portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/588/1/B.1.pdf2 KATA PENGANTAR...

125

Transcript of portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/588/1/B.1.pdf2 KATA PENGANTAR...

1

WILLY ARAFAH

ESENSI LINGKUNGAN BISNIS &

ENTREPRENEURSHIP

Penerbit Trisakti University Press 2010

2

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Kuasa

yang telah memberikan berkat, rahmat dan anugerah serta karunia yang melimpah

kepada kita semua. Buku ini memberikan pemahaman secara teoritis mengenai esensi

dari lingkungan bisnis dan entrepreneurship, dimana para entrepreneur melakukan

kiprahnnya dalam lingkungan yang turbulent seperti saat ini. Memulai bisnis baru

merupakan sesuatu tantangan bagi seorang entrepreneur, apa yang mendorong

mereka untuk bekerja dengan keras tanpa adanya jaminan untuk sukses atau berhasil

dan apa yang memaksa mereka untuk mengambil resiko yang besar serta membuat

begitu banyak pengorbanan dalam percobaan untuk mencapai suatu idealisme yang

mereka cita-citakan. Seorang entrepreneur dituntut dapat melakukan perubahan

dengan cepat dan pasti mereka berinteraksi dengan lingkungan dimana entrepreneur

tersebut melaksanakan aktifitas bisnisnya. Setiap entrepreneur harus dapat bertahan

(survive) dan harus selalu dapat menyesuaikan terhadap perubahan-perubahan yang

terjadi dengan cepat dan seorang entrepreneur harus dapat menjalankan

kepemimpinannya dalam suatu organisasi bisnis dengan baik.

Lingkungan suatu organisasi bisnis (business environment) dapat diartikan

sebagai kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi, baik secara langsung maupun tidak

langsung terhadap kinerja organisasi bisnis tersebut. Keberhasilan sebuah organisasi

bisnis untuk bertahan dan berkembang dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor

yang bisa dikontrol oleh organisasi maupun yang tidak. Lingkungan umum merupakan

lingkungan yang berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja organisasi bisnis

dan hampir semua organisasi bisnis dipengaruhi oleh lingkungan tersebut, meliputi

demografi, ekonomi, alam, teknologi, politik, dan budaya. Aspek lingkungan industri

akan lebih mengarah pada aspek persaingan dimana organisasi bisnis berada. Hal ini

mengakibatkan faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan, seperti ancaman-

ancaman dan kekuatan-kekuatan yang dimiliki organisasi bisnis termasuk kondisi

persaingan itu sendiri menjadi sangat perlu untuk dianalisis. Lingkungan internal suatu

organisasi bisnis merupakan kekuatan-kekuatan yang ada di dalam organisasi itu

3

sendiri dan sifatnya dapat dikontrol oleh perusahaan. Lingkungan internal berpengaruh

secara langsung terhadap kompetensi atau kinerja dari sebuah organisasi bisnis.

Kekuatan-kekuatan yang ada dalam lingkungan internal meliputi : pekerja, dewan,

komisaris dan pemegang saham.

Strategi untuk mempeluas pasar merupakan suatu strategi yang harus

diperhatikan oleh entrepreneur, memperluas pasar bisa dengan berbagai macam cara,

antara lain: memperluas pangsa pasar yang sudah ada agar bertambah lagi,

meluncurkan produk baru di pasar, memasuki pasar yang baru dan mengakuisisi bisnis

yang sudah berjalan dengan baik. Perluasan atau ekspansi bisnis diperlukan oleh suatu

perusahaan untuk mencapai efisiensi, menjadi lebih kompetitif, serta untuk

meningkatkan keuntungan atau laba perusahaan.

Semoga buku ini dapat memberikan manfaatnya kepada kita semua secara

teoritis mengenai esensi dari lingkungan bisnis dan entrepreneurship sebagai modal

dasar bagi entrepreneur untuk mulai berkiprah dan menciptakan lapangan kerja baru

demi terciptanya pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Jakarta, 23 Januari 2010

Prof. Dr. Sofyan Syafri Harahap, Ph.D

4

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, shalawat dan salam juga

penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Karena rahmat dan

karuniaNYA penulis dapat menyelesaikan buku yang masih jauh dari kesempurnaan ini

dengan judul Esensi Lingkungan Bisnis & Entrepreneurship. Diharapkan dengan

terbitnya buku ini dapat memberikan pemahaman dan pencerahan kepada pembaca

yang budiman baik secara teori dan konseptual mengenai lingkungan bisnis dan

perubahannya serta esensi dasar dari Entrepreneurship itu sendiri.

Penulis dalam hal ini menyadari dengan sepenuhnya bahwa isi dari buku ini

masih jauh sekali dari kesempurnaan, tetapi penulis sudah mencoba untuk memberikan

yang terbaik kepada para pembaca yang budiman untuk dipahami baik secara teori dan

konseptual.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Sofyan Syafri

Harahap, Ph.D yang telah bersedia memberikan kata pengantarnya pada buku ini dan

kepada pihak penerbit Universitas Trisakti yang telah membantu menerbitkan buku ini

serta kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Akhirnya penulis

menunggu krititik dan saran kepada semua pihak guna perbaikan selanjutnya.

Jakarta, 18 Januari 2010

Willy Arafah

5

DAFTAR ISI

Kata Pengantar Prof. Dr. Sofyan Syafri Harahap, Ph.D Kata Pengantar Penulis

Daftar Isi

Daftar Gambar Daftar Tabel

BAB 1 : PERKEMBANGAN TEORI ENTREPRENEURSHIP 1. Memahami perkembangan entrepreneurship

2. Memahami definisi dari entrepreneurship 3. Memahami aliran dalam entrepreneurship 4. Memahami trend dalam entrepreneurship 5. Memahami sepuluh kesalahan yang sering dibuat oleh

para entrepreneur 6. Memahami perbedaan antara entrepreneur dan inventor 7. Memahami kepribadian entrepreneur 8. Memahami aspek kognitif entrepreneur 9. Memahami peran entrepreneur dalam perekonomian 10. Memahami etika dan tanggung jawab sosial entrepreneur 11. Memahami masa depan entrepreneurship.

BAB 2: ENTREPRENEURIAL PROSES 1. Memahami entrepreneurial proses

2. Memahami aspek dari entrepreneurial proses 3. Memahami penekanan dalam entrepreneurial proses 4. Memahami managerial vs entrepreneurial decision

making 5. Memahami karakteristik dan latar belakang entrepneur 6. Memahami perbedaan antara entrepreneur. laki-laki dan

wanita

BAB 3: PROSES KREATIFITAS 1. Pendahuluan

2. Memahami bagaimana meningkatkan kreatifitas 3. Memahami proses kreatifitas 4. Memahami teknik untuk mengembangkan proses

kreatifitas 5. Memahami perlindungan terhadap ide

6

BAB 4: PERENCANAAN & PERTUMBUHAN BISNIS 1. Pendahuluan

2. Memahami mengapa harus membuat business plan 3. Memahami siapa yang harus mempersiapkan business

plan 4. Memahami outline business plan

BAB 5: PEMASARAN ENTREPRENEUR 1. Pendahuluan

2. Memahami fungsi pemasaran entrepreneur 3. Memahami keuntungan dan kerugiannya membeli bisnis

orang lain 4. Mendefinisikan langkah-langkah strategis pembelian

bisnis orang lain

BAB 6: SUMBER PEMBIAYAAN ENTREPRENEUR 1. Pendahuluan

2. Memahami perencanaan kebutuhan modal 3. Memahami equity capital vs debt capital 4. Memahami initial public offerings (IPOs) 5. Memahami sumber-sumber pembiayaan yang berasal

dari hutang 6. Memahami metode-metode pembiayaan internal

BAB 7: EKSPANSI BISNIS DAN PENETAPAN HARGA 1. Pendahuluan

2. Memahami strategi penetapan harga 3. Memahami strategi memasarkan produk dan jasa 4. Memahami strategi dan metode penetapan harga untuk

ritel 5. Memahami formula harga dan biaya langsung 6. Memahami menghitung harga jual Break-Even

BAB 8: RISET PASAR BAGI ENTREPRENEUR 1. Pendahuluan

2. Memahami langkah-langkah dalam melakukan riset pasar

BAB 9: STRATEGI MEMASUKI PASAR GLOBAL 1. Memahami perkembangan pasar global

2. Mengidentifikasikan kriteria pasar luar negeri 3. Memahami strategi memasuki pasar yang berbeda 4. Memahami strategi masuk pasar mancanegara 5. Memahami bisnis internasional dan entrepreneur

BAB 10: E–COMMERCE dan ENTREPRENENEURSHIP 1. Memahami e-commerce

7

2. Memahami mitos dalam bisnis e-commerce 3. Memahami bagaimana mendesain killer website 4. Memahami bagaimana cara suatu perusahaan melacak

hasil website yang dibuat

8

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Entrepreneurial Process 19 Gambar 2.2 Tension in the Entrepreneurial Process 20 Gambar 2.3 Entrepreneurial Strategy 21 Gambar 4.1 Strategi Pertumbuhan Yang Didasarkan Atas

Pengetahuan Produk atau Pasar 52 Gambar 4.2 Perspektif Pertumbuhan Entrepreneur 53

9

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Aspek dari Entrepremneurial Process 17

Tabel 2.2 Perbedaan Antara Entrepreneurial Manajemen Dan Tradisional Manajemen 22 Tabel 2.3 Perbedaan Antara Entrepreneurial Laki-Laki dan Wanita 25

10

BAB – 1

PERKEMBANGAN TEORI ENTREPRENEURSHIP

Tujuan Bab Ini:

12. Memahami perkembangan entrepreneurship;

13. Memahami definisi dari entrepreneurship;

14. Memahami aliran dalam entrepreneurship;

15. Memahami trend dalam entrepreneurship;

16. Memahami sepuluh kesalahan yang sering dibuat oleh para entrepreneur;

17. Memahami perbedaan antara entrepreneur dan inventor;

18. Memahami kepribadian entrepreneur;

19. Memahami aspek kognitif entrepreneur;

20. Memahami peran entrepreneur dalam perekonomian;

21. Memahami etika dan tanggung jawab sosial entrepreneur;

22. Memahami masa depan entrepreneurship.

Perkembangan Entrepreneurship

Dalam beberapa literatur, kata entrepreneurship diambil dari Bahasa Perancis

yang kurang lebih artinya adalah “between taker” atau “go-between”, diartikan sebagai

seseorang yang melakukan kegiatan bisnis dan berani mengambil risiko dari setiap

keputusan bisnis yang dilakukannya. Menurut Hisrich (2008:6) dikatakan bahwa

entrepreneur is an individual who takes risks and starts something new, yang dimaksud

dengan seorang entrepreneur adalah seorang yang menjalankan bisnisnya dengan

berani mengambil risiko yang muncul dalam batas pengetahuan dan pengalaman yang

dimilikinya. Entrepreneur dapat juga dikatakan sebagai seseorang yang memulai

sesuatu yang baru atau dapat memunculkan keunikan dari produk atau jasa yang

diciptakannya sehingga berbeda dari para pesaing lainnya.

Dunia bisnis merupakan dunia yang penuh dinamika dan perubahan, banyak

orang sedang berusaha untuk mewujudkan mimpi mereka memiliki dan menjalankan

bisnis mereka sendiri dan dengan cara mereka sendiri. Di Amerika setiap tahunnya

11

meluncurkan lebih dari 850,000 bisnis atau bidang usaha baru, sehingga begitu

dinamisnya dunia ini, semangat untuk menjadi entrepreneur ini merupakan bagian dari

pembangunan ekonomi suatu negara.

Memulai bisnis baru dapat menjadi sesuatu yang memberikan tantangan, tapi

tetap saja seorang entrepreneur melihat bahwa memiliki suatu bisnis merupakan tolak

ukur dari kesuksesan. Siapa sajakah entrepreneur ini, dan apa yang mendorong

mereka untuk bekerja dengan keras tanpa adanya jaminan untuk sukses atau berhasil.

Apa yang memaksa mereka untuk mengambil risiko yang besar dan untuk membuat

begitu banyak pengorbanan dalam percobaan untuk mencapai suatu idealisme.

Mengapa mereka sanggup untuk meninggalkan jaminan mendapat gaji dengan aman

secara teratur dengan bekerja untuk orang lain untuk menjadi orang yang terakhir yang

mendapat bayaran didalam perusahaan mereka sendiri. Dan masih banyak lagi

pertanyaan yang harus dijawab seputar permasalah entrepreneurship dan faktor-faktor

yang mempengaruhinya.

Seorang ahli ekonomi dari Perancis Richard Cantillon pertama kali yang

memperkenalkan istilah entrepreneur. Menurutnya, entrepreneur adalah orang yang

melakukan suatu proses dan mengkombinasikan sumberdaya serta menjualnya

dengan harga tertentu di pasar. Jean B. Say menambahkan definisi Cantillon dengan

konsep entrepreneur sebagai pemimpin. Say menyatakan bahwa entrepreneur adalah

seseorang yang membawa orang lain bersama-sama untuk membangun sebuah

organisasi yang produktif. Pengertian entrepreneurship relatif berbeda-beda antara

satu ahli dengan ahli yang lainnya dengan titik berat perhatian atau penekanan yang

berbeda-beda pula. Beberapa pemahaman singkat tentang entrepreneurship tersebut di

antaranya adalah sebagai berikut:

1. Jean B. Say (1816): Entrepreneur adalah agen yang menyatukan berbagai alat-

alat produksi dan menciptakan suatu nilai dari proses produksinya.

2. Frank Knight (1921): Menekankan pada peranan entrepreneur dalam

menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang entrepreneur

disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti

pengarahan dan pengawasan.

12

3. Joseph Schumpeter (1934): Entrepreneur adalah seorang inovator yang

mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-

kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk, memperkenalkan

produk baru atau dengan kualitas baru, memperkenalkan metoda produksi baru,

membuka pasar yang baru, memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau

komponen baru, menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter

mengkaitkan entrepreneur dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam

konteks bisnis serta mengaitkannya dengan kombinasi sumber daya yang

dimiliki sebuah perusahaan.

4. Penrose (1963): Aktifitas entrepreneur mencakup indentifikasi peluang-peluang

di dalam sistem ekonomi dan melakukan eksekusi terhadap peluang tersebut.

5. Harvey Leibenstein (1979): Entrepreneurship mencakup kegiatan-kegiatan yang

dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat

semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas atau

komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.

6. Israel Kirzner (1979): Entrepreneur sebagai proses mengidentifikasi,

mengembangkan dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa

berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.

Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk

pada kondisi risiko atau ketidakpastian. Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik

dari berbagai pengertian tersebut adalah bahwa kewirausahaan dipandang

sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluang-peluang yang muncul di

pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar berhubungan dengan pengarahan

dan atau kombinasi input yang produktif.

Periode Awal (Earliest Period)

Pada periode awal ini konsep dari entrepreneur masih sangat sederhana sekali,

yang dimaksud dengan entrepreneur adalah orang yang meminjam uang dari para

pemilik modal (capitalist) dengan tingkat suku bunga yang tinggi untuk membeli produk

dan dijual ke pasar dimana tingkat keuntungan nanti akan dibagi dengan pemilik modal,

sehingga entrepreneur akan mendapatkan keuntungan yang sangat kecil dan pemilik

13

modal (capitalist) mendapatkan keuntungan pasif dari kegiatan bisnis yang dijalankan

oleh entrepreneur tersebut.

Periode Abad Pertengahan (Middle Ages)

Pada periode ini pengertian entrepneur sudah sedikit berkembang, di mana yang

dimaksud dengan entrepreneur adalah seseorang yang mengelola kegiatan dan

proyek-proyek dalam skala besar dan menghimpun sumberdaya dari berbagai sumber

untuk mendanai kegiatan dari proyek yang dikerjakan tersebut. Dalam hal ini, seorang

entrepreneur harus memiliki energi yang tinggi untuk melaksanakan kegiatan proyeknya

tersebut.

Periode Abad ke – 17 (17th Century)

Pada periode ini definisi dari entrepreneur adalah seseorang yang menjalankan

kegiatan bisnisnya dengan melakukan kerjasama dengan pihak pemerintah sebagai

supplier dari kebutuhan pemerintah pada saat ini, dimana seorang entrepreneur

berupaya untuk mendapatkan keuntungan dari margin yang diharapkan. Tetapi pada

periode ini Richard Cantillon telah memberikan definisi mengenai entrepreneur,

Cantillon mengatakan bahwa yang dimaksud dengan entrepreneur adalah seseorang

yang menjalankan kegiatan bisnisnya dan berani mengambil resiko (risk taker) dari

setiap kegiatan bisnisnya tersebut. Sehingga Cantillon mendefinisikan bahwa

entrepreneur is someone who buy at a certain price and sell at uncertain price,

therefore operating at a risk”.

Dari definisi tersebut dapat kita ambil maknanya bahwa risiko diambil oleh

seorang entrepreneur itu karena ketidakpastian yang dihadapinya, tetapi kalau kita

telaah lebih dalam lagi karena kemampuan dari seorang entrepreneur untuk membaca

ketidakpastian tersebut menjadi pasti adalah hal yang harus dimiliki oleh seorang

entreprenur. Tetapi dari definisi di atas jangan kita samakan antara entreprenuer

dengan pejudi (gambler) atau bahkan para spekulator sekalipun, hal itu adalah dua hal

yang sangat bebeda dan tidak dapat dibandingkan antara satu dengan yang lainnya.

14

Periode Abad ke – 18 (18th Century)

Pada periode ini entrepreneur berbeda dengan para penyedia modal (venture

capitalist), yang dimaksud dengan entrepreneur pada periode ini adalah seseorang

yang memiliki ide-ide yang sangat brilian dan tidak memiliki dana yang cukup untuk

mewujudkan ide tersebut. Sehingga seorang entrepreneur harus meminjam sejumlah

dana dari para penyedia modal (venture capitalist) untuk mewujudkan idenya tersebut.

Jadi disini seorang entrepreneur adalah seorang yang memiliki keahlian dan ide-ide

yang brilian dan venture capitalist adalah seorang profesional yang mengelola sejumlah

uang dan melakukan investasi dari sejumlah uang tersebut untuk mendapatkan

keuntungan (return). Jadi antara entrepreneur dan venture capitalist saling tergantung

antara satu dengan yang lainnya pada periode ini.

Periode Abda ke – 19 dan 20 (19th and 20th Centuries)

Dalam buku Hisrisch (2008: 7) pada periode ini yang dimaksud dengan

entrepreneur as an innovator and developing something unique. Konsep dari inovasi

merupakan suatu pengertian yang terpadu dari entrepreneurship. Inovasi tidak hanya

kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru saja, tetapi juga entrepreneur harus

dapat memahami secara komprehensif lingkungan yang mempengaruhi inovasi yang

diciptakan oleh seorang entrepreneur.

Definisi Dari Entrepreneurship

Hisrich (2008: 8) mendefinisikan bahwa entrepreneurship is process of creating

something new dan assuming the risk and rewards, dari definisi tersebut seorang

entrepreneur harus memiliki perilaku antara lain: (1). memiliki inisiatif yang kuat untuk

sukses; (2). mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki menjadi output yang memiliki

competitive advantage; (3). berani mengambil resiko dari setiap kegiatan bisnis yang

dilakukan. Adapun definisi yang lebih lengkap mengenai entrepreneurship yang

dikemukakan oleh Hisrisch (2008: 8) adalah:

Entrepreneurship is the process of creating something new with value by devoting the necessary time and effort, assuming the accompnaying financial, physic, and social risk, and receiving the resulting rewards of monetary and personal satifaction and independence. Adapun definisi dari Entrepreneurial

15

action is refers to behvior in response to a judgmental decision under uncertainty about a possible opportunity for profit.

Dari definisi yang dikemukakan oleh Hisrich, maka dapat kita simpulkan bahwa

entrepreneurship merupakan suatu proses yang dilakukan oleh seorang entrepreneur,

dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, maka entrepreneur harus memperhatikan:

(1).menciptakan value bagi para stakeholdernya; (2).dalam menjalankan kegiatan

bisnisnya ada yang dikorbankan oleh entrepreneur yaitu waktu dan semangat kerja

keras, dengan tanpa mengenal letih untuk selalu berusaha hingga mencapai

kesuksesan; (3).entrepreneur juga akan mendapatkan balas jasa berupa kepuasan

dalam hal finansial yang dapat digunakan untuk meningkatan kualitas hidupnya.

Entrepreneur juga harus selalu berpikiran jauh kedepan untuk mencapai sesuatu

yang telah ditetapkan, oleh sebab itu seorang entrepreneur harus memiliki suatu

tindakan atau kita sebut dengan entrepreneurial action, yaitu tindakan-tindakan yang

diambil oleh seorang entrepreneur yang mengarah kepada suatu perilaku dimana dapat

mengambil suatu keputusan dalam kondisi yang tidak pasti untuk mendapatkan suatu

keuntungan (profit) dan menciptakan value bagi stakeholdernya. Entrepreneur adalah

orang yang menciptakan suatu bisnis yang baru dengan selalu dibayangi resiko dan

ketidakpastian untuk tujuan meraih keuntungan dan pertumbuhan dengan mampu

mengidentifikasikan peluang dan mengkombinasikan sumber daya yang diperlukan

untuk mendapatkan keuntungan. Meski banyak yang memiliki gagasan-gagasan bisnis

besar, kebanyakan mereka tidak pernah melaksanakan gagasan atau ide mereka,

entrepreneur melakukannya.

Banyak peneliti sudah menghabiskan banyak waktu dan usaha dalam beberapa

dekade berusaha untuk memberikan suatu gambaran jernih tentang sifat-sifat yang

dimiliki oleh sorang entrepreneur. Meski studi-studi ini sudah memberikan penjelasan

mengenai beberapa karakteristik yang cenderung untuk dimiliki oleh seorang

entrepreneur, tak satupun dari mereka bisa menjelaskan ciri-ciri yang diperlukan untuk

sukses. Kita sekarang akan melihat penjelasan yang singkat dari profil seorang

entrepreneur: (1). memiliki rasa tanggung jawab yang besar; (2). mampu untuk

meminimalkan resiko yang muncul dari setiap aktifitas bisnis yang dilakukan;

(3).memiliki keyakinan untuk berhasil; (4).memiliki tingkat energi yg tinggi dan ulet;

16

(5).berorientasi ke masa depan; (6). mempunyai keterampilan manajemen yang baik;

(7).lebih mementingkan prestasi dari pada uang; (8).memiliki fleksibilitas yang tinggi,

dan (9).memiliki ketahanan dan ketekunan yang tinggi terhadap situasi yang ada.

Menurut beberapa survei yang dilakukan oleh para pemilik bisnis, mereka beranggapan

bahwa mereka bekerja lebih keras, harus mendapatkan lebih banyak uang dan harus

dapat melihat berbagai macam peluang yang ada.

Suatu studi yang dilakukan oleh Gallup Organization menemukan bahwa 86%

dari para pemilik usaha kecil lebih memilih untuk memiliki perusahaan mereka sendiri

jika mereka harus memulainya dari awal lagi. Sebelum meluncurkan suatu bisnis, setiap

entrepreneur yang potensial perlu mempertimbangkan keuntungan dari menjalankan

usaha sendiri adalah: (1).peluang untuk menentukan masa depan yang mereka buat

sendiri; (2).peluang untuk menciptakan perbedaan dari produk atau jasa yang dibuat;

(3).peluang untuk mengeluarkan potensi secara maksimal; (4).peluang untuk

memperoleh keuntungan yang besar; (5).peluang untuk memberikan sumbangan

kepada masyarakat dan dihargai atas usaha yang dilakukan.

Memiliki suatu bisnis mempunyai banyak manfaat, tetapi juga ada beberapa hal

yang harus diperhatikan bagi seorang entrepreneur dan harus sadar akan risiko yang

akan dihadapi, antara lain: (1).ketidakpastian dari tingkat pendapatan; (2).risiko gagal

dan hilangnya seluruh investasi; (3).jumlah jam dan pekerjaan yang berat dan panjang;

(3).kesejahteraan hidup yang rendah hingga bisnis mapan; (4).tingkat stres yang tinggi;

(5).kehilangan waktu untuk berkumpul dengan keluarga; (6).seluruh waktu dicurahkan

untuk memperhatikan bisnis sampai berhasil dan terciptanya suatu sistem.

Aliran-Aliran Dalam Entrepreneurship

1. Neo Klasik, dalam aliran ini dikatakan peran dari individu-individu dalam suatu

organisasi tidak terlalu diperhitungkan, lebih diutamakan individu tersebut masuk

kedalam suatu sistem dan mereka berinteraksi antara satu dengan lainnya

sehingga menghasilkan output yang telah ditetapkan.

2. Schumpeter’s, kajian schumpeter lebih banyak dipengaruhi berfokus kepada

peran dan kontribusi dari entrepreneur tersebut dalam suatu organisasi bisnis

sehingga menghasilkan suatu output yang diharapkan.

17

3. Austrian School, menekankan bahwa entrepreneur harus memiliki informasi yang

akurat terhadap suatu peluang, dengan informasi tersebut dapat dilakukan

kombinasi dan outsourcing sumberdaya untuk melakukan eksekusi terhadap

informasi tesrebut.

4. Kirzerian Entrepreneur, setiap entrepreneur harus memiliki pengetahuan, di

mana apa yang masih terlihat abu-abu bagi orang lain, disini entrepreneur sudah

dapat meilhatnya secara jelas.

Trend Menjadi Entrepreneur

Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang memilih untuk menjadi

entrepreneur, antara lain: (1).entrepreneur dan dunianya masih dianggap sebagai idola

dan dikagumi didalam masyarakat; (2). entrepreneur dan bisnis saat ini menjadi

primadona dalam dunia pendidikan; (3).adanya pergeseran sistem ekonomi ke sistem

jasa; (4). adanya kemajuan dalam bidang teknologi; (5).gaya hidup yang mandiri;

(6).berkembangnya dunia maya. Seperti yang telah kita ketahui, semua orang

mempunyai potensi untuk menjadi entrepreneur, keragaman adalah yang menjadi ciri

khas dari dunia entrepreneurship dan dunia bisnis saat ini, ada beberapa tipe

entrepreneur, yaitu: (1).young entrepreneurs; (2).women entrepreneurs; (3).minority

entrepreneurs; (4).immigrant entrepreneurs; (5).part-time entrepreneurs; (6).home-

based bussinesess; (7).family bussineses; (8).copreneurs; (9).corporate castoffs;

(10).corporate dropouts; (11).social entrepreneurs.

