperti apa, dan bagaimana seharusnya
beroperasi. Ide ini membuat pikiran kita terpaku sehingga menjadi blok penghalang
untuk berpikir kreatif, meskipun ide tersebut sudah ketinggalan jaman, usang dan tidak
relevan lagi. Singkatnya hal tersebut menjadi jalan buntu bagi kreatifitas. Berdasarkan
riset, pengoperasian otak manusia menunjukkan bahwa masing-masing belahan otak
tersebut memproses informasi secara berbeda dan salah satu belahan otak cenderung
lebih dominan dibandingkan belahan otak lainnya.
Otak manusia berkembang asimetris, dan setiap belahan cenderung
mengkhususkan pada fungsi tertentu. Otak sebelah kiri dipandu secara linear,
pemikiran vertikal, sedangkan otak sebelah kanan bersandar pada pemikiran yang
senantiasa berubah dengan cepat, pemikiran lateral yaitu mempertimbangkan masalah
dari semua sisi dan melihat dari masalah yang berbeda. Otak sebelah kiri menangani
bahasa, logis, simbol dan otak sebelah kanan bertanggung jawab atas emosi, intuisi,
dan fungsi hubungan. Otak sebelah kiri memproses informasi secara tahap demi tahap,
tetapi otak sebelah kanan memprosesnya secara intuisi. Otak kiri, pemikiran vertikal
hampir difokuskan dan sistematik, cara bekerja secara logis dari satu titik ke titik
berikutnya. Otak kanan, pemikiran lateral, di sisi lain terkadang di luar kebiasaan, tidak
sistematik, dan tidak terstruktur, lebih mirip kaleidoskop yang berputar di sekitar pola
satu ke pola lain. Otak kanan dikendalikan, pemikiran lateral berada di pusat proses
paling kreatif
Meskipun masing-masing belahan otak memiliki dominasi pada fungsi khusus,
keduanya bekerja sama, dengan masing-masing belahan memberikan kontribusi sesuai
kemampuan khususnya untuk menyelesaikan tugas dengan baik disesuaikan dengan
cara mengolah informasi. Terkadang, kedua belahan tersebut bersaing satu sama lain,
atau salah satu akan memilih untuk tidak berpartisipasi. Beberapa riset mengatakan
bahwa setiap belahan memiliki kapasitas untuk menyimpan informasi dari yang lain.
Hasilnya, karakteristik paling penting dari fenomena otak yang terbagi ini adalah bahwa
individu dapat belajar untuk mengendalikan otak sebelah mana yang dominan
tergantung dari situasi yang dialaminya. Dengan kata lain, orang dapat belajar untuk
mengurangi belahan otak kiri yang dominan yaitu fokus pada hal logis dan pemikiran
linear) dan meningkatkan belahan otak kanan yang dominan yaitu fokus pada intuisi
39
dan pemikiran yang tidak terstruktur, saat situasi membutuhkan kreatifitas. Kesuksesan
entrepreneur tergantung pada cara berpikir otak kanan dan kiri. Identifikasi 9 kunci
mental yang membatasi kreatifitas individu :
1. Mencari satu jawaban yang benar, menanamkan secara mendalam pada
sistem pendidikan suatu asumsi bahwa terdapat satu jawaban benar untuk
suatu masalah. Kenyataannya, banyak masalah yang rancu. Tergantung
pada pertanyaan yang ditanyakan biasanya ada beberapa jawaban benar.
2. Fokus pada hal logis, logis adalah bagian yang berharga dari proses
kreatifitas, terutama saat ide dievaluasi dan diimplementasikan.
Bagaimanapun, di tahap awal proses imajinatif dapat membatasi kreatifitas.
Terlalu fokus pada usaha yang logis bisa membuat tidak yakin terhadap
pemakaian salah satu ciptaan pikiran yang logis yaitu intuisi.
3. Konstan menjadi praktis, membayangkan jawaban yang tidak berguna dari
pertanyaan ”akibatnya bagaimana jika” dapat menjadi pijakan yang tangguh
bagi ide yang kreatif. Menunda cara praktis untuk sesaat berpikir dan
mempertimbangkan solusi kreatif yang sebaliknya tidak akan timbul.
4. Bermain secara acak, kebiasaan bermain adalah suatu dasar untuk berpikir
kreatif. Perhatikan anak-anak bermain dan akan kita lihat mereka
menemukan permainan baru, membuat jalan baru dengan melihat hal-hal
yang sudah lewat, dan belajar apa yang berguna dan tidak berguna dalam
permainannya. Entrepreneurdapat meraih keuntungan dari permainan yang
sama dengan yang dimainkan oleh anak-anak. Mereka bisa belajar untuk
menemukan jalan baru dan mengetahui apa yang berguna dan tidak
berguna. Hasil kreatifitas saat entrepreneur menggunakan apa yang telah
mereka pelajari saat bermain, mengevaluasi, memperkuatnya dengan
pengetahuan lain, serta memanfaatkannya untuk latihan.
5. Terlalu spesialisasi mendefinisikan suatu masalah sebagai salah satu dari
pemasaran atau produksi atau beberapa bidang lain dari kekhususan
membatasi kemampuan untuk melihat bagaimana hal itu bisa dihubungkan
dengan hal lain. Pemikir yang kreatif bertindak sebagai ”penjelajah” mencari
ide dari luar area spesialisasinya.
40
6. Menghindari ambiguitas, hal ini bisa menjadi stimulus pendukung kreatifitas,
hal tersebut meyakinkan kita untuk memikirkan sesuatu yang berbeda.
Terlalu terperinci dalam situasi imajinatif cenderung akan menahan
kreatifitas. Ambiguitas, memungkinkan kita untuk mempertimbangkan
setidaknya ada dua hal yang berbeda, seringkali bertentangan dengan
maksud pada waktu yang sama, yaitu jalur langsung menuju kreatifitas.
Situasi ambigu memaksa kita untuk berpikir memperluas melewati batas
normal dan untuk mempertimbangkan dengan menganggap pilihan kreatifitas
kita yang sebaliknya diabaikan.
7. Takut salah dan gagal, orang yang kreatif menyadari bahwa mencoba
sesuatu yang baru memiliki kemungkinan gagal, meskipun begitu mereka
tidak melihat kegagalan sebagai akhir. Itu memberikan pembelajaran
pengalaman cara meraih sukses. Kegagalan adalah bagian yang penting
dalam proses kreatif, itu mengisyaratkan agar entrepreneur mengubah
tindakannya.
8. Menyakini bahwa dirinya tidak kreatif, beberapa orang membatasi dirinya
dengan percaya bahwa kreatifitas hanya dimiliki oleh Einsteins, Beethovens,
& Da Vinci. Banyak orang meyakini dirinya jenius, pengkhayal, dan penemu
sebenarnya tidak pintar dan tidak memiliki kemampuan kreatif yang dibawa
sejak lahir dibandingkan dengan kebanyakan orang; meskipun begitu mereka
harus belajar bagaimana berpikir dengan kreatif dan dengan gigih terus
mencoba sampai meraih kesuksesan.
Bagaimana Meningkatkan Kreatifitas
Kreatifitas tidak begitu saja terjadi di organisasi, entrepreneur harus membuat
lingkungan yang penuh dengan kreatifitas untuk dirinya sendiri dan karyawannya. Ide
baru adalah ciptaan yang sulit, tapi kultur perusahaan yang benar dapat meyakinkan
orang untuk membangun dan memperkuatnya. Entrepreneur dapat menstimulasi
kreatifitasnya sendiri dan mendorong ke karyawannya dengan mengikuti saran berikut
yang disusun untuk membuat kultur dari inovasi :
41
1. Kreatifitas termasuk nilai inti perusahaan, entrepreneur harus memiliki tanggung
jawab untuk membuat kultur inovasi di perusahaannya, serta menentukan ciri
kreatif dari organisasi dimulai dengan pernyataan misi perusahaan. Entrepreneur
harus memasukkan kreatifitas dan inovasi ke misi perusahaannya dan
memperkokoh komitmennya dalam komunikasi internal. Jika kreatifitas dan
inovasi vital bagi kesuksesan perusahaan, sudah seharusnya menjadi bagian
dari proses penilaian performa.
2. Mencakup keanekaragaman, salah satu cara terbaik untuk memperkuat kultur
kreatifitas yaitu dengan mempekerjakan berbagai karyawan. Saat orang mampu
mengatasi masalah atau timbulnya ide, mereka melakukannya di dalam
kerangka pengalamannya sendiri. Mempekerjakan orang dari latar belakang
pendidikan, pengalaman, kultur, hobi, dan minat yang berbeda memberikan
perusahaan input yang penting yang diperlukan untuk kreatifitas. Entrepreneur
yang cerdas meningkatkan kreatifitas organisasi dengan mempekerjakan orang
yang berbeda dengan dirinya.
3. Mengharapkan kreatifitas, entrepreneur cenderung naik atau turun ke level yang
diharapkan dari entrepreneur. Salah satu cara terbaik untuk berkomunikasi
dengan harapan akan kreatifitas adalah dengan memberikan kesempatan
kepada karyawan untuk kreatif. Setiap orang berhak mengungkapkan masalah
atau pendapatnya yang dituliskan pada kertas berwarna terang dan
meletakannya di papan. Karyawan lain diundang untuk membagi ide dan saran
dengan menuliskannya di kertas putih dan ditempel di sekitar masalah.
4. Mengharapkan dan mentoleransi kegagalan, Ide kreatif akan menghasilkan
kegagalan sebanyak kesuksesan. Orang yang tidak pernah gagal tidak akan
menjadi kreatif. Kreatifitas membutuhkan kesempatan, dan manajer harus
menghilangkan ketakutan akan kegagalan dari karyawannya. Cara yang pasti
yaitu dengan tidak menghukum karyawan yang mencoba sesuatu yang baru dan
gagal.
5. Mendorong keingintahuan, entrepreneur dan karyawannya sering kali bertanya
”bagaimana jika?”. Dengan melakukan hal tersebut maka mereka telah
menghilangkan asumsi yang membatasi kreatifitas.
42
6. Menciptakan perubahan pemandangan pada waktu tertentu, lingkungan fisik
dimana orang bekerja memberikan dampak pada tingkatan kreatifitasnya. Lokasi
dengan cahaya alami, tempat dimana tim pekerja bisa jauh sejenak dari tekanan
kantor dan merasa santai serta membiarkan kreatifitasnya mengalir dengan
bebas. Meskipun area terbuka tidaklah praktis, entrepreneur dapat menstimulasi
kreatifitas dengan memulai rapat dengan beberapa tipe yang singkat, latihan
yang didesain menarik untuk mendorong partisipan berpikir kreatif.
7. Menganggap masalah sebagai kesempatan, setiap masalah memberikan
kesempatan untuk inovasi. Entrepreneur yang membiarkan karyawannya
membuang semua permasalahannya untuk diselesaikan dengan
mengembangkan kreatifitas yang dimiliki.
8. Memberikan pelatihan kreatifitas, hampir setiap orang memiliki kapasitas untuk
menjadi kreatif, akan tetapi mengembangkan kapasitas tersebut membutuhkan
pelatihan. Pelatihan melengkapi teori di buku, seminar, workshop, dan rapat
profesional bisa membantu orang belajar meningkatkan kapasitas kreatifitasnya.
9. Memberikan dukungan, entrepreneur harus memberi karyawannya alat dan
sumber yang dibutuhkan untuk menjadi kreatif. Salah satu sumber yang
dibutuhkan adalah waktu. Entrepreneur harus mengingat bahwa kreatifitas
termasuk tahap bekerja, dan memberikan waktu pada karyawan untuk berangan-
angan merupakan salah satu bagian yang penting dari proses kreatif.
10. Mengembangkan prosedur untuk menghasilkan ide, pekerja di setiap organisasi
memiliki ide kreatif, meskipun begitu tidak setiap organisasi siap untuk
menampung ide-ide tersebut. Hasil yang tidak diharapkan adalah ide tersebut
melangkahi perusahaan atau membuat kehidupan orang yang sederhana
menjadi hilang. Tanpa pendekatan struktur untuk menampung konsep kreatif
karyawan, bisnis akan kehilangan kesempatan. Entrepreneur yang pintar akan
menetapkan proses yang dirancang untuk menampung kreatifitas karyawan.
11. Berkomunikasi dengan pelanggan, perusahaan yang inovatif memanfaatkan
waktu untuk memperoleh pengaruh balik tentang bagaimana pelanggan
menggunakan produk dan jasa perusahaan, mendengarkan ide baru.
43
12. Mencari kegunaan produk dan jasa perusahaan di pasar lain, fokus pada
kegunaan tradisional produk dan jasa yang membatasi kreatifitas serta penjualan
perusahaan. Entrepreneur dapat menambah penjualan dengan menemukan
aplikasi baru, baik di tempat yang tidak direncanakan untuk produk dan jasanya.
13. Menghargai kreatifitas, entrepreneur dapat mendorong kreatifitas dengan
memberikan penghargaan bila tercapai. Penghargaan dari segi uang merupakan
motivator yang efektif untuk hasil yang kreatif, tapi penghargaan bukan dari segi
uang seperti pujian, pengakuan, perayaan, seringkali lebih mendorong
kreatifitas.
14. Memperlihatkan perilaku kreatif, Kreatifitas adalah menangkap sebanyak
mengajar. Perusahaan yang unggul dengan inovasi menemukan bahwa
keinginan yang besar dari kreatifitas dimulai dari atas. entrepreneur yang
memberikan contoh dari perilaku kreatif, mengambil kesempatan, dan melawan
suatu keadaan bias akan menemukan bahwa karyawannya melakukan hal yang
sama.
Entrepreneur dapat meningkatkan kreatifitasnya sendiri dengan mengikuti
beberapa teknik berikut:
1. Membiarkan dirimu menjadi kreatif, memberikan kesempatan kepada diri
sendiri untuk menjadi kreatif merupakan langkah awal untuk menetapkan
pola pemikiran kreatif.
2. Beri dirimu masukan pikiran yang baru setiap hari, untuk menjadi kreatif,
pikiran kita membutuhkan rangsangan. Melakukan sesuatu yang berbeda
setiap hari, mendengarkan siaran radio baru, jalan di taman ataupun belanja
ke pertokoan, membaca majalah yang sebelumnya tidak pernah dibaca.
3. Tinjau produk dan jasa perusahaan lain, terutama yang berada pada pasar
yang berbeda, entrepreneur yang kreatif seringkali menggunakan ide dari
perusahaan lain yang sama sekali tidak berhubungan dengan
perusahaannya.
4. Mengenali kuasa negatif dari kekeliruan, terkadang inovasi merupakan hasil
dari ketidaksengajaan, menemukan sesuatu saat mencari sesuatu yang lain,
44
dan terkadang timbul sebagai hasil dari kesalahan. Orang yang kreatif
menyadari bahwa kesalahannya akan membawa ke ide, produk dan jasa
yang baru.
5. Menyimpan rekaman pemikiran jurnal, laporan dan ide, Ide kreatif sangatlah
sayang untuk disia-siakan, jadi selalu simpan di jurnal atau direkam sesaat
setelah ide tersebut timbul.
6. Mendengarkan orang lain, tidak ada aturan bahwa kreatifitas mengatakan
idemu harus menjadi milikmu. Terkadang ide bisnis terbaik datang dari orang
lain, tapi wirausahawan yang harus bertindak bagi mereka.
7. Mendengarkan pelanggan, beberapa ide terbaik untuk produk dan jasa baru
atau aplikasi baru dari produk dan jasa yang sudah ada datang dari
perusahaan pelanggan. Wirausahawan yang memiliki waktu untuk
mendengarkan pelanggannya bahkan menerima ide mereka yang mungkin
belum pernah muncul di pikirannya sendiri.
8. Baca buku dalam rangka merangsang kreatifitas atau mengikuti kelas
kreatifitas, pemikiran kreatif merupakan teknik yang bisa dipelajari setiap
orang. Memahami dan mempelajari dasar prinsip dari kreatifitas dapat
memperbaiki kemampuan untuk mengembangkan ide yang baru dan inovatif.
9. Ambil waktu istirahat, Istirahat merupakan salah satu bagian vital dari proses
kreatifitas . Menjauhkan diri dari masalah memberikan waktu kepada pikiran
untuk membayangkannya. Seringkali pada kondisi ini, saat pikiran bawah
sadar bekerja untuk mengatasi masalah, pikiran menghasilkan banyak solusi
kreatif.
Proses Kreatifitas
Proses yang kreatif terdiri dari 7 tahap, yaitu :
1. Persiapan, tahap ini mempersiapkan pikiran untuk berpikir kreatif. Persiapan
melibatkan pendidikan formal, latihan percobaan, pengalaman bekerja, serta
menghadapi tantangan dari peluang pembelajaran yang lain. Pelatihan
memberikan dasar untuk membangun kreatifitas dan inovasi. Cara
mempersiapkan pikiranmu untuk berpikir kreatif :
45
A. Menyadari bahwa pendidikan bagi diri sendiri adalah proses yang tidak
pernah berakhir. Lihat ke setiap situasi yang dihadapi sebagai
kesempatan untuk belajar.
B. Banyak membaca dan tidak hanya di bidang kita sendiri. Banyak inovasi
datang dari ide dan konsep gabungan dari berbagai bidang di ilmu
pengetahuan, keahlian teknik, bisnis, dan seni. Membaca buku, majalah
dan laporan mencakup berbagai subyek adalah cara terbaik untuk
merangsang kreatifitas.
C. Gabungkan artikel yang membuatmu tertarik dan buatlah filenya. Dari
waktu ke waktu, kamu akan memiliki ensiklopedia yang sesuai dengan
informasi yang dapat menggambarkan ide dan inspirasi.
D. Ambil waktu untuk mendiskusikan idemu dengan orang lain, termasuk
orang yang tahu sedikit, dan orang yang ahli di bidang tersebut.
Terkadang, pertanyaan biasa yang tidak disadari membuka jalan ke
penemuan baru dan pendekatan baru untuk masalah lama.
E. Bergabung dengan profesional atau asosiasi perdagangan dan hadir di
rapatnya. Dari sana kamu akan memiliki kesempatan untuk brainstorm
dengan orang lain yang memiliki ketertarikan yang serupa. Belajar
bagaimana orang lain menyelesaikan masalah akan memberi kesegaran
bagi dirimu untuk menyelesaikan masalah.
F. Memanfaatkan waktu untuk belajar tentang negara lain beserta kulturnya;
lalu melakukan perjalanan ke sana. Ekonomi global membuka
kesempatan bisnis yang luar biasa bagi wirausaha dengan pengetahuan
yang diperlukan dan pengalaman untuk mengenal mereka.
G. Membangun keahlian mendengar. Sangatlah menakjubkan apa yang bisa
kamu pelajari jika kamu menyediakan waktu untuk mendengarkan orang
lain, terutama orang yang lebih tua dan lebih berpengalaman
H. Kurangi gangguan. Interupsi panggilan telepon, e-mails, dan kunjungan
yang bisa merusak kreatifitas. Membiarkan karyawan untuk bebas dari
interupsi lingkungan untuk meningkatkan kemampuannya menjadi lebih
kreatif.
