Kekuatan sabar dan tawakal

download Kekuatan sabar dan tawakal

If you can't read please download the document

Transcript of Kekuatan sabar dan tawakal

1. Catatan Harian Pasca-Subuh: Kekuatan Sabardan Tawakal Membaca kisah Nabi Zakaria a.s. dalam QS Maryam/19: 1-15 sungguh menakjubkan. Ketika beliau memohon kepada Allah dengan serangkaian doa yang mengisyaratkan keinginan yang sangat kuat untuk memunyai seorang anak, beliau panjatkan doa-doanya dengan optimisme yang luar biasa. Jika KITA adalah pasangan suami-isteri yang telah lama menikah, namun belum memunyai anak, maka kisah Nabi Zakaria a.s. yang ada dalam QS Maryam itu, rasanya tepat menjadi bahan renungan. Dikisahkan dalam surat tersebut, bahwa Nabi Zakaria a.s. dan isteri usianya sudah sangat tua atau dalam pengertian medis: sudah tidak produktif, sedangkan beliau belum memiliki seorang anak pun. Kepada Allah SWT Nabi Zakaria a.s. kemudian memanjatkan doanya dengan satu harapan: Allah Mengabulkannya. Meski pun Nabi Zakaria a.s. mengetahui bahwa kondisi isterinya itu sangat sulit untuk memunyai anak karena sudah divonis mandul, Namun demikian Nabi Zakaria a.s. tak pernah lelah berharap, memohon, berdoa kepada Allah SWT dengan sikap sabar dan tawakal, agar diberi seorang anak sebagai pewaris dan penerus risalah kenabian beliau. Doa Nabi Zakaria a.s. itu secara eksplisit -- tercantum dalam QS Maryam/19: 4-6, ) ( () ) ) 1 2. (Ia berkata "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, Ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku [Yang dimaksud oleh Nabi Zakaria a.s. dengan mawali ialah: orang-orang yang akan mengendalikan dan melanjutkan urusannya sepeninggalnya. Yang dikhawatirkan oleh Nabi Zakaria a.s. ialah: kalau mereka tidak dapat melaksanakan urusan itu dengan baik, karena tidak seorang pun di antara mereka yang dapat dipercayainva, oleh sebab itu Dia meminta dianugerahi seorang anak] sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub; dan jadikanlah ia, Ya Tuhanku, seorang yang diridhai) Serta dalam QS li Imrn/3: 38, (Di sanalah Zakariya berdoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa) Doa Nabi Zakaria a.s. yang dipanjatkan kepada Allah untuk memohon keturunan itu pun akhirnya dikabulkan oleh Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa. Singkat cerita akhirnya sang isteri pun hamil dan Nabi Zakaria a.s. pun memunyai seorang anak laki-laki yang diberi nama Yahya. Kelak Yahya putera Nabi Zakaria a.s. ini pun menjadi seorang nabi, dan menjadi penerus dakwah ayahandanya. Subhnallh. Allah Maha Mendengar setiap doa hamba-Nya. Doa Nabi Zakaria a.s. yang sangat berkeinginan untuk memunyai anak atau keturunan dikabulkan oleh Allah. Padahal jika melihat pada kondisi fisik Nabi Zakaria a.s.dan isterinya yang sudah tua, serta kondisi isterinya yang mandul, rasanya mustahil beliau akan memunyai seorang anak. Tetapi bagi Allah tidak ada sesuatu yang tidak mungkin dan tidak ada yang sulit. Semuanya mudah bagiNya. Sebagaimana firmanNya:2 3. ... ( dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah!, lalu jadilah ia.) [QS al-Baqarah/2: 117] Kunci Doa dan Ibadah Jika kita memiliki sebuah harapan dan ingin harapan kita itu terwujud, seperti berkeinginan untuk memunyai anak, misalnya, maka salah satu kuncinya adalah kita beribadah kepada Allah, serta berdoa dan meminta pun hanya kepada Allah. Seperti yang ditunjukkan dalam QS alFtihah, (Hanya kepada-Mu lah kami menyembah dan hanya kepada-Mu jua lah kami meminta pertolongan) [QS al-Ftihah/1: 5] Pada bagian lain -- di dalam al-Quran -- Allah SWT berfirman,...... (Berdoalah kalian kepada-Ku [Allah], niscaya akan Aku kabulkan) [QS al-Mumin 40/6] Sampai di sini jelas bukan, bahwa jika kita berdoa maka Allah akan mengabulkan doa setiap hambanya? Pertanyaannya, bagi bagi setiap muslim, bagaimana cara berdoa, agar dikabukan oleh Allah? Jawabnya sederhana. Allah Maha Mengetahui. Allah Maha Mendengar. Kita boleh berdoa dengan cara apa pun yang kita pahami. Karena Allah akan memahami dengan tepat setiap doa kita. Hanya saja Rasulullah s.a.w. mengingatkan:3 4. (Tidaklah seorang muslim yang berdoa dengan doa yang tidak untuk keburukan dan tidak untuk memutus tali kekeluargaan, kecuali Allah akan memberinya tiga kemungkinan; doanya akan segera dibalas, akan ditunda sampai di akhirat, atau ia akan dijauhkan dari keburukan yang semisal," para sahabat bertanya, "Jika demikian kita minta yang lebih banyak," beliau pun bersabda: "Allah memiliki yang lebih banyak) [HR Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad ibn Hanbal, III/18, hadis no. 11149] Jadi, siapa pun di antara orang Islam yang berdoa kepada Allah dengan doa yang tak bertujuan untuk berbuat dosa, memutuskan silaturrahim, pasti akan dijawab oleh Allah