Sepuluh Kesalahan Entrepreneur

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan baik bisnis baru maupun lama untuk

menderita kerugian yang fatal atau gulung tikar dan kesalahan ini sering diperbuat oleh

entrepreneur, antara lain: (1).kesalahan manajemen; (2).kurang pengalaman;

(3).kontrol keuangan yang buruk; (4).strategi pemasaran yang buruk; (5).kegagalan

untuk mengembangkan rencana strategis; (6).pertumbuhan yang tidak diawasi;

(7).kontrol inventaris yang tidak sesuai; (8).pemberian harga yang salah;

(9).ketidaksanggupan untuk melakukan transisi bisnis. Setelah kita telah mengetahui

beberapa sebab umum penyebab gagalnya suatu usaha, sekarang kita akan melihat

18

bagaimana caranya agar risiko kegagalan dalam menjalankan suatu bisnis tersebut

bisa diminimalkan, yaitu: (1).pahami kemampuan bisnis anda; (2).buatlah bisnis plan

yang baik; (3).kelola sumber-sumber finansial dengan baik; (4).mengerti keadaan dan

pernyataan financial; (5).belajar bagaimana mengatur karyawan dengan baik; (6).kenali

diri sendiri dengan baik.

Entrepreneur & Inventor

Seorang yang dikatakan inventor adalah seseorang yang berhasil menemukan

atau menciptakan sesuatu yang baru, dikatakan sesuatu yang baru dalam hal ini baik

berupa produk atau jasa. Seorang inventor adalah seseorang yang sangat mencintai

pekerjaannya dan berupaya untuk menemukan sesuatu yang baru sama sekali,

maksudnya yang belum ditemukan sama sekali. Seorang inventor biasanya memiliki

latar belakang pendidikan yang baik, lingkungan pekerjaan yang mendukung karirnya

serta kesuksesan biasanya diukur dari tingkat keberhasilan produk atau jasa yang

ditemukannya dapat diterima oleh konsumen. Seorang inventor selalu berupaya untuk

mendapatkan penghargaan atau patent dari setiap sesuatu yang berhasil

diciptakannya, dapat kita katakan seorang inventor selalu berupaya untuk menemukan

dan menciptakan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya. Berbeda dengan

entrepreneur, seperti yang telah diuraikan sebelumnya, seorang entrepreneur adalah

juga seorang yang selalu dapat melihat peluang dan memanfaatkannya dengan baik.

Seorang entrepreneur juga seorang yang mengaplikasikan ide-ide bisnisnya dalam

suatu organisasi yang dipimpinnya, sehingga ide tercipta dalam suatu realita dan

kegiatan usahanya didukung oleh tim yang solid.

Perbedaan yang nyata antara inventor dan entrepreneur adalah, seorang

inventor merupakan seorang yang sangat mencintai suatu proses untuk menemukan

sesuatu yang baru, baik dalam produk atau jasa. Tetapi seorang entrepreneur adalah

seseorang yang bisa mengimplementasikan ide tersebut ke dalam suatu produk atau

jasa yang dapat memberikan value kepada stakeholdernya. Jadi seorang entrepreneur

dapat menjadi seorang inventor, tetapi inventor belum tentu sebagai seorang

entrepreneur.

Kepribadian Entrepreneur

19

Kita semua hidup berada dalam kemajemukan (diversity), oleh sebab itu kita

harus memanfaatkan kemajemukan tersebut dengan sebaik-baiknya sesuai dengan

potensi diri kita masing-masing. Yang harus kita pahami dalam diri kita adalah jangan

kita melihat sesuatu dari sudut pandang yang sempit, tetapi kita harus dapat melihatnya

dari sudut pandang yang luas dan komperehensif. Seseorang entrepreneur harus dapat

bertindak dengan bijaksana dan realistis dalam situasi yang tidak pasti. Wickham (2001:

14) dalam bukunya mengatakan bahwa terdapat beberapa kepribadian entrepreneur,

antara lain:

1. The “great person”, artinya entrepreneur adalah seorang yang sangat memiliki

kepribadian yang agung yaitu sifat-sifat yang dibawa sejak lahir, artinya

kesuksesan yang dicapainya karena pengaruh dari kepribadian agung yang

dimilikinya, dimana dia secara langsung dapat mengendalikan lingkungan luar

yang mempengaruhinya. Pribadi ini biasanya menjadi role model bagi yang lain,

untuk diikuti tingkah laku dan pola pikirnya.

2. Social misfit, artinya yang menjadi latar belakang seorang menjadi entrepreneur

adalah karena latar belakang keluarga, pendidikan dan pekerjaan. Bisa saja

masa kecilnya tidak bahagia dan ini merupakan cambuk bagi seorang

entrepreneur untuk membentuk kerpibadian yang tangguh agar mencapai

kesuksesan di masa yang akan datang.

3. Personality type, artinya secara teori setiap manusia memiliki tipe kepribadian

yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, ada yang memiliki

kepribadian introvert ataupun extrovert, tipe kepribadian type-A dan tipe

kepribadian type-B. Apapun tipe kepribadian yang dimiliki oleh seorang

entrepreneur yang pasti sangat mendukung kesuksesan seorang entrepreneur

tersebut.

4. Personality trait, artinya berbeda dengan personality type, trait ini lebih ke arah

dimensi-dimensi yang harus dimiliki oleh seorang entrepreneur dari tipe

kepribadian yang dimilikinya. Seorang entrepreneur sangat memerlukan

kebebasan untuk berpikir, kebebasan untuk menjalankan kegiatan bisnisnya,

kebebasan untuk mengambil resiko, kebebasan untuk menunjukkan kemampuan

kepemimpinannya, dll.

20

5. Social development, artinya seorang entrepreneur merupakan suatu output dari

interaksi internal dan eksternal yang dijalankannya, dari hasil interaksi tersebut

membentuk suatu pengalaman yang dimiliki oleh seorang entrepreneur yang

akan menentukan kesuksesannya dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.

6. The limitation of personality models, artinya seorang entrepreneur sukses karena

keterbatasan yang dimilikinya dalam segala hal sehingga usaha (effort) yang

dilakukan juga harus maksimal, hal ini mengingat karena keterbatasan yang

dimilikinya.

Aspek Kognitif Entrepreneur

Aspek kognitif dari seorang entrepreneur merupakan suatu hal yang sangat

penting untuk diperhatikan, aspek kognitif ini mencakup bagaimana seorang

entrepreneur menyimpan, memproses serta mengolah suatu pengetahuan yang

dimilikinya, terdapat perbedaan antara knowledge dan science. Aspek kognitif seorang

entrepreneur menurut John Hayes dan Christopher Allinson (1994), dibagi ke dalam

tiga bagian, yaitu:

1. Perception process, merupakan suatu proses pemahaman yang harus dimiliki

oleh seorang entrepreneur berdasarkan sudut pandang tertentu sesuai dengan

keahliannya mengenai pengetahuan kegiatan bisnis yang dilakukannya.

2. Problem solving process, kemampuan seorang entrepreneur untuk memecahkan

masalah dan mengambil suatu keputusan dalam lingkungan bisnis yang tidak

pasti.

3. Task process, lebih mengarah kepada tata cara pendekatan untuk

menyelesaikan suatu kegiatan atau pekerjaan.

Peran Entrepreneur dalam Perekonomian

Seorang entrepreneur harus memiliki peran terhadap suatu perekonomian,

seperti kita ketahui pelaku ekonomi suatu negara ada beberapa pelaku, antara lain

adalah Badan Usaha Milik Negara (state owned enterprises), sektor swasta (private

sectors), penanaman modal asing dan koperasi. Sering dilupakan adalah peran

entrepreneur dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Di negara-negara maju

21

peran entrepreneur lebih besar dari peran sektor lainnya terhadap pertumbuhan dan

perkembangan perekonomian suatu negara. Menurut Hisrich dan Wickham, ada

beberapa peran entrepreneur dalam perekonomian , antara lain adalah:

1. Product evolution process, artinya suatu proses yang dilakukan oleh seorang

entrepreneur untuk menciptakan dan mengembangkan inovasi suatu produk

atau jasa kepada konsumen, sehingga konsumen mendapatkan value dari

inovasi yang dihasilkan tersebut.

2. Iterative synthesis, artinya entrepreneur berupaya untuk mengembangkan suatu

produk baru yang sesuai dengan kebutuhan, keinginan dan permintaan dari

konsumen.

3. Ordinary Innovations, artinya keberhasilan entrepreneur untuk mengembangkan

suatu produk baru dengan sedikit perubahan teknologi di dalamnya.

4. Technological innovations, artinya keberhasilan entrepreneur untuk

mengembangkan suatu produk baru dengan perubahan teknologi yang radikal di

dalamnya.

5. Breakthrough innovations, artinya keberhasilan entrepreneur untuk

mengembangkan suatu produk baru dengan cara menggabungkan berbagai

macam teknologi di dalamnya.

6. Combination of economic factors, artinya kemampuan seorang entrepreneur

untuk melakukan kombinasi faktor-faktor ekonomi, berupa bahan baku (raw

material), kebutuhan modal, kebutuhan akan tenaga kerja serta aspek-aspek

entrepreneurship.

7. Providing market efficiency, artinya seorang entrepreneur harus melakukan

efektifitas dalam pengelolaan sumberdaya yang dimilikinya, jika sumberdaya

yang dikelola efektif maka akan tercapai efisiensi. Akibat dari efisiensi tersebut

produk atau jasa yang dihasilkan akan memiliki daya saing di pasar.

8. Accepting riks, artinya seorang entrepreneur dapat melakukan optimalisasi

usaha di tengah kondisi yang tidak pasti.

9. Maximising investors’ return, artinya entrepreneur harus dapat memberikan

kepuasan baik berupa financial dan non financial kepada stakeholdernya.

22

10. Processing of market information, artinya entrepreneur harus dapat

mengumpulkan informasi-informasi yang ada di pasar, artinya informasi tersebut

sangat dibutuhkan untuk mengambil keputusan bisnis.

Etika dan Tanggung Jawab Sosial Entrepreneur

Hidup merupakan suatu proses yang harus dijalani oleh setiap manusia, seorang

entrepreneur harus berani mengambil setiap risiko dari aktifitas bisnis yang

dijalankannya. Produk atau jasa yang ditawarkan ke pasar oleh seorang entrepreneur

harus disesuaikan dengan kebutuhan pasar saat ini, dan dibutuhkan kekuatan yang

besar untuk dapat memenangkan persaingan yang sangat kompleks dan kompetitif

seperti saat ini. Ketidakpastian situasi membuat entrepreneur mengalami stres dalam

dirinya, untuk menghindari stres tersebut maka ia harus melakukan strategi dalam

menjalankan kegiatan bisnisnya. Dalam melakukan kegiatan bisnisnya, seorang

entrepreneur juga harus memperhatikan masalah etika bisnis, Hisrich mendefinisikan

bahwa yang dimaksud dengan business ethics is the study of behavior and morals in a

business situation. Jadi etika menyangkut masalah-masalah perilaku yang harus

dihormati dan dipatuhi oleh seorang entrepreneur dalam menjalankan bisnisnya.

Seorang entrepreneur juga harus memiliki tanggung jawab sosial terhadap

lingkungannya, yang lebih kita kenal saat ini dengan istilah corporate social

responsibility.

Masa Depan Entrepreneurship

Masa depan entrepreneurship seperti yang telah disebutkan dalam berbagai

textbook sangat cerah dan menjanjikan, karena kita hidup saat ini dalam era

entrepreneurship. Saat entrepreneurship ini menjadi berita hangat dalam berbagai

media dan juga dipelajari pada perguruan tinggi serta banyak dilakukan riset mengenai

entrepreneurship. Oleh sebab itu mata ajar ini sangat potensial untuk dipahami semua

orang yang kemungkinan besar dapat merubah paradigma dan sudut pandang

seseorang dan memperbaiki kualitas hidupnya menjadi lebih baik.

23

Daftar Referensi:

Bob Weinstein, “Success Secret, “Business Start-Ups, August 1995, p.47

Bridget Gonzales, The Spirit of Entrepreneurship Thriving amongst Minority Group,

(Washington, DC: Minority Business Development Agency, U.S Department of

Commerce, July 28, 2005), p.1.

Erskine Bowles, “Training Ground, “Entrepreneur, March 1994, P.168.

Evan T. Robbins, “E Is For Entrepreneurship,”Syllabus November 2002, p.24

Philip A. Wickham, “Strategic Entrepreneurship” : A Decision-Making Approach to New

Venture Creation and Management, Second Edition, Prentice Hall, 2001.

Robert Huber, “Failure: The Seven Mistakes Entrepreneurs Make and How to Avoid

Them,”Success, March 1998, p. 60; “The Triangle, Integrity Publishing Company.

Robert D. Hisrich, Michael P. Peters and Dean A. Sheperd, “ Entrepreneurship”,

Seventh Edition, McGraw Hill International Edition, 2008.

Small Business by the number (Washington , DC: NFIB Education Foundation, 2003),

p.21.

24

BAB – 2

ENTREPRENEURIAL PROSES

Tujuan Bab Ini:

23. Memahami entrepreneurial proses;

24. Memahami aspek dari entrepreneurial proses;

25. Memahami penekanan dalam entrepreneurial proses;

26. Memahami managerial vs entrepreneurial decision making;

27. Memahami karakteristik dan latar belakang entrepneur;

28. Memahami perbedaan antara entrepreneur. laki-laki dan wanita

Entrepreneurial Proses

Seorang entrepreneur harus melalui suatu proses untuk mendapatkan

pemahaman, pengetahuan serta pengalaman dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.

Entrepreneurial proses yang harus dilalui oleh seorang entrepreneur dengan

memadukan atau mengkombinasikan peluang, sumberdaya serta organisasi tempat

entrepreneur melakukan kegiatan bisnisnya atau organisasi bisnis yang dimilikinya.

Proses untuk membuat suatu bisnis baru (creating a new venture) bukanlah merupakan

suatu hal yang mudah, begitu banyak kendala yang harus dihadapi oleh seorang

entrepreneur. Seorang entrepreneur harus melakukan identifikasi, evaluasi dan

mengembangkan peluang tersebut dengan sebaik-baiknya. Terdapat banyak

permasalahan yang menghambat keberhasilan seorang entrepreneur, hambatan yang

paling banyak terjadi dalam diri seorang entrepreneur adalah takut akan kegagalan dan

mereka selalu berpikir berapa banyak dana yang telah diinvestasikan dalam bisnis

tersebut.

Hisrich (2008: 9) dalam bukunya menjelaskan ada empat langkah dalam

entrepreneurial proses yang harus dilalui oleh seorang entrepreneur, yaitu: (1).

Identification and evaluate the opportunity; (2). Development of the business plan; (3).

25

Determination of the resources required; (4). Manage the enterprise. Adapun

penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Identification and evaluate the opportunity, pada tahap ini sangat sulit sekali bagi

seorang entrepreneur untuk melakukan identifikasi dan mengevaluasi peluang,

karena tidak semua orang dapat melihat dan memahami peluang tersebut.

Sebenarnya peluang tersebut berada di sekitar kita, yang terpenting kita harus

jeli melihat peluang tersebut dengan baik. Sumber yang paling potensial untuk

mendapatkan peluang adalah dengan cara mengamati perilaku konsumen,

karena antara satu konsumen dengan yang lainnya memiliki perilaku yang

berbeda-beda dalam hal mengkonsumsi suatu produk atau jasa. Sumber lainnya

mungkin saja distributor, pesaing atau yang lainnya.

2. Development of the business plan, perencanaan bisnis yang baik harus

dikembangkan jika seorang entrepreneur sudah memiliki peluang dan yakin akan

keberhasilan peluang yang telah dimilikinya tersebut. Perencanaan bisnis yang

baik harus ditetapkan oleh entrepreneur karena berhubungan dengan kebutuhan

akan sumberdaya guna mengimplementasikan peluang tersebut. Tanpa

perencanaan bisnis yang baik seorang entrepreneur akan kehilangan arah dalam

menentukan tujuan bisnisnya.

3. Determination of the resources required, menentukan kebutuhan akan

sumberdaya merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan,

karena hal ini berhubungan dengan anggaran yang dimiliki oleh entrepreneur.

4. Manage the enterprise, setelah semuanya ditetapkan, maka langkah selajutnya

adalah bagaimana mengelola suatu kegiatan bisnis dengan baik. Hal ini

menyenagkut gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang entrepreneur, dan

seorang entrepreneur harus menentukan kunci suksesnya. Pengawasan akan

penggunaan sumberdaya harus baik, jika terjadi kegagalan maka akan dengan

mudah untuk melakukan identifikasi kegagalan tersebut dan dicari pemecahan

masalahnya.

26

Aspek Dari Entrepreneurial Proses

Dari penjelasan di atas mengenai entrepreneurial proses, maka yang harus kita

perhatikan adalah penekanan pada proses yang harus dilalui oleh seorang

entrepreneur. Dengan menjalankan suatu proses yang benar, otomatis seorang

entrepreneur sudah melakukan sesuatu yang benar walaupun banyak hambatannya.

Dalam menjalankan entrepreneurial proses tersebut seorang entrepreneur harus dapat

memanfaatkan peluang dengan sebaik-baiknya yang disesuaikan dengan kemampuan,

sumberdaya serta kebutuhan akan produk atau jasa di pasar. Adapun aspek dari

entrepreneurial proses dapat kita lihat pada tabel berikut ini yang dikemukakan oleh

Hisrich dan Peters.

Tabel 2.1. Apek dari Entrepreneurial Proses

Identify and Evaluate the opportunity

Develop Business Plan

Resources Required

Manage the Enterprise

Opportunity assesment

Title page

Determined resources needed

Develop management style

Creation and length of opportunity

Table of contents

Determined existing resources

Undertsand key variables of success

Real and perceived value of opportunity

Executive summary

Identify resources gaps and available suppliers

Identify problems and otential problems

Risk and return of opportunity

Major section 1. Description of

business; 2. Description of

industry; 3. Technology

plan; 4. Marketing plan; 5. Financial plan; 6. Production

plan;

Develop access to needed resources

Implement control systems

27

7. Organization plan;

8. Operational plan;

9. Summary; 10. Appendix

Opportunity versus personal skills and goals

Developed growth strategy

Competitive environment

Sumber:Robert D. Hisrich, Michael P. Peters and Dean A. Sheperd, “

Entrepreneurship”, Seventh Edition, McGraw Hill International Edition, 2008. Hal. 11.

Penekanan Dalam Entrepreneurial Proses

Pada intinya penekanan dalam entrepreneurial proses terletak pada kemampuan

entrepreneur untuk membuat suatu perubahan (changes) dalam organisasi bisnis yang

dimilikinya, dituntut kemampuan seorang entrepreneur untuk membaca setiap

perubahan yang muncul. Proses yang harus dilalui oleh seorang entrepreneur berbeda

antara satu dengan yang lainnya, tergantung dari situasi, kondisi, jenis aktifitas bisnis

dan lingkungan yang mempengaruhinya. Entrepreneurial proses merupakan hasil dari

tindakan (action) yang dilakukan oleh entrepreneur, hal ini dapat terjadi jika

entrepreneur berupaya untuk melakukan kreatifitas guna memperoleh inovasi dari

produk atau jasa yang dihasilkan.

Entrepreneurial proses merupakan hal yang sangat dinamis dan sangat cepat

sekali berubah, keberhasilan seorang entrepreneur sangat tergantung dari

kemampuannya untuk melihat peluang dan memanfaatkannya serta melakukan inovasi

secara terus-menerus terhadap apa yang dihasilkannya. Seorang entrepreneur juga

harus dapat melihat kekuatannya untuk mengidentifikasikan peluang yang ada di pasar.

Entrepreneur juga harus dapat melihat dan mengidentifikasikan perubahan-perubahan

yang terjadi, entrepreneur harus menekankan bahwa perubahan yang terjadi dapat dan

28

mungkin untuk diikuti oleh entrepreneur tersebut, yang dapat kita lihat pada gambar

berikut ini:

Gambar 2.1 ENTREPRENEURIAL PROSES

Identification Attraction & Leadership & Management Direction Sumber : Philip A. Wickham, “Strategic Entrepreneurship” : A Decision-Making

Approach to New Venture Creation and Management, Second Edition, Prentice Hall, 2001. Hal. 37

Opportunity

The

Entrepreneur

Organization Resources

29

Gambar 2.2 TENSION IN THE ENTREPRENURIAL PROCESS

TENSION

Sumber : Philip A. Wickham, “Strategic Entrepreneurship” : A Decision – Making

Approach to New Venture Creation and Management, Second Edition, Prentice Hall, 2001. Hal. 35

Penekanan (tension) yang dilakukan oleh entrepreneur pada gambar di atas

menunjukkan bahwa ada tiga dimensi yang mempengaruhinya, antara lain adalah the

financial, the personal dan the social.

1. Dimensi the financial, dimensi ini lebih mengarah bagaimana entrepreneur

menciptakan value bagi konsumen, dengan terciptanya value tersebut dan

efektifitas dari aktifitas bisnis yang dilakukan sehingga juga dapat tercipta daya

saing yang pada akhirnya dapat meningkatkan keuntungan.

2. Dimensi the personal, dimensi ini lebih mengarah kepada kemampuan pribadi

yang dimiliki oleh entrepreneur untuk membuat suatu perubahan.

3. Dimensi the social, entrepreneur juga harus dapat memberikan nilai tambah dan

membuat perekonomian bergairah. Jika hal ini dapat dilakukan maka akan

berdampak kepada masyarakat sehingga kesejahteraan masyarakat akan

meningkat.

Entrepreneurial Strategi

New Entry:

Menawarkan suatu produk baru kedalam suatu pasar yang sudah ada ataupun

pasar yang baru, menawarkan suatu produk yang sudah ada ke dalam suatu pasar

yang baru , ataupun menciptakan suatu organisasi bisnis yang baru.

The Actual The Possible

30

Entrepreneurial Strategy:

Suatu keputusan dan tindakan yang diambil oleh seorang entrepreneur dengan

menggunakan sumberdaya yang dimilikinya untuk memanfaatkan peluang yang ada di

pasar sesuai dengan kemampuan dan pengalaman yang dimilikinya.

Gambar 2.3

ENTREPRENEURIAL STRATEGY Stage 3: Feedback loop of resources Stage 1: New entry generation Stage 2: New entry exploitation Sumber : Philip A. Wickham, “Strategic Entrepreneurship” : A Decision – Making

Approach to New Venture Creation and Management, Second Edition, Prentice Hall, 2001. Hal. 463

Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa seorang entrepreneur harus memiliki

pengetahuan serta pengalaman yang cukup untuk dapat melihat suatu peluang yang

ada di pasar, hal ini juga harus disertai dengan sumberdaya yang dimilikinya. Setelah

itu entrepreneur harus dapat menciptakan keunggulan bersaing yang berkelanjutan

agar dapat bertahan di pasar dngan persingan yang sangat kompetitif.

Managerial Versus Entrepreneurial Decision Making

Terdapat perbedaan yang signifikan mengenai pengambilan keputusan antara

seorang entrepreneur dengan yang bukan entrepreneur, Howard Stevenson, Profesor

Knowledge Entry

Strategy

Firm

Perfromance

Risk Reduction Stragey

Assesment of

New Entry

Resources Bundls

Organization Other Resources

31

dari Harvard University mengatakan bahwa, entrepreneur memiliki perbedaan gaya

manajemen dalam mengelola suatu organisasi bisnis dari yang kebanyakan atau

secara tradisional. Entrepreneurial manajemen memiliki perbedaan dengan yang bukan

dalam delapan dimensi, yaitu: (1). Orientasi stratejik; (2). Komitmen terhadap peluang;

(3). Komitmen terhadap sumberdaya; (4). Pengawasan terhadap sumberdaya; (5).

Struktur manajemen; (6). Filosofi balas jasa; (7). Orientasi pertumbuhan; (8). Budaya

entrepreneurial.

Tabel 2.2. Perbedaan Antara Entrepreneurial Manajemen dan Tradisional

Manajemen

Entrepreneurial Focus Conceptual Dimension Administrative Focus

Driven by perception of opportunity

Strategic orientation Driven by controlled resources

Revolutionary with short duration

Commitment to opportunity

Evolutionary with long duration

Many stages with minimal exposure

Commitment to resources A single stage with complete commitmnet out of decision

Episodic use or rent of required resources

Control of resources Ownership or employment of required resources

Flat with multiple informal networks

Management structure Hierarchy

Based on value creation Reward philosophy Based on responsibility and seniority

Rapid growth is top priority: risk accepted to achieve growth

Growth orientation Safe, slow and steady

Promoting broad serch for opportunities

Entrepreneurial culture Opportunity search restricted by controlled resourcs; failure punished

Sumber: T Brown, P. Davidson, and J. Wiklund, “An Operationalization of Stevenson‟s Conceptulization of Entrepreneurship as Opportunity – Based Firm behaviour, “Strategic Management Journal“ 22 (2001), p. 955

32

Karakteristik dan Latar Belakang Seorang Entrepreneur

Banyak hal yang menjadi latar belakang seseorang untuk menjadi seorang

entrepreneur, sangat sulit sekali untuk membentuk kepribadian yang tangguh bagi

seorang entrepreneur, karena faktor terbesar yang menjadi penghalang adalah ada

dalam diri individu tersebut, yaitu rasa takut, malas, tidak ingin berkompetisi, dll.

Seorang entrepreneur adalah juga seorang yang dapat melihat peluang, dan tidak

semua orang dapat melihat peluang tersebut dengan jelas, apalagi

mengimplementasikannya dalam dunia nyata. Oleh sebab itu ada beberapa hal yang

menjadi karakteristik dan latar belakang seseorang untuk menjadi entrepreneur

menurut Hisrich (2008: 60), antara lain:

1. Tingkat pendidikan, sangat mempengaruhi pola pikir yang dimiliki oleh

seseorang. Dengan pendidikan seseorang dapat berpikir dengan melihat dari

berbagai sudut pandang dan dapat membantu memecahkan masalah yang

menjadi hambatan seorang entrepreneur untk menjalankan bisnisnya. Jadi disini

tingkat pendidikan sangat membantu seseorang untuk memandang sesuatu

dengan lebih teliti, tajam dan terarah.

2. Nilai pribadi, karena nilai-nilai pribadi yang sangat sulit diukur sehingga

seseorang memutuskan dirinya untuk menjadi seorang entrepreneur. Oleh sebab

itu pertimbangan personal values ini sangat subjektif dan sangat sulit sekali

diukur.

3. Faktor umur merupakan sesuatu hal yang sangat menentukan seseorang untuk

menjadi seorang entrepreneur, dalam beberapa literatur dikatakan bahwa

seorang menjadi entrepreneur dimulai pada umur 25 sampai dengan 30 tahun.

Tetapi menurut hemat saya tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu,

lebih baik memulai sesuatu yang kecil dari pada tidak memulai sama sekali.

4. Pengalaman kerja di masa lalu sangat mempengaruhi seseorang untuk menjadi

seorang entrepreneur. Dengan pengalaman yang dimilikinya berarti dia sudah

memiliki modal berupa pengetahuan, pengalaman serta pembelajaran yang

sangat berguna bagi bisnis yang akan dijalankannya.