46
2. Investigasi, tahap ini dibutuhkan untuk mengembangkan suatu pemahaman
pada masalah, situasi, dan keputusan yang ada. Untuk menghasilkan ide dan
konsep baru di bidang yang khusus, individu pertama-tama harus mempelajari
masalah dan memahami komponen dasarnya. Pemikiran kreatif datang saat
orang melakukan observasi di sekitarnya dan melakukan investigasi cara bekerja
(atau kegagalan dalam bekerja).
3. Transformasi, transformasi melibatkan pengamatan persamaan dan perbedaan
antar informasi yang terkumpul. Tahap ini membutuhkan 2 tipe pemikiran:
konvergen/kebersamaan dan divergen/perbedaan. Pemikiran konvergen adalah
kemampuan untuk melihat persamaan dan hubungan antar berbagai data dan
kejadian yang juga berbeda. Pemikiran divergen adalah kemampuan untuk
melihat perbedaan antar berbagai data dan kejadian. Bagaimana cara untuk
meningkatkan kemampuan mengubah kumpulan informasi menjadi ide yang
berguna :
A. Mengevaluasi bagian dari situasi berkali-kali, mencoba untuk memahami
lebih luas.
B. Menyusun kembali elemen-elemen dari situasi. Dengan melihat
komponen pokok persoalan dari tipe dan perspektif yang berbeda, kamu
akan bisa melihat kesamaan dan perbedaan antar mereka lebih jelas.
Penyusunan tersebut turut membantu membongkar contoh yang dikenal
serta ditutupi dengan struktur yang tidak dikenal.
C. Mencoba mengunakan synectics (istilah yang diambil dari kata Greek
”untuk mendamaikan” dan ”perbedaan”, mengambil 2 ide yang terlihat
tidak memiliki makna dan mengkombinasikan keduanya.
D. Sebelum mengunci menjadi 1 bagian yang sesuai dengan situasi, ingatlah
bahwa terkadang pendekatan bisa berhasil. Jika suatu prosedur
pendekatan mendekati titik akhir, janganlah ragu untuk pindah ke yang
lain. Mempertimbangkan beberapa pendekatan bagi masalah dan peluang
secara bersama terlihat seperti bola bowling yang menggelinding di
jalurnya, kabar baiknya adalah kemungkinan peluang memukul
47
setidaknya 1 kali strike. Mengalahkan godaan untuk menyingkirkan
kesalahan bagaimana mengatasi masalah dan peluang.
4. Inkubasi, intuisi membutuhkan waktu untuk menggambarkan informasi yang
dikumpulkan. Bagi pengobservasi tahap ini sedikit membosankan, karena
seolah-olah terlihat tidak ada yang terjadi. Faktanya, pada tahap ini, mungkin
kelihatan orang yang kreatif bermalas-malasan. Inkubasi terjadi saat individu
jauh dari masalah, seringkali sibuk dengan kegiatan yang tidak ada
hubungannya. Bagaimana cara kamu meningkatkan proses yang kreatif pada
tahap inkubasi, biarkan ide disimpan di pikiranmu :
A. Sesaat menjauh dari masalah sangatlah berguna untuk meningkatkan
kreatifitas. Melakukan sesuatu yang tidak berhubungan dengan masalah
memberikan kita kesempatan berpikir di bawah sadar untuk bekerja dalam
masalah dan peluang.
B. Ambil waktu untuk bermimpi, meskipun itu terlihat seperti kamu tidak
melakukan sesuatu, bermimpi adalah bagian yang penting dalam proses
menjadi kreatif. Itulah saat pikiranmu paling bebas dari paradigma dan
tekanan yang dibebankan ke diri sendiri dalam kreatifitas. Bebaslah untuk
membiarkan pikiranmu mengembara, dan itulah yang akan menghasilkan
solusi kreatif.
C. Bersantai dan bermain secara teratur. Terburuk yang bisa kamu lakukan
untuk kreatifitas adalah bekerja dalam masalah dan peluang secara
konstan.
D. Bermimpi tentang masalah atau kesempatan. Meskipun kamu tidak akan
mampu memberikan perintah, memikirkan tentang pokok permasalahan
sebelum tidur dapat memberikan jalan yang efektif untuk mendorong
pikiranmu bekerja saat kamu tidur, proses ini dinamakan mimpi yang
jelas.
E. Bekerja dengan masalah dan peluang di lingkungan yang berbeda,
dimana saja selain di kantor. Bawa pekerjaanmu keluar saat hari sedang
cerah dan duduk di bangku pertokoan. Perubahan lokasi/pemandangan
akan merangsang kreatifitasmu.
48
5. Iluminasi: Tahap ini terjadi pada beberapa poin selama tahap inkubasi yaitu saat
terjadi terobosan spontan yang menyebabkan penjelasan. Hal tersebut mungkin
membutuhkan waktu setelah 5 menit atau 5 tahun. Pada tahap ini, tahap-tahap
sebelumnya akan menciptakan ”faktor Eureka” hasil dari ide yang inovatif.
6. Verifikasi: Bagi entrepreneur, menyetujui ide yang akurat dan berguna termasuk
pelaksanaan percobaan, menjalankan simulasi, tes pemasaran produk dan jasa,
membuat program pilot skala kecil, membangun prototip, dan menggabungkan
berbagai desain aktivitas untuk menguji bahwa ide yang baru dapat berhasil dan
sebagai latihan implementasi. Tujuan akhir adalah untuk uji coba ide yang
inovatif pada tes yang sesungguhnya.
7. Implementasi, fokus pada tahap ini adalah untuk merubah ide pada kenyataan.
Banyak orang datang dengan ide menjanjikan produk dan jasa baru, akan tetapi
kebanyakan di luar tahap ide.
Teknik Untuk Mengembangkan Proses Kreatif
1. Brainstorming adalah proses interaksi yang dilakukan orang-orang dalam
kelompok kecil secara terstruktur untuk mencapai tujuan memproduksi sejumlah
besar roman dan ide yang imajinatif. Tujuannya adalah untuk membuka, tidak
menghalangi, membiarkan anggota kelompok tersebut mengeluarkan ide dengan
bebas. Partisipan memberi saran akan ide yang timbul tanpa mengevaluasi atau
mengkritiknya. Interaksi antar anggota kelompok, setiap ide sedikit pun tidak
memikirkan yang lain, dan perluasan ide tersebut akan menular ke seluruh
anggota. Agar sesi brainstorming berhasil, maka wirausaha harus mengikuti
petunjuk berikut :
A. Pertahankan kelompok kecil, cukup 5-8 anggota kelompok.
B. Buat kelompok terdiri dari anggota yang memiliki bermacam-macam
bakat. Termasuk orang dari berbagai latar belakang pendidikan, dan
perspektif.
C. Ranking perusahaan dan gabungan departemen tidak relevan. Setiap
anggota brainstorming memiliki posisi yang sama.
49
D. Simpan masalah yang telah dirumuskan dengan baik, jangan
mengungkapkannya sebelum waktu yang ditentukan. Partisipan akan
mendiskusikan idenya, dan mengkritisinya, serta terlibat dalam aktivitas
pembatasan aktivitas lainnya. Menyatakan masalah dalam wujud
pertanyaan ”kenapa”, ”bagaimana”, ”apa” terkadang turut membantu
E. Batas waktu sesi ini adalah 40-60 menit. Lewat dari waktu tersebut,
partisipan akan letih, dan kreatifitas akan berkurang karena brainstorming
adalah aktivitas yang membutuhkan semangat.
F. Ikuti darmawisata. Kunjungi lokasi masalah, jika memungkinkan. Riset
membuktikan bahwa tim brainstorming yang langsung ke lokasi masalah
membantu timbulnya lebih banyak ide.
G. Menunjuk seseorang (mungkin saja bukan partisipan di brainstorming)
untuk merekam. Perekam harus menulis setiap ide pada bagan atau
papan sehingga setiap orang bisa melihatnya.
H. Gunakan denah tempat duduk yang mendorong komunikasi dan interaksi
(lingkaran atau u-shaped)
I. Simpan pikiran logis. Sesi terbaik dari brainstorming adalah bermain dan
lainnya selain hal logis
J. Mendukung semua ide tim, meskipun menantang dan ekstrim.
K. Mendahulukan tujuan dari kuantitas ide dibandingkan mutu ide. Akan
banyak waktu yang tersedia nantinya untuk mengevaluasi ide-ide
tersebut.
L. Melarang evaluasi atau kritik terhadap ide selama sesi brainstorming
berlangsung.
M. Meyakinkan partisipan untuk menggunakan ”menumpang ide lain” akan
menimbulkan ide baru dari ide yang telah disarankan sebelumnya.
Beberapa solusi terbaik adalah menambahkan ide lain.
N. Berani untuk membayangkan sesuatu yang tidak beralasan. Ide kreatif
seringkali muncul ketika orang menyingkirkan pemikiran konvensional
untuk mendorong solusi yang dibuat.
50
2. Mind-Mapping adalah teknik grafis yang dapat mendorong kedua sisi otak,
secara visual menampilkan berbagai hubungan antar ide-ide, dan memperbaiki
kemampuan untuk mengatasi masalah dengan berbagai ide tersebut.
Merupakan alat lain sebagai kelanjutan dari brainstorming. Satu kekuatan mind-
mapping adalah menggambarkan cara otak bekerja yang sebenarnya. Proses
kerja mind-mapping :
A. Dimulai dengan menulis atau membuat sketsa dengan simbol gambar
masalah atau fokus area di tengah pada halaman yang kosong.
B. Tulis ide yang datang pada pikiranmu, hubungkan setiap ide dengan
gambar atau kata-kata. Gunakan kata kunci dan simbol untuk merekam
ide secara cepat. Bekerja secepat mungkin tidak lebih dari 20 menit,
lakukan yang terbaik untuk menangkap secepat mungkin ide yang
mengalir dari otakmu. Seperti di brainstorming, jangan menilai kualitas
dari ide yang muncul, tulis saja pada kertas. Letakkan ide baru di balik
yang sudah ada. Jika terlihat hubungan antara ide baru dengan ide yang
sudah ada tarik garis lurus. Jika tidak, hubungkan ide dengan simbol yang
di tengah. Kamu akan mengatur idemu setelah proses selesai.
C. Jika ide baru yang timbul semakin sedikit, berhentilah. Jangan terus
memaksakan diri
D. Biarkan pikiranmu beristirahat beberapa menit dan padukan ide di
halaman ke peta pikiran. Gunakan pensil berwarna dan tandai ide yang
berhubungan dengan tema sama atau ide kelompok menjadi kelompok
yang berhubungan. Saat kamu sedang mengatur pikiranmu, lihat ke
hubungan baru. Terkadang otak membutuhkan waktu untuk memproses
ide di peta pikiran. (Lihat kembali masa inkubasi di proses yang kreatif).
Tinggalkan dulu peta pikiran dan masalah selama beberapa menit atau
jam akan mendorong timbulnya ide baru dan hubungan baru terkait ide.
Entrepreneur membuat format untuk rencana bisnis perusahaannya
dengan peta pikiran dibandingkan menggunakan sketsa linear yang
tradisional. Saat dia selesai, dia tidak hanya tahu apa saja yang termasuk
51
dalam rencananya, tetapi dia juga memiliki gambaran yang jelas tentang
urutan dari rangkaian elemen.
3. Triz adalah metode yang didesain sistematik untuk mengatasi masalah teknik,
apapun juga sumbernya. Berbeda dengan brainstorming dan mind-mapping
yang merupakan aktivitas otak kanan, TRIZ merupakan aktivitas otak kiri, ilmiah,
berdasarkan proses tahap demi tahap dari banyak pembelajaran yang inovatif
dari berbagai bagian bumi.
4. Rapid Prototyping adalah membangkitkan ide kreatif merupakan tahap penting
dari proses memperoleh ide untuk produk dan jasa demi kesuksesan di pasar.
Meskipun begitu, wirausaha menemukan bahwa kebanyakan ide mereka tidak
berhasil, saat itulah prototipe berperan dalam proses yang kreatif. Rapid
prototyping didasarkan pada dasar pemikiran yang berubah dari ide menjadi
desain sesungguhnya, yang akan menunjukkan kekurangan dari ide awal dan
akan menjurus pada perbaikan desainnya. 3 prinsip prototip yaitu R‟s : rough,
rapid, dan right. Desain tidak perlu sempurna; kenyataannya pada tahap awal
munculnya ide, desain yang sempurna terkadang membuang-buang waktu.
Kuncinya adalah untuk membuat desain yang cukup baik untuk menentukan apa
yang berguna dan apa yang tidak berguna. Dengan melakukannya, membiarkan
pengusaha untuk mengembangkan prototip dengan cepat, semakin dekat
dengan desain masing-masing yang sukses.
Perlindungan Terhadap Ide
Saat wirausaha datang dengan ide yang inovatif terhadap produk dan jasa yang
memiliki pasar potensial, mereka akan memperhatikan apa yang seharusnya dilindungi
dari kegunaan yang tidak sah. Wirausaha harus memahami tentang hak paten, merek
dagang dan hak cipta bagi mereka.
1. Hak Paten adalah pengakuan dari lembaga paten suatu negara untuk menjadi
pencipta produk, memberi hak eksklusif untuk membuat, menggunakan dan
menjual penemuan tersebut.
2. Trademark adalah kata khusus, frase, simbol, desain, nama, logo, slogan, atau
trade dress yang perusahaan gunakan untuk mengidentifikasi keaslian dari
52
produk atau untuk membedakan dengan barang lain di pasar. Service mark
memiliki pengertian yang sama dengan trademark kecuali untuk
mengidentifikasikan dan membedakan sumber jasa bukan produk. Trade dress
adalah kombinasi yang unik antar elemen perusahaan yang digunakan untuk
membuat imej produk dan mempromosikannya. Tidak seperi hak paten dan hak
cipta yang dibatasi oleh waktu, trademark berlangsung tak terbatas sepanjang
pemilik melanjutkan untuk menggunakannya. Trademark tidak bisa
menghentikan pesaing memproduksi produk yang sama dan menjualnya dengan
nama yang berbeda
3. Copyrights adalah hak eksklusif yang dilindungi penciptanya dari pekerjaan asli
karangan seperti kesastraan, dramatis, musikal, artistik (seni, seni pahat, sastra,
software, musik, video, video games, koreografi, gambar bergerak, rekaman, dan
lainnya). Simbol internasional yaitu © menunjukkan hak cipta. Hak cipta hanya
melindungi wujud ide dinyatakan, bukan ide itu sendiri. Hak cipta dalam
pekerjaan kreatif datang dari momen pada keberadaan saat penciptan
memindahkannya ke wujud nyata.
Daftar Referensi:
Joseph Schumpeter, “The Creative Response in Economic History, “Journal of
Economics History, November 1947, pp. 149 – 159.
Larry Olmstead, “Nonstop Innovation, “Inc., July 2005, p.34
Peter Carbonara, “30 Great Small Business Ideas,” Your Company, August/Sptember
1988, pp. 32-58.
Robert D. Hisrich, Michael P. Peters and Dean A. Sheperd, “ Entrepreneurship”,
Seventh Edition, McGraw Hill International Edition, 2008.
Stephanie Barlow, “Turn it On, “Entrepreneur, May 1993, p. 52.
53
BAB – 4
PERENCANAAN & PERTUMBUHAN BISNIS
Tujuan Bab Ini:
34. Pendahuluan;
35. Memahami mengapa harus membuat business plan;
36. Memahami siapa yang harus mempersiapkan business plan
37. Memahami outline business plan;
Pendahuluan
Perencanaan bisnis merupakan suatu proses yang harus dilakukan oleh
seorang entrepreneur untuk mencapai hasil yang diinginkannya, perencanaan ini
menyangkut penggunaan sumberdaya (resources) yang digunakan oleh entrepreneur
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut. Hisrich (2008: 199), memberikan
definisi mengenai Business Plan sebagai berikut: Written documents describing all
relevant internal and external elements and strategies for starting a new venture.
Sukses dalam berbisnis tidak hanya dari ide-ide yang baru, akan tetapi membutuhkan
lebih dari itu. Saat entrepreneurs menghasilkan ide dalam berbisnis, langkah
selanjutnya adalah membuat feasibility analysis untuk menentukan apakah ide-ide yang
ada dapat dirubah menjadi bisnis yang berkelanjutan. Apabila ide-ide yang ada lulus
dari feasibility analysis, langkah selanjutnya dari entrepreneurs adalah membangun
business plan yang kokoh dengan menggunakan ide-ide yang ada. Apabila ide-ide
yang ada tidak lulus, entrepreneur harus melupakan ide-ide tersebut dan mencari ide-
ide lainnya. Dengan begitu, entrepreneur tidak membuang waktu, uang, energi, dan
sumber daya lainnya dalam membuat business plan menjadi berantakan atau bahkan
lebih buruk lagi. Walaupun tidak mungkin teori feasibility dapat menjamin kesuksesan
ide-ide, teori ini dapat membantu entrepreneur agar tidak membuang waktu untuk
memperoleh usaha bisnis yang kurang sukses.
Feasibility study berbeda dengan business plan; keduanya sama-sama penting,
tapi berbeda peran dalam proses awalnya. Guna feasibility study adalah sebagai
penyaring ide-ide yang kurang potensial dalam mensukseskan suatu bisnis, sebelum
54
entrepreneur berkomitmen untuk membuat suatu business plan.Inti dari feasibility study
adalah sebagai alat investigasi sehingga entrepreneur memiliki gambaran market,
sales, and profit potential.
Sedangkan business plan adalah sebagai alat perencanaan untuk merubah
suatu ide menjadi kenyataan. Tujuan utamanya adalah untuk memandu entrepreneurs
saat mereka memulai dan mengoperasikan bisnis mereka dan membantu secara
financial dalam memulai suatu usaha. Feasibility analysis terdiri dari 3 komponen yang
berkaitan :
1. Industry and Market Feasibility Analysis, tahap ini dibagi menjadi dua bagian,
yaitu:
A. Untuk menentukan seberapa menariknya suatu industri secara
keseluruhan sebagai bisnis baru.
B. Untuk mengidentifikasi kemungkinan suatu bisnis kecil dapat
menghasilkan keuntungan
2. Product or Service Feasibility Analysis, adalah menentukan tingkatan dari
product or service menarik bagi potential customers dan mengetahui sumber
yang memproduksi product atau menyediakan service.
3. Financial Feasibility Analysis, adalah komponen akhir dari feasibility analysis
meliputi penilaian financial feasibility dari business venture yang di usulkan.
Pada tahap ini, financial analysis yang luas adalah cukup. Apabila business
concept lolos dari feasibility analysis secara keseluruhan, seorang
entrepreneur harus melakukan financial analysis secara cermat dalam
membuat suatu business plan.
Mengapa Harus Membuat Business Plan?
Business plan terdiri atas tiga fungsi penting. Yang pertama dan terpenting,
membantu entrepreneur dalam membuat rencana kegiatan dan strategi yang akan
dilakukan oleh perusahaan dalam meraih sukses.
1. Rencana mencakup: mission statement, goals, objectives, market analysis,
budgets, financial forecast, target markets, and strategies untuk membantu
entrepreneur dalam meraih sukses.
55
2. Fungsi kedua dari business plan adalah untuk menarik lenders dan investors.
Sebuah business plan harus dapat membuktikan kepada potential lenders dan
investors bahwa sebuah venture dapat membayar pinjaman dan memberikan
rate of return yang menarik.
3. Ketiga, business plan adalah refleksi dari si pembuat. Business plan harus
menunjukkan bahwa entrepreneur memiliki gagasan yang serius tentang
usahanya dan segalan sesuatu yang dapat menghasilkan kesuksesan.