dengan salah satu dari tiga opsi: (1) diberinya segera 'instan' apa yang dimohonkan kepadaNya; (2) ditangguhkannya untuk diberikan di waktu yang tertunda, bahkan bisa baru terjadi di akhirat kelak; atau (3) diselamatkannya dari keburukan yang sepadan, digantikan oleh Allah pilihan yang lain yang lebih tepat menurut pertimbangan Allah sendiri . Berkaitan dengan firman Allah yang menyatakan bahwa Allah akan mengabulkan doa hambanya, bagi saya pribadi sungguh tak ada keraguan sedikit pun mengenai kebenarannya. Kebenaran firman Allah itu pasti adanya. Jika Allah telah menyatakan: niscaya akan Aku kabulkan, maka doa kita pasti akan dikabulkan oleh-Nya. Doa apa pun juga, termasuk doa kita sebagaimana doa nabi Zakaria a.s. ketika berkeinginan untuk memunyai anak atau keturunan. Sertailah Doa dengan Usaha Yang Sungguh-sungguh4 5. Mungkin banyak di antara kita yang merasa sudah berdoa siang dan malam, atau pun berusaha maksimal. Namun sejauh ini semua usaha dan -- termasuk di dalamnya -- doanya untuk memohon agar memunyai anak atau keturunan itu belum juga dikabulkan oleh-Nya. Ingatlah, bahwa sesungguhnya tidak ada yang tahu kapan dan bagaimana doa seorang hamba akan dikabulkan, kecuali hanya Allah SWT sendiri. Yang jelas ada yang dikabulkan segera, ada pula yang dikabulkan kemudian. Ada yang cepat, dan ada yang lambat. dan ada punya yang diganti dengan nikmat dalam bentuk yang lebih bernilai daripada apa yang dimohonkan. Yang sepatutnya kita lakukan adalah selalu berprasangka baik pada Allah dalam setiap keadaan. Kisah Nabi Zakaria a.s. dengan doanya di atas kiranya menyiratkan kepada kita bahwa jika kita memiliki suatu keinginan, apa pun itu, seperti berkeinginan untuk memunyai anak atau keturunan, misalnya, maka kita dianjurkan untuk meminta dan berdoa kepada Allah, Tuhan Yang Maha Memberi. Setiap selesai beribadah, berdoalah kepada-Nya. Ungkapkan semua keinginan kita itu dengan lemah lembut dan penuh harap. Selain berdoa, kita juga wajib berusaha dengan sungguh-sungguh agar keinginan untuk memunyai anak atau keturunan tersebut tercapai. Hadapi semua ujian dan cobaan dengan penuh kesabaran, sebab ujian dan cobaan akan selalu ada dalam usaha menggapai apa pun. Ujian dan cobaan itu pada hakikatnya adalah bungkus bagi terkabulnya sebuah doa. Ujian dan cobaan itu akan mendewasakan kita dan akan membuat kita lebih menyayangi dan mencintai apa yang kelak Allah berikan kepada diri kita. Marilah kita berdoa kepada Allah, dan jangan sekali pun berputus asa dari rahmat Allah, kapan pun dan di mana pun untuk urusan apa pun. Kita seharusnya semakin 'yakin', bahwa Allah telah berjanj i tanpa pilih kasih -- akan mengabulkan siapa pun yang berdoa kepada-Nya. (Sesungguhnya Allah tidak mungkin menyalahi janji-Nya) [QS li Imrn, 3: 9] Wallhu Alam bish-Shawb.5 6. Mungkin banyak di antara kita yang merasa sudah berdoa siang dan malam, atau pun berusaha maksimal. Namun sejauh ini semua usaha dan -- termasuk di dalamnya -- doanya untuk memohon agar memunyai anak atau keturunan itu belum juga dikabulkan oleh-Nya. Ingatlah, bahwa sesungguhnya tidak ada yang tahu kapan dan bagaimana doa seorang hamba akan dikabulkan, kecuali hanya Allah SWT sendiri. Yang jelas ada yang dikabulkan segera, ada pula yang dikabulkan kemudian. Ada yang cepat, dan ada yang lambat. dan ada punya yang diganti dengan nikmat dalam bentuk yang lebih bernilai daripada apa yang dimohonkan. Yang sepatutnya kita lakukan adalah selalu berprasangka baik pada Allah dalam setiap keadaan. Kisah Nabi Zakaria a.s. dengan doanya di atas kiranya menyiratkan kepada kita bahwa jika kita memiliki suatu keinginan, apa pun itu, seperti berkeinginan untuk memunyai anak atau keturunan, misalnya, maka kita dianjurkan untuk meminta dan berdoa kepada Allah, Tuhan Yang Maha Memberi. Setiap selesai beribadah, berdoalah kepada-Nya. Ungkapkan semua keinginan kita itu dengan lemah lembut dan penuh harap. Selain berdoa, kita juga wajib berusaha dengan sungguh-sungguh agar keinginan untuk memunyai anak atau keturunan tersebut tercapai. Hadapi semua ujian dan cobaan dengan penuh kesabaran, sebab ujian dan cobaan akan selalu ada dalam usaha menggapai apa pun. Ujian dan cobaan itu pada hakikatnya adalah bungkus bagi terkabulnya sebuah doa. Ujian dan cobaan itu akan mendewasakan kita dan akan membuat kita lebih menyayangi dan mencintai apa yang kelak Allah berikan kepada diri kita. Marilah kita berdoa kepada Allah, dan jangan sekali pun berputus asa dari rahmat Allah, kapan pun dan di mana pun untuk urusan apa pun. Kita seharusnya semakin 'yakin', bahwa Allah telah berjanj i tanpa pilih kasih -- akan mengabulkan siapa pun yang berdoa kepada-Nya. (Sesungguhnya Allah tidak mungkin menyalahi janji-Nya) [QS li Imrn, 3: 9] Wallhu Alam bish-Shawb.5