KEBENARAN

19
KEBENARAN KEBENARAN

description

filsafat

Transcript of KEBENARAN

Page 1: KEBENARAN

KEBENARANKEBENARAN

Page 2: KEBENARAN

Kedudukan KebenaranKedudukan Kebenaran

Plato mementingkan objek drpd subjek: Plato mementingkan objek drpd subjek: alètheiaalètheia tersingkapnya selubung yang tersingkapnya selubung yang menutupi ada.menutupi ada.

Aristoteles mementingkan subjek Aristoteles mementingkan subjek pengenal drpd objek: persesuaian pengenal drpd objek: persesuaian antara pernyataan subjek dengan objek.antara pernyataan subjek dengan objek.

Kebenaran tersingkap dalam relasi Kebenaran tersingkap dalam relasi subjek dengan objek yang selalu subjek dengan objek yang selalu berkembang.berkembang.

Page 3: KEBENARAN

Kriteria Objek KebenaranKriteria Objek Kebenaran Konsep tidak dapat dinilai benar-salah, Konsep tidak dapat dinilai benar-salah,

betul-keliru, namun dapatbetul-keliru, namun dapat dinilai dinilai jelas- jelas-kabur, memadai-tidak memadai.kabur, memadai-tidak memadai.

Persepsi tidak dapat dinilai benar-salah, Persepsi tidak dapat dinilai benar-salah, betul-keliru, yang bisa dinilai adalah isi betul-keliru, yang bisa dinilai adalah isi pernyataan tentang apa yang dipersepsikan.pernyataan tentang apa yang dipersepsikan.

Yang bisa betul-keliru adalah orang yang Yang bisa betul-keliru adalah orang yang mempersepsikannya.mempersepsikannya.

Persepsi bisa jeli atau serampangan, tajam Persepsi bisa jeli atau serampangan, tajam atau tumpul, menyeluruh atau parsial.atau tumpul, menyeluruh atau parsial.

Pengetahuan dapat dinilai benar-salah krn ia Pengetahuan dapat dinilai benar-salah krn ia merupakan suatu sistem pernyataan.merupakan suatu sistem pernyataan.

Page 4: KEBENARAN

IstilahIstilah² terkait Kebenaran² terkait Kebenaran ““Benar-salah” atau true-false dipakai utk menilai Benar-salah” atau true-false dipakai utk menilai

isi atau kualitas suatu proposisi.isi atau kualitas suatu proposisi. ““Betul-keliru” atau truth-error dipakai untuk Betul-keliru” atau truth-error dipakai untuk

menilai person atas proposisinya. Misal: orang menilai person atas proposisinya. Misal: orang bbiisa keliru atas keyakinan geosentrisme. sa keliru atas keyakinan geosentrisme. Pengetahuan tidak tepat untuk dinilai dengan Pengetahuan tidak tepat untuk dinilai dengan betul-keliru.betul-keliru.

““Tepat-meleset” atau correct-incorrect dipakai Tepat-meleset” atau correct-incorrect dipakai untuk menilai jawaban atas suatu pertanyaanuntuk menilai jawaban atas suatu pertanyaan atau persoalanatau persoalan, penilaian, pertimbangan, atau , penilaian, pertimbangan, atau putusan.putusan.

““Sahih-tak sahih” atau valid-invalid untuk menilai Sahih-tak sahih” atau valid-invalid untuk menilai lurus-tidaknya prosedur, metode pengetahuan.lurus-tidaknya prosedur, metode pengetahuan.

Page 5: KEBENARAN

3 macam Kebenaran3 macam Kebenaran

1.1. Kebenaran moralKebenaran moral menjadi bahasan etika, menjadi bahasan etika, ia menunjukkan hubungan antara yang kita ia menunjukkan hubungan antara yang kita nyatakan dengan apa yang kita rasakan.nyatakan dengan apa yang kita rasakan.

2.2. Kebenaran logisKebenaran logis menjadi bahasan menjadi bahasan epistemologi, logika, dan psikologi, ia epistemologi, logika, dan psikologi, ia merupakan hubungan antara pernyataan merupakan hubungan antara pernyataan dengan realitas objektif.dengan realitas objektif.

3.3. Kebenaran metafisikKebenaran metafisik berkaitan dengan berkaitan dengan yang-ada sejauh berhadapan dengan akalyang-ada sejauh berhadapan dengan akal--budi, karena yang-ada mengungkapkan diri budi, karena yang-ada mengungkapkan diri kepada akalkepada akal--budi. Yang ada merupakan budi. Yang ada merupakan dasar dari kebenaran, dan akaldasar dari kebenaran, dan akal--budi yg budi yg menyatakannya.menyatakannya.