Hal penting lainnya dari business plan adalah menaikkan capital entrepreneurs
untuk meluncurkan perusahaan mereka. Berikut adalah tips untuk membuat Business
Plan yang menarik sehingga dapat membuat suatu perusahaan yang baik :
1. Kenali target atau pangsa pasar anda, saat anda membuat suatu plan, ingatlah
audience anda. Ingatlah bahwa lenders, private investor , venture capitalist &
sumber potensial lainnya menerima ratusan business plan dalam setahun.
Kebanyakan dari mereka gagal dalam dua area penting: mendapatkan
perhatian si pembaca dan bagaimana suatu business menawarkan customers
suatu produk atau service yang berbeda atau bahkan lebih baik. Membuat
business plan menuntut entrepreneurs membuat suatu garis yang jelas antara
menjadi optimis atas business’s market potential dan secara realistis
memaparkan tantangan dan resiko yang akan dihadapi.
2. Kenali elemen suatu business plan, tiap entrepreneur memiliki dan business idea
adalah unik, tiap business pla juga harus unik. Buat suatu business plan yang di
inginkan oleh potential lenders dan investors, tapi lakukanlah dengan gaya anda
sendiri dan dalam cara yang pantas/cocok dengan business anda.
3. Kenali pentingnya strategi dalam sukses berbisnis Lenders dan investors yang
berpengalaman mengetahui bahwa kunci dalam membangun suatu perusahaan
yang sukses terletak pada pembuatan dan pelaksanaan business strategy
yang logis/masuk akal. Seringkali, entrepreneurs memfokuskan pada
pembuatan financial forecasts tanpa menggambarkan strategi yang dapat
memungkinkan mereka untuk mencapai nilai tsb (financial forecast).
56
4. Cermat tapi tidak berlebihan, lenders dan investors potensial menginginkan bukti
bahwa entrepreneurs telah mengerjakan tugas mereka menganalisa industri,
meneliti target markets, mempelajari persaingan, dan melindungi element
penting lainnya dari suatu plan.
5. Pastikan financial forecast anda realistis Lenders dan investors potensial tahu
bahwa entrepreneurs cenderung optimis dan financial projections yang mereka
buat untuk untuk business plan juga optimis. Salah satu alasan yang dapat
membuat business plan anda di tolak adalah karena adanya financial forecast
yang sangat optimis sehingga menjadi tidak masuk akal.
6. Jelaskan strategi jalan keluar Semua plan yang membidik potential investors
harus menjelaskan bagaimana perusahaan bermaksud untuk mengembalikan
modal investors-kalau bisa di kembalikan lebih dari modal yang mereka
investasikan.
Apa yang di inginkan lenders dan investors dari business plan? Lenders dan
investors memiliki kriteria yang disebut five Cs of credit : capital, capacity, collateral,
character, and conditions.
1. Capital, suatu bisnis kecil harus memiliki basic modal yang stabil sebelum
lender memberikan pinjaman. Apabila tidak, maka lender akan melakukan
capital investment dalam berbisnis. Banyak bank menolak untuk memberikan
pinjaman yang berupa capital investment karena kemungkinan balik
modalnya kecil.
2. Capacity, persamaan kata dari capacity adalah cash flow. Lenders dan
investors harus di yakinkan oleh kemampuan perusahaan dalam memenuhi
regular financial obligations dan membayar pinjaman, berupa cash.
3. Collateral adalah jaminan mencakup segala assets yang di janjikan oleh
entrepreneurs kepada lender sebagai jaminan dalam pembayaran pinjaman.
Apabila perusahaan gagal membayar kembali, maka lender punya hak untuk
menjual collateral.
4. Character, sebelum memperpanjang pinjaman untuk atau membuat suatu
investasi dalam bisnis kecil, lenders dan investors harus puas dengan
57
karakter entrepreneur tsb. Penilaian karakter biasanya berdasarkan intangible
factors/faktor tidak berwujud seperti honesty, integrity, competence, polish,
determination, intelligence, and ability. Walaupun penilaian kualitasnya
abstract/tidak berwujud, penilaian ini memegang critical role/peranan penting
dalam memmutuskan akan menaruh uang dalam bisnis tersebut atau tidak.
5. Conditions of Economics, merupakan situasi ekonomi yang kondisuf
mendukung iklim bisnis yang dijalankan oleh entrepreneur.
Siapa yang harus Mempersiakan Business Plan
Dalam perkembangannya Business Plan harus dipersiapkan dengan sebaik-
baiknya oleh seorang entrepreneur sebagai pedoman bagi seorang entrepreneur untuk
menjalankan bisnisnya dengan baik, tanpa perencanaan bisnis yang baik maka
seorang entrepreneuer tidak memiliki arah dan tujuan untuk menjalankan bisnisnya
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Outline Business Plan
Bisnis plan memiliki elemen-elemen antara lain:
1. Introductory Page
A. Name and address of business
B. Name and address of principal
C. Nature of business
D. Statement of financing need
E. Statement of confidentiality of report
2. Executive Summary
A. Future outlook and trends
B. Analysis of competitors
C. Market segmentation
D. Industry and market forecast
3. Industry Analysis – Two or three pages summarizing the complete
business plan
A. Future outlook and trends
58
B. Analysis of competitors
C. Market segmentation
D. Industry and market forecast
4. Description of Venture
A. Product
B. Services
C. Size of business
D. Office equipment and personnel
E. Background of entrepreneur
5. Production Plan
A. Manufacturing process
B. Physical plant
C. Machinery and equipment
D. Names of supplier of raw materials
6. Operational Plan
A. Description of company operations
B. Flows and orders for goods and services
C. Technology utilization
7. Marketing plan
A. Pricing
B. Distribution
C. Promotion
D. Products forecast
E. Controls
8. Organizational Plan
A. Form of ownership
B. Identification of partners or principals shareholders
C. Authority of principals
D. Management team background
E. Roles and responsibility of members of organizations
9. Assessment of risk
59
A. Evaluate weakness of business
B. New technologies
C. Contingency plan
10. Financial Plan
A. Assumptions
B. Pro – forma income statements
C. Cash flow projections
D. Pro forma balance sheets
E. Break even analysis
F. Sources and application of funds
11. Appendix (contain backup material)
A. Letters
B. Market research data
C. Leases and contract
D. Price list from suppliers
Pertumbuhan Bisnis
Pertumbuhan merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh seorang
entrepreneur, faktor pertumbuhan sangat memegang peranan penting dalam
perkembangan usaha yang dirintis oleh seorang entrepreneur. Ada beberapa strategi
yang dapat dilakukan oleh seorang entrepreneur untuk melakukan pertumbuhan bisnis
yang dilakukannya, antara lain:
1. Panetration strategies, artinya strategi yang dilakukan oleh entrepreneur untuk
tumbuh dengan mengajak atau membujuk konsumen membeli produk atau jasa
dengan lebih banyak lagi.
2. Market development strategies, artinya strategi yang dilakukan oleh entrepreneur
untuk tumbuh dengan menjual produk yang sudah ada kepada konsumen yang
baru.
3. Product development strategies, artinya strategi untuk tumbuh yang dilakukan
oleh entrepreneur dengan menjual produk baru kepada konsumen yang ada atau
yang sudah menjadi target market.
60
4. Diversification strategies, artinya strategi untuk tumbuh yang dilakukan oleh
entrepreneur dengan cara menjual produk baru kepada konsumen yang baru.
Gambar 4.1
Strategi Pertumbuhan Yang Didasarkan Atas Pengetahuan Produk atau Pasar
Pasar yang ada
PANETRATION STRATEGIES
PRODUK DEVELOPMENT
STRATEGIES
MARKET DEVELOPMENT
STRATEGIES
DIVERSIFICATION
STRATEGIS
Pasar yang baru
Produk yang ada
Produk yang baru
Sumber: Robert D. Hisrich, Michael P. Peters and Dean A. Sheperd, “
Entrepreneurship”, Seventh Edition, McGraw Hill International Edition, 2008, H. 491.
Ada empat perspektik yang dapat diperhatikan untuk melihat pertumbuhan menurut
Phillip Wickhams, yaitu:
1. Financial growth, strategi pertumbuhan yang dilihat dari rasio keunagan, turnover
dan yang lainnya.
2. Strategic growth, artinya strategi untuk melakukan pertumbuhan yang
disesuaikan dengan iklim danlingkungan yang ada, entrepreneur harus membuat
suatu pertumbuhan dengan menggunakan sumberdaya yang ada agar terjadi
pertumbuhan yang berkelanjtan.
3. Structural growth, artinya perubahan struktural dalam suatu organisasi yang
meliputi perubahan peran, tanggung jawab, komunkasi dan sistem pengawasan.
4. Organizational growth, artinya pertumbuhan yang mengacu kepada perubahan
dalam suatu organisasi yang meliputi proses, budaya dan sikap dalam anggota
organisasi tersebut. Harus ada kemampuan dari entrepreneur untuk membawa
perubahan dari organisasi yang kecil menuju organisasi yang besar.
61
Gambar 4.2
PERSPEKTIF PERTUMBUHAN ENTREPRENEUR
Sumber: Philip A. Wickham, “Strategic Entrepreneurship” : A Decision – Making
Approach to New Venture Creation and Management, Second Edition, Prentice Hall, 2001. Hal. 304
Daftar Referensi:
David Newton, “Model Behavior, ”Entrepreneur, March 2002, pp. 68-71.
Don Debelak, “Join Hands, “Entrepreneur, September 2005, pp. 138-140.
Michael V. Copeland, “How to Make Your Business Plan the Perfect Pitch, “Business,
September 2005.
Philip A. Wickham, “Strategic Entrepreneurship” : A Decision-Making Approach to New
Venture Creation and Management, Second Edition, Prentice Hall, 2001.
Robert D. Hisrich, Michael P. Peters and Dean A. Sheperd, “ Entrepreneurship”,
Seventh Edition, McGraw Hill International Edition, 2008
FINANCIAL
GROWTH
STRATEGIC
GROWTH
ORGANIZATIONA
L GROWTH
STRUCTURAL
GROWTH
62
BAB – 5
PEMASARAN ENTREPRENEUR Tujuan Bab Ini:
38. Pendahuluan;
39. Memahami fungsi pemasaran entrepreneur;
40. Memahami keuntungan dan kerugiannya membeli bisnis orang lain;
41. Mendefinisikan langkah-langkah strategis pembelian bisnis orang lain.
Pendahuluan
Pertanyaan yang biasanya menciutkan mental para entrepreneur yang akan
mengawali aktifitas bisnis adalah apakah saya akan berhasil dalam menjalankan bisnis
ini. Dari beberapa studi literatur ada beberapa kesalahan entrepreneur dalam
menjalankan bisnisnya, antara lain:
1. Entrepreneur tidak memiliki perencanaan bisnis yang solid, ibarat perahu
berlayar tanpa tujuan, tidak memperhitungkan kapasitas angkut,
dan tidak mempersiapkan keperluan pelayaran, maka seperti itulah entrepreneur
tanpa perencanaan bisnis adalah sebagai pedoman dalam
menjalankan aktifitas bisnis.
2. Terlalu berorientasi kepada materi, artinya entrepreneur terlalu memfokuskan
kepada seberapa besar materi yang diperoleh atas usaha yang dijalankannya,
sehingga akan mematikan langkahnya untuk mengembangkan kreatifitas secara
lebih mendalam.
3. Entrepreneur terlalu yakin akan keberhasilan usahanya, sehingga tidak
memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kegiatan usahanya. Jika
kita teliti secara lebih mendalam. Ternyata terlalu yakin akan berhasil akan
menyebabkan kita gagal dalam menjalankan roda usahanya.
63
Fungsi Pemasaran Entrepreneur
1. Membuat pelanggan sadar dan tertarik terhadap barang atau jasa yan
ditawarkan;
2. Menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh para pelanggan;
3. Menyiapkan pelayanan yang baik terhadap pelanggan, sehingga penjualan ulang
akan terjadi
Ada enam langkah yang harus dipersiapkan sebelum suatu rencana pemasaran
ditetapkan, antara lain adalah:
1. Pemasaran harus ditujukan kearah keuntungan yang didapat dari hasil penjualan
nyata suatu produk. Jika sebuah usaha ingin berhasil, maka usaha tersebut
harus dapat memenuhi kebutuhan pelanggannya. Para pelanggan akan
menentukan apa yang mereka butuhkan, berapa yang mereka akan bayar, dan
dimana serta bagaimana mereka ingin membeli produk atau jasa tersebut.
2. Harus jelas konsep yang menyatakan tujuan utama dari suatu usaha. Hal ini
berguna untuk mendorong semangat kerja para pegawai, memberikan
kenyamanan pada para pelanggan dan merupakan langkah awal dari
pengembangan strategi pemasaran.
3. Setiap usaha memerlukan informasi agar sebuah keputusan dapat dibuat. Riset
pasar membantu menyiapkan informasi ini dengan cara mengumpulkan,
mencatat dan menganalisa data yang berhubungan dengan pemasaran barang
atau jasa. Riset pasar harus menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
A. Siapa saja pelanggan yang potensial?
B. Dimanakah mereka berada?
C. Ada berapakah jumlah mereka?
D. Apakah yang penting bagi mereka?
E. Mengapa mereka membeli produk atau jasa?
F. Kapan mereka membeli barang atau jasa tersebut?
G. Siapakah saingan mereka?
64
4. Menetapkan tujuan merupakan tolak ukur terhadap kemajuan yang telah diraih.
Rencana haruslah terinci dan berhubungan dengan sesuatu yang dapat diukur
seperti penjualan atau jumlah klien. Contoh tujuan jangka pendek adalah :
A. Meningkatkan penjualan sebanyak 15 %
B. menyusun sebuah daftar klien dari 99 pelanggan yang membeli paling sedikit
satu kali tiap bulannya.
C. mencapai keuntungan tertentu pada akhir tahun kedua
D. Membuat lokasi usaha kedua
E. Membuat produk jenis lain
5. Mengetahui persaingan, hampir tidak ada usaha yang tak mempunyai saingan.
Mengetahui siapakah saingan langsung dan tidak langsung, seperti kekuatan
dan kelemahan mereka, adalah hal yang utama dalam sebuah rencana
pemasaran
A. Siapakah pesaing kita?
B. Apakah mereka dapat memberikan keuntungan?
C. Apakah harga mereka terlihat mahal, murah atau wajar?
D. Berapakah harga rata-rata penjualan dan keuntungannya?
E. Berapakah biaya yang diperlukan dalam pemasangan iklan?
F. Apakah mereka menawarkan potongan harga? Bagaimana dan kapan?
G. Dimanakah mereka berada?
H. Apa strategi penjualannya?
6. Penelitian pasar, penelitian pasar biasanya dipakai untuk mendapatkan informasi
tentang pelanggan, pesaing, dan produk atau jasa yang ditawarkan. Jenis-jenis
penelitian pasar :
A. Wawancara pribadi, biasanya efektif dan tepat, tetapi memakan banyak
waktu dan sangat mahal biayanya
B. Pertanyaan melalui surat dapat dikirimkan ke segala tempat dengan biaya
yang layak. jumlah yang kembali biasanya sedikit, sehingga jarang dilakukan
karena informasi yang diterima tidak memadai
65
C. Wawancara melalui telepon, biasanya dianggap agak tepat dan balasan yang
baik dapat diperoleh. namun produk tidak dapat disertakan dan orang yang
ditelepon biasanya sungkan untuk bicara lebih dari beberapa menit.
D. Grup fokus, adalah wawancara dalam sebuah format diskusi sampai dengan
sebanyak dua belas orang tertentu. Yang dipilih dari konsumen pemakai.
Hasilnya dapat diperoleh informasi yang lebih jelas
E. Uji coba pemasaran, seperti memberikan contoh produk kepada para
pelanggan dan meminta mereka untuk mencobanya tanpa biaya atau
kewajiban apapun. Hasil uji coba kemudian dikumpulkan dan produk tersebut
dimodifikasi sesuai dengan pendapat yang masuk sebelum diterjungkan ke
tempat penjualan.
Enam langkah persiapan tersebut merupakan dasar yang kuat, dan dilanjutkan
dengan membuat rencana pemasaran yang sesuai dengan kegiatan usaha tersebut
Ada tujuh hal utama di mana sebuah rencana pemasaran harus berisi :
1. Ringkasan
2. Situasi sekarang
3. Ancaman dan kesempatan-kesempatan
4. Strategi pemasaran
5. Strategi pelaksanaan
6. Anggaran
7. Monitor
Ringkasan dari seluruh rencana pemasaran menerangkan dengan singkat cita-
cita utama atau tujuan serta petunjuk singkat bagaimana mencapainya. Target
penjualan untuk tahun berikut, beserta keuntungannya. Proyeksi atau target dari
rencana pemasaran harus jelas dan baik di dalam jangka pendek maupun jangka
panjang. Situasi ini akan menjelaskan mengenai target pasar dan bagaimana suatu
perusahaan melakukan penjualan. Penjelasan dari situasi pasar pada umumnya, dan
sebuah analisa dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan termasuk pula rencana
biaya dan analisa keuntungan. Setiap perubahan dan penemuan produk baru oleh
66
industri produsen atau pola distribusi yang berubah akan menjadi bentuk baru cara
bersaing. Ancaman dan peluang membahas ancaman dan peluang yang mungkin
dihadapi perusahaan produsen di masa mendatang. Jika perubahan yang terjadi telah
dapat diantisipasi, akankah ini mempunyai dampak yang merugikan atau
menguntungkan? Inflasi atau hambatan proses barang impor mungkin akan menjadi
ancaman terhadap usaha tertentu, sedangkan berkurangnya nilai rupiah bisa jadi
memberikan peluang, terutama terhadap para eksportir.
Strategi pemasaran adalah jantung dari rencana pemasaran. Rencana
pemasaran yang baik akan menjelaskan bagian pasar manakah yang dikehendaki oleh
suatu perusahaan. Strategi yang dilaksanaka oleh sebuah usaha bergantung pada
sasaran pasar, juga bergantung pula apakh produk tersebut baru atau sudah pernah
ada di pasar Strategi pemasaran mempunyai komponen-komponen penentu seperti :
Orang-orang (tenaga pemasar), Jenis produk, tempat/lokasi penjualan, Kebijaksanaan
dari harga produk, kegiatan promosi, pengemasan, penyajian, penjualan pribadi,
hubungan masyarakat (humas), dll. Strategi pelaksanaan yang meliputi tanggal
pelaksanaan haruslah dijadwalkan dengan jelas. Siapa yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan dari rencana pemasaran. Orang pada posisi tersebut harus
menentukan dengan jelas dan suatu bagan organisasi dipasang untuk menggambarkan
berbagai macam tugas yang berhubungan dengan rencana pemasaran Suatu rencana
pemasaran yang baik mempunyai anggaran yang tidak melampaui kemampuan dari
suatu perusahaan.
Perincian biaya dari pemasaran sangat diperlukan untuk kesuksesan suatu
strategi pemasaran. Rencana yang baik ialah dalam pelaksanaannya berjalan sesuai
dan tepat pada waktu yang telah ditentukan dan hasilnya sesuai dengan proyeksi.