33

Role Models dan Support System Entrepreneur

Salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menjadi entrepreneur

adalah role models, adapun yang dimaksud dengan role model disini adalah individu

yang mempengaruhi sikap, perilaku dan tindakan yang dilakukan oleh seseorang

entrepreneur. Yang dapat menjadi role models disini bisa saja orang tua, artis, guru,

pengusaha, politikus, dll. Selama menjalankan bisnisnya seorang entrepreneur juga

membutuhkan seorang mentor yang menjadi support system bagi bisnis yang

dijalankannya. Support system disini adalah seseorang yang membimbing,

mengarahkan serta memberikan petunjuk bagi seorang entrepreneur yang baru

menjalankan kegiatan bisnisnya. Support system ini dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu:

1. Moral support system, yaitu seseorang yang memberikan motivasi serta

dorongan psikologis kepada seorang entrepreneur dalam menjalankan kegiatan

bisnisnya;

2. Professional support system, yaitu seseorang yang secara profesional

membantu seorang entrepreneur untuk menjalankan kegiatan bisnisnya.

Pebedaan antara Entrepreneur Laki-Laki dan Wanita

Terdapat pebedaan yang nyata antara entrepreneur laki-laki dan wanita,

terutama dalam bidang usaha, pengambilan keputusan serta gaya kepemimpinan.

Tetapi juga ada kesamaan antara entrepreneur laki-laki dan wanita, yaitu pada titik tolak

langkah awal seseorang tersebut memutuskan untuk menjadi seorang entrepreneur

yang disebut dengan istilah departure points. Kesamaan titik tolak tersebut adalah

mereka antara entrepreneur laki-laki dan wanita memiliki kesamaan pengalaman kerja

pada bidang masing-masing, frustrasi di tempat kerja, tidak memiliki karir yang jelas di

tempat kerja, dll.

34

Tabel 2.3. Perbedaan Antara Entrepreneur Laki-Laki dan Wanita

Karakteristik

Entrepreneur Laki-Laki Entrepreneur Wanita

Motivation Kebebasan untuk berusaha tanpa tekanan dari siapapun

Kebebasan untuk berusaha tanpa tekanan dari siapapun

Departure Points Tidak puas di tempat kerja sebelumnya

Frustrasi kerja

Sources of Fund Modal pribadi, pinjaman bank

Modal pribadi, pinjaman bank

Occupational Background

Pengalaman kerja sebelumnya

Pengalaman kerja sebelumnya

Personality Characteristic

Inovative, goal oriented, persuasive

Creative, flexible, realistic, goal oriented

Background

Mulai umur 25 – 35 Mulai umur 35 – 45

Support Groups Teman dan para profesional Teman dekat, keluarga, pasangan hidup

Type of Business Started

Manufacturing, konstruksi, jasa, retail, dll

Jasa, pendidikan, retail, dlll

Sumber: Robert D. Hisrich, Michael P. Peters and Dean A. Sheperd, “

Entrepreneurship”, Seventh Edition, McGraw Hill International Edition, 2008. Hal. 25.

Daftar Referensi:

Alexander Gilles, CFA and Reuben Mondejar, Ph.D, “Guide to Entrepreneurship”,

Sinag-Tala Publisher, Manila, 2008.

John Wiley & Sons, Inc, “The Entrepreneur Magazine Small Business Advisor”,

Copyright @ 1995 by Entrepreneur Media, Inc.

Philip A. Wickham, “Strategic Entrepreneurship” : A Decision-Making Approach to New

Venture Creation and Management, Second Edition, Prentice Hall, 2001.

Raymond W.Y. Kao and Tan Wee Liang, “Entrepreneurship and Enterprise

Development in Asia, Prentice Hall, Singapore, 2001

35

Robert D. Hisrich, Michael P. Peters and Dean A. Sheperd, “ Entrepreneurship”,

Seventh Edition, McGraw Hill International Edition, 2008.

36

BAB – 3

PROSES KREATIFITAS

Tujuan Bab Ini:

29. Pendahuluan;

30. Memahami bagaimana meningkatkan kreatifitas;

31. Memahami proses kreatifitas;

32. Memahami teknik untuk mengembangkan proses kreatifitas;

33. Memahami perlindungan terhadap ide.

Pendahuluan

Kreatifitas dalam entrepreneurship adalah kemampuan untuk mengembangkan

ide-ide baru dan menemukan suatu cara baru dengan memecahkan masalah dalam

rangka memanfaatkan peluang yang ada. Levitt dari Harvard mengatakan bahwa

kreatifitas adalah menciptakan sesuatu yang baru dan inovasi adalah hasil dari sesuatu

yang baru. Singkatnya, entrepreneur sukses dengan menciptakan dan melakukan

sesuatu yang baru atau sesuatu yang lama dengan cara yang baru. Hanya memiliki ide

bagus yang baru tidaklah cukup, tetapi mengubah ide tersebut menjadi produk dan jasa

yang nyata atau usaha bisnis adalah langkah selanjutnya yang perlu dilakukan. Drucker

mengatakan bahwa inovasi adalah instrumen spesifik dari entrepreneurship,

maksudnya mereka memanfaatkan perubahan sebagai peluang untuk suatu bisnis

yang berbeda atau jasa yang berbeda.

Entrepreneurship merupakan hasil dari suatu proses yang terkontrol dan

sistematis, dalam menerapkan kreatifitas yang diperlukan serta dapat memanfaatkan

peluang di pasar. Hal ini melibatkan penerapan strategi yang difokuskan pada ide-ide

baru dan pengetahuan baru yang lebih dalam untuk menciptakan suatu produk dan jasa

yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan atau mengatasi permasalahan pelanggan.

Entrepreneur adalah orang yang menghubungkan kreatifitasnya dengan tindakan dan

struktur dari suatu bisnis. Entrepreneur yang sukses adalah yang memiliki proses

konstan dengan mengandalkan pada kreatifitas, inovasi, dan aplikasinya di pasar.

37

Kreatifitas merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang entrepreneur

untuk menciptakan sesuatu produk atau jasa yang baru untuk diluncurkan di pasar.

Produk atau jasa yang diluncurkan di pasar harus sesuai dengan Need, Want dan

Demand dari konsumen tersebut. Oleh sebab itu ada beberapa sumber-sumber ide

bagi seorang entrepreneur untuk meciptakan suatu produk yang baru, antara lain:

1. Setiap produk atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen pasti memiliki

kelebihan dan kekurangan di mata konsumen. Konsumen juga dapat

memberikan suatu input atau masukan bagi pengembangan suatu produk baru

yang akan diluncurkan di pasar, karena konsumen yang akan menggunakan

produk atau jasa tersebut, sehingga konsumen merupakan sumber inspirasi

uintuk mengembangkan suatu produk.

2. Produk atau jasa yang sudah ada dengan kreatifitas yang dimiliki oleh

entrepreneur dapat ditambah lagi nilai gunanya, oleh sebab itu sumber ide untuk

menciptakan suatu produk atau jasa baru dapat juga dari produk yang sudah ada

dengan menambahkan nilai gunanya bagi konsumen.

3. Jalur distribusi juga dapat memberikan masukan atau input bagi penciptaan

suatu produk atau jasa baru oleh entrepreneur, karena itu harus didengarkan

saran dan masukan dari jalur distribusi bagi pengembangan suatu produk baru.

4. Pemerintah juga menetapkan kebijakan-kebijakan bagi dunia bisnis, oleh sebab

itu di setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah diharapkan selalu

meningkatkan iklim dunia bisnis yang mengarah kepada upaya pesaingan yang

sehat dan kompetitif.

5. Setiap perusahaan diharapkan memiliki lembaga riset dan pengembangan, oleh

sebab itu lembaga riset ini harus difokuskan untuk memiliki kegiatan-kegiatan

yang diarahkan bagi penciptaan suatu produk atau jasa yang berguna bagi

konsumen.

Entrepreneur harus selalu siap terhadap asumsi dan perspektif tradisional sekitar

karena hal inilah yang menjadi pembunuh kreatifitas. Misalnya batasan mental yang

dibangun oleh diri sendiri dan paradigma lain dimana orang cenderung dari waktu ke

waktu menyingkirkan kreatifitas. Paradigma adalah pertimbangan ide tentang dunia

38

harusnya seperti apa, sesuatu harusnya seperti apa, dan bagaimana seharusnya

beroperasi. Ide ini membuat pikiran kita terpaku sehingga menjadi blok penghalang

untuk berpikir kreatif, meskipun ide tersebut sudah ketinggalan jaman, usang dan tidak

relevan lagi. Singkatnya hal tersebut menjadi jalan buntu bagi kreatifitas. Berdasarkan

riset, pengoperasian otak manusia menunjukkan bahwa masing-masing belahan otak

tersebut memproses informasi secara berbeda dan salah satu belahan otak cenderung

lebih dominan dibandingkan belahan otak lainnya.

Otak manusia berkembang asimetris, dan setiap belahan cenderung

mengkhususkan pada fungsi tertentu. Otak sebelah kiri dipandu secara linear,

pemikiran vertikal, sedangkan otak sebelah kanan bersandar pada pemikiran yang

senantiasa berubah dengan cepat, pemikiran lateral yaitu mempertimbangkan masalah

dari semua sisi dan melihat dari masalah yang berbeda. Otak sebelah kiri menangani

bahasa, logis, simbol dan otak sebelah kanan bertanggung jawab atas emosi, intuisi,

dan fungsi hubungan. Otak sebelah kiri memproses informasi secara tahap demi tahap,

tetapi otak sebelah kanan memprosesnya secara intuisi. Otak kiri, pemikiran vertikal

hampir difokuskan dan sistematik, cara bekerja secara logis dari satu titik ke titik

berikutnya. Otak kanan, pemikiran lateral, di sisi lain terkadang di luar kebiasaan, tidak

sistematik, dan tidak terstruktur, lebih mirip kaleidoskop yang berputar di sekitar pola

satu ke pola lain. Otak kanan dikendalikan, pemikiran lateral berada di pusat proses

paling kreatif

Meskipun masing-masing belahan otak memiliki dominasi pada fungsi khusus,

keduanya bekerja sama, dengan masing-masing belahan memberikan kontribusi sesuai

kemampuan khususnya untuk menyelesaikan tugas dengan baik disesuaikan dengan

cara mengolah informasi. Terkadang, kedua belahan tersebut bersaing satu sama lain,

atau salah satu akan memilih untuk tidak berpartisipasi. Beberapa riset mengatakan

bahwa setiap belahan memiliki kapasitas untuk menyimpan informasi dari yang lain.

Hasilnya, karakteristik paling penting dari fenomena otak yang terbagi ini adalah bahwa

individu dapat belajar untuk mengendalikan otak sebelah mana yang dominan

tergantung dari situasi yang dialaminya. Dengan kata lain, orang dapat belajar untuk

mengurangi belahan otak kiri yang dominan yaitu fokus pada hal logis dan pemikiran

linear) dan meningkatkan belahan otak kanan yang dominan yaitu fokus pada intuisi

39

dan pemikiran yang tidak terstruktur, saat situasi membutuhkan kreatifitas. Kesuksesan

entrepreneur tergantung pada cara berpikir otak kanan dan kiri. Identifikasi 9 kunci

mental yang membatasi kreatifitas individu :

1. Mencari satu jawaban yang benar, menanamkan secara mendalam pada

sistem pendidikan suatu asumsi bahwa terdapat satu jawaban benar untuk

suatu masalah. Kenyataannya, banyak masalah yang rancu. Tergantung

pada pertanyaan yang ditanyakan biasanya ada beberapa jawaban benar.

2. Fokus pada hal logis, logis adalah bagian yang berharga dari proses

kreatifitas, terutama saat ide dievaluasi dan diimplementasikan.

Bagaimanapun, di tahap awal proses imajinatif dapat membatasi kreatifitas.

Terlalu fokus pada usaha yang logis bisa membuat tidak yakin terhadap

pemakaian salah satu ciptaan pikiran yang logis yaitu intuisi.

3. Konstan menjadi praktis, membayangkan jawaban yang tidak berguna dari

pertanyaan ”akibatnya bagaimana jika” dapat menjadi pijakan yang tangguh

bagi ide yang kreatif. Menunda cara praktis untuk sesaat berpikir dan

mempertimbangkan solusi kreatif yang sebaliknya tidak akan timbul.

4. Bermain secara acak, kebiasaan bermain adalah suatu dasar untuk berpikir

kreatif. Perhatikan anak-anak bermain dan akan kita lihat mereka

menemukan permainan baru, membuat jalan baru dengan melihat hal-hal

yang sudah lewat, dan belajar apa yang berguna dan tidak berguna dalam

permainannya. Entrepreneurdapat meraih keuntungan dari permainan yang

sama dengan yang dimainkan oleh anak-anak. Mereka bisa belajar untuk

menemukan jalan baru dan mengetahui apa yang berguna dan tidak

berguna. Hasil kreatifitas saat entrepreneur menggunakan apa yang telah

mereka pelajari saat bermain, mengevaluasi, memperkuatnya dengan

pengetahuan lain, serta memanfaatkannya untuk latihan.

5. Terlalu spesialisasi mendefinisikan suatu masalah sebagai salah satu dari

pemasaran atau produksi atau beberapa bidang lain dari kekhususan

membatasi kemampuan untuk melihat bagaimana hal itu bisa dihubungkan

dengan hal lain. Pemikir yang kreatif bertindak sebagai ”penjelajah” mencari

ide dari luar area spesialisasinya.

40

6. Menghindari ambiguitas, hal ini bisa menjadi stimulus pendukung kreatifitas,

hal tersebut meyakinkan kita untuk memikirkan sesuatu yang berbeda.

Terlalu terperinci dalam situasi imajinatif cenderung akan menahan

kreatifitas. Ambiguitas, memungkinkan kita untuk mempertimbangkan

setidaknya ada dua hal yang berbeda, seringkali bertentangan dengan

maksud pada waktu yang sama, yaitu jalur langsung menuju kreatifitas.

Situasi ambigu memaksa kita untuk berpikir memperluas melewati batas

normal dan untuk mempertimbangkan dengan menganggap pilihan kreatifitas

kita yang sebaliknya diabaikan.

7. Takut salah dan gagal, orang yang kreatif menyadari bahwa mencoba

sesuatu yang baru memiliki kemungkinan gagal, meskipun begitu mereka

tidak melihat kegagalan sebagai akhir. Itu memberikan pembelajaran

pengalaman cara meraih sukses. Kegagalan adalah bagian yang penting

dalam proses kreatif, itu mengisyaratkan agar entrepreneur mengubah

tindakannya.

8. Menyakini bahwa dirinya tidak kreatif, beberapa orang membatasi dirinya

dengan percaya bahwa kreatifitas hanya dimiliki oleh Einsteins, Beethovens,

& Da Vinci. Banyak orang meyakini dirinya jenius, pengkhayal, dan penemu

sebenarnya tidak pintar dan tidak memiliki kemampuan kreatif yang dibawa

sejak lahir dibandingkan dengan kebanyakan orang; meskipun begitu mereka

harus belajar bagaimana berpikir dengan kreatif dan dengan gigih terus

mencoba sampai meraih kesuksesan.

Bagaimana Meningkatkan Kreatifitas

Kreatifitas tidak begitu saja terjadi di organisasi, entrepreneur harus membuat

lingkungan yang penuh dengan kreatifitas untuk dirinya sendiri dan karyawannya. Ide

baru adalah ciptaan yang sulit, tapi kultur perusahaan yang benar dapat meyakinkan

orang untuk membangun dan memperkuatnya. Entrepreneur dapat menstimulasi

kreatifitasnya sendiri dan mendorong ke karyawannya dengan mengikuti saran berikut

yang disusun untuk membuat kultur dari inovasi :

41

1. Kreatifitas termasuk nilai inti perusahaan, entrepreneur harus memiliki tanggung

jawab untuk membuat kultur inovasi di perusahaannya, serta menentukan ciri

kreatif dari organisasi dimulai dengan pernyataan misi perusahaan. Entrepreneur

harus memasukkan kreatifitas dan inovasi ke misi perusahaannya dan

memperkokoh komitmennya dalam komunikasi internal. Jika kreatifitas dan

inovasi vital bagi kesuksesan perusahaan, sudah seharusnya menjadi bagian

dari proses penilaian performa.

2. Mencakup keanekaragaman, salah satu cara terbaik untuk memperkuat kultur

kreatifitas yaitu dengan mempekerjakan berbagai karyawan. Saat orang mampu

mengatasi masalah atau timbulnya ide, mereka melakukannya di dalam

kerangka pengalamannya sendiri. Mempekerjakan orang dari latar belakang

pendidikan, pengalaman, kultur, hobi, dan minat yang berbeda memberikan

perusahaan input yang penting yang diperlukan untuk kreatifitas. Entrepreneur

yang cerdas meningkatkan kreatifitas organisasi dengan mempekerjakan orang

yang berbeda dengan dirinya.

3. Mengharapkan kreatifitas, entrepreneur cenderung naik atau turun ke level yang

diharapkan dari entrepreneur. Salah satu cara terbaik untuk berkomunikasi

dengan harapan akan kreatifitas adalah dengan memberikan kesempatan

kepada karyawan untuk kreatif. Setiap orang berhak mengungkapkan masalah

atau pendapatnya yang dituliskan pada kertas berwarna terang dan

meletakannya di papan. Karyawan lain diundang untuk membagi ide dan saran

dengan menuliskannya di kertas putih dan ditempel di sekitar masalah.

4. Mengharapkan dan mentoleransi kegagalan, Ide kreatif akan menghasilkan

kegagalan sebanyak kesuksesan. Orang yang tidak pernah gagal tidak akan

menjadi kreatif. Kreatifitas membutuhkan kesempatan, dan manajer harus

menghilangkan ketakutan akan kegagalan dari karyawannya. Cara yang pasti

yaitu dengan tidak menghukum karyawan yang mencoba sesuatu yang baru dan

gagal.

5. Mendorong keingintahuan, entrepreneur dan karyawannya sering kali bertanya

”bagaimana jika?”. Dengan melakukan hal tersebut maka mereka telah

menghilangkan asumsi yang membatasi kreatifitas.

42

6. Menciptakan perubahan pemandangan pada waktu tertentu, lingkungan fisik

dimana orang bekerja memberikan dampak pada tingkatan kreatifitasnya. Lokasi

dengan cahaya alami, tempat dimana tim pekerja bisa jauh sejenak dari tekanan

kantor dan merasa santai serta membiarkan kreatifitasnya mengalir dengan

bebas. Meskipun area terbuka tidaklah praktis, entrepreneur dapat menstimulasi

kreatifitas dengan memulai rapat dengan beberapa tipe yang singkat, latihan

yang didesain menarik untuk mendorong partisipan berpikir kreatif.

7. Menganggap masalah sebagai kesempatan, setiap masalah memberikan

kesempatan untuk inovasi. Entrepreneur yang membiarkan karyawannya

membuang semua permasalahannya untuk diselesaikan dengan

mengembangkan kreatifitas yang dimiliki.

8. Memberikan pelatihan kreatifitas, hampir setiap orang memiliki kapasitas untuk

menjadi kreatif, akan tetapi mengembangkan kapasitas tersebut membutuhkan

pelatihan. Pelatihan melengkapi teori di buku, seminar, workshop, dan rapat

profesional bisa membantu orang belajar meningkatkan kapasitas kreatifitasnya.

9. Memberikan dukungan, entrepreneur harus memberi karyawannya alat dan

sumber yang dibutuhkan untuk menjadi kreatif. Salah satu sumber yang

dibutuhkan adalah waktu. Entrepreneur harus mengingat bahwa kreatifitas

termasuk tahap bekerja, dan memberikan waktu pada karyawan untuk berangan-

angan merupakan salah satu bagian yang penting dari proses kreatif.

10. Mengembangkan prosedur untuk menghasilkan ide, pekerja di setiap organisasi

memiliki ide kreatif, meskipun begitu tidak setiap organisasi siap untuk

menampung ide-ide tersebut. Hasil yang tidak diharapkan adalah ide tersebut

melangkahi perusahaan atau membuat kehidupan orang yang sederhana

menjadi hilang. Tanpa pendekatan struktur untuk menampung konsep kreatif

karyawan, bisnis akan kehilangan kesempatan. Entrepreneur yang pintar akan

menetapkan proses yang dirancang untuk menampung kreatifitas karyawan.

11. Berkomunikasi dengan pelanggan, perusahaan yang inovatif memanfaatkan

waktu untuk memperoleh pengaruh balik tentang bagaimana pelanggan

menggunakan produk dan jasa perusahaan, mendengarkan ide baru.

43

12. Mencari kegunaan produk dan jasa perusahaan di pasar lain, fokus pada

kegunaan tradisional produk dan jasa yang membatasi kreatifitas serta penjualan

perusahaan. Entrepreneur dapat menambah penjualan dengan menemukan

aplikasi baru, baik di tempat yang tidak direncanakan untuk produk dan jasanya.

13. Menghargai kreatifitas, entrepreneur dapat mendorong kreatifitas dengan

memberikan penghargaan bila tercapai. Penghargaan dari segi uang merupakan

motivator yang efektif untuk hasil yang kreatif, tapi penghargaan bukan dari segi

uang seperti pujian, pengakuan, perayaan, seringkali lebih mendorong

kreatifitas.

14. Memperlihatkan perilaku kreatif, Kreatifitas adalah menangkap sebanyak

mengajar. Perusahaan yang unggul dengan inovasi menemukan bahwa

keinginan yang besar dari kreatifitas dimulai dari atas. entrepreneur yang

memberikan contoh dari perilaku kreatif, mengambil kesempatan, dan melawan

suatu keadaan bias akan menemukan bahwa karyawannya melakukan hal yang

sama.

Entrepreneur dapat meningkatkan kreatifitasnya sendiri dengan mengikuti

beberapa teknik berikut:

1. Membiarkan dirimu menjadi kreatif, memberikan kesempatan kepada diri

sendiri untuk menjadi kreatif merupakan langkah awal untuk menetapkan

pola pemikiran kreatif.

2. Beri dirimu masukan pikiran yang baru setiap hari, untuk menjadi kreatif,

pikiran kita membutuhkan rangsangan. Melakukan sesuatu yang berbeda

setiap hari, mendengarkan siaran radio baru, jalan di taman ataupun belanja

ke pertokoan, membaca majalah yang sebelumnya tidak pernah dibaca.

3. Tinjau produk dan jasa perusahaan lain, terutama yang berada pada pasar

yang berbeda, entrepreneur yang kreatif seringkali menggunakan ide dari

perusahaan lain yang sama sekali tidak berhubungan dengan

perusahaannya.

4. Mengenali kuasa negatif dari kekeliruan, terkadang inovasi merupakan hasil

dari ketidaksengajaan, menemukan sesuatu saat mencari sesuatu yang lain,

44

dan terkadang timbul sebagai hasil dari kesalahan. Orang yang kreatif

menyadari bahwa kesalahannya akan membawa ke ide, produk dan jasa

yang baru.

5. Menyimpan rekaman pemikiran jurnal, laporan dan ide, Ide kreatif sangatlah

sayang untuk disia-siakan, jadi selalu simpan di jurnal atau direkam sesaat

setelah ide tersebut timbul.

6. Mendengarkan orang lain, tidak ada aturan bahwa kreatifitas mengatakan

idemu harus menjadi milikmu. Terkadang ide bisnis terbaik datang dari orang

lain, tapi wirausahawan yang harus bertindak bagi mereka.

7. Mendengarkan pelanggan, beberapa ide terbaik untuk produk dan jasa baru

atau aplikasi baru dari produk dan jasa yang sudah ada datang dari

perusahaan pelanggan. Wirausahawan yang memiliki waktu untuk

mendengarkan pelanggannya bahkan menerima ide mereka yang mungkin

belum pernah muncul di pikirannya sendiri.

8. Baca buku dalam rangka merangsang kreatifitas atau mengikuti kelas

kreatifitas, pemikiran kreatif merupakan teknik yang bisa dipelajari setiap

orang. Memahami dan mempelajari dasar prinsip dari kreatifitas dapat

memperbaiki kemampuan untuk mengembangkan ide yang baru dan inovatif.

9. Ambil waktu istirahat, Istirahat merupakan salah satu bagian vital dari proses

kreatifitas . Menjauhkan diri dari masalah memberikan waktu kepada pikiran

untuk membayangkannya. Seringkali pada kondisi ini, saat pikiran bawah

sadar bekerja untuk mengatasi masalah, pikiran menghasilkan banyak solusi

kreatif.

Proses Kreatifitas

Proses yang kreatif terdiri dari 7 tahap, yaitu :

1. Persiapan, tahap ini mempersiapkan pikiran untuk berpikir kreatif. Persiapan

melibatkan pendidikan formal, latihan percobaan, pengalaman bekerja, serta

menghadapi tantangan dari peluang pembelajaran yang lain. Pelatihan

memberikan dasar untuk membangun kreatifitas dan inovasi. Cara

mempersiapkan pikiranmu untuk berpikir kreatif :

45

A. Menyadari bahwa pendidikan bagi diri sendiri adalah proses yang tidak

pernah berakhir. Lihat ke setiap situasi yang dihadapi sebagai

kesempatan untuk belajar.

B. Banyak membaca dan tidak hanya di bidang kita sendiri. Banyak inovasi

datang dari ide dan konsep gabungan dari berbagai bidang di ilmu

pengetahuan, keahlian teknik, bisnis, dan seni. Membaca buku, majalah

dan laporan mencakup berbagai subyek adalah cara terbaik untuk

merangsang kreatifitas.

C. Gabungkan artikel yang membuatmu tertarik dan buatlah filenya. Dari

waktu ke waktu, kamu akan memiliki ensiklopedia yang sesuai dengan

informasi yang dapat menggambarkan ide dan inspirasi.

D. Ambil waktu untuk mendiskusikan idemu dengan orang lain, termasuk

orang yang tahu sedikit, dan orang yang ahli di bidang tersebut.

Terkadang, pertanyaan biasa yang tidak disadari membuka jalan ke

penemuan baru dan pendekatan baru untuk masalah lama.

E. Bergabung dengan profesional atau asosiasi perdagangan dan hadir di

rapatnya. Dari sana kamu akan memiliki kesempatan untuk brainstorm

dengan orang lain yang memiliki ketertarikan yang serupa. Belajar

bagaimana orang lain menyelesaikan masalah akan memberi kesegaran

bagi dirimu untuk menyelesaikan masalah.

F. Memanfaatkan waktu untuk belajar tentang negara lain beserta kulturnya;

lalu melakukan perjalanan ke sana. Ekonomi global membuka

kesempatan bisnis yang luar biasa bagi wirausaha dengan pengetahuan

yang diperlukan dan pengalaman untuk mengenal mereka.

G. Membangun keahlian mendengar. Sangatlah menakjubkan apa yang bisa

kamu pelajari jika kamu menyediakan waktu untuk mendengarkan orang

lain, terutama orang yang lebih tua dan lebih berpengalaman

H. Kurangi gangguan. Interupsi panggilan telepon, e-mails, dan kunjungan

yang bisa merusak kreatifitas. Membiarkan karyawan untuk bebas dari

interupsi lingkungan untuk meningkatkan kemampuannya menjadi lebih

kreatif.