Page 6: KEBENARAN

Kebenaran MetafisisKebenaran Metafisis

Kebenaran adalah kualitas individual Kebenaran adalah kualitas individual & & primer yang mendasari realitasprimer yang mendasari realitas (spiritual/material)(spiritual/material) dan bersifat objektif, ia dan bersifat objektif, ia didapat dari sesuatu itu sendiri. Kita didapat dari sesuatu itu sendiri. Kita memperolehnya melalui intensionalitas, memperolehnya melalui intensionalitas, tidak diperoleh dari relasi antara sesuatu tidak diperoleh dari relasi antara sesuatu dengan sesuatu (misal: kesesuaian antara dengan sesuatu (misal: kesesuaian antara pernyataan dengan fakta). Kebenaran pernyataan dengan fakta). Kebenaran metafisis menjadi dasar kebenaran metafisis menjadi dasar kebenaran epistemologis, pernyataan disebut benar epistemologis, pernyataan disebut benar kalau memang yang mau dinyatakan itu kalau memang yang mau dinyatakan itu sungguh ada. Sesuatu mesti diketahui sungguh ada. Sesuatu mesti diketahui dahulu baru dinyatakandahulu baru dinyatakan. Contoh: . Contoh: keberadaaan Tuhan, keabadian jiwakeberadaaan Tuhan, keabadian jiwa

Page 7: KEBENARAN

Kebenaran EpistemologisKebenaran Epistemologis

Kebenaran epistemologis adalah selalu Kebenaran epistemologis adalah selalu kebenaran dalam kaitannya dengan kebenaran dalam kaitannya dengan pengetahuan manusia, bahkan pengetahuan manusia, bahkan pengetahuan seorang manusia. Maka itu pengetahuan seorang manusia. Maka itu selalu bersifat subjektif, terbatas, evolutif, selalu bersifat subjektif, terbatas, evolutif, relasional, diskursif, sesuai dengan sifat relasional, diskursif, sesuai dengan sifat hakikat manusia yang adalah makhluk yang hakikat manusia yang adalah makhluk yang terbatas, relatif, dan mengalami perubahan, terbatas, relatif, dan mengalami perubahan, berada dalam lingkup ruang dan waktu, dan berada dalam lingkup ruang dan waktu, dan menyejarah. menyejarah.

Kebenaran adalah kesesuaian antara pikiran Kebenaran adalah kesesuaian antara pikiran dengan kenyataan (karena dengan kenyataan (karena mengetahuimengetahui adalah pertemuan budi dng adalah pertemuan budi dng evidensievidensi).).

Page 8: KEBENARAN

LanjutanLanjutan

Epistemologi tidak hanya berurusan Epistemologi tidak hanya berurusan dengan pernyataan, tapi dng pertanyaan dengan pernyataan, tapi dng pertanyaan dasar mengenai pernyataan.dasar mengenai pernyataan.

Nilai kebenaran pernyataan harus Nilai kebenaran pernyataan harus diputuskan berdasar evidensi karena diputuskan berdasar evidensi karena keterlibatan epistemologi lebih pada keterlibatan epistemologi lebih pada persoalan evidensi dibanding dengan persoalan evidensi dibanding dengan pernyataanpernyataan

Evidensi: kenyataan yang memaksakan diri Evidensi: kenyataan yang memaksakan diri pada saya, dan saya menyerah padanya.pada saya, dan saya menyerah padanya.

Page 9: KEBENARAN

Peroalan dlm evidensiPeroalan dlm evidensi Pengetahuan adalah pertimbangan yang dibuat Pengetahuan adalah pertimbangan yang dibuat

subjek terhadap objeksubjek terhadap objek Subjek menghadapi objek dan identifisir sifat Subjek menghadapi objek dan identifisir sifat

objek yang dihadapan subjektivitas dan objek yang dihadapan subjektivitas dan pikirannya. Akibatnya subjektivitas dianggap pikirannya. Akibatnya subjektivitas dianggap tidak relevan thdp kebenarantidak relevan thdp kebenaran

Kalau objek dan evidensi diletakkan dekat pikiran Kalau objek dan evidensi diletakkan dekat pikiran saya maka subjek hanya mjd pengamatsaya maka subjek hanya mjd pengamat

Pengetahuan sempurna terjadi dng mengerdilkan Pengetahuan sempurna terjadi dng mengerdilkan subjek sbg pihak yang tak berarti. Husserl (subjek subjek sbg pihak yang tak berarti. Husserl (subjek transendental): subjek yg mencapai “objektivitas” transendental): subjek yg mencapai “objektivitas” adalah subjek kosong yg tidak punya sifat.adalah subjek kosong yg tidak punya sifat.