Penyelarasan dapat terjadi dan kecenderungan yang terbentuk dpat ditentukan
secepatnya. Dan biasanya dilakukan pada setiap bulan, sehingga rencana tersebut
menjadi fleksibel dan menjadi dokumen yang berarti. Keberhasilan suatu pemasaran
banyak dipengaruhi oleh pendalaman dan pemahaman strategi pemasaran, keberanian
menghadapi resiko dengan suatu komitmen, dan kemampuan menggerakkan seluruh
aspek pemasaran. Beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan agar program
pemasaran sebuah produk atau jasa dapat berjalan dengan sukses, antara lain:
67
1. Pertimbangan produk
A. Melakukan modifikasi produk sesuai dengan kebutuhan konsumen serta
sesuai dengan kebutuhan konsumen serta sesuai dengan trend baru di
pasaran, teknologi baru, juga kemasan baru.
B. bermacam-macam variasi untuk mencari segmen pasar yang baru
C. Menyeleksi ragam produk yang dibuat sesuai dengan tingkat kelarisan dan
persaingan
2. Pertimbangan seleksi
A. Menentukan jumlah produk yang seharusnya diproduksi
B. Menentukan variasi produk yang mesti dibuat
C. Menghitung konstribusi (omset atau laba) dari tiap ragam produk
3. Pertimbangan distributor
A. Ketepatan waktu pendistribusian ke penjual baik yang teratur (seperti
makanan) maupun yang tidak teratur (seperti mebel)
B. Partisipasi penuh dari liveransir untuk penentuan produk dan harga barang
yang ingin dipasarkan ataupun penerapan "just in time"
C. Keandalan dalam pendistribusian maupun perakitan sehingga
kualoitas/kuantitas tidak jatuh
4. Pertimbangan konsumen
A. Penentuan strategi tentang segmentasi pasar (geografis, sosial demografis,
psikografis, sosial ekonomi dll.)
B. Pemenuhan harapan dan kebutuhan konsumen
5. Pertimbangan penjualan
A. Penentuan cara/sistem penjualan yang sesuai
B. Menentukan partner bisnis termasuk pedagang yang menjadi distributor bagi
kios-kios kecil
C. Pengadaan barang di setiap tempat
D. Penentuan lokasi yang menguntungkan untuk penjualan produk
6. Pertimbangan harga
A. Penentuan harga yang tinggi bagi produk yang berkualitas serta
perlengkapan yang bagus, begitupun dukungan imej yang bagus
68
B. Penentuan harga rendah untuk promosi barang terhadap peningkatan
konsumen dan keamanan terhadap persaingan
7. Pertimbangan situasi
A. Memberi potongan harga untuk mengimbangi saingan tanpa melupakan
kelebihan kita
B. Potongan harga akibat kelebihan jumlah barang untuk pengurangan resiko
C. Potongan untuk liveransir karene pembayaran utang yang lebih dini
D. Potongan yang dilakukan untuk meningkatkan daya rangsang terhadap
pembeli
E. Potongan terhadap langganan setia
F. Pemberian kebijaksanaan kredit bagi liveransir
8. Pertimbangan penjual
A. Penentuan jumlah dan tempat yang memungkinkan untuk penjualan produk
B. Meningkatkan pengetahuan dan motivasi para penjual
C. Kunjungan secara berkala ke Penjual
9. Pertimbangan pelayanan
A. Penyelesaian masalah yang dihadapi konsumen
B. Pemberian jasa pelayanan
C. Memberikan tawaran servis sebelum pembelian (informasi, konsultasi,
kesempatan memilih, dll.), maupun tawaran setelah pembelian ( garansi,
transport, dll)
10. Pertimbangan iklan
A. Penentuan media Iklan yang murah, efektif, dan strategis
B. Penentuan strategi iklan berdasarkan kebutuhan dan harapan konsumen,
kelemahan/kelebihan, tempat konsumen yang potensial
11. Pertimbangan penjualan
A. Mengintensifkan POS (Point Of Sale) dengan harga khusus (orientasi
perdagangan)
B. Penulisan harga, resep, dan petunjuk lain yang menimbulkan spontanitas
(orientasi konsumen)
69
C. Mengefisienkan organisasi penjualan melalui pengadaan informasi dan
pendidikan kilat tentang produk, pasar,dll. (orientasi penjualan)
Memahami keuntungan dan Kerugiannya Membeli Bisnis Orang Lain
Keuntungannya membeli bisnis orang lain adalah :
1. Bisnis yang sudah sukses sebelum kita beli memiliki peluang kesuksesan yang
sama setelah kita beli;
2. Bisnis tersebut kemungkinan besar telah memiliki lokasi yang strategis;
3. Sudah memiliki pegawai terlatih dan suplier yang memadai;
4. Telah terinstal perangkat yang dibutuhkan dan diketahui kemampuan
produksinya;
5. Memiliki gudang dan fasilitas perdagangan yang memadai;
6. Pemilik sudah mengenal karakter pasar, bisa berbagi tips;
7. Kita sebagai pembeli bisa berkonsultasi dengan pemilik awal;
8. Bisnis bisa kita beli, diperbaiki dan dijual lagi
Kerugiannya membeli bisnis orang lain adalah:
1. Suatu bisnis dijual bisa saja karena kemungkinan kebangkrutan
2. Pemilik sebelumnya gagal mengembangkan usaha dan merusak image bisnis
3. Pegawai sebelumnya kemungkinan tidak bekerja optimal
4. Lokasi yang tidak strategis
5. Peralatan dan fasilitas pendukung yang sudah mulai uzur
6. Inovasi dan perubahan sulit diterapkan
7. Tempat penyimpanan yang rusak
8. Penawaran harga penjualan pemilik kemungkinan terlalu mahal dibandingkan
kondisi bisnis sesungguhnya
9. Pendapatan yang akan diterima nanti jauh dari yang diharapkan
Mendefinisikan Langkah-Langkah Strategis Pembelian Bisnis Orang Lain
Membeli bisnis orang lain dapat menjadi pengalaman yang tidak terduga dan
penuh prasangka kecuali kita memiliki informasi yang cukup. Cara terbaik untuk
70
membeli suatu bisnis adalah dengan menganalisis kemampuan kita, keahlian dan minat
untuk menentukan bisnis apa yang tepat bagi diri kita. Dilanjutkan dengan
mempersiapkan daftar kandidat bisnis potensial yang hendak dibeli, termasuk bisnis
tersembunyi (yang tidak muncul ke permukaan). Dilanjutkan dengan melakukan
investivigasi, mengevaluasi para kandidat bisnis dan memilih yang terbaik. Perlu
dilakukan kalkulasi keuangan yang cermat seberapa jauh tingkat kebutuhan modal
yang dibutuhkan dan akhirnya memastikan proses pergantian kepemilikan berjalan
lancar.
1. Penjelasan proses evaluasi bisnis orang lain yang hendak kita beli :
Terburu-buru membeli merupakan kesalahan terbesar dalam proses pembelian
bisnis orang lain. Sebelum jadi membeli, setiap pembeli haruslah melakukan
investivigasi 5 hal penting :
A. Kenapa penjual ingin menjual bisnisnya? Lihat alasan realistisnya
B. Perhatikan kondisi fisik bisnis tersebut, seperti bangunan dan lokasi
C. Lakukan analisis mendalam mengenai pasar dari produk dan jasa usaha
tersebut, siapa saja pembeli, pesaing. Begitupun cara bisnis ini beroperasi
sebelumnya dan alasan kenapa pembeli memilih mereka
D. Pertimbangkan seluruh aspek legalitas ketika kita akan melakukan
pengembangan usaha ke level yang lebih tinggi, apa saja kendalanya?
E. Analisis kondisi keuangan bisnis tersebut, baca pernyataan keuangan (buku
kas) perusahaan, pendapatan setelah pajak dan terutama mengenai aliran
keuangan (bulanan atau tahunan).
2. Mendeskripsikan berbagai teknik untuk menentukan nilai keuntungan suatu
bisnis:
Menentukan nilai suatu bisnis merupakan bagian dari seni dan ilmu ilmiah. Tidak
ada satupun metode terbaik menentukan nilai suatu bisnis. Teknik-teknik berikut
dengan berbagai variasinya sangat membantu, yaitu:
A. Teknik balance sheet (penyesuaian balance sheet)
B. Teknik pendekatan pendapatan (metode excess earning)
C. Teknik pendekatan capitalized earnings
71
D. Teknik pendekatan discounted future savings
E. Teknik pendekatan pasar (market approach)
3. Memahami alasan penjual menjual bisnisnya dan bagaimana caranya
melakukan penawaran
Menjual bisnis itu memerlukan waktu, kesabaran dan persiapan untuk
menemukan pembeli yang tepat, melakukan penawaran dan melakukan
perpindahan tangan kepemilikan. Penjual harus selalu melaksanakan
kewajibannya mengenai konsekuensi pajak. Berbagai strategi keluar termasuk di
dalamnya penjualan bisnis langsung, penjualan bisnis dengan perjanjian di mana
pemiliki tetap bergabung, membentuk kerjasama terbatas keluarga, menjual aset
penting dalam bisnis, membangun ulang perusahaan, menjual kepada penjual
internasional menggunakan dua tahap penjualan dan membangun kepemilikan
saham bagi karyawan.
4. Memahami bagaimana caranya proses bernegosiasi bekerja dan
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Aturan pertama bernegosiasi adalah jangan membingungkan urusan harga
dengan nilai. Dalam proses penjualan bisnis, pihak yang pandai bernegosiasi
adalah pihak yang memenangkan proses. Sebelum memulai bernegosiasi,
pembeli harus mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang berpengaruh dan
mulai membangun strategi negosiasi. Persetujuan terbaik adalah kesepahaman
bersama antara kedua belah pihak dalam proses negosiasi dengan saling
percaya.
A. Identifikasi dan pendekatan terhadap kandidat
B. Menandatangani perjanjian untuk saling menjaga kerahasiaan setelah
pengecekan preliminary kondisi
C. Pembeli membuat dan menandatangani „surat minat membeli‟ secara resmi
D. Dalam proses negosiasi berjalan, pembeli terus melakukan pemeriksaan
mengenai bisnis yang hendak dibelinya ini
E. Mengajukan draft perjanjian resmi karena sudah memeriksa keseluruhan
komponen penting dalam bisnis yang hendak dibeli
72
F. Proses penjualan resmi terjadi secara resmi, pembayaran dan penyerahan
dokumen penunjang oleh masing-masing pihak
G. Transisi kepemilikan dari pemilik lama ke pemilik baru
Daftar Referensi:
Alexander Gilles, CFA and Reuben Mondejar, Ph.D, “Guide to Entrepreneurship”,
Sinag-Tala Publisher, Manila, 2008.
John Wiley & Sons, Inc, “The Entrepreneur Magazine Small Business Advisor”,
Copyright @ 1995 by Entrepreneur Media, Inc.
Philip A. Wickham, “Strategic Entrepreneurship” : A Decision – Making Approach to
New Venture Creation and Management, Second Edition, Prentice Hall, 2001.
Raymond W.Y. Kao and Tan Wee Liang, “Entrepreneurship and Enterprise
Development in Asia, Prentice Hall, Singapore, 2001
Robert D. Hisrich, Michael P. Peters and Dean A. Sheperd, “ Entrepreneurship”,
Seventh Edition, McGraw Hill International Edition, 2008.
http://members.tripod.com/kadinss/konsul2.htm
73
BAB – 6
SUMBER PEMBIAYAAN ENTREPRENEUR
Tujuan Bab Ini:
42. Pendahuluan;
43. Memahami perencanaan kebutuhan modal;
44. Memahami equity capital vs debt capital;
45. Memahami initial public offerings (IPOs);
46. Memahami sumber-sumber pembiayaan yang berasal dari hutang;
47. Memahami metode-metode pembiayaan internal.
Pendahuluan
Hingga saat ini kemampuan untuk mencari modal dalam rangka memulai bisnis
baru atau untuk ekspansi usaha yang sudah ada masih menjadi tantangan bagi para
entrepreneur. Pada umumnya para entrepreneur, terutama mereka yang mempunyai
industri kecil dan mereka yang baru memulai usaha menemui kesulitan dalam
menemukan sumber-sumber pembiayaan dari pihak luar. Banyak bank yang tidak
berani memberikan pinjaman kepada usaha-usaha yang baru berjalan tersebut dan
para spekulan merasa lebih baik menempatkan investasinya pada bisnis yang telah
berjalan dengan baik. Berikut ada beberapa petunjuk penting yang harus diperhatikan
para pengusaha agar sukses mencari sumber-sumber pembiayaan modal untuk
meluncurkan bisnisnya :
1. Memilih sumber modal yang tepat, sama pentingnya dengan memilih bentuk
kepemilikan yang tepat atau memilih lokasi usaha yang tepat;
2. Entrepreneur harus mengerti dengan baik mana sumber pendanaan yang pas
dengan tahap pertumbuhan perusahaan. Kemudian ambil waktu untuk
mempelajari bagaimana cara agar sumber-sumber tersebut dapat berguna bagi
keberhasilan usaha;
74
3. Mencari modal membutuhkan banyak proses bahkan hal yang mulanya
menjanjikan bisa sewaktu-waktu berakhir dengan jalan buntu. Menghadapi
pertemuan dan presentasi dengan para investor dan para kreditur akan
menghabiskan waktu.
4. Dalam rangka menarik perhatian para investor dan peminjam entrepreneur harus
kreatif dalam menciptakan ide produk dan pelayanan dari perusahaan.
5. Lakukan persiapan yang matang sebelum melakukan pendekatan kepada
investor dan kreditur yang berpotensial.
Berikut ini adalah beberapa alternatif sumber pendanaan melalui pinjaman,antara lain:
1. Teman dan Kerabat, bila kita mencari modal dalam jumlah tidak terlalu besar,
kemungkinan Anda bisa pinjam teman atau kerabat.
2. Leasing, membeli perlengkapan kantor dengan cara leasing mengurangi beban
pembiayaan Anda diawal memulai usaha, sehingga secara tidak langsung
merupakan jenis sumber pembiayaan juga. Perlengkapan kantor yang bisa dibeli
secara leasing biasanya : komputer, mesin fax, mesin fotocopy.
3. Pinjaman Bank, untuk kebutuhan dana yang lebih besar anda bisa meminjam ke
Bank. Jika kita mempunyai aset yang bagus sebagai jaminannya, serta proposal
penggunaan yang yang baik, biasanya Anda bisa mendapatkan pinjaman
tersebut.
4. Pinjaman dengan Jaminan Pemerintah, dimana pemerintah meluncurkan
program KUR (Kredit Usaha Rakyat). Pinjaman ini dijamin oleh pemerintah
melalui asuransi Askrindo dan Jamkrundo, oleh karenanya debitor UMKM tidak
perlu lagi memberikan jaminan untuk memperoleh KUR. Namun demikian ada
sebagian Bank yang masih meminta jaminan. Saat ini KUR disalurkan melalui
bank yang ditunjuk yakni PT Bank Mandiri Tbk, PT BRI Tbk, PT BNI Tbk, PT
Bank Bukopin Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero), dan Bank Syariah
Mandiri. Jumlah masing-masing pinjaman KUR bisa sampai Rp. 500 Juta.
Sementara untuk Usaha Mikro, maksimum pinjamannya adalah Rp. 5 juta.
5. Pola Bagi Hasil, adalah jenis pembiayaan dimana terlebih dahulu disepakati
suatu prosentasi keuntungan setiap bulan, atau setiap periode tertentu, akan
75
diberikan oleh perusahaan kepada penyedia modal. Salah satu institusi
keuangan yang menyediakan fasilitas ini adalah Bahana Artha Ventura.
6. Obligasi Konversi Dengan obligasi konversi, perusahaan Anda menerbitkan surat
obligasi kepada modal ventura dengan perjanjian akan dapat
dikonversikan/ditukar menjadi saham pada waktu yang akan ditetapkan.
Sumber pembiayaan modal melalui penyertaan saham di antaranya adalah :
1. Mitra Usaha, mempunyai mitra usaha yang tepat adalah salah satu kunci
keberhasilan suatu bisnis baru. Mitra ini bisa melengkapi ide, ketrampilan dan
pengalaman Anda, sekaligus juga bisa menjadi sumber pendanaan awal.
Pembagian kepemilikan saham penting dibicarakan di depan, untuk menghindari
masalah di kemudian hari. Pada umumnya pembagian kepemilikan saham ini
ditentukan oleh besarnya kontribusi masing-masing pihak didalam menentukan
keberhasilan usaha tersebut. Kontribusi ini bisa dalam bentuk modal, ide,
keahlian dan lain-lain.
2. Angel Investor adalah sumber pendanaan yang sangat baik pada awal berdirinya
perusahaan. Ketika bank melihat bisnis Anda terlalu beresiko sementara modal
ventura merasa potensi keuntungan perusahaan Anda tidak cukup besar, maka
angel investor menjadi jawabannya. Angel investor biasanya bersedia
berinvestasi dalam bentuk penyertaan saham untuk jangka yang lebih panjang
misalnya lima tahun atau lebih. Selain menanamkan modal, angel investor ini
juga memberikan bimbingan intensif bagi pengusaha pemula didalam
menjalankan bisnis. Dari segi jumlah pendanaan angel investor biasanya lebih
kecil jumlahnya dibanding Modal Ventura.
3. Modal Ventura umumnya mempunyai kriteria yang lebih ketat dalam penyertaan
modalnya. Umumnya mereka berspesialisasi pada suatu jenis industri tertentu
yang pertumbuhannya sangat tinggi karena pada umumnya mereka
menginginkan investasinya bisa kembali dalam waktu tiga sampai lima tahun.
Umumnya mereka tidak ingin berinvestasi pada bisnis yang masih sangat baru.
Jumlah investasinya biasanya masing-masing diatas Rp. 5 Miliar. Modal ventura
seringkali ingin mengawasi penggunaan modal dengan sangat ketat dan
76
mengambil posisi aktif di dalam perusahaan misalnya duduk dalam jajaran
direksi atau komisaris.
Perencanaan Kebutuhan Modal
Capital / modal adalah segala bentuk kekayaan yang dipergunakan untuk
menghasilkan kekayaan lainnya. Modal ada dalam berbagai bentuk sesuai dengan
karakteristik usaha, termasuk kas, persediaan, pabrik/ plant, dan perlengkapan.
Pengusaha membutuhkan 3 macam tipe modal, antara lain :
1. Fixed Capital adalah modal yang diperlukan untuk pembelian aktiva tetap
perusahaan seperti tanah, bangunan, komputer, perlengkapan, dll. Umumnya,
sejumlah besar dana dibutuhkan dalam pembelian aktiva tetap dan jangka waktu
kredit biasanya lama. Pemberi fixed capital mengharapkan pembelian aset dapat
meningkatkan efisiensi dan profitabilitas usaha yang akhirnya mampu memperbaiki
cash flow / arus kas untuk menjamin pembayaran modal kembali.
2. Working Capital / Modal Kerja adalah modal yang diperlukan untuk menyokong
kegiatan operasi sehari-hari perusahaan (kegiatan operasi biasanya adalah jangka
pendek). Para akuntan mendefinisikan modal kerja = aktiva lancar – kewajiban
lancar. Normalnya, modal kerja digunakan untuk pembelian persediaan, membayar
tagihan/ hutang, membiayai jangka waktu kredit pembayaran piutang, membayar
upah dan gaji pegawai, serta membiayai hal-hal yang sifatnya tidak terduga.
Kebutuhan modal kerja meningkat bisa disebabkan karena adanya pemberian
kelonggaran jadwal pembayaran piutang, penjualan yang sifatnya musiman dan
peristiwa tidak terduga yang mampu mempengaruhi cash flow perusahaan. Pemberi
modal kerja mengharapkan pinjaman dapat memperbaiki cash flow untuk menjamin
pembayaran kembali pada saat akhir dari siklus usaha.
3. Growth Capital adalah modal yang diperlukan saat perusahaan melakukan ekspansi
usaha atau melakukan usaha baru yang sama sekali berbeda dari usaha awal. Pada
saat melakukan ekspansi, perusahaan membutuhkan modal yang sama besarnya
dengan saat perusahaan baru mulia beroperasi. Sama seperti pada fixed capital dan
modal kerja, pemberi growth capital mengharapkan pinjaman dapat dapat
77
meningkatkan laba perusahaan dan memperbaiki posisi cash flow untuk menjamin
pembayaran kembali.
Equity Capital vs Debt Capital
Equity capital adalah modal yang menggambarkan investasi pribadi dari pemilik
usaha. Juga dikenal dengan sebutan risk capital karena para investor tersebut
menanggung risiko utama kehilangan uangnya apabila usahanya gagal. Namun apabila
usahanya berhasil, para pendiri dan investor akan berbagi keuntungan yang mungkin
akan sangat besar jumlahnya. Kerugian utama dari equity capital adalah pengusaha
harus merelakan sebagian (terkadang sebagian besar) kepemilikan perusahaan kepada
pihak luar. Hal itu dapat mengakibatkan kontrol kepemimpinan perusahaan menjadi
membingungkan dan membahayakan.
Debt capital adalah pendanaan di mana pemilik usaha kecil melakukan pinjaman
kepada pihak-pihak tertentu dan saat pembayarannya kembali pinjaman tersebut
dikenakan bunga. Walaupun para pengusaha memperoleh hak kepemilikan penuh atas
usahanya, namun dana tersebut harus tercatat pada neraca sebagai kewajiban/ hutang
yang di kemudian hari harus dibayar kembali beserta bunganya. Para pemberi
pinjaman ini jumlahnya lebih banyak daripada investor meskipun kredit untuk usaha
kecil pada akhirnya sulit untuk diperoleh karena berisiko tinggi. Semakin tinggi risiko
dari usaha kecil, maka bunga pinjaman akan semakin tinggi bila dibandingkan usaha
menengah ke atas. Namun setinggi-tingginya bunga tersebut masih lebih rendah
daripada biaya yang harus dikeluarkan untuk equity capital, karena dengan tingginya
risiko usaha kecil, biasanya permintaan dari investor justru lebih banyak daripada para
kreditur.
Beberapa Strategi Investasi dan Kebijakan dari Venture Capital Company
1. Pemilihan dan penyaringan investasi. Umumnya venture capital company
menginvestasikan modalnya dibawah 1% dari proposal yang diterima
perusahaan.
2. Kepemilikan dan fungsi kontrol. Umumnya kebanyakan venture capitalist / para
spekulan lebih menyukai untuk membeli saham pada bisnis kecil melalui modal
78
disetor atau saham yang bisa dialihkan, dan bisnis biasanya dijalankan oleh para
professional yang mampu mengoperasikan bisnis atau menempatkan tim
manajemen baru untuk menjaga investasi para venture capitalist tersebut.
3. Tahap investasi. Tahap-tahap investasi yang dilalui oleh investor adalah
investasi pada pengembangan awal dan pada saat pertumbuhan perusahaan.
4. Investasi yang diminati. Umumnya bidang usaha yang diminati oleh para investor
adalah bergerak di bidang software, bioteknologi, obat-obatan dan
telekomunikasi.
5. Manajemen yang kompeten. Yaitu manajemen yang telah memiliki pengalaman
cukup, keterampilan managerial, memiliki komitmen dan kemampuan
membangun tim yang solid dan baik.
6. Persaingan. Para investor turut mempertimbangkan faktor-faktor persaingan
dalam bidang usaha yang akan diinvestasikan.
7. Pertumbuhan industri. Para investor lebih tertarik pada perusahaan-perusahaan
yang baru bertumbuh dan memiliki pertumbuhan yang potensial.
8. Strategi keluar. Venture capitalist tidak hanya mencari perusahaan yang
menjanjikan untuk menguasai pasar, namun mereka juga mempertimbangkan
strategi untuk keluar dari bisnis tersebut pada suatu saat.
9. Faktor-faktor lainnya. Yaitu seperti intuisi para investor dalam menjalankan suatu
bisnis berupa proses strategi perencanaan, pengelolaan manajemen dll.
Initial Public Offerings (IPOs)
Merupakan salah satu cara untuk meningkatkan modal perusahaan dimana
perusahaan menjual sebagian sahamnya kepada publik untuk pertama kalinya. Syarat-
syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah perusahaan yang akan melakukan IPO:
1. Persentase pertumbuhan yang konsisten.
2. Laba bersih yang baik dan meningkat selama beberapa tahun terakhir.
3. Memiliki Laporan Keuangan Audit selama tiga sampai lima tahun terakhir sesuai
dengan list BI (di Indonesia).
4. Mempunyai posisi yang baik dalam pertumbuhan industri.
5. Memiliki tim manajemen yang berpengalaman serta jajaran direksi yang kuat.
79
Keuntungan IPO:
1. Dapat meningkatkan modal perusahaan.
2. Meningkatkan nilai perusahaan (image perusahaan).
3. Memperkuatan keuangan perusahaan terutama untuk jangka panjang.
4. Dapat menarik dan mempertahankan karyawan yang berkompeten apabila
saham perusahaan semakin meningkat di pasaran.
5. Saham yang diperdagangkan dapat digunakan untuk mengakuisisi perusahaan
lain dengan menawarkan sahamnya tanpa setoran modal secara tunai.
6. Terdaftar dalam stock exchange.
Kerugian IPO:
1. Adanya pencairan saham dari para pendiri perusahaan.
2. Risiko kehilangan kontrol perusahaan karena para pendiri menjual cukup banyak
saham perusahaannya.
3. Risiko kehilangan privasi perusahaan karena dengan menjadi perusahaan
public, perusahaan harus terbuka dalam menyajikan prospectus, laporan
keuangan dll kepada umum.
4. Laporan kepada SEC mengenai sistem akuntansi yang digunakan dll.
5. Biaya penawaran saham yang cukup besar.
6. Jika harga saham perusahaan jatuh maka kemungkinan terjadi aksi negatif dari
para pemegang saham tidak dapat dihindarkan.
7. Tekanan pada performance perusahaan untuk sementara waktu karena para
pengusaha lain dapat dengan bebas mengikuti strategi perusahaan untuk sukses
dimana kesuksesan tersebut diperoleh perusahaan dengan susah payah selama
beberapa waktu lamanya.
8. Perusahaan harus memperkirakan waktu yang tepat untuk mempublikasikan
sahamnya karena persiapan IPO dapat menghabiskan 75% waktu dari para top
management.
80
Sumber-sumber Pembiayaan yang Berasal dari Hutang
Meliputi:
1. Bank Pembiayaan dari bank berupa pinjaman sbb:
A. Hutang Jangka Pendek (Short Term Bank Loan) Merupakan hutang yang
pembiayaannya hanya untuk jangka pendek (maksimal selama 1 tahun)
yang digunakan untuk membiayai modal kerja perusahaan umumnya
untuk membiayai piutang usaha dan pengadaan persediaan barang. Di
Indonesia bentuk pinjaman bank ini dapat ditemui dalam bentuk PRK
(Pinjaman Rekening Koran).
B. Hutang Jangka Menengah (Intermediate Term Bank Loan), Merupakan
hutang yang pembiayaannya untuk jangka waktu 1-3 tahun yang
digunakan untuk membiayai modal kerja perusahaan umumnya untuk
membiayai piutang usaha dan pengadaan persediaan barang. Debitur
membayar dengan sistem angsuran setiap bulannya kepada bank.
C. Lines of Credit, Merupakan kredit jangka pendek yang digunakan untuk
pembiayaan modal kerja usaha produktif. Bank akan menentukan limit
pinjaman yang dapat dicairkan untuk jangka waktu tertentu (dapat di-set
untuk 3 bulan, 6 bulan dll dengan maksimal jangka waktu selama 1 tahun)
dan dapat diperpanjang. Bentuk pinjaman ini umumnya digunakan oleh
perusahaan yang membutuhkan dana yang sifatnya seasonal contoh
menjelang hari raya, perusahaan membutuhkan dana untuk
memperbanyak persediaan barang sebagai antisipasi peningkatan
penjualan. Biasanya suku bunga yang dikenakan lebih murah dibanding
kredit lainnya karena perusahaan meminjam dana selama jangka waktu
tertentu.
2. Hutang Jangka Panjang (Long Term Bank Loan)Merupakan hutang yang
pembiayaannya lebih dari 1 tahun, yang digunakan untuk membiayai kegiatan
investasi perusahaan seperti pembiayaan pembangunan pabrik atau gudang dll
81
Metode-metode Pembiayaan Internal
Metode pembiayaan internal yang dikenal yaitu Bootstrap Financing yang
digunakan untuk membiayai modal perusahaan.
1. Factoring Account Receivable adalah pembiayaan yang berasal dari institusi
keuangan yang membeli piutang dagang suatu perusahaan dengan potongan
harga, sehingga perusahaan akan mendapatkan dana yang dapat digunakan
untuk membiayai modal kerja perusahaan lainnya seperti pengadaan persediaan
dll. Persetujuan factor ini sifatnya dapat dibatalkan dan tidak dapat dibatalkan.
Piutang dagang yang dapat dibatalkan bila pembeli wanprestasi maka
perusahaan harus bertanggung jawab atas piutang dagang yang tak terbayarkan
tersebut. Sebaliknya untuk piutang dagang yang tidak dibatalkan, perusahaan
dibebaskan dari tanggung jawab atas piutang dagang apabila buyer wanprestasi.
2. Leasing yaitu salah satu metode yang digunakan untuk membiayai pengadaan
aset bagi perusahaan karena dengan leasing perusahaan tidak wajib membayar
uang muka dan pembayarannya dapat diangsur dalam jangka waktu tertentu
sehingga arus kas perusahaan dapat meningkat.
3. Kartu Kredit juga merupakan salah satu pilihan bagi para pengusaha yang akan
memulai usahanya karena prosesnya lebih mudah dan cepat, namun suku
bunga yang dikenakan dari kartu kredit relatif lebih tinggi dibanding dengan suku
bunga yang dikenakan oleh bank atau lembaga keuangan lainnya sehingga
pinjaman dari kartu kredit seringkali merupakan pilihan terakhir bagi para
pengusaha yang sudah tidak mempunyai pilihan lainnya dalam pengadaan dana.
Daftar Referensi:
Joseph R. Bell, Kenneth M. Huggins, and Christine Mc Clatchey, “Profiling the Angel
Investorsm, “Presented at Small Business Institute Director‟s Association
Conference, February 7, 2002, San Diego, California.
Paul DeCeglie, “What About Me? Business Start-Ups, June 2000, p.45.
Robert D. Hisrich, Michael P. Peters and Dean A. Sheperd, “ Entrepreneurship”,
Seventh Edition, McGraw Hill International Edition, 2008.
82
Thomas W. Zimmere, Norman M. Scarborough, “Essentials of Entrepreneurship and
Small Business Management”, Pearson International Editions, 2008, New
Jersey.
U.N. Umesh and Patrick Criteser, “Venture Capitalist Foul Weather Friends,”Wall Street
Journal, May 22, 1995.
83
BAB – 7
EKSPANSI BISNIS DAN PENETAPAN HARGA
Tujuan Bab Ini:
48. Pendahuluan;
49. Memahami strategi penetapan harga;
50. Memahami strategi memasarkan produk dan jasa;
51. Memahami strategi dan metode penetapan harga untuk ritel;
52. Memahami formula harga dan biaya langsung;
53. Memahami menghitung harga jual Break-Even.
Pendahuluan
Strategi untuk mempeluas pasar merupakan suatu strategi yang harus
diperhatikan oleh entrepreneur, memperluas pasar bisa dengan berbagai macam cara,
antara lain: memperluas pangsa pasar yang sudah ada agar bertambah lagi,
meluncurkan produk baru di pasar, memasuki pasar yang baru dan mengakuisisi bisnis
yang sudah berjalan dengan baik. Perluasan atau ekspansi bisnis diperlukan oleh suatu
perusahaan untuk mencapai efisiensi, menjadi lebih kompetitif, serta untuk
meningkatkan keuntungan atau profit perusahaan. Ekspansi bisnis dapat dilakukan
dalam beberapa metode, yakni:
1. Merger atau Penggabungan dari dua atau lebih perusahaan menjadi satu
kesatuan yang terpadu. Perusahaan yang dominan dibanding dengan
perusahaan yang lain akan tetap mempertahankan identitasnya, sedangkan
yang lemah akan mengaburkan identitas yang dimilikinya. jenis-jenis merger :
A. Merger Vertikal perusahaan masih dalam satu industri tetapi beda level atau
tingkat operasional. Contoh: Perusahaan Airline International melakukan
gabung dengan perusahaan Catering atau Hotel.
B. Merger Horizontal perusahaan dalam satu industri membeli perusahaan di
level operasi yang sama. Contoh : Perusahaan Farmasi bergabung dengan
Perusahaan Farmasi lainnya.
84
C. Merger Konglomerasi tidak ada hubungan industri pada perusahaan yang
diakuisisi. Bertujuan untuk meningkatkan profit perusahaan dari berbagai
sumber atau unit bisnis. Contoh : Perusahaan Media Cetak dan Elektronik
bergabung dengan Jaringan Hotel tertentu.
2. Akuisisi adalah pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh
kelompok investor. Akuisisi sering digunakan untuk menjaga ketersediaan
pasokan bahan baku atau jaminan produk akan diserap oleh pasar.
3. Hostile Take Over atau Pengambil Alihan Secara Paksa adalah suatu tindakan
akuisisi yang dilakukan secara paksa yang biasanya dilakukan dengan cara
membuka penawaran atas saham perusahaan yang ingin dikuasai di pasar
modal dengan harga di atas harga pasar. Pengambil alihan secara paksa
biasanya diikuti oleh pemecatan karyawan dan manajer untuk diganti orang baru
untuk melakukan efisiensi pada operasional perusahaan.
4. Leverage Buyout adalah teknik pengusaan perusahaan dengan metode
pinjaman atau utang yang digunakan pihak manajemen untuk membeli
perusahaan lain. Terkadang suatu perusahaan target dapat dimiliki tanpa modal
awal yang besar.
Strategi Penetapan Harga
Menetapkan harga adalah keputusan bisnis yang dipengaruhi baik oleh seni
maupun ilmiah. Penetapan harga untuk produk dan jasa mengharuskan entrepreneur
untuk menyeimbangkan antara beberapa pertimbangan yang kompleks, banyak
diantaranya bekerja secara berlawanan. Entrepreneur harus memutuskan harga untuk
barang dan jasa yang mereka jual yang akan menarik konsumen dan menghasilkan
keuntungan. Sayangnya, banyak pemilik bisnis skala kecil menetapkan harga tanpa
informasi yang cukup mengenai biaya operasi mereka dan perilaku alamiah
konsumennya. Harga adalah faktor penting dalam membangun hubungan jangka
panjang dengan konsumen, dan kesalahan penetapan harga dapat berakibat fatal pada
hubungan jangka panjang dengan konsumen dan berakibat pada keuntungan yang
akan diperoleh.
85
Penetapan harga bukan salah satu keputusan paling sulit yang harus diambil
oleh pemilik usaha kecil, tetapi juga salah satu yang paling penting. Penelitian yang
dilakukan Firma konsultasi McKinsey & Company menunjukkan bahwa strategi
penetapan harga yang tepat menghasilkan dampak yang lebih hebat terhadap
keuntungan perusahaan daripada pengurangan biaya tetap atau biaya tidak tetap.
Strategi penetapan harga yang tidak tepat telah menghancurkan banyak bisnis dimana
pemiliknya mengira telah memberikan harga yang cukup tinggi untuk menghasilkan
keuntungan, pada kenyataannya tidak.
1. Harga Image, kebijakan penetapan harga sebuah perusahaan
mengkomunikasikan informasi penting mengenai image keseluruhan perusahaan
tersebut kepada pelanggan. Sebagai contoh, Harga yang dikenakan pada
produk toko pakaian pria Levi‟s, merefleksikan image yang berbeda dari produk
sejenis yang di jual di toko factory outlet. Pelanggan menggunakan harga untuk
mengetahui tipe toko seperti apa yang mereka masuki. Harga yang tinggi
seringkali menggambarkan kualitas, prestis, dan keunikan tersendiri bagi
pelanggan.
2. Kompetisi dan Penetapan Harga Ketika menetapkan harga, seorang
entrepreneur harus mempertimbangkan harga kompetitornya, tetapi seharusnya
mereka tidak secara otomatis menyamakan atau mengalahkan harga tersebut.
Walaupun harga adalah factor penting dalam keputusan pembelian, tetapi bukan
hanya hal tersebut yang menjadi pertimbangan bagi konsumen. Sangat penting
untuk mempertimbangkan dua faktor berikut saat melakukan studi mengenai
efek dari kebijakan penetapan harga bagi perusahaan kecil, seperti lokasi
pesaing dan sifat barang dan jasa pesaing. Pada sebagian besar kasus, kecuali
sebuah perusahaan mampu untuk membuat pembedaan kualitas dan kuantitas
barang maupun jasanya dari pesaing, maka harga yang ditetapkan perusahaan
tersebut harus menyamai harga yang ditetapkan oleh pesaingnya untuk barang
yang sama.
3. Fokus pada Value Secara mutlak, harga yang „pas‟ untuk sebuah produk barang
atau jasa bergantung pada satu faktor: yaitu nilai yang diberikan kepada
pelanggan. Bagaimanapun, ada dua aspet dari value. Entrepreneur dapat
86
mengenali tujuan value yang diberikan oleh produk dan jasa mereka, yang mana
pelanggan berkenan membayar apabila mereka mengerti benar value yang
didapat oleh mereka. Sayangnya sangat sedikit, kalaupun ada pelanggan yang
mampu melihat nilai yang diberikan produk barang atau jasa yang sebenarnya,
selebihnya mereka hanya melihat nilai yang dipersepsikan kepada mereka yang
menunjukkan harga yang mereka berkenan bayar. Penelitian terhadap
keputusan pembelian menunjukkan masalah dasar yang menambahkan
kompleksitas proses pengambilan keputusan penetapan harga..
Entrepreneur yang menghadapi kenaikan biaya produksi pada bisnis mereka
dapat mempertimbangkan beberapa strategi berikut:
1. Berkomunikasi dengan konsumen, daripada menyembunyikan berita buruk dari
pelanggan, biarkan mereka mengetahui apa yang sedang terjadi.
2. Fokus memperbaiki efisiensi perusahaan, salah satu cara untuk mengurangi
dampak dari kenaikan biaya di satu daerah adalah dengan mencari cara untuk
mengurangi biaya di daerah yang lain. Memperbaiki efisiensi proses operasi
mungkin tidak menghapus kenaikan biaya keseluruhan, tetapi akan mengurangi
dampaknya.
3. Sampaikan value produk dan jasa perusahaan anda kepada pelanggan,
Pelanggan mempunyai kecenderungan untuk melupakan keuntungan dan
kelebihan yang diberikan sebuah bisnis kecuali entrepreneur secara periodik
mengingatkan mereka.
4. Antisipasi kenaikan biaya dan coba untuk menetapkan harga lebih awal, dengan
mengetahui harga komoditas kopi dan the setiap hari, pemilik kedai kopi dan teh
akan mampu untuk mengantisipasi kenaikan harga bahan baku yang dibutuhkan
dan melakukan pembelian bahan baku tersebut saat diprediksi harga akan
mengalami kenaikan.
Menetapkan harga secara layak membutuhkan usaha lebih daripada
mengandalkan seluruhnya pada intuisi. Sebaliknya, kebijakan penetapan harga yang
baik membutuhkan informasi, fakta dan analisa. Beberapa faktor yang harus
87
dipertimbangkan usaha kecil saat memutuskan untuk menetapkan harga barang dan
jasa diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Biaya produksi barang dan jasa;
2. Kondisi pasar penawaran dan permintaan;
3. Volume penjualan;
4. Harga kompetitor;
5. Keunggulan daya saing perusahaan;
6. Kondisi Ekonomi;
7. Lokasi bisnis;
8. Faktor psikologi;
9. Kemudahan dan keringanan pembayaran;
10. Sensitifitas harga pelanggan;
11. Image yang diinginkan
Entrepreneurs mempunyai tiga strategi yang bisa dipilih ketika memperkenalkan
produk baru: strategi penetrasi harga, strategi skimming harga, dan strategi menggeser
kebawah kurva permintaan.
1. Penetrasi Pasar, apabila sebuah bisnis memperkenalkan sebuah produk pada
sebuah pasar persaingan sempuna dimana banyak produk sejenis berkompetisi
untuk dapat diterima pasar, sebuah produk harus mampu melakukan penestrasi
pasar agar dapat sukses. Untuk dapat diterima secara cepat dan distribusi
menyeluruh pada pasar, entrepreneur dapat mempertimbangkan untuk
memperkenalkan produk baru dengan harga rendah. Dengan kata lain,
penetapan harga seharusnya hanya sedikit diatas biaya produksi untuk
mengembangkan segmentasi di pasar dan secara cepat mencapai volume
penjualan yang besar. Hasil dari selisih keuntungan yang rendah mencegah
kompetitor memasuki pasar dengan produk yang sama.
2. Skimming, strategi penetapan harga secara skimming seringkali digunakan
ketika sebuah perusahaan memperkenalkan produk baru kepada pasar dengan
sedikit persaingan atau tidak ada persaingan sama sekali. Terkadang
perusahaan menggunakan metode ini ketika memperkenalkan produk baru pada
88
pasar yang kompetitif dimana terdapat sekelompok konsumen yang mempu
untuk membayar dengan harga yang lebih tinggi. Pada kondisi ini perusahaan
menerapkan harga yang lebih tinggi daripada harga normal dalam usaha untuk
pulih dari biaya pengembangan dan promosi awal produk. Biaya untuk memulai
biasanya cukup penting mempertimbangkan biaya promosi yang intensif dan
dan biaya produksi awal yang tinggi. Intinya adalah untuk menetapkan harga
secara baik diatas biaya produksi dan untuk mempromosikan produk secara
intensif sehingga menciptakan segmen pasar yang tidak sensitif terhadap harga.
3. Menggeser kebawah Kurva Permintaan, salah satu variasi dari strategi skimming
harga disebut menggeser kurva permintaan ke bawah. Menggunakan taktik ini,
perusahaan menawarkan sebuah produk dengan harga yang tinggi. Lalu,
keunggulan teknologi membuat perusahaan mampu untuk menurunkan biaya
dengan cepat dan mengurangi harga jual sebelum pesaing mampu
melakukannya. Dengan mengalahkan perusahaan lain melalui penurunan harga,
perusahaan dapat mencegah pesaing dan seiring berjalannya waktu menjadi
produsen dengan volume produksi besar.
Strategi Memasarkan Produk dan Jasa
Taktik pemasaran barang dan jasa berikut dapat menjadi pedoman untuk
manetapkan harga barang dan jasa yang sudah terdapat di pasat.
1. Harga Ganjil, walaupun studi mengenai reaksi pelanggan terhadap harga bersifat
acak dan tidak dapat diambil kesimpulan, banyak manajer perusahaan
menggunakan teknik yang dikenal dengan harga ganjil. Para manajer lebih
memilih untuk menetapkan harga menggunakan harga yang ganjil, seperti angka
7, 9, 11 karena mereka percaya produk yang dijual dengan harga Rp 10.900,-
tampak jauh lebih murah dibandingkan dijual dengan harga Rp 13.000,-. Teknik
psikologis seperti harga ganjil didisain untuk menarik minat konsumen.
2. Menyamakan Harga, adalah teknik yang menyederhanakan fungsi penetapan
harga dengan menetapkan harga produk dalam harga yang dibedakan
berdasarkan perbedaan kualitas, fitur, dan biaya. Pada sistem ini, entrepreneur
membagi barang dalam beberapa kisaran harga. Tiap kategori dari barang
89
tersebut mengandung beberapa hal yang tampak sama tetapi berbeda dalam
kualitas, biaya, performa, dan fitur lain. Sebagai contoh, kebanyakan toko musik
dan video menggunakan metode ini dalam menjual CD dan DVDyang dijual
untuk memudahkan konsumen untuk memilih barang dan memudahkan proses
penyimpanan.
3. Pemimpin harga, adalah teknik dimana penjual menurunkan harga di tingkat
pelanggan untuk beberapa barang yang populer untuk menarik lebih banyak
pelanggan. Perusahaan menghasilkan keuntungan yang lebih kecil dari setiap
unit yang harganya diturunkan, tetapi pembelian barang yang lain mendorong
total penjualan dan keuntungan.
4. Harga geografis, usaha kecil seringkali kebijakan harganya sangat dipengaruhi
oleh biaya distribusi barang tersebut kepada pelanggan yang terpisah secara
geografis biasanya menggunakan teknik harga menurut lokasi geografisnya.
Untuk perusahaan semacam ini biaya pengiriman mengambil porsi yang penting
dari biaya bisnis dan dapat memotong marjin keuntungan cukup besar. Salah
satu tipe dari harga geografis adalah penetapan harga berdasarkan zona,
dimana perusahaan menjual produknya dengan harga yang berbeda-beda
kepada pelanggan sesuai dengan lokasi pelanggan tersebut berada. Variasi
yang lain dari penetapan harga berrdasarkan lokasi geografis adalah membentuk
harga pengiriman, sebuah teknik dimana perusahaan mengenakan harga
penjualan yang sama kepada semua pelanggannya tetapi dikenakan biaya kirim
yang bervariasi berdasarkan lokasinya. Variasi terakhir dari penetapan harga
berdasarkan lokasi geografis adalah FOB-Factory, dimana perusahaan menjual
produk kepada pelanggan dimana pelangganlah yang menanggung seluruh
biaya pengiriman. Dengan cara ini, perusahaan dapat mengenakan harga yang
seragam bagi semua pelanggannya dan mempersilahkan pelanggan
menanggung semua biaya kirimnya.
5. Penetapan Harga berdasarkan Kesempatan, ketika sebuah produk barang atau
jasa mengalami kekurangan persediaan, pelanggan mau untuk membayar lebih
mahal untuk produk yang mereka butuhkan. Beberapa bidang usaha
memanfaatkan kondisi seperti ini untuk memaksimalkan keuntungan jangka
90
pendek dengan mengambil selisih kenaikan harga. Banyak konsumen tidak
memiliki banyak pilihan kecuali membayar dengan harga yang lebih mahal.
Harga berdasarkan kesempatan dapat berbalik kepada produsen, walau
bagaimanapun, karena pelanggan tahu bahwa naiknya harga secara tidak
beralasan berarti sebuah perusahaan sedang mengeksploitasi mereka.
6. Diskon, banyak perusahaan menggunakan diskon atau potongan harga
pengurangan dari daftar harga normal untuk menghabiskan barang stok lama,
rusak, atau barang yang kurang menarik. Diskon musiman adalah pengurangan
harga yang bertujuan untuk menarik pelanggan untuk membeli sebelum musim
yang akan dating dimulai.
7. Harga borongan, adalah teknik promosi yang menawarkan potongan harga
kepada pelanggan apabila membeli dalam jumlah yang banyak. Banyak produk,
terutama dengan harga per unit yang rendah dijual dengan harga borongan.
8. Paket, banyak perusahaan telah merasakan manfaat dari teknik pemasaran
secara paket ini, yaitu menyatukan beberapa produk atau jasa, atau keduanya
menjadi satu paket yang menawarkan nilai lebih dengan harga spesial.
9. Harga produk tambahan ,adalah menjual produk dasar yang akan dijual pada
satu harga tetapi menjual produk tambahan atau pelengkapnya dengan harga
yang lebih mahal.
10. Harga produk tahanan, adalah strategi penetapan harga dimana produk dasar
tidak akan berfungsi tanpa aksesori yang pas. Secara definitif yaitu teknik yang
menjual sebuah produk dengan harga murah dan menjual dengan harga mahal
untuk aksesori yang melengkapinya.
11. Harga dengan penghasilan tambahan, adalah sebuah teknik penetapan harga
dimana penerimaan penjualan dari produk tambahan membuat sebuah
perusahaan semakin kompetitif dalam menetapkan harga produk utamanya.
12. Harga Eceran yg dianjurkan, banyak produsen mencetak harga eceran yang di
anjurkan dari produk mereka atau mencantumkannya dalam faktur tagihan atau
dalam katalog umum yang dikeluarkan perusahaan. Pemilik usaha kecil
seringkali mengikuti teknik ini karena menghindari kebutuhan untuk menetapkan
91
harga. Walau demikian, harga yang ditapkan oleh produsen yang berjarak jauh
dapat menimbulkan masalah bagi usaha kecil.
Strategi dan Metode Penetapan Harga untuk Ritel
Semakin banyak konsumen sadar akan harga, peritel telah merubah strategi
penetapan harga mereka untuk lebih menekankan kepada value. Hubungan value-
harga ini memungkinkan untuk variasi penetapan harga secara kreatif dan praktek
pemasaran yang banyak.
1. Markup Premis dasar dari operasi bisnis yang sukses adalah menjual produk
atau jasa lebih dari biayanya. Perbedaan dari biaya produksi sebuah barang atau
jasa dengan harga jualnya disebut markup. Markup dapat dinyatakan dalam nilai
mata uang atau dalam persentase dari biaya atau harga penjualan:
Markup Rupiah = Harga Ritel – Biaya Produksi
Presentase markup (harga ritel) = Markup Rupiah / Harga Ritel
Presentase markup (biaya produksi) = Markup Rupiah / Biaya per Unit
Sebagai contoh, bila sebuah kaos pria berbiaya Rp 15.000dan pengusaha
menjualnya dengan harga Rp 25.000 maka markupnya sebagai berikut:
Markup Rupiah = Rp 25.000 – Rp 15.000 = Rp 10.000
Presentase markup (harga ritel) = Rp 10.000 / Rp 25.000 = 40%
Presentase markup (biaya produksi) = Rp 10.000 / Rp 15.000 = 66.67%
2. Mengikuti harga pasar Beberapa perusahaan kecil tidak berusaha untuk menjadi
pemimpin harga pada daerah pemasaran yang paling dekat dengan mereka dan
hanya mengikuti harga yang ditetapkan oleh saingan mereka. Entrepreneur
secara bijaksana memonitor kebijakan harga saingan mereka dan dan harga
inividual dengan memperhatikan kegiatan promosi mereka ata menyewa pekerja
paruh waktu bahkan pekerja biasa untuk memperhatikan harga pesaing mereka.
Bagaimanapu, beberapa peritel menggunakan informasi yang didapat untuk
mengikuti harga pasar, yang menghilangkan peluang menciptakan image harga
ununtuk mengembangkan bisnisnya. Walaupun banyak peritel harus mendekati
harga pesaing mereka untuk barang yang sejenis, mempertahankan kebijakan
mengikuti harga pasar dapat berdampak sangat tidak sehat bagi perusahaan
92
kecil jarena menghilangkan peluang untuk menciptakan image yang berbeda
untuk konsumennya.
3. Dibawah harga pasar Beberapa perusahaan kecil memilih untuk menciptahan
image diskon di pasar dengan menawarkan barang di bawah harga pasar.
Dengan menetapkan harga dibawah harga pesaingnya perusahaan ini berharap
untuk menjual lebih banyak volume barang untuk menutupi marjin keuntungan
yang rendah. Banyak peritel menggunakan strategi dibawah harga pasar banyak
menghilangkan pelayanan ekstra yang ditawarkan pesaing mereka. Sebagai
contoh, keadaan bisnis seperti ini beroperasi dengan memotong biaya seperti
biaya pengiriman, pemasangan, kemudahan kredit, dan bantuan penjualan.
Stratedi menjual dibawah harga pasar sangat beresiko bagi perusahaan kecil
karena perusahaan sangat memerlukan penjualan dengan volume tinggi untuk
tetap kompetitif.
4. Konsep Harga untuk Manufacturing, strategi harga memerlukan dukungan
pencatatan akunting yang akurat dan tepat waktu. Teknik pricing yang paling
umum digunakan oleh pabrikan adalah cost-plus pricing. Menggunakan metode
ini, pabrikan menetapkan harga yang disusun dari buaya material, biaya tenaga
kerja, biaya operasi, biaya penjualan dan biaya administrasi ditambah marjin
keuntungan yang diinginkan. Keuntungan utama dalam penggunaan metode
cost-plus pricing adalah kesederhanaan. Hanya dibutuhkan data akuntansi biaya
yang baik, maka selanjutnya menetapkan menghitung harga akhir sebuah
produk akan menjadi mudah. Keuntungan tambahannya adalah karena metode
ini menambahkan keuntungan dalam biaya perusahaan, maka pabrikan dijamin
mendapatkan keuntungan yang diinginkan.
Formula Harga dan Biaya Langsung
Satu syarat untuk membentuk kebijakan pricing yang sukses pada pabrikan
adalah sistem akuntansi biaya yang dapat diandalkan, yang dapat menghasilkan
laporan tepat waktu untuk menentukan biaya memproses bahan baku menjadi barang
jadi. Metode tradisional dari pembiayaan produk adalah absorption costing karena
semua biaya produksi dan biaya tambahan diserap kedalam biaya total produk jadi.
93
Penyerapan biaya meliputi material, tenaga kerja, ditambah sebagian dari biaya tetap
dan biaya tidak tetap produksi untuk setiap unit yang diproduksi.
Teknik yang lebih berguna untuk pembuatan keputusan dalam tingkatan
manajerial adalah variable costing, dimana biaya yang produk yang diproduksi hanya
termasuk biaya yang bervariasi langsung dengan kuantitas barang yang diproduksi.
Dengan kata lain, pembiayaan variabel meliputi material, tenaga kerja, dan biaya
produksi pabrik yang bervariasi langsung dengan tingkat produksi pabrik. Pengeluaran
pabrik yang tetap (sewa, depresiasi, asuransi) tidak dimasukkan pada biaya produk
jadi. Tetapi biaya tersebut dimasukkan kedalam pengeluaran satu periode.
Perbandingan Full-Absorption & Direct-Cost Income Statement
Laporan Laba-Rugi Full-Absorption
1. Penerimaan penjualan Rp 790 juta
2. Harga pokok penjualan
Bahan Baku Rp 259,5 juta
Tenaga kerja Rp 190,2 juta
Biaya produksi Rp 120,2 juta Rp 560,9 juta
3. Laba kotor Rp 229.1 juta
4. Beban Usaha
Administrasi & umum Rp 66,1 juta
Penjualan Rp 112 juta
Lain-lain Rp 11 juta
5. Total beban usaha Rp 189,1 juta
6. Laba bersih (sebelum pajak) Rp 40 juta
94
Laporan Laba-Rugi Direct-Cost
1. Penerimaan Penjualan Rp 790 juta
2. Biaya tidak tetap
Bahan Baku Rp 250,5 juta
Tenaga kerja Rp 190,2 juta
Biaya variabel produksi Rp 13,2 juta
Biaya variabel penjualan Rp 48,1 juta
3. Total biaya variabel (63,54%) Rp 502,2 juta
4. Marjin keuntungan
Biaya tetap produksi Rp 107 juta
Biaya tetap penjualan Rp 63,9 juta
Administrasi & Umum Rp 66,1 juta
Pengeluaran tetap lainnya Rp 11 juta
5. Total biaya tetap (31,39%) Rp 248 juta
6. Laba bersih (sebelum pajak) (5,06%) Rp 40 juta
Menghitung Harga Jual Break-Even
Persentase kontribusi produsen memberi informasi seberapa banyak porsi dari
penerimaan yang tersisa setelah menutupi biaya variabel untuk memberi kontribusi
yang memenuhi biaya tetap dan keuntungan. Kontribusi marjin perusahaan ini adalah
36,5% yang berarti bahwa biaya variabel menyerap 63,5% dari total penerimaan.
Dengan kata lain, biaya variabel mencapai 63,5% (1,00-0,635=0,635) dari harga
penjualan sebuah produk. Misalkan biaya variabel produsen ini adalah sebagai berikut:
Bahan baku Rp 2080/unit
Tenaga Kerja Rp 4120/unit
Biaya variabel produksi Rp 780/unit
Total biaya variabel Rp 6980/unit
Harga minimum dimana produsen mampu menjual adalah Rp 6980. Harga lain
dibawah harga tersebut tidak akan menutup biaya variabel. Untuk menghitung titik
impas untuk produk ini, kita mendapatkan harganya dari persamaan berikut:
95
Harga Jual = (Keuntungan + biaya variabel per unit × jumlah barang yg diproduksi +
Total biaya tetap) / jumlah barang yg diproduksi
Untuk mendapatkan titik impas, produsen mengasumsikan tidak mendapatkan
keuntungan (Rp 0). Misalkan rencananya dia memproduksi 50000 unit produk tersebut
dan biaya tetap akan mencapai Rp 110 juta. Penjualan break-even adalah sebagai
berikut:
Harga jual BEP = (Rp 0 + Rp 6980 per unit × 50000 unit + Rp 110 juta) / 50000 unit
= Rp 9180 per unit.
Dengan demikian Rp 2200 (Rp 9180/unit – Rp 6980/unit) dari Rp 9180 harga
impas memberi kontribusi untuk memenuhi biaya tetap produksi. Tetapi andaikan
produsen menginginkan mendapatkan keuntunan Rp 50 juta. Maka harga penjualan
dihitung sebagai berikut:
Harga jual = (Rp 50juta + Rp 6980 per unit × 50000 unit + Rp 110 juta) / 50000 unit =
Rp 10180 per unit.
Sekarang produsen harus memutuskan apakah konsumen akan membeli 50000
unit pada harga Rp 10180. Bila tidak, maka dia harus memutuskan untuk memproduksi
produk lain yang lebih menguntungkan atau menurunkan harga jual. Harga dibawah Rp
9180 akan menghasilkan sedikit keuntungan, walaupun lebih sedikit dari yang
diinginkan. Dalam jangka pendek, produsen dapat menjual produk tersebut kurang dari
Rp 9180 apabila suasana pasar sangat kompetitif tapi tidak munkin dibawah Rp 6980
karena harga tersebut tidak menutupi biaya variabel produksi.
Daftar Referensi:
Amy Cortes, “The Power of Optimal Pricing, “Business 2.0, September 2002, pp. 68-
77.
Carolyn Z. Lawrence, “The Price is Right, “Business Start-Ups, February 1997, p. 67.
Gayle Sato Stodder, “Paying the Price, “Entrepreneur, October 1994, p.54.
Geoff Williams, “Name Your Price, “Entrepreneur, September 2005, pp. 108-115.
Norm Brodsky, “Dealing with Cost Hikes, “Inc., August 2005.
Robert D. Hisrich, Michael P. Peters and Dean A. Sheperd, “ Entrepreneurship”,
Seventh Edition, McGraw Hill International Edition, 2008.
96
BAB – 8
RISET PASAR BAGI ENTREPRENEUR
Tujuan Bab Ini:
54. Pendahuluan;
55. Memahami langkah-langkah dalam melakukan riset pasar;
Pendahuluan
Riset pasar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan metode
yang sistematik dan obyektif untuk memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi
oleh perusahaan terutama berhubungan dengan proses memasarkan produk dan jasa
yang dihasilkan. Sistematik dan objektif mengandung arti bahwa riset pasar
menggunakan beberapa tahap yang merupakan kesatuan logis sehingga hasilnya
dapat diterima atau dipahami semua pihak. Penggunaan beberapa tahap dalam riset
pasar ini diperlukan untuk menjamin agar informasi yang dihasilkan benar-benar valid.
Namun demikian perlu dipahami bahwa tahap-tahap dalam riset pasar tidak bersifat
baku sehingga tahapan di sini dimaksudkan sebagai kerangka yang memudahkan dan
menjamin hasil riset sesuai dengan yang diharapkan.
Untuk memahami riset secara menyeluruh maka perlu diketahui terlebih dahulu
jenis-jenis riset, baik berdasarkan tujuan, hubungan antara variabel maupun jenis
datanya. Riset menurut tujuannya dibagi menjadi:
1. Riset Terapan, riset ini merupakan riset yang dilakukan untuk mendapatkan
informasi guna memecahkan masalah secara praktis. Riset ini dilakukan sebagai
respon terhadap suatu fenomena yang terjadi di lapangan.
2. Riset Murni, riset ini merupakan riset yang dilakukan untuk mengevaluasi atau
mengembangkan sebuah teori. Riset ini dilakukan karena peneliti tertarik untuk
mengevaluasi atau mengembangkan temuan yang telah ada.
97
Ada riset yang menghubungkan antara variabel, tetapi ada juga yang hanya
menganalisis variabel secara mandiri. Oleh karena itu, riset menurut hubungan antara
variable dibagi menjadi:
1. Riset Deskriptif, merupakan riset yang dilakukan untuk menganalisis satu atau
lebih variabel tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara
variabel yang satu dengan variabel yang lainnya.
2. Riset Komparatif, merupakan riset yang membandingkan sampel yang satu
dengan sampel yang lainnya.
3. Riset Asosiatif, merupakan riset yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
atau pengaruh antara dua variabel atau lebih. Riset yang hanya bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara variabel disebut dengan riset korelasional,
sedangkan riset yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel
disebut dengan riset kausal.
Langkah-Langkah Dalam Melakukan Riset Pasar.
1. Menetapkan masalah riset, beberapa hal yang perlu dilakukan oleh periset
dalam menetapkan masalah riset adalah:
A. Memperoleh pandangan klien mengenai masalah yang sebenarnya terjadi;
B. Mempertimbangkan sumber dan jenis informasi yang sebenarnya dibutuhkan
oleh klien;
C. Mengkombinasikan masukan informasi dari pihak klien dengan periset
2. Penentuan desain riset, desain riset akan menggambarkan perencanaan yang
akan dilakukan dalam riset dan mengacu pada masalah yang telah ditetapkan
sebelumnya.Pada tahap inilah periset perlu merinci dengan detil prosedur yang
diperlukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk menjawab
masalah riset dan menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi pengambilan
keputusan. Terdapat tiga jenis desain riset, yaitu:
A. Eksploratori riset adalah untuk memperoleh pandangan yang mendalam dan
menyeluruh mengenai masalah yang sebenarnya dihadapi perusahaan. Jadi
informasi yang dicari sekedar untuk mengetahui permasalahan dasar.
B. Deskriptif riset adalah untuk menggambarkan sesuatu.
98
C. Kausal riset adalah untuk membuktikan hubungan sebab akibat atau
hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi dari variabel-variabel yang diteliti.
3. Metode pengumpulan data (primer atau sekunder), data primer adalah data asli
yang dikumpulkan langsung oleh periset untukmenjawab masalah risetnya
secara khusus. Cara mengumpulkan data primer adalah dengan: Wawancara,
Focus group discussion, Teknik proyeksi, Survei, Observasi, Eksperimen.
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain, bukan oleh
periset sendiri. Artinya, periset sekedar mencatat, mengakses, atau meminta
data tersebut (kadang sudah berbentuk informasi) ke pihak lain yang telah
mengumpulkannnya di lapangan.
4. Penentuan desain pertanyaan, skala dan alat analisis, pada tahap ini periset
perlu melakukan tiga aktivitas sebagai berikut:
A. Merancang pertanyaan atau kuesioner yang akan ditanyakan kepada
pihak yang disurvey. Pertanyaan dalam kuesioner dapat bersifat terbuka
ataupun tertutup.
B. Merancang skala penilaian hasil kuesioner
C. Merancang alat analisis yang akan digunakan dalam menilai kuesioner
5. Menentukan metode pengambilan sampel dari populasi yang diteliti.
6. Penulisan dan penyampaian proposal riset, pada tahap ini periset menyiapkan
dokumentasi yang berisi:
A. Ringkasan eksekutif yang menyampaikan poin utama yang akan
dijalankan dalam riset
B. Latar belakang masalah
C. Penentuan masalah dan tujuan riset
D. Pendekatan terhadap permasalahan dengan menampilkan literatur, teori
atau pendekatan yang akan digunakan sebagai rujukan riset
E. Desain riset yang mencakup jenis data yang akan dikumpulkan dan
metode yang digunakan untuk mengumpulkan data
F. Analisis data dengan menguraikan cara menginterpretasikan data yang
akan dianalisa
G. Pelaporan yang akan dihasilkan dari riset tersebut
99
H. Waktu dan biaya riset
I. Lampiran-lampiran yang diperlukan dalam riset, misalnya: format
kuesioner
7. Pengumpulan data
8. Pengeditan, pengkodean, dan penginputan data
9. Analisis dan penginterpretasian hasil riset
10. Penulisan dan penyampaian laporan akhir
Ada beberapa pertanyaan yang harus diajukan berhubungan dengan masalah
riset yang akan dilakukan oleh entrepreneur, antara lain:
1. Menentukan masalah yang harus dipecahkan atau diteliti
2. Apakah masalah yang akan dipecahkan tersebut membutuhkan suatu riset yang
intensif dan fokus
3. Membuat daftar pertanyaan yang behubungan dengan riset yang akan
dilakukan
4. Menentukan jenis data yang akan digunakan dalam riset yang akan dilakukan
5. Menentukan metode yang akan digunakan dalam riset tersebut
6. Mendefinisikan sampel yang digunakan dalam penelitian tersebut
7. Melakukan riset dan berupaya untuk mendapatkan informasi yang benar drai
riset yang dilakukan tersebut.
Mengumpulkan data dala suatu penelitian dapat dilakukan dengan berbagai cara,
antara lain:
1. Data primer adalah data yang diambil dari sumber data atau responden
2. Data sekunder adalah data yang telah ada atau telah dikumpulkan oleh pihak
lain yang dapat lanbgsung kita gunakan.
proses riset bisnis terdiri dari tiga komponen, yaitu:
1. Input, merupakan proses yang mendorong dilakukannya sebuah riset, dugaan-
dugaan yang muncul berkaitan dengan permasalahan yang ada, bahan/alat dan
100
data yang harus digunakan untuk dapat menjawab permasalahan riset serta
penyusunan desain riset yang akan dilakukan.
2. Proses, merupakan tahapan inti pelaksanaan riset dimana seorang peneliti terjun
ke lapangan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dan melakukan
pengolahan serta interpretasi data.
3. Output, merupakan proses dimana peneliti berusaha untuk menarik suatu
kesimpulan berdasarkan analisis data dan memberikan rekomendasi
berdasarkan kesimpulan yang diperoleh. Tahap akhir dari keseluruhan proses
riset bisnis adalah penyusunan laporan sesuai format yang ditentukan. Kualitas
akhir suatu riset tidak hanya tergantung pada analisis datanya, melainkan juga
pada seluruh proses riset bisnis.
Daftar Referensi:
Alexander Gilles, CFA and Reuben Mondejar, Ph.D, “Guide to Entrepreneurship”,
Sinag-Tala Publisher, Manila, 2008.
John Wiley & Sons, Inc, “The Entrepreneur Magazine Small Business Advisor”,
Copyright @ 1995 by Entrepreneur Media, Inc.
Suliyanto, SE, M.Si, “Metode Riset Bisnis”, Penerbit Andi Jogjakarta, 2006
101
BAB – 9
STRATEGI MEMASUKI PASAR GLOBAL
Tujuan Bab Ini:
56. Memahami perkembangan pasar global;
57. Mengidentifikasikan kriteria pasar luar negeri;
58. Memahami strategi memasuki pasar yang berbeda.
59. Memahami strategi masuk pasar mancanegara;
60. Memahami bisnis internasional dan entrepreneur.
Memahami Perkembangan Pasar Global
Memasuki pasar luar negeri harus berhadapan dengan berbagai kendala yang
harus dipecahkan oleh seorang entrepreneur, ada banyak faktor yang
mempengaruhinya. Banyak perbedaan yang signifikan antara pasar domestik dengan
pasar luar negeri, oleh sebab itu entrepreneur harus dapat mencermati perbedaan
tersebut secara teliti. Dari sudut pandang pasar global kemampuan untuk menciptakan
daya tarik (attractiveness) suatu produk atau jasa yang membuat pelanggan global
memilih produk atau jasanya diantara banyak pilihan yang tersedia. Adapun faktornya
adalah sebagai berikut:
1. Mutu (quality);
2. Harga (price);
3. Penyerahan (delivery);
4. Jasa Pelayanan (service).
Dengan keempat faktor itu mutu yang ditawarkan haruslah sepadan dengan
ekspektasi pelanggan dalam membayarkan harga dalam arti adanya nilai tambah dan
penyerahan tepat waktu sesuai kesepakatan dan jasa pelayanan purna (after sales
service) yang bermutu tanpa pengorbanan yang mengakibatkan harga menjadi tidak
bersaing, karena itu efisiensi dalam perhitungan harga pokok merupakan syarat untuk
mampu menyajikan harga yang memberi nilai tambah bagi pelanggan. Dengan
kemampuan bersaing, suatu bisnis dapat memperoleh keunggulan bersaing
102
(competitive advantage). Beberapa hal yang harus dipertimbangkan oleh seorang
entrepreneur sebelum masuk dalam pasar global, antara lain:
1. Resiko politik yang mungkin dihadapi oleh entrepreneur di negara dimana
aktifitas bisnis dilakukan;
2. Aspek budaya;
3. Akses untuk menembus pasar tersebut yang banyak sekali pesaingnya;
4. Faktor biaya yang harus dipertimbangkan untuk masuk dalam pasar tersebut;
5. Pertimbangan biaya transportasi dan besarannya serta komposisinya;
6. Fasilitas infrastruktur yang terdapat di negara dimana kita akan melakukan
aktifitas bisnisnya;
7. Faktor fluktuasi nilai tukar.
Mengidentifikasikan Kriteria Pasar Luar Negeri
Untuk dapat melakukan seleksi terhadap pasar yang akan dimasuki, seorang
entrepreneur harus mendasarkan atas beberapa kriteria, yaitu:
1. Karakteristik pasar, dalam hal ini di suatu negara memiliki karakteristik pasar
yang dominan dan tertentu;
2. Aspek biaya, karena banyak sekali biaya-biaya yang harus dikeluarkan;
3. Rancangan undang-undang yang berhubungan dengan produk atau jasa yang
kita tawarkan;
4. Tarif, kewajiban & batasan non tariff dalam perdagangan yang berhubungan
dengan produk atau jasa yang kita tawarkan.
Memahami strategi memasuki pasar yang berbeda.
Memasuki pasar internasional bukan merupakan suatu hal yang mudah,
diperlukan banyak pertimbangan, antara lain:
1. Siapa pembeli produk kita?
2. Siapa yang tidak membeli produk kita?
3. Kebutuhan apa atau fungsi apa yang dipenuhi dengan produk kita?
4. Masalah apa yang dipecahkan dengan produk kita?
103
5. Apa yang dibeli konsumen saat ini untuk memuaskan kebutuhan atau
memecahkan masalah dimana produk kita ditargetkan?
6. Berapa harga yang mampu dibayar untuk produk yang dibeli saat ini?
7. Kapan produk kita dibeli?
8. Dimana produk kita dibeli?
9. Mengapa produk kita dibeli?
Strategi Masuk Pasar Mancanegara
Persaingan dagang semakin sengit, setiap perusahaan di dalam maupun luar
negeri berlomba-lomba meraih pangsa pasar yang ada karena semakin dekatnya jarak
antar eksportir dan importir dikarenakan perkembangan teknologi dan transportasi yang
terus berkembang. Perusahaan yang telah lama berdiri dengan kegiatan ekspornya
berusaha sekuat mungkin untuk mempertahankan pangsa pasarnya dan terus
mengembangkan pasarnya. Bagaimana dengan perusahaan yang baru memulai
kegiatan ekspornya? Mampukah bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang telah
memulai kegiatan ekspor sebelumnya? Hal tersebut dapat sekali dilakukan
dikarenakan peluang pasar mancanegara yang masih banyak tersedia dengan berbagai
macam komoditas yang diminati.
Selain hal-hal tersebut di atas yang perlu diperhatikan juga ada beberapa
strategi memasuki pasar mancanegara dalam upaya menerobos, mempertahankan
maupun memperluas pangsa pasar, antara lain:
1. Produk yang akan dipasarkan haruslah memiliki standar mutu yang baik
sehingga dapat memuaskan konsumen serta pengiriman barang yang tepat
waktu yang dapat berdampak terhadap pemesanan secara reguler. Disamping
itu eksportir haruslah mengerti selera konsumen negara tujuan ekspor.
Bagaimana caranya mengetahui selera konsumen negara tujuan ekspor?
Lakukanlah survei pasar dan indentifikasi selera konsumen melalui informasi-
informasi yang didapat baik melalui internet, media massa, instansi terkait
misalnya Departemen Perdagangan ataupun Badan Pengembangan Ekspor
Nasional atau dapat juga langsung meminta informasi dari Atase Perdagangan
kita. Untuk produk jadi yang akan dipasarkan haruslah memiliki kemasan
104
semenarik mungkin, lakukanlah inovasi-inovasi sekreatif mungkin sehingga
menarik minat konsumen.
2. Harga yang ditawarkan haruslah harga yang kompetitif dengan para pesaing
lainnya, berikan penawaran-penawaran yang menarik disamping kualitas dan
singkatnya waktu pengiriman juga bila masih memungkinkan dapat memberikan
diskon/potongan harga. Untuk menumbuhkan kepercayaan awal sebaiknya
pihak eksportir meminta sistim pembayaran berupa Letter of Credit (L/C) dari
importir, bila untuk awal pihak eksportir sudah meminta sistim pembayaran
berupa pembayaran didepan, maka biasanya pihak importir merasa keberatan
atau bahkan tidak merespon sama sekali. Hal ini dapat dimaklumi karena pihak
importir memiliki resiko yang cukup besar, tetapi hal ini biasanya dapat terjadi
bila kedua belah pihak telah lama menjalin hubungan dagang. Bila pihak
eksportir menemukan importir yang menginginkan kondisi penjualan atau harga
berdasarkan CNF /CFR (Cost and Freight) atau CIF (Cost Insurance and Freight)
maka sebaiknya diterima karena tidak semua importir menghendaki kondisi
penjualan FOB (Free On Board).
3. Promosi atau iklan yang efesien dan efektif dapat melalui media massa, majalah
ataupun situs-situs (website) perdagangan dan e-mail (surat elektronik). Iklan
yang ditampilkan haruslah semenarik mungkin tetapi tidak berlebihan, alangkah
lebih baik bila eksportir memiliki situs perusahaan sendiri sehingga importir dapat
dengan mudah membaca profil perusahaan serta produk-produk yang dimiliki
pihak eksportir disamping itu dapat menambah performance perusahaan.
Selain itu dapat juga eksportir mengikuti Pameran Internasional yang
diselenggarakan di dalam maupun di luar negeri baik secara langsung ataupun
dapat dikoordinir melalui instansi tertentu, salah satunya melalui Badan
Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN). Keuntungan dari promosi ini pihak
eksportir dan importir dapat bertemu secara langsung (face to face negotiation)
untuk membahas kualitas, kuantitas, kemasan, harga dan sebagainya dan bukan
tidak mungkin importir langsung menempatkan ordernya kepada eksportir.
4. Perwakilan guna mempermudah untuk mendapatkan dan mengembangkan
pangsa pasar maka pihak eksportir dapat mencari mitra kerjasama diluar negeri
105
baik sebagai agen ataupun sebagai perwakilan dagang di negara tujuan ekspor.
Banyak perusahaan luar negeri yang menawarkan jasanya sebagai pemasaran
atau kepanjang tangan eksportir. Biasanya pihak perwakilan tersebut telah cukup
mengetahui produk yang dimiliki eksportir (product knowledge) serta mengetahui
seluk beluk jalur distribusi produk tersebut. Cara ini cukup efektif dan efesien
bagi eksportir dimana seluruh aktivitas dan biaya pemasaran akan dilakukan
perwakilan kita di negara bersangkutan, pihak eksportir biasanya mengirimkan
contoh-contoh produk, spesifikasi, profil perusahaan serta data-data penunjang
pemasaran lainnya kepada perwakilan kita. Pihak perwakilan ini akan
mendapatkan komisi dari eksportir atas setiap transaksi yang terjadi, tentunya
dikuatkan dalam perjanjian sebelumnya. Tetapi tentunya eksportir tidak dapat
secara sembarangan memilih perwakilannya di negara tujuan, sebaiknya
eksportir meminta terlebih dahulu profil perusahaan calon perwakilan dagang kita
diluar negeri serta sejauh mana mereka mengetahui produk-produk yang akan
dipasarkan. Biasanya bila telah terjadi kesepakatan maka pihak eksportir tidak
lagi diperkenankan memasarkan secara langsung produknya ke negara
perwakilan yang telah ditunjuk.
Bisnis Internasional dan Entrepreneur
Hisrisch (2008: 89) mendefinisikan bahwa international entrepreneurship is
an entrepreneur doing business across his or her national boundary. Bisnis dalam
skala internasional menjadi hal yang sangat penting saat ini, karena lingkungan bisnis
yang semakin luas dan persaingan bisnis semakin kompetitif, ada beberapa pertanyaan
yang harus dijawab oleh seorang entrepreneur berkaitan dengan internasional bisnis,
antara lain:
1. Bagaimana perbedaan mengelola bisnis dalam skala domestik dan
internasional?
2. Isu-isu strategis apa yang harus dipecahkan untuk melakukan kegiatan bisnis
dalam skala internasional?
3. Pilihan-pilihan apa yang tersedia untuk bisnis yang akan kita jalankan?
4. Bagaimana keputusan diambil untuk masuk dalam pasar internasional?
106
Hisrisch (2008: 89) juga menformulasikan mengenai kegiatan bisnis dalam skala
internasional, sebagai berikut:
GE = C1 + PL + E + DC + C2 + C3
Dimana:
GE = Global Entrepreneurship
C1 = Culture
PL = Politics & Legal Environement
E = Economy & Economic Integration
DC = Distribution Channel
C2 = Change
C3 = Communication
Daftar Referensi:
Darren Dahl, “Instantly International, “Inc., June 2005.
“Global Executive Brace for Change, “Sales & Marketing Management’s Performance e-
Newsletter, January 10, 2005.
Julia Boorstin, “Small and Global: Exporting Cleaner Air, “FSB, June 2004, pp. 42-44.
John Wiley & Sons, Inc, “The Entrepreneur Magazine Small Business Advisor”,
Copyright @ 1995 by Entrepreneur Media, Inc.
Nichole L. Torres, “Global Trade, “Entrepreneur, February, 2005.
Robert D. Hisrich, Michael P. Peters and Dean A. Sheperd, “ Entrepreneurship”,
Seventh Edition, McGraw Hill International Edition, 2008.
107
BAB – 10
E–COMMERCE dan ENTREPRENENEURSHIP
Tujuan Bab Ini:
61. Memahami e-commerce;
62. Memahami mitos dalam bisnis e-commerce;
63. Memahami bagaimana mendesain killer website;
64. Memahami bagaimana cara suatu perusahaan melacak hasil website yang
dibuat.
E-Commerce
E-commerce merupakan kegiatan bisnis untuk tujuan mendapatkan keuntungan
seperti penjualan, pembelian, pelayanan, informasi, dan perdagangan melalui perantara
jaringan komputer yang terintegrasi dan on line setiap saat. Ada beberapa bentuk e-
commerce, yaitu:
1. Business to Business (B2B), kerjasama dan transaksi antara beberapa lembaga
bisnis yang saling membutuhkan antara satu dengan lainnya;
2. Collaborative Commerce, saling bekerjasamanya beberapa perusahaan dan
terciptanya sinergi;
3. Business to Consumer (B2C), perusahaan menawarkan produk atau jasa
kepada target pasar yang telah teridentifikasikan secara jelas, sehingga target
pasar mendapatkan informasi dan alamat yang jelas untuk melakukan transaksi
perdagangan;
4. Consumer to Business (C2B), permintaan barang dan jasa dari individu
kemudian beberapa perusahaan mencoba untuk memenuhi kebutuhan tersebut
melalu mekanisme yang telah ditetapkan;
5. Consumer to Consumer (C2C), pengguna e-commerce dalam lingkup antara
individu dengan individu, seperti penjualan barang atau jasa serta transaksi
lainnya.
108
6. IntraBusiness Commerce, pengguna e-commerce dalam lingkup organisasi
untuk meningkatkan kecepatan informasi atau kinerja dan operasi organisasi.
7. Government to Citizen (G2C), bentuk pelayanan dari pemerintah untuk warga
negaranya dalam bentuk e-commerce dapat juga kerjasama antara lembaga
pemerintahan, perusahaan, dan lembaga lainnya.
8. Mobile Commerce, memungkinkan penggunaan e-commerce secara nirkabel
dan dapat di akses melalui hand phone atau laptop yang tersedia jaringan hot
spot, sehingga dapat melakukan transaksi, pencarian informasi, dll.
Dalam perkembangan dunia e-commerce yang sangat cepat saat ini, banyak
perusahaan mencoba untuk menawarkan produk dan jasa sesuai dengan kebutuhan
(need) dari target pasar tertentu. Organisasi bisnis yang tidak dapat beradaptasi
dengan cara ini akan hancur dan akan tertinggal dalam waktu cepat. Terdapat
beberapa keuntungan untuk melakukan kegiatan bisnis secara e-commerce, antara
lain:
1. Peluang untuk meningkatkan pendapatan dan keuntungan, dimana sebagian
besar pemunculan suatu website sama dengan membuka suatu jalan penjualan
yang baru;
2. Kemampuan untuk mengembangkan bisnis lebih cepat, dibandingkan dengan
pola yang selama ini dijalankan;
3. Kemampuan untuk melihat peluang baru dalam bisnis dan berupaya untuk terus
mengembangkannya;
4. Informasi dapat diakses oleh target pasar setiap saat;
5. Menghemat biaya promosi, karena cenderung akan lebih murah biayanya
dibandingkan dengan memperkenalkan suatu produk atau jasa baru melalui
media cetak dan elektronik, tetapi dengan catatan semuanya memiliki nilai
tambah dan kurang;
6. Kekuatan untuk mendidik dan memberitahukan kepada konsumen lebih detail,
dimana dunia maya mengizinkan pemilik bisnis untuk menyediakan dan
memberikan informasi yang lebih terperinci kepada pengunjung dibandingkan
dengan praktek dari media yang lain;
109
7. Kemampuan menjalankan bisnis dengan biaya yang sedikit, dimana web
merupakan salah satu cara yang paling efisien dalam mendapatkan konsumen,
baik yang baru maupun yang sudah ada;
8. Dapat berinteraksi dengan target pasar secara lebih cepat dan terperinci dan
informasi akan lebih cepat didapat;
9. Kemampuan untuk mengembangkan usahanya ke pasar global, web merupakan
salah satu cara yang paling efisien untuk bisnis kecil untuk menjual produknya
kepada jutaan pembeli potensial yang tinggal di berbagai belahan dunia;
Beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh seorang entrepreneur sebelum
menjadi bisnis e-commerce, antara lain, adalah:
1. Bagaimana perusahaan mengelola jaringan website dan peluang itu diciptakan
untuk mengkomunikasikan hubungan dengan supplier dan vendor, konsumen
dan stakeholder untuk meraih kesuksesan;
2. Kesuksesan Web mengharuskan suatu perusahaan untuk mengembangkan
rencana dalam mengintegrasikan Web kepada keseluruhan strategi perusahaan.
Rencana tersebut sebaiknya menjadi ciri khas seperti disain situs, menciptakan
dan mengelola nama perusahaan, pemasaran dan strategi promosi, penjualan,
dan pelayanan terhadap konsumen;
3. Perkembangan berkesinambungan, membangun hubungan yang bertahan lama
dengan pelanggan sangatlah penting dalam bisnis web. Interaksi konsumen
dalam menggunakan web mengeluarkan biaya, oleh karena itu perusahaan
harus dapat membuat suatu website yang menguntungkan;
4. Membuat tampilan yang sangat berarti dalam sebuah situs membutuhkan
pengeluaran dalam investasi sumber daya seperti waktu, orang, energi dan
SDM. Membuat tampilan produk yang ditawarkan dengan gambar yang menarik
merupakan permulaan yang baik dalam bisnis ini;
5. Usaha menghitung kesuksesan bisnis web berdasarkan penjualan sangatlah
penting untuk suatu perusahaan, karena hal inilah yang sangat berhubungan
dengan konsumen dimana selera, kebutuhan dan kepentingan konsumen selalu
berubah.
110
Pembuatan suatu perusahaan secara online atau mentransformasikan bisnis
menjadi suatu bisnis online, haruslah mempertimbangkan beberapa hal-hal penting.
Pertanyaan berikut dapat membantu untuk mengukur suatu perusahaan yang akan
beralih menjadi bisnis online yang potensial:
1. Apakah produk yang dihasilkan sudah dikenal oleh banyak konsumen di
beberapa tempat?
2. Apakah perusahaan ingin menjual produknya kepada konsumen di luar area
geografisnya secara cepat?
3. Apakah produk yang dijual dapat dikirimkan dengan aman dan murah?
4. Dapatkah perusahaan merealisasikan perubahan yang signifikan pada struktur
biaya kedepannya, seperti penekanan pada biaya sewa, pegawai, inventori dan
biaya cetak dengan menjadi bisnis online?
5. Dapatkah perusahaan menggambarkan konsumen yang akan masuk ke dalam
bisnis online menjadi suatu investasi yang real?
Mitos dalam Bisnis e-eommerce
Meskipun banyak enterpreneur telah menjadikan bisnis mereka menjadi bisnis e-
commerce, membuat perusahaan dalam suatu web bukanlah garansi atau jaminan
untuk sukses. Yakinkanlah bahwa apa yang dilakukan tidak jatuh ke dalam salah satu
persepsi seputar bisnis e-commerce ini yang terdiri dari beberapa mitos, yaitu:
1. Membangun bisnis dalam website adalah mudah dan tidak mahal;
2. Jika kita meluncurkan suatu web, maka konsumen akan langsung menerimanya
dan menggunakannya;
3. Menghasilkan uang dalam bisnis web sangatlah mudah;
4. Kerahasiaan bukanlah hal yang penting dalam web;
5. Hal yang penting dalam usaha e-commerce adalah teknologi;
6. Dibutuhkan strategi khusus untuk menjual suatu produk atau jasa dalam web;
7. Pelayanan terhadap konsumen bukanlah hal yang penting sama dengan
pentingnya pelayanan konsumen pada bisnis tradisional/ bisnis retail tradisional;
8. Tampilan halaman depan dalam suatu web sangatlah diperhitungkan;
111
9. e-commerce akan menyebabkan bisnis tradisional atau toko retail tradisional
akan hancur atau lenyap.
Strategi dasar seorang entrepreneur yang harus diikuti untuk meraih sukses
dalam bisnis e-commerce. Beberapa gambaran yang harus diikuti untuk membangun
sebuah strategi bisnis web yang sukses untuk suatu perusahaan kecil yaitu:
1. Dengan membuat web, maka perusahaan mencoba untuk fokus pada segmen
pasar tertentu yang belum dimasuki,
2. Berupaya untuk mengembangkan komunitas jaringan konsumen on-line.
3. Berupaya untuk memikat pengunjung dengan memberikan mereka layanan
secara gratis,
4. Buatlah dan gunakanlah web yang kreatif tapi hindari menjadi “spamer”
5. Yakinkanlah bahwa website anda dibilang dapat dipercaya (credible),
6. Pertimbangkanlah strategi penggabungan perusahaan untuk menjadi lebih
besar, dengan cara pembuatan cabang perusahaan dan dengan organisasi
bukan untuk mencari keuntungan.
7. Buatlah agar website yang dibuat dapat dijangkau secara global.
8. Promosikan website yang kita buat baik secara on-line dan off-line.
9. Kembangkan strategi optimasi pencarian data secara efektif.
Mendesain Killer Website
Tidak ada formula yang pasti untuk membuat para pengguna web berhenti pada
website kita, tetapi berikut ini ada beberapa strategi yang mungkin dapat membantu
dalam mendesain killer website:
1. Pahamilah target market yang akan dibidik;
2. Berikanlah kepada konsumen apa yang mereka inginkan;
3. Pilihlah nama domain yang konsisten dengan image yang ingin diciptakan untuk
perusahaan anda dan daftarkanlah;
4. Buatlah website anda mudah untuk mengarahkan para penggunanya;
5. Bangunlah suatu pusat tempat penyaluran ide/ saran;
112
6. Bangunlah suatu kepercayaan kepada konsumen yang akan menjadikan alasan
konsumen untuk kembali kepada website kita;
7. Buatlah jaringan dengan bisnis lain sebagai pelengkap bisnis kita yang akan
meningkatkan layanan dalam penjualan produk kita;
8. Cantumkan alamat e-mail dan nomor telepon dalam website tersebut;
9. Berikan pembeli kemampuan untuk melakukan pembelian secara on-line;
10. Tawarkan pembeli dalam bisnis web segala yang mereka inginkan secara
spesial;
11. Buatlah disain yang sederhana untuk halaman web anda;
12. Kecepatan kreatifitas dan proses penjualan yang simple;
13. Pastikan dan jamin konsumen bahwa transaksi on-line mereka aman;
14. Utamakan pegantaran barang dan tangani terlebih dahulu masalah pembayaran.
15. Konfirmasikanlah transaksi yang dilakukan;
16. Jagalah dan usahakan agar situsnya tetap update;
17. Ujilah situs yang dimiliki sesering mungkin;
18. Pertimbangkanlah untuk mempekerjakan seorang pembuat web designer yang
profesional.
Teknik Untuk Melacak Hasil Website Yang Dibuat
Teknik yang sederhana untuk melacak hasil bahwa website kita digunakan
adalah dengan menggunakan counter, dimana rekaman dari website yang populer akan
diterima. Pilihan lain untuk melacak aktivitas suatu aktifitas web adalah dengan
menggunakan software analisis logaritma/log-analysis. Server ini akan melaporlan
rekaman setiap halaman, gambar, suara, atau foto yang telah pengunjung lihat dan
software log-analysis ini melaporkan dan mengambarkan bagaimana perlakuan
pengunjung web ketika mereka melihat situs tersebut.
Cara pengukuran lainnya untuk yang didalamnya termasuk untuk mengukur
performance suatu web, yaitu:
1. Click Through Rate (CTR) adalah proporsi orang melihat perusahaan yang
online dengan banyaknya pengunjung yang berhasil melihat web perusahaan
113
tersebut. Lamanya waktu yang digunakan untuk melihat disebut dengan
impression. Oleh karena itu rumusnya:
Contoh: Jika suatu perusahaan membuat tampilan 500 kali dalam sehari dan ada
12 orang yang mengkliknya, maka: = 0,024 2,4%
2. Cost Per Acquistion (CPA) adalah biaya utang yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk menghasilkan beberapa penjualan (atau pendaftaran
konsumen):
Contoh, jika suatu perusahaan membeli iklan di majalah sebesar $200 dan itu
menghasilkan 15 konsumen baru, kemudian ongkos yang dikeluarkan
adalah: = $ 13,33
3. Conversion (or browse-to-buy) Ratio adalah proporsi dari pengunjung web yang
melakukan pembelian. Ini merupakan pengukuran yang paling penting dalam
kesuksesan bisnis web, dan dapat dihitung dengan rumus:
Contoh: Dari setiap 1000 orang yang mengunjungi suatu web, 23 dari mereka
melakukan pembelian. = 0,023 2,3% Meskipun rata-rata
konversi ukuran industri yang sangat berpengaruh, tetapi rata-rata conversion
rate adalah 2.3 %.
Bagaimana suatu bisnis online menjamin kerahasiaan dan keamanan informasi yang
dikumpulkan oleh pengunjung web dan peyimpanan datanya dalam suatu web,
perusahaan sebaiknya mengambil langkah-langkah sebagai berikut:
114
1. Buatlah suatu sistem inventori penyimpanan data konsumen;
2. Kembangkanlah kebijakan kerahasiaan perusahaan untuk informasi yang telah
dikumpulkan;
3. Kumpulkan kebijakan kerahasiaan perusahaan secara jelas dalam suatu website
dan tindak lanjuti.
Untuk memastikan bahwa keamanan informasi yang telah mereka kumpulkan
dan simpan dari transaksi web, perusahaan harus mengandalkan software untuk
menangani gangguan dari virus dan mencegah serangan dari hackers.
Daftar Referensi:
Geoff Williams, “Amongs Friend, “Entrepreneur, June 2002.
Christophers Saunders, “How Do I: Attract and Keep Customers?” E-Commerce Guide,
June 8, 2004.
Mellisa Campaneli, “ A Wall of Fire, “Entrepreneur, February 2000, pp. 49-48.
Philip A. Wickham, “Strategic Entrepreneurship” : A Decision-Making Approach to New
Venture Creation and Management, Second Edition, Prentice Hall, 2001.
Susan Kuchinskas, “Where Are We Now? A Decade of E-Commerce, “E-Commerce
Guide. www.ecommerceguide.com/news/trends/article.php/3426371
Robert D. Hisrich, Michael P. Peters and Dean A. Sheperd, “ Entrepreneurship”,
Seventh Edition, McGraw Hill International Edition, 2008
115
BIODATA PENULIS
WILLY ARAFAH, Lahir di Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Propinsi
Bengkulu pada tanggal 18 Februari 1971. Menikah dengan Sally Lusia, SE.MM
bekerja pada salah satu Bank Swasta di Jakarta dan memiliki dua anak yaitu
Rasya Arafah dan Raya Arafah. Riwayat Pendidikan: (1).Fakultas Ekonomi,
Jurusan Ilmu Ekonomi, Universitas Trisakti, 1994; (2).Magister Management
(Marketing), Universitas Trisakti, 1996; (3).Program (S3) Doktor, Manajemen
Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta, 2007; (4).Doctorate Business
Administration (DBA), San Beda Graduate School of Business, City Manila,
Philippines, 2009.
Riwayat Pekerjaan : (1). Electronic Realty Associates (ERA 2000), Marketing, 1993 – 1994; (2).
Subentra Bank, Management Development Program (MDP), Marketing Officers, 1994; (3). Staf
Pengajar pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Usakti, 1997 – Sekarang; (4). Staf Pengajar
pada Magister Manajemen Universitas Trisakti, 1997 – Sekarang; (5). Staf Pengajar Tidak Tetap
Trisakti School of Management (TSM), 2002 – Sekarang; (6). Staf Bagian Akademik Trisakti
International Business School (MBA Kerjasama Dengan UTS, Sydney), 2003 – Sekarang; (7).
Penanggung Jawab Bidang Akademik Program Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Trisakti, 2008 –
Sekarang; (8). Staf Pengajar pada Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) dan Magister Akuntansi
Trisakti; (9). Staf Ahli Ekonomi dan Keuangan Pada Perusahaan Minyak dan Gas PT. Geo Energi
Nusantara dan PT. Himpana Patra Utama, 2009 – Sekarang; (10). Beberapa Pekerjaan Konsultan
pada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Departemen Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah, 2009.
Pengalaman Profesional: (1). Tenaga Ahli dalam Bidang Aspek Ekonomi untuk Proyek Menggali
Potensi daerah di Pekan Baru, Lombok, Bali (Proyek Departemen Pekerjaan Umum Pusat), 2005; (2).
Tenaga Ahli dalam Bidang Ekonomi untuk Kajian Pengembangan Model Proyeksi Jangka Pendek
Pasar Komoditas Pangan Pokok di Indonesia, Departemen Perdagangan RI, 2006/2007; (3). Tenaga
Ahli Bidang Analisis Ekonomi dan Kajian Energi, PT.Himpana Patra Utama (HPU), Jakarta, 2008; (4).
Tenaga Ahli Bidang Riset Pemasaran, PT. PatraJasa, Jakarta, 2007; (5). Tenaga Ahli Bidang Sumber
Daya Manusia (SDM), Proyek Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), BPK-RI, 2009. Karya Ilmiah
Yang Sudah Dipublikasikan: (1). Logika, Yayasan Bina Kasih, Jakarta, 2005; (2). Konsep Ekonomi
Lingkungan Bisnis dan Entrepreneurship, Trisakti University Press, 2006; (3). Beberapa artikel ilmiah
yang telah diterbitkan di Jurnal Business Entrepreneurial Review (BER) Trisakti, Jurnal Akuntansi dan
Manajemen, Universitas Indonesia, Media Ekonomi, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Universitas Trisakti.