46

2. Investigasi, tahap ini dibutuhkan untuk mengembangkan suatu pemahaman

pada masalah, situasi, dan keputusan yang ada. Untuk menghasilkan ide dan

konsep baru di bidang yang khusus, individu pertama-tama harus mempelajari

masalah dan memahami komponen dasarnya. Pemikiran kreatif datang saat

orang melakukan observasi di sekitarnya dan melakukan investigasi cara bekerja

(atau kegagalan dalam bekerja).

3. Transformasi, transformasi melibatkan pengamatan persamaan dan perbedaan

antar informasi yang terkumpul. Tahap ini membutuhkan 2 tipe pemikiran:

konvergen/kebersamaan dan divergen/perbedaan. Pemikiran konvergen adalah

kemampuan untuk melihat persamaan dan hubungan antar berbagai data dan

kejadian yang juga berbeda. Pemikiran divergen adalah kemampuan untuk

melihat perbedaan antar berbagai data dan kejadian. Bagaimana cara untuk

meningkatkan kemampuan mengubah kumpulan informasi menjadi ide yang

berguna :

A. Mengevaluasi bagian dari situasi berkali-kali, mencoba untuk memahami

lebih luas.

B. Menyusun kembali elemen-elemen dari situasi. Dengan melihat

komponen pokok persoalan dari tipe dan perspektif yang berbeda, kamu

akan bisa melihat kesamaan dan perbedaan antar mereka lebih jelas.

Penyusunan tersebut turut membantu membongkar contoh yang dikenal

serta ditutupi dengan struktur yang tidak dikenal.

C. Mencoba mengunakan synectics (istilah yang diambil dari kata Greek

”untuk mendamaikan” dan ”perbedaan”, mengambil 2 ide yang terlihat

tidak memiliki makna dan mengkombinasikan keduanya.

D. Sebelum mengunci menjadi 1 bagian yang sesuai dengan situasi, ingatlah

bahwa terkadang pendekatan bisa berhasil. Jika suatu prosedur

pendekatan mendekati titik akhir, janganlah ragu untuk pindah ke yang

lain. Mempertimbangkan beberapa pendekatan bagi masalah dan peluang

secara bersama terlihat seperti bola bowling yang menggelinding di

jalurnya, kabar baiknya adalah kemungkinan peluang memukul

47

setidaknya 1 kali strike. Mengalahkan godaan untuk menyingkirkan

kesalahan bagaimana mengatasi masalah dan peluang.

4. Inkubasi, intuisi membutuhkan waktu untuk menggambarkan informasi yang

dikumpulkan. Bagi pengobservasi tahap ini sedikit membosankan, karena

seolah-olah terlihat tidak ada yang terjadi. Faktanya, pada tahap ini, mungkin

kelihatan orang yang kreatif bermalas-malasan. Inkubasi terjadi saat individu

jauh dari masalah, seringkali sibuk dengan kegiatan yang tidak ada

hubungannya. Bagaimana cara kamu meningkatkan proses yang kreatif pada

tahap inkubasi, biarkan ide disimpan di pikiranmu :

A. Sesaat menjauh dari masalah sangatlah berguna untuk meningkatkan

kreatifitas. Melakukan sesuatu yang tidak berhubungan dengan masalah

memberikan kita kesempatan berpikir di bawah sadar untuk bekerja dalam

masalah dan peluang.

B. Ambil waktu untuk bermimpi, meskipun itu terlihat seperti kamu tidak

melakukan sesuatu, bermimpi adalah bagian yang penting dalam proses

menjadi kreatif. Itulah saat pikiranmu paling bebas dari paradigma dan

tekanan yang dibebankan ke diri sendiri dalam kreatifitas. Bebaslah untuk

membiarkan pikiranmu mengembara, dan itulah yang akan menghasilkan

solusi kreatif.

C. Bersantai dan bermain secara teratur. Terburuk yang bisa kamu lakukan

untuk kreatifitas adalah bekerja dalam masalah dan peluang secara

konstan.

D. Bermimpi tentang masalah atau kesempatan. Meskipun kamu tidak akan

mampu memberikan perintah, memikirkan tentang pokok permasalahan

sebelum tidur dapat memberikan jalan yang efektif untuk mendorong

pikiranmu bekerja saat kamu tidur, proses ini dinamakan mimpi yang

jelas.

E. Bekerja dengan masalah dan peluang di lingkungan yang berbeda,

dimana saja selain di kantor. Bawa pekerjaanmu keluar saat hari sedang

cerah dan duduk di bangku pertokoan. Perubahan lokasi/pemandangan

akan merangsang kreatifitasmu.

48

5. Iluminasi: Tahap ini terjadi pada beberapa poin selama tahap inkubasi yaitu saat

terjadi terobosan spontan yang menyebabkan penjelasan. Hal tersebut mungkin

membutuhkan waktu setelah 5 menit atau 5 tahun. Pada tahap ini, tahap-tahap

sebelumnya akan menciptakan ”faktor Eureka” hasil dari ide yang inovatif.

6. Verifikasi: Bagi entrepreneur, menyetujui ide yang akurat dan berguna termasuk

pelaksanaan percobaan, menjalankan simulasi, tes pemasaran produk dan jasa,

membuat program pilot skala kecil, membangun prototip, dan menggabungkan

berbagai desain aktivitas untuk menguji bahwa ide yang baru dapat berhasil dan

sebagai latihan implementasi. Tujuan akhir adalah untuk uji coba ide yang

inovatif pada tes yang sesungguhnya.

7. Implementasi, fokus pada tahap ini adalah untuk merubah ide pada kenyataan.

Banyak orang datang dengan ide menjanjikan produk dan jasa baru, akan tetapi

kebanyakan di luar tahap ide.

Teknik Untuk Mengembangkan Proses Kreatif

1. Brainstorming adalah proses interaksi yang dilakukan orang-orang dalam

kelompok kecil secara terstruktur untuk mencapai tujuan memproduksi sejumlah

besar roman dan ide yang imajinatif. Tujuannya adalah untuk membuka, tidak

menghalangi, membiarkan anggota kelompok tersebut mengeluarkan ide dengan

bebas. Partisipan memberi saran akan ide yang timbul tanpa mengevaluasi atau

mengkritiknya. Interaksi antar anggota kelompok, setiap ide sedikit pun tidak

memikirkan yang lain, dan perluasan ide tersebut akan menular ke seluruh

anggota. Agar sesi brainstorming berhasil, maka wirausaha harus mengikuti

petunjuk berikut :

A. Pertahankan kelompok kecil, cukup 5-8 anggota kelompok.

B. Buat kelompok terdiri dari anggota yang memiliki bermacam-macam

bakat. Termasuk orang dari berbagai latar belakang pendidikan, dan

perspektif.

C. Ranking perusahaan dan gabungan departemen tidak relevan. Setiap

anggota brainstorming memiliki posisi yang sama.

49

D. Simpan masalah yang telah dirumuskan dengan baik, jangan

mengungkapkannya sebelum waktu yang ditentukan. Partisipan akan

mendiskusikan idenya, dan mengkritisinya, serta terlibat dalam aktivitas

pembatasan aktivitas lainnya. Menyatakan masalah dalam wujud

pertanyaan ”kenapa”, ”bagaimana”, ”apa” terkadang turut membantu

E. Batas waktu sesi ini adalah 40-60 menit. Lewat dari waktu tersebut,

partisipan akan letih, dan kreatifitas akan berkurang karena brainstorming

adalah aktivitas yang membutuhkan semangat.

F. Ikuti darmawisata. Kunjungi lokasi masalah, jika memungkinkan. Riset

membuktikan bahwa tim brainstorming yang langsung ke lokasi masalah

membantu timbulnya lebih banyak ide.

G. Menunjuk seseorang (mungkin saja bukan partisipan di brainstorming)

untuk merekam. Perekam harus menulis setiap ide pada bagan atau

papan sehingga setiap orang bisa melihatnya.

H. Gunakan denah tempat duduk yang mendorong komunikasi dan interaksi

(lingkaran atau u-shaped)

I. Simpan pikiran logis. Sesi terbaik dari brainstorming adalah bermain dan

lainnya selain hal logis

J. Mendukung semua ide tim, meskipun menantang dan ekstrim.

K. Mendahulukan tujuan dari kuantitas ide dibandingkan mutu ide. Akan

banyak waktu yang tersedia nantinya untuk mengevaluasi ide-ide

tersebut.

L. Melarang evaluasi atau kritik terhadap ide selama sesi brainstorming

berlangsung.

M. Meyakinkan partisipan untuk menggunakan ”menumpang ide lain” akan

menimbulkan ide baru dari ide yang telah disarankan sebelumnya.

Beberapa solusi terbaik adalah menambahkan ide lain.

N. Berani untuk membayangkan sesuatu yang tidak beralasan. Ide kreatif

seringkali muncul ketika orang menyingkirkan pemikiran konvensional

untuk mendorong solusi yang dibuat.

50

2. Mind-Mapping adalah teknik grafis yang dapat mendorong kedua sisi otak,

secara visual menampilkan berbagai hubungan antar ide-ide, dan memperbaiki

kemampuan untuk mengatasi masalah dengan berbagai ide tersebut.

Merupakan alat lain sebagai kelanjutan dari brainstorming. Satu kekuatan mind-

mapping adalah menggambarkan cara otak bekerja yang sebenarnya. Proses

kerja mind-mapping :

A. Dimulai dengan menulis atau membuat sketsa dengan simbol gambar

masalah atau fokus area di tengah pada halaman yang kosong.

B. Tulis ide yang datang pada pikiranmu, hubungkan setiap ide dengan

gambar atau kata-kata. Gunakan kata kunci dan simbol untuk merekam

ide secara cepat. Bekerja secepat mungkin tidak lebih dari 20 menit,

lakukan yang terbaik untuk menangkap secepat mungkin ide yang

mengalir dari otakmu. Seperti di brainstorming, jangan menilai kualitas

dari ide yang muncul, tulis saja pada kertas. Letakkan ide baru di balik

yang sudah ada. Jika terlihat hubungan antara ide baru dengan ide yang

sudah ada tarik garis lurus. Jika tidak, hubungkan ide dengan simbol yang

di tengah. Kamu akan mengatur idemu setelah proses selesai.

C. Jika ide baru yang timbul semakin sedikit, berhentilah. Jangan terus

memaksakan diri

D. Biarkan pikiranmu beristirahat beberapa menit dan padukan ide di

halaman ke peta pikiran. Gunakan pensil berwarna dan tandai ide yang

berhubungan dengan tema sama atau ide kelompok menjadi kelompok

yang berhubungan. Saat kamu sedang mengatur pikiranmu, lihat ke

hubungan baru. Terkadang otak membutuhkan waktu untuk memproses

ide di peta pikiran. (Lihat kembali masa inkubasi di proses yang kreatif).

Tinggalkan dulu peta pikiran dan masalah selama beberapa menit atau

jam akan mendorong timbulnya ide baru dan hubungan baru terkait ide.

Entrepreneur membuat format untuk rencana bisnis perusahaannya

dengan peta pikiran dibandingkan menggunakan sketsa linear yang

tradisional. Saat dia selesai, dia tidak hanya tahu apa saja yang termasuk

51

dalam rencananya, tetapi dia juga memiliki gambaran yang jelas tentang

urutan dari rangkaian elemen.

3. Triz adalah metode yang didesain sistematik untuk mengatasi masalah teknik,

apapun juga sumbernya. Berbeda dengan brainstorming dan mind-mapping

yang merupakan aktivitas otak kanan, TRIZ merupakan aktivitas otak kiri, ilmiah,

berdasarkan proses tahap demi tahap dari banyak pembelajaran yang inovatif

dari berbagai bagian bumi.

4. Rapid Prototyping adalah membangkitkan ide kreatif merupakan tahap penting

dari proses memperoleh ide untuk produk dan jasa demi kesuksesan di pasar.

Meskipun begitu, wirausaha menemukan bahwa kebanyakan ide mereka tidak

berhasil, saat itulah prototipe berperan dalam proses yang kreatif. Rapid

prototyping didasarkan pada dasar pemikiran yang berubah dari ide menjadi

desain sesungguhnya, yang akan menunjukkan kekurangan dari ide awal dan

akan menjurus pada perbaikan desainnya. 3 prinsip prototip yaitu R‟s : rough,

rapid, dan right. Desain tidak perlu sempurna; kenyataannya pada tahap awal

munculnya ide, desain yang sempurna terkadang membuang-buang waktu.

Kuncinya adalah untuk membuat desain yang cukup baik untuk menentukan apa

yang berguna dan apa yang tidak berguna. Dengan melakukannya, membiarkan

pengusaha untuk mengembangkan prototip dengan cepat, semakin dekat

dengan desain masing-masing yang sukses.

Perlindungan Terhadap Ide

Saat wirausaha datang dengan ide yang inovatif terhadap produk dan jasa yang

memiliki pasar potensial, mereka akan memperhatikan apa yang seharusnya dilindungi

dari kegunaan yang tidak sah. Wirausaha harus memahami tentang hak paten, merek

dagang dan hak cipta bagi mereka.

1. Hak Paten adalah pengakuan dari lembaga paten suatu negara untuk menjadi

pencipta produk, memberi hak eksklusif untuk membuat, menggunakan dan

menjual penemuan tersebut.

2. Trademark adalah kata khusus, frase, simbol, desain, nama, logo, slogan, atau

trade dress yang perusahaan gunakan untuk mengidentifikasi keaslian dari

52

produk atau untuk membedakan dengan barang lain di pasar. Service mark

memiliki pengertian yang sama dengan trademark kecuali untuk

mengidentifikasikan dan membedakan sumber jasa bukan produk. Trade dress

adalah kombinasi yang unik antar elemen perusahaan yang digunakan untuk

membuat imej produk dan mempromosikannya. Tidak seperi hak paten dan hak

cipta yang dibatasi oleh waktu, trademark berlangsung tak terbatas sepanjang

pemilik melanjutkan untuk menggunakannya. Trademark tidak bisa

menghentikan pesaing memproduksi produk yang sama dan menjualnya dengan

nama yang berbeda

3. Copyrights adalah hak eksklusif yang dilindungi penciptanya dari pekerjaan asli

karangan seperti kesastraan, dramatis, musikal, artistik (seni, seni pahat, sastra,

software, musik, video, video games, koreografi, gambar bergerak, rekaman, dan

lainnya). Simbol internasional yaitu © menunjukkan hak cipta. Hak cipta hanya

melindungi wujud ide dinyatakan, bukan ide itu sendiri. Hak cipta dalam

pekerjaan kreatif datang dari momen pada keberadaan saat penciptan

memindahkannya ke wujud nyata.

Daftar Referensi:

Joseph Schumpeter, “The Creative Response in Economic History, “Journal of

Economics History, November 1947, pp. 149 – 159.

Larry Olmstead, “Nonstop Innovation, “Inc., July 2005, p.34

Peter Carbonara, “30 Great Small Business Ideas,” Your Company, August/Sptember

1988, pp. 32-58.

Robert D. Hisrich, Michael P. Peters and Dean A. Sheperd, “ Entrepreneurship”,

Seventh Edition, McGraw Hill International Edition, 2008.

Stephanie Barlow, “Turn it On, “Entrepreneur, May 1993, p. 52.

53

BAB – 4

PERENCANAAN & PERTUMBUHAN BISNIS

Tujuan Bab Ini:

34. Pendahuluan;

35. Memahami mengapa harus membuat business plan;

36. Memahami siapa yang harus mempersiapkan business plan

37. Memahami outline business plan;

Pendahuluan

Perencanaan bisnis merupakan suatu proses yang harus dilakukan oleh

seorang entrepreneur untuk mencapai hasil yang diinginkannya, perencanaan ini

menyangkut penggunaan sumberdaya (resources) yang digunakan oleh entrepreneur

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut. Hisrich (2008: 199), memberikan

definisi mengenai Business Plan sebagai berikut: Written documents describing all

relevant internal and external elements and strategies for starting a new venture.

Sukses dalam berbisnis tidak hanya dari ide-ide yang baru, akan tetapi membutuhkan

lebih dari itu. Saat entrepreneurs menghasilkan ide dalam berbisnis, langkah

selanjutnya adalah membuat feasibility analysis untuk menentukan apakah ide-ide yang

ada dapat dirubah menjadi bisnis yang berkelanjutan. Apabila ide-ide yang ada lulus

dari feasibility analysis, langkah selanjutnya dari entrepreneurs adalah membangun

business plan yang kokoh dengan menggunakan ide-ide yang ada. Apabila ide-ide

yang ada tidak lulus, entrepreneur harus melupakan ide-ide tersebut dan mencari ide-

ide lainnya. Dengan begitu, entrepreneur tidak membuang waktu, uang, energi, dan

sumber daya lainnya dalam membuat business plan menjadi berantakan atau bahkan

lebih buruk lagi. Walaupun tidak mungkin teori feasibility dapat menjamin kesuksesan

ide-ide, teori ini dapat membantu entrepreneur agar tidak membuang waktu untuk

memperoleh usaha bisnis yang kurang sukses.

Feasibility study berbeda dengan business plan; keduanya sama-sama penting,

tapi berbeda peran dalam proses awalnya. Guna feasibility study adalah sebagai

penyaring ide-ide yang kurang potensial dalam mensukseskan suatu bisnis, sebelum

54

entrepreneur berkomitmen untuk membuat suatu business plan.Inti dari feasibility study

adalah sebagai alat investigasi sehingga entrepreneur memiliki gambaran market,

sales, and profit potential.

Sedangkan business plan adalah sebagai alat perencanaan untuk merubah

suatu ide menjadi kenyataan. Tujuan utamanya adalah untuk memandu entrepreneurs

saat mereka memulai dan mengoperasikan bisnis mereka dan membantu secara

financial dalam memulai suatu usaha. Feasibility analysis terdiri dari 3 komponen yang

berkaitan :

1. Industry and Market Feasibility Analysis, tahap ini dibagi menjadi dua bagian,

yaitu:

A. Untuk menentukan seberapa menariknya suatu industri secara

keseluruhan sebagai bisnis baru.

B. Untuk mengidentifikasi kemungkinan suatu bisnis kecil dapat

menghasilkan keuntungan

2. Product or Service Feasibility Analysis, adalah menentukan tingkatan dari

product or service menarik bagi potential customers dan mengetahui sumber

yang memproduksi product atau menyediakan service.

3. Financial Feasibility Analysis, adalah komponen akhir dari feasibility analysis

meliputi penilaian financial feasibility dari business venture yang di usulkan.

Pada tahap ini, financial analysis yang luas adalah cukup. Apabila business

concept lolos dari feasibility analysis secara keseluruhan, seorang

entrepreneur harus melakukan financial analysis secara cermat dalam

membuat suatu business plan.

Mengapa Harus Membuat Business Plan?

Business plan terdiri atas tiga fungsi penting. Yang pertama dan terpenting,

membantu entrepreneur dalam membuat rencana kegiatan dan strategi yang akan

dilakukan oleh perusahaan dalam meraih sukses.

1. Rencana mencakup: mission statement, goals, objectives, market analysis,

budgets, financial forecast, target markets, and strategies untuk membantu

entrepreneur dalam meraih sukses.

55

2. Fungsi kedua dari business plan adalah untuk menarik lenders dan investors.

Sebuah business plan harus dapat membuktikan kepada potential lenders dan

investors bahwa sebuah venture dapat membayar pinjaman dan memberikan

rate of return yang menarik.

3. Ketiga, business plan adalah refleksi dari si pembuat. Business plan harus

menunjukkan bahwa entrepreneur memiliki gagasan yang serius tentang

usahanya dan segalan sesuatu yang dapat menghasilkan kesuksesan.

Hal penting lainnya dari business plan adalah menaikkan capital entrepreneurs

untuk meluncurkan perusahaan mereka. Berikut adalah tips untuk membuat Business

Plan yang menarik sehingga dapat membuat suatu perusahaan yang baik :

1. Kenali target atau pangsa pasar anda, saat anda membuat suatu plan, ingatlah

audience anda. Ingatlah bahwa lenders, private investor , venture capitalist &

sumber potensial lainnya menerima ratusan business plan dalam setahun.

Kebanyakan dari mereka gagal dalam dua area penting: mendapatkan

perhatian si pembaca dan bagaimana suatu business menawarkan customers

suatu produk atau service yang berbeda atau bahkan lebih baik. Membuat

business plan menuntut entrepreneurs membuat suatu garis yang jelas antara

menjadi optimis atas business’s market potential dan secara realistis

memaparkan tantangan dan resiko yang akan dihadapi.

2. Kenali elemen suatu business plan, tiap entrepreneur memiliki dan business idea

adalah unik, tiap business pla juga harus unik. Buat suatu business plan yang di

inginkan oleh potential lenders dan investors, tapi lakukanlah dengan gaya anda

sendiri dan dalam cara yang pantas/cocok dengan business anda.

3. Kenali pentingnya strategi dalam sukses berbisnis Lenders dan investors yang

berpengalaman mengetahui bahwa kunci dalam membangun suatu perusahaan

yang sukses terletak pada pembuatan dan pelaksanaan business strategy

yang logis/masuk akal. Seringkali, entrepreneurs memfokuskan pada

pembuatan financial forecasts tanpa menggambarkan strategi yang dapat

memungkinkan mereka untuk mencapai nilai tsb (financial forecast).

56

4. Cermat tapi tidak berlebihan, lenders dan investors potensial menginginkan bukti

bahwa entrepreneurs telah mengerjakan tugas mereka menganalisa industri,

meneliti target markets, mempelajari persaingan, dan melindungi element

penting lainnya dari suatu plan.

5. Pastikan financial forecast anda realistis Lenders dan investors potensial tahu

bahwa entrepreneurs cenderung optimis dan financial projections yang mereka

buat untuk untuk business plan juga optimis. Salah satu alasan yang dapat

membuat business plan anda di tolak adalah karena adanya financial forecast

yang sangat optimis sehingga menjadi tidak masuk akal.

6. Jelaskan strategi jalan keluar Semua plan yang membidik potential investors

harus menjelaskan bagaimana perusahaan bermaksud untuk mengembalikan

modal investors-kalau bisa di kembalikan lebih dari modal yang mereka

investasikan.

Apa yang di inginkan lenders dan investors dari business plan? Lenders dan

investors memiliki kriteria yang disebut five Cs of credit : capital, capacity, collateral,

character, and conditions.

1. Capital, suatu bisnis kecil harus memiliki basic modal yang stabil sebelum

lender memberikan pinjaman. Apabila tidak, maka lender akan melakukan

capital investment dalam berbisnis. Banyak bank menolak untuk memberikan

pinjaman yang berupa capital investment karena kemungkinan balik

modalnya kecil.

2. Capacity, persamaan kata dari capacity adalah cash flow. Lenders dan

investors harus di yakinkan oleh kemampuan perusahaan dalam memenuhi

regular financial obligations dan membayar pinjaman, berupa cash.

3. Collateral adalah jaminan mencakup segala assets yang di janjikan oleh

entrepreneurs kepada lender sebagai jaminan dalam pembayaran pinjaman.

Apabila perusahaan gagal membayar kembali, maka lender punya hak untuk

menjual collateral.

4. Character, sebelum memperpanjang pinjaman untuk atau membuat suatu

investasi dalam bisnis kecil, lenders dan investors harus puas dengan

57

karakter entrepreneur tsb. Penilaian karakter biasanya berdasarkan intangible

factors/faktor tidak berwujud seperti honesty, integrity, competence, polish,

determination, intelligence, and ability. Walaupun penilaian kualitasnya

abstract/tidak berwujud, penilaian ini memegang critical role/peranan penting

dalam memmutuskan akan menaruh uang dalam bisnis tersebut atau tidak.

5. Conditions of Economics, merupakan situasi ekonomi yang kondisuf

mendukung iklim bisnis yang dijalankan oleh entrepreneur.

Siapa yang harus Mempersiakan Business Plan

Dalam perkembangannya Business Plan harus dipersiapkan dengan sebaik-

baiknya oleh seorang entrepreneur sebagai pedoman bagi seorang entrepreneur untuk

menjalankan bisnisnya dengan baik, tanpa perencanaan bisnis yang baik maka

seorang entrepreneuer tidak memiliki arah dan tujuan untuk menjalankan bisnisnya

sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Outline Business Plan

Bisnis plan memiliki elemen-elemen antara lain:

1. Introductory Page

A. Name and address of business

B. Name and address of principal

C. Nature of business

D. Statement of financing need

E. Statement of confidentiality of report

2. Executive Summary

A. Future outlook and trends

B. Analysis of competitors

C. Market segmentation

D. Industry and market forecast

3. Industry Analysis – Two or three pages summarizing the complete

business plan

A. Future outlook and trends

58

B. Analysis of competitors

C. Market segmentation

D. Industry and market forecast

4. Description of Venture

A. Product

B. Services

C. Size of business

D. Office equipment and personnel

E. Background of entrepreneur

5. Production Plan

A. Manufacturing process

B. Physical plant

C. Machinery and equipment

D. Names of supplier of raw materials

6. Operational Plan

A. Description of company operations

B. Flows and orders for goods and services

C. Technology utilization

7. Marketing plan

A. Pricing

B. Distribution

C. Promotion

D. Products forecast

E. Controls

8. Organizational Plan

A. Form of ownership

B. Identification of partners or principals shareholders

C. Authority of principals

D. Management team background

E. Roles and responsibility of members of organizations

9. Assessment of risk

59

A. Evaluate weakness of business

B. New technologies

C. Contingency plan

10. Financial Plan

A. Assumptions

B. Pro – forma income statements

C. Cash flow projections

D. Pro forma balance sheets

E. Break even analysis

F. Sources and application of funds

11. Appendix (contain backup material)

A. Letters

B. Market research data

C. Leases and contract

D. Price list from suppliers

Pertumbuhan Bisnis

Pertumbuhan merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh seorang

entrepreneur, faktor pertumbuhan sangat memegang peranan penting dalam

perkembangan usaha yang dirintis oleh seorang entrepreneur. Ada beberapa strategi

yang dapat dilakukan oleh seorang entrepreneur untuk melakukan pertumbuhan bisnis

yang dilakukannya, antara lain:

1. Panetration strategies, artinya strategi yang dilakukan oleh entrepreneur untuk

tumbuh dengan mengajak atau membujuk konsumen membeli produk atau jasa

dengan lebih banyak lagi.

2. Market development strategies, artinya strategi yang dilakukan oleh entrepreneur

untuk tumbuh dengan menjual produk yang sudah ada kepada konsumen yang

baru.

3. Product development strategies, artinya strategi untuk tumbuh yang dilakukan

oleh entrepreneur dengan menjual produk baru kepada konsumen yang ada atau

yang sudah menjadi target market.

60

4. Diversification strategies, artinya strategi untuk tumbuh yang dilakukan oleh

entrepreneur dengan cara menjual produk baru kepada konsumen yang baru.

Gambar 4.1

Strategi Pertumbuhan Yang Didasarkan Atas Pengetahuan Produk atau Pasar

Pasar yang ada

PANETRATION STRATEGIES

PRODUK DEVELOPMENT

STRATEGIES

MARKET DEVELOPMENT

STRATEGIES

DIVERSIFICATION

STRATEGIS

Pasar yang baru

Produk yang ada

Produk yang baru

Sumber: Robert D. Hisrich, Michael P. Peters and Dean A. Sheperd, “

Entrepreneurship”, Seventh Edition, McGraw Hill International Edition, 2008, H. 491.

Ada empat perspektik yang dapat diperhatikan untuk melihat pertumbuhan menurut

Phillip Wickhams, yaitu:

1. Financial growth, strategi pertumbuhan yang dilihat dari rasio keunagan, turnover

dan yang lainnya.

2. Strategic growth, artinya strategi untuk melakukan pertumbuhan yang

disesuaikan dengan iklim danlingkungan yang ada, entrepreneur harus membuat

suatu pertumbuhan dengan menggunakan sumberdaya yang ada agar terjadi

pertumbuhan yang berkelanjtan.

3. Structural growth, artinya perubahan struktural dalam suatu organisasi yang

meliputi perubahan peran, tanggung jawab, komunkasi dan sistem pengawasan.

4. Organizational growth, artinya pertumbuhan yang mengacu kepada perubahan

dalam suatu organisasi yang meliputi proses, budaya dan sikap dalam anggota

organisasi tersebut. Harus ada kemampuan dari entrepreneur untuk membawa

perubahan dari organisasi yang kecil menuju organisasi yang besar.

61

Gambar 4.2

PERSPEKTIF PERTUMBUHAN ENTREPRENEUR

Sumber: Philip A. Wickham, “Strategic Entrepreneurship” : A Decision – Making

Approach to New Venture Creation and Management, Second Edition, Prentice Hall, 2001. Hal. 304

Daftar Referensi:

David Newton, “Model Behavior, ”Entrepreneur, March 2002, pp. 68-71.

Don Debelak, “Join Hands, “Entrepreneur, September 2005, pp. 138-140.

Michael V. Copeland, “How to Make Your Business Plan the Perfect Pitch, “Business,

September 2005.

Philip A. Wickham, “Strategic Entrepreneurship” : A Decision-Making Approach to New

Venture Creation and Management, Second Edition, Prentice Hall, 2001.

Robert D. Hisrich, Michael P. Peters and Dean A. Sheperd, “ Entrepreneurship”,

Seventh Edition, McGraw Hill International Edition, 2008

FINANCIAL

GROWTH

STRATEGIC

GROWTH

ORGANIZATIONA

L GROWTH

STRUCTURAL

GROWTH

62

BAB – 5

PEMASARAN ENTREPRENEUR Tujuan Bab Ini:

38. Pendahuluan;

39. Memahami fungsi pemasaran entrepreneur;

40. Memahami keuntungan dan kerugiannya membeli bisnis orang lain;

41. Mendefinisikan langkah-langkah strategis pembelian bisnis orang lain.

Pendahuluan

Pertanyaan yang biasanya menciutkan mental para entrepreneur yang akan

mengawali aktifitas bisnis adalah apakah saya akan berhasil dalam menjalankan bisnis

ini. Dari beberapa studi literatur ada beberapa kesalahan entrepreneur dalam

menjalankan bisnisnya, antara lain:

1. Entrepreneur tidak memiliki perencanaan bisnis yang solid, ibarat perahu

berlayar tanpa tujuan, tidak memperhitungkan kapasitas angkut,

dan tidak mempersiapkan keperluan pelayaran, maka seperti itulah entrepreneur

tanpa perencanaan bisnis adalah sebagai pedoman dalam

menjalankan aktifitas bisnis.

2. Terlalu berorientasi kepada materi, artinya entrepreneur terlalu memfokuskan

kepada seberapa besar materi yang diperoleh atas usaha yang dijalankannya,

sehingga akan mematikan langkahnya untuk mengembangkan kreatifitas secara

lebih mendalam.

3. Entrepreneur terlalu yakin akan keberhasilan usahanya, sehingga tidak

memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kegiatan usahanya. Jika

kita teliti secara lebih mendalam. Ternyata terlalu yakin akan berhasil akan

menyebabkan kita gagal dalam menjalankan roda usahanya.

63

Fungsi Pemasaran Entrepreneur

1. Membuat pelanggan sadar dan tertarik terhadap barang atau jasa yan

ditawarkan;

2. Menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh para pelanggan;

3. Menyiapkan pelayanan yang baik terhadap pelanggan, sehingga penjualan ulang

akan terjadi

Ada enam langkah yang harus dipersiapkan sebelum suatu rencana pemasaran

ditetapkan, antara lain adalah:

1. Pemasaran harus ditujukan kearah keuntungan yang didapat dari hasil penjualan

nyata suatu produk. Jika sebuah usaha ingin berhasil, maka usaha tersebut

harus dapat memenuhi kebutuhan pelanggannya. Para pelanggan akan

menentukan apa yang mereka butuhkan, berapa yang mereka akan bayar, dan

dimana serta bagaimana mereka ingin membeli produk atau jasa tersebut.

2. Harus jelas konsep yang menyatakan tujuan utama dari suatu usaha. Hal ini

berguna untuk mendorong semangat kerja para pegawai, memberikan

kenyamanan pada para pelanggan dan merupakan langkah awal dari

pengembangan strategi pemasaran.

3. Setiap usaha memerlukan informasi agar sebuah keputusan dapat dibuat. Riset

pasar membantu menyiapkan informasi ini dengan cara mengumpulkan,

mencatat dan menganalisa data yang berhubungan dengan pemasaran barang

atau jasa. Riset pasar harus menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

A. Siapa saja pelanggan yang potensial?

B. Dimanakah mereka berada?

C. Ada berapakah jumlah mereka?

D. Apakah yang penting bagi mereka?

E. Mengapa mereka membeli produk atau jasa?

F. Kapan mereka membeli barang atau jasa tersebut?

G. Siapakah saingan mereka?

64

4. Menetapkan tujuan merupakan tolak ukur terhadap kemajuan yang telah diraih.

Rencana haruslah terinci dan berhubungan dengan sesuatu yang dapat diukur

seperti penjualan atau jumlah klien. Contoh tujuan jangka pendek adalah :

A. Meningkatkan penjualan sebanyak 15 %

B. menyusun sebuah daftar klien dari 99 pelanggan yang membeli paling sedikit

satu kali tiap bulannya.

C. mencapai keuntungan tertentu pada akhir tahun kedua

D. Membuat lokasi usaha kedua

E. Membuat produk jenis lain

5. Mengetahui persaingan, hampir tidak ada usaha yang tak mempunyai saingan.

Mengetahui siapakah saingan langsung dan tidak langsung, seperti kekuatan

dan kelemahan mereka, adalah hal yang utama dalam sebuah rencana

pemasaran

A. Siapakah pesaing kita?

B. Apakah mereka dapat memberikan keuntungan?

C. Apakah harga mereka terlihat mahal, murah atau wajar?

D. Berapakah harga rata-rata penjualan dan keuntungannya?

E. Berapakah biaya yang diperlukan dalam pemasangan iklan?

F. Apakah mereka menawarkan potongan harga? Bagaimana dan kapan?

G. Dimanakah mereka berada?

H. Apa strategi penjualannya?

6. Penelitian pasar, penelitian pasar biasanya dipakai untuk mendapatkan informasi

tentang pelanggan, pesaing, dan produk atau jasa yang ditawarkan. Jenis-jenis

penelitian pasar :

A. Wawancara pribadi, biasanya efektif dan tepat, tetapi memakan banyak

waktu dan sangat mahal biayanya

B. Pertanyaan melalui surat dapat dikirimkan ke segala tempat dengan biaya

yang layak. jumlah yang kembali biasanya sedikit, sehingga jarang dilakukan

karena informasi yang diterima tidak memadai

65

C. Wawancara melalui telepon, biasanya dianggap agak tepat dan balasan yang

baik dapat diperoleh. namun produk tidak dapat disertakan dan orang yang

ditelepon biasanya sungkan untuk bicara lebih dari beberapa menit.

D. Grup fokus, adalah wawancara dalam sebuah format diskusi sampai dengan

sebanyak dua belas orang tertentu. Yang dipilih dari konsumen pemakai.

Hasilnya dapat diperoleh informasi yang lebih jelas

E. Uji coba pemasaran, seperti memberikan contoh produk kepada para

pelanggan dan meminta mereka untuk mencobanya tanpa biaya atau

kewajiban apapun. Hasil uji coba kemudian dikumpulkan dan produk tersebut

dimodifikasi sesuai dengan pendapat yang masuk sebelum diterjungkan ke

tempat penjualan.

Enam langkah persiapan tersebut merupakan dasar yang kuat, dan dilanjutkan

dengan membuat rencana pemasaran yang sesuai dengan kegiatan usaha tersebut

Ada tujuh hal utama di mana sebuah rencana pemasaran harus berisi :

1. Ringkasan

2. Situasi sekarang

3. Ancaman dan kesempatan-kesempatan

4. Strategi pemasaran

5. Strategi pelaksanaan

6. Anggaran

7. Monitor

Ringkasan dari seluruh rencana pemasaran menerangkan dengan singkat cita-

cita utama atau tujuan serta petunjuk singkat bagaimana mencapainya. Target

penjualan untuk tahun berikut, beserta keuntungannya. Proyeksi atau target dari

rencana pemasaran harus jelas dan baik di dalam jangka pendek maupun jangka

panjang. Situasi ini akan menjelaskan mengenai target pasar dan bagaimana suatu

perusahaan melakukan penjualan. Penjelasan dari situasi pasar pada umumnya, dan

sebuah analisa dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan termasuk pula rencana

biaya dan analisa keuntungan. Setiap perubahan dan penemuan produk baru oleh

66

industri produsen atau pola distribusi yang berubah akan menjadi bentuk baru cara

bersaing. Ancaman dan peluang membahas ancaman dan peluang yang mungkin

dihadapi perusahaan produsen di masa mendatang. Jika perubahan yang terjadi telah

dapat diantisipasi, akankah ini mempunyai dampak yang merugikan atau

menguntungkan? Inflasi atau hambatan proses barang impor mungkin akan menjadi

ancaman terhadap usaha tertentu, sedangkan berkurangnya nilai rupiah bisa jadi

memberikan peluang, terutama terhadap para eksportir.

Strategi pemasaran adalah jantung dari rencana pemasaran. Rencana

pemasaran yang baik akan menjelaskan bagian pasar manakah yang dikehendaki oleh

suatu perusahaan. Strategi yang dilaksanaka oleh sebuah usaha bergantung pada

sasaran pasar, juga bergantung pula apakh produk tersebut baru atau sudah pernah

ada di pasar Strategi pemasaran mempunyai komponen-komponen penentu seperti :

Orang-orang (tenaga pemasar), Jenis produk, tempat/lokasi penjualan, Kebijaksanaan

dari harga produk, kegiatan promosi, pengemasan, penyajian, penjualan pribadi,

hubungan masyarakat (humas), dll. Strategi pelaksanaan yang meliputi tanggal

pelaksanaan haruslah dijadwalkan dengan jelas. Siapa yang bertanggung jawab

terhadap pelaksanaan dari rencana pemasaran. Orang pada posisi tersebut harus

menentukan dengan jelas dan suatu bagan organisasi dipasang untuk menggambarkan

berbagai macam tugas yang berhubungan dengan rencana pemasaran Suatu rencana

pemasaran yang baik mempunyai anggaran yang tidak melampaui kemampuan dari

suatu perusahaan.

Perincian biaya dari pemasaran sangat diperlukan untuk kesuksesan suatu

strategi pemasaran. Rencana yang baik ialah dalam pelaksanaannya berjalan sesuai

dan tepat pada waktu yang telah ditentukan dan hasilnya sesuai dengan proyeksi.

Penyelarasan dapat terjadi dan kecenderungan yang terbentuk dpat ditentukan

secepatnya. Dan biasanya dilakukan pada setiap bulan, sehingga rencana tersebut

menjadi fleksibel dan menjadi dokumen yang berarti. Keberhasilan suatu pemasaran

banyak dipengaruhi oleh pendalaman dan pemahaman strategi pemasaran, keberanian

menghadapi resiko dengan suatu komitmen, dan kemampuan menggerakkan seluruh

aspek pemasaran. Beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan agar program

pemasaran sebuah produk atau jasa dapat berjalan dengan sukses, antara lain:

67

1. Pertimbangan produk

A. Melakukan modifikasi produk sesuai dengan kebutuhan konsumen serta

sesuai dengan kebutuhan konsumen serta sesuai dengan trend baru di

pasaran, teknologi baru, juga kemasan baru.

B. bermacam-macam variasi untuk mencari segmen pasar yang baru

C. Menyeleksi ragam produk yang dibuat sesuai dengan tingkat kelarisan dan

persaingan

2. Pertimbangan seleksi

A. Menentukan jumlah produk yang seharusnya diproduksi

B. Menentukan variasi produk yang mesti dibuat

C. Menghitung konstribusi (omset atau laba) dari tiap ragam produk

3. Pertimbangan distributor

A. Ketepatan waktu pendistribusian ke penjual baik yang teratur (seperti

makanan) maupun yang tidak teratur (seperti mebel)

B. Partisipasi penuh dari liveransir untuk penentuan produk dan harga barang

yang ingin dipasarkan ataupun penerapan "just in time"

C. Keandalan dalam pendistribusian maupun perakitan sehingga

kualoitas/kuantitas tidak jatuh

4. Pertimbangan konsumen

A. Penentuan strategi tentang segmentasi pasar (geografis, sosial demografis,

psikografis, sosial ekonomi dll.)

B. Pemenuhan harapan dan kebutuhan konsumen

5. Pertimbangan penjualan

A. Penentuan cara/sistem penjualan yang sesuai

B. Menentukan partner bisnis termasuk pedagang yang menjadi distributor bagi

kios-kios kecil

C. Pengadaan barang di setiap tempat

D. Penentuan lokasi yang menguntungkan untuk penjualan produk

6. Pertimbangan harga

A. Penentuan harga yang tinggi bagi produk yang berkualitas serta

perlengkapan yang bagus, begitupun dukungan imej yang bagus

68

B. Penentuan harga rendah untuk promosi barang terhadap peningkatan

konsumen dan keamanan terhadap persaingan

7. Pertimbangan situasi

A. Memberi potongan harga untuk mengimbangi saingan tanpa melupakan

kelebihan kita

B. Potongan harga akibat kelebihan jumlah barang untuk pengurangan resiko

C. Potongan untuk liveransir karene pembayaran utang yang lebih dini

D. Potongan yang dilakukan untuk meningkatkan daya rangsang terhadap

pembeli

E. Potongan terhadap langganan setia

F. Pemberian kebijaksanaan kredit bagi liveransir

8. Pertimbangan penjual

A. Penentuan jumlah dan tempat yang memungkinkan untuk penjualan produk

B. Meningkatkan pengetahuan dan motivasi para penjual

C. Kunjungan secara berkala ke Penjual

9. Pertimbangan pelayanan

A. Penyelesaian masalah yang dihadapi konsumen

B. Pemberian jasa pelayanan

C. Memberikan tawaran servis sebelum pembelian (informasi, konsultasi,

kesempatan memilih, dll.), maupun tawaran setelah pembelian ( garansi,

transport, dll)

10. Pertimbangan iklan

A. Penentuan media Iklan yang murah, efektif, dan strategis

B. Penentuan strategi iklan berdasarkan kebutuhan dan harapan konsumen,

kelemahan/kelebihan, tempat konsumen yang potensial

11. Pertimbangan penjualan

A. Mengintensifkan POS (Point Of Sale) dengan harga khusus (orientasi

perdagangan)

B. Penulisan harga, resep, dan petunjuk lain yang menimbulkan spontanitas

(orientasi konsumen)

69

C. Mengefisienkan organisasi penjualan melalui pengadaan informasi dan

pendidikan kilat tentang produk, pasar,dll. (orientasi penjualan)

Memahami keuntungan dan Kerugiannya Membeli Bisnis Orang Lain

Keuntungannya membeli bisnis orang lain adalah :

1. Bisnis yang sudah sukses sebelum kita beli memiliki peluang kesuksesan yang

sama setelah kita beli;

2. Bisnis tersebut kemungkinan besar telah memiliki lokasi yang strategis;

3. Sudah memiliki pegawai terlatih dan suplier yang memadai;

4. Telah terinstal perangkat yang dibutuhkan dan diketahui kemampuan

produksinya;

5. Memiliki gudang dan fasilitas perdagangan yang memadai;

6. Pemilik sudah mengenal karakter pasar, bisa berbagi tips;

7. Kita sebagai pembeli bisa berkonsultasi dengan pemilik awal;

8. Bisnis bisa kita beli, diperbaiki dan dijual lagi

Kerugiannya membeli bisnis orang lain adalah:

1. Suatu bisnis dijual bisa saja karena kemungkinan kebangkrutan

2. Pemilik sebelumnya gagal mengembangkan usaha dan merusak image bisnis

3. Pegawai sebelumnya kemungkinan tidak bekerja optimal

4. Lokasi yang tidak strategis

5. Peralatan dan fasilitas pendukung yang sudah mulai uzur

6. Inovasi dan perubahan sulit diterapkan

7. Tempat penyimpanan yang rusak

8. Penawaran harga penjualan pemilik kemungkinan terlalu mahal dibandingkan

kondisi bisnis sesungguhnya

9. Pendapatan yang akan diterima nanti jauh dari yang diharapkan

Mendefinisikan Langkah-Langkah Strategis Pembelian Bisnis Orang Lain

Membeli bisnis orang lain dapat menjadi pengalaman yang tidak terduga dan

penuh prasangka kecuali kita memiliki informasi yang cukup. Cara terbaik untuk

70

membeli suatu bisnis adalah dengan menganalisis kemampuan kita, keahlian dan minat

untuk menentukan bisnis apa yang tepat bagi diri kita. Dilanjutkan dengan

mempersiapkan daftar kandidat bisnis potensial yang hendak dibeli, termasuk bisnis

tersembunyi (yang tidak muncul ke permukaan). Dilanjutkan dengan melakukan

investivigasi, mengevaluasi para kandidat bisnis dan memilih yang terbaik. Perlu

dilakukan kalkulasi keuangan yang cermat seberapa jauh tingkat kebutuhan modal

yang dibutuhkan dan akhirnya memastikan proses pergantian kepemilikan berjalan

lancar.

1. Penjelasan proses evaluasi bisnis orang lain yang hendak kita beli :

Terburu-buru membeli merupakan kesalahan terbesar dalam proses pembelian

bisnis orang lain. Sebelum jadi membeli, setiap pembeli haruslah melakukan

investivigasi 5 hal penting :

A. Kenapa penjual ingin menjual bisnisnya? Lihat alasan realistisnya

B. Perhatikan kondisi fisik bisnis tersebut, seperti bangunan dan lokasi

C. Lakukan analisis mendalam mengenai pasar dari produk dan jasa usaha

tersebut, siapa saja pembeli, pesaing. Begitupun cara bisnis ini beroperasi

sebelumnya dan alasan kenapa pembeli memilih mereka

D. Pertimbangkan seluruh aspek legalitas ketika kita akan melakukan

pengembangan usaha ke level yang lebih tinggi, apa saja kendalanya?

E. Analisis kondisi keuangan bisnis tersebut, baca pernyataan keuangan (buku

kas) perusahaan, pendapatan setelah pajak dan terutama mengenai aliran

keuangan (bulanan atau tahunan).

2. Mendeskripsikan berbagai teknik untuk menentukan nilai keuntungan suatu

bisnis:

Menentukan nilai suatu bisnis merupakan bagian dari seni dan ilmu ilmiah. Tidak

ada satupun metode terbaik menentukan nilai suatu bisnis. Teknik-teknik berikut

dengan berbagai variasinya sangat membantu, yaitu:

A. Teknik balance sheet (penyesuaian balance sheet)

B. Teknik pendekatan pendapatan (metode excess earning)

C. Teknik pendekatan capitalized earnings

71

D. Teknik pendekatan discounted future savings

E. Teknik pendekatan pasar (market approach)

3. Memahami alasan penjual menjual bisnisnya dan bagaimana caranya

melakukan penawaran

Menjual bisnis itu memerlukan waktu, kesabaran dan persiapan untuk

menemukan pembeli yang tepat, melakukan penawaran dan melakukan

perpindahan tangan kepemilikan. Penjual harus selalu melaksanakan

kewajibannya mengenai konsekuensi pajak. Berbagai strategi keluar termasuk di

dalamnya penjualan bisnis langsung, penjualan bisnis dengan perjanjian di mana

pemiliki tetap bergabung, membentuk kerjasama terbatas keluarga, menjual aset

penting dalam bisnis, membangun ulang perusahaan, menjual kepada penjual

internasional menggunakan dua tahap penjualan dan membangun kepemilikan

saham bagi karyawan.

4. Memahami bagaimana caranya proses bernegosiasi bekerja dan

mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Aturan pertama bernegosiasi adalah jangan membingungkan urusan harga

dengan nilai. Dalam proses penjualan bisnis, pihak yang pandai bernegosiasi

adalah pihak yang memenangkan proses. Sebelum memulai bernegosiasi,

pembeli harus mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang berpengaruh dan

mulai membangun strategi negosiasi. Persetujuan terbaik adalah kesepahaman

bersama antara kedua belah pihak dalam proses negosiasi dengan saling

percaya.

A. Identifikasi dan pendekatan terhadap kandidat

B. Menandatangani perjanjian untuk saling menjaga kerahasiaan setelah

pengecekan preliminary kondisi

C. Pembeli membuat dan menandatangani „surat minat membeli‟ secara resmi

D. Dalam proses negosiasi berjalan, pembeli terus melakukan pemeriksaan

mengenai bisnis yang hendak dibelinya ini

E. Mengajukan draft perjanjian resmi karena sudah memeriksa keseluruhan

komponen penting dalam bisnis yang hendak dibeli

72

F. Proses penjualan resmi terjadi secara resmi, pembayaran dan penyerahan

dokumen penunjang oleh masing-masing pihak

G. Transisi kepemilikan dari pemilik lama ke pemilik baru

Daftar Referensi:

Alexander Gilles, CFA and Reuben Mondejar, Ph.D, “Guide to Entrepreneurship”,

Sinag-Tala Publisher, Manila, 2008.

John Wiley & Sons, Inc, “The Entrepreneur Magazine Small Business Advisor”,

Copyright @ 1995 by Entrepreneur Media, Inc.

Philip A. Wickham, “Strategic Entrepreneurship” : A Decision – Making Approach to

New Venture Creation and Management, Second Edition, Prentice Hall, 2001.

Raymond W.Y. Kao and Tan Wee Liang, “Entrepreneurship and Enterprise

Development in Asia, Prentice Hall, Singapore, 2001

Robert D. Hisrich, Michael P. Peters and Dean A. Sheperd, “ Entrepreneurship”,

Seventh Edition, McGraw Hill International Edition, 2008.

http://members.tripod.com/kadinss/konsul2.htm

73

BAB – 6

SUMBER PEMBIAYAAN ENTREPRENEUR

Tujuan Bab Ini:

42. Pendahuluan;

43. Memahami perencanaan kebutuhan modal;

44. Memahami equity capital vs debt capital;

45. Memahami initial public offerings (IPOs);

46. Memahami sumber-sumber pembiayaan yang berasal dari hutang;

47. Memahami metode-metode pembiayaan internal.

Pendahuluan

Hingga saat ini kemampuan untuk mencari modal dalam rangka memulai bisnis

baru atau untuk ekspansi usaha yang sudah ada masih menjadi tantangan bagi para

entrepreneur. Pada umumnya para entrepreneur, terutama mereka yang mempunyai

industri kecil dan mereka yang baru memulai usaha menemui kesulitan dalam

menemukan sumber-sumber pembiayaan dari pihak luar. Banyak bank yang tidak

berani memberikan pinjaman kepada usaha-usaha yang baru berjalan tersebut dan

para spekulan merasa lebih baik menempatkan investasinya pada bisnis yang telah

berjalan dengan baik. Berikut ada beberapa petunjuk penting yang harus diperhatikan

para pengusaha agar sukses mencari sumber-sumber pembiayaan modal untuk

meluncurkan bisnisnya :

1. Memilih sumber modal yang tepat, sama pentingnya dengan memilih bentuk

kepemilikan yang tepat atau memilih lokasi usaha yang tepat;

2. Entrepreneur harus mengerti dengan baik mana sumber pendanaan yang pas

dengan tahap pertumbuhan perusahaan. Kemudian ambil waktu untuk

mempelajari bagaimana cara agar sumber-sumber tersebut dapat berguna bagi

keberhasilan usaha;

74

3. Mencari modal membutuhkan banyak proses bahkan hal yang mulanya

menjanjikan bisa sewaktu-waktu berakhir dengan jalan buntu. Menghadapi

pertemuan dan presentasi dengan para investor dan para kreditur akan

menghabiskan waktu.

4. Dalam rangka menarik perhatian para investor dan peminjam entrepreneur harus

kreatif dalam menciptakan ide produk dan pelayanan dari perusahaan.

5. Lakukan persiapan yang matang sebelum melakukan pendekatan kepada

investor dan kreditur yang berpotensial.

Berikut ini adalah beberapa alternatif sumber pendanaan melalui pinjaman,antara lain:

1. Teman dan Kerabat, bila kita mencari modal dalam jumlah tidak terlalu besar,

kemungkinan Anda bisa pinjam teman atau kerabat.

2. Leasing, membeli perlengkapan kantor dengan cara leasing mengurangi beban

pembiayaan Anda diawal memulai usaha, sehingga secara tidak langsung

merupakan jenis sumber pembiayaan juga. Perlengkapan kantor yang bisa dibeli

secara leasing biasanya : komputer, mesin fax, mesin fotocopy.

3. Pinjaman Bank, untuk kebutuhan dana yang lebih besar anda bisa meminjam ke

Bank. Jika kita mempunyai aset yang bagus sebagai jaminannya, serta proposal

penggunaan yang yang baik, biasanya Anda bisa mendapatkan pinjaman

tersebut.

4. Pinjaman dengan Jaminan Pemerintah, dimana pemerintah meluncurkan

program KUR (Kredit Usaha Rakyat). Pinjaman ini dijamin oleh pemerintah

melalui asuransi Askrindo dan Jamkrundo, oleh karenanya debitor UMKM tidak

perlu lagi memberikan jaminan untuk memperoleh KUR. Namun demikian ada

sebagian Bank yang masih meminta jaminan. Saat ini KUR disalurkan melalui

bank yang ditunjuk yakni PT Bank Mandiri Tbk, PT BRI Tbk, PT BNI Tbk, PT

Bank Bukopin Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero), dan Bank Syariah

Mandiri. Jumlah masing-masing pinjaman KUR bisa sampai Rp. 500 Juta.

Sementara untuk Usaha Mikro, maksimum pinjamannya adalah Rp. 5 juta.

5. Pola Bagi Hasil, adalah jenis pembiayaan dimana terlebih dahulu disepakati

suatu prosentasi keuntungan setiap bulan, atau setiap periode tertentu, akan

75

diberikan oleh perusahaan kepada penyedia modal. Salah satu institusi

keuangan yang menyediakan fasilitas ini adalah Bahana Artha Ventura.

6. Obligasi Konversi Dengan obligasi konversi, perusahaan Anda menerbitkan surat

obligasi kepada modal ventura dengan perjanjian akan dapat

dikonversikan/ditukar menjadi saham pada waktu yang akan ditetapkan.

Sumber pembiayaan modal melalui penyertaan saham di antaranya adalah :

1. Mitra Usaha, mempunyai mitra usaha yang tepat adalah salah satu kunci

keberhasilan suatu bisnis baru. Mitra ini bisa melengkapi ide, ketrampilan dan

pengalaman Anda, sekaligus juga bisa menjadi sumber pendanaan awal.

Pembagian kepemilikan saham penting dibicarakan di depan, untuk menghindari

masalah di kemudian hari. Pada umumnya pembagian kepemilikan saham ini

ditentukan oleh besarnya kontribusi masing-masing pihak didalam menentukan

keberhasilan usaha tersebut. Kontribusi ini bisa dalam bentuk modal, ide,

keahlian dan lain-lain.

2. Angel Investor adalah sumber pendanaan yang sangat baik pada awal berdirinya

perusahaan. Ketika bank melihat bisnis Anda terlalu beresiko sementara modal

ventura merasa potensi keuntungan perusahaan Anda tidak cukup besar, maka

angel investor menjadi jawabannya. Angel investor biasanya bersedia

berinvestasi dalam bentuk penyertaan saham untuk jangka yang lebih panjang

misalnya lima tahun atau lebih. Selain menanamkan modal, angel investor ini

juga memberikan bimbingan intensif bagi pengusaha pemula didalam

menjalankan bisnis. Dari segi jumlah pendanaan angel investor biasanya lebih

kecil jumlahnya dibanding Modal Ventura.

3. Modal Ventura umumnya mempunyai kriteria yang lebih ketat dalam penyertaan

modalnya. Umumnya mereka berspesialisasi pada suatu jenis industri tertentu

yang pertumbuhannya sangat tinggi karena pada umumnya mereka

menginginkan investasinya bisa kembali dalam waktu tiga sampai lima tahun.

Umumnya mereka tidak ingin berinvestasi pada bisnis yang masih sangat baru.

Jumlah investasinya biasanya masing-masing diatas Rp. 5 Miliar. Modal ventura

seringkali ingin mengawasi penggunaan modal dengan sangat ketat dan

76

mengambil posisi aktif di dalam perusahaan misalnya duduk dalam jajaran

direksi atau komisaris.

Perencanaan Kebutuhan Modal

Capital / modal adalah segala bentuk kekayaan yang dipergunakan untuk

menghasilkan kekayaan lainnya. Modal ada dalam berbagai bentuk sesuai dengan

karakteristik usaha, termasuk kas, persediaan, pabrik/ plant, dan perlengkapan.

Pengusaha membutuhkan 3 macam tipe modal, antara lain :

1. Fixed Capital adalah modal yang diperlukan untuk pembelian aktiva tetap

perusahaan seperti tanah, bangunan, komputer, perlengkapan, dll. Umumnya,

sejumlah besar dana dibutuhkan dalam pembelian aktiva tetap dan jangka waktu

kredit biasanya lama. Pemberi fixed capital mengharapkan pembelian aset dapat

meningkatkan efisiensi dan profitabilitas usaha yang akhirnya mampu memperbaiki

cash flow / arus kas untuk menjamin pembayaran modal kembali.

2. Working Capital / Modal Kerja adalah modal yang diperlukan untuk menyokong

kegiatan operasi sehari-hari perusahaan (kegiatan operasi biasanya adalah jangka

pendek). Para akuntan mendefinisikan modal kerja = aktiva lancar – kewajiban

lancar. Normalnya, modal kerja digunakan untuk pembelian persediaan, membayar

tagihan/ hutang, membiayai jangka waktu kredit pembayaran piutang, membayar

upah dan gaji pegawai, serta membiayai hal-hal yang sifatnya tidak terduga.

Kebutuhan modal kerja meningkat bisa disebabkan karena adanya pemberian

kelonggaran jadwal pembayaran piutang, penjualan yang sifatnya musiman dan

peristiwa tidak terduga yang mampu mempengaruhi cash flow perusahaan. Pemberi

modal kerja mengharapkan pinjaman dapat memperbaiki cash flow untuk menjamin

pembayaran kembali pada saat akhir dari siklus usaha.

3. Growth Capital adalah modal yang diperlukan saat perusahaan melakukan ekspansi

usaha atau melakukan usaha baru yang sama sekali berbeda dari usaha awal. Pada

saat melakukan ekspansi, perusahaan membutuhkan modal yang sama besarnya

dengan saat perusahaan baru mulia beroperasi. Sama seperti pada fixed capital dan

modal kerja, pemberi growth capital mengharapkan pinjaman dapat dapat

77

meningkatkan laba perusahaan dan memperbaiki posisi cash flow untuk menjamin

pembayaran kembali.

Equity Capital vs Debt Capital

Equity capital adalah modal yang menggambarkan investasi pribadi dari pemilik

usaha. Juga dikenal dengan sebutan risk capital karena para investor tersebut

menanggung risiko utama kehilangan uangnya apabila usahanya gagal. Namun apabila

usahanya berhasil, para pendiri dan investor akan berbagi keuntungan yang mungkin

akan sangat besar jumlahnya. Kerugian utama dari equity capital adalah pengusaha

harus merelakan sebagian (terkadang sebagian besar) kepemilikan perusahaan kepada

pihak luar. Hal itu dapat mengakibatkan kontrol kepemimpinan perusahaan menjadi

membingungkan dan membahayakan.

Debt capital adalah pendanaan di mana pemilik usaha kecil melakukan pinjaman

kepada pihak-pihak tertentu dan saat pembayarannya kembali pinjaman tersebut

dikenakan bunga. Walaupun para pengusaha memperoleh hak kepemilikan penuh atas

usahanya, namun dana tersebut harus tercatat pada neraca sebagai kewajiban/ hutang

yang di kemudian hari harus dibayar kembali beserta bunganya. Para pemberi

pinjaman ini jumlahnya lebih banyak daripada investor meskipun kredit untuk usaha

kecil pada akhirnya sulit untuk diperoleh karena berisiko tinggi. Semakin tinggi risiko

dari usaha kecil, maka bunga pinjaman akan semakin tinggi bila dibandingkan usaha

menengah ke atas. Namun setinggi-tingginya bunga tersebut masih lebih rendah

daripada biaya yang harus dikeluarkan untuk equity capital, karena dengan tingginya

risiko usaha kecil, biasanya permintaan dari investor justru lebih banyak daripada para

kreditur.

Beberapa Strategi Investasi dan Kebijakan dari Venture Capital Company

1. Pemilihan dan penyaringan investasi. Umumnya venture capital company

menginvestasikan modalnya dibawah 1% dari proposal yang diterima

perusahaan.

2. Kepemilikan dan fungsi kontrol. Umumnya kebanyakan venture capitalist / para

spekulan lebih menyukai untuk membeli saham pada bisnis kecil melalui modal

78

disetor atau saham yang bisa dialihkan, dan bisnis biasanya dijalankan oleh para

professional yang mampu mengoperasikan bisnis atau menempatkan tim

manajemen baru untuk menjaga investasi para venture capitalist tersebut.

3. Tahap investasi. Tahap-tahap investasi yang dilalui oleh investor adalah

investasi pada pengembangan awal dan pada saat pertumbuhan perusahaan.

4. Investasi yang diminati. Umumnya bidang usaha yang diminati oleh para investor

adalah bergerak di bidang software, bioteknologi, obat-obatan dan

telekomunikasi.

5. Manajemen yang kompeten. Yaitu manajemen yang telah memiliki pengalaman

cukup, keterampilan managerial, memiliki komitmen dan kemampuan

membangun tim yang solid dan baik.

6. Persaingan. Para investor turut mempertimbangkan faktor-faktor persaingan

dalam bidang usaha yang akan diinvestasikan.

7. Pertumbuhan industri. Para investor lebih tertarik pada perusahaan-perusahaan

yang baru bertumbuh dan memiliki pertumbuhan yang potensial.

8. Strategi keluar. Venture capitalist tidak hanya mencari perusahaan yang

menjanjikan untuk menguasai pasar, namun mereka juga mempertimbangkan

strategi untuk keluar dari bisnis tersebut pada suatu saat.

9. Faktor-faktor lainnya. Yaitu seperti intuisi para investor dalam menjalankan suatu

bisnis berupa proses strategi perencanaan, pengelolaan manajemen dll.

Initial Public Offerings (IPOs)

Merupakan salah satu cara untuk meningkatkan modal perusahaan dimana

perusahaan menjual sebagian sahamnya kepada publik untuk pertama kalinya. Syarat-

syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah perusahaan yang akan melakukan IPO:

1. Persentase pertumbuhan yang konsisten.

2. Laba bersih yang baik dan meningkat selama beberapa tahun terakhir.

3. Memiliki Laporan Keuangan Audit selama tiga sampai lima tahun terakhir sesuai

dengan list BI (di Indonesia).

4. Mempunyai posisi yang baik dalam pertumbuhan industri.

5. Memiliki tim manajemen yang berpengalaman serta jajaran direksi yang kuat.

79

Keuntungan IPO:

1. Dapat meningkatkan modal perusahaan.

2. Meningkatkan nilai perusahaan (image perusahaan).

3. Memperkuatan keuangan perusahaan terutama untuk jangka panjang.

4. Dapat menarik dan mempertahankan karyawan yang berkompeten apabila

saham perusahaan semakin meningkat di pasaran.

5. Saham yang diperdagangkan dapat digunakan untuk mengakuisisi perusahaan

lain dengan menawarkan sahamnya tanpa setoran modal secara tunai.

6. Terdaftar dalam stock exchange.

Kerugian IPO:

1. Adanya pencairan saham dari para pendiri perusahaan.

2. Risiko kehilangan kontrol perusahaan karena para pendiri menjual cukup banyak

saham perusahaannya.

3. Risiko kehilangan privasi perusahaan karena dengan menjadi perusahaan

public, perusahaan harus terbuka dalam menyajikan prospectus, laporan

keuangan dll kepada umum.

4. Laporan kepada SEC mengenai sistem akuntansi yang digunakan dll.

5. Biaya penawaran saham yang cukup besar.

6. Jika harga saham perusahaan jatuh maka kemungkinan terjadi aksi negatif dari

para pemegang saham tidak dapat dihindarkan.

7. Tekanan pada performance perusahaan untuk sementara waktu karena para

pengusaha lain dapat dengan bebas mengikuti strategi perusahaan untuk sukses

dimana kesuksesan tersebut diperoleh perusahaan dengan susah payah selama

beberapa waktu lamanya.

8. Perusahaan harus memperkirakan waktu yang tepat untuk mempublikasikan

sahamnya karena persiapan IPO dapat menghabiskan 75% waktu dari para top

management.

80

Sumber-sumber Pembiayaan yang Berasal dari Hutang

Meliputi:

1. Bank Pembiayaan dari bank berupa pinjaman sbb:

A. Hutang Jangka Pendek (Short Term Bank Loan) Merupakan hutang yang

pembiayaannya hanya untuk jangka pendek (maksimal selama 1 tahun)

yang digunakan untuk membiayai modal kerja perusahaan umumnya

untuk membiayai piutang usaha dan pengadaan persediaan barang. Di

Indonesia bentuk pinjaman bank ini dapat ditemui dalam bentuk PRK

(Pinjaman Rekening Koran).

B. Hutang Jangka Menengah (Intermediate Term Bank Loan), Merupakan

hutang yang pembiayaannya untuk jangka waktu 1-3 tahun yang

digunakan untuk membiayai modal kerja perusahaan umumnya untuk

membiayai piutang usaha dan pengadaan persediaan barang. Debitur

membayar dengan sistem angsuran setiap bulannya kepada bank.

C. Lines of Credit, Merupakan kredit jangka pendek yang digunakan untuk

pembiayaan modal kerja usaha produktif. Bank akan menentukan limit

pinjaman yang dapat dicairkan untuk jangka waktu tertentu (dapat di-set

untuk 3 bulan, 6 bulan dll dengan maksimal jangka waktu selama 1 tahun)

dan dapat diperpanjang. Bentuk pinjaman ini umumnya digunakan oleh

perusahaan yang membutuhkan dana yang sifatnya seasonal contoh

menjelang hari raya, perusahaan membutuhkan dana untuk

memperbanyak persediaan barang sebagai antisipasi peningkatan

penjualan. Biasanya suku bunga yang dikenakan lebih murah dibanding

kredit lainnya karena perusahaan meminjam dana selama jangka waktu

tertentu.

2. Hutang Jangka Panjang (Long Term Bank Loan)Merupakan hutang yang

pembiayaannya lebih dari 1 tahun, yang digunakan untuk membiayai kegiatan

investasi perusahaan seperti pembiayaan pembangunan pabrik atau gudang dll

81

Metode-metode Pembiayaan Internal

Metode pembiayaan internal yang dikenal yaitu Bootstrap Financing yang

digunakan untuk membiayai modal perusahaan.

1. Factoring Account Receivable adalah pembiayaan yang berasal dari institusi

keuangan yang membeli piutang dagang suatu perusahaan dengan potongan

harga, sehingga perusahaan akan mendapatkan dana yang dapat digunakan

untuk membiayai modal kerja perusahaan lainnya seperti pengadaan persediaan

dll. Persetujuan factor ini sifatnya dapat dibatalkan dan tidak dapat dibatalkan.

Piutang dagang yang dapat dibatalkan bila pembeli wanprestasi maka

perusahaan harus bertanggung jawab atas piutang dagang yang tak terbayarkan

tersebut. Sebaliknya untuk piutang dagang yang tidak dibatalkan, perusahaan

dibebaskan dari tanggung jawab atas piutang dagang apabila buyer wanprestasi.

2. Leasing yaitu salah satu metode yang digunakan untuk membiayai pengadaan

aset bagi perusahaan karena dengan leasing perusahaan tidak wajib membayar

uang muka dan pembayarannya dapat diangsur dalam jangka waktu tertentu

sehingga arus kas perusahaan dapat meningkat.

3. Kartu Kredit juga merupakan salah satu pilihan bagi para pengusaha yang akan

memulai usahanya karena prosesnya lebih mudah dan cepat, namun suku

bunga yang dikenakan dari kartu kredit relatif lebih tinggi dibanding dengan suku

bunga yang dikenakan oleh bank atau lembaga keuangan lainnya sehingga

pinjaman dari kartu kredit seringkali merupakan pilihan terakhir bagi para

pengusaha yang sudah tidak mempunyai pilihan lainnya dalam pengadaan dana.

Daftar Referensi:

Joseph R. Bell, Kenneth M. Huggins, and Christine Mc Clatchey, “Profiling the Angel

Investorsm, “Presented at Small Business Institute Director‟s Association

Conference, February 7, 2002, San Diego, California.

Paul DeCeglie, “What About Me? Business Start-Ups, June 2000, p.45.

Robert D. Hisrich, Michael P. Peters and Dean A. Sheperd, “ Entrepreneurship”,

Seventh Edition, McGraw Hill International Edition, 2008.

82

Thomas W. Zimmere, Norman M. Scarborough, “Essentials of Entrepreneurship and

Small Business Management”, Pearson International Editions, 2008, New

Jersey.

U.N. Umesh and Patrick Criteser, “Venture Capitalist Foul Weather Friends,”Wall Street

Journal, May 22, 1995.

83

BAB – 7

EKSPANSI BISNIS DAN PENETAPAN HARGA

Tujuan Bab Ini:

48. Pendahuluan;

49. Memahami strategi penetapan harga;

50. Memahami strategi memasarkan produk dan jasa;

51. Memahami strategi dan metode penetapan harga untuk ritel;

52. Memahami formula harga dan biaya langsung;

53. Memahami menghitung harga jual Break-Even.

Pendahuluan

Strategi untuk mempeluas pasar merupakan suatu strategi yang harus

diperhatikan oleh entrepreneur, memperluas pasar bisa dengan berbagai macam cara,

antara lain: memperluas pangsa pasar yang sudah ada agar bertambah lagi,

meluncurkan produk baru di pasar, memasuki pasar yang baru dan mengakuisisi bisnis

yang sudah berjalan dengan baik. Perluasan atau ekspansi bisnis diperlukan oleh suatu

perusahaan untuk mencapai efisiensi, menjadi lebih kompetitif, serta untuk

meningkatkan keuntungan atau profit perusahaan. Ekspansi bisnis dapat dilakukan

dalam beberapa metode, yakni:

1. Merger atau Penggabungan dari dua atau lebih perusahaan menjadi satu

kesatuan yang terpadu. Perusahaan yang dominan dibanding dengan

perusahaan yang lain akan tetap mempertahankan identitasnya, sedangkan

yang lemah akan mengaburkan identitas yang dimilikinya. jenis-jenis merger :

A. Merger Vertikal perusahaan masih dalam satu industri tetapi beda level atau

tingkat operasional. Contoh: Perusahaan Airline International melakukan

gabung dengan perusahaan Catering atau Hotel.

B. Merger Horizontal perusahaan dalam satu industri membeli perusahaan di

level operasi yang sama. Contoh : Perusahaan Farmasi bergabung dengan

Perusahaan Farmasi lainnya.

84

C. Merger Konglomerasi tidak ada hubungan industri pada perusahaan yang

diakuisisi. Bertujuan untuk meningkatkan profit perusahaan dari berbagai

sumber atau unit bisnis. Contoh : Perusahaan Media Cetak dan Elektronik

bergabung dengan Jaringan Hotel tertentu.

2. Akuisisi adalah pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh

kelompok investor. Akuisisi sering digunakan untuk menjaga ketersediaan

pasokan bahan baku atau jaminan produk akan diserap oleh pasar.

3. Hostile Take Over atau Pengambil Alihan Secara Paksa adalah suatu tindakan

akuisisi yang dilakukan secara paksa yang biasanya dilakukan dengan cara

membuka penawaran atas saham perusahaan yang ingin dikuasai di pasar

modal dengan harga di atas harga pasar. Pengambil alihan secara paksa

biasanya diikuti oleh pemecatan karyawan dan manajer untuk diganti orang baru

untuk melakukan efisiensi pada operasional perusahaan.

4. Leverage Buyout adalah teknik pengusaan perusahaan dengan metode

pinjaman atau utang yang digunakan pihak manajemen untuk membeli

perusahaan lain. Terkadang suatu perusahaan target dapat dimiliki tanpa modal

awal yang besar.

Strategi Penetapan Harga

Menetapkan harga adalah keputusan bisnis yang dipengaruhi baik oleh seni

maupun ilmiah. Penetapan harga untuk produk dan jasa mengharuskan entrepreneur

untuk menyeimbangkan antara beberapa pertimbangan yang kompleks, banyak

diantaranya bekerja secara berlawanan. Entrepreneur harus memutuskan harga untuk

barang dan jasa yang mereka jual yang akan menarik konsumen dan menghasilkan

keuntungan. Sayangnya, banyak pemilik bisnis skala kecil menetapkan harga tanpa

informasi yang cukup mengenai biaya operasi mereka dan perilaku alamiah

konsumennya. Harga adalah faktor penting dalam membangun hubungan jangka

panjang dengan konsumen, dan kesalahan penetapan harga dapat berakibat fatal pada

hubungan jangka panjang dengan konsumen dan berakibat pada keuntungan yang

akan diperoleh.

85

Penetapan harga bukan salah satu keputusan paling sulit yang harus diambil

oleh pemilik usaha kecil, tetapi juga salah satu yang paling penting. Penelitian yang

dilakukan Firma konsultasi McKinsey & Company menunjukkan bahwa strategi

penetapan harga yang tepat menghasilkan dampak yang lebih hebat terhadap

keuntungan perusahaan daripada pengurangan biaya tetap atau biaya tidak tetap.

Strategi penetapan harga yang tidak tepat telah menghancurkan banyak bisnis dimana

pemiliknya mengira telah memberikan harga yang cukup tinggi untuk menghasilkan

keuntungan, pada kenyataannya tidak.

1. Harga Image, kebijakan penetapan harga sebuah perusahaan

mengkomunikasikan informasi penting mengenai image keseluruhan perusahaan

tersebut kepada pelanggan. Sebagai contoh, Harga yang dikenakan pada

produk toko pakaian pria Levi‟s, merefleksikan image yang berbeda dari produk

sejenis yang di jual di toko factory outlet. Pelanggan menggunakan harga untuk

mengetahui tipe toko seperti apa yang mereka masuki. Harga yang tinggi

seringkali menggambarkan kualitas, prestis, dan keunikan tersendiri bagi

pelanggan.

2. Kompetisi dan Penetapan Harga Ketika menetapkan harga, seorang

entrepreneur harus mempertimbangkan harga kompetitornya, tetapi seharusnya

mereka tidak secara otomatis menyamakan atau mengalahkan harga tersebut.

Walaupun harga adalah factor penting dalam keputusan pembelian, tetapi bukan

hanya hal tersebut yang menjadi pertimbangan bagi konsumen. Sangat penting

untuk mempertimbangkan dua faktor berikut saat melakukan studi mengenai

efek dari kebijakan penetapan harga bagi perusahaan kecil, seperti lokasi

pesaing dan sifat barang dan jasa pesaing. Pada sebagian besar kasus, kecuali

sebuah perusahaan mampu untuk membuat pembedaan kualitas dan kuantitas

barang maupun jasanya dari pesaing, maka harga yang ditetapkan perusahaan

tersebut harus menyamai harga yang ditetapkan oleh pesaingnya untuk barang

yang sama.

3. Fokus pada Value Secara mutlak, harga yang „pas‟ untuk sebuah produk barang

atau jasa bergantung pada satu faktor: yaitu nilai yang diberikan kepada

pelanggan. Bagaimanapun, ada dua aspet dari value. Entrepreneur dapat

86

mengenali tujuan value yang diberikan oleh produk dan jasa mereka, yang mana

pelanggan berkenan membayar apabila mereka mengerti benar value yang

didapat oleh mereka. Sayangnya sangat sedikit, kalaupun ada pelanggan yang

mampu melihat nilai yang diberikan produk barang atau jasa yang sebenarnya,

selebihnya mereka hanya melihat nilai yang dipersepsikan kepada mereka yang

menunjukkan harga yang mereka berkenan bayar. Penelitian terhadap

keputusan pembelian menunjukkan masalah dasar yang menambahkan

kompleksitas proses pengambilan keputusan penetapan harga..

Entrepreneur yang menghadapi kenaikan biaya produksi pada bisnis mereka

dapat mempertimbangkan beberapa strategi berikut:

1. Berkomunikasi dengan konsumen, daripada menyembunyikan berita buruk dari

pelanggan, biarkan mereka mengetahui apa yang sedang terjadi.

2. Fokus memperbaiki efisiensi perusahaan, salah satu cara untuk mengurangi

dampak dari kenaikan biaya di satu daerah adalah dengan mencari cara untuk

mengurangi biaya di daerah yang lain. Memperbaiki efisiensi proses operasi

mungkin tidak menghapus kenaikan biaya keseluruhan, tetapi akan mengurangi

dampaknya.

3. Sampaikan value produk dan jasa perusahaan anda kepada pelanggan,

Pelanggan mempunyai kecenderungan untuk melupakan keuntungan dan

kelebihan yang diberikan sebuah bisnis kecuali entrepreneur secara periodik

mengingatkan mereka.

4. Antisipasi kenaikan biaya dan coba untuk menetapkan harga lebih awal, dengan

mengetahui harga komoditas kopi dan the setiap hari, pemilik kedai kopi dan teh

akan mampu untuk mengantisipasi kenaikan harga bahan baku yang dibutuhkan

dan melakukan pembelian bahan baku tersebut saat diprediksi harga akan

mengalami kenaikan.

Menetapkan harga secara layak membutuhkan usaha lebih daripada

mengandalkan seluruhnya pada intuisi. Sebaliknya, kebijakan penetapan harga yang

baik membutuhkan informasi, fakta dan analisa. Beberapa faktor yang harus

87

dipertimbangkan usaha kecil saat memutuskan untuk menetapkan harga barang dan

jasa diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Biaya produksi barang dan jasa;

2. Kondisi pasar penawaran dan permintaan;

3. Volume penjualan;

4. Harga kompetitor;

5. Keunggulan daya saing perusahaan;

6. Kondisi Ekonomi;

7. Lokasi bisnis;

8. Faktor psikologi;

9. Kemudahan dan keringanan pembayaran;

10. Sensitifitas harga pelanggan;

11. Image yang diinginkan

Entrepreneurs mempunyai tiga strategi yang bisa dipilih ketika memperkenalkan

produk baru: strategi penetrasi harga, strategi skimming harga, dan strategi menggeser

kebawah kurva permintaan.

1. Penetrasi Pasar, apabila sebuah bisnis memperkenalkan sebuah produk pada

sebuah pasar persaingan sempuna dimana banyak produk sejenis berkompetisi

untuk dapat diterima pasar, sebuah produk harus mampu melakukan penestrasi

pasar agar dapat sukses. Untuk dapat diterima secara cepat dan distribusi

menyeluruh pada pasar, entrepreneur dapat mempertimbangkan untuk

memperkenalkan produk baru dengan harga rendah. Dengan kata lain,

penetapan harga seharusnya hanya sedikit diatas biaya produksi untuk

mengembangkan segmentasi di pasar dan secara cepat mencapai volume

penjualan yang besar. Hasil dari selisih keuntungan yang rendah mencegah

kompetitor memasuki pasar dengan produk yang sama.

2. Skimming, strategi penetapan harga secara skimming seringkali digunakan

ketika sebuah perusahaan memperkenalkan produk baru kepada pasar dengan

sedikit persaingan atau tidak ada persaingan sama sekali. Terkadang

perusahaan menggunakan metode ini ketika memperkenalkan produk baru pada

88

pasar yang kompetitif dimana terdapat sekelompok konsumen yang mempu

untuk membayar dengan harga yang lebih tinggi. Pada kondisi ini perusahaan

menerapkan harga yang lebih tinggi daripada harga normal dalam usaha untuk

pulih dari biaya pengembangan dan promosi awal produk. Biaya untuk memulai

biasanya cukup penting mempertimbangkan biaya promosi yang intensif dan

dan biaya produksi awal yang tinggi. Intinya adalah untuk menetapkan harga

secara baik diatas biaya produksi dan untuk mempromosikan produk secara

intensif sehingga menciptakan segmen pasar yang tidak sensitif terhadap harga.

3. Menggeser kebawah Kurva Permintaan, salah satu variasi dari strategi skimming

harga disebut menggeser kurva permintaan ke bawah. Menggunakan taktik ini,

perusahaan menawarkan sebuah produk dengan harga yang tinggi. Lalu,

keunggulan teknologi membuat perusahaan mampu untuk menurunkan biaya

dengan cepat dan mengurangi harga jual sebelum pesaing mampu

melakukannya. Dengan mengalahkan perusahaan lain melalui penurunan harga,

perusahaan dapat mencegah pesaing dan seiring berjalannya waktu menjadi

produsen dengan volume produksi besar.

Strategi Memasarkan Produk dan Jasa

Taktik pemasaran barang dan jasa berikut dapat menjadi pedoman untuk

manetapkan harga barang dan jasa yang sudah terdapat di pasat.

1. Harga Ganjil, walaupun studi mengenai reaksi pelanggan terhadap harga bersifat

acak dan tidak dapat diambil kesimpulan, banyak manajer perusahaan

menggunakan teknik yang dikenal dengan harga ganjil. Para manajer lebih

memilih untuk menetapkan harga menggunakan harga yang ganjil, seperti angka

7, 9, 11 karena mereka percaya produk yang dijual dengan harga Rp 10.900,-

tampak jauh lebih murah dibandingkan dijual dengan harga Rp 13.000,-. Teknik

psikologis seperti harga ganjil didisain untuk menarik minat konsumen.

2. Menyamakan Harga, adalah teknik yang menyederhanakan fungsi penetapan

harga dengan menetapkan harga produk dalam harga yang dibedakan

berdasarkan perbedaan kualitas, fitur, dan biaya. Pada sistem ini, entrepreneur

membagi barang dalam beberapa kisaran harga. Tiap kategori dari barang

89

tersebut mengandung beberapa hal yang tampak sama tetapi berbeda dalam

kualitas, biaya, performa, dan fitur lain. Sebagai contoh, kebanyakan toko musik

dan video menggunakan metode ini dalam menjual CD dan DVDyang dijual

untuk memudahkan konsumen untuk memilih barang dan memudahkan proses

penyimpanan.

3. Pemimpin harga, adalah teknik dimana penjual menurunkan harga di tingkat

pelanggan untuk beberapa barang yang populer untuk menarik lebih banyak

pelanggan. Perusahaan menghasilkan keuntungan yang lebih kecil dari setiap

unit yang harganya diturunkan, tetapi pembelian barang yang lain mendorong

total penjualan dan keuntungan.

4. Harga geografis, usaha kecil seringkali kebijakan harganya sangat dipengaruhi

oleh biaya distribusi barang tersebut kepada pelanggan yang terpisah secara

geografis biasanya menggunakan teknik harga menurut lokasi geografisnya.

Untuk perusahaan semacam ini biaya pengiriman mengambil porsi yang penting

dari biaya bisnis dan dapat memotong marjin keuntungan cukup besar. Salah

satu tipe dari harga geografis adalah penetapan harga berdasarkan zona,

dimana perusahaan menjual produknya dengan harga yang berbeda-beda

kepada pelanggan sesuai dengan lokasi pelanggan tersebut berada. Variasi

yang lain dari penetapan harga berrdasarkan lokasi geografis adalah membentuk

harga pengiriman, sebuah teknik dimana perusahaan mengenakan harga

penjualan yang sama kepada semua pelanggannya tetapi dikenakan biaya kirim

yang bervariasi berdasarkan lokasinya. Variasi terakhir dari penetapan harga

berdasarkan lokasi geografis adalah FOB-Factory, dimana perusahaan menjual

produk kepada pelanggan dimana pelangganlah yang menanggung seluruh

biaya pengiriman. Dengan cara ini, perusahaan dapat mengenakan harga yang

seragam bagi semua pelanggannya dan mempersilahkan pelanggan

menanggung semua biaya kirimnya.

5. Penetapan Harga berdasarkan Kesempatan, ketika sebuah produk barang atau

jasa mengalami kekurangan persediaan, pelanggan mau untuk membayar lebih

mahal untuk produk yang mereka butuhkan. Beberapa bidang usaha

memanfaatkan kondisi seperti ini untuk memaksimalkan keuntungan jangka

90

pendek dengan mengambil selisih kenaikan harga. Banyak konsumen tidak

memiliki banyak pilihan kecuali membayar dengan harga yang lebih mahal.

Harga berdasarkan kesempatan dapat berbalik kepada produsen, walau

bagaimanapun, karena pelanggan tahu bahwa naiknya harga secara tidak

beralasan berarti sebuah perusahaan sedang mengeksploitasi mereka.

6. Diskon, banyak perusahaan menggunakan diskon atau potongan harga

pengurangan dari daftar harga normal untuk menghabiskan barang stok lama,

rusak, atau barang yang kurang menarik. Diskon musiman adalah pengurangan

harga yang bertujuan untuk menarik pelanggan untuk membeli sebelum musim

yang akan dating dimulai.

7. Harga borongan, adalah teknik promosi yang menawarkan potongan harga

kepada pelanggan apabila membeli dalam jumlah yang banyak. Banyak produk,

terutama dengan harga per unit yang rendah dijual dengan harga borongan.

8. Paket, banyak perusahaan telah merasakan manfaat dari teknik pemasaran

secara paket ini, yaitu menyatukan beberapa produk atau jasa, atau keduanya

menjadi satu paket yang menawarkan nilai lebih dengan harga spesial.

9. Harga produk tambahan ,adalah menjual produk dasar yang akan dijual pada

satu harga tetapi menjual produk tambahan atau pelengkapnya dengan harga

yang lebih mahal.

10. Harga produk tahanan, adalah strategi penetapan harga dimana produk dasar

tidak akan berfungsi tanpa aksesori yang pas. Secara definitif yaitu teknik yang

menjual sebuah produk dengan harga murah dan menjual dengan harga mahal

untuk aksesori yang melengkapinya.

11. Harga dengan penghasilan tambahan, adalah sebuah teknik penetapan harga

dimana penerimaan penjualan dari produk tambahan membuat sebuah

perusahaan semakin kompetitif dalam menetapkan harga produk utamanya.

12. Harga Eceran yg dianjurkan, banyak produsen mencetak harga eceran yang di

anjurkan dari produk mereka atau mencantumkannya dalam faktur tagihan atau

dalam katalog umum yang dikeluarkan perusahaan. Pemilik usaha kecil

seringkali mengikuti teknik ini karena menghindari kebutuhan untuk menetapkan

91

harga. Walau demikian, harga yang ditapkan oleh produsen yang berjarak jauh

dapat menimbulkan masalah bagi usaha kecil.

Strategi dan Metode Penetapan Harga untuk Ritel

Semakin banyak konsumen sadar akan harga, peritel telah merubah strategi

penetapan harga mereka untuk lebih menekankan kepada value. Hubungan value-

harga ini memungkinkan untuk variasi penetapan harga secara kreatif dan praktek

pemasaran yang banyak.

1. Markup Premis dasar dari operasi bisnis yang sukses adalah menjual produk

atau jasa lebih dari biayanya. Perbedaan dari biaya produksi sebuah barang atau

jasa dengan harga jualnya disebut markup. Markup dapat dinyatakan dalam nilai

mata uang atau dalam persentase dari biaya atau harga penjualan:

Markup Rupiah = Harga Ritel – Biaya Produksi

Presentase markup (harga ritel) = Markup Rupiah / Harga Ritel

Presentase markup (biaya produksi) = Markup Rupiah / Biaya per Unit

Sebagai contoh, bila sebuah kaos pria berbiaya Rp 15.000dan pengusaha

menjualnya dengan harga Rp 25.000 maka markupnya sebagai berikut:

Markup Rupiah = Rp 25.000 – Rp 15.000 = Rp 10.000

Presentase markup (harga ritel) = Rp 10.000 / Rp 25.000 = 40%

Presentase markup (biaya produksi) = Rp 10.000 / Rp 15.000 = 66.67%

2. Mengikuti harga pasar Beberapa perusahaan kecil tidak berusaha untuk menjadi

pemimpin harga pada daerah pemasaran yang paling dekat dengan mereka dan

hanya mengikuti harga yang ditetapkan oleh saingan mereka. Entrepreneur

secara bijaksana memonitor kebijakan harga saingan mereka dan dan harga

inividual dengan memperhatikan kegiatan promosi mereka ata menyewa pekerja

paruh waktu bahkan pekerja biasa untuk memperhatikan harga pesaing mereka.

Bagaimanapu, beberapa peritel menggunakan informasi yang didapat untuk

mengikuti harga pasar, yang menghilangkan peluang menciptakan image harga

ununtuk mengembangkan bisnisnya. Walaupun banyak peritel harus mendekati

harga pesaing mereka untuk barang yang sejenis, mempertahankan kebijakan

mengikuti harga pasar dapat berdampak sangat tidak sehat bagi perusahaan

92

kecil jarena menghilangkan peluang untuk menciptakan image yang berbeda

untuk konsumennya.

3. Dibawah harga pasar Beberapa perusahaan kecil memilih untuk menciptahan

image diskon di pasar dengan menawarkan barang di bawah harga pasar.

Dengan menetapkan harga dibawah harga pesaingnya perusahaan ini berharap

untuk menjual lebih banyak volume barang untuk menutupi marjin keuntungan

yang rendah. Banyak peritel menggunakan strategi dibawah harga pasar banyak

menghilangkan pelayanan ekstra yang ditawarkan pesaing mereka. Sebagai

contoh, keadaan bisnis seperti ini beroperasi dengan memotong biaya seperti

biaya pengiriman, pemasangan, kemudahan kredit, dan bantuan penjualan.

Stratedi menjual dibawah harga pasar sangat beresiko bagi perusahaan kecil

karena perusahaan sangat memerlukan penjualan dengan volume tinggi untuk

tetap kompetitif.

4. Konsep Harga untuk Manufacturing, strategi harga memerlukan dukungan

pencatatan akunting yang akurat dan tepat waktu. Teknik pricing yang paling

umum digunakan oleh pabrikan adalah cost-plus pricing. Menggunakan metode

ini, pabrikan menetapkan harga yang disusun dari buaya material, biaya tenaga

kerja, biaya operasi, biaya penjualan dan biaya administrasi ditambah marjin

keuntungan yang diinginkan. Keuntungan utama dalam penggunaan metode

cost-plus pricing adalah kesederhanaan. Hanya dibutuhkan data akuntansi biaya

yang baik, maka selanjutnya menetapkan menghitung harga akhir sebuah

produk akan menjadi mudah. Keuntungan tambahannya adalah karena metode

ini menambahkan keuntungan dalam biaya perusahaan, maka pabrikan dijamin

mendapatkan keuntungan yang diinginkan.

Formula Harga dan Biaya Langsung

Satu syarat untuk membentuk kebijakan pricing yang sukses pada pabrikan

adalah sistem akuntansi biaya yang dapat diandalkan, yang dapat menghasilkan

laporan tepat waktu untuk menentukan biaya memproses bahan baku menjadi barang

jadi. Metode tradisional dari pembiayaan produk adalah absorption costing karena

semua biaya produksi dan biaya tambahan diserap kedalam biaya total produk jadi.

93

Penyerapan biaya meliputi material, tenaga kerja, ditambah sebagian dari biaya tetap

dan biaya tidak tetap produksi untuk setiap unit yang diproduksi.

Teknik yang lebih berguna untuk pembuatan keputusan dalam tingkatan

manajerial adalah variable costing, dimana biaya yang produk yang diproduksi hanya

termasuk biaya yang bervariasi langsung dengan kuantitas barang yang diproduksi.

Dengan kata lain, pembiayaan variabel meliputi material, tenaga kerja, dan biaya

produksi pabrik yang bervariasi langsung dengan tingkat produksi pabrik. Pengeluaran

pabrik yang tetap (sewa, depresiasi, asuransi) tidak dimasukkan pada biaya produk

jadi. Tetapi biaya tersebut dimasukkan kedalam pengeluaran satu periode.

Perbandingan Full-Absorption & Direct-Cost Income Statement

Laporan Laba-Rugi Full-Absorption

1. Penerimaan penjualan Rp 790 juta

2. Harga pokok penjualan

Bahan Baku Rp 259,5 juta

Tenaga kerja Rp 190,2 juta

Biaya produksi Rp 120,2 juta Rp 560,9 juta

3. Laba kotor Rp 229.1 juta

4. Beban Usaha

Administrasi & umum Rp 66,1 juta

Penjualan Rp 112 juta

Lain-lain Rp 11 juta

5. Total beban usaha Rp 189,1 juta

6. Laba bersih (sebelum pajak) Rp 40 juta

94

Laporan Laba-Rugi Direct-Cost

1. Penerimaan Penjualan Rp 790 juta

2. Biaya tidak tetap

Bahan Baku Rp 250,5 juta

Tenaga kerja Rp 190,2 juta

Biaya variabel produksi Rp 13,2 juta

Biaya variabel penjualan Rp 48,1 juta

3. Total biaya variabel (63,54%) Rp 502,2 juta

4. Marjin keuntungan

Biaya tetap produksi Rp 107 juta

Biaya tetap penjualan Rp 63,9 juta

Administrasi & Umum Rp 66,1 juta

Pengeluaran tetap lainnya Rp 11 juta

5. Total biaya tetap (31,39%) Rp 248 juta

6. Laba bersih (sebelum pajak) (5,06%) Rp 40 juta

Menghitung Harga Jual Break-Even

Persentase kontribusi produsen memberi informasi seberapa banyak porsi dari

penerimaan yang tersisa setelah menutupi biaya variabel untuk memberi kontribusi

yang memenuhi biaya tetap dan keuntungan. Kontribusi marjin perusahaan ini adalah

36,5% yang berarti bahwa biaya variabel menyerap 63,5% dari total penerimaan.

Dengan kata lain, biaya variabel mencapai 63,5% (1,00-0,635=0,635) dari harga

penjualan sebuah produk. Misalkan biaya variabel produsen ini adalah sebagai berikut:

Bahan baku Rp 2080/unit

Tenaga Kerja Rp 4120/unit

Biaya variabel produksi Rp 780/unit

Total biaya variabel Rp 6980/unit

Harga minimum dimana produsen mampu menjual adalah Rp 6980. Harga lain

dibawah harga tersebut tidak akan menutup biaya variabel. Untuk menghitung titik

impas untuk produk ini, kita mendapatkan harganya dari persamaan berikut:

95

Harga Jual = (Keuntungan + biaya variabel per unit × jumlah barang yg diproduksi +

Total biaya tetap) / jumlah barang yg diproduksi

Untuk mendapatkan titik impas, produsen mengasumsikan tidak mendapatkan

keuntungan (Rp 0). Misalkan rencananya dia memproduksi 50000 unit produk tersebut

dan biaya tetap akan mencapai Rp 110 juta. Penjualan break-even adalah sebagai

berikut:

Harga jual BEP = (Rp 0 + Rp 6980 per unit × 50000 unit + Rp 110 juta) / 50000 unit

= Rp 9180 per unit.

Dengan demikian Rp 2200 (Rp 9180/unit – Rp 6980/unit) dari Rp 9180 harga

impas memberi kontribusi untuk memenuhi biaya tetap produksi. Tetapi andaikan

produsen menginginkan mendapatkan keuntunan Rp 50 juta. Maka harga penjualan

dihitung sebagai berikut:

Harga jual = (Rp 50juta + Rp 6980 per unit × 50000 unit + Rp 110 juta) / 50000 unit =

Rp 10180 per unit.

Sekarang produsen harus memutuskan apakah konsumen akan membeli 50000

unit pada harga Rp 10180. Bila tidak, maka dia harus memutuskan untuk memproduksi

produk lain yang lebih menguntungkan atau menurunkan harga jual. Harga dibawah Rp

9180 akan menghasilkan sedikit keuntungan, walaupun lebih sedikit dari yang

diinginkan. Dalam jangka pendek, produsen dapat menjual produk tersebut kurang dari

Rp 9180 apabila suasana pasar sangat kompetitif tapi tidak munkin dibawah Rp 6980

karena harga tersebut tidak menutupi biaya variabel produksi.

Daftar Referensi:

Amy Cortes, “The Power of Optimal Pricing, “Business 2.0, September 2002, pp. 68-

77.

Carolyn Z. Lawrence, “The Price is Right, “Business Start-Ups, February 1997, p. 67.

Gayle Sato Stodder, “Paying the Price, “Entrepreneur, October 1994, p.54.

Geoff Williams, “Name Your Price, “Entrepreneur, September 2005, pp. 108-115.

Norm Brodsky, “Dealing with Cost Hikes, “Inc., August 2005.

Robert D. Hisrich, Michael P. Peters and Dean A. Sheperd, “ Entrepreneurship”,

Seventh Edition, McGraw Hill International Edition, 2008.

96

BAB – 8

RISET PASAR BAGI ENTREPRENEUR

Tujuan Bab Ini:

54. Pendahuluan;

55. Memahami langkah-langkah dalam melakukan riset pasar;

Pendahuluan

Riset pasar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan metode

yang sistematik dan obyektif untuk memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi

oleh perusahaan terutama berhubungan dengan proses memasarkan produk dan jasa

yang dihasilkan. Sistematik dan objektif mengandung arti bahwa riset pasar

menggunakan beberapa tahap yang merupakan kesatuan logis sehingga hasilnya

dapat diterima atau dipahami semua pihak. Penggunaan beberapa tahap dalam riset

pasar ini diperlukan untuk menjamin agar informasi yang dihasilkan benar-benar valid.

Namun demikian perlu dipahami bahwa tahap-tahap dalam riset pasar tidak bersifat

baku sehingga tahapan di sini dimaksudkan sebagai kerangka yang memudahkan dan

menjamin hasil riset sesuai dengan yang diharapkan.

Untuk memahami riset secara menyeluruh maka perlu diketahui terlebih dahulu

jenis-jenis riset, baik berdasarkan tujuan, hubungan antara variabel maupun jenis

datanya. Riset menurut tujuannya dibagi menjadi:

1. Riset Terapan, riset ini merupakan riset yang dilakukan untuk mendapatkan

informasi guna memecahkan masalah secara praktis. Riset ini dilakukan sebagai

respon terhadap suatu fenomena yang terjadi di lapangan.

2. Riset Murni, riset ini merupakan riset yang dilakukan untuk mengevaluasi atau

mengembangkan sebuah teori. Riset ini dilakukan karena peneliti tertarik untuk

mengevaluasi atau mengembangkan temuan yang telah ada.

97

Ada riset yang menghubungkan antara variabel, tetapi ada juga yang hanya

menganalisis variabel secara mandiri. Oleh karena itu, riset menurut hubungan antara

variable dibagi menjadi:

1. Riset Deskriptif, merupakan riset yang dilakukan untuk menganalisis satu atau

lebih variabel tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara

variabel yang satu dengan variabel yang lainnya.

2. Riset Komparatif, merupakan riset yang membandingkan sampel yang satu

dengan sampel yang lainnya.

3. Riset Asosiatif, merupakan riset yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

atau pengaruh antara dua variabel atau lebih. Riset yang hanya bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara variabel disebut dengan riset korelasional,

sedangkan riset yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel

disebut dengan riset kausal.

Langkah-Langkah Dalam Melakukan Riset Pasar.

1. Menetapkan masalah riset, beberapa hal yang perlu dilakukan oleh periset

dalam menetapkan masalah riset adalah:

A. Memperoleh pandangan klien mengenai masalah yang sebenarnya terjadi;

B. Mempertimbangkan sumber dan jenis informasi yang sebenarnya dibutuhkan

oleh klien;

C. Mengkombinasikan masukan informasi dari pihak klien dengan periset

2. Penentuan desain riset, desain riset akan menggambarkan perencanaan yang

akan dilakukan dalam riset dan mengacu pada masalah yang telah ditetapkan

sebelumnya.Pada tahap inilah periset perlu merinci dengan detil prosedur yang

diperlukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk menjawab

masalah riset dan menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi pengambilan

keputusan. Terdapat tiga jenis desain riset, yaitu:

A. Eksploratori riset adalah untuk memperoleh pandangan yang mendalam dan

menyeluruh mengenai masalah yang sebenarnya dihadapi perusahaan. Jadi

informasi yang dicari sekedar untuk mengetahui permasalahan dasar.

B. Deskriptif riset adalah untuk menggambarkan sesuatu.

98

C. Kausal riset adalah untuk membuktikan hubungan sebab akibat atau

hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi dari variabel-variabel yang diteliti.

3. Metode pengumpulan data (primer atau sekunder), data primer adalah data asli

yang dikumpulkan langsung oleh periset untukmenjawab masalah risetnya

secara khusus. Cara mengumpulkan data primer adalah dengan: Wawancara,

Focus group discussion, Teknik proyeksi, Survei, Observasi, Eksperimen.

Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain, bukan oleh

periset sendiri. Artinya, periset sekedar mencatat, mengakses, atau meminta

data tersebut (kadang sudah berbentuk informasi) ke pihak lain yang telah

mengumpulkannnya di lapangan.

4. Penentuan desain pertanyaan, skala dan alat analisis, pada tahap ini periset

perlu melakukan tiga aktivitas sebagai berikut:

A. Merancang pertanyaan atau kuesioner yang akan ditanyakan kepada

pihak yang disurvey. Pertanyaan dalam kuesioner dapat bersifat terbuka

ataupun tertutup.

B. Merancang skala penilaian hasil kuesioner

C. Merancang alat analisis yang akan digunakan dalam menilai kuesioner

5. Menentukan metode pengambilan sampel dari populasi yang diteliti.

6. Penulisan dan penyampaian proposal riset, pada tahap ini periset menyiapkan

dokumentasi yang berisi:

A. Ringkasan eksekutif yang menyampaikan poin utama yang akan

dijalankan dalam riset

B. Latar belakang masalah

C. Penentuan masalah dan tujuan riset

D. Pendekatan terhadap permasalahan dengan menampilkan literatur, teori

atau pendekatan yang akan digunakan sebagai rujukan riset

E. Desain riset yang mencakup jenis data yang akan dikumpulkan dan

metode yang digunakan untuk mengumpulkan data

F. Analisis data dengan menguraikan cara menginterpretasikan data yang

akan dianalisa

G. Pelaporan yang akan dihasilkan dari riset tersebut

99

H. Waktu dan biaya riset

I. Lampiran-lampiran yang diperlukan dalam riset, misalnya: format

kuesioner

7. Pengumpulan data

8. Pengeditan, pengkodean, dan penginputan data

9. Analisis dan penginterpretasian hasil riset

10. Penulisan dan penyampaian laporan akhir

Ada beberapa pertanyaan yang harus diajukan berhubungan dengan masalah

riset yang akan dilakukan oleh entrepreneur, antara lain:

1. Menentukan masalah yang harus dipecahkan atau diteliti

2. Apakah masalah yang akan dipecahkan tersebut membutuhkan suatu riset yang

intensif dan fokus

3. Membuat daftar pertanyaan yang behubungan dengan riset yang akan

dilakukan

4. Menentukan jenis data yang akan digunakan dalam riset yang akan dilakukan

5. Menentukan metode yang akan digunakan dalam riset tersebut

6. Mendefinisikan sampel yang digunakan dalam penelitian tersebut

7. Melakukan riset dan berupaya untuk mendapatkan informasi yang benar drai

riset yang dilakukan tersebut.

Mengumpulkan data dala suatu penelitian dapat dilakukan dengan berbagai cara,

antara lain:

1. Data primer adalah data yang diambil dari sumber data atau responden

2. Data sekunder adalah data yang telah ada atau telah dikumpulkan oleh pihak

lain yang dapat lanbgsung kita gunakan.

proses riset bisnis terdiri dari tiga komponen, yaitu:

1. Input, merupakan proses yang mendorong dilakukannya sebuah riset, dugaan-

dugaan yang muncul berkaitan dengan permasalahan yang ada, bahan/alat dan

100

data yang harus digunakan untuk dapat menjawab permasalahan riset serta

penyusunan desain riset yang akan dilakukan.

2. Proses, merupakan tahapan inti pelaksanaan riset dimana seorang peneliti terjun

ke lapangan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dan melakukan

pengolahan serta interpretasi data.

3. Output, merupakan proses dimana peneliti berusaha untuk menarik suatu

kesimpulan berdasarkan analisis data dan memberikan rekomendasi

berdasarkan kesimpulan yang diperoleh. Tahap akhir dari keseluruhan proses

riset bisnis adalah penyusunan laporan sesuai format yang ditentukan. Kualitas

akhir suatu riset tidak hanya tergantung pada analisis datanya, melainkan juga

pada seluruh proses riset bisnis.

Daftar Referensi:

Alexander Gilles, CFA and Reuben Mondejar, Ph.D, “Guide to Entrepreneurship”,

Sinag-Tala Publisher, Manila, 2008.

John Wiley & Sons, Inc, “The Entrepreneur Magazine Small Business Advisor”,

Copyright @ 1995 by Entrepreneur Media, Inc.

Suliyanto, SE, M.Si, “Metode Riset Bisnis”, Penerbit Andi Jogjakarta, 2006

101

BAB – 9

STRATEGI MEMASUKI PASAR GLOBAL

Tujuan Bab Ini:

56. Memahami perkembangan pasar global;

57. Mengidentifikasikan kriteria pasar luar negeri;

58. Memahami strategi memasuki pasar yang berbeda.

59. Memahami strategi masuk pasar mancanegara;

60. Memahami bisnis internasional dan entrepreneur.

Memahami Perkembangan Pasar Global

Memasuki pasar luar negeri harus berhadapan dengan berbagai kendala yang

harus dipecahkan oleh seorang entrepreneur, ada banyak faktor yang

mempengaruhinya. Banyak perbedaan yang signifikan antara pasar domestik dengan

pasar luar negeri, oleh sebab itu entrepreneur harus dapat mencermati perbedaan

tersebut secara teliti. Dari sudut pandang pasar global kemampuan untuk menciptakan

daya tarik (attractiveness) suatu produk atau jasa yang membuat pelanggan global

memilih produk atau jasanya diantara banyak pilihan yang tersedia. Adapun faktornya

adalah sebagai berikut:

1. Mutu (quality);

2. Harga (price);

3. Penyerahan (delivery);

4. Jasa Pelayanan (service).

Dengan keempat faktor itu mutu yang ditawarkan haruslah sepadan dengan

ekspektasi pelanggan dalam membayarkan harga dalam arti adanya nilai tambah dan

penyerahan tepat waktu sesuai kesepakatan dan jasa pelayanan purna (after sales

service) yang bermutu tanpa pengorbanan yang mengakibatkan harga menjadi tidak

bersaing, karena itu efisiensi dalam perhitungan harga pokok merupakan syarat untuk

mampu menyajikan harga yang memberi nilai tambah bagi pelanggan. Dengan

kemampuan bersaing, suatu bisnis dapat memperoleh keunggulan bersaing

102

(competitive advantage). Beberapa hal yang harus dipertimbangkan oleh seorang

entrepreneur sebelum masuk dalam pasar global, antara lain:

1. Resiko politik yang mungkin dihadapi oleh entrepreneur di negara dimana

aktifitas bisnis dilakukan;

2. Aspek budaya;

3. Akses untuk menembus pasar tersebut yang banyak sekali pesaingnya;

4. Faktor biaya yang harus dipertimbangkan untuk masuk dalam pasar tersebut;

5. Pertimbangan biaya transportasi dan besarannya serta komposisinya;

6. Fasilitas infrastruktur yang terdapat di negara dimana kita akan melakukan

aktifitas bisnisnya;

7. Faktor fluktuasi nilai tukar.

Mengidentifikasikan Kriteria Pasar Luar Negeri

Untuk dapat melakukan seleksi terhadap pasar yang akan dimasuki, seorang

entrepreneur harus mendasarkan atas beberapa kriteria, yaitu:

1. Karakteristik pasar, dalam hal ini di suatu negara memiliki karakteristik pasar

yang dominan dan tertentu;

2. Aspek biaya, karena banyak sekali biaya-biaya yang harus dikeluarkan;

3. Rancangan undang-undang yang berhubungan dengan produk atau jasa yang

kita tawarkan;

4. Tarif, kewajiban & batasan non tariff dalam perdagangan yang berhubungan

dengan produk atau jasa yang kita tawarkan.

Memahami strategi memasuki pasar yang berbeda.

Memasuki pasar internasional bukan merupakan suatu hal yang mudah,

diperlukan banyak pertimbangan, antara lain:

1. Siapa pembeli produk kita?

2. Siapa yang tidak membeli produk kita?

3. Kebutuhan apa atau fungsi apa yang dipenuhi dengan produk kita?

4. Masalah apa yang dipecahkan dengan produk kita?

103

5. Apa yang dibeli konsumen saat ini untuk memuaskan kebutuhan atau

memecahkan masalah dimana produk kita ditargetkan?

6. Berapa harga yang mampu dibayar untuk produk yang dibeli saat ini?

7. Kapan produk kita dibeli?

8. Dimana produk kita dibeli?

9. Mengapa produk kita dibeli?

Strategi Masuk Pasar Mancanegara

Persaingan dagang semakin sengit, setiap perusahaan di dalam maupun luar

negeri berlomba-lomba meraih pangsa pasar yang ada karena semakin dekatnya jarak

antar eksportir dan importir dikarenakan perkembangan teknologi dan transportasi yang

terus berkembang. Perusahaan yang telah lama berdiri dengan kegiatan ekspornya

berusaha sekuat mungkin untuk mempertahankan pangsa pasarnya dan terus

mengembangkan pasarnya. Bagaimana dengan perusahaan yang baru memulai

kegiatan ekspornya? Mampukah bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang telah

memulai kegiatan ekspor sebelumnya? Hal tersebut dapat sekali dilakukan

dikarenakan peluang pasar mancanegara yang masih banyak tersedia dengan berbagai

macam komoditas yang diminati.

Selain hal-hal tersebut di atas yang perlu diperhatikan juga ada beberapa

strategi memasuki pasar mancanegara dalam upaya menerobos, mempertahankan

maupun memperluas pangsa pasar, antara lain:

1. Produk yang akan dipasarkan haruslah memiliki standar mutu yang baik

sehingga dapat memuaskan konsumen serta pengiriman barang yang tepat

waktu yang dapat berdampak terhadap pemesanan secara reguler. Disamping

itu eksportir haruslah mengerti selera konsumen negara tujuan ekspor.

Bagaimana caranya mengetahui selera konsumen negara tujuan ekspor?

Lakukanlah survei pasar dan indentifikasi selera konsumen melalui informasi-

informasi yang didapat baik melalui internet, media massa, instansi terkait

misalnya Departemen Perdagangan ataupun Badan Pengembangan Ekspor

Nasional atau dapat juga langsung meminta informasi dari Atase Perdagangan

kita. Untuk produk jadi yang akan dipasarkan haruslah memiliki kemasan

104

semenarik mungkin, lakukanlah inovasi-inovasi sekreatif mungkin sehingga

menarik minat konsumen.

2. Harga yang ditawarkan haruslah harga yang kompetitif dengan para pesaing

lainnya, berikan penawaran-penawaran yang menarik disamping kualitas dan

singkatnya waktu pengiriman juga bila masih memungkinkan dapat memberikan

diskon/potongan harga. Untuk menumbuhkan kepercayaan awal sebaiknya

pihak eksportir meminta sistim pembayaran berupa Letter of Credit (L/C) dari

importir, bila untuk awal pihak eksportir sudah meminta sistim pembayaran

berupa pembayaran didepan, maka biasanya pihak importir merasa keberatan

atau bahkan tidak merespon sama sekali. Hal ini dapat dimaklumi karena pihak

importir memiliki resiko yang cukup besar, tetapi hal ini biasanya dapat terjadi

bila kedua belah pihak telah lama menjalin hubungan dagang. Bila pihak

eksportir menemukan importir yang menginginkan kondisi penjualan atau harga

berdasarkan CNF /CFR (Cost and Freight) atau CIF (Cost Insurance and Freight)

maka sebaiknya diterima karena tidak semua importir menghendaki kondisi

penjualan FOB (Free On Board).

3. Promosi atau iklan yang efesien dan efektif dapat melalui media massa, majalah

ataupun situs-situs (website) perdagangan dan e-mail (surat elektronik). Iklan

yang ditampilkan haruslah semenarik mungkin tetapi tidak berlebihan, alangkah

lebih baik bila eksportir memiliki situs perusahaan sendiri sehingga importir dapat

dengan mudah membaca profil perusahaan serta produk-produk yang dimiliki

pihak eksportir disamping itu dapat menambah performance perusahaan.

Selain itu dapat juga eksportir mengikuti Pameran Internasional yang

diselenggarakan di dalam maupun di luar negeri baik secara langsung ataupun

dapat dikoordinir melalui instansi tertentu, salah satunya melalui Badan

Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN). Keuntungan dari promosi ini pihak

eksportir dan importir dapat bertemu secara langsung (face to face negotiation)

untuk membahas kualitas, kuantitas, kemasan, harga dan sebagainya dan bukan

tidak mungkin importir langsung menempatkan ordernya kepada eksportir.

4. Perwakilan guna mempermudah untuk mendapatkan dan mengembangkan

pangsa pasar maka pihak eksportir dapat mencari mitra kerjasama diluar negeri

105

baik sebagai agen ataupun sebagai perwakilan dagang di negara tujuan ekspor.

Banyak perusahaan luar negeri yang menawarkan jasanya sebagai pemasaran

atau kepanjang tangan eksportir. Biasanya pihak perwakilan tersebut telah cukup

mengetahui produk yang dimiliki eksportir (product knowledge) serta mengetahui

seluk beluk jalur distribusi produk tersebut. Cara ini cukup efektif dan efesien

bagi eksportir dimana seluruh aktivitas dan biaya pemasaran akan dilakukan

perwakilan kita di negara bersangkutan, pihak eksportir biasanya mengirimkan

contoh-contoh produk, spesifikasi, profil perusahaan serta data-data penunjang

pemasaran lainnya kepada perwakilan kita. Pihak perwakilan ini akan

mendapatkan komisi dari eksportir atas setiap transaksi yang terjadi, tentunya

dikuatkan dalam perjanjian sebelumnya. Tetapi tentunya eksportir tidak dapat

secara sembarangan memilih perwakilannya di negara tujuan, sebaiknya

eksportir meminta terlebih dahulu profil perusahaan calon perwakilan dagang kita

diluar negeri serta sejauh mana mereka mengetahui produk-produk yang akan

dipasarkan. Biasanya bila telah terjadi kesepakatan maka pihak eksportir tidak

lagi diperkenankan memasarkan secara langsung produknya ke negara

perwakilan yang telah ditunjuk.

Bisnis Internasional dan Entrepreneur

Hisrisch (2008: 89) mendefinisikan bahwa international entrepreneurship is

an entrepreneur doing business across his or her national boundary. Bisnis dalam

skala internasional menjadi hal yang sangat penting saat ini, karena lingkungan bisnis

yang semakin luas dan persaingan bisnis semakin kompetitif, ada beberapa pertanyaan

yang harus dijawab oleh seorang entrepreneur berkaitan dengan internasional bisnis,

antara lain:

1. Bagaimana perbedaan mengelola bisnis dalam skala domestik dan

internasional?

2. Isu-isu strategis apa yang harus dipecahkan untuk melakukan kegiatan bisnis

dalam skala internasional?

3. Pilihan-pilihan apa yang tersedia untuk bisnis yang akan kita jalankan?

4. Bagaimana keputusan diambil untuk masuk dalam pasar internasional?

106

Hisrisch (2008: 89) juga menformulasikan mengenai kegiatan bisnis dalam skala

internasional, sebagai berikut:

GE = C1 + PL + E + DC + C2 + C3

Dimana:

GE = Global Entrepreneurship

C1 = Culture

PL = Politics & Legal Environement

E = Economy & Economic Integration

DC = Distribution Channel

C2 = Change

C3 = Communication

Daftar Referensi:

Darren Dahl, “Instantly International, “Inc., June 2005.

“Global Executive Brace for Change, “Sales & Marketing Management’s Performance e-

Newsletter, January 10, 2005.

Julia Boorstin, “Small and Global: Exporting Cleaner Air, “FSB, June 2004, pp. 42-44.

John Wiley & Sons, Inc, “The Entrepreneur Magazine Small Business Advisor”,

Copyright @ 1995 by Entrepreneur Media, Inc.

Nichole L. Torres, “Global Trade, “Entrepreneur, February, 2005.

Robert D. Hisrich, Michael P. Peters and Dean A. Sheperd, “ Entrepreneurship”,

Seventh Edition, McGraw Hill International Edition, 2008.

107

BAB – 10

E–COMMERCE dan ENTREPRENENEURSHIP

Tujuan Bab Ini:

61. Memahami e-commerce;

62. Memahami mitos dalam bisnis e-commerce;

63. Memahami bagaimana mendesain killer website;

64. Memahami bagaimana cara suatu perusahaan melacak hasil website yang

dibuat.

E-Commerce

E-commerce merupakan kegiatan bisnis untuk tujuan mendapatkan keuntungan

seperti penjualan, pembelian, pelayanan, informasi, dan perdagangan melalui perantara

jaringan komputer yang terintegrasi dan on line setiap saat. Ada beberapa bentuk e-

commerce, yaitu:

1. Business to Business (B2B), kerjasama dan transaksi antara beberapa lembaga

bisnis yang saling membutuhkan antara satu dengan lainnya;

2. Collaborative Commerce, saling bekerjasamanya beberapa perusahaan dan

terciptanya sinergi;

3. Business to Consumer (B2C), perusahaan menawarkan produk atau jasa

kepada target pasar yang telah teridentifikasikan secara jelas, sehingga target

pasar mendapatkan informasi dan alamat yang jelas untuk melakukan transaksi

perdagangan;

4. Consumer to Business (C2B), permintaan barang dan jasa dari individu

kemudian beberapa perusahaan mencoba untuk memenuhi kebutuhan tersebut

melalu mekanisme yang telah ditetapkan;

5. Consumer to Consumer (C2C), pengguna e-commerce dalam lingkup antara

individu dengan individu, seperti penjualan barang atau jasa serta transaksi

lainnya.

108

6. IntraBusiness Commerce, pengguna e-commerce dalam lingkup organisasi

untuk meningkatkan kecepatan informasi atau kinerja dan operasi organisasi.

7. Government to Citizen (G2C), bentuk pelayanan dari pemerintah untuk warga

negaranya dalam bentuk e-commerce dapat juga kerjasama antara lembaga

pemerintahan, perusahaan, dan lembaga lainnya.

8. Mobile Commerce, memungkinkan penggunaan e-commerce secara nirkabel

dan dapat di akses melalui hand phone atau laptop yang tersedia jaringan hot

spot, sehingga dapat melakukan transaksi, pencarian informasi, dll.

Dalam perkembangan dunia e-commerce yang sangat cepat saat ini, banyak

perusahaan mencoba untuk menawarkan produk dan jasa sesuai dengan kebutuhan

(need) dari target pasar tertentu. Organisasi bisnis yang tidak dapat beradaptasi

dengan cara ini akan hancur dan akan tertinggal dalam waktu cepat. Terdapat

beberapa keuntungan untuk melakukan kegiatan bisnis secara e-commerce, antara

lain:

1. Peluang untuk meningkatkan pendapatan dan keuntungan, dimana sebagian

besar pemunculan suatu website sama dengan membuka suatu jalan penjualan

yang baru;

2. Kemampuan untuk mengembangkan bisnis lebih cepat, dibandingkan dengan

pola yang selama ini dijalankan;

3. Kemampuan untuk melihat peluang baru dalam bisnis dan berupaya untuk terus

mengembangkannya;

4. Informasi dapat diakses oleh target pasar setiap saat;

5. Menghemat biaya promosi, karena cenderung akan lebih murah biayanya

dibandingkan dengan memperkenalkan suatu produk atau jasa baru melalui

media cetak dan elektronik, tetapi dengan catatan semuanya memiliki nilai

tambah dan kurang;

6. Kekuatan untuk mendidik dan memberitahukan kepada konsumen lebih detail,

dimana dunia maya mengizinkan pemilik bisnis untuk menyediakan dan

memberikan informasi yang lebih terperinci kepada pengunjung dibandingkan

dengan praktek dari media yang lain;

109

7. Kemampuan menjalankan bisnis dengan biaya yang sedikit, dimana web

merupakan salah satu cara yang paling efisien dalam mendapatkan konsumen,

baik yang baru maupun yang sudah ada;

8. Dapat berinteraksi dengan target pasar secara lebih cepat dan terperinci dan

informasi akan lebih cepat didapat;

9. Kemampuan untuk mengembangkan usahanya ke pasar global, web merupakan

salah satu cara yang paling efisien untuk bisnis kecil untuk menjual produknya

kepada jutaan pembeli potensial yang tinggal di berbagai belahan dunia;

Beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh seorang entrepreneur sebelum

menjadi bisnis e-commerce, antara lain, adalah:

1. Bagaimana perusahaan mengelola jaringan website dan peluang itu diciptakan

untuk mengkomunikasikan hubungan dengan supplier dan vendor, konsumen

dan stakeholder untuk meraih kesuksesan;

2. Kesuksesan Web mengharuskan suatu perusahaan untuk mengembangkan

rencana dalam mengintegrasikan Web kepada keseluruhan strategi perusahaan.

Rencana tersebut sebaiknya menjadi ciri khas seperti disain situs, menciptakan

dan mengelola nama perusahaan, pemasaran dan strategi promosi, penjualan,

dan pelayanan terhadap konsumen;

3. Perkembangan berkesinambungan, membangun hubungan yang bertahan lama

dengan pelanggan sangatlah penting dalam bisnis web. Interaksi konsumen

dalam menggunakan web mengeluarkan biaya, oleh karena itu perusahaan

harus dapat membuat suatu website yang menguntungkan;

4. Membuat tampilan yang sangat berarti dalam sebuah situs membutuhkan

pengeluaran dalam investasi sumber daya seperti waktu, orang, energi dan

SDM. Membuat tampilan produk yang ditawarkan dengan gambar yang menarik

merupakan permulaan yang baik dalam bisnis ini;

5. Usaha menghitung kesuksesan bisnis web berdasarkan penjualan sangatlah

penting untuk suatu perusahaan, karena hal inilah yang sangat berhubungan

dengan konsumen dimana selera, kebutuhan dan kepentingan konsumen selalu

berubah.

110

Pembuatan suatu perusahaan secara online atau mentransformasikan bisnis

menjadi suatu bisnis online, haruslah mempertimbangkan beberapa hal-hal penting.

Pertanyaan berikut dapat membantu untuk mengukur suatu perusahaan yang akan

beralih menjadi bisnis online yang potensial:

1. Apakah produk yang dihasilkan sudah dikenal oleh banyak konsumen di

beberapa tempat?

2. Apakah perusahaan ingin menjual produknya kepada konsumen di luar area

geografisnya secara cepat?

3. Apakah produk yang dijual dapat dikirimkan dengan aman dan murah?

4. Dapatkah perusahaan merealisasikan perubahan yang signifikan pada struktur

biaya kedepannya, seperti penekanan pada biaya sewa, pegawai, inventori dan

biaya cetak dengan menjadi bisnis online?

5. Dapatkah perusahaan menggambarkan konsumen yang akan masuk ke dalam

bisnis online menjadi suatu investasi yang real?

Mitos dalam Bisnis e-eommerce

Meskipun banyak enterpreneur telah menjadikan bisnis mereka menjadi bisnis e-

commerce, membuat perusahaan dalam suatu web bukanlah garansi atau jaminan

untuk sukses. Yakinkanlah bahwa apa yang dilakukan tidak jatuh ke dalam salah satu

persepsi seputar bisnis e-commerce ini yang terdiri dari beberapa mitos, yaitu:

1. Membangun bisnis dalam website adalah mudah dan tidak mahal;

2. Jika kita meluncurkan suatu web, maka konsumen akan langsung menerimanya

dan menggunakannya;

3. Menghasilkan uang dalam bisnis web sangatlah mudah;

4. Kerahasiaan bukanlah hal yang penting dalam web;

5. Hal yang penting dalam usaha e-commerce adalah teknologi;

6. Dibutuhkan strategi khusus untuk menjual suatu produk atau jasa dalam web;

7. Pelayanan terhadap konsumen bukanlah hal yang penting sama dengan

pentingnya pelayanan konsumen pada bisnis tradisional/ bisnis retail tradisional;

8. Tampilan halaman depan dalam suatu web sangatlah diperhitungkan;

111

9. e-commerce akan menyebabkan bisnis tradisional atau toko retail tradisional

akan hancur atau lenyap.

Strategi dasar seorang entrepreneur yang harus diikuti untuk meraih sukses

dalam bisnis e-commerce. Beberapa gambaran yang harus diikuti untuk membangun

sebuah strategi bisnis web yang sukses untuk suatu perusahaan kecil yaitu:

1. Dengan membuat web, maka perusahaan mencoba untuk fokus pada segmen

pasar tertentu yang belum dimasuki,

2. Berupaya untuk mengembangkan komunitas jaringan konsumen on-line.

3. Berupaya untuk memikat pengunjung dengan memberikan mereka layanan

secara gratis,

4. Buatlah dan gunakanlah web yang kreatif tapi hindari menjadi “spamer”

5. Yakinkanlah bahwa website anda dibilang dapat dipercaya (credible),

6. Pertimbangkanlah strategi penggabungan perusahaan untuk menjadi lebih

besar, dengan cara pembuatan cabang perusahaan dan dengan organisasi

bukan untuk mencari keuntungan.

7. Buatlah agar website yang dibuat dapat dijangkau secara global.

8. Promosikan website yang kita buat baik secara on-line dan off-line.

9. Kembangkan strategi optimasi pencarian data secara efektif.

Mendesain Killer Website

Tidak ada formula yang pasti untuk membuat para pengguna web berhenti pada

website kita, tetapi berikut ini ada beberapa strategi yang mungkin dapat membantu

dalam mendesain killer website:

1. Pahamilah target market yang akan dibidik;

2. Berikanlah kepada konsumen apa yang mereka inginkan;

3. Pilihlah nama domain yang konsisten dengan image yang ingin diciptakan untuk

perusahaan anda dan daftarkanlah;

4. Buatlah website anda mudah untuk mengarahkan para penggunanya;

5. Bangunlah suatu pusat tempat penyaluran ide/ saran;

112

6. Bangunlah suatu kepercayaan kepada konsumen yang akan menjadikan alasan

konsumen untuk kembali kepada website kita;

7. Buatlah jaringan dengan bisnis lain sebagai pelengkap bisnis kita yang akan

meningkatkan layanan dalam penjualan produk kita;

8. Cantumkan alamat e-mail dan nomor telepon dalam website tersebut;

9. Berikan pembeli kemampuan untuk melakukan pembelian secara on-line;

10. Tawarkan pembeli dalam bisnis web segala yang mereka inginkan secara

spesial;

11. Buatlah disain yang sederhana untuk halaman web anda;

12. Kecepatan kreatifitas dan proses penjualan yang simple;

13. Pastikan dan jamin konsumen bahwa transaksi on-line mereka aman;

14. Utamakan pegantaran barang dan tangani terlebih dahulu masalah pembayaran.

15. Konfirmasikanlah transaksi yang dilakukan;

16. Jagalah dan usahakan agar situsnya tetap update;

17. Ujilah situs yang dimiliki sesering mungkin;

18. Pertimbangkanlah untuk mempekerjakan seorang pembuat web designer yang

profesional.

Teknik Untuk Melacak Hasil Website Yang Dibuat

Teknik yang sederhana untuk melacak hasil bahwa website kita digunakan

adalah dengan menggunakan counter, dimana rekaman dari website yang populer akan

diterima. Pilihan lain untuk melacak aktivitas suatu aktifitas web adalah dengan

menggunakan software analisis logaritma/log-analysis. Server ini akan melaporlan

rekaman setiap halaman, gambar, suara, atau foto yang telah pengunjung lihat dan

software log-analysis ini melaporkan dan mengambarkan bagaimana perlakuan

pengunjung web ketika mereka melihat situs tersebut.

Cara pengukuran lainnya untuk yang didalamnya termasuk untuk mengukur

performance suatu web, yaitu:

1. Click Through Rate (CTR) adalah proporsi orang melihat perusahaan yang

online dengan banyaknya pengunjung yang berhasil melihat web perusahaan

113

tersebut. Lamanya waktu yang digunakan untuk melihat disebut dengan

impression. Oleh karena itu rumusnya:

Contoh: Jika suatu perusahaan membuat tampilan 500 kali dalam sehari dan ada

12 orang yang mengkliknya, maka: = 0,024 2,4%

2. Cost Per Acquistion (CPA) adalah biaya utang yang dikeluarkan oleh

perusahaan untuk menghasilkan beberapa penjualan (atau pendaftaran

konsumen):

Contoh, jika suatu perusahaan membeli iklan di majalah sebesar $200 dan itu

menghasilkan 15 konsumen baru, kemudian ongkos yang dikeluarkan

adalah: = $ 13,33

3. Conversion (or browse-to-buy) Ratio adalah proporsi dari pengunjung web yang

melakukan pembelian. Ini merupakan pengukuran yang paling penting dalam

kesuksesan bisnis web, dan dapat dihitung dengan rumus:

Contoh: Dari setiap 1000 orang yang mengunjungi suatu web, 23 dari mereka

melakukan pembelian. = 0,023 2,3% Meskipun rata-rata

konversi ukuran industri yang sangat berpengaruh, tetapi rata-rata conversion

rate adalah 2.3 %.

Bagaimana suatu bisnis online menjamin kerahasiaan dan keamanan informasi yang

dikumpulkan oleh pengunjung web dan peyimpanan datanya dalam suatu web,

perusahaan sebaiknya mengambil langkah-langkah sebagai berikut:

114

1. Buatlah suatu sistem inventori penyimpanan data konsumen;

2. Kembangkanlah kebijakan kerahasiaan perusahaan untuk informasi yang telah

dikumpulkan;

3. Kumpulkan kebijakan kerahasiaan perusahaan secara jelas dalam suatu website

dan tindak lanjuti.

Untuk memastikan bahwa keamanan informasi yang telah mereka kumpulkan

dan simpan dari transaksi web, perusahaan harus mengandalkan software untuk

menangani gangguan dari virus dan mencegah serangan dari hackers.

Daftar Referensi:

Geoff Williams, “Amongs Friend, “Entrepreneur, June 2002.

Christophers Saunders, “How Do I: Attract and Keep Customers?” E-Commerce Guide,

June 8, 2004.

Mellisa Campaneli, “ A Wall of Fire, “Entrepreneur, February 2000, pp. 49-48.

Philip A. Wickham, “Strategic Entrepreneurship” : A Decision-Making Approach to New

Venture Creation and Management, Second Edition, Prentice Hall, 2001.

Susan Kuchinskas, “Where Are We Now? A Decade of E-Commerce, “E-Commerce

Guide. www.ecommerceguide.com/news/trends/article.php/3426371

Robert D. Hisrich, Michael P. Peters and Dean A. Sheperd, “ Entrepreneurship”,

Seventh Edition, McGraw Hill International Edition, 2008

115

BIODATA PENULIS

WILLY ARAFAH, Lahir di Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Propinsi

Bengkulu pada tanggal 18 Februari 1971. Menikah dengan Sally Lusia, SE.MM

bekerja pada salah satu Bank Swasta di Jakarta dan memiliki dua anak yaitu

Rasya Arafah dan Raya Arafah. Riwayat Pendidikan: (1).Fakultas Ekonomi,

Jurusan Ilmu Ekonomi, Universitas Trisakti, 1994; (2).Magister Management

(Marketing), Universitas Trisakti, 1996; (3).Program (S3) Doktor, Manajemen

Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta, 2007; (4).Doctorate Business

Administration (DBA), San Beda Graduate School of Business, City Manila,

Philippines, 2009.

Riwayat Pekerjaan : (1). Electronic Realty Associates (ERA 2000), Marketing, 1993 – 1994; (2).

Subentra Bank, Management Development Program (MDP), Marketing Officers, 1994; (3). Staf

Pengajar pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Usakti, 1997 – Sekarang; (4). Staf Pengajar

pada Magister Manajemen Universitas Trisakti, 1997 – Sekarang; (5). Staf Pengajar Tidak Tetap

Trisakti School of Management (TSM), 2002 – Sekarang; (6). Staf Bagian Akademik Trisakti

International Business School (MBA Kerjasama Dengan UTS, Sydney), 2003 – Sekarang; (7).

Penanggung Jawab Bidang Akademik Program Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Trisakti, 2008 –

Sekarang; (8). Staf Pengajar pada Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) dan Magister Akuntansi

Trisakti; (9). Staf Ahli Ekonomi dan Keuangan Pada Perusahaan Minyak dan Gas PT. Geo Energi

Nusantara dan PT. Himpana Patra Utama, 2009 – Sekarang; (10). Beberapa Pekerjaan Konsultan

pada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Departemen Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah, 2009.

Pengalaman Profesional: (1). Tenaga Ahli dalam Bidang Aspek Ekonomi untuk Proyek Menggali

Potensi daerah di Pekan Baru, Lombok, Bali (Proyek Departemen Pekerjaan Umum Pusat), 2005; (2).

Tenaga Ahli dalam Bidang Ekonomi untuk Kajian Pengembangan Model Proyeksi Jangka Pendek

Pasar Komoditas Pangan Pokok di Indonesia, Departemen Perdagangan RI, 2006/2007; (3). Tenaga

Ahli Bidang Analisis Ekonomi dan Kajian Energi, PT.Himpana Patra Utama (HPU), Jakarta, 2008; (4).

Tenaga Ahli Bidang Riset Pemasaran, PT. PatraJasa, Jakarta, 2007; (5). Tenaga Ahli Bidang Sumber

Daya Manusia (SDM), Proyek Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), BPK-RI, 2009. Karya Ilmiah

Yang Sudah Dipublikasikan: (1). Logika, Yayasan Bina Kasih, Jakarta, 2005; (2). Konsep Ekonomi

Lingkungan Bisnis dan Entrepreneurship, Trisakti University Press, 2006; (3). Beberapa artikel ilmiah

yang telah diterbitkan di Jurnal Business Entrepreneurial Review (BER) Trisakti, Jurnal Akuntansi dan

Manajemen, Universitas Indonesia, Media Ekonomi, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Universitas Trisakti.