Page 10: KEBENARAN

lanjutanlanjutan Kierkegaard membuat perbedaan antara kebenaran faktual Kierkegaard membuat perbedaan antara kebenaran faktual

dan kebenaran filosofisdan kebenaran filosofis Baginya kebenaran adalah “suatu ketidakpastian objektif Baginya kebenaran adalah “suatu ketidakpastian objektif

yg dipertahankan dlm proses pemberian dr pembatinan yg yg dipertahankan dlm proses pemberian dr pembatinan yg paling mendalam.paling mendalam.

Kebenaran diungkapkan kpd eksistensi dan tdk ada cara Kebenaran diungkapkan kpd eksistensi dan tdk ada cara untuk menegaskannya atau menyatakannya scr abstrak.untuk menegaskannya atau menyatakannya scr abstrak.

Kebenaaran filosofis tidak hanya mrpk pelukisan sifat2 sst Kebenaaran filosofis tidak hanya mrpk pelukisan sifat2 sst dl pengalamanku, tapi mrpk pelukisan arti dan nilai dlm dl pengalamanku, tapi mrpk pelukisan arti dan nilai dlm pengalamanku itu sendiri; kebenaran mrpk penegasan dr pengalamanku itu sendiri; kebenaran mrpk penegasan dr dimensi transendental eksistensiku, dan hanya dapat dimensi transendental eksistensiku, dan hanya dapat dibuat oleh eksistensi yang mengalami diri sbg transendendibuat oleh eksistensi yang mengalami diri sbg transenden

Kebenaran adalah subjektivitasKebenaran adalah subjektivitas

Page 11: KEBENARAN

Kebenaran EksistensialKebenaran Eksistensial

Kebenaran bersifat personal, Kebenaran bersifat personal, berharga bg subjek, dan dipegang berharga bg subjek, dan dipegang teguh.teguh.

Bersifat internal thdp subjek, subjek Bersifat internal thdp subjek, subjek terlibat scr langsung thdp peroalan terlibat scr langsung thdp peroalan yg kebenarannya dinilai.yg kebenarannya dinilai.

Eksistensi subjek melatarbelakangi & Eksistensi subjek melatarbelakangi & mewarnai usaha pencarian mewarnai usaha pencarian pengetahuan.pengetahuan.

Page 12: KEBENARAN

KebenaranKebenaran Ilmiah Ilmiah

Materialisme ilmiah menyamakan Materialisme ilmiah menyamakan kebenaran dg kenyataan yg dapat kebenaran dg kenyataan yg dapat diindrai & bersifat diindrai & bersifat impersonal/terbuka.impersonal/terbuka.

Bersifat eksternal thdp subjek: Bersifat eksternal thdp subjek: subjek tdk terlibat dlm subjek tdk terlibat dlm persoalan/objek kebenaran.persoalan/objek kebenaran.

Ia berperan dalam memecahkan Ia berperan dalam memecahkan berbagai persoalan.berbagai persoalan.

Page 13: KEBENARAN

T. K. KORESPONDENSIT. K. KORESPONDENSI

Kebenaran terjadi pada pengetahuan, Kebenaran terjadi pada pengetahuan, pengetahuan terbukti benar dan pengetahuan terbukti benar dan menjadi benar oleh kenyataan yang menjadi benar oleh kenyataan yang sesuai dengan apa yang diungkapkan sesuai dengan apa yang diungkapkan pengetahuan itu. Proposisi yang tidak pengetahuan itu. Proposisi yang tidak didukung oleh bukti empiris tertentu didukung oleh bukti empiris tertentu tidak akan dianggap benar dan tidak tidak akan dianggap benar dan tidak dianggap sebagai pengetahuan, dan dianggap sebagai pengetahuan, dan sekedar suatu keyakinansekedar suatu keyakinan..

Page 14: KEBENARAN

T.K. KOHERENSIT.K. KOHERENSI

PProposisi bernilai benar bila proposisi roposisi bernilai benar bila proposisi itu itu bersesuaian bersesuaian dengan ide-ide atau dengan ide-ide atau gagasan dari proposisi terdahulu gagasan dari proposisi terdahulu yang bernilai benar dalam suatu yang bernilai benar dalam suatu sistem pemikiran yang saling sistem pemikiran yang saling berhubungan secara logik-berhubungan secara logik-ssistematikistematik

Kebenaran sebagai koherensi Kebenaran sebagai koherensi (keteguhan) lebih menekankan (keteguhan) lebih menekankan kebenaran rasional-logis dan juga kebenaran rasional-logis dan juga cara kerja deduktifcara kerja deduktif

Page 15: KEBENARAN

T.K. PRAGMATIST.K. PRAGMATIS

Kebenaran yang ditekankan oleh kaum Kebenaran yang ditekankan oleh kaum Pragmatis adalah kebenaran yang menyangkut Pragmatis adalah kebenaran yang menyangkut ‘pengetahuan bagaimana’ (‘pengetahuan bagaimana’ (know howknow how). ). Suatu ide yang benar adalah ide yang Suatu ide yang benar adalah ide yang memungkinkan subjek berhasil memungkinkan subjek berhasil memperbaiki dan menciptakan sesuatu.memperbaiki dan menciptakan sesuatu. Kaum Pragmatis tidak menolak kebenaran dari Kaum Pragmatis tidak menolak kebenaran dari Rasionalisme maupun dari Empirisme, hanya Rasionalisme maupun dari Empirisme, hanya saja bagi Pragmatisme suatu kebenaran saja bagi Pragmatisme suatu kebenaran a-a-prioripriori hanya benar kalau kebenaran itu hanya benar kalau kebenaran itu berguna dalam penerapannya yang berguna dalam penerapannya yang memungkinkan memungkinkan

Page 16: KEBENARAN

T.K. Logis BerlebihanT.K. Logis Berlebihan

Problema kebenaran hanya merupakan Problema kebenaran hanya merupakan kekacauan bahasa saja, sehingga akibatnya kekacauan bahasa saja, sehingga akibatnya ia merupakan pemborosan sebab yang ia merupakan pemborosan sebab yang hendak dibuktikan secara logis derajatnya hendak dibuktikan secara logis derajatnya sama, saling melingkupi, dan isinya sama. sama, saling melingkupi, dan isinya sama. Karena setiap proposisi mempunyai Karena setiap proposisi mempunyai informasi yang samainformasi yang sama,, dan semua orang dan semua orang sepakat akan arti yang sama.sepakat akan arti yang sama. ‘adalah benar’ ‘adalah benar’ -—dan menurut beberapa filsuf, ‘adalah -—dan menurut beberapa filsuf, ‘adalah fakta’ -—secara logis adalah berlebihan, fakta’ -—secara logis adalah berlebihan, sehingga pembuktian-pembuktian sehingga pembuktian-pembuktian merupakan bentuk logis yang berlebihan. merupakan bentuk logis yang berlebihan. Misal: adalah benar bahwa ada kehiduMisal: adalah benar bahwa ada kehiduppan an setelah kematian.setelah kematian.

Page 17: KEBENARAN

T.K. Non DeskriptifT.K. Non Deskriptif/Performatif/Performatif

Teori ini menekankan penggunaan kata Teori ini menekankan penggunaan kata ‘benar’ untuk menyatakan setuju atau ‘benar’ untuk menyatakan setuju atau menerima suatu proposisi dan ‘salah’ menerima suatu proposisi dan ‘salah’ sebagai menolak suatu proposisi.sebagai menolak suatu proposisi.

Suatu pernyataan dianggap benar kalau Suatu pernyataan dianggap benar kalau pernyataan itu menciptakan realitaspernyataan itu menciptakan realitas

Misal : “Dengan ini, saya menjadikan Misal : “Dengan ini, saya menjadikan saudarasaudara sebagai sebagai DekanDekan”.”.

Page 18: KEBENARAN

T.K. SemantikT.K. Semantik

Proposisi dianggap benar dalam Proposisi dianggap benar dalam hubungannya dengan segi ‘arti’ atau hubungannya dengan segi ‘arti’ atau ‘makna’ yang dikandungnya. Proposisi ‘makna’ yang dikandungnya. Proposisi mempunyai arti apabila proposisi itu mempunyai arti apabila proposisi itu menunjukkan makna yang sesungguhnya, menunjukkan makna yang sesungguhnya, yaitu kenyataan yang definitif.yaitu kenyataan yang definitif. Oleh karena Oleh karena itu, teori ini mempunyai tugas untuk itu, teori ini mempunyai tugas untuk menguak keabsahan atau validitas dari menguak keabsahan atau validitas dari proposisi dalam referensinya atau proposisi dalam referensinya atau kenyataannya. Misal: P.A. Berkata: semua kenyataannya. Misal: P.A. Berkata: semua orang Jawa pembohong..........???orang Jawa pembohong..........???

Page 19: KEBENARAN

T.K. T.K. KonsensusKonsensus

Teori ini menyatakan bahwa Teori ini menyatakan bahwa kebenaran suatu pernyataan terletak kebenaran suatu pernyataan terletak pada persetujuan (intersubjektif) dari pada persetujuan (intersubjektif) dari forum yang dianggap rasional. Oleh forum yang dianggap rasional. Oleh karena itu, kebenaran yang karena itu, kebenaran yang berdasarkan konsensus tidak dapat berdasarkan konsensus tidak dapat berlaku mutlak, sebab hasil berlaku mutlak, sebab hasil persetujuan harus terbuka untuk persetujuan harus terbuka untuk diperbincangkan lagidiperbincangkan